Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Teluk Bintuni

  Kelembagaan di Kabupaten Teluk Bintuni perlu dioptimalisasi dan dikoordinasikan serta disinkrosnisasi uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan kedudukan dan tugas masing- masing unit organisasi/ instansi dan perangkatnya, guna tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan prasarana kota termasuk didalamnya BP3D, Dinas-dinas, PDAM dll.

  V I

  I B

  V I

  I 7 .2 K ondisi K e le m ba ga a n Pe m e rint a h K a bupa t e n T e luk K E L E M B A G A A N D A E R A H D A N R E N C A N A E L E M B A G A A N A E R A H A N E N C A N A K D D R

  A B B A B

  Bint uni

  Pemerintahan merupakan pusat administrasi dan pelayanan yang bersifat dinamis, demi

  P E N

  I N G K A T A N K A P A S

  I T A S K E L E M B A G A A N terwujudnya cita-cita pembangunan nasional sebagaimana yang telah diamanatkan pada GBHN, P E N

  I N G K A T A N K A P A S

  I T A S K E L E M B A G A A N

  dalam rangka pelaksanaan administrasi pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni telah menetapkan susunan organisasi dan tata kerja (SOTK). Struktur Pemerintahan di Kabupaten Teluk Bintuni telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) :

  • Undang-undang nomor 26 tahun 2002 tentang pembentukan kabupaten Teluk bintuni ( lembaran negara tahun 2002 nomor 129)
  • Keputusan bupati teluk bintuni nomor 01 tahun 2003 tentang organisasi dan tata kerja

  7 .1 Pe t unjuk U m um

  dinas daerah (lembaran daerah kabupaten Teluk bintuni tahun 2003 no. 4) ujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan

  • Peraturan Daerah no. 4 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah Kabupaten prasarana kota bidang PU/ Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat

  Teluk Bintuni dilaksanakan secara optimal oleh Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni serta terjamin

  T keterlanjutannya.

  Kondisi kelembagaan yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni khususnya yang berkaitan Dalam hal kegiatan pembangunan prasarana kota, maka aspek kelembagaan perlu dibahas di dalam pelaksanaan dan penyusunan Rencana Program I nvestasi Jangka Menengah (RPI JM) tingkat propinsi dan tingkat nasional melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat diwujudkan adalah instansi-instansi sebagai berikut: fungsi koordinasi dan kerjasama.

  Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah (BP3D)

  

  Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU)

  

  Aspek kelembagaan dibahas pada masing-masing sektor pembangunan dengan Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

  

  memperhatikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)

   kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/ instansi.

GAMBAR 7.1 STRUKTUR ORGANI SASI BUPATI ORGANI SASI PERANGKAT DAERAH

  Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Teluk Bintuni Nomor 4 Tahun 2007

KABUPATEN TELUK BI NTUNI

  

SEKRETARI S DAERAH

LEMBAGA TEKNI S DAERAH

  A. SEKRETARI AT DAERAH DI NAS DAERAH

  A. DI STRI K

  1. I NSPEKTORAT

  1. ASI STEN TATA PEMERI NTAHAN

  1. DI NAS PENDI DI KAN PEMUDA DAN Bintuni, Bintuni Barat, Babo, Merdey, OLAHRAGA Aranday, Moskona Selatan, Moskona Utara

  2. BAPPEDA ( Badan Perencana

  a. Bagian Pemerintahan Tembuni, Farfurwar, Wamesa, Tuhiba,

  2. DI NAS KESEHATAN Pengendalian Pembangunan Daerah)

  Kuri, Manimeri, Dataran Beimes, Sumuri,

  b. Bagian Hukum

  3. DI NAS SOSI AL BUDAYA DAN PARI WI SATA Kaitaro, Aroba, Masyeta, Biscoop, Tomu,

  3. BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

  2. ASI STEN PEREKONOMI AN DAN

  4. DI NAS TENAGA KERJA DAN Kamundan, Weriagar, Moskona Barat,

  4. BADAN KESATUAN BANGSA, POLI TI K Meyado, Moskona Timur

  PEMBANGUNAN TRANSMI GRASI

  5. DI NAS PERHUBUNGAN, I NFORMATI KA DAN PERLI NDUNGAN MASYARAKAT

  a. Bagian Perekonomian DAN KOMUNI KASI

  5. KANTOR LI NGKUNGAN HI DUP

  b. Bagian Pembangunan

  6. DI NAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN

  B. KELURAHAN

  SI PI L

  6. KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

  c. Bagian Kesejahteraan Rakyat

  7. DI NAS PEKERJAAN UMUM Bintuni Barat dan Bintuni Timur

  DAN KELUARGA BERENCANA

  8. DI NAS PERDAGANGAN,

  3. ASI STEN ADMI NI STRASI UMUM PERI NDUSTRI AN, KOPERASI , USAHA

  7. SATUAN POLI SI PAMONG PRAJA

  a. Bagian Umum MI KRO KECI L DAN MENENGAH

  8. KANTOR PELAKSANA PENYULUHAN

  b. Bagian Organisasi

  9. DI NAS PERTANI AN

  10. DI NAS KELAUTAN DAN PERI KANAN

  9. RUMAH SAKI T UMUM DAERAH

  c. Bagian Kepegawaian

  11. DI NAS KEHUTANAN

  d. Bagian Perpustakaan, arsip dan

  12. DI NAS PERTAMBANGAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA MI NERAL

  Dokumentasi

  13. DI NAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

  B. SEKRETARI AT DPRD

1. Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah ( BP3D)

   Apabila Kepala Badan berhalangan melaksanakan tugas maka yang bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang bertindak untuk dan atas nama Kepala badan.

