Kelompok 1 LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN

MAKALAH
LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN- PERSEDIAAN

Disusun Oleh
Kelompok 1
Fandi Baskoro

(1603501033)

Septiana Dwi Kartika

(1603501040)

Tiara aulia Bakti

(1603501003)

Wilian Arya Yoga

(1603501043)


PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019

KATA PENGANTAR
1

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan
makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk membahas mengenai “HUTANG LANCAR,
KONTINJENSI DAN PROVISI”
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Ibu MARIA SURYANINGSIH SE, M.Ak
yang telah membantu dan membimbing dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman - teman yang juga sudah memberi arahan, baik
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan harapan dapat membantu pembaca untuk lebih
memahami lagi tentang hutang lancar, kontijensi, dan provisiuntukmemperlancar proses
pembelajaran.
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak

kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat. Dengan ini, mohon maaf
jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan. Harapan kami semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikumWr.Wb

Jakarta, 25 Januari 2018

Penulis

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
BAB I...........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
Latar Belakang.....................................................................................................................3


Rumusan Masalah.......................................................................................................3




Tujuan Makalah...........................................................................................................3

BAB II..........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................................4
LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN- PERSEDIAAN...............................................4
2.1.1 Eliminasi Pembelian dan Penjualan Antar Perusahaan............................................4
2.1.2 Eliminasi Laba yang Belum Realisasi dalam Persediaan Akhir...................................5
2.2 Pengakuan Laba yang Belum Direalisasi dalam Persediaan Awal.................................8
2.3 PENJUALAN DOWN STREAM (ARUS KE BAWAH) DAN UPSTREAM (ARUS KE ATAS). .10
2.4 PENANGGUHAN LABA ANTARPERUSAHAAN DALAM PERIODE PENJUALAN
ANTARPERUSAHAAN.........................................................................................................10
2.5 PENGAKUAN LABA ANTARPERUSAHAAN ATAS PENJUALAN KEPADA ENTITAS LUAR.12
2.6 LABA YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN UPSTREAM.................................14
2.7 Penangguhan Laba Antar Perusahaan Dalam Periode Penjualan Antar Perusahaan14
BAB III.......................................................................................................................................17
PENUTUP..................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................17


BAB I
PENDAHULUAN

3

Latar Belakang
Laporan keuangan konsolidasi perusahaan induk dan perusahaan anak yang didalamnya
terdapat transaksi persediaan antar perusahaan afiliasi. Laporan konsolidasi dibuat untuk
menunjukkan posisi keuangan dan hasil operasi dari dua atau lebih perusahaan afilasi seolaholah perusahaan tersebut merupakan satu perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh transaksi
antar perusahaan afiliasi harus dieliminasi dari laporan keuangan konsolidasi.
Transaksi antar perusahaan mengakibatkan saldo akun resiprokal pada buku perusahaan
afiliasi. Contohnya, transaksi penjualan antar perusahaan menimbulkan saldo resiprokal
penjualan dan pembelian (atau harga pokok penjualan) dan juga piutang dan hutang usaha
resiprokal. Oleh karena transaksi antar perusahaan ini adalah transaksi internal perusahaan
dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, maka pengaruhnya harus dieliminasi dalam
proses konsolidasi. Selain saldo akun resiprokal, keuntungan dan kerugian dari transaksi
antar perusahaan juga harus dieliminasi sampai terjual kepada pihak-pihak di luar entitas
yang dikonsolidasikan. Seperti disebutkan dalam Accounting Research Bulletin (ARB) No.
51, laporan konsolidasi “tidak boleh memasukkan keuntungan atau kerugian transaksi antar
perusahaan didalam grup sehingga laba atau rugi yang terjadi harus dieliminasi; konsep yang

biasanya diterapkan untuk tujuan ini adalah laba atau rugi kotor (bruto)”.

