HUBUNGAN KONFORMITAS DAN KECENDERUNGAN PERILAKU KONSUMTIF REMAJA SMP XAVERIUS 4 BANDAR LAMPUNG PADA PRODUK PONSEL NOKIA

  

HUBUNGAN KONFORMITAS DAN KECENDERUNGAN

PERILAKU KONSUMTIF REMAJA SMP XAVERIUS 4

BANDAR LAMPUNG PADA PRODUK PONSEL NOKIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Martha Lia

NIM : 029114039

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  Tanpa semangat,

tak ada pekerjaan besar dapat diciptakan ….

  .emerson. Karya ini dipersembahkan untuk,

Kedua orang tuaku, babe dan nyak,

Nenek, Novel dan Vanny,

  Be 5509 jj,

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skipsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, Penulis

  ( Martha Lia )

  

ABSTRAK

Hubungan Konformitas Dan Kecenderungan Perilaku Konsumtif Remaja

SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Pada Produk Ponsel Nokia

  Martha Lia Yogyakarta : Fakultas Psikologi Jurusan Psikologi Program Studi Psikologi

  Universitas Sanata Dharma Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan konformitas dan kecenderungan perilaku konsumtif remaja SMP Xaverius 4 Bandar Lampung pada produk ponsel Nokia. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan antara konformitas dan kecenderungan perilaku konsumtif remaja SMP Xaverius 4 Bandar Lampung pada produk ponsel Nokia.

  Subyek penelitian adalah siswa siswi SMP Xaverius 4 Bandar Lampung sebanyak 100 orang yang berusia 13 sampai 16 tahun dan menggunakan ponsel Nokia. Alat pengumpulan data yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala konformitas dengan reliabilitas sebesar 0,7559 dan skala kecenderungan perilaku konsumtif pada ponsel Nokia dengan reliabilitas sebesar 0,8650. Kedua variabel ini disusun menggunakan metode rating yang dijumlahkan.

  Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik Product Moment dari Pearson. Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,683 dengan p = 0,000 (p<0,005). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima, ini berarti ada hubungan signifikan antara konformitas dan kecenderungan perilaku konsumtif remaja SMP Xaverius 4 pada ponsel Nokia.

  

ABSTRACT

Relation Of Between Conformity And The Consumtive Behavioral Tendency

th

  

Of Toward Nokia Cellular Phone at Adolescent in Xaverius 4 Junior High

School

  Martha Lia Yogyakarta : Psychology Faculty, Psychology Majors, Program Study Of

  Psychology of Sanata Dharma University This research aim to know the relation between conformity and tendency of

  th

  consumptive behavior toward Nokia cellular phone at Xaverius 4 Junior High School. The hypothesis of this research there is relation between conformity and tendency of consumptive behavior toward Nokia cellular phone at student in

  th Xaverius 4 Junior High School. th

  The subject of this research are 100 students in Xaverius 4 Junior High School which have age between 13 up to 16 year and using Nokia cell phone. Appliance of data collecting used consisted by two measuring instrument that is conformity scale with reliability 0,7559 and tendency consumptive behavior scale toward Nokia cell phone with reliability 0,8650. Both variable compiled with summated rating method.

  This research data analysed using Product Moment technique of Pearson with correlation coefficient 0,683 with p = 0,000 (p<0,005). This research result indicated that the hypothesis are accepted and there is a relation which significant between conformity and tendency of consumptive behavior toward Nokia cell

  th phone at adolescent in Xaverius 4 Junior High School.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadiran Allah SWT Tuhan seluruh alam yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat dan salam tidak lupa kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW serta sahabat.

  Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Konformitas Dan Kecenderungan Perilaku Konsumtif Remaja SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Pada Produk Ponsel Nokia” disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  Saya sadar bahwa selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasih pada :

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi

  Universitas Sanata Dharma yang telah memberi banyak kesempatan dalam penyusunan skripsi ini.

  2. Ibu Kristiana Dewayani, S.Psi., M.Si, selaku dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga serta dengan penuh kesabaran.

  3. Ibu Titik Kristiyani, S.Psi., selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswi Universitas Sanata Dharma.

  5. Mas Gandung, Mas Doni, Mas Muji dan Pak Gik, terimakasih untuk bantuan kelancaran administrasinya.

  6. Kedua orang tuaku, Bapak Budi Nur Cahyono & Rosmawati Barus, terimakasih atas segala bentuk dorongan dan dukungan yang luar biasa serta kesempatan yang telah diberikan kepada penulis.

