DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ANAK STUDI KASUS PADA TIGA KELUARGA DI KELURAHAN LODOYONG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017

  

DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA

TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ANAK

STUDI KASUS PADA TIGA KELUARGA

DI KELURAHAN LODOYONG

KECAMATAN AMBARAWA

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh

LU’LUUL KHASANAH

NIM. 111-12-191

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemp

  

MOTTO



  “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” “Sebaik-Baiknya Perhiasan Adalah Istri Sholihah

  Sebaik-Baiknya Harta Adalah Anak Yang Sholih-Sholihah Pula

  .”

  

PERSEMBAHAN

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah yang

maha mulia, Yang mengajar manusia dengan pena,

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-

  ’Alaq 1-5)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13)

Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat

  

(QS : Al-Mujadilah 11)

  Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk: 1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Muhammad Shohibul Hadi dan ibu

  Qo’idah yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku.

  2. Almukaram Abah K.H. Hasyim Hadi dan Ummah Nyai.Hj. Umi Hasyim beserta Almukaram Abah K.H. Abdul Qadir al Hafidz yang selalu memberikan dorongan spiritual, nasehat dan motivasi selama menimba ilmu di pesantren.

  3. Kedua kakakku Syaiful Bahri Zen,S.Pd.I. dan Muhammad Ulil Absor yang selalu membimbing, memberikan dorongan dan inspirasi dalam hal kuliah dan selalu ada saat aku butuhkan.

  4. Kedua adikku tercinta Muhammad Abdul Aziz dan Muhammad Idris Lutfi yang selalu menjadi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, dan semoga mereka bisa mengikuti langkah kakaknya.

  5. Teman-teman mengajarku guru SDN Lodoyong 02 yang menjadi penyemangat dan selalu memberikan waktu dan ijin untuk penyelesaian skripsiku.

6. Keluarga besarku yang selalu mendoakan keberhasilanku.

  7. Keluarga besar Pon.Pes Al Mujahidin Ambarawa yang selalu ada waktu untuk keluhkesahku selama ini.

  8. Teman sejawat saudara seperjuangan PAI angkatan 2012. "Tak ada tempat

  terbaik untuk berkeluh kesah selain bersamasahabat- sahabatterbaik”.

  9. Sahabat-sahabatku tercinta (Ara, Ida, Fifi, Silvi, Mbak Uun, Putik, Olip, Asnan, Ika dan Risma) yang setia menemaniku dalam penyelesaian skripsi ini.

  10. Keluarga besar Asrama Al Muflihun Kota Salatiga yang sudah berkenan menerima saya untuk menginap dalam penyelesaian skripsi khusus buat Ustadzah Arfi dan Ustadzah Ida yang welcom dalam menerima saya.

  11. Seseorang yang tidak perlu disebutkan namanya. Dia yang selalu memberi motivasi dan dukungan sampai terselesainya skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  Assala mu’alaikum Wr.Wb.

  Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini. Sholawat serta salam semoha tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di institut Agama islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  4. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran, tenaga serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Para dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  6. Keluarga besar penulis, atas segala motivasi, dukungan dan doa restu kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  7. Berbagai pihak yang secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu baik moral maupu materiil dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.

  Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, Maret 2017 Penulis

  

ABSTRAK

  Lu’luul, Khasanah. 2017.Dampak perceraian orang tua terhadap pendidikan agama anak studi kasus dalam tiga keluarga di kelurahan Lodoyong kecamatan Ambarawa kabupaten Semarang tahun 2017. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M.Pd.

  Kata Kunci:Pendidikan agama anak, Perceraian Orang Tua

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Dampak perceraian terhadap pendidikan agama anak dalam keluarga. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Apa penyebab terjadinya perceraian orang tua di kelurahan Lodoyong kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, (2) Bagaiamana pendidikan agama anak dalam keluarga sebelum terjadinya perceraian orang tua? (3) Bagaimana dampak negatif perceraian terhadap pendidikan agaman anak dalam keluarga? Dengan demikian, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya perceraian orang tua di kelurahan Lodoyong kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, mengetahui pendidikan agama anak dalam keluarga sebelum terjadinya perceraian orang tua dan mengetahui dampak negatif perceraian terhadap pendidikan agaman anak dalam keluarga.

  Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer dan sumber sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya perceraian di Kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang adalah kekerasan atau penganiayaan berat, hukuman penjara, selingkuh, berganti pasangan dan zina. Perceraian yang dilakukan dengan cara cerai gugat. Sebelum terjadinya perceraian anak dididik dengan keteladan, kebiasaan dan nasehat. Dan dampak perceraian terhadap pendidikan agama anak adalahanak malas mengaji, malas melakukan sholat, kesopanan kepada orang lain berkurang dengan orang tua berani membantah dan malas dalam melakukan ibadah-ibadah wajib lainnya.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ........................................................................................ ii NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................. v MOTTO ................................................................................................................. vi PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix ABSTRAK ............................................................................................................. xi DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian................................................................................... 6 D. KegunaanPenelitian ............................................................................... 6 E. Penegasan Istilah ................................................................................... 7 F. Metode Penelitian .................................................................................. 8 G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 15 BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Perceraian 1. Pengertian Perceraian Orang Tua................................................16 2. Penyebab Perceraian ...................................................................17 3. Dampak Perceraian ....................................................................20

  B.

  Pendidikan Agama Anak dalam Keluarga ......................................... 22 1.

  Pengertian pendidikan agama anak dalam keluarga....................22 2. Hak dan kewajiban Ayah, ibu dan anak .....................................25 3. Metode mendidik anak ...............................................................29 C. Dampak perceraian orang tua terhadap pendidikan agama anak dalam keluarga .............................................................................................36

  D.

  Penelitian yang relevan .....................................................................40

  BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data ..................................................................................... 43 1. Letak Geografis Kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa .. 43 2. Keadaan Demografi ...................................................................44 3. Keadaan Sarana Prasarana .........................................................45 4. Struktur Organisasi ....................................................................47 B. Temuan Penelitian ...........................................................................47 1. Penyebab Terjadinya Perceraian Orang Tua di Kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa .................................................47 2. Pendidikan Agama Anak dalam Keluarga Sebelum Terjadinya Perceraian Orang Tua ..................................................................... 50 3. Dampak Perceraian Orang Tua terhadap Pendidikan Agama Anak dalam Keluarga .............................................................................54

  BAB IV : PEMBAHASAN A. Penyebab Terjadinya Perceraian Orang Tua di Kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa ....................................................................59 B. Pendidikan Agama Anak dalam Keluarga Sebelum Terjadinya Perceraian Orang Tua ....................................................................... 61 C. Dampak Perceraian Orang Tua terhadap Pendidikan Agama Anak dalam Keluarga ................................................................................65

  BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 69 B. Saran-saran ...................................................................................... 70 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................71 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................

  DAFTAR TABEL 1.

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Agama ........................................... 44 2.Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Usia ............................................... 44 3.Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ......................... 45 4.Tabel 3.4 Sarana Pendidikan.....................................................................45 5.Tabel 3.5 Sarana Ibadah......................................... ................................... 46 6.Tabel 3.6 Olah Raga/ Kesenian dan Sosial ...............................................46 7.Tabel 3.7 Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Lodoyong ......... 47

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Akta Cerai dan KK 2. Daftar Nilai SKK 3. Riwayat Hidup Penulis 4. Nota Pembimbing Skripsi 5. Surat Keterangan Ijin Meneliti 6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 7. Lembar Konsultasi 8. Pedoman Wawancara 9. Foto-foto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup berkeluarga dijalani hampir seluruh umat manusia. Bahkan

  orang yang hidup sebatang kara pun pernah mengalami suasana hidup dalam keluarga. Maka sudah selayaknya jika hidup dalam sebuah keluarga memberikan warna atau kontribusi tersendiri dalam pembentukan perilaku seseorang. Hidup dalam keluarga tidak hanya dilihat sebagai urusan pribadi maupun urusan kemasyarakatan. Akan tetapi hidup berkeluarga sebagai cara hidup yang sesuai dengan rencana dan kehendak Allah.

