Gambar 2.1 Lokasi Kabupaten Kapuas Hulu
B B A A B B
I I
I I G G A A M M B B A A R R A A N N U U M M U U M M K K A A B B U U P P A A T T E E N N K K A A P P U U A A S S H H U U L L U U
2.1 Gambaran Umum
Kabupaten Kapuas Hulu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1953 dengan luas wilayah 29.842,00 km
2
atau 2.984.200 Ha, dengan letak geografis antara 111,40
o
o
Bujur Timur dan antara 0,50
o
Lintang Utara – 1,40
- – 111,10
o Lintang Selatan.
Gambar 2.1 Lokasi Kabupaten Kapuas Hulu S W A A RI A A L K - M A A S Y P. Lemukutan P. Temajo P. Maya P. Penebangan P. Karimata P. Serutu P. Buan P. Pelapis KETAPANG MEMPAWAH SINGKAWANG KUCHING PUTUSSIBAU P R O P I N S I N K A E L I M N A N T A T G A H L a u t N a t u n a S e l a t K a r i m a t a PONTIANAK PROPINSI KALIMANTAN TIMUR SINTANG SANGGAU 109 00 O I 110 00 O I 111 00 O I 112 00 O I 113 00 O I 114 00 O I 109 00 O I 110 00 O I 111 00 O I 112 00 O I 113 00 O I 114 00 O I 2 O 1 O O 2 O 3 O 2 O 1 O O 2 O 3 O BENGKAYANG NGABANG SAMBAS Batas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu adalah sebagai berikut: Sebelah utara dengan Sarawak (Malaysia Timur) Sebelah Barat dengan Kabupaten Sintang Sebelah Selatan dengan Kabupaten Sintang Sebelah Timur dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah Dengan batas wilayah seperti tercantum di atas, luas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu setara dengan 20,33% dari luas Propinsi Kalimantan Barat secara
2
keseluruhan yang mencapai 146.807 km .Selanjutnya, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Nomor 343 Tahun 1987 dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1996, luas wilayah pemerintahan Kabupaten Kapuas Hulu ditetapkan menjadi 23 wilayah Kecamatan yaitu: Kecamatan Putussibau Utara, Kecamatan Putussibau Selatan, Kecamatan Bika, Kecamatan Kalis, Kecamatan Mentebah, Kecamatan Boyan Tanjung, Kecamatan Pengkadan, Kecamatan Hulu Gurung, Kecamatan Seberuang, Kecamatan Semitau, Kecamatan Suhaid, Kecamatan Selimbau, Kecamatan Jongkong, Kecamatan Bunut Hilir, Kecamatan Bunut Hulu, Kecamatan Embaloh Hilir, Kecamatan Embaloh Hulu, Kecamatan Batang Lupar, Kecamatan Badau, Kecamatan Empanang, Kecamatan Puring Kencana, Kecamatan Silat Hilir, dan Kecamatan Silat Hulu. Sementara itu, secara administrasi Kab. Kapuas Hulu dibagi menjadi 4 wilayah Kelurahan, 278 Desa dan 568 Dusun. Adapun persebaran wilayah Kecamatan di Kab. Kapuas Hulu dapat dilihat pada Tabel 2.1
Gambar 2.2 Peta Kabupaten Kapuas HuluII - 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KAPUAS HULU
Tabel 2.1 Nama Ibukota Kecamatan dan Jumlah Desa dan Kelurahan Di18 Batang Lupar Lanjak
13 Jongkong Jongkong
14
14 Bunut Hilir Na. Bunut
11
15 Bunut Hulu Na. Bunut
15
16 Embaloh Hilir Na. Embaloh
9
17 Embaloh Hulu Ba. Martinus
10
10
12 Selimbau Selimbau
19 Badau Na. Badau
9
20 Empanang Na. Kantuk
6
21 Puring Kencana Sei. Antuk
6
22 Silat Hulu Na. Silat
13
23 Silat Hilir Na. Dangkan
14 Jumlah
282
17
11
Kabupaten Kapuas Hulu
17
Sumber : Data Pokok Tahun 2013
Secara keseluruhan Kabupaten Kapuas Hulu merupakan daerah yang telah mengalami pengikisan dan sudah tua, yang ditandai dengan tepian tebing sungai yang kecil dan berbelok-belok. Morfologi daerah Kabupaten Kapuas Hulu umumnya berbentuk wajan (kuali) yang terdiri dari daratan rendah/cekung yang terendam air serta daerah danau dan rawa-rawa yang berair cukup dalam.
Kecamatan Ibukota Jumlah
Desa/Kelurahan
1 Putussibau Utara Putussibau
19
2 Putussibau Selatan Kedamin
16
3 Bika Bika
8
4 Kalis Na. Kalis
5 Mentebah Na. Mentebah
11 Suhaid Na. Suhaid
8
6 Boyan Tanjung Boyan Tanjung
16
7 Pengkadan Menendang
11
8 Hulu Gurung Na. Tepuai
15
9 Seberuang Sejiram
15
10 Semitau Semitau
12
2.1.1 Profil Geografi
Sebagian daerah memiliki kawasan danau dan rawa-rawa berair dalam, sedangkan dataran rendah yang bukan danau terendam dua kali setahun selama setengah sampai enam bulan. Pada dataran tinggi diselingi rawa-rawa memanjang tetapi sempit atau diselingi oleh bukit kecil.
