Belajar dari kesetiaan iman Maria guna meningkatkan kualitas hidup beriman umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis - Yogyakarta - USD Repository

  

BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA

GUNA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP BERIMAN UMAT

DI LINGKUNGAN St. IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN

PAROKI JETIS - YOGYAKARTA

   S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh:

  Anastasia Ninda Milla NIM : 031124026

  PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada: Jesus Maria dan Joseph Pelindung Societas yang membimbing dan memberi kekuatan kepadaku,

  Para Suster Societas Jesus Maria dan Joseph (JMJ), Para jemaat kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola, Cokrodiningratan,

  Paroki Jetis-Yogyakarta, Orang tua, saudara-saudaraku, para pembimbingku, dan almamaterku tercinta, serta semua pemerhati Iman jemaat kristiani di mana saja berada.

  

MOTTO

Kekuatan Allah Telah Melengkapi Kelemahanku.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 12 November 2007 Penulis,

  Anastasia Ninda Milla

  

ABSTRAK

  Judul skripsi BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP BERIMAN UMAT DI LINGKUNGAN St. IGNATIUS LOYOLA COKRODINIGRATAN-YOGYAKARTA dipilih berdasarkan keprihatinan penulis setelah melihat umat di lingkungan St. Igantius Loyola Cokrodiningratan yang terkesan belum mampu memahami dan memaknai kesetiaan Maria kepada Allah sesuai dengan iman Gereja. Bagi mereka Maria adalah pengabul doa. Hal ini menunjukkan bahwa bagi umat di lingkungan ini, Maria memiliki posisi atau kedudukan yang sejajar dengan Allah. Padahal Gereja, meskipun telah memberikan gelar kehormatan yang paling tinggi di antara kelompok orang-orang kudus terhadap Maria tetapi tidak pernah memposisikan Maria sejajar dengan Allah. Dalam kesempatan ini penulis fokus pada kesetiaan Maria Bunda Yesus dan mengajak segenap umat Kristiani untuk belajar dari kesetiaan iman Maria sehingga dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup ini tidak putus asa dan tetap setia kepada Allah seperti Maria. Berkaitan dengan hal itu persoalan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan memahami dan memaknai kesetiaan iman Maria, telah sesuai dengan pandangan Gereja atau tidak? Serta bagaimana Katekese Umat dapat membantu umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan dalam meneladani kesetiaan iman Maria guna meningkatkan kehidupan berimannya. Untuk mengkaji persoalan ini diperlukan data yang akurat. Oleh karena itu penyebaran angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan. Di samping itu studi pustaka juga dilaksanakan untuk memperoleh pemikiran-pemikiran yang dapat membantu dalam memahami dan memaknai kesetiaan Maria kepada Allah sesuai dengan iman Gereja.

  Berdasarkan hasil penelitian, penulis melihat bahwa umat di lingkungan itu sebenarnya telah mampu memahami dan memaknai Maria sebagai teladan dalam kesetiaan iman. Dan, berdasarkan ungkapan pengalaman hidup sehari-hari, mereka memaknai Maria sebagai Ibu, bunda, penolong, sahabat dan pengantara doa. Agar pemahaman dan pemaknaan umat terhadap Maria yang demikian dapat semakin mendalam maka penulis mengusulkan program Katekese Umat model Shared

  

christian Praxis. Katekese Umat dalam hal ini difokuskan pada tema Maria dengan

  harapan umat semakin mengenal sosok Maria dengan keteladanan imannya yang setia akan Allah dan mampu menjadikan Maria sebagai sumber inspirasi hidup beriman bagi mereka dalam menghadapi berbagai persoalan hidup sehari-hari.

   ABSTRACT

  The title of the thesis is “LEARNING FROM THE ADHERENCE OF MARY’S FAITH TO RAISE THE QUALITY OF CHRISTIANS’ LIFE IN THE COMMUNITY OF ST. IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PARISH JETIS-YOGYAKARTA COMMUNITY.” The background of this study is based on the concern after observing the Christians’ life in that community. Apparently it seems that they are not so capable to understand Mary’s adherence to God according to the Church faith. They receive and believe in Mary as the one who answers their prayer or request. This shows that they receive Mary and God in the same position or existence. In fact, the Church never puts her in the same position as God, although the Church has given the most honorable title to Mary among the saints.

  The study focuses on Jesus Mother as wellas, Mary’s adherence and invites all the Christians to learn it. Relating to this, it helps the people not to be in despair about their life burdens, but keep in faith to God and also to as Mary. Then, the problem formulation of this study consists of two points. First is, whether the people’s way of understanding Mary’s faithfull adherences is what the Church wants or not. Second is how the catechism helps the Christians in living Mary’s faithfull adherence to increase their spiritual life quality.

  To analyze this problem we need to have accurate data. Therefore, the writer has conducted questioners and interviews. The literary study was also conducted to obtain any supporting ideas in understanding the adherence of Mary. Based on the research, the Christians in that station actually have understood and have perceined of Mary as a model of faithful adherence. In their daily life, they have considered Mary as the Mother, Holy Mother, the Helper their, best friend and the mediator for their prayer to Jesus. To enable them to improve their understanding, the writer proposes a catechism program called Shared Christian

  Praxis

  . The catechism theme focuses on Mary. It is expected that the Christians deeply comprehend the figure of Mary and her faithful deed to God. They also receive Mary as their an inspiring figure of their life faith to overcome with their daily life problems.

KATA PENGANTAR

  Syukur kepada Allah Bapa, Putra, Roh Kudus atas kasih karunia-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: Belajar dari

  

Kesetiaan Iman Maria Guna Meningkatkan Kualitas Hidup Beriman Umat di

Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan-Yogyakarta.

