PEREKONOMIAN INDONESIA Hakekat dan Siste

PEREKONOMIAN INDONESIA
Hakekat dan Sistem Ekonomi Syari’ah

Disusun Oleh :
1. NOVERI ANJARWATI

(14080694004)

2. ELIZA NUNGKY BUDIARTI

(14080694042)

3. FERRY ABDILLAH HABIBIE (14080694074)
4. R. ADISON FARREL

(14080694066)

KELOMPOK 3 / S1AK14B

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2016

1. KONSEP DASAR EKONOMI SYARI’AH
Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi Islam menurut Dawam Rahardjo dapat dibagi kedalam tiga arti. Pertama, yang
dimaksud ekonomi islam adalah ilmu ekonomi yang berdasarkan nilai atau ajaran islam.
Kedua, yang dimaksud ekonomi islam ialah sebagai suatu sistem. Sistem menyangkut
pengaturan yaitu pengaturan kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat atau negara
berdasarkan suatu cara atau metode tertentu. Ketiga, ekonomi islam dalam pengertian
perekonomian umat islam. Ketiga wilayah tersebut, yaitu teori, kegiatan dan sistem ekonomi
umat islam merupakan tiga pilar yang harus membentuk sebuah sinergi (Dawam Rahardjo).
Perkembangan dan Urgensi Ekonomi Islam
Ekonomi Islam saat ini telah berkembang dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dari
berkembangnya lembaga-lembaga perekonomian baik bisnis maupun keuangan yang
melaksanakan usahanya dengan berdasarkan syariat Islam. Beberapa lembaga tersebut antara
lain bank syariah, asuransi syariah, hotel syariah, dll.
Ekonomi Islam pun telah terbukti mampu memajukan perekonomian, sebagaimana
telah dibuktikan pada kekhalifahan Islam, dimana pada saat itu negara-negara barat sedang
mengalami zaman kegelapan (dark ages). Zaman keemasan tersebut mengalami kemunduran

seiring terjadinya distorsi dari syariah Islam yang nilai-nilainya sangat universal. Karena itu
penggalian nilai-nilai dan metode serta cara mengelola perekonomian secara syariah menjadi
penting adanya. Apalagi permintaan terhadap metode ini merupakan kebutuhan umat dan
masyarakat.
Kehandalan perekonomian Islam juga telah terbukti di Indonesia, setidaknya pada
saat terjadinya krisis moteter yang membawa pada krisis perekonomian dan multidimensional
1998, bank-bank syariah mampu survive dan terhindar dari krisis perbankan dan
rekapitalisasi perbankan. Hal ini dikarenakan sistem syariah yang tidak memungkinkan
adanya negative spread.
Islam dan Ekonomi
Islam merupakan agama yang syamil (menyeluruh). Dan mengatur semua aspek
kehidupan manusia. Namun dalam masalah-masalah yang selalu mengalami perubahanperubahan, Islam hanya mengaturnya secara garis besar atau global. Masalah-masalah
ekonomi (bisnis) dan politik merupakan bidang yang mengalami banyak perubahan. Dalam
hal ini ada tiga hal yang dapat dijadikan dasar rujukan:
1. Hadist yang berbunyi:
“ Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian”( HR Muslim, dari Siti Aisyah dan
Anas). Ini berarti untuk urusan teknis yang tidak diatur dalam al-Quran dan Hadits,
manusia dipersilahkan untuk melaksanakan dengan caranya sendiri, sesuai dengan
kaidah “pada dasarnya semua diperbolehkan, kecuali yang dilarang”.
2. Keumuman dan kekekalan risalah Islamiyah

Dalam konsep ekonomi Islam, dua macam ajaran dan hukum:
pertama, hal-hal yang bersifat tetap dan mengikat dari waktu ke waktu selamanya,
seperti golongan yang berhak menerima zakat, ahli waris, dan haramnya riba.

Kedua, hal-hal yang menerima perubahan dan tunduk pada perkembangan zaman.
Disinilah terbukanya pintu ijtihad dan perbedaan pendapat para mujtahid.
3. Perbedaan pendapat para ulama dan pemimpin.
Perbedaan ini harus disikapi sebagai rahmat, karena kita dapat memilih diantara
pendapat tersebut yang paling sesuai dengan kondisi dan kemaslahatan umat.
Rancang Bangun Ekonomi Islam
Ekonomi Islam dapat diibaratkan dengan sebuah rumah yang terdiri atas atap, tiang,
dan fondasi. Begitu juga dengan ekonomi Islam.

AKHLAQ

MULTI TYPE
OWNERSHIP

TAUHID


FREEDOM TO
ACT

AL-ADL

NUBUWWAH

SOCIAL JUSTICE

KHILAFAH

MA’AD

Bangunan dalam ekonomi Islam berfondasikan 5 hal, yaitu :
1. Tauhid :
- Allah merupakan pemilik sejati seluruh yang ada dalam alam semesta
- Allah tidak mencipakan sesuatu dengan sia-sia, dan manusia diciptakan untuk
mengabdi atau beribadah kepada Allah
2. Al-adl (adil) :
- Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi

- Pelaku ekonomi tidak boleh hanya mengejar keuntungan pribadi
3. Nubuwwah (kenabian);
- Sifat-sifat yang dimiliki Nabi SAW (Shiddiq, Tabligh, Amanah, Fathonah)
hendaknya menjadi teladan dalam berperilaku, termasuk dalam ekonomi
o Shiddiq : efektif dan efisien

o Tabligh : komunikatif, terbuka, dan pemasaran.
o Amanah : bertanggung jawab, dapat dipercaya, dan kredibel.
o Fathonah : cerdik, bijak, dan cerdas.
4. Khilafah :
- Manusia sebagai khalifah di bumi, akan dimintai pertangungjawaban.
- Khalifah dalam arti pemimpin, fungsinya untuk menjaga interaksi antar kelompok
(muamalah) agar tercipta ketertiban.
- Khalifah harus berakhlaq seperti sifat-sifat Allah, dan tunduk pada kebesaran
Allah SWT.
5. Ma’ad (keuntungan):
- Keuntungan merupakan motivasi logis-duniawi manusia dalam beraktivitas
ekonomi.
- Keuntungan mancangkup keuntungan dunia dan akhirat.
Bertiangkan 3 hal:

1. Kepemilikan Multi jenis
- Pada hakekatnya semua adalah milik Allah SWT.
- Berbeda dengan kapitalis maupun sosialis klasik, dalam Islam mengakui adanya
kepemilikan pribadi, kepemilikan bersama (syirkah), dan kepemilikan Negara.
2. Kebebasan bertindak ekonomi
- Pada dasarnya semua diperbolehkan kecuali yang dilarang.
- Sesuai dengan hadits “Kamu lebih mengetahui urusan duniamu”.
3. Keadilan Sosial
- Dalam rizki yang halal pun ada hak orang lain (zakat).
- Keadilan sosial harus diperjuangkan dalam Islam, dan pemerintah berkewajiban
untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya, dan keseimbangan sosial antara si
kaya dan si miskin.
Beratapkan Akhlaq, yang berarti semuanya (perilaku) harus dilakukan dengan beretika Islam
Perbedaan Sudut Pandang/ Pemikiran/ Madzhab Ekonomi Islam
1. Madzhab Iqtisaduna
Aliran ini didasari oleh pandangan bahwa ilmu ekonomi yang sekarang ada
(konvensional) tidak pernah bisa sejalan dengan Islam. Teori-teori dalam ekonomi
Islam seharusnya didapat dari Al-Quran dan Sunnah (konsep dekonstruksi), dan
bukan ekonomi konvensional yang diadaptasikan dengan ajaran Islam.
Aliran ini menolak masalah ekonomi tentang kelangkaan (scarcity) sumber

daya. Masalah ekonomi terjadi karena keserakahan manusia, distribusi yang tidak
merata dan ketidakadilan. Islam hendaknya punya konsep sendiri dalam ekonomi,
dengan nama Iqtishad.
2. Madzhab Alternatif – Kritis
Analisis kritis bukan saja perlu dilakukan terhadap sosialis dan kapitalis, tetapi
juga terhadap ekonomi Islam itu sendiri. Islam pasti benar, tapi ekonomi Islam belum

tentu benar, karena ekonomi Islam merupakan hasil pemikiran manusia atas
interpretasinya terhadap Al-Quran dan As-Sunnah.
Aliran ini mengkritisi madzhab sebelumnya. Aliran Iqtisaduna berusaha
menemukan teori yang sudah ditemukan oleh orang lain, atau menghancurkan teori
lama dan mengantikannya dengan yang baru.
Prinsip-prinsip Ekonomi
Ilmu ekonomi lahir sebagai sebuah disiplin ilmiah setelah berpisahnya aktifitas
produksi dan konsumsi. Ekonomi merupakan aktifitas yang boleh dikatakan sama halnya
dengan keberadaan manusia di muka bumi ini, sehingga kemudian timbul motif ekonomi,
yaitu keinginan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Prinsip ekonomi adalah
langkah yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya dengan pengorbanan
tertentu untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dasar-dasar ekonomi Islam adalah:
1.

Bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera baik di
dunia dan di akhirat, tercapainya pemuasan optimal berbagai kebutuhan baik jasmani
maupun rohani secara seimbang, baik perorangan maupun masyarakat. Dan untuk itu
alat pemuas dicapai secara optimal dengan pengorbanan tanpa pemborosan dan
kelestarian alam tetap terjaga.
2.
Hak milik relatif perorangan diakui sebagai usaha dan kerja
secara halal dan dipergunakan untuk hal-hal yang halal pula.
3.
Dilarang menimbun harta benda dan menjadikannya terlantar.
4.
Dalam harta benda itu terdapat hak untuk orang lain yang
membutuhkan, oleh karena itu harus dinafkahkan sehingga dicapai pembagian rizki
(distribusi harta).
5.
Pada batas tertentu, hak milik relatif tersebut dikenakan zakat.
6.
Perniagaan diperkenankan, akan tetapi riba dilarang.
7.
Tiada perbedaan suku dan keturunan dalam bekerja sama dan

yang menjadi ukuran perbedaan adalah prestasi kerja.
Kemudian landasan nilai yang menjadi tumpuan tegaknya sistem ekonomi Islam adalah
sebagai berikut:
Nilai dasar sistem ekonomi Islam:
1.
Hakikat pemilikan adalah kemanfaatan, bukan penguasaan.
2.
Keseimbangan ragam aspek dalam diri manusia.
3.
Keadilan antar sesama manusia.
Nilai instrumental sistem ekonomi Islam:
1.
2.
3.
4.
5.