Kabupaten Kapuas Hulu umumnya beriklim tropis dengan temperatur
o o
udara rata-rata perbulan berkisar antara 22,9 C sampai 33,5
C, kelembaban nisbi rata-rata perbulan 84,6%, intensitas penyinaran matahari adalah 38%. Curah hujan yang cukup tertinggi terjadi pada Mei (547,6 mm) dan curah hujan yang rendah antara bulan Agustus (222,2 mm).
Luas hutan di Kabupaten Kapuas Hulu mencapai luas 2.446.148 Ha, yang terdiri dari Taman Nasional 925.134 ha; hutan lindung 834.140 ha; hutan produksi terbatas 485.495 ha; hutan produksi konservasi 109.065 ha; hutan produksi biasa 174.440 ha.
2.1.2 Profil Demografi
Penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan suatu daerah yang sangat penting dan berpotensi secara ekonomi. Besarnya jumlah penduduk berarti banyak tenaga kerja yang tersedia. Akan tetapi besar secara kuantitas saja tidak cukup membantu bagi peningkatan pembangunan, karena tidak akan bermanfaat jika tidak diimbangi kualitas yang baik.
a. Jumlah Penduduk dan Sebarannya Pada tahun 2013 jumlah penduduk di Kabupaten Kapuas Hulu mencapai 247.306 jiwa yang menyebar di 23 kecamatan. Jumlah KK mencapai 67.156
2
kk. Dengan luas wilayah yang mencapai 29.842 km , Kapuas Hulu
2
mempunyai kepadatan penduduk sebesar 8,29 jiwa/km . Kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terbesar adalah Kecamatan Putussibau Utara, Putussibau Selatan dan Silat Hilir yang masing- masing mempunyai jumlah penduduk 28.416, 18.942 dan 17.893 jiwa.
Tabel 2.1 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Kapuas HuluTahun 2013
Luas Jumlah Kepadatan Kecamatan (km2) (jiwa) (jiwa/km2)
01 Putussibau Utara 4.122 28.416 6,89
02 Putussibau Selatan 5.352,3 18.942 3,54
03 Bika 1.069 6.567 6,14
04 Kalis 1.184 14.123 11,93
05 Mentebah 781,26 10.430 13,35
06 Boyan Tanjung 824 12.560 15,24
07 Pengkadan 531,20 8.923 16,80
08 Hulu Gurung 432,90 13.750 31,76
09 Seberuang 573,80 10.732 18,70
10 Semitau 562,70 8.323 14,79
11 Suhaid 620,56 9.266 14,93
12 Selimbau 999,24 14.454 14,46
13 Jongkong 422,50 10.933 25,88
14 Bunut Hilir 844,10 9.139 10,83
15 Bunut Hulu 1.118,14 12.408 11,10
16 Embaloh Hilir 1.869,10 5.598
3
17 Embaloh Hulu 3.457,60 5.697 1,65
18 Batang Lupar 1.332,9 5.679 4,26
19 Badau 700 6.317 9,02
20 Empanang 357,25 3.229 9,04
21 Puring Kencana 448,55 2.520 5,62
22 Silat Hilir 1.177,10 17.893 15,20
23 Silat Hulu 1.061,80 11.407 10,47
Sumber :Data Pokok 2013 Kab. Kapuas Hulu
Kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk tertinggi adalah
2
kecamatan Hulu Gurung yang mencapai 31,76 jiwa/km disusul oleh
2 kecamatan Jongkong 25,88 jiwa/km .
b. Komposisi Umur dan Angka Ketergantungan Struktur umur penduduk Kapuas Hulu masih berada pada struktur umur "muda
”. Kelompok umur anak-anak (15 tahun ke bawah) dan kelompok umur muda (20-39 tahun) komposisinya terlihat relatif lebih besar dibanding kelompok lainnya. Dibawah ini ditampilkan data jumlah dan sex ratio penduduk bersumber dari Kapuas Hulu Dalam Angka Tahun 2013.