  7. Nenek, Om Heru, adik-adiku Novel dan Vanny atas dukungan dan doanya.

  8. Budi Cahyono dan keluarga, Mba Tuti, Mba Rina dan Mba Nani, untuk semua bantuan dan keramahtamahannya selama ini.

  9. Bapak Yayerdi dan Ibu Malindawati beserta keluarga, Yogga, adiku Nova dan Vitho, terimakasih untuk semua dukungan dan doanya.

  10. Sobat lama Melly dan Rina matur nuwun buat supportnya dari jauh.

  11. BE 5509 JJ yang menemani selama perjuangan.

  12. Teman-teman Blunyahrejo, Budi, Toto, Bang Abib, Bang Fadli, Bang Iwan, Bang Opik, Bang Rahmat.

  13. Teman-teman Anakewong Production, Anjar, Acan, Payung, Pak Eko, Didit, Aldrin, Bhecek, U’unk, Ule’, Sei, Asep, Riska plus Ka Theo.

  14. Ekspedisi Malang Bang Coco, Agung, Trimbil, Yoppi, Anas.

  15. Keluarga Pelajar Mahasiswa Bandar Lampung (GARIS ALAM) Wahyu, Ajay, Dian, Billy, Andrie, Faisole, Ryan, dll.

  16. Eliz, Dodo, Meliana dan teman-teman Psikologi angkatan 2002 Selamat Berjuang !!

  DAFTAR ISI Judul …………………………………………………………………… i

Persetujuan Pembimbing …………………………………………… ii

Pengesahan …………………………………………………………… iii

Motto …………………………………………………………………... iv

Persembahan ………………………………………………………….... v

Pernyataan Keaslian Karya ………………………………………….. vi

Abstrak ……………………………………………………………….. vii

Abstract ……………………………………………………………….. viii

Kata Pengantar ……………………………………………………….. ix Daftar Isi ………………………………………………………………. xi

Daftar Lampiran ……………………………………………………… xiv

Daftar Tabel …………………………………………………………... xv

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………….

  1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….. 1

  B. Rumusan Masalah ……………………………………………… 6

  C. Tujuan Penelitian ………………………………………………

  6 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………..

  6 BAB II. DASAR TEORI ……………………………………………... 8

  A. Perilaku Konsumtif …………………………………………….. 8

  1. Pengertian Perilaku Konsumtif …………………………….. 8

  2. Aspek-Aspek Dalam Perilaku Konsumtif …………………. 9

  3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif ….. 11 B. Konformitas ……………………………………………............

  14

  1. Pengertian Konformitas ……………………………………. 14

  2. Aspek-Aspek Konformitas ………………………………… 15

  3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konformitas ………….. 17

  2. Tugas Perkembangan Remaja ……………………………... 23

  3. Ciri-Ciri Remaja …………………………………………… 24

  D. Dinamika Hubungan Konformitas dan Kecenderungan Perilaku Konsumtif ……………………………………………. 28 E. Hipotesis ……………………………………………………….

  31 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………………………….. 32

  A. Jenis Penelitian ………………………………………………… 32

  B. Variabel Penelitian …………………………………………….. 32

  C. Definisi Operasional …………………………………………… 32

  1. Perilaku Konsumtif ………………………………………… 33

  2. Konformitas ………………………………………………... 34

  D. Subyek Penelitian …………………………………………….... 35

  E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ………………………….. 36

  F. Validitas dan Reliabilitas …………………………………….... 38

  G. Uji Coba Alat Penelitian ………………………………………. 39 1. Pelaksanaan Uji Coba Alat Penelitian ……………………..

  39 2. Hasil Uji Coba Alat Penelitian …………………………….

  39 2.1. Skala Konformitas …………………………………….

  39

  2.2. Skala Kecenderungan Perilaku Konsumtif …………… 41

  H. Metode Analisis Data ………………………………………….. 42 BAB IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….....

  44 A. Pelaksanaan Penelitian ………………………………………… 44

  B. Orientasi Kancah Penelitian …………………………………… 44

  C. Deskripsi Data Penelitian ……………………………………… 46 D. Analisis Data Penelitian ……………………………………….

  46

  1. Uji Asumsi ………………………………………………….. 46

  a. Uji Normalitas ……………………………………………. 46

  b. Uji Linearitas …………………………………………….. 47

BAB V. PENUTUP …………………………………………………… 52 A. Kesimpulan ……………………………………………………

  52 B. Saran …………………………………………………………… 52

  1. Bagi Remaja ………………………………………………... 52

2. Bagi Orang Tua …………………………………………….. 52

  3. Bagi Penelitian Selanjutnya ………………………………... 53

  

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 54

LAMPIRAN …………………………………………………………… 56

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

  Reliabilitas Skala Konformitas Dan Skala Kecenderungan Perilaku Konsumtif Pada Ponsel Nokia …………………………………………………

  57 Lampiran 2.

  Reliabilitas Skala Konformitas Dan Skala Kecenderungan Perilaku Konsumtif Pada Ponsel Nokia Setelah Uji Coba ……………………………….

