Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Maybrat

  B B A A B B

  Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)

   Merencanakan kebijakan dalam bidang Sosial Budaya, Fisik dan Prasarana, Tata Ruang dan Pengembangan Ekonomi dan Usaha-usaha Daerah;

   Fungsi; Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah mempunyai fungsi :

   Tugas Pokok; Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah mempunyai Tugas Pokok membantu Bupati dalam menentukan kebijakan di Bidang Perencanaan, Penyusunan Program dan Penganggaran kegiatan-kegiatan pembangunan Pemerintah Daerah.

  b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi BAPPEDA

  Secara sistematis mengenai sumber daya manusia, kualitas pendidikan, serta prasarana dan sarana kerja yang ada di unit kerja Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah Kabupaten Maybrat (BAPPEDA) dapat dijelaskan pada tabel- tabel berikut:

  BAPPEDA merupakan lembaga atau instansi pemerintah yang memiliki peran sangat penting dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan di daerah. Peran BAPPEDA secara umum tercermin dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dimana dijelaskan pada Undang-undang tersebut BAPPEDA memiliki tugas untuk melaksanakan musrembang daerah dan menyusun RPJM Daerah. Berdasarkan hal tersebut maka BAPPEDA juga memiliki peran dan fungsi yang sangat besar terhadap pelaksanaan dan penyusunan RPIJM.

  a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja BAPPEDA

  1. Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

  Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup 

  V V

  Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU) 

  Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah (BAPPEDA) 

  Kondisi kelembagaan yang ada di Kabupaten Maybrat khususnya yang berkaitan dalam pelaksanaan dan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) adalah instansi-instansi sebagai berikut: 

  7.2 Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Maybrat

  Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan prasarana kota bidang PU/Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat dilaksanakan secara optimal oleh Pemerintah Kabupaten Maybrat serta terjamin keterlanjutannya. Dalam hal kegiatan pembangunan prasarana kota, maka aspek kelembagaan perlu dibahas di tingkat propinsi dan tingkat nasional melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat diwujudkan fungsi koordinasi dan kerjasama. Aspek kelembagaan dibahas pada masing-masing sektor pembangunan dengan memperhatikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instansi. Kelembagaan di Kabupaten Maybrat perlu dioptimalisasi dan dikoordinasikan serta disinkrosnisasi uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan kedudukan dan tugas masing- masing unit organisasi/instansi dan perangkatnya, guna tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan prasarana kota termasuk didalamnya BAPPEDA, Dinas-dinas, PDAM dll.

  I I T T A A S S K K E E L L E E M M B B A A G G A A A A N N

  I I N N G G K K A A T T A A N N K K A A P P A A S S

  I I K K E E L L E E M M B B A A G G A A A A N N D D A A E E R R A A H H D D A A N N R R E E N N C C A A N N A A P P E E N N

  I I

7.1 Petunjuk Umum

   Melakukan koordinasi perencanaan secara terpadu dengan unsur-unsur pelaksana Pemerintah Daerah dan Satuan Organisasi Lain di Lingkungan Pemerintah Daerah;

  a. Kepala Badan

  2. Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU) a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas PU.

  h. Bidang Pendataan dan Pelaporan terdiri dari:  Sub Bidang Pengolahan Data Elektronik;  Sub Bidang Dokumentasi dan Statistik;  Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan; i. Jabatan Fungsional terdiri dari:  Perencana;  Pranata Komputer;  Arsiparis.

  g. Bidang Penetitian dan Pengembangan terdiri dari:  Sub Bidang Peneiltian Sumber Daya Alam;  Sub Bidang Penelitian Ekonomi, Sosial dan Budaya;  Sub Bidang Penelitian Infrastruktur;

  f. Bidang Tata Ruang terdiri dari:  Sub Bidang Tata Ruang Kota;  Sub Bidang Pengembangan Wilayah dan Kawasan;  Sub Bidang Tata Guna Tanah dan Izin Pemanfaatan Ruang;

  e. Bidang Ekonomi dan Usaha Daerah terdiri dari:  Sub Bidang Pertanian, Kehutanan, Perikanan & Kelautan;  Sub Bidang Penindustnian dan Jasa;  Sub Bidang Perdagangan dan Koperasi;

  d. Bidang Fisik dan Prasarana terdiri dari:  Sub Bidang Perhubungan dan Telekomunikasi;  Sub Bidang Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup;  Sub Bidang Perumahan dan Permukiman;

   Sub Bidang Agama, Pendidikan, Kebudayaan & Pariwisata;  Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial;  Sub Bidang Pemerintahan, Tenaga Kerja dan Kependudukan;

  b. Sekretaris terdiri dari :  Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;  Sub Bagian Keuangan;  Sub Bagian Administrasi Pembangunan; c. Bidang Sosial Budaya terdiri dari:

   Struktur Organisasi terdiri dari :

   Menyusun Pola Dasar Pembangunan Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD);

   Apabila Kepala Badan berhalangan melaksanakan tugas maka yang bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang bertindak untuk dan atas nama Kepala badan.

