ASPEK KELEMBAGAAN CIPTA KARYA DI KOTA SIBOLGA

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kota Sibolga
Tahun 2015-2019

BAB
10

ASPEK KELEMBAGAAN CIPTA KARYA
DI KOTA SIBOLGA

zxzzaZIIIIIIOOOOPYTTTDS

Diberlakukannya Undang – undang No. 22 tahun 1999 dan diperbaharui dengan Undang – Undang No. 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang – Undang No. 25 tahun 1999 yang diperbaharui
dengan undang undang no. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah telah mendorong Pemerintah Kota Sibolga untuk memanfaatkan seoptimal mungkin potensi dan
peluang yang ada bagi percepatan jalannya roda pembangunan guna memulihkan dan menciptakan
perekonomian kota Sibolga yang handal.
Untuk menjamin pelaksanaan pembangunan infrastruktur tertutama yang berkaitan dengan Bidang Cipta
Karya, diperlukan peningkatan kapasitas kelembagaan daerah. Implementasi RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kota Sibolga melibatkan banyak komponen kelembagaan, diperlukan koordinasi dan sinkronisasi antar

pihak terkait sehingga program/ kegiatan di bidang keciptakaryaan dapat terlaksana sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi masing-masing lembaga.
Kemampuan SDM yang baik sangat dibutuhkan di Kota Sibolga oleh karena hal ini dapat
menciptakan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Sesuai dengan
sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan di Indonesia adalah peningkatan pemerataan pembangunan
beserta hasil-hasilnya. Hal ini telah menjadi salah satu kebijakan pokok pemerintah guna meningkatkan
dan sekaligus menyerasikan pertumbuhan dan perkembangan pada setiap daerah di seluruh wilayah
Indonesia.
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan
kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM bidang Cipta Karya agar dapat
dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3
komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah
untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang
menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai
operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga,
penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
10.1.

Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya


Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan
kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan daerah :
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkankesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam
melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui
Pemerintah Daerah. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi
adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran
organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan,
kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan
banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi
daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang

Aspek Kelembagaan

BAB X - 1

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kota Sibolga

Tahun 2015-2019

tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah
tidak senantiasa sama atau seragam.
2.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi
urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap
pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat
dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi
dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”. Dari
pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi
urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu
perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota.

3.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan
Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas.
Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari
3 sub-bagian dan masingmasing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

4.

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010- 2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan,
peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, sertapengembangan sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya. Untuk mendukung penataan kelembagaan,
secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan
instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan egovernment di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan
instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam
memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang

lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

5.

Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah.
Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai
tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan
pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta
prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi
pemerintah daerah Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah
dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi,
yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung
tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi
birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :
1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan
strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam
rangka reformasi birokrasi;


Aspek Kelembagaan

BAB X - 2

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kota Sibolga
Tahun 2015-2019

2.
3.

4.
5.

6.
7.

8.
9.


Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit
kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik,
kepagawaian dan diklat;
Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta
pembangunan dan pengembangan e-government;
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai,
analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu
berdasarkan kompetensi;
Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama
(IKU);
Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masingmasing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan. Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan
Umum dapat dilihat pada gambar 12.2 berikut ini.


6.

Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan
Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses
pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan
lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan
pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender
sesuaidengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masingmasing. Terkait PUG, Kementerian
PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap
program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan
bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

7.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi
tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen

ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab
kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang
dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM. Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur
bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan
Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi
dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan
oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun
kabupaten/kota.

8.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan
Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah.
Berdasarkan Permen ini dasar hokum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda).
Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota
dengan Perbup/Perwali.

Aspek Kelembagaan


BAB X - 3

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kota Sibolga
Tahun 2015-2019

9.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan
Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan
pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan,
yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk
di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana
jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai
Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung
kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam

perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar
kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan
pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi
penyediaan pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan
daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan
bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya.
Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta
Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
10.2.

Kondisi Eksisting Kelembagaan Kota Sibolga

10.2.1.

Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya di Kota Sibolga

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi
Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah
daerah yang menangani bidang Cipta Karya.Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang Cipta
Karya, informasi yang perlu disajikan antara lain adalah sebagai berikut:
A.

Peraturan Daerah yang menjadi dasar penetapan Struktur Organisasi Pemerintah Kota Sibolga.
Penetapan struktur organisasi Pemerintah Kota Sibolga Mengacu pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Pemerintah Kota Sibolga membentuk kelembagaan daerah
yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Sibolga sebagai berikut:
1.
Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah Kota Sibolga;
2.

Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas-Dinas Daerah Kota Sibolga;

3.

Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kecamatan pada Pemerintah Kota Sibolga;

4.

Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kelurahan pada Pemerintah Kota Sibolga;

5.

Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kota Sibolga Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Sibolga;

Aspek Kelembagaan

BAB X - 4

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kota Sibolga
Tahun 2015-2019

6.

Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas-Dinas Daerah Kota Sibolga;

7.

Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Sibolga.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Sibolga yang memiliki keterkaitan tugas
pokok dan fungsi secara langsung ataupun tidak langsung dalam Penyusunan Dokumen RPI2JM
ini antara lain:

1.

Sekretaris Daerah Kota Sibolga

2.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

3.

Dinas Pekerjaan Umum

4.

Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan

5.

Dinas Kesehatan;

6.

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

7.

Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

8.

Dinas Pendidikan

9.

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan informatika

Untuk melaksanakan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
di Kota Sibolga, maka dibentuk Kelompok Kerja RPI2JM Kota Sibolga dengan Surat Keputusan
Walikota Sibolga Nomor 050/338/Tahun 2014 tanggal 28 Nopember 2014 tentang Perubahan
atas Keputusan Nomor 050 / 239 / Tahun 2014 tentang Pembentukan Tim Penyusun Rencana
Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kota Sibolga.

B.

Gambaran Struktur Organisasi Pemerintah Kota Sibolga.
Struktur organisasi Pemerintah Kota Sibolga di lihat pada bagan struktur organisasi Pemerintah Kota
Sibolga sesuai dengan
Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah
Kota Sibolga;

Aspek Kelembagaan

BAB X - 5

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kota Sibolga
Tahun 2015-2019

Gambar 10.1 Bagan Pemangku Kepeningan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Sanitasi di Kota Sibolga

WALI KOTA

BAPPEDA





Bidang Fisik, Sarana dan
Prasarana
Bidang Pengembangan dan
Penelitian
Bidang Sosbud
Bidang Pembangunan Ekonomi

KANTOR PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT KELURAHAN



Seksi Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan
Koordinator PNPM -MP

Aspek Kelembagaan

DI NAS PKAD


BI DANG
ANGGARAN

DI NAS PENDI DI KAN

Bidang Program

DI NAS PEKERJAAN
UMUM


Bidang Cipta
Karya



DI NAS
PERHUBUNGAN,
KOMUNI KASI DAN
I NFORMATI KA


Bidang I nfokom

DI NAS LI NGKUNGAN HI DUP,
KEBERSI HAN DAN PERTAMANAN

DI NAS KESEHATAN
Bidang P2PL

PDAM



Bidang Teknik
PDAM

BAB X - 6





Bidang Kebersihan
Bidang Lingkungan Hidup
Bidang Sarana dan Prasarana

ASI STEN ADMI NI STRASI
PEREKONOMI AN DAN PEMBANGUNAN
Bagian Pengendalian Pembangunan
Sekretariat Daerah Kota Sibolga

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kota Sibolga
Tahun 2015-2019

GAMBAR 10.2 STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KOTA SIBOLGA

Walikota

DPRD

Wakil Walikota

SEKRETARIS DEWAN
1. Bagian Umum
2. Bagian Risalah dan
Persidangan.
3. Bagian Keuangan

Sekretariat Daerah
Staf Ahli

Assisten Administrasi Perekonomian dan
Pembangunan
1.
Bagian Kesra
2. Bagian Perekonomian dan
Ketahanan Pangan
3. Bagian Pengendalian
Pembangunan

Kecamatan
4 Kecamatan

Kalurahan
17 Kelurahan

Aspek Kelembagaan

INSPEKTORAT

1.
2.
3.

Badan
1. BAPPEDA
2. BKPP
3. BADAN KB
DAN PP

Dinas
1.
2.
3.

D. Kesehatan
D.Perindagkop & UKM
D Kependudukan &
Capil
4. D. Sosial & Naker
5. Dinas PU
6. Dinas LHKP
7. DKPP
8. Dinas Pendidikan
9. Dishubkominfo
10. D. PKAD

BAB X - 7

Kantor
1. KPPT
2. Kantor Perpustakaan
& Arsip
3. Kantor Satpol PP
4. Ktr. Kesbang
5. BPBD
6. Ktr. Satpol PP
7. Ktr. PMK

Assisten Pemerintahan
Bagian Pemerintahan
Bagian Hukum
Bagian Humas dan Protokoler

1. RSU Dr. F.L. Tobing
2. PDAM Tirta Nauli

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kota Sibolga
Tahun 2015-2019

C.

Gambaran struktur organisasi instansi yang menangani urusan bidang Cipta Karya saat ini.
Pada urai BAB sebelumnya, telah di paparkan Satuan Perangkat Kerja Daerah di Kota Sibolga yang
menangani tentang keciptakaryaan secara tekhnis. Beberapa SKPD tersebut mempunyai struktur
Organisasi sendiri yang telah diatur melalui Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 2 Tahun 2012
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Sibolga;
yang menangani tentang keciptakaryaan secara tekhnis tersebut adalah :
1.
2.
3.
4.

Bappeda Kota Sibolga
Dinas Pekerjaan Umum Kota Sibolga
Dinas Kesehatan Kota Sibolga
Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (LHKP) Kota Sibolga.

Aspek Kelembagaan

BAB X - 8