  Kenyataan yang semacam ini akan mempunyai arti positif pada kehidupan berkeluarga. Seluruh anggota keluarga tidak hanya sebagai partner hidup. Namun mereka adalah amanat dari Allah yang harus dijaga. Dalam penjagaannya tentu harus sesuai dengan kaidah yang telah diberikan dari Sang pemberi amanat tersebut.

  Keyakinan semacam ini akan mendorong seseorang untuk lebih berhati-hati dan tidak sembarangan dalam menjaga amanat tersebut. Karena kelak amanat itu pasti dimintai pertanggung jawaban. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. At-tahrim ayat 6.

                        

  “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

  Dari ayat tersebut telah jelas bahwa Allah SWT memerintahkan manusia untuk menjaga diri dan keluarganya dari hal-hal buruk yang akan merugikan mereka sendiri. Perintah ini dapat dilakukan dengan cara memperdulikan keluarganya baik dari segi pendidikan maupun perilaku.

  Dengan demikian penting sekali peran keluarga bagi anak, karena keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan dan didalamnya anak mendapat pendidikan yang pertama kali. Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil, akan tetapi merupakan lingkungan paling kuat dalam membesarkan anak, oleh karena itu keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak, keluarga yang baik akan berpengaruh positif terhadap anak sedangkan keluarga yang buruk akan berpengaruh negatif (Ahid, 2010: 99).

  Keluarga menurut para pendidik merupakan lapangan pendidikan yang pertama dan pendidiknya adalah orang tua. Mereka pendidik bagi anak-anaknya karena secara kodrat ibu dan bapak diberikan anugrah oleh Allah berupa naluri orang tua. Dengan naluri ini timbul rasa kasih sayang kepada anak. Kasih sayang orang tua bersifat menghangatkan, memberi rasa aman, mampu mengembangkan kepribadian, menanamkan disiplin, memberikan arahan dan dorongan serta bimbingan agar anak berani dan mampu dalam menghadapi kehidupan.

  Namanya orangtua pasti ingin menjadikan anak itu lebih baik dibandingkan diri mereka, dengan demikian pasti orang tua memberikan bekal hidup untuk anak-anak mereka agar hidupnya lebih baik dari pada orangtuanya. Salah satu bekal yang diberikan orang tua kepada anak- anaknya adalah pendidikan agama.

  Agama sebagai pondasi yang dapat membentengi anak agar ketika ia remaja maupun dewasa nantinya dapat mengfilter segala yang buruk. Di dalam mendidik anak, orang tua harus betul-betul mampu memiih suatu metode yang tepat serta dapat berpengaruh positif terhadap tingkat perkembangan anak. Karena memang orang tua mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap masa depan anak dalam berbagai tingakatan umur mereka, dari masa kanak-kanak hingga remaja, sampai beranjak dewasa baik dalam mewujudkan masa depan yang bahagia dan gemilang maupun masa depan yang sengsara dan menderita.

  Namun disisi lain, keluarga khususnya orang tua sering kali menjadi sumber konflik bagi sejumlah orang. Secara tidak sadar keluarga yang tidak harmonis kebanyakan mengarah pada terjadinya perceraian. Permasalahan yang seperti itu salah satu hal yang ditakutkan oleh seorang anak. Ketika perceraian terjadi anak akan menjadi korban utama, anakmerasa tidak aman,

  

tidak diinginkan atau ditolak oleh orangtuanya, sedih dan kesepian, marah,

kehilangan, merasa bersalah, menyalahkan diri sendiri dan semangat

  menurun. Perasaan-perasaan itu oleh anak dapat termanifestasi dalam

  

bentuk perilaku suka mengamuk, menjadi kasar, dan tindakan agresif

  

lainnya, menjadi pendiam, tidak lagi ceria, tidak suka bergaul, sulit

berkonsentrasi, dan tidak berminat pada tugas sekolah sehingga prestasi di

sekolah cenderung menurun, suka melamun, terutama mengkhayalkan

orangtuanya akan bersatu lagi.

