Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Banyuwangi

2.1 WILAYAH ADMINISTRASI

  Banyuwangi adalah “The Sun Rise of Java”, karena lokasinya yang berada di paling ujung timur pulau Jawa. Banyuwangi memiliki tiga obyek wisata internasional karena daya tariknya yang cukup eksotis, yaitu Pantai Plengkung, Kawah Ijen dan Pantai Sukamade, yang terkenal dengan Diamond Triangle.

  Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7 43’ - 8 46’ Lintang Selatan dan 113 53’ - 114 38’ Bujur Timur.Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur pulau jawa atau di ujung timur Provinsi Jawa Timur, berbatasan langsung dengan Selat Bali.

  Luas Wilayah Kabupaten Banyuwangi adalah 5.782,50 km2, yang merupakan daerah kawasan hutan sekitar 31,72%, persawahan sekitar 11,44%, perkebunan sekitar 14,21%, permukiman sekitar 22,04%. Adapun sisanya sekitar 20,63 % dipergunakan untuk berbagai manfaat fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti jalan, ruang terbuka hijau, ladang, tambak dan lain-lainnya.

  Selain penggunaan luas daerah yang demikian itu, Kabupaten Banyuwangi memiliki panjang garis pantai sekitar 175,8 km, serta serta pulau-pulau kecil sebanyak 10 buah. Seluruh wilayah tersebut telah memberikan manfaat besar bagi kemajuan ekonomi. Kabupaten Banyuwangi memiliki batas-batas administratif sebagai berikut : Sebelah utara : Kabupaten Situbondo

  Sebelah timur : Selat Bali Sebelah selatan : Samudera Indonesia Sebelah barat : Kab. Jember dan Bondowoso Kabupaten Banyuwangi terbagi dalam 24 kecamatan dengan 217 desa/kelurahan, serta meliputi 736 dusun, RW sebanyak 2.775 dan terdapat 10.177 RT, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.1, Tabel 2.1; dan Tabel 2.2.

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten BanyuwangiTabel 2.1 Wilayah Administrasi Kab. Banyuwangi No Kecamatan Desa/ Kelurahan Dusun/ Lingkungan RW RT Luas Kecamatan (km2) % Luas

  14 Rogojampi 18 / - 77 / - 251 755 102,33 1,8

  Sumber : Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Banyuwangi dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi

  24 Wongsorejo 12 / - 30 / - 103 485 464,80 8,0

Jumlah 189/28 736/80 2.775 10.177 5.782,50 100

  23 Kalipuro 5 / 4 19 / 14 70 203 310,03 5,4

  23 71 21,31 0,4

  21 Banyuwangi - / 18 - / 45 150 524 30,13 0,5

  20 Licin 8 / - 37 / - 83 267 169,25 2,9

  19 Glagah 8 / 2 25 / 9 84 307 76,75 1,3

  18 Songgon 9 / - 49 / - 118 391 301,84 5,2

  17 Sempu 7 / - 33 / - 130 548 174,83 3,0

  16 Singojuruh 11 / - 52 / - 129 363 59,89 1,0

  15 Kabat 16 / - 60 / - 213 523 107,48 1,9

  13 Srono 10 / - 40 / - 154 571 100,77 1,7

  1 Pesanggaran 5 / - 15 / - 64 282 802,50 13,9

  12 Genteng 5 / - 28 / - 132 552 82,34 1,4

  11 Kalibaru 6 / - 23 / - 108 408 406,76 7,0

  10 Glenmore 7 / - 38 / - 152 469 421,98 7,3

  9 Tegalsari 6 / - 17 / - 64 317 65,23 1,1

  8 Gambiran 6 / - 25 / - 90 394 66,77 1,2

  7 Cluring 9 / - 33 / - 153 532 97,44 1,7

  6 Muncar 10 / - 28 / - 195 670 146,07 2,5

  5 Tegaldlimo 9 / - 26 / - 58 400 1.341,12 23,2

  4 Purwoharjo 8 / - 29 / - 105 522 200,30 3,5

  3 Bangorejo 7 / - 22 / - 96 381 137,43 2,4

  2 Siliragung 5 / - 17 / - 50 242 95,15 1,6

22 Giri 2 / 4 13 / 12

  II-4

  60

  10

  35

  43

  30

  33

  37

  17. S e m p u

  20

  47

  40

  29

  29

  53

  42

  10

  15

  20

  61

  40

  16. Singojuruh

  60

  53

  42

  42

  27

  25

  33

  25

  31

  35

  30

  25

  27

  26

  13

  73

  55

  36

  36

  41

  47

  72

  53

  43

  29

  19

  24

  10

  20

  39

  42

  54

  15

  20

  30

  10

  32

  25

  30

  10

  45

  61

  53

  40

  43

  47

  70

  18. S o n g g o n

  17

  10

  34

  41

  32

  29

  29

  37

  24

  27

  71

  15

  14. Rogojampi

  44

  37

  26

  21

  47

  25

  10

  18

  12

  57

  87

  13. S r o n o

  39

  32

  21

  35

  22

  7

  7

  11

  17

  36

  41

  17

  21

  27

  59

  52

  22

  23

  25

  31

  53

  39

  31

  15

  5

  20

  30

  24

  19

  31

  42

  27

  25

  39

  44

  24

  10

  5

  15

  19

  49

  20

  28

  15

  18

  22

  52

  15. K a b a t

  47

  37

  50

  23. Kalipuro

  37

  5

  12

  3

  4

  33

  68

  33

  61

  50

  47

  69

  39

  39

  43

  13

  53

  35

  22. G i r i

  65

  58

  47

  43

  64

  35

  18

  43

  49

  68

  73

  53

  27

  47

  72

  7

  60

  69

  77 83 102 107

  87

  71

  52

  47

  70

  91

  69

  64

  43

  30

  33

  35 Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2015

  69

  53

  77

  41

  57

  41

  22

  17

  37

  47

  4

  76

  16

  7

  4

  35

  24. Wongsorejo

  94

  87

  30

  3

  41

  35

  45

  39

  8

  5

  4

  8

  20. L i c i n

  19

  73

  66

  55

  51

  75

  45

  35

  20

  48

  67

  69

  19. G l a g a h

  65

  58

  47

  43

  37

  29

  37

  40

  46

  70

  75

  54

  45

  54

  13

  50

  32

  32

  40

  46

  65

  70

  24

  41

  15

  10

  30

  40

  34

  5

  61

  42

  78

  53

  83

  62

  37

  28

  27

  43

  47

  53

  8

  13

  12

  16

  43

  21. Banyuwangi

  60

  53

  62

Tabel 2.2 Jarak (Km) Terdekat Antar Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi

  42

  33

  59

  21

  12

  21

  31

  29

  16

  42

  43

  51

  41

  43

  47

  22

  9

  5. Tegaldlimo

  47

  42

  29

  43

  47

  55

  42

  50

  35

  76

  4. Purwoharjo

  24

  17

  6

  20

  53

  44

  26

  34

  69

  91

  6. M u n c a r

  58

  51

  40

  15

  61

  15

  25

  31

  45

  50

  30

  64

  75

  37

  63

  26

  20

  15

  31

  41

  47

  78

  67

  48

  35

  47

  52

  61

  53

  65

  31

  21

  17

  49

  37

  40

  50

  37

  39

  44

  60

  32

  47

  61

  65

  73

  60

  65

  31

  58

  94

  S e m p u S o n g g o n G l a g a h

  No. Kecamatan Pes an gg ara n S ili ragu n g

  B an go rej o Pu rw o h arj o T e gald lim o

  M u n c a r C l u r i n g Gambi ran T e gals ari Gle n mo re K alib ari

  G e n t e n S r o n o

  R o go jamp i K a b a t

  S in go ju ru h

  L i c i n B an y u w an gi G i r i

  44

  K alip u ro

  W o n gs o rej o

  1. Pesanggaran

  7

  18

  24

  68

  2. Siliragung

  19

  6

  58

  61

  87

  3. Bangorejo

  18

  11

  26

  66

  40

  14

  13

  19

  22

  32

  53

  58

  7

  30

  11

  17

  37

  51

  25

  24

  33

  54

  43

  30

  32

  37

  42

  53

  40

  7

  22

  54

  72

  15

  38

  48

  53

  35

  25

  70

  31

  78

  65

  68 72 102

  11. Kalibari

  50

  43

  5

  25

  59

  83

  47

  46

  54

  46

  49

  53

  10. Glenmore

  32

  40

  33

  22

  33

  63

  45

  32

  78

  31

  15

  21

  48

  30

  17

  10

  16

  20

  30

  24

  34

  39

  15

  10

  53

  19

  37

  20

  54

  37

  30

  36

  5

  20

  44

  59

  12. G e n t e n g

  40

  30

  73

  75

  83

  70

  73 77 107

  26

  31

  27

  27

  37

  17

  7

  18

  23

  33

  36

  11

  37

  45

  32

  35

  39

  69

  32

  5

  31

  39

  42

  36

  32

  45

  32

  35

  69

  15

  7. C l u r i n g

  32

  25

  14

  85

  31

  8. Gambiran

  24

  27

  47

  77

  9. Tegalsari

  37

  30

  19

  22

  31

  43

  11

  6

  31

  36

  16

  17

  42

  40

  13

  30

  16

  41

  25

  5

  6

  25

  10

  48

  11

  21

  25

  25

  20

  41

  40

LAPORAN AKHIR

2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN BANYUWANGI

  mempunyai luas daerah terbesar, dengan keragaman janis lahan dan iklim, mempunyai potensi sumber daya lahan yang cukup besar sehingga dengan adanya ketersediaan luas daerah yang begitu besar tersebut, kesempatan untuk dijadikan sebagai lahan pertanian akan mempunyai peluang besar. Banyuwangi menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Jawa Timur. Adapun luas wilayah Kabupaten Banyuwangi sekitar 5.782,50 km² dimana luas area persawahan adalah sebesar 66.152 Ha atau 11,44%. Potensi produksi pangan terutama dapat di lihat dari cukup besarnya jumlah lahan sawah produktif yang subur.