  60 Lampiran 3.

  Uji Normalitas, Uji Linearitas dan Uji Hipotesa …………………….

  63 Lampiran 4.

  Data Skala Konformitas dan Skala Kecenderungan Perilaku Konsumtif Pada Ponsel Nokia ………………………………………………………….

  67 Lampiran 5.

  Data Skala Konformitas dan Skala Kecenderungan Perilaku Konsumtif Pada Ponsel Nokia Setelah Uji Coba ………………………………………… 72 Lampiran 6.

  Skala Konformitas dan Skala Kecenderungan Perilaku Konsumtif Setelah UjiCoba ………………………………………………………………..

  77

  DAFTAR TABEL TABEL 1.

  Blue Print Skala Konformitas ………………………………………….. 36 TABEL 2. Persebaran Butir Pernyataan Skala Konformitas ………………............. 37 TABEL 3. Blue Print Skala Kecenderungan Perilaku Konsumtif …………………. 37 TABEL 4. Persebaran Butir Pernyataan Skala Kecenderungan Perilaku Konsumtif …………………………………………………….. 38 TABEL 5. Butir Pernyataan yang Lolos dan Gugur Skala Konformitas ………….. 40 TABEL 6. Persebaran Butir Pernyataan Skala Konformitas ………………………. 40 TABEL 7. Butir Pernyataan yang Lolos dan Gugur Skala Kecenderungan Perilaku Konsumtif …………………………………………………….. 41 TABEL 8. Persebaran Butir Pernyataan Skala Kecenderungan Perilaku Konsumtif ……………………………………………………. 42 TABEL 9. Deskripsi Data Penelitian ……………………………………………… 46 TABEL 10. Uji Normalitas …………………………………………………………. 46 TABEL 11. Uji Linearitas ………………………………………………………....... 47 TABEL 12.

   BAB

  I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Di masa yang terus berkembang seperti saat ini, kemajuan yang terjadi di setiap bidang terasa lebih pesat. Seperti halnya perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi yang saat ini dapat dirasakan kemajuannya. Masyarakat sebagai bagian dari pelaku kemajuan tersebut mencoba untuk selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan. Masyarakat memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi tersebut sebagai alat untuk memenuhi kebutuhannya dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Teknologi yang selanjutnya disebut sebagai telepon selular (ponsel) merupakan salah satu kemajuan yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

  Masyarakat sangat menyadari pentingnya mengikuti perkembangan teknologi yang ada dan berkembang saat ini. Dengan adanya kemajuan teknologi, masyarakat semakin dimudahkan dalam segala aktivitasnya. Teknologi membuat masyarakat merasa dimanjakan dengan segala kemudahan-kemudahan yang ditawarkan dari produk-produk yang digunakannya. Oleh karena itu masyarakat tak ragu mengeluarkan uang lebih untuk bisa memiliki produk-produk yang mereka inginkan dengan harapan produk tersebut semakin dapat memberi kepuasan dan kemudahan dari produk yang sebelumnya digunakan oleh mereka.

  Menjamurnya tempat-tempat seperti supermarket, mall, toserba telah menjadi komoditas bagi kaum remaja, keberadaan tempat tersebut yang dianggap eksklusif melahirkan gaya hidup baru yang memiliki konsumeristik. Menurut Yasraf A Piliang (Sumartono, 2002) berpendapat bahwa budaya konsumer dewasa ini tidak hanya sekedar bersifat fungsional, yaitu pemenuhan kebutuhan dasar manusia akan tetapi telah bersifat materi sekaligus simbolik.

  Menurut Grinder (Lina & Rosyid, 1997) perilaku konsumtif adalah pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata. Pengertian perilaku konsumtif ini sejalan dengan pendapat Dahlan (Lina & Rosyid, 1997) yakni suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata. Seseorang menjadi lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan dan cenderung dikuasai oleh hasrat kesenangan semata. Berangkat dari teori ini kita dapat memberikan asumsi bahwa perilaku konsumtif yang dimunculkan oleh para konsumen semata-mata karena dorongan untuk mencari kepuasan dan kesenangan dalam diri mereka atas suatu produk yang mereka pilih.

