Pelaksanaan Desentralisasi sebagai Upaya (1)
Pelaksanaan Desentralisasi
sebagai Upaya Reformasi
Pembangunan Kesehatan
(Perspektif tenaga SKM)
Hibsah Ridwan
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI)
Provinsi Sumatera Selatan
6/7/18
1
UUD 45 (Pasal 34) mengamanatkan
Negara bertanggung jawab untuk
memenuhi hak rakyat untuk hidup
sehat. Oleh karena itu, pemerintah harus
menjamin agar rakyat dapat menikmati
hidup sehat, di lingkungan fisik dan sosial
yang sehat, dan berperilaku hidup sehat
sehingga mereka mampu hidup produktif.
6/7/18
2
Kita memerlukan Sistim Kesehatan Nasional
(SKN)
SKN adalah tatanan yang menghimpun
berbagai upaya bangsa secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai
perwujudan kesejahteraan umum seperti
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945
6/7/18
3
Upaya tersebut antara lain adalah upaya
kesehatan yang terdiri dari upaya
kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perorangan (UKP) yang saling
mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Sebagai sebuah subsistem dari
SKN,diperlukan Sistim Pelayanan
Kedokteran Terpadu ( SPKT )
6/7/18
4
URUSAN WAJIB DAN SPM
DALAM UU NO. 32 TH 2004
Daerah Kab dan Daerah Kota wajib:
◦ menyelenggarakan peningkatan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat yang semakin baik,
◦ pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan
dan pemerataan,
◦ serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara
Pemerintah dan Daerah, serta antar Daerah
dalam rangka menjaga keutuhan Negara
Kesatuan RI.
5
Susono Dwijo
Depkes Ri
6/7/18
URUSAN WAJIB DAN SPM
DALAM UU NO. 32 TH 2004
(lanjutan . . .)
Urusan Wajib ditetapkan untuk:
◦ melindungi hak-2 konstitusional
perorangan/masy,
◦ melindungi kepentingan nasional dalam rangka
menjaga keutuhan NKRI, kesejahteraan
masyarakat, ketenteraman dan ketertiban umum
◦ untuk memenuhi perjanjian/konvensi
Internasional.
Kab/Kota melakukan urusan wajib di bidang
kesehatan dengan menyelenggarakan SPM Bidang
Kesehatan
6
Suseno Dwijo
Depkes
Ri
6/7/18
KEBIJAKAN
DESENTRALISASI KESEHATAN
1. Memperhatikan
aspek demokrasi, keadilan,
pemerataan, serta potensi dan keanekaragaman
daerah.
2. Didasarkan kpd otonomi luas, nyata &
bertanggungjawab.
3. Desentralisasi bidang kesehatan yang luas dan
utuh dile-takkan di Kabupaten dan Kota,
sedangkan desentralisasi bidang kesehatan di
Propinsi bersifat terbatas.
4. Pelaksanaan desentralisasi bidang kesehatan harus
sesuai dengan konstitusi negara, sehingga tetap
terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan
daerah serta antar daerah.
7
6/7/18
KEBIJAKAN
DESENTRALISASI KESEHATAN
(lanjutan . . . )
Lebih meningkatkan kemandirian daerah otonom
dgn meningkatkan kemampuan daerah dlm
pengembangan sistem kesehatan dan manajemen
kesehatan.
6. Harus lebih meningkatkan peran dan fungsi badan
legislatif daerah, baik dalam hal fungsi legislasi,
fungsi pengawasan, maupun fungsi anggaran.
7. Sebagai pelengkap, dilaksanakan pula dekonsentrasi
bidang kesehatan yang diletakkan di daerah propinsi
sebagai wilayah administrasi.
8. Dimungkinkan pula dilaksanakan tugas pembantuan
bi-dang kesehatan, khususnya dalam hal
penanggulangan kejadian luar biasa, bencana, dan
masalah-masalah kegawatdaruratan kesehatan
lainnya
5.
8
Suseno Dwijo
Depkes RI
6/7/18
Masalah dalam Pelaksanaan Reformasi
Kesehatan
di Era Desentralisasi
6/7/18
9
Derajad Kesehatan
6/7/18
10
PENCAPAIAN STATUS
KESEHATAN
N
O
1
Pencapaian
Sasar
an
2004 2005 2006 2007
2009
INDIKATOR
IMR (PER 1.000
LH)
2
35
32
30,8
26,9
26
307
262
253
228
226
25,8
24,7 23,6
18,4
20
MMR (PER
3
4
100.000 LH)
GIZI KURANG
BALITA (%)
*) = Riskesdas
2007
UHH (TAHUN)
*)
66,2
67,8 69,4
70,6
70,5
6/7/18
11
11
Situasi kesehatan 2007
(Riskesdas 2007)
Transisi epidemiologis dengan catatan
◦ Penyakit menular menurun lambat, beberapa
tetap menjadi persoalan: TB, DBD, malaria
◦ Penyakit tidak menular meningkat: stroke,
hipertensi, DM
Disparitas
◦ antar wilayah
◦ Perkotaan vs pedesaan
◦ Miskin dan tidak miskin
6/7/18
12
Ciri-1:Disparitas wilayah
6/7/18
13
UHH berbeda antar wilayah
6/7/18
14
Ciri-4: Disparitas sosek
6/7/18
15
KEMISKINAN & KESAKITAN
Riskesda, 2007
6/7/18
16
Angka kematian ibu
melahirkan
6/7/18
17
PelayananKesehatan
6/7/18
18
Bagaimana sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia ?