Tabel 2.2 Jumlah dan Sex Ratio Penduduk Kabupaten Kapuas Hulu20 Badau
15 Suhaid
4.146 3.966 8.112 104,54
16 Seberuang
5.336 4.978 10.314 107,19
17 Semitau
4.039 3.953 7.992 102,18
18 Empanang
1.442 1.416 2.858 101,84
19 Puring Kencana
1.157 1.057 2.214 109,46
2.711 2.492 5.203 108,79
14 Selimbau
21 Batang Lupar
2.245 2.307 4.552 97,31
22 Embaloh Hulu
2.325 2.350 4.675 98,94
23 Putussibau Utara
12.252 11.485 23.737 106,68 2010 113.452 108.708 222.160 104,36
2009
113.603 109.290 222.893 103,95
2008
111.925 106.880 218.804 104,72
2007
5.059 5.059 10.118 100,00
4.937 4.970 9.907 99,34
Sumber : Kapuas Hulu Dalam Angka, BPS, 2011 Kecamatan Jumlah penduduk Sex ratio Laki-laki Perempuan Jumlah
2.163 2.065 4.228 104,75
01 Silat Hilir
8.865 8.122 16.987 109,15
02 Silat Hulu
5.524 5.211 10.735 106,01
03 Hulu Gurung
6.206 6.133 12.339 101,19
04 Bunut Hulu
6.603 6.286 12.889 105,04
05 Mentebah
4.575 4.330 8.905 105,66
06 Bika
07 Kalis
13 Jongkong
6.040 5.724 11.764 105,52
08 Putussibau Selatan
6.538 6.300 12.838 103,78
09 Embaloh Hilir
2.739 2.630 5.369 104,14
10 Bunut Hilir
4.206 4.228 8.434 99,48
11 Boyan Tanjung
5.335 4.948 10.283 107,82
12 Pengkadan
3.979 3.980 7.959 99,97
110.463 103.297 213.760 106,94 2006 107.961 100.954 208.915 106,94 Komposisi umur penduduk Kapuas Hulu pada tahun 2010 adalah sebagai berikut: Kelompok anak-anak (usia < 15 tahun) : 31,47 % Kelompok remaja (usia 15 – 19 tahun) : 8,17 % Kelompok muda (usia 20 – 39 tahun) : 35,14 % Kelompok dewasa (usia 40 – 54 tahun) : 16,75 % Kelompok tua (usia 55 – 64 tahun)
: 5,26 % Kelompok Lansia (usia > 65 tahun) : 3,22 %
Tabel 2.3 Persentase Penduduk Kabupaten Kapuas HuluMenurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kelompok Umur Laki-Laki (%) Perempuan (%) Laki-Laki + Perempuan (%)
- – 4 10,07 10,11 10,09 5 – 9 11,31 11,27 11,29 10 – 14 10,04 10,15 10,09 15 – 19 8,01 8,33 8,17 20 – 24 8,23 8,59 8,41 25 – 29 9,68 9,90 9,79 30 – 34 9,20 8,78 8,99 35 – 39 8,18 7,70 7,95 40 – 44 7,08 6,78 6,93 45 - 49 5,52 5,37 5,45 50 – 54 4,37 4,37 4,37 55 – 59 3,05 2,94 2,99 60 – 64 2,17 2,38 2,27 65 – 69 1,53 1,55 1,54 70 – 74 0,84 0,97 0,91
> 75 0,71 0,82 0,77 Jumlah/Total 100,00 100,00 100,00
Sumber : Kapuas Hulu Dalam Angka, BPS, 2013
Perbandingan jumlah penduduk antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan di Kapuas Hulu pada tahun 2013 adalah 103,95. Ini berarti jumlah penduduk laki-laki lebih besar daripada penduduk perempuan, dimana perbandingannnya adalah pada setiap 100 orang perempuan terdapat 103 - 104 laki-laki. Sedangkan jika dilihat angka rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk antara usia non produktif (usia < 15 tahun ditambah usia > 65 tahun) terhadap usia produktif (15
- – 64 tahun)adalah sebagai berikut:
- anak : 48,19 % 93 %
53,12 % Dengan demikian, pada tahun 2013 setiap 100 orang berusia produktif di Kapuas Hulu secara rata-rata terbebani oleh sekitar 53 – 54 orang berusia tidak produktif (terdiri atas 4 - 5 orang lansia dan 48 – 49 orang anak-anak).
2.1.3 Profil Sosial Budaya
Aspek Sosial Budaya yang penting dalam perencanaan pembangunan daerah diantaranya adalah kondisi mengenai kependudukan dan tenaga kerja, kondisi kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, agama dan kebudayaan. Untuk menjamin desentralisasi berjalan untuk kepentingan masyarakat adalah dengan membuat kesepakatan sosial baru (new social contract) dimana masyarakat berhak atas suatu standar pembangunan manusia yang meliputi tiga dimensi dasar, yakni lama hidup, pengetahuan dan standar hidup yang dikur dengan angka harapan hidup, pencapaian pendidikan dan pendapatan per kapita yang telah disesuaikan dengan varitas daya beli, yakni Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
a. Ketenagakerjaan Sektor Pertanian masih andalan sebagai mata pencarian di Kabupaten Kapuas Hulu. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 (SUSENAS 2013), pada tahun 2013 persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang bekerja, penduduk yang bekerja disektor Pertanian mencapai 75,92 %, kemudian disusul Sektor Lembaga Keuangan, Jasa dan Lainnya sebesar 10,65 %, serta sektor - sektor lain.
