HUBUNGAN HARGA DIRI DAN NIAT MEMBELI BARANG PALSU PRODUK BERMEREK PADA REMAJA

  

HUBUNGAN HARGA DIRI DAN NIAT MEMBELI BARANG

PALSU PRODUK BERMEREK PADA REMAJA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  Program Studi Psikologi

  

Disusun Oleh :

Made Manik Wikansari

099114027

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

  Jadilah cantik jika kita bisa, Jadilah bijaksana jika kita ingin, Tetapi hargai diri kita sendiri, itulah yang penting.

  • Anna Gould- Hidup itu bukan tentang menunggu badai berlalu, Tapi tentang belajar menari di tengah hujan.
  • anonym- Jika impian kita jatuh dan pecah berkeping
    • – keping,
    • – Jangan pernah takut untuk memungut kepingan kepingan tersebut dan memulainya.

  • anonym-

  iv v Hasil Dari Perjalanan Panjang Ini Saya Persembahkan Kepada

  Tuhan Yang Selalu Mendampingi Dan Menyertai Saya Dalam Setiap Prosesnya, Bapak Dan Mama Serta Kakak Saya Tercinta Yang Selalu Menjadi Sahabat

  Terbaik, Dan Juga Untuk Diri Saya Yang Tak Akan Berhenti Berjuang.

  

HUBUNGAN HARGA DIRI DAN NIAT MEMBELI BARANG PALSU

PRODUK BERMEREK PADA REMAJA

Made Manik Wikansari

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara harga diri dengan niat membeli

barang palsu produk bermerek pada remaja. Hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan

negatif antara harga diri dengan niat membeli barang palsu produk bermerek. Subjek pada

penelitian ini adalah 203 remaja ( 101 laki

  • – laki, 102 perempuan) dengan rentang usia 11 tahun

    hingga 22 tahun. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan skala harga diri yang terdiri

    dari 32 item dengan (r) = 0,891 dan skala niat membeli barang palsu produk bermerek yang terdiri

    dari 35 item dengan (r) = 0,907. Penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi Product

  

Moment . Hasil analisis menunjukkan bahwa harga diri berkorelasi negatif dan signifikan dengan

niat beli barang palsu produk bermerek (N=203, r = -0,280, p = 0,000 < 0,01). Penelitian

menunjukkan bahwa subjek memiliki harga diri yang tinggi (98,29 > 80) dan niat membeli barang

palsu produk bermerek yang rendah ( 75,43 < 87,5).

  Kata kunci : harga diri, niat membeli barang palsu produk bermerek, remaja

  vii

  

RELATION BETWEEN SELF-ESTEEM AND INTENTION TO

PURCHASE COUNTERFEIT LUXURY BRANDS IN ADOLESCENCE

Made Manik Wikansari

  

ABSTRACT

The research aimed to examine relationship between self-esteem and intention to purchase

counterfeits luxury brands in adolescence. Hypothesis in this research was negative relations

between self-esteem and intention to purchase counterfeits luxury brands in adolescence. Subjects

were 102 adolescence girls and 101 adolescence boys. Scale measuring self-esteem was

constructed by using Likert Scale Model, consisting 32 items with reability (r) = 0,891. Iintention

to purchase counterfeits luxury brands was measured by a scale using Likert model, consisting 35

items with reability (r) = 0,907. The research used Product Moment correlation technique The

.

result showed that self-esteem correlated negatively and significant with intention to purchase

counterfeits luxury brands (N=203, r = -0,280, p = 0,000 < 0,01). It also showed that subject has

high self esteem (98,29 > 80) and low intention to purchase counterfeits luxury brands ( 75,43 <

87,5).

  Keywords: self-esteem, intention to purchase counterfeits luxury brands, adolescence

  viii

KATA PENGANTAR

  Terimakasih yang tak terhingga peneliti haturkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala penyertaan-Nya, bimbingan, dan tuntunan dalam proses pengerjaan skripsi ini hingga dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak

  • – pihak yang telah tulus membantu, mendukung, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada :

  1. Bapak Dr.T. Priyo Widiyanto, M.Si.selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

  2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  3. Dosen pembimbing saya, Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi., Terima kasih untuk waktu dan kesabaran ibu dalam membimbing saya dan memberi banyak masukan pada saya. Terima kasih juga selalu memberikan semangat dan rasa optimis hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

  4. Ibu. Dr. Tjipto Susana, M.Si.,selaku dosen pendamping akademik yang mendampingi dan membantu saya selama proses perkuliahan di kelas A. Terima kasih untuk banyak hal yang ibu ajarkan pada saya.