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindak lanjuti laporan yang diterima;

   Setiap pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Badan wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bita terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesual dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku;

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan bawahannya;

   Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan dan semua pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Badan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;

   Menyusun Rencana Tata Ruang dan Rencana Rinci.  Tata Laksana Kerja;

   Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan da Belanja Daerah;

   Melaksanakan Pemantauan dan Evaluasi secara terpadu di Bidang Sosial Budaya, Fisik & Prasarana dan Pengembangan Ekonomi serta Usaha-usaha Daerah;

  Dinas PU merupakan lembaga atau instansi teknis pemerintah yang memiliki peran penting dalam pelaksanaan pembangunan khususnya dalam pembangunan fisik di daerah. Peran Dinas PU semakin besar setelah dibuatnya Undang-undang No. 32 tentang Pemerintah Daerah, dimana pada Undang-undang ini Pemerintah Daerah diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengatur daerah termasuk dalam bidang  Tata Laksana Kerja; infrastruktur keciptakaryaan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat,

  Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan satuan

   pemerataan dan keadilan. Berkaitan dengan penyusunan RPIJM ini peran Dinas PU kerja dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi sangat besar, hal ini disebabkan Dinas PU merupakan dinas yang berkaitan secara dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;

   langsung dalam pelaksanaan fisik yang diusulkan dalam RPIJM. Mengingat peran Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan Dinas PU yang cukup besar, maka kesiapan dari instasi tersebut harus diperhatikan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan terutama yang berkaitan dengan sumber daya manusia (kualitas dan kuantitas), dan petunjuk pelaksanaan bawahannya;

  Setiap pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil

   sarana dan prasarana serta dukungan pendanaan.

b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan

  langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang- Umum. undangan yang berlaku;

   Tugas Pokok; Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindaklanjuti laporan yang diterima;

   Dinas Pekerjaan Umum mempunyai Tugas Pokok menyelenggarakan kegiatan di

   Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksanakan tugas maka yang Bidang Perencanaan, Perumusan, Pelaksanaan, Pembinaan dan Bimbingan di bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan. bertindak untuk dan atas nama Kepala Dinas.

   Fungsi;Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari:

  Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas

  a. Kepala Dinas; Pekerjaan Umum mempunyai fungsi : b. Bagian Tata Usaha terdiri dari:

  Merencanakan penyusunan program dan mengendalikan pelaksanaan

    Sub Bagian Umum; pembangunan Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan  Sub Bagian Kepegawaian; Perbengkelan;  Sub Bagian Keuangan;

   Melaksanakan pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan Bidang

  c. Sub Dinas Perencanaan terdiri dari: Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan;

   Seksi Perencanaan Teknis Pengairan; Melakukan survey, pendataan, penyusunan program, pengendalian, evaluasi

    Seksi Perencanaan Teknis Bina Marga; dan pemantauan standarisasi;  Seksi Perencanaan Teknis Cipta Karya; Melaksanakan bimbingan teknis di Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya  d. Sub Dinas Pengairan terdiri dari: serta Peralatan dan Perbengkelan;

   Seksi Pembangunan;

   Melaksanaan pembinaan dan pengawasan di Bidang Pengairan, Bina Marga,  Seksi Operasi dan Pemeliharaan; Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan;  Seksi Bina Manfaat;

   Mengelola Unit Pelaksana Teknis Dinas;

  e. Sub Dinas Bina Marga terdini dari: kepegawaian, keuangan dan urusan umum;  Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan;

   Melaksanakan pelayanan teknis administratif, ketatausahaan yang meliputi

   Melaksanakan kegiatan kerjasama dengan pihak Pemerintah dan Swasta.

   Seksi Pembangunan dan Penggantian Jembatan;  Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; f. Sub Dinas Cipta Karya terdiri dari:

  b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup.

   Seksi Bangunan;  Seksi Perumahan;

   Tugas Pokok; Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup mempunyai Tugas Pokok Merumuskan

   Seksi Teknik Penyehatan; kebijakan, merencanakan, mengawasi dan mengendalikan bidang pertambangan,

  g. Sub Dinas Peralatan dan Perbengkelan terdiri dari: lingkungan hidup dan kebersihan.

   Seksi Peralatan;  Seksi Perbekalan;

   Fungsi;  Seksi Perbengkelan;

  Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas

  h. Jabatan Fungsional terdiri dari: Pertambangan dan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi:

  Menetapkan kawasan pertambangan bahan galian sumber mineral, energi dan  Perencana;

   air bawah tanah;  Surveyor dan Pemetaan;

  Melaksanakan survey, invertarisasi dan penetapan bahan galian sumber   Pranata Komputer; mineral, energi dan air bawah tanah;  Arsiparis.