   Sub Bidang Perumahan dan Permukiman;

   Sub Bidang Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup;

   Sub Bidang Perhubungan dan Telekomunikasi;

  d. Bidang Fisik dan Prasarana terdiri dari:

   Sub Bidang Pemerintahan, Tenaga Kerja dan Kependudukan;

   Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial;

   Sub Bidang Agama, Pendidikan, Kebudayaan & Pariwisata;

  c. Bidang Sosial Budaya terdiri dari:

   Sub Bagian Administrasi Pembangunan;

   Sub Bagian Keuangan;

   Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

  b. Sekretaris terdiri dari :

  a. Kepala Badan

   Struktur Organisasi terdiri dari :

  a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja BP3D

  BP3D merupakan lembaga atau instansi pemerintah yang memiliki peran sangat penting dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan di daerah. Peran BP3D secara umum tercermin dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dimana dijelaskan pada Undang-undang tersebut BP3D memiliki tugas untuk melaksanakan musrembang daerah dan menyusun RPJM Daerah. Berdasarkan hal tersebut maka BP3D juga memiliki peran dan fungsi yang sangat besar terhadap pelaksanaan dan penyusunan RPI JM.

   Melakukan koordinasi perencanaan secara terpadu dengan unsur-unsur pelaksana Pemerintah Daerah dan Satuan Organisasi Lain di Lingkungan Pemerintah Daerah;

  Secara sistematis mengenai sumber daya manusia, kualitas pendidikan, serta prasarana dan sarana kerja yang ada di unit kerja Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah Kabupaten Teluk Bintuni(BP3D) dapat dijelaskan pada tabel-tabel berikut :

  b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi BP3DTugas Pokok;

  Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah mempunyai Tugas Pokok membantu Bupati dalam menentukan kebijakan di Bidang Perencanaan, Penyusunan Program dan Penganggaran kegiatankegiatan pembangunan Pemerintah Daerah.

   Fungsi;

  Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah mempunyai fungsi :

   Merencanakan kebijakan dalam bidang Sosial Budaya, Fisik dan Prasarana, Tata Ruang dan Pengembangan Ekonomi dan Usaha-usaha Daerah;

   Menyusun Pola Dasar Pembangunan Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD);

   Setiap pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Badan wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bita terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesual dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

   Melaksanakan Pemantauan dan Evaluasi secara terpadu di Bidang Sosial Budaya, Fisik & Prasarana dan Pengembangan Ekonomi serta Usaha-usaha Daerah;

   Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan da Belanja Daerah;

   Menyusun Rencana Tata Ruang dan Rencana Rinci.

   Tata Laksana Kerja;

   Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan dan semua pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Badan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan bawahannya;

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindak lanjuti laporan yang diterima; e. Bidang Ekonomi dan Usaha Daerah terdiri dari: besar, maka kesiapan dari instasi tersebut harus diperhatikan terutama yang berkaitan

   Sub Bidang Pertanian, Kehutanan, Perikanan & Kelautan; dengan sumber daya manusia (kualitas dan kuantitas), sarana dan prasarana serta Sub Bidang Penindustnian dan Jasa; dukungan pendanaan. Secara sistematis mengenai sumber daya manusia, kualitas

   Sub Bidang Perdagangan dan Koperasi; pendidikan, serta prasarana dan sarana kerja yang ada di unit kenja Dinas Pekerjaan

   f. Bidang Tata Ruang terdiri dari: Umum (Dinas PU) Kabupaten Teluk Bintunidapat dijelaskan pada Tabel-tabel berikut:

   Sub Bidang Tata Ruang Kota;

   Sub Bidang Pengembangan Wilayah dan Kawasan;

  b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas

   Sub Bidang Tata Guna Tanah dan I zin Pemanfaatan Ruang; Pekerjaan Umum.

  g. Bidang Penetitian dan Pengembangan terdiri dari:

   Tugas Pokok;

   Sub Bidang Peneiltian Sumber Daya Alam; Dinas Pekerjaan Umum mempunyai Tugas Pokok menyelenggarakan kegiatan di

   Sub Bidang Penelitian Ekonomi, Sosial dan Budaya; Bidang Perencanaan, Perumusan, Pelaksanaan, Pembinaan dan Bimbingan di

   Sub Bidang Penelitian I nfrastruktur; Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan.

  h. Bidang Pendataan dan Pelaporan terdiri dari:

   Fungsi;

   Sub Bidang Pengolahan Data Elektronik; Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas

   Sub Bidang Dokumentasi dan Statistik; Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :

  Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;

   

  Merencanakan penyusunan program dan mengendalikan pelaksanaan i. Jabatan Fungsional terdiri dari: pembangunan Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan

   Perencana; Perbengkelan;

   Pranata Komputer;

   Melaksanakan pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan Bidang

   Arsiparis.

  Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan;

2. Dinas Pekerjaan Umum ( Dinas PU) .

   Melakukan survey, pendataan, penyusunan program, pengendalian, evaluasi

  dan pemantauan standarisasi;

a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas PU

   Dinas PU merupakan lembaga atau instansi teknis pemerintah yang memiliki peran Melaksanakan bimbingan teknis di Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya penting dalam pelaksanaan pembangunan khususnya dalam pembangunan fisik di serta Peralatan dan Perbengkelan;

   daerah. Peran Dinas PU semakin besar setelah dibuatnya Undang-undang No. 32 tentang Melaksanaan pembinaan dan pengawasan di Bidang Pengairan, Bina Marga, Pemenintah Daerah, dimana pada Undang-undang ini Pemerintah Daerah diberi Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan;

   kesempatan seluas-luasnya untuk mengatur daerah termasuk dalam bidang infrastruktur Mengelola Unit Pelaksana Teknis Dinas;

   keciptakaryaan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat, pemerataan dan Melaksanakan pelayanan teknis administratif, ketatausahaan yang meliputi keadilan. Berkaitan dengan penyusunan RPI JM ini peran Dinas PU sangat besar, hal ini kepegawaian, keuangan dan urusan umum;

   disebabkan Dinas PU merupakan dinas yang berkaitan secara langsung dalam Melaksanakan kegiatan kerjasama dengan pihak Pemerintah dan Swasta. pelaksanaan fisik yang diusulkan dalam RPI JM. Mengingat peran Dinas PU yang cukup e. Sub Dinas Bina Marga terdini dari:

   Tata Laksana Kerja;

  Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan satuan kerja Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan;

   

   dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan Seksi Pembangunan dan Penggantian Jembatan;

   sinkronisasi secara vertikal dan horizontal; Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;

  Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan

   f. Sub Dinas Cipta Karya terdiri dari:

   mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan Seksi Bangunan;

   dan petunjuk pelaksanaan bawahannya; Seksi Perumahan;

  Setiap pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib mengawasi Seksi Teknik Penyehatan; bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil g. Sub Dinas Peralatan dan Perbengkelan terdiri dari:

   

   langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan Seksi Peralatan;

   yang berlaku; Seksi Perbekalan;

  Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindaklanjuti laporan yang diterima; Seksi Perbengkelan;

   

  h. Jabatan Fungsional terdiri dari:

   Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksanakan tugas maka yang bersangkutan

   dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang bertindak untuk Perencana;

  Surveyor dan Pemetaan;

   dan atas nama Kepala Dinas.

   Pranata Komputer;

   Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari:

   Arsiparis.

  a. Kepala Dinas;

  b. Bagian Tata Usaha terdiri dari:

  3. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

  a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas Pertambangan dan

   Sub Bagian Umum;

  Sub Bagian Kepegawaian;

   Lingkungan Hidup.

   Sub Bagian Keuangan; Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup merupakan salah satu lembaga atau

  c. Sub Dinas Perencanaan terdiri dari: instansi yang terkait atau berhubungan langsung dalam penyusunan dan pelaksanaan

   Seksi Perencanaan Teknis Pengairan; RPI JM. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup merupakan dinas teknis yang

   Seksi Perencanaan Teknis Bina Marga; memiliki peran sebagai pengendali dalam pelaksanaan pembangunan fisik, peran ini

   Seksi Perencanaan Teknis Cipta Karya; khusus yang berkaitan dengan lingkungan yaitu antara lain:

   d. Sub Dinas Pengairan terdiri dari: Penyusunan Penyajian I nformasi Lingkungan (PI L)

  Seksi Pembangunan; Penerbitan SPPL (Surat Pemyataan Pengelolaan Lingkungan)

   

  Seksi Operasi dan Pemeliharaan; Memberikan rekomendasi tentang dokumen AMDAL

   

  Seksi Bina Manfaat; Melakukan evaluasi terhadap hasil pengelolaan lingkungan

   

   Dalam penyusunan dan pelaksanaan RPI JM di Kabupaten Teluk Bintuni Dinas Memfasilitasi pengelolaan sumber daya mineral dan energi non migas pada Pertambangan dan Lingkungan Hidup pengendali terhadap dampak lingkungan yang wilayah laut Kabupaten; akan terjadi.

  Merencanakan dan merumuskan program usaha-usaha pencegahan,

   penanggularigan dan pemulihan lingkungan dan kerusakan dan pencemaran Mengingat peran Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup yang cukup besar, maka akibat limbah industri, rumah tangga dan limbah lainnya; kesiapan dan instasi tersebut harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan

   Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian terhadap setiap aktivitas yang sumber daya manusia (kualitas dan kuantitas), sarana dan prasarana serta dukungan menimbulkan dampak terhadap kerusakan pencemaran serta penurunan kualitas pendanaan. Secara sistematis mengenai sumber daya manusia, kualitas pendidikan, lingkungan hidup; serta prasarana dan sarana kerja dapat dijelaskan pada Tabel-tabel berikut:

   Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansiinstansi pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat dalam rangka upaya

b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas

  pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kerusakan, pencemaran serta Pertambangan dan Lingkungan Hidup. penurunan kualitas lingkungan;

   Tugas Pokok ;

   Menyelenggarakan pelayanan teknis administratif, ketatausahaan, keuangan, Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup mempunyai Tugas Pokok Merumuskan kepegawaian dan penyusunan rencana dan program kegiatan dinas; kebijakan, merencanakan, mengawasi dan mengendalikan bidang pertambangan,

   Menyelenggarakan pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian kebersihan; lingkungan hidup dan kebersihan.