  5. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Psikologi atas semua ilmu dan pengalaman serta bantuan yang diberikan serta dibagikan kepada saya selama melaksanakan proses perkuliahan. x

  6. Kepala sekolah SMP Kanisius Pakem, Bapak Andrias Indra Purnama, ST., S.Pd. yang telah memberikan ijin kepada saya untuk melakukan penelitian serta segala bantuannya dalam pengambilan data untuk skripsi saya ini.

  7. Mas Jatmiko dan Mbak Tiwi selaku pemilik Legend Cafe yang telah membantu saya dalam proses pengambilan data.

  8. Kepada siswa

  • – siswi SMP Kanisius Pakem dan seluruh subjek saya yang telah membantu saya dan mendoakan saya dalam proses pengambilan data. Tanpa kalian, skripsi saya tidak akan dapat terselesaikan.

  9. Terima kasih yang tak terhingga untuk Mama, yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberikan semangat kepada saya dalam proses pengerjaan skripsi ini. Terima kasih untuk kesabarannya menghadapi saya dan telah menunggu dengan sabar hingga skripsi ini selesai. Skripsi ini salah satu hadiah kecil untuk mama. Love you so much my supermom..

  10. Terima kasih untuk Bapak yang telah damai bersama Tuhan. Terima kasih untuk segala usaha Bapak sehingga saya bisa memiliki kesempatan belajar banyak dan mendapatkan banyak pengalaman serta pelajaran yang luar biasa. Skripsi ini salah satu ucapan terima kasih Manik untuk hal yang selalu Bapak perjuangkan untuk keluargamu. xi

  11. Terima kasih untuk kakak paling hebat dan sahabat terbaik, Shavicka Astarini. Terima kasih untuk doa, dukungan, semangat dan bantuannya selama ini. I love you so much

  12. Adik

  • – adik sepupu yang luar biasa, Oka Surya, Milla Saraswati dan Bella Frederick. Terima kasih untuk semangat, dukungan dan doa-doa kalian.

13. Sahabat – sahabat terbaik, Brigitha, Okvi, Jeanet, Fheny, dan Vivin.

  Terima kasih untuk segala semangat dan bantuannya dalam perkuliahan. Terima kasih untuk tawa dan pelukan hangat selama di Yogyakarta. Akan ada masanya kita berkumpul kembali seperti dulu lagi.

  14. Sahabat

  • – sahabat di Radio Masdha, Adita, Bertha, Nino, Ayu, Chisty, Etus, Uki, Gatyo, dan semua anak Crew Mas dha ’09. Terima kasih untuk canda, semangat, dukungan, pelukan dan semua pelajaran yang tak terhingga. Senang dan bangga pernah menjadi bagian dari keluarga Masdha dan berproses bersama kalian.

  15. Teman

  • – teman seperjuangan dalam mengejar S.Psi. dan juga sahabat perpus, Clara Risti, Albertus Pandu, Tiffany, Rhea, Vero, Naomi, Ayu, Hani. Terima kasih untuk dukungan dan bantuannya selama mengerjakan skripsi ini.

  16. Teman

  • – teman psikologi angkatan 2009 dan juga teman – teman kelas A angkatan 09. Terima kasih untuk proses dan dinamika yang hebat selama kurang lebih 4 tahun ini. Semangat dan sukses untuk kita semua.

  xii

  17. Tim pencari data penelitian : Jeanet, Vita, Tata, Riris, Panjul, Ayu Wonosari, Ovi, Bincik. Terima kasih sudah mau direpotkan. Skripsi ini ada berkat kalian.

  18. Seluruh penghuni kos Puntadewa 25, Kak Citra, Cik Ika, Vita, Syane, Lia, Caecil, Jeanet. Terima kasih untuk keceriaan dan tempat berkeluh kesah, terima kasih telah menjadi keluarga dan rumah kedua yang hangat selama di Yogyakarta. Saya akan merindukan saat

  • – saat bersama kalian.

  19. Dandy Surya Pratama. Terima kasih untuk kasih, tawa, dukungan, dan kesabaran menghadapi segala keluh kesah saya dan juga untuk segala dukungannya dalam proses perjalanan skripsi ini. Mari kita lanjutkan cerita kita masing

  • – masing.