  Banyuwangi juga merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur, dimana wilayah ini memiliki potensi yang sangat bagus dalam bidang kepariwisataan. Sebab Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah tujuan wisata favorit di Jawa Timur, karena letak geografisnya yang bersebelahan dengan Pulau Bali, memiliki sumber daya alam yang sangat indah serta seni budaya serta adat istiadat yang khas, beragam dan terpelihara dengan baik. Sehingga pariwisata menjadi salah satu faktor penunjang pembangunan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi. Dalam mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Banyuwangi dilakukan melalui konsep “ecotourism” serta Diamond Triangle dalam konsep Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP).

  Konsep “ecotourism”, yaitu konsep pembangunan pariwisata yang dilakukan dengan mengoptimalkan dan sekaligus melestarikan potensi alam dan budaya khas Banyuwangi secara berkelanjutan, pengembangan pariwisata menggunakan prinsip- prinsip sebagai berikut: a.

  Melindungi lingkungan yang dimanfaatkan; b. Mengikutsertakan masyarakat secara aktif dalam kegiatan pariwisata; c.

Menyajikan produk bermuatan pembelajaran, pendidikan dan rekreasi dari

nilai-nilai karakteristik (alam dan budaya setempat); d.

  Memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan ekonomi daerah; e.

Menekan sejauh mungkin dampak negatif yang ditimbulkan dari rangkaian kegiatan pariwisata. Salah satu program pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh di wilayah Diamond Triangel dalam Konsep Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) terbagi menjadi tiga, diantaranya: a.

  Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) I Merupakan wilayah dengan jenis objek wisata dominan kawasan hutan dan pemandangan alam, se hingga sesuai untuk kegiatan wisata “adventure” (petualangan) dan menikmati pemandangan alam, yaitu Kawah Ijen berada di Kecamatan Licin 45 km dari Kota Banyuwangi yang merupakan kawah danau terbesar di Pulau Jawa dengan kawah belerang berada dalam sulfatara di kedalaman sekitar 200 meter dan mengandung kira-kira 36 juta kubik air asam beruap. Kawah ijen didukung ekowisata hinterland meliputi Desa Wisata Kemiren, Perkebunan Kaliklatak, Perkebunan Selogiri dan Perkebunan Kalibendo.

  b.

  Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) II Merupakan wilayah dengan jenis objek wisata yang sebagian besar berada di sekitar perairan pantai dan mempunyai aksesibilitas rendah, yaitu Pantai Plengkung terletak di pantai selatan Banyuwangi dan berada di wilayah Kecamatan Tegaldlimo dengan jarak dari Banyuwangi sekitar 86 km. Pantai Plengkung sebagai pantai terbaik untuk surfing dan biasa disebut G-Land. Bulan Mei-Oktober adalah bulan terbaik untuk surfing. Pantai Plengkung didukung ekowisata hinterland meliputi G-Land (Grajagan Land), Alas Purwo (Goa Istana), Padang Savana Sadengan dan Pantai Mangrove Bedul.

  c.

  Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) III Merupakan wilayah dengan objek wisata yang sebagian besar mempunyai keunikan sumber daya alam yaitu Pantai Sukamade yang berada di wilayah Kecamatan Pesanggaran berjarak sekitar 97 km ke arah barat daya Banyuwangi. Pantai Sukamade merupakan hutan lindung di Jawa Timur yang terkenal dengan penangkaran penyu, dimana penyu betina yang biasa bertelur hingga ratusan butir diletakkan di dalam pasir pantai.Bulan November hingga Maret adalah musim penyu bertelur. Pantai Sukamade didukung ekowisata hinterland meliputi Pantai Rajegwesi, Teluk Hijau, Pantai

2.3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI

2.3.1 JUMLAH PENDUDUK DAN KK KESELURUHAN

  15 KABAT 69,393 21,028 142

  11 KALIBARU 63,280 19,176

  75

  12 GENTENG 85,149 25,803

  58

  13 SRONO 89,069 26,991

  57

  14 ROGOJAMPI 94,537 28,648 108

  16 SINGOJURUH 45,607 13,820 122

  10 GLENMORE 70,894 21,483

  17 SEMPU 72,323 21,916

  42

  18 SONGGON 50,509 15,306

  68

  19 GLAGAH 35,063 10,625 102

  20 LICIN 28,764 8,716

  96

  58

  Dengan mengetahui aspek penduduk yang terdiri dari jumlah penduduk, kepadatan dan pertumbuhan penduduk, maka prakiraan jumlah dan pertumbuhan penduduk, prakiraan kebutuhan fasilitas dan utilitas penduduk dapat diketahui. Sumber utama data kependudukan adalah Sensus Penduduk yang dilaksanakan terakhir pada tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi tahun 2016 sebesar 1.599.811 jiwa (dari hasil proyeksi Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi).