  Skripsi ini diilhami oleh hasil refleksi dan keprihatinan penulis terutama dalam usaha umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Yogyakarta dalam meneladani kesetiaan Iman Maria guna meningkatkan kualitas hidup berimannya. Keterlibatan umat dalam berbagai kegiatan di lingkungan khususnya kegiatan Devosi kepada Bunda Maria yaitu doa Rosario cukup nampak, tetapi pemahaman dan pemaknaannya masih sangat kurang. Oleh karena itu penyusunan skripsi ini dimasudkan untuk membantu umat dalam memahami dan memaknai kesetiaan Maria kepada Allah, sehingga melalui kegiatan devosi kepada Bunda Maria secara wajar dan benar sesuai dengan ajaran gereja mampu membawa mereka pada suatu tahap perkembangan iman yang diharapkan oleh Gereja sendiri.

  Dengan keterlibatannya dalam berbagai kegiatan devosi kepada Bunda Maria, umat juga dapat berperan lebih aktif dalam berbagai kegiatan pendalaman iman yang dilaksanakan di lingkungan dan setiap kegiatan sosial di masyarakat. Selain itu, skripsi ini juga disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  Pimpinan Umum dan para Dewan pimpinan Umum, Pimpinan Provinsi dan 1. para Dewan pimpinan Provinsi Konggregasi Jesus Maria dan Joseph (JMJ), serta para suster yang telah memberi kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk belajar dan mengembangkan diri di IPPAK-USD Yogyakarta Dra. J. Sri Murtini M.Si selaku dosen pembimbing utama sekaligus dosen 2. pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian, waktu, semangat, motivasi, sumbangan pemikiran dengan penuh kesabaran dan cinta kepada penulis. Terima kasih untuk masukan dan kritiknya sehingga penulis diteguhkan dan lebih termotivasi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

  Drs. L. Bambang Hendarto,Y.M.Hum selaku dosen penguji yang telah 3. memberikan motivasi pada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  Bapak P. Banyu Dewa HS. S.Ag., M.Si selaku dosen Penguji, yang telah 4. memberikan semangat dan motivasi bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  Seluruh Staf Dosen Prodi IPPAK-USD, dan seluruh karyawan yang telah 5. mendidik, mengarahkan, mendukung dan membimbing penulis selama belajar sehingga dapat menyelesaikan studi di Prodi IPPAK-USD dengan baik.

  Terima kasih kepada teman-teman angkatan 2003/2004 atas cinta dan 6. persahabatan yang telah terjalin selama 4 tahun di kampus IPPAK-USD.

  7. Seluruh Umat Kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan, paroki-jetis yang telah menyisihkan waktunya untuk mengisi angket dan wawancara.

  8. Pimpinan Komunitas JMJ Trimargo Yogyakarta mulai dari Sr. Immacule Palit JMJ, Sr. Auxilia Tandayu, Sr. Ivonne Pusung JMJ dan para suster JMJ dan OSA anggota komunitas, serta Karyawan/ti yang telah mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini.

  9. Terima kasih kepada semua orang yang tidak dapat diungkapkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  Akhirnya penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, sehingga penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, terutama seluruh umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan.

  Yogyakarta, 12 November 2007 Penulis,

  Anastasia Ninda Mila

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv HALAMAN MOTTO..............................................................................................v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................... vi ABSTRAK............................................................................................................ vii ABSTRACT......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI......................................................................................................... xii DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................xv

  BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................1 A. Latar Belakang Penulisan Skripsi ..........................................................1 B. Rumusan Permasalahan .........................................................................8 C. Tujuan Penulisan....................................................................................8 D. Manfaat Penulisan..................................................................................9 E. Metode Penulisan...................................................................................9 F. Sistematika Penulisan ............................................................................9 BAB II. GAMBARAN UMUM UMAT KRISTIANI DI LINGKUNGAN St. IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PAROKI JETIS- YOGYAKARTA DAN PEMAHAMAN SERTA PEMAKNAANNYA TENTANG KESETIAAN IMAN MARIA ......11 A. Gambaran Umum Umat Kristiani di Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta .............................12 1. Sejarah dan Latar Belakang terbentuknya Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta..........12

  2. Macam-macam Kegiatan Umat di Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta .......................16

  3. Semangat yang Menjiwai Hidup Beriman Umat di Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis- Yogyakarta…….............................................................................18

  B. Penelitian Pemahaman dan Pemaknaan Umat Kristiani di Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis- Yogyakarta Tentang Kesetiaan Iman Maria Kepada Allah ................20

  1. Latar Belakang Penelitian..............................................................20

  2. Rumusan Masalah Penelitian.........................................................22

  3. Tujuan Penelitian ...........................................................................23

  4. Metodologi Penelitian....................................................................23

  5. Variabel Penelitian.........................................................................25

  6. Teknik Analisis Data .....................................................................27

  C. Laporan Hasil Pembahasan, dan Kesimpulan Penelitian.....................27

  1. Laporan Hasil, dan Pembahasan Penelitian.................................27

  2. Kesimpulan Hasil Penelitian..........................................................40 BAB

  III. PANDANGAN GEREJA TENTANG KESETIAAN IMAN MARIA ................................................................................................44

