PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU PESERTA DIDIK DI SDN I ROWO KANDANGAN TEMANGGUNG

  PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU PESERTA DIDIK DI SDN I ROWO KANDANGAN TEMANGGUNG S K R I P S I Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam l cR ff 'ff

  Oleh: ACHMAD SADJIRUN

  NIM: 11408287 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM l SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  I S A L A T I G A 201 0

  DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga

  S

  323433-323706 Kode Pos 57021 PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lampiran : 3 (tiga) bundel Perihal : Pengajuan Naskah Skripsi

  Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Assalaamu 'alaikum. Wr. Wb.

  Bersama ini saya kirimkan skripsi mahasiswa: Nama : Achmad Sadjirun

  NIM : 11408287 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM

  KELUARGA TERHADAP PERILAKU PESERTA DIDIK DI SDN I ROWO KANDANGAN TEMANGGUNG untuk diujikan dalam sidang munaqosyah skripsi.

  Demikian untuk menjadikan periksa Wassalaamu 'alaikum. Wr. Wb.

  NIP. 196228101991031003

  K E M E N T E R I A N A G A M A S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I ( S T A I N ) S A L A T I G A J l. T e n t a r a P e la ja r 0 2 T e l p . ( 0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 F a k s . 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 5 0 7 2 1

PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi Saudara Achmad Sadjirun dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408287 yang berjudul: Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Perilaku Peserta

  

Didik di SDN I Rowo Kandangan Temanggung, telah dimunaqosahkan dalam Sidang

  Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  Salatiga, 25 September 2010 Panitia Sidang,

  

IV

KATA PENGANTAR

  Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya, yang senantiasa terlimpah kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa icabar bahagia dari-Nya, kepada kita untuk menuju keselamatan dunia akhirat.

  Skripsi ini berjudul: PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM

  

KELUARGA TERHADAP PERILAKU PESERTA DIDIK DI SDN IROWO

KANDANGAN TEMANGGUNG. Skripsi ini bersifat bersifat korelasional dan

  kuantitatif untuk membuka ruang terhadap kajian tentang pengaruh pendidikan agama Islam dalam keluarga terhadap perilaku peserta didik di SDN Banaran I Gemawang Temanggung.

  Skripsi ini telah mendapatkan masukan dari semua pihak. Dalam kesempatan ini, penulis berkewajiban menghaturkan terima kasih yang dalam kepada: 1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Drs. Alfred L. M.SL, yang telah menjadi pembimbmg dalam penulisan skripsi ini.

  3. Bapak/ Ibu guru dan karyawan di SDN I Rowo Kandangan Temanggung, terima kasih atas bantuan yang telah diberikan selama berlangsungnya penelitian.

  

vii

  4. Istriku dan anak-anakku, terima kasih atas doa yang telah diberikan dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

  5. Siswa kelas V SDN I Rowo Kandangan Temanggung Akhirnya, atas segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan semua pihak kepada penulis, Allah SWT berkenan membalasnya. Amin ya Robbal ’aalamiin.

  Temanggung, Agustus 2010 Penulis

  Achmad Sadjirun

  

viii

  

ABSTRAK

  Achmad Sadjirun (2010) PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU PESERTA DIDIK DI SDN I ROWO KANDANCAN TEMANGGUNG 2009/2010.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara pendidikan agama Islam terhadap perilaku siswa kelas V SDN I Rowo Kandangan Temanggung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan obyek penelitian siswa kelas V SDN I Rowo Kandangan Temanggung. Untuk memperoleh data yang valid, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu Observasi, angket, dan dokumentasi. Setelah mengadakan penelitian, pembahasan, dan analisa, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan agama Islam terhadap perilaku siswa kelas V SDN I Rowo Kandangan Temanggung. Berdasarkan analisa data tersebut yang menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar (r-y) Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Dari analisis uji hipotesa, diketahui, ada pengaruh positif antara pendidikan agama

  Islam dalam keluarga dengan perilaku peserta didik SDN I Rowo Kandangan Temanggung. Hal ini dibuktikan dari nilai koefisien korelasi diketahui bahwa Nilai r.,.= 0,700 dikonsultasikan dengan tabel nilai r product moment pada df = 27 dalam taraf signifikansi 5%, menunjukkan angka 0,367. Dari hasil perhitungan rata-rata variabel pendidikan agama Islam dalam keluarga. Diketahui rata-rata pendidikan agama Islam dalam keluarga sebesar 65,328. Hal ini berarti bahwa pendidikan agama Islam dalam keluarga di SDN I Rowo Kandangan Temanggung adalah cukup. Yaitu pada interval 56-70. Sedangkan dari perhitungan rata-rata perilaku peserta didik SDN I Rowo Kandangan Temanggung diketahui nilainya 65,975. Hal ini berarti perilaku peserta didik SDN I Rowo Kandangan Temanggung adalah cukup, yaitu pada interval 56-70. Artinya bahwa pendidikan aagama Islam berpengaruh positif dalam perilaku peserta didik SDN I Rowo

  Kandangan Temanggung Dalam uji taraf signifikansi 1% menunjukkan angka 0,470. Pada taraf signifikansi

5%, r xy = 0,700 > 0,367 dan pada taraf signifikansi 1%, riy = 0,700 > 0,470.

  Dengan > r c(o,oostta* o,oi)_ jnj berarti ada pengaruh signifikan dan hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara pendidikan agama Islam dalam keluarga dengan perilaku peserta didik SDN I Rowo Kandangan Temanggung adalah diterima Kata kunci: Pendidikan Agama, Perilaku

  

IV

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  

  

  BAB I PENDAHULUAN BAB n LAND ASAN TEORI A. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

  

  

  

ix

  

  

  

  

  C. Hubungan Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dengan

  BAB HI LAPORAN PENELITIAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

x

   C'. A nalisis Korelasi PAI dengan Perilaku Siswa di SDN I Rowo . 47

  

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xi

  DAFTAR TABEL

  

  

  

xii

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan untuk Istriku dan anakku tercinta, atas dorongannya.

  Teman-temanku senasib dan seperjuangan Almamater tercinta STAIN SALATIGA

  v

  

MOTTO

Belajar adalah cakrawala tanpa batas....

  

VI

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Dalam proses pendidikan sebelum seorang anak mengenal lingkungan masyarakat yang lebih luas ia terlebih dahulu mendapat bimbingan dari keluarganya sebelum mendapat bimbingan dari guru di sekolah. Dari kedua orang tua, terutama ibu, untuk pertama kalinya seorang anak mengalami pembentukan watak (kepribadian) dan mendapa kan pengarahan moral.1

  Orang tua memberikan pengaruh panutan kepada anak-anaknya. Pola tingkah laku ayah dan ibu dalam kebiasaan sehari-hari, cara berfikir dan falsafah hidup mereka pada umumnya menjadi garis pembimbing bagi pola tingkah laku anak. Sehingga sangat besar sekali pengaruhnya dalam pembentukan tingkah laku dan sikap anggota keluarga terutama anak.2 3

  Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat, sikap mental yang sehat, dan akhlak yang terpuji, maka orang tua sebagai Pembina yang utama dalam hidup anak harus mempunyai kepribadian, sikap dan cara hidup yang baik. Karena semua itu merupakan unsur- unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk dalam pribadi anak/

  1 Wahjoetomo. Perguruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alternatif Masa depan, (Jakarta: Gema Press, 1997) him. 23

  2 Kartini Kartono, Hygiene Mental dan Kesehatan dalam Islam, (Bnadung: Mandar Maju, 1989) him. 166-167

3 Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970) him. 67

  Kemudian dari keluarga pula yang nantinya akan menentukan kepribadian dan akhlak anak, karena pada umumnya seorang anak mempunyai sifat meniru pada orang tuanya. Apa yang dilakukan anak biasanya berawal dari melihat dan menirukan apa yang dilakukan oleh orang tua.4

  Untuk' dapat membentuk pribadi yang baik orang tua harus memberikan dasar dan pengarahan yang benar terhadap anaknya. Yakni dengan menanamkan ajaran agama dan akhlak karimah yang tentunya disesuaikan dengan perkembangan anak. Pendidikan Agama Islam memberikan bimbingan yang baik yang berhubungan dengan Allah SWT maupun dengan sesame manusia. Dalam agama itu sendiri telah terkandung aturan-aturan dari Tuhan Yang Maha Esa, petunjuk kepada manusia agar dapat selamat dan sejahtera/ bahagia hidupnya di dunia dan di akhirat dengan petunjuk serta teladan-teladan Nabi beserta kitabnya.5

  Supaya individu berkembang menjadi seorang pribadi yang beragama (beriman dan bertaqwa) dan mengembangkan budaya “rahmatan lil ‘alamin” perlu diberi intervensi, dalam hal ini adalah pendiikan agama. Melalui pendidikan agama ini diharapkan individu dapat mengembangkan potensi “taqwa” kepada- Nya. Apabila potensi ini berkembang dengan baik, maka individu akan mampu mengendalikan potensi “fujur” Nya, supaya tidak berwujud dalam bentuk-bentuk perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai agama yang telah tertanam dalam

  4 Ahmad Tafsir (ed.), Pendidikan Agama dalam Keluarga, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000) him. 7

5 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1989) him.

  128 dirinya.6 Pembentukan perilaku tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui suatu proses tertentu, yaitu melalui kontak sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan masyarakat dan lain-lain sekitarnya.

  Lingkungan yang positif maupun lingkungan yang negatif akan mempengaruhi perkembangan anak, suasana pergaulan atau lingkungan yang baik sangat diharapkan, juga kegiatan social yang bermanfaat bagi anak. Namun pelaksanaan tanggung jawab masyarakat dalam hal pendidikan, sementara menunjukkan terjadinya perbedaan antara satu keluarga dengan keluarga yang lain. Perbedaaan ini diduga karena beberapa faktor, diantaranya adalah komitmen terhadap agama, pengetahuan yang dimiliki, kesempatan mendapatkan pendidikan dan sebagainya.

  Disamping itu, perlakuan beberapa orang tua terhadap seorang anak tertentu sangat berpengaruh pada anak-anak itu sendiri. Perlakuan keras akan berakibat lain, yang tentu saja berbeda dengan perlakuan yang lemah lembut dalam pribadi anak. Hubungan yang serasi penuh pengertian dan kasih sayang akan membawa pada pribadi yang tenang, terbuka, dan mudah dididik atau diarahkan. Hal ini karena ia mendapatkan kesempatan yang cukup baik untuk tumbuh dan berkembang dalam cara berfikirnya. Dengan demikian anak akan mampu memutuskan keputusan yang bijak dan dapat dipertanggung jawabkan oleh diri sendiri dalam hidupnya. Tetapi sebaliknya, jika hubungan orang tua tidak serasi maka akan berdampak atau akan membawa anak pada pertumbuhan pribadi

  6 Syamsu Yusuf, LN., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja, 2000) him. 143 yang sukar dan tidak mudah dibentuk atau diarahkan. Hal ini karena ia tidak mendapatkan kesempatan maupun suasana yang baik untuk berkembang dalam berfikir. Serba terganggu oleh suasana orang tuanya sehingga tidak bisa mandiri karena sulit untuk memutuskan sebuah pertimbangan besar dalam hidupnya karena terlalu didikte.

  Banyak ragam pendidikan dan pembinaan yang tidak langsung pada anak pra sekolah. Ragam tersebut tentu saja berbeda pada setiap an°k, pengalaman pendidikan dan pembinaan yang tidak sama pada masing-masing anak, akan dibawa dari rumah, kemudian selanjutnya akan menentukan sikapnya terhadap teman-teman, orang-orang di sekitarnya, terutama terhadap orang tua dan gurunya.7

  Berawal dari pokok permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan Agama dalam

  

Keluarga terhadap Perilaku Peserta Didik di SD N Rowo Kandangan

Temanggung. ”

B. Batasan Masalah

  Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengintepretasikan juul penelitian di atas, maka terlebih dahulu peneliti menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut.

  1. Pengaruh 7 Zakiyah Daradjat, op.cit., him. 67-68.

  Kata “pengaruh” berasal dari bahasa Inggris yaitu influence yang artinya “seseorang/ sesuatu yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.”8

  2. Pendidikan Agama Islam dalam keluarga Pendidikan Agama Islam dalam keluarga adalah usaha orang tua untuk mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan dalam menjalankan pokok-pokok ajaran agama. Bentuk usaha ini berupa memberikan pengajaran, contoh-contoh teladan (latihan), bahkan juga perintah dan hukuman kepada anak agar dapat menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran- ajaran Islam. Tidak ada tempat bergantung yang aman sesuai kodratnya sebagai anak kecuali kepada orang yang sangat menyayanginya, yaitu kedua orang tuanya.9

  Pendidikan Agama Islam dalam keluarga termasuk pendidikan informal, yaitu proses p-endidikan yang diperoleh seseorang dari pengalamnnya sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis sejuak lahir sampai mati.10 Menurut Nurcholis

  Madjid, pendidikan agama sesungguhnya adalah pendidikan untuk pertumbuhan total seorang anak. Pendidikan agama ini berarti membangkitkan kekuatan dan kesediaan spiritual yang bersifat naluri yang ada pada anak-anak

  8 Peter Salim, The Contemporary English Indonesia Dictionary, (Jakarta: Modern English Press, 1996) ed. VII, him. 964.

  9 Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam-Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) him. 22 10 Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, (Padang: Angkasa Raya, 1987) him. 35. melalui bimbingan agama yang sehat dan mengamalkan ajaran-ajaran agama dan upacaranya.11 Dalam penelitian ini, pendidikan agama Islam yang dimaksud adalah bentuk transformasi nilai-nilai ajaran agama Islam, baik yang berupa keteladanan, latihan, maupun perintah dan hukuman dalam kehidupan sehari- hari dalam keluarga oleh orang tua.

  Sedangkan yang dimaksud dengan keluarga dalam penelitian ini, maksudnya adalah keluarga peserta didik SDN I Rowo Kandangan Temanggung yang terdaftar dalam wali murid peserta didik.

  3. Perilaku Peserta Didik Perilaku berasal dari kata “p er/” dan “laku”. Peri artinya “cara berbuat” 12 1 Laku artinya “perbuatan, kelakuan, cara menjalankan atau

  3 i o perbuatan.” Jadi perilaku dapat diartikan sebagai “tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.” 14

  Menurut Watson, tingkah laku (perilaku) adalah reaksi organism sebagai keseluruhan terhadap perangsang dari luar.15 Lebih lanjut dikatakannya

  11 Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramadina, 2000) cet. 2 him. 93

  12 WJS Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006) him. 874.

  13 Ibid., him. 650.

  14 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005) him. 859.

  13 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2006) cet. V, him. 287 bahwa reaksi tersebut terdiri dari gerakan-gerakan dan perubahan-perubahan jasmani tertentu. Jadi dapat diamati secara objektif.

  Dalam penelitian ini, perilaku peserta didik yang dimaksud oleh peneliti adalah bentuk perilaku keseharian siswa SDN I Rowo Kandangan Temanggung yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama Islam yang dilakukan anak dalam lingkungan sekolah, baik itu berupa tingkah laku terhadap sesama manusia maupun ibadah kepada Allah SWT.

  C. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka ada beberapa pokok permasalahan yang menjadi kajian peneliti, yaitu:

  1. Bagaimanakah pendidikan agama Islam dalam keluarga peserta didik SDN 1 Rowo Kandangan Temanggung?

  2. Bagaimana perilaku peserta didik di SDN I Rowo Kandangan Temanggung?

  3. Apakah ada pengaruh pendidikan agama Islam dalam keluarga terhadap perilaku peserta didik di SDN I Rowo Kandangan Temanggung?

D. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama Islam 'alam keluarga terhadap perilaku peserta didik di SDN I Rowo Kandangan Temanggung.

  2. Untuk mengetahui bagaimana kontribusi pendidikan agama Islam dalam keluarga terhadap perilaku peserta didik di SDN 1 Rowo Kandangan Temanggung.

  3. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh pendidikan agama Islam dalam keluarga terhadap perilaku peserta didik di SDN I Rowo Kandangan Temanggung.

E. Manfaat Penelitian

  Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara.praktis.

  1. Secara teoritis

  a. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan khazanah pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan.

  b. Mampu menambah pemahaman terhadap pribadi yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam yang baik dalam keluarga.

  2. Secara praktis

  a. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pedoman orang tua dan masyarakat, terutama sekolah, dalam mengembangkan pendidikan agama di desa Rowo Kandangan Temanggung, sehingga mendukung terbentuknya pribadi-pribadi yang berakhlak baik, serta pribadi-pribadi yang berguna bagi diri sendiri, agama, dan bangsa.

  b. Memberikan motivasi bagi orang tua dan pihak sekolah agar lebih semangat dalam membimbing agama pada anak.

F. Hipotesis

  Istilah hipotesis sebenarnya berasal dari Yunani yang merujuk pada arti “kebenaran”. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.16 Sehubungan dengan teori tersebut, maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Ada pengaruh positif antara pendidikan agama Islam dalam keluarga dengan perilaku peserta didik di SDN I Rowo Kandangan Temanggung.”

G. Metode Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat korelasional dan kuantitatif. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperoleh data-data yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi variabel lain.17

  Dalam hal ini mencari data ada tidlcnya hubungan antara variabel dan apabila ada seberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.18 Sedangkan bersifat kuantitatif berarti menekankan analisa pada data numerical (angka) yang diperoleh dengan metode statistik.19

1. Variabel Penelitian

  Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor-faktor

  

16 SUharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2002) him. 64

  17 Saifudin Azwqar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001) him. 8

  18 Suharsimim Arikunto, op.cit., him. 239

  19 Saifudin Azwar, op.cit., him. 5 yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.20 Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu “Pengaruh Pendidikan Agama” variabel bebas (independen) (X), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain, dan “Perilaku Peserta Didik” sebagai variabel terikat (dependent) (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi.21

  Dalam penelitian ini peneliti mengambil indikator-indikator dari pendidikan agama yang dilakukan oleh orang tua sebagai berikut: .

  a. Menanamkan ibadah shalat berjamaan

  b. Mengajarkan bertutur sapa yang sopan terhadap orang tua

  c. Mengajarkan hormat pada guru dan mentaati pertauran sekolah d. Menanamkan perilaku yang baik dan menyayangi teman sebaya.

  Adapun variabel terikatnya adalah perilaku peserta didik. Indikator yang dipakai untuk mengukur variabel terikat ini berdasarkan dari pendapat Purwanto yang menyatakan bahwa indikator perilaku adalah perbuatan yang ditampakkan sebagai suatu respon.22 Dalam hal ini peneliti mengambil indikator dari perbuatan yang dilakukan:

  a. Mengerjakan sholat berjamaah

  b. Bertutur sapa yang sopan terhadap orang tua

  c. Hormat pada guru dan mentaati pertauran sekolah

  20 Sumaryadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995) him. 72

21 Suharsimi Arikunto, Op cit., him. 97

  

22 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002)

him. 141

  11

  d. Berperilaku yang baik dan menyayangi teman sebaya

2. Populasi dan Sampel

  Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis, yaitu obyek yang akan diteliti. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya.23 Besarnya populasi dalam penelitian yaitu seluruh peserta didik kelas V SDN 1 Rowo Kandangan Temanggung yang berjumlah 29 peserta didik. Karena jumlah populasi dibawah 100 maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi, yaitu 29 siswa.

3. Metode Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data digunakan cara pengumpulan data kepustakaan dan data lapangan. Cara pengumpulan data kepustakaan adalah dengan cara mengumpulkan berbagai data dengan sumber perpustakaan berupa buku, kamus, dan sumber lain yang dapat dijadikan acuan. Cara ini ditempuh untuk mengumpulkan data-data yang bersifat teori,

  a. Angket Yaitu sejumlah pertanyan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya .24 Menurut Nasution angket adalah daftar pertanyaan/ pernyataan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau

  23 Irawan Sarlito, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000) him. 57

24 Suharsimi Arikunto, Op.Cit, him. 139

  12

  juga dijawab, dengan di bawah pengawasan peneliti.25 Dalam penelitian ini, variabel X (pendidikan Agama dalam keluarga) dan variabel Y (perilaku peserta didik) diperoleh dengan menggunakan angket.

4. Teknik Analisa Data

  Dalam menganalisa data kuantitatif yang terkumpul, maka peneliti menggunakan analisa data statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Analisis pendahuluan

  Dalam menganalisis ini, penulis memasukkan data yang telah terkumpul ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk memudahkan penghitungan dan mempermudah keterbacaan data yang ada dalam rangka pengolahan data selanjutnya. Dalam analisis ini data dari masing-masing variabel akan ditentukan dengan menggunakan rumus:

  S Rumus: P

  = f:

  Dimana R= H-L dan K

  = 1+3,3 log N Keterangan: P = panjang interval kelas

  R = rentang nilai H = nilai tertinggi L = nilai terendah

  K = banyak kelas N = jumlah responden

25 Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002) him. 128

  13

  b. Penskoran Setelah data terkumpul, maka selanjutnya peneliti melakukan scoring

  (penilaian) terhadap tiap-tiap variabel, yaitu data pendidikan agama dalam keluarga dan perilaku peserta didik sesuai Dengan standar skor skala likert.

  Dimana angket yang dipergunakan berbentuk rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah peitanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat sesuai ke sangat tidak sesuai.26

  Pengukuran skala menggunakan tiga alternatif jawaban yaitu: A : Selalu

  B : Kadang-kadang C : Tidak Pernah Untuk item positif penilaian dengan nilai 8, 7, dan 6 Sementara untuk item negatif dengan nilai 6, 7, dan 8. Kemudian data disusun dalam tabel hasil angket pendidikan agama dalam keluarga dan perilaku peserta didik.

H. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membagi ke dalam tiga bagian.

  Yakni bagian muka, bagian isi, dan bagian akhir.

  Bagian muka terdiri dari halaman judul, halaman abstraksi, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman moto, halaman persembahan, halaman kata pengantar dan daftar isi. 26 Suharsimi Arikunto, o p .c ithim. 129

  14 Bagian isi memuat beberapa bab. Dan setiap bab terbagi menjadi sub bab-

  sub bab, sebagaimana terurai berikut ini: BABI

  : Pendahuluan memuat latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : Berisi landasan teori yang menjelaskan tentang

  Pengaruh pendidikan agama Islam dalam keluarga, perilaku peserta didik kerangka berfikir, kajian penelitian serta pengajuan hipotesis.

  BAB III : Menjelaskan tentang kondisi umum di SDN I Rowo Kandangan Temanggung. Metode penelitian yang digunakan, variabel penelitian, populasi, sampel teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data.

  BAB IV : Hasil penelitian dari pembahasan yang meliputi deskripsi data hasil penelitian, pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian, dan keterbatasan hasil penelitian

  BAB V : Penutup. Dalam bab ini berisi kesimpulan, saran-saran, dan penutup. Terakhir pada bagian akhir penulisan skripsi ini berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.

BAB IT LANDASAN TEORI A. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

1. Keluarga

  a. Pengertian Keluarga Keluarga adalah dua orang atau lebih yang tinggal bersama dan terikat karena darah, perkawinan dan adopsi.1 Dalam memberikan pengertian tentang keluarga, Muhaimin dan Abdul Mujib mengungkapkan bahwa dalam Islam keluarga dikenal dengan istilah usrah, nasi, dan nasb.

  Keluarga dapat diperoleh melalui keturunan (anak cucu), perkawinan (suami istri), persusuan dan pemerdekaan.2 Menurut Hurlock, keluarga adalah bagian terpenting dari hubungan sosial anak, masyarakat, segala sesuatu dan kehidupan pada umumnya.3

  Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak, karena adanya ikatan darah atau perkawinan dan adopsi.

  1 Jalaludin Rahmat, Islam Alternatif, (Bandung: Mizan, 1999), cet. 10, him. 120-121.

  2 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Triganda Karya, 1993) him. 289

  

3 Elisabeth B. Hurlock, Child Development, (Mengrow I lili: International Student

  16

  b. Fungsi keluarga Keluarga adalah pokok pertama yang mempengaruhi pendidikan seseorang. Lembaga keluarga adalah lembaga yang kuat berdiri di seluruh penjuru dunia sejak zaman purba. Lembaga dimana manusia mula-mula digembleng untuk menjalani kehidupan social.

  Bila dilihat dari segi pendidikan, ada beberapa fungsi keluarga yang menentukan kehidupan seseorang4: 1) Fungsi ekonomis

  2) Fungsi sosial 3) Fungsi edukatif

  4) Fungsi protektif 5) Fungsi religious 6) Fungsi rekreatif 7) Fungsi afektif Selain fungsi di atas, keluarga ternyata berfungsi juga untuk anak dalam hal:

  1) Pengalaman pertama masa kanak-kanak 2) Menjamin kehidupan emosional anak

4 Jalaludin Rahmat, op.cit., him. 121

  17

  3) Menanamkan dasar pendidikan moral anak 4) Memberikan dasar pendidikan kesosialan.5

2. Kewajiban Keluarga (orang tua) dalain Pendidikan Anak

  Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani). Agar berguna bagi dirinya dan masyarakat.

  Pendidikan agama dan spiritual termasuk bidang-bidang pendidikan yang harus mendapat perhatian penuh oleh keluarga terhadap anak-anaknya.

  Pendidikan ini bermaksud untuk membangkitkan kekuatan mental yang dimiliki anak-anak melalui bimbingan keagamaan dan upacara ritualnya.

  Dengan demikian diharapkan secara individu, anak-anak tersebut, mampu mengamalkan ajaran-ajaran agama yang diterimanya lewat pendidikan agama dan spiritual tersebut.

  Keadaan tersebut merupakan pemberian bekal pengetahuan agama dan kebudayaan agama, dalam hal ini Islam, yang sesuai dengan akidah, ibadah, muamalah dan sejarahnya. Terlebih-lebih aplikasi dari iman kepada Allah SWT, kepada malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta qada dan qadar.

5 Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992) him. 75-76.

  18 Seorang anak, sebut saja anak didik, harus mendapatkan bimbingan

  sepenuhnya dari pendidik (orang tua) dalam mencari nilai-nilai hidup. Karena dalam ajaran Islam, saat anak dilahirkan itu dalam keadaan lemah dan suci, sedangkan alam sekitarnya akan memberikan corak warna nilai hidup atas pendidikan agama anak.6 7 Meski demikian orang tua sebagai pendidik tetap harus menjadikannya sebagai subyek dari pendidikan dan bukannya menjadi obyek yang dipaksa sesuai dengan selera.

  Selanjutnya, dalam pengertian nash-nash Islam, anak adalah penerus garis keturunan secara biologis. Anak merupakan pelangsung generasi yang berkelanjutan. Anak juga diharapkan menjadi penerus perjuangan dalam

  kalimalul haq.1

  Sementara secara psikologis, anak adalah sumber kebahagiaan keluarga. Anak merupakan buah hati yang memperkuat kehangatan emosional kedua orang tuanya, serta keluarga dan handai tulan. Anak ibarat wewangian surga yang menyemarakkan suasana kebahagiaan sebuah keluarga.8 Anak merupakan juga amanah dari Allah SWT. Hakekat amanah dalam hal ini 6 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) cc II, him. 170.

  7 Nipan Abdul Halim, Anak Sholeh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001) him. 7-8.

  8 Ibid., him. 5

  19

  adalah nilai ketauhidan dan keislaman yang menjadi fitrah 'nak. Sehingga peran orang tua sangatlah berperan dalam perkembangan selanjutnya.9 Peran-peran yang dimainkan orang tua dalam menjaga fitrah anak tentunya dnegan pendidikan agama yang baik dan benar. Peran sebagai pelindung atau pengayom, pemotivasi, pengarah, harus dimainkan dalam koridor kefitrahan si anak tersebut, tanpa harus memaksakan kehendak orang tua yang membabi buta. Jika demikian halnya, maka orang tua sebenarnya telah memainkan investasi penting bagi kemandirian si anak kelak.

  Setiap orang memiliki takdir sendiri, selain itu setiap orang juga memiliki bakat pembawaan yang dibawanya sejak lahir. Orang tua perlu mencari bakat tersebut sejak dari kecil. Dimulai dari kenakalan saat kecil, seperti suka berbuat yang aneh-aneh, banyak bertanya, suka menggambar, merusak mainan dan sebagainya, maka orang tua dapat mengarahkan dan mengembangkannya menjadi sebuah bakat yang berguna kelak. Dalam konteks sosiologis, maka anak adalah prestisius, yaitu wibawa yang berkenaan dengan prestasi atau kemampuan anak.10

  Demikianlah, pendidikan anak merupakan usaha orang tua (pendidikan) terhadap anak (terdidik) dalam rangka membantu melatih,

  9 Azis Mustofa, Untaian Mutiara buat Keluarga, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001) him. 64

10 Nipan Abdullah Halim, op.cit. him. 131-132.

  20

  membina dan mengembangkan fitrah dan sumber daya yang ada pada anak sejak kelahiran hingga saat usia balighnya.

  Orang tua memiliki beban tanggung jawab yang harus dilaksanakan untuk melaksanakan pendidikan Islam. Tanggung jawab ini dilaksanakan dalam rangka untuk: a. Memelihara dan membesarkan anak.

  b. Melindungi dan menjamin kesamaan jasmani dan rohani.

  c. Member pengajaran dalam arti yang luas, sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas mungkin.

  d. Membahagiakan anak baik dunia dan akhirat, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim.11 Dalamkaitannya dengan pendidikan anak, tujun yang hendak dicapai tentu cuup beragam tergantung pada masing-masing pihak orang tua yang mendidiknya. Namun sekalipun berbeda, semua tetap berpegang pada tujuan utama pendidikan agama, yaitu membentuk anak sholeh dan mengharap ridlo- Nya.

  Mendidik anak merupakan usaha mengembangkan semua potensi anak dan menyelamatkan aqidah Islamiyah yang dibawanya semenjak lahir. Usaha yang demikian ini semata-mata ikhtiar manusia. Sementara berjalannya takdir,

11 Zakiah Darajat. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2000) him. 38

  21 Allah SWT adalah yang berkuasa mutlak untuk menentukan berhasil atau

  tidaknya ikhtiar manusia.12 Tekanan utama pendidikan keluarga dalam Islam adalah pendidikan akhlak. Pendidikan ini dilakukan dengan jalan melatih anak untuk membiasakan hal-hal yang baik, menghormati kepada kedua orang tua, tingkah laku yang sopan baik ucapan maupun perbuatan. Pendidikan akhlak tidak hanya dikemukakan secara teoritik, namun disertai juga dengan contoh kongkrit.13 Contoh kongkrit disini tentunya dengan keteladanan dari orang tua.

  Bagaimana perilaku orang tua terhadap anak, terhadap orang lain dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.

  Dalam pendidikan akhlak tersebut, perlakuan orang tua terhadap anak harus dijaga dan diperhatikan. Kebutuhan seperti kebutuhan pokok hidup maupun kebutuhan lainnya. Perlu diketahui juga, bahv/a kebutuhan pokok manusia dibagi atas dua golongan, pertama kebutuhan fisik jasmani dan kedua kebutuhan mental rohani.14 Dua kebutuhan tersebut ibarat dua sayap burung yang saling melengkapi. Dimana manusia tidak akan meraih kebaikan jika keseimbangan dua kebutuhan dimaksud tidak terpenuhi secara baik pula.

  a. Kebutuhan fisik jasmaniah

  12 Nipan Abdul Halim, op.cit., him. 74 n Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996) cet. 1 him. 108.

14 Zakiah Daradjat, Peran Agama dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Haji Masagung, 1990) cet. X, him. 32.

  22 b

  Kebutuhan ini merupakan kebutuhan pertama atau disebut juga kebutuhan primer. Seperti makan, minum, seks dan sebagainya, dan merupakan fitrah sejak lahir. Manusia akan berusaha sekuat, tenaga untuk memenuhinya, dan hal ini diakui juga adanya dalam pandangan agama.

  b. Kebutuhan mental rohani Piantara kebutuhan mental rohani adalah sebagai berikut15:

  1) Kebutuhan akan agama Agama dalam kehidupan adalah iman yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan dan dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sifat. Perhatian anak akan agama perlu ditanamkan semenjak lahir, karena pada saat itulah mereka telah dihadapkan pada pengalaman keagamaan yang didapatnya dari keluarga. 2) Kebutuhan kasih sayang

  Kasih sayang adalah kebutuhan jiw a yang paling pokok dalam hidup manusia. Anak tidak akan dapat merasakan kasih sayang bila dalam hidupnya mengalami hal-hal berikut:

  • Kehilangan rasa pemeliharaan ibu
  • Anak merasa tidak diperhatikan atau kurang disayangi
  • Toleransi orang tua yang berlebihan

  27

  “perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka meningkat tujuh tahun dan bila perlu pukullah mereka jika enggan mengerjakannya di waktu usia mereka meningkat sepuluh tahun.” 19

  Dalam perintah tersebut, tersirat adanya empat hal yang meminta perhatian dari orang tua, selaku pendidik dalam keluarga, yaitu: 1) Kesediaan untuk membimbing

  2) Kesediaan untuk melakukan pembiasaan atau perintah 3) Kesediaan dalam memberikan contoh dalam pengamalan ajaran agama 4) Kesediaan memberikan fasilitas

  i

  b. Pendidikan akhlak Pentingnya pendidikan budi pekerti dan membiasakan anak-anak kepada tingkah laku yang baik sejak kecil harus mendapat perhatian penuh.

  Artinya bahwa sejak kecil pendidikan budi pekerti wajib dimulai dari keluarga atau rumah. Jangan sampai anak-anak dibiarkan tanpa pendidikan, tanpa bimbingan, dan tanpa petunjuk-petunjuk. Sejak kecil anak harus dibiasakan dengan kebiasaan (budi pekerti) yang baik, demi membentuk karakter sikapnya dikemudian hari.

  Kebiasaan-kebiasaaan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak dan akhirnya akan menjadi bagian dari kepribadiannya. Setelah

  28

  anak menjadi dewasa diharapkan akan memiliki kesac.aran yang tinggi dan pengertian yang mendalam. Sehingga apa yang dipikirkan, dipilih dan diputuskan, serta dilakukannya adalah berdasarkan keinsafannya sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab dan bukan paksaan.'

  Islam menyikai hal ini dengan mendahulukan pendidikan akhlak pada pembersihan jiw a dari sifat-sifat yang rendah. Bagi anak-anak mereka dijaga sejak dini agar sifat-sifat yang negative tidak mempengaruhi perkembangan jiwanya. Inilah sikap yang tepat untuk membangun akhlak sejak dini. Dan untuk menumbuhkan kemauan-kemauan perlu dihiasi dengan sifat-sifat yang utama agar meningkat pada derajat yang sempurna.21

B. Perilaku Peserta Didik

  1. Pengertian Perilaku Perilaku manusia dalam ilmu psikologi dipandang sebagai suatu reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun kompleks. Pada manusia memeang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif, sebuah perilaku yang didasari oleh kodrat untuk mempertahankan kehidupan. Demikian pulan halnya dengan beberapa bentuk perilaku abnormal pada manusia. Perilaku in' ditunjukkan

  20 Zainuddin, dkk. Seluk Beluk Pendidikan dari al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991) him. 108.

  

21 Miqdad Yaljan, Kecerdasan Moral, Terj. Tulus Musthofa, (Yogyakarta: Pustaka

Fahima, 1990) him. 30.

  29

  dengan ketidaksaflBm akibat kondisi tertentu, seperti pengaruh obat-obatan, tekanan situ a si-^ H si emosional.

  Perilaku d id e fJK c a n juga sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atjraffingkungan.22 Perilaku menurut Watson adalah sebuah leaksi organisme sefflBJa/ii keseluruhan terhadap perangsangan dari luar 23 Jadi reaksi tersebut d a p |||Iia m a ti secara objektif dengan melihat gerakan-gerakan dan perubahan j f ^ p n i tertentu.

  MJHH-nt Sarwono, mengutip pendapat dari Edwin B. Hott. menyebutlWi bahwa perilaku bukan saja sekedar rangkaian refleks atas stimulus H §g ada, tetapi perilaku mempunyai tujuan.24

  2. F ak to r-fJK r yang Mempengaruhi Perilaku lilaku merupakan hal yang kompleks. Dan hal ini tidak mur gkin terlep a^g |ari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Saefudin Azwari f g alaman Pribadi, pengaruh kebudayaan, pengaruh orang lain yang diang^Hf penting, pengaruh media massa, pengaruh institusi pendidikan dan

  3usat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta^alai Pustaka, 2C05), him. 859. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, ("Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006) cet. V. h ln « 6 7 .

  Sarlito Wirawan Sarwono, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh Psikologi, (Jakartfcj3ulan Bintang, 1991)_hlm. 140.

  3 0

  dianggap penting, pengaruh media massa, pengaruh institusi pendidikan dan keagamaa, serta faktor emosi dalam individu, merupakan faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang.25

  C. Hubungan Pendidikan Agama dalam Keluarga dan Perilaku Peserta

  Didik

  Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan pusat pendidikan. Namun keluargalah yang memberikan pengaruh pertama kali dibandingkan yang lain.

  Hal ini karena dalam keluarga telah menanamkan benih-benih kehidupan Islami pada diri anak sebagai bekal kehidupannya kelak.

  Keluarga berperan atau menjadi subyek dalam memberikan atau menanamkan kebiasaan pada anak dengan cara yang baik menurut ajaran agama. Karena menurut fungsinya keluarga menjadi sarana pendidikan yang pertama kali sebelum anak memasuki remaja. Fungsi keluarga sangatlah urgen dalam proses pendidikan, karena memang fungsi keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama yaitu merupakan tempat persemaian pembentukan atau penanaman kebiasaan.26 Adapun yang berperan aktif dalam keluarga yaitu ibu, ayah dan mereka sendiri, sebagai kunci pendorong agar anak rajin dalam belajar.

  

25 Saefudin Azwar, Sikap Manusia teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1995) him. 30. 26 Ibid. him. 79.

  3 BAB m LAPORAN PENELITIAN

  A. Gambaran Umum SDN I Rowo Kandangan Temanggung L Letak geografis

  SDN I Rowo Kandangan Temanggung terletak kurang lebih 20 kilometer sebelah Utara kota Temanggung. Tepatnya di desa Rowo Malebo Kandangan. SDN I Rowo menempati areal tanah seluas 2000 m2.

  Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut: a. Sebelah Barat berbatsan dengan desa Jambon.

  b. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Ketuwon.

  c. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Malebo d. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Pager Gunung.

  SDN I Rowo Kandangan adalah salah sekolah dasar Inpres menempati tiga unit gedung. Satu unit gedung terdiri dari ruang Kepala Sekolah, ruang Koperasi, ruang Perpustakaan dan ruang Guru serta Satu unit lagi terdiri 6 ruang kelas.

2. Struktur Organisasi Sekolah

  Struktur Organisasi SDN I Rowo Kandangan Temanggung adalah sebagai berikut:

  32

  a. Kepala Sekolah

  b. Waka Sekolah

  c. Pengurus BP3

  d. Perpustakaan

  e. Guru Kelas Berikut ini merupakan bagan struktur organisasi SDN 1 Rowo Kandangan Temanggung:

Tabel 1.

  

Bagan Struktur Organisasi SDN I Rowo Kandangan Temanggung

  33