  Kepadatan penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2016 sebesar 71 jiwa/Ha area terbangun. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Kabat (142 jiwa/Ha) dan kepadatan terendah berada di Kecamatan Bangorejo (28 jiwa/Ha). Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 2.3.

  4 PURWOHARJO 65,800 19,939

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk dan KK Menurut Kecamatan di Kab. Banyuwangi, 2016 NO Kecamatan Penduduk Kepadatan Penduduk (orang/Ha terbangun) Jiwa KK

  1 PESANGGARAN 49,422 14,976

  29

  2 SILIRAGUNG 45,125 13,674

  31

  3 BANGOREJO 60,405 18,305

  28

  39

  9 TEGALSARI 47,304 14,335

  5 TEGALDLIMO 62,223 18,855

  34

  6 MUNCAR 133,187 40,360

  75

  7 CLURING 71,397 21,635

  51

  8 GAMBIRAN 59,898 18,151

  45

  38

  NO Kecamatan Penduduk Kepadatan Penduduk Jiwa KK (orang/Ha terbangun)

  21 BANYUWANGI 108,617 32,914 135

  22 GIRI 29,617 8,975 132

  23 KALIPURO 84,320 25,552

  90

  24 WONGSOREJO 77,908 23,608

  58 TOTAL 1,599,811 484,791 Sumber: Data & Proyeksi BPS 2016

2.3.2 JUMLAH PENDUDUK MISKIN DAN PERSEBARAN PENDUDUK

  Kemiskinan untuk beberapa daerah dan lingkup pemerintah menjadi sebuah hal yang memiliki pandangan negatif dalam pencapaian pembangunan suatu daerah. Kemiskinan menjadi beban sekaligus tanggung jawab yang harus diemban oleh segenap pemerintah daerah di Indonesia beserta semua aspek yang mempengaruhinya. Persoalan kemiskinan merupakan fenomen global, karenanya diperlukan peran dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun masyarakat untuk menangani masalah kemiskinan. Terlebih dalam memberikan masukkan (input) dan melakukan perencanaan strategis (strategic planning) terkait dengan kebijakan pemerintah. Kondisi Kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi memiliki tren penurunan tingkat kemiskinan yang baik disetiap tahunnya. Seperti tersaji dalam gambar 2.2.

  Pada gambar 2.2 terlihat bahwa ditahun 2011 tingkat kemiskinan yang ada di Kabupaten Banyuwangi sebesar 10,48%. Kemudian di tahun 2012 angka kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi berada pada angka 9,93% dari total penduduk. Ditahun 2013 kembali turun positif dari angka 9,57% dan kembali turun menjadi 9,29% ditahun 2014 dan diperkirakan capaian tahun 2015 akan kembali turun pada kisaran angka 9.12%. Hal ini merupakan hal yang positif, mengingat aspek penentu angka kemiskinan sangatlah kompleks diantaranya adalah kondisi sandang, pangan dan papan penduduk. Tingkat pendidikan dan derajat kesehatan.

   Sumber: RPJMD 2015

Gambar 2.2 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2015

2.3.3 PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK LIMA TAHUN KE DEPAN

  Dengan mengetahui aspek penduduk yang terdiri dari jumlah penduduk, kepadatan dan pertumbuhan penduduk, maka prakiraan jumlah dan pertumbuhan penduduk, prakiraan kebutuhan fasilitas dan utilitas penduduk dapat diketahui. Sumber utama data kependudukan adalah Sensus Penduduk yang dilaksanakan terakhir pada tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi tahun 2016 sebesar 1.599.811 jiwa (dari hasil proyeksi Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi).

  Kepadatan penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2016 sebesar 71 jiwa/Ha area terbangun. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Kabat (142 jiwa/Ha) dan kepadatan terendah berada di Kecamatan Bangorejo (28 jiwa/Ha).

  Data kependudukan selengkapnya untuk saat ini dan proyeksinya 5 tahun ke depan, dapat dilihat pada Tabel 2.4

  • – Tabel. 2.5 berikut ini.