6/7/18
19
Pelayanan kedokteran yang ‘unstructured’
e
r
tu
ry
a
m
i
r
P
re
a
C
Tertiary Care
Tertiar
y
e
ar
fC
Se
c
r y ond
Ca a
re
l
Se
c
u
r
t
s d
n
U
Seconda
ry
Primary
Care
Self Care
Moeloek FA, Mei 2009
6/7/18
20
kita dihadapkan dengan globalisasi yang
membuka pintu seluas-luaskan bagi
keluar-masuknya arus barang dan jasa
antar negara, termasuk jasa layanan
kesehatan
Makna globalisasi ini bagi dokter Indonesia
adalah harus mempunyai kompetensi
global dan siap berkompetisi dengan
dokter asing, baik di dalam maupun di luar
negeri
6/7/18
21
Banyak negara mengalami hal yang sama
beberapa negara Asia dan Eropa berhasil
menata kembali sistem kesehatannya
dengan menerapkan Primary Health
Care(PHC) sebagai strategi pembangunan
kesehatan
PHC tetap layak sebagai strategi
mengorganisasi sistem kesehatan dan
masyarakat untuk mencapai target
Millenium Development Goals
6/7/18
22
konsep PHC
1) Menggalang potensi pemerintah-swastamasyarakat lintas sector (kesehatan,
pendidikan, perumahan, gizi, sanitasi dll),
mengingat kesehatan adalah tanggung jawab
bersama;
2) Menyeimbangkan layanan kuratif dan
preventif
3) Memanfaatkan teknologi secara tepat guna
pada setiap tingkat layanan, mengingat
perkembangan teknologi lebih berorientasi ke
penyakit dan organ tubuh yang jika tidak
terkontrol akan merugikan masyarakat
6/7/18
23
Terbatasnya kemampuan pemerintah
menjadikan PHC identik dengan program
murahan, untuk orang miskin, tidak
berkualitas dan tidak efisien
Di sisi lain layanan swasta (praktik dokter,
klinik, rumah sakit), apalagi sektor lain
seakan di luar naungan konsep PHC.
6/7/18
24
Layanan swasta ini yang jumlahnya jauh
lebih banyak bebas mengikuti mekanisme
pasar menawarkan layanan yang sarat
kuratif
Membangun mind-set masyarakat
berorientasi kuratif dan mendorong
tumbuhnya komersialisasi layanan
kesehatan termasuk di sarana kesehatan
pemerintah.
6/7/18
25
Pendidikan tenaga kesehatan (dokter,
bidan, perawat, SKM, dll) belum link dengan
konsep PHC
Adanya keinginan pimpinan daerah untuk
membangun rumah sakit mewah,
Adanya keinginan pemerintah pusat
membangun rumah sakit kelas dunia
menunjukkan kentalnya orientasi kuratif di
Indonesia
6/7/18
26
Riskesda, 2007
6/7/18
27
Cakupan Pertolongan Persalinan
Kab. Miskin, 2001-2007
Riskesda, 2007
6/7/18
28
Mutu Program Kurang Baik
Tidak ada hubungan antara Cakupan Campak dg Prev
Campak
Riskesda, 2007
6/7/18
29
Prev. Menyusui ASI Saja: DO 50%
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0
Kuintil-1-2
Kuintil-3-4
20.0
Kuintil-5
0.0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Umur (bulan)
Catatan: SDKI 2007, 6-7 bulan 7,2%; 4-5 bulan 17,8%
6/7/18
30
Lingkungan
6/7/18
31
Lingkungan “tidak sehat”
Food safety
◦ Keracunan pangan di berbagai institusi
◦ Pencemaran bakteri, bahan berbahaya di anak
sekolah
Narkoba
Pencemaran Udara, air, tanah dan laut
(Kodim, Nasrin: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, vol 2,no 6, juni 2008:241-242)
6/7/18
32
Ciri-2: Capaian substandar
Mis: Sanitasi Dasar & Air Bersih blm capai target
6/7/18
33
Perilaku Kesehatan
6/7/18
34
Perilaku tidak sehat
Merokok (di semua kel umur >15 th, di kota
dan desa, miskin dan tidak miskin)
Kurang aktivitas fisik ( ± 50 % di semua gol)
Perilaku cuci tangan (± 25 % di semua gol)
Narkoba
HIV/AIDS : diduga sekitar 130-300 ribu (info
kurang)
6/7/18
35
Tenaga Kesehatan
6/7/18
36
Ciri 5: Desentralisasi blm optimal
Penempatan Bides blm optimal
6/7/18
37
Kinerja substandar
6/7/18
38
Apa yang harus dilakukan ?