 Rumusan Masalah
Transaksi persediaan antar perusahaan
Penjualan arus kebawah dan arus ke atas
Konsep laba yang belum direalisasi persediaan akhir
Konsep realisasi laba persediaan awal
Kertas kerja laporan keuangan konsolidasi

 Tujuan Makalah
Menjelaskan transaksi persediaan antar perusahaan
Menjelaskan penjualan arus kebawah dan arus ke atas
Menjelaskan konsep laba yang belum direalisasi persediaan akhir
Menjelaskan konsep realisasi laba persediaan awal
Menjelaskan kertas kerja laporan keuangan konsolidasi

BAB II
PEMBAHASAN

4


LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN- PERSEDIAAN
2.1 TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTAR PERUSAHAAN
Pendapatan diakui ketika pendapatan tersebut direalisasi, yaitu ketika pendapatan tersebut diperoleh.
Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, pendapatan yang diperoleh harus berasal dari
penjualan kepada entitas luar (pihak luar). Pendapatan atas penjualan antara perusahaan-perusahaan
afiliasi tidak dapat diakui sampai barang tersebut dijual keluar dari entitas yang dikonsolidasikan.

2.1.1 Eliminasi Pembelian dan Penjualan Antar Perusahaan
Penjualan dan pembelian antar perusahaan afiliasi dieliminasi dalam proses konsolidasi untuk
melaporkan penjualan dan pembelian (atau harga pokok penjualan) kepada entitas luar. Berikut
contoh transaksi eliminasi pembelian dan penjualan antarperusahaan afiliasi.
Contoh Kasus 1,
Fren Corporation mendirikan sebuah anak perusahaan, Smart Company pada tahun 2006 untuk
menjual lini produk Fren Corporation. Semua pembelian Smart berasal dari Fren dengan harga 20% di
atas harga perolehan Fren. Selama tahun 2003 Fren membeli barang dagang dari entitas lain sebanyak
Rp 20.000.000 dan menjual barang dagangan senilai Rp 20.000.000 tersebut kepada Smart dengan
harga Rp 24.000.000, dan Smart menjual semua barang dagangannya pada para pelanggannya dengan
harga Rp 30.000.000, ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagangan dicatat dengan buku
terpisah Fren dan Smart adalah sebagai berikut:

PEMBUKUAN FREN ( dalam ribuan )
Persediaan (+A)

Rp 20.000

Hutang dagang (+L)

Rp 20.000

Untuk mencatat pembelian kredit dari
entitas lain
Piutang Usaha – Smart (+A)

Rp 24.000

Penjualan (R, +SE)

Rp 24.000

Untuk mencatat penjualan antar perusahaan

kepada Smart
Harga pokok penjualan (E, -SE)
Persediaan (-A)

Rp 20.000
Rp 20.000

Untuk mencatat harga pokok penjualan
kepada Smart

PEMBUKUAN SMART ( dalam ribuan )

5

Persediaan (+A)

Rp 24.000

Hutang dagang (+L)


Rp 24.000

Untuk mencatat pembelian antarperusahaan
dari Fren
Piutang Usaha (+A)

Rp 30.000

Penjualan (R, +SE)

Rp 30.000

Untuk mencatat penjualan kepada entitas
lain
Harga pokok penjualan (E, -SE)

Rp 24.000

Persediaan (-A)


Rp 24.000

Untuk mencatat harga pokok penjualan
kepada entitas lain
Pada akhir tahun 2006, penjualan Fren termasuk yang dijual ke Smart, adalah Rp 24.000.000 dan
harga pokok penjualannya termasuk harga barang dagangan yang ditransfer ke Smart sebesar Rp
20.000.000. Penjualan Smart termasuk penjualan barang dagang kepada entitas lain, Rp 30.000.000
dan harga pokok penjualannya sebesar Rp 24.000.000. Karena Fren dan Smart dianggap sebagai
entitas tunggal untuk tujuan pelaporan, penjualan dan harga pokok penjualan gabungan disajikan
terlalu besar sejumlah Rp 24.000.000. Kelebihan tersebut dieliminasi dalam kertas kerja konsolidasi.
Eliminasi kertas kerja adalah sebagai berikut: (dalam ribuan)

Penjualan
Harga pokok
penjualan
Laba kotor

Fren

100%

Smart

Penyesuaian dan
Eliminasi

Konsolidasi

Rp 24.000

Rp 30.000

a.