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk dan KK Saat Ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun NO Kecamatan

  13 SRONO 89,069 89,353 89,636 89,920 90,204 90,487

  

24 WONGSOREJO 77,908 78,484 79,060 79,636 80,211 80,787

TOTAL 1,599,811 1,606,598 1,613,337 1,620,175 1,626,962 1,633,749

  

23 KALIPURO 84,320 85,638 86,955 88,273 89,591 90,908

  

22 GIRI 29,617 29,795 29,973 30,151 30,329 30,507

  21 BANYUWANGI 108,617 109,019 109,421 109,823 110,225 110,627

  20 LICIN 28,764 28,905 29,045 29,186 29,326 29,467

  

19 GLAGAH 35,063 35,234 35,405 35,576 35,746 35,917

  

18 SONGGON 50,509 50,535 50,561 50,588 50,614 50,640

  

17 SEMPU 72,323 72,479 72,635 72,792 72,948 73,104

  

16 SINGOJURUH 45,607 45,658 45,709 45,760 45,811 45,862

  

15 KABAT 69,393 69,754 70,114 70,475 70,836 71,196

  14 ROGOJAMPI 94,537 94,878 95,219 95,561 95,902 96,243

  

12 GENTENG 85,149 85,459 85,769 86,079 86,389 86,699

  Proyeksi Jumlah Penduduk 2016 2017 2018 2019 2020 2021

  

11 KALIBARU 63,280 63,613 63,946 64,280 64,613 64,946

  

10 GLENMORE 70,894 71,116 71,338 71,560 71,782 72,004

  

9 TEGALSARI 47,304 47,484 47,663 47,843 48,023 48,202

  

8 GAMBIRAN 59,898 60,125 60,353 60,580 60,807 61,035

  7 CLURING 71,397 71,601 71,804 72,008 72,211 72,415

  

6 MUNCAR 133,187 133,849 134,511 135,173 135,835 136,497

  

5 TEGALDLIMO 62,223 62,379 62,535 62,692 62,848 63,004

  

4 PURWOHARJO 65,800 65,921 66,043 66,164 66,285 66,407

  

3 BANGOREJO 60,405 60,546 60,686 60,827 60,968 61,108

  

2 SILIRAGUNG 45,125 45,234 45,344 45,453 45,562 45,672

  1 PESANGGARAN 49,422 49,541 49,610 49,779 49,897 50,016

  Sumber: Data & Proyeksi BPS 2016

  II-11

  57

  42

  42

  42

  42

  17 150 SEMPU 0,14 0,22 0,22 0,22 0,21 0,21

  16 140 SINGOJURUH 0,04 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 122 122 122 122 122 122

  15 130 KABAT 0,45 0,52 0,52 0,51 0,51 0,51 142 143 143 144 145 146

  58 14 120 ROGOJAMPI 0,29 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 108 109 109 110 110 110

  58

  57

  57

  57

  59 13 110 SRONO 0,25 0,32 0,32 0,32 0,32 0,31

  42 18 160 SONGGON 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

  59

  59

  59

  58

  58

  77 12 100 GENTENG 0,29 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36

  77

  76

  76

  75

  75

  58 11 090 KALIBARU 0,46 0,53 0,52 0,52 0,52 0,52

  42

  68

  58

  90

  Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (orang/Ha luas terbangun) Tahun Tahun Kode Wila yah Nama Kecamatan

  60 No

  60

  59

  59

  58

  58

  97 24 210 WONGSOREJO 0,68 0,74 0,73 0,73 0,72 0,72

  95

  94

  93

  91

  23 200 KALIPURO 1,58 1,56 1,54 1,52 1,49 1,47

  68

  22 190 GIRI 0,54 0,60 0,60 0,59 0,59 0,59 132 133 134 135 135 136

  98 21 180 BANYUWANGI 0,30 0,37 0,37 0,37 0,37 0,36 135 135 136 136 137 137

  98

  97

  97

  96

  96

  20 171 LICIN 0,42 0,49 0,49 0,48 0,48 0,48

  68 19 170 GLAGAH 0,43 0,49 0,48 0,48 0,48 0,48 102 102 103 103 104 104

  68

  68

  68

  58

  58

Tabel 2.5 Tingkat Pertumbuhan Penduduk & Kepadatan Saat Ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun

  32 3 020 BANGOREJO 0,16 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23

  39 5 040 TEGALDLIMO 0,18 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

  39

  39

  39

  39

  39

  28 4 030 PURWOHARJO 0,11 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18

  28

  28

  28

  28

  28

  31

  34

  31

  31

  31

  31

  30 2 011 SILIRAGUNG 0,17 0,24 0,24 0,24 0,24 0,24

  30

  29

  29

  29

  29

  1 010 PESANGGARAN 0,17 0,24 0,24 0,24 0,24 0,24

  Sumber: Data & Proyeksi BPS 2016 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021

  34

  34

  58

  45

  58

  38 10 080 GLENMORE 0,24 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31

  38

  38

  38

  38

  38

  46 9 071 TEGALSARI 0,31 0,38 0,38 0,38 0,38 0,37

  46

  46

  46

  46

  52 8 070 GAMBIRAN 0,31 0,38 0,38 0,38 0,38 0,37

  34

  52

  52

  52

  51

  51

  77 7 060 CLURING 0,21 0,29 0,28 0,28 0,28 0,28

  77

  77

  76

  76

  75

  35 6 050 MUNCAR 0,44 0,50 0,49 0,49 0,49 0,49

  35

LAPORAN AKHIR

2.3.4 JUMLAH PENDUDUK PERKOTAAN DAN PROYEKSI URBANISASI

  dan wilayah pedesaan. Data penduduk selengkapnya dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Kab. Banyuwangi 2016 NO Kecamatan Jumlah Penduduk Wilayah Perkotaan Wilayah Pedesaan Jiwa KK Jiwa KK

  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui perkembangan perekonomian di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan

  24 WONGSOREJO 18,800 5,697 59,108 17,912

TOTAL 845,124 256,098 754,687 228,693

2.4.

