Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Teluk Bintuni

  B B A A B B

  I I

  I I

  I I R R E E N N C C A A N N A A P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N W W

  I I L L A A Y Y A A H H K K A A B B U U P P A A T T E E N N T T E E L L U U K K B B

  I I N N T T U U N N

  I I 3 .1 Pe t unjuk U m um 3 .1 .1 U m um

  ebijakan pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW 2005 - 20015) yang dijadikan sebagai dasar Pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni khususnya, dan umumnya Provinsi Papua Barat. Kebijakan Perencanaan pembangunan di Kabupaten Teluk Bintuni didasari pada potensi yang dimiliki, baik potensi sumber daya alam maupun potensi sosial budaya dan dapat tumbuh serta berkembang dan pertumbuhan daerahnya agar dapat mengejar ketertinggalan daerahnya dengan daerah di Wilayah I ndonesia Barat. Untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas serta memperpendek rentang kendali dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni maka dimekarkanlah Distrik- distrik sehingga pada tahun 2007 terbitlah Peraturan Daerah Kabupaten Teluk Bintuni no. 3 tahun 2007 tentang Pembentukan Distrik di Wilayah Kabupaten Teluk Bintuni.

  3 .1 .2 Fe nom e na Pe rk e m ba nga n

  Prioritas utama dari pengembangan wilayah di Kabupaten Teluk Bintuni adalah menggunakan pendekatan pengembangan Growth Pole (Kutub Pertumbuhan), yaitu pengembangan pusat kegiatan dan perkembangan yang ada di wilayah inti yang dikembangkan lebih dulu dari wilayah lainnya untuk tujuan apabila telah berkembang dapat mempengaruhi perkembangan kegiatan wilayah lebih lanjut ( hinterland-nya).

GAMBAR 3.1 Backwash Effect

  K Sumber : RTRW Kabupaten Teluk Bintuni

  Sehingga dengan adanya pendekatan growth pole diharapkan terjadi penyebaran wilayah Pembangunan disusun dengan tetap memayungi arahan pembangunan nasional dalam yang dilakukan dengan mengembangkan pusat -pusat pertumbuhan yang diharapkan jika sudah kerangka penuntasan masalah daerah yang bersifat spesifik lokal. berkembang dapat memberikan efek penetasan ke bawah ( trickling down effect) pada wilayah

  Subtansi utama Kebijakan Pemerintah Kabupaten dalam rangka pembangunan daerah sekitarnya (wilayah hinterland-nya). Pusat Pertumbuhan (Growth Pole) ini biasanya terdapat di pada tahun 2007 sebagai bagian dari tahapan pembangunan daerah tahun kedua di arahkan daerah perkotaan. Misalnya Distrik Teluk Bintuni sebagai pusat kegiatan inti di Kabupaten Teluk untuk mencapai

  VI SI dan Misi , Kabupaten Teluk Bintuni yaitu ; Bintuni dikembangkan lebih dari distrik lainnya yang ditujukan untuk perencanaan wilayah yang pada akhirnya akan menyebarkan tumbuhnya pusat-pusat kegiatan baru di wilayah sekitarnya.

  Untuk merealisasikan visi ini, telah ditetapkan 5 (lima) misi pembangunan kabupaten Setelah pusat pertumbuhan cukup berkembang dan mampu memberikan efek penetasan ke yang mutlak dijadikan dasar dan kerangka tujuan organisasi pemerintahan kabupaten, menjadi wilayah lainnya ( trickling down effect). Melalui pendekatan desentralisasi perkembangan wilayah filosofi dasar, nilai serta arahan dalam penjabaran berbagai program dan kegiatan untuk yang perlu ditingkatkan terutama pada pengembangan pusat -pusat kegiatan kedua agar pusat pencapaian tujuan pembangunan daerah. kegiatan utama tidak menjadi terlalu “primat” karena ada pusat - pusat perkembangan lain dalam skala yang lebih rendah yang mengimbangi daya tarik terhadap pusat -pusat pertama.

  Adapun Misi pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni adalah sebagai berikut ; Pusat kedua ini dapat disebut sebagai counter magnet bagi trend privatisasi pusat pertama. Pada

  1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang bertagwa dan berkualitas serta memiliki daya pelaksanaannya pendekatan growth pole ini dapat mengakibatkan backwash effect bagi wilayah saing ( Sumber Daya Manusia Tangguh) sekitar.

  2. Mewujudkan I nfrastruktur Pemerintahan dan I nfrastruktur Pelayanan Publik yang kokoh, adaptif yang berorientasi pada kepuasan pelayanan masyarakat ( community

  3 .1 .3 Sa sa ra n da n K e bija k a n satisfaction)

  Untuk mewujudkan keterpaduan terhadap arahan pembangunan dengan karakteristik fisik

  3. Mewujudkan Pemerintahan yang Baik dan Bersih ( good and clean governance) Kabupaten Teluk Bintuni, maka rumusan pengembangan kota dirumuskan dalam visi dan misi demokratis, aman, damai dan penegakan supremasi hukum. pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni, Visi yang merupakan gambaran masa depan yang ingin

  4. Mewujudkan Perekonomian Daerah yang berbasis pada potensi sumber daya alam lokal dicapai dalam proses pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni adalah : dan ekonomi kerakyatan yang tangguh, unggul dan berdaya saing, bagi terciptanya iklim usaha dan investasi yang mendorong tumbuhnya kesempatan kerja dan

  ”

  Terw ujudnya Kabupaten Teluk Bintuni yang Damai, Maju, Sejahtera, Demokratis dan

  berkembangnya dan usaha ekonomi kerakyatan. ( ekonomi mandiri)

  Tangguh serta Berdaya saing diatas landasan Kasih, Kejujuran, Keadilan dan Kerja

  5. Mewujudkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan lingkungan hidup secara bijaksana keras”. dan bertanggung jawab yang memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dan