  PerceraianmenurutUU No.1 Tahun 1974tentangperkawinanpasal 39 ayat 1 Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak(Nasution, 2002: 221). Banyaknya perceraian yang terjadi

  

diantara pasangan suami istri disebabkan karena mereka sudah tidak dapat

membina hubungan perkawinan dan rumah tangga lagi. Berita tentang

perceraian suami istri banyak menghiasi tayangan media elektronik seperti

televisi dan media cetak.

  Perceraiantidakhanyaterjadidikalanganparaartissajanamundikalangan

masyarakatbiasapunbanyak yang terjadi.Sepertihalnya di daerahkabupaten

Semarang, pada tahun 2015 tercatat bahwa tingkatperceraian suami istri

mencapai 2.214 perkara yang diputusi dari 8.000 angkapernikahan yang

terjadi.

  

Dari 2.214 perkara perceraian ini masing- masing meliputi 1.319 perkara

perceraian yang diputus di Pengadilan AgamaAmbarawa. Dari pernyataan

tersebut berarti tingkat perceraian di kecamatan ambarawa termasuk

kategori tinggi dengan berbagai alasan yang melatar belakangi. Dalam hal

ini kasus yang diangkat oleh penulis adalah kasus perceraian

hidup/perceraian yang terjadi karena kedua belah pihak baik suami atau istri

  

sudah tidak ada keharmonisan dan banyak konflik yang menjadi faktor

penyebab.

  Cerai merupakan peristiwa traumatis yang sangat berdampak besar

terhadap anak-anak. Anak akan merasa sangat kehilangan orang tua dari

kehidupan yang dijalaninya. Hal itu akan sangat berpengaruh besar terhadap

perkembangan pribadi anak atau perkembangan psikologis anak. Selain itu

anak akan merasa tidak nyaman di rumah dan sebagai kompensasi, anak

akan mencari tempat yang nyaman yang sekiranya dapat menerimanya dan

membuat nyaman. Tidak seperti orang dewasa yang dapat berpaling pada

teman, atau pun kerabatnya untuk mendapatkan dukungan moril dan saran,

sedangkan anak korban perceraian mereka tidak dapat dukungan dari

siapapun. Konflik yang terjadi pada kedua orangtua sudah pasti akan

berimbas pada anak-anak mereka. Hidup di lingkungan keluarga yang sering

bertengkar, akan menyulitkan bagi anak untuk mengembangkan kepribadian

yang sehat. Hal ini membuka peluang bagi perkembangan rasa kurang

percaya diri yang intens, yang membuat mereka sering mengalami

kegagalan dalam meraih prestasi yang optimal (Sadarjoen, 2005: 93).

Terutama dalam pendidikan didalam keluarga. Karena ayah dan ibu anak

sudah bercerai, pasti perhatian, mengawasi, mendidik, dan kepedulian

terhadap anak berkurang apalagi dalam hal pendidikan agama. Biasanya

sebelum orang tua bercerai anak diperhatikan, setiap waktu sholat

diingatkan untuk melakukan sholat dan diajak sholat berjamaah, kemudian anak dimasukkan ke Taman Pendidikan Al- qur’an dan dimasukkan ke sekolah-sekolah yang bernafaskan Islam. Namun setelah orangtua bercerai kehidupan anak menjadi terbalik, sekarang banyak orangtua yang menitipkan anaknya kepada kakek ataupun neneknya kemudian hanya dikasih uang, tidak pernah memperhatikan bagaimana perkembangan anaknya, dari prestasi si anak di sekolahan, sholatnya, puasanya, sopan santunnya dan mengajinya. Seperti halnya yang dirasakan anak-anak

  Kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang yang banyak menjadi korban perceraian orang tua mereka. Diantara mereka sering melakukan perbuatan yang sesuka hati yang menurut mereka itu paling benar, ketika diantar mengaji malah bolos, disuruh sholat malah membangkan, kepada orangtua berani, dll.

  Bertolak dari latar belakang diatas maka penulis mengangkat judul sebagai berikut:

  “DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ANAK STUDI KASUS PADA TIGA KELUARGA DI KELURAHAN LODOYONG AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 ”.