  Kecenderungan munculnya perilaku konsumtif banyak disoroti terjadi dikalangan remaja. Remaja sebagai bagian dalam masyarakat yang mengkonsumsi

  (Sumartono, 2002) remaja sebagai salah satu golongan dalam masyarakat, tidak lepas dari konsumtivisme ini, sehingga tidaklah aneh jika remaja menjadi sasaran berbagai produk perusahaan. Teori ini didukung pula dengan pendapat Loudon & Bitta (Lina & Rosyid, 1997) yang menyatakan bahwa remaja adalah kelompok yang berorientasi konsumtif, karena kelompok ini suka mencoba hal-hal yang dianggap baru. Ini memberi gambaran bahwa keinginan remaja untuk selalu mencoba hal-hal baru sebagai salah satu ciri khas perkembangan remaja mampu mendorong para remaja tersebut untuk mengarah pada munculnya perilaku konsumtif.

  Munculnya perilaku konsumtif dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan internal (Engel, Kollat & Blackwell, 1973 ; Kotler, 1982 ; Swastha & Handoko, 1987). Faktor eksternal meliputi kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial dan kelompok referensi serta keluarga. Kebudayaan dapat tercermin dalam cara hidup, kebiasaan dan tindakan dalam permintaan bermacam-macam barang di pasar. Kelas sosial adalah kelompok yang terdiri atas sejumlah orang yang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam masyarakat, memegang nilai-nilai, mempunyai minat dan menampilkan perilaku yang mirip. Interaksi seseorang di dalam kelompok sosial akan berpengaruh langsung pada pendapat dan seleranya, sehingga akan mempengaruhi pemilihan produk atau merk barang. Keluarga juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan sikap dan perilaku anggotanya, termasuk dalam pembentukan keyakinan dan berfungsi langsung Sedangkan faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif ialah motivasi dan harga diri, pengamatan dan proses belajar, kepribadian dan konsep diri. Motivasi merupakan pendorong perilaku orang, untuk melakukan pembelian atau penggunaan jasa yang tersedia di pasar dan harga diri dapat berpengaruh pada perilaku membeli. Selain itu, pembelian yang dilakukan konsumen juga merupakan suatu rangkaian dari proses belajar. Kepribadian menurut Hawkin, Coney dan Bert (Lina & Rosyid, 1997), juga sangat berpengaruh pada perilaku pengambilan keputusan untuk membeli produk.

  Menurut Glock (Lina & Rosyid, 1997) berdasarkan hasil penelitiannya mengungkapkan, konsumsi yang berlebihan sangat ditentukan oleh sikap mudah terpengaruh oleh kelompok referensi. Remaja sebagai konsumen yang masih dalam masa transisi mempunyai karakterisitik mudah dipengaruhi oleh kelompok sebaya dan referensinya serta memiliki kontrol eksternal lebih tinggi daripada kontrol internal.

  Remaja dalam berproses dalam pergaulannya selalu terlibat dengan teman seusianya yang ditemui di lingkungan sekolahnya. Remaja membuat kelompok- kelompok bermain dari jumlah sedikit sampai terdiri dari beberapa orang yang kemudian disebut geng atau klik. Remaja banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya dibandingkan dengan keluarga. Oleh karena itu remaja selalu berusaha untuk dapat diterima di kelompoknya agar dirinya dapat menunjukkan eksistensinya sebagai remaja yang diakui keberadaannya. Peran teman dalam

  Menurut Mappiare (1983) mengatakan bahwa salah satu sifat remaja yang kondusif untuk terjadi konformitas adalah adanya kebutuhan berteman yang kuat.

  Kebutuhan tersebut dirasakan remaja dapat untuk menemukan pemecahan terhadap masalah yang menurut remaja sulit untuk dipecahkan, karena kelompok memang memberi fungsi situasi untuk belajar yang memungkinkan remaja tersebut memperoleh banyak informasi.

  Melihat dari besarnya peran teman sebaya dalam kelompok remaja ini mampu mendorong remaja untuk membentuk perilaku remaja. Seperti yang diungkapkan oleh Deutsch & Gerard (Baron, 1979) ada dua aspek yang mendasari munculnya konformitas yaitu aspek normatif dan aspek informasional. Aspek normatif yaitu perubahan tingkah laku untuk memenuhi harapan orang lain, menyesuaikan diri dengan norma kelompok sebagai keinginan untuk memenuhi harapan dan dapat diterima oleh kelompok. Aspek informasional yaitu aspek yang mendorong individu untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok, pengalaman ketidakjelasan terhadap suatu informasi atau objek diatasi dengan merujuk pada pendapat kelompok. Remaja melakukan berbagai cara untuk bisa menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang ada dalam kelompok, dengan harapan mendapat penerimaan dan tidak ada penolakan dari kelompok tersebut.