Tabel 2.4 Persentase Penduduk Menurut Lapangan PekerjaanDi Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2013
Persentase Jenis Lapangan Usaha Laki-Laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan
Pertanian 69,89 78,17 73,40 Pertambangan dan Penggalian 6,37 0,00 3,67 Industri Pengolahan 0,79 3,06 1,75 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,28 0,00 0,16 Konstruksi 4,86 0,00 2,80 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,91 9,38 6,80 Transportasi dan Komunikasi 1,19 0,08 0,72 Lembaga Keuangan, Jasa dan Lainnya 11,71 9,31 10,69
Total 100,00 100,00 100,00
Sumber : Kapuas Hulu Dalam Angka, BPS, 2013
b. Pendidikan Titik berat pembangunan pendidikan mengutamakan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah, perluasan dan peningkatan kualitas pendidikan kejuruan sekolah lanjutan tingkat atas serta pelaksanaan wajib belajar sembilan tahun sesuai dengan perkembangan tuntutan pembangunan dan potensi daerah. Dalam pembangunan pendidikan seluruh modal dasar pembangunan didayagunakan, terutama penduduk yang besar jumlahnya sebagai sumber daya manusia yang potensial dan produktif bagi pembangunan nasional. Salah satu usaha Pemerintah maupun swasta di bidang pendidikan dalam mengimbangi pertambahan penduduk, khususnya usia muda adalah dengan menyediakan sarana fisik pendidikan dan tenaga guru yang memadai. Hal ini perlu terus dilanjutkan untuk keberhasilan pelaksanaan pendidikan kita.
Pada tahun ajaran 2012/2013 jumlah Taman Kanak-kanak (TK) yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu tercatat sebanyak 38, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 425 sekolah, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 104 sekolah dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak 33 sekolah. Lebih
- – jumlah ini mengalami penurunan sebesar 29 murid (atau setara dengan 3,28 %) dari tahun ajaran 2012/2013, Sekolah Dasar sebanyak 31.304 murid (bertambah 1.155 orang atau turun sebesar 3,83% dari tahun ajaran sebelumnya), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sebanyak 8.450 murid (berkurang 52 siswa atau menurun 0,61 % dari tahun ajaran 2011/2012). Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pada tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 3.022 murid
- – jumlah ini mengalami penurunan sebesar 29,34 % atau sebanyak 1.255 murid jika dibandingkan dengan tahun ajaran sebelumnya. Juga tercatat jumlah guru yang mengajar untuk Sekolah Dasar sebanyak 3.043 orang, guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sebanyak 853 orang dan guru Sekolah Lanjutan Tingkat Atas jumlahnya 481 orang pada tahun ajaran 2012/2013, sedangkan untuk guru Taman Kanak-Kanak yang tercatat pada Dinas Pendidikan pada tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 85 orang guru.
13 Jongkong
11
1
10 Bunut Hilir
2
14
1
11 Boyan Tanjung
2
18
2
12 Pengkadan
1
16
1
1
09 Embaloh Hilir
17
1
14 Selimbau
2
22
15 Suhaid
2
12
16 Seberuang
1
16
17 Semitau
2
11
1
29
lengkap dapat dilihat pada tabel 5.1.1. Jumlah murid yang terdaftar untuk tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 856 murid Taman Kanak-Kanak
04 Bunut Hulu
Tabel 2.6 Jumlah Sekolah Di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2010/2011Kecamatan TK Sekolah Dasar Negeri Swasta Ibtidaiyah
01 Silat Hilir
2
31
1
02 Silat Hulu
2
31
4
03 Hulu Gurung
3
21
2
2
2
18
1
05 Mentebah
1
12
06 Bika
1
10
1
07 Kalis
1
25
2
08 Putussibau Selatan
1
Sumber : Kapuas Hulu Dalam Angka, BPS, 2011
1
5
11 Boyan Tanjung
3
1
2
10 Bunut Hilir
1
2
2
12 Pengkadan
09 Embaloh Hilir
8
8
08 Putussibau Selatan
4
4
07 Kalis
1
1
5
3
2
1
2
16 Seberuang
1
3
1
3
15 Suhaid
1
6
6
2
14 Selimbau
1
6
1
1
5
13 Jongkong
2
3
06 Bika
2
Pembangunan pendidikan di Kabupaten Kapuas Hulu ditujukan dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa dengan 4 (empat) sasaran berupa peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan, peningkatan penguasaan Iptek, peningkatan apresiasi seni dan budaya daerah serta peningkatan pembinaan pemuda dan olah raga. Pada sub sektor pendidikan formal di Kabupaten Kapuas Hulu selama periode lima tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang relatif meningkat khususnya dari aspek kualitas maupun kuantitas prasarana dan sarana baik yang menyangkut jumlah sekolah, ruang kelas, guru atau tenaga pengajar serta siswa atau murid.