Kewajiban zakat.
Larangan riba.
Kerjasama ekonomi.

Jaminan sosial.
Peranan negara.

Nilai filosofis sistem ekonomi Islam:
1. Sistem ekonomi Islam bersifat terikat yaitu nilai.
2. Sistem ekonomi Islam bersifat dinamik, dalam arti penelitian dan pengembangannya
berlangsung terus-menerus.
Nilai normatif sistem ekonomi Islam:
1. Landasan aqidah.
2. Landasan akhlaq.
3. Landasan syari'ah.
4. Al-Qur'anul Karim.
5. Ijtihad (Ra'yu), meliputi qiyas, masalah mursalah, istihsan, istishab, dan urf.
Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efisiensi dan produktifitas, serta asas
manfaat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam. Motif ekonomi Islam adalah
mencari keberuntungan di dunia dan di akhirat selaku khalifatullah dengan jalan beribadah
dalam arti yang luas.
Berbicara tentang sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalis tidak bisa
dilepaskan dari perbedaan pendapat mengenai halal-haramnya bunga yang oleh sebagian
ulama dianggap sebagai riba yang diharamkan oleh al-Qur'an. Manfaat uang dalam berbagai

fungsi baik sebagai alat penukar, alat penyimpan kekayaan dan pendukung peralihan dari
sistem barter ke sistem perekonomian uang, oleh para penulis Islam telah diakui, tetapi riba
mereka sepakati sebagai konsep yang harus dihindari dalam perekonomian. Sistem bunga
dalam perbankan (rente stelsel) mulai diyakini oleh sebagian ahli sebagai faktor yang
mengakibatkan semakin buruknya situasi perekonomian dan sistem bunga sebagai faktor
penggerak investasi dan tabungan dalam perekonomian Indonesia, sudah teruji bukan satusatunya cara terbaik mengatasi lemahnya ekonomirakyat. Larangan riba dalam Islam
bertujuan membina suatu bangunan ekonomi yang menetapkan bahwa modal itu tidak dapat
bekerja dengan sendirinya, dan tidak ada keuntungan bagi modal tanpa kerja dan tanpa
penempatan diri pada resiko samasekali. Karena itu Islam secara tegas menyatakan perang
terhadap riba dan ummat Islam wajib meninggalkannya (Qs.al-Baqarah:278), akan tetapi
Islam menghalalkan mencari keuntungan lewat perniagaan (Qs.83:1-6)
Metodologi ekonomi Islam
Ekonomi Islam bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan
masyarakat ini dicapai dengan melaksanakan syariah islam, sehingga tujuan kesejahteraan
didefinisikan sebagai maqasid (tujuan-tujuan) syariah : yaitu perlindungan terhadap Agama,
jiwa, akal, keturunan (Kehormatan diri) dan harta.
Dengan perlindungan terhadap agama, maka menjadi tujuan pertama, karena dengan
agama perilaku akan lebih terjaga melalui norma-norma yang ada. Semua langkah dalam
perekonomian mengacu pada perlindungan lima hal tersebut. Namun, harta menjadi hal
terakhir yang dilindungi oleh syari’ah Islam.

2. KARAKTERISTIK EKONOMI SYARI’AH
Ada beberapa karakteristik ekonomi syari’ah yaitu:
1. Harta kepunyaan Allah dan manusia khaifah harta.
Semua harta baik benda maupun alat produksi adalah milik Allah dan manusia adalah
khalifah atas harta miliknya sehingga manusia menafkahkan hartanya harus menurut
hukum-hukum yang telah disyariatkan Allah.
2. Terikat dengan akidah , syariat (hukum) dan moral.
Hubungan ekonomi syari’ah dengan akidah islam tampak jelas dalam banyak hal, seperti
pandangan Islam terhadap alam semesta yang disediakan untuk kepentingan manusia.
Hubungan ekonomi syariah dengan moral adalah sebagai berikut:
a. Tidak boleh menggunakan hartanya untuk menimbulkan kerugian atas harta orang
lain atau kepentingan masyarakat.
b. Tidak boleh melakukan penipuan dalam transaksi.
c. Tidak boleh menimbun emas dan perak atau sarana-sarana moneter lainnya, sehingga
mencegah peredaran uang, karena uang sangat diperlukan untuk mewujudkan
kemakmuran perekonomian dalam masyarakat. Menimbun uang berarti menghambat
fungsinya dalam memperluas lapangan produksi dan penyiapan lapangan kerja para
buruh.
d. Tidak boleh berbuat boros, karena akan menghancurkan individu dalam masyarakat.
3. Tidak boleh melakukan riba. Islam telah melarang segala bentuk riba karenanya itu harus

dihapuskan dalam ekonomi Islam. Pelarangan riba secara tegas ini dapat dijumpai dalam
al-Quran dan hadist. Arti riba secara bahasa adalah ziyadah yang berarti tambahan,
pertumbuhan, kenaikan, membengkak, dan bertambah diantara faktor yang
menyelewengkan uang dari bidangnya yang normal adalah bunga ( Riba ).
4. Pelarangan Gharar. Ajaran islam melarang aktivitas ekonomi yamg mengandung gharar.