   Menetapkan pedoman pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan

3. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

  air bawah tanah;

a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas Pertambangan dan

   Menetapkan prosedur pelaksanaan pemberian jim, pengelolaan bahan galian Lingkungan Hidup. sumber mineral, energi dan air bawah tanah; Membina, mengawasi serta

  Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup merupakan salah satu lembaga atau menertibkan pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan air bawah instansi yang terkait atau berhubungan langsung dalam penyusunan dan pelaksanaan tanah; RPIJM. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup merupakan dinas teknis yang

   Memberikan ijin usaha pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan memiliki peran sebagai pengendali dalam pelaksanaan pembangunan fisik, peran ini air bawah tanah; khusus yang berkaitan dengan lingkungan yaitu antara lain:

   Memfasilitasi pengelolaan sumber daya mineral dan energi non migas pada

   Penyusunan Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) wilayah laut Kabupaten;

   Penerbitan SPPL (Surat Pemyataan Pengelolaan Lingkungan) Merencanakan dan merumuskan program usaha-usaha pencegahan,

   Memberikan rekomendasi tentang dokumen AMDAL

   penanggularigan dan pemulihan lingkungan dan kerusakan dan pencemaran

   Melakukan evaluasi terhadap hasil pengelolaan lingkungan akibat limbah industni, rumah tangga dan limbah lainnya;

  Dalam penyusunan dan pelaksanaan RPIJM di Kabupaten Maybrat Dinas Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian terhadap setiap aktivitas

   Pertambangan dan Lingkungan Hidup pengendali terhadap dampak lingkungan yang yang menimbulkan dampak terhadap kerusakan pencemaran serta penurunan akan terjadi. kualitas lingkungan hidup;

   Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansiinstansi pemerintah, Mengingat peran Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup yang cukup besar, maka swasta dan lembaga-lembaga swadaya masyárakat dalam rangka upaya kesiapan dan instasi tersebut harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kerusakan, pencemaran serta sumber daya manusia (kualitas dan kuantitas), sarana dan prasarana serta dukungan penurunan kualitas lingkungan; pendanaan.

   kepegawaian dan penyusunan rencana dan program kegiatan dinas; Seksi Pengawasan Kerusakan Lingkungan;

   Menyelenggarakan pelayanan teknis administratif, ketatausahaan, keuangan, Seksi Pembinaan Laboratonium;

    Menyelenggarakan pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian kebersihan;

  f. Sub Dinas Pengendalian dan Pemulihan Dampak Lingkungan terdiri dari: Seksi Pengendalian Pencemaran;

    Tata Laksana Kerja;

   Seksi Pemulihan Kualitas Lingkungan;

   Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan satuan

   Seksi Pembinaan Peranserta Masyarakat; keria dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi

  g. Sub Dinas Kebersihan terdiri dari: dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal; Seksi Perencanaan dan Bina Program;

    Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan

   Seksi Penanggulangan Sampah; mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan Seksi Penanggulangan Air Kotor;

   dan petunjuk pelaksanaan bawahannya; Seksi Perawatan;

    Setiap pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib mengawasi

  h. Jabatan Fungsional terdiri dari: bawahannya masing-masing dan bila teijadi penyimpangan agar mengambil

   Perencana; langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang- Surveyor dan Pemetaan;

   undangan yang berlaku; Pranata Komputer;

   Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindak lanjuti laporan yang diterima;

    Arsiparis.

   Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksanakan tugas maka yang bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang

  4. Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) bertindak untuk dan atas nama Kepala Dinas. a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)

   Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup terdiri dari:

  a. Kepala Dinas; Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) merupakan salah lembaga atau instansi yang

  b. Bagian Tata Usaha terdiri dari: terkait atau berhubungan Iangsung dalam penyusunan dan pelaksanaan RPIJM. Dinas

  Sub Bagian Umum; Pendapatan Daerah merupakan dinas teknis yang memiliki peran sebagai pengelola

    Sub Bagian Kepegawaian; retribusi yang dihasilkan dan pembangunan infrastruktur bidang keciptakaryaan

  Sub Bagian Keuangan; seperti: retribusi sampah, retribusi pengolahan air limbah serta retribusi lainnya yang

   c. Sub Dinas Pertambangan Umum terdiri dari: berkaitan dengan infrastruktur.

  Seksi Air Bawah Tanah;

   Mengingat peran Dinas Pendapatan Daerah yang cukup besar, maka kesiapan dari

   Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral; instasi tersebut harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan sumber daya

   Seksi Geologi; manusia (kuahtas dan kuantitas), sarana dan prasarana serta dukungan pendanaan.

  d. Sub Dinas Minyak, Gas Bumi dan Kelistrikan terdiri dari: Secara sistematis mengenai sumber daya manusia, kualitas pendidikan, serta

   Seksi Minyak dan Gas Bumi; prasarana dan sarana kerja yang ada di unit kerja Dinas Pendapatan Daerah

  Seksi Kelistrikan;

   Kabupaten Maybrat dapat dijelaskan pada Tabel berikut:

  e. Sub Dinas Pencegahan dan Pengawasan Dampak Lingkungan terdiri dari:

   Seksi Pembinaan Teknis dan penijinan;

   Seksi Pengkajian Preventif;

b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda).

  h. Jabatan Fungsional terdiri dari:

   Seksi Penagihan;

   Seksi Keberatan;

   Seksi Pengelolaan Penenimaan Sumber Lain-lain.

  g. Sub Dinas Perencanaan dan Pengendallan Operasional terdiridari:

   Seksi Perencanaan dan Pembinaan Teknis Pemungutan;

   Seksi Penggalian dan Peningkatan;

   Pranata Komputer;

   Seksi Pelaporan;

   Arsiparis.

