Upaya pembinaan iman melalui katekese dalam rangka mempersiapkan para siswa kelas III seminari menengah ST. Paulus Nyaru MKOP Kalimantan Barat memasuki jenjang seminari tinggi - USD Repository

  

UPAYA PEMBINAAN IMAN MELALUI KATEKESE

DALAM RANGKA MEMPERSIAPKAN PARA SISWA KELAS III

SEMINARI MENENGAH ST. PAULUS NYARUMKOP

KALIMANTAN BARAT

MEMASUKI JENJANG SEMINARI TINGGI

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh:

  Martinus NIM: 011124022

  

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  S K R I P S I UPAYA PEMBINAAN IMAN MELALUI KATEKESE DALAM RANGKA MEMPERSIAPKAN PARA SISWA KELAS III SEMINARI MENENGAH ST. PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT MEMASUKI JENJANG SEMINARI TINGGI

  Oleh: Martinus

  NIM: 011124022 Telah disetujui oleh:

  Pembimbing, Drs. H.J. Suhardiyanto SJ. tanggal, 2 November 2007

  S K R I P S I UPAYA PEMBINAAN IMAN MELALUI KATEKESE DALAM RANGKA MEMPERSIAPKAN PARA SISWA KELAS III SEMINARI MENENGAH ST. PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT MEMASUKI JENJANG SEMINARI TINGGI

  Dipersiapkan dan ditulis oleh Martinus

  NIM: 011124022 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal, 19 November 2007 dan dinyatakan memenuhi syarat

  SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda Tangan

  Ketua : Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed. …………………… Sekretaris : F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd. …………………… Anggota : 1. Drs. H.J. Suhardiyanto SJ. ……………………

  2. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed. ……………………

  3. Dra. Yulia Supriyati, M. Pd. …………………… Yogyakarta, 19 November 2007

  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

  Dekan,

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada: SMU dan Asrama Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop

  Kalimantan Barat

  

MOTTO

  “Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu”

  (Flp 4: 9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 2 November 2007 Penulis,

  Martinus

  ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul “UPAYA PEMBINAAN IMAN MELALUI

KATEKESE DALAM RANGKA MEMPERSIAPKAN PARA SISWA KELAS

  

III SEMINARI MENENGAH ST. PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN

BARAT MEMASUKI JENJANG SEMINARI TINGGI”. Judul ini dipilih

  berpangkal dari keprihatinan penulis berkaitan dengan pelaksanaan pembinaan yang diupayakan dan selama ini dilaksanakan di Asrama Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop. Di satu pihak pembinaan ini sangat diperlukan para siswa seminari, di sisi lain pembinaan yang diupayakan selama ini dilaksanakan tidak berjalan dengan semestinya karena tenaga pembinanya hanya 2 pastor dan 1 awam. Dua pastor ini selain menjadi pembina di asrama seminari, juga membantu di paroki, sehingga waktunya kurang untuk mendampingi, mengkoordinasi, dan melaksanakan pembinaan di asrama, sehingga pembinaan di asrama seminari hanya merupakan kegiatan yang pokoknya asal berjalan saja, sehingga tujuan dari pembinaan yang senantiasa dicita-citakan kurang tercapai. Nyatanya minat para siswa kelas III seminari untuk melanjutkan ke jenjang seminari tinggi sangat kurang. Menurut pengalaman penulis yang pernah masuk mengenyam pendidikan di seminari itu dan informasi dari beberapa lulusan seminari, dari sekitar 50 siswa kelas III seminari, yang berani melanjutkan ke jenjang seminari tinggi hanya sekitar 5-6 siswa saja.

  Persoalan mendasar skripsi ini adalah bagaimana pihak Asrama Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop mengusahakan pembinaan bagi para siswa seminari khususnya kelas III dalam mempersiapkan diri memasuki jenjang seminari tinggi? Bagaimana keadaan pembinaan yang diselenggarakan bagi para siswa seminari khususnya kelas III dalam mengolah hidup rohaninya? Katekese yang bagaimana kiranya bisa mendukung pembinaan iman para siswa seminari khususnya kelas III dalam mempersiapkan diri memasuki jenjang seminari tinggi? Untuk mengetahui praksis pembinaan iman siswa seminari di Asrama Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop, maka diadakan penelitian melalui pengumpulan data di lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada para siswa kelas III Seminari. Dari hasil penelitian terungkap, pembinaan iman di asrama seminari kurang menarik, kurang terorganisir, dan kurang menggunakan media/sarana pendukung. Bertolak dari hasil penelitian, penulis melakukan studi pustaka tentang pengertian tentang katekese, arti pembinaan, dan katekese sebagai pembinaan iman, dan penulis menawarkan usulan program pembinaan yang kiranya dapat berguna dan membantu para pembina seminari dalam mendampingi dan memberi pembinaan kepada para siswa dalam mempersiapkan diri memasuki jenjang seminari tinggi.

  Melalui katekese, usaha pembinaan para siswa seminari diharapkan dapat lebih membantu para siswa seminari dalam mempersiapkan diri secara matang dan mantap mengambil keputusan untuk memasuki jenjang seminari tinggi. Untuk keperluan itu penulis menawarkan program katekese, sekaligus dengan penjabarannya.

  

ABSTRACT

STRIVE THE

  The title of thesis to obtain dokterandus degree is “

  

CONSTRUCTION BELIEVE CATECHISM IN ORDER TO DRAWING UP ALL STUDENT OF

MIDDLE CLASS III SEMINARY ST. PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN WEST ENTER

THE HIGH SEMINARY LADDER ”. The title is based on my concern on education

  applied in Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop. Education is needed for seminaries but in other hand, the education doesn’t run well because of fewer teachers. There are only two priests and one lay people. Two priests be teachers and also serve the parish. The consequent appear: they are less time to serve in the minor seminary so the aim of the education can’t be obtain completely. This conclusion can be drawn from the fact that many of students will not continue their study in the major seminary. There are only 5-6 of 50 who want to continue their study in the major seminary.

  The problem is how to give the best education for the minor seminary student’s especially 3. grade entering major seminary? What kind of proper formation will be given for the minor seminary student’s especially 3. grade on the spritual practices? What kind catecheses can support the education of minor seminary studen’s especially 3 grade entering major seminary? The writer tries to research minor seminary St. Paulus Nyarumkop’s education and gathers the data by questioner that given to the students of minor seminary. From the research, the writer knows that the education didn’t organize well, didn’t appealing the students, and less facilitation. Based on the research, the writer tries to learn literally about catechism, education, and catechism as faith’s education, and the writer tries to give education’s programs taht can be used for the teacher in guiding their students.

  The writer hopes that catechism helps the students in their preparation to make their decision to enter the major seminary. For this interest, the writer offers catechism’s program and 3 applying examples.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “UPAYA

  

PEMBINAAN IMAN MELALUI KATEKESE DALAM RANGKA

MEMPERSIAPKAN PARA SISWA KELAS III SEMINARI MENENGAH ST.

PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT MEMASUKI JENJANG

SEMINARI TINGGI”.

  Skripsi ini ditulis berdasarkan keprihatinan penulis terhadap situasi pembinaan iman siswa Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop khususnya siswa kelas III yang sebentar lagi akan menyelesaikan studi mereka di seminari menengah. Pembinaan yang diupayakan oleh pembina seminari ini masih kurang menjawab dan membantu para siswa seminari khususnya siswa kelas III dalam rangka mempersiapkan diri guna menjawab panggilan mereka untuk memasuki jenjang seminari tinggi, hal tersebut dikarenakan 2 pastor pembina ini selain menjadi pembina di asrama seminari, juga membantu di Paroki St. Maria Nyarumkop, sehingga kurang mendampingi, mengkoordinasi dan melaksanakan pembinaan di Asrama Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop. Waktu mereka lebih banyak digunakan di paroki, yaitu turne ke kampung-kampung. Para siswa seminari sebenarnya perlu dipersiapkan secara sungguh-sungguh, khususnya siswa kelas III sehingga mereka mampu dan berani mengambil keputusan pribadi secara mantap, dewasa, dan bijaksana, untuk melanjutkan ke jenjang seminari tinggi atau pun tidak.

  Skripsi ini dapat tersusun berkat dukungan dan bantuan pelbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis dengan hati yang tulus mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Drs. H.J. Suhardiyanto SJ. selaku dosen pembimbing utama yang dengan kerelaan dan kesabaran telah mendampingi, membimbing, memberikan masukan berupa sumbangan pemikiran, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  2. Drs. F.X. Heryatno W.W., SJ., M. Ed. selaku dosen penguji yang senantiasa memberi semangat dan kegembiraan dan meluangkan waktu untuk mempelajari dan memberikan masukan berkaitan isi skripsi ini.

  3. Dra. Yulia Supriyati, M. Pd., selaku dosen penguji sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah bersedia membimbing, mendampingi, dan memotivasi penulis selama studi sampai dengan penyelesaian skripsi ini.

  4. Segenap staf, dosen, dan karyawan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang memberi dukungan dan membantu penulis selama studi sampai selesainya penulisan skripsi ini.

  5. Pimpinan, Pastor Paroki, Bapak/Ibu Guru, dan Pembina Asrama Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat yang telah memberikan tempat dan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. Juga atas dukungan yang sangat berharga bagi penulis.

  6. Para siswa seminari khususnya siswa kelas III yang memberi dukungan kepada penulis dengan mengisi kuesioner yang disebarkan.

  7. Ayahku Yosef Kingkeng, ibuku Lusiana Lambang, abang Simon, abang Anton, kakak Mariana, adik Marsius, adik Yosefina Tuti dan sanak saudara yang tercinta, yang selalu menyemangati dan membiayai penulis selama studi di IPPAK.

  8. Istriku Agustina dan anakku Deananda yang menjadi sumber motivasi dan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

  9. Febriyanto, Yusminardi, Emanuel Paulus Metubun, Heriyanto Ai dan Agung yang menyemangati dan memotivasi untuk menyelesaikan skripsi.

  10. Keluarga besar istriku yang selalu menyemangati dan membiayai penulis untuk menyelesaikan skripsi.

  11. Rekan-rekan mahasiswa, angkatan 2001 dan 2002 yang telah meneguhkan, memberi dukungan untuk menyelesaikan skripsi.

  12. Akhirnya, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberi bantuan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman dalam penyusunan skripsi ini, sehingga penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, terlebih khusus untuk pihak Asrama Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat dalam rangka mempersiapkan para siswa seminari menengah untuk memasuki jenjang seminari tinggi.

  Yogyakarta, 2 November 2007 Penulis,

  Martinus

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT..................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xviii

  BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4 C. Tujuan Penulisan........................................................................................ 4 D. Manfaat Penulisan...................................................................................... 5 E. Metode Penulisan ....................................................................................... 5 F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 6 BAB II. PEMAHAMAN TENTANG KATEKESE SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMBINAAN IMAN SISWA SEMINARI MENENGAH ........................................................... 8 A. Gambaran Umum Katekese ....................................................................... 9

  1. Arti Katekese........................................................................................ 9

  2. Tujuan Katekese................................................................................... 10

  a. Manusia pada umumnya ................................................................ 33

  C. Katekese sebagai Pembinaan Iman ............................................................ 38

  d. Live in............................................................................................. 38

  c. Retret .............................................................................................. 37

  b. Rekoleksi........................................................................................ 36

  a. Latihan doa..................................................................................... 36

  4. Bentuk Pembinaan ............................................................................... 36

  3. Manfaat Pembinaan.............................................................................. 35

  c. Manusia kristiani sebagai calon imam ........................................... 34

  b. Manusia kristiani pada umumnya .................................................. 34

  2. Tujuan Pembinaan................................................................................ 33

  3. Ciri-ciri Katekese ................................................................................. 12

  1. Pengertian Pembinaan.......................................................................... 32

  B. Pembinaan pada Umumnya ....................................................................... 31

  d. Model SCP (Shared Christian Praxis)........................................... 22

  c. Model campuran; biblis dan pengalaman hidup ............................ 20

  b. Model biblis ................................................................................... 18

  a. Model pengalaman hidup............................................................... 16

  6. Model-model Katekese ........................................................................ 15

  5. Kekhasan Katekese .............................................................................. 14

  4. Isi Katekese ......................................................................................... 13

  1. Arti Pembinaan Iman ........................................................................... 38

  2. Pembinaan Iman dalam Rangka Mempersiapkan Diri Memasuki Jenjang Seminari Tinggi ..................................................................... 40

  a. Pengertian Seminari ....................................................................... 40

  b. Jenjang Seminari ............................................................................ 40

  3. Peran Katekese dalam Rangka Mempersiapkan Diri Siswa Seminari Menengah Memasuki Jenjang Seminari Tinggi................................ 44

  a. Mengembangkan hidup beriman kristiani siswa sebagai Calon Imam.................................................................................... 44

  b. Mendorong siswa seminari mengambil keputusan pribadi secara dewasa untuk memasuki jenjang Seminari Tinggi......................... 47

  BAB III. PEMBINAAN IMAN SISWA KELAS III SEMINARI MENENGAH ST. PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT ............................................................................................. 50 A. Gambaran Umum Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop................. 50

  1. Letak Geografis Persekolahan Katolik Nyarumkop ............................ 50

  2. Latar Belakang Siswa Seminari St. Paulus Nyarumkop ...................... 51

  3. Tenaga Pembina Seminari.................................................................... 51

  4. Jadual Kegiatan Harian dan Kegiatan Tahunan ................................... 52

  a. Jadual kegiatan harian siswa seminari ........................................... 52

  b. Jadual kegiatan tahunan di seminari ............................................. 53

  B. Penelitian Pembinaan Iman Siswa Kelas III Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat .................................................. 54

  1. Tujuan Penelitian ................................................................................. 54

  2. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 54

  3. Metode Penelitian ................................................................................ 54

  4. Instrumen Penelitian ............................................................................ 55

  5. Responden Penelitian ........................................................................... 56

  6. Variabel Penelitian ............................................................................... 56

  7. Hasil Penelitian .................................................................................... 57

  a. Identitas responden ........................................................................ 58

  b. Upaya pembinaan iman untuk siswa seminari ............................... 59

  c. Bentuk-bentuk pembinaan iman .................................................... 60

  d. Pandangan mengenai katekese....................................................... 62

  e. Usulan dan saran terhadap katekese............................................... 63

  8. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 64

  a. Identitas responden ........................................................................ 64

  b. Upaya pembinaan iman untuk siswa seminari ............................... 65

  c. Bentuk-bentuk pembinaan iman .................................................... 66

  d. Pandangan mengenai katekese....................................................... 67

  e. Usulan dan saran terhadap katekese............................................... 68

  9. Rangkuman Hasil Penelitian ................................................................ 68

  BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE DALAM RANGKA MEMPERSIAPKAN PARA SISWA KELAS III SEMINARI MENENGAH ST. PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT MEMASUKI JENJANG SEMINARI TINGGI ................. 71 A. Usulan Program Katekese dalam Pembinaan Iman Siswa Kelas III Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat .............. 71

  1. Pengertian Program.............................................................................. 71

  2. Pemikiran dasar.................................................................................... 72

  a. Latar Belakang ............................................................................... 72

  b. Tujuan ............................................................................................ 73

  c. Alasan Pemilihan Tema ................................................................. 74

  d. Tema dan Tujuan Tema ................................................................. 75

  3. Usulan Program Pembinaan Iman bagi Siswa Kelas III Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop........................................................ 77

  B. Contoh Satuan Persiapan Pembinaan Iman Siswa Kelas III Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat ................................ 82

  1. Contoh Persiapan I ............................................................................... 83

  2. Contoh Persiapan II.............................................................................. 94

  3. Contoh Persiapan III ............................................................................ 108

  BAB V. PENUTUP.......................................................................................... 120 A. Kesimpulan ................................................................................................ 120 B. Saran........................................................................................................... 123 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 124 LAMPIRAN..................................................................................................... (1) Lampiran 1: Denah Persekolahan Katolik Nyarumkop ................................... (2) Lampiran 2: Jadual Harian ............................................................................... (3) Lampiran 3: Jadual Kegiatan Tahunan ............................................................ (6) Lampiran 4: Surat Permohonan Penelitian ...................................................... (7) Lampiran 5: Kuesioner..................................................................................... (8) Lampiran 6: Riwayat Hidup Santa Faustina .................................................... (11)

DAFTAR SINGKATAN

  A. Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Lembaga Alkitab Indonesia. (2001). Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia, hlm 6.

  B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  CT: Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Katekese Masa Kini, 16 Oktober 1979.

  DV: Dei Verbum , Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, 18 November 1965.

  EN: Evangelii Nuntiandi, Ensiklil Paus Paulus VI tentang Pewartaan Injil dalam Dunia Modern, 8 Desember 1975.

  KHK: Kitab Hukum Kanonik, (Codex Iuris Canonici) , diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II, tanggal 25 Januari 1983.

  OT: Optatam Totius , Dekrit Konsili Vatikan II tentang Pembinaan Imam, 28 Oktober 1965.

  C. Singkatan Tarekat/Kongregasi Religius Singkatan tarekat/kongregasi religius mengikuti Komisi Liturgi KWI.

  (2003). Penanggalan Liturgi 2004: Tahun C/II. Yogyakarta: Kanisius, hlm 4- 6.

D. Singkatan Lain

  Art : Artikel Bdk : Bandingkan Dll : Dan lain-lain Ed : Editor

  IPPAK : Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  Komkat : Komisi Kateketik KWI : Konferensi Waligereja Indonesia PAK : Pendidikan Agama Katolik PERUM : Perguruan Untuk Masyarakat PPL : Praktek Pengalaman Lapangan PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia SCP : Shared Christian Praxis SMP : Sekolah Menengah Pertama SMU : Sekolah Menengah Umum St : Santo TOR : Tahun Orientasi Rohani USD : Universitas Sanata Dharma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seminari menengah merupakan tempat kaum muda memperdalam panggilan

  hidup yang dimiliki untuk mengikuti Yesus Kristus dalam tugas pengembalaan umat Allah. Di Indonesia ada banyak sekolah seminari menengah yang memang dibangun untuk memupuk benih-benih panggilan kaum muda kristiani, dan salah satunya di daerah Nyarumkop Kalimantan barat. Seminari menengah St. Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat secara umum sama dengan seminari menengah yang ada di kepulauan Indonesia, yaitu mendidik dan membina serta mempersiapkan para siswa seminari sedemikian rupa dalam rangka memasuki jenjang seminari tinggi. Menjalani hidup dan panggilannya melalui pendidikan dan pembinanan yang diberikan. Dokumen Konsili Vatikan II menyatakan bahwa:

  Di seminari-seminari menengah yang didirikan untuk memupuk tunas-tunas panggilan, para seminaris hendaknya melalui pembinaan hidup rohani yang khas, terutama dengan bimbingan rohani yang cocok, disiapkan untuk mengikuti Kristus Penebus dengan semangat rela berkorban dan hati yang jernih (OT, art. 3). Ini menunjukkan perlu usaha dari pihak sekolah dan asrama seminari menengah mengusahakan dan mengupayakan pembinaan-pembinaan bagi para siswanya mengolah hidup rohani dan benih-benih panggilannya.

  Para siswa yang masuk di Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop ini memiliki benih-benih panggilan yang baru tumbuh dalam diri mereka. Dan

  2 mereka yang masuk Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop dengan harapan, benih panggilan yang baru tumbuh bisa semakin berkembang dan semakin kuat. Untuk itu pihak keluarga siswa, pihak sekolah, dan pihak asrama seminari perlu bekerjasama. Pihak sekolah seminari mempersiapkan para siswa dari segi pengetahuan atau intelektual. Sedangkan pihak asramanya lebih pada pengolahan kepribadian yaitu hidup rohani para siswanya. Penulis ingin mengembangkan pembinaan yang diberikan di asrama bagi para siswa seminari khususnya bagi para siswa kelas III. Berdasarkan pengalaman penulis sendiri dan cerita dari para siswa seminari yang baru menyelesaikan studi di Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop, pembinaan yang diberikan di asrama seminari adalah sebagai berikut:

  1. Doa rutin bagi para siswa yaitu doa pagi dan malam

  2. Retret 1 tahun sekali

  3. Pengakuan Dosa 1 tahun 2 kali

  4. Pendalaman Kitab suci setiap hari Rabu

  5. Perayaan Ekaristi

  6. Turne ke kampung-kampung setiap hari minggu (khusus kelas III) Bentuk-bentuk pembinaan di atas memang berjalan, tetapi para siswa seminari mengikutinya hanya sebatas rutinitas bukan dilaksanakan dengan gairah yang tinggi apalagi dengan peraturan yang ketat. Penulis melihat, pembinaan yang ada masih kurang atau rasanya tidak cukup dalam mempersiapkan para siswa khususnya kelas III seminari untuk memasuki jenjang seminari tinggi. Apalagi kegiatan-kegiatan di atas terutama pendalaman Kitab Suci tidak ada yang menjadi

  3 fasilitatornya sehingga dalam proses pelaksanaannya tidak terarah. Sedangkan pembina seminari kurang terlibat dalam pendalaman Kitab Suci, pada hal untuk mempersiapkan para siswa khususnya kelas III perlu pembinaan yang berkesinambungan. Fakta yang ada, pembinaan yang diberikan hanya sebatas bisa terlaksana saja. Menjadi pertanyaan, mengapa dari sekitar 50 orang siswa kelas

  III seminari menengah, yang berani melanjutkan ke jenjang seminari tinggi hanya 1-6 siswa saja. Hal ini yang menjadi bahan permenungan penulis dan menarik perhatian penulis untuk mencari akar masalah para siswa kelas III seminari tidak tertarik untuk melanjutkan ke jenjang seminari tinggi. Benih-benih panggilan yang dimiliki para siswa pada saat mereka mulai memberanikan diri memasuki seminari menengah menjadi pudar dan hilang ketika mereka menjalankan hidup di dalam komunitas asrama seminari. Kiranya yang menjadi akar masalahnya adalah kurang memadainya pembinaan yang diberikan.

  Berkaitan dengan pembinaan para siswa seminari khususnya kelas III seminari menengah, penulis berpikir bahwa para siswa seminari khususnya kelas

  III perlu juga mengalamai katekese untuk meningkatkan hidup rohani mereka dalam mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke jenjang seminari tinggi. Dengan katekese para siswa diberi kesempatan mengungkapkan pengalaman hidup rohaninya selama menjalani hidup di komunitas asrama dengan segala bentuk pembinaan yang diberikan, dengan segala peraturan, serta penerapan hidup disiplin bagi mereka. Lewat pengkomunikasian pengalaman hidup mereka dalam menjalankan hidup di asrama, maka pembina dapat memberi bimbingan khusus

  4 bagi mereka (siswa kelas III) dalam mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang seminari tinggi.

  Berangkat dari permasalahan dimuka, penulis ingin memberi sumbangan pemikiran dan memaparkannya dalam bentuk karya tulis dengan judul “UPAYA

  

PEMBINAAN IMAN MELALUI KATEKESE BAGI SISWA KELAS III

SEMINARI MENENGAH ST. PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN

BARAT DALAM MEMPERSIAPKAN DIRI MEMASUKI JENJANG

SEMINARI TINGGI” harapannya agar dengan menggunakan katekese dapat

  dilakukan pembinaan bagi siswa-siswa seminari khususnya yang kelas III yang akan menyelesaikan pendidikan di seminari menengah dan akan memasuki jenjang seminari tinggi.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana pihak asrama seminari menengah mengusahakan pembinaan bagi para siswa seminari khususnya kelas III dalam mempersiapkan diri memasuki jenjang seminari tinggi?

  2. Bagaimana keadaan pembinaan yang diselengarakan dalam rangka membantu para siswa seminari khususnya kelas III dalam mengolah hidup rohaninya?

  3. Katekese yang bagaimana bisa mendukung pembinaan bagi para siswa seminari khususnya kelas III dalam mempersiapkan diri memasuki jenjang seminari tinggi secara memadai?

  5 C. Tujuan Penulisan

  1. Memaparkan usaha asrama seminari menengah dalam mengusahakan pembinaan bagi para siswa seminari khususnya siswa kelas III.

  2. Memaparkan keadaan pembinaan yang dilaksanakan bagi para siswa seminari khususnya kelas III.

  3. Memaparkan katekese yang bisa mendukung pembinaan bagi para siswa seminari khususnya kelas III secara memadai.

  4. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Strata Satu (S1) Prodi IPPAK- USD, Yogyakarta.

  D. Manfaat Penulisan

  1. Mendapat informasi tentang pembinaan bagi siswa seminari khususnya kelas III oleh pihak asrama seminari.

  2. Mengetahui keadaan pembinaan yang diupayakan oleh pihak seminari bagi siswa seminari khususnya kelas III.

  3. Mampu menemukan katekese yang bisa mendukung pembinaan bagi siswa [ seminari khususnya kelas III.

  E. Metode Penulisan

  Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah metode deskriptif analisis, dimana dalam penulisan skripsi ini penulis mengumpulkan data-data melalui penyebaran kuesioner di Asrama Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat, kemudian penulis menganalisis data-data itu dengan buku-buku serta dokumen yang ada.

  6 F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, sistematika penulisannya sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi: latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

  BAB II : PEMAHAMAN TENTANG KATEKESE SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMBINAAN IMAN SISWA KELAS III SEMINARI MENENGAH ST. PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT Bab ini membahas gambaran umum katekese, gambaran umum pembinaan, dan katekese sebagai pembinaan iman bagi siswa kelas III Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat

  BAB III : PRAKSIS PEMBINAAN IMAN SISWA KELAS III SEMINARI MENENGAH ST. PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT Bab ini akan menguraikan gambaran singkat Asrama Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat, penelitian tentang praxis pembinaan iman siswa kelas III di Seminari Menengah Nyarumkop Kalimantan Barat, dan pembahasan penelitian

  7 BAB IV : USULAN PROGRAM KATEKESE DALAM RANGKA MEMPERSIAPKAN PARA SISWA KELAS III SEMINARI ST.

  PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT MEMASUKI JENJANG SEMINARI TINGGI

  Bab ini akan menguraikan dasar pemikiran program, tema dan dasar pemikirannya, contoh program, dan penjabaran program pembinaan iman melalui katekese bagi siswa kelas III Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat.

  BAB V : PENUTUP Kesimpulan Penutup

BAB II PEMAHAMAN TENTANG KATEKESE SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMBINAAN IMAN SISWA SEMINARI MENENGAH Pada bagian ini penulis akan menguraikan gambaran umum katekese yang

  meliputi arti katekese, tujuan katekese, ciri-ciri katekese, isi katekese, kekhasan katekese, dan model-model katekese. Kemudian bagian kedua dibahas tentang gambaran umum pembinaan yang meliputi arti kata pembinaan dan tujuan pembinaan. Dan pada bagian ketiga, penulis akan membahas katekese sebagai pembinaan iman siswa seminari menengah. Bagian ini terdiri dari arti pembinaan iman dan pembinaan iman dalam rangka mempersiapkan para siswa memasuki jenjang Seminari Tinggi.

  A. Gambaran Umum Katekese

  Katekese mengalami perkembangan sesuai dengan situasi dan keadaan umat. Ini tentu dikarenakan umat kristiani sebagai subyek katekese tidak dapat dipisahkan dari lingkungan tempat mereka tinggal yang mengalami perubahan terus menerus.

1. Arti Katekese

  Kata katekese berasal dari bahasa atau kata Yunani “katechein” bentukan dari kata “kat” yang artinya pergi atau meluas, dan “echo’ yang memiliki arti

  9 sebagai bentukan kata berarti menggemakan atau menyuarakan keluar. Katechein ini digunakan oleh Gereja dan umat kristiani dalam menyampaikan pewartaan Tuhan dan mengkomunikasikan harta kekayaan imannya dalam hidup konkrit.

  Kata katekese juga dapat ditemukan dalam Luk 1: 4 (diajarkan); Kis 18: 25 (Pengajaran dalam jalan Tuhan); Kis 21: 21 (mengajar); Roma 2: 18 (diajarkan); 1 Kor 14:19 (mengajar); dan Gal 6: 6 (Pengajaran). Dalam konteks ini, katekese dimengerti sebagai pengajaran, pendalaman, dan pendidikan iman agar seorang Kristen semakin dewasa dalam iman.

  Paus Yohanes Paulus II dalam dokumen Catechesi Traedendae, memberi arti katekese sebagai: Pembinaan iman anak-anak, kaum muda dan orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis, dan dengan maksud menghantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen (CT, art. 18)

  Rumusan yang tersebut di atas ingin menyatakan bahwa katekese itu adalah pembinaan iman untuk semua orang beriman kristiani tanpa memandang perbedaan di antara mereka, karena kegiatan katekese bertujuan menyampaikan ajaran Kristen secara terus menerus kepada semua umat beriman kristiani tidak memandang usia mereka dengan harapan mereka yang mengikuti kegiatan katekese dapat mencapai kedewasaan iman.

  Katekese diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman (penghayatan iman) antara anggota jemaat, dengan harapan melalui kesaksian iman mereka saling membantu sedemikian rupa sehingga iman mereka masing- masing diteguhkan dan diwujudkan dalam hidup sehari-hari. Melihat hal tersebut katekese adalah usaha dari Gereja untuk menolong umat, agar semakin

  10 memahami, menghayati dan mengembangkan serta mewujudkan imannya dalam tindakan konkrit sehari-hari. Usaha Gereja ini menginginkan umat membangun diri menuju kematangan iman sebagai orang kristiani (Komkat KWI, 1995: 14).

2. Tujuan Katekese

  Dalam buku katekese umat dan evangelisasi baru (Komkat KWI, 1995: 14), tujuan katekese adalah:

  • Supaya dalam terang injil kita semakin meresapi arti pengalaman- pengalaman hidup sehari-hari.
  • Pertobatan (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup sehari-hari.
  • Hidup beriman semakin sempurna, berharap, dan mengamalkan cinta kasih dan hidup kristiani semakin dikukuhkan.
  • Semakin bersatu dalam Kristus, semakin menjemaah, semakin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengkokohkan Gereja semesta.
  • Mampu dan sanggup memberikan kesaksian tentang Kristus dalam hidup di tenggah masyarakat.

  Rumusan tujuan katekese di atas ingin menunjukkan bagaimana mereka yang mengalami katekese diharapkan semakin menghayati imannya dan melakukan pertobatan, serta sanggup menjadi saksi Kristus bagi sesamanya.

  Paus Yohanes Paulus II dalam Anjuran Apostolik Catechesi Traedendae menguraikan tujuan khas kaatekese yakni:……mengembangkan iman yang mulai tumbuh, dan dari hari kehari memekarkan menuju kepenuhannya serta makin memantapkan perihidup Kristen umat beriman, muda maupun tua” (CT, art. 20).

  Pemaparan katekese itu ditujukan kepada mereka yang baru tumbuh imannya. Dari itu diharapkan katekese dapat membantu umat dalam mengembangkan imannya menuju kepenuhan hidup.

  11 Katekese juga bertujuan mendampingi umat untuk memperdalam imannya, dan mampu memberi kesaksian imannya tersebut bagi semua orang. Tujuan katekese dirumuskan dalam Sinode Para Uskup di Roma tahun 1977 yaitu: “membawa jemaat maupun anggota perorangan kepada kematangan iman, memupuk hidup mendalam tentang Allah dan rencana keselamatan-Nya, dan membantu orang memahami rencana Allah dalam hidupnya (Hardawiryana, 1978: 14)”. Sementara itu menurut Amalorpavadas (1972: 8), tujuan katekese adalah membangun, memelihara dan memperkembangkan iman, sambil membaharui, memperdalam dan membuatnya semakin bersifat pribadi dan berbuah dalam tindakan. Katekese diharapkan membantu umat beriman dalam memperkembangkan imannya terus menerus dan diharapkan umat beriman berbuah pada tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

3. Ciri-ciri Katekese

  Katekese merupakan salah satu cara pewartaan Gereja dalam bentuk pelayanan sabda. Sebagai bentuk pelayanan sabda, katekese mempunyai ciri-ciri tersendiri yang bisa dibedakan dengan pelayanan sabda yang lain. Dalam Anjuran Apostolik, Catechesi Traedendae tertulis:

  • Katekese harus bersifat sistematis, bukan hasil improvisasi, melainkan sungguh berencana untuk mencapai tujuan tertentu;
  • Katekese harus mengkaji hal-hal pokok, tanpa berpretensi mau menangani segala soal yang diperdebatkan atau mau berubah menjadi teologi atau eksegese ilmiah;
  • Tetapi katekese harus cukup lengkap juga, tidak membatasi diri pada pewartaan awal misteri Kristen seperti dalam “kerygma”;
  • Katekese harus merupakan inisiasi Kristen integral, terbuka bagi semua faktor hidup Kristen lainnya. (CT, art. 21).

  12 Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa katekese merupakan kegiatan atau proses yang membutuhkan persiapan matang, karena katekese sendiri memiliki tujuan, oleh karena itu perlu sungguh dipersiapkan dengan langkah-langkah yang jelas guna mencapai tujuan yang direncanakan.

  Katekese bukanlah hal yang mengarah pada persoalan teologis yang sering diperdebatkan. Katekese lebih mengarah pada penghayatan iman umat. Selain itu katekese ini tidak hanya berbicara seputar pewartaan akan Yesus Kristus, katekese perlu juga mengangkat persoalan hidup yang dihadapi oleh umat dengan harapan iman umat semakin nampak dalam tindakannya sehari-hari.

  Dalam buku Membangun Gereja Indonesia 2 (Siauwarjaya, 1987: 42), dirumuskan, bahwa fungsi katekese tidak pertama-tama menyuguhkan sederetan pengajaran, melainkan menolong peserta untuk meneguhkan dan menghayati iman, mengembangkan dan menghayati nilai-nilai hidup, menolong peserta agar membaharui diri serta seluruh jemaat beriman. Ciri tersebut di atas menegaskan bahwa katekese bukanlah sekedar penyajian pengajaran, melainkan suatu kegiatan yang melibatkan semua peserta untuk saling berkomunikasi, saling meneguhkan iman, memperbaharui iman dan memperkaya iman masing-masing peserta.

4. Isi Katekese

  Salah satu cara pelayanan sabda bagi umat beriman adalah katekese. Yang dibicarakan dalam katekese ini adalah seluruh ajaran, tindakan, dan pribadi Yesus Kristus. Singkatnya isi katekese adalah hidup Yesus Kristus.

  Yohanes Paulus II dalam Anjuran Apostolik Catechesi Traedendae merumuskan isi katekese yakni:

  13 yang harus disampaikan di dalam katekese adalah ajaran, tindakan dan pribadi Yesus, bukan gagasan pribadi. Dengan kata lain isi pokok katekese adalah seluruh misteri hidup Yesus Kristus, dari seluruh karya dan sabda-Nya sampai peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya (CT, art. 6).

  Rumusan ini tentu ingin menunjukkan bagaimana misteri hidup Yesus menjadi sumber katekese dan pusat katekese. Hidup Yesus Kristus sendiri merupakan pemakluman tentang Allah yang mengasihi manusia. Hal itu ingin menunjukkan bahwa isi katekese ini merupakan pewartaan kabar gembira bagi mereka yang mengalami kaatekese.

  Hubber (1981: 19) merumuskan, bahwa isi katekese umat adalah Yesus Kristus sendiri. Kita berkumpul untuk bersaksi tentang iman kita akan Yesus Kristus, pengantara kita menanggapi Sabda Allah. Berbicara mengenai katekese pasti berbicara akan Yesus Kristus. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang berkumpul untuk berkatekese akan mengkomunikasikan pengalamannya akan Yesus Kristus (Komkat KWI, 1995: 14). Dalam katekese, umat bersaksi tentang pengalaman iman mereka akan Yesus Kristus, pengantara Allah yang bersabda kepada manusia dan pengantara manusia dalam menanggapi Sabda Allah. Yesus Kristus ini tampil sebagai pola hidup manusia dalam Kitab Suci, khususnya dalam Perjanjian Baru, yang mendasari penghayatan iman Gereja sepanjang Tradisinya.

5. Kekhasan Katekese

  Katekese sebagai salah satu cara dalam pelayanan sabda tentu memiliki kekhasan tersendiri yang memang mampu membedakan dengan kegiatan pelayanan sabda lainnya. Oleh karena itu ciri khas katekese adalah komunisasi

  14 sumber pengalamannya, dalam hidup pribadi, keluarga, pekerjaan, maupun dalam hidup bersama dalam masyarakat sekitarnya.

  Dalam katekese, masing-masing orang dan seluruh umat mendalami dan mengalami kembali kehidupan mereka dan mendengarkan Sabda Tuhan, sehubungan dengan pengalaman yang paling mendasar dari Yesus dan Gereja. Katekese ini membantu jemaat untuk menerima dan membaca hidupnya dalam terang pengalaman iman yang mendasar dalam Yesus Kristus.

  Di dalam diktat PPL PAK Paroki dirumuskan kekhasan katekese yaitu: membangkitkan dan memperluas pengalaman iman, memperdalam pengalaman iman, mengkomunikasikan pengalaman iman, mengungkapkan pengalaman iman (Sumarno, 2002: 6).Rumusan ini menunjukkan bahwa dalam konteks katekese, pengalaman iman adalah kunci pembacaan dan interpretasi dari kehidupannya, yang mencakup refleksi dan semua sarana yang digunakan untuk menganalisa serta memperdalam pengalaman hidupnya. Akan tetapi pengalaman akan Yesus Kristus menjadi pengalaman yang benar-benar aktual, karena tidak ada katekese yang benar-benar terjadi tanpa adanya suatu pengalaman kristiani yang autentik (murni dan dapat dipercaya) dari pada diterima dan ditafsirkan serta dikomunikasikan.

  Jelaslah bahwa katekese ini adalah bentuk pelayanan pastoral Sabda Tuhan guna kematangan iman pribadi dan bersama dalam kesatuan dan persaudaraan.

  15

6. Model-model Katekese

  Dalam kegiatan katekese, ada banyak macam model katekese yang ditawarkan. Model-model katekese yang ditawarkan ini lebih bersifat konstruktif teoritis, skematis dan abstrak yang menawarkan suatu cara konseptual dan alat untuk memahami serta menelusuri tindakan konkrit manusia dalam hidupnya sehari-hari.

Dokumen yang terkait

Peranan pendidikan akhlak dalam pembinaan disiplin belajar siswa kelas 2 MTs Muhammadiyah I Ciputat

4 33 120

Peningkatan kemampuan menyimak melalui penerapan metode permainan bisik berantai pada siswa kelas III MI Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 14 172

Upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium pada konsep sistem koloid (penelitian tindakan kelas di MAN 12 Jakarta Barat kelas XI)

21 156 173

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Upaya meningkatkan kemampuan menulis matematis melalui pendekatan matematika realistik (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III MIN Bantargebang)

3 18 199

Pemasyarakatan perpustakaan dan minat baca dalam rangka optimalisasi strategi pembinaan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca masyarakat di Jawaa Barat

0 5 1

Upaya guru dalam pembinaan akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Sidang Sido Rahayu Rawajitu Utara Kabupaten Mesuji. - Raden Intan Repository

0 0 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Pelelitian - Upaya guru dalam pembinaan akhlak siswa di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Sidang Sido Rahayu Rawajitu Utara Kabupaten Mesuji. - Raden Intan Repository

0 0 9

Studi tentang pembinaan akhlak pada peserta didik melalui kegiatan ekstrakulikuler di sekolah menengah pertama 17 Bandar Lampung - Raden Intan Repository

0 0 15