Gharar adalah sesuatu dengan karakter tidak diketahui sehingga menjual hal ini adalah
seperti perjudian.
5. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan. Sesungguhnya Islam tidak memisahkan
antara kehidupan dunia dan akhirat , setiap aktivitas manusia di dunia akan berdampak
pada kehidupannya kelak di akhirat, Oleh karena itu , aktivitas keduniaan kita tidak boleh
mengorbankan kehidupan akhirat. Islam menghendaki adanya keseimbangan antara dunia
dan akhirat apa yang kita lakukan didunia ini hakikatnya adalah untuk mencapai tujuan
akhirat.
6. Keadilan dan keseimbangan dalam melindungi kepentingan individu dan masyarakat. Arti
keseimbangan dalam sistem sosial Islam adalah tidak mengakui hak mutlak dan
kebebasan mutlak, tetapi mempunyai batasan-batasan tertentu, termasuk dalam bidang
hak milik. Hanya keadilan yang dapat melindungi keseimbangan antara batasan-batasan
yang ditetapkan dalam sistem islam untuk kepemilikan individu dan umum. Kegiatan

ekonomi yang dilakukan oleh seseorang untuk mensejahterakan dirinya, tidak boleh
dilakukan dengan mengabaikan dan mengorbankan kepentingan orang lain dan
masyarakat secara umum.
7. Bimbingan Konsumsi
Dalam konsumsi Islam mempunyai pedoman untuk tidak melampaui batas yang
dibutuhkan oleh tubuh dan tidak melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
8. Pelarangan yang haram.
Dalam ekonomi Islam segala sesuatu yang dilakukan harus halalan toyyiban, yaitu benar
secara hukum Islam dan baik dari perspektif nilai dan sesuatu yang jika dilakukan akan
menimbulkan dosa. Haram dalam hal ini bisa dikaitkan dengan zat atau prosesnya dalam
hal zat, Islam melarang mengonsumsi, memproduksi, mendistribusikan, dan seluruh mata
rantainya terhadap beberapa komoditas dan aktivitasnya.
9. Lebih mengutamakan zakat.
Zakat adalah salah satu karakteristik islam mengenai harta yang tidak terdapat dalam
perekonomian lain . Sistem perekonomian di luar islam tidak mengenal tuntutan Allah
kepada pemilik harta, agar menyisihkan sebagian harta tertentu sebagai pembersih jiwa
dari sifat kikir, dengki, dan dendam.
10. Petunjuk Investasi.
Kriteria atau standar dalam menilai proyek investasi, memandang ada lima kriteria yang
sesuai dengan Islam untuk dijadikan pedoman dalam menilai proyek investasi.
a. Proyek yang baik menurut islam.
b. Memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat.
c. Memberantas kekafiran , Memberbaiki pendapatan, dan Kekayaan.
d. Memelihara dan menumbuhkembangkan harta.
e. Melindungi kepentingan anggota masyarakat.
3. SISTEM EKONOMI SYARI’AH
Menurut Dumairy (1996), sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta
menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu
tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsusr manusia dengan subjek,
barang-barang ekonomi sebagai objek, serta alat kelembagaan yang mengatur dan
menjalinnya dalam kegiatan ekonomi.
Ada dua sistem ekonomi yang ada di muka bumi ini yaitu kapitalis dan sosialis.
Sistem ekonomi tersebut merupakan sistem ekonomi yang berkembang berdasarkan
pemikiran barat. Selain itu, tidak ada diantara sistem ekonomi yang ada secara penuh berhasil
diterapkan dalam perekonomian di banyak negara. Sistem ekonomi sosialis atau komando
hancur dengan bubarnya Uni Soviet. Dengan hancurnya komunisme dan sistem ekonomi
sosialis pada awal tahun 90-an membuat sistem kapitalisme disanjung sebagai satu-satunya
sistem ekonomi yang sahih. Tetapi ternyata, sistem ekonomi kapitalis membawa akibat