6/7/18
39
Redefinisi sektor
kesehatan
Lingkungan
Kesehatan
Pelayanan
Status
kesehatan Kesehatan
Perilaku
Kesehatan
Sektor kesehatan
bukan hanya
pelayanan
kesehatan, apalagi
pelayanan
kesakitan
Faktor
genetik
6/7/18
40
Redefinisi sektor
kesehatan
Menyediakan
lingkungan yang
lebih sehat
Mengubah perilaku
kearah yang lebih
sehat
Pelayanan kesehatan
yg cost effective
Gizi sebagai
investasi generasi
masa depan
Faktor
genetik
6/7/18
Pelayanan
Status
kesehatan Kesehatan
Perilaku
Kesehatan
Lingkungan
Kesehatan
41
Redefinisi sektor
kesehatan
Sektor Kesehatan
tidak sama dengan
Sektor kedokteran
Faktor
genetik
Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan
Status
kesehatan
Perilaku
Kesehatan
Lingkungan
Kesehatan
6/7/18
Pelayanan
Kesehatan
Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan
42
Prinsip mengubah sistem !
Dunia tidak akan
bisa melewati
krisis yang ada
dengan
menggunakan
cara berpikir
yang sama yang
menyebabkan
krisis itu
Masalah sektoral
tidak bisa selesai
dng baik secara
sektoral
Albert Einstein
6/7/18
43
No more Washing dishes !
Pembangunan
Masyarakat
Sejahtera
Efek samping
ogram Kesehatan
“Tidak
Sehat”
6/7/18
44
Jangan ada lagi
“traditional planning”
Budget
Sektoral
Isyu
Kesehatan
A
Program
Kesehatan
Isyu
Kesehatan
B
Program
Kesehatan
Isyu
Kesehatan
Cl
Program
Kesehatan
Matrix
Sektoral
Health
Objectives
6/7/18
45
Kesehatan berbasis
wilayah
Regional
Budget
Isyu
Kesehatan
Isyu
Regional
Kesehatan
Isyu
Regional
Kesehatan
Regional
Program
sektor
Program
Regional
Regional
Health
Objectives
Program
sektor
Program
sektor
Matrix
Regional
6/7/18
46
Tradisi menurunkan
AKI/AKA
Penyediaan sarana kesehatan, cakupan
kunjungan, cakupan komplikasi, cakupan
pertolongan persalinan, cakupan pelayanan
nifas
Peningkatan cakupan neonatal, cakupan
kunjungan bayi
Peningkatan cakupan desa/kelurahan
mencapai Universal Child Immunization
(UCI)
6/7/18
47
Reinventing program
menurunkan AKI/AKA
Kesetaraan gender: dalam kesempatan
sosial dan ekonomi
Paradigma kelahiran vs kematian
Geografis:
◦ pembagian peran dukun, paramedis/bidan, dokter
◦ Produksi, distribusi, karir, peningkatan
kemampuan tenaga bidan
Kesehatan remaja
6/7/18
48
Tradisi Perbaikan Gizi
Masyarakat
kerjasama lintas sektor
Pemberian Kapsul Vitamin A, zat besi (Fe)
dan garam beryodium
survailans gizi.
pendidikan masyarakat tentang pola hidup
sehat dan penerapan gizi seimbang
ASI eksklusif
MP-ASI
Teknologi fortifikasi
6/7/18
49
Reinventing Perbaikan Gizi
Masyarakat
Penanggulangan kemiskinan
Produksi dan distribusi pangan
Struktur kurikulum sekolah dasar
Keamanan pangan jajan sekolah
Kesetaraan gender
6/7/18
50
SINERGISME ANTAR SEKTOR
Sektor
Determinan antara
Penyebab langsung
Kesehatan Ibu
Infrastruktur
yankes
Pendapatan
keluarga
Jaminan sosial-kes
Kepemerintaha
n:
.Anti korupsi
.Penyediaan
anggaran
.Akuntabilitas
.Insentif
Pengobatan
ANGKA
KEMATIA
N
BAYI&
Imunisasi
Pemanfaatn
layanan kesehatan
Gizi anak
BALITA
Pencegahan
penyakit
6/7/18
51
SINERGISME ANTAR SEKTOR
Sektor
Determinan antara
Penyebab langsung
Gizi ibu
Penyakit infeksi
Pendidikan:
.Pendidikan
perempuan
.Partisipasi
sekolah
.Biaya pendidikan
Kesehatan Ibu
Keluarga
Berencana
Pengobatan
KEMATIA
N
Pencarian
pengobatan
Pemberian ASI
Imunisasi
Pemanfaatn
layanan kesehatan
Penolong
persalinan
ANGKA
BAYI&
Gizi anak
BALITA
Pencegahan
penyakit
Perawatan
post partum
6/7/18
52
Prinsip mengubah sistem !