   Tata Laksana Kerja;Fungsi;

   Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan satuan keria Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan Pertambangan dan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi: sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;

   Menetapkan kawasan pertambangan bahan galian sumber mineral, energi dan air

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan bawah tanah; mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan

   Melaksanakan survey, invertarisasi dan penetapan bahan galian sumber mineral, dan petunjuk pelaksanaan bawahannya; energi dan air bawah tanah;

   Setiap pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib mengawasi

   Menetapkan pedoman pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan air bawahannya masing-masing dan bila teijadi penyimpangan agar mengambil bawah tanah; langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturari perundang-undangan

   Menetapkan prosedur pelaksanaan pemberian jim, pengelolaan bahan galian yang berlaku; sumber mineral, energi dan air bawah tanah; Membina, mengawasi serta

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindak lanjuti laporan yang diterima; menertibkan pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan air bawah

   Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksanakan tugas maka yang bersangkutan tanah; dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang bertindak untuk

   Memberikan ijin usaha pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan air dan atas nama Kepala Dinas. bawah tanah; h. Jabatan Fungsional terdiri dari:

   Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup terdiri dari:

   Perencana;

  a. Kepala Dinas; Surveyor dan Pemetaan;

   

  b. Bagian Tata Usaha terdiri dari: Pranata Komputer;

  Sub Bagian Umum; Arsiparis.

   

   Sub Bagian Kepegawaian;

   Sub Bagian Keuangan;

  4. Dinas Pendapatan Daerah ( DI SPENDA)

  c. Sub Dinas Pertambangan Umum terdiri dari:

  a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas Pendapatan Daerah

   Seksi Air Bawah Tanah;

  ( Dispenda)

   Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral; Dinas Pendapatan Daerah (DI SPENDA) merupakan salah lembaga atau instansi yang

   Seksi Geologi; terkait atau berhubungan I angsung dalam penyusunan dan pelaksanaan RPI JM. Dinas

  d. Sub Dinas Minyak, Gas Bumi dan Kelistrikan terdiri dari: Pendapatan Daerah merupakan dinas teknis yang memiliki peran sebagai pengelola

   Seksi Minyak dan Gas Bumi; retribusi yang dihasilkan dan pembangunan infrastruktur bidang keciptakaryaan

   Seksi Kelistrikan; seperti: retribusi sampah, retribusi pengolahan air I imbah serta retribusi lainnya yang

  e. Sub Dinas Pencegahan dan Pengawasan Dampak Lingkungan terdiri berkaitan dengan infrastruktur. dari:

   Seksi Pembinaan Teknis dan penijinan; Mengingat peran Dinas Pendapatan Daerah yang cukup besar, maka kesiapan dari

   Seksi Pengkajian Preventif; instasi tersebut harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan sumber daya

   Seksi Pembinaan Laboratonium; manusia (kualitas dan kuantitas), sarana dan prasarana serta dukungan pendanaan.

   Seksi Pengawasan Kerusakan Lingkungan; Secara sistematis mengenai sumber daya manusia, kualitas pendidikan, serta

  f. Sub Dinas Pengendalian dan Pemulihan Dampak Lingkungan terdiri prasarana dan sarana kerja yang ada di unit kerja Dinas Pendapatan Daerah dari:

  Kabupaten Teluk Bintunidapat dijelaskan pada Tabel berikut:

   Seksi Pengendalian Pencemaran;

   Seksi Pemulihan Kualitas Lingkungan;

  b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas

   Seksi Pembinaan Peranserta Masyarakat; Pendapatan Daerah ( Dispenda) .

  g. Sub Dinas Kebersihan terdiri dari:

   Tugas Pokok;

  Seksi Perencanaan dan Bina Program;

   Dinas Pendapatan Daerah mempunyal Tugas Pokok Melaksanakan Kewenangan

   Seksi Penanggulangan Sampah; Otonomi Daerah di Bidang Pendapatan.

  Seksi Penanggulangan Air Kotor;

   

  Seksi Perawatan;

   Fungsi;

   Sub Bagian Keuangan;

  Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas

  c. Sub Dinas Pendaftaran dan Pendataan terdiri dari:

   Pendapatan Daerah mempunyai fungsi: Seksi Pendaftaran;

  Merumuskan kebijakan teknis di bidang pendapatan; Seksi Pendataan;

   

  Memberikan perijinarl sesuai kewenangan dan pelaksanaan pelayanan Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data;

   

  umum; d. Sub Dinas Penetapan terdiri dari:

  Melakukan pembinaan terhadap unit pelaksana Teknis Dinas dan Seksi Perhitungan;

   

   Cabang Dinas di Bidang Pendapatan; Seksi Penerbitan Surat Ketetapan;

  Mengelola Urusan Ketatausahaan; Seksi Angsuran;

   

   Sebagai koordinator di Bidang Pendapatan; e. Sub Dinas Pembukuan dan Pelaporan terdiri dar:

   Seksi Pembukuan Penenimaan;

   Tata Laksana Kerja;

   Seksi Pembukuan Persediaan;

   Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan

   Seksi Pelaporan; satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip

  f. Sub Dinas Penagihan terdiri dari: koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;

   Seksi Penagihan;

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan

   Seksi Keberatan; mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan

   Seksi Pengelolaan Penenimaan Sumber Lain-lain. bimbingan dan petunjuk pelaksanaan bawahannya; g. Sub Dinas Perencanaan dan Pengendallan Operasional terdiridari:

   Setiap pimpinan satuan kerja dalam I ingkungan Dinas wajib mengawasi

   Seksi Perencanaan dan Pembinaan Teknis Pemungutan; bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar

   Seksi Penggalian dan Peningkatan; mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan

  h. Jabatan Fungsional terdiri dari: perundang-undangan yang berlaku;

   Pranata Komputer;

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindakianjuti laporan yang

   Arsiparis. diterima;

   Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksariakan tugas maka yang bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang bertindak untuk dan atas nama Kepala Dinas.

   Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah terdiri dari:

  a. Kepala Dinas;

  b. Bagian Tata Usaha terdiri dari:

   Sub Bagian Umum;

   Sub Bagian Kepegawaian;

Tabel 7.1 Latar Belakang Manajemen yang Menduduki Jabatan Struktural

  

di Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah ( BAPPEDA)

Kabupaten Teluk BintuniTahun 2007

PENGALAMAN UMUR

  

NO NAMA PEGAWAI BP3D JABATAN STRUKTURAL GOLONGAN TINGKAT PENDIDIKAN JABATAN

(Thn)

YANG LALU

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  • = Data Tidak Tersedia

Tabel 7.2 Latar Belakang Manajemen yang Menduduki Jabatan Struktural

  

di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Teluk BintuniTahun 2007

PENGALAMAN UMUR

  

NO NAMA PEGAWAI BP3D JABATAN STRUKTURAL GOLONGAN TINGKAT PENDIDIKAN JABATAN

(Thn)

YANG LALU

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8 Lanjutan Tabel 7.2

PENGALAMAN UMUR

  

NO NAMA PEGAWAI BP3D JABATAN STRUKTURAL GOLONGAN TINGKAT PENDIDIKAN JABATAN

(Thn)

YANG LALU

  • = Data Tidak Tersedia

  7 .3 M a sa la h, Ana lisis da n U sula n Progra m 7 .3 .1 M a sa la h Y a ng Diha da pi

  1. Adanya Musyawarah Perencanaan

  3. Masih lemahnya pemahaman terhadap Bappeda tupoksi

  3. Adanya Tugas Pokok dan Fungsi

  4. Masih kurangnya infrastruktur terhadap (Tupoksi) output kinerja berdasarkan bidang

  4. Terciptanya koordinasi lintas bidang tugas

  5. Adanya uraian tugas dalam menunjang

  5. Belum terlaksananya standar pelaporan kinerja organisasi terhadap Jurnal kegiatan terhadap uraian tugas

  Opportunities ( O) Threaths ( T)

  1. Partisipasi masyarakat dalam Pembangunan (Musrenbang) pembangunan melalui musrenbang

  2. Kinerja aparatur pelaksana belum

  2. Adanya dukungan data dan informasi masih lemah SKPD

  2. Masih adanya sebahagian masyarakat

  3. Tersedianya kesempatan untuk belum responsif terhadap data dan mengikuti pendidikan perjenjangan, informasi fungsional, dan bimbingan teknis

  3. Perencanaan program diklat dan

  4. Adanya laporan kinerja instansi penganggaran belum terencana dengan pemerintah baik

  5. Tersedianya publikasi pembangunan

  4. I ndikator pengukuran kinerja setiap SKPD secara periodik belum optimal

  5. Belum optimalnya pemanfaatan data pembangunan oleh instansi pemerintah

  2. Tersedianya Sumber Daya Manusia optimal (SDM) yang melaksanakan tugas

  1. Sebahagian struktur organisasi SKPD Perangkat Daerah (SKPD) Bappeda belum terisi sesuai dengan kebutuhan Kabupaten Manokwari

  Seperti yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya bahwa dalam penyusunan Rencana Program I nvestasi Jangka Menengah (RPI JM) Kabupaten Teluk Bintuniinstansi atau lembaga yang memiliki keterkaitan langsung dalam penyusunan RPI JM adalah sebanyak 4 (empat) instansi yaitu:

   Keterbatasan sarana dan prasarana antara lain:

   Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah (BP3D)

   Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU)

   Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

   Dinas Pendapatan Daerah (DI SPENDA) Ke empat instansi atau lembaga tersebut pada dasarnya memiliki permasalahan yang sama khususnya dalam penyusunan maupun pada saat pelaksanaan RPI JM di daerah.

  Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:

   Pelaksanaan tugas dan wewenang dan masing-masing instansi belum maksimal dilaksanakan.

   Keterbatasan sumber daya manusia dalam pelaksanaan pembangunan fisik keciptakaryaan.

   Peralatan kantor

  1. Adanya Visi dan Misi Satuan Kerja

   Peralatan kerja dilapangan

  7 .3 .2 Ana lisis Pe rm a sa la ha n

  Dalam melakukan anahsis permasalahan terhadap instansi atau lembaga pemerintah yang berhubungan langsung dengan penyusunan dan pelaksanaan RPI JM di daerah, dilakukan dengan metode analisis SWOT (

  Strenght, Weakness, Oppurtunity dan Threat)

  Dalam era otonomi dimana dituntut kemandirian daerah dalam pembangunan menonjol, maka analisis mi cukup efektif untuk digunakan. Kekuatan atau potensi maupun kelemahan yang dimiliki suatu wilayah dapat teridentifikasi.

