325 PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI IRM DAN IEBE SELAMA TAHUN 2016

  

ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2016

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN BAHAN BERBAHAYA

DAN BERACUN (B3) DI IRM DAN IEBE SELAMA TAHUN 2016

  

Sunardi, Susanto

Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir

Abstrak

  Pengelolaan Limbah Radioaktif dan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) di Instalasi

Radiometalurgi (IRM) dan Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) selama tahun 2016 telah

dilakukan. Limbah tersebut dihasilkan dari proses pelaksanaan kegiatan uji pasca iradiasi yang

dilaksanakan di fasilitas IRM dan pembuatan elemen bakar nuklir yang dilaksanakan di fasilitas

  

IEBE. Metode yang dipakai dalam mengelola limbah B3 adalah pengumpulan, pengelompokkan,

pengompakkan, pelabelan, penyimpanan dan pengiriman, sedangkan metode pengelolaan limbah

cair adalah pengumpulan, pengambilan sampel, identifikasi, pengiriman dan pengiriman ke Pusat

Teknologi Pengelolaan Limbah Radioaktif (PTLR). Tujuan dari pengelolaan adalah untuk

mengurangi penyebaran limbah radioaktif dan limbah B3 yang membahayakan pekerja, daerah

kerja dan lingkungan. Selama Tahun 2016 di IRM dan IEBE telah dilakukan pengelolaan limbah

radioaktif padat laboratorium dan limbah Filter VAC Supply bekas dengan volume ± 16.920 liter,

limbah B3 dengan volume 8,310 liter yang dimasukkan kedalam 2 Drum HDPE ukuran 150 liter

3 dan limbah radioaktif cair aktifitas rendah dengan volume 59 m .

  Kata Kunci: Limbah, Radioaktif, B3 PENDAHULUAN

  Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) mempunyai 2 Instalasi Nuklir, yaitu Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) dan Instalasi Radiometalurgi (IRM). Tugas PTBBN Berdasarkan Peraturan Kepala Batan Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Batan Pasal 198 adalah melaksanakan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pembinaan dan bimbingan di bidang pengembangan teknologi fabrikasi bahan bakar nuklir dan teknik uji radiometalurgi. Dalam melaksanakan

  [1]

  tugasnya, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir menyelenggarakan fungsinya sebagai : Pelaksanaan urusan perencanaan, persuratan dan kearsipan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, dokumentasi ilmiah dan publikasi serta pelaporan; Pelaksanaan pengembangan teknologi fabrikasi bahan bakar nuklir; Pelaksanaan pengembangan teknik uji radiometalurgi; Pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan fasilitas bahan bakar nuklir; Pelaksanaan pemantauan keselamatan kerja dan akuntansi bahan nuklir; Pelaksanaan jaminan mutu; Pelaksanaan pengamanan nuklir.

  Pelaksanaaan fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan di dua instalasi nuklir, yaitu Gedung 20 IRM dan Gedung 65 IEBE yang dibangun di Kawasan PUSPIPTEK Serpong.

  Pelaksanakan kegiatan uji pasca iradiasi di IRM dan pengembangan teknologi fabrikasi bahan bakar nuklir di IEBE untuk kegiatan penelitian dan pengembangan, banyak menggunakan sumber radioaktif. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan limbah yang mengandung zat radioaktif dalam bentuk padat, cair maupun gas. Limbah radioaktif terbentuk karena adanya kontaminasi uranium pada bahan yang dipakai untuk kegiatan Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2016

ISSN 0854-5561

  litbang seperti kertas merang, sarung tangan (kain atau karet), baju kerja, sepatu kerja, kertas filter, masker debu dan sebagainya yang tidak ekonomis untuk didekontaminasi serta dapat dimampatkan dan terbakar. Limbah padat umumnya terbentuk dari ruangan kerja yang dimasukkan ke dalam kotak limbah oleh pekerja radiasi. Limbah radioaktif tersebut banyak mengandung sejumlah radionuklida yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia maupun lingkungan, sehingga harus dikelola dengan baik. Limbah radioaktif cair terbentuk dari ruangan kerja seperti dari wastafel di ruang kerja, ruang dekontaminasi dan sebagainya secara langsung dialirkan secara gravitasi ke tangki- tangki limbah radioaktif yang terdapat di basement IRM maupun IEBE. Dasar hukum pengelolaan limbah radioaktif adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2013, Tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif dan Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Nomor : 03/Ka-BAPETEN/V-99, Tentang

  [2,3] Ketentuan Keselamatan Untuk Pengelolaan Limbah Radioaktif .

  Selain menggunakan bahan nuklir, proses pelaksanaan kegiatan litbang uji pasca iradiasi di IRM dan pembuatan elemen bakar nuklir oleh IEBE juga menggunakan bahan- bahan kimia asam dan basa yang berbahaya dan beracun. Kemasan dan sisa bahan kimia yang sudah tidak dipakai tersebut akan menimbulkan limbah B3. Limbah B3 tersebut berupa botol-botol bekas wadah bahan kimia, bahan-bahan kimia bekas berbentuk cair dan padat. Limbah tersebut banyak mengandung zat yang secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak, membahayakan, lingkungan, kesehatan. Dengan berjalannya waktu, limbah B3 tersebut setiap tahun selalu bertambah banyak baik dari segi jumlah maupun jenisnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 Tentang Pengelolaan B3. Pada Pasal I Bab I ayat 2 di PP tersebut dijelaskan bahwa Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan,

  [4] mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3. .

  Tujuan pengelolaan limbah radioaktif dan B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya

  [4]

  kembali . Dari hal ini jelas bahwa setiap kegiatan atau usaha yang berhubungan dengan bahan nuklir dan B3, baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah dan penimbun limbah, harus memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada kondisi semula. Apabila terjadi pencemaran akibat tertumpah, tercecer dan rembesan limbah, harus dilakukan upaya optimal agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi semula. Lingkup dari tulisan ini adalah mengenai kegiatan

  

ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2016

  pengelolaan limbah radioaktif dan B3 di IRM dan IEBE selama tahun 2016 yang dimulai dari pengumpulan sampai dengan pengiriman ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif.

  METODOLOGI Bahan dan Peralatan

  Bahan dan peralatan yang diperlukan dalam melakukan pengelolaan limbah radioaktif dan B3 adalah: Drum logam ukuran 100 liter, Drum HDPE ukuran 150 liter, kompaktor, kantong plastik, greenhause, label identitas, crane, lembar data pemantauan, Jadwal Kegiatan, surveimeter, jerigen, Alat Pelindung Diri (APD).

  Tata Kerja

  Pengelolaan limbah radioaktif dan B3 harus dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku, agar didapatkan hasil yang baik untuk menjamin keselamatan pekerja, daerah kerja dan lingkungan. Untuk itu dalam pengelolaan limbah perlu dilakukan dengan tatakerja yang baik, benar dan sistimatis. Kegiatan yang dilakukan dalam melakukan pengelolaan limbah radioaktif dan B3 tersebut secara garis besar adalah sebagai

  [5]

  berikut :

  Pengelolaan Limbah Radioaktif Padat dan B3

  Kegiatan pengelolaan limbah radioaktif padat dan B3 secara garis besar meliputi: pengumpulan, pengelompokan, kompaksi, pelabelan, penyimpanan dan pengiriman ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR). Secara umum langkah pengelolaan limbah radioaktif padat adalah sebagai berikut:

  1. Memantau besaran paparan dan volume ditiap penampungan kotak limbah menggunakan surveimeter.

  2. Kotak/kemasan limbah yang volumenya sudah mencapai 80 % atau lebih, diangkut dan dikumpulkan di Gudang Limbah padat.

  3. Didalam Gudang Limbah padat, khusus limbah radioaktif dipisahkan antara limbah yang dapat terbakar dan tidak terbakar, yang dapat dikompaksi dan tidak dapat dikompaksi.

  4. Limbah padat yang tidak dapat bakar dan tidak terkompaksi langsung dimasukkan kedalam drum 100 liter.

  5. Limbah padat yang dapat bakar dan dapat dikompaksi dikumpulkan untuk dikompaksi dengan kompaktor dan dimasukkan kedalam drum limbah.

  6. Setelah limbah dimasukkan kedalam drum limbah, kemudian dilakukan pengukuran paparan radiasi permukaan, diberi label yang berisi: Nomor Identitas, PPR yang bertugas, isi limbah. Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2016

ISSN 0854-5561

  7. Drum siap kemas disimpan di ruang penyimpan, dan secara periodik dilakukan pemeriksaan baik secara visual maupun dengan menggunakan alat monitor radiasi.

  Limbah Radioaktif Cair

  Kegiatan pengelolaan limbah radioaktif cair meliputi : pengumpulan, pengambilan sampel, Identifikasi, pengiriman limbah ke Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN). Secara umum langkah pengelolaan limbah radioaktif cair adalah sebagai berikut:

  1. Pemantauan tangki limbah radioaktif cair yang dikumpulkan secara grafitasi dari setiap wastafel didalam laboratorium, ruang dekontaminasi.

  2. Pemantauan valume tangki limbah dilakukan minimal satu kali dalam 2 Minggu.

  3. Apabila volume tangki telah terisi sebanyak minimal 80 %, imbah diaduk dengan pompa sirkulasi untuk mendapatkan keterangan/data limbah.

  4. Dilakukan pencuplikan limbah cair sebanyak 500 ml untuk keperluan analisis dengan cara sampling.

  5. Untuk mendapatkan keterangan/data limbah, limbah diaduk dengan pompa sirkulasi limbah dan dicuplik untuk keperluan analisis

  6. Sampel limbah tersebut dianalisa di fasilitas laboratorium kimia di IRM dengan Titrasi redoks dan menggunakan alat Potensiometri yang memeliputi: pH, konduktivitas dan kandungan Cs-137.

  7. Apabila kandungan zat radioaktif (diantaranya adalah Cs-137) didalam cairan limbah tidak melebihi batas ketentuan, maka limbah cair tersebut bisa dilakukan pengiriman ke PPIKSN.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan Limbah Padat Tabel 1. Data limbah radioaktif padat yang dikirim ke PTLR pada Tahun 2016.

  Paparan Volume Gedung No. No. Drum Jenis Limbah permukaan Keterangan (liter)

  (μSv/h)

  1 20-KT-009 100 Tidak dapat bakar 40,000 Isi: peralatan deko Hotcells 2 20-KT-010 100 Tidak dapat bakar 40,000 Isi: peralatan deko Hotcells

  IRM 3 20-KY-011 100 Dapat bakar 7,000 Isi: perlengkapan deko Hotcells (Gd.20) 4 100

20-KY-012 Dapat bakar 42,000 Isi: perlengkapan deko Hotcells

  5 Isi: rel korden dan vacuum 20-KT-025 100 Tidak dapat bakar 1200,000 cleaner

6 20-KY-026 100 Dapat bakar 500,000 Isi: paralon dan plastik

  7 20-KT-027 100 Tidak dapat bakar 900,000 Isi: mesin pompa + majun 8 20-KT-028 100 Tidak dapat bakar 4.200,000 Isi: logam 9 20-KT-029 100 Tidak dapat bakar 2.000,000 Isi: logam 100 Tidak dapat bakar 1.700,000 Isi: logam

  10 20-KT-030

  

ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2016

11 20-KT-031 100 Tidak dapat bakar 22.600,000 Isi: logam 12 20-1. Pb ± 1 Tidak dapat bakar 50,000 Isi: serbuk logam 13 20-2. Pb ± 1 Tidak dapat bakar 50,000 Isi: serbuk logam 14 20-3. Pr ± 5 Tidak dapat bakar 1200,000 Isi: logam 15 20-KY-032 100 Dapat bakar 0,080 Isi: kertas, tisu, kardus, sarung 16 20-KY-033 100 Dapat bakar 0,090 Isi: kertas, tisu, kardus, sarung 17 20-KY-034 100 Dapat bakar 0,160 Isi: kertas, tisu, kardus, sarung 18 20-BY-035 100 Dapat bakar 0,050 Isi: kertas, tisu, kardus, sarung 19 20-BY-036 100 Dapat bakar 0,050 Isi: kertas, tisu, kardus, sarung 20 20-BY-037 100 Dapat bakar 0,050 Isi: kertas, tisu, kardus, sarung 21 20-BY-038 100 Dapat bakar 0,050 Isi: tisu, kardus, kain, sterefoam 22 20-BY-039 100 Dapat bakar 0,040 Isi: kertas, tisu, kardus, kain 23 20-KY-040 100 Dapat bakar 0,180 Isi: kertas, tisu, kardus, kain 24 20-KT-041 100 Tidak dapat bakar 0,260 Isi: zeolit 25 20-KT-042 100 Tidak dapat bakar 0,590 Isi: zeolit

  26 Pre Filter 13720 Tidak dapat bakar 0,005 Pre Filter VAC Jumlah ±15.920

  IEBE (Gd. 65) 27 65-BY-012 100 Dapat bakar 0,386 Isi: Majun, kertas, plastik, kain 28 65-BY-013 100 Dapat bakar 0,256 Isi: Majun, kertas, plastik, dus 29 65-BY-014 100 Dapat bakar 0,315 Isi: Majun, plastik, kain, kardus 30 65-KT-015 100 Tidak dapat bakar 0,193 Isi : Akrilik 31 65-KY-016 100 Dapat bakar 0,461 Isi: kain, kertas, plastik, dus 32 65-KY-017

  100 Dapat bakar 0,324 Isi: Majun, kertas, plastik, kain, 33 65-KY-018 100 Dapat bakar 0,221 Isi: Majun, kertas, plastik, kain, 34 65-KY-019 100 Dapat bakar 0,206 Isi: Majun, kertas, plastik, kain, 35 65-KY-020 100 Dapat bakar 1,500 Isi: Majun, kertas, plastik, kain, 36 65-KY-021 100 Dapat bakar 0,346 Isi: Majun, kertas, plastik, kain, Jumlah 1.000

  TOTAL ±16.920

  Kegiatan pengelolaan limbah radioaktif padat selama tahun 2016 banyak menangani limbah-limbah radiasi dari tiap-tiap ruangan laboratorium. Limbah-limbah yang berasal dari laboratorium tersebut besaran paparannya masih dibawah besaran paparan limbah yang diijinkan, namun ada juga yang diatas batas yang diijinkan. Besaran paparan limbah radiasi padat tahun 2016 dapat ditunjukkan dalam Tabel 1.Dari data pada Tabel 1 tersebut diketahui ada drum limbah dengan paparan dibawah batas yang diijinkan. Pengelolaan drum dengan paparan dibawah batas yang diijinkan ini, cukup dikelola dengan cara seperti yang ditunjukkan diatas, yaitu dengan dikemas, diberi label, disimpan di Gudang Limbah dan siap dikirim ke PTLR. Berbeda dengan drum yang mempunyai paparan tinggi atau diatas batas yang diijinkan. Drum tersebut perlu dilapisi pelindung/shielding, untuk menurunkan besaran paparan radiasi agar tidak melebihi dari batasan yang diijinkan oleh PTLR. Pada Tabel 1 tersebut diketahui terdapat 2 (dua) drum dengan paparan diatas batas yang diijinkan, yaitu pada Nomor 8 dan Nomor 11 yang berada di Gedung IRM. Untuk mengatasi hal itu, drum limbah dengan paparan permukaan radiasi tinggi tersebut dilapisi dengan container (lihat Gambar 1). Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2016

ISSN 0854-5561

  Gambar 1. Pemantauan Gambar 2. Pengangkutan Gambar 3. Lapisan LIRA LIRA lembaran Pb menggunakan menggunakan pada drum

  Forklift

  tele detektor LIRA

  Selama dalam pengelolaan, drum dengan paparan radiasi dibawah batas yang diijinkan dapat dilakukan dengan cara standar operasi, namun drum dengan paparan radiasi tinggi perlu dilakukan tindakan keselamatan sebagai berikut:

  1. Tidak bisa diangkut menggunakan truk biasa, namun menggunakan forklift mengingat beratnya melebihi batas angkut untuk truk limbah (lihat Gambar 2).

  2. Dipantau menggunakan tele detektor dengan gagang panjang, agar petugas/operator limbah dapat menerima paparan radiasi sekecil mungkin (lihat Gambar 1).

  3. Petugas/operator limbah menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) khusus, untuk mencegah menerima paparan radiasi dan kontaminasi yang berlebih.

  4. Drum limbah dilapisi lembaran Pb, untuk mengurangi paparan radiasi (lihat Gambar 3).

  5. Dalam melakukan aktifitas operator/petugas limbah selalu dihitung durasi waktu yang diijinkan, untuk mengurangi penerimaan paparan yang berlebih.

  Selama tahun 2016 telah dilakukan pengiriman limbah radioaktif padat tak dapat bakar berupa Pre Filter VAC Supply bekas dari fasilitas system ventilasi di Gedung 20

  3 IRM sebanyak 108 pcs dengan volume total 13,72m (lihat Tabel 1). Kegiatan ini tertuang

  dalam Berita Acara Serah Terima Limbah Pre Filter VAC dengan Nomor Surat 1544/BBN.5/BN 4 01/07/2016 tertanggal 27 Juli 2016 yang ditandatangani oleh Ka. PTBBN dan Ka. PPIKSN.

  Selain mengirim juga telah diterima limbah dari BPFBBN di Gedung 20 IRM berupa pree Filter sebanyak 4.570 liter dan HEPA Filter sebanyak 1.650 liter dengan Memorandum Nomor: 67/BBN.4/PL 00 03/09/2016. Limbah tersebut sudah dikemas dan

  

ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2016

  8 ZrO2 Serbuk Putih Botol Plastik 125 ml

  18 HCl Larutan Bening Botol Plastik 125 ml

  17 HCl Larutan Bening Botol kaca 125 ml

  16 H2SO4 2 N Larutan Bening Botol Plastik 100 ml

  15 H2SO4.HF.H2O2 Larutan Bening Botol Plastik 125 ml

  14 H2O2 30% Larutan Bening Botol Plastik 125 ml

  13 Gliserin Larutan Bening Botol Plastik 30 ml

  12 Etsa

HNO3.HF.ABM Larutan Bening Botol Plastik 60 ml

  

11 END Larutan Hijau Botol Plastik 250 ml/100 cc

  10 CsNO3 Larutan Bening Botol Plastik 250 ml

  9 Perchloride, ethanol Larutan Coklat Botol Plastik 1000 ml

  7 ZrO2 Serbuk Putih Plastik Obat -

  disimpan ditempat penyimpanan sementara, sampai saat akhir tahun 2016 masih dalam proses pengiriman ke PTLR melalui PPIKSN.

  6 ZrO2 Serbuk Putih Botol Plastik 60 ml

  5 ZrO2 Serbuk Pink Botol Plastik 125 ml

  4 ZrO2 Standard Serbuk Putih Botol Plastik 125 ml

  3 Oksalat Jenuh Serbuk Putih Botol Plastik 250 ml

  2 L. Ascorbic Acid Serbuk Putih Botol kaca 125 ml

  1 ZrOCl2 Serbuk basah Kuning Botol Plastik 30 ml

  Tabel 2. Data Limbah B3 yang dikirim ke PTLR Tahun 2016. No Bahan Bentuk Fisik Warna Jenis Wadah Volume

  Data pada Tabel 2 tersebut adalah merupakan hasil pengelolaan limbah B3 yang dilakukan di dua instalasi IEBE dan IRM. Dari kegiatan tersebut telah ditemukan penempatan kemasan limbah B3 masih tercampur dengan limbah radioaktif, sehingga perlu dipisahkan dan diberi tanda khusus. Pengontrolan dilakukan juga dengan menggunakan peralatan surveymeter, sehingga limbah jenis radioaktif dapat terdeteksi dengan baik.

  Jenis limbah B3 di IEBE dan IRM pada umumnya adalah berupa botol-botol bekas bahan kimia atau padatan yang dikemas dengan baik. Limbah B3 tersebut tidak dilakukan reduksi atau pengurangan volume mengingat di PTBBN belum mempunyai peralatan reduksi yang memadai. Disamping itu sesuai dengan tupoksi Perka Batan Nomor 14 Tahun 2013 Pasal 214 ayat 2, bahwa Sub Bidang akuntansi Bahan Nuklir dan Pengelolaan Limbah mempunyai tugas melakukan akuntansi bahan nuklir dan pengelolaan limbah di fasilitas. Sampai saat ini limbah B3 dimasukkan didalam Drum HDPE (High Density Poly Ethylene) (lihat Gambar 4).

  Pengelolaan Limbah B3

  19 HCl 0,4% Larutan Bening Botol Plastik 250 ml Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2016

ISSN 0854-5561

  32 ILMERIT +HNO3 +

H2O4 Larutan Bening Botol plastik 500 ml

  Gambar 6. Pengangkutan limbah B3 Label limbah B3 harus selalu ada pada tiap kemasan limbah B3, hal ini untuk menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pengelolaan limbah B3. Beberapa jenis limbah B3 tidak boleh bercampur dengan jenis limbah B3 tertentu, agar tidak terjadi reaksi kimia yang membahayakan. Namun pada kenyataannya ada beberapa kemasan limbah B3 yang tidak mempunyai label. Tentu hal ini sangat menyulitkan dalam melakukan pengelolaan limbah B3 oleh petugas limbah. Kemasan limbah B3 yang tidak mempunyai label, dikembalikan kepada pekerja yang mengirimkan limbah B3 tersebut, untuk diberi

  Gambar 5. Identifikasi limbah B3 oleh staf dari PTLR

  Gambar 4. Pengemasan limbah B3 dengan HDPE

  37 Zr.Nb.Sn.Fe Kosong - Botol Plastik 30 ml Jumlah 8.310 ml

  36 Zr.Nb.Sn.Fe Kosong - Botol Plastik 30 ml

  35 Oksalat jenuh Larutan Bening Botol plastik 250 ml

  34 NaOH jenuh Larutan Bening Botol Plastik 500 ml

  33 Nital Larutan Bening Botol plastik 500 ml

  20 HCl 37% Larutan Bening Botol kaca 500 ml

  21 HCl 37% Larutan Bening Botol Plastik 500 ml

  30 HNO3 1N Larutan Bening Botol plastik 250 ml

  29 HNO3 jenuh Larutan Bening Botol plastik 60 ml

  28 HF 1 M

(NH4)2.C2O4 jenuh Larutan Bening Botol Plastik 250 ml

  27 HF 0,5 % Larutan Bening Botol Plastik 60 ml

  26 HCl 04 P Larutan Bening Botol kaca 100 ml

  25 HCl 10 M Larutan Bening Botol plastik 500 ml

  24 HCl 8 M Larutan Bening Botol Plastik 125 ml

  23 HCl 6 N Larutan Bening Botol plastik 250 ml

  22 HCl 6 N Larutan Bening Botol plastik 125 ml

  31 HNO3 1N Larutan Bening Botol plastik 500 ml

  

ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2016

  8 H2SO4 teknis 20 liter 1 jerigen Kadaluwarsa

  19 Botol bekas ammonium 1 liter 1 botol Limbah

  18 Botol bekas perchloric acid 1 liter 1 botol Limbah

  17 Botol bekas HCl volume 2,5 liter 1 botol Limbah

  16 Sampel tak teridentifikasi 1 liter x 2 2 botol Limbah

  15 Botol bekas Nitric Acid 2,5 liter x 19 19 botol Limbah

  14 Botol bekas n-Hexan 2,5 liter 1 botol Limbah

  13 Botol bekas TBP 0,5 liter 1 botol Limbah

  12 Botol bekas TBP 2,5 liter 1 botol Limbah

  11 Larutan pembersih mata 120 ml 1 botol Kadaluwarsa

  10 Larutan KMn4 0,5 liter 1 botol Kadaluwarsa

  9 HCL teknis 10 liter 1 jerigen Kadaluwarsa

  7 H2SO4 teknis 10 liter x 2 2 jerigen Kadaluwarsa

  label sesuai dengan jenisnya. Namun demikian ada beberapa kemasan limbah yang tidak dapat ditentukan jenisnya oleh pekerja. Hal ini disebabkan limbah tersebut sudah tersimpan bertahun tahun tanpa ada label/keterangan, sebelum pekerja berada pada tempat kerjanya. Menghadapi kondisi seperti ini, maka petugas limbah mengumpulkan kemasan limbah B3 tanpa label tersebut dalam suatu tempat yang terpisah dengan yang lain. Selanjutnya meminta bantuan staf PTLR untuk membantu menentukan jenis limbah tersebut, dan mengangkut limbah tersebut ke PTLR, sehingga masalah dapat teratasi dengan baik (Gambar 5 dan Gambar 6).

  6 Cutting tap fluid 5 liter x 2 2 botol Kadaluwarsa

  5 Fixing bath G335 1,25 liter 1 botol Kadaluwarsa

  4 Fixing bath G335 5 liter 1 botol Kadaluwarsa

  3 Developer G135 0,5 liter 1 botol Kadaluwarsa

  2 Developer G135 0,5 liter 1 botol Kadaluwarsa

  1 Developer G135 5 liter 1 botol Kadaluwarsa

  No Jenis Limbah B3 Volume Jumlah Keterangan

  Untuk pengelolaan limbah radioaktif cair selama tahun 2016 tidak terjadi perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan pengelolaan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan proses pengelolaan limbah cair sama dengan tahun-tahun yang lalu, yaitu menggunakan sistem grafitasi untuk mengalirkan limbah cair dari ruang penghasil limbah cair masuk kedalam tangki-tangki penampung limbah di basement. Yang berbeda

  [6] Pengelolaan Limbah Cair

  Tabel 3. Data Limbah B3 di PTBBN pada akhir Tahun 2016

  Kegiatan penggunaan B3 dalam litbang IRM dan IEBE selalu berjalan secara terus menerus, sehingga walaupun telah dilakukan pengiriman limbah B3 ke PTLR, limbah B3 akan selalu muncul. Berikut data data limbah B3 yang masih tersimpan di IRM dan IEBE pada Tahun 2016, ditunjukkan pada Tabel 3:

  20 Vanadil Sulfat sisa 1 liter x 2 2 botol Limbah Jumlah 125,25 liter Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2016

ISSN 0854-5561

  tentang pengiriman limbah cair adalah waktu yang diperlukan dari pembuangan yang satu dengan pembuangan berikutnya. Selama limbah cair berada dalam tangki-tangki limbah, dilakukan proses pencuplikan, penampungan, sirkulasin, pemantauan level volume dan pengiriman ke IPLR.

  Proses penentuan waktu pengiriman limbah radioaktif cair sangat berbeda dengan limbah radioaktif padat. Untuk limbah radioaktif padat besaran jumlah maksimum (dalam liter) yang harus segera dikirim tidak ditentukan, sedangkan untuk pengiriman limbah radioaktif cair besaran volume limbah yang harus segera dikirim apabila volume mencapai angka tertentu (dalam liter) sudah ditentukan. Untuk Tangki LAW, apabila sudah

  3

  3

  mencapai 80 % dari 30 m kapasitas tangki atau 24 m , limbah harus sudah dikirimkan,

  3

  3

  sedangkan untuk Tangki MAW yaitu 80 % dari 5 m kapasitas tangki atau 4 m . Selama tahun 2016 telah dilakukan pengiriman limbah radioaktif cair LAW dari Gedung 20

  3

  sebanyak 24 m (lihat Gambar 7). Pengiriman ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari PPIKSN dengan Nota Dinas Nomor: 3003/ISN 5.2/KN 05.04/09/2016 dan dengan Berita Acara Nomor: 153/BBN 5/BN 04 03/09/2016. Untuk Gedung 65 telah

  3

  dilakukan pengiriman limbah DAWP sebanyak 35 m ke PPIKSN pada awal Tahun 2016 (lihat Gambar 8). Kegiatan pengiriman termuat dalam Surat Berita Acara Nomor: 34/BBN.5/BN 04 03/02/2016. Jumlah Total pengiriman limbah cair aktivitas rendah ke

3 PTLR adalah 59 m .

  Gambar 7. Pengontrolan pengiriman limbah Gambar 8. Pengiriman limbah aktivitas aktivitas rendah dari Gedung 20 rendah dari Gedung 65 ke PTLR

  KESIMPULAN

  Selama Tahun 2016 di IRM dan IEBE telah dilakukan pengelolaan limbah radioaktif padat laboratorium dan limbah Filter VAC Supply bekas dengan volume ± 16.920 liter, limbah B3 dengan volume 8,310 liter yang dimasukkan ke dalam 2 Drum

  3 HDPE ukuran 150 liter dan limbah radioaktif cair aktifitas rendah dengan volume 59 m .

  Pengelolaan limbah radiaoktif dan B3 tersebut telah dilakukan sesuai dengan aturan,

  

ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2016

  sehingga pekerja, daerah kerja dan lingkungan kerja dapat terhindar dari bahaya limbah radioaktif dan B3 yang berlebihan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Peraturan Kepala Batan Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Batan.

  2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2013, Tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif.

  3. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Nomor : 03/Ka- BAPETEN/V-99, Tentang Ketentuan Keselamatan Untuk Pengelolaan Limbah Radioaktif.

  4. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001, Tentang Pengelolaan B3.

  5. SOP Pengelolaan limbah radioaktif dan B3 di PTBBN Tahun 2015.

  6. Laporan Triwulan Bidang Keselamatan Kerja dan akuntansi Bahan Nuklir Tahun 2016.