Dunia tidak akan
bisa melewati
krisis yang ada
dengan
menggunakan
cara berpikir
yang sama yang
menyebabkan
krisis itu
Masalah pada gol
penduduk tertentu
tidak bisa selesai
dng baik dengan
membuat program
untuk gol penduduk
itu
Albert Einstein
6/7/18
53
Daur Hidup:
menyelesaikan AKI
Paradigma anak
Kesehatan
bayi/anak/ remaja
Pengetahuan
remaja tentang
reproduksi
paradigma
kelahiran/kematian
“3 keterlambatan”
“SJSN”
bayi
lansia
ibu
anak
remaja
PUS
6/7/18
54
Terstrukt
ur Pemeliharaan dan Pelayanan Kedokteran Terpadu
Sistem
‘Managed
Care’/ JPKM/
SJKN
Sistem
Pembiayaan
Sistem
n
a
k
u
j
u
R
Tertiary
Secondary
‘Competency
Based’
Sistem
Pendidikan
Primary Care
Self Care
Asas: Berkeadilan, Merata, Terjangkau, Bermutu
6/7/18
55
Common diseases
Level of care of common diseases
1993
6/7/18
56
Sistem Pelayanan
Kedokteran
Pergeseran dari
• ‘Unstructured Service’
ke
• ‘Structured Service
(‘Family Doctor Based’)
Moeloek FA Mei 2009
6/7/18
57
6/7/18
58
Pelayanan Kedokteran dari
‘Unstructured’ Ke ‘Structured’
f
Sel
Ca
d
e
r
tu
c
u
Str Tertiary
Dokter Spesialis
Secondary
Rujukan Kewenangan
re
Sec
on
Ca d a r y
re
ed
r
tu
Prim
c
u
ar y C
tr
s
are
n
U
Primary Care
Tertiary Care
Kekacauan Sistem dan
Manajemen Kesehatan
Dokter Keluarga
Self Care
6/7/18
59
Bagaimana Peranan
Sarjana Kesehatan Masyarakat
6/7/18
60
• Poverty
• Pelayanan memburuk
•Ignorancy menghebat
Stagnasi dan
Degradasi
Pedesaan
• DO pendidikan
•Sanitasi dan higiene
Buruk
• Status gizi mburuk
• Polusi
• Limbah industri
PEDESAAN
YG DITINGGAL:
• Efek
Urbanisasi
•Less resources
• Less power
• Industri tdk
terkendali
• Vector borne disease
•Penyakit berbasis lingk
• Vulnerables tmsk
Mother&Child
Modifikasi dari
Moore M, Gould P, Keary BS.
nt J Hyg Environ Health. 2003 Aug; 206(4-5):269-78.
6/7/18
61
Pertumbuhan
sekolah tinggi kesehatan masyarakat
SINERGISME ANTAR SEKTOR
Sektor
KESEHATAN:
Ketrampilan
petugas,
Prioritas yg
miskin
Public-private
mix
Determinan antara
Penyebab langsung
Gizi ibu
Penyakit infeksi
Kesehatan Ibu
Keluarga
Berencana
Infrastruktur
yankes
Pengobatan
KEMATIA
N
Pencarian
pengobatan
Pemberian ASI
Imunisasi
SKM
Pemanfaatn
layanan kesehatan
Penolong
ANGKA
BAYI&
Gizi anak
BALITA
Pencegahan
penyakit
Perawatan
6/7/18
post partum
63
ANALISIS
KEBUTUHAN
KEBIJAKAN
MONEV
KEBIJAKAN
HLTH
POLICY
IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN
FORMULASI
KEBIJAKAN
HARAPANNYA
SETIAP JENJANG
PUSAT
MAMPU…
ANALISIS
ADVOKASI
KEBUTUHAN
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
MONEV
KEBIJAKAN
PROPINSI
FORMULASI
KEBIJAKAN
KAB/KOT
ANALISIS
KEBUTUHAN
ADVOKASIKEBIJAKAN
KEBIJAKAN
MONEV
FORMULASI
HLTH
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
HLTH
POLICY
IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN
POLICY
Purwadi Junadi
FKM UI
SKM
IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN
ADVOKASI
KEBIJAKAN
6/7/18
64
SPEKTRUM EQUITY DAN AKSES
(yg blm difahami pimpinan daerah)
promosi
Healthy Public
Policy:
Preventif
Promotif
Pustu
Proteksi kes Bides
Yan RS
Puskesmas
UKBM PH Nursing
SKM
Rajal
Paliatif
Rujukan
RujukanTertier
Ranap
Paliatif
Prov
Puskes+
ranap
Rehabilitatif
Medis
Purwadi Junadi
FKM UI
6/7/18
65
PILIHAN2 ARAH KEBIJAKAN
YANG KURANG TEPAT
MANFAAT
Frontier
(lingkup maks
Manfaat
Non-public
goods
Yan
Elektif
Kedarurat
an
Sekunder
Kedarura
tan
Public
health
Primary
(Poned
care,
dsb)
public
health
Performan
layanan RS
Kapasitas yan RS
Mgmt Yan
RS
Jumlah yan elektif RS
Kemandirian & Proteksi Kesehatan
Bagi tak-mampu
Pemimpin
cenderung
disini
BIAYA KESEHATAN YG
HARUS DIKELUARKAN
Purwadi Junadi
6/7/18
66
FKM UI
Thank You
6/7/18
67
sebagai Upaya Reformasi
Pembangunan Kesehatan
(Perspektif tenaga SKM)
Hibsah Ridwan
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI)
Provinsi Sumatera Selatan
6/7/18
1
UUD 45 (Pasal 34) mengamanatkan
Negara bertanggung jawab untuk
memenuhi hak rakyat untuk hidup
sehat. Oleh karena itu, pemerintah harus
menjamin agar rakyat dapat menikmati
hidup sehat, di lingkungan fisik dan sosial
yang sehat, dan berperilaku hidup sehat
sehingga mereka mampu hidup produktif.