  A. Maria Bagi Umat Kristiani…………………………………………..44

  1. Gambaran Maria .............................................................................44

  2. Maria Typus Gereja .......................................................................46

  3. Maria: Advocata, Auxiliatrix, Adiutrix dan Mediatrix..................47

  B. Keistimewaan Maria dalam Gereja......................................................48

  1. Iman................................................................................................48

  2. Panggilan..................................................................................…..50

  3. Kesetiaan........................................................................................51

  B. Relevansi Keteladanan Kesetiaan Iman Maria ................................................63

  1. Sikap Maria yang Rendah Hati.......................................................64

  2. Sikap Maria yang Penuh Penyerahan Diri Kepada Allah..............66

  3. Ketekunan Maria dalam Doa ..........................................................67

  4. Maria yang Setia terhadap Keputusanya Sendiri............................67

  5. Kepekaan Maria dalam Menanggapi Rencana Allah dalam Hidupnya…………………………………………………69

  BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT DENGAN MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS BAGI UMAT DI LINGKUNGAN St. IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PAROKI JETIS -YOGYAKARTA ...................................................................71 A. Katekese Umat dengan Model Shared Christian Praxis (SCP) ..........71

  1. Katekese Umat (KU) .....................................................................71

  2. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP) dan Langkah- Langkahnya Dalam Katekese Umat ..............................................80

  B. Usulan Program Katekese Umat dengan Model SCP..........................89

  1. Matriks Program Katekese Umat Dengan Model SCP..................91

  2. Contoh Persiapan Katekese Umat Dengan Model SCP................96

  BAB V. PENUTUP .........................................................................................108 A. Kesimpulan ..................................................................................108 B. Saran ............................................................................................111 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................114 LAMPIRAN.........................................................................................................116 . Lampiran I : Deskripsi Hasil Wawancara.............................................. ........(1)

  • Responden I .............……………...........................................(1)
  • >Responden II.. ...........................…………….........................
  • Responden III..............................................…………….........(6)
  • Responden IV. ...............................…….................................(8)
  • >Responden V .........................................................………….
  • Responden VI ..................................................……………..(12)
  • Responden VII ................................................……………...(13)

  Lampiran II : Lagu-Lagu Tentang Maria......................................................….(15)

DAFTAR SINGKATAN

  Singkatan Kitab Suci A. Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian

  Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat (Dipersembahkan kepada Umat

  Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Depatemen Agama RI dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.

  Singkatan Dokumen Resmi Gereja B. LG : Lumen Gentium Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, tanggal 21 November 1964.

  NA : Nostra Aetate Deklarasi tentang Hubungan Gereja dengan Agama- agama bukan Kristen, tanggal 28 Oktober 1965.

  Singkatan Lain C. Art : Artikel FIPA : Fakultas Ilmu Pendidikan Agama FKIP : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  IPPAK : Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik JMJ : Jesus Maria dan Joseph.

  KWI : Konferensi Waligereja Indonesia Prodi : Program Studi S1 : Strata satu SJ : Serikat Jesus STFK : Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik STKAT : Sekolah Tinggi Kateketik

BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan, penulis akan membahas mengenai latar belakang

  penulisan skripsi, rumusan permasalahan, tujuan, manfaat, metode dan sistematika penulisan skripsi. Untuk menjelaskan hal-hal tersebut, berikut ini adalah uraiannya:

A. Latar Belakang Penulisan Skripsi Umat manusia zaman sekarang tidak bisa melepaskan diri dari situasi sulit.

  Situasi sulit itu muncul akibat dari semakin maraknya kemiskinan dan penderitaan yang terjadi. Di sisi lain umat manusia mengalami suatu perkembangan peradaban yang ditandai dengan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Macam- macam hasil penemuan membuat manusia kagum terhadap kemampuan dan kekuasaannya. Umat manusia terkadang lupa terhadap siapa yang paling berkuasa di alam semesta ini. Kehadiran Allah dengan mudah dilupakan.

  Umat manusia merasa bahwa dengan berbagai sarana yang canggih, dirinya dapat memenuhi segala kebutuhannya yang tanpa batas. Ironisnya, tidak sedikit umat manusia yang kemudian cemas terhadap hidupnya sendiri. Perasaan takut dan bingung kerap kali menghantui hidupnya manakala masalah datang bertubi-tubi.

  Dewasa ini banyak masalah yang membuat umat manusia tidak berdaya. Misalnya bencana alam, konflik antar kelompok masyarakat, ekonomi keluarga, hubungan pasangan suami-istri dan anak, serta masih banyak persoalan lain yang cukup kompleks. Umat manusia menjadi tidak berdaya manakala harus berhadapan dengan pertanyaan soal perannya, tujuannya dan eksistensinya di dunia ini. Situasi ini juga dirasakan oleh segenap umat Kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola penulis melihat bahwa tidak sedikit permasalahan yang muncul dan membuat penghayatan iman umat menjadi kurang mendalam. ( Observasi penulis) Umat Kristiani di lingkungan inipun tidak bisa lepas dari pengaruh modernisasi yang sangat menonjol terutama dalam bidang industri, teknologi, dan komunikasi baik yang berbentuk hiburan maupun yang mengarah pada peningkatan ekonomi, sosial, dan politik. Tidak jarang umat yang mengeluh soal hidup terutama manakala mereka harus masuk dalam situasi yang semakin menguras tenaga, pikiran, dan harta benda. Tetapi ada juga anggota umat yang merasa semakin nyaman dengan hidupnya yang berlimpah harta kekayaan. Bagi mereka bila tidak hati-hati dapat dibutakan oleh kebutuhan-kebutuhan materi belaka, sehingga tenggelam dalam arus konsumerisme, hedonisme, individualisme dan pragmatisme.