  Yogyakarta, 1 Juli 2014 Made Manik Wikansari xiii

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi ABSTRAK .......................................................................................................... vii

  

ABSTRACT .......................................................................................................... viii

  HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv DAFTAR BAGAN.............................................................................................xviii DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xix DAFTAR TABEL ...............................................................................................xx DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xxi

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10

  1. Manfaat Teoritis .................................................................................... 10 xiv

  2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 10

  BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 12 A. Harga Diri .................................................................................................. 12

  1. Pengertian Harga Diri ........................................................................... 12

  2. Faktor

  • – faktor yang Mempengaruhi Harga Diri .................................. 13

  3. Aspek

  • – aspek dalam Harga Diri .......................................................... 15

  4. Harga Diri pada Remaja........................................................................ 18

  5. Dampak Harga Diri ............................................................................... 18

  B. Niat Beli Barang Palsu Produk Bermerek ................................................. 20

  1. Definisi Niat .......................................................................................... 20

  2. Penjelasan Teori Perilaku Terencana .................................................... 21

  3. Definisi Niat Membeli .......................................................................... 24

  4. Faktor yang mempengaruhi niat membeli

  • –faktor konsumen.......................................... ................................................... 26

  5. Aspek

  • – aspek Niat Membeli……………............................................31

  C. Barang Palsu .. ........................................................................................... 32

  1. Definisi Barang Palsu ............ .............................................................. 32

  2. Penggolongan Barang Palsu ...... .......................................................... 34

  3. Penggolongan Pemalsuan Produk……………………………………..34

  4. Faktor

  • – faktor yang Mempengaruhi Pembelian Barang Palsu………..36

  D. Remaja ....................................................................................................... 38

  1. Definis i Remaja……………………………………………………….38

  2. Tahap Perkemb angan Remaja………………………………………...39 xv

  3. Aspek

  • – aspek Perkembangan Remaja………………………………..41

  E. Dinamika Hubungan Harga Diri dan Niat Beli Barang Palsu Produk Palsu pada Remaja ............................................................................................. .44 F. Skema Hubungan ...................................................................................... .49

  G. Hipotes is…………………………………………………………………...50

  BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... .51 A. Jenis Penelitian .......................................................................................... .51 B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................. .51

  1. Variabel Bebas ...................................................................................... .51

  2. Variabel Tergantung ............................................................................. .51

  C. Definisi Operasional .................................................................................. .51

  1. Harga Diri ............................................................................................. 51

  2. Niat Beli Barang Palsu Produk Bermerek ............................................ .52

  D. Subjek Penelitian dan Metode Sampling ................................................... .52

  E. Metode Penelitian ...................................................................................... .53

  1. Skala Harga Diri ................................................................................... .53

  2. Skala Niat Beli Barang Palsu Produk Bermerek ................................... .55

  F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .......................................................... .57

  1. Validitas Skala ...................................................................................... .57

  2. Seleksi Aitem ........................................................................................ .57

  3. Reliabilitas ............................................................................................ .60

  G. Metode Analisis Data ................................................................................ .61

  BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. .63 xvi

  A. Pelaksanaan Penelitian............................................................................... .63

  B. Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................................... 63

  1. Jenis Kelamin……………………………………………………....... 63 2.

  Usia … ................................................................................................. 64

  3. Pembelian Barang Palsu… .................................................................. 64

  C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 65

  1. Statistik Data ........................................................................................ 65

  2. Uji Normalitas .................................................................................... 68

  3. Uji Linearitas ....................................................................................... 71

  4. Uji Hipotesis ........................................................................................ 72

  D. Pembahasan ............................................................................................... 73

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 78 A. Kesimpulan ................................................................................................ 78 B. Saran .......................................................................................................... 78

  1. Saran Bagi Subjek ................................................................................. 78

  2. Saran Bagi Orang Tua ........................................................................... 79

  3. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya ........................................................ 79 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 80 LAMPIRAN ........................................................................................................ 86 xvii

  

DAFTAR BAGAN

Tabel 1. Theory of Planned Behavior................................................

  …………...22 Tabel 2. Kerangka Berpikir Penelitian..................................................................50 xviii

  

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Kurva Normal Harga Diri................................................

  …………...69 Grafik 2. Kurva Niat Membeli Barang Palsu Produk Bermerek...........................70 Grafik 3. Scatter Plot

  …………………………………………………………….72 xix

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Blueprint Skala Harga Diri......................................................................55 Tabel 2. Blueprint Skala Niat Beli Bara ng Palsu Produk Bermerek…………….56 Tabel 3. Distribusi Item Skala Harga

  Diri……………………………………….58 Tabel 4. Distribusi Item Skala Niat Beli Bara ng Palsu Produk Bermerek……....59 Tabel 5. Interpretasi Koef isien Korelasi…………………………………………62 Tabel 6. Deskripsi Jen is Kelamin………………………………………………..64 Tabel 7. Deskripsi Usia………………………………………………………….64 Tabel 8. Pembelian Barang Pal su Produk Bermerek…………………………….65 Tabel 9. Statistik Data

