Pelaksanaan Desentralisasi sebagai Upaya (1)

Pelaksanaan Desentralisasi
sebagai Upaya Reformasi
Pembangunan Kesehatan
(Perspektif tenaga SKM)
Hibsah Ridwan

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI)
Provinsi Sumatera Selatan

6/7/18

1



UUD 45 (Pasal 34) mengamanatkan
Negara bertanggung jawab untuk
memenuhi hak rakyat untuk hidup
sehat. Oleh karena itu, pemerintah harus
menjamin agar rakyat dapat menikmati
hidup sehat, di lingkungan fisik dan sosial

yang sehat, dan berperilaku hidup sehat
sehingga mereka mampu hidup produktif.

6/7/18

2

Kita memerlukan Sistim Kesehatan Nasional
(SKN)
 SKN adalah tatanan yang menghimpun
berbagai upaya bangsa secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai
perwujudan kesejahteraan umum seperti
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945


6/7/18

3


Upaya tersebut antara lain adalah upaya
kesehatan yang terdiri dari upaya
kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perorangan (UKP) yang saling
mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
 Sebagai sebuah subsistem dari
SKN,diperlukan Sistim Pelayanan
Kedokteran Terpadu ( SPKT )


6/7/18

4

URUSAN WAJIB DAN SPM
DALAM UU NO. 32 TH 2004
Daerah Kab dan Daerah Kota wajib:
◦ menyelenggarakan peningkatan pelayanan dan

kesejahteraan masyarakat yang semakin baik,
◦ pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan
dan pemerataan,
◦ serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara
Pemerintah dan Daerah, serta antar Daerah
dalam rangka menjaga keutuhan Negara
Kesatuan RI.

5

Susono Dwijo
Depkes Ri

6/7/18

URUSAN WAJIB DAN SPM
DALAM UU NO. 32 TH 2004

(lanjutan . . .)




Urusan Wajib ditetapkan untuk:
◦ melindungi hak-2 konstitusional
perorangan/masy,
◦ melindungi kepentingan nasional dalam rangka
menjaga keutuhan NKRI, kesejahteraan
masyarakat, ketenteraman dan ketertiban umum
◦ untuk memenuhi perjanjian/konvensi
Internasional.



Kab/Kota melakukan urusan wajib di bidang
kesehatan dengan menyelenggarakan SPM Bidang
Kesehatan
6

Suseno Dwijo
Depkes

Ri
6/7/18

KEBIJAKAN
DESENTRALISASI KESEHATAN
1. Memperhatikan

aspek demokrasi, keadilan,
pemerataan, serta potensi dan keanekaragaman
daerah.
2. Didasarkan kpd otonomi luas, nyata &
bertanggungjawab.
3. Desentralisasi bidang kesehatan yang luas dan
utuh dile-takkan di Kabupaten dan Kota,
sedangkan desentralisasi bidang kesehatan di
Propinsi bersifat terbatas.
4. Pelaksanaan desentralisasi bidang kesehatan harus
sesuai dengan konstitusi negara, sehingga tetap
terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan
daerah serta antar daerah.

7

6/7/18

KEBIJAKAN
DESENTRALISASI KESEHATAN

(lanjutan . . . )

Lebih meningkatkan kemandirian daerah otonom
dgn meningkatkan kemampuan daerah dlm
pengembangan sistem kesehatan dan manajemen
kesehatan.
6. Harus lebih meningkatkan peran dan fungsi badan
legislatif daerah, baik dalam hal fungsi legislasi,
fungsi pengawasan, maupun fungsi anggaran.
7. Sebagai pelengkap, dilaksanakan pula dekonsentrasi
bidang kesehatan yang diletakkan di daerah propinsi
sebagai wilayah administrasi.
8. Dimungkinkan pula dilaksanakan tugas pembantuan

bi-dang kesehatan, khususnya dalam hal
penanggulangan kejadian luar biasa, bencana, dan
masalah-masalah kegawatdaruratan kesehatan
lainnya
5.