  Situasi zaman semakin lama semakin berkembang. Umat di lingkungan inipun turut berkembang. Dalam situasi zaman yang semakin berkembang menuntut semua orang, tidak hanya umat Kristiani di lingkungan ini untuk mengambil sikap dan pilihan. Berbagai sikap hidup ditampilkan manusia hanya demi mempertahankan eksistensi diri. Dan banyak pilihan yang ditawarkan demi hidup yang lebih baik di masa datang. Jika tidak hati-hati dan selalu berpegangan pada iman kepercayaan pada Allah, bisa-bisa arus negatif dari kemajuan jaman menyeretnya dalam jurang kehancuran. Dalam menyikapi situasi hidup ini, tidak sedikit juga umat yang semakin berpegang kuat pada Allah. Tidak kurang juga umat yang berusaha kembali kepada Allah yang diimani sebagai yang maha kuasa. Adapun sikap atau tindakan yang dilakukan oleh umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan adalah devosi kepada orang-orang kudus. Misalnya devosi kepada hati kudus Yesus dan devosi kepada Bunda Maria. Dalam kesempatan ini penulis akan memfokuskan Kristiani untuk belajar dari kesetiaan iman Maria sehingga dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup ini tidak lantas putus asa dan tidak percaya pada Allah.

  Adapun alasan penulis memfokuskan penulisan skripsi pada dua hal di atas adalah karena prihatin melihat umat yang menurut hemat penulis belum mampu memahami dan memaknai kesetiaan Maria kepada Allah sesuai dengan iman Gereja. Dengan kata lain, penghayatan iman umat di lingkungan ini terhadap Maria menunjukkan indikasi yang kurang sesuai dengan pokok ajaran iman Kristiani.

  Maria tidak lagi dipandang sebagai pengantara doa melainkan pengabul doa. Umat di lingkungan ini cenderung untuk mensejajarkan Maria dengan Allah, hal ini berdasarkan pengamatan penulis dalam mengikuti kegiatan doa di lingkungan secara khusus doa Rosario yaitu doa permohonan umat yang didoakan dalam doa rosario. Padahal Gereja, meskipun telah memberikan gelar kehormatan yang paling tinggi di antara kelompok orang-orang kudus terhadap Maria tetapi tidak pernah memposisikan Maria sejajar dengan Allah. Berkaitan dengan hal ini, seorang imam Fransiskan yang bernama (Kristiyanto 1988:25) menuliskan dalam bukunya yang berjudul “Maria dalam Gereja” demikian: “Gereja meyakini bahwa Maria sebagai tanda harapan yang pasti serta hiburan bagi umat Allah yang berziarah”. Dalam hal ini Kristiyanto mencoba mengangkat LG art. 68. Menurutnya, pada art. 68 terkandung keyakinan Gereja bahwa melalui sosok Santa Perawan Maria Gereja memperoleh gambaran tentang dirinya yakni Gereja yang sedang dalam peziarahan di dunia dan sedang menantikan keselamatan.

  Salah satu doktrin Gereja tentang Maria yakni Maria diangkat ke surga telah menunjukkan bahwa sebenarnya gereja meyakini bahwa itulah citra gereja di masa depan. Artinya, jika segenap umat Kristiani mampu bersikap seperti Maria dan jika kelak akan diselamatkan dan dimuliakan Allah di surga. Seperti halnya hidup Maria yang sederhana, penuh iman, harap dan cinta demikianlah hendaknya kita sebagai umat Kristiani yang sama-sama berimankan akan Yesus Sang Mesias. Sosok Maria yang dikenal oleh Gereja telah mampu memberikan pengharapan baru bahwa juru selamat pasti akan datang dan menolong siapa saja yang selalu menggantungkan hidupnya pada penyelenggaraan Ilahi dan selalu setia terhadap segala rencanaNya. Pemahaman dan keyakinan yang seperti inilah yang seharusnya dihayati oleh umat Kristiani tanpa kecuali sehingga praktek iman terhadap Allah, Yesus, Roh Kudus dan Maria nampak lebih dewasa.

  Praktek iman dewasa yang dimaksud dalam hal ini adalah bahwa praktek iman dilakukan secara proporsional. Persoalan hidup yang dirasakan itu salah satunya adalah soal perkembangan hidup beriman sebagai orang Kristiani. Berikut ini adalah beberapa contoh persoalan kehidupan beriman yang kerap dihadapi oleh umat di lingkungan ini: kawin campur, keaktifan anggota umat dalam berbagai kegiatan Gereja baik di lingkungan maupun di paroki dan tingkat pengetahuan iman dari para orang tua Katolik yang kurang memadai sehingga tidak mampu mendidik anak- anaknya sesuai dengan pokok ajaran iman Kristiani sesuai dengan harapan Gereja. Persoalan-persoalan hidup beriman di atas, menurut hemat penulis lebih disebabkan karena pendampingan iman dalam keluarga sangat kurang dan bahkan dalam keluarga sendiri kurang ada perhatian mengenai pelestarian iman anak.

  Orang tua sibuk bekerja sehingga tidak sempat berkomunikasi dengan anak- anaknya (hal ini berdasarkan pengamatan penulis dan sharing pengalaman dari beberapa anggota umat). Maka, tidak heran jika kualitas hidup beriman umat Kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan ini masih perlu ditingkatkan lebih baik lagi. Pernah suatu ketika, penulis bertemu dengan salah satu umat yang mensharingkan pengalamannya bahwa anaknya lebih senang ke Masjid karena setiap sore hari anaknya melihat anak-anak berbondong-bondong ke Masjid dengan perlengkapan mengaji, tetapi apabila diajak untuk ke Gereja anaknya tidak mau berangkat (Observasi Penulis). Bagi saya ini suatu kendala bahwa pengaruh lingkungan juga sangat berperan dalam membangun iman. Situasi semacam ini bisa dikatakan sebagai kegoncangan hidup rohani.

  Kegoncangan hidup rohani ini nampak dalam kehidupan umat sebagai warga Gereja khususnya umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan.

  Kegoncangan itu di antaranya adalah banyak umat yang sulit untuk diajak berkumpul untuk membangun paguyuban, sehingga mereka merasa tidak perlu lagi untuk berkumpul atau berdoa bersama seperti dalam pendalaman iman dan pelayanan-pelayanan sosial lainnya. Pelayanan itu cenderung dilakukan oleh orang- orang tertentu atau pengurus lingkungan yang menjabat sebagai pengurus pada periode yang bersangkutan.