  Sebagaimana pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang pemerintah daerah. ( Sumber Daya Alam bijaksana) terpadu maka dapat dipahami bahwa penyelesaian permasalahan pembangunan nasional hanya dapat tercapai ketika pembangunan daerah berhasil menuntaskan permasalahan pembangunan daerah. Dalam filosofi inilah maka Kebijakan Umum Pembangunan dan Tema Utama Pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni yang selanjutnya terjabarkan dalam Rencana Kerja

  A. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah

  Secara umum Arah dan Kebijakan Daerah pada tahun 2007 adalah sebagai berikut ;

  • Meningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia yang ditempuh melalui peningkatan kualitas Ketagwaan, kualitas pendidikan, kualitas kesehatan dan kualitas kemampuan ekonomi.
  • Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah dalam Pelayanan Pubik, Pemerintahan , Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
  • Meningkatkan dan memperkuat infrastruktur dasar ; kuantitas dan kualitas dalam kerangka penerobosan isolasi, peningkatan akses dan pen ingkatan kualitas pelayanan publik dalam rangka pemenuhan hak dasar .

  • Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan , Kualitas Pelayanan Kesehatan, Keagamaan dan A>Membangun Citra pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa dalam kerangka Bintuni
  • Peningkatan Kapasitas (profesionalisme) aparatur dan Kelembagaan Pemerintah.
  • Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui perbaikan kondisi dan struktur
  • Meningkatkan Lapangan Kerja dan Kesempatan Berusaha dalam rangka penurunan pengangguran.
  • Meningkatkan dan Memperkuat Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah yang berkelanjutan, memperluas titik tumbuh ekonomi kerakyatan.
  • Mengoptimalkan pemanfaatan Sumber Daya Alam yang memperhatikan daya dukung lingkungan. ( public healthy policy)
  • Peningkatan Lapangan Kerja dan Kesempatan Kerja dan usaha
  • Optimalisasi Pemanfaatan SDA yang ramah lingkungan yang bermanfaat bagi peningkatan ekonomi rakyat.
  • Percepatan Peningkatan aksesibilitas melalui pembangunan Fasilitas Publik , I nfrastruktur dasar pelayanan umum dan Pemerintahan.
  • >Percepatan pemenuhan hak dasar secara khusus di bidang energi ( listrik) dan Sumber daya air ( Air bers
  • Perkuatan Peran Adat dan Kelestarian Budaya dalam pembangunan kabupaten.
  • Pembangunan dan Penataan Daerah Perkotaan dan pengembangan kawasan pembangunan dan pertumbuhan.

  B. Prioritas Pembangunan Daerah

  Mengacu pada arah dan kebijakan program di atas, maka program strategis yang penanganannya segera untuk menyikapi isu permasalahan daerah antara lain : Untuk menuntaskan berbagai permasalahan Pembangunan Kabupaten dalam kerangka pencapaian Visi dan Misi serta adanya keterbatasan Sumber Daya maka ditetapkan prioritas Pembangunan Tahun 2007 . Penetapan Kebijakan dasar prioritas pembangunan ditujukan untuk menustaskan tema sentral pembangunan daerah yaitu penuntasan kesenjangan dalam kerangka pemenuhan hak dasar dan peningkatan kualitas hidup melalui :

  1. program-program memberikan dampak langsung tehadap masyarakat, bersifat memberikan dampak luas pada, dan bersifat terobosan serta yang mampu menum bukan ekonomi rakyat.

  2. program dengan fokus pada upaya investasi sumber daya manusia yang menjadi prasyarat pembangunan manusia seutuhnya; kesehatan dan pendidikan 3. program-program yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi serta berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja. 4. program yang memberikan dampak terhadap pada perkuatan ekstistensi pemerintahan dan tata laksana pemerintahan yang baik.

  Atas dasar pertimbangan tersebut Prioritas Pembangunan Tahun 2007 ditetapkan sebagai berikut :

  Ekonomi kerakyatan berbasis Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Pertambangan yang mengarah pada skala I ndustri serta melalui investasi dan penanaman modal yang potensial.

  Untuk mencapai hasil yang optimal dalam penyelesaikan prioritas pembangunan 2007 ditempuh dengan menetapkan beberapa sasaran prioritas, fokus program serta kegiatan penting sebagai berikut :

  • Fokus Program dan Kegiatan Prioritas

  Menurunnya angka buta aksara penduduk usia 15 tahun keatas menjadi kurang dari 20 persen.

  Peningkatan Kapasitas SDM melalui Peningkatan Kualitas Pendidikan , Kualitas

  • Menurunnya angka buta aksara Anak Sekolah Dasar menjadi 10 persen.

  Kesehatan, Kualitas ketagw aan dan Peran positif Adat. ( prioritas 1)

  • Meningkatnya angka melek huruf menjadi 80 persen
  • Meningkatnya kepuasan guru dan anak didik yang diukur melalui kenyamanan ruangan

  Prioritas program pembangunan ini dapat dicapai melalui tercapainya : kelas, fasilitas pengajaran serta penyediaan Biaya Operasional Sekolah.

  • Tersediannya Bantuan Pendidikan dan Beasiswa Bagi semua siswa pendidikan

1. Sasaran pada Bidang Pendidikan yaitu ;

  Meningkatnya Angka Partisipasi Anak Prasekolah TK menjadi sebesar 15-20 % dari kondisi

  • prasekolah, sekolah dasar dan menengah.
  • Meningkatnya Proporsi kelulusan pada Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Semester sebelumnya, Meningkatnya Cakupan Pendidikan Anak Usia Dini sebesar 20-30% dari

  pencapaian tahun 2006.

  • Tersedianya Asrama bagi anak sekolah sesuai dengan penetapan region pola asrama.
  • Tersediannya sekolah unggulan.

  Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK ) dan Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang

  • Tersedianya Sarana dan Prasarana Pendidikan anak Usia Dini

  pendidikan Dasar ; APK dan APM jenjang SD termasuk yang setara dan PAKET A setara

  • Meningkatnya akses anak didik terhadap pendidikan tanpa kendala biaya

  SD menjadi 95% persen, jenjang SMP / MTs/ Paket B setara SMP menjadi 70-75 persen ,

  • Meningkatnya proporsi lulusan Sekolah Menengah Atas Teluk Bintuni yang mampu

  APS penduduk usia 7-12 tahun menjadi diatas 90% , dan APS penduduk usia 13-15 informatika dan Bahasa I nggris. tahun menjadi diatas 70%

  Meningkatnya jumlah lulusan sekolah menengah yang masuk ke Perguruan Tinggi Meningkatnya partisipasi jenjang pendidikan menengah yang diukur dari APK dan APM berkualitas. jenjang SMA/ SMK/ MA dan Paket C yang setara menjadi minimal 50% serta meningkatnya APK penduduk usia 16-18 tahun menjadi 60 persen.

  2. Sasaran Bidang Kesehatan yaitu ;

  • Meningkatnya Partisipasi Jenjang Pendidikan Tinggi dibanding tahun sebelumnya
  • Meningkatnya kondisi kesehatan masyarakat yang diukur dari ; menurunnya jumlah
  • Meningkatnya proporsi sekolah yang memiliki fasilitas pendidikan yang sesuai dengan kematian ibu melahirkan menjadi kurang dari 8 org pada tahun 2007 , menurunnya standar pendidikan nasional yang merujuk pada SPM pendidikan

  jumlah kematian bayi menjadi kurang dari 20 bayi , menurunya kematian Balita

  • Meningkatnya proporsi sekolah yang memiliki fasilitas laboratorium dan perpustakaan menjadi kurang dari 5 orang balita, dan menurunnya BBLR menjadi dibawah 10 sekolah dan fasilitas MCK.

  persen.

  • Meningkatnya pemerataan proporsi penduduk terhadap akses pendidikan antar wilayah
  • Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan masyarakat yang diukur dari meningkatnya perkampungan dan perkotaan.

  cakupan pelayanan penduduk asli dan dan penduduk miskin yang bebas biaya

  • Menurunnya angka drop out antar jenjang pendidikan.

  pelayanan dan cakupan rawat inap menjadi diatas 75 %

  • Tersediannya tenaga guru dan tenaga kependidikan di semua jenjang pendidikan yang
  • Meningkatnya cakupan kampung yang mencapai UCI menjadi 50 % diukur melalui ratio guru/ kelas dan guru/ murid atau guru/ sekolah.
  • Meningkatnya peserta Aktif KB menjadi 50 % dan peserta KB baru menjadi 80 persen .
  • Meningkatnya proporsi guru yang memenuhi kualifikasi akademik dan standart kompet
  • Meningkatnya prosentase peredaran produksi pangan yang memenuhi syarat keamanan
  • Meningkatnya kesejahteraan guru yang diukur melalui : proporsi ketersediaan rumah dan

  dan prosentase tempat penjaja makanan (TPM dan TTU) peningkatan penerimaan dan fasilitas kesejahteraan lainnya.

  • Meningkatnya cakupan ANC yang diukur dari ; K1 menjadi 80 persen, K4 menjadi 75

  C. Kebijakan persen , PN 75 persen , KN 75 persen.

  1. Kebijakan Pengembangan Ekonomi Wilayah

  • Menurunya angka kesakitan penyakit rakyat yang diukur dari ; menurunya SPR Malaria Pengembangan ekonomi wilayah dimaksudkan untuk memberikan peluang pada menjadi 20% penduduk, menurunnya angka kesakitan diare dan TBC dan meningkatnya pertumbuhan di samping untuk memperoleh wujud perekonomian yang adil dan cakupan penanganan penyakit TBC

  merata. Wujud tersebut adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh rakyat dalam

  mengelola sumberdaya alam dengan tata cara yang efisien, sehingga kerjanya berdaya

  • Meningkatnya Cakupan Vit A pada Balita menjadi 90%

  saing tinggi dan kelestarian lingkungannya terjaga. Wujud pembangunan, dalam hal ini

  • Meningkatnya Cakupan Tablet Besi menjadi 90%

  kegiatan kerekonomian wilayah di Kabupaten Teluk Bintuni diharapkan terbentuk

  • Meningkatnya cakupan ASI eksklusif menjadi 90%

  melalui penyebaran kegiatan yang merata dan mampu meredam timbulnya

  • Menurunnya TFR menjadi 3 per wanita.
  • >Meningkatnya Proporsi Puskesmas yang memiliki tenaga dokter menjadi 1 puskesmas kesenjangan baik dalam dimensi daerah maupun golongan masyarakat. Untuk dengan 1 dokter, Puskesmas Rawat I nap menjadi 1 puskesmas dengan 2 dokter mencapai tujuan pengembangan wilayah di Kabupaten Teluk Bintuni, maka kebij
  • Meningkatnya Proporsi PUSTU dengan tenaga dokter menjadi 40 persen. umum pengembangan ekonomi wilayah adalah mengembangkan perekonomian
  • Meningkatnya proporsi tenaga bidan menjadi minimal 1 org / puskesmas dan 3 org per wilayah melalui pengembangan agrobisnis hulu (yang berupa penyediaan sarana dan puskesmas rawat inap.

  prasarana sektor pertanian) dan agribisnis hilir (processing dan pemasaran) dan jasa-

  • Meningkatnya proporsi puskesmas dan puskesmas rawat inap yang memenuhi kualifikasi jasa pendukungnya. Untuk mendukung dari pengembangan kegiatan agribisnis ini ketenagaan dan standart pelayanan minimal (SPM)

  harus didukung oleh pengembangan sektor industri, perdagangan, pariwisata dan jasa-

  • Meningkatnya Proporsi Puskesmas dengan kemampuan pemeriksaan Laboratorium Dasar jasa yang lainnya, sehingga para investor dapat menanamkan modalnya dalam dan Lanjutan yaitu ; 90 % puskesmas mampu pemeriksaan lab dasar dan 3 puskesmas mendukung pengembangan wilayah di Kabupaten Teluk Bintuni. mampu lab lanjutan.