  23 KALIPURO 56,605 17,153 27,715 8,398

  22 GIRI 21,432 6,495 8,185 2,480

  21 BANYUWANGI 108,617 32,914

  20 LICIN 3,934 1,192 24,830 7,524

  19 GLAGAH 13,706 4,153 21,357 6,472

  18 SONGGON 7,827 2,372 42,682 12,934

  17 SEMPU 34,698 10,515 37,625 11,402

  16 SINGOJURUH 16,940 5,133 28,667 8,687

  15 KABAT 22,243 6,740 47,150 14,288

  14 ROGOJAMPI 57,381 17,388 37,156 11,259

  13 SRONO 27,422 8,310 61,647 18,681

  12 GENTENG 53,710 16,276 31,439 9,527

  11 KALIBARU 35,056 10,623 28,224 8,553

  10 GLENMORE 62,922 19,067 7,972 2,416

  9 TEGALSARI 24,296 7,362 23,008 6,972

  8 GAMBIRAN 36,559 11,078 23,339 7,072

  7 CLURING 29,861 9,049 41,536 12,587

  6 MUNCAR 106,596 32,302 26,591 8,058

  5 TEGALDLIMO 19,089 5,785 43,134 13,071

  4 PURWOHARJO 36,827 11,160 28,973 8,780

  3 BANGOREJO 14,349 4,348 46,056 13,956

  2 SILIRAGUNG 16,186 4,905 28,939 8,769

  1 PESANGGARAN 20,068 6,081 29,354 8,895

ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN

2.4.1 DATA PERKEMBANGAN PDRB DAN POTENSI EKONOMI

  jasa yang dihitung menggunakan harga pada periode saat ini, sedang PDRB atas dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.

  Selama kurun waktu 4 tahun terakhir yakni mulai tahun 2011-2014 besaran PDRB ADHB menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. PDRB ADHK Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2011-2014, berturut-turut pada besaran yang relatif stabil.

Tabel 2.7 PDRB ABHB dan ADHK Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 – 2014

  Berdasarkan tabel diatas menunjukkan peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB) daerah. Di akhir 2011 PDRB ADHB Banyuwangi Rp 36,95 triliun, jumlah itu terus meningkat Rp 42,11 triliun pada akhir 2012, meningkat Rp 47,24 triliun pada akhir 2013 dan naik lagi menjadi Rp 53,37 triliun di akhir 2014. Sedangkan capaian PDRB ADHK di akhir 2011 sebesar Rp 34,72 triliun, meningkat Rp 37,24 triliun di akhir tahun 2012, meningkat Rp 39,65 triliun di akhir 2013 dan naik lagi menjadi 41,99 di akhir 2014. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada periode saat ini, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.

  PDRB perkapita merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah/daerah. Capaian indikator PDRB per kapita Kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan setiap tahunnya, tahun 2011 sebesar Rp 23,58 juta, tahun 2012 sebesar Rp 26,74 juta, tahun 2013 meningkat menjadi Rp 29,85 juta dan tahun 2014 meningkat menjadi Rp 33,61 juta. Lonjakan tajam PDRB per kapita Kabupaten Banyuwangi dalam kurun waktu empat tahun terakhir dipengaruhi oleh sektor pariwisata dan menjaring investor untuk berinvestasi di kabupaten terluas di Jawa Timur.

Gambar 2.3 PDRB Perkapita Kabuapaten Banyuwangi tahun 2011 - 2014

  Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Banyuwangi terus mengalami penurunan muulai tahun 2011 hingga 2015. Angka perkiraan proporsi kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2015 adalah 9.12% dari jumlah seluruh penduduk Banyuwangi atau 145.903 jiwa. Hal ini merupakan hal yang positif, mengingat aspek penentu angka kemiskinan sangatlah kompleks diantaranya adalah kondisi sandang, pangan dan papan penduduk. Tingkat pendidikan dan derajat kesehatan.