  Semangat untuk terlibat dan berkorban untuk orang lain mulai kurang. Lain dari pada itu umat cenderung menggantungkan diri kepada orang yang sering berkecimpung dalam pelayanan pastoral, sehingga mereka sudah merasa aman dengan dirinya sendiri tanpa harus memikirkan tugas. Dan keprihatinan itu memunculkan sikap egoisme pada diri umat yang sedikit banyak berpengaruh dalam kehidupannya dalam bermasyarakat. Dengan melihat situasi lingkungan yang demikian, penulis merasa perlu untuk membantu umat sehingga mereka dapat kembali merasakan bahwa Allah sungguh-sungguh maha baik dan penyayang. Pada kesempatan ini, penulis mengajak segenap anggota umat Kristiani di lingkungan ini hidup. Seperti halnya dalam Konsili Vatikan II telah dibahas tentang Maria sebagai teladan Gereja yang ulung. Sebagai pribadi manusia, Maria itu juga anggota Gereja dalam arti bahwa Maria termasuk dalam persekutuan orang beriman di dunia ini, sekaligus ia mendapat tempat yang istimewa sebagai bunda segenap orang beriman karena kesetiaannya akan Allah.

  Karena itu sebagai anggota Gereja umat beriman pun pada tempatnyalah hidup meneladan Maria (LG, art. 53). Gereja sebenarnya telah mengajak semua anggota umat Kristiani yang ada di dunia ini untuk bersama-sama melihat dan meneladani Maria. Kesetiaan Maria ini nampak dalam sikap Maria menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel (Luk 1:38), keberanian Maria dalam menjawab “YA” terhadap panggilan Tuhan dengan iman yang total dan dari lubuk hatinya yang paling dalam ia memuji keagungan Allah (Luk 1:67).

  Membagikan kegembiraan yang datang dari Allah kepada orang lain dalam hal ini adalah St. Elisabet saudarinya (Luk 1:39), keterlibatan Maria dalam pelayanan kepada sesama, yakni dalam pernikahan di Kana (Yoh 2:1), Maria mencari Yesus yang hilang di bait Allah (Haring, 1992:86), Maria menemani Yesus dalam jalan salib hingga sampai puncak Golgota (Yoh 19:25). Maria pantas menjadi teladan bagi setiap orang beriman.

  Kesetiaan iman Maria inilah yang seharusnya diteladani oleh segenap umat Kristiani. Hidup meneladan Maria berarti bertindak seperti Maria sebagaimana kita kenal lewat kesaksian Kitab Suci yang kemudian diperkaya dalam terang pemahaman Konsili Vatikan II. Dalam praktek hidup beriman umat di lingkungan ini, Maria menjadi bunda pengantara segala rahmat. Segala permohonan disampaikan, segala harapan diungkapkan dan setiap suka duka dibagikan kepada Bunda Maria dan semua doa itu ditujukan kepada bunda Maria. Penulis mendapat kesan bahwa Bunda Maria menjadi setara dan sejajar dengan Yesus atau Allah Bapa. Penghayatan iman yang lebih bersifat sentimentil, emosional terjadi di lingkungan ini. Penghayatan iman umat menjadi kurang dewasa.

  Pengetahuan iman tentang Allah, Yesus dan bahkan Maria sendiri kurang menjadi fokus perhatian umat. Umat sendiri lebih mementingkan praktek hidup doa yang devosional yang cenderung pasif. Umat kurang tertarik dengan kegiatan pendalaman iman yang mendorong mereka berpikir, berefleksi, berbicara, berpendapat di hadapan orang lain. Ini merupakan bentuk hidup beriman yang kurang dewasa.

  Keprihatinan ini mengundang perhatian penulis untuk lebih bersikap proaktif dalam menyikapi situasi semacam ini. Maka dalam kepentingan inilah, penulis menyusun skripsi dengan judul: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA

  

GUNA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP BERIMAN UMAT DI

LINGKUNGAN St. IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PAROKI

JETIS - YOGYAKARTA Rumusan Permasalahan B.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan pokok yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan 1. memahami dan memaknai kesetiaan iman Maria?. Bagaimana pandangan Gereja tentang kesetiaan iman Maria? 2. Bagaimana katekese umat dapat membantu umat di lingkungan St. Ignatius 3.

  Loyola Cokrodiningratan dalam meneladani kesetiaan iman Maria guna meningkatkan kehidupan berimannya?

C. Tujuan Penulisan

  Skripsi ini ditulis dengan tujuan: 1. Mengetahui pemahaman dan pemaknaan umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan tentang kesetiaan Maria? 2. Mengetahui pandangan gereja tentang kesetiaan Maria.

  3. Memberikan sumbangan katekese yang dapat membantu umat dalam meningkatkan kualitas iman dengan belajar dari kesetiaan Maria.

  4. Memenuhi persyaratan kelulusan Sarjana Srata Satu (SI) IPPAK-JIP-FKIP- USD-Yogyakarta

D. Manfaat Penulisan 1.

  Penulis dapat mengetahui situasi, pemahaman dan pemaknaan umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan tentang kesetiaan iman Maria serta membantu mereka untuk meningkatkan kualitas beriman mereka.

  2. Umat semakin memahami secara lebih dewasa dan jelas tentang Maria dan keteladanan kesetiaan imannya.

  3. Umat semakin mengetahui devosi kepada Maria yang benar dari ajaran Gereja.

  4. Memberikan suatu sumbangan katekese bagi para Katekis dan tokoh umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan, agar mampu membuat katekese yang sesuai dengan situasi dan kondisi umat setempat.