21 Batang Lupar
28
6
23 Putussibau Utara
15
1
22 Embaloh Hulu
15
1
1
1 Jumlah
11
1
20 Badau
9
19 Puring Kencana
11
1
18 Empanang
Tabel 2.6 (Lanjutan)2
38 403
05 Mentebah
5
5
5
04 Bunut Hulu
3
5
2
1
5
03 Hulu Gurung
4
3
5
4
02 Silat Hulu
1
6
1
6
01 Silat Hilir
19 Kecamatan SMTP M. Tsanawiyah Jumlah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
2
Sumber : Kapuas Hulu Dalam Angka, BPS, 2011
1
16 Seberuang
1
1
15 Suhaid
2
2
14 Selimbau
1
1
1
1
13 Jongkong
1
1
12 Pengkadan
1
1
11 Boyan Tanjung
1
1
10 Bunut Hilir
1
1
09 Embaloh Hilir
3
2
1
1
17 Semitau
1
1
26
2
1
2
4
24
3 Jumlah
1
3
1
23 Putussibau Utara
1
22 Embaloh Hulu
1
1
1
21 Batang Lupar
1
1
20 Badau
1
1
19 Puring Kencana
1
1
18 Empanang
1
08 Putussibau Selatan
1
Tabel 2.6 (Lanjutan)3
5
1
4
4
23 Putussibau Utara
3
3
22 Embaloh Hulu
2
2
21 Batang Lupar
1
1
81
3
20 Badau
2
2
19 Puring Kencana
2
2
18 Empanang
2
2
17 Semitau
c. Kesehatan Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup, meningkatkan
Sumber : Kapuas Hulu Dalam Angka, BPS, 2011
4 Jumlah tahun 2010
5
07 Kalis
1
1
1
06 Bika
1
1
05 Mentebah
1
1
1
1
04 Bunut Hulu
1
1
3
1
03 Hulu Gurung
1
1
02 Silat Hulu
1
1
1
1
01 Silat Hilir
20 Kecamatan SMU SMK M. Aliyah Jumlah Negeri Swas ta Neg eri Swast a Neger i Swasta Neg eri Swast a
84
15
7 kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta untuk mempertinggi kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat. Untuk melihat dan menilai kinerja sektor kesehatan di daerah Kapuas Hulu dapat dilihat melalui perkembangan beberapa indikator, diantaranya yakni: perkembangan sarana prasarana kesehatan, tenaga kesehatan dan indikator derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu. Kebijakan pemerintah dibidang kesehatan berupa penyediaan berbagai sarana dan prasarana kesehatan merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Adanya partisipasi yang aktif, baik dari pihak masyarakat maupun pihak swasta turut mendukung peningkatan upaya pembangunan dan pengembangan sektor kesehatan ini. Salah satu bentuk partisipasl aktif dari masyarakat tersebut adalah semakin banyaknya Jumlah Posyandu yang tumbuh dan tersebar hampir merata dl seluruh wilayah desa/kecamatan. Sedangkan peran serta pihak swasta terlihat dari adanya usaha-usaha pengembangan fasilitas kesehatan berupa penyediaan apotek-apotek dan toko obat yang cukup.
Tabel 2.7 Jumlah Rumah Sakit dan PuskesmasDi Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2010
Pelayanan Kesehatan Kecamatan Puskesmas
Rumah Sakit Umum Puskesmas
Pembantu- 1
1
01 Silat Hilir
8
- 1
02 Silat Hulu
4
- 1
03 Hulu Gurung
3
- 1
04 Bunut Hulu
4
- 1
05 Mentebah
3
- 1
06 Bika
1
- 1
07 Kalis
5
- 1
08 Putussibau Selatan
9
- 1
09 Embaloh Hilir
3
- 1
10 Bunut Hilir
2
- 1
11 Boyan Tanjung
5
- 1
12 Pengkadan
3
- 1
13 Jongkong
3
14 Selimbau
6
- 1
- 1
- 1
- 1
- 1
- 1
- 1
- 1
1
23
86 Kecamatan Dokter Jumlah Spesialis Umum Gigi
01 Silat Hilir
02 Silat Hulu
03 Hulu Gurung
04 Bunut Hulu
05 Mentebah
06 Bika
07 Kalis
08 Putussibau Selatan
1
3
09 Embaloh Hilir
10 Bunut Hilir
11 Boyan Tanjung
12 Pengkadan
13 Jongkong
14 Selimbau
15 Suhaid
16 Seberuang
5 Jumlah
1
1
23 Putussibau Utara
Sumber : Kapuas Hulu Dalam Angka, BPS, 2011
Meskipun demikian, kurangnya jumlah fasilitas kesehatan dan pengaruh faktor fisik geografis Kabupaten Kapuas Hulu yang begitu luas yang berdampak terhadap akses ke pusat pelayanan kesehatan. Kapuas Hulu dengan luas 29.842 km2 sampai saat ini masih dilayani oleh satu Rumah Sakit, yakni RSUD dr. Achmad Diponegoro yang berlokasi di ibukota kabupaten. Sedangkan tenaga dokter umum telah disebar pada masing-masing kecamatan yang ada tergambar pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.8 Jumlah Tenaga Dokter Di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 201015 Suhaid
2
16 Seberuang
4
17 Semitau
2
18 Empanang
1
19 Puring Kencana
3
20 Badau
3
21 Batang Lupar
2
22 Embaloh Hulu
5
- 1
- 1
- 1
- 1
- 1
- 1
- 1
- 1 >>
- 1
- 1
- 2
- 1
- 1
- 1
- 1
- 1
- 1 >
- 2
- 2
- 1
- 1 >
- 1
- 1
- 2
17 Semitau
- 2
- 1
- 1 >
- 1
- 1
- 1
- 1
- 1
- 1
- 7
- 55
12 Pengkadan
69
3
49
17
11 Boyan Tanjung
2 173
19 152
10 Bunut Hilir
67
1
55
11
09 Embaloh Hilir
85
2
71
12
08 Putussibau Selatan
15
92
2 109
1
13 117
17 Semitau
60
1
46
13
16 Seberuang
88
76
13 Jongkong
11
15 Suhaid
2 120
18 100
14 Selimbau
3 117
94
20
4 100
19
77
22 Embaloh Hulu
28 Kecamatan Pos Yandu Kader Kesehatan Bidan PTT Jumlah
1
23
4
Jumlah
3
4
23 Putussibau Utara
21 Batang Lupar
15
20 Badau
19 Puring Kencana
18 Empanang
Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2010
Tabel 2.9 Jumlah Pos Yandu, Kader Kesehatan dan Bidan PTT diKecuali bidan PTT, jumlah posyandu, kader kesehatan mengalami pertambahan dari tahun ke tahun, dimana dengan ini rentang pelayanan kesehatan dapat lebih panjang dan menjangkau penduduk miskin di pedalaman wilayah.
Kekurangan tenaga dokter dan sarana kesehatan berupa rumah sakit dan puskesmas ini berusaha dilengkapi dengan dibangunnya posyandu-posyandu serta pengadaan Kader Kesehatan dan Bidan PTT di seluruh wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.
Sumber : Kapuas Hulu Dalam Angka, BPS, 2011
01 Silat Hilir
81
07 Kalis
2 107
45
10
06 Bika
66
2
55
9
05 Mentebah
84
2
21
04 Bunut Hulu
2 171
23 146
03 Hulu Gurung
2 144
14 128
02 Silat Hulu
98
2 132
31
6
9
21 Batang Lupar
40
3
30
7
20 Badau
6
19 Puring Kencana
33
1
26
18 Empanang
- 37
1
49
22 Embaloh Hulu
12
55
- 67
23 Putussibau Utara
21
86
3 110
JUMLAH 321 1.735 41 2.097
2.1.4 Perekonomian Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat dijadikan indikator tingkat kemajuan suatu daerah. PAD Kabupaten Kapuas Hulu pada tahun 2010 bernilai Rp. 20.616.170.859,00 yang bersumber dari :
Sumber : Kapuas Hulu Dalam Angka, BPS, 2011
39
- penerimaan pemerintah sektor pajak : Rp. 838.293.166,00
- retribusi : Rp. 6.280.755.561,00
- hasil pengelolaan kekayaan daerah : Rp. 3.614.431.369,00 yang dipisahkan
- penerimaan lainnya : Rp. 9.882.690.763,00 Berikut rincian Realisasi penerimaan daerah otonom Kab. Kapuas Hulu pada tahun 2010.
c. DAK 54.970.000.000,00
b. DAU 546.078.567.000,00
a. bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak 65.266.098.253,00
d. penerimaan lain PAD yang sah 9.882.690.763,00
c. Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 3.614.431.369,00
b. Retribusi daerah 6.280.755.561,00
a. Pajak daerah 838.293.166,00
Uraian Penerimaan Realisasi Tahun 2010 (Rupiah)
Hulu Tahun Anggaran 2010
Tabel 2.7 Realisasi Penerimaan Daerah Otonom Kabupaten Kapuas1. Pendapatan Asli daerah
2. Dana Perimbangan
3. Lain lain pendapatan daerah yang sah 7.883.960.000,00
a. Pendapatan Hibah 15.203.367,00
b. Dana Darurat
c. Dana bagi hasil pajak dari propinsi dan pemerintah 9.484.773.116,00
daerah lainnya
d. Dana penyesuaian dan otonomi khusus 70.531.959.131,00
e. Bantuan keuangan dari propinsi/pemerintah daerah 10.329.000.000,00
lainnya JUMLAH777.291.771.726,00 Sumber : Kapuas Hulu Dalam Angka, BPS, 2011
Tabel 2.8 Realisasi Pengeluaran Daerah Otonom Kabupaten KapuasHulu Tahun Anggaran 2010
Uraian Realisasi Tahun 2010 (Rupiah) Belanja daerah
1. Belanja Tidak langsung
a. belanja pegawai 251.400.164.984,00
b. belanja bunga
- c. belanja subsidi
- d. belanja hibah
13.227.156.253,00
e. belaja bantuan sosial 19.873.272.000,00
f. belanja bagi hasil kepada prov/kab/kota dan - pemerintahan desa g. belanja bantuan keuangan kepada prov/kab/kota 42.785.910.000,00 dan pemerintahan desa
h. Belanja tak terduga
3.392.968.958,00 2. belanja langsung a. belanja pegawai
20.514.858.050,00
b. belanja barang dan jasa 178.361.491.028,00
c. belanja modal 223.504.543.050,00
JUMLAH 753.060.364.323,00
Sumber : Kapuas Hulu Dalam Angka, BPS, 2011
Keadaan perekonomian Kabupaten Kapuas Hulu dapat dilihat dari Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB), yang di dalamnya dapat terlihat sumbangan masing-masing sektor terhadap perekonomian. Walaupun terjadi penurunan kontribusi setiap tahunnya, sektor pertanian masih tetap menjadi
leading sector dari sektor-sektor lainnya pada tahun 2010.
Pertanian Rp115.447,49 Rp63.016,82
Pertambangan dan Penggalian Rp46.400,16 Industri Pengolahan Rp506.744,45
Rp217.355,72 Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan
Rp15.685,19
Restoran Rp172.791,47 Rp4.370,12Rp40.200,02 Pengangkutan dan Komunikasi Sumber : Data Pokok Kab. Kapuas Hulu Tahun 2011
Gambar 2.1 Kontribusi Sektor Perekonomian Kabupaten Kapuas HuluSalah satu cara untuk melihat tingkat kemakmuran suatu daerah adalah dengan melihat pendapatan perkapita di daerah tersebut. Pendapatan perkapita ini diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tabel di bawah ini dapat dilihat dari tahun 2006 sampai 2010, apabila dinilai dengan rupiah, nilai PDRB perkapita Kapuas Hulu menunjukkan trend yang terus naik. Akan tetapi bila dinilai dengan kurs dollar Amerika Serikat, PDRB perkapita kabupaten Kapuas Hulu angkanya cukup berfluktuatif. Hal ini disebabkan oleh berfluktuatifnya juga nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Tabel 2.9 Nilai PDRB per kapita Kab. Kapuas HuluTahun 2006-2010 Penduduk PDRB per kapita (berlaku)
Kurs Tengah US$ Tahun Pertengahan thd Rupiah di BI
Tahun Rp. US$
(1) (2) (3) (4) (5) 2006 202.502 7.454.262,19 826,41 9.020 2007 207.199 8.047.729,18 854,41 9.419 2008 212.088 9.080.347,25 829,26 10.950 2009 216.051 9.864.061,38 1.049,37 9.400 2010 222.160 10.680.465,73 1.176,52 9.078
Sumber : Data Pokok Kab. Kapuas Hulu Tahun 2011
Nilai PDRB Kabupaten Kapuas Hulu dihitung berdasarkan harga konstan 2000. Untuk tahun 2010 mencapai Rp. 10.680.465,73 bila dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar Rp. 7.454.262,19 berarti mengalami kenaikan sebesar Rp. 3.226.203,54 Hal ini menunjukkan bahwa secara riil perekonomian Kabupaten Kapuas Hulu dapat tumbuh dengan cukup baik.
Tabel 2.10 PDRB Harga Berlaku Tahun 2010Menurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah)
No Sektor PDRB Tahun 2010
1 Pertanian 506.744,45
2 P e r t a m b a n g a n & P e n g g a l i a n 15.685,19
3 Industri Pengolahan 40.200,02
4 Listrik & Air Minum 4.370,12
5 Bangunan 172.791,47
6 P e r d a g a n g a n , H o t e l & R e s t o r a n 217.355,72
7 P e n g a n g k u t a n & K o m u n i k a s i 46.400,16
8 Keuangan 63.016,82
9 Jasa 115.447,49
Sumber : Data Pokok Kab. Kapuas Hulu Tahun 2011
2.2 Kondisi prasarana Bidang PU/Cipta Karya
2.2.1 Sub Bidang Air Minum
Seperti halnya kebutuhan terhadap energi listrik dan bahan bakar, hal serupa terjadi juga pada kebutuhan akan air bersih yang mengalami peningkatan sebagai dampak dari peningkatan kegiatan pembangunan khususnya di sektor industri. Adapun sistem pelayanan sarana air bersih di Kapuas Hulu hingga tahun 2009 tercatat baru dilayani dan dikelola oleh 1 (satu) perusahaan Air Minum (PDAM) dengan sumber air baku dari air sungai yang baru menjangkau Kota Putussibau sebagai Ibukota Kabupaten dan beberapa kecamatan saja. Penduduk lainnya dikota-kota kecamatan umumnya menggunakan air Sungai Kapuas sebagai sumber air utama untuk keperluan sehari-hari disamping Juga mengandalkan air hujan dan sebagian kecil saja menggunakan air tanah dengan membuat sumur-sumur dangkal. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa tercatat sebagian besar penduduk di Kabupaten Kapuas Hulu mengandalkan sumber air minum yang berasal dari air di sepanjang aliran sungai Kapuas, yakni hampir 70% dari seluruh penduduk di Kapuas Hulu. Sementara pemanfaatan sumber air ledeng yang dikelola oleh PDAM hanya sebesar 19,37 % dari seluruh jumlah pengguna atau penduduk yang membutuhkan air minum. Perusahaan pengelola air minum yang ada saat ini menggunakan sumber air baku yakni dari sumber air sungai Kapuas yang selanjutnya dilakukan pengolahan lebih lanjut untuk memperoleh kualitas air minum yang benar-benar terjamin kemurnian dan higienisnya sebelum didistribusikan kepada masyarakat berupa air bersih dan air minum.
Sumber : Kapuas Hulu Dalam Angka, BPS, 2011
Gambar 2.2 Banyaknya pelanggan air minum menurut jenis pelanggantahun 2010
Tabel 2.12 Volume Air Yang Disalurkan PDAM Kabupaten Kapuas HuluVolume Yang Disalurkan (m3) Jenis Pelanggan 2008 2009 2010
1. Rumah Tinggal 1.583.590 1.638.883 1.626.384
2. Hotel/ Obyek Wisata 20.638 27.300 27.598
3. Rumah Sakit 47.150 61.347 56.313
4. Rumah Ibadah 12.369 14.687 10.416
5. Instansi Pemerintahan 46.161 60.602 70.936
6. Perusahaan / 124.587 191.315 192.922 Pertokoan
7. Industri besar 1.316 1.399 891
8. Pelabuhan 643 770 810
9. Kebocoran 745.527 - 882.410
Sumber : Kapuas Hulu Dalam Angka, BPS, 2011
2.2.2 Sub Bidang Persampahan
Secara umum kondisi kebersihan di kawasan permukiman rakyat di Kabupaten Kapuas Hulu masih kurang memenuhi standar kesehatan. Hal ini antara lain disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan serta kemampuan ekonomi masyarakat. Pengelolaan sampah secara terpadu masih jauh dari yang diharapkan, bahkan di ibukota kabupaten.
Volume sampah yang dihasilkan penduduk Kota Putussibau, misalnya, setiap harinya belum diketahui secara pasti, karena keterbatasan data dan tidak adanya sistem pendataan dan belum pernah dilakukannya studi tentang persampahan di Kota Putussibau. Oleh karena itu, perhitungan volume sampah didasarkan pada standar BNA yang menetapkan bahwa produksi sampah domestik berkisar antara 2,0 sampai 2,2 liter perorang perhari sedangkan sampah domestik sekitar 1,0 liter perorang perhari.
Perhitungan kebutuhan sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.13 menunjukkan peningkatan pelayanan dari 60 % pada tahun 2006 menjadi 80 % penduduk (2010) untuk sampah domestik, sementara sampah komersial akan dilayani 100 % sejak akhir 5 tahun pertama.
Tabel 2.13 Perhitungan Produksi Sampah Kota Putussibau Tahun 2010Uraian Tahun 2006 Tahun 2008 Tahun 2010
Jumlah penduduk 13.204 14.080 15.050 Jumlah penduduk Terlayani 7.924 9.657 12.020 Prosentase Penduduk Terlayani 240,00 280,00 270,00 3 Prod Sampah Domestik (m /hr) 272,60 301,23 32,67 3 Prod Sampah Non Domestik (m /hr) 212,20 14,06 15,05 3 Prod Sampah Total (m /hr) 42,04 45,06 48,14 3 Vol. Sampah Domestik Terlayani (m /hr) 17,44 15,61 26,27 3 Vol. Sampah Tertangani (m /hr) 30,61 35,75 41,55
Sumber : RDTRK Putussibau Tahun 2005-2010
Dalam pengembangan sistem pembuangan sampah, beberapa hal perlu diperhatikan yakni;
1. Sistem pengumpulan
2. Sistem pengangkutan
3. Penampungan sementara (transfer station)
4. Pembuangan akhir
5. Pengolahan sampah tertentu Untuk daerah permukiman yang teratur di mana semua persil menghadap jalan, sampah-sampah rumah tangga dapat dikumpulkan secara door to door oleh petugas dengan gerobak. Sampah kemudian diangkut ke tempat pembuangan sementara (transfer station) yang terdapat pada pusat-pusat permukiman. Selanjutnya, truk pengangkut mengumpulkan sampah dari semua transfer station yang ada dan diangkut menuju tempat pembuangan akhir. Di tempat pembuangan akhir ini sampah dipisahkan dan diolah dengan metode pembakaran, dumping. dan lain-lain.
Untuk daerah permukiman yang teratur dimana persil-persil rumah tidak selalu menghadap jalan dan penggunaan gerobak tidak memungkinkan, pengumpulan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga ke bak-bak pembuangan sementara di mulut-mulut gang atau di tengah-tengah kumpulan beberapa rumah yang letaknya dekat dangan jalan lingkungan yang dapat dilalui truk pengangkut. Dari tempat pembuangan sementara ini truk pengangkut membawa sampah ke tempat pembuangan akhir. Untuk daerah perdagangan dan komersial dengan kepadatan bangunan sangat tinggi. pengumpulan sampah dari bangunan-bangunan dilakukan dengan sistem pewadahan sampah berupa kantong plastik yang kemudIan dikumpulkan oleh petugas dengan gerobak dan diangkut menuju bak pengumpul sementara. Selanjutnya, truk pengangkut membawanya ke tempat pembuangan akhir. Sampah jalan, taman dan saluran dikelola oleh petugas kebersihan kota dinaikkan ke gerobak untuk dibawa ke tempat pembuangan sementara atau langsung ke truk pengangkut untuk selanjutnya dikirim ke tempat pembuangan akhir.