8

Suseno Dwijo
Depkes RI

6/7/18

Masalah dalam Pelaksanaan Reformasi
Kesehatan
di Era Desentralisasi

6/7/18

9


Derajad Kesehatan

6/7/18

10

PENCAPAIAN STATUS
KESEHATAN
N
O

1

Pencapaian

Sasar
an

2004 2005 2006 2007


2009

INDIKATOR

IMR (PER 1.000
LH)

2

35

32

30,8

26,9

26


307

262

253

228

226

25,8

24,7 23,6

18,4

20

MMR (PER
3

4

100.000 LH)

GIZI KURANG
BALITA (%)

*) = Riskesdas
2007
UHH (TAHUN)

*)

66,2

67,8 69,4

70,6
70,5
6/7/18

11

11

Situasi kesehatan 2007
(Riskesdas 2007)


Transisi epidemiologis dengan catatan
◦ Penyakit menular menurun lambat, beberapa
tetap menjadi persoalan: TB, DBD, malaria
◦ Penyakit tidak menular meningkat: stroke,
hipertensi, DM



Disparitas
◦ antar wilayah
◦ Perkotaan vs pedesaan
◦ Miskin dan tidak miskin

6/7/18

12

Ciri-1:Disparitas wilayah

6/7/18

13

UHH berbeda antar wilayah

6/7/18

14

Ciri-4: Disparitas sosek

6/7/18

15

KEMISKINAN & KESAKITAN

Riskesda, 2007

6/7/18

16

Angka kematian ibu
melahirkan

6/7/18

17

PelayananKesehatan

6/7/18

18

Bagaimana sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia ?

6/7/18

19

Pelayanan kedokteran yang ‘unstructured’
e
r
tu

ry
a
m
i
r
P
re
a
C

Tertiary Care

Tertiar
y

e
ar
fC

Se
c
r y ond
Ca a
re

l
Se

c
u
r
t
s d
n
U

Seconda
ry

Primary
Care
Self Care

Moeloek FA, Mei 2009

6/7/18

20

kita dihadapkan dengan globalisasi yang
membuka pintu seluas-luaskan bagi
keluar-masuknya arus barang dan jasa
antar negara, termasuk jasa layanan
kesehatan
 Makna globalisasi ini bagi dokter Indonesia
adalah harus mempunyai kompetensi
global dan siap berkompetisi dengan
dokter asing, baik di dalam maupun di luar
negeri


6/7/18

21

Banyak negara mengalami hal yang sama
 beberapa negara Asia dan Eropa berhasil
menata kembali sistem kesehatannya
dengan menerapkan Primary Health
Care(PHC) sebagai strategi pembangunan
kesehatan
 PHC tetap layak sebagai strategi
mengorganisasi sistem kesehatan dan
masyarakat untuk mencapai target
Millenium Development Goals


6/7/18

22

konsep PHC
1) Menggalang potensi pemerintah-swastamasyarakat lintas sector (kesehatan,
pendidikan, perumahan, gizi, sanitasi dll),
mengingat kesehatan adalah tanggung jawab
bersama;
2) Menyeimbangkan layanan kuratif dan
preventif
3) Memanfaatkan teknologi secara tepat guna
pada setiap tingkat layanan, mengingat
perkembangan teknologi lebih berorientasi ke
penyakit dan organ tubuh yang jika tidak
terkontrol akan merugikan masyarakat
6/7/18

23

Terbatasnya kemampuan pemerintah
menjadikan PHC identik dengan program
murahan, untuk orang miskin, tidak
berkualitas dan tidak efisien
 Di sisi lain layanan swasta (praktik dokter,
klinik, rumah sakit), apalagi sektor lain
seakan di luar naungan konsep PHC.


6/7/18

24

Layanan swasta ini yang jumlahnya jauh
lebih banyak bebas mengikuti mekanisme
pasar menawarkan layanan yang sarat
kuratif
 Membangun mind-set masyarakat
berorientasi kuratif dan mendorong
tumbuhnya komersialisasi layanan
kesehatan termasuk di sarana kesehatan
pemerintah.


6/7/18

25

Pendidikan tenaga kesehatan (dokter,
bidan, perawat, SKM, dll) belum link dengan
konsep PHC
 Adanya keinginan pimpinan daerah untuk
membangun rumah sakit mewah,
 Adanya keinginan pemerintah pusat
membangun rumah sakit kelas dunia
menunjukkan kentalnya orientasi kuratif di
Indonesia


6/7/18

26

Riskesda, 2007

6/7/18

27

Cakupan Pertolongan Persalinan
Kab. Miskin, 2001-2007

Riskesda, 2007

6/7/18

28

Mutu Program Kurang Baik
Tidak ada hubungan antara Cakupan Campak dg Prev
Campak

Riskesda, 2007

6/7/18

29

Prev. Menyusui ASI Saja: DO 50%
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0

Kuintil-1-2
Kuintil-3-4

20.0

Kuintil-5

0.0
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Umur (bulan)
Catatan: SDKI 2007, 6-7 bulan  7,2%; 4-5 bulan  17,8%
6/7/18

30

Lingkungan

6/7/18

31

Lingkungan “tidak sehat”


Food safety
◦ Keracunan pangan di berbagai institusi
◦ Pencemaran bakteri, bahan berbahaya di anak
sekolah

Narkoba
 Pencemaran Udara, air, tanah dan laut


(Kodim, Nasrin: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, vol 2,no 6, juni 2008:241-242)
6/7/18

32

Ciri-2: Capaian substandar
Mis: Sanitasi Dasar & Air Bersih blm capai target

6/7/18

33

Perilaku Kesehatan

6/7/18

34

Perilaku tidak sehat
Merokok (di semua kel umur >15 th, di kota
dan desa, miskin dan tidak miskin)
 Kurang aktivitas fisik ( ± 50 % di semua gol)
 Perilaku cuci tangan (± 25 % di semua gol)
 Narkoba
 HIV/AIDS : diduga sekitar 130-300 ribu (info
kurang)


6/7/18

35

Tenaga Kesehatan

6/7/18

36

Ciri 5: Desentralisasi blm optimal

Penempatan Bides blm optimal

6/7/18

37

Kinerja substandar

6/7/18

38

Apa yang harus dilakukan ?

6/7/18

39

Redefinisi sektor
kesehatan

Lingkungan
Kesehatan

Pelayanan
Status
kesehatan Kesehatan
Perilaku
Kesehatan

Sektor kesehatan
bukan hanya
pelayanan
kesehatan, apalagi
pelayanan
kesakitan

Faktor
genetik



6/7/18

40

Redefinisi sektor
kesehatan
Menyediakan
lingkungan yang
lebih sehat
 Mengubah perilaku
kearah yang lebih
sehat
 Pelayanan kesehatan
yg cost effective
 Gizi sebagai
investasi generasi
masa depan


Faktor
genetik

6/7/18

Pelayanan
Status
kesehatan Kesehatan
Perilaku
Kesehatan

Lingkungan
Kesehatan

41

Redefinisi sektor
kesehatan


Sektor Kesehatan
tidak sama dengan
Sektor kedokteran
Faktor
genetik

Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan

Status
kesehatan

Perilaku
Kesehatan

Lingkungan
Kesehatan

6/7/18

Pelayanan
Kesehatan

Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan

42

Prinsip mengubah sistem !


Dunia tidak akan
bisa melewati
krisis yang ada
dengan
menggunakan
cara berpikir
yang sama yang
menyebabkan
krisis itu



Masalah sektoral
tidak bisa selesai
dng baik secara
sektoral

Albert Einstein
6/7/18

43

No more Washing dishes !

Pembangunan

Masyarakat
Sejahtera

Efek samping

ogram Kesehatan

“Tidak
Sehat”
6/7/18

44

Jangan ada lagi
“traditional planning”
Budget
Sektoral
Isyu
Kesehatan
A

Program
Kesehatan

Isyu
Kesehatan
B

Program
Kesehatan

Isyu
Kesehatan
Cl

Program
Kesehatan

Matrix
Sektoral

Health
Objectives

6/7/18

45

Kesehatan berbasis
wilayah
Regional
Budget
Isyu
Kesehatan
Isyu
Regional
Kesehatan
Isyu
Regional
Kesehatan
Regional

Program
sektor
Program
Regional

Regional
Health
Objectives

Program
sektor
Program
sektor

Matrix
Regional
6/7/18

46

Tradisi menurunkan
AKI/AKA
Penyediaan sarana kesehatan, cakupan
kunjungan, cakupan komplikasi, cakupan
pertolongan persalinan, cakupan pelayanan
nifas
 Peningkatan cakupan neonatal, cakupan
kunjungan bayi
 Peningkatan cakupan desa/kelurahan
mencapai Universal Child Immunization
(UCI)


6/7/18

47

Reinventing program
menurunkan AKI/AKA
Kesetaraan gender: dalam kesempatan
sosial dan ekonomi
 Paradigma kelahiran vs kematian
 Geografis:


◦ pembagian peran dukun, paramedis/bidan, dokter
◦ Produksi, distribusi, karir, peningkatan
kemampuan tenaga bidan



Kesehatan remaja

6/7/18

48

Tradisi Perbaikan Gizi
Masyarakat
kerjasama lintas sektor
 Pemberian Kapsul Vitamin A, zat besi (Fe)
dan garam beryodium
 survailans gizi.
 pendidikan masyarakat tentang pola hidup
sehat dan penerapan gizi seimbang
 ASI eksklusif
 MP-ASI
 Teknologi fortifikasi


6/7/18

49

Reinventing Perbaikan Gizi
Masyarakat
Penanggulangan kemiskinan
 Produksi dan distribusi pangan
 Struktur kurikulum sekolah dasar
 Keamanan pangan jajan sekolah
 Kesetaraan gender


6/7/18

50

SINERGISME ANTAR SEKTOR
Sektor

Determinan antara

Penyebab langsung
Kesehatan Ibu

Infrastruktur
yankes
Pendapatan
keluarga
Jaminan sosial-kes

Kepemerintaha
n:
.Anti korupsi
.Penyediaan
anggaran
.Akuntabilitas
.Insentif

Pengobatan

ANGKA
KEMATIA
N
BAYI&

Imunisasi
Pemanfaatn
layanan kesehatan

Gizi anak

BALITA

Pencegahan
penyakit

6/7/18

51

SINERGISME ANTAR SEKTOR

Sektor

Determinan antara

Penyebab langsung

Gizi ibu
Penyakit infeksi

Pendidikan:
.Pendidikan
perempuan
.Partisipasi
sekolah
.Biaya pendidikan

Kesehatan Ibu

Keluarga
Berencana

Pengobatan

KEMATIA
N

Pencarian
pengobatan

Pemberian ASI
Imunisasi
Pemanfaatn
layanan kesehatan

Penolong
persalinan

ANGKA

BAYI&

Gizi anak

BALITA

Pencegahan
penyakit

Perawatan
post partum

6/7/18

52

Prinsip mengubah sistem !


Dunia tidak akan
bisa melewati
krisis yang ada
dengan
menggunakan
cara berpikir
yang sama yang
menyebabkan
krisis itu



Masalah pada gol
penduduk tertentu
tidak bisa selesai
dng baik dengan
membuat program
untuk gol penduduk
itu

Albert Einstein
6/7/18

53

Daur Hidup:
menyelesaikan AKI
Paradigma anak
 Kesehatan
bayi/anak/ remaja
 Pengetahuan
remaja tentang
reproduksi
 paradigma
kelahiran/kematian
 “3 keterlambatan”
 “SJSN”


bayi
lansia
ibu

anak
remaja

PUS

6/7/18

54

Terstrukt
ur Pemeliharaan dan Pelayanan Kedokteran Terpadu
Sistem
‘Managed
Care’/ JPKM/
SJKN

Sistem
Pembiayaan
Sistem
n
a
k
u
j
u
R

Tertiary

Secondary

‘Competency
Based’

Sistem
Pendidikan

Primary Care
Self Care

Asas: Berkeadilan, Merata, Terjangkau, Bermutu
6/7/18

55

Common diseases
Level of care of common diseases

1993

6/7/18

56

Sistem Pelayanan
Kedokteran

Pergeseran dari
• ‘Unstructured Service’
ke
• ‘Structured Service
(‘Family Doctor Based’)
Moeloek FA Mei 2009
6/7/18