Rp 30.000

20.000

24.000

Rp 4.0000

Rp 6.000

24.000

a. 24.000

20.000
Rp 10.000

Eliminasi kertas kerja tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi karena jumlah eliminasi
penjualan dan harga pokok penjualan adalah sama, dan gabungan laba bruto sama dengan laba bruto
konsolidasi. Selain eliminasi pos laba untuk perusahaan, eliminasi piutang dan hutang antar
perusahaan harus dilakukan dalam proses konsolidasi.

2.1.2 Eliminasi Laba yang Belum Realisasi dalam Persediaan Akhir
Entitas konsolidasi merealisasikan dan mengakui laba atas penjualan antar perusahaan afiliasi pada
saat barang dijual kepada entitas luar. Persediaan akhir perusahaan afiliasi pembeli mencerminkan
laba dan rugi atas penjualan antar perusahaan karena persediaan tersebut lebih mencerminkan harga
transfer perusahaan. Contoh transaksi eliminasi laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir
masih melanjutkan kasus 1 diatas.
Contoh Kasus 2,
Selama tahun 2007 Fren membeli barang dagang dari entitas lain sebanyak Rp 30.000.000 dan
menjual barang dagang senilai Rp 30.000.000 tersebut kepada Smart sehargaRp 36.000.000. Smart
6

menjual barang dagangnya sebanyak Rp 30.000.000 kepada para pelanggannya dengan harga Rp
37.500.000. Ayat jurnal yang berhubungan dengan transfer barang dagang antar perusahaan selama
tahun 2007 adalah sebagai berikut:
PEMBUKUAN FREN ( dalam ribuan )
Persediaan (+A)

Rp 30.000

Hutang dagang (+L)

Rp 30.000

Untuk mencatat pembelian kredit dari
entitas lain
Piutang Usaha – Smart (+A)

Rp 36.000

Penjualan (R, +SE)

Rp 36.000

Untuk mencatat penjualan kepada Smart
Harga pokok penjualan (E, -SE)

Rp 30.000

Persediaan (-A)

Rp 30.000

Untuk mencatat harga pokok penjualan
kepada Smart

PEMBUKUAN SMART ( dalam ribuan )
Persediaan (+A)

Rp 36.000

Hutang dagang (+L)

Rp 36.000

Untuk mencatat pembelian antarperusahaan
dari Fren
Piutang Usaha (+A)

Rp 37.500

Penjualan (R, +SE)

Rp 37.500

Untuk mencatat penjualan kepada entitas
lain
Harga pokok penjualan (E, -SE)
Persediaan (-A)

Rp 30.000
Rp 30.000

Untuk mencatat harga pokok penjualan
kepada entitas lain
Penjualan Fren tahun 2007 kepada Smart Rp 36.000.000 dan harga pokok penjualannya
mencerminkan harga pokok dagangan yang ditransfer kepada Smart sebesar Rp 30.000.000,
Penjualan Smart tahun 2007 sebesar Rp 37.500.000 terdiri dari barang dagang yang diperoleh dari
Fren, dan harga pokok penjualannya sebesar Rp 30.000.000 dari Rp 36.000.000 harga transfer barang
7

dagangan yang diperoleh Fren. Hal ini sama dengan Rp 30.000.000/Rp 36.000.000 atau 5/6. Sisa
barang dagang yang diperoleh dari Fren tahun 2007 tetap ada dalam persediaan Smart pada tanggal 31
Desember 2007 dengan harga transfer Rp 6.000.000, termasuk laba yang belum direalisasi sebesar
Rp 1.000.000 ( berasal dari sisa laba 1/6 x Rp 6.000.000).
Jurnal eliminasi dalam kertas kerja oleh Fren Corporation adalah sebagai berikut :
Penjualan resiprokal (dari Fren ke Smart), yaitu penjualan sebesar Rp 36.000.000
Jurnal eliminasi yang dibuat :
Penjualan

Rp 36.000.000

Harga pokok penjualan

Rp 36.000.000

Laba yang belum direalisasi, pada persediaan akhir tahun masih tersisa sebesar Rp 1.000.000 ( 1/6
dari harga transfer Rp 6.000.000)
Jurnal eliminasi yang dibuat :
Harga pokok penjualan

Rp 1.000.000

Persediaan

Rp 1.000.000

Kertas kerja eliminasi yang dibuat oleh Fren tahun 2007 sebagai berikut :
(dalam ribuan)
Fren

100%
Smart

Penyesuaian dan
Eliminasi

Konsolidasi

Rp 36.000

Rp 37.500

a.

