DOCRPIJM a9d5d3d0e6 BAB X10 ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek

kelembagaan Cipta Karya di daerah yang fokus
kepada aspek keorganisasian, aspek
ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya
manusia.

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 1

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya,

untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan

kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat
dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia.
Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata
laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan
sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk
meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara
bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

10.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan
kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala
Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang
ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya
urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi
perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan,
kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan

banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk,
potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana
penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masingmasing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
2. Peraturan

Pemerintah

(PP)

Nomor

38

Tahun

2007

tentang

Pembagian


Urusan

Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang
menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan
terhadap pemerintah kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat
dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 2

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang

menjadi urusan pemerintah daerah sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai
salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten/kota.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya
dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk
dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat
terdiri dari 3 sub-bagian dan masing- masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

Bupati/Walikota

DPRD/

Sekretaris

Dinas

Lembaga/Badan

Sumber: PP 41/2007


Gambar 10.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010- 2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan
akuntabilitas

kinerja

birokrasi

diperlukan

adanya

upaya

penataan

kelembagaan


dan

ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta
pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk
memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar
operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan
pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan
daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan
menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung
upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 3

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi

2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012
tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah
Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah
dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai
dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan
mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan
pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak
tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu
kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan
program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :
a. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan
strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan
dalam rangka reformasi birokrasi;
b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
c.


Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit
kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik,
kepagawaian dan diklat;

d. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta
pembangunan dan pengembangan e-government;
e. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai,
analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu
berdasarkan kompetensi;
f.

Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

g. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja
Utama (IKU;
h.


Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masingmasing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

i.

Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada gambar 10.2 berikut
ini.

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 4

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

Sumber: Road Map Reformasi Birokrasi
Gambar 10.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010 – 2014 Cipta Karya

6. Instruksi

Presiden No.


9 Tahun 2000

tentang

Pengarusutamaan Gender dalam

Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses
pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi
dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksi- kan untuk
melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang
berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masingmasing.
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan
PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 5

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019

KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG,
demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan
Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi
tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam
Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab
kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang
dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi
penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan
pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang
bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan
Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah.
Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah
(Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan
SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk
memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal
kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat
permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti
perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai
Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung
kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam
perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja,
standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan
pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan
dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 6

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah
untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang
pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya.
Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta
Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

10.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah Kabupaten
Lombok Tengah yang menangani bidang Cipta Karya.

10.2.1

Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi
Birokrasi. Keorganisasian yang akan dijabarkan terkait dengan struktur, tugas, dan fungsi pemerintah
daerah yang menangani bidang Cipta Karya.
Dalam implementasi penataan kelembagaan perangkat daerah, peraturan yang mendasarinya adalah
Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah No. 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Peraturan tersebut menerapkan prinsip-prinsip
organisasi, antara lain visi dan misi yang jelas, pelembagaan fungsi staf dan fungsi lini serta fungsi
pendukung secara tegas, efisiensi dan efektifitas, rentang kendali serta tata kerja yang jelas.
Sesuai dengan peraturan tersebut, Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Tengah
terdiri atas:
a.

Sekretariat Daerah;

b.

Sekretariat DPRD;

c.

Dinas-dinas Daerah, yang terdiri dari:
1.

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga;

2.

Dinas Kesehatan;

3.

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

4.

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

5.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

6.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

7.

Dinas Pekerjaan Umum;

8.

Dinas Koperasi dan UKM;

9.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan;

10.

Dinas Pertanian dan Peternakan;

11.

Dinas Kelautan dan Perikanan;

12.

Dinas Kehutanan dan Perkebunan;

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 7

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

13.

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;

14.

Dinas Pendapatan.

d. Inspektorat;
e. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
f.

Lembaga Tekhnis Daerah, yang terdiri dari:
1.

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;

2. Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Daerah;
3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
4. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;
5. Badan Kepegawaian Daerah;
6. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;
7. Kantor Lingkungan Hidup;
8. Kantor Ketahanan Pangan ;
9. Kantor Latihan Kerja
10. Rumah Sakit Umum Daerah;
11. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu..
g. Kecamatan terdiri dari:
1.

Kecamatan Praya;

2.

Kecamatan Praya Tengah;

3.

Kecamatan Praya Barat;

4.

Kecamatan Praya Barat Daya;

5.

Kecamatan Praya Timur;

6.

Kecamatan Pujut;

7.

Kecamatan Janapria;

8.

Kecamatan Kopang;

9.

Kecamatan Batukliang;

10. Kecamatan Batukliang Utara;
11. Kecamatan Pringgarata;
12. Kecamatan Jonggat.
h. Kelurahan terdiri dari:
1.

Kelurahan Praya;

2.

Kelurahan Gerantung;

3.

Kelurahan Semayan;

4.

Kelurahan Jontlak;

5.

Kelurahan Gerunung;

6.

Kelurahan Gonjak;

7.

Kelurahan Leneng;

8.

Kelurahan Sasake;

9.

Kelurahan Renteng;

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 8

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

i.

10.

Kelurahan Tiwugalih;

11.

Kelurahan Prapen;

12.

Kelurahan Panjisari.

Unit Pelaksana Teknis Dinas dan/atau Badan.

Sementara organisasi instansi yang menagani urusan Cipta Karya diantaranya adalah
1. Sekretariat Daerah
2. Dinas Kesehatan
3. Dinas Pekerjaan Umum
4. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)
5. Kantor Lingkungan Hidup
Tugas, fungsi dan wewenang instansi – instansi yang termasuk dalam SK ini adalah sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah No. 3 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa Koordinasi
Program menjadi tugas Bappeda sedang kan tugas pelaksanaan dan operasi pemeliharaan dilaksanakan
oleh dinas – dinas yang termasuk dalam SK Bupati Kabupaten Lombok Tengah. Berikut ini adalah rincian
Tugas Pokok dan Fungsi masing – masing instansi.
1. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati

dalam menyusun

kebijakan dan mengoordinasikan Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban, Sekretariat Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;
b. pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;
c.

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah;

d. pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Rincian tugas dan fungsi Sekretariat Daerah seperti yang disebutkan tersebut ditetapkan dengan
Peraturan Bupati.
2. Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
Kesehatan. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana strategis bidang Kesehatan;
b. perumusan kebijakan teknis bidang Kesehatan;
c.

pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pelayanan kesehatan,
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, kesehatan keluarga, promosi dan
statistik kesehatan;

d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
Kesehatan;
e. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang Kesehatan;

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 9

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

f.

pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Kesehatan;

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Rincian tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud diatas, ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
3. Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Pekerjaan Umum
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana strategis bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
b. perumusan kebijakan teknis bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
c.

pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang bina marga, cipta karya,
tata ruang , pengairan;

d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
e. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang Pekerjaan Umum;
f.

pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Pekerjaan Umum;

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Rincian tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud diatas ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
4. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan

kebijakan

daerah

di

bidang

perencanaan

pembangunan

daerah.

Dalam

melaksanakan tugasnya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis perencanaan;
b. pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
c.

pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Rincian tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud diatas ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
5. Kantor Lingkungan Hidup
Kantor Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal.
Dalam

melaksanakan

tugasnya,

Badan

Lingkungan

Hidup

dan

Penanaman

Modal

menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan Rencana Strategis bidang Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang Lingkungan
Hidup dan Penanaman Modal;
c.

pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang penanaman
modal, pengembangan dan pengendalian dampak lingkungan hidup serta pengelolaan
lingkungan hidup

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 10

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal;
f.

pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan di bidang Lingkungan Hidup dan
Penanaman Modal;

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Rincian tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud diatas ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

10.2.2

Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas
program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan
adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa
kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan
produktifitas dan kinerja.
Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan
fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja
yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk
hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan
kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan

di dalam Peraturan Daerah

tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing
instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap
satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta
Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman
bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.
Berdasarkan PP Kabupaten Lombok Tengah Nomor 3 Tahun 2008, penyelenggaraan pemerintahan
daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf yang membantu
penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam sekretariat, unsur pengawas yang diwadahi dalam
bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas kepala
daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam
lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah.

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 11

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

10.2.3

Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur
merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan
tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di
keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya.

10.3 Analisis Kelembagaan
Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini
menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani
bidang Cipta Karya.

10.3.1

Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang
cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM
Bidang Cipta Karya.
Struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Begitu juga dengan tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi.

10.3.2

Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran
produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Dalam proses analisis ini beberapa pertanyaan kunci yang
perlu mendapat jawaban adalah sebagai berikut:
Peraturan daerah penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah menguraikan tupoksi masingmasing dinas/unit kerja yang ada. Keorganisasian bidang cipta karya yang ada juga sudah
mengikuti ketentuan dalam PP 41 tahun 2007.

10.3.3

Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang
cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM
Bidang Cipta Karya. Saat ini SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi
jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 12

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

10.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan
Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang
menangani bidang Cipta Karya.

Berikut ini strategi pengembangan organisasi, strategi

pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan
strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di
daerah.
Adapun usulan program guna pengembangan kelembagaan diantaranya adalah sebagai
berikut.
1. Penyempurnaan data base wilayah
2. Sistem perencanaan tata ruang yang lebih komprehensif
3. Pembuatan peta peruntukan ruang dalam wilayah
4. Pembuatan Perda dan Perbup tentang RDTL dan RUTR Kabupaten
5. Pembuatan peta peruntukan ruang dalam wilayah

10.4.1

Rencana Pengembangan Keorganisasian

Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dilandaskan pada efektifitas dan
efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.
Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan
evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan
struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban
kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan
organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang
Cipta Karya.

10.4.2

Rencana Pengembangan Tata Laksana

Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis
SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan
operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi
ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.

10.4.3

Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada
analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan
kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian,

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 13

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai
dengan kebutuhan organisasi.
Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang
pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan
lingkup kegiatan bidang Cipta Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat
beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU.

ASPEK KELEMBAGAAN | 10 - 14