E. Metode Penulisan

  Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis. Yang dimaksud dengan metode ini adalah bahwa penulis akan menggambarkan permasalahan yang ada, dalam hal ini data diperoleh melalui pengamatan, penelitian dan studi pustaka. Data-data tersebut akan dianalisis dan direfleksikan guna meningkatkan kualitas iman umat Kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan.

  Sistematika Penulisan F.

  Bab I : Penulis akan memaparkan tentang pendahuluan yang berisi: latar belakang penulisan skripsi, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

  Bab II : Penulis akan memaparkan hasil penelitian tentang pemahaman dan pemaknaan umat di Lingkungan St.Ignatius Loyola Cokrodiningratan terhadap kesetiaan iman Maria serta usaha-usaha yang telah mereka dilakukan guna meningkatkan kualitas beriman.

  Bab III : Penulis akan membahas tentang konsep Kesetiaan Maria berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi Gereja dengan memaparkan pengertian iman, panggilan dan kesetiaan Maria. Bab IV : Penulis akan membuat program Katekese Umat dengan model SCP bagi umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan -Yogyakarta sebagai bentuk aplikasi dari teori yang telah dibahas pada bab III dan sesuai dengan persoalan yang dipaparkan di bab II.

  Bab V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran demi terwujudnya kehidupan beriman yang berkualitas.

  

BAB II

GAMBARAN UMUM UMAT KRISTIANI

DI LINGKUNGAN St. IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN

PAROKI JETIS-YOGYAKARTA DAN PEMAHAMAN SERTA

PEMAKNAANNYA TENTANG KESETIAAN IMAN MARIA

Untuk menjawab permasalahan pertama dari skripsi ini, pada bab II penulis

  akan membagi pembahasan menjadi tiga sub bab yaitu di bawah ini akan dideskripsikan.

  Pada sub bab pertama, penulis memaparkan gambaran umum umat Kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta. Adapun hal-hal yang akan dibahas adalah mengenai sejarah, latar belakang terbentuknya lingkungan dan macam-macam kegiatan yang dilakukan, serta semangat yang menjiwai umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis- Yogyakarta.

  Pada sub bab kedua, penulis memaparkan penelitian pemahaman dan pemaknaan umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis- Yogyakarta tentang kesetiaan iman Maria. Adapun hal-hal yang digali dalam penelitian ini antara lain, pemahaman dan pemaknaan kesetiaan iman Maria yang berkaitan dengan siapa Maria, bagaimana bentuk-bentuk devosi Maria, bagaimana usaha-usaha yang dilakukan dan faktor-faktor penghambat yang dialami umat berkaitan dengan usaha meningkatkan kualitas hidup beriman mereka.

  Sedangkan dalam sub bab ketiga, penulis memaparkan pembahasan hasil dan

  

A. Gambaran Umum Umat Kristiani di Lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta

  Untuk mengetahui gambaran umum umat Kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan, penulis akan menguraikan sejarah dan latar belakang terbentuknya lingkungan, kegiatan-kegiatan yang ada dan semangat yang menjiwai umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan berdasarkan hasil studi buku panduan lingkungan dan pengamatan lapangan. Berikut ini adalah uraiannya:

  Sejarah dan Latar Belakang terbentuknya Lingkungan St. Ignatius Loyola 1. Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta

  Berdasarkan dokumen lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan ( Sukirman 2003: 14), yaitu Sejarah dan Latar Belakang lingkungan dijelaskan sebagai berikut: Sebelum 1964 Paroki Jetis merupakan salah satu bagian dari paroki Kota Baru. Saat itu, paroki Jetis belum menjadi paroki melainkan stasi. Seturut perkembangan jumlah umat maka tepat pada tahun 1964, stasi Jetis memisahkan diri dari Paroki Kotabaru dan berdiri sendiri sebagai paroki dengan nama Paroki St. Albertus Agung Jetis-Yogyakarta dengan pastor parokinya adalah Romo. HS Notosusilo, Pr. Pada tahun 1964 itu, Paroki Jetis cukup berkembang dengan pesat.

  Hal ini nampak dalam jumlah umat yang terbagi dalam 4 kring. Adapun nama-nama kring yang ada saat itu antara lain: kring Jetisharjo, kring Gondolayu, kring Pancawinatan dan kring Bangirejo. Cikal bakal lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan itu sendiri adalah berasal dari kring Bangirejo. Pada waktu itu kring Bangirejo diketuai oleh Bpk. P.C Slamet (alm). Kring Bangirejo sendiri saat itu meliputi empat lingkungan antara lain: lingkungan Cokrodiningratan, lingkungan Blunyah, lingkungan Karangwaru dan lingkungan Bangirejo sendiri. Dibandingkan berkembang pesat. Pada bulan Agustus 1964, lingkungan ini memisahkan diri dari kring Bangirejo dan berdiri sendiri sebagai kring Cokrodiningratan. Adapun tempat peresmiannya dilaksanakan di tempat Bpk. Mujiono dan diresmikan oleh pastor paroki dan pada saat itu juga terpilihlah ketua kring Cokrodiningratan yang pertama yakni Bpk. D. Soekirman. Dalam menjalankan tugasnya sebagai ketua kring, Bpk. D. Soekirman dibantu dan didampingi oleh sesepuh dan para tokoh umat di paroki Jetis antara lain: Bpk. Ph Kartosudarmo, Bpk B. Supardi dan Bpk Vic. Irlan. Saat ini ketiga-tiganya sudah meninggal dunia. (Sukirman.2003:16).

