Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Maybrat

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Maybrat Menurut Kecamatan Tahun 2009  Kecamatan Luas / Area Rasio terhadap Total No.  District (Km2) Ratio on Total (%)  1 Aifat Timur 1352  I I A B B  I I  2 Aifat 3612  27.36  10.24 B A B  3 Aitinyo 3788  28.69  4 Ayamaru 1607  12.17  5 Mare 1773  6 Ayamaru Utara 1071  8.11 Jumlah / Total 13203 100.00  A M B A R A N M U M G U  13.43 G A M B A R A N U M U M  : Kab. Maybrat dalam Angka, 2009 Sumber D A N K O N D  I S  I W  I S  I W  I L A Y A H  I L A Y A H D A N K O N D  Kabupaten Maybrat merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong Selatan di Provinsi Papua Barat dengan Ibukota Ayamaru, berdasarkan UU No. 13 tahun 2009. Secara administratif,  K A B U P A T E N M A Y B R A T K A B U P A T E N M A Y B R A T Pemerintah Kabupaten Maybrat terbagi dalam 6 Distrik.  Distrik Aitinyo mempunyai jumlah desa yang paling banyak, yaitu 27 desa atau kampung. Sedangkan Distrik Mare merupakan distrik yang mempunyai jumlah desa paling sedikit, yaitu sebanyak 7 desa atau kampung. Tabel pembagian administrasi dan ibukota serta banyaknya2.1 Geografi dan Fisik Wilayah kampung dalam distrik masing-masing dalam tabel berikut.  2.1.1 Letak Geografi  Kabupaten Maybrat terletak dibagian barat Pulau Papua. Secara geografis, Kabupaten Maybrat pada  Tabel 2.2  1  1  posisi 131º 42 0” BT - 132º 58 12”BT dan 0º 55’ 12” LS - 2º 17’ 24” LS. Kabupaten Maybrat  Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Maybrat  berbatasan dengan wilayah :  Tahun 2009  Banyaknya Desa / Kelurahan  sebelah Utara bertasan dengan Distrik Fef, Distrik Senopi dan Distrik Kebar;  No. Kecamatan Ibukota Desa Kelurahan Jumlah   sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Moskona Utara dan Distrik Moskona Selatan;  1 Aifat Timur Aisa -  19  19  Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Kokoda dan Distrik Kais;  2 Aifat Kumurkek -  23  23  Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Moswaren, Distrik Wayer dan Distrik Sawiat;  3 Aitinyo Aitinyo 27 -  27  4 Ayamaru Ayamaru  24  1  25  5 Mare Suswa  7 7 -  2.1.2 Administrasi Wilayah  6 Ayamaru Utara Yukase  8 8 -2 Luas kabupaten Maybrat tercatat 13.203 km , saat ini terbagi menjadi 11 distrik yang  Jumlah / Total 108 1 109  2  sebelumnya 6 distrik. Wilayah distrik terluas adalah Aitinyo, yaitu seluas 3.788 km (28,69%) : Kab. Maybrat dalam Angka, 2009  Sumber  2  sedangkan wilayah terkecil adalah Distrik Ayamaru Utara, yaitu seluas 1.071 km atau 8,11% dari luas Kabupaten Maybrat. Luas masing-masing distrik di Kabupaten Maybrat dapat dilihat pada tabel 2.1.  I I - 1  I I - 2  I I - 32.2 Potensi dan Daya Dukung Lingkungan  mempunyai ciri bertonjolan tinggi, mempunyai pematang sempit, lembah berbentuk V, lereng2.2.1 Topografi dan Morfologi  yang tajam (20 - 30º) dan timbulan yang melebihi 300 m. Di pegunungan dengan ciri tersebut  A. Topografi  banyak ditemukan anak sungai yang mengalir berbelok-belok tajam. Sedangkan Pegunungan Topografi Kabupaten Maybrat cukup bervariasi terdiri dari dataran tinggi yang merupakan daerah  Homoklin yang ada di Kabupaten Maybrat ada pada formasi batuan endapan Paleozoikum Atas pegunungan dan lereng-lereng, (pedalaman ± 65%), dataran rendah, air payau dan pantai (35%). sampai Eosen. Secara garis besar, penyebaran wilayah tersebut adalah sebagai berikut :  Dataran tinggi meliputi Distrik Ayamaru, Ayamaru Utara, Mare, Aifat, Aifat Timur, dan sebagian Beberapa relief tinggi yang terkenal di Kabupaten Maybrat diantaranya adalah Gunung Bormalit,  Aitinyo; Gunung Athabu, Gunung Formaya, Tanjakan Fensaraf, Gunung Kembar dan Tanjakan Aduh Mama.  Dataran rendah meliputi sebagian Distrik Aitinyo;  Berdasarkan Buku Geologi Lembar Teminabuan, Irian Jaya (1989:5), sebagian besar wilayah Distrik Ayamaru, Distrik Mare dan Distrik Aifat berada di Plato Ayamaru. Sedangkan distrik-distrik lainnya  Sebagian besar daerah Kabupaten Maybrat merupakan daerah dataran rendah dengan kemiringan berada di daerah pegunungan, kars dan dataran. lereng berkisar dari 0 - 8%. Daerah dataran rendah ini membujur dari arah barat laut ke selatan yang berbatasan langsung dengan Laut Banda. Keunggulan dari faktor fisik ini menyebabkan  Berdasarkan analisis Bakosurtanal, 2007, bentuk lahan Kabupaten Maybrat terdiri dari blok sebagian besar kegiatan penduduk berkembang di dataran rendah ini. pegunungan, dataran alluvial, dataran alluvial karst, dataran banjir, dataran alluvial antar perbukitan, endapan kolluvium, jalur kelokan sungai, kipas alluvial, lembah kering karst,  Luas wilayah Kabupaten Maybrat yang merupakan daerah dengan topografi pegunungan pegunungan karst, pegunungan karst dengan puncak pipih memanjang, perbukitan karst dengan (kemiringan lereng > 40%) adalah seluas 5.281,2 ha. Sedangkan luas wilayah kabupaten tersebut puncak pipih membulat, perbukitan denudasional rendah miring, perbukitan denudasional lereng yang merupakan daerah perbukitan adalah seluas 7.921,8 ha. miring terkikis ringan, perbukitan denudasional lereng miring terkikis berat, perbukitan karst  Sebelah Utara Kabupaten Maybrat merupakan daerah Pegunungan Karst yang dikenal dengan dengan puncak pipih dan runcing. Untuk lebih jelasnya, morfologi berdasarkan analisis dari nama Pegunungan Bukmadah. Distrik di Kabupaten Maybrat yang mempunyai topografi dominan Bakosurtanal, 2007 terdapat dalam peta berikut ini. pegunungan adalah Distrik Mare, Distrik Ayamaru, Distrik Ayamaru, dan Distrik Aitinyo.  Karakteristik topografi Kabupaten Maybrat yang sebagian besar merupakan daerah dataran rendahTabel 2.3 Kemiringan Lereng Kabupaten Maybrat per Distrik  menyebabkan sebagian besar kegiatan ekonomi maupun perkotaan berkembang di dataran  No Distrik 0 - 3% 3 - 8% 8 - 15% 15 - 25% 25 - 40% 40 - 60% > 60%  rendah tersebut. Hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi tingkat perkembangan distrik- distrik yang ada di Kabupaten Maybrat. Topografi wilayah Kabupaten Maybrat berkisar antara 0 –  1 Aifat 57.024,09 51.653,98 21.190,03 20.241,47 26.366,94 15.318,47 855,87 Timur  1668 m dpal (diatas permukaan air laut). Untuk lebih jelasnya, topografi seluruh Kabupaten  2 Aifat 69.456,16 109.399,92 25.055,58 21.354,45 25.691,78 11.144,80 246,98 Maybrat dan per distrik di Kabupaten Maybrat dapat dilihat pada tabel 2.3 dan gambar 2.3. 3 36.631,88 28.841,25 860,30 36,32 -  5.399,23 - Aitinyo  4Ayamaru - - - 9.418,73 2.642,13  B. Morfologi  5 Mare 8.211,35 49.423,28 29.012,31 8.615,28 2.082,88 216,96 -  Berdasarkan data kemiringan lereng diatas, Kabupaten Maybrat terbagi menjadi 3 satuan  6 Ayamaru 4.777,58 17.963,27 7.343,26 1.153,60 65,76 4,25 - Utara  morfologi yaitu dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan.  Jumlah 171.323,48 257.281,70 88.000,41 42.456,22 2.148,64 26.684,48 1.102,85  Dataran tinggi di Kabupaten Maybrat terdiri dari Plato Ayamaru, sisa kipas alluvium dan sisa dataran alluvium. Distrik yang berada di dataran tinggi adalah Distrik Aitinyo, Distrik Mare, Distrik Ayamaru, Distrik Ayamaru Utara, Distrik Aifat dan Distrik Aifat Timur berada di satuan morfologi  I I - 4  I I - 5  I I - 6  I I - 72.2.2 Geologi, Potensi Sumberdaya Energi dan Mineral  Berikut ini akan diuraikan masing-masing formasi dan penyusunnya dari yang tertua hinggaA. Kondisi Geologi termuda.  Kondisi gemorfologi Kabupaten Maybrat terbagi menjadi tiga wilayah yaitu 1) dataran tinggi Ayamaru (Ayamaru Plateau) di bagian Utara, 2) Perbukitan Karst di bagian tengah dan 3) Dataran 1.  Formasi - formasi bauan berumur Paleozoikum : Alluvial - Fluvial - rawa dibagian selatan. Dataran tinggi Ayamaru merupakan plateau yang   Formasi Kemum (SDk) : terdiri dari batusabak, filit, grewake malihan, batupasir malihan, tersusun oleh berbagai jenis Batu gamping dari Fomasi Sekau dan Formasi Sekau dan Formasi kwarsit, marmer dan konglomerat malihan;  Klasafet serta endapan Danau Ayamaru yang berupa lumpur dan pasir. Perbukitan Karst berupa  Formasi Aisasjur (pCua) : terdiri dari grewake, feldsparan, batu pasir sela, batu lanau, bukit dan lembah Danau Ayamaru yang berupa lumpur dan pasir. Perbukitan Karst berupa bukit serpih dan batu sabak; dan lembah (doline dan uvala) yang tersusun oleh berbagai jenis Batu gamping dari Formasi   Formasi Aimau (Cpa) : terdiri dari konglomerat, batupasir, serpih, grewake, Batu gamping Sekau dan Formasi Klasafet. Dataran Alluvial - Fluvial - rawa tersusun dari Formasi Steenkool dan dan sedikit batu lanau; Endapan Alluvial, sungai dan rawa.   Formasi Aifat (Pla) : terdiri dari batu lumpur gampingan, sedikit batu napal, Batu gamping pasiran dan batu pasir; Pola aliran sungai (drainage pattern) merupakan tipe trellis hingga rectangular. Pola aliran trellis   Formasi Ainim (Fua) : terdiri dari serpihan lanauan, batu pasir, grewake, batu lanau dan hingga rectangular. Pola aliran trellis berarti sangat dipengaruhi oleh struktur geologi yang berupa sedikit batu bara. lipatan (antiklin dan sinklin) dengan perpotongan sungai yang mendekati tegak lurus, sedangkan 2.  Formasi - formasi batuan berumur Mesozoikum : pola aliran rectangular sangat dipengaruhi oleh kekar (retakan) yang berarah barat laut - tenggara  Formasi Tipuma (TRJt) : terdiri dari batu lempung lanauan, batu lanau, grewake kwarsa, dan barat daya - timur laut. Pola aliran sungai di Kabupaten Maybrat umumnya berarah barat batu pasir merah hingga hijau; daya - timur laut dan barat laut - tenggara. Mengingat sebagian besar Kabupaten Maybrat hampir   Formasi Jass (Kj) : terdiri dari batu lumpur gampingan, batu pasir sela, sedikit batu napal seluruh tersusun oleh berbagai jenis Batu gamping, maka kemungkinan berkembang gua galukonitan dan Batu gamping pasiran;  ((Stalaktif dan stalakmit) atau sungai bawah tanah. Sungai bawah tanah (Underground stream)  Formasi Furagi (KTep) (hanya di bawah permukaan) terdiri dari Batu gamping ganggang, akibat proses pelarutan Batu gamping oleh air hujan/air tanah. Sungai bawah tanah ini batu pasir, serpih, sedikit batu lempung, dolomite dan anhidrit. merupakan sumber air tawar yang sangat potensial di daerah ini, disamping air Danau Ayamaru 3. dan air dari beberapa sungai di permukaan (runoff). Dataran alluvial - fluvial - rawa juga  Formasi - formasi batuan berumur Kenozoikum (Tersier) : merupakan sumber air tanah yang potensialm kecuali di daerah rawa yang kondisinya menjadi air  Formasi Faumai (Tef) terdiri dari grainstone, wackestone dan Batu gamping pasiran; payau.  Formasi Sirga (Toms) : terdiri dari batu lanau dan batu lumpur gampingan, sedikit batu pasir glaukonitan dan konglomerat;  Kondisi stratigrafi Kabupaten Maybrat terdiri dari formasi-formasi batuan (litostratigrafi) yang  Formasi Klamogun (Tmkl) (hanya di bawah permukaan) : terdiri dari Batu gamping berumur Paleozoikum (Primer), Mesozoikum (Sekunder), Kenozoikum (Tersier) dan Kwarter. berlapis, sedikit serpih gampingan dan napal;  Formasi-formasi batuan tertua yang berumur Paleozoikum dan tersingkap di Distrik Aifat dan Aifat  Formasi Kais (Tmka) : terdiri dari boundstone, grainstone, packestone dan sedikit Timur terdiri dari Formasi Kemum (SDk), F. Aisasjur (pCua), F. Aimau (Cpa), F. Aifat (Pla), dan F.  wackestone; Ainim(Pua), sedangkan yang berumur Mesozoikum terdiri dari F. Tipuma (TRJt), F. Jass (Kj), F.   Formasi Sekau (Tms) : terdiri dari konglomerat Batu gamping, Batu gamping dan batu Puragi (Ktep) (hanya di bawah permukaan). Formasi-formasi yang berumur Kenozoikum (Tersier) lumpur gampingan/batu napal, terdapat kepingan karbonat koral; terdiri dari F. Faumai (Tef), F. Kais (Tmka), F. Sekau (Tms), F. Klasafet (Tmk), dan F. Steenjool   Formasi Klasafet (Tmk) : terdiri dari batu napal, batu lumpur gampingan, sedikit Batu (TQs) mempunyai penyebaran merata di permukaan. Formasi-formasi yang berumur kwarter gamping; terdiri dari Endapan Danau (QI) di Danau Ayamaru, Upa Konglomerat (Qpu) dan Endapan Undak  I I - 8  I I - 9   Formasi Steenkool (TQs) : terdiri dari batu lempung, batu lumpur mikaan gampingan dan tidak gampingan, batu pasir sela, sedikit konglomerat, karbonan dan terdapat lignit.  4. formasi - formasi batuan berumur kwarter :   Konglomerat UPA (Qpu) : terdiri dari konglomerat dan batu pasir sela, karbonan;  Endapan Danau (QI) : terdiri dari kerikil dari lumpur dan pasir;  Endapan Undak Aluvium (Qt) : terdiri dari lumpur dan pasir;  Endapan Undak Aluvium (Qt) : terdiri dari kerikil, pasir dan lumpur serta unsur tanaman;  Endapan Aluvium (Qa) : terdiri dari kerikil dan lumpur serta unsur tanaman.  Kondisi struktur geologi kabupaten Maybrat berupa struktur lipatan antiklin dan sinklin yang berarah barat - timur hingga barat laut - tenggara. Struktur sesar dan kekar umumnya mempunyai kelurusan berarah barat laut - tenggara hingga barat daya - timur laut. Kondisi struktur geologi yang demikian disebabkan oleh pergerakan Lempeng Pasifik (Lempeng Caroline) yang bergerak ke arah barat daya terhadap Lempeng Australia (Papua) sebesar 10 - 12 cm/tahun. Dampak dari pergerakan ini terjadi Sesar Sorong yang bertipe sesar sinistral yang memanjang dari bagian utara Papua hingga daerah kepala burung.  I I - 1 0  I I - 1 1  Potensi minyak dan gas bumi di Kabupaten Maybrat akan sangat dikontrol atau dipengaruhi oleh sistim perminyakan (petroleum system) di daerah ini, yang tidak terlepas dengan cekungan tektoniknya. Cekungan tektonik di daerah Kabupaten Maybrat termasuk dalam Cekungan Salawati (Salawati Basin) yang berumur Tersier. Cekungan Salawati merupakan cekungan belakang busur (back arc basin) dalam sistem lempeng konvergen antara Lempeng Pasifik (yang diwakili Lempeng Caroline) dengan Lempeng Australia. Sistem perminyakan yang mempengaruhi terhadap potensi minyak dan gas bumi antara lain :  Batuan induk (source roks) yang merupakan sumber bahan baku bagi pembentukan minyak dan gas bumi, umumnya berupa batuan yang kaya bahan organik seperti batu lempung hitam, batu lanau atau batu lumpur gampingan;   Panas bumi (gradient geothermis) yang berfungsi untuk mematangkan batuan induk, sangat dipengaruhi oleh ketebalan sendimen yang menutupinya, panas bumi yang berasal dari kegiatan magmatik atau peluruhan unsur radioaktif batuan. Panas yang sangat baik, seperti batu pasir atau Batu gamping;   Batuan reservoir (reservoir rocks), merupakan tempat menampung cairan minyak atau gas bumi, biasanya berupa batuan yang mempunyai porositas dan permeabelitas baik, seperti batu pasir atau Batu gamping;   Migrasi minyak atau gas bumi menuju batuan reservoir dan terperangkap dalam jebakan yang berupa puncak - puncak antiklin, struktur patahan atau perangkap stratigrafi;  Batuan penutup (cap rocks) yang berfungsi agar minyak atau gas bumi masih terpreservasi dengan baik, umumnya berupa batuan yang kedap (impermeable rocks) seperti batu lempung, batu lanau dan batu napal. Selanjutnya apabila kita melihat potensi geologi di Kabupaten Maybrat, terlihat mempunyai :  Batuan induk yang berasal dair Formasi Sirga yang berupa batu lanau dan batu lumpur gampingan atau Formasi Klasafet yang berupa batu lumpur gampingan, atau batuan induk yang berasal dari batuan berumur Mesozoikum;   Panas bumi di Kabupaten Maybrat memenuhi syarat bagi pematangan batuan induk, 3) terdapat batuan reservoir yang berasal dari batuan karbonat (Batu gamping) yang berasal dari  Formasi Klamogun, Formasi Kais, Formasi Sekau dan Formasi Klasafet;   Terdapat banyak jebakan minyak dan gas bumi yang berupa struktur geologi seperti puncak antiklin dan struktur patahan maupun perangkap stratigrafi;  Dijumpai batuan penutup dari Formasi Steenkool yang berupa batu lempung dan batu lumpur. gas bumi, tinggal bagaimana menarik investor asing masuk mengadakan kegiatan eksplorasi untuk melakukan penelitian detail baik di daratan (onshore) maupun di dasar laut (offshore). Sarana dan prasarana infrastruktur dan logistik di daerah ini sangat mempengaruhi daya tarik investasi tersebut. Sarana dan prasana infrastruktur dan logistik di daerah ini sangat mempengaruhi daya tarik investasi tersebut. Selama ini wilayah Kabupaten Maybrat termasuk dalam kegiatan eksplorasi Pertamina (RUTR Kabupaten Sorong / sebelum pemekaran, kerjasama Kabupaten Sorong dengan Pusat Penelitian Pengembangan Wilayah dan Kota, ITB). Berikut ini disertakan informasi stratigrafi Cekungan Salawati yang menunjukkan komponen penyusun masing-masing formasi dan peluangnya atau peranannya dalam sistem perminyakan di Kabupaten Maybrat. Disamping itu juga diberikan gambaran batuan reservoir dan pengeboran minyak yang dilakukan di Kabupaten Sorong. eksplorasi.  C. Potensi Sumberdaya Mineral  Potensi sumberdaya mineral yang terdapat di Kabupaten Maybrat berdasarkan kondisi geologi, data sekunder dan pengamatan lapangan antara lain Batu gamping, batu gampig phospat, Batu gamping dolomite, marmer dan kwarsit, tanah liat serta pasir kwarsa.  Batu gamping 1.  Batu gamping merupakan bahan galian terbesar di Kabupaten Maybrat. Batu gamping tersebut meupakan angota dari Formasi Sekau, formasi kais dan formasi klasafat. Batu gamping dari beberapa formasi tersebut membentuk perbukitan karst dengan hutan lindung yang masih perawan (sebelum diusik oleh kegiatan manusia), sehingga melimpah air permukaan (runoff) maupun sebagai air tanah yang tersebar dari utara hingga selatan wilayah Kabupaten Maybrat. Batu gamping yang berpotensi ditambang dan digunakan untuk bangunan adalah dari Formasi Kais yang berupa bodstone, packestone dan wackestone atau berkomposisi Ca CO  3 . Sebagian berasal dari Batu gamping dari Formasi Sekau dan Formasi Klasafat. Batu gamping yang sangat baik digunakan sebagai bahan bangunan adalah Batu  gamping yang mengandung CaO minimal 50%. Selama itu penambangan Batu gamping hanya digunakan untuk bahan fondasi bangunan yang lain, seperti yang terlihat di Distrik Sawiat. Batu gamping yang digunakan untuk fondasi jalan atau bangunan adalah Batu  2  gamping yang mempunyai kuat tekan lebih dari 800 - 1500 kg/cm (Standar Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, 1989). Berdasarkan pengamatan, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan yang terkait dengan ketersediaan dan kelestarian air permukaan, disarankan ijin penambangan Batu gamping diberikan secara cermat dan tepat. Sebaiknya penambangan Batu gamping dalam skala besar untuk kepentingan idustri diarahkan ke arah selatan wilayah Kabupaten Maybrat, mendekati daerah pantai (dengan pertimbangan kelestarian air, jalur transportasi, pelabuhan dan keterdapatan bahan tambang yang lain seperti pasir kwarsa). Penambangan Batu gamping di daerah utara Kabupaten Maybrat harus  dihindarkan, sedangkan yang sudah ada kegiatan penambangan diwajibkan mereklamasi  Berdasarkan pada kondisi geologi, maka potensi tedapatnya batu bara di Kabupaten Maybrat kembali dengan tanaman hutan sejenis. terdapat pada Formasi Ainim yang berumur Paleozoikum dan Formasi Steenkool yang berumur  Batu Phospat 2.  Mio-Pliosen. Batubara dari formasi Ainim tersebut di Distrik Aifat Timur, sedangkan batu bara yang Batu gamping phospat adalah bahan galian Batu gamping yang mempunyai komposisi Ca  3  masih termasuk lignit terdapat dari Formasi Steenkool ditemukan di bagian barat distrik sawiat (PO  4 ) 2 yang dapat berfungsi sebagai pupuk pertanian pada tanah - tanah asam. Disamping  (RUTR Kabupaten Sorong/sebelum pengembangan, kerjasama Kabupaten Sorong dengan pusat dapat menambah unsur harta makro seperti Ca, dapat menambah unsur P dalam tanah, penelitian Pengembangan Wilayah dan Kota ITB). Potensi batubara di Kabupaten Maybrat ini baru  I I - 1 2  I I - 1 3  terjadi akibat akumulasi cangkang binatang laut yang komposisinya berupa Ca  3 (PO 4 ) 2 . Batu  gamping phospat banyak terdapat di konglomerat Batu gamping pada Formasi Sekau, terutama di Distrik Ayamaru (RUTR Kabupaten Sorong/ sebelum pengembangan, kerjasama Kabupaten Sorong dengan Pusat Penelitian Pengembangan Wilayah dan Kota, ITB). Batu gamping phospat ini mempunyai penyebaran tidak merata, terdapat sebagai lensa - lensa konglomerat Batu gamping.  3. Batu gamping Dolomit  Batu gamping dolomit adalah bahan galian Batu gamping yang mempunyai komposisi Ca Mg CO  3  yang dapat juga berfungsi sebagai pupuk pertanian pada tanah - tanah asam. Disamping dapat menambah unsur hara makro seperti Ca dan Mg dapat meningkatkan pH tanah terutama pada tanah - tanah rawa yang mau dikembangkan untuk pertanian tanaman pangan. Batu gamping dolomit terapat pada Formasi Puragi yang hanya terdapat di bawah permukaan (Sukanta dan Prigman, 1989). Disamping juga terdapat anhidrit (Ca SO  4  ) pada formasi tersebut. Penyebaran formasi ini diperkirakan ada dibawah permukaan dalam Distrik Kais dengan kedalaman sekitar lebih dari 1.000 m.  4. Marmer dan Kwarsit  Marmer dan Kwarsit merupakan bahan galian yang berasal dari metamorfosisme Batu gamping dan batu pasir kwarsa sehingga bersifat kristalin, keras dan kompak. Umumnya berwarna putih, abu - abu, kuning, hingga merah muda yang dimanfaatkan untuk industri bangunan (batu ubin dan batu dinding), barang kerajinan (furniture, cindera mata). Harganyapun cukup mahal mengingat keterdapatannya sangat terbatas. Marmer dan Kwarsit di Kabupaten Maybrat terdapat pada Formasi Kemum yang berumur Paleozolik (Devon) dan tersebar di Distrik Aifat Timur dengan penyebaran tidak merata, berupa lensa - lensa filit atau batusabak.  5. Tanah Liat  Tanah liat merupakan bahan galian yang secara mineralogi didominasi oleh mineral lempung (mineral sekunder), disamping mineral - mineral lain (mineral primer) yang komposisinya lebih sedikit. Tanah liat dapat berasal dari bahan induk batulempung, batukapur/Batu gamping dan aluvium yang mengalami pelapukan dan proses pedogenesis membentuk horisonisasi tanah yang ketebalan solumnya berkisar 0,20 m hingga 1,5 m bergantung pada faktor-faktor pembentuk tanah yang berperan, seperti bahan induk, iklim, topografi, organisme dan waktu. Potensi tanah liat di Kabupaten Maybrat cukup besar seperti terlihat terdapat di Distrik Teminabuan, Kais dan Kokoda. Tanah Liat perlu adanya penelitian kelayakan bahan baku jika ingin digunakan untuk industri, baik industri keramik maupun industri semen.  6. Pasir Kwarsa  Pasir Kwarsa merupakan bahan galian yang potensial di Kabupaten Maybrat, yang melampar sebagai endapan sungai atau endapan muara sungai. Endapan tersebut berasal dari pelapukan batuan kwarsit, batupasir malihan, konglomerat malihan, urat-urat kwarsa pada batusabak atau sekis/filit dari formasi-formasi batuan berumur Palezoikum yang terangkut oleh aliran sungai dan diendapkan di bagian hulu atau muara sungai sebagai endapan pasir kwarsa. Endapan ini bersifat lepas dengan kandungan kwarsa mencapai lebih 90%. Berdasarkan karakternya maka pasir kwarsa dapat dimanfaatkan untuk campuran bahan baku semen Portland, industri silica cair (gelas) dan bahan baku batubata cetak (batako). Pasir kwarsa ini tersebar sebagai endapan sungai, endapan alluvium atau yang sangat potensial sebagai endapan undak alluvium (Qt) atau endapan teras sungai seperti yang terdapat di Distrik Kokoda. Berdasarkan hasil wawancara dengan Dinas Pertambangan (2007), potensi gas bumi juga dimungkinkan ada di Distrik Kokoda. Begitu pula dengan potensi batubara, selain di Distrik Kokoda dan Aifat juga dimungkinkan ada di Aitinyo. Untuk bahan baku semen dari penelitian yang pernah dilakukan ada di Wilayah Distrik Ayamaru, Sawiat, Aifat, Teminabuan, Moswaren, Wayer dan Aitinyo. Sedangkan galian C yang berupa batu dan sirtu juga terdapat di delapan distrik tersebut diatas. Untuk lebih jelasnya, persebaran mineral di Kabupaten Maybrat dapat dilihat pada peta persebaran mineral dan beberapa lokasi penambangan pasir.  I I - 1 42.2.3 Hidrologi dan Sumberdaya AirA. Curah Hujan  I I - 1 5  9 32 11,8 November 289 126,2 74,9 161 186 182,3  9  6  16  18 14 10,82 September 476 18 182,9 339 113 127,36  27  3  18  24 15 10,09 Oktober 134 44,7 236,6 64 370 122,7  13  3  16  12  16  27  9  15 20 13,3 Desember 111 186,2 223,9 257 342 330,5  16  12  14  24 23 19,1 Jumlah 2.911 1.755,2 2.836,4 2.048 2.537 2.446,14 201 124 192 220 230 166,2 Rata-rata 243 146 236 171 211 204  17  10  16  18  19  29 20 11,18 Agustus 26 29 313,6 24 136 153,09  4  Berdasarkan tabel dibawah ini, rata-rata curah hujan tahunan tertinggi adalah 236,37 mm per bulan pada tahun 2003. Sedangkan rata-rata hari hujan tertinggi dalam setahun adalah 19 hari pada tahun 2005. menurut klasifikasi iklim Schimdt dan Fergusson tipe iklim di Wilayah Kabupaten Maybrat termasuk tipe Iklim A yaitu daerah beriklim tropis basah. Untuk lebih jelasnya data curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Maybrat dapat dilihat pada tab el dibawah ini.  14 15 18,36 April 111 220,3 219,9 272 266 268,65Tabel 2.4 Curah Hujan, Rata Hari Hujan, Kelembaban Udara, Suhu Udara dan Penyinaran Matahari Kabupaten Maybrat tahun 2001 - 2005 Bulan Curah Hujan Hari Hujan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2001 2002 2003 2004 2005 2006  Januari 305 248,2 77,2 201 55 213,91  21  15  7  24 17 14,91 Februari 216 70,6 107,4 157 75 287,18  15  6  14  18 15 15,36 Maret 157 156,8 294,3 149 132 283,27  17  18  24  15  14  17  17  20 23 15,82 Mei 325 336,4 163,6 142 239 197,73  16  10  12  16  21  13 Juni 418 304,4 431,3 93 395 157,27  22  18  18  19 25 12,45 Juli 343 14,4 510,8 189 228 122,1814 Sumber : Kab. Sorong Selatan dalam Angka  I I - 1 6  I I - 1 7  Potensi hidrologi di Kabupaten Maybrat terdiri dari potensi air permukaan tanah (fresh water) dan air tanah (groundwater). Potensi aliran air permukaan terdiri dari air rawa, air danau dan air sungai yang mengalir.  1. Sungai  Terdapat 3 Daerah Aliran Sungai (DAS) utama di wilayah Maybrat yaitu DAS Seremuk, DAS Kaibus dan DAS Waromge. Masing-masing DAS mempunyai banyak anak sungai. Semua anak sungai umumnya mengalir kea rah Barat Daya hingga Barat Laut dan bermuara di sungai utama yaitu Sungai Kaibus, Sungai Seremuk dan Sungai Waromge. Berdasarkan Peta Rupa Bumi Digitasi Bakosurtanal terdapat 14 DAS yang teridentifikasi yaitu DAS Aninamaru, Kaibus, Kais, Kamundan, Karabra, Matemani, Sajem, Sebjar, Sekak, Seremuk, Sigeroi, Tarof, Wariagrar dan Waromge. Untuk lebih jelasnya lokasi dan cakupan DAS masing-masing terlihat dalam peta berikut.  DAS Kaibus terdiri dari sungai Kohoin, Sungai Wermit dan Sungai Sayal. Sungai Sayal memiliki anak sungai yang relatif sedikit, umumnya merupakan sungai-sungai kecil di daerah hulu. Terdapat 6 anak sungai yang cukup besar alirannya yang mengalir ke Sungai Kaibus. DAS Waromge terdiri dari Sungai Keyen, Sungai Sungguer, Sungai Waigo dan Sungai Waren. Cukup banyak anak sungai yang mengalir di DAS Waromge, misalnya Sungai Keyen yang terdiri dari 12 anak sungai. Sungai-sungai utama dan anak-anak sungai yang cukup besar sebagian alirannya dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Maybrat berfungsi sebagai sumber air sehari-sehari penduduk setempat, tempat wisata dan juga sebagai prasarana transportasi. Contoh sungai di Kabupaten Maybrat yang berfungsi sebagai tempat wisata adalah Sungai Sembra, Sungai Kohoin dan Sungai Wermit. Selain itu, sungai yang ada di Kabupaten Maybrat juga merupakan sumber air PAM. Sebagai contoh air PAM di Distrik Ayamaru bersumber dari Sungai Mos dan Distrik Ayamaru Utara menggunakan Sungai Imsun sebagai sumber air PAM. Kerusakan lingkungan telah terjadi di beberapa sungai di Kabupaten Maybrat. Salah satunya adalah sedimentasi yang terjadi di Sungai Hilang di Distrik Sawiat. Pendangkalan sungai tersebut menyebabkan air menggerus badan jalan di sisi sungai dan juga menyebabkan banjir yang dapat memutus jalur transportasi.  2. Danau  Danau meupakan salah satu potensi air permukaan yang banyak terdapat di Kabupaten Maybrat. Setidaknya ada 5 danau yang terdapat di Kabupaten Maybrat yaitu : Danau Uter di di Aifat Timur.  Danau- danau tersebut merupakan sumber air sehari-hari bagi penduduk yang bertempat tinggal di sekitar danau tersebut. Selain itu danau-danau tersebut merupakan menyimpan potensi sebagai obyek wisata di Kabupaten Maybrat seperti Danau Ayamaru di Distrik Ayamaru dan Danau Uter di Distrik Aitinyo. Danau Ayamaru merupakan salah satu danau yang ada di Kabupaten Maybrat yang terletak di Distrik Ayamaru. Luas Danau Ayamaru sekitar 2500 ha, termasuk tipe seri oligotropik- eutropik yang produktivitasnya tergantung nutrisi yang diterimanya dan pengairan regional pada usia geologis dan kedalaman kelimpahan planton kurang karena laju sedimentasi yang tinggi mengakibatkan tipisnya penetrasi cahaya. Danau Ayamaru juga merupakan salah satu danau yang dijadikan sebagai obyek wisata, oleh sebab itu, disekitar danau tersebut telah dikembangkan fasilitas-fasilitas pendukung tempat wisata seperti tempat istirahat dan dermaga. Selain digunakan sebagai obyek wisata, Danau Ayamaru juga digunakan sebagai tempat pemancingan dan tempat pemijahan ikan sehingga di danau tersebut banyak ditemui keramba ikan milik penduduk. Hanya saat ini, danau tersebut telah mengalami pendangkalan karena penebangan di perbukitan sekitar danau. Danau Uter di Distrik Aitinyo juga merupakan salah satu danau di Kabupaten Maybrat yang dikembangkan menjadi obyek wisata dan juga digunakan sebagai sumber air sehari-hari bagi penduduk setempat.  2.2.4 Klimatologi  Letak Kabupaten Maybrat pada posisi normal (khatulistiwa) sehingga tidak langsung mendapat pengaruh udara kering dari Autralia atapun sebaliknya mendapat pengaruh udara basah dari daratan benua asia.  Iklim Wilayah Kabupaten Maybrat tergolong iklim tropis Monsoon. Musim hujan terjadi saat berlaku Monsoon Barat Laut, yaitu pada Bulan Desember – Maret. Musim terjadi saat Monsoon Tenggara, yaitu pada Bulan Mei – Oktober. Daerah dataran rendah di Kabupaten Maybrat mempunyai intensitas hujan yang lebih banyak karena adanya proses hujan orografis dimana angina yang membawa uap air dari laut terhambat pegunungan yang berada di sebelah utara Kabupaten Maybrat sehingga terjadilah hujan lokal di daerah dibawah pegunungan tersebut (dataran rendah).  Suhu udara rata-rata berkisar antara 20ºC - 38ºC dengan fluktuasi suhu rata-rata tahunan tidak lebih dari 2ºC. kecepatan angin berkisar dari lambat hingga sedang (8m/dt), dengan frekuensi kejadian kurang dari 2%. Kecepatan angina terbesar umumnya bertiup dari arah barat daya (> 15 dystropets), ultisol tropis (tropudults), entisol berpasir (tropopsament), gambut (sulfihemist), tanah tergenang (hydraquenst), tanah dengan bahan organik tinggi (rendolls), jenis inceptisol tropis di daerah equator tropaquepts), ultisol tropis (tropudult), yang tersebar di wilayah-wilayah distrik di Kabupaten Maybrat. Tanah Inceptisol di Kabupaten Maybrat ada 2 macam yaitu tanah inceptisol yang tidak subur (dystropepts) dan tanah inceptisol yang subur (eutropepts). Tanah inceptisol yang tidak subur mencapai luasan 144.447,83 ha tersebar di hampir semua distrik, kecuali Distrik Ayamaru, Mare, dan Ayamaru Utara. Luas terbesar ada di Distrik Aifat (76,408,47 ha). Sedang jenis tanah inceptisol yang subur mencapai luasan 25.605,33 ha, yang terdapat hampir semua distrik. Jenis tanah entisol tergenang (hyraquents) terdapat seluas 5.673,35 ha tersebar di Distrik Ayamaru, Aitinyo, Ayamaru Utara, jenis tanah rendools seluas 21.299,54 tersebar di hampir semua distrik kecuali Distrik Aitinyo. Jenis tanah Inceptisol tropis daerah equator di Kabupaten Maybrat mencakup luasan 73.565,57 ha yang tersebar di hampir semua distrik kecuali Distrik Ayamaru dan Ayamaru Utara. Jenis tanah yang lain terdapat di Kabupaten Maybrat adalah gambut tropis (tropoheminsts) seluas 745,68 ha yang terdapat di Distrik Aifat. Tanah ultisol tropis (tropudult) di Kabupaten Maybrat mencakup luasan 159.851,68 ha dengan luasan terbesar di Distrik Aifat. Masing-masing luasan jenis tanah per distrik secara rinci termuat dalam tabel berikut. Dari fakta yang ada di wilayah Kabupaten Maybrat yang terdiri dari 6 distrik jenis tanah didominasi oleh tanah Entisol, Inceptisol dan Ultisol dengan pH rendah sampai normal maupun kandungan unsur bahan organik dan N total rendah, bahkan untuk kawasan di pantai pesisir terjadi permasalahan drainase sementara dibagian atas permasalahan tidak ada sarana pengairan, sehingga kecukupan kebutuhan air bagi tanaman dan tegakan hanya tergantung air hujan. Untuk pengembangan pertanian tingkat kesesuaian adalah S2.2.5 Sumberdaya LahanA. Jenis Tanah  Sumber : Database Pembangunan Pertanian Kabupaten Sorong Selatan, tahun 2009  , sehingga lahan pertanian yang relatif terbatas dapat diberdayakan secara maksimal untuk mencukupi kebutuhan pangan lokal.  1  dan S  2  menjadi S  3  atau sesuai marginal dengan faktor pembatas yang beragam. Tingkat kesuburan yang rendah dapat diatasi dengan menambahkan bahan organik kedalam tanah dan menambahkan pupuk buatan (anorganik terutama pupuk N, P dan K) untuk meningkatkan kesesuain lahan dari S  3  dan S  2  I I - 1 8 penyinaran matahari sekitar 54,3%.  Secara umum, struktur tanah di Kabupaten Maybrat, terdiri antara lain jenis alluvial, mediterania, podzolik, latosol, orgaosol, litosol dan gambut. Sedangkan jenis tanah yang ada secara umum antara lain tanah kemerahan, tanah endapan alluvial dan tanah alluvial muda. Berikut ini akan dijelaskan gambaran umum jenis tanah per distrik di Kabupaten Maybrat.  6 Mare Merupakan asosiasi antara Entisol, Inceptisol dan Ultisol. Tanah ini teksturnya lempung liat berdebu, reaksi tanah masam dengan nilai kejenuhan basa rendah.  Ketiga jenis tanah tersebut tingkat kesuburannya rendah.  Jenis tanah pada daerah perbukitan merupakan asosiasi antara Udorthent dan Hapludult, sedangkan pada daerah yang relatif datar adalah Eutrudent. Tekstur tanah bervariasi mulai dari liat sampai lempung berdebu. Tanah Hapludult pH sangat masam dengan kejenuhan basa rendah, sedangkan Udorthent dan Eutrudept reaksi tanahnya agak masam, KTK dan bahan organik tergolong rendah.  5 Aifat Timur  4 Aifat Jenis tanah di Distrik Aifat yang dominan adalah Inceptisol dan Ultisol. Ketiga jenis tanah tersebut memiliki tingkat kesuburan yang tergolong rendah, yang dicirikan oleh rendahnya KTK atau kejenuhan basa.  Jenis tanahnya adalah entisol dan enceptisol.entisol adalah tanah yang teksturnya kasar (lempung berpasir sampai pasir), pH masam sampai agak masam (pH 5,5- 6,4) dengan kejenuhan basa rendah sampai sedang (35-50%). Kadar bahan organik, N total dan KTK tergolong rendah.tanah eutrudept teksturnya halus (liat), reaksi tanah agak masam sampai netral (pH 6,0-6,8) dengan kejenuhan basa tergolong tinggi. Namun kadar bahan organik, N total dan KTK termasuk rendah. Karena itu kesuburan tanah ini sangat rendah.  3 Ayamaru Utara  Tekstur tanah Eutrudept tergolong halus (liat, reaksi tanah agak masam (pH 6,3), kejenuhan basa tinggi (60%). Kadar bahan organik, N total dan P tersedia serta KTK tergolong tinggi. Oleh karena itu, tingkat kesuburan tanah ini lebih baik daripada Hapludult. Tanah Hapludult memiliki tekstur halus (liat), pH agak masam dengan nilai kejenuhan basa rendah (29%). Kadar bahan oragnik, N total, dan KTK tergolong rendah. Oleh karena itu, tanah ini tingkat kesuburan tergolong rendah.  2 Aitinyo Jenis tanahnya didominasi Asosiasi Inceptisol (Eutrudent) dan Ultisol (Hpludult).  1 Ayamaru Jenis tanah yang dominan di Distrik Ayamaru adalah asosiasi antara Inceptisol (eutrudent) dan ultisol (hapludult). Tanah inceptisol memiliki tekstur sedang (lempung) sampai halus (liat). Reaksi tanah agak masma sampai netran dengan pH (12-14 cmol/(+)/kg). Kesuburan tanah tergolong agak rendah dan penyebab utamanya adalah rendahnya KTK.Tabel 2.5 Karakteristik Jenis Tanah per Distrik di Kabupaten Maybrat No Distrik Karakteristik Tanah  Tanah-tanah ini ini tingkat kesuburannya rendah.Tabel 2.6 Luasan Jenis Tanah per Distrik di Kabupaten Maybrat (ha)  Lain- Distrik dystropepts eutropepts hydraquents rendalls sulfihemists tropaquepts tropofluvents tropohemists troposamments troposaprist tropudalfs tropudults lain  Aifat Timur 56892,14 551,47 10540,22 41545,32 10775,93 20992,59 51337,29  Aifat 76408,47 5631,94 446,09 20867,56 632,51 745,68 71486,04 86131,91 15,92 Aitinyo 11147,22 5732,4 26,35 9865,62  22614,65 22382,48 Ayamaru 1484,95 4407,95 8556,94  43943,61 155,86 Mare 9368,57 1151,97 1287,07  39129,1 Ayamaru 2836 1239,05 604,32  25979,59 648,9 Utara  Total 144447.83 25605.33 5673.35 21299.54 73565.57 11408.44 745.68 224145.58 159851.68 820.68  I I - 1 9  I I - 2 0  I I - 2 1  6 Reaksi tanah lapisan atas (0 - 30 cm) pH : 6,0 – 7,0 pH : 5,5 – 7,5 pH : 4,5 – 8,0 pH : 3,5 – 8,5  4 bulan dengan tanpa adanya penanganan permanent (< 1 m)  12 Banjir dengan genangan musiman f Tampa Kurang dari 2 bulan dengan tanpa adanya genangan permanent (< 1 m) Kurang dari 4 bulan dengan tanpa adanya genangan permanent (< 1 m) Kurang dari  11 Kelas Drainase d Baik Baik Agak cepat, baik Cepat, agak cepat, baik, agak terhambat  10 Zona Agroklimat r A 1 , A 2 , B 1 B 2 A 1 , A 2 , B 1 , B 2 , B 3 A 1 , A 2 , B 1 , B 2 , B 3 , C 1 , C 2 , C 3 , D 1 , D 2 , D 3 A 1 , A 2 , B 1 , B 2 , B 3 , C 1 , C 2 , C 3 , D 1 , D 2 , D 3 , E 1 , E 2, E 3  Sangat rendah, rendah, sedang Sangat rendah, rendah, sedang, agak tinggi, tinggi  9 Erodilitas tanah Sangat rendah Sangat rendah, rendah  8 Lereng t < 3% < 3% < 8% < 15%  7 Keracunan Kejenuhan Ai C < 20% < 40% < 60% < 80% Kedalaman pirit > 100 cm > 75 cm > 50 cm > 25 cm  Tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah  Lahan merupakan suatu wilayah (region), yaitu suatu satuan ruang berupa suatu lingkungan hunian masyarakat manusia dan masyarakat hayati yang lain. Sumberdaya alam menjadi komponen lahan, yaitu atmosfer (udara, iklim, musim), pedosfer (tanah), bentuk muka bumi, geologi (batuan, mineral, bahan tambang), hidrologi dan biosfer (flora dan fauna). Sumberdaya binaan (waduk, kawasan industri, jaringan jalan, hamparan perkebunan dan sobagainya) menjadi komponen lahan apabila kehadirannya berpengaruh penting atas penggunaan lahan masa kini dan masa yang akan datang. Penilaian dipandang sebagai proses pembandingan secara teliti dan penafsiran inventarisasi dasar mengenai tanah, iklim, vegetasi penutup, penggunaan lahan kini dan gatra (aspect) lahan yang lain, dengan maksud membandingkan berbagai alternative penggunaan lahan yang memberikan harapan dapat diterapkan di macam lahan yang berbeda- beda (FAO, 1984). Salah satu penilaian lahan tercakup juga dalam kesesuaian lahan (land suitability), yaitu dinilai menurut pengelolaan khas yang diperlukan untuk mendapatkan nisbah (ratio) yang lebih baik antara manfaat yang dapat diperoleh dan masukan yang diperlukan. Semakin rendah untuk macam penggunaan yang direncanakan. Dalam hal ini kesesuaian lahan berkomyasi ekonomi. Semakin kurang kecukupannya, kesesuaian lahan dinilai semakin rendah untuk macam penggunaan lahan bersangkutan. Analisa data kesesuaian lahan mencakup jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Maybrat dan anasir-anasir tanah yang mencakup derajat keasaman (pH), kelerengan, kesuburan, ketersediaan air yang digunakan untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan dalam rangka pengembangan tanaman pangan, tanaman industri dan perkebunan maupun pengembangan potensi sektor pertanian lainnya. Atas dasar tingkat kesesuaian lahan dan sebarannya, diharapkan memberikan arahan dalam memanfaatkan potensi sumberdaya alam Kabupaten Maybrat.  5 Kesuburan tanah N Tinggi Tinggi, sedang Tingggi, sedang, rendah  4 Batu-batu dipermukaan tanah < 5% < 25 cm < 50% <75%  Sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah  3 Pori air tersedia Sangat tinggi, tinggi Sangat tinggi, tinggi dan sedang Sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah  S Berliat, berdebu halus, berlempung halus Berliat, Berdebu halus, Berlempung halis Berliat, berdebu kasar, berlempung halus Berliat, berdebu kasar, berlempung halus dan kasar, berpasir (bukan kuarsa) berskeletal  2 Kelas besar butir pada zone perakaran (0 - 30 cm)  1 Kedalaman efektif > 75 cm > 50 cm > 25 cm > 10 cm  1 S 2 S 3 N 1 N 2Tabel 2.7 Pengelompokan kelas Kesuaian Lahan Untuk Tanaman Pangan Lahan Kering No Faktor Simbol Kelas Kesesuaian Lahan S  13 Salinitas (mmhos/cm) < 1.500 < 2.500 < 4.000 < 4.000  I I - 2 2  1 Aifat Timur 192.650,89  1 Aifat Timur -  2 Aifat 1.360,06  3 Aitinyo 274,49  4 Ayamaru -  5 Mare 50.936,71  6 Ayamaru Utara - N1 663838.11 Kedalaman tanah, Drainase, Nutrisi, Banjir, Kemiringan Lereng, Fragmentasi  2 Aifat 260.990,11  Padai lading merupakan salah satu komoditas yang kurang bisa dikembangkan di Kabupaten Maybrat. Lahan yang ada cenderung kurang sesuai (S3) dan tidak sesuai, sementara (S3) untuk pengembangan padi lading. Luas lahan yang masuk dalam klas kesesuaian lahan tidak permanen sementara (N1) adalah 663.838,11 Ha. Faktor penghambat bagi klas kesesuaian lahan tidak sesuai sementara adalah kedalaman tanah, drainase, kemiringan lereng, fragmentasi, nutrisi dan banjir. Lahan yang masuk dalam klas kesesuaian lahan N1 tersebar di seluruh distrik di Kabupaten Maybrat. Sedangkan luas lahan yang masuk dalam klas kesesuaian kurang sesuai (S3) adalah selu