36.000

Rp 37.500

30.000

30.000

b.

1.000

Rp 6.000

Rp 7.500

Laporan laba rugi
Penjualan
H.pokok penjualan
Laba kotor

a. 36.000

25.000
Rp 12.500

Neraca
Persediaan

Rp 6.000

b.

1.000

Rp 5.000

Debit harga pokok penjualan pada jurnal eliminasi diatas mengurangi laba dengan peningkatan harga
pokok penjualan konsolidasi, dan kredit mengurangi nilai persediaan dari harga transfer antar
perusahaan menjadi harga perolehan. Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, persediaan
akhir Smart disajikan terlalu besar sejumlah laba yang belum direalisasi Rp 1.000.000 Oleh karena
persediaan akhir yang disajikan terlalu besar menyebabkan harga pokok penjualan terlalu rendah dan
laba bruto menjadi terlalu tinggi, kesalahan tersebut diperbaiki dengan ayat jurnal kertas kerja b, yang
menambah (debit) harga pokok penjualan dan mengurangi (kredit) persediaan akhir yang disajikan
terlalu besar tersebut. Ayat jurnal eliminasi ini mengurangi laba bruto konsolidasi sebesar Rp
1.000.000 ( pengaruh pada laporan laba rugi) dan persediaan akhir konsolidasi sebesar Rp 1.000.000
(pengaruh pada neraca).
METODE EKUITAS Pada tanggal 31 Desember 2007, Fren menghitung pendapatan investasinya
dengan cara yang biasa kecuali bahwa laba antar perusahaan sebesar Rp 1.000.000 harus
ditangguhkan. Dalam ayat jurnal konsolidasi satu baris Fren, pendapatan dari Smart akan dikurangi
8

dengan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir sebesar Rp 1.000.000, karenanya , akun
investasi pada Smart juga akan dikurangi sebesar Rp 1.000.000.

2.2 Pengakuan Laba yang Belum Direalisasi dalam Persediaan Awal
Laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir akan direalisasi ketika barang dagang
dijual kepada pihak diluar entitas konsolidasi. Realisasi terjadi pada periode fiskal berikutnya,
sehingga pengakuan ditunda sampai tahun berikutnya. Pengakuan laba yang belum direalisasi
mengharuskan kredit pada harga pokok penjualan pada kertas kerja karena jumlah persediaan
tercermin dalam harga pokok penjualan jika sistem perpetual yang digunakan. Berikut ini contoh
kasus untuk transaksi pengakuan laba yang belum direalisasi pada persediaan awal. Contoh transaksi
masih melanjutkan kasus 1 dan 2 diatas.
Contoh kasus 3,
Selamatahun 2008 Fren Corporation menjualbarangdagangsenilaiRp 40.000.000 kepada
Smart Company denganhargaRp 48.000.000 dan Smart menjual 75% daribarangdagangtersebut
denganhargaRp
45.000.000,
Smart
jugamenjualbarangdagangdaripersediaanawalnya
(hargaperolehanRp 6.000.000) kepada para pelanggannyadenganhargaRp 7.500.000. ayatjurnal yang
berhubungandenganbarangdagang yang ditransfPEMBUKUAN FREN ( dalam ribuan )
Persediaan (+A)

Rp 40.000

Hutang dagang (+L)

Rp 40.000

Untuk mencatat pembelian kredit dari
entitas lain
Piutang Usaha – Smart (+A)

Rp 48.000

Penjualan (R, +SE)

Rp 48.000

Untuk mencatat penjualan kepada Smart
Harga pokok penjualan (E, -SE)

Rp 40.000

Persediaan (-A)