negatif dan lebih buruk, karena banyak negara miskin bertambah miskin dan negara kaya
yang jumlahnya relatif sedikit semakin kaya.
Dengan kata lain, kapitalis gagal meningkatkan harkat hidup orang banyak terutama
di negara-negara berkembang. Bahkan menurut Joseph E. Stiglitz (2006) kegagalan ekonomi
Amerika dekade 90-an karena keserakahan kapitalisme ini. Ketidakberhasilan secara penuh
dari sistem-sistem ekonomi yang ada disebabkan karena masing-masing sistem ekonomi
mempunyai kelemahan atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan dengan kelebihan
masing-masing. Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing sistem ekonomi tersebut
lebih menonjol ketimbang kelebihannya.
Karena kelemahannya atau kekurangannya lebih menonjol daripada kebaikan itulah
yang menyebabkan muncul pemikiran baru tentang sistem ekonomi terutama dikalangan
negara-negara muslim atau negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam
yaitu sistem ekonomi syariah. Negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim mencoba
untuk mewujudkan suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadist, yaitu
sistem ekonomi Syariah yang telah berhasil membawa umat muslim pada zaman Rasulullah
meningkatkan perekonomian di Jazirah Arab. Dari pemikiran yang didasarkan pada Al-quran
dan Hadist tersebut, saat ini sedang dikembangkan Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi
Syariah di banyak negara Islam termasuk di Indonesia.
Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah merupakan perwujudan dari
paradigma Islam. Pengembangan ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah bukan untuk
menyaingi sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis, tetapi lebih ditujukan
untuk mencari suatu sistem ekonomi yang mempunyai kelebihan-kelebihan untuk menutupi
kekurangan-kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada. Islam diturunkan ke muka bumi
ini dimaksudkan untuk mengatur hidup manusia untuk mewujudkan ketentraman hidup dan
kebahagiaan umat di dunia dan di akhirat sebagai nilai ekonomi tertinggi. Umat saat ini tidak
hanya umat Muslim saja tetapi, seluruh umat yang ada di muka bumi. Ketentraman hidup
tidak hanya sekedar dapat memenuhi kebutuhan hidup secara melimpah ruah di dunia, tetapi
juga dapat memenuhi ketentraman jiwa sebagai bekal di akhirat nanti. Jadi harus ada
keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup di dunia dengan kebutuhan untuk akhirat.
Menurut Islam, kegiatan ekonomi harus sesuai dengan hukum syara’. Artinya, ada
yang boleh dilakukan dan ada yang tidak boleh dilakukan atau dengan kata lain harus ada
etika. Kegiatan ekonomi dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bertujuan untuk kehidupan di
dunia maupun di akhirat adalah merupakan ibadah kepada Allah SWT. Semua kegiatan dan
apapun yang dilakukan di muka bumi, kesemuannya merupakan perwujudan ibadah kepada
Allah SWT. Dalam Islam, tidak dibenarkan manusia bersifat sekuler yaitu, memisahkan
kegiatan ibadah atau uhrowi’ dan kegiatan duniawi.
Dalam Islam, harta pada hakikatnya adalah milik Allah, dan harta yang dimiliki oleh
manusia sesungguhnya merupakan pemberian Allah, oleh karenanya harus dimanfaatkan
sesuai dengan perintah Allah. Menurut Islam, orientasi kehidupan manusia menyangkut
hakikat manusia, makna hidup, hak milik, tujuan penggunaan sumberdaya, hubungan antara
manusia dan lingkungan, harus didasarkan pada Al-Quran dan Hadist.
Menyangkut sistem ekonomi menurut Islam ada tiga prinsip dasar (Chapra dalam
Imamudin Yuliadi. 2000) yaitu Tauhid, Khilafah, dan ‘Adalah. Prinsip Tauhid menjadi
landasan utama bagi setiap umat Muslim dalam menjalankan aktivitasnya termasuk aktivitas

ekonomi. Prinsip ini merefleksikan bahwa penguasa dan pemilik tunggal atas jagad raya ini
adalah Allah SWT. Prinsip Tauhid ini pula yang mendasari pemikiran kehidupan Islam yaitu
Khilafah (Khalifah) dan ‘Adalah (keadilan).
Khilafah mempresentasikan bahwa manusia adalah khalifah atau wakil Allah di muka
bumi ini dengan dianugerahi seperangkat potensi spiritual dan mental serta kelengkapan
sumberdaya materi yang dapat digunakan untuk hidup dalam rangka menyebarkan misi
hidupnya. Ini berarti bahwa, dengan potensi yang dimiliki, manusia diminta untuk
menggunakan sumberdaya yang ada dalam rangka mengaktualisasikan kepentingan dirinya
dan masyarakat sesuai dengan kemampuan mereka dalam rangka mengabdi kepada Sang
Pencipta, Allah SWT.
Prinsip ‘Adalah (keadilan) menurut Chapra merupakan konsep yang tidak terpisahkan
dengan Tawhid dan Khilafah, karena prinsip ‘Adalah adalah merupakan bagian yang integral
dengan tujuan syariah (maqasid al-Syariah). Konsekuensi dari prinsip Khilafah dan ‘Adalah
menuntut bahwa semua sumberdaya yang merupakan amanah dari Allah harus digunakan
untuk merefleksikan tujuan syariah antara lain yaitu,
pemenuhan kebutuhan
(needfullfillment), menghargai sumber pendapatan (recpectable source of earning), distribusi
pendapatan dan kesejah-teraan yang merata (equitable distribution of income and wealth),
serta stabilitas dan pertumbuhan (growth and stability).
Dalam hal kepemilikan sumberdaya atau faktor produksi, Sistem Ekonomi Syariah
memberikan kebebasan yang tinggi untuk berusaha dan memiliki sumberdaya yang ada yang
berorientasi sosial dengan memberikan selft interest yang lebih panjang dan luas. Namun
perlu diingat bahwa, segala sesuatu yang diperoleh merupakan pemberian Allah, karenanya
harus digunakan sesuai dengan petunjuk Allah dan dikeluarkan zakat dan sadaqah yang
ditujukan bagi Muslim yang belum berhasil sebagai implementasi dari rasa sosial yang
tinggi. Selain itu, negara dan juga pemerintah berperan untuk menjaga keseimbangan yang
dinamis untuk merealisasikan kesejahteraan masyarakat. Jadi, dalam Sistem Ekonomi
Syariah, ada landasan etika dan moral dalam melaksanakan semua kegiatan termasuk
kegiatan ekonomi, selain harus adanya keseimbangan antara peran pemerintah, swasta,
kepentingan dunia dan kepentingan akhirat dalam aktivitas ekonomi yang dilakukan.