  Salah satunya upaya remaja untuk dapat diterima dalam kelompoknya yaitu dengan menyesuaikan penampilannya dengan kelompoknya. Upaya ini dilakukan untuk mendapatkan pengakuan akan kesamaan minat dirinya dalam kelompok merubah perilakunya dalam mengambil keputusan. Misalnya, keputusan yang membantu dirinya untuk menentukan pilihan apa yang tepat bagi dirinya.

  Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui apakah ada hubungan antara konformitas dan kecenderungan perilaku konsumtif terhadap produk ponsel Nokia.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan permasalahan pokok pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara konformitas dan kecenderungan perilaku konsumtif remaja pada ponsel Nokia ?

  C. Tujuan Penelitian

  Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konformitas dan kecenderungan perilaku konsumtif pada remaja terhadap produk Nokia.

  D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian terutama dalam bidang ilmu Psikologi Sosial, Psikologi Perkembangan dan Psikologi Konsumen.

2. Manfaat Praktis

  Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan kepada para orang tua mengenai remaja agar lebih memahami perkembangan remaja dan perubahan sikapnya yang berdampak pada pola perilaku konsumtif.

BAB II DASAR TEORI A. PERILAKU KONSUMTIF

1. Pengertian Perilaku Konsumtif

  Menurut Grinder (Lina & Rosyid, 1997) perilaku konsumtif adalah pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata. Hal ini sejalan dengan pendapat Dahlan (Lina & Rosyid, 1997) mengartikan konsumtivisme sebagai kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (Sumartono, 2002) memberikan batasan mengenai konsumtivisme sebagai kecenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas dan manusia lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan. Hal tersebut menjelaskan bahwa seseorang lebih mementingkan faktor keinginan daripada faktor kebutuhan yang merupakan upaya untuk memenuhi hasrat kesenangan semata. Hal tersebut didukung pula dengan pendapat Sachari (1984) mengungkapkan bahwa konsumtivisme terjadi karena masyarakat mempunyai kecenderungan materialistic, hasrat yang besar untuk memiliki benda tanpa memperhatikan kebutuhannya.

  Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif benda yang didasarkan pada pemenuhan kepuasan dan kesenangan semata-mata tanpa memperhatikan kebutuhannya.

2. Aspek - Aspek Dalam Perilaku Konsumtif

  Menurut Hidayati (Dewi, 2006) ada empat aspek yang ada dalam perilaku konsumtif, yaitu : a. Impulsif

  Aspek ini menunjukkan perilaku konsumtif terjadi semata-mata karena hasrat tiba-tiba atau keinginan sesaat melakukan tanpa ada perencanaan dan pertimbangan, tidak memikirkan apa yang terjadi kemudian.

  b. Pemborosan Aspek ini menjabarkan perilaku konsumtif sebagai suatu perilaku membeli yang menghambur-hamburkan banyak dana.

  c. Mencari Kesenangan (pleasure seeking) Perilaku konsumtif adalah suatu perilaku membeli yang dilakukan semata- mata untuk mencari kesenangan.

  d. Mencari Kepuasan (satisfaction seeking) Aspek ini memperlihatkan bahwa perilaku konsumtif didasari pada keinginan untuk selalu lebih dari yang lain, selalu ada ketidakpuasan dan usaha untuk memperoleh pengakuan, serta biasanya diikuti oleh rasa bersaing yang tinggi.

  Sumartono (1998) memaparkan beberapa indikator dalam perilaku konsumtif,

  2. Membeli produk karena kemasan menarik.

  3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.

  4. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya).

  5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.

  6. Memakai sebuah produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan produk.

  7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.

  8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis.

  Berdasarkan pemaparan hal tersebut, aspek-aspek yang ada dalam perilaku konsumtif menurut Hidayati (Dewi, 2006) akan digunakan dan dikembangkan sebagai alat ukur dalam penelitian ini yaitu impulsif, pemborosan, mencari kesenangan dan kepuasan, keempat aspek itu tergambar secara lebih rinci dalam beberapa indikator (Sumartono, 1998) yaitu membeli produk yang memiliki kemasan menarik, menawarkan hadiah, keinginan untuk mengikuti model yang mengiklankan produk tersebut atau sekedar untuk meningkatkan gengsi karena memiliki simbol status tertentu sehingga seseorang membeli dikarenakan pertimbangan harga terlebih dahulu dibandingkan dengan manfaatnya. Semakin mahal produk yang dibeli akan dapat memunculkan rasa percaya diri yang tinggi.

  3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

  Pemahaman mengenai perilaku konsumtif dapat ditelusuri melalui pemahaman mengenai perilaku konsumen. Perilaku konsumen dalam membeli barang dipengaruhi oleh banyak faktor, secara umum dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal (Engel, Kollat & Blackwell, 1973 ; Kotler, 1982 ; Swastha & Handoko, 1987).

  1. Faktor Eksternal meliputi kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial dan kelompok referensi serta keluarga.

  Kebudayaan yang tercermin dalam cara hidup, kebiasaan dan tindakan dalam permintaan bermacam-macam barang di pasar sangat mempengaruhi perilaku konsumen. Semakin tinggi permintaan bermacam barang di pasar, semakin konsumtif cara hidup dan kebiasaan dalam suatu kebudayaan untuk membeli suatu produk maka dapat mempengaruhi individu dalam kebudayaan tersebut. Kelas sosial adalah kelompok yang terdiri atas sejumlah orang yang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam masyarakat, memegang nilai-nilai, mempunyai minat dan menampilkan perilaku yang mirip (Mangkunegara dan Prabu, 1988). Interaksi seseorang dalam kelompok sosial akan berpengaruh langsung pada pendapat dan seleranya, sehingga akan mempengaruhi pemilihan produk atau merek barang (Swastha & Handoko, 1997). Kelas sosial memberikan perbedaan dalam pola dan gaya hidup, hal tersebut dapat menimbulkan pengaruh pada pola pembelian produk seseorang. Sementara itu, seseorang juga melihat kelompok membentuk kepribadian dan perilaku seseorang tersebut. Peran kelompok referensi yang besar dapat mendorong individu untuk mengonsumsi produk yang sama secara terus menerus sehingga memungkinkan munculnya kecenderungan perilaku konsumtif pada kelompoknya. Keluarga juga menjadi bagian dari faktor eksternal yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam pembentukan sikap dan perilaku anggotanya, termasuk dalam pembentukan keyakinan dan berfungsi langsung dalam menetapkan keputusan konsumen Loudon dan Bitta (Lina & Rosyid, 1997). Keluarga bertangung jawab terhadap proses sosialisasi konsumen (Sumartono, 1998) keluarga meneruskan nilai budaya dan norma kelompok kepada individu, sehingga seseorang ketika akan mengkonsumsi suatu produk telah mengalami proses pengamatan dalam keluarga, keluarga yang memiliki kecenderungan perilaku konsumtif akan memunculkan individu yang konsumtif pula.

2. Faktor Internal

  Faktor internal yang berpengaruh pada perilaku membeli ialah motivasi dan harga diri, pengamatan dan proses belajar, kepribadian dan konsep diri.

  Motivasi merupakan pendorong perilaku orang, tidak terkecuali dalam melakukan pembelian atau penggunaan jasa yang tersedia di pasar. Sementara harga diri berpengaruh pada perilaku membeli, orang-orang yang harga dirinya rendah akan cenderung lebih mudah dipengaruhi daripada orang-orang yang harga dirinya tinggi (Sears, Freedman dan Peplau, 1992). Swastha dan Handoko (1997) produk tersebut. Pengamatan yang dilakukan berdasarkan pengalaman individu dalam membeli produk yang memberikan kesenangan dapat memunculkan dorongan untuk mengulangi pembelian produk tersebut di waktu yang akan datang, hal ini dapat memunculkan kecenderungan perilaku konsumtif apabila pembelian produk tidak lagi melihat manfaatnya melainkan sebagai pemenuhan kesenangan semata. Howard dan Weth (1960) menyatakan bahwa pembelian yang dilakukan konsumen juga merupakan suatu rangkaian proses belajar. Hal ini sejalan dengan penjelasan mengenai pengalaman individu yang merasa puas dengan suatu produk, pengalaman tersebut menjadikan pembelajaran bagi seseorang untuk terus membeli dan mengkonsumsi produk yang dapat memberikan kesenangan dan kepuasan. Sedangkan kepribadian menurut Hawkin, Coney dan Bert (Lina & Rosyid, 1997), sangat berpengaruh pada perilaku pengambilan keputusan untuk membeli produk : minuman, mobil, warna pakaian dan kegiatan yang sifatnya rekreasional. Menurut Hidayati (Dewi, 2006) kepribadian adalah ciri atau sifat yang ada dalam keseluruhan cara hidup seseorang. Kepribadian remaja meliputi semua kecenderungan emosional dan pola tingkah lakunya yang memberikan tanda kepadanya sebagai pribadi yang well- adjusted atau mal-adjusted seperti yang diukur oleh standar-standar masyarakat dimana ia tinggal. Kepribadian remaja ini dapat mempengaruhi perilaku konsumtif mereka. Konsep diri pada remaja merupakan cara pandang remaja terhadap dirinya. Mengidentifikasikan dirinya sesuai dengan harapan dirinya

akan bisa menerima dirinya apa adanya baik kekurangan dan kelebihannya. Mereka bisa menghargai dirinya dan bisa menerima perbedaannya dengan orang lain tanpa merasa terbebani, sehingga meskipun mereka tidak memiliki barang seperti yang dimiliki teman-temannya tidak menjadikan masalah yang berarti bagi mereka, kelebihan ini menjadikan mereka tidak mudah dipengaruhi untuk berperilaku konsumtif.

  Berdasarkan pemaparan tersebut, perilaku konsumtif dipengaruhi dua faktor yaitu faktor eksternal dan internal. Dalam penelitian ini, penulis akan melihat faktor kelompok sosial dan kelompok referensi yang dapat mempengaruhi munculnya kecenderungan perilaku konsumtif dikalangan remaja.

B. KONFORMITAS 1. Pengertian Konformitas

  Menurut Baron (1979) konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial dimana individu merubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada. Hal ini sejalan dengan pendapat Sarwono (1995) konformitas yaitu kesesuaian antara perilaku seseorang dengan perilaku orang lain atau perilaku seseorang dengan harapan orang lain tentang perilakunya.

  Kiesler dan Kiesler (Rakhmat, 1996) mengungkapkan bahwa konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok baik yang nyata maupun tekanan yang dibayangkan. orang lain, mereka percaya pada orang lain, juga karena takut menjadi orang yang menyimpang.

  Berdasarkan pemaparan beberapa teori di atas, konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial dimana individu melakukan penyesuaian sikap dan tingkah laku mereka sesuai dengan norma kelompok agar sesuai dengan tuntutan dan harapan kelompok.

2. Aspek - Aspek Konformitas

  Deutsch & Gerard (Baron, 1979) mengemukakan ada dua aspek yang mendasari munculnya konformitas : a. Normatif

  Aspek sosial normatif meliputi perubahan tingkah laku kita untuk memenuhi harapan orang lain, menyesuaikan diri dengan norma kelompok sebagai keinginan untuk memenuhi harapan dan dapat diterima oleh kelompok.

  b. Informasional Aspek sosial informasional ini didasarkan pada keinginan individu untuk menjadi benar dan memiliki persepsi yang tepat mengenai dunia sosial. Aspek ini mendorong individu untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok, pengalaman ketidakjelasan terhadap suatu informasi atau objek diatasi dengan merujuk pada pendapat kelompok. Opini dan tindakan kelompok dijadikan panduan opini dan tindakan seseorang. Ketergantungan terhadap kelompok seperti inilah yang seringkali menjadi sumber kuat untuk kecenderungan melakukan

  Menurut Myers (1999) menjelaskan bahwa aspek mendasar yang ada dalam konformitas adalah adanya perubahan perilaku dan melibatkan adanya tekanan kelompok, baik nyata maupun imajiner. Sedangkan menurut Widyastuti (Kusumastuti, 2005) mengungkapkan dua aspek yang ada dalam konformitas yaitu : a.

  Penyamaan perilaku dengan perilaku kelompok.

  Individu mengubah perilaku sebelumnya agar sama dengan perilaku kelompok dengan mengambil standar kelompok.

b. Perilaku standar kelompok (tekanan kelompok)

  Perilaku standar kelompok adalah perilaku yang sesuai dengan tuntutan dalam kelompok ketika mengetahui informasi dan atau norma yang berasal dari kelompok tersebut. Tuntutan ini dapat menjadi tekanan yang bersifat imajiner atau nyata bagi individu. Dikatakan imajiner apabila tekanan dari kelompok sebenarnya merupakan interpretasi dari aturan-aturan tak tertulis yang berlaku dalam kelompok.

  Berdasarkan uraian diatas, diketahui ada dua aspek yang akan diukur mengenai konformitas dalam penelitian ini, yaitu aspek normatif dan informasional. Konformitas akan cenderung muncul didasari oleh adanya keinginan untuk memenuhi harapan orang lain agar dapat diterima oleh kelompok dengan adanya perubahan perilaku sebelumnya agar sama dengan standar kelompok, serta adanya keinginan untuk memiliki persepsi dan sikap yang individu mengambil nilai-nilai yang dianggap benar dalam kelompok untuk dijadikan pedoman bagi dirinya.

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konformitas

  Menurut Rakhmat (1996) faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas adalah sebagai berikut :

a. Faktor Situasional 1.

  Kejelasan Situasi Situasi yang tidak jelas dan tidak berstruktur dapat memperbesar kecenderungan kita untuk mengikuti kelompok.

  2. Konteks Situasi Kecenderungan untuk konformitas lebih besar muncul pada situasi yang menghargai konformitas, misal orang lain akan menyukai seseorang apabila ia sepakat dengan pendapat dan keyakinan mereka, sehingga di waktu yang akan datang, seseorang tersebut cenderung akan melakukan konformitas.

  3. Cara Menyampaikan Penilaian dan Perilaku Ketika orang menyampaikan penilaian dan perilaku secara terbuka, cenderung akan melakukan konformitas daripada bila mengungkapkannya secara rahasia.

  4. Karakteristik Sumber Pengaruh Karakteristik anggota dapat mempengaruhi pendapat seseorang untuk ikut atau tidak pada konformitas dalam kelompok.

  5. Ukuran Kelompok Pengaruh norma kelompok pada konformitas anggota-anggotanya bergantung pada ukuran mayoritas anggota kelompok yang menyatakan penilaian, semakin besar ukurannya maka semakin tinggi tingkat konformitasnya.

  6. Tingkat Kesepakatan Kelompok Orang yang dihadapkan pada sebuah keputusan kelompok yang sudah bulat akan mendapat tekanan yang kuat untuk menyesuaikan pendapatnya. Bila kelompok tidak bersatu akan tampak adanya penurunan terhadap konformitas.

b. Faktor Personal

  1. Usia Semakin tinggi usia seseorang, semakin mandiri seseorang maka semakin tidak bergantung pada orang tua dan semakin berkurang kecenderungannya untuk konformitas.

  2. Jenis Kelamin Wanita lebih memiliki kecenderungan untuk melakukan konformitas daripada pria.

  3. Stabilitas Emosi Orang yang stabilitas emosinya kurang stabil lebih mudah untuk mengikuti kelompok daripada orang yang emosinya stabil.

  4. Kecerdasan Kecerdasan berkorelasi negatif dengan konformitas, semakin tinggi

  5. Motivasi Motif untuk berafiliasi dapat mendorong konformitas, sedangkan motif berprestasi, motif aktualisasi diri dan konsep diri yang positif akan menghambat konformitas.

  6. Harga Diri Harga diri (self esteem) merupakan persepsi individu terhadap dirinya.

  Individu yang memiliki taraf harga diri tinggi akan menyukai dirinya dan melihat bahwa dirinya mampu menghadapi lingkungan, sedang individu yang taraf harga dirinya rendah mudah dihinggapi rasa takut

  Menurut Baron (1979) berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya konformitas :

a. Kohesivitas : Menerima Pengaruh dari Orang-Orang Yang Kita Sukai.

  Kohesivitas yaitu derajat ketertarikan yang dirasakan oleh individu terhadap suatu kelompok. Ketika kohesivitas tinggi, saat kita suka dan mengagumi suatu kelompok orang-orang tertentu maka tekanan untuk melakukan konformitas semakin bertambah besar. Sedangkan sebaliknya, ketika kohesivitas rendah, maka tekanan terhadap konformitas juga rendah.

  b.

  Ukuran Kelompok Konformitas cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran kelompok. Semakin besar kelompok tersebut, maka semakin besar pula kecenderungan kita untuk ikut serta.

  Norma sosial dapat bersifat formal atau informal. Norma deskriptif adalah norma yang hanya mendeskripsikan apa yang sebagian besar orang lakukan pada situasi tertentu, norma ini mempengaruhi tingkah laku dengan cara memberitahu kita mengenai apa yang umumnya dianggap efektif atau adaptif pada situasi tersebut. Sedangkan norma injungtif menetapkan apa yang harus dilakukan yaitu tingkah laku apa yang diterima atau tidak diterima pada situasi tersebut. Namun, dalam situasi tertentu, terutama situasi dimana tingkah laku yang tidak diterima oleh suatu kelompok cenderung muncul, norma injungtif memberikan pengaruh yang cukup kuat.

  Konformitas secara garis besar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adanya pengaruh dari orang-orang yang disukai dan memiliki peran penting bagi individu tersebut, besar kecilnya ukuran atau jumlah anggota kelompok dan norma-norma yang ada di dalam kelompok tersebut.

4. Dampak dari Konformitas

  Dalam hasil penelitian Asch (Baron, 1979) menyatakan bahwa beberapa orang melakukan konformitas dengan sepenuh hati, menyimpulkan bahwa mereka salah dan orang lain benar. Mereka merasa bahwa penilaian mereka benar, tetapi di saat yang bersamaan mereka tidak ingin berbeda.

  Sedangkan dalam penelitian Griffin & Buehler (Baron, 1979) menyatakan bahwa salah satu kemungkinan yang melibatkan kecenderungan untuk mengubah situasi, mereka cenderung melihatnya sebagai sesuatu yang dapat dibenarkan, meskipun hal itu membuat seseorang bertingkah laku secara berlawanan dengan nilai yang sebenarnya.