  Adapun analisis SWOT yang dilakukan terhadap instansi atau lembaga yang berhubungan langsung dalam penyusunan dan pelaksanaan RPI JM dapat dilihat pada matriks SWOT berikut:

  Tabel 7.3

  I DENTI FI KASI FAKTOR I NTERNAL DAN EKSTERNAL Strengths ( S) Weakneses ( W)

  FAKTOR I NTERNAL FAKTOR EKSTERNAL

1. Faktor I nternal

  Keuangan, dan Kasub Admistrasi Pembangunan. (2) Bidang Bidang Fisik dan

a. Strengths ( S) Kekuatan

  Prasarana meliputi Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Perumahan dan ldentifikasi terhadap faktor int ernal dan eksternal dimaksudkan utnuk pencapian Pemukiman, Kasubbid Pertambangan,Energi dan Lingkungan Hidup, Kasubbid visi dan misi dalam pembangunan daerah, hal ml terkait dengan bidang tugas Perhubungan dan Telekomunikasi. (3) Bidang Bidang Ekonomi terdiri dan dalam membantu Bupati di bidang perencanaan, pengendalian , dan evaluasi Kasubbid Perdagangan dan Koperasi, Kasubbid Pertanian, Kehutanan, pembangunan daerah. Beberapa faktor internal yang ada meliputi:

  Penikanan dan Kelautan, Kasubbid Perindustrian dan Jasa. (4) Bidang Sosial Budaya meliputi Kasubbid Agama, Pendidikan,Kebudayaan, Pemuda

   Adanya Visi dan Misi Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD) BP3D

  Oiahraga, Pariwisata, Kasubbid Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. (5)

  Kabupaten Teluk Bintuni;

  Bidang Litbang meliputi Kasubbid Penelitian Sumber Daya Alam, Kasubbid

   Tersedianya Sumber Daya Manusia ( SDM) yang melaksanakan tugas

  Penelitian I nprastruktur, Kasubbid Penelitian Sosial Ekonomi. (6) Bidang

BP3D;

  Pendataan dan Pelaoran meliputi Kasubbid Monitoring, Evaluasi dan Bahwa Sumber Daya Manusea (SDM ) mempunyai posisi sentral dalam

  Pelaporan, Kasubbid Analisa Data, Kasubbid Statistik dan Pelaporan. (7) mewujudkan kinerja. Konteks ini ditentukan oleh relevansi konstribusi untuk Kabid Tata Ruang meliputi Kasubbid Pengembangan Wilayah dan Kawasan, dapat melakukan aktivitas di bidang perencanaan pembangunan. Kasubbid Tata Ruang Kota, Kasubbid Tata Guna Tanah dan Panataan Ruang.

   Adanya Tugas Pokok dan Fungsi( Tupoksi) ; b. Weaknesses ( W) Kelemahan

  Tupoksi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisakan dari organisasi dan

   Sebagalan Struktur Organisasi SKPD Belum Terisi Sesuai Dengan

  tatakerja guna menacapai tujuan sehingga dalam melaksanakan tugas tidak

  Kebutuhan;

  terjadi penyimpangan dan secara birokrasi dapat berjalan sesuai dengan Struktur organisasi BP3D terdiri dan Kepala yang membawahi Sekretaris, kewenangan dan tanggungjawab yang diemban guna mendukung Vlsi dan Bidang Fisik dan Prasarana, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya, Bidang Misi Pemerintah Kabupaten.

  Litbang, Bidang Pendataan dan Pelaporan, serta Bidang Tataruang, sekretaris maupun bidang membawahi 3 (tiga ) sub bagian/ sub bidang.

   Adanya laporan Kinerja I nstansi Pemerintah;

  Pengukuran kinerja terhadap pelaksanan tugas pada setiap tahun mulai dari Dari struktur organisasi sebagimana tersebut diatas bidang sosial budaya awal perencanaan sampai pada akhir pelaksanaan dibuatkan evaluasi masih terdapat satu sub bidang yang belum terisi yaltu Kasubbid terhadap pencapaian kinerja, pelaporan tersebut di sampaikan pada Bupati Pemerintahan, Kependudukan dan Tenaga Kerja, begitu juga pada bidang

  Kepala Daerah sebagai koordinator dalam bidang pembangunan, libang terdapat satu sub bidang yang belum terisi yaitu kasubbid penelitian pemerintahan, dan kemasyarakatan. sosial ekonomi. Dan sejumlah aparatur yang ada baru sebahagian yang telah mengikuti pendidikan fungsional guna menunjang kinerja bidang tugas sesuai

   Adanya Uraian Tugas Dalam Menunjang Kinerja Organisasi.

  dengan tugas pokok dan fungsi. Sesuai dengan tupoksi BP3D, dalam menunjang kinerja organisasi telah dibuatkan uraian tugas berdasarkan struktur organisasi yang ada yaltu : (1) Sekretaris meliputi Kepala Sub Bagian (kasubag) Kepegawaian, Kasub

   Kinerja Aparatur Pelaksana Belum Optimal;

  2. FaktorEksternal

  Dari beban tugas yang diemban oleh BP3D, kinerja aparatur yang ada I dentifikasi faktor eksternal adalah faktor yang merupakan peluang ( Opportunity), dengan frekwensi pekerjaan yang harus dilaksanakan diperlukan kemampuan dan yang merupakan ancaman ( Threats) bagi pencapaian tujuan organisasi yang aparatur yang dapat melaksanakan dan menjalankan tupoksi guna diinginkan. meningkatkan pelayanan prima baik internal maupun eksternal terhadap

  a. Opportunities ( O) Peluang

  kepentingan publik sesuai dengan tuntutan kegiatan pembangunan yang I dentifikasi terhadap unsur peluang dapat dijelaskan sebagai berikut : diharapkan oleh kelompok sasaran.