  7.3 Masalah, Analisis dan Usulan Program

  7.3.1 Masalah Yang Dihadapi

  Seperti yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya bahwa dalam penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Maybrat instansi atau lembaga yang memiliki keterkaitan langsung dalam penyusunan RPIJM adalah sebanyak 4 (empat) instansi yaitu:

   Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

   Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU)

  f. Sub Dinas Penagihan terdiri dari:

   Tugas Pokok; Dinas Pendapatan Daerah mempunyal Tugas Pokok Melaksanakan Kewenangan Otonomi Daerah di Bidang Pendapatan.

   Fungsi; Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas Pendapatan Daerah mempunyai fungsi:  Merumuskan kebijakan teknis di bidang pendapatan;  Memberikan perijinan sesuai kewenangan dan pelaksanaan pelayanan umum;  Melakukan pembinaan terhadap unit pelaksana Teknis Dinas dan Cabang Dinas di Bidang Pendapatan;  Mengelola Urusan Ketatausahaan;  Sebagai koordinator di Bidang Pendapatan;  Tata Laksana Kerja;  Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;  Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan bawahannya;  Setiap pimpinan satuan kerja dalam Iingkungan Dinas wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku;  Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindakianjuti laporan yang diterima;  Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksariakan tugas maka yang bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang bertindak untuk dan atas nama Kepala Dinas.

  c. Sub Dinas Pendaftaran dan Pendataan terdiri dari:

   Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah terdiri dari:

  a. Kepala Dinas;

  b. Bagian Tata Usaha terdiri dari:

   Sub Bagian Umum;

   Sub Bagian Kepegawaian;

   Sub Bagian Keuangan;

   Seksi Pendaftaran;

   Seksi Pembukuan Penenimaan;

   Seksi Pendataan;

   Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data;

  d. Sub Dinas Penetapan terdiri dari:

   Seksi Perhitungan;

   Seksi Penerbitan Surat Ketetapan;

   Seksi Angsuran;

  e. Sub Dinas Pembukuan dan Pelaporan terdiri dar:

   Seksi Pembukuan Persediaan;

   Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup  Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA)

  4. Terciptanya koordinasi lintas bidang tugas

  5. Belum optimalnya pemanfaatan data pembangunan oleh instansi pemerintah FAKTOR I NTERNAL FAKTOR EKSTERNAL

  4. I ndikator pengukuran kinerja setiap SKPD secara periodik belum optimal

  5. Tersedianya publikasi pembangunan

  4. Adanya laporan kinerja instansi penganggaran belum terencana dengan pemerintah baik

  3. Perencanaan program diklat dan

  3. Tersedianya kesempatan untuk belum responsif terhadap data dan mengikuti pendidikan perjenjangan, informasi fungsional, dan bimbingan teknis

  2. Masih adanya sebahagian masyarakat

  2. Adanya dukungan data dan informasi masih lemah SKPD

  1. Partisipasi masyarakat dalam Pembangunan (Musrenbang) pembangunan melalui musrenbang

  1. Adanya Musyawarah Perencanaan

  Opportunities ( O) Threaths ( T)

  5. Belum terlaksananya standar pelaporan kinerja organisasi terhadap Jurnal kegiatan terhadap uraian tugas

  5. Adanya uraian tugas dalam menunjang

  4. Masih kurangnya infrastruktur terhadap (Tupoksi) output kinerja berdasarkan bidang

  Ke empat instansi atau lembaga tersebut pada dasarnya memiliki permasalahan yang sama khususnya dalam penyusunan maupun pada saat pelaksanaan RPIJM di daerah. Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:

  3. Adanya Tugas Pokok dan Fungsi

  3. Masih lemahnya pemahaman terhadap Bappeda tupoksi

  2. Tersedianya Sumber Daya Manusia optimal (SDM) yang melaksanakan tugas

  2. Kinerja aparatur pelaksana belum

  1. Sebahagian struktur organisasi SKPD Perangkat Daerah (SKPD) Bappeda belum terisi sesuai dengan kebutuhan Kabupaten Manokwari

  1. Adanya Visi dan Misi Satuan Kerja

  Strengths ( S) Weakneses ( W)

Tabel 7.1 Identifikasi Faktor Internal Dan Eksternal

  Dalam era otonomi dimana dituntut kemandirian daerah dalam pembangunan menonjol, maka analisis mi cukup efektif untuk digunakan. Kekuatan atau potensi maupun kelemahan yang dimiliki suatu wilayah dapat teridentifikasi. Adapun analisis SWOT yang dilakukan terhadap instansi atau lembaga yang berhubungan langsung dalam penyusunan dan pelaksanaan RPIJM dapat dilihat pada matriks SWOT berikut:

  Dalam melakukan anahsis permasalahan terhadap instansi atau lembaga pemerintah yang berhubungan langsung dengan penyusunan dan pelaksanaan RPIJM di daerah, dilakukan dengan metode analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunity dan Threat)

   Peralatan kerja dilapangan

   Keterbatasan sarana dan prasarana antara lain:  Peralatan kantor

   Keterbatasan sumber daya manusia dalam pelaksanaan pembangunan fisik keciptakaryaan.