6/7/18
2
Kita memerlukan Sistim Kesehatan Nasional
(SKN)
SKN adalah tatanan yang menghimpun
berbagai upaya bangsa secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai
perwujudan kesejahteraan umum seperti
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945
6/7/18
3
Upaya tersebut antara lain adalah upaya
kesehatan yang terdiri dari upaya
kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perorangan (UKP) yang saling
mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Sebagai sebuah subsistem dari
SKN,diperlukan Sistim Pelayanan
Kedokteran Terpadu ( SPKT )
6/7/18
4
URUSAN WAJIB DAN SPM
DALAM UU NO. 32 TH 2004
Daerah Kab dan Daerah Kota wajib:
◦ menyelenggarakan peningkatan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat yang semakin baik,
◦ pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan
dan pemerataan,
◦ serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara
Pemerintah dan Daerah, serta antar Daerah
dalam rangka menjaga keutuhan Negara
Kesatuan RI.
5
Susono Dwijo
Depkes Ri
6/7/18
URUSAN WAJIB DAN SPM
DALAM UU NO. 32 TH 2004
(lanjutan . . .)
Urusan Wajib ditetapkan untuk:
◦ melindungi hak-2 konstitusional
perorangan/masy,
◦ melindungi kepentingan nasional dalam rangka
menjaga keutuhan NKRI, kesejahteraan
masyarakat, ketenteraman dan ketertiban umum
◦ untuk memenuhi perjanjian/konvensi
Internasional.
Kab/Kota melakukan urusan wajib di bidang
kesehatan dengan menyelenggarakan SPM Bidang
Kesehatan
6
Suseno Dwijo
Depkes
Ri
6/7/18
KEBIJAKAN
DESENTRALISASI KESEHATAN
1. Memperhatikan
aspek demokrasi, keadilan,
pemerataan, serta potensi dan keanekaragaman
daerah.
2. Didasarkan kpd otonomi luas, nyata &
bertanggungjawab.
3. Desentralisasi bidang kesehatan yang luas dan
utuh dile-takkan di Kabupaten dan Kota,
sedangkan desentralisasi bidang kesehatan di
Propinsi bersifat terbatas.
4. Pelaksanaan desentralisasi bidang kesehatan harus
sesuai dengan konstitusi negara, sehingga tetap
terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan
daerah serta antar daerah.
7
6/7/18
KEBIJAKAN
DESENTRALISASI KESEHATAN
(lanjutan . . . )
Lebih meningkatkan kemandirian daerah otonom
dgn meningkatkan kemampuan daerah dlm
pengembangan sistem kesehatan dan manajemen
kesehatan.
6. Harus lebih meningkatkan peran dan fungsi badan
legislatif daerah, baik dalam hal fungsi legislasi,
fungsi pengawasan, maupun fungsi anggaran.
7. Sebagai pelengkap, dilaksanakan pula dekonsentrasi
bidang kesehatan yang diletakkan di daerah propinsi
sebagai wilayah administrasi.
8. Dimungkinkan pula dilaksanakan tugas pembantuan
bi-dang kesehatan, khususnya dalam hal
penanggulangan kejadian luar biasa, bencana, dan
masalah-masalah kegawatdaruratan kesehatan
lainnya
5.
8
Suseno Dwijo
Depkes RI
6/7/18
Masalah dalam Pelaksanaan Reformasi
Kesehatan
di Era Desentralisasi
6/7/18
9
Derajad Kesehatan
6/7/18
10
PENCAPAIAN STATUS
KESEHATAN
N
O
1
Pencapaian
Sasar
an
2004 2005 2006 2007
2009
INDIKATOR
IMR (PER 1.000
LH)
2
35
32
30,8
26,9
26
307
262
253
228
226
25,8
24,7 23,6
18,4
20
MMR (PER
3
4
100.000 LH)
GIZI KURANG
BALITA (%)
*) = Riskesdas
2007
UHH (TAHUN)
*)
66,2
67,8 69,4
70,6
70,5
6/7/18
11
11
Situasi kesehatan 2007
(Riskesdas 2007)
Transisi epidemiologis dengan catatan
◦ Penyakit menular menurun lambat, beberapa
tetap menjadi persoalan: TB, DBD, malaria
◦ Penyakit tidak menular meningkat: stroke,
hipertensi, DM
Disparitas
◦ antar wilayah
◦ Perkotaan vs pedesaan
◦ Miskin dan tidak miskin
6/7/18
12
Ciri-1:Disparitas wilayah
6/7/18
13
UHH berbeda antar wilayah
6/7/18
14
Ciri-4: Disparitas sosek
6/7/18
15
KEMISKINAN & KESAKITAN
Riskesda, 2007
6/7/18
16
Angka kematian ibu
melahirkan
6/7/18
17
PelayananKesehatan
6/7/18
18
Bagaimana sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia ?