  Penelitian………………………………………………..66 Tabel 10. Data Teoretis da n Data Empiris……………………………………….67 Tabel 11. Hasil One Sample T-test

  ………………………………………………67 Tabel 12. Uji Normalitas

  ………………………………………………………...68 Tabel 13

  . Uji Linearitas………………………………………………………….71 Tabel 14. Uji Hip otesis…………………………………………………………..73 xx

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1.SkalaTryout .................................................................................... 87 Lampiran2.Reliabilitas Skala. ......................................................................... 100 Lampiran 3.Skala Penelitian ........................................................................... 108 Lampiran 4. Uji Asumsi .................................................................................. 120 Lampiran5.Uji Hipotesis ................................................................................. 121 xxi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dipandang sebagai konsumen adalah ketika mereka melakukan

  kegiatan yang bertujuan menghabiskan guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Alam, 2013). Tidak dapat dipungkiri bahwa konsumen memiliki kebutuhan yang tidak akan pernah habis dalam rangka kelangsungan hidupnya. Hal ini dikarenakan sifat alami manusia sebagai konsumen yang selalu merasa kekurangan. Ketika satu kebutuhan telah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan lainnya (Sukwiaty, Jamal, & Sukamto, 2009).

  Manusia memiliki kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi atau yang disebut kebutuhan primer, meliputi makan, minum, dan udara. Di samping itu, ada pula kebutuhan seperti pakaian, tas, sepatu, dan kebutuhan fashion lainnya yang disebut sebagai kebutuhan sekunder. Ketika konsumen memenuhi kebutuhan tersebut bertujuan untuk menunjang penampilan mereka dan mengikuti trend

  

mode yang sedang berkembang, maka dikatakan sebagai kebutuhan tersier

  (Sukwiaty, Jamal, & Sukamto, 2009; Alam, 2013). Beberapa trend mode tersebut kadangkala merupakan barang bermerek mahal ataupun barang impor. Dengan keadaan tersebut konsumen yang memiliki kemampuan beli yang rendah akan memiliki niat untuk membeli produk palsu atau tiruan barang bermerek (Yoo dan Lee, 2009).

  2 Menurut Syafrizal (2001) produk tiruan atau palsu merupakan produk yang diciptakan dengan mengacu atau meniru pada produk aslinya. Pemalsuan dapat dilakukan dengan meniru disain, membuat produk baru yang sama persis dengan aslinya dengan harga yang lebih murah, dan melakukan beberapa penyempurnaan dari produk terdahulu. Hal serupa juga diungkapkan oleh Eisend dan Schuchert-Guler (2006) yang menyatakan bahwa pemalsuan suatu produk adalah penyalinan karakteristik suatu produk asli ke dalam produk lain, yang bisa dibedakan dari aslinya, dan dijual dengan harga yang lebih rendah seolah-olah asli. Pemalsuan suatu produk ini bisa dilakukan dalam hal kemasan (packaging) ataupun pemalsuan merek (trademark) (Phau dan Teah, 2009).

  Pemalsuan suatu produk dan juga peredarannya di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Menurut hasil studi yang dilakukan oleh Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan, sepanjang tahun 2010 barang yang paling banyak dipalsukan dan paling banyak beredar adalah barang dari kulit (35,7%), software palsu (34,1%), dan produk pakaian (30,2%) (Purnomo, 2011). Peredaran barang palsu di Indonesia cukup merata, mulai dari Jakarta, Bandung, Solo, dan Medan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2013). Barang palsu yang paling dicari oleh remaja adalah tas, pakaian, parfum dan jam tangan (Cita Cinta no.13/XII, 2012).

  Purnomo (2011) mengatakan bahwa dari pemalsuan suatu produk dan peredarannya, negara mengalami kerugian hingga 43,2 triliun rupiah. Selain itu, pemalsuan suatu produk juga merugikan desainer dan produsen produk asli. Hal ini dikarenakan karya mereka dipalsukan secara masal dan dijual dengan harga yang jauh lebih murah (Kompas, 2013).

  3 Barang palsu juga merugikan konsumen, karena konsumen mendapatkan barang dengan kualitas yang buruk. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Cita Cinta (2012), sebanyak 55% konsumen mengaku mendapatkan barang dengan kualitas yang buruk (Cita Cinta no.13/XII, 2012). Akan tetapi beberapa konsumen yang tidak mempermasalahkan kualitas yang buruk pada barang yang mereka beli. Hal ini dikarenakan keinginan mereka yang tinggi terhadap barang bermerek.

  Hal serupa diungkapkan oleh Eisend dan Schuchert-Guler (2006) serta Wee, Tan, & Cheok (1995), yang menyatakan bahwa konsumen dengan pendapatan rendah menerima produk palsu barang bermerek dengan positif.

