PENGARUH PEMAHAMAN PAI TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SISWA (Studi Kasus di SMP Islam Ngadirejo Temanggung Tahun 20092010)

  

PENGARUH PEMAHAMAN PAI TERHADAP

PENGAMALAN IBADAH SISWA

(Studi Kasus di SMP Islam Ngadirejo Temanggung

Tahun 2009/2010)

  S K R IP S I D ia ju k a n u n tu k M e m p e ro le h G e la r

  S a r ja n a P e n d id ik a n Islam

  

A

  D isu su n O le h : A R IS T IY O N O

  N IM : 1 I I 03 03S

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

2 1 0

  K EM EN TER IA N A G A M A

SEK O LA H T IN G G I A G A M A IS L A M N EG ER I (S T A IN ) S A L A T IG A JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721

  Website : www. stainsalatiga. ac. id E -m ail: administrasi(3).stainsala!iga. ac. id

D E K L A R A SI

  B is m ila h irra h m a n irra h im

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikiran juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

  • rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqasah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 26 Maret 2010 atigi

  Penulis

  \ . 9 Aris Jivono

  \ M H 0 3 0 3 8

  KEAAENTERIAN A G A M A SEK O LA H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  JI. Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721

  W ebsite: E -m ail: administrasi(a)stainsalatiea.ac.id

  Jaka Siswanta, M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudara Aris Tiyono Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalantu'aluikum. Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Aris Tiyono NIM : 111 03 038 Jurusan/Progdi : TARBIYAH / PAI Judul : PENGARUH PEMAHAMAN PAI TERHADAP

  PENGAMALAN IBADAH SISWA (Studi Kasus di SMP Islam Ngadirejo Temanggung Tahun

  2009/2010) Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu'alaikum, wr, w b

  Salatiga, 26 Maret 2010 sing

  Jaka Siswantta, M.Pd

  NIP. 19710219 300003 1 002

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Kepada kedua Orangtua-ku Bapak Tahrin dan Ibu Indarti yang selalu menyayangiku dan memberikan segalanya buat ku dan keluarga.

  2. Kepada adik-adik ku, Aris Isnaeni, i'ery, Torik Firmansyah, yang gagah dan sayang pada ku.

  3. Kepada keponakan ku Vino Aurura Rahman yang selalu aku sayangi semoga kelak menjadi orang yang berbakti pada kedua orang tuamu.

  4. Kepada Laela Ma’ruf yang selalu setia menemani di saat kesulitanku menghampiri dan memberikan motivasi untuk tenis menyelesaikan skripsi ini.

  5. Kepada teman-teman-ku di Teater GETAR, FPPI, SMC yang selalu mencintai dan mempercayaiku sampai saat ini.

  6. Angkatan muda dan mahasiswa Indonesia.

  7. Segenap tokoh tiga pilar bangsa: buruh, tani dan nelayan.

  8. Para intelektual dan politisi yang punya hati nurani.

  9. Para penegak hukum dan keadilan.

  10. Segenap pendidik yang sedang mengukir generasi muda.

  11. Para prajurit yang selalu mengingat Sumpah Sapta Marga dan para bhayangkara yang senantiasa memegang Sumpah Tri Brata.

  12. Semua anak bangsa yang masih peduli dengan martabat dan harga diri bangsa.

  

foahjl) 4iJil f-uu

  Segala puji hanya milik Allah swt, Tuhan pencipta dan pemelihara semesta alam: Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan. Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (SI) di semua perguruan tinggi, termasuk di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga adalah membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi.

  Dalam rangka itulah penulis membuat skripsi ini dengan judul. “PENGARUH PEMAHAMAN PAI TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SISWA”, (pada siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung).

  Selama pembuatan skirpsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami oleh penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan bahan-bahan (data) aupun pembiayaan dan sebagainya. Namun, dengan hidayah dan inayah Allah swt dan berkat kerja penulis disertai dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diselesaikan pada waktunya. Oleh karena itu, seyogyanyalah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada Bapak Djaka Siswata, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan nasehat, masukan dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis. Terima kasih ini juga penulis sampaikan kepada:

  1. Ketua, Puket I, Puket II, Puket III dan seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga yang telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berharga kepada penulis.

  2. Dosen pembimbing bapak Jaka Siswanta, M.Pd yang tiada lelah telah membimbing kami sampai skripsi ini selesai.

  3. Kepala Sekolah SMP Islam Ngadirejo Temanggung beserta staf dari seluruh dewan guru yang telah memberikan informasi kepada penulis untuk penulisan skripsi ini.