Rp 40.000

Untuk mencatat harga pokok penjualan
kepada Smart

PEMBUKUAN SMART ( dalam ribuan )
Persediaan (+A)

Rp 48.000

Hutang dagang (+L)

Rp 48.000

Untuk mencatat pembelian antarperusahaan
dari Fren
Piutang Usaha (+A)
Penjualan (R, +SE)

Rp 52.500
Rp 52.500

9

Untuk mencatat penjualan kepada entitas
lain sebesar Rp 45.000.000 dan 7.500.000
Harga pokok penjualan (E, -SE)

Rp 42.000

Persediaan (-A)

Rp 42.000

Untuk m encatat harga pokok penjualan
kepada entitas lain (harga transfer Rp
48.000.000 x 75% yang dijual dan Rp
6.000.000 dari persediaan awal)
a) Transaksi penjualan dan pembelian oleh Fren dan Smart sebagai entitas konsolidasi berakibat pada
akhir tahun 2008, Smart masih memiliki persediaan akhir sebesar 25% yaitu sebesar Rp 12.000.000
(Rp 48.000.000 x 25%) karena Smart baru menjual barang dagangan yang dibeli dari Fren sebanyak
75%. Persediaan akhir Smart tahun 2008 termasuk laba yang belum direalisasi sebesar Rp 2.000.000
{Rp 12.000.000 – (Rp 12.000.000/1,2 harga transfer)} atau nilai persediaan akhir harga transfer (fren)
Rp 10.000.000.
Ayat jurnal yang dibuat oleh Fren untuk mengeliminasi transaksi resiprokal dan mengakui laba yang
sebelumnya ditangguhkan dari persedian awal tahun adalah sebagai berikut :
a.

Mengeliminasi transaksi penjualan dan pembelian antarperusahaan

Jurnal yang dibuat :
Penjualan

Rp 48.000.000

Harga pokok penjualan
b.

Rp 48.000.000

Mengakui laba dari persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan

Jurnal yang dibuat :
Investasi dalam Smart

Rp 1.000.000

Harga pokok penjualan

Rp 1.000.000

c.
Mengeliminasi laba antarperusahaan pada persediaan akhir (laba yang belum direalisasi dalam
persediaan akhir
Jurnal yang dibuat :
Harga pokok penjualan
Persediaan

Rp 2.000.000
Rp 2.000.000

Kertas kerja eliminasi yang dibuat oleh Fren tahun 2008 sebagai berikut :
10

(dalam ribuan)

Fren

100%
Smart

Penyesuaian dan
Eliminasi

Konsolidasi

Rp 48.000

Rp 52.500

a.

48.000

Rp 52.500

40.000

42.000

c.

2.000

Laporan laba rugi
Penjualan
H.pokok penjualan

a. 48.000
b.

Laba kotor

Rp 8.000

1.000

Rp 10.500

35.000
Rp 17.500

Neraca
Persediaan
Investasi dalam
Smart

Rp 12.000

XXX

c.

b.

2.000

Rp 10.000

1.000

Ayat jurnal kertas kerja a dan c pada dasarnya sama seperti ayat jurnal untuk tahun 2007. Tujuannya
adalah untuk mengeliminasi pembelian dan penjualan antar perusahaan dan menangguhkan laba yang
belum direalisasi dalam persediaan akhir. Dari sudut pandang konsolidasi, kelebihan persediaan awal
sebesar Rp 1.000.000 menyebabkan harga pokok penjualan dalam tahun 2008 menjadi terlalu besar.
Ayat jurnal b mengakui laba yang sebelumnya ditangguhkan (tahun 2007) dengan mengurangi harga
pokok penjualan konsolidasi dan karenanya meningkatkan laba bruto konsolidasi. Debit akun
investasi dalam Smart merupakan penyesuaian untuk ayat jurnal konsolidasi satu baris yang
mengurangi akun investasi pada Smart tahun 2007 untuk menangguhkan laba yang belum direalisasi
dalam persediaan akhir tersebut. Contoh tersebut diatas tidak mencakup pengaruh transaksi
persediaan antar perusahaan terhadap perhitungan hak minoritas atau terhadap akuntansi perusahaan
induk menurut metodee ekuitas.