  Untuk mencapai kebijakan umum perekonomian wilayah di Kabupaten Teluk Bintuni,

  • Menurunnya case fatality rate Diare

  maka strategi umum yang dilakukan dalam pengembangan ekonomi wilayah di Kabupaten Teluk Bintuni, meliputi:

3. Sasaran pada Bidang Agama dan Budaya

  • Meningkatnya jumlah sarana ibadah yang layak fungsi
  • 1. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme Tersedianya sarana ibadah Kabupaten yang memenuhi syarat.
  • pasar dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhan

  Tersedianya bantuan operasional bagi pelayanan keagamaan

  • ekonomi nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas hidup, pembangunan

  Meningkatnya kesejahteraan pemuka agama melalui ketersediaan dana insentif bagi berwawasan lingkungan dan keadilan, sehingga terjamin kesempatan yang sama pemuka agama.

  dalam berusaha dan berkarya;

  • Terbentuknya forum komunikasi antar agama

  2. Mengoptimalkan peran pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar dengan menghilangkan seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme pasar;

  • Tersedianya Fasilitas Lembaga Masyarakat Adat

  3. Mengembangkan kehidupan yang layak berdasarkan atas kemanusiaan yang adil

  13. Melakukan berbagai upaya untuk mempercepat penyelamatan dan pemulihan bagi masyarakat; ekonomi guna membangkitkan sektor riil melalui bidang industri, perdagangan 4. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi dan koperasi. dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif

  Sesuai dengan potensi ekonomi wilayah, maka arah pembangunan ekonomi Kabupaten kelautan dan pertanian; Teluk Bintuni dibuat dalam rangka mencapai tujuan pengembangan wilayah yaitu

  5. Menyediakan kebutuhan pokok perumahan terutama perumahan dan pangan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan kebijakan rakyat, menyediakan fasilitas publik yang memadai dan memperlancar perizinan mengembangkan kegiatan ekonomi yang berorientasi untuk mengembangkan produksi yang transparan; sektor unggulan yaitu sektor pertanian yang didukung oleh industri, pariwisata dan

  6. Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan dan investasi dalam rangka pertambangan. Untuk mewujudkan tujuan pengembangan wilayah tersebut, maka meningkatkan daya saing global dengan membuka aksesibilitas yang sama kebijakan dan strategi dalam pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Teluk Bintuni terhadap kesempatan kerja dan berusaha melalui keunggulan kompetitif terutama adalah menindaklanjuti dari visi dan misi wilayah yang disesuaikan dengan potensi berbasis keunggulan sumberdaya alam; sumberdaya ekonomi wilayah, antara lain :

  7. Memberdayakan pengusaha kecil menengah dan koperasi agar lebih efisien,

  1. Mengembangkan agrobisnis dengan basis sektor pertanian. Strategi yang produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan dilakukan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah sebagai berikut : peluang kerja yang seluas-luasnya; a. Peningkatan produktivitas komoditas pertanian tanaman pangan;

  8. Mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang saling

  b. Peningkatan produktivitas perkebunan rakyat (perkebunan coklat); menunjang dan menguntungkan antara koperasi, swasta dan badan usaha serta c. Peningkatan produktivitas tanaman hortikultura; antara usaha besar, menengah dan kecil dalam rangka memperkuat struktur d. Peningkatan kemampuan dan keterampilan petani dalam hal cara tanam dan ekonomi baik lokal maupun regional; pemeliharaan;

  9. Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman

  e. Peningkatan akses informasi petani tentang alternatif berbagai jenis sumberdaya bahan pangan; tanaman yang dapat dikembangkan sesuai dengan iklim wilayah;

  10. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik guna

  f. Kemudahan dalam mendapatkan bibit dan pupuk tanaman; mendorong pemerataan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat dan g. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung sektor pertanian khususnya membuka keterisolasian wilayah terpencil; sumberdaya air, pupuk dan obat -obatan;

  11. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan

  h. Peningkatan sarana dan prasarana pengolahan produksi pertanian pasca dan teknologi dalam dunia usaha terutama usaha-usaha kecil, menengah dan panen; koperasi guna meningkatkan daya saing produk yang kebijakan yang kondusif dan i. Menyediakan kantong-kantong produksi pertanian; perencanaan pembangunan daerah berbasis sumberdaya lokal; j. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana sistem transportasi baik

  12.Melakukan berbagai upaya secara terpadu untuk mempercepat proses pengentasan berupa jaringan sistem transportasi maupun berupa moda transportasi; masyarakat dari kemiskinan dan mengurangi pengangguran; k. Penyediaan jaringan pemasaran dari hasil produksi dan pengolahan sektor