  4. Ayah Bunda tercinta yang telah merawat, mendidik dan mencurahkan segala kasih sayangnya kepada penulis selama hayat. Semoga Allah swt mengampuni segala dosanya dan melimpahkan rahmat, karunia dan ridho-Nya kepada beliau berdua.

  5. Adik-adikku, kakek-nenek dan seluruh keluarga yang penulis cintai, atas semangat dan dorongan yang diberikan kepada penulis.

  6. Kawan-kawanku di teater GETAR, FPPI, SMC yang telah memberikan inspirasi untuk terus berproses dan berkarya, terima kasih kepada kalian semua.

  7. Rekan-rekan seperjuangan di PAI angkatan 2003 khususnya kelas B, serta rekan-rekan PPL, KKL, KKN dan segenap pihak yang tidak dapat disebutkan

  satu persatu namanya disini. Terima kasih atas segala bantuan dan dorongan

  semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Mudah-mudahan amal

  

ABSTRAK

  Tiyono, Aris. 2010. Pengaruh Pemahaman P A I Terhadap Pengamalan Ibadah

  S isw a ” (Studi Kasus di SM P Islam Ngadirejo Temanggung Tahun 2009/2010). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan

  Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd

  Kata K u n c i: Pemahaman Pendidikan Agam a Islam dan pengam alan ibadah Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah Bagaimana pemahaman pendidikan agama Islam siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung? Bagaimana pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung? Adakah pengaruh pemahaman pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa SMP

  Islam Ngadirejo Temanggung? Metode penilitian yang digunakan adalah penelitian korelasi yang termasuk dalam penelitian kualitatif.

  Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif. Subyek penelitian sebanyak 50 responden mengunakan tehnik penelitian populasi dan sampel, pengumpulan data menggunakan metode angket, metode dokumentasi, dan interview.

  Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskrptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara pemahaman pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung tahun 2009/2010. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket yang memperoleh kategori C mencapai nilai 46 % dari 50 siswa yang memandang bahwa pemahaman pendidikan agama Islam memiliki kategori rendah, yaitu berada pada interval 19-22. Sedangkan untuk pengamalan ibadah yang memperoleh kategori B mencapai nilai 46% berada pada interval 23-26.

  Setelah data berhasil dianalisis, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel. Dengan jum lah subyek 50 responden dengan taraf singnifikansi 5%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 5% = 0,279, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi ro = 0,279 < 0,304. Hal ini menunjukkan bahwa dengan demikian ada pengaruh positif antara pemahaman pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah, akan tetapi hubungan itu tidak maksimal.

  DAFTAR ISI

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  BAB II LANDASAN TEORI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Islam Ngadirejo Temanggung...

  41

  

  

  

  

  5. Keadaan Guru dan Siswa SMP Islam Ngadirejo

  

  6. Keadaan Sarana Prasarana SMP Islam Ngadirejo

  

  7. Struktur Organisasi SMP Islam Ngadirejo

  

  

  

  2. Hasil Angket tentang pemahaman pendidikan agama

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Tabel I Latar Belakang Pendidikan Guru dan Karyawan SMP

  

  

  

  

  

  

  

   Tabel IX Daftar Distribusi Frekuensi Tentang Pengamalan Ibadah .63 Tabel X Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Pengamalan

   Tabel XI Persiapan untuk Mencari Korelasi antara Pengaruh

  

  

  Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

  Dari definisi tersebut tergambar adanya proses pembelajaran terhadap peserta didik agar mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan. Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya pendidikan agama untuk mendukung siswa memiliki kekuatan spiritual tersebut.

  Pendidikan agama Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan di Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam undang- undang nomor 20 tahin 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 12 ayat 1 butir a. setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. Berarti jika daalam satuan lembaga pendidikan ada yang beragana Islam maka mereka berhak mendapatkan pengajaran agama Islam dan diajarkan oleh guru yang beragama Islam (Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 fatwa 2003, 2006:2).

  Islam dengan tegas telah mewajibkan agar umatnya melakukan pendidikan, sebagaimana firman Allah, dalam surat al-alaq ayat 3-5:

  2

  & \'J\ . ^3kj JJ U> jlLuVI j j

  Artinya : “Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar

  (manusia) dengan per antar an kalam. Dia mengajar kepada (Depag RI. 2005:598). manusia apa yang tidak diketahuinya

  M. Arifm menjelaskan dalam bukunya bahwa ayat tersebut juga menunjukkan jika manusia tanpa melalui belajar, niscaya tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat.

  Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses belajar mengajar yang diawali dengan kemampuan menulis dengan pena dan membaca dalam arti luas. Yaitu tidak hanya dengan membaca tulisan melainkan juga membaca segala yang tersirat di dalam ciptaan Allah (M. Arifin, 1996:92).

  Dengan demikian pendidikan sangat penting bagi kelangsungan hidup di dunia dan akhirat. Pendidikan jugalah yang akan membuat pengetahuan manusia berkembang, sedangkan pendidikan agama diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadi manusia yang taqwa kepada Allah SWT (M. Bosyiruddin Usman. 2002:4).

  Sasaran pemahaman pendidikan agama Islam tertuju pada pembentukan akhlak atau mental anak didik dalam hubungannya dengan tuhan, masyarakat dan alam atau semua makhluk. Anak adalah cerminan masa depan, pendidikan anak harus benar-benar diperhatikan agar bakat mereka tersalurkan dalam kegiatan yang positif, yaitu diantaranya dengan

  3 memasukkan anak ke dalam jenjang pendidikan yang formal ataupun yang non formal.

  Penanaman nilai agama kepada mereka merupakan syarat mutlak untuk mendapat nilai keharmonisan dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat nilai-nilai tersebut dapat dijadikan pondasi agar mereka tidak keluar dari ajaran-ajaran agama.

  Pada tingkatan sekolah lanjutan tingkat pertama mata pelajaran pendidikan agama Islam di ajarkan sejak kelas satu sampai kelas tiga.

  Pelajaran ini berisikan tentang keimanan, akhlak, alqur’an hadits, ibadah dan sejarah kebudayaan Islam. Yang juga di dalamnya menyangkut teori hukum Islam yaitu tentang kewajiban manusia. Khususnya kewajiban individual kepada Allah SWT.

  Pada prinsipnya pelajaran agama Islam membekali siswa agar memiliki pengetahuan lengkap tentang hukum Islam dan mampu mengaplikasikannya dalam bentuk ibadah kepada Allah. Dengan demikian siswa dapat melaksanakan ritual-ritual ibadah yang benar menurut ajaran Islam sesuai dengan ibadah yang dipraktekkan dan diajarkan Rasulullah SAW.

  Dalam standar kompetensi mata pelajaran pendidikan agama Islam yang berisi kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh PAI di SLTP (Depdiknas, 2003:10-11). Kemampuan ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kemampuam-kemampuan yang tercantum dalam

  4 komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus di capai di SLTP yaitu:

  1. Mampu membaca Al-Qur’an dan surat-surat pilihan sesuai dengan tajwidnya, mengartin, dan menyalinnya serta mampu membaca, mengartikan dan menyakin hadits-hadits pilihan.

  2. Beriman kepada Allah SWT, dan lima rukun Islam yang disertai dengan mengetahui fungsinya serta terefleksi dalam sikap perilaku, dan akhlak peserta didik dalam dimensi vertical maupun horizontal.

  3. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntutan syariat Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah.

  4. Mampu berakhlak mulia dengan meneladani sifat, sikap dan kepribadian Rasulullah serta khulafaaur rasyidin.

  5. Mampu mengambil manfaat dari sejarah peradaban Islam (Depdiknas, 2003:11).

  Dari standar kompetensi diatas pada point ke-3 di sebutkan bahwa siswa mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan syariat Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah. Dengan demikian mencermati hal diatas maka penulis akan mencoba menyoroti tentang pemahaman PAI di

  SMP Islam Ngadirejo Temanggung, yang di tekankan pada aspek pengamalan ibadah siswa berhubungan dengan ibadah sholat, puasa, mengaji qur’an dan berdo’a.

  Berdasarkan deskripsi diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul “PENGARUH

  5 PEMAHAMAN PAI TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SISWA” (Studi Kasus di SMP Islam Ngadirejo Temanggung).

  B. Rumusan Masalah

  Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana pemahaman pendidikan agama Islam siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung?

  2. Bagaimana pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung?

  3. Adakah pengaruh pemahaman pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung?

  C. Tujuan Penelitian

  Agar dapat memberikan gambaran yang kongkrit serta arah yang jelas dalam penelitian ini, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui pemahaman pendidikan agama Islam siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung.

  2. Untuk mengetahui pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung.

  3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemahaman pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung.

  6 D. Manfaat Penelitian Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat:

  1. Untuk mengembangkan ilmu, terutama bagi penulis sendiri dalam mendalami masalah-masalah Pendidikan Agama Islam dan pengamalan ibadah.