  Kabupaten Banyuwangi menggunakan strategi penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga (Family Based-Policy), rumah tangga miskin, Strategi ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin menurut individu (sebagai anggota Komunitas. Strategi ini bertujuan membiasakan para rumah tangga miskin untk berkelompok, belajar mengelola kegiatan secara bersama, memupuk rasa solidaritas sosial dan meningkatkan peran aktif kelompok rumah tangga miskin dalam satu satuan wilayah terkecil seperti Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) untuk berperan dalam meningkatkan akses bagi anggota masyarakat miskin kepada pelayanan sosial maupun sarana prasarana sosial dasar. Penanggulangan kemiskinan berbasis individu terpilih sebagai pemicu pencapaian peningkatan pendapatan bagi kelompok rumah tangga miskin produktif. Strategi ini ditujukan untuk memberikan kesempatan pada kelompok-kelompok rumah tangga miskin yang ada di antara para anggotanya yang produktif dan mempunyai usaha mikro dan kecil. Sehingga mereka dapat meningkatkan akses mereka kepada permodalan, teknologi dan pasar, sehingga peningkatan pendapatan dapat lebih besar lagi. Strategi ini menyediakan bantuan modal atau kredit mikro kepada kelompok rumah tangga miskin yang berada dalam satu satuan wilayah terkecil seperti RT atau RW. Selain itu implementasi pembangunan sistem perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan miskin, peningkatan akses pelayanan dasar, pemberdayaan kelompok miskin, pembangunan inklusif, penguatan kelembagaan dan reorientasi kebijakan, menjadi pilar utama strategi pengentasan kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi. Adapun hasil dari berbagai inovasi program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan penghargaan 'Pro-Poor Award' untuk Kabupaten Banyuwangi dibidang Pemberdayaan Usaha Kecil Mikro (UKM) pada tahun 2012 dan Perlindungan dan bantuan sosial tahun 2014

2.4.3 DATA KONDISI LINGKUNGAN STRATEGIS

  A. GAMBARAN TOPOGRAFI Kabupaten Banyuwangi terletak di ketinggian 0

  • –2.500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan klasifikasi Wilayah Tanah Usaha (WTU) seperti terlihat pada Tabel 2.8.

  No Kecamatan

Kelerengan/Slope

Total

  14 Rogojampi 7,023.85 313.36 - 7,337.21

  Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Banyuwangi

Tingkat kedalaman efektif tanah di Kabupaten Banyuwangi bervariatif antara

kedalaman kurang dari 30 cm sampai dengan lebih dari 90 cm adalah adalah sebagai berikut : 1.

  24 Wongsorejo 5,538.85 17,618.16 10,203.27 704.67 34,064.95 Jumlah/Total 131,881.77 149,593.18 73,584.19 3,493.08 358,552.22 Prosentase 36.78% 41.72% 20.52% 0.97%

  23 Kalipuro 1,135.23 15,195.55 2,945.86 511.36 19,788.00

  22 Giri 1.97 1,612.21 - 1,614.18

  21 Banyuwangi 2,051.65 482.09 - 2,533.74

  20 Licin 4,900.49 3,319.23 7,765.92 39.00 16,024.64

  19 Glagah 18.34 5,588.73 1,357.58 302.05 7,266.70

  18 Songgon 1,199.10 11,491.47 6,157.53 778.90 19,627.00

  17 Sempu 2,533.81 6,549.96 322.57 9,406.34

  16 Singojuruh 3,131.87 1,013.07 - 4,144.94

  15 Kabat 3,629.41 4,291.90 1.45 7,922.76

  13 Srono 6,803.23 180.56 - 6,983.79

  

0-2% 2-15 % 15-40% >40%

  12 Genteng 3,883.51 1,264.28 - 5,147.79

  11 Kalibaru 2,370.26 10,562.53 5,683.51 12.34 18,628.64

  10 Glenmore 6,733.84 16,957.90 7,945.87 293.75 31,931.36

  9 Tegalsari 6,155.14 20.85 - 6,175.99

  8 Gambiran 3,400.34 11.52 - 3,411.86

  7 Cluring 6,523.70 - - 6,523.70

  6 Muncar 8,095.10 - - 8,095.10

  5 Tegaldlimo 21,693.84 30,882.22 3,288.04 295.45 56,159.55

  4 Purwoharjo 10,156.90 1,650.33 157.11 11,964.34

  3 Bangorejo 9,021.07 2,917.97 942.64 54.90 12,936.58

  2 Siliragung 22.74 6,928.56 1,683.05 374.47 9,008.82

  1 Pesanggaran 15,857.53 10,740.73 25,129.79 126.19 51,854.24

  Kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm tersebar di sebagian besar wilayah

Kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi yaitu seluas 277.592 Ha atau 80,29

%. Kecamatan yang paling luas memiliki kedalaman efektif tanah ini adalah

Kecamatan Pesanggaran dengan luas areal 55.579 Ha.

  2. Kedalaman efektif tanah antara 60 - 90 cm meliputi wilayah seluas 23.248 Ha atau

baik untuk tanaman semusim, tanaman keras atau tanaman tahunanKecamatan

yang memiliki paling luas memiliki kedalaman efektif tanah ini adalah Kecamatan

Pesanggaran dengan luas areal 55.579 Ha.

