ANALISIS STRATEGI MARKETING MIX PADA TABUNGAN BSM BERENCANA STUDI KASUS DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP KLATEN TAHUN 2015 - Test Repository
ANALISIS STRATEGI MARKETING MIX PADA TABUNGAN BSM BERENCANA
STUDI KASUS DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP KLATEN TAHUN 2015
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli
Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
Oleh: YUTIKA NONI PUSPITA NIM. 201 12 037
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
ANALISIS STRATEGI MARKETING MIX PADA TABUNGAN BSM BERENCANA
STUDI KASUS DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP KLATEN TAHUN 2015
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli
Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
Oleh: YUTIKA NONI PUSPITA NIM. 201 12 037
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
i
MOTTO
“Ciri-ciri orang sukses adalah berfikir dahulu baru bertindak,
bukan bertindak dahulu baru berfikir”
“Seseorang yang optimis akan melihat adanya kesempatan
dalam setiap malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat
malapetaka dalam setiap kesempatan”
“Ingatlah, boleh jadi manusia itu mencintai sesuatu yang
membahayakan dirinya atau membenci sesuatu yang
bermanfaat baginya. Mohonlah petunjuk-Nya”
PERSEMBAHAN TUGAS AKHIR INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK
Kedua orang tua saya Bapak Suwarno dan Ibu Marini terima kasih karena senantiasa memberikan doa, selalu mencurahkan kasih sayang yang tulus dan pengorbanan yang tidak terhitung selama hidup saya, serta telah memberi motivasi kepada saya dalam menjalani kehidupan.
Kedua adik-adik saya, Alwi Prima Nanda dan Alfi Putra Ginanjar yang senantiasa memberikan semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Untuk mas Rendi Dwi Saputra yang selalu membantuku dan memberikan motivasi kepadaku agar tetap semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir, terima kasih untuk pinjaman computer dan semua bantuannya.
Untuk teman-teman DIII Perbankan Syariah angkatan 2012 yang telah menemani selama menjalani kuliah di IAIN Salatiga.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas puji syukur dan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga pada kesempatan ini saya dapat menyelsaikan Tugas Akhir ini dengan lancar.
Penyusunan Tugas Akhir dibuat guna memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar A.Md.E.Sy pada Jurusan D3 Perbankan Syariah di IAIN Salatiga. Meskipun tidak dapat saya pungkiri ternyata bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis masih banyak mengalami kendala dan kekurangan. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini saya sangat berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan baik berupa moral, materil maupun spiritual sehingga penyusunan laporan ini dapat terselaikan. Untuk itu perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono selaku Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Salatiga.
Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar, M.Si. selaku Ketua Jurusan DIII Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
4. Ibu Wiwin Kurniasari, S.E., M.Si., Akt selaku dosen pembimbing Tugas Akhir.
5. Segenap dosen Jurusan DIII Perbankan Syariah dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
6. Seluruh staff dan karyawan IAIN Salatiga.
7. Kepada Bapak/Ibu dan keluarga besar saya yang tersayang dan tercinta yang telah memberikan doa dan bimbingan kasih sayang serta dukungan baik moral maupun material.
8. Teman-teman DIII Perbankan Syariah B angkatan tahun 2012.
9. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan penuh kekurangan, oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan maaf sebanyak-banyaknya, serta semoga Tugas Akhir ini. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Amin
Salatiga, 10 Agustus 2015 Penulis Yutika Noni Puspita NIM. 20112037 ABSTRAK
Yutika Noni Puspita. NIM 201-12-037. Analisis Strategi Marketing Mix Pada
Tabungan BSM Berencana Studi Kasus Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
Jurusan DIII Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. IAIN Salatiga.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami penerapan strategi marketing
mix pada produk BSM Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk memahami faktor pendukung strategi marketing mix dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana, memahami kendala dan upaya untuk mengoptimalkan strategi marketing mix dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis mengenai penerapan strategi marketing mix, faktor pendukung strategi marketing mix, kendala dalam memasarkan dan upaya untuk mengoptimalkan strategi marketing mix. Teknik pengumpulan data melalui wawancara yang dilakukan dengan mewawancarai pegawai Bank Syariah Mandiri KCP Klaten, dengan melakukan observasi dan dokumentasi atau kepustakaan. Dari hasil penelitian di bawah ini dapat diketahui bahwa penerapan strategi
marketing mix pada produk BSM Tabungan Berencana Bank Syariah Mandiri
KCP Klaten dengan menerapkan prinsip 7 P yaitu place (tempat), product (produk), price (harga), promotion (promosi), people (orang), process (proses), dan physical evidence (buktifisik).