2.3 PENJUALAN DOWN STREAM (ARUS KE BAWAH) DAN UPSTREAM (ARUS
KE ATAS)
Penjualan oleh perusahaan induk kepada perusahaan anaknya akan meningkatkan penjualan, harga
pokok penjualan dan laba kotor perusahaan induk tetapi tidak mempengaruhi laba perusahaan anak
sampai barang dagang tersebut dijual kepada entitas luar. Berikut ini akan diilustrasikan penangguhan
laba antar perusahaan atau laba yang belum direalisasi atas penjualan downstream.

2.4 PENANGGUHAN LABA ANTARPERUSAHAAN DALAM PERIODE
PENJUALAN ANTARPERUSAHAAN
Contoh kasus 4,

11

Park Corporation mempunyai 90% saham berhak suara Sori Corporation. Laporan laba rugi
terpisah Park dan Sori untuk tahun 2006, sebelum mempertimbangkan laba yang belum direalisasi,
adalah sebagai berikut :
Park Corp
Penjualan

Sori Corp

Rp 100.000

Harga pokok penjualan

Rp 50.000

(60.000)

(35.000)

Laba Kotor

40.000

15.000

Beban

15.000

5.000

Laba Operasi

25.000

10.000

Laba dari Sori

9.000

Laba Bersih

-

34.000

10.000

Transaksi selama tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Penjualan Park kepada Sori sebesar Rp 15.000 dengan laba sebesar Rp 6.250.
Persediaan Sori per 31 Desember 2006, termasuk 40% barang dagang dari transaksi antarperusahaan.
Pada pembukuan yang terpisah Park mengambil bagiannya atas laba Sori dan menangguhkan
pengakuan laba yang belum direalisasi dengan membuat ayat jurnal berikut :
Investasi dalam Sori

Rp 9.000

Laba dari Sori

Rp 9.000

Laba dari Sori

Rp 2.500

Investasi dalam Sori

Rp 2.500

Ayat jurnal kedua pada pembukuan Park mengurangi laba dari Sori yaitu dari Rp 9.000 menjadi Rp
6.500. Oleh karena bagian Park hanya sebesar Rp 9.000 (kepemilikan 90%) maka beban hak
minoritas pada kertas kerja Park dicatat sebesar Rp 1.000.
Jurnal elimasi yang dibuat oleh Park per 31 Desember 2006 untuk mengeliminasi akun resiprokal
adalah sebagai berikut :
Jurnal eliminasi :
Mengeliminasi penjualan dan pembelian resiprokal
Jurnal :
Penjualan

Rp 15.000

Harga pokok penjualan

Rp 15.000

Mengeliminasi laba antarperusahaan dari harga pokok penjualan dan persediaan
Jurnal :
Harga pokok penjualan

Rp 2.500

12

Persediaan

Rp 2.500

Mengeliminasi laba investasi dan menyesuaikan akun investasi dalam Sori per 1 Januari 2006 (dalam
laporan konsolidasi tidak boleh ada laba atas transaksi antarperusahaan afiliasi)
Jurnal :
Laba dari Sori

Rp 6.500

Investasi dalam Sori

Rp 6.500

KERTAS KERJA PARK DAN PERUSAHAAN ANAK, SORI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006

Park

90%
Sori

Penyesuaian dan
Eliminasi

Laporan

a.

Rp 135.000

Konsolidasi

Laporan laba rugi
Penjualan

Rp 100.000

Rp 50.000

Laba dari Sori

6.500

H.pokok penjualan

(60.000)

(35.000)

Beban

(15.000)

(5.000)

15.000

b. 6.500
c. 2.500

a. 15.000

( 20.000)

Beban hak minoritas
( Rp 10.000 x 10%)

( 82.500)

( 1.000)
Rp 31.500

Rp 10.000

Rp 31.500

Laba Bersih
Neraca
Persediaan
Investasi dalam Sori

Rp 7.500
XXX

b. 2.500
c.