  3. Mengembangkan kegiatan sektor pertambangan yang dilaksanakan melalui pertanian pasca panen. strategi sebagai berikut :

  a. Pengembangan dan pengelolaan usaha pertambangan, pembangunan

  2. Mengembangkan sektor kelautan dan perikanan melalui strategi pengembangan migas dan energi lainnya melalui peningkatan pemanfaatan sumberdaya pengelolaan sumberdaya kelautan, meliputi : mineral dan energi dengan tetap memperhatikan daya dukung;

  a. Peningkatan pemanfaatan dan produktivitas potensi kelautan melalui

  b. Menciptakan kondisi yang kondusif untuk para investor dalam keterpaduan pengelolaan secara adil, berimbang dan berkelanjutan; mengembangkan sektor pertambangan;

  b. Peningkatan upaya rehabilitasi dan konservasi habitat kepulauan, seperti

  c. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana pendukung baik berupa sistem hutan bakau, terumbu karang, padang lamun, estuaria dalam rangka transportasi maupun akomodasi; melestarikan plasma nutfah, penyediaan bahan baku, perlindungan hidup dan d. Menjamin stabilitas wilayah dalam pengembangan sektor pertambangan. jasa pariwisata;

  c. Peningkatan pengamanan dan pengawasan dalam rangka pemanfaatan

  2. Kebijakan Pengembangan SDA dan Lingkungan

  sumberdaya kelautan; Arah kebijakan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup ditekankan pada

  d. Peningkatan kualitas dan kuantitas armada dan alat tangkap; pengendalian perusakan lingkungan yang diimbangi dengan pengembangan sistem

  e. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana penangkapan dan budidaya; dan mekanisme pengelolaan sumberdaya alam yang secara langsung mendorong

  f. Peningkatan sarana dan prasarana pengolahan produksi perikanan pasca peningkatan perekonomian rakyat. Untuk itu, diperlukan pengembangan hubungan penangkapan; kemitraan antar berbagai stakeholders dalam pengelolaan sumber-sumber alam dalam

  g. Menyediakan kantong-kantong produksi perikanan; rangka mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berwawasan

  h. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana sistem transportasi baik lingkungan hidup. Pengelolaan dan pelestarian lingkungan dilaksanakan melalui berupa jaringan sistem transportasi maupun berupa moda transportasi; strategi pengendalian pencemaran lingkungan hidup, strategi penyelamatan hutan, i. Penyediaan jaringan pemasaran dari hasil produksi dan pengolahan sektor tanah dan air, strategi pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup, strategi perikanan pasca penangkapan dan pengolahan; inventarisasi dan evaluasi sumberdaya alam. Secara lebih detail strategi ini dijabarkan j. Peningkatan wawasan nelayan tentang teknik budidaya yang lebih modern dan melalui : lebih baik dalam pengembangan usaha perikanan;

  Pengurangan kemerosotan mutu dan fungsi lingkungan hidup perairan tawar dan

  

  k. Peningkatan akses nelayan dalam memperoleh modal, sarana dan prasana laut, tanah dan udara yang disebabkan oleh makin meningkatnya aktivitas pendukung produksi terutama pinjaman modal/ kredit, perahu, mesin, alat pembangunan; tangkap, sarana penunjang pemasaran dan BBM;

  Pelestarian fungsi dan kemampuan sumber alam hayati dan non hayati;

  

  l. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara-cara penanganan Peningkatan pelestarian fungsi ekosistem dan mengendalikan kerusakan

  

  budidaya tambak yang benar; lingkungan serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan m. Peningkatan akses transporasi ke lokasi-lokasi usaha perikanan budidaya wilayah pesisir dan laut; perikanan.

  

  Peningkatan jumlah dan mutu informasi sumberdaya alam serta mengembangkan neraca dan tata guna sumber alam dan lingkungan hidup.

  Pendekatan yang digunakan di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni ini meliputi pendekatan pembangunan ( prosperity/ development approach) dan pendekatan lingkungan ( environment approach) dengan mempertimbang-kan hal sebagai berikut :

  4. Strategi Tata Ruang

3. Sumberdaya Manusia

  

  Lemahnya akses pasar dan pusat kegiatan ekonomi di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni sehingga menjadi pemicu terjadinya disparitas pengembangan wilayah. Oleh karena itu, kebijakan spasial harus bisa mendorong pemerataan pusat pertumbuhan dan meningkatkan akses ke pusat kegiatan. Selain itu bisa membuka peluang pusat kegiatan ekonomi lokal;

  

  Menekan ekspoitasi Sumber Daya Alam terutama sektor kehutanan dan pertambangan;

  

  Menciptakan kerjasama ekonomi regional dan Sub regional;

   Membuka keterisolasian wilayah.

  Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perumusan kebijakan spasial dalam pengembangan wilayah Kabupaten antara lain :

  

  

  

  Kelambanan dalam penyediaan sarana dan prasarana akibat kurangnya aksesibilitas antar wilayah int er dan antar wilayah;

  

  Kerjasama dengan antar wilayh sekitarnya secara komprehensif dan terkoordinasi sehingga orientasi pembangunan sehingga tercipta sinergitas dalam kerjasama regional yang kompetitif. Dengan mempertimbangkan hal diatas, maka dirumuskan kebijakan spasial pengembangan wilayah kabupaten sebagai berikut :

  

  Meningkatkan fungsi kawasan lindung dan kawasan konservasi. Adapun strategi yang dilakukan untuk mencapai peningkatan kawasan lindung adalah sebagai berikut :

  a) Penetapan batas kawasan lindung;

  b) Penetapan garis sempadan baik sempadan pantai maupun sempadan sungai;

  c) Menetapkan bagian hulu sungai sebagai kawasan lindung; d) Membuat peraturan daerah tentang penetapan kawasan lindung.