  1) . Adanya Musyaw arah Perencanaan Pembangunan ( Musrenbang) ;

  Musrenbang adalah merupakan bentuk perencanaan dengan menggunakan

   Masih lemahnya Pemahaman Terhadap Tupoksi;

  Pemahaman terhadap tupoksi sangat erat kaitannya dengan organisasi dan dua pendekatan yaitu perencanan dari bawah ke atas dan dari atas kebawah, tata kerja yang akan dilaksanakan agar akselerasi organisasi yang diemban sehingga keterlibatan masyarakat dalam bidang perencanaan nampak sekali. dapat berjalan secara efektif dan efisien. Tugas pokok dan fungsi terkait Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem langsung dengan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai dalam Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pelaksanaan musrenbang kurun waktu tertentu melalui penetapan strategi yang dipilih. dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat bawah yaitu Musrenbang Tingkat Desa I Kampung, Tingkat Kecamatan/ Distrik, Tingkat Kabupaten,

  Kurangnya I nfrastruktur Terhadap Output KinerjaMasih Tingkat Provinsi, dan Musrenbang Tingkat Pusat.

  Berdasarkan Bidang Tugas;

  Dengan demikian keteribatan masyarakat, Stake Holder sesuai dengan Dalam rangka meningkatkan kinerja aparat BP3D masih terdapat kekurangan jenjang administrasi pemerintahan, diharapkan dapat berpartisipasi aktif penunjang kerja, yaitu menyangkut infrastruktur kantor. Diantaranya sofware dalam pembangunan sejak dan perencanaan sampai pada pelaksanaan GI S, Foto udara dengan menggunakan citra stelit, printer besar guna pembangunan. pembuatan peta, dan sofwer simda.

  2) . Adanya Dukungan Data dan I nformasi SKPD;Masih Terdapat Adanya Pelaporan Yang Belum Tepat Waktu.

  Dukungan data dan informasi dari SKPD baik berdasarkan acuan Undang- Pelaporan memegang peranan penting guna mengetahui dan mengikuti

  Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencaaan Pembangunan perkembangan dan semua kegiatan yang dilaksanakan baik lintas sektor Nasonal maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 maupun program agar dapat diambil langkah-langkah selanjutnya sebagai Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka data dan alternatif pemecahan masalah. Secara umum adanya pelaporan kegiatan informasi yang diberikan oleh masing-masing SKPD pada BP3D akan semakin terhadap pelaksanaan pembangunan yang belum tepat waktu adalah lengkap karena terintegrasi dengan Vlsi dan Misi Bupati yang harus dijabarka dikarenakan kondisi geografis, dan aksesibilitas yang masih rendah sehingga oleh setiap SKPD, termasuk pembuatan Rencana Strategis (Renstra). setiap SKPD sebagai pelaksana program dilapangan diperlukan prekwensi koordinasi yang lebih efektif dan efisien.

  3) . Tersedianya Kesempatan Untuk Mengikuti Pendidikan Penjenjangan, Fungsional , dan Bimbingan Teknis;

  Data merupakan informasi yang dapat mengungkapkan kondisi obyektif berdasarkan ruang dan waktu di berbagai sektor. Disamping itu data merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perencanaan. Hal ini dapat dibuktikan perencanaan tanpa didukung olah data tidak akan menghasilkan

  program kerja yang dilaksanakan baik secara fisik maupun fungsional sesuai dengan tupoksi. Kondisi saat ini pengukuran kinerja dilaksanakan melalui Lakip dan masing- masing SKPD.

  4) . I ndikator Pengukuran Kinerja Setiap SKPD Belum Optimal; Outcome kinerja SKPD sangat erat kaitannya dengan pencapaian target

  Pendidikan dan latihan bagi setiap aparat sebagai abdi negara dan abdi masyarakat merupakan kebutuhan, karena pendidikan sangat terkait dengan kualitas aparatur. Dengan demikian apabila perencanaan program diklat dan penganggaran belum terencana dengan balk akan mempengaruhi kualitas aparatur dalam meningkatkan kinerja sesuai dengan tupoksi. Kondisi saat ini yang dihadapi dalam program diklat dan penganggaran adalah karena masih terbatasnnya dana, sehingga diperlukan seleksi dalam artian mengunakan skala prioritas.

  3) . Perencanaan Program Diklat dan Penganggaran Belum Terencana Dengan Baik;

  Melihat kondisi saat ini masih terdapat sebahagian masyarakat belum memanfaatkan data yang sudah diolah dan dikerjakan oleh instansi yang berkompeten dalam pengolahan dan pengawasan data.

  output yang baik bahkan akan membahayakan dalam memunculkan kegiatan program karena tidak akan sesuai dengan tututan kegiatan yang dibutuhkan.

