DOCRPIJM aa6425ddb1 BAB X10 ASPEK KELEMBAGAAN KOTA MATARAM

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek

kelembagaan Cipta Karya di daerah yang fokus
kepada aspek keorganisasian, aspek
ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya
manusia.

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 1

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan
kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar
dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya
manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada
lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja

yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan
demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus
dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

10.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan
kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu
Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat
daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya
urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi
perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan,
kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis
dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan
penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana
dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat

daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang
menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan
pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat
dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 2

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan
dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah
bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang

menjadi urusan pemerintah daerah sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya
sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah,
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta
Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi
dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang,
dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing- masing bidang terdiri dari paling
banyak 3 seksi.

Bupati/Walikota

DPRD/

Sekretaris

Dinas

Lembaga/Badan


Sumber: PP 41/2007
Gambar 10.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010- 2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas
dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan
ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan
teknologi

informasi

dan

komunikasi,

penyempurnaan

sistem

perencanaan


dan

penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan
aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk
memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan
standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi.
Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah,
seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 3

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien
dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010-2025

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012
tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada
Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah
daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan
sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan
kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan
pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai
sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi,
yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan
dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :
a. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan
dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen
perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;
b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai
peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
c.


Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi
unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana,
pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

d. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi,
serta pembangunan dan pengembangan e-government;
e. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen
pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan,
asesmen individiu berdasarkan kompetensi;
f.

Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

g. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja
Utama (IKU;
h.

Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja

masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

i.

Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 4

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada gambar 10.2
berikut ini.

Sumber: Road Map Reformasi Birokrasi
Gambar 10.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010 – 2014 Cipta Karya
6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses
pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua

instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksi- kan
untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi

atas

kebijakan

dan program

pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan
fungsi, serta kewenangan masing- masing.

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 5

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai
menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan

dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip
PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan
Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang
menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan
dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan
tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub
bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi
penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung
jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan
pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi
yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun
kabupaten/kota.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah.
Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah
(Peraturan Daerah). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan

Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk
memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal
kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat
permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti
perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai
Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung
kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam
perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja,
standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 6

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

pembinaan

dan

pengendalian

pelayanan

perkotaan,

sedangkan

Bupati/Walikota

melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah
untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan
bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta
Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada
bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

10.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah Kota
Mataram yang menangani bidang Cipta Karya.

10.2.1

Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi
Birokrasi. Keorganisasian yang akan dijabarkan terkait dengan struktur, tugas, dan fungsi pemerintah
daerah yang menangani bidang Cipta Karya.
Dalam implementasi penataan kelembagaan perangkat daerah, peraturan yang mendasarinya adalah
Peraturan Daerah Kota Mataram No 5 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi
Perangkat Daerah Kota Mataram. Adapun Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram ditetapkan
sebagai berikut.
a. Sekretariat Daerah.
b. Sekretariat DPRD.
c.

Dinas Daerah, terdiri dari :
1) Dinas Kesehatan
2) Dinas Pekerjaan Umum
3) Dinas Perhubungan
4) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
5) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
6) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
7) Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan
8) Dinas Tata Kota
9) Dinas Kebersihan
10) Dinas Koperasi, Perindustrian dan Peraturan Daerahgangan
11) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
12) Dinas Pendapatan
13) Dinas Pertamanan

d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 7

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

e. Inspektorat Kota
f.

Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari :
1) Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
2) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
3) Badan Pemberdayaan Masyarakat
4) Badan Kepegawaian Daerah
5) Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Perikanan
6) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
7) Satuan Pemadam Kebakaran
8) Satuan Polisi Pamong Praja
9) Kantor Lingkungan Hidup
10) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu

g. Kecamatan, terdiri dari :
1) Kecamatan Ampenan
2) Kecamatan Sekarbela
3) Kecamatan Selaparang
4) Kecamatan Mataram
5) Kecamatan Sandubaya
6) Kecamatan Cakranegara
h. Kelurahan, terdiri dari :
Kecamatan Ampenan
1. Kelurahan Bintaro
2. Kelurahan Ampenan Utara
3. Kelurahan Dayan Peken
4. Kelurahan Ampenan Tengah
5. Kelurahan Banjar
6. Kelurahan Ampenan Selatan
7. Kelurahan Taman Sari
8. Kelurahan Pejeruk
9. Kelurahan Kebun Sari
10. Kelurahan Pejarakan Karya
Kecamatan Sekarbela
11. Kelurahan Kekalik Jaya
12. Kelurahan Tanjung Karang Permai
13. Kelurahan Tanjung Karang
14. Kelurahan Karang Pule
15. Kelurahan Jempong Baru
Kecamatan Selaparang
16. Kelurahan Rembiga