  3. Kedalaman efektif tanah antara 30 - 60 cm meliputi wilayah seluas 44.376 Ha atau

12,84 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuwangi. Pada daerah ini tanahnya cukup

baik untuk tanaman semusim berakar dangkal. Kecamatan yang memiliki paling luas

memiliki kedalaman efektif tanah ini adalah Kecamatan Tegaldlimo dengan luas areal

38.348 Ha.

  4. Kedalaman efektif tanah antara kurang 30 cm meliputi wilayah seluas 416 Ha atau

0,12 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuwangi. Pada daerah ini tanahnya cukup

baik untuk tanaman semusim dan berakar dangkal. Kecamatan yang memiliki paling

luas memiliki kedalaman efektif tanah ini adalah Kecamatan Pesanggaran dengan

luas areal 224 Ha.

  B. GAMBARAN GEOHIDROLOGI Beberapa sungai besar maupun kecil yang melintas Kabupaten Banyuwangi mulai bagian utara ke selatan sehingga merupakan daerah yang cocok pertanian lahan basah, yaitu meliputi : 1.

  Sungai Bajulmati (20 km), melewati Kecamatan Wongsorejo.

  2. Sungai Selogiri (6,173 km), melewati Kecamatan Kalipuro.

  3. Sungai Ketapang (10,26 km), melewati Kecamatan Kalipuro.

  4. Sungai Sukowidi (15,826 km), melewati Kecamatan Kalipuro.

  5. Sungai Bendo (15,826 km), melewati Kecamatan Glagah.

  6. Sungai Sobo (13,818 km), melewati Kecamatan Banyuwangi dan Glagah.

  7. Sungai Pakis (7,043 km), melewati Kecamatan Banyuwangi.

  8. Sungai Tambong (24,347 km), melewati Kecamatan Glagah dan Kabat.

  9. Sungai Binau (21,279 km), melewati Kecamatan Rogojampi.

  10. Sungai Bomo (7,417 km), melewati Kecamatan Rogojampi. Sungai ini merupakan 11.

  Sungai Setail (73,35 km), melewati Kecamatan Gambiran, Purwoharjo dan Muncar.

  12. Sungai Porolinggo (30,70 km)melewati Kecamatan Genteng.

  13. Sungai Kalibarumanis (18 km), melewati Kecamatan Kalibaru dan Glenmore.

  14. Sungai Wagud (14,60 km), melewati Kecamatan Genteng, Cluring dan Muncar.

  15. Sungai Karangtambak (25 km), melewati Kecamatan Pesanggaran.

  16. Sungai Bango (18 km), melewati Kecamatan Bangorejo dan Pesanggaran.

  17. Sungai Baru (80,70 km), melewati Kecamatan Kalibaru dan Pesanggaran

  C. GAMBARAN GEOLOGI Berdasarkan struktur geologi terdapat berbagai susunan/struktur geologi yang terdapat pada wilayah Kabupaten Banyuwangi (Lihat Tabel : 2.9 ).

Tabel 2.9 Luas Tanah Berdasarkan Struktur Geologi

  No. Struktur Geologi Luas (Ha) %

  1. Alluvium 134.525,00 23,27

  2. Hasil Gunng Api Kwarter Muda 170.310,50 29,43

  3. Hasil Gunng Api Kwarter Muda 59.283,00 10,26

  4. Andesit 47.417,75 8,20

  5. Mosen Falses Semen 89.177,25 15,43

  6. Mosen Falses Batu Gamping 77.536,50 13,41 Jumlah 578.250,00 Sumber : Profil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

  

Lapisan batuan yang yang paling tinggi (Hasil Gunung Api Kwarter Muda) sebesar

170.310,50 terdapat di wilayah Kecamatan Glenmore seluas 33.993,98 Ha. Sedangkan lapisan Andesit (paling rendah) tersebar di wilayah Kecamatan Pesanggaran, Glenmore dan Kecamatan Kalibaru.

  Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi terdiri atas jenis tanah regosol, Lithosol, Lathosol, Podsolik, dan Jenis Tanah Gambut. Untuk masing-masing luasan pada tiap jenis tanah yang ada di Kabupaten Banyuwangi dapat di lihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10 Luas Tanah Berdasarkan Jenis Tanah

  No. Jenis Tanah Luas (Ha) %

  1. Regosol 138.490,87 23,96

  2. Lithosol 39,031,88 6,75

  3. Lathosol 14,109,30 2,44

  4. Podsolik 348,684,75 60,30

  5. Gambut 37,433,70 6,55 Jumlah 577,750,50 Sumber : Profil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014

  Terdapat berbagai jenis tekstur tanah di Kabupaten Banyuwangi yang dibedakan tingkat teksturnya sebagai berikut: a.

  Tanah bertekstur halus seluas 309.050 Ha atau 89,41 % dari luas wilayah Kabupaten

Banyuwangi. Wilayah kecamatan yang sebagian besar tanahnya berstekstur halus

adalah Kecamatan Pesanggaran yaitu seluas 56.331 Ha. Sedangkan wilayah