  Konsumen yang mendapat persetujuan dari teman

  • – teman dan keluarga juga memiliki sikap yang positif terhadap barang palsu (Matos, Ituassu, & Rossi, 2007). Pembelian barang palsu juga didorong oleh pengalaman masa lalu. Konsumen yang pernah membeli dan menggunakan barang palsu sebelumnya akan memiliki sikap yang positif terhadap barang palsu (Matos, Ituassu, & Rossi, 2007; Yoo & Lee, 2009; Kim & Karpova, 2010). Hal serupa diungkapkan oleh Nia dan Zaichkowsky (2000) bahwa konsumen yang memiliki dan pernah menggunakan barang palsu memiliki citra dan sikap positif terhadap barang palsu.

  Sikap yang dimiliki konsumen terhadap barang palsu memiliki hubungan dengan niat pembelian barang palsu. Konsumen yang memiliki sikap positif terhadap barang palsu akan memiliki niat membeli barang palsu (Wee, Tan, & Cheok, 1995; Matos, Ituassu, & Rossi, 2007; Yoo & Lee, 2009; Kim & Karpova, 2010). Dalam teori perilaku terencana ( Theory of Planned Behavior), sikap terhadap suatu objek atau tindakan secara positif mempengaruhi niat perilaku

  4 (Fishbein & Ajzen, 1975). Dalam penelitian ini dikhususkan pada sikap dan hubungannya dengan niat membeli.

  Salah satu pendukung keinginan konsumen untuk membeli atau mengonsumsi suatu barang, khususnya barang palsu, adalah niat atau intensi.

  

Theory of Planned Behavior mengemukakan bahwa niat atau intensi berperilaku

  merupakan suatu tahap sebelum akhirnya seseorang memunculkan suatu perilaku secara nyata (Fishbein & Ajzen, 1975). Niat membeli adalah penentu dari konsumen dalam melakukan suatu tindakan, seperti membeli suatu produk (Mowen, dalam Majesty, 2011). Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (dalam Majesty, 2011) niat membeli adalah suatu pendorong atau motif bersifat intrinsik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian pada suatu produk dan kemudian mengambil keputusan membeli. Niat membeli dapat dikatakan sebagai kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk.

  Niat membeli dipengaruhi oleh faktor

  • – faktor di luar diri konsumen dan faktor dalam diri individu. Faktor dari luar diri konsumen yang mempengaruhi niat membeli, misalnya lingkungan, keluarga, teman
  • – teman (Susanto, dalam Martanto, 2010) serta status sosial konsumen (Trisdiarto, 2012). Sedangkan faktor dalam diri konsumen, meliputi kepribadian konsumen (Susanto, dalam Martanto, 2010). Karakteristik pribadi konsumen, yang meliputi usia, pendapatan, dan tingkat pendidikan juga memiliki pengaruh niat atau intensi membeli konsumen terhadap barang palsu (Kim & Karpova, 2010; Trisdiarto, 2012).

  5 Konsumen yang melihat merek dan karakteristik desain, seperti logo dan warna sebagai hal penting akan memiliki niat membeli barang palsu produk bermerek. Pada kondisi ini konsumen tidak akan perduli terhadap kualitas buruk barang palsu (Yoo & Lee, 2009). Hal ini dikarenakan konsumen menggunakan produk palsu dari produk bermerek dengan tujuan untuk menunjukkan citra diri mereka dan ingin membuat orang lain terkesan kepada mereka (Ang.et.al dalam Hana, 2012). Selain itu, konsumen menggunakan barang palsu karena berharap dianggap sadar pada fashion (Eisend dan Schuchert-Guler, 2006). Pada kondisi ini, konsumen menggunakan barang palsu bukan untuk memenuhi kebutuhan, melainkan memenuhi tuntutan prestise (Suwardhani, dalam Krisnamurti, 2012).

  Tuntutan prestise yang ingin dipenuhi oleh konsumen guna memperoleh penghargaan dari orang lain. Konsumen membutuhkan penghargaan, perhatian, maupun dukungan dari orang lain untuk meningkatkan harga diri mereka (Maslow dalam Alwilsol, 2009). Sebaliknya, konsumen yang sedikit memperoleh penghargaan dan perhatian dari orang di sekitarnya akan merasa memiliki harga diri yang rendah dan membuat tidak percaya diri (Santrock, 2007). Selain itu, konsumen juga akan memiliki perasaan dan sikap inferior (Maslow, dalam Alwisol 2009; Yusuf & Nurihsan, 2007).