a. Perbandingan Paradigma, Dasar dan Filosofi Sistem Ekonomi
Dari penjelasan yang telah diungkapkan di atas menyangkut sistem ekonomi yang
ada, maka ada tiga sistem ekonomi yang utama saat ini, yang diterapkan oleh negara-negara
di muka bumi ini. Tiga sistem ekonomi utama tersebut adalah sistem ekonomi kapitalis,
sistem ekonomi sosialis, dan sistem ekonomi syariah. Ke tiga sistem ekonomi tersebut
mempunyai paradigma, dasar dan fisolofi yang berbeda dan bertolak belakang satu dengan
yang lain. Perbedaan yang mendasar menyangkut paradigma, dasar dan filosofi ke tiga sistem
ekonomi tersebut terlihat pada Gambar 1.1.
Dari bagan pada Gambar 1.1 terlihat bahwa, untuk sistem ekonomi sosialis,
paradigma yang digunakan adalah Marxis yaitu paradigma yang tidak mengakui pemilikan
secara individual. Semua kegiatan, baik produksi maupun yang lainnya ditentukan oleh
negara dan didistribusikan secara merata menurut kepentingan negara. Dasar yang digunakan
dalam ekonomi sosialis yaitu bahwa, pemilikan faktor produksi pribadi tidak diakui.

Sedangkan filosofinya yaitu semua anggota masyarakat merupakan satu kesatuan yang
mempunyai kesamaan hak, kesamaan tanggungjawab dan kesamaan lainnya. Dalam sistem
ekonomi sosialis ini, semua orang harus sama tidak boleh ada perbedaan. Sistem ekonomi
sosialis/komunis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Semua sumber daya ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh negara.
2. Seluruh kegiatan ekonomi harus diusahakan bersama. Semua perusahaan milik negara
sehingga tidak ada perusahaan swasta.
3. Segala keputusan mengenai jumlah dan jenis barang ditentukan oleh pemerintah.
4. Harga-harga dan penyaluran barang dikendalikan oleh negara.
5. Semua warga masyarakat adalah karyawan bagi negara.
Adapun kelebihan serta kelemahan dari sistem ekonomi yaitu :
Kelebihan dari sistem ekonomi sosialis
a. Disediakannya kebutuhan pokok
Setiap Warga Negaara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan
dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lainlain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang
cacat fisik dan mental mendapatkan pengawasan Negara.
b. Didasarkan perencanaan negara
Semua pekerjaan didasarkan perencanaan negara yang sempurna, diantara
produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan
kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku pada sistem ekonomi kapitalis
kemungkinannya akan kecil atau bahkan tidak akan terjadi.
c. Produksi dikelola oleh negara
Semua bentuk produksi akan dimiliki dan dikelola oleh negara, sedangkan
keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan negara.

Kelemahan dari sistem ekonomi sosialis
a. Sulit melakukan transaksi
Tawar-menawar dan jual beli sangat terbatas dan sulit untuk dilakukan,
demikian pula masalah harga yang dimana telah ditentukan oleh pemerintah, oleh
karena itu, stabilitas perekonomian negara sosialis lebih disebabkan tingkat harga
yang ditentukan oleh pemerintah atau negara, bukan ditentukan oleh pasar.
b. Membatasi kebebasan
Sistem sosialis menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, hal ini
menunjukkan secara tidak langsung bahwa sistem ekonomi ini terikat pada sistem
ekonomi dictator.
c. Terabaikannya pendidikan moral
Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi,
sementara hal lain seperti pendidikan moral untuk individu akan terabaikan

Sistem ekonomi kapitalis merupakan sistem ekonomi yang mempunyai paradigma
bahwa, kegiatan ekonomi ditentukan oleh mekanisme pasar. Semua aktivitas ekonomi
ditentukan oleh mekanisme pasar. Dasar pemikiran yang digunakan adalah bahwa, semua
orang merupakan makhluk ekonomi yang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya yang
tidak terbatas dan akan terus berusaha memenuhinya sekuat kemampuannya. Individualisme
merupakan filosofi yang digunakan. Dalam hal ini, semua orang berhak untuk memenuhi
kebutuhannya sebanyak-banyaknya dan berhak atas kekayaan yang dimilikinya secara penuh.
Faktor-faktor produksi dapat dikuasai secara individu dan digunakan oleh yang bersangkutan
sesuai dengan keinginannya tanpa dibatasi sepanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Ciri-ciri sistem ekonomi kapitalisme berikut ini.
1. Setiap orang bebas memiliki alat-alat produksi.
2. Adanya kebebasan berusaha dan kebebasan bersaing.
3. Campur tangan pemerintah dibatasi.
4. Para produsen bebas menentukan apa dan berapa yang akan diproduksikan.
5. Harga-harga dibentuk di pasar bebas.
6. Produksi dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan laba serta semua kegiatan
ekonomi didorong oleh prinsip laba.
Dalam sistem ekonomi kapitalis terdapat kekuatan dan kelemahan, yaitu :
Kekuatan dari sistem ekonomi kapitalis
a. Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang
b. Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal
yang terbaik bagi dirinya.
c. Pengawasan sosial dan politik minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang
diperlukan lebih kecil.
Kelemahan dari sistem ekonomi kapitalis
a. Tidak ada persaingan sempurna, yang ada hanya persaingan monopolistik dan
persaingan tidak sempurna.
b. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya
faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan
lain-lain).
Selanjutnya, sistem ekonomi syariah mempunyai paradigma bahwa, segala sesuatu
yang ada dan kegiatan yang dilakukan harus didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist atau
syariah Islam. Dalam kegiatan ekonomi, dasar yang digunakan adalah bahwa, sebagai umat
Muslim setiap orang mempunyai kewajiban untuk melakukan semua aktivitas sesuai dengan
ajaran Islam. Filosofi yang diterapkan yaitu bahwa, semua manusia adalah makhluk Allah,
karenanya harus selalu mengabdi kepada-Nya. Semua aktivitas yang dilakukan termasuk
aktivitas ekonomi merupakan ibadah kepada Allah.