  Pada saat kring Cokrodiningratan berdiri, umatnya masih belum banyak, kira- kira 12 keluarga dengan jumlah jiwa 40 orang. Pada awal berdirinya, lingkungan Cokrodiningratan belum mempunyai santo pelindung. Untuk memilih siapa santo pelindungnya, umat dari lingkungan ini berdoa dengan khusuk. Pada bulan Oktober 1964 umat di lingkungan ini mengadakan doa rosario sebulan penuh (Sukirman 2003:16).

  Selain memuliakan Maria sebagai intensinya, juga dalam doa itu dibacakan riwayat para kudus dengan tujuan untuk mencari dan memilih santo pelindung. Dari sekian banyak orang kudus yang telah dibaca dan direnungkan akhirnya dipilihlah St. Ignatius Loyola sebagai Pelindung Kring Cokrodiningratan. Adapun waktu peresmiannya adalah pada bulan November 1964 oleh Romo HS. Notosusilo, Pr dalam suatu misa Kudus bertempat di rumah Bapak B. Supardi, dan sampai sekarang pesta nama St. Ignatius Loyola yang jatuh pada tanggal 31 Juli, selalu diperingati dan dirayakan. Untuk memeriahkan kesempatan ini, biasanya umat mengadakan berbagai kegiatan, antara lain misa kudus, lomba membaca Kitab Suci, dan lomba memasak tidak berlangsung lama dan pada tahun 1980, nama kepamongan diganti menjadi lingkungan hingga sekarang. Tahun 2007 Paroki Jetis sendiri telah terbagi dalam 4 wilayah dan 1 paroki administratif (Paroki Nandan).

  Keempat wilayah itu antara lain: Wilayah I terdiri dari: Lingkungan Bumijo, lingkungan Gowongan, lingkungan a. Penumping dan lingkungan Poncowinatan. Wilayah II terdiri dari: Lingkungan Bangunrejo, lingkungan Kricak, b. lingkungan Jatimulyo Alfonsus, lingkungan Jatimulyo Thomas, lingkungan Jatimulyo Paulus; Wilayah III terdiri dari: Lingkungan Bangirejo. Lingkungan Blunyah, c. Lingkungan Karangwaru, dan lingkungan Cokrodiningratan. Wilayah IV Lingkungan Jogoyudan Kidul, Jogoyudan Lor. Lingkungan d. Cokrokusuman dan Lingkungan Jetisharjo (Dokumen Lingkungan 2006.17):.

  Dari pembagian wilayah di atas kita dapat melihat bahwa lingkungan St. Ignatius Cokrodiningratan termasuk dalam wilayah III. Adapun jarak dari lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan ke paroki ada sekitar 500 m.

  Lingkungan ini berada di kelurahan Cokrodiningratan, kecamatan Jetis-Yogyakarta. Seturut perjalanan waktu, lingkungan inipun berkembang meskipun tidak sangat pesat tetapi telah mampu menunjukkan bahwa secara perlahan-lahan namun pasti lingkungan ini menunjukkan perkembangannya. Hal ini nampak dari jumlah umatnya. Dalam kurun waktu 38 tahun, lingkungan ini telah mengumpulkan 65 kk atau jumlah jiwa 175 orang sebagai anggota ( Dokumen lingkungan 2006:10-11).

  Untuk semakin memperkembangkan kualitas hidup beriman umat lingkungan Boromeus (CB) dan Societas Jesus Maria dan Joseph (JMJ). Kedua tarekat itu adalah milik para suster yang berkarya dalam bidang yang berbeda. Tarekat CB bergerak dibidang kesehatan dan pendidikan serta tarekat JMJ sebagai komunitas studi para suster muda JMJ. Selain tugas studi para suster juga terlibat dalam lingkungan baik dalam pendalaman iman, kegiatan koor, kunjungan orang sakit dan memimpin ibadat-ibadat yang dilakukan di lingkungan.

  Dari segi letak geografisnya, lingkungan ini termasuk ke dalam wilayah perkotaan. Banyak gedung sekolah, kantor pemerintahan, rumah sakit, pasar dan berbagai fasilitas umum lainnya. Hal ini menyebabkan seluruh kehidupan umat dipengaruhi suasana dan permasalahan kehidupan kota yang sangat kompleks. Dari segi sosial-budaya, lingkungan ini umumnya dihuni oleh orang-orang yang ramah, dan berpendidikan. Hal Ini nampak dalam berbagai kegiatan yang diikuti bersama tetangga sekitar seperti kegiatan RT, RW ataupun kelurahan dan arisan Ibu-ibu. Demikian juga kegiatan yang dilakukan antar umat Kristiani sendiri di lingkungan seperti ibadat sabda, pendalaman iman, persekutuan dan pelayanan, ibadat rosario dan kunjungan sosial. Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa dari pengamatan penulis melihat keaktifan umat dalam setiap peribadatan lingkungan yang paling diminati oleh umat adalah ibadat rosario saja.

  Ibadat rosario diadakan setiap hari pada bulan Mei dan Oktober. Kehidupan sosial-ekonomi umat lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan sangat beragam. Berbagai macam latar belakang tingkat ekonomi dan mata pencaharian ada di lingkungan ini. Mulai dari buruh, pedagang/wiraswasta, karyawan swasta, guru sampai pegawai negeri ada semua. Meskipun demikian, tidak ada perbedaan yang menyolok antara keluarga satu dengan yang lainnya walaupun terdapat tingkat atas, ada, umat St Ignatius Loyola Cokrodiningratan, tentunya mengalami suatu tantangan dalam membangun dan memelihara serta meningkatkan kehidupan beriman mereka.

  Suatu kendala yang kerap dihadapi adalah masalah keluarga yang kawin campur, kurangnya pendampingan iman dalam keluarga dan juga kurangnya pemahaman ajaran iman dari para orang tua. Itulah sekilas sejarah terbentuknya dan perkembangan lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan.

  Macam-macam Kegiatan dalam Mengembangkan Kehidupan Beriman Umat di 2. Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta saat ini Dalam usaha mengembangkan kehidupan iman, umat Kristiani di lingkungan

  St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis kerap kali mengadakan berbagai kegiatan rutin. Berikut ini adalah macam-macam kegiatan rutin mulai dari kegiatan rutin harian, bulanan dan tahunan yang dilakukan oleh umat di lingkungan ini.

  Kegiatan Rutin Harian Umat Di Lingkungan St. Ignatius Loyola a. Cokrodiningratan Paroki Jetis –Yogyakarta

  Dalam mengisi hari-harinya, umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan secara kreatif menyusun berbagai macam program kegiatan sehingga setiap hari selalu ada kesempatan untuk bertemu dan saling meneguhkan iman masing-masing.

  Adapun program kegiatan yang kerap kali mereka lakukan antara lain: kunjungan orang sakit yang diadakan setiap hari Rabu, pendalaman iman dan doa rosario setiap hari Kamis, latihan koor setiap hari Jumat, pendalaman Iman anak setiap hari Sabtu dan hari minggu, serta kunjungan keluarga oleh Tim Pastoral yang dilakukan satu kali dalam seminggu.

  Kegiatan-kegiatan harian ini merupakan momen yang sangat penting bagi umat, di mana dengan melakukan kegiatan rutin tersebut, selain dapat saling meneguhkan dalam iman, masing-masing anggota umat Kristiani juga dapat semakin menjalin tali persaudaraan dalam satu iman.

  Kegiatan Rutin Bulanan Umat Di Lingkungan St. Ignatius Loyola b. Cokrodiningratan Paroki Jetis –Yogyakarta

  Dalam setiap bulan, umat di lingkungan ini mendapat pelayanan dari para pastor yang ada di paroki. Pelayanan itu berupa misa lingkungan dan kunjungan pastor paroki. Melalui kegiatan itu, Gereja berharap umatnya dapat semakin disegarkan dan dikembangkan dalam hal iman. Sejauh pengamatan penulis, kegiatan ini sungguh-sungguh mampu memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan hidup umat. Melalui kegiatan ini umat semakin menyadari akan arti dan pentingnya perayaan ekaristi serta keberadaannya dalam lingkungan.

  Sebagai makhluk sosial umat Krisitini juga menyadari dengan saling mengunjungi satu sama lain akan memperkembangkan iman, saling meneguhkan satu dengan yang lain dan dalam kebersamaan mereka mampu menghayati imannya dengan lebih baik. Sungguh merupakan momen yang sangat tepat bagi umat untuk semakin berkembang dalam hidup beriman, jika kegiatan bulanan ini dapat terus- menerus dipertahankan atau jika mungkin semakin dikembangkan.

  Kegiatan Rutin Tahunan Umat Di Lingkungan St. Ignatius Loyola c. Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta

  Selain kegiatan rutin harian dan bulanan, umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan juga kerap kali mengadakan kegiatan tahunan. Kegiatan pelindung lingkungan yang diadakan setiap tgl 31 Juli dan ziarah bersama pada bulan Oktober dan Misa tutup tahun pada akhir bulan Desember. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut umat diajak untuk mensyukuri segala kasih dan rahmat berlimpah dari Allah selama satu tahun mereka hidup bersama dan berjuang memperkembangkan iman Kristianinya. Karena kegiatan ini hanya dilakukan sekali dalam setahun, tidak sedikit dari anggota umat lingkungan sangat antusias dalam menyelenggarakan kegiatan ini.

  Sejauh pengamatan penulis, kegiatan tahunan biasanya dibuat lebih kreatif dan interaktif sehingga umat cukup antusias dalam mengikutinya.

  Semangat yang Menjiwai Hidup Beriman Umat di Lingkungan St. Ignatius 3. Loyola Cokrodiningratan

  Pada awal mulanya lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan belum mempunyai santo pelindung. Pada awal bulan November 1964, setelah melalui proses yang cukup panjang (novena selama satu bulan penuh) akhirnya dipilihlah St. Ignatius Loyola sebagai Santo pelindung dari lingkungan ini. Adapun sebagai alasan umat memilih St. Ignatius Loyola sebagai santo pelindung adalah karena melihat perjuangan dan kesungguhan dari umat sendiri untuk menjadi anggota Gereja. Pada saat terbentuknya lingkungan ini, banyak umat yang memiliki semangat berkorban dan melayani bagi sesamanya. Ketekunan dalam doa juga menjadi salah satu alasan mengapa St. Ignatius Loyola dipilih sabagai santo pelindung.

Dokumen yang terkait

Perbandingan kualitas hidup anak palsi serebral yang mendapat terapi fisik lebih dari 10 bulan dengan kurang dari 10 bulan

3 64 77

Kerukunan hidup umat beragama di sekolah : studi kasus di SMK Yadika 5 Pondok Aren

2 43 77

Poster lingkungan hidup

1 19 27

Makalah kualitas lingkungan hdp berdasar

1 12 9

Strategi kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Mts negeri 2 Rantauprapat - Repository UIN Sumatera Utara

1 2 99

2. UU No. 172007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional: “Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip- - DOCRPIJM 77bba06195 BAB VIIIBab 8.Akhir.Aspek Sosial dan Lingkungan

0 0 23

2. UU No. 172007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional: “Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang” 3. Peraturan Presiden No

0 0 32

2. UU No. 172007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional: “Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang” 3. Peraturan Presiden No

0 0 65

2. UU No. 172007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional: “Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu - DOCRPIJM 1501484657BAB VIII ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

0 0 58

1.1 Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia dalam kehidupan di lingkungan sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara 2.1 Menghargai keluhuran nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa - PROGRAM SEMES

0 1 19