DAFTAR ISI Judul ................................................................................................................ i Persetujuan Pembimbing ................................................................................. ii Susunan Panitia Penguji .................................................................................. iii Lembar Pernyataan .......................................................................................... iv Motto dan Persembahan .................................................................................. v Kata Pengantar ................................................................................................ vii Abstrak ............................................................................................................ ix Daftar Isi .......................................................................................................... x Daftar Gambar ................................................................................................. xiv Daftar Tabel .................................................................................................... xv
A.Latar Belakang ...................................................................................... 1 B.Rumusan Masalah ................................................................................. 3 C.Tujuan dan Kegunaan ............................................................................ 3 D.Penegasan Istilah ................................................................................... 4 E.Metode Penelitian .................................................................................. 5
1.Jenis Penelitian ............................................................................... 5
2.Lokasi Penelitian ............................................................................ 6
3.Kebutuhan dan Sumber Data .......................................................... 6
4.Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 6 a.Wawancara ................................................................................... 6 b.Observasi ..................................................................................... c.Dokumentasi atau Kepustakaan ................................................... 7
5.Metode Analisis Data ..................................................................... 7 F.Sistematika Penulisan ............................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 10 A.Telaah Pustaka ....................................................................................... 10 B.Kerangka Teoritik .................................................................................. 13
1.Pengertian Marketing Mix .............................................................. 13
2.Perbedaan Marketing Mix Barang dan Jasa .................................... 14
3.Perbedaan Marketing Mix Perbankan Syariah Dengan
4.Elemen Marketing Mix ................................................................... 15 5.Product ...........................................................................................
19 6.Price ................................................................................................
24 7.Place ...............................................................................................
27 8.Promotion .......................................................................................
31 9.People .............................................................................................
38
43 10.Process ..........................................................................................
11.Physical Evidence .........................................................................
43
BAB III GAMBARAN UMUM ..................................................................... 53 A.Profil Bank Syariah Mandiri KCP Klaten ............................................. 53 B.Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri ................................................. 53 C.Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ..................................................... 55 D.Shared Values ........................................................................................ 56 E.Budaya Perusahaan ................................................................................ 58 F.Prinsip Operasional Bank Syariah Mandiri ........................................... 59 G.Struktur Organisasi ................................................................................ 61 H.Produk-Produk Pada Bank Syariah Mandiri ......................................... 68 I.Data Diskriptif Produk BSM Tabungan Berencana ............................... 73 BAB IV ANALISIS ........................................................................................ 76 A.Penerapan Strategi Marketing Mix Pada Produk BSM Tabungan B.Faktor-Faktor yang Mendukung Strategi Marketing Mix Dalam Memasarkan Produk BSM Tabungan Berencana Pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten ..................................................... 90 C.Kendala Dalam Memasarkan Produk BSM Tabungan Berencana Dan Upaya Untuk Mengoptimalkan Strategi Marketing Mix Dalam Memasarkan Produk BSM Tabungan Berencana Pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten ..................................................... 99 D.Upaya Untuk Mengoptimalkan Strategi Marketing Mix
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 105 A.Kesimpulan .......................................................................................... 105 B.Saran .................................................................................................... 108 Daftar Pustaka Lampiran Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR GAMBAR
Struktur Organisasi BSM KCP Klaten ............................................................ 62
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Telaah Pustaka ................................................................................ 10Tabel 2.2 Perbedaan Marketing Mix Perbankan Syariah DenganPerbankan Konvensional ................................................................. 15
Tabel 2.3 Perbedaan Bank Syariahdan Bank Konvensional dalam
Menetapkan Harga ........................................................................................... 26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan
yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut denga riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram, dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional (Tan, 2009: 61).