Rp 5.000

6.500

2.5 PENGAKUAN LABA ANTARPERUSAHAAN ATAS PENJUALAN KEPADA
ENTITAS LUAR
Contoh Kasus 5,
Barang dagang yang diperoleh dari park selama tahun 2006 dijual oleh Sori pada tahun 2007,
asumsi tidak ada transaksi antarperusahaan antara Park dan Sori selama tahun 2007. Laporan laba rugi
terpisah tahun 2007 sebelum mempertimbangkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan awal
Sori sebesar Rp 2.500 adalah sebagai berikut :
Park Corp
Penjualan
Harga pokok penjualan

Rp 120.000
(80.000)

Sori Corp
Rp 60.000
(40.000)
13

Laba Kotor

40.000

20.000

Beban

20.000

5.000

Laba Operasi

20.000

15.000

Laba dari Sori

13.500

Laba Bersih

33.500

15.000

Laba operasi Park tahun 2007 tidak dipengaruhi oleh laba yang belum direalisasi dalam persediaan
Sori per 31 Desember 2006. Namun laba Sori tahun 2007 terpengaruh karena persediaan awal Sori
lebih saji Rp 2.500 demikian pula untuk harga pokok penjualan. Dari sudut pandang Park laba
investasinya akan dicatat dan disesuaikan sebagai berikut ;
Investasi dalam Sori

Rp 13.500

Laba dari Sori

Rp 13.500

(Mencatat laba investasi dari Sori )
Investasi dalam Sori

Rp 2.500

Laba dari Sori

Rp

2.500

( Untuk mencatat realisasi laba dari penjualan antarperusahaan tahun 2006 kepada Sori)

Pada akhir tahun 2007 ayat jurnal diatas akan meningkatkan investasi dalam Sori dari Rp 13.500
menjadi Rp 16.000 dan laba bersih Park dari Rp 33.500 menjadi Rp 36.000.
Berikut ini jurnal eliminasi dan kertas kerja konsolidasi Park dan Sori :
Menyesuaikan atau mengakui laba dari persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan.
Jurnal :
Investasi dalam sori

Rp 2.500

Harga pokok penjualan

Rp

2.500

Mengeliminasi laba investasi dan menyesuaikan akun investasi ke dalam saldo awal.

Jurnal :
Laba dari Sori
Investasi dalam Sori

Rp 16.000
Rp 16.000

SEBAGIAN KERTAS KERJA PARK CORPORATION DAN PERUSAHAAN ANAK, SORI
CORPORATION
14

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007

Park

Sori

Penyesuaian dan eliminasi
Debet

Laporan
Konsolidasi

Kredit

Laporan laba rugi
Penjualan
Laba dari Sori

Rp 120.000

Rp 60.000

16.000

Rp 180.000
b.

H.pokok penjualan

(80.000)

(40.000)

Beban

(20.000)

( 5.000)

16.000
a.

2.500

(117.500)
( 25.000)

Beban hak
minoritas (Rp
15.000x10%)
( 1.500)
Laba bersih

Rp 36.000

Rp 15.000

Rp 36.000

Neraca
Investasi dlm Sori

XXX

a.

2.500

b. 16.000

2.6 LABA YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN UPSTREAM
Penjualan oleh anak perusahaan kepada induk perusahaannya akan meningkatkan penjualan, harga
pokok penjualan dan laba kotor anak perusahaan, tetapi tidak memengaruhi laba operasi induk sampai
barang dagang dijual kembali kepada entitas lain. Laba bersih induk perusahaan dipengaruhi, karena
induk perusahaan mengakui bagiannya atas pendapatan anak perusahaan berdasarkan metode ekuitas.
Jika anak perusahaan penjual adalah perusahaan afiliasi yang dimiliki 100%, induk perusahaan
menangguhkan 100% dari laba yang belum direalisasi pada tahun terjadinya penjualan antar
perusahaan. Jika anak perusahaan adalah perusahaan afiliasi yang hanya dimiliki sebagian, induk
perusahaan juga hanya menangguhkan sebatas bagiannya atas laba anak perusahaan yang belum
direalisasi.