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 8

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

17. Kelurahan Karang Baru
18. Kelurahan Monjok Barat
19. Kelurahan Monjok
20. Kelurahan Monjok Timur
21. Kelurahan Mataram Barat
22. Kelurahan Gomong
23. Kelurahan Dasan Agung
24. Kelurahan Dasan Agung Baru
Kecamatan Mataram
26. Kelurahan Punia
27. Kelurahan Pejanggik
28. Kelurahan Mataram Timur
29. Kelurahan Pagesangan Barat
30. Kelurahan Pagesangan
31. Kelurahan Pagesangan Timur
32. Kelurahan Pagutan Barat
33. Kelurahan Pagutan
34. Kelurahan Pagutan Timur
Kecamatan Cakranegara
34. Kelurahan Cakranegara Barat
35. Kelurahan Cilinaya
36. Kelurahan Sapta Marga
37. Kelurahan Mayura
38. Kelurahan Cakranegara Timur
39. Kelurahan Cakranegara Selatan
40. Kelurahan Cakranegara Selatan Baru
41. Kelurahan Cakranegara Utara
42. Kelurahan Karang Taliwang
43. Kelurahan Sayang-Sayang
Kecamatan Sandubaya
44. Kelurahan Selagalas
45. Kelurahan Bertais
46. Kelurahan Mandalika
47. Kelurahan Babakan
48. Kelurahan Turida
49. Kelurahan Abian Tubuh Baru
50. Kelurahan Dasan Cermen
Berdasarkan peraturan yang baru, yaitu Peraturan Daerah Kota Mataram No. 8 Tahun 2013 tentang
perubahan kedua mengenai Peraturan Daerah No. 5 tahun 2008, banyak pembahasan mengenai

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 9

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

perubahan sistem pada Sekretaris Daerah dan Dinas Pendapatan Daerah. Berikut adalah struktur
organisasi yang baru untuk Sekretaris Daerah di Kota Mataram.

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 10

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

Gambar 10.3 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Mataram

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 11

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

Sementara organisasi penyelenggara RPIJM kota mataran di bentuk dengan Keputusan
Walikota Mataram No 426/IX /2008 Tentang Pembentukan Tim Koordinasi Rencana Program
Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Pekerjaan Umum / Cipta karya Kota Mataram
dengan susunan organisasi sbb :
Pembina

: Walikota Mataram
Wakil Walikota Mataram

Pengarah

: Sekretaris Daerah Kota Mataram

Ketua : Kepala Bappeda Kota Mataram
Wk Ketua

: Sisten II Bidang Pembangunan dan Ekonomi Setda Kota
Mataram

Sekretaris

: Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Bappeda Kota Mataram

Anggota

:
1. Kepala Dinas PU Kota Mataram
2. Kepala Dinas TKPB Kota Mataram
3. Kepala Dinas Kebersihan Kota Mataram
4. Kepala Kantor Pertamanan
5. Kepala Bagian Lingkungan Hidup Setda Kota Mataram
6. Kepala Bagian Keuangan Setda Kota Mataram
7. Direktur PDAM Menang
8. Kasubag Program Bappeda Kota Mataram
9. Kasubbud SDA & LH Bappeda Kota Mataram
10. Kasubbid Sarana dan Prasarana Bappeda Kota mataram
11. Kasubbid Tata Ruang Bappeda Kota Mataram
12. Staf Bidang Fisik dan Prasarana Bappeda Kota Mataram

Tugas, fungsi dan wewenang instansi – instansi yang termasuk dalam SK ini adalah sesuai
dengan Peraturan Daerah Kota Mataram No. 5 Tahun 2008 dengan Koordinasi Program menjadi
tugas Bappeda sedangkan tugas pelaksanaan dan operasi pemeliharaan dilaksanakan oleh
dinas–dinas yang termasuk dalam SK Walikota Mataram.

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 12

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

10.2.2

Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas
program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu
dikembangkan

adalah

menciptakan

hubungan

kerja

antar

perangkat

daerah

dengan

menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan
tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan
hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi
dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan
kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun
untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi
program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar
perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah
tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masingmasing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas
pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan
kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat
dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.
Dalam struktur organisasi Pemerintah Kota Mataram (berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 & PP No.
41 Tahun 2007) Dinas Daerah merupakan unsur Pelaksana Pemerintahan Daerah, yang dipimpin
oleh Kepala Dinas, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui
Sekretaris Daerah sedangkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur
perencanaan penyelenggaran Pemerintahan Daerah.

10.2.3
Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta
Karya
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur
merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak
hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian
instansi yang menangani bidang Cipta Karya.
Pada bagian ini diuraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta
Karya, terkait komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 13

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

A. Kondisi Kelembagaan Pemerintah
1. Bappeda Kota Mataram
Jumlah Tenaga yang ada di Kantor Bappeda Kota Mataram berjumlah 50 orang dengan
tingkat pendidikan dari SLTA s/d S2. dimana jumalah terbesar adalah dengan pendidikan S1
yaitu sebanyak 33 orang.
2. Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram
Jumlah karyawan pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram adalah sebanyak 124 orang
dengan tingkat pendidikan dari tingkat SD sampai dengan tingkat S2 dengan jumlah
terbanyak adalah dengan tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 60 orang dan untuk
tingkat S 1 sebanyak 35 orang.
3. Dinas Kebersihan Kota Mataram
Jumlah karyawan pada Dinas Kebersihan Kota Mataram adalah sebanyak 116 orang dengan
tingkat pendidikan dari tingkat SD sampai dengan tingkat S2 dengan jumlah terbanyak adalah
dengan tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 55 orang dan untuk tingkat S 1 hanya 14
orang.
4. Dinas Pertamanan Mataram
Jumlah karyawan pada Dinas Pertamanan Kota Mataram adalah sebanyak orang dengan
tingkat pendidikan dari tingkat SD sampai dengan tingkat S2 dengan jumlah terbanyak adalah
dengan tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 55 orang dan untuk tingkat S 1 hanya 14
orang.
5. PDAM
Jumlah karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Menang Mataram adalah sebanyak
238 orang terdiri dari pegai tetap dan tidak tetap dengan tingkat pendidikan dari tingkat SD
sampai dengan tingkat S2 dengan jumlah terbanyak adalah dengan tingkat pendidikan
SLTA yaitu sebanyak 81 orang dan untuk tingkat S 1/ S2 sebanyak 5 orang.
B. Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah
Kelembagaan non pemerintah yang terkait dengan RPIJM di Kota Mataram adalah Badan
Keswadayaan Masyarakat ( BKM ) yang dibentuk oleh program PNPM , P2KP, NUSS di masing
masing kelurahan yang mendapat program yang bersangkutan. BKM telah menyusun program –
program infrastruktur terkait dengan penanggulangan kemiskinan ( Pronangkis ). Program –
program yang telah disusun oleh BKM dan belum bisa dilaksanakan fisiknya khususnya bidang
keciptakaryaan menjadi bahan masukan dalam penyusunan RPIJM Kota Mataram.

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 14

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

Tabel 10.1 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
Unit Kerja

Golongan

Jenis Kelamin

(1)

(2)
Gol I/II : 133
orang
Gol III : 103
orang
Gol IV : 13 orang

(3)

Sekretariat
Daerah

Pria
: 163
orang
Wanita : 86 orang

Bappeda

Gol I/II : 9 orang
Gol III : 37 orang
Gol IV : 5 orang

Pria
: 163
orang
Wanita : 86 orang

Dinas PU

Gol I/II : 70 orang
Gol III : 54 orang
Gol IV : 6 orang

Pria
: 101
orang
Wanita : 23
orang

Dinas Kebersihan

Gol I/II : 108
orang
Gol III : 7 orang
Gol IV : 0 orang

Pria
: 103
orang
Wanita : 12 orang

Dinas
Pertamanan

Gol I/II : 27 orang
Gol III : 13 orang
Gol IV : 1 orang

Pria
: 31 orang
Wanita : 10
orang

-

-

PDAM

Latar Belakang
Pendidikan
(4)

Jabatan
Fungsional
(5)