  2) . Masih adanya Sebahagian Masyarakat Belum Responsip Terhadap Data dan I nformasi;

  Kesempatan untuk mengikuti pendidikan merupakan harapan bagi setiap pegawai dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kreativitas serta meningkatkan sumber daya manusia, oleh karena itu pemenintah daerah dengan adanya program pendidikan dan pelatihan bagi aparat dalam menunjang kinerja bidang tugas merupakan suatu kebutuhan dan meningkatkan pelayanan publik sesuai dengan tupoksi organisasi.

  Musrenbang pada dasarnya merupakan kebutuhan dalam merencanakan pembangunan yang akan diprogramkan sesuai dengan kebutuhan tuntutan kegiatan pembangunan bagi masyarakat dalam menjawab kelompok sasaran pembangnan agar berdaya guna dan berhasil guna. Kondisi saat ini pelaksanaan musrenbang terutama dan jenjang di tingkat Desa/ Kampung, dan Distrik belum optimal, hal ini disebabkan karena kondisi geografis dan masih rendahnya tingkat aksesibilitas.

  1) . Partisipasi Msyarakat Dalam Pembangunan Melalui Musrenbang Masih Lemah;

  I dentifikasi unsur ancaman (T) dapat dijelaskan sebagai berikut:

  Publikasi pembangunan baik menyangkut pembangunan sektor, potensi dan peluang investasi yang disebar luaskan pada setiap tahun guna kepentingan instansi pemenintah, stake holder mapun institusi lainya akan membantu dalam pengambilan kebijakan dalam perencanaan pembangunan.

  5) . Tersedianya Publikasi Pembangunan Secara Priodik;

  Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (Lakip) merupakan hasil pengukuran terhadap pelaksanaan tugas pada setiap tahun anggaran baik menyangkut tugas rutin mapun pembangunan oleh setiap SKPD, Lakip dimaksud merupakan suatu keharusan yang harus dibuat oleh setiap SKPD sebagai bentuk pertanggungjawaban dan sebagai tolok ukur hasil kinerja.

  4) . Adanya laporan Knerja I stansi Pmerintah;

b. Threaths ( T) Ancaman

   5) . Belum Optimalnya Pemanfaatan Data Pembangunan Oleh I nstansi Mengikuti Pelatihan-pelatihan

  Keikutsertaan pada kursus-kursus Data merupakan sumber pendukung utama dalam perencanaan Mengikuti Pelatihan Bidang Keuangan

   Pemenntah.

   pembangunan di berbagai sektor guna mencapai sasaran yang diinginkan Mengikuti Pelatihan Bidang Lingkungan

   baik secara fisik maupun fungsional. d. Peningkatan Prasarana dan Sarana Kerja, meliputi:

  Kondisi saat ini masih terdapat sebahagian SKPD belum optimal dalam Pengadaan peralatan

   pengolahan dan pengawasan data.

  Penambahan personi bidang teknik

   7 .3 .3 U sula n Progra m 7 .4 U sula n Sist e m Prose dur Ant a r I nst a nsi 7 .4 .1 K e duduk a n, Fungsi, T uga s Da la m Pe la k sa na a n

  Beberapa usulan program untuk pelaksanaan dan penyeienggaraan Rencana Program

  RPI J M

  I nvestasi Jangka Menengah (RPI JM) dan masing-masing instansi atau lembaga adalah sebagai berikut: Kedudukan, fungsi dan tugas masing-masing instansi atau lembaga yang berhubungan langsung dengan penyusunan RPI JM terdapat pada lampiran Surat Keputusan Bupati a. Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Organisasi, terdiri dari: Manokwari.

   Melakukan perencanaan dan pengendalian pembangunan di daerah ( BP3D).

   Melaksanakan pembangunan fisik sesuai dengan program yang telah ditetapkan

  7 .4 .2 Dia gra m H ubunga n Ant a r I nst a nsi (Dinas PU).

  Diagram hubungan antara instansi atau lembaga untuk pelaksanaan dan pengelolaan

   Melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan serta pengembangan Rencana Program I nvestasi Jangka Menengah (RPI JM) Kabupaten hasil dari pembangunan fisik (Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup) Teluk Bintuni, dapat dilihat pada gambar diagram berikut:

   Melaksanakan penarikan retnibusi terhadap objek-objek prasarana yang ada seperti : retribusi sampah dll.

  7 .4 .3 Form a t U m um Re nc a na T inda k a n Pe ningk a t a n K e le m ba ga a n b. Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPI JM di daerah.

   Penyiapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk setiap sektor pembangunan.

  Format umum rencana tindakan peningkatan kelembagaan di Kabupaten Teluk

   Menyiapkan Peraturan Daerah (Perda) yang berkaitan dengan : Bintuniyang berhubungan dengan penyusunan dan pelaksanaan RPI JM dapat dilihat

   Retribusi pada Tabel-tabel berikut, secara berurutan adalah:

   Pengelolaan lingkungan a. Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah (BP3D)

   Pengawasan dan pengendalian pembangunan. b. Dinas Pekerjaan Umum (DPU)

  c. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

  c. Peningkatan Sumber Daya Manusia d. Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)

   Mengikuti Bimbingan Teknik bidang PU