2.7 Penangguhan Laba Antar Perusahaan Dalam Periode Penjualan Antar
Perusahaan
Diasumsikan bahwa Salt Corporation (perusahaan anak) menjual barang dagang, yang dibeli seharga
Rp 7.500.000, kepada Park Corporation (perusahaan induk) dengan harga Rp 20.000.000 selama
tahun 2006 dan menjual 60% dari barang dagang tersebut kepada pihak luar dengan harga Rp
15.000.000 pada akhir tahun laba persediaan yang belum direalisasi sebesar Rp 5.000.000 (harga
perolehan sebesar Rp 3.000.000 tetapi dimasukkan dalam persediaan Park sebesar Rp 8.000.000). Jika
Salt melaporkan laba bersih tahun 2006 sebesar Rp 50.000.000, bagian Park diakui seperti dalam
Peraga dibawah ini. Peraga tersebut membandingkan konsolidasi satu baris atas kepemilikan 100%
dan kepemilikan sebesar 75% pada perusahaan anak.
Seperti diilustrasikan, Jika Park mencatat 100% dari pendapatan/laba Salt berdasarkan metode
ekuitas, Park harus mengeliminasi 100% dari setiap laba yang belum direalisasi yang termasuk dalam
15

laba tersebut. Jika Park hanya mencatat 75% dari laba Salt berdasarkan metode ekuitas, Park harus
mengeliminasi hanya 75% dari laba yang belum direalisasi yang termasuk dalam laba Salt tersebut.
Pada kedua kasus, semua laba yang belum direalisasi yang dicatat oleh Park dieliminasi dari akun
laba dan investasi.
(dalam ribuan)
Bagian A
Jika Salt adalah anak perusahaan yang dimiliki 100%

Investasi pada Salt (+A)

50.000

Laba dari SaltR,+SE)

5.000

Untuk mencatat 100% pendapatan Salt yang
dilaporkan sebagai pendapatan dari anak perusahaan.

Laba dari Salt (-R,-SE)

5.000

Investasi pada Salt

5.000

Untuk menangguhkan 100% laba persediaan yang
Belum direalisasi yang dilaporkan Salt sampai direalisasi.
Ayat jurnal tunggal sebesar Rp 45.000
[(50.000 - 5.000) x 100%] dapat juga digunakan.

Bagian B
Jika Salt adalah anak perusahaan yang dimiliki 75%

Investasi pada Salt (+A)

37.500

Laba dari Salt (R,+SE)

37.500

Untuk mencatat 75% pendapatan/laba Salt yang dilaporkan
sebagai pendapatan/laba dari anak perusahaan.

Laba dari Salt (-R,-SE)

37.500

Investasi pada Salt (-A)

37.500

Untuk menangguhkan 75% laba persediaan yang belum
direalisasi yang dilaporkan Salt sampai direalisasi.
Ayat jurnal tunggal sebesar Rp 33.750
16

[(50.000 - 5.000) x 75%] dapat juga digunakan.

PARK DAN ANAK PERUSAHAAN, SALT (KEPEMILIKAN 75%)
SEBAGIAN KERTAS KERJA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006 (DALAM RIBUAN)

Penyusaian dan
Eliminasi
Laporan

Park

75% Salt

Debit

kredit

Konsolidasi

Laporan laba rugi
Penjualan
Rp380

Rp250

Pendapatan dari Salt

33,75

Harga pokok penjualan
(165)

(100)

(80)

(50)

(20)

Beban-beban
(70)

Rp150

a 20
c 33,5
b

5

a 20

Beban hak minoritas
[($50.000-$5.000)x25%]
(11,25)
Laba bersih

Rp133,75 Rp 50
Rp 133,75

Neraca
Rp
5

Rp10

b 5

Investasi pada Salt

XXX

c 33,75

a.

Mengeliminasi penjualan resiprokal dan harga pokok penjualan

b.

Menyesuaikan harga pokok penjualan dan persediaan akhir atas dasar harga

17

perolehan
c.
Mengeliminasi pendapatan investasi dan menyesuaikan akun investasi pada Salt
menjadi saldo awal periode.

BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
http://aetherians.blogspot.co.id/2014/11/laba-atas-transaksi-antar-perusahaan.html

18