57

6/7/18

58

Pelayanan Kedokteran dari
‘Unstructured’ Ke ‘Structured’

f
Sel
Ca

d
e
r
tu
c
u
Str Tertiary
Dokter Spesialis

Secondary
Rujukan Kewenangan

re

Sec
on
Ca d a r y
re

ed
r
tu
Prim
c
u
ar y C
tr
s
are
n
U

Primary Care
Tertiary Care
Kekacauan Sistem dan
Manajemen Kesehatan

Dokter Keluarga

Self Care
6/7/18

59

Bagaimana Peranan
Sarjana Kesehatan Masyarakat

6/7/18

60

• Poverty
• Pelayanan memburuk
•Ignorancy menghebat
Stagnasi dan
Degradasi
Pedesaan

• DO pendidikan
•Sanitasi dan higiene
Buruk
• Status gizi mburuk
• Polusi
• Limbah industri

PEDESAAN
YG DITINGGAL:
• Efek
Urbanisasi
•Less resources
• Less power
• Industri tdk
terkendali

• Vector borne disease
•Penyakit berbasis lingk
• Vulnerables tmsk
Mother&Child

Modifikasi dari
Moore M, Gould P, Keary BS.
nt J Hyg Environ Health. 2003 Aug; 206(4-5):269-78.

6/7/18

61

Pertumbuhan
sekolah tinggi kesehatan masyarakat

SINERGISME ANTAR SEKTOR
Sektor
KESEHATAN:
Ketrampilan
petugas,
Prioritas yg
miskin
Public-private
mix

Determinan antara

Penyebab langsung

Gizi ibu
Penyakit infeksi

Kesehatan Ibu

Keluarga
Berencana
Infrastruktur
yankes

Pengobatan

KEMATIA
N

Pencarian
pengobatan

Pemberian ASI
Imunisasi

SKM

Pemanfaatn
layanan kesehatan

Penolong

ANGKA

BAYI&

Gizi anak

BALITA

Pencegahan
penyakit

Perawatan
6/7/18
post partum

63

ANALISIS
KEBUTUHAN
KEBIJAKAN
MONEV
KEBIJAKAN

HLTH
POLICY

IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN

FORMULASI
KEBIJAKAN

HARAPANNYA
SETIAP JENJANG
PUSAT
MAMPU…

ANALISIS
ADVOKASI
KEBUTUHAN
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN

MONEV
KEBIJAKAN

PROPINSI

FORMULASI
KEBIJAKAN
KAB/KOT
ANALISIS
KEBUTUHAN
ADVOKASIKEBIJAKAN
KEBIJAKAN
MONEV
FORMULASI
HLTH
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN

HLTH
POLICY

IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN

POLICY

Purwadi Junadi
FKM UI

SKM

IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN

ADVOKASI
KEBIJAKAN
6/7/18

64

SPEKTRUM EQUITY DAN AKSES
(yg blm difahami pimpinan daerah)

promosi
Healthy Public
Policy:
Preventif
Promotif
Pustu
Proteksi kes Bides

Yan RS
Puskesmas

UKBM PH Nursing

SKM

Rajal

Paliatif

Rujukan
RujukanTertier

Ranap

Paliatif

Prov

Puskes+
ranap

Rehabilitatif

Medis

Purwadi Junadi
FKM UI

6/7/18

65

PILIHAN2 ARAH KEBIJAKAN
YANG KURANG TEPAT
MANFAAT

Frontier
(lingkup maks
Manfaat

Non-public
goods
Yan
Elektif
Kedarurat
an
Sekunder
Kedarura
tan
Public
health
Primary
(Poned
care,
dsb)
public
health

Performan
layanan RS
Kapasitas yan RS
Mgmt Yan
RS
Jumlah yan elektif RS

Kemandirian & Proteksi Kesehatan
Bagi tak-mampu

Pemimpin
cenderung
disini
BIAYA KESEHATAN YG
HARUS DIKELUARKAN
Purwadi Junadi
6/7/18
66
FKM UI

Thank You

6/7/18

67