Bank syariah memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit ekonomi yang kelebihan dana dengan unit-unit yang lain yang mengalami pihak-pihak yang memerlukan sehingga memberikan manfaat kepada kedua belah pihak (Sudarsono, 2004: 56). Dalam perbankan syariah, salah satu aktivitas bank syariah adalah memberikan pelayanan jasa perbankan bagi nasabah yang berpedoman pada syariah Islam. Mulai dari sistem, operasional, dan prosedur kerja pada bank syariah dan produk jasanya harus sesuai dengan konsep syariah. Untuk meningkatkan minat nasabah kepada suatu produk pada bank syariah, diperlukan suatu strategi pemasaran.
Kegiatan pemasaran adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan dalam
2 perbankan. Hal lain yang tidak kalah penting dengan adanyas upaya untuk menghadapi persaingan antarsesama organisasi perbankan dari waktu ke waktu semakin meningkat (Danupranata, 2013: 39).
Konsep pemasaran bank sebenarnya tidak banyak berbeda dengan konsep pemasaran untuk sektor bisnis yang lain, seperti sektor industri manufaktur, sektor bisnis jasa, dan lain-lain. Perbankan merupakan salah satu industri jasa, sehingga konsep pemasarannya lebih cenderung mengikuti konsep untuk produk jasa. Perbedaan perbankan dari industri jasa lainnya adalah terdapat pada ketentuan dan peraturan pemerintah yang membatasi penggunaan konsep-konsep pemasaran, mengingat industri perbankan merupakan industri yang sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan masyarakat (Dendawijaya, 2009: 66). mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang, dan meningkatkan keuntungan (Danupranata, 2013: 39). Strategi pemasaran untuk perbankan syariah berdasarkan konsep marketing mix adalah hal yang sangat menarik dan juga merupakan sebuah keniscayaan untuk mempercepat pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Elemen marketing mix untuk usaha jasa meliputi 7P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), people (orang), process (proses), dan physical evidence (bukti fisik) (Danupranata, 2013: 40).
3 BSM Tabungan Berencana (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten )”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan strategi marketing mix pada produk BSM Tabungan
Berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten?
2. Faktor apa sajakah yang mendukung strategi marketing mix dalam
memasarkan produk BSM Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten? 3. Kendala apa sajakah yang dihadapi dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten?
marketing mix dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana pada
Bank Syariah Mandiri KCP Klaten? C.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan 1.
Untuk memahami penerapan strategi marketing mix pada produk bsm tabungan berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
2. Untuk memahami faktor pendukung strategi marketing mix dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana pada Bank Syariah
4 3.
Untuk memahami kendala dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
4. Untuk memahami upaya untuk mengoptimalkan strategi marketing mix dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten. Kegunaan 1.
Manfaat bagi Peneliti Sebagai refrensi dalam melakukan penelitian dan analisa tentang strategi marketing mix yang dilakukan bank syariah untuk meningkatkan minat nasabah.
2. Manfaat bagi Lembaga Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Bank mengevaluasi dan mengembangkan strategi yang digunakan untuk memasarkan suatu produk.
3. Manfaat Bagi Akademisi Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan kepustakaan dan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu manajemen khususnya bidang Manajemen Pemasaran yang dapat ditindaklanjuti.
D. Penegasan Istilah
Marketing Mix dapat dikatakan sebagai suatu strategi untuk
5 pemasaran secara terpadu dalam usaha mempengaruhi target pasar untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Yoeti, 2006: 237). Marketing Mix sangat menentukan keberhasilan dalam merebut pasar, hal ini dapat terjadi karena strategi pemasaran bertujuan untuk mengenalkan dan memasarkan produk- produknya.