EKONOMI
SISTEM EKONOMI

SISTEM KAPITALIS

SISTEM SOSIALIS

SYARI’AH

PARADIGMA PASAR

PARADIGMA
MARXIS

PARADIGMA
SYARI’AH

DASAR

Economic Man

FILOSOFI
Individualis

DASAR

DASAR

non private ownership
of the means of
production

Muslim
(Ahsani Taqwim)

FILOSOFI
Sosialis

FILOSOFI
Tauhid

Gambar 1.1.
Paradigma, dasar dan filosofi sistem ekonomi

Dalam ekonomi syariah, etika agama kuat sekali melandasi hukum-hukumnya. Etika
sebagai ajaran baik-buruk, benar-salah, atau ajaran tentang moral khususnya dalam perilaku
dan tindakan-tindakan ekonomi, bersumber terutama dari ajaran agama. Itulah sebabnya
banyak ajaran dan paham dalam ekonomi Barat merujuk pada kitab Injil (Bible), dan etika
ekonomi Yahudi banyak merujuk pada Taurat. Demikian pula etika ekonomi Islam termuat
dalam lebih dari seperlima ayat-ayat yang dimuat dalam Al-Qur’an. Namun jika etika agama
Kristen-Protestan telah melahirkan semangat (spirit) kapitalisme, maka etika agama Islam
tidak mengarah pada Kapitalisme maupun Sosialisme. Jika Kapitalisme menonjolkan sifat
individualisme dari manusia, dan Sosialisme pada kolektivisme, maka Islam menekankan
empat sifat sekaligus yaitu :
1. Kesatuan (unity)
2. Keseimbangan (equilibrium)
3. Kebebasan (free will)
4 .Tanggungjawab (responsibility)
Manusia sebagai wakil atau khalifah Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat
individualistik, karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan
manusia adalah kepercayaannya di bumi.
Sistem ekonomi syariah berbeda dari Kapitalisme, Sosialisme, maupun Negara
Kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari Kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi

oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan.
”Celakalah bagi setiap … yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung” (Al-Qur’an AlHumazah, 2). Orang miskin dalam Islam tidak dihujat sebagai kelompok yang malas dan
yang tidak suka menabung atau berinvestasi. Ajaran Islam yang paling nyata menjunjung
tinggi upaya pemerataan untuk mewujudkan keadilan sosial, ”jangan sampai kekayaan hanya
beredar dikalangan orang-orang kaya saja diantara kamu” (Al-Qur’an, Al-Hasyr, 7).
Disejajarkan dengan Sosialisme, Islam berbeda dalam hal kekuasaan negara, yang
dalam Sosialisme sangat kuat dan menentukan. Kebebasan perorangan yang dinilai tinggi
dalam Islam jelas bertentangan dengan ajaran Sosialisme.
Akhirnya ajaran Ekonomi Kesejahteraan (Welfare State) yang berada di tengah-tengah
antara Kapitalisme dan Sosialisme memang lebih dekat ke ajaran Islam. Bedanya hanyalah
bahwa dalam Islam etika benar-benar dijadikan pedoman perilaku ekonomi sedangkan dalam
Welfare State tidak demikian, karena etika Welfare State adalah sekuler yang tidak
mengarahkan pada ”integrasi vertikal” antara aspirasi materi dan spiritual (Naqvi,1951,h80)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam Islam pemenuhan kebutuhan
materil dan spiritual benar-benar dijaga keseimbangannya, dan pengaturan oleh negara,
meskipun ada, tidak akan bersifat otoriter. Karena etika dijadikan pedoman dalam kegiatan
ekonomi, maka dalam berbisnis juga menggunakan etika Islam. Etika bisnis menurut ajaran
Islam juga dapat digali langsung dari Al Qur’an dan Hadist Nabi. Misalnya karena adanya
larangan riba, maka pemilik modal selalu terlibat langsung dan bertanggung jawab terhadap
jalannya perusahaan miliknya, bahkan terhadap buruh yang dipekerjakannya. Perusahaan
dalam sistem ekonomi syariah adalah perusahaan keluarga bukan Perseroan Terbatas yang
pemegang sahamnya dapat menyerahkan pengelolaan perusahaan begitu saja pada Direktur
atau manager yang digaji. Memang dalam sistem yang demikian tidak ada perusahaan yang
menjadi sangat besar, seperti di dunia kapitalis Barat, tetapi juga tidak ada perusahaan yang
tiba-tiba bangkrut atau dibangkrutkan.
Etika Bisnis Islam menjunjung tinggi semangat saling percaya, kejujuran, dan
keadilan, sedangkan antara pemilik perusahaan dan karyawan berkembang semangat
kekeluargaan (brotherhood). Misalnya dalam perusahaan yang Islami gaji karyawan dapat
diturunkan jika perusahaan benar-benar merugi dan karyawan juga mendapat bonus jika
keuntungan perusahaan meningkat. Buruh muda yang masih tinggal bersama orang tua dapat
dibayar lebih rendah, sedangkan yang sudah berkeluarga dan punya anak dapat dibayar lebih
tinggi dibanding rekan-rekannya yang muda.
4.