6/7/18
19
Pelayanan kedokteran yang ‘unstructured’
e
r
tu
ry
a
m
i
r
P
re
a
C
Tertiary Care
Tertiar
y
e
ar
fC
Se
c
r y ond
Ca a
re
l
Se
c
u
r
t
s d
n
U
Seconda
ry
Primary
Care
Self Care
Moeloek FA, Mei 2009
6/7/18
20
kita dihadapkan dengan globalisasi yang
membuka pintu seluas-luaskan bagi
keluar-masuknya arus barang dan jasa
antar negara, termasuk jasa layanan
kesehatan
Makna globalisasi ini bagi dokter Indonesia
adalah harus mempunyai kompetensi
global dan siap berkompetisi dengan
dokter asing, baik di dalam maupun di luar
negeri
6/7/18
21
Banyak negara mengalami hal yang sama
beberapa negara Asia dan Eropa berhasil
menata kembali sistem kesehatannya
dengan menerapkan Primary Health
Care(PHC) sebagai strategi pembangunan
kesehatan
PHC tetap layak sebagai strategi
mengorganisasi sistem kesehatan dan
masyarakat untuk mencapai target
Millenium Development Goals
6/7/18
22
konsep PHC
1) Menggalang potensi pemerintah-swastamasyarakat lintas sector (kesehatan,
pendidikan, perumahan, gizi, sanitasi dll),
mengingat kesehatan adalah tanggung jawab
bersama;
2) Menyeimbangkan layanan kuratif dan
preventif
3) Memanfaatkan teknologi secara tepat guna
pada setiap tingkat layanan, mengingat
perkembangan teknologi lebih berorientasi ke
penyakit dan organ tubuh yang jika tidak
terkontrol akan merugikan masyarakat
6/7/18
23
Terbatasnya kemampuan pemerintah
menjadikan PHC identik dengan program
murahan, untuk orang miskin, tidak
berkualitas dan tidak efisien
Di sisi lain layanan swasta (praktik dokter,
klinik, rumah sakit), apalagi sektor lain
seakan di luar naungan konsep PHC.
6/7/18
24
Layanan swasta ini yang jumlahnya jauh
lebih banyak bebas mengikuti mekanisme
pasar menawarkan layanan yang sarat
kuratif
Membangun mind-set masyarakat
berorientasi kuratif dan mendorong
tumbuhnya komersialisasi layanan
kesehatan termasuk di sarana kesehatan
pemerintah.
6/7/18
25
Pendidikan tenaga kesehatan (dokter,
bidan, perawat, SKM, dll) belum link dengan
konsep PHC
Adanya keinginan pimpinan daerah untuk
membangun rumah sakit mewah,
Adanya keinginan pemerintah pusat
membangun rumah sakit kelas dunia
menunjukkan kentalnya orientasi kuratif di
Indonesia
6/7/18
26
Riskesda, 2007
6/7/18
27
Cakupan Pertolongan Persalinan
Kab. Miskin, 2001-2007
Riskesda, 2007
6/7/18
28
Mutu Program Kurang Baik
Tidak ada hubungan antara Cakupan Campak dg Prev
Campak
Riskesda, 2007
6/7/18
29
Prev. Menyusui ASI Saja: DO 50%
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0
Kuintil-1-2
Kuintil-3-4
20.0
Kuintil-5
0.0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Umur (bulan)
Catatan: SDKI 2007, 6-7 bulan 7,2%; 4-5 bulan 17,8%
6/7/18
30
Lingkungan
6/7/18
31
Lingkungan “tidak sehat”
Food safety
◦ Keracunan pangan di berbagai institusi
◦ Pencemaran bakteri, bahan berbahaya di anak
sekolah
Narkoba
Pencemaran Udara, air, tanah dan laut
(Kodim, Nasrin: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, vol 2,no 6, juni 2008:241-242)
6/7/18
32
Ciri-2: Capaian substandar
Mis: Sanitasi Dasar & Air Bersih blm capai target
6/7/18
33
Perilaku Kesehatan
6/7/18
34
Perilaku tidak sehat
Merokok (di semua kel umur >15 th, di kota
dan desa, miskin dan tidak miskin)
Kurang aktivitas fisik ( ± 50 % di semua gol)
Perilaku cuci tangan (± 25 % di semua gol)
Narkoba
HIV/AIDS : diduga sekitar 130-300 ribu (info
kurang)
6/7/18
35
Tenaga Kesehatan
6/7/18
36
Ciri 5: Desentralisasi blm optimal
Penempatan Bides blm optimal
6/7/18
37
Kinerja substandar
6/7/18
38
Apa yang harus dilakukan ?
6/7/18
39
Redefinisi sektor
kesehatan
Lingkungan
Kesehatan
Pelayanan
Status
kesehatan Kesehatan
Perilaku
Kesehatan
Sektor kesehatan
bukan hanya
pelayanan
kesehatan, apalagi
pelayanan
kesakitan
Faktor
genetik
6/7/18
40
Redefinisi sektor
kesehatan
Menyediakan
lingkungan yang
lebih sehat
Mengubah perilaku
kearah yang lebih
sehat
Pelayanan kesehatan
yg cost effective
Gizi sebagai
investasi generasi
masa depan
Faktor
genetik
6/7/18
Pelayanan
Status
kesehatan Kesehatan
Perilaku
Kesehatan
Lingkungan
Kesehatan
41
Redefinisi sektor
kesehatan
Sektor Kesehatan
tidak sama dengan
Sektor kedokteran
Faktor
genetik
Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan
Status
kesehatan
Perilaku
Kesehatan
Lingkungan
Kesehatan
6/7/18
Pelayanan
Kesehatan
Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan
42
Prinsip mengubah sistem !
Dunia tidak akan
bisa melewati
krisis yang ada
dengan
menggunakan
cara berpikir
yang sama yang
menyebabkan
krisis itu
Masalah sektoral
tidak bisa selesai
dng baik secara
sektoral
Albert Einstein
6/7/18
43
No more Washing dishes !
Pembangunan
Masyarakat
Sejahtera
Efek samping
ogram Kesehatan
“Tidak
Sehat”
6/7/18
44
Jangan ada lagi
“traditional planning”
Budget
Sektoral
Isyu
Kesehatan
A
Program
Kesehatan
Isyu
Kesehatan
B
Program
Kesehatan
Isyu
Kesehatan
Cl
Program
Kesehatan
Matrix
Sektoral
Health
Objectives
6/7/18
45
Kesehatan berbasis
wilayah
Regional
Budget
Isyu
Kesehatan
Isyu
Regional
Kesehatan
Isyu
Regional
Kesehatan
Regional
Program
sektor
Program
Regional
Regional
Health
Objectives
Program
sektor
Program
sektor
Matrix
Regional
6/7/18
46
Tradisi menurunkan
AKI/AKA
Penyediaan sarana kesehatan, cakupan
kunjungan, cakupan komplikasi, cakupan
pertolongan persalinan, cakupan pelayanan
nifas
Peningkatan cakupan neonatal, cakupan
kunjungan bayi
Peningkatan cakupan desa/kelurahan
mencapai Universal Child Immunization
(UCI)
6/7/18
47
Reinventing program
menurunkan AKI/AKA
Kesetaraan gender: dalam kesempatan
sosial dan ekonomi
Paradigma kelahiran vs kematian
Geografis:
◦ pembagian peran dukun, paramedis/bidan, dokter
◦ Produksi, distribusi, karir, peningkatan
kemampuan tenaga bidan
Kesehatan remaja
6/7/18
48
Tradisi Perbaikan Gizi
Masyarakat
kerjasama lintas sektor
Pemberian Kapsul Vitamin A, zat besi (Fe)
dan garam beryodium
survailans gizi.
pendidikan masyarakat tentang pola hidup
sehat dan penerapan gizi seimbang
ASI eksklusif
MP-ASI
Teknologi fortifikasi
6/7/18
49
Reinventing Perbaikan Gizi
Masyarakat
Penanggulangan kemiskinan
Produksi dan distribusi pangan
Struktur kurikulum sekolah dasar
Keamanan pangan jajan sekolah
Kesetaraan gender
6/7/18
50
SINERGISME ANTAR SEKTOR
Sektor
Determinan antara
Penyebab langsung
Kesehatan Ibu
Infrastruktur
yankes
Pendapatan
keluarga
Jaminan sosial-kes
Kepemerintaha
n:
.Anti korupsi
.Penyediaan
anggaran
.Akuntabilitas
.Insentif
Pengobatan
ANGKA
KEMATIA
N
BAYI&
Imunisasi
Pemanfaatn
layanan kesehatan
Gizi anak
BALITA
Pencegahan
penyakit
6/7/18
51
SINERGISME ANTAR SEKTOR
Sektor
Determinan antara
Penyebab langsung
Gizi ibu
Penyakit infeksi
Pendidikan:
.Pendidikan
perempuan
.Partisipasi
sekolah
.Biaya pendidikan
Kesehatan Ibu
Keluarga
Berencana
Pengobatan
KEMATIA
N
Pencarian
pengobatan
Pemberian ASI
Imunisasi
Pemanfaatn
layanan kesehatan
Penolong
persalinan
ANGKA
BAYI&
Gizi anak
BALITA
Pencegahan
penyakit
Perawatan
post partum
6/7/18
52
Prinsip mengubah sistem !
Dunia tidak akan
bisa melewati
krisis yang ada
dengan
menggunakan
cara berpikir
yang sama yang
menyebabkan
krisis itu
Masalah pada gol
penduduk tertentu
tidak bisa selesai
dng baik dengan
membuat program
untuk gol penduduk
itu
Albert Einstein
6/7/18
53
Daur Hidup:
menyelesaikan AKI
Paradigma anak
Kesehatan
bayi/anak/ remaja
Pengetahuan
remaja tentang
reproduksi
paradigma
kelahiran/kematian
“3 keterlambatan”
“SJSN”
bayi
lansia
ibu
anak
remaja
PUS
6/7/18
54
Terstrukt
ur Pemeliharaan dan Pelayanan Kedokteran Terpadu
Sistem
‘Managed
Care’/ JPKM/
SJKN
Sistem
Pembiayaan
Sistem
n
a
k
u
j
u
R
Tertiary
Secondary
‘Competency
Based’
Sistem
Pendidikan
Primary Care
Self Care
Asas: Berkeadilan, Merata, Terjangkau, Bermutu
6/7/18
55
Common diseases
Level of care of common diseases
1993
6/7/18
56
Sistem Pelayanan
Kedokteran
Pergeseran dari
• ‘Unstructured Service’
ke
• ‘Structured Service
(‘Family Doctor Based’)
Moeloek FA Mei 2009
6/7/18
57
6/7/18
58
Pelayanan Kedokteran dari
‘Unstructured’ Ke ‘Structured’
f
Sel
Ca
d
e
r
tu
c
u
Str Tertiary
Dokter Spesialis
Secondary
Rujukan Kewenangan
re
Sec
on
Ca d a r y
re
ed
r
tu
Prim
c
u
ar y C
tr
s
are
n
U
Primary Care
Tertiary Care
Kekacauan Sistem dan
Manajemen Kesehatan
Dokter Keluarga
Self Care
6/7/18
59
Bagaimana Peranan
Sarjana Kesehatan Masyarakat
6/7/18
60
• Poverty
• Pelayanan memburuk
•Ignorancy menghebat
Stagnasi dan
Degradasi
Pedesaan
• DO pendidikan
•Sanitasi dan higiene
Buruk
• Status gizi mburuk
• Polusi
• Limbah industri
PEDESAAN
YG DITINGGAL:
• Efek
Urbanisasi
•Less resources
• Less power
• Industri tdk
terkendali
• Vector borne disease
•Penyakit berbasis lingk
• Vulnerables tmsk
Mother&Child
Modifikasi dari
Moore M, Gould P, Keary BS.
nt J Hyg Environ Health. 2003 Aug; 206(4-5):269-78.
6/7/18
61
Pertumbuhan
sekolah tinggi kesehatan masyarakat
SINERGISME ANTAR SEKTOR
Sektor
KESEHATAN:
Ketrampilan
petugas,
Prioritas yg
miskin
Public-private
mix
Determinan antara
Penyebab langsung
Gizi ibu
Penyakit infeksi
Kesehatan Ibu
Keluarga
Berencana
Infrastruktur
yankes
Pengobatan
KEMATIA
N
Pencarian
pengobatan
Pemberian ASI
Imunisasi
SKM
Pemanfaatn
layanan kesehatan
Penolong
ANGKA
BAYI&
Gizi anak
BALITA
Pencegahan
penyakit
Perawatan
6/7/18
post partum
63
ANALISIS
KEBUTUHAN
KEBIJAKAN
MONEV
KEBIJAKAN
HLTH
POLICY
IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN
FORMULASI
KEBIJAKAN
HARAPANNYA
SETIAP JENJANG
PUSAT
MAMPU…
ANALISIS
ADVOKASI
KEBUTUHAN
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
MONEV
KEBIJAKAN
PROPINSI
FORMULASI
KEBIJAKAN
KAB/KOT
ANALISIS
KEBUTUHAN
ADVOKASIKEBIJAKAN
KEBIJAKAN
MONEV
FORMULASI
HLTH
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
HLTH
POLICY
IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN
POLICY
Purwadi Junadi
FKM UI
SKM
IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN
ADVOKASI
KEBIJAKAN
6/7/18
64
SPEKTRUM EQUITY DAN AKSES
(yg blm difahami pimpinan daerah)
promosi
Healthy Public
Policy:
Preventif
Promotif
Pustu
Proteksi kes Bides
Yan RS
Puskesmas
UKBM PH Nursing
SKM
Rajal
Paliatif
Rujukan
RujukanTertier
Ranap
Paliatif
Prov
Puskes+
ranap
Rehabilitatif
Medis
Purwadi Junadi
FKM UI
6/7/18
65
PILIHAN2 ARAH KEBIJAKAN
YANG KURANG TEPAT
MANFAAT
Frontier
(lingkup maks
Manfaat
Non-public
goods
Yan
Elektif
Kedarurat
an
Sekunder
Kedarura
tan
Public
health
Primary
(Poned
care,
dsb)
public
health
Performan
layanan RS
Kapasitas yan RS
Mgmt Yan
RS
Jumlah yan elektif RS
Kemandirian & Proteksi Kesehatan
Bagi tak-mampu
Pemimpin
cenderung
disini
BIAYA KESEHATAN YG
HARUS DIKELUARKAN
Purwadi Junadi
6/7/18
66
FKM UI
Thank You
6/7/18
67