   Pelaksanaan tugas dan wewenang dan masing-masing instansi belum maksimal dilaksanakan.

7.3.2 Analisis Permasalahan

1. Faktor Internal

a. Strengths (S) Kekuatan

  ldentifikasi terhadap faktor internal dan eksternal dimaksudkan untuk pencapian visi dan misi dalam pembangunan daerah, hal ml terkait dengan bidang tugas dalam membantu Bupati di bidang perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah. Beberapa faktor internal yang ada meliputi:  Adanya Visi dan Misi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) BAPPEDA

  Kabupaten Maybrat;

   Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang melaksanakan tugas BAPPEDA; Bahwa Sumber Daya Manusea (SDM ) mempunyai posisi sentral dalam mewujudkan kinerja. Konteks ini ditentukan oleh relevansi konstribusi untuk dapat melakukan aktivitas di bidang perencanaan pembangunan.

   Adanya Tugas Pokok dan Fungsi(Tupoksi); Tupoksi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisakan dari organisasi dan tatakerja guna menacapai tujuan sehingga dalam melaksanakan tugas tidak terjadi penyimpangan dan secara birokrasi dapat berjalan sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawab yang diemban guna mendukung Vlsi dan Misi Kabupaten.

   Adanya laporan Kinerja Instansi Pemerintah; Pengukuran kinerja terhadap pelaksanan tugas pada setiap tahun mulai dari awal perencanaan sampai pada akhir pelaksanaan dibuatkan evaluasi terhadap pencapaian kinerja, pelaporan tersebut di sampaikan pada Bupati Kepala Daerah sebagai koordinator dalam bidang pembangunan, pemerintahan, dan kemasyarakatan.

   Adanya Uraian Tugas Dalam Menunjang Kinerja Organisasi Sesuai dengan tupoksi BAPPEDA, dalam menunjang kinerja organisasi telah dibuatkan uraian tugas berdasarkan struktur organisasi yang ada yaltu : (1) Sekretaris meliputi Kepala Sub Bagian (kasubag) Kepegawaian, Kasub Keuangan, dan Kasub Admistrasi Pembangunan. (2) Bidang Bidang Fisik dan Prasarana meliputi Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Perumahan dan Pemukiman, Kasubbid Pertambangan,Energi dan Lingkungan Hidup, Kasubbid Perhubungan dan Telekomunikasi. (3) Bidang Bidang Ekonomi terdiri dan Kasubbid Perdagangan dan Koperasi, Kasubbid Pertanian, Kehutanan, Penikanan dan

  Kelautan, Kasubbid Perindustrian dan Jasa. (4) Bidang Sosial Budaya meliputi Kasubbid Agama, Pendidikan,Kebudayaan, Pemuda Oiahraga, Pariwisata, Kasubbid Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. (5) Bidang Litbang meliputi Kasubbid Penelitian Sumber Daya Alam, Kasubbid Penelitian I nprastruktur, Kasubbid Penelitian Sosial Ekonomi. (6) Bidang Pendataan dan Pelaoran meliputi Kasubbid Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, Kasubbid Analisa Data, Kasubbid Statistik dan Pelaporan. (7) Kabid Tata Ruang meliputi Kasubbid Pengembangan Wilayah dan Kawasan, Kasubbid Tata Ruang Kota, Kasubbid Tata Guna Tanah dan Panataan Ruang.

  b. Weaknesses (W) Kelemahan

   Sebagalan Struktur Organisasi SKPD Belum Terisi Sesuai Dengan Kebutuhan; Struktur organisasi BAPPEDA terdiri dan Kepala yang membawahi Sekretaris, Bidang Fisik dan Prasarana, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya, Bidang Litbang, Bidang Pendataan dan Pelaporan, serta Bidang Tataruang, sekretaris maupun bidang membawahi 3 (tiga ) sub bagian/sub bidang.

  Dari struktur organisasi sebagimana tersebut diatas bidang sosial budaya masih terdapat satu sub bidang yang belum terisi yaltu Kasubbid Pemerintahan, Kependudukan dan Tenaga Kerja, begitu juga pada bidang libang terdapat satu sub bidang yang belum terisi yaitu kasubbid penelitian sosial ekonomi. Dan sejumlah aparatur yang ada baru sebahagian yang telah mengikuti pendidikan fungsional guna menunjang kinerja bidang tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.  Kinerja Aparatur Pelaksana Belum Optimal;

  Dari beban tugas yang diemban oleh BAPPEDA, kinerja aparatur yang ada dengan frekwensi pekerjaan yang harus dilaksanakan diperlukan kemampuan aparatur yang dapat melaksanakan dan menjalankan tupoksi guna meningkatkan pelayanan prima baik internal maupun eksternal terhadap kepentingan publik sesuai dengan tuntutan kegiatan pembangunan yang diharapkan oleh kelompok sasaran.

   Masih lemahnya Pemahaman Terhadap Tupoksi; Pemahaman terhadap tupoksi sangat erat kaitannya dengan organisasi dan tata kerja yang akan dilaksanakan agar akselerasi organisasi yang diemban dapat berjalan secara efektif dan efisien. Tugas pokok dan fungsi terkait langsung dengan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu melalui penetapan strategi yang dipilih.  Masih Kurangnya Infrastruktur Terhadap Output Kinerja Berdasarkan Bidang

  Tugas;

  Dukungan data dan informasi dari SKPD baik berdasarkan acuan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencaaan Pembangunan Nasonal maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka data dan informasi yang diberikan oleh masing-masing SKPD pada BAPPEDA akan semakin lengkap karena terintegrasi dengan Vlsi dan Misi Bupati yang harus dijabarka oleh setiap SKPD, termasuk pembuatan Rencana Strategis (Renstra).

  Publikasi pembangunan baik menyangkut pembangunan sektor, potensi dan peluang investasi yang disebar luaskan pada setiap tahun guna kepentingan instansi pemenintah, stake holder mapun institusi lainya akan membantu dalam pengambilan kebijakan dalam perencanaan pembangunan.

  5). Tersedianya Publikasi Pembangunan Secara Priodik;

  Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) merupakan hasil pengukuran terhadap pelaksanaan tugas pada setiap tahun anggaran baik menyangkut tugas rutin mapun pembangunan oleh setiap SKPD, Lakip dimaksud merupakan suatu keharusan yang harus dibuat oleh setiap SKPD sebagai bentuk pertanggungjawaban dan sebagai tolok ukur hasil kinerja.

  4). Adanya laporan Knerja Istansi Pmerintah;

  Kesempatan untuk mengikuti pendidikan merupakan harapan bagi setiap pegawai dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kreativitas serta meningkatkan sumber daya manusia, oleh karena itu pemenintah daerah dengan adanya program pendidikan dan pelatihan bagi aparat dalam menunjang kinerja bidang tugas merupakan suatu kebutuhan dan meningkatkan pelayanan publik sesuai dengan tupoksi organisasi.

  3). Tersedianya Kesempatan Untuk Mengikuti Pendidikan Penjenjangan, Fungsional, dan Bimbingan Teknis;

  2). Adanya Dukungan Data dan Informasi SKPD;

  Dalam rangka meningkatkan kinerja aparat BAPPEDA masih terdapat kekurangan penunjang kerja, yaitu menyangkut infrastruktur kantor. Diantaranya sofware GIS, Foto udara dengan menggunakan citra satelit, printer besar guna pembuatan peta, dan sofwer simda.

  Dengan demikian keteribatan masyarakat, Stake Holder sesuai dengan jenjang administrasi pemerintahan, diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan sejak dan perencanaan sampai pada pelaksanaan pembangunan.

  Musrenbang adalah merupakan bentuk perencanaan dengan menggunakan dua pendekatan yaitu perencanan dari bawah ke atas dan dari atas kebawah, sehingga keterlibatan masyarakat dalam bidang perencanaan nampak sekali. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pelaksanaan musrenbang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat bawah yaitu Musrenbang Tingkat Desa/Kampung, Tingkat Kecamatan/Distrik, Tingkat Kabupaten, Tingkat Provinsi, dan Musrenbang Tingkat Pusat.

  1). Adanya Musyawarah Perencanaan Pembangunan ( Musrenbang);

  Identifikasi terhadap unsur peluang dapat dijelaskan sebagai berikut :

  Identifikasi faktor eksternal adalah faktor yang merupakan peluang (Opportunity), dan yang merupakan ancaman (Threats) bagi pencapaian tujuan organisasi yang diinginkan.

  Pelaporan memegang peranan penting guna mengetahui dan mengikuti perkembangan dan semua kegiatan yang dilaksanakan baik lintas sektor maupun program agar dapat diambil langkah-langkah selanjutnya sebagai alternatif pemecahan masalah. Secara umum adanya pelaporan kegiatan terhadap pelaksanaan pembangunan yang belum tepat waktu adalah dikarenakan kondisi geografis, dan aksesibilitas yang masih rendah sehingga setiap SKPD sebagai pelaksana program dilapangan diperlukan frekwensi koordinasi yang lebih efektif dan efisien.

   Masih Terdapat Adanya Pelaporan Yang Belum Tepat Waktu.

2. Faktor Eksternal

a. Opportunities (O) Peluang

b. Threaths (T) Ancaman

  4). Indikator Pengukuran Kinerja Setiap SKPD Belum Optimal;

  Identifikasi unsur ancaman (T) dapat dijelaskan sebagai berikut:

  Outcome kinerja SKPD sangat erat kaitannya dengan pencapaian target program 1). Partisipasi Msyarakat Dalam Pembangunan Melalui Musrenbang Masih Lemah; kerja yang dilaksanakan baik secara fisik maupun fungsional sesuai dengan Musrenbang pada dasarnya merupakan kebutuhan dalam merencanakan tupoksi.

  pembangunan yang akan diprogramkan sesuai dengan kebutuhan tuntutan Kondisi saat ini pengukuran kinerja dilaksanakan melalui Lakip dan masing- kegiatan pembangunan bagi masyarakat dalam menjawab kelompok sasaran masing SKPD. pembangnan agar berdaya guna dan berhasil guna. Kondisi saat ini pelaksanaan 5). Belum Optimalnya Pemanfaatan Data Pembangunan Oleh Instansi Pemenntah. musrenbang terutama dan jenjang di tingkat Desa/Kampung, dan Distrik belum

  Data merupakan sumber pendukung utama dalam perencanaan pembangunan optimal, hal ini disebabkan karena kondisi geografis dan masih rendahnya tingkat aksesibilitas. di berbagai sektor guna mencapai sasaran yang diinginkan baik secara fisik maupun fungsional.

  2). Masih adanya Sebahagian Masyarakat Belum Responsip Terhadap Data dan

  Kondisi saat ini masih terdapat sebahagian SKPD belum optimal dalam

  Informasi; pengolahan dan pengawasan data.

  Data merupakan informasi yang dapat mengungkapkan kondisi obyektif berdasarkan ruang dan waktu di berbagai sektor. Disamping itu data merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perencanaan. Hal ini dapat dibuktikan

  7.3.3 Usulan Program

  perencanaan tanpa didukung olah data tidak akan menghasilkan output yang Beberapa usulan program untuk pelaksanaan dan penyeienggaraan Rencana Program baik bahkan akan membahayakan dalam memunculkan kegiatan program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) dan masing-masing instansi atau lembaga adalah karena tidak akan sesuai dengan tututan kegiatan yang dibutuhkan. sebagai berikut:

  Melihat kondisi saat ini masih terdapat sebahagian masyarakat belum

  a. Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Organisasi, terdiri dari:

   memanfaatkan data yang sudah diolah dan dikerjakan oleh instansi yang Melakukan perencanaan pembangunan di daerah (BAPPEDA).

  Melaksanakan pembangunan fisik sesuai dengan program yang telah ditetapkan (Dinas PU).

   berkompeten dalam pengolahan dan pengawasan data.

  3). Perencanaan Program Diklat dan Penganggaran Belum Terencana Dengan Baik;

   Melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan hasil Pendidikan dan latihan bagi setiap aparat sebagai abdi negara dan abdi dari pembangunan fisik (Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup) masyarakat merupakan kebutuhan, karena pendidikan sangat terkait dengan

   Melaksanakan penarikan retnibusi terhadap objek-objek prasarana yang ada kualitas aparatur. seperti: retribusi sampah dll. Dengan demikian apabila perencanaan program diklat dan penganggaran belum b. Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPIJM di daerah. terencana dengan balk akan mempengaruhi kualitas aparatur dalam

   Penyiapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk setiap sektor pembangunan. meningkatkan kinerja sesuai dengan tupoksi.

  Menyiapkan Peraturan Daerah (Perda) yang berkaitan dengan :

   Kondisi saat ini yang dihadapi dalam program diklat dan penganggaran adalah

   Retribusi karena masih terbatasnnya dana, sehingga diperlukan seleksi dalam artian

   Pengelolaan lingkungan mengunakan skala prioritas.

  Pengawasan dan pengendalian pembangunan.  c. Peningkatan Sumber Daya Manusia Mengikuti Bimbingan Teknik bidang PU

    Mengikuti Pelatihan-pelatihan

   Keikutsertaan pada kursus-kursus

   Mengikuti Pelatihan Bidang Keuangan  Mengikuti Pelatihan Bidang Lingkungan

  d. Peningkatan Prasarana dan Sarana Kerja, meliputi: Pengadaan peralatan

    Penambahan personi bidang teknik

7.4 Usulan Sistem Prosedur Antar Instansi

  7.4.1 Kedudukan, Fungsi, Tugas Dalam Pelaksanaan RPIJM

  Kedudukan, fungsi dan tugas masing-masing instansi atau lembaga yang berhubungan langsung dengan penyusunan RPIJM terdapat pada lampiran Surat Keputusan Bupati Maybrat.

  7.4.2 Diagram Hubungan Antar Instansi

  Diagram hubungan antara instansi atau lembaga untuk pelaksanaan dan pengelolaan serta pengembangan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Maybrat, dapat dilihat pada gambar diagram berikut:

  7.4.3 Format Umum Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan

  Format umum rencana tindakan peningkatan kelembagaan di Kabupaten Maybrat yang berhubungan dengan penyusunan dan pelaksanaan RPIJM dapat dilihat pada Tabel-tabel berikut, secara berurutan adalah:

  a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

  b. Dinas Pekerjaan Umum (DPU)

  c. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

  d. Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)

1 Pembuatan Peta Udara

3 Pelatihan/Kursus Untuk Meningkatkan Sumber Daya Manusia

BAPPEDA BAPPEDA

JENIS TRAINING YANG TELAH DIIKUTI KARYAWAN

TAHUN PELAKSANA

  7 2010 DPU

  2 2010 DEPSOS

  3 2010 BAPPENAS

  4 2010 DPU

  5 2010 BAPPEDAL

  6 2010 PTN

  Pelatihan RPJM

  8 2010 DEPDAGRI

  9 2010 BAPPEDA abupaten Sorong Selatan, Tahun 2009

  1

  Kursus Penataan Kota Monitoring Evaluasi

  2 AMDAL Penataan Kota Training Manajemen Pembangunan Perencanaan Pembangunan Sosial Studi Banding Kursus GIS Perencanaan Jalan Kabupaten Kursus Dicission Support System (DSS) Pelatihan RPIJM Kursus Amdal Kursus Komputer Kursus Bendaharawan

  Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Maybrat Tahun 2009

  2010 DPU

  4

  5 Bln

  3

  I II

  III

  IV V NO KEGIATAN SASARAN KEGIATAN PELAKSANA PENANGGUNG JAWAB BIAYA (Rp) JADWAL KEGIATAN KET BAPPEDA Tersedianya data-data Peta Wilayah

  3,000,000,000 1,500,000,000 BAPPEDA 5 Bln

  5 Bln

  5 Bln

  5 Bln

  5 Bln

Tabel 7.2 Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan

  5 Bln

  5 Bln

  5 Bln Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Maybrat, Tahun 2009

  5 Bln

Tabel 7.3 Jenis Kursus/pelatihan Yang Telah/Pernah Diikuti

  

Serta Pelatihan Yang Dibutuhkan

NO

  1

  

BAPPEDA Kabupaten Maybrat

  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 1

PELATIHAN YANG MASIH DIBUTUHKAN

Tabel 7.4 Analisa SWOT Dinas Pekerjaan Umum

  

Kabupaten Maybrat

Strength ( Kekuatan) Weakneess( Kelemahan )

  1. Adanya program kerja

  1. Kurang terangkumnya pengolahan data

  2. Tersedianya data

  2. Motifasi kerja pegawai kurang STRATEGI

  

3. Sarana penunjang untuk operasional

Opportunities Strategi SO Strategi WO

  1. Adanya koordinasi yang baik dengan badan

  1. Adanya program kerja dapat memberikan

  1. Meningkatkan kemempuan dinas terkait tambahan yang cukup untuk mendukung personil/ staf dengan memberikan tersedianya data insentif/ pelatihan

  2. Dukungan tenaga teknis

  

2. Meningkatkan kemempuan kerja dengan

memanfaatkan sarana dan dukungan

Threats ( T) Strategi ST Strategi WT

  1. Tingkat kinerja staf masih kurang

  

1. Meningkatkan program kerja dengan

  1. Memperbaharui sistem pengolahan memanfaatkan potensi staf yang ada data

  2. Akses untuk operasional jauh sehingga

  2. Meningkatkan penggunaan data dan

  2. Meningkatkan kinerja staf dengan Sumber : Hasil Analisis pelaksanaan terganggu informasi memberikan pelatihan-pelatihan

Tabel 7.5 Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan

  

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Maybrat

Jadwal Tahun

No Kegiatan Sasaran Kegiatan Pelaksana Penanggung Jawab Biaya (Rp) Ket

  I II

  III

  IV V

   1 Pelatihan RPIJM Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 50,000,000

  2 Perencanaan Pemb. Sosial Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 50,000,000

   3

   Training Manajemen Pembangunan Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 50,000,000

   4 AMDAL Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 50,000,000

  5 Kursus Decission Support System Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 30,000,000

   

  6 Kursus lai-lain

  40,000,000 Data-data pengemb.

  7 Survey Data Dinas PU Dinas PU 1,000,000,000

   Daerah Pesisir Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Manokwari, Tahun 2007 Sumber : Dinas Pekerjaan UmumKab. Maybrat, Tahun 2009

Tabel 7.6 Analisis SWOT

  

Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

Kabupaten Maybrat

Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) (W) 1. Tersedianya Aparat dinas Pertambangan dan LH.

  1. Kurang tertibnya kearsipan dokumen sebagai bahan dalam 2. Adanya motivasi kerja pegawai di Dinas Pertambangan dan Lingkungan kegiatan pengawasan di bidang pertambangan dan LH.

  STRATEGI hidup

  2. Belum tersedianya sarana transportasi dalam menunjang

3. Adanya pedoman kerja dalam menunjang kegiatan di Dinas kegiatan di Dinas Pertambangan dan LH Pertambangan dan Lingkungan Hidup.

  3. Belum tersedianya dana dalam menunjang tugas-tugas operasional Opportunities (O)

  Strategi SO Strategi WO

  1. Tersedianya potensi sumber daya alam di Bidang

  1. Manfaat Aparat Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup untuk

  1. Kurang tertibnya pengarsipan dokumen sehingga perlu pertambangan. menjalin hubungan kerja yang baik guna untuk meningkatkan kegiatan. ditata kembali agar dapat mengetahui arsip-arsip perijinan

  2. Adanya penambang/investor yang bergerak di bidang 2. Menggunakan pedoman kerja sebagai dasar hokum dalam menunjang dari para tambang.

  Pertambangan pelaksanaan tugas

  2. Belum tersedianya sarana transportasi untuk melakukan

  3. Adanya hubungan kerja yang baik dengan pengusaha peninjauan ke lapangan/lokasi pertambangan. pertambangan.

  Threats (T) Strategi ST

  Strategi WT

  1. Sebagian pengusaha pertambangan belum memiliki ijin di

  1. Aparat Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup harus menertibkan