HUBUNGAN ANTARA CITRA PRODUK PONSEL NUMERIK DENGAN NIAT MEMBELI ULANG PRODUK PADA MAHASISWA

  

HUBUNGAN ANTARA CITRA PRODUK PONSEL NUMERIK

DENGAN NIAT MEMBELI ULANG PRODUK PADA

MAHASISWA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Disusun Oleh :

  

Dwi Oktatia Ayudhiaputri

NIM : 069114075

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2012 

HUBU DENGA

   

  PR UNGAN AN AN NIAT M Diaj

  ROGRAM S UN NTARA CIT EMBELI U jukan untuk M Memperoleh

  Progra

  D

  Dwi Ok NIM

  Skripsi Memenuhi Sa h Gelar Sarjan am Studi Psik

  Disusun oleh:

  ktatia Ayudhi M : 06911407 KOLOGI J TAS PSIKO AS SANATA GYAKART 2012 DUK PONS ODUK PAD alah Satu Syar na Psikologi kologi

  :

  iaputri

  75 URUSAN P OLOGI A DHARMA TA EL NUMER DA MAHAS rat PSIKOLOG A RIK SISWA

STUDI PSIK FAKULT NIVERSITA YO TRA PROD ULANG PRO

  GI

  

..MOTTO..

   Berpikirlah dulu sebelum bertindak terhadap orang lain, jika kamu tidak ingin orang lain berlaku seperti itu terhadapmu (b.r).

   Senantiasa ucapkan syukur kepada Tuhan, karena tidak semua orang mendapatkan “anugerah” dan “kesempatan” seperti yang aku

dapatkan saat ini. Karenanya akan selalu ku jaga “bahagia” ini.

   Seorang sahabat adalah suatu sumber kebahagian dikala kita merasa tidak bahagia.

  Dengan penuh kasih, kupersembahkan karya ini untuk :

  My beloved God.. skripsi ini sebagai salah satu bukti cinta kasih Allah untuk ku.. thank you God  Kedua orang tua ku.. You are to do all the things that I have.. Love u both :*

  Cece ku tersayang yang sangat sayang pada memeinya ini,, hihii  Semua orang yang mengasihiku dan yang aku kasihi.. Terima kasih untuk semua cinta kasih yang boleh aku terima selama ini.. (^o^)v

  

Pernyataan Keaslian Karya

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 21 Februari 2012 Penulis

  Dwi Oktatia Ayudhiaputri

  

HUBUNGAN ANTARA CITRA PRODUK PONSEL NUMERIK

DENGAN NIAT MEMBELI ULANG PRODUK PADA MAHASISWA

Dwi Oktatia Ayudhiaputri

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara citra produk ponsel

numerik dengan niat membeli ulang terhadap produk pada mahasiswa. Hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara citra produk ponsel numerik dengan niat

membeli ulang ponsel numerik pada mahasiswa. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini

adalah mahasiswa yang berusia 18-25 tahun yang bejumlah 100 orang dan yang menggunakan

ponsel numerik di Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala citra

produk ponsel numerik yang terdiri dari 18 item dengan reliabilitas sebesar 0,877, dan skala niat

membeli ulang ponsel numerik yang terdiri dari 30 item dengan reliabilitas sebesar 0,953. Metode

analisis data yang digunakan adalah korelasi person product moment. Hasilnya menunjukkan

adanya korelasi signifikan (r) dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,499 (p<0,01). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Ini berarti ada hubungan positif yang

signifikan antara citra produk ponsel numerik yang ditinjau dari niat membeli ulang terhadap

produk. Kata kunci : citra produk, niat membeli ulang.

  

CORELATION BETWEEN NUMERIC CELL PHONE PRODUCT IMAGE

WITH REPURCHASE INTENTION TO UNIVERSITY STUDENT

Dwi Oktatia Ayudhiaputri

ABSTRACT

  This research aim is to identity the corelation between numeric cell phone product image with

repurchase intention to university student. The hypothesis which raise in this research is there is a positive

correlation between numeric cell phone product image with repurchase intention to university student. The

subject of this research is university student which have age 18 till 22 years old amounting to 100 people and

they used numeric cell phone in Yogyakarta. For data gathering, we used numeric cell phone product image

that consist from 18 items with 0,877 reliability point, and numeric cell phone repurchase intention that

consist from 30 items with 0,953 reliability point. We used product moment corelation for data analysis

method. The result indicated that there is a significant corelation (r) with 0,499 corelation coefisien point

(p<0,01). According to this results the hypothesis is accepted. It means there was a significant positif relation

between numeric cell phone product image and repurchase intention.