  Santrock (2002) mengatakan bahwa harga diri adalah dimensi evaluatif global dari diri, harga diri juga diacu sebagai nilai diri atau citra diri. Coopersmith (1967) menyatakan bahwa harga diri adalah penilaian pribadi yang dinyatakan dalam sikap individu terhadap dirinya sendiri.

  6 Harga diri seseorang sangat mempengaruhi perilaku individu (Marshall, Marshall, Serran, & O’Brien, 2009). Ketika seseorang memiliki harga diri yang tinggi, maka menimbulkan perasaan dan sikap percaya diri, diri berharga, dan perasaan berguna dan serta penting di dunia (Maslow, dalam Alwilsol, 2009). Selain itu, individu yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki penilaian yang baik mengenai diri mereka sendiri (Wood, Heimpel & Michela, dalam Taylor, Peplau, & O’Sears, 2009). Individu yang memiliki harga diri tinggi dapat menerima dan mengenal segala keterbatasan dalam dirinya serta tidak merasa malu akan keterbatasan tersebut (Berne & Savary, 1988)

  Harga diri mengalami perubahan sepanjang kehidupan manusia. Beberapa penelitian mengatakan bahwa harga diri cenderung turun drastis pada masa remaja (Santrock, 2002; Robins & Trzesniewski, 2005). Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak

  • – kanak dengan masa dewasa yang dimulai dari usia 11 hingga 20 tahun (Santrock, 2002, 2007, 2011; Papalia, Old, & Feldmen, 2008; Sarwono, 2007). Harga diri menurun di masa remaja dikarenakan remaja memiliki pencitraan tubuh yang negatif dan kurang puas dengan tubuhnya (Santrock, 2002; Hurlock, 1991). Perubahan fisik yang dialami oleh remaja membuat remaja merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya. Perubahan fisik merupakan salah satu perubahan yang terjadi pada masa transisi antara masa kanak
  • – kanak dengan masa dewasa (Santrock, 2007).

  Perubahan fisik yang terlihat pada remaja laki

  • – laki, meliputi perubahan pada suara, membesarnya jakun, dan mulai tumbuh kumis. Perubahan yang terjadi pada remaja perempuan, yaitu mulai mengalami menstruasi serta mulai

  7 membesarnya pinggul dan payudara. Perubahan kognitif yang terjadi pada masa remaja adalah berkembangnya pemikiran yang lebih abstrak, logis, dan lebih idealistis serta lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri (Santrock, 2002).

  Perubahan sosio-emosional pada remaja membuat emosi remaja tidak terkendali. Remaja juga merasa iri hati terhadap orang yang memiliki benda lebih dari miliknya. Pengaruh lingkungan sosial juga memberikan dampak yang lebih besar pada remaja, terutama pengaruh kelompok sosial (Hurlock, 1991).

  Perubahan

  • – perubahan tersebut membuat remaja selalu membandingkan diri mereka dengan teman sebayanya dan akan merasa tertekan jika mereka menilai diri mereka lebih rendah (Hurlock, 1973). Hal ini membuat remaja berusaha untuk selalu tampil sama dengan teman sebayanya dan tampil dengan penampilan yang baik. Tampilan fisik yang baik merupakan sesuatu yang dapat meningkatkan kepercayaan diri remaja dan membuat mereka dapat diterima oleh lingkungan sosial. Penjelasan ini menunjukkan bahwa penerimaan lingkungan sosial memiliki peran penting pada masa remaja (Hurlock, 1973).

  Remaja akan mencari jalan untuk memiliki penampilan fisik yang baik dan sama dengan teman

  • – teman sebayanya, misalnya dengan menggunakan pakaian yang menarik. Remaja juga menggunakan barang
  • – barang yang memiliki manfaat simbolik. Ini dikarenakan mereka ingin diterima oleh lingkungan sosial dan untuk meningkatkan harga diri mereka (Hawkins, 1998; Hurlock, 1991). Barang bermerek adalah barang yang memiliki manfaat simbolik, yaitu dapat mengkomunikasikan apa dan siapa orang tersebut saat memakainya (Ferrinadewi, 2008). Remaja pun mencari ba
  • – barang bermerek agar dapat diterima oleh

  8 teman

  • – temannya. Hal ini sesuai dengan keadaan saat ini, menurut beberapa pemilik butik tas bermerek di Jakarta, saat ini konsumen mereka tidak hanya dari kalangan perempuan berusia 30-an tahun ke atas melainkan sudah merambah ke usia remaja. Saat ini remaja mulai berburu tas
  • – tas dengan merek terkenal (Kompas, 2011). Hal serupa diungkapkan pula dalam Kedaulatan Rakyat (2013) bahwa remaja saat ini gemar membeli ba
  • – barang bermerek, seperti tas, sepatu, dan dompet. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan remaja menggunakan barang bermerek tinggi.