B. RumusanMasalah

  Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa hal yang menjadi permasalahan danakan dikaji melalui penelitian ini. Adapun beberapa permasalahan itu dapat penulis rumuskan sebagi berikut:

1. Apa penyebab terjadinya perceraian orang tua di kelurahan Lodoyong

  Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang 2017? 2. Bagaimana pendidikan agama anak dalam keluarga sebelum terjadinya perceraian orang tua di kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa

  Kabupaten Semarang 2017? 3. Bagaimana dampak negatif perceraian orang tua terhadap pendidikan agama anak dalam keluarga di kelurahan Lodoyong Kecamatan

  Ambarawa Kabupaten Semarang 2017? C.

   Tujuan 1.

  Mengetahui penyebab terjadinya perceraian orang tua di kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang 2017.

  2. Mengetahui pendidikan agama anak dalam keluarga sebelum terjadinya perceraian orang tua di kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang 2017.

  3. Mengetahui dampak negatif perceraian orang tua terhadap pendidikan agama anak dalam keluarga di kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang 2017.

D. Kegunaan Penelitian

  Berdasarkan tujuan tersebut diatas maka manfaat yang diharapkan

  dari penelitian ini adalah sebagai berikut

  1. Dapat memberikan sumbangan dan informasi yang berarti bagi pengembangan keilmuan di bidang pendidikan dan psikologis anak.

  2. Sumbangsih pemikiran tentang dampak perceraian orang tua terhadap psikologis anak di Kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

  3. Sebagai tambahan referensi dan bahan acuan untuk peneliti selanjutnya bagi yang berminat dibidang pembahasan yang sama.

E. Penegasan Istilah 1. Perceraian orang tua

  Cerai diartikan pisah/ putus hubungan sebagai suami istri atau dalam Islam adalah talak (Pusat Bahasa, 2008: 290 ).

  Orang tua adalah pembimbing dan pendidik dalam keluarga yang pertama dan utama bagi anak-anaknyayaitu bapak dan ibu.

  Perceraian orang tua adalah terputusnya keluarga atau perpisahan yang terjadi antara suami dan istri karena salah satu meninggal ataupun keduanya tidak bisa didamaikan dihadapan hakim karena alasan tertentu dan tidak bisa menjalankan kewajibannya dalam hal urusan suami istri.

2. Pendidikan AgamaAnak dalam Keluarga

  Pendidikan dalam kamus besar bahasa indonesia pusat bahasa (2008: 326) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang alam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

  Agama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (2008: 15) adalah ajara, sistem yang mengatur tata keimanan ( kepercayaan ) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta lingkungannya ( Islam, Kristen, Buda ).

  Anak dalam kamus besar bahasa indonesia adalah manusia yang masih kecil.

  Keluarga adalah ibu dan ayah beserta ank-anaknya seisi rumah. Pendidikan agama anak dalam keluarga adalah proses pengubahan sikap dan perilaku anak sesuai pedoman atau ajaran yang dianut didalam rumah dan pendidiknya adalah ayah dan ibu.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research).

  Penelitian lapangan adalah suatu tindakan penelitian yang dilakukan di tempat penelitian yang dipilih untuk menyelidiki gejala objektif yang terjadi di lokasi penelitian (Fathoni, 2006: 96). Penulis mengumpulkan data dari lapangan dengan mengadakan penyelidikan secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai masalah yang ada relevansinya dengan penelitian ini (Muhadjir, 2002: 38).

  Untuk melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. Moloeng menjelaskan penelitian kualitatif adalah prosedur data penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moloeng, 2011: 4).

2. Kehadiran Peneliti

  Kehadiran peneliti sebagai pengamat, dalam hal ini tidak sepenuhnya berperan dalam proses pembelajaran tetapi masih melakukan fungsi pengamatan (Moleong, 2007: 77). Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan mengunjungi Dusun Pandean Kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang dan terlibat secara langsung dalam usahanya untuk memperoleh data dan berbagai informasi. Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis pada bulan Januari 2017 sampai selesai.

  3. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Desa Pandean Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang yang difokuskan pada 3 orang anak. Peneliti memilih lokasi ini karena sebelumnya belum pernah ada yang melakukan penelitian tentang dampak perceraian orang tua terhadap perkembangan psikologi pendidikan agama anak di Dusun Pandean Kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

  4. Sumber Data

  Untuk pengambilan data dalam penelitian ini, penulis mengambil dan mengumpulkan data dari sumber data primer (utama) dan sumber data sekunder (pendukung).

  a.

