BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Medis 1. Kehamilan - Chusna Amalia BAB II

  a) Pengertian Menurut Federasi

Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

  didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi tiga trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 samapai 27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 sampai 40 minggu) (Prawirohardjo, 2010; h. 213).

  Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan

  aterm adalah

  sekitar 280 sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut: usia kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 g bila berakhir disebut keguguran, usia kehamilan 29 minggu sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut persalinan prematurus, usia kehamilan 37 sampai 42 minggu disebut aterm, usia kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau postdatism (serotinus) (Manuaba, 2010; h. 106-107).

  15 Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu triwulan pertama (0-12 minggu), triwulan kedua (13 sampai 28 minggu), triwulan ketiga (29 sampai 42 minggu) (Manuaba, 2010; h. 107).

  b) Proses permulaan kehamilan Setiap bulan saat ovulasi, seorang wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovarium), yang ditangkap oleh umbai (fimbriae) dan masuk kedalm saluran telur. Sewaktu persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam cairan vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian tuba uterina yang mengembang.

  Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.

  Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani untuk kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa tadi disebut pembuahan(konsepsi = fertilisasi). Ovum yang telah dibuahi tadi kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang rahim, peristiwa tersebut disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira- kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah (embrio) dan janin, dipersiapkan uri (plasenta). Jadi dapat dikataka bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spematozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi=fertilisasi), nidasi dan plasenta (Mochtar, 2012; h. 16).

  c) Menurut Williams (2013; h. 81) Pertumbuhan dan perkembangan janin.

  1) Ovum, Zigot, dan Blastokista Selama 2 minggu pertama pascaovulasi, fase perkembangan meliputi fertilisasi, pembentukan blastokista dan implantasi plastokista. 2) Periode embrionik

  Periode embrionik dimulai pada permulaan minggu ketiga setelah ovulasi dan fertilisasi yeng terjadi bersamaan dengan perkiraan permulaan periode menstruasi berikutnya. Pada minggu keempat sistem kardiovaskuler telah terbentuk sehingga terbentuklah sirkulasi sejati dalam embrio. Pada akhir minggu keempat sakus korionik berdiameter 2 hingga 3 mm, dan embrio memiliki panjang 4-5 mm, bakal lengan dan tungkai telah terbentuk dan selubung amnion mulai terlepas dari body stalk, yang selanjutnya menjadi tali pusat. Pada akhir minggu keenam embrio memiliki panjang 22 hingga 24 mm serta kepala berukuran relatif besar dibandingkan badan, jantung telah terbentuk sempurna, jari-jari tangan dan kaki telah ditemukan dan lengan menekuk pada siku. Bibir atas telah sempurna dan telinga dan telinga luar membentuk peninggian definitif pada masing-masing sisi kepala.

  3) Periode janin Pada usia 10 minggu setelah awitan menstruasi terakhir, embriofetus memiliki panjang hampir 4 cm, perkembangan selama periodik janin terdiri atas pertumbuhan dan pematangan struktur-struktur yang dibentuk saat periode embrionik. Minggu ke 12 gestasi uterus teraba tepat diatas simpisis pubis dan panjang kepala bokong janin adalah 6 hingga 7 cm. Pusat penulangan telah timbul pada sebagian besar tulang janin, jari tangan dan kaki juga telah berdiferensiasiasi, kulit dan kuku telah berkembang dan muncul tunas-tunas rambut yang tersebar, genitalia eksternal mulai memperlihatkn tanda pasti jenis kelamin laki-laki atau perempuan, janin mulai melakukan pergerakan spontan. Minggu ke 16 gestasi panjang kepala bokong janin adalah 12 cm dan berat janin 110 g, jenis kelamin telah dapat ditentukan. Minggu ke 20 gestasi sejak saat ini janin bergerak kurang lebih setiap menit, kulit janin telah menjadi kurang transparan, lanugo seperti beledu menutupi seluruh tubuh janin dan telah terbentuk sebagian rambut di kulit kepala. Minggu ke 24 gestasi kulit secara khas tampak keriput dan penimbunan lemak dimulai, kepala masih relatif besar, alis mata dan bulu mata biasanya dapat dikenali, periode kanalikular perkembangan paru-paru, saat membesarnya bronkus dan bronkiolus serta berkembanganya duktus alveolus hampir selese. Minggu ke 28 gestasi panjang kepala bokong sekitar

  25cm kulit janin yang tipis berwarna merah dan ditutupi oleh verniks kaseosa. Minggu ke 32 gestasi janin telah mencapai panjang kepala bokong 28 cm, kulit perkumaan masih merah dan keriput. Minggu ke 36 gestasi panjang rata-rata kepala bokong pada janin sekitar 32 cm, tubuh menjadi lebih bulat serta gambaran keriput pada wajah telah menghilang. Minggu ke 40 gestasi merupakan periode saat janin dianggap aterm menurut usia yang dihitung dari awitan periode menstruasi terakhir, janin telah berkembang sempurna.

  d) Perubahan fisiologi pada kehamilan Menurut Manuaba (2010; h. 85-94) dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen, dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada bagian-bagian tubuh di bawah ini : (1) Uterus

  Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertropi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin. Pertumbuhan pada isthmus uteri(rahim) menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan isthmus disebut tanda heger. Hubungan antar besarnya rahim dan usia kehamilan penting untuk diketahui karena kemungkinan penyimpangan kehamilan seperti hamil kembar, hamil mola hidatidosa, hamil dengan hidramnion yang akan teraba lebih besar. Sebagai gambaran dapat dikemukaan sebagai berikut : (a) Pada usia kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion, dimana desidua kapsularis dan desidua parientalis telah menjadi satu. Tinggi rahim adalah setengah dari jarak simfisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya. (b) Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus rahim terletak dua jari di bawah pusat sedangkan pada usia 24 minggu tepat di tepi atas pusat. (c) Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 3 jari di atas pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan

  prosesus xifoideus.

  (d) Pada usia kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri adalah setengah jarak

  

prosesus xifoideus dan pusat.

  (e) Pada usia kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar satu jari di bawah

  prosesus xifoideus, dan kepala bayi belum masuk pintu atas panggul.

  (f) Pada usia kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi tiga jari di bawah

  prosesus xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk pintu atas panggul.

  Panjang fundus uteri pada usia kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada usia kehamilan 32 minggu panjangnya 27 cm, dan umur kehamilan 36 minggu panjangnya 30 cm. Regangan dinding rahim karena besarnya pertumbuhan dan perkemangan janin menyebabkan isthmus uteri makin tertarik ke atas dan menipis di segmen bawah rahim.

  Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama ke semua arah, tetapi terjadi pertmbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama, bentuk rahim yang tidak sama disebut tanda piskaseck. Pertumbuhan konsentrasi hormonal yang mempengaruhi rahim, yaitu estrogen dan progesteron menyebabkan progestron mengalami penurunan dan menimbulkan kontraksi rahim yang disebut Braxton Hicks. (2) Vagina

  Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru-biruan (tanda chadwicks).

  (3) Ovarium Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia kehamilan 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korealis yang mengeluarkan hormon korianik gonadotropin yang mirip dengan hormon luteotropik hipofisis anterior.

  (4) Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin.

  Penampakan payudara pada ibu hamil (a) Payudara menjadi lebih besar.

  (b) Areola payudara makin hiperpigmentasi hitam. (c) Glandula montgomery makin tampak. (d) Puting susu makin menonjol. (e) Pengeluran ASI belum berlangsung karena prolktinbelum berfungsi, karena hambatan dari PHI (

  prolactine inhibiting hormone) untuk mengeluarkan ASI.

  (f) Setelah melahirkan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung.

  (5) Sirkulasi darah ibu Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor antara lain meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim, terjadi hubungan langsung antara arteri vena pada sirkulasi retroplasenter, pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat.Akibat dari faktor tersebut dijupai beberapa perubahan peredaran darah. (a) Volume darah, volume darah semakin meningkatdan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi), denga puncaknya pada usia kehamiln 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25 sampi 30% sedankan sel darah bertambah sekitar 20%, curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar usia kehamilan 16 minggu, sehingga penderita penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali, kehamilan selalu memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantungdapat jatuh dalam dekompensasi kordis.

  (b) Sel darah, sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga mencapai 10.000/ml. (c) Sistem respirasi, pada kehamilan, terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi oksigen, disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu, sebagai kompensasi terjadi desakan rahim dan kebutuhan oksigen yang meningkat, ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20 sampai 25% dariapada biasanya. (d) Sistem pencernaan, oleh karena pengaruh estrogen, pengaruh asam lambung meningkat dan dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut morning sickness, muntah yang terjadi disebut hiperemesis gravidarum, progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.

  (e) Traktus urinarius, karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua , terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentuntukan urine akan bertambah. Filtrasi pada glomelurus bertambah sekitar 69 sampai 70%.

  (f) Perubahan pada kulit, pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh

  melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh

  kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum, areola mamae, papilla mamae, linia nigra, pipi ( khloasma gravidarum). (g) Metabolisme, dengan terjadinya kehamilan metabolisme tubuh mengalmi perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi, untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.

  e) Menurut (Manuaba, 2010; h, 108) tanda-tanda kehamilan (1) Tanda dugaan kehamilan

  Tanda-tanda dugaan adanya kehamilan : (a) Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan. (b) Mual dan muntah (emese). Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang. (c) Ngidam, wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam.

  (d) Sinkope atau pingsan. Terjadi ganggan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemi susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.

  (e) Payudara tegang. Pengeluaran estrogen-progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit teruratam pada hamil pertama.

  (f) Sering miksi. Deskan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua gejala ini sudah menghilang. (g) Konstipasi atau obstipasi. Pegaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar. (h) Pigmentasi kulit. Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi

  (

  kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae lividae, striae nigra, linea alba makin hitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu makin menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah menifes sekitar payudara), disekitar pipi (kloasma gravidarum). (i)

  Epulis. Hipertropi gusi yang disebut epulis dapat terjadi bila hamil.

  (j)

Varices atau penampakan pembuluh darah vena. Karena

  pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genitalia eksternal, kaki dan betis, dan payudara.

  Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.

  (Manuaba, 2010; h. 107-108). (2) Tanda tidak pasti kehamilan

  Tanda tidak pasti kehamilan ditentukan oleh : (a) Rahim membesar sesuai dengan tuanya hamil

  Pada pemeriksaan dalam dijumpai tanda heger, tanda chadwicks, tanda piscaseck, kontraksi braxton hicks dan teraba ballottement. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 217-219) pengertian dari :

  (i) Tanda

  chadwick adalah perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguaan pada vulva, vagina dan serviks. Tanda goodell adalah perubahan konsisteni (yang dianalogikan dengan konsistensi bibir) serviks dianalogikan dengan konsistensi kenyal (dianalogikan dengan ujung hidung) pada saat tidak hamil.

  (ii) Tanda

  heger adalah penularan dan kompresibilitas ismus

  serviks sehingga ujing-ujung jari seakan dapat ditemukan apabila imus ditekan dari arah yang berlawanan.

  (iii) Tanda

  piskacek adalah pembesaran asimetris dan penonjolan salah satu kornu.

  (iv) Kontaksi

  Braxton Hicks, terjadi akibat peregangan miometrium yang disebabkan oleh terjadinya pembesaran uterus.

  (v)

Ballottement yaitu fenomena bandul atau pantulan balik.

(b) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif

  (3) Tanda pasti kehamilan Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan melalui (a) Gerakan janin dalam rahim.

  (b) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin. (c) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop leanec, alat kardiotografi, alat doopler. Dilihat dengan ultrasonografi.

  Pemeriksaan dengan alat canggih yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi.

  (Manuaba, 2010; h. 109). f) Ketidaknyamanan selama kehamilan (1) Trimester I

  (a) Nausea Nausea, dengan atau tanpa disertai muntah-muntah, ditafsirkan keliru sebagai

  morning sickness, tetapi paling

  sering terjadi pada siang atau sore hari atau bahkan sepanjang hari. Nausea lebih kerap terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih parah di pagi hari. Penyebab

  morning sickness masih belum diketahui dengan pasti kendati

  sebuah ide telah dikembangkan. Ide ini mencakup perubahan hormon selama kehamilan, kadar gula darah yang rendah, lambung yang terlalu penuh, peristaltik yang lambat, dan faktor-faktor emosi yang lain. Nausea merupakan masalah umum yang dialami oleh lebih dari sebagian hingga tiga perempat wanita hamil. Begitu umum hingga pada kenyataannya nausea dan muntah salah satu tanda praduga kehamilan. Jumlah puncak nausea dan muntah pada wanita hamiladalah pada usia kandungan 11 minggu dengan awitan rata-rata antara lima hingga enam minggu (Varney, 2007; h.

  536) (b) Ptialisme (Saliva berlebihan)

  Ptialisme , merupakan kondisi yang tidak lazim, yang dapat

  disebabkan oleh peningkatan keasaman di dalam mulut atau peningkatan asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjar saliva pada wanita yang rentan mengalami sekresi berlebihan.

  Pada wanita yang mengalami

  ptialisme biasanya juga

  mengalami mual. Kondisi mereka berlangsung terus menerus dan menjadi suatu siklus karena bukan saja saliva yang berlebihan membuat rasa mual semakin kuat, tetapi keinginan untuk menghindari nausea juga mengakibatkan pasien menelan lebih sedikit makanan sehingga jumlah saliva di dalam mulut meningkat (Varney, 2007; h. 537).

  (c) Keletihan Keletihan dilami pada trimester pertama, namun alasannya belum diketahui. Salah satu dugaan adalah bahwa keletihan diakibatkan oleh penurunan drastis laju metabolisme dasar pada awal kehamilan, tetapi alasan ini terjadi masih belum jelas, dugaan lain adalah bahwa peningkatan progesteron memiliki efek menyebabkan tidur, keletihan biasanya hilang pada akhir trimester pertama (Varney, 2007; h. 537). (d) Nyeri punggung bagian atas (Nonpatologis)

  Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester pertama akibat peningkatan ukuran payudara, yang membuat payudara menjadi berat. Pembesaran ini dapat mengakibatkan tarikan otot jika payudara tidak disokong adekuat (Varney, 2007; h. 538).

  (e) Leukoria

Leukoria adalah sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan

  konsistensi kental atau cair, yang dimulai pada trimester pertama. Sekresi ini bersifat asam akibat pengubahansejumlah besar glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat oleh basil Doderlein. Meski basil ini berfungsi melindungi ibu dan janin dari kemungkinan infeksi yang mengancam, tetapi basil ini merupakan medium yang dapat mempercepat pertumbuhan organisme yang bertanggung jawab terhadap terjadinya vaginitis. Produktivitas kelenjar serviks dalam menyekresi sejumlah besar lendirpada saat ini guna membentuk sumbat lendir serviks ternyata juga dapat mengakibatkan leukoria (Varney, 2007; h. 538). (f) Peningkatan frekuensi berkemih (Nonpatologis)

  Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi akibat peningkatan berat pada fundus uterus, peningkatan berat pada fundus uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda heger), menyebabkan anterfleksi pada uterus yang membesar. Hal ini menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Tekanan ini akan berkurang seiring uterus terus membesar dan keluar dari panggul sehingga menjadi salah satu organ abdomen, sementara kandung kemih tetap merupakan organ panggul. Frekuensi berkemih pada trimester ketiga paling sering dialami oleh wanita primigravida setelah lightening terjadi. Efek lightening adalah bagian presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih, tekanan ini menyebabkan wanita merasa perlu berkemih (Varney, 2007; h. 538).

  (g) Emesis gravidaraum merupakan keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan dikeluarkannya human chorionic gonadothropine plasenta.

  Hormon-hormon inilah yang menyebabkan emesis gravidarum.

  Gejala klinis emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari, disertai mual-muntah sampai kehamilan berumur 4 bulan (Manuaba, 2010; h. 227).

  Cara mengatasinya yang pertama pencegahan, dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud untuk menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit dan sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong-oyong, mual, dann muntah. Defeksi diusahakan teratur. Kedua memberikan obat vitamin (B1 dan B6), antisida, anti mual. Ketiga untuk hiperemesis grafidarum tingkat 2 dan 3 harus dirawat inap di rumah sakit.(Mochtar, 2012, h.142)

  (2) Trimester II (a) Nyeri ulu hati

  Nyeri ulu hati ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang akhir trimester ke dua dan bertahan hingga trimester tiga. Isi lambung bersifat asam hidroklorida yang terdapat di dalam lambung, keasaman ini menyebabkan materi tersebut membakar tenggorokan dan teras tidak enak. Penyebab nyeri ulu hati adalah sebagai berikut : (i) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron. (ii) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus. (iii) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar (Varney, 2007; h. 538).

  (b) Konstipasi

  Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat memiliki masalah ini pada trimester ke dua atau ke tiga.

  Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltis yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron. Pergeseran dan tekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat menurunkan motilitas pada saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi. Salah satu efek samping yang umum muncul pada penggunaan zat besi adalah konstipasi (Varney, 2007; h. 539).

  (c) Hemoroid Hemoroid sering didahului oleh konstipai. Oleh karena itu,

  semua penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan hemoroid. Progesteron juga menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar, selain itu pembesaran uterus mengakibatkan peningkatan tekanan secara spesifik juga secara umum pada vena hemoroid (Varney, 2007; h. 539). (3) Trimester III

  (a)

Edema dependen Edema dependen pda kaki timbul akibat gangguan sirkulasi

  vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gagguan ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri paa vena kava inferior sat ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah (Varney, 2007; h. 540).

  (b)

  Varices

Varices vena lebih mudah muncul pad wanita yang memiliki

  kecendurungan tersebut dalam keluarga atau memiliki faktor predisposisi kongenital.

Varices dapat diakibatkan oleh

  gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Perubahan ini diakibatkan penekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada vena kava inferior saat ia berbaring, pakaian yang ketat menghambat aliran vena balik dari ekstremitas bagian bawah atau posisi berdiri yang lama memperberat masalah tersebut. Relaksasi dinding vena dan katup dan otot polos sekeliling karena induksi juga turut menyebabkan timbulnya

  varices (Varney, 2007; h. 540).

  (c)

Dispareunia

  Nyeri saat berhubungan seksual dapat berasal dari sejumlah penyebab selama kehamilan. Perubahan fisiologis dapat menjadi penyebab, seperti kongesti vagina/panggul akibat gangguan sirkulasi yang diakrenakan tekanan uterus yang membesar atau tekanan bagian presentasi, masalah-masalah fisikkemungkinan disebabkan abdomen yang membesar atau dijumpi pada tahap akhir kehamilan saat bagian presentasi mengalami penurunan ke dalam pelvis sejati. Faktor-faktor psikologis dapat menyebabkan dispareunia karena pemahaman yang salah dan kekhawatiran akan menyakiti jabang bayi meskipun kekhawatiran ini tidak beralasan kecuali terdapat perdarahan vagina atau pecah ketuban (Varney, 2007; h. 540). (d) Insomnia

  Insomnia baik pada wanita yang mengandung maupun tidak dapat disebabkan oleh sejumlah penyebab, seperti kekhaawatiran, kecemasan, terlalu gembira, meyambut suatu acara untuk keesokan harinya. Wanita hamil bagaimanapun memiliki tambahan alasan fisik sebagai penyebab insomnia. Hal ini meliputi ketidak nyamanan lain selama kehamilan dan pergerakan janin, terutama jika janin tersebut aktif (Varney, 2007; h. 541). (e) Nyeri pada ligamentum teres uteri

  Nyeri pada ligamentum teres uteri diduga terjadi akibat peregangan dan kemungkinan akibat penekanan berat uterus yang meningkat pesat pada ligamen. Nyeri ini merupakan ketidaknyamanan umum yang harus dibedakan dari penyakit saluran gastrointestinal maupun penyakit organ abdomen (contoh apendistis, radang kandung kemih dan ulser peptik).

  Salah satu faktor yang membedakan nyeri ini adalah penyebaran nyeri hingga ke area inguinal, yang merupakan ciri khas nyeri pada ligamentum teres uteri (Varney, 2007; h. 541). (f) Nyeri punggung bawah (Nonpatologis)

  Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkatkan intensitasnya seiring pertumbuhan usia kehamilan karena nyeri ini meruoakan akibat pergerakan pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan berjalan denganayunan tubuh ke belakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini kemudiaan akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri (Varney, 2007; h. 542).

  (g) Hiperventilasi dan sesak napas Sesak napas merupakan ketidaknyamanan terbesar yang dialami pada trimester ketiga. Selama periode ini, uterus telah mengalami pembesaran hingga terjadi penekanan diafragma.

  Selain itu, diafragma akan mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan. Meski terjadi pelebaran diameter tranversal pada rangka iga, hal ini tidak cukup untuk mengkonpensasi elevensi diafragma sehingga terjadi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume udara residual. Hal ini ditambah pada tekanan diafragma, menimbulkan perasaan atau kesadaran tentang kesulitan bernapas atau sesak napas (Varney, 2007; h. 543).

  g) Asuhan antenatal (1) Pengertian

  Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan (Prawirohardjo, 2010; h. 278).

  (2) Menurut (Kemenkes, 2013; h. 22 ) Jadwal kunjungan asuhan antenatal yaitu dilakukan minimal 4 kali yaitu pada trimester 1 satu kali , Trimester 2 satu kali dan trimester 3 dua kali. (3) Pemeriksaan fisik obstetri

  Palpasi (a) Leopold I yaitu untuk menentukan apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang kepala bulat keras dan melenting, pada goyangan pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus yaitu tidak keras dan tidak melenting dan tidak bulat, pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin.

  (b) Leopold II yaitu letak membujur dapat didapatkan punggung janin, yang teraba rata dengan tulangiga seperti papan. Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin. (c) Leopold III, menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simfisis pubis, kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis akan kosong.

  Leopold IV, bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui

  (d)

  lingkaran terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen

  (Manuaba, 2010; h. 117) Detak jantung janin Bunyi jantung janin dapat terdengar pertama kali pada usia kehamilan 10 minggu dengan menggunakan Doppler, dan jika menggunakan ultrasonografi dapat terdeteksi hingg sedini 5 minggu (Williams, 2013; h. 209).

  h) Komplikasi kehamilan Menurut (Mochtar, 2012; h. 139-) komplikasi kehamilan

  

(1) Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang

  berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.

  (2) Toksemia gravidarum (a) Klasifikasi :

  Preeklamsia ringan dan berat Preeklamsia ringan, bila disertai keadaan seagai berikut, tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih, edema umum, kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu.

  Preeklamsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, proteinuria 5 gr atau lebih per liter, oliguria yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam, adanya gangguan serebral, gangguan visus dan rasa nyeri di epigastrium, terdapat edema paru dan sianosis.

  Eklamsia Eklamsia dalam bahasa yunani berarti halilintar, karena serangan kejang-kejang timbul tiba-tiba seperti petir.

  (3) Abortus (Keguguran) (a) Pengertian

  Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. WHO IMPAC menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 22 minggu, namun beberapa acuan terbaru menetapkan batasan usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Kementrian kesehatan, 2013; h. 84).

  

(b) Diagnosa abortus menurut (Kementrian kesehatan, 2013; h.

  84) yaitu perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah banyak, perut nyeri dan kaku, pengeluaran sebagian produk konsepsi, serviks dapat tertutup maupun terbuka, ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya.

  

(c) Menurut (Mochtar, 2012; h. 151-152) macam-macam abortus

  dapat dibagi atas: keguguran mengancam.

  (i) Abortus imminens,

  Keguguran belum terjadi sehingga kehamilan dapat dipertahankan dengan cara: tirah baring, tidak berhubungan badan, evaluasi secara berkala dengan USG untuk melihat perkembangan janin.

  (ii) Abortus insipien, adalah proses keguguran yang

  sedang berlangsug. Ditandai dengan adanya rasa sakit karena telah terjadi kontraksi rahim untuk mengeluarkan hasil konsepsi, ostium ditemukan sudah terbuka dan kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.

  (iii) Abortus inkomplitus, hanya sebagian dari hasil

  konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.

  (iv) Abortus kompletus, seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga rongga rahim kosong.

  (v) Missed abortus adalah keadaan dimana janin yang

  telah mati masih berada didalam rahim

  (4) Kehamilan ektopik

  Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi di luar endometrium rahim. Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan ektopik yang terganggu, dapat terjadi abortus atau pecah, dan hal ini dapat berbahaya bagi wanita tersebut (Mochtar, 2012; h. 159).

  (5) Mola hidatidosa

  (a) Pengertian Mola hidatidosa adalah jonjot-jonjot korion (choronic villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan, karena ini merupakan neoplasma trofoblas yang jinak (Mochtar, 2012; h. 167).

  (b) Faktor resiko Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti akan tetapi faktor-faktor yang dapat menyebabkan antara lain asupan vitamin A dan lemak hewani yang rendah, defisiensi protein, sosio ekonomi yang rendah, paritas tinggi, imuno selektif trofoblas (Mochtar, 2012; h. 167-168). (c) Diagnosa dan gejala menurut (Mochtar, 2012; h. 168)

  (1) Keluhan (a) Perdarahan pervaginam adalah gejala yang paling sering terjadi, biasanya terjadi pada usia kehamilan 6-

  16 minggu. (b) Terdapat gejala hamil muda yang sering lebih nyata dari kehamilan biasa.

  (c) Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada) yang merupakan diagnosa pasti. (d) Perdarahan bisa sedikit atau banyak, tidak teratur berwarna merah kecoklatan.

  (e) Kadang kala timbul gejala preeklamsia. (2) Inspeksi

  (a) Muka dan kadang-kadang badan terlihat pucat kekuning-kuningan, yang disebut muka mola.

  (b) Kalau gelembung mola keluar dapat dilihat jelas.

  (3) Palpasi (a) Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek.

  (b) Tidak teraba bagian-bagian janin dan balotemen, juga gerakan janin.

  (c) Adanya fenomena harmonika darah dan gelembung mola keluar dan fundus uteri turun, lalu naik lagi terkumpulnya darah baru. (d) Fundus uteri lebih tinggi daripada usia yang dihitung berdasarkan haid terakhir

  (4) Aukultasi (a) Tidak terdapat bunyi denyut jantung janin.

  (b) Terdengar bising dan bunyi khas. (c) Pemeriksaan dalam (d) Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian-bagian janin, terdapat perdarahan dan jarigan dalam kanalis servikalis dari vagina, serta evaluasi keadaan serviks.

  (5) Anemia dalam kehamilan (a) Pengertian

  Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel darah merah atau hemoglobin (Kemenkes, 2013; h. 160).

  (b) Penyebab Anemia umumnya menurut Mochtar (2012; h. 109) adalah (i) Kurang gizi (Malnutrisi) (ii) Kurang zat besi (iii) Kehilangan darah dan penyakit-penyakit kronik.

  Dalam kehamilan jumlah darah bertambah karena terjadi pengenceran darah karena sel-sel darah tidak sebanding pertambahannya dengan plasma darah. Secara fisisologis pengenceran darah ini adalah untuk membantu meringankan kerja jantung. (c) Diagnosa anemia pada kehamilan menurut Manuaba (2010; h.

  239 ) Untuk menegakkan diagnosa anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

  Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut : Hb 11 gr% = tidak anemia Hb 9-10 gr% = anemia ringan Hb 7-8 gr% = anemia sedang Hb < 7 = anemia berat

  Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester 1 dan trimester 3.

  Simanjutak mengemukakan bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia mengalami aneia akibat kekurangan gizi. Pada pengamatan lebih lanjut menunjukan bahwa kebanyakan anemia ang diserita masyarakat adalah karena kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi. Selain itu di daerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengam malnutrisi atau kekurangan gizi, kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat ekonomi rendah.

  Menurut Prawirohardjo (2010; h. 686 dan h. 697 ) komplikasi dalam kehamilan yaitu salah satunya kehamilan postterm dan pertumbuhan janin terhambat : (1) Kehamilan Postterm

  (a) Pengertian Kehamilan postterm, disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat bulan, pronologe pregnency, extended pregnency, postdate atau pascamaturitas adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu atau lebih, dihitung dari haid pertama haid terakhir menurut rumus naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari.

  (b) Penyebab terjadinya kehamilan postterm menurut Prawirohardjo (2010; h. 686).

  Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab terjadinya kehamilan postterm belum jelas.

  Beberapa teori yang diajukan pada umumnya mengatakan bahwa terjadinya kehamilan postterm sebagai akibat gangguan terhadap timbulnya persalianan. Beberapa teori diajukan antara lain sebagai berikut :

  (i) Pengaruh progesteron Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipercaya merupakan kejadian perubahn endokrin yang penting dalam memacu proses biomolekuler pada persaliann dan meningkatkan sensitivitas uterus terhadap oksitosin, sehingga terjadinya kehamilan postterm adalah karena masih berlangsungnya pengaruh progesteron.

  (ii) Teori oksitosin Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan postterm memberi kesan bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis. ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu faktor pernyebab kehamilan postterm.

  (iii) Teori kortisol Dalam teori ini diajukan sebagi pemberi tanda untuk dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti anesefalus, hipoplasi adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan. (iv) Saraf uterus

  Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya diduga sebagai penyebab terjadinya kehamilan postterm

  (v) Hereditas Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang mengalami kehamilan postterm mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya.

  (2) Pertumbuhan janin terhambat (a) Pengertian

  Pertumbuhan janin terhambat ditentukan bila beraT janin kurang dari 10% dari berat yang hars dicapai pada usia kehamilan tertentu. Biasanya perkembangan yang terhambat diketahui setelah 2 minggu tidak ada pertumbuhan (Prawirohardjo, 2010; h. 697).

  Seeds (1984) mengusulkan suatu definisi berdasarkan berat badan lahir dibawah persentil ke 5. Usher dan McLean (1969) menyatakan bahwa standar pertumbuhan janin seharusnya berdasarkan rata-rata berat badan sesuai usia dengan batasan normal yakni standar deviasi kurang lebih 2. Definisi ini akan membatasi jumlah bayi-bayi KMK sampai sebanyak 3% kehamilan, bukan dari 10%. Seperti yang didemonstrasikan pada analisis mereka terhadap 122.754 kehamilan. Mclntire dkk (1999) menunjukan definisi ini memiliki arti klinis yang bermakna. Sebagian besar hasil yang buruk terjadi pada janin yang berada dibawah persentil ke 3.

  Akhirnya potensi pertumbuhan janin secara individual telah diusulkan untuk menggantikan nilai batas berdasarkan populasi. Pada model ini janin yang menyimpang dari ukuran optimal didasarkan suatu usia kehamilan tertentu dianggap tumbuh berlebih atau tumbuh terhambat (Bukowski dkk, 2008) dalam williams (2013; h. 889).

Tabel 2.1 persentil berat lahir terhadap usia kehamilan

  Usia

  5

  10 (Minggu) 20 249 275 21 280 314 22 330 376 23 385 440 24 435 498 25 480 558 26 529 625 27 591 702 28 670 798 29 772 925 30 910 1085 31 1088 1278 32 1294 1495 33 1513 1725 34 1735 1950 35 1950 2159 36 2156 2354 37 2357 2541 38 2543 2714 39 2685 2852 40 2761 2929 41 2777 2948 42 2764 2935 43 2741 2907 44 2724 2885

  (b) Diagnosa Secara klinis awal pertumbuhan janin yang terhambat dikenal setelah 28 minggu. Namun secara ultrasonografi mungkin sudah dapat diduga lebih awal dengan adanya biometri dan taksiran berat janin yang tidak sesuai dengan usia gestasi.secara klinik pemeriksaan fundus uteri umumnya dalam sentimeter akan sesuai dengan usia kehamilan. Bila lebih rendah dari 3 cm , patut dicurigai PJT, meskipun sensivitasnya hanya 40%. Sebaiknya kepastian PTJ dapat dibuat apabila terdapat data USG (Prawirohardjo, 2010; h. 698).

  a. Pengertian Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

  (janin+uri) yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 2012; h. 69). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir, atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2010; h. 164). Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Varney, 2007; h. 672). Pelahiran bayi adalah periode dari awitan kontraksi uterus yang reguler sampai ekpulsi plasenta. Proses terjadinya hal ini secara normal disebut persalinan (labor) suatu istilah yang pada konteks obstetri mengambil beberapa konotasi dari bahasa inggris (Williams, 2013; h. 392).

  b. Menurur Rustam Mochtar (2012; h. 69) Istilah yang berhubungan dengan partus 1) Menurut cara persalinan

  a) Partus biasa (normal), disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak meluakai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

  b) Partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat atau melalui dinding perut dengan operasi kaesaria.

  2) Menurut tua (umur kehamilan) :

  a) Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (viabel) berat janin dibawah 1000 gram- tua kehamilan dibawah 28 minggu.

  b) Partus prematurus adalah persalinan (pengeluaran) hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu janin dapat hidup tetapi prematur berat janin antara 1000-2500 gram.

  c) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan di atas 2500 gram d) Partus maturus atau aterm ( cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan di atas 2500 gram.

  e) Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih setelah waktu partus yang ditaksir janin disebut postmatur.

  f) Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung sangat cepat, mungkin di kamar mandi, di atas becak dan sebagainya.

  Menurut Manuaba, (2010; h. 166). Partus presipitatus yaitu persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam g) Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada tidaknya disproporsi sefalopelvik