  Bagi remaja dengan keadaan ekonomi yang baik, akan memiliki kemampuan untuk menunjang penampilan dengan barang bermerek . Akan tetapi, bagi remaja dengan keadaan ekonomi rendah akan memutuskan untuk membeli barang palsu produk bermerek. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh majalah Cita Cinta (2012), sebanyak 51% responden yang merupakan wanita usia 20 tahun melakukan pembelian barang palsu. Pembelian barang palsu produk bermerek ini dilakukan oleh remaja agar dapat tampil gaya dan sama dengan lingkungan sosialnya.

  Berdasarkan uraian di atas terlihat ada hubungan antara harga diri dan perilaku remaja sebagai konsumen barang palsu produk bermerek. Namun peneliti belum menemukan penelitian

  • – penelitian yang secara khusus menghubungkan variabel harga diri dengan niat membeli barang palsu produk bermerek. Pada penelitian sebelumnya yang terkait dengan harga diri dijelaskan bahwa harga diri memiliki hubungan dengan perilaku konsumtif pakaian bermerek pada remaja putri (Rahayu, 2011; Wardhani, 2009), niat pembelian pakaian bermerek (Ita,

  9 2006), dan perilaku membeli kompulsif (Wulandari, 2012). Selain itu, harga diri juga memiliki hubungan dengan dukungan sosial dari orang

  • – orang di sekitarnya (Nurmalasari, 2007) dan interaksi sosial (Widodo & Pratitis, 2013). Penelitian sebelumnya yang terkait dengan niat membeli barang palsu produk bermerek dijelaskan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi niat beli konsumen. Hal tersebut meliputi sikap konsumen terhadap barang palsu, karakteristik pribadi konsumen, pembelian masa lalu, dan persepsi konsumen mengenai status sosialnya di masa yang akan datang (Wee, Tan, & Cheok, 1995; Matos, Ituassu, & Rossi, 2007; Yoo & Lee, 2009; Kim & Karpova, 2010).

  Pada penelitian ini, peneliti secara khusus ingin melihat hubungan antara harga diri pada konsumen remaja dan niat membeli barang palsu produk bermerek. Hal ini dikarenakan niat membeli merupakan salah satu bagian dari perilaku konsumen dan dikatakan sebagai penentu konsumen dalam memunculkan suatu perilaku. Penelitian

  • – penelitian sebelumnya yang terkait dengan perilaku konsumen terkait barang palsu produk bermerek menyatakan bahwa niat membeli barang palsu dapat memprediksi perilaku pembelian konsumen (Moores & Chang; Penz & Stottinger, dalam Eisend & Schuchert- Guler, 2006).

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah apakah terdapat hubungan antara harga diri dan niat membeli terhadap barang palsu produk bermerek pada remaja ?

  10 B.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dan niat membeli terhadap barang palsu produk bermerek pada remaja.

C. Manfaat Penelitian

  1. Teoretis :

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi serta menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang ilmu psikologi, yaitu khususnya bidang psikologi konsumen dan psikologi perkembangan, dalam hal hubungan antara harga diri pada remaja dan niat beli terhadap suatu produk.

  2. Praktis :

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi :

  a. Bagi subjek Diharapkan remaja sebagai subjek dalam penelitian ini memperoleh informasi mengenai tingkat harga diri pada diri mereka. Hal ini dikarenakan harga diri memiliki pengaruh pada sikap dan perilaku mereka. Pada penelitian ini dikhususkan pada perilaku remaja sebagai konsumen dalam mengonsumsi barang, terutama barang palsu produk bermerek.

  b. Bagi Orang tua Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada orang tua mengenai tingkat harga diri dan perilaku remaja sebagai konsumen.

  Hal ini nantinya diharapkan dapat membantu orang tua dalam

  11 mendidik dan mengawasi perilaku remaja sebagai konsumen dalam mengonsumsi barang dan jasa.

  c. Bagi peneliti selanjutnya

  • – Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian
  • – penelitian yang terkait dengan harga diri konsumen serta perilaku konsumen terhadap barang palsu.

BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI 1. Pengertian Harga Diri Harga diri adalah penilaian yang dibuat individu dan kebiasaan

  memandang dirinya yang tumbuh dan berkembang melalui interaksi dengan lingkungannya. Penilaian tersebut terdiri dari sikap penerimaan atau penolakan terhadap dirinya sendiri, kepercayaan pada kemampuan, keberartian, kesuksesan, dan keberhargaan dirinya (Coopersmith, 1967).

  Menurut Maslow (dalam Alwilsol, 2009), harga diri adalah perasaan seseorang terhadap keberhargaan dan keyakinan dirinya. Harga diri didasarkan pada kompetensi nyata dan bukan sekadar opini orang lain. Santrock (2002) mengatakan bahwa harga diri adalah dimensi penilaian global dari diri, harga diri juga diacu sebagai nilai diri atau citra diri.

  Harga diri juga didefinisikan sebagai sikap, perasaan dan hasil penilaian tentang dirinya sendiri, dimana individu tidak hanya menilai seperti apa diri kita, tetapi juga menilai kualitas

  • – kualitas diri kita (Taylor, Peplau, & O’Sears, 2009; Sancheti, 2009). Harga diri juga terkait erat dengan penilaian yang diberikan oleh orang lain mengenai dirinya (Rose, Boush, & Friestad, 1998). Hal ini membuat harga diri memiliki peran penting dan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu, serta memainkan peran penting dalam hubungan interpersonal (Rose, Boush, &

  13 Friestad, 1998; Marshall, Marshall , Serran, & O’Brien, 2009). Harga diri juga dapat mempengaruhi proses berpikir, perasaan dan tingkat emosi, serta keinginan dan tujuan individu (Branden, 1981).

  Berdasarkan paparan definisi mengenai harga diri, maka dapat disimpulkan bahwa harga diri merupakan penilaian individu, baik penilaian individu yang positif maupun negatif, mengenai kualitas, kemampuan, keberhargaan dan keberhasilan dirinya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri

  Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga diri yang dimiliki oleh seseorang. Coopersmith (dalam Burn, 1998) menyebutkan bahwa pengalaman, polah asuh, dan lingkungan dapat mempengaruhi harga diri.

  a. Pengalaman Pengalaman merupakan suatu bentuk emosi, perasaan, tindakan, dan kejadian yang pernah dialami individu yang dirasakan bermakna dan meninggalkan kesan dalam hidup individu. Harga diri yang dimiliki oleh individu merupakan hasil dari pengalaman yang diperolehnya dan proses belajar yang terjadi secara terus-menerus (Rice, 1996)

  b. Pola asuh Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak- anaknya yang meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya. Selain itu, penerimaan orang tua dan pemberian kebebasan kepada

  14 anak-anak dalam batas-batas yang telah ditentukan serta hubungan komunikasi yang baik juga memiliki dampak penting yang menentukan harga diri anak (Coopersmith, dalam Santrock 2002; Rice, 1996). Remaja yang memiliki kedekatan dengan ibu mereka memiliki kepercayaan diri dan mampu mengendalikan diri. Hubungan yang baik dan dekat dengan ayah membuat remaja memiliki harga diri tinggi (Rice, 1996).

  c. Lingkungan Lingkungan memberikan dampak besar kepada individu melalui hubungan baik antara orang tua, teman sebaya dan lingkungan sekitar sehingga menumbuhkan rasa aman dan nyaman dalam penerimaan sosial dan harga dirinya. Hal ini dikarenakan penilaian orang

  • – orang di lingkungan sekitar juga memberikan dampak pada harga diri seseorang (Rose, Boush, & Friestad, 1998). Pada remaja, teman sebaya memberikan dampak paling besar terhadap harga diri individu (Rice, 1996).

  d. Penampilan fisik Penampilan fisik secara khusus memberikan kontribusi terhadap harga diri remaja (Trzesniewski & Robins, 2005; Harter, dalam Santrock, 2007). Remaja yang memiliki gambaran buruk mengenai dirinya lebih sulit mengembangkan harga diri positif (Rice, 1996). Hal serupa diungkapkan oleh Hurlock (1991) perubahan fisik yang terjadi pada remaja kadang membuat ketidakpuasan terhadap bentuk tubuhnya. Hal

  15 ini membuat remaja mengembangkan gambaran diri yang negatif dan harga diri yang negatif pula.

  e. Kelas sosial Kedudukan kelas sosial dapat dilihat dari pekerjaan, pendapatan, dan tempat tinggal yang dimiliki oleh individu. Individu yang memiliki pekerjaan dan pendapatan yang lebih tinggi dipandang lebih sukses di mata masyarakat dan mendapat keuntungan material dan budaya. Hal ini membuat individu yang memiliki kelas sosial tinggi akan memandang dirinya lebih berharga.

  Berdasarkan uraian di atas, maka faktor

  • – faktor yang berpengaruh terhadap harga diri seseorang adalah pengalaman yang dimiliki oleh individu, pola asuh, lingkungan di sekitar individu, penampilan fisik, dan kelas sosial.