BSM Tabungan Berencana adalah tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan. BSM Tabungan Berencana merupakan tabungan yang bermanfaat untuk merencanakan keuangan jangka panjang. BSM Tabungan Berencana juga mempunyai manfaat mendapatkan perlindungan asuransi secara gratis dan otomatis tanpa pemeriksaan kesehatan. Tabungan ini berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah, sehingga terbebas dari riba. Mudharabah kekuasaan penuh untuk mengelola modal. Mudharib tidak dibatasi baik mengenai tempat, tujuan, maupun jenis usahanya (Ascarya, 2013: 257).
E. Metode Penelitian 1.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu dengan memperoleh data berupa keterangan-keterangan atau informasi secara tertulis, yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
6 2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten yang berlokasi di Jalan Pemuda No. 57 Desa Bareng, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten.
3. Kebutuhan dan Sumber Data Adapun sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan mengadakan pengamatan serta wawancara langsung dengan pimpinan dan para karyawan yang ada relevansinya dengan objek penulisan.
b.
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen serta literatur-literatur yang erat hubungannya
4. Teknik Pengumpulan Data a.
Wawancara Wawancara merupakan salah satu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden untuk memperoleh informasi verbal dari responden. Metode wawancara membutuhkan kemampuan atau pendekatan personal yang kreatif dalam mengembangkan bahan wawancara dan mampu mendorong informan bercerita bebas dan terbuka (Wijaya, 2013: 21).
7 b.
Observasi Observasi merupakan cara memperoleh data dengan mengamati subyek penelitian dan jawabannya untuk dianalisis. Metode dalam observasi bisa dalam bentuk terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam observasi bentuk terstruktur, penelitian merinci secara detail sesuai dengan yang akan diamati dan bagaimana pengukuran dapat direkam. Dalam observasi bentuk tidak terstruktur, peneliti berupaya mengamati segala aspek fenomena yang berkaitan atau relevan dengan masalah yang sedang ditangani (Wijaya, 2013: 23).
c.
Dokumentasi atau Kepustakaan Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental 5.
Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menganalisis, menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawacara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di lapangan (Winartha, 2006: 155).
Data yang diperoleh kemudian akan disusun secara sistematis sehingga akan diperoleh gambaran yang komprehensif, dan untuk selanjutnya
8 kepustakaan. Hasil dari analisis inilah yang akan menjadi jawaban dari permasalahan yang diajukan.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penelitian ini maka penulis membagi ke dalam beberapa bab yang terdiri dari dari beberapa sub bab yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Bab I : Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan pustaka yang memuat landasan teori mengenai
marketing mix yang terdiri 7P, penelitian terdahulu serta
Bab III : Gambaran umum mengenai Bank Syariah Mandiri KCP Klaten, sejarah Bank Syariah Mandiri KCP Klaten, visi dan misi Bank Syariah Mandiri KCP Klaten, shared values, budaya perusahaan, prinsip operasional Bank Syariah Mandiri KCP Klaten, struktur organisasi dan pembagian tugas pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten, produk-produk Bank Syariah Mandiri KCP Klaten, data diskriptif BSM Tabungan Berencana.
9 Bab IV : Berisi tentang analisis dan pembahasan masalah yang diteliti serta hasil dari penelitian tersebut.
Bab V : Berisi kesimpulan dan saran, memuat tentang kesimpulan dan saran hasil penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Penelitian yang saya lakukan memiliki perbedaan dengan penelitian
terdahulu. Meskipun demikian, terdapat juga beberapa persamaan. Penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai tolak ukur apa saja yang belum digunakan sebagai penelitian. Untuk itu, agar dapat membedakan antara penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang saya lakukan, berikut ini adalah hasil dari penelitian-penelitian terdahulu yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Hasil Penelitian Penulis/Tahun/Judul
1 Fatimah dan Elisabeth Strategi pemasaran produk pembiayaan Yansye Matekohy/2013/ murabahah yang paling tepat sehingga Strategi Pemasaran mampu memenangi persaingan adalah Produk Pembiayaan strategi pertumbuhan atau growth Murabahah Pada Bank X strategy . Strategi ini dipilih karena hasil Syariah Cabang perhitungan pada kuadran 1 di mana total Tangerang Selatan weighted score peluang-ancaman sebesar
3,21 sedangkan total weighted score kekuatan-kelemahan sebesar 3,31. Posisi pada kuadran ini sangat menguntungkan dan dapat dipasarkan secara maksimal dengan menerapkan kebijakan bauran pemasaran seperti kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan tempat dan
11
2 Detha Alfriani Fajri/2013/ Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengaruh Bauran variabel Produk (X ), Harga (X ),
1
2 Pemasaran Jasa Terhadap Promosi (X3), Proses (X 4 ), Orang (X 5 ),
Keputusan Menabung Bukti Fisik (X
6 ), Lokasi (X 7 ) secara
(Survei Pada Nasabah bersama-sama mempunyai pengaruh Bank Muamalat Cabang yang signifikan terhadap proses Malang). keputusan menabung. Hal ini berarti bahwa kemampuan variabel-variabel bauran pemasaran jasa secara bersama- sama memberikan kontribusi terhadap proses keputusan menabung adalah sebesar 35,7% sedangkan sisanya sebesar 64,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel Produk (X ) merupakan
1
variabel yang berpengaruh dominan terhadap proses keputusan menabung (Y) yang ditunjukkan dengan koefisien beta tertinggi yaitu 0,274 dan nilai t hitung yang paling besar yaitu 2,493.
3 Sulaiman Wahab/2013/ Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Marketing Mix dan Religi Sulaiman Wahab yaitu ada lima faktor
Terhadap Minat yang memiliki pengaruh minat Masyarakat Studi Kasus masyarakat, yaitu: produk, harga, tempat BNI Syariah Cabang dan promosi yang disebut dengan empat Malang P atau bauran pemasaran dan salah satu faktor lain, yaitu agama. Faktor agama dalam hal ini adalah syariah. Selanjutnya dalam hal ini memiliki dua hasil. Pertama bahwa empat P adalah produk, harga, tempat, promosi dan agama faktor yang sangat mempengaruhi minat orang muslim menjadi nasabah perbankan syariah, khususnya BNI Syariah Kantor Cabang Malang. Kedua, bahwa agama merupakan faktor dominan yang mempengaruhi minat masyarakat Islam menjadi pelanggan dari BNI Syariah, khususnya BNI Syariah Kantor Cabang Malang kecuali faktor lainnya (empat P).
12
4 Abung Fayshal dan Henny Asuransi Jiwa Pada Bumi Putera Syariah Medyawati/2013/ Cabang Depok secara keseluruhan sudah Analisis Strategi menerapkan strategi bauran pemasaran, Pemasaran Produk yaitu telah memiliki produk asuransi jiwa Asuransi Jiwa Pada Bumi syariah yang beragam, dengan premi atau Putera Syariah Cabang harga yang relatif terjangkau, Depok menerapkan yang fokus dan terarah melalui seminar-seminar dan mendistribusikan produk melalui jalur distribusi personal selling yang memadai. Aspek promosi lebih mendapatkan prioritas dibandingkan dengan aspek bauran pemasaran lainnya karena dianggap dapat meluaskan jangkauan calon pemegang polis. Untuk lebih meningkatkan volume penjualan, perusahaan perlu memiliki alternatif media lain untuk tujuan promosi sebagai pendorong.
Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah penelitian saya mengarah kepada penerapan strategi marketing mix pada produk BSM Tabungan Berencana di Bank Syariah Mandiri KCP Klaten. Penelitian ini juga meneliti tentang faktor pendukung dan kendala dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana di Bank Syariah Mandiri KCP Klaten. Selain itu, juga meneliti tentang upaya untuk mengoptimalkan strategi
marketing mix dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana pada
Bank Syariah Mandiri KCP Klaten. Penelitian yang hampir sama dengan penelitian saya adalah penelitian yang dilakukan oleh Abung Fayshal dan Henny Medyawati dengan judul Analisis Strategi Pemasaran Produk Asuransi
13 menerapkan strategi bauran pemasaran yang terdiri dari empat P yaitu produk, harga, promosi, dan tempat. Penelitian tersebut hampir sama dengan penelitian yang saya teliti, yaitu sama-sama meneliti tentang penerapan strategi bauran pemasaran.
B. Kerangka Teoritik 1.
Pengertian Marketing Mix
Marketing Mix dapat dikatakan sebagai suatu strategi untuk
mempengaruhi calon konsumen melakukan pembelian. Dengan perkataan lain marketing mix adalah suatu strategi dengan cara mengkombinasi unsur- unsur pemasaran secara terpadu dalam usaha mempengaruhi target pasar untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Yoeti, 2006: 237). Menurut Nur Rianto bauran pemasaran adalah perpaduan seperangkat alat pemasaran mencapai tujuan pada pasar sasaran (Rianto, 2010: 14). Sedangkan menurut Sucipto, bauran pemasaran adalah mencakup sejumlah variabel pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang digunakan untuk mencapai
market share yang telah ditetapkan dan digunakan untuk memuaskan konsumen (Sucipto, 2011: 67).
Pada strategi marketing mix yang paling penting adalah mencari kombinasi yang tepat secara terpadu, karena dalam praktiknya unsur-unsur yang membentuk marketing mix tidak dapat dipisahkan. Tiap unsur yang
14 hasil yang maksimal. Kombinasi itu bisa dalam bentuk kerjasama, perubahan tempat, atau sebagai bagian yang dapat saling menggantikan.
Oleh karena itu marketing mix digunakan dalam strategi pemasaran, yaitu suatu cara atau kiat untuk mempengaruhi calon konsumen untuk melakukan pembelian (Yoeti, 2006: 238).
Komponen utama dalam bauran pemasaran untuk produk barang terdiri dari empat jenis, yang biasa disebut dengan empat P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Sedangkan untuk bauran pemasaran jasa lebih luas daripada bauran pemasaran produk barang, yaitu dengan menambahkan tiga elemen lagi, yaitu people (orang), physical evidence (bukti fisik), dan process (proses jasa itu sendiri) (Sucipto, 2011: 67).
Perbedaan Marketing Mix Barang dan Jasa Marketing mix merupakan tools bagi marketer yang berupa program
pemasaran yang mempelajari segmentasi, targeting, dan positioning agar sukses. Ada perbedaan mendasar antara marketing mix produk jasa dan
marketing mix produk barang. Marketing mix produk barang mencakup 4P,
yaitu product, price, place, and promotion. Sedangkan untuk jasa, keempat tahap tersebut masih kurang, ditambah 3 lagi yaitu people, process and . Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa di mana produksi
physical evidevce
dan konsumsi tidak dapat dipisahkan, dan mengikutsertakan pelanggan dan satu sama lain. Apabila salah satu tidak tepat, maka akan mempengaruhi keseluruhan (Ratnasari, 2011: 37)
3. Perbedaan Marketing Mix Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional
Pemberian layanan yang terbaik (customer
Product (Produk) Menurut Simorangkir, produk perbankan adalah instrumen atau
4. Elemen Marketing Mix a.
Sumber : Danupranata, 2013: 40.
Pemanfaatan testimoni orang-orang yang sudah menggunakan jasa perbankan.
Pemanfaatan testimoni orang-orang yang sudah menggunakan jasa perbankan.
Envidence
7 Physical
Pemberian respon yang sangat cepat dan mudah bagi nasabah.
6 Process Pemberian respon yang sangat cepat dan mudah bagi nasabah.
service atