Peningkatan kemampuan menyimak melalui penerapan metode permainan bisik berantai pada siswa kelas III MI Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat Tahun pelajaran 2013/2014

(1)

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Program Kualifikasi S1 Kependidikan Islam dan Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan

oleh ROYANIH NIM. 801118300095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DUAL MODE SISTEM (PGMI DMS)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

i

MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode permainan bisik berantai dapat meningkatkan kemampuan menyimak pada siswa kelas III di MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat. Subjek penelitian ini adalah keterampilan menyimak siswa kelas III MI. Ath-Thoyyibiyyah Kalideres.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II dengan nilai ketuntasan minimal 70. Pengumpulan data pada tahap prasiklus menggunakan teknik tes, sedangkan pada tahap siklus I dan siklus II menggunakan teknik tes dan nontes. Instrumen nontes berupa pedoman observasi, catatan lapangan, jurnal, dan dokumentasi.

Proses pembelajaran menyimak menggunakan metode permainan bisik berantai berjalan dengan lancar dan kondusif. Hasil tes siklus I siswa mengalami peningkatan dari hasil tes prasiklus sebesar 51.96% menjadi 59.83%. Pada siklus II nilai rata-rata sebesar 79,58 terjadi peningkatan sebesar 22.23% dari siklus I yaitu dari 71.79 menjadi 79.58 dengan persentase 75.57 . Jadi, kemampuan menyimak melalui penerapan metode permainan bisik berantai pada siswa kelas III MI. Ath-Thoyyibiyyah Kalideres meningkat sebesar 7,79.


(6)

ii

Whispered Chain method. Classroom Action Research in Class III MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres West Jakarta, Prodi Government Elementary School Teacher Education, Faculty of Tarbiyah And Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

The purpose of this study was to determine the method of serial whispered games can improve listening skills in grade III in MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres West Jakarta. The subjects were students listening skills class III MI. Ath-Thoyyibiyyah Kalideres.

This study uses a Class Action Research (CAR), which is done through three stages, namely prasiklus, the first cycle, and second cycle with a minimum value of 70. The collection of data completeness in prasiklus stage using test techniques, while at the stage of the first cycle and the second cycle using techniques tests and nontes. Nontes instruments such as the observation, field notes, journals, and documentation.

The process of learning to listen using a chain whispered game runs smoothly and conducive. The results of the first cycle test results of students has increased by 51.96% prasiklus tests be 59.83%. In the second cycle the average value of 79.58% an increase of 22:23 of the first cycle ie from 71.79 into 79.58 with the percentage of 75.57%. So, listening skills through the application of methods of game whispered chain in class III MI. Ath-Thoyyibiyyah Kalideres increased by 7.79.


(7)

iii

karena penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Metode Permainan Kuda Bisik pada Siswa Kelas III MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014. Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis baik berupa moral maupun material. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Nurlena Rifa’i, MA, Ph,D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan., UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan, MA., sebagai ketua jurusan PGMI.

3. Dindin Ridwanuddin, M.Pd., Sebagai Koordinator program Dual Mode Sistem 4. Dra. Hindun, M.Pd., sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan membantu penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan Ilmu Pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Iwan Ridwan, S.Pd.I., Sebagai kepala sekolah MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat., yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

7. Guru-guru dan karyawan MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat, terima kasih atas dukungannya.

8. Seluruh siswa kelas tiga MI. ATH-THOYYIBIYYAH yang telah setia menerima pembelajaran kemampuan menyimak melalui penerapan metode permainan kuda bisik dan dapat bekerja sama dengan baik.


(8)

iv maupun material

10.Sahabat-sahabat terbaikku, Idah Saidah Fikriyah dan Yayan Suryanah yang selalu menjadi penyemangat dan setia menemani penulis baik susah maupun senang. Serta teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat kepada penulis, semoga Allah selalu melindungi kita semua.

Penulis berdoa semua pihak yang telah membantu dengan kebaikan dan ketulusan mendapat balasan dan menjadi ladang amal disisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, meskipun skripsi ini masih banyak kekurangan, amin,

Jakarta, 12 Mei 2014 Penulis

Royanih NIM. 801118300095


(9)

v LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ... i

ABSTRAC ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian………... ... 3

C. Pembatasan Masalah Penelitian………..………….... ... 3

D. Rumusan Masalah Penelitian………..…… ... 4

E. Tujuan Penelitian……… ... 4

F. Manfaat Hasil Penelitian……….. ... 4

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Hakikat Kemampuan Menyimak……….. .... 5

1. Pengertian kemampuan………. ... 5

2. Pengertian Menyimak………. .... 5

3. Pengertian Kemampuan Menyimak……… .... 6

4. Tujuan Menyimak……… ... 7

5. Unsur-unsur Menyimak………...……… ... 7

6. Jenis-jenis Menyimak………... .... 9


(10)

vi

3. Pengertian Metode Permainan Bisik Berantai……… .... 15

4. Langkah-langkah Metode Permainan Bisik Berantai………. .... 15

C. Hasil Penelitian yang Relevan……… .. 16

D. Kerangka Berpikir……….. ... 18

E. Hipotesis Tindakan………. .. 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………. .. 20

1. Tempat……….. .. 20

2. Waktu……….. .... 20

B. Metode Penelitian dan Rancangan……… .... 20

C. Subjek/Partisipan dalam Penelitian……….. ... 22

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian……….. ... 22

E. Prosedur Pelaksanaan Tindakan……….. ... 23

1. Rencana Tindakan………. ... 23

2. Pelaksanaan Tindakan……… ... 23

3. Pengamatan……… ... 23

4. Refleksi ………. ... 24

F. Data dan Sumber Data……… ... 24

G. Instrument Pengumpulan Data……… ... 24

1. Instrument Tes……….. ... 24

2. Instrument Nontes……….. ... 25

a. Lembar Observasi……… ... 25

b. Catatan Lapangan……… ... 27

c. Jurnal Siswa………. ... 27

d. Dokumentasi ……… .... 27

H. Teknik Pengumpulan Data ……… ... 28

I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Penelitian………... ... 28


(11)

vii

a. Status Akreditasi……… ... 31

b. Keadaan Guru……… ... 33

c. Keadaan Siswa……….. ... 33

2. Deskripsi Awal Tindakan……….. ... 34

B. Hasil Penelitian………... .... 35

1. Hasil Penelitian Siklus I………..….. .... 35

2. Hasil Penelitian Siklus II……….……. .... 44

3. Analisis Data……… ... 52

a. Hasil Analisis Data……… ... 52

b. Analisis Data Nilai Postest……… ... 56

C. Interpretasi Hasil Analisis………. ... 57

1. Interpretasi Hasil Prasiklus………. ... 57

2. Interpretasi Hasil Siklus I……….. ... 58

3. Interpretasi Hasil Siklus II………. ... 58

4. Hasil Analisis Catatan Lapangan dan Jurnal Siswa dalam Pembelajaran………. ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……….. ... 61

B. Saran……… ... 61

DAFTAR PUSTAKA……….. ... 63 LAMPIRAN


(12)

viii

Tabel 4.2 : Jumlah Siswa MI. Ath-Thoyyibiyyah………. ... 33 Tabel 4.3 : Jumlah Siswa Kelas I s.d. Kelas VI MI. Ath-thoyyibiyyah

Tahun Pelajaran 2013/2014……… ... 33 Tabel 4.4 : Hasil Nilai Awal Kemampuan Menyimak Siswa Kelas III… ... 34 Tabel 4.5 : Hasil Nilai Kemampuan Menyimak Siswa Kelas III

siklus I………. ... 41 Tabel 4.6 : Rata-rata Skor Penilaian Siswa terhadap guru pada siklus I

pertemuan kedua……… ... 42 Tabel 4.7 : Hasil Nilai Kemampuan Menyimak Siswa Kelas III

siklus II……….. .. 49 Tabel 4.8 : Rata-rata Skor Penilaian Siswa terhadap guru pada siklus II

pertemuan kedua………. ... 50 Tabel 4.9 : Penilaian Nilai Awal Kemampuan Menyimak Siswa

Kelas III………. ... 52 Tabel 4.10 : Penilaian Nilai Postest Kemampuan Menyimak Siswa Kelas III

siklus I……….. .... 53 Tabel 4.11 : Penilaian Nilai Postest Kemampuan Menyimak Siswa Kelas III

siklus II………. .... 55 Tabel 4.12 : Perbandingan Kemampuan Menyimak siswa kelas III……….... 57 Tabel 4.13 : Hasil penilaian kemampuan menyimak secara kelompok


(13)

ix

thoyyibiyyah ……….


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia yang selalu mengenyam pendidikan, kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Tidak ada zaman yang tidak berkembang, tidak ada kehidupan manusia yang tidak bergerak, dan tidak ada manusia yang hidup dalam stagnasi peradaban. Semuanya itu bermuara pada pendidikan, karena pendidikan adalah pencetak peradaban manusia.

Sebagai makhluk sosial manusia selalu berhubungan dan berkomunikasi dengan manusia lain. Media yang paling efektif untuk berkomunikasi adalah bahasa. Dengan bahasa mereka bisa menyampaikan maksud, ide, dan gagasannya. Tidak ada satu kegiatanpun dalam kehidupan manusia yang tidak membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi.

Sebagai alat komunikasi ada empat keterampilan dalam berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan mempunyai keterkaitan yang erat dengan keterampilan lainnya.

Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengar, mengidentifikasi, menginterpretasi bunyi bahasa kemudian menilai hasil interpretasi makna dan menanggapi pesan yang tersirat didalam wahana bahasa tersebut.1 Jika diperhatikan pendapat tersebut dalam pemerolehan bahasa, sebelum manusia dapat melakukan berbicara, membaca, apalagi menulis, maka kegiatan menyimaklah yang pertama kali dilakukan. Jika diurutkan keterampilan berbahasa diperoleh dengan urutan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

1Djago Tarigan, dkk, Materi Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa Modul 1-12, (Jakarta:

universitas Terbuka, 2005), Cet. 17, h. 2.7


(15)

Menyimak merupakan tingkatan mendengar yang paling tinggi karena selain mendengarkan, dalam menyimak juga dibutuhkan unsur pemahaman. Selain mendengarkan materi yang disampaikan, dalam kegiatan menyimak siswa juga harus memahami materi yang disampaikan dengan baik. Oleh sebab itu, perlu diadakan pengajaran yang memungkinkan siswa dapat menyimak segala materi yang disampaikan dalam pelajaran, khususnya Bahasa Indonesia.

Kata „menyimak‟ dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan makna dengan „mendengar‟ dan „mendengarkan‟. Oleh karena itu, ketiga istilah itu sering menimbulkan kekacauan pemahaman, bahkan sering dianggap sama sehingga dipergunakan secara bergantian (Akhadiah, 1991/1992:3). Bahkan, Harimurti Kridalaksana (1993:2) menggunakan mendengar untuk istilah menyimak, sebagai terjemahan listening.2

Menyimak memiliki kandungan makna yang lebih spesifik bila dibandingkan dengan istilah mendengar dan mendengarkan. Moeliono menjelaskan bahwa mendengar diartikan sebagai menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti menangkap sesuatu (bunyi) dengan sungguh-sungguh. Berbeda halnya dengan menyimak, “Menyimak berarti memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.”3

Peran penting penguasaan kemampuan menyimak sangat tampak dilingkungan sekolah. Siswa mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menyimak pelajaran yang disampaikan guru. Keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai pelajaran diawali dengan kemampuan menyimak yang baik. Berdasarkan hal-hal tersebut kemampuan menyimak perlu dikuasai dengan baik.

Dalam kenyataan yang terjadi di kelas, guru menghadapi siswa yang sulit menerima materi pelajaran yang sudah dijelaskan. Salah satu faktor yang diindikasikan menjadi penyebabnya adalah sebagian peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menyimak.

2 Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah

Dasar, (Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013), h. 182-183 3ibid.,


(16)

Demikian pula yang terjadi di MI Kalideres Jakarta Barat, untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas tiga, maka sedini mungkin diperlukan upaya-upaya yang harus dilakukan agar para siswa mulai bisa meningkatkan kemampuan menyimak tersebut dengan baik.

Usaha untuk meningkatkan kemampuan menyimak memerlukan metode yang efektif, efisien, dan juga menyenangkan bagi para siswa. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap pelajaran bahasa Indonesia dibutuhkan pembelajaran yang inovatif agar para siswa menjadi bersemangat, termotivasi, dan antusias, sehingga mereka merasa senang dalam menghadapi pelajaran di kelas.

Penggunaan metode permainan bisik berantai yang akan menjadi fokus penelitian dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak, diharapkan dapat menjadikan solusi agar siswa bersemangat, termotivasi, dan merasa senang mengikuti pelajaran dikelas. Dengan begitu, mereka bisa memperoleh pengetahuan dengan baik dan mengikuti pembelajaran dengan nyaman.

B.

Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas masalah yang teridentifikasi dan dapat diteliti sebagai berikut:

1. Konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. 2. Siswa kurang aktif terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Prestasi belajar Bahasa Indonesia yang masih rendah.

4. Kemampuan siswa untuk menyimak yang dibacakan guru ataupun temannya masih rendah.

C.

Pembatasan Masalah Penelitian

Melihat luasnya masalah yang muncul dilapangan dan agar penelitian lebih efektif dan efisien, maka perlu adanya pembatasan masalah. Sehingga dapat diperoleh data yang akurat dan masalah yang ditemukan dapat dipecahkan. Peneliti dalam penelitian ini membatasi masalah pada penerapan


(17)

metode permainan bisik berantai dalam meningkatkan kemampuan menyimak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III MI Kalideres Jakarta Barat.

D.

Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas perumusan masalah ini adalah sebagai berikut, Bagaimana peningkatan kemampuan menyimak melalui penerapan metode permainan bisik berantai pada siswa kelas III MI. Kalideres Jakarta Barat?

E.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menjelaskan peningkatan kemampuan menyimak melalui penerapan metode bisik berantai pada siswa kelas III MI. Kalideres Jakarta Barat.

F.

Manfaat Hasil Penelitian

1. Secara teoretis

penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan bagaimana permainan kuda bisik dapat meningkatkan kemampuan menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Secara praktis a. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa melalui metode permainan kuda bisik.

b. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang metode pembelajaran Bahasa Indonesia.

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum di sekolah.


(18)

5

A.

Hakikat Kemampuan Menyimak 1. Pengertian Kemampuan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia mampu berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan adalah “kesanggupan, kecakapan, kekuatan.”1

Lowler dan Porter mendefinisikan kemampuan (ability) sebagai “karakterisik individual seperti intelegensia, manual skill, traits yang merupakan kekuatan potensial seseorang untuk berbuat dan sifatnya stabil. Selain itu kemampuan dinyatakan sebagai seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Kemampuan pada individu tersebut paling tidak ditentukan oleh tiga aspek kondisi dasar yaitu; kondisi sensoris dan kognitif, pengetahuan tentang cara respon yang benar, dan kemampuan melaksanakan respon tersebut. Jadi kemampuan (ability) merupakan suatu potensi untuk melakukan sesuatu. Atau dengan kata lain kemampuan (ability) adalah what one can do dan bukanlah what he does do.”2

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan kemampuan adalah potensi seseorang untuk melakukan tindakan yang didasarkan pada kondisi sensoris, pengetahuan tentang cara merespon dan pelaksanaan respon yang bersifat stabil.

2. Pengertian Menyimak

Menurut kamus besar bahasa indonesia menyimak adalah “mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.”3 Selanjutnya Moeliono menjelaskan bahwa mendengar diartikan sebagai

1Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), Ed.

IV, Cet. Ke-1, h. 869

2 Psychologymania, Pengertian kemampuan, diakses 1 April 2014, pukul. 21.27 WIB, http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-kemampuan.html


(19)

“menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti menangkap sesuatu (bunyi) dengan sungguh-sungguh. Berbeda halnya dengan menyimak. Menyimak berarti memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”.4

Senada dengan pendapat di atas menyimak adalah “suatu proses yang mencakup kegiatan mendengar, mengidentifikasi, menginterpretasi bunyi bahasa kemudian menilai hasil interpretasi makna dan menanggapi pesan yang tersirat didalam wahana bahasa tersebut.”5

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah kegiatan mendengarkan bunyi bahasa dengan sengaja, dengan penuh pemahaman dan perhatian, untuk memperoleh informasi.

3. Pengertian Kemampuan Menyimak

Kemampuan adalah potensi seseorang untuk melakukan tindakan yang didasarkan pada kondisi sensoris, kondisi respond dan pelaksanaan respon. Menyimak adalah kegiatan mendengarkan bunyi bahasa dengan sengaja, dengan penuh pemahaman dan perhatian, untuk memperoleh informasi. Maka kemampuan menyimak adalah kemampuan untuk mendengarkan bunyi bahasa dengan sengaja, dengan penuh perhatian dan pemahaman untuk memperoleh informasi.

Menyimak itu sebenarnya bersifat abstrak, tak terlihat. Oleh karena itu, wajar apabila dikatakan bahwa menyimak merupakan suatu proses yang misterius. Menyimak sangat fungsional bagi kehidupan manusia. Pengajaran bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua harus berdasarkan menyimak.6

4Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar,

(Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013), h. 183

5Djago Tarigan, dkk, Materi Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa Modul 1-12, (Jakarta: universitas Terbuka, 2005), Cet. 17, h. 2.7

6Budinuryanta Y, Kusuriyanta, dan, Imam Koermen, Materi Pokok Pengajaran Keterampilan


(20)

4. Tujuan Menyimak

Tujuan menyimak dapat diklasifikasikan menjadi enam, yaitu mendapat fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta, mendapat inspirasi, menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan berbicara.7 Istilah menyimak dan mendengar mempunyai kaitan yang sangat erat dalaam makna dan bersifat hierarkis. Tujuan mendengarkan merupakan variable yang sangat penting dalam rangkaian kegiatan mendengarkan.

Berdasarkan tingkatannya, ada tiga tujuan orang mendengarkan yaitu mendengar untuk tujuan kenikmatan, mendengar untuk tujuan pemahaman, dan mendengar untuk tujuan penilaian. Dilihat dari unsur simakan, ada empat tujuan mendengarkan yaitu:

a. Atentif

Mendengarkan atentif bertujuan untuk memahami aspek kebahsaan (kata-kata kunci), aspek nonkebahasaan (gambar, foto, musik), dan aspek interaksi (repetisi, paraphrase, konfirmasi). Contoh kegiatan mendengarkan dengan tujuan atentif adalah mendengarkan penjelasan bagaimana cara memasak kue, mendengarkan music dengan pengimajinasian, dan mendengarkan saat berwawancara. b. Intensif

Mendengarkan intensif bertujuan untuk membangkitkan kesadaran akan adanya perbedaan bunyi, struktur, dan pilihan kata dapat menyebabkan perbedaan makna.contoh mendengarkan cerita untuk dapat mengungkapkan kembali.

c. Selektif

Mendengarkan selektif bertujuan untukmembantu mengarahkan perhatian pendengar pada kata-kata kunci, urutan wacana, atau struktur informasi.

d. Interaktif

Mendengarkan interaktif bertujuan untuk membantu para pendengarberperan aktif dalam berinteraksi (walaupun mereka berperan sebagai pendengar).8

5. Unsur-unsur menyimak

Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur dasar yang mendukung. Yang dimaksud dengan unsur dasar adalah unsur pokok yang menyebabkan

7Hindun, Op.cit, h. 192-193

8 Sri Wahyuni, Jauharoti Alfin, dan, Muhammad Thohri, Bahasa Indonesia 1Paket 1-6,


(21)

timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsure merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur lain. Unsur dasar menyimak adalah:

a. Pembicara

Yang dimaksud dengan pembicara adalahorang yang menyampaikan pesan yang berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara adalah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara adalah orang yang menerima pesan (penyimak).

b. Penyimak

Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyinak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik adalah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti ini akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna, juka ia ditunjang oleh pengetahuan dan pengalamannya.

Djago Tarigan meyebutkan ciri-ciri penyimak yang ideal adalah: 1) Kesiapan fisik dan mental

2) Motivasi dan kesungguhan

3) Objektif dan menghargai pembicaraan

4) Menyimak secara menyeluruh namun selektif 5) Tanggap situasi dan kenal arah pembicaraan 6) Kontak dengan pembicara

7) Merangkum isi pembicaraan

8) Menilai dan menanggapi hasil pembicaraan9

Ciri-ciri penyimak ideal di atas perlu diketahui oleh setiap orang, terlebih seorang guru bahasa Indonesia di sekolah. Bagi penyimak yang belum berpengalaman pengetahuan tentang ciri penyimak ideal dijadikan acuan daalam melatih diri menjadi penyimak ideal.


(22)

c. Bahan simakan

Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak.yang dimaksud dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi.

Dalam pengujian menyimak di sekolah lazimnya ditekankan untuk mengukur kompetesi peserta dididk dalam memahami dan merespon pesan yang disampaikan secara lisan (bahan simakan).10

d. Bahasa lisan

Bahasa lisan merupakan media yang dipakai untuk menyimak. Pembicara menyampaikan gagasan dengan bahasa lisan. Bahasa lisan merupakan tuturan yang disampaikan pembicara dan ditangkap penyimak melalui alat pendengaran. Untuk menyampaikan gagasan pembicara dapat memilih kata-kata, lagu, gaya yang paling tepat untuk mewadahi gagasan, agar gagasan tersebut dapat disampaikan.

6. Jenis-jenis Menyimak

Jenis menyimak atau mendengarkan bermacam-macam, dan dapat diklasifikasikan menurut sejumlah variable, yaitu mendengarkan berdasarkan tipe teks, mendengarkan berdasarkan tujuan, dan mendengarkan berdasarkan cara.11

a. Jenis mendengarkan berdasarkan tipe teks

Dilihat dari tipe teks yang didengar, dapat dibedakan menjadi mendengarkan monolog contohnya, mendengarkan kuliah, ceramah, dan pembacaan berita. Mendengarkan dialog yang dapat diklasifikasikan menurut tujuan, apakah dialog tersebut bersifat social/interpersonal atau

10Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BFEE Yogyakarta, 2012), ed. 1, Cet. 3, h. 353


(23)

transaksional. Dialog interpersonal lebih jauh dapat diklasifikasikan menurut tingkat ketidakasingan antara individu yang terlibat.

b. Jenis mendengarkan berdasarkan tujuan

Dilihat dari tujuannya, mendengarkan dapat dibedakan atas mendengarkan komperehensif, mendengarkan kritis, dan mendengarkan apresiatif.

c. Jenis mendengarkan berdasarkan cara

Dilihat dari caranya, mendengarkan dapat dibedakan menjadi empat bagian, yaitu mendengarkan atentif, mendengarkan intensif, mendengarkan selektif, dan mendengarkan interaktif.

Sedangkan kemampuan menyimak dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu, menyimak kritis, menyimak kreatif, menyimak eksploratif.12

a. Menyimak kritis

Menyimak kritis ialah menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk melakukan penilaian secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran, kelebihan, serta kekurangan-kekurangan bahan simakan.13 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis adalah mengamati benar tidaknya ujaran pembicara, mencari jawaban atas pertanyaan “mengapa menyimak”, membedakan fakta dan opini dalam menyimak, mengambil simpulan dari hasil menyimak, menafsirkan makna idiom, ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak.

Untuk melatih kegiatan menyimak kritis, simaklah sebuah rekaman. Kemudian, berikan penilaian terhadap gagasan yang terdapat pada bahan simakan tersebut. Tentukanlah wacana yang disimak tersebut berupa fakta atau opini, kemudian berilah alas an dengan jelas.

12Yeti Mulyati, dkk, Materi Pokok Ketyerampilan Berbahasa Indonesia Modul 1-9, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), Cet. 1, h. 2.18


(24)

b. Menyimak kreatif

Menyimak kreatif adalah menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar.14 Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara menirukan lafal atau bunyi bahsa asing atau daerah, mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara, namun struktur dan pilihan katanya berbeda, merekonstruksi pesan yang disampaikan, menyusun petunjuk-petunjuk berdasarkan materi yang disimak.

c. Menyimak eksploratif

Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru dengan tujuan untuk menemukan gagasan/informasi bidang-bidang tertentu, kemudian dikembangkan menjadi topik-topik baru.15 Cara berlatih menyimak eksploratif dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut, simaklah dengan baik penyampaian informasi yang direkam dalam kaset. Kemudian, temukanlah gagasan-gagasan yang disampaikan dan kembangkanlah menjadi topik-topik baru

7. Teknik Menyimak

Proses kegiatan belajar mengajar tidaklah berdiri sendiri, melainkan terkait dengan komponen materi dan waktu. Langkah pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan siswa secara berurutan sehingga cocok dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Berbagai metode perlu dikembangkan secara rinci kedalam teknik atau prosedur pembelajarannya. Teknik pembelajaran yang berorientasi pada psikomotorik di antaranya drill and practice, berlatih dan mempraktekkan.16

14Ibid, h. 2.21 15Ibid, h. 2.23

16 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,


(25)

Metode dan teknik pembelajaran inti utamanya berporos pada tujuan pembelajaran itu sendiri, yaitu tujuan apa yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Ada berbagai metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran menyimak diantaranya:

a. Simak-ulang ucap b. Simak-kerjakan c. Simak-tulis d. Simak-terka

e. Memperluas kalimat f. Bisik berantai

g. Identifikasi kata kunci h. Identifikasi kalimat topik i. Menjawab pertanyaan j. Menyelesaikan cerita k. Merangkum

l. Parafrase.17

Dari penjelasan di atas mengenai teknik-teknik pengajaran menyimak, seorang guru harus mengetahui dan memahami teknik-teknik kemampuan menyimak. Teknik pengajaran yang baik adalah teknik yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ikut berperan aktif dalam pembelajaran.

Teknik bisik berantai dalam permainan tradisional biasa disebut dengan permainan kuda bisik, permainan ini dimulai dengan cara guru membisikkan sebuah kalimat pada siswa pertama, siswa pertama membisikkan kembali pada siswa ke dua, siswa kedua membisiskkan pada siswa ketiga, begitu seterusnya sampai siswa yang terakhir meneriakkan kalimat tersebut dengan suara yang lantang.

B.

Hakikat Metode Permainan Kuda Bisik 1. Pengertian Metode

Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakaukan antara guryu dengan peseta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan efektif, maka


(26)

diperlukan adanya pendekatan, strategi, metode, dan teknik yang harus digunakan guru dalam pembelajaran. Berkenaan dengan metode, metode apapun yang digunakan oleh pendidik/guru dalam proses pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah akomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip KBM.18

Metode meliputi, pemilihan bahan, penentuan urutan bahan, pengembangan bahan, rancangan evaluasi dan remedial.19 Tentang pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah atau random. Prinsip alamiah atau random yaitu prinsip pemilihan bahan pelajaran yang harus sesuai dengan apa yang diperlukan, dirasa penting oleh guru, dan sesuai pula dengan situasi yang dihadapi. Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, strategi pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.20

Di bawah ini akan dijelaskan beberapa pendapat tentang metode dalam pembelajaran.

Wina Sanjaya berpendapat bahwa metode adalah “cara yang dapat

digunakan untuk melaksanakan strategi”.21

Sedangkan menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar metode adalah “sebuah prosedur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.22

Pada umumnya metode diartikan sebagai cara mengajar, sebenarnya pengertian cara mengajar lebih tepat digunakan untuk mnyebutkan pengertian dari teknik mengajar.

18Abdul Majid, Op.cit, h. 163

19 Tatat Hartati, Ernalis dan Yayah churiah, Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas Rendah,

(Bandung: UPI PRESS, 2006), ed. 1, Cet. 6, h. 112

20 Trianto, Mengembangkan model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya,

2011), Cet. 2, h. 132

21 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), ed. 6, Cet, 8, h. 127

22 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja


(27)

Solchan TW dan kawan-kawan dalam bukunya mengatakan bahwa metode pada hakikatnya adalah “suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal berikut, pemilihan bahan, urutan bahan, penyajian bahan, dan pengulangan bahan”.23

Muhibbin Syah mengemukakan bahwa metode diartikan sebagai “cara melakukan kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis”.24 Selanjutnya, yang dimaksud dengan metode mengajar ialah “cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa”.25

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode dalam pembelajaran adalah cara yang berisi prosedur pelaksanaan kegiatan pendidikan dengan menggunakan fakta dan konsep secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pengertian Permainan

Permainan merupakan aspek edukatif sehingga kecerdasan anak bisa terasah. Namun terkadang orang tua sering memandang permainan merupakan suatu hal yang sia-sia dan tidak memiliki unsur belajar, sehingga seringkali orangtua memaksakan anaknya untuk ikut berbagai macam les dan melupakan pentingnya waktu bermain untuk anak.

Perlu diingat, bermain berperan sebagai “media bagi anak untuk mempelajari budaya setempat, peran-peran sosial dan peran jenis kelamin yang berlangsung dimasyarakat. Anak akan mewarisi permainan yang khas sesuai dengan budaya masyarakat tempat ia hidup”.26

Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak dikenali sampai pada yang diketahui, dan dari yang tidak dapat

23Solchan TW, dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),

Cet. 3, h. 3.9-3.10

24Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010), Cet. 16, h. 198 25Ibid.,


(28)

diperbuatnya sampai mampu melakukannya.27 Selanjutnya A.M. Patty

mengatakan bahwa permainan merupakan “bermain yang memiliki cara-cara

atau metode tertentu sesuai situasi dan memiliki peraturan-peraturan yang tidak boleh dilanggar”.28

Akhirnya dapat dipahami bahwa permainan adalah alat bermain yang memiliki metode dan peraturan-peraturan yang dilakukan berurutan tidak boleh dilanggar.

3. Pengertian Metode Permainan Bisik Berantai

Dalam metode permainan bahasa, metode bisik berantai dapat digunakan untuk menguji daya simak siswa dan kemampuan untuk menyimpan dan menyampaikan pesan kepada orang lain.

Maka metode permainan bisik berantai adalah metode permainan yang berfungsi untuk menguji kemampuan siswa dalam menyimpan dan menyampaikan pesan kepada orang lain. Pelaksanaan metode ini guru yang bertindak sebagai juri membisikkan pesan kepada siswa pertama, siswa pertama membisikkan pesan tersebut pada siswa kedua, begitu seterusnya sampai pada siswa terakhir yang menerima pesan disuruh untuk mengucapkan pesan yang diterima dengan suara jelas dihadapan teman sekelas.

4. Langkah-langkah Permainan Bisik Berantai

Sederhana saja aturan dalam permainan bisik berantai ini. Namun sebelum bermain, kita harus penuhi dulu syarat dalam permainan bisik berantai. Syaratnya adalah sebagai berikut:

a. Bentuk 2 Tim yang setidaknya terdiri atas 3 orang atau lebih pada masing-masing tim.

b. 1 orang yang bertugas sebagai juri (orang yang dibisiki).

27 4loveandlife, Pengertian Permainan, diakses rabu, 2 April 2014, pukul. 11.56 WIB, http://4loveandlife.blogspot.com/2009/06/pengertian-permainan.html,


(29)

Adapun langkah-langkah permainan bisik berantai adalah:

1) Dua tim berdiri berhadapan. Sementara juri berdiri atau duduk di antara kedua tim.

2) Lakukan suit atau undian koin untuk menentukan tim mana yang lebih dulu memulai permainan. Salah satu anggota dari tim (misal: Tim A) yang menang harus menghampiri juri dan membisikkan nama salah satu anggota dari tim lawan mereka. Kemudian giliran tim lawan (misal: Tim B) menghampiri juri dan melakukan hal yang sama, yakni membisikkan nama salah satu anggota dari tim yang menjadi lawannya.

3) Jika salah satu anggota (misal: dari Tim A) yang menghampiri juri adalah orang yang namanya disebut (dibisiki) ke telinga juri oleh tim lawan (Tim B), maka Tim A harus mendapatkan hukuman karena tim lawan berhasil menebak siapa orang (nama) yang akan menghampiri juri selanjutnya).

4) Tim A yang kalah tadi akan dihukum dengan menggendong lawannya dengan cara gendong kuda. Jika tak bisa gendong kuda, maka Tim A harus dihukum dengan cara lain sesuai hasil yang telah dikompromikan. Setelah hukuman selesai, permainan pun dilanjutkan dengan cara yang sama.29

Dalam permainan bisik berantai juri membisikkan sebuah nama, namun dalam pembelajaran yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa, maka yang dibisikkan oleh juri bukanlah nama tetapi diganti dengan sebuah kalimat pesan. Dengan menggunakan permainan bisik berantai diharapkan siswa merasa senang dan termotivasi dalam belajar kemampuan menyimak.

C.

Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang peningkatan keterampilan berbicara telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti maupun sekolah yang dilakukan dalam mata pelajaran bahasa indonesia. Seperti penelitian yang dilakukan oleh:

1. Nurhasanah (106013000309), mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah dalam skripsinya “Efektivitas Penggunaan Tape Recorder

29 Gabah, Pwermainan Kuda Bisisk, diakses Rabu, 2 April 2014, pukul. 12.31 WIB,


(30)

dalam Pembelajaran Menyimak Cerita Pendek Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pakuhaji Tahun Pelajaran 2009/2010”30

Adapun perbedaan penelitian Nurhasanah dengan penelitian ini adalah:

a. Subjek penelitian yang dilakukan Nurhasanah adalah siswa kelas sepuluh sedangkan penelitian dilakukan pada siswa kelas tiga MI. b. Tempat dan tahun penelitian pada skripsi Nurhasanah dilakukan di

SMAN 1 Pakuhaji tahun pelajaran 2009/2010 sedangkan penelitian ini bertempat di MI. Ath-thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat tahun pelajaran 2013/2014.

c. Metode penelitian Nurhasanah menggunakan korelasional sedangkan penelitian saya menggunakan metode PTK.

2. Nuruddin Aji Harviyanto (2101409039), mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang dalam skripsinya “Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Metode Listening In Action dan Teknik Rangsang Teks Rumpang Melalui Media Audio Pada Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Boja”31 Adapun perbedaan skripsi Nuruddin Aji Harviyanto dengan penelitian ini adalah:

a. Subjek dan tempat penelitian Nuruddin Aji Harviyanto dilakukan pada siswa kelas VIII B SMPN 2 Boja tahun pelajaran 2012/2013 sedangkan penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III MI. Ath-thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat tahun pelajaran 2013/2014. b. Tindakan yang digunakan Nuruddin Aji Harviyanto adalah metode

listening in action dan teknik teks rumpang dengan media audio sedangkan penelitian ini menggunakan metode permaianan kuda bisik. 3. Bariyatun, K.Y. Margiati, dan Siti Halidjah, dalam jurnal yang berjudul

“Peningkatan Keterampilan Menyimak Menggunakan Media Audio Visual

30Nurhasanah, Abstrak Skripsi, Efektivitas Penggunaan Tape Recorder Dalam Pembelajaran

Menyimak Cerita Pendek Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pakuhaji Tahun Pelajaran 2009/2010, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2010)

31 Nuruddin Aji Harviyanto, Abstrak Skripsi, Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita

Menggunakan Metode Listening In Action dan Teknik Rangsang Teks Rumpang Melalui Media Audio Pada Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Boja, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2013)


(31)

Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar” hasil penelitian ini adalah telah terbukti bahwa media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa. Hasil analisa data menunjukan bahwa setelah menggunakan media audio visual dalam pembelajaran keterampilan menyimak ternyata dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa dari rata-rata 71,43% di siklus I menjadi rata-rata 87,14% di siklus 2, terjadi peningkatan 15,71%. Sedangkan hasil belajar keterampilan menyimak siswa juga meningkat dari rata-rata 65 di siklus 1 menjadi rata-rata 78,57 disiklus 2, terjadi peningkatan 13,57%.32 Adapun perbedaan jurnal tersebut dengan penelitian saya ini adalah:

a. Subjek penelitian, siswa kelas lima sedangkan penelitian ini pada siswa kelas tiga MI.

b. Tempat penelitian dilaksanakan di SDN 22 Ambawang tahun pelajaran 2012/2013, sedangkan penelitian ini dilaksanakan di MI. ATH-THOYYIBIYAH kalideres Jakarta Barat tahun pelajaran 2013/2014. c. Solusi yang ditawarkan pada penelitian ini adalah penggunaan media

audio visual sedangkan penelitian ini menggunakan metode permainan kuda bisik.

D.

Kerangka Berpikir

Untuk berkomunikasi seseorang membutuhkan suatu alat yang dapat dipergunakan. Alat yang dapat dipergunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa. Dengan bahasa seseorang dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Mengingat pentingnya kedudukan bahasa,

32 Bariyatun, K.Y. Margiati dan Siti Halidjah, Abstrak Jurnal, Peningkatan Keterampilan Menyimak Menggunakan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, diakses hari sabtu 5 april 2014, Pukul 16.40 WIB, http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CDEQFjAC&url =http%3A%2F%2Fjurnal.untan.ac.id%2Findex.php%2Fjpdpb%2Farticle%2Fdownload%2F1846 %2Fpdf&ei=XnVAU9OcItGZiQeH14GwCA&usg=AFQjCNHHywUuKOA4iv3ljjNw3ElOivknc A&bvm=bv.64125504,d.aGc.


(32)

dalam pendidikan nasional bahasa merupakan salah satu mata pelajaran wajib disekolah. Penggunaan bahasa pada mata pelajaran bahasa Indonesia diklasifikasikan menjadi empat, antara lain 1) kemampuan menyimak, 2) kemampuan berbicara, 3) kemampuan membaca, dan 4) kemampuan menulis. Keempat kemampuan ini berkembang sesuai dengan tahapan perkembangan si penggunanya. Biasanya kemampuan berbahasa akan diperoleh oleh seseorang dimulai dari menyimak, berbicara, menulis, kenudian membaca.

Kemampuan menyimak adalah kemampuan seseorang untuk memperhatikan apa yang diucapkan atau dibaca oleh seseorang. Mempunyai kemampuan menyimak membantu serseorang untuk berinteraksi dengan dengan orang lain. Agar seseorang dapat menyimak dengan baik maka harus terus dilatih.

Metode permainan bisik berantai diharapkan dapat menjadi alat untuk melatih kemampuan menyimak seseorang, serta diharapkan mampu memotivasi dan meningkatkan minat siswa untuk menyimak pembicaraan. Selain itu, metode permainan bisik berantai diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia terutama kemampuan menyimak siswa kelas III MI.

Metode permainan bisik berantai juga diterapkan dengan maksud untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan.

E.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang diajukan berdasarkan kajian teoretis dan kerangka pikir adalah jika metode permainan bisik berantai diterapkan sebaiknya dan benar maka kemampuan menyimak siswa kelas III MI. ATH-THOYYIBIYYAH ditingkatkan.


(33)

20

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan dikelas III MI. ATH-THOYYIBIYYAH Jl. Komplek Kebersihan No 17 Rt 008/010 Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat. Jumlah siswa yang diteliti adalah dua puluh empat orang.

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai Maret-Mei pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat.

B.

Metode Penelitian dan Rancangan

1. Metode Penelitian

Sebagai upaya mencari pembuktian dan solusi dari masalah yang diangkat dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan dan merancang metode penelitian dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam literatur berbahasa Inggris, PTK disebut dengan classroom action research.1 Selanjutnya Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama berpendapat bahwa PTK adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.”2

Senada dengan pendapat IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit yang mengatakan bahwa Penelitian

1

Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Bahan

Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah, 1999), h. 5

2Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:


(34)

Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) adalah “merupakan metode penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.”3

2. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus. Dalam pelaksanaannya siklus dapat dihentikan apabila 70 telah tercapai tujuan dan kompetensi pembelajaran dengan nilai KKM 70 yang sesuai dengan SKBM MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat. Dalam pelaksanaannya PTK memiliki empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

3IGAK Wardhani, dan, Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2010), Cet. 10, h. 1.4

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi Siklus II

Perencanaan


(35)

a. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti merencanakan tindakan untuk meningkatkan kemampuan menyimak melalui metode permainan kuda bisik. Rencana yang disiapkan oleh peneliti adalah: menyusun RPP dengan materi menyimak, mempersiapkan media dan sumber pembelajaran, menyiapkan kalimat sebagai yang digunakan sebagai pesan dan lembar kerja kelompok, serta menyiapkan lembar observasi. Siklus I dan siklus II akan dilaksanakan dalam 2 x pertemuan.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini pelaksanaan guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, dan setiap kelompok terdiri dari 3 orang. Guru menjelaskan secara singkat tentang materi pembelajaran, mengenalkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran, serta menjelaskan metode pembelajaran yaitu metode permainan bisik berantai.

c. Pengamatan

Pada tahap ini, peneliti dan observer melakukan pengamatan mengenai aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam memotivasi siswa pada saat kegiatan pembelajaran.

d. Refleksi

Tahap refleksi dilakukan dengan cara mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, dan menyusun rencana tindakan berikutnya.

C.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat semester genap tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak dua puluh empat siswa yang terdiri dari empat belas siswa laki-laki dan sepuluh orang siswa perempuan.


(36)

D.

Peran Peneliti dalam Penelitian

Peneliti berperan sebagai guru bahasa Indonesia yang member tindakan dalam pembelajaran, peneliti dibantu oleh guru kelas III yang bertindak sebagai observer dalam pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini difokuskan pada materi kemampuan menyimak dengan metode permainan bisik berantai. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan perubahan baik dari segi teknik, metode dan suasana belajar sehingga dengan penerapan metode permainan bisik berantai dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa.

E.

Prosedur Pelaksanaan Tindakan

1. Rencana Tindakan

Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan untuk merefleksi awal, menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan, serta memberikan arahan dan bimbingan kepada pengamat dan teman sejawat tentang sistem pembelajaran. Sebelum mengajar, seorang guru harus perencanaan untuk memperbaiki pembelajaran. dengan dibantu observer peneliti menyiapkan rencana pembelajaran, lembar observasi, lembar pengamatan, lembar penilaian tes siswa, lembar catatan lapangan, jurnal siswa, dan menyiapkan angket respons siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti menerapkan apa yang telah direncanakan, yaitu memberikan tindakan pada masalah yang dihadapi dengan memberikan alternative sesuai rencana yang di rancang. Tindakan yang akan dilaksanakan pada tahap ini sudah tertuang pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Pengamatan (Observasi)

Pada tahap ini, pengamatan dilakukan oleh observer dalam hal ini adalah guru kelas III. Sambil merekam peristiwa yang terjadi, pengamat juga membuat catatan-catatan agar memudahkan dalam menganalisis data. Peneliti


(37)

juga akan melakukan evaluasi, dalam hal ini evaluasi yang ditujukan kepada hasil belajar siswa adalah assesmen kinerja, tes dan respons siswa.

4. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti dan observer bekerja sama untuk menganalisis data yang diperoleh berupa pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

F.

Data dan Sumber Data

1. Data tes objektif berupa tes kinerja yang dilakukan pada akhir tindakan. Hasil nilai akhir tes kinerja siswa akan dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.

2. Data hasil pengamatan yang dihasilkan dari observasi masing-masing siswa baik langsung maupun tidak langsung yang dinilai oleh peneliti. 3. Data untuk mengetahui respon siswa terhadap metode permainan bisik

berantai yang berupa jurnal siswa.

4. Data untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap tingkah laku guru selama proses pembelajaran dengan cara memberikan lembar observasi

G.

Instrumen Pengumpulan Data

1. Instrumen Tes

Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran maka diadakan tes, dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes kinerja. Tes kinerja ini merupakan postest.

Tabel

Penilaian Kemampuan Menyimak

No Aspek yang Dinilai Tingkat Kefasihan

1 2 3 4 5


(38)

2 Tanggap situasi

3 Kenal arah pembicaraan 4 Kontak dengan pembicara 5 Merangkum isi pembicaraan 6 Menilai dan menanggapi hasil

pembicaraan

Jumlah Skor Nilai: Tingkat capaian kerja 1. Sangat tidak baik

2. Tidak baik 3. Kurang baik 4. Baik

5. Sangat baik

2. Instrumen Nontes

Instrumen nontes digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan produk dari suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif, seperti sikap, bakat, minat, dan motivasi.4

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengukur sejauh mana tindakan yang dilakukan peneliti telah mencapai tujuan. Lembar observasi ini berisi aspek-aspek tingkah laku yang terjadi selama proses pembelajaran, baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Dalam observasi ini peneliti menggunakan skala bertingkat.

4

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja


(39)

Tabel

Pengamatan Aktivitas Siswa

No Kategori

pengamatan

Skor dan indikator

Jumlah

1 2 3 4 5

1 Siswa memberikan respon positif selama pembelajaran

berlangsung

2 Siswa memperhatikan dan menyimak

penjelasan guru dengan baik 3 Siswa aktif dalam

mengajukan pertanyaan 4 Siswa aktif dalam

menjawab pertanyaan yang diajukan guru 5 Siswa sering

memotivasi dan membantu

kelompoknya dalam mengerjakan tugas kelompok

6 Siswa mengerjakan tugas kelompoknya dengan serius 7 Siswa memiliki

tanggung jawab dan kerja sama dalam kelompoknya 8 Siswa mengikuti

pembelajaran dari awal sampai akhir Jumlah


(40)

Porsentase kriteria

Keterangan: 1. Sangat kurang, 2. Kurang, 3. Cukup, 4. Baik, 5. Sangat baik

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan temuan yang diperoleh peneliti pada proses pembelajaran, temuan tersebut dapat berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung.

Tabel

CATATAN LAPANGAN

……… ……… ……….... c. Jurnal Siswa

Jurnal siswa ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan atau gambaran yang telah diperoleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Pemberian jurnal siswa dilakukan setiap akhir pembelajaran.

Tabel JURNAL SISWA

……… ……….... ……… d. Dokumentasi

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa LKS, dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkrit mengenai kegiatan siswa dan menggambarkan suasana kelas digunakan dokumentasi foto.


(41)

H.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi teknik tes dan nontes, dengan menggunakan beberapa instrument yang telah dijelaskan diatas. Instrument dikatakan baik apabila mampu mengukur apa yang diinginkan secara tepat atau valid, dan telah memiliki reliabilitas. Maka jelas kriteria dari instrument yang baik adalah reliabel dan valid.

I.

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang ada, yang biasa disebut teknik triangulasi untuk memperoleh data yang valid. Adapun tindakan yang dilakukan yaitu: 1. Pengambilan data dari berbagai sumber yaitu guru, siswa, dan peneliti. 2. Penggunaan berbagai instrument agar data yang terkumpul lebih akurat 3. Pengguanaan teknik analisis sehingga data yang terkumpul dapat

dipercaya.

4. Memeriksa kembali data yang telah terkumpul, baik keaslian maupun kelengkapannya.

5. Mengulang kembali pengolahan dan analisis data yang telah terkumpul.

J.

Prosedur Analisis Data

Dalam sebuah penelitian perlu adanya analisa data untuk mengetahui keefektifan suatu metode atau teknik yang digunakan dalam pembelajaran. teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Analisi ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu: 1. Untuk menilai tes kinerja

Rata-rata tes dapat dirumuskan

Nilai rata-rata = Jumlah semua nilai siswa Jumlah siswa


(42)

Persentase = Skor seluruh siswa x 100% Jumlah skor ideal seluruh siswa

2. Lembar observasi guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Aktivitas guru

Jumlah rata-rata keseluruhan = Jumlah skor yang didapat siswa Jumlah siswa

b. Aktivitas siswa

Rata-rata skor = Jumlah skor yang didapat guru Jumlah pertemuan

3. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

KKM mata pelajaran bahasa Indonesia di MI. ATH-THOYYIBIYYAH kelas III adalah 7,0 (tujuh koma nol). Seorang siswa dianggap tuntas belajar apabila nilai mata pelajarannya telah mencapai nilai 70.


(43)

30

A.

Setting Penelitian

1. Profil Sekolah

Yayasan MI. Ath-thoyyibiyyah berdiri pada tahun 1979 yang berdomisili di Jl. Komplek kebersihan no. 17 Rt 008/010 Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat. Madrasah Ibtidaiyah Ath-thoyyibiyyah berdiri ditanah seluas 2000 m2 dengan luas bangunan 1900 m2 dan luas tanah kosong 100 m2.

Madrasah Ibtidaiyah Ath- thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat swasta yang menyelenggarakan perpaduan antara ilmu agama dan ilmu umum yang sesuai dengan iman dan taqwa (IMTAQ). Sejak berdirinya madrasah Ath-thoyyibiyyah sampai dengan sekarang telah banyak meluluskan peserta didik, dan diantara peserta didik tersebut masih melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi yaitu pendidikan menengah pertama.

a. Visi

Unggul dalam prestasi berdasarkan IMTAQ dan akhlakul karimah. b. Misi

1) Menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan kepada allah SWT. 2) Meningkatkan kecerdasan dan kreatifitas peserta didik.

3) Menciptakan nuansa islami di lingkungan madrasah.

4) Mengoptimalkan integrasi IMTAQ ke dalam mata pelajaran.

5) Meningkatkan hubungan silaturahim antara warga madrasah dengan lingkungan masyarakat.

c. Tujuan madrasah

1) Melatih siswa bertaqwa kepada Allah SWT. 2) Mendidik siswa untuk berdisiplin.


(44)

4) Memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

5) Melatih siswa kreatif, terampil dan mau mengembangkan diri secara terus menerus.

a. Status Akreditas

Sekolah ini berada di bawah pembinaan dan pengawasan Kanwil Depag Provinsi DKI Jakarta. Namun demikian, MI. Ath-thoyyibiyyah tetap berada di bawah pengelolaan Yayasan Pendidikan Islam Ath-Thoyyibiyyah. Status akreditasi MI. Ath-thoyyibiyyah adalah terakreditasi dengan nilai B pada tahun 2009 dengan status madrasah diakui sesuai dengan SK izin operasional tertanggal 11 Januari 2010 No. Kd.09.04/4/PP.00.4/0438/2010.

Gambar. 1

STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH IBTIDAIYAH ATH-THOYYIBIYYAH

YAYASAN Tb. SYAEFULLAH, SH

KEPALA SEKOLAH IWAN RIDWAN, S.Pd.I

DEWAN GURU

SEKRETARIS M. MANSUR BENDAHARA

NURLI KOMALASARI

KOMITE SUPARTA


(45)

b. Keadaan Guru

Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Peran guru membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Guru sebagai pendidik harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru juga pelaksana pembelajaran dan merupakan tanggung jawabnya yang pertama dan utama. Seorang guru diberi kepercayaan untuk mengajar, mendidik, dan mengambil keputusan pada lembaga kependidikannya. Tugas mengajar yang diberikan kepada guru harus relevan dengan kualitas atau sesusai dengan kemampuan yang dimilikinya. Hal ini juga terdapat pada MI. ATH-THOYYIBIYYAH yang selalu berupaya meningkatkan kualitas pendidikan sekolah.

Tabel. 4.1

Keadaan Guru Ath-thoyyibiyyah

No Nama L/P Pendidikan Jabatan/Tugas

Mengajar 1 Iwan Ridwan, S.Pd.I L S-1 Kepala Sekolah 2 Suheni, A.Ma P D -II Guru Kelas 1 3 Rosiah, S.Pd.I P S-1 Guru Kelas 2 4 Erlin Wahyuningsih, S.Pd P S-1 Guru Kelas 3 5 Siti Rabiah, S.Pd.I P S-1 Guru Kelas 4 6 Elis Maesaroh, S.Pd P S-1 Guru Kelas 5 7 Royanih, A.Ma P D-II Guru Kelas 6

8 Idah Saidah Fikriyah, A.Ma P D-II Bahasa indonesia dan Matematika 9 Nurli Komalasari, S.IP P S-1 Quran Hadits dan

Bahasa Arab

10 Samsuri, S.Sos.I L S-1 Sejarah Kebudayaan Islam


(46)

11 Diding, S.Pd.I L S-1 Akidah Akhlak dan Bahasa Inggris

12 Tarmin L SMA Penjaskes dan SBK

c. Keadaan Siswa

1) Tahun pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014 Tabel. 4.2

Jumlah siswa MI. Ath-thoyyibiyyah

No Tahun Pelajaran Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 2012/2013 84 orang 69 orang 153 2 2013/1014 79 orang 82 orang 161

2) Keadaan siswa tahunpelajaran 2013/2014

Tabel. 4.3

Jumlah siswa kelas 1 s.d. kelas VI MI. Ath-thoyyibiyyah tahun pelajaran 2013/2014

No kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah Rombel 1 I 21 orang 12 orang 33 orang 1 kelas 2 II 13 orang 15 orang 28 orang 1 kelas 3 III 10 orang 14 orang 24 orang 1 kelas 4 IV 13 orang 17 orang 30 orang 1 kelas 5 V 13 orang 13 orang 26 orang 1 kelas 6 VI 9 orang 11 orang 20 orang 1 kelas


(47)

2. Deskripsi Data Awal Tindakan

Sebelum pelaksanaan tindakan dimulai, dilakukan observasi mengenai kemampuan menyimak siswa. Kegiatan awal ini dilaksanakan pada tanggal 7 April 2014. Data yang diperoleh adalah data hasil kemampuan menyimak siswa dengan menggunakan metode yang biasa diterapkan oleh guru, seperti ceramah dan penugasan.

Tabel. 4.4

Hasil Nilai Awal Kemampuan Menyimak Siswa Kelas III No Nama

Siswa

Nilai Awal

No Nama Siswa

Nilai Awal

No Nama Siswa

Nilai Awal 1 Aldi 57 9 Mutia 60 17 Shella 63 2 Asep 50 10 Fathir 70 18 Wahyu 43 3 Dwi 67 11 Rena 80 19 Yusril 70 4 Ferdian 63 12 Reva 73 20 Yusuf F 67 5 Ilyas 50 13 Sabil 60 21 Yusuf H 73 6 Renaldi 57 14 Satrio 80 22 Aisyah 50 7 Lidiawati 67 15 Silfina 63 23 Angel 47 8 Maesaroh 77 16 Siti A 57 24 Syahril 53

Tabel. 4 di atas menunjukkan bahwa kemampuan menyimak pada awal sebelum tindakan terdapat lima orang siswa yang memperoleh nilai di atas KKM di antaranya Rena=80, Satrio=80, Maesaroh=77, Reva=73, Yusuf H=73. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kemampuan menyimak yang dilakukan guru belum optimal. Hal itu terbukti dengan 80 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.

Selanjutnya peneliti melakukan pertemuan secara langsung dengan kepala sekolah dan guru kelas III pada tanggal 10 April 2014 untuk membicarakan hal-hal berikut:

a. Permintaan izin penelitian kepada kepala sekolah untuk meneliti kelas III MI. Ath-thoyyibiyyah.


(48)

b. Penentuan tanggal penelitian yang akan dilaksanakan pada tanggal 14-15 April 2014 untuk pelaksanaan siklus I, selanjutnya siklus II dilaksanakan pada tanggal 21-22 April 2014.

c. Penentuan alokasi waktu yang disetujui oleh kepala sekolah dan wali kelas III. Waktu yang telah ditentukan adalah pada jam ke-1 dan ke-2 sesuai dengan jadwal yang ada di sekolah dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 70 menit.

d. Pemaparan RPP tentang materi kemampuan menyimak, pemilihan teknik yang akan diterapkan dan model evaluasi yang akan digunakan dalam pembelajaran selama tindakan.

e. Standar Kelulusan Belajar Minimal (SKBM) Bahasa Indonesia kelas III MI. Ath-thoyyibiyyah adalah 70.

Kemudian peneliti dan wali kelas III berdiskusi dan membatasi fokus penelitian hanya pada kemampuan menyimak siswa kelas III dengan menggunakan metode permainan kuda bisik dengan jumlah peserta didik dua puluh empat orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 14 orang perempuan.

B.

Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Siklus I

Tindakan pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 14 April 2014 (pertemuan pertama) dan hari Selasa, 15 April 2014 (pertemuan kedua). Tahapan-tahapan pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti dan guru kelas III mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian siklus I ini agar memperoleh hasil yang optimal sesuai target SKBM yaitu sebesar 70 dalam hal kemampuan menyimak. Tahapan-tahapan dalam perencanaan adalah:


(49)

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

RPP disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas III semester II tahun 2014 materi kemampuan menyimak. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I dirancang dengan 2 kali pertemuan. Alokasi setiap pertemuan adalah 2x35 menit, sehingga dalam satu siklus terdapat alokasi waktu 4x35 menit. Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup penentuan identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan teknik penilaian. RPP pada siklus I terlampir.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan dalam pembelajaran adalah:

a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas III yang biasa digunakan sehari-hari. Ketika pembelajaran berlangsung, kursi diatur sedemikian rupa, sehingga mereka dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan kondusif.

b) Materi pembelajaran, materi pada pertemuan pertama mempelajari tentang menirukan dialog drama dan pada pertemuan kedua juga masih tentang menirukan dialog drama. Materi tersebut dilaksanakan dengan metode permainan kuda bisik.

c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan adalah HP untuk merekam suara siswa ketika menirukan penggalan dialog drama yang telah disimaknya.

3) Menyiapkan lembar observasi

Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menetukan hal-hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. Lembar observasi dala RPP dibuat untuk menilai aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Lembar pengamatan penilaian proses siswa lebih diutamakan pada proses pembelajaran menyimak dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan lembar observasi yang di buat untuk guru


(50)

lebih diutamakan pada persiapan, jalannya kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

4) Menyiapkan instrumen penilaian

Peneliti dan guru kelas menyusun instrumen penelitian berupa penilaian tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari tes hasil unjuk kerja (tes kinerja) dalam bentuk permainan kuda bisik yang disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Penilaian non tes berupa lembar observasi, rubrik penilaian tes dan lembar observasi terlampir.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 14 April 2014 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 15 April 2014. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di ruang kelas III MI. Ath-thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat. Deskripsi pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Tindakan siklus I pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 14 April 2014 pada jam ke-1 dan ke-2 dengan alokasi waktu 70 menit (2 x 35 menit).

Pada kegiatan awal waktu yang digunakan adalah 10 menit. Guru memulai kegiatan belajar mengajar dengan membaca doa sebagai pembuka pembelajaran, mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran hari ini, selanjutnya guru memberika apersepsi yaitu menanyakan kembali materi sebelumnya. Guru juga memberikan motivasi dengan menghubungkan pembelajaran hari ini dengan kehidupan sehari-hari yang pernah dialami oleh siswa. Pada saat tahap eksplorasi di kegiatan inti guru bertanya jawab dengan siswa tentang drama, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti.


(51)

Catatan lapangan I, 14/04/2014

Pada siklus I pertemuan pertama ini, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Selanjutnya guru menjelaskan materi yang akan diajarkan yaitu mengenai kemampuan menyimak. Guru juga menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa dengan tanya jawab. Guru bertanya kepada siswa “siapa yang pernah melihat pertunjukkan drama?” “saya bu” siswa menjawab bersamaan dan sebagian lagi diam. “saya pernah melihat pertunjukkan drama anak kelas lima waktu kenaikan kelas bu.”kata satrio.

Pada tahap elaborasi guru meminta siswa untuk membuat kelompok yang terdiri dari tiga orang, guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok, orang pertama yang ditunjuk oleh kelompoknya masing-masing menghafal penggalan dialog drama yang dibisikkan oleh guru, di bawah ini penggalan dialog drama yang dibisikan.

Arti Sebuah Pohon

Vita : “Hai, Monika. Mengapa kamu tidak menyapa kami? Kenapa? Kamu tidak sakit, kan?”

Monika : “Ah, tidak. Aku tidak sedang sakit. Terima kasih perhatianmu, Ta.”

Deni : “Lalu, kenapa kamulemas, Monika?”

Dalam pelaksanaannya orang pertama nanti membisikkan pada orang kedua dan orang kedua membisikkan pada orang ketiga, selanjutnya orang ketiga mengucapkannya dengan suara yang lantang sambil direkam oleh guru untuk mencocokkan dengan dialog yang asli.

Catatan lapangan 2, 14/04/2014

Kelompok 1 diwakili oleh Aisyah sebagai orang ketiga Kelompok 2 diwakili oleh Satrio sebagai orang ketiga Kelompok 3 diwakili oleh Lidia sebagai orang ketiga Kelompok 4 diwakili oleh Maesaroh sebagai orang ketiga Kelompok 5 diwakili oleh Rena sebagai orang ketiga Kelompok 6 diwakili oleh Yusuf H sebagai orang ketiga Kelompok 7 diwakili oleh Fatir sebagai orang ketiga Kelompok 8 diwakili oleh Reva sebagai orang ketiga

Mereka direkam dan hasilnya dicocockkan dengan teks dialog aslinya.


(52)

Guru memberikan tepuk tangan kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil kerjanya. Pada tahap konfirmasi guru memberikan penguatan dan perbaikan hasil kerja siswa. Pada kegiatan penutup guru dan siswa menyimpulkan serta mengingatkan kepada siswa yang belum mempresentasikan hasil kerjanya untuk dilanjutkan pada pertemuan yang akan datang, dan pembelajaran diakhiri dengan doa penutup.

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 15 April 2014 pada jam ke-1 dan ke-2, pertemuan ini adalah kelanjutan dari pertemuan pertama.

Pada pertemuan kedua ini, guru memulai pembelajaran dengan membaca doa sebagai pembuka pembelajaran, mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran hari ini, selanjutnya guru memberika apersepsi yaitu menanyakan kembali materi sebelumnya. Guru juga memberikan motivasi dengan menghubungkan pembelajaran hari ini dengan kehidupan sehari-hari yang pernah dialami oleh siswa. Pada saat tahap eksplorasi di kegiatan inti guru bertanya jawab dengan siswa tentang drama, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti.

Catatan lapangan 3, 15/04/2014

Hari ini siswa terlihat bersemangat dan disiplin. Seluruh siswa sepertinya telah siap untuk pembelajaran hari ini, terlihat dari respons siswa ketika guru bertanya “bagaimana kabarnya hari ini?” “baik bu” jawab siswa serempak. “apakah hari ini hadir semua?” “hadir bu” jawab fatir sebagai ketua kelas. “siap dengan pelajaran hari ini?” siswa

menjawab”siap bu” bersama-sama.

Pada pertemuan kedua guru meminta siswa untuk membuat kelompok seperti pada pertemuan pertama, guru mempersilahkan kelompok yang belum mempresentasikan hasil kerjanya untuk maju ke depan. Dalam pelaksanaannya orang pertama menyimak dialog drama yang dibisikkan


(53)

oleh guru dan menghafalnya, kemudian orang pertama membisikkan kepada orang kedua dan orang kedua membisikkan kepada orang ketiga. Selanjutnya orang ketiga mengucapkan dialog tersebut dengan suara yang lantang sambil di rekam oleh guru untuk mencocokkan dengan teks aslinya. Setelah selesai kerja kelompok guru memberikan tugas berikutnya, tugas ini sebagai postest yang dilakukan siswa secara individu, dalam pelaksanaannya seluruh siswa maju ke depan kelas untuk mengambil nomor urut. Kemudian siswa diminta menyimak dialog drama yang diperdengarkan melalui rekaman. Dialog tersebut disimak dan dihafal, kemudian siswa maju ke depan sesuai nomor urut untuk menirukan dialog drama yang telah disimaknya.


(54)

Hasil nilai postest kemampuan menyimak siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel. 4.5

Hasil Nilai Kemampuan Menyimak Siswa Kelas III Siklus I

No Nama Siswa

Nilai No Nama Siswa

Nilai No Nama Siswa

Nilai

1 Aldi 67 9 Mutia 67 17 Shella 73 2 Asep 57 10 Fathir 73 18 Wahyu 73 3 Dwi 70 11 Rena 90 19 Yusril 77 4 Ferdian 70 12 Reva 80 20 Yusuf F 73


(55)

5 Ilyas 60 13 Sabil 70 21 Yusuf H 80 6 Renaldi 70 14 Satrio 93 22 Aisyah 70 7 Lidiawati 73 15 Silfina 70 23 Angel 60 8 Maesaroh 80 16 Siti A 60 24 Syahril 67

Pada tabel. 4.5 terlihat adanya peningkatan siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak sebelas orang yaitu dengan nilai Lidiawati=73, Maesaroh=80, Fatir=73, Rena=90, Reva=80, Satrio=93, Shella=73, Wahyu=73, Yusril=77, Yusuf F=73, Yusuf H=80. Berdasarkan hasil tersebut siswa yang memperoleh nilai di atas KKM baru mencapai 45 sehingga peneliti akan mengadakan tindakan selanjutnya yaitu siklus II.

c. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilaksanakan dengan mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dan aktivitas guru. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh observer yaitu guru kelas III, sedangkan pengamatan aktivitas guru dilakukan oleh siswa dan observer.

Berdasarkan pengamatan terhadap tingkah laku siswa selama pembelajaran berlangsung diperoleh data sebagai berikut:

Tabel. 4.6

Rata-rata Skor Penilaian Siswa Terhadap Guru pada Siklus I

No Kategori Pengamatan JumlahSkor

1 Guru mempersiapkan siswa untuk belajar

77 2 Guru memotivasi siswa

89 3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

92 4 Guru menjelaskan materi pembelajaran

76 5 Guru mengatur siswa dalam


(56)

6 Guru menggunakan media atau alat pendukung

pembelajaran menyimak 90

7 Guru menggunakan teknik yang tepat dalam

pembelajaran 76

8 Guru memberikan tugas sesuai dengan materi

pembelajaran yang disampaikan 84 9 Guru mengawasi kelompok secara bergiliran

80 10 Guru memberikan bantuan kepada kelompok

yang mengalami kesulitan dalam tugas kelompok

93 Jumlah rata-rata skor 36,43 Jumlah rata-rata keseluruhan = Jumlah skor yang didapat siswa

Jumlah siswa Dimana:

Skala penilaian rata-rata tiap aspek: 1. Sangat kurang

2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik

Skala penilaian jumlah rata-rata: 10-19 = Prestasi kurang baik 20-26 = Prestasi kurang 27-33 = Prestasi cukup 34-40 = Prestasi baik 41-50 = Prestasi sangat baik

Berdasarkan tabel di atas jumlah rata-rata keseluruhan adalah 36,43 hal itu berarti guru memiliki prestasi yang baik selama pembelajaran berlangsung.


(1)

Ee

ll

Strategi Pembelajaran Berorienlasi Standar Proses Pendidikan Sanjay4 Wina. Jakarta: Kencana Prenada Media, Cet. Ke-8. 2011.

2t

t4

t2

Psikologi

Pendidikan Dengan Pendekatan Baru

Syah, Muhibbin.

Bandung: Remaja Rosdakarya , Cet. Ke-16.2010.

24, 25

t5

13 Materi Pokok Pendidiknn Keterampilan Berbahasa Modul

t-12

Tarigan, Djago dkk.

Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. Ke-17. 200s. r,5,9 L,7,9

14 Bermain Mainan dan Permainan

Tedjasapuk

4

Mayke S.

Grasindo 26 15

{

t5

Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom ActionResemch) Bahan Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah

Tim pelatih proyek PGSM Jakarta: Departeme n Pendidikan dan Kebudayaa n Direklorat Jenderal Pendidikan Tinggi PGSM 1999.

1,2 22 T

t6

Mengembangkan Model Pembelajaran Temotik Trianto. Jakarta: Pustakaray

a

Cet.

Ke-20 t4


(2)

\*

2.2011

l7

Pendidikan Bahasa Indonesia di SD

TW, Solchan. dkk.

lakarta: Universitas Terbuka Cet. Ke-3. 2008.

23

l5

t8

Bahasa Indonesia Paket 1-6

Alfin,

Jauharoti. dkk.

Surabaya: LAPIS

PGMI, 2008

8, 11 8,10

19 Penelitian Tindakan Kelas

Wardhani,I GAK., dan,

Kuswaya Wihardit.

Jakarta:

Universitas Terbuka, Cet. 10.

2010.

4 23

20 Materi Pokok Pengajaran Keterampilan Berbahasa Modul

1-12

Y,Budinury anto, Kusurianta dan Imam Poermen

Jakarta: Universitas Terbuka,

Cet.KeZ.

2008.

6, 17 7,13

2t

Pengertian lcemampnn

Psychologrm

ania-http://www.

ps),chologv

maniacom/

20lAlolr,en

gertian-

kemarnpuan-htnnL

diakses Selasa I April2014,

paktrtJ.2l.27

WIB.


(3)

>J

22 Pengertian Permainan

4loveandlife

httn://4lov

eandlifebl

ogsDot co mt200Dl06l oengertian

permainan .html. diakses rabu,2

April2014,

pukul.

11.56 WrB.

27

l6

23 Permainsr

Kufu

Bisik

Gabah http://qaba

h-bangretblog spot.com/2 01?03/per mainan- betawi-

kuda-bisik.htuL diakses Rabu,2

April2014,

pukul.

12.31 WIB.

29

l7


(4)

Jakarta,

Met2014

Nomor : Un.O1lF.I/KM.O1 .31...t2014

Lamp.

: Outline/Prcposat

Hal

:

Permohonan lzin penelitian

Kepada Yth.

lwan Ridwan, S.pd.l

(Ka.Ml. Ath- thoyibiWah)

di

Tempat

ia

s a I a m u' a I a i k utfrW r. w b.

Sengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama

: Royanih

Tembusan:

1.

Dekan FITK

2.

Pembantu Dekan Bidang Akademik

3.

Mahasiswa yang bersangkutan

NIM :1811018300011

Jurusan

:Kl/pGMl

Semester

:

Vlll

Judul Skripsi

:

Peninglratan Kemampuan

Menyimak

Melalui

penerapan Metode Permainan Kuda

Bisik

pada siswa kelas

III

MI

Ath- thoyibiyyah .

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang

sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasa h yang Saudara pimpin.

Untuk itu kamimohon saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut

melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kamiucapkan terima

kasih.

-..-.-.-...-Wassalamu'alaiku m wr.wb.

a.n. Dekan

Kajur/trtu.PRODI

pcMI

OQQII-Dr. Fauzan,

MA

}\IIP. I 9761 I 072007011013 I(EMENTERIAN AGAMA

UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. JuaNle ib 95 Apnat fi412 tndonesid

FORM (FR)

Tgl.

Terbit : t

tvtaret ZO1O


(5)

&

tt t(o

>.9

KANTCIR KEUENTRIAN AGI}.IA HOTA'AKARXA BAffAT

I

:l;.

I htl

ir;t*i+yt

;-^rJJ,-aJt

MADRASAH

IBTIDATYAH

"ATH-ATHO}ryIBIYYAH"

A

,=l=l

cfffiIi

985293rO

lGbersthaa No.17 Rt 0oslo10

tietlbElrllur

tEr.I(eltdcrrs fakerta Barar 1t8zo rblrr

Nomor Lampiran

Perihal

Kepada,

Yth. Dekan Fakultas

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Up. Kajur Pendidikan.

PGMI

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jl.

Ir.

H. Juanda No. 95

Ciputat, t5412

Dengan Hormat,

Bersama

ini

kami sampaikan bahwa mahasiswa yang bersangkutan

di

bawah

ini:

Nama

: Royanih

NIM

:801118300095

Jurusan

:PGMI

Semester

:

VIII

Judul

skripsi

: Peningkatan Kemampuan Menyimak

Melalui

Metode

Permainan

Bisik

Berantai Pada Siswa Kelas

III MI.

Ath-thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat.

Bahwa

mahasiswa

yang

namanya tersebut

di

atas telah

melaksaqakan

penelitian

di

sekolah

kami

Mi.

Ath-thoyyibiyyah

Kalideres Jakrra

Barat

dalam

rangka

penyusunan

skripsi

dengan

judul

di

atas.

penelitian ini

dilaksanakan dari tanggal29 Maret 2014 s/d 16

Mei

2014.

Demikian surat keterangan penelitian

ini Kami

sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

:

Ijin

Penelitian


(6)

RIWAYAT PENULIS

ROYANIH, lahir di Jakarta, 15 Maret

1977 dari seorang ibu yang bernama Mini, dan

seorang ayah bernama Saduni (almarhum).

Kini penulis beralamat di Jl. Jaya 25 Gang

Kenanga 6 Rt 001/010, Cengkareng Jakarta

Barat.

Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu

pada tahun 1990 lulus dari SDN 18 pagi Jakarta. Kemudian melanjutkan ke MTs

Daar Elqurro lulus tahun 1993. Pada tahun 1996 lulus dari MAN 2 Serang

kemudian tahun 1998 melanjutkan ke UIN Syarif Hidayatullah Program D-II PAI

dan lulus tahun 2000. Setelah itu kembali melanjutkan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Pada semester akhir tahun 2014 penulis telah

menyelesaikan skripsi

yang berjudul “

Peningkatan Kemampuan Menyimak

Melalui Metode Permainan Bisik Berantai pada Siswa Kelas III MI.

Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat

”.

Pada tahun 1996-1997, ibu dari dua orang anak ini menjadi tenaga

pengajar di MTs Daar Elqurro, kemudian tahun 1997 sampai tahun 1998 menjadi

tenaga pengajar di TPA Al-Husainiyyah Jakarta. Setelah itu dari tahun 1998

sampai dengan tahun 1999 menjadi tenaga pengajar di TPA Az-zahra Jakarta.

Kemudian, ibu dari Anil dan Dini ini pada tahun 1998 sampai dengan sekarang

menjadi tenaga pengajar di MI. Ath-Thoyyibiyyah sebagai guru kelas VI.


Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menulis karangan dengan penerapan metode permainan susun gambar dalam pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SD Muhammadiyah 12 Pamulang Tangerang Selatan

3 24 93

Peningkatan kemampuan menyimak melalui penerapan metode permainan bisik berantai pada siswa kelas III MI Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 14 172

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Peningkatan keterampilan membaca siswa pada pembelajaran tematik dengan menggunakan lingkungan sekolah sebagai media di kelas II MI Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat

0 5 100

Peningkatan kemampuan memahami bacaan melalui media gambar pada siswa kelas VII-4 SMP Darussalam Ciputat Tahun pelajaran 2013/2014

1 16 116

Upaya meningkatkan keterampilan menyimak metode bermain peran pada siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 Depok

1 6 93

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

Peningkatan kemampuan berbicara melalui penerapan teknik bermain peran pada siswa Kelas V MI Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 170

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Peningkatan kemampuan berbicara melalui penerapan teknik bermain peran. penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V MI. Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat

0 10 170