  Sumber Primer Sugiyono (2010: 308-309) mengatakan bahwa sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data. Dalam penelitian ini, data primernya adalah orang tua yang mengasuh anak yang menjadi korban perceraian orang tua. b.

  Sumber Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekundernya seperti kroscek dari anak yang menjadi korban perceraian dan tokoh masyarakat atau guru ngaji dan dokumen-dokumen seperti Studi

  Pustaka digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang berhubungan menunjang dengan permasalahan penelitian. Data dan informasi diperoleh melalui studi daftar pustaka melalui buku, lapangan penelitian, karya ilmiah, dokumenp-dokumen, arsip pihak terkait, catatan-catatan, artikel dan koran.

5. Metode Pengumpulan Data

  Menurut Maslikhah (2013: 321), prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi.

  a.

  Wawancara Menurut Maslikhah (2013:321) Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.

  Penulis melakukan wawancara dengan para subyek primer (orang tua yang bercerai yang mengasuh anak saat ini ) untuk mendapatkan data yang dibutuhkan tentang bagaimana penyebab perceraian mereka, bagaimana psikologi pendidikan anak sebelum terjadinya perceraian, dan dampak perceraian mereka terhadap diri anak.

  b.

  Observasi Observasi dapat diinterpretasi secara komprehensif sebagai suatu pengamatan mendalam, teliti mengenai fenomena yang ada di sekitar kita dan kemudian didokumentasikan dalam rangka untuk mengungkapkan keterkaitan antarfenomena. Dengan demikian kegiatan observasi tidak lepas dari kegiatan untuk membuat dokumen (pendokumentasian) mengenai gejala itu sendiri (Yunus, 2010: 376). Metode ini penulis gunakan untuk mengamati, mendengarkan, mencatat secara langsung tentang keadaan atau kondisi pendidikan agama anak dalam keluarga cerai di kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun 2017.

  c.

  Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data yang terkait dengan hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231). Metode ini digunakan penulis untuk mencari data tentang mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan-

  kebijakan publik khususnya pelayanan sosial kemasyarakatan.

6. Analisis Data

  Dalam analisis data ada yang mengemukakan proses dan ada pula yang menjelaskan tentang komponen-komponen yang perlu ada ( Moleong, 2009: 248 ).

  Analisis data yang digunakan adalah analisi data secara induktif. Berarti bahwa upaya pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian diadakan, akan tetapi lebihmerupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan kemudian dikelompok- kelompokkan ( Moleong, 2009: 10-11 ).

  Menurut Salim dalam tulisan Maslikhah (2013: 323), proses analisis data sebagaimana penelitian kualitatif, digunakan teknik analisis data sebagai berikut: a.

  Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar yang diperoleh di lapangan.

  b.

  Penyajian data yaitu deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

  c.

  Verifikasi dari permulaan pengumpulan data, periset kualitatif mencari makna dari gejala yang diperoleh di lapangan, mencatat keteraturan atau pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur akusalitas, dan proposisi.

7. Pengecekan Keabsahan Temuan

  Sebagai upaya untuk membuktikan bahwa data yang diperoleh itu benar-benar valid, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi.

  Menurut Moleong (2011: 330-332) data yang telah terkumpul diuji keabsahannya dengan teknik triangulasi data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dan untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah melalui sumber lainnya. Ada tiga macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan, yaitu sumber, metode, dan teori.

  a.

  Triangulasi sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif, menurut Patton hal itu dapat dicapai dengan jalan:

  1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data wawancara;

  2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi;

  3) Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;

  4) Membandingkan keadaan dan persepektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang; dan

  5) Membandingan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

  b.

  Triangulasi metode,menurut Patton terdapat dua strategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengempulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

  c.

  Triangulasi teori, menurut Lincoln dan Guba menganggap bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Sedangkan Patton berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (Moleong, 2011: 330-332). Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangulasi sumber yaitu dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan hasil observasi atau sebaliknya, dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

  Dengan teknik triangulasi sumber, penulis membandingkan hasil wawancara orang tua yang bercerai dengan hasil observasi penulis tentang kegiatan keagamaannya, membandingkan apa yang dikatakan orang tua yang single parentdengan apa yang dikatakan oleh anaknya.

8. Tahap-Tahap Penelitian

  Menurut Moleong (2009: 127), dalam tahap penelitian ini terdiri dari tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.

  a.

  Tahap Pra-Lapangan Pada tahapan ini, peneliti harus menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian. Untuk penelitian di Kelurahan Lodoyong Kabupaten Semarang, maka peneliti menyusun rancangan penelitian berupa rumusan penelitian, surat izin penelitian, persiapan untuk penelitian, beberapa rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penelitian, memilih dan menentukan informan, serta meyiapkan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam penelitian.

  b.

  Tahap Pekerjaan Lapangan Tahap ini dibagi atas tiga bagian, yaitu memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, dan berperan serta sambil mengumpulkan data. Dengan demikian, peneliti mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental serta peneliti juga harus mengingat persoalan etika dan menempatkan diri ketika berada di Kelurahan Lodoyong Kabupaten Semarang ini, di antaranya adalah terlebih dahulu sowan untuk menemui

  Ketua KESBANGPOL Kab.Semarang, Camat Ambarawa, Lurah Lodoyong, , dan Ketua RT setempat, selanjutnya melakukan observasi pada anak yang menjadi korban perceraian orang tua dan kemudian mencari/meminta dokumen-dokumen yang ada di Dusun Pandean Kelurahan Lodoyong Kabupaten Semarang untuk dijadikan data penelitian.

  c.

  Tahap Analisis Data Menganalisa hasil temuan data dari penelitian baik secara lisan ataupun tulisan. Semua data yang diperoleh di Dusun

  Pandean Kelurahan Lodoyong Kabupaten Semarang akan dianalisis dan dipilah oleh peneliti.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan untuk mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi. Oleh karena itu, skripsi ini akan penulis susun dengan sistematika sebagai berikut.

  BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang berbagai teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, meliputi pengertian pengertian pendidikan agama anak, perceraian, faktor yang mempengaruhi perceraian orang tua, dampak perceraian terhadap pendidikan agama anak dalam keluarga.

  BAB III: PAPARAN DATA DAN HASIL TEMUAN Bab ini berisi tentang gambaran umum Kelurahan Lodoyong Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang dan data dari hasil penelitian. BAB IV: PEMBAHASAN Bab ini membahas satu persatu tentang analisis data dari hasil penelitian. BAB V: PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perceraian OrangTua 1. Perceraian OrangTua Cerai atau talak adalah melepaskan ikatan perkawinan atau

  putusnya hubungan perkawinan antara suami dan istri dalam waktu tertentu atau selamanya. Perceraian berawal dari kata dasar cerai dan mendapat i awalan “per” dan akhiran “an” yang mempunyai fungsi sebagai pembentuk kata menjadi perceraian yang berarti perbuatan cerai.

  Menurut bahasa, talak berarti menceraikan atau melepaskan. Sedangkan menurut syara’ yang dimaksud talak adalah memutuskannya perkawinan yang sah, baik seketika atau dimasa mendatang oleh pihak suami dengan mengucapkan kata-kata tertentu atau cara yang lain yang menggantikan kedudukan hal tersebut.

  PerceraianmenurutUU No.1 Tahun 1974tentangperkawinanpasal 39 ayat 1 Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak (Nasution, 2002: 221).

  Menurut Anik Farida dkk (2007: 17) dalam buku yang berjudul Perempuan dalam sistem perkawinan dan perceraian diberbagai komunitas dan adat mengatakan bahwa perceraian adalah terputusnya keluarga yang disebabkan karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan dan dengan demikian berhenti melaksanakan kewajibannya didalam keluarga.

  Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, perkawinan dapat putus karena: kematian, perceraian, dan atas keputusan pengadilan. Sedangkan perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak bisa mendamaikan kedua belah pihak (Anik dkk, 2007: 79-80).

  Orang tua adalah pembimbing dan pendidik dalam keluarga yang pertama dan utama bagi anak-anaknya yaitu bapak dan ibu, yang keduanya sangat mendukung terhadap masa depan anaknya.

  Perceraian orang tua adalah terputusnya keluarga atau perpisahan yang terjadi antara ayah dan ibu (suami/istri) yang keduanya tidak bisa didamaikan dihadapan hakim karena alasan tertentu dan tidak bisa menjalankan kewajibannya dalam hal urusan suami istri.

2. Penyebab Perceraian

  Adapun alasan-alasan putusnya perkawinan, baik dengan cerai talak atau cerai gugat, dalam perundang-undangan Indonesia adalah (Afandi, 2004: 126).

  a.

  Apabila salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain-lainnya yang sukar disembuhkan. b.

  Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama 2 tahun berturut-turut tanpa izin pihak yang lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya..

  c.

  Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

  d.

  Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan terhadap pihak yang lain.

  e.

  Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang mengakibatkan tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami/istri.

  f.

  Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

  g.

  Suami melanggar taklik-talak.

  h.

  Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga.

  Diatas itu merupakan alasan-alasan yang bisa diterima oleh hakimuntuk mengabulkan permohonan dalam kasus perceraian. Namun kebanyakan keluarga atau suami/istri yang bercerai karena masalah konflik-konflik yang tidak bisa diselesaikan.

  Perceraian dalam keluarga itu biasanya berawal dari suatu konflik antara anggota keluarga, baik itu dari ayah, ibu, dan anak. Konflik atau pertikaian yang sering terjadi didalam keluarga banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya konflik tersebut. Diantaranya, persoalan ekonomi, perbedaan usia yang besar, keinginan memperoleh anak putra (putri), dan persoalan prinsip hidup yang berbeda. Faktor lainnya berupa perbedaan penekanan dan cara mendidik anak, juga pengaruh dukungan sosial dari pihak luar, tetangga, sanak saudara, sahabat dan situasi masyarakat yang terkondisi, dan lain-lain. Semua faktor ini menimbulkan suasana keruh dan meruntuhkan kehidupan rumah tangga.

  Faktor yang medorong terjadinya konflik rumah tangga (Dagun, 2013:114): a.

  Ekonomi Untuk urusan ekonomi segala hal bisa berubah, banyak orang yang (terpaksa) menggadaikan kesetiaannya hanya demi barang mewah ataupun sebungkus nasi. Karena memang syarat utama untuk menjalin pernikahan adalah mempunyai pekerjaan yang layak dan ekonomi yang cukup untuk kebutuhan keluarga baru setelah menikah. Jika keadaan ekonomi dalam rumah tangga semakin menipis tentu menyebabkan banyak masalah baru sehingga menimbulkan cekcok antara suami-istri.

  b.

  Usia Usia saat menikah, pasanganyang menikah pada usia 20 tahun atau diusia yang lebih muda memiliki kemungkinan perceraian lebih tinggi terutama selama 5 tahun pertama usia pernikahan.

  c.

  Persoalan prinsip Masalah prinsip ini biasanya berkaitan dengan agama, karir, anak, dan lain-lain. d.

  Dukungan dari pihak luar Biasa kasus ini berasal dari dalam keluarga sendiri, bisa dari orang tua, sanak saudara, tetangga ataupun dari sahabat sendiri.

3. Dampak Perceraian

  Percerain mempunyai dampak yang besar untuk keluarga baik ayah, ibu maupun anaknya. Perceraian tidak selamanya menyisakan dampak negatif saja, namun perceraian mempunyai dampak positif dan negatif (Farida, 2007: 59-61).

  a.

  Dampak positif 1)

  Bagi mantan suami/ istri merasa bebas dari tekanan, kesengsaran dan kekerasan.

  2) Mantan suami/istri bisa bekerja dan hasilnya untuk dirinya sendiri dan anak

  3) Anak menjadi lebih mandiri

  4) Anak mempunyai kemampuan untuk bertahan

  5) Beberapa anak menjadi lebih kuat dan bangkit b.