KONTRUKSI IDEAL EKONOMI ISLAM
Pada saat ini perkembangan ekonomi syariah di Indonesia bisa dikatakan semakin
cemerlang. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bank dan lembaga keuangan lainnya
yang berbasis syariah. Sejak awal tahun 2000, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia
semakin meningkat. Apalagi dengan adanya krisis ekonomi yang terjadi beberapa waktu yang
lalu di Amerika Serikat yang berdampak pada perekonomian dunia semakin membuat nama
ekonomi syariah semakin dikenal. Ekonomi syariah sebagai sistem ekonomi yang tidak
terguncang akibat krisis yang terjadi di dunia. Bahkan ekonomi syariah dipandang sebagai
sebuah alternatif dan solusi untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi dunia. Dalam ajaran
islam, ekonomi merupakan salah satu hal yang dibahas dan mempunyai aturan. Semua sistem

dan aturan dalam ekonomi syariah ini mengacu pada Al-Qur’an dan hadist. Inti dari sistem
ekonomi syariah adalah perekonomian yang dilakukan berdasarkan pada prinsip hukum islam
dan mengharamkan adanya riba. Selain itu sistem ekonomi syariah merupakan sistem
perekonomian yang dianggap menguntungkan dan adil bagi berbagai pihak dalam kegiatan
ekonomi. Bila dalam sistem ekonomi konvensional pemilik modal yang lebih dominan di
untungkan, lainnya halnya dalam sistem ekonomi syariah semua pihak akan sama-sama
diuntungkan. Mayoritas penduduk Indonesia yang sebagian besar adalah beragama islam dan
merupakan negara muslim terbesar di dunia juga turut serta dalam perkembangan ekonomi
syariah di Indonesia.
Sistem ekonomi syariah yang dapat dikatakan transparan, adil, dan stabil menambah
daya tarik masyarakat untuk beralih ke sistem ekonomi syariah. Tetapi, jumlah penduduk
islam yang dominan dan besar tidak menjamin berkembangannya ekonomi syariah yang
berkualitas. Hal ini disebabkan masih kurangnya pemahaman sebagian besar masyarakat
tentang ekonomi syariah dan masih kurangnya sumber daya manusia yang profesional dalam
bidang ini. Namun masalah ini dapat diatasi dengan seringnya sosialisasi tentang ekonomi
syariah dan dapat juga dijadikan salah satu bidang ilmu di perguruan tinggi agar dapat
mencetak tenaga profesional dalam bidang ini.
Implementasi eksistensi ekonomi syariah di Indonesia salah satunya tercermin dari
semakin banyaknya bank syariah, pegadaian syariah, KPR syariah, asuransi syariah dan
lembaga keuangan lainnya yang berbasis syariah. Dari beberapa lembaga keuangan yang ada,
lembaga perbankan merupakan salah satu instrument keuangan syariah yang berkembang
paling pesat. Hingga saat ini di Indonesia ada 11 bank umum syariah, 23 unit usaha syariah,
dan 149 BPR syariah. Masyarakat mulai melihat bank-bank syariah karena dinilai lebih
menguntungkan, selain tidak adanya bunga yang tinggi, bank syariah juga menawarkan
prinsip bagi hasil sehingga sama-sama menguntungkan baik untuk pihak bank maupun
nasabah. Tetapi semua elemen dalam ekonomi syariah ini tetap membutuhkan pengawalan
dalam sistem dan pelaksanaannya. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
ketidaksesuaian prinsip-prinsip islam dalam kegiatan operasionalnya. Selain itu juga
pengawalan sistem ekonomi syariah di Indonesia diperlukan untuk menghindari lembagalembaga keuangan yang berlatar belakang syariah. Semakin maju dan berkembangnya sistem
ekonomi syariah di Indonesia ini diharapkan dapat meningkatkan serta memberi warna baru
dalam perekonomian Indonesia serta menyegarkan perekonomian Indonesia. Perkembangan
ekonomi syariah ini diperkirakan masih akan terus berkembang dengan pesat di Indonesia
karena tingginya keinginan masyarakat serta berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh sistem
ekonomi syariah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah,
Angga.
2014.
Sistem
Ekonomi
Syariah,
(online),
(https://www.academia.edu/8385785/Sistem_Ekonomi_Syariah, diakses 11 Februari
2016).
Ali.

2014.
Pengertian
dan
Tujuan
Ekonomi
Islam,
(online),
(http://www.pengertianpakar.com/2014/12/pengertian-dan-tujuan-ekonomiislam.html#_ , diakses 14 Februari 2016).

Arif, M. Nur Rianto Al. 2010. Teori Makroekonomi Islam. Bandung : Alfabeta
Karim, Adiwarman Azwar. 2002. Ekonomi Mikro Islami Edisi 3. Jakarta: Rajawali Press.
Nizar,

Fauzan.
2015.
Karakteristik
Perekonomian
Islam,
(online),
(https://www.academia.edu/11219890/Karateristik_Perekonomian_Islam, diakses 11
Februari 2016).

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24