  2. Sebagai bahan masukan bagi para guru dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo Temanggung.

  3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi koreksi bacaan yang bermanfaat bagi perpustakaan dan taman-taman bacaan.

  £ . Hipotesis

  Mengacu pada persoalan dari judul penelitian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Ada pengaruh positif antara pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang dilakukan guru terhadap pengamalan ibadah siswa”.

  ^

  1. Populasi dan Sampel

  a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi

  Arikunto, 1999:115). Sedangkan menurut M. Nasir populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas dan ciri-ciri yang telah ditentukan (M. Nasir, 1991:325). Apabila seseorang mengadakan penelitian pada semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian populasi.

  7 Berdasarkan kedua pendapat di atas populasi adalah seluruh individu atau penduduk dalam wilayah penelitian yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Populasi penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas III SMP Islam Ngadirejo Temanggung yang berjumlah 275 siswa,

  b. Sampel Menurut Winarno Surachmad sampel adalah merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Winarno Surachmad,

  1979:104). Sutrisno Hadi mengemukakan pengertian sampel adalah merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai sasaran dalam penelitian (Sutrisno Hadi, 1979:70).

  Penulis menyimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subjek penelitian.

  Mengenai besar kecilnya sampel yang diambil, maka kesimpulan yang diambil semakin baik. Sehubungan dengan itu Suharsimi Arikunto mengatakan : “Untuk sekedar ancer-ancer apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan jika subjeknya besar dapat diambil antara 10 - 15 % atau 20 - 25 % atau lebih, sesuai kemampuan” (Suharsimi Arikunto, 1999:120).

  Maka untuk menjamin hasil penelitian, maka penulis mengambil sampel sejumlah kurang lebih 18,2 % atau 50 siswa dari besarnya populasi yang diambil. Teknik pengambilan sampel

  8 menggunakan propertional random sampling, karena sesuai dengan keadaan populasi, yaitu seluruh siswa kelas III sebanyak 275 siswa.

  2. Tehnik Pengumpulan Data Dalam rangka mendapatkan data yang akurat dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai berikut:

  a. Angket Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,

  1999:124). Metode ini penulis gunakan untuk menghimpun data tentang pengaruh pemahaman pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa di SMP Islam Ngadirejo Temanggung.

  b. Observasi Observasi ialah pengalaman dan pencatatan secara sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi, t.t., ). Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang lokasi sekolah, keadaan fisik bangunan, sekolah, administrasi sekolah, struktur organisasi sekolah dan pada saat pelaksanaan pengisian angket.

  c. Interview Adalah bentuk komunikasi verbal yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Metode ini penulis gunakan untuk

  9 memperoleh data tentang pengaruh pemahaman pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa di SMP Islam Ngadirejo Temanggung.

  3. Tehnik Analisis Data

  a. Analisis pendahuluan Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing variabel secara terpisah sehingga diketahui ciri-ciri masing-masing variabel penelitian. Analisis ini menggunakan rumus prosentase. x!00%

  P=— N

  Keterangan: P : Proporsi F : Frekuensi N : Jumlah responden

  b. Analisis lanjutan Untuk mengetahui pengaruh pemahaman pendidikan agama

  Islam terhadap pengamalan ibadah siswa di SMP Islam Ngadirejo Temanggung. Analisis ini menggunakan korelasi product moment, yaitu sebagai berikut:

  7 N r x y -

  Keterangan: rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y x : Variabel pemahaman pendidikan agama Islam

  10 y : Variabel pengamalan ibadah N : Jumlah responden

  BAB I Pendahuluan vBab ini membahas tentang latar belakang masalah, pokok perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II Landasan Teori tentang: pendidikan agama Islam, pengertian, dasar dan tujuan pemahaman pendidikan agama Islam, pendidikan agama Islam di SMP, kurikulum, metode, evaluasi, pengamalan ibadah, dasar hukum ibadah, ruang lingkup dan sistematika ibadah, macam-macam ibadah di tinjau dari berbagai segi.

  BAB III Laporan hasil penelitian yang meliputi: gambaran umum SMP Islam Ngadirejo Temanggung, sejarah singkat berdirinya, visi, misi, dan tujua, letak geografis, keadaan guru, siswa dan karyawan, sarana dan prasarana, struktur organisasi dan penyajian data.

  BAB IV Data analisis meliputi: analisis pertama, analisis kedua dan analisis ketiga. Bab V Penutup yang merupakan bab terakhir berupa kesimpulan dan saran- saran.

  1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Sebelum membahas pendidikan agama Islam terlebih dahulu perlu di ungkapkan definisi pendidikan. Para tokoh berbeda pendapat mendefinisikan pendidikan disebabkan mereka berbeda pendapat dalam penekanan dan tinjauan terhadap pendidikan. Pendidikan berasal dari kata didik., lalu kata ini memdapat awalan ”pe” dan akhiran ”an” sehingga menjadi pendidikan, yang artinya proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang. Atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui pengajaran dan pelatihan. Atau proses perbuatan cara mendidik (Departemen Diknas, 1994:232).

  Adapun pengertian pendidikan menurut Muhibbin Syah, yaitu memelihara dan memberi latihan (Muhibin Syah, 2002:10). Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dalam bahasa inggris,

  (pendidikan) berasal daTi kata educate (mendidik) artinya

  education

  memberi peringatan (to elicit, to give riseto), dan mengembangkan (to Dalam pengertian yang sempit, education atau evolve, to develop). pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan (Muhibin Syah, 2002:10).

  11

  12 Pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term at-tarbiyah, At.ta.dib dan at-ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut term yang paling popular digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah term

  

at-tarbiyah. Sedangkan term at-tadib dan at-ta’lim jarang sekali

  digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan pendidikan Islam (Samsul Mizar, 2002:25). Sedangkan menurut istilah, pendidikan Islam adalah suatu system kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah (M. Arifin, 1996:10). Oleh karena Islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia muslim baik duniawi maupun ukhrawi.

  Ahmad D Marimba mengemukakan bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil) (Ahmad D Marimba, 1989:19).

  Sedangkan Ahmad Tafsir mendefinisikn pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang (peserta didik) agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Ahmad Tafsir, 1992:32).

  Dari batasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu system yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam,

  13

  2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

  a. Dasar Pendidikan Agama Islam Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu, fungsi dasar ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus seba”gai landasan untuk berdirinya sesuatu. Dasar pendidikan agama Islam dapat ditinjau dari segi yuridis/hukum dan dasar religius (Samsul Nizar, 2000:95).

  1) Dasar yuridis/hukum, yang tercakup dalam segi ini adalah:

  a) Landasan idiil pancasila, sila pertama ketuhanan yang maha esa. Mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya kepada tuhan yang maha esa atau dengan kata lain harus beragama. Untuk mewujudkan manusia yang mampu mengamalkan ajaran agama karena pendidikan agama mempunyai tujuan membentuk manusia bertaqwa kepada Allah SWT.

  b) Landasan struktural/konstitusional yakni UUD 1945 dalam bab

  XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: (1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu (Undang- undang Dasar 1945 Hasil Amandemen, 2005:24).

  14 (3) Landasan operasional, yakni dasar yang secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama di sekolah- sekolah di Indonesia, yakni undang-undang republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pendidikan agama secara langsung di masukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sampai universitas-universitas negeri.

  2) Dasar religius: Dasar pendidikan Islam adalah segala ajarannya yang bersumber dari Al-Qur’an, sunnah dan ijtihad (ra’yu). Dasar inilah yang membuat pendidikan Islam menjadi ada, tanpa dasar ini tidak akan ada pendidikan Islam, a) Al-Qur’an

  Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung ajaran pokok sangat penting yang dapat

  'f'

  dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut aqidah, dan yang berhubungan dengan amal yang disebut dengan syari’ah (Zakiyah Darajat, 2004:19-20). Istilah-istilah yang sering biasa digunakan dalam membicarakan ilmu tentang syari’ah ini ialah:

  15 (1) Ibadah untuk perbuatan yang langsung berhubungan dengan Allah.

  (2) Muamalah untuk perbuatan yang berhubungan selain dengan Allah.

  (3) Akhlak untuk tindakan yang menyangkut etika dan budi pekerti dalam pergaulan.

  Pendidikan, karena termasuk ke dalam usaha atau tindakan untuk membentuk manusia, termasuk ke dalam ruang lingkup muamalah. Pendidikan sangat penting karena ikut menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia baik pribadi maupun masyarakat. Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu. Sebagai contoh dapat di baca kisah lukman mengajari anaknya dalam surat luqman ayat 12-19, di sana terkandung prinsip materi pendidikan yang berguna untuk dipelajari oleh setiap muslim, b) As-sunnah

  As-sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rosul Allah SWT. Yang dimaksud dengan pengakuan ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang di ketahui Rosulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan. Sunnah merupakan ajaran kedua sesudah Al-Qur’an.

  Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup

  16 manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi menusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa (Zakiyah Darajat, 2004:21). Untuk itu Rosulullah menjadi guru dan pendidik utama bagi umatnya. Oleh karena itu sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebabnya, mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk sunnah yang berkaitan dengan pendidikan,

  c) Ijtihad Ijtihad adalah istilah para fuqoha, yaitu berpikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syariat

  Islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum syariat Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al-Qur’an dan sunnah ((Zakiyah Darajat,

  2004:22). Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman kepada Al-Qur’an dan sunnah. Yang diolah oleh akal dari para ahli pendidikan Islam. Teori-teori pendidikan baru hasil ijtihad harus di kaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup, b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

  Tujuan pendidikan agama Islam, secara etimologi, tujuan atau arah, maksud atau sasaran. Sedangkan secara terminologi, tujuan

  17 berarti, sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai (W.J.S. Poerwadarminta, 1985:1094).

  Abdurrahman saleh Abdullah mengatakan dalam bukunya yang dikutip oleh Armai

  educational theory a Q ur’anio out look,

  Arief, bahwa tujuan pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian sebagai kholifah Allah SWT, atau sekurang-kurangnya mempersiapkan kejalan yang mengacu kepada tujuan akhir. Selanjutnya tujuan pendidikan Islam menurutnya di bangun atas tiga komponen sifat dasar manusia, yaitu: 1. tubuh, 2. ruh, dan 3. akal (Armai Arief, 2002:19). Yang masing-masing harus dijaga. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pendidikan Islam dapat dikualifikasikan kepada (Armai Arief, 2002:40):

  1) Tujuan Pendidikan Jasmani (agdaf al-jismiyah) Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih di sayangi Allah ketimbang orang mukmin yang lemah”. (H. Imam muslim).

  Oleh Imam Nawawi menafsirkan hadis di atas sebagai kekuatan imam yang ditopang oleh kekuatan fisik. Kekuatan fisik merupakan bagian pokok dari tujuan pendidikan. Maka pendidikan harus mempunyai tujuan kearah ketrampilan-ketrampilan fisik yang dianggap perlu bagi tumbuhnya keperkasaan tubuh yang sehat. Pendidikan Islam dalam hal ini mengacu pada pembicaraan

  . fakta-fakta terhadap jasmani yang relevan bagi para pelajar.

  18 2) Tujuan Pendidikan Rohani (ahdaf al-ruhaniyyah)

  Orang yang betul-betul menerima ajaran Islam tentu akan menerima seluruh cita-cita ideal yang terdapat dalam Al-Qur’an, peningkatan jiwa dan kesetiaannya yang hanya kepada Allah semata dan melaksanakan moralitas Islami yang di teladani dari tingkah laku kehidupan Nabi Muhammad SAW, merupakan bagian pokok dalam tujuan pendidikan Islam. Tujuan pendidikan Islam harus mampu membawa dan mengembalikan ruh kepada kebenaran dan kesucian.

  3) Tujuan Pendidikan Akal (ahdaf al- aqliyah) Tujuan ini mengarah kepada perkembangan intelegensi yang mengarahkan setiap manusia sebagai individu untuk dapat menemukan kebenaran yang sebenar-benarnya. Pendidikan yang dapat membantu tercapainya tujuan akal, seharusnya dengan bukti- bukti yang memadai dan relevan dengan apa yang mereka pelajari. Di samping itu pendidikan Islam mengacu kepada tujuan memberi daya dorong menuju peningkatan kecerdasan manusia. Pendidikan yang lebih berorientasi kepada hafalan, tidak dapat tidak dapatmengubah daya kreatifitas anak didik. Karena pada dasarnya pendidikan Islam bukan hanya memberi titik tekan pada hafalan, sementara proses intelektualitas dan pemahaman dikesampingkan.

  19 4) Tujuan Sosial (ahdaf al-ajtima ’iyah)

  Seorang khalifah mempunyai kepribadian utama dan seimbang, sehingga khalifah tidak akan hidup dalam keterasingan dan ketersendirian. Oleh karena itu, aspek sosial dari khalifah harus di pelihara. Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan sosial adalah menitikberatkan pada perkembangan karakter-karakter manusia yang unik, agar manusia mampu beradaptasi dengan standar-standar masyarakat bersama-sama dengan cita-cita yang ada padanya keharmonisan menjadi karakteristik utama yang ingin dicapai dalam tujuan pendidikan Islam. Sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam versi Abdurrahman adalah mewujudkan manusia ideal sebagai abid Allah atau ibad Allah, yang tunduk secara total kepada Allah SWT.

  3. Pelaksanaan Agama Islam di SMP

  a. Kurikulum Secara umum kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah. Pengertian yang dianggap tradisional ini masih banyak dianut sampai sekarang. Istilah kurikulum semula berasal dari istilah dunia atletik yaitu curere yang berarti berlari, istilah tersebut erat hubungannya dengan kata curier atau kurir yang berarti penghubung seseorang untuk menyampaikan sesuatu kepada orang atau tenpat lain (M. Ahmad, et. El, 1998:9). Seorang kurir harus menempuh suatu perjalanan untuk mencapai tujuan, maka istilah

  20

  kurikulum kemudian diartikan sebagai suatu jarak yang harus di tempuh (M. Ahmad, et. El, 1998:10). William B. Ragan, sebgaiman dikutip Armai A rif berpendapat bahwa kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran, tetapi seluruh kehidupan di kelas (Armai Arif, 2002:30).

  John Dewey sejak lama telah menggunakan istilah kurikulum dan hubungannya dengan anak didik. Dewey menegaskan bahwa kurikulum merupakan suatu rekontruksi berkelanjutan yang memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui suatu susunan pengetahuan yang terorganisasikan dengan baik yang biasanya disebut kurikulum (M. Ahmad, et. El, 1998:13).

  Hilda Taba berpendapat kurikulum adalah pernyataan tentang tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat umum dan khusus dan materinya dip;lih dan diorganisasikan berdasarkan suatu pola tertentu untuk kepentingan belajar dan mengajar. Biasanya dalam suatu kurikulum sudah termasuk program penilai hasilnya (M. Ahmad, et. El, 1998:14). Dalam undang-undang republik indonesia tentang sistem pendidikan nasional dirumuskan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dinamakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Undang- Undang Republik Indonesia, 2006:4).

  21 Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasioral pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dari beberapa devinisi yang telah di kemukakan, bahwa kurikulum merupakan alat atau sarana untuk mancapai tujuan pendidikan, sehingga dalam proses belajar mengajar pada jenjang pendidikan berpegang pada kurikulum yang ada. Pada pasal 37 undang-undang republik indonesia tentang sistem pendidikan nasional di sebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:

  1) Pendidikan agama 2) Pendidikan kewarganegaraan 3) Bahasa 4) Matematika

  5) IPA 6) IPS

  7) Seni dan Budaya 8) Pendidikan jasmani dan olah raga 9) Keterampilan atau kejuruan dan

  10) Muatan lokal (Undang-Undang Republik Indonesia, 2006:20) Tingkatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) kurikulum yang dipakai yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang pengembangannya berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada Badan Standar Nasional

  22 Pendidikan (BNSP) (Depdiknas, 2006:1). Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam. Yaitu Al-Qur’an dan al-sunnah/al-hadits Nabi Muhammad saW, (dalil naqli). Dengan melaui mrtode ijtihad (dalil aqK) para ulama mengembangkan prinsip-prinsip PAI tersebut dengan lebih rinci dan mendetail dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.

  Karakteristik mata pelajaran PAI tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu aqidah, syariah dan akhlak. Aqidah merupakan penjabaran dari konsep iman; syariah merupakan penjabaran dari konsep Islam; syariah memiliki dua dimensi kajian pokok, yaitu ibadah dan muamalah, dan akhlak merupakan penjabaran dari konsep ihsan.

  Dari ketiga prinsip dasar itulah berkembang berbagai kajian keislaman (ilmu-ilmu agama) seperti ilmu kalam (Theologi Islam, Ushuluddin, Ilmu tauhid) yang merupakan pengembangan dari aqidah, ilmu fiqih yang merupakan pengembangan dari syariah dan ilmu akhlak (Etika Islam, Moralitas Islam) yang merupakan pengembangan dari akhlak, termasuk kajian-kajian yang terkait dengan ilmu dan teknologi serta seni dan budaya yang dapat dituangkan dalam barbagai mata pelajaran di SMP (Depdiknas, 2006:2). Itulah gambaran tentang kurikulum, khususnya mata pelajaran pendidikan agama Islam.

  23

  b. Metode Pengajaran Metode berasal dari dua kata yaitu: meta dan hodos, meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Jadi metode adalah cara/jalan yang harus dilalui (M. Arifin, 1992:61). Dalam kamus umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud (WJS. Poerwadarminta, 1985:87). Sedangkan menurut Mahmud

  Yunus sebagaimana yang di kutip Armai Arif, metode adalah jalan yang hendak ditempuh oleh seseorang supaya sampai kepada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan perusahaan atau perniagaan, maupun dalam kupasan ilmu pengetahuan dan lainnya (M. Arifin, 1992:87).

  Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa metode mengandung arti adanya urutan kerja yang terencana, sistematis dan merupakan hasil exsperimen ilmiah guna mencapai tujuan yang telah direncanakan. Semakin tepat metode yang digunakan maka semakin efektif pula dalam pencapaian tujuan. Metode pengajaran yang penulis maksud dalam uraian ini adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kepada siswa.

  Adapun macam-macam metode yang dapat dipergunakan dalam pengajaran agama adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, sosiodrama, driil dan tanya jawab. Dalam hal ini akan diuraikan metode pengajaran dalam pendidikan agama Islam yaitu:

  24 1) Metode Ceramah

  Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah cara menyampaika sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan kepada siswa atau khalayak ramai (M. Arifin, 1992:135). Ciri yang

  • menonjol dalam metode ceramah, dalam pelaksanaan pengajaran di kelas adalah peranan guru tampak sangat dominan. Adapun murid mendengarkan dengan teliti dan mencatat isi ceramah yang di sampaikan oleh guru di depan kelas (Tayar Yusuf, 1995:41).

  Metode ceramah di berikan apabila suatu materi membutuhkan penjelasan agar materi tersebut dimengerti oleh siswanya.

  2) Metode Diskusi Diskusi yaitu suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi (information sharing), saling mempertahankan pendapat {self maintenance) dalam memecahkan sebuah masalah tertentu {problem solving) (Armai Arif, 2002:145). Sedangkan metode diskusi dalam proses belajar mengajar adalah sebuah cara yang dilakukan dalam mempelajari bahan atau menyampaikan materi dengan jalan mendiskusikannya, dengan tujuan dapat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada siswa

  (Armai Arif, 2002:145). Dengan demikian bahwa metode diskusi adalah salah satu alternatif metode atau cara yang dapat dipakai

  25 oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat para siswa. 3) Metode Demonstrasi

  Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah metode

  • demontrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan alat peragaan (meragakan), untuk memperjelas suatu pengertian, atau cara untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses pembuatan tertentu kepada siswa. To show atau memperkenalkan/mempertontonkan (Tayar Yusuf, 1995:49).

  Metode demontrasi dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan juga dapat memusatkan perhatian anak didik. 4) Metode Sosiodrama

  Sosiodrama adalah suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat/sosial (Armai Arif, 2002:180). Dalam pendidikan agama metode sosiodrama ini efektif dalam menyajikan pelajaran akhlak, sejarah Islam dan topik-topik lainnya. Dalam pelajaran sejarah, misalnya guru menggambarkan kisah sahabat Khalifah Abu Bakar ketika beliau mawik Islam. Kisah tersebut tentu amat menarik jika disajikan melalui sosiodrama (Tayar Yusuf, 1995:54).

  Manfaat metode ini yaitu agar melatih anak untuk

  26 mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian, dan juga metode ini akan lebih menarik perhatian anak. Sehingga suasana kelas akan lebih hidup.

  5) Metode Drill Metode drill (latihan siap) pengertiannya sering dikacaukan dengan istilah ulangan. Padahal maksud keduanya berbeda. Latihan siap (drill) dimaksudkan yaitu agar pengetahuan siswa dan kecapakan tertentu dapat menjadi miliknya dan betul-betul dikuasai siswa. Dengan kata lain metode drill adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan atau cara melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil dalam melaksanakan tugas latihan yang diberikan (Tayar Yusuf, 1995:64). Pada latihan siap (drill) untuk melaksanakan ibadah shalat dalam Islam sangat ditekankan pada anak didik sedini mungkin agar dengan latihan- latihan yang dilakukan pada anak didik tidak merasa canggung setelah mereka dewasa.

Dokumen yang terkait

PENGARUH TEKNIK SCAFFOLDING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIK SISWA SMP AL-ZAHRA INDONESIA

0 9 220

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bandar Lampung)

3 22 35

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 12 36

PENGARUH PENERAPAN MODEL PERAIHAN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 13 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 43

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

2 12 51

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA SMP

0 3 10

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG DI SMP

0 0 11

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PENGALAMAN EKSTRAKURIKULER TADZKIR TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SISWA SMP NEGERI DI KOTA MANADO

0 0 13

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP KEPEDULIAN SISWA MENGIKUTI PELAJARAN PAI (Studi Kasus SMAN 2 Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 20052006) SKRIPSI

0 0 112

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH SHOLAT (Studi Kasus pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010) - Test Repository

0 0 125