  Kualitas pendidikan menjadi persoalan yang sangat penting dalam kaitannya dengan upaya pengembangan dan pembangunan wilayah. Hal ini menyangkut berbagai fakt or yang mempengaruhinya, seperti fasilitas, guru, peserta didik, kurikulum dan manajemen. Kondisi ini memunculkan berbagai permasalahan yang sangat kompleks dan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan sumberdaya manusia. Strategi dalam mewujudkan peningkatan kualitas sumberdaya manusia untuk mendukung pengembangan wilayah Kabupaten Teluk Bintuni, meliputi :

  Perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan guna mewujudkan ketenagakerjaan dan berusaha, sehingga tercipta hubungan yang serasi antara pekerja dan pengusaha yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Meningkatkan sumberdaya tenaga pendidikan prasekolah;

  

  

  Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan prasekolah;

  

  Meningkatkan angka partisipasi usia sekolah (SD, SMP, SMA);

  

  Mengurangi angka putus sekolah;

  

  Meningkatkan sumberdaya manusia tenaga pendidik;

  Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan;

  

  

  Menyediakan pelayanan pendidikan alternatif bagi masyarakat yang belum sempat memperoleh pendidikan formal;

  

  Meningkatkan jangkauan pelayanan pendidikan kejar paket A, B, C dan kejar usaha;

  

  Perluasan dan pengembangan kesempatan kerja, sebagai upaya untuk mengurangi pengangguran dan meningkatnya penerimaan tenaga kerja;

  Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan prasekolah;

  Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja melalui pemasyarakatan dan peningkatan kegaitan pelatihan kerja dan aspek-aspek yang mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja;

  

  Mengembangkan kawasan pusat pertumbuhan wilayah sesuai potensi yang ada.

   3 .2 St ra t e gi/Sk e na rio Pe nge m ba nga n Wila ya h K a bupa t e n

  Strategi yang dilakukan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah sebagai

  T e luk Bint uni Be rda sa rk a n Re nc a na Pe na t a a n Rua ng

  berikut :

  (RT RW)

  a) Menetapkan kawasan sentra produksi; Dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan 5 tahun ke depan akan

  b) Penyediaan sarana dan prasarana wilayah yang menghubungkan dari dan menuju ditempuh 3 (tiga) strategi pokok pembangunan, yaitu : kawasan sentra produksi;

  1. Penciptaan landasan pembangunan yang kokoh dan pembangunan yang berkelanjutan;

  c) Penyediaan sarana dan prasarana pengolahan produksi pasca panen;

  2. Peningkatan kapasitas pemerintahan;

  d) Peningkatan dan pembangunan sarana dan prasarana ekonomi yang berupa 3. Pembangunan ekonomi dengan pendekatan agribisnis. pasar baik pasar skala regional maupun lokal; e) Membuka link pemasaran wilayah pendukung sistem investasi dan produksi. yang kokoh dimaksudkan untuk memperkuat

  Strategi penciptaan landasan pembangunan

  Meningkatkan sarana dan prasarana wilayah pendukung sistem investasi dan

  

  kerangka landasan yang telah diletakkan pada periode pembangunan lima tahun sebelumnya produksi : yang masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Pada tahap ini akan

  a) Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana transportasi darat yang dilanjutkan upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (pendidikan, kesehatan, menghubungkan antar dan inter distrik/ pusat pertumbuhan baik dalam lingkup perumahan, sarana lingkungan), peningkatan infrastruktur, dan penerobosan wilayah secara Kabupaten Teluk Bintuni maupun dengan wilayah lain di sekitar Kabupaten Teluk tuntas. Bintuni;

  b) Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana transportasi laut, baik pelabuhan Strategi peningkatan kapasitas Pemerintahan Daerah dimaksudkan untuk meningkatkan laut Teluk Bintuni maupun pembangunan pelabuhan laut baru di Teluk Bintuni; kapasitas pemerintahan daerah di era otonomi daerah, sehingga pemerintahan dan c) Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana transportasi udara baik pembangunan dapat dilaksanakan secara profesional, efisien dan memiliki output yang optimal. peningkatan pelayanannya.

  Strategi pembangunan ekonomi dalam upaya mewujudkan pembangunan ekonomi yang

  baik dan berkesinambungan ditempuh melalui 1) peningkatan investasi, perdagangan dan

5. Sasaran

  Sasaran kebijakan dan strategi pembangunan Kota Teluk Bintuni yang diarahkan adalah : pariwisata; 2) pengembangan koperasi dan UMKM; 3) pengelolaan BUMD yang sehat dan 5)

  a) Terkendalinya pembangunan di wilayah kota baik yang dilakukan oleh Pemerintah mendorong pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan sentra pertanian. Agar pertumbuhan ekonomi dapat terwujud dan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat, maka Pusat dan Daerah maupun yang dilakukan oleh pihak swasta dan masyarakat; perlu ditunjang dengan percepatan dan realisasi pembangunan infrastruktur seperti b) Tercapainya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya; pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan dari pusat kota menuju daerah pedalaman, c) Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan dalam peningkatan dermaga Teluk Bintuni, peningkatan infrastruktur bandara serta merevitalisasi wilayah kota Teluk Bintuni; lapangan terbang perintis.

  d) Terdorongnya minat investasi dan dunia usaha di wilayah kota; e) Terkoordinasinya pembangunan wilayah dan antar sektor pembangunan. b. Ditinjau dari konstelasi regional yang lebih luas, kota Teluk Bintuni mempunyai

  3 .2 .1 Ara ha n Pe nge m ba nga n St ruk t ur K a bupa t e n T e luk

  kedudukan dan peranan sebagai titik simpul penerima sekaligus penjalar

  Bint uni pertumbuhan dan perkembangan wilayah dibelakangnya. Rencana Hirarki Wilayah

  c. Melihat alur kegiatan yang saat ini berjalan, maka perfanan kota Teluk Bintuni Penetapan hirarki wilayah selain didasarkan pada hasil analisis kuantitatif dengan variabel sangat sesuai sebagai pusat-pusat perdagangan dan jasa, industri, pemerintahan kelengkapan fasilitas yang terdapat pada kota tersebut pada kondisi saat ini, juga perlu baik itu Pemerintahan Provinsi maupun Pemerintahan Kabupaten. mempertimbangkan rencana program-program dari pemerintah baik pusat maupun daerah (Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Teluk Bintuni) pada kawasan-kawasan tertentu terkait

TABEL 3.1 Rencana Hirarki Pusat-Pusat Di Wilayah Kabupaten Teluk Bintuni

  dengan fungsi kawasan serta skenario konsep pengembangan yang telah dirumuskan. Di samping

  Pusat Sub

  pertimbangan diatas dalam penetapan hirarki wilayah juga mempertimbangkan aspek

  Sub Wilayah No Orde Wilayah Fungsi Pengembangan

  pemerataan wilayah, yakni penetapan wilayah berorde I I dan I I I (skala sub kabupaten) pada

  Pengembangan wilayah timur, utara dan selatan sebagai pendukung kota Teluk Bintuni yang merupakan orde I .

  1 I Teluk Bintuni,

  1. Fungsi utama, sebagai pusat Kota Teluk Bintuni Teluk Bintuni kegiatan wilayah (PKW) :

  Penetapan hirarki ini menjadi dasar pula dalam penetapan sub kawasan pengembangan wilayah

  Tengah  Sebagai pusat pemerintahan

  yang akan diuraikan pada sub bab berikutnya. Dengan beberapa pertimbangan ini, maka rencana

  lingkup Kabupaten (ibukota

  orde kota di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni direncanakan sebagai berikut:

  kabupaten)  Sebagai pusat pelayanan distrik

  Kebijakan terhadap Penataan Ruang Kota, pembangunan Kota Teluk Bintuni yang tertuang dalam

   Sebagai pusat perdagangan dan jasa (CBD) skala

  RTRW kota Teluk Bintuni adalah

  pelayanan regional a. Mewujudkan ruang wilayah Kota Teluk Bintuni yang memenuhi kebutuhan pembangunan. kabupaten  Sebagai pusat pelayanan

  b. Mewujudkan rencana tata ruang kota yang senantiasa berwawasan lingkungan.

  pendidikan skala regional  Sebagai pusat pelayanan

  c. Menata ruang kota yang efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan

  kesehatan skala regional

  acuan dalam penyusunan program pembangunan kota untuk tercapainya kesejahteraan

   Sebagai pusat pelayanan komunikasi dan

  rakyat.

  perhubungan pengembangan  Untuk kegiatan pariwisata

  Strategi Penataan Ruang pengembangan  Sebagai

  Arahan pengembangan spasial atau keruangan kota Teluk Bintuni dititik beratkan pada strategi

  kegiatan industri kelautan dan perikanan

  pemerataan pembangunan disetiap bagian wilayah kota dibagi dalam beberapa Bagian Wilayah

   Pusat koleksi dan distribusi

  Kota (BWK). Pembagian ini berperan untuk :

  2. Fungsi Pendukung :

  a. Meningkatkan peranannya sebagai ibukota Kabupaten, maka saat ini Kota Bintuni diarahkan

  permukiman  Pusat penduduk terbatas untuk berperan sebagai Pusat Pemerintahan Kabupaten Teluk Bintuni.

  Lanjutan tabel 3.1

  c. Bagian Wilayah Kota C

  c. Pusat Pelayanan Tersier yang berperan sebagai pusat kegiatan lokal.

  a. Pusat Pelayanan Primer yang berperan sebagai pusat kawasan b. Pusat Pelayanan Sekunder berperan sebagai pusat koleksi dan penyeimbang.

  Hirarki Pusat pelayanan di Kota Teluk Bintuni dibentuk untuk melayani arus pergerakan orang, jasa dan barang dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan ataupun sebaliknya karena adanya keterkaitan sistem wilayah dan interaksi serta tarik menarik yang saangat dominan, maka hirarki pusat pelayanan Kota Teluk Bintuni berdasarkan jenjang yang terbentuk meliputi 3 (tiga) tingkatan pusat pelayanan, yaitu :

  Hirarki Pusat Pelayanan

  Fungsi utamanya sebagai kawasan perumahan, pusat pertanaman hortikultura dan lahan perkebunan terbatas, kawasan rekreasi pertanian, kawasan penyanggah dan konservasi, serta kawasan pendidikan.

  e. Bagian Wilayah Kota E

  Fungsi utamanya sebagai pusat kegiatan pelayanan regional, pusat perkantoran Pemerintahan Provinsi Papua Barat dan Pemerintahan Kabupaten Teluk Bintuni, kawasan perhubungan udara, kawasan industri, Permukiman Baru, TPU dan TPA

  d. Bagian w ilayah kota D

  Fungsi utamanya sebagai kawasan pusaat pelayanan jasa dan perdagangan tingkat regional, Kawasan Perumahan dan kawasan pertanian/ perkebunan terbatas.

  Fungsi utamanya sebagai kawasan pendidikan, perguruan tinggi dan kegiatan penelitian dan permukiman.

  2 I I Kokas, Kramongmongga Kokas

  b. Bagian w ilayah Kota B

  Fungsi utamanya adalah kawasan kegiatan perdagangan, pelabuhan laut, pelayanan sosial dan perumahan. Pada Kawasan BWK A ini dapat diindentifikasikan sebagai kawasan pusat kota (Central Bussiness Distric atau BCD)

  a. Bagian Wilayah Kota A

  Dalam pembagian Bagian Wilayah Kota (BWK) juga dipertimbanagkan aspek kondisi kota, keterkaitan dengan wilayah rencana pengembangan dengan wilayah yang lebih luas sehingga setiap BWK diharapkan berfungsi sebagai berikut :

  2. Fungsi Pendukung :  Pusat permukiman penduduk

   Sebagai koleksi dan distribusi

   Sebagai pengembangan kegiatan industri kelautan dan perikanan

   Sebagai pusat pelayanan pendidikan skala lokal/ distrik  Sebagai pusat pelayanan kesehatan skala lokal/ distrik  Sebagai pusat pengembangan sektor industri perkebunan rakyat

   Sebagai pusat pelayanan pendidikan skala lokal/ distrik  Sebagai pusat pengembangan kegiatan pariwisata

  1. Fungsi utama :  Sebagai pusat pelayanan distrik  Sebagai pusat perdagangan dan jasa  Sebagai pusat pelayanan perhubungan skala distrik/ lokal

  Berdasarkan pertimbangan tersebut, hirarki pusat -pusat kegiatan atau pelayanan di Kota Teluk Bintuni adalah seperti pada tabel berikut :

  Pusat Pelayanan Kesehatan sebagai rujukan Dengan adanya peningkatan fungsi dan peranan Kota Teluk Bintuni sebagai pusat pengembangan regional dan pusat pengembangan lokal (sekunder), diantaranya sebagai berikut :

  Berdasarkan fungsi yang diharapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Teluk Bintuni (Tahun 2005 – 2015) adalah sebagai berikut :

  

  Pusat pengembangan industri/ Pusat Pengolahan Hasil Pertanian dan Hasil Hutan

  

  Pusat jasa transportasi antar wilayah distrik

  

  Pusat perdagangan dan jasa komersial dengan skala regional

  

  Pusat pendidikan dengan skala pelayanan regional

  

  Pusat Pemerintahan Kabupaten

  

  Kota Teluk Bintuni tumbuh dan berkembang dari kota pelabuhan dan permukiman dengan tingkat skala pelayanan lokal dan meningkat sesuai dengan fungsinya sebagai pusat pemerintahan skala kabupaten

  3 .2 .2 Fungsi da n Pe ra n K ot a

  Rencana pengembangan Kota Teluk Bintuni yang tertuang dalam struktur Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Teluk Bintuni adalah untuk memudahkan jalur distribusi dan perdagangan serta jasa melalui Pelabuhan Laut Kota Teluk Bintuni. Pengembangan pelabuhan laut ini yang diharapkan dapat mendorong perekonomian dan perdagangan dalam lingkup local dan regional. Dari struktur ruang kota yang disusun dalam RTRW Kota Teluk Bintuni Tahun 2005 – 2015 harus mampu mendukung tujuan tersebut dengan tetap berpegang pada beberapa aspek perencanaan yang penting. Selain itu, struktur yang dibentuk diharapkan juga dapat mendorong investasi sehingga dapat mendorong perkembangan wilayah secara keseluruhan.

  Struktur Tata Ruang Wilayah

  • Pemerintahan untuk Tingkat Distrik - Perdagangan,yaitu pusat pertokoan dan pergudangan
  • Pendidikan sampai SMP dan sederajat
  • Kesehatan berupa fasilitas puskesmas dan poliklinik
  • Fasilitas lainnya yang berfungsi untuk pelayanan dalam skala Distrik

  c. Pusat Pelayanan Tersier meliputi :

  b. Pusat Pelayanan Sekunder meliputi :

  a. Pusat Pelayanan Primer meliputi : - Pusat Pemerintahan yaitu instansi pemerintah daerah kota Teluk Bintuni.

  Adapun fungsi-fungsi setiap kawasannya adalah sebagai berikut :

  3. Pusat Pelayanan Tersier Pusat Lingkungan Masing-masing Kelurahan dan Desa/ Kampung

  2. Pusat Pelayanan Sekunder (Sub Pusat Kawasan) Sub Pusat Distrik A Sub Pusat Distrik B Sub Pusat Distrik C Sub Pusat Distrik D Sub Pusat Distrik E

  1. Pusat Pelayanan Primer Pusat Kota Teluk Bintuni Kawasan Teluk Bintuni

TABEL 3.2 Hirarki Pusat Pelayanan Kota Teluk Bintuni NO Hirarki Pusat Kaw asan Lokasi Pusat

  • Pusat Perdagangan dan jasa, yaitu grosir dan pusat pertokoan - Pusat Pendidikan saampai pendidikan Menengah, dan dikembangkan pendidikan tinggi.
  • Fasilitas Kesehatan yaitu fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
  • Fasilitas-fasilitas yang berfungsi untuk pelayanan regional atau fungsi kot a.
  • Pemerintahan untuk tingkat kelurahan dan Desa atau Kampung - Perdagangan, yaitu pusat perbelanjaan lingkungan
  • Pendidikan minimal untuk tingkat SD
  • Kesehatan, yaitu fasilitas puskesmas pembantu, posyandu dan BKI A - Fasilitas lainnya yang berfungsi untuk pelayanan skala Lokal/ Kelurahan, Desa atau Kampung.

  

  Sebagai pusat pengembangan dan pertumbuhan

  3 .2 .4 I de nt ifik a si Wila ya h Y a ng Didorong Pe rt um buha nnya

  Sebagai pusat pengembangan dan pertumbuhan Kabupaten Teluk Bintuni Kawasan yang diprioritaskan pengembangannya memiliki beberapa kriteria,

  

  Pusat jasa distribusi dan koleksi barang-barang produksi dan kebutuhan penduduk diantaranya adalah sebagai berikut :

   Sebagai pusat pelayanan transportasi ke luar dan masuk Kabupaten Teluk Bintuni.

   Mengembangkan kawasan-kawasan tertentu cepat tumbuh atau potensial tumbuh dan sektor unggulan lainnya.

  3 .2 .3 I de nt ifik a si Wila ya h Y a ng Dik e nda lik a n

   Mengembangkan potensi kawasan yang dimiliki (sektor unggulan) sebagai simpul pengembangan wilayah. I dentifikasi wilayah yang dikendalikan di Kabupaten Teluk Bintuni dalam penyusunan RPI JM

   Mempunyai keterkaitan dengan kawasan sekitarnya yang tertinggal dengan ini adalah kawasan Kota Teluk Bintuni yang merupakan I bukota Kabupaten Teluk Bintuni yang meningkatkan akses perkembangan ekonomi, infrastruktur, dll dari pusat -pusat mengalami perkembangan yang cepat dibandingkan wilayah lainnya di Kabupaten Teluk Bintuni. pertumbuhan

  A. K aw asan Pantai dan Sekitarnya

  Kawasan yang diprioritaskan pengembangannya di Kabupaten Teluk Bintuni