  Keywords : product image, repurchase intention.

   

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Dwi Oktatia Ayudhiaputri Nomor Mahasiswa : 069114075

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

HUBUNGAN ANTARA CITRA PRODUK PONSEL NUMERIK

DENGAN NIAT MEMBELI ULANG PRODUK PADA MAHASISWA

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis. Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 21 Februari 2012 Yang menyatakan, (Dwi Oktatia Ayudhiaputri)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Allah atas segala penyertaan dan kasih setiaNya yang tidak

pernah berubah sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan indah

pada waktunya. Skripsi dengan judul “Hubungan antara Niat Membeli Ulang Ponsel

Numerik dengan Citra terhadap Produk” ini merupakan salah satu prasyarat dalam

mencapai tingkat Strata Satu (S1) pada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Proses pengerjaan skripsi ini melibatkan bantuan dan dukungan dari banyak

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

  1. Ibu Dr. Siwi Handayani selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak V. Didik Suryo Hartoko, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulisan skripsi ini. Terima kasih atas masukan dan kesabaran bapak selama ini.

  3. Bapak Minto Istono, S. Psi. selaku dosen pembimbing akademik dan pembimbing skripsi diawal. Terima kasih atas masukan yang Bapak berikan selama ini.

  4. Segenap dosen Fakultas Pikologi yang telah mendidik dan mengajar penulis selama menempuh bangku perkuliahan.

  5. Para staff Fakultas Psikologi. Mas Gandung dan Mbak Nanik yang setia melayani urusan adminstrasi mahasiswa, Duet Mas Doni dan Mas Muji yang bikin Psikologi makin hidup, haha.. makasih lowh mas buat candaannya di

  Lab, dan terlebih khusus untuk Pak Gie, yang menginspirasi penulis untuk mencontoh kerendahan hati dan keramahannya, makasih ya Pak. 

  6. Seluruh karyawan yang telah memperlancar proses belajar-mengajar di Fakultas Psikologi.

  7. Mahasiswa dan mahasiswi yang mengisi angket, terimakasih atas kesediaan kalian dalam membantu proses pengambilan data.

  8. My sweetest family. Ayah dan Ibu terkasih terima kasih buat doa dan kasih sayang yang sudah diberikan. I Love u both, akhirnya anak bungsu kalian ini udah jadi sarjana lowh, hahaha.. Thanks to my Cece, Ce Phu yang selalu memberikan semangat dan nanyain kapan aku pendadaran dan wisuda, ini harinya udah tiba loch Ce, hoho.. thanks for your support Ce. 

  9. Special thanks to mbak Cho-choo, makasih yah Cho udah dengan ber-baik hati mau mambantu saudara terkecilmu ini dalam pembuatan skripsi.. ^o^

  10. Untuk Amoi and cik Anik, makasih buad dukungannya yah. Akhirnya sodara terkecil kalian ini lulus juga.. :D

  11. Keluarga besar Roekajat dan keluarga besar ku di Samarinda, terimakasih untuk dukungan dan semangat yang selama ini diberikan kepada penulis.

  12. Spice girls alias kepompong. Guys, you are my best friend. Keluarga kita ini emang bener-bener seru. Ada banyak sekali hal yang udah kita lewati bersama dari awal perkuliahan hingga saat ini walaupun kalian udah pada lulus, hihi. Makasih untuk pengalaman indah dan menakjubkan yang ada diantara kita. Senang, ceria, sedih, marah, perselisihan semua tumbuh jadi satu dan menjadi bumbu-bumbu manis untuk hubungan kita ini. Ce” Mee makasih sudah menjadi partner yang baik selama ini. Nak kuw Nita and Bundo Theoo, KenTir Andin makasih atas masukan dan dukungannya kepada penulis. Meskipun kalian sudah pada lulus tapi kalian tetep memberikan perhatian kepada penulis. Ce” Die and Inem makasih untuk hubungan baik yang selama ini ada diantara kita semua. Walau kita udah jarang bertemu tapi kalian akan selalu ada dihati. Sedih saat kita harus berpisah, tapi inilah kehidupan. Kita harus berpisah untuk berkembang, tapi apapun yang terjadi kalian akan selalu menjadi teman-teman terbaikku. Terimakasih untuk kehangatan dan kebersamaan selama ini teman. Keluarga ini akan menjadi cerita yang hebat dimasa yang akan datang. “That every moment we share together, is even better than the moment before. If every day was as good as today was, then I can’t wait until tomorrow comes.” 

  13. Untuk seseorang yang selalu memberikan dukungan, bantuan dan semangat kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini melalui proses yang panjang. Terimakasih untuk dukungannya selama ini. Akhirnyaaaa.. :D

  14. Teman-teman angkatan 2006 dan lainnya, yang tidak bisa disebutkan satu- persatu, terimakasih atas dukungannya.

  Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.

  Yogyakarta,

  21 Februari 2012 Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………....... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………….... vi

ABSTRAK …………………………………………………………………..... vii

ABSTRACT ……………………………………………………..…………… viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …………. ix

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….... xiii

DAFTAR TABEL ………………………………………...…………….…… xvi

  

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 8 C. Tujuan Penelitian …………………………………………………… 9 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………. 10

A. Citra Produk …………………………………………………………… 10

  1. Pengertian Citra Produk …………………………………………... 10

  2. Proses Terbentuknya Citra ………………………………………... 11

  3. Dimensi Citra Produk …………………………………………….. 14

  4. Pengaruh Citra Produk ……………………………………………. 15

  B. Niat Membeli Ulang ………………………………………………….. 17

  1. Pengertian Niat Membeli Ulang ..…………………………………. 17

  2. Indikator Niat Membeli Ulang ….………………………………… 19

  3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Membeli Ulang .………. 22

  C. Hubungan antara Citra Produk Ponsel Numerik dengan Niat Membeli Ulang Produk ……………………………………………………......... 28

  D. Hipotesis Penelitian …………………………………………………… 33

BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………………. 34 A. Jenis Penelitian ……………………………………………………….. 34 B. Identifikasi Variabel Penelitian ..……………………………………… 35 C. Definisi Operasional ………………………………………………….. 35

  1. Citra Produk Ponsel Numerik..…………………………………….. 35

  D. Subjek Penelitian ……………………………………………………… 37

  E. Metode Pengambilan Sampel …………………………………………. 37

  F. Metode Pengumpulan Data Penelitian ……………………………….. 38

  G. Skala Penelitian ………………………………………………………. 39

  1. Skala Citra Produk Ponsel Numerik ..…………………………….. 39

  2. Skala Niat Membeli Ulang Ponsel Numerik ……………………… 40

  H. Uji Coba Alat Ukur …………………………………….……………... 42

  I. Validitas dan Reliabilitas ……………………………………………… 43

  2. Niat Membeli Ulang Ponsel Numerik …………………………….. 36

  1. Validitas Isi ……………………………………………...………… 43

  2. Seleksi Item ……………………………………………………….. 44

  3. Reliabilitas ………………………………………………………… 50 J. Metode Analisis Data …………………………………………………. 51

  

BAB IV. HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN ….…………………. 53

A. Pelaksanaan Penelitian ………………………………...………………. 53 B. Deskripsi Subjek Penelitian ……………………………………………. 54 C. Hasil Penelitian ……………………………………………...………… 55

  1. Deskripsi Data Penelitian …………………………………………. 55

  D. Analisis Data Penelitian ……………………………….………………. 56

  1. Uji Asumsi ………………………………………………………… 56

  a. Uji Normalitias ………………………………………………… 56

  b. Uji Linearitas ……………………………………………..……. 57

  2. Uji Hipotesis ………………………………………………………. 58

  E. Pembahasan ……………………………………………………………. 60

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………… 63 A. Kesimpulan ………………………………….…………………………. 63 B. Saran ……………………………………………………………..……. 64 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1 : Blue Print Skala Citra Produk Ponsel Numerik Sebelum Uji Coba .. 40 Tabel 2 : Blue Print Skala Niat Membeli Ulang Ponsel Numerik Sebelum Uji Coba ..................................................................................................

  42 Tabel 3 : Distribusi Item Sahih dan Gugur Pada Skala Citra Produk Ponsel Numerik ………....……………………………………………......... 46

  Tabel 4 : Blue Print Skala Citra Produk Ponsel Numerik Setelah Uji Coba ... 47 Tabel 5 : Distribusi Item Sahih dan Gugur Pada Skala Niat Membeli Ulang

  Ponsel Numerik .…………………………………………………... 48 Tabel 6 : Blue Print Skala Niat Membeli Ulang Ponsel Numerik Setelah Uji

  Coba …………………………………………………..…………... 49 Tabel 7 : Distribusi Subjek Penelitian ……………………………………….. 54 Tabel 8 : Deskripsi Data Penelitian …………………………………………. 55 Tabel 9 : Hasil Uji Normalitas Sebaran …………………………………….. 57 Tabel 10 : Hasil Uji Linearitas Hubungan Antar Variabel …………………… 58 Tabel 11 : Hasil Uji Hipotesis ………………………………………………... 59

   

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH InMobi, perusahaan mobile advertising global mengungkapkan Indonesia

  menjadi pengguna ponsel terbesar ketiga di dunia setelah China dan India. Pada tahun 2009 pengguna ponsel di Indonesia mencapai angka lebih dari 100 juta, maka untuk periode 2010 ini InMobi memprediksi angka pengguna seluler di Indonesia akan naik menjadi 146 juta. Ledakan yang hampir mencapai 50% ini dikarenakan akan beredarnya ponsel dengan harga yang relatif murah, dengan fasilitas jejaring sosial yang menggiurkan para pembelinya. Berdasarkan data terakhir yang dirilis oleh Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), 180 juta nomer seluler tercatat aktif digunakan oleh penduduk Indonesia. Sedangkan InMobi mencatat dari populasi 234 juta jiwa penduduk di Indonesia, 56.8% diantaranya memiliki satu atau lebih ponsel seluler (Ikhsan, 2010).

  Ponsel memiliki fungsi untuk melakukan panggilan telepon, selain itu ponsel juga dapat digunakan untuk pengiriman pesan singkat. Pengiriman pesan singkat menuntut berbagai inovasi dalam kemudahan pengiriman pesan. Metode memasukkan tulisan yang paling populer pada telepon genggam adalah menggunakan keypad numerik yang memiliki 12 buah tombol, masing-masing berupa angka 0 sampai 9 ditambah dua tombol tambahan. Cara ini umumnya

  2 masih dianggap cukup baik untuk pengiriman pesan pendek SMS (Wahono, 2010).

  Jika seseorang harus mengetik pesan yang cukup panjang, maka keypad numerik tidak akan memadai lagi. Berbagai cara dikembangkan untuk memudahkan cara mengetik menggunakan alat genggam kecil ini. Kebanyakan manusia di dunia sudah terlanjur akrab dengan sistem pengetikan menggunakan keyboard qwerty. Qwerty sendiri adalah nama dari bentuk keypad. Dinamakan demikian karena tombol-tombol huruf q, w, e, r, t, dan y berada secara berurutan seperti terlihat dalam baris keyboard komputer (McGovern, 1992).

  Jika ditelusuri, ponsel qwerty tersebut mulai banyak digandrungi berawal dari kehadiran smartphone blackberry yang sudah terkenal pamornya di dunia teknologi. Karena harganya yang cukup mahal, maka para produsen ponsel qwerty mulai mencoba untuk menciptakan ponsel yang hampir mirip dengan smartphone tersebut dengan harga yang jauh lebih terjangkau dan dilengkapi dengan fitur yang lebih maximal seperti yang ditemukan di pasaran. Hal ini membuat ponsel qwerty semakin digemari (Lee, 2011).

  Medan Talk (2010) memprediksikan sepanjang 2010 ini, ponsel qwerty pasarnya akan terus naik akibat semakin tingginya permintaan. Bahkan ponsel qwerty diperkirakan akan mampu menggeser produk-produk ponsel yang sebelumnya sempat merajai segmen pasar menengah ke atas. Namun kini, tren

  3 ponsel Qwerty menyasar segmen menengah ke bawah. Kejelian Cina melihat pasar ponsel terutama di Indonesia, membuat masyarakat dilanda demam qwerty.

  Meskipun demikian ponsel dengan keypad numerik masih amat populer di berbagai belahan dunia. Gempuran desain qwerty di pasar ponsel rupanya tidak membuat ponsel numerik menjadi redup. Hal ini dikarenakan ponsel numerik memiliki citra yang baik. Mengandalkan kemudahan mengetik pesan dengan satu jari, serta cenderung memiliki berat yang lebih ringan dan bentuk yang lebih simple membuat ponsel numerik masih tetap diburu. Di tengah ganasnya gempuran ponsel berbasis keyboard qwerty, ternyata ponsel numerik masih laku keras. Hal ini yang terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

  Ponsel keypad numerik, yang dianggap kuno itu bahkan masih mendominasi penjualan ponsel. Menurut Hero Tjokro, Head of Mobile Phones Devision PT.

  Samsung Indonesia, 80 % pasar ponsel di Indonesia diisi ponsel seharga di bawah Rp. 2 juta. Ponsel-ponsel jenis ini didominasi ponsel dengan keypad numerik. Ternyata masyarakat Indonesia masih enggan menyesuaikan diri dengan ponsel keypad qwerty, terutama dari segi harga (Khafi, 2009).

  Kenyataan di atas, menunjukkan ponsel numerik masih memiliki pangsa pasar yang cukup besar di Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang cukup besar menyebabkan keinginan untuk menggunakan ponsel numerik tetap tinggi, terutama disebabkan oleh harganya yang lebih terjangkau. Konsumen yang menyukai ponsel numerik akan memiliki keinginan untuk membeli kembali

  4 ponsel numerik. Pembelian konsumen selalu diawali oleh perasaan. Konsumen sering melakukan pembelian bukan karena kebutuhan namun karena emosi. Manusia tidak hanya membeli pada apa yang mereka butuhkan melainkan juga pada apa yang mereka inginkan. Keinginan merupakan satu bentuk perasaaan atau harapan manusia akan kondisi tertentu. Keputusan dalam memilih suatu produk memang keputusan yang dilematis. Ada berbagai aspek yang harus dipertimbangkan dalam memutuskan hal tersebut. Mulai dari biaya, target yang akan dituju, proses mengikatkan ekuitas sebuah brand pada ekuitas model, dan yang tidak kalah penting adalah adanya niat dari konsumen (Setiadi, 2005). Niat adalah kecenderungan untuk melakukan tindakan terhadap obyek, niat terkait dengan sikap dan perilaku.

  Niat beli dapat timbul karena adanya perasaan senang yang diperkuat oleh sikap positif. Hal ini berarti bila seseorang yang senang dengan suatu produk, maka niat membeli konsumen akan meningkat. Niat pembelian ulang merupakan pernyataan sikap konsumen atas perilaku pembelian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah melakukan proses pembelian, konsumen akan mengevaluasi atas keputusan dan tindakannya dalam membeli.

  Niat membeli ulang konsumen terhadap ponsel numerik merupakan cerminan kebutuhan konsumen akan ponsel numerik. Konsumen akan membeli ponsel numerik jika ponsel tersebut dirasakan konsumen dapat memenuhi harapannya, yang dapat dipenuhi dengan segera atau dalam periode waktu

  5 tertentu. Konsumen yang memiliki niat membeli ulang ponsel numerik akan mengarahkan segala perilaku dan tindakannya untuk mendapatkan ponsel tersebut. Hal ini berarti bahwa para produsen ponsel numerik harus dapat menumbuhkan niat membeli ponsel numerik pada konsumen. Niat membeli ulang sangat penting dalam menarik konsumen untuk menggunakan produk yang ditawarkan (Margaretha, 2008). Ketika konsumen merasa ponsel numerik sesuai dengan apa yang diinginkan dan merasa puas, maka konsumen akan memperilhatkan sikap dan perilaku positif yang dapat mempengaruhi niat

konsumen untuk mengambil keputusan yaitu niat melakukan pembelian ulang.

  Niat membeli ulang konsumen terhadap ponsel numerik dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah persepsi konsumen terhadap produk ponsel numerik. Persepsi berkaitan dengan penilaian konsumen terhadap produk yang pada akhirnya akan membentuk citra produk pada diri konsumen. Setiap konsumen memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap sebuah produk yang sama dan konsumen membeli produk cenderung karena citranya, bukan semata karena manfaatnya.

  Citra dipilih sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi niat membeli ulang karena citra merupakan hasil dari persepsi yang merupakan hasil pengolahan informasi yang didapatkan individu dari berbagai sumber dan persepsi sendiri merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui panca indra (Zeithmal & Biten, 1996). Dengan demikian, maka citra merupakan

  6 hasil pengolahan informasi yang mendalam terhadap stimlus yang diterima individu sehingga citra merupakan persepsi total individu terhadap objek yang akan mempengaruhi niat individu terhadap objek tersebut. Niat individu terbentuk karena diawali oleh persepsinya terhadap suatu objek yang kemudian akan membentuk citra objek tersebut.

  Rima (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Citra Merek terhadap Niat Membeli” yang bertujuan menjelaskan pengaruh variabel citra merek terhadap niat membeli. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif antara citra merek terhadap niat membeli. Sumbangan efektif variabel citra merek terhadap niat membeli adalah 15,7%. Citra merek memberikan pengaruh sebesar 15,7% terhadap niat membeli. sedangkan 84,3% lainnya disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

  Ponsel numerik akan menjadi pilihan konsumen jika konsumen memiliki kesan atau gambar yang baik mengenai produk ponsel teresbut. Apalagi saat ini, banyak informasi mengenai produk ponsel yang didapatkan dengan mudah melalui media cetak maupun elektronik, hal ini menyebabkan konsumen semakin kritis dalam menentukan produk yang akan dibeli. Dengan berbagai ragam merek dan model ponsel serta berbagai jaringan seluler operator membuat konsumen memiliki banyak pilihan produk ponsel yang diinginkan. Informasi ini akan mempengaruhi persepsi konsumen yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap niat membelinya.

  7 Informasi yang didapatkan konsumen mengenai ponsel numerik akan dijadikan pertimbangan dalam memilih produk tersebut. Memilih ponsel numerik bukanlah menjadi persoalan yang mudah. Setidaknya ada bebrapa hal yang menjadi pertimbangan sebelum membeli ponsel numerik, yaitu : 1) harga, 2) desain menawan. 3) fasilitas, 4) kemudahan untuk mengetik (Yusuf, 2010).

  Salah satu kalangan masyarakat yang menggunakan ponsel adalah mahasiswa. Mahasiswa merupakan salah satu konsumen yang peka terhadap perkembangan teknologi, tidak hanya menjadi pengamat tetapi menjadi pengguna produk dari perkembangan teknologi tersebut. Ponsel merupakan salah satu sarana untuk memperlancar komunikasi dan mempermudah aktivitas mahasiswa. Dari pengamatan penulis, berbagai macam merek dan model ponsel digunakan oleh mahasiswa. Kebanyakan mahasiswa memakai ponsel dengan merek terkenal yang menyajikan fitur yang menarik. Ponsel dengan merek terkenal umumnya memiliki berbagai macam bentuk dan harga, dengan fasilitas yang sama yang terdapat pada ponsel qwerty.

  Kondisi di atas menggambarkan bahwa pada umumnya ponsel numerik dijual dengan harga yang sangat terjangkau sehingga menyebabkan timbulnya persepsi di masyarakat bahwa ponsel numerik adalah ponsel murah. Hal ini disebabkan karena persaingan antar produsen dalam menawarkan tarif yang lebih murah. Penawaran harga ponsel numerik yang terjangkau dengan berbagai fasilitas yang menguntungkan seharusnya dapat menumbuhkan niat membeli

  8 para pengguna ponsel seperti mahasiswa untuk menggunakan ponsel numerik.

  Iming-iming tersebut tidak secara otomatis langsung menyerap banyak pengguna untuk memilih ponsel numerik. Hal tersebut dikarenakan konsumen dalam membeli suatu produk akan dipengaruhi oleh kesan-kesannya terhadap produk. Kesan-kesan konsumen terhadap ponsel numerik akan positif jika persepsi konsumen terhadap ponsel numerik positif sehingga menghasilkan citra ponsel numerik yang positif pula. Sebaliknya, kesan konsumen terhadap ponsel numerik negatif jika persepsi terhadap ponsel numerik negatif sehingga menghasilkan citra ponsel numerik yang negatif pula.

  Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, citra yang terdapat pada sebuah produk dapat mempengaruhi niat membeli ulang konsumen, maka penulis akan mengangkat topik mengenai citra produk. Peneliti memiliki asumsi bahwa niat membeli ulang konsumen dipengaruhi oleh citra konsumen terhadap sebuah produk. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti apakah terdapat hubungan antara citra produk dengan niat membeli ulang ponsel numerik.

B. RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah ada hubungan antara citra produk dengan niat membeli ulang ponsel numerik pada mahasiswa?”

  9 C. TUJUAN PENELITIAN Penulisan ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara citra produk dengan niat membeli ulang ponsel numerik pada mahasiswa.

D. MANFAAT PENELITIAN

  Penelitian ini diharapkan mampu melihat hubungan antara niat membeli ulang ponsel numerik yang dilihat dari citra produknya. Selanjutnya bukti empiris dari penelitian ini diharapkan dapat menggugah semangat para peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan ponsel numerik dan citra produk. Bagi ilmu psikologi, diharapkan dapat menambah wawasan serta bermanfaat untuk bahan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya psikologi industri dan organisasi dan psikologi konsumen.

   

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. CITRA PRODUK 1. Pengertian Citra Produk Istilah citra dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti rupa,

  gambar, gambaran. Menurut Hasan (2003), citra merupakan rupa, gambar, gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi maupun produk. Dikaitkan dengan citra pada konsumen Kotler (2003), mendefinisikan citra sebagai jumlah dari gambaran-gambaran, kesan-kesan, dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek. Konsumen membentuk citra suatu produk dari kesimpulan kesan atau kepercayaan yang sudah terseleksi di antara banyaknya stimulus yang diterima.

  Citra merupakan suatu komponen pendukung bagi sebuah produk. Dimana citra mewakili wajah dan juga mutu sebuah produk. Jika produk ibarat mengenal manusia dari bentuknya, maka citra bagaikan kesan yang kita lihat dari manusianya. Seperti yang dikatakan Kotler (dalam Susanto, 2007) bahwa citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan.

  Pendapat Kotler ini didukung oleh pernyataan Temporal (2001) yang menyatakan bahwa citra merupakan apa yang dipikirkan atau bahkan yang dibayangkan orang-orang tentang sesuatu.

    Menurut Peter dan Olson (2002), Citra adalah persepsi dan sikap yang didasarkan pada rangsangan yang berkaitan dengan suatu produk melalui kelima indera. Sedangkan definisi citra produk dipandang sebagai apa yang dipikirkan konsumen tentang suatu produk. Citra produk adalah keseluruhan pikiran yang dimiliki konsumen dari objek produk.

  Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa citra konsumen pada suatu produk merupakan sekelompok kesan yang dimiliki konsumen tentang beberpa sifat produk yang dianggap relatif penting oleh konsumen. Sifat-sifat ini kemudian menjadi kepribadian yang melekat pada suatu produk dan akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap suatu produk. Citra bersifat subjektif sehingga dapat dimungkinkan setiap konsumen menangkap citra yang berbeda-beda dari suatu produk yang sama.

2. Proses Terbentuknya Citra

  Markin (1974), mengatakan bahwa proses pembentukan citra sangat mirip dengan proses persepsi. Seperti proses pembentukan persepsi, pembentukan citra bermula dari proses penginderaan, yaitu penerimaan stimulus oleh individu melalui alat-alat reseptor. Informasi yang diterima oleh alat-alat reseptor diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, pada otak inilah terjadi proses psikologis yang menjadikan individu menyadari stimulus yang diterima dan kemudian menimbulkan kesan-kesan

    terhadap stimulus (Walgito, 2002). Kumpulan dari kesan-kesan tersebut akan membentuk suatu citra yang melekat pada stimulus.

  Citra produk sangat penting untuk menempatkan produk pada segmen pasar yang sesuai karena konsumen akan lebih mempertimbangkan citra daripada fakta yang melekat pada produk itu sendiri (Schiffman & Kanuk, 2008). Bila suatu produk mempunyai citra yang positif di kalangan konsumen, maka produk itu akan mempunyai nilai yang lebih dibandingkan dengan produk lain dengan jenis yang sama yang berdar di pasaran. Dalam pemasaran, produk adalah simbol penjelasan seluruh informasi yang berkaitan dengan produk atau jasa.

  Produk biasanya terdiri dari nama, logo dan seluruh elemen visual lainnya seprti gambar tipografi, warna dan simbol. Produk juga merupakan visualisasi dari citra yang ingin ditanamkan dalam pikiran konsumen.

  Melihat betapa pentingnya sebuah citra produk dalam mendukung kesuksesan pemasaran suatu produk telah membuat para produsen berusaha memenuhi hasrat konsumen untuk menjadi bagian dari sekelompok sosial yang lebih besar, dipandang terhormat oleh orang lain, atau untuk mendefinisikan diri menurut citra yang diinginkannya. Namun citra yang harus dibangun dalam jangka panjang tidak akan sempat terbentuk jika dalam waktu singkat produk itu rusak atau berkinerja rendah. Menurut Dewi (2005) citra produk dapat dibangun dengan tiga cara, yaitu :

   

  a. Berbasis fitur, yaitu : menambahkan fitur produk dengan cara mencocokkan suatu produk dengan hal-hal yang dianggap paling menarik dan relevan bagi konsumen, sehingga menjadi pembangkit asosiasi.

  b. Gambaran dari pengguna, yaitu : digunakan jika sebuah produk menciptakan citra dengan memfokuskan pada siapa yang menggunakan produk tersebut.

  c. Iklan, yaitu bagaimana citra produk dan makna asosiatif produk tersebut dikomunikasikan oleh iklan dan media promosi lainnya.

  Setelah konsumen terpapar oleh tiga hal di atas lalu konsumen akan melakukan penilaian terhadap sebuah produk. Para produsen untuk memahami penilaian konsumen perlu mempertimbangkan dua hal yang akan mempengaruhi citra, yaitu : bagaimana konsumen ingin dilihat dan bagaimana konsumen terlihat (Griffin, 2006). Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa citra dari sudut pandang konsumen merupakan persepsi mereka mengenai sesuatu dalam hal ini adalah produk. Sedangkan dari sudut pandang produsen, citra merupakan proyeksi dari sekumpulan identitas produk. Oleh karena itu, yang menjadi tolak ukur baik tidaknya citra suatu produk dapat diukur melalui idetitas produk yang bersangkutan.

    3.

   Dimensi Citra Produk

  Konsumen akan lebih memilih produk yang memiliki kemudahan operasional yang sesuai dengan kebutuhannya meskipun dengan harga yang lebih mahal, pilihan ini didasarkan pada reputasi produk atau pemilih produk. Walters dan Paul (dalam Rahmani, 1989) mengemukakan bahwa produk yang dibeli konsumen adalah benda beserta sekumpulan pelayanan yang menyertainya dan merupakan keistimewaannya. Sekelompok keistimewaan inilah yang nantinya akan membentuk citra yang baik di mata konsumen. Lebih lanjut Walters dan Paul mengemukakan bahwa citra produk terbentuk dari empat dimensi, yaitu : a. Desain produk

  Merupakan kombinasi dari faktor atribut produk, karakteristik dan penampilan dari produk tersebut. Desain produk adalah apa yang tampak dari produk tersebut.

  b. Pengembangan produk Meliputi ide, penelitian dan teknologi yang digunakan untuk menemukan dan menguji produk. Pengembangan produk memungkinkan konsumen mendapatkan produk baru yang berbeda.

  c. Kemasan Merupakan pembungkus atau wadah dari produk. Kemasan selain berfungsi sebagai pelindung produk juga dapat memiliki peranan dalam membentuk citra produk.

   

  d. Harga Harga merupakan sejumlah uang yang dikerluarkan oleh konsumen untuk memperolah barang atau jasa yang diinginkan.

  Selain empat dimensi di atas dapat ditambahkan dimensi garansi atau jaminan seperti yang disebutkan oleh Tjiptono (2005). Garansi atau jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya pada konsumen. Jaminan dapat berupa kualitas produk, pelayanan, reparasi dan lain sebagainya. Jaminan ada yang bersifat tertulis dan ada juga yang bersifat tidak tertulis.

  Dalam penelitian ini peneliti cenderung akan memakai dimensi yang diungkapkan oleh Walters & Paul ditambahkan Tjiptono. Sehingga aspek-aspek citra akan mencakup : (1) Desain, (2) Pengembangan produk, (3) Kemasan, (4) Harga, (5) Garansi. Pemilihan ini didasarkan pada alasan citra yang melekat pada sebuah produk akan membuat konsumen memilih produk tersebut.

4. Pengaruh Citra Produk

  Citra produk sangat penting untuk menempatkan produk pada segmen pasar yang sesuai karena konsumen akan lebih mempertimbangkan citra produk daripada fakta yang melekat pada produk itu sendiri (Schiffman dan Kanuk, 2008). Bila suatu produk mempunyai citra yang positif maka konsumen akan mempersepsikan positif pada produk yang ingin mereka beli, baik dari sisi feature,

    pelayanan, maupun harga yang diberikan. Persepsi yang positif ini akan semakin kuat ketika konsumen memperoleh informasi-informasi yang bagus-bagus tentang produk yang ingin mereka beli. Informasi-informasi tersebut kemudian dievaluasi. Evaluasi yang positif akan mendorong konsumen untuk berniat membeli produk tersebut hingga akhirnya konsumen memutuskan untuk membeli lagi produk yang sama dan tetap menggunakannya serta tidak terpengaruh dengan produk lain walaupun produk lain memiliki feature yang lebih bagus yang berarti produk itu akan mempunyai nilai yang lebih dibandingkan dengan produk lain dengan jenis yang sama yang beredar di pasaran. Dengan kata lain citra atau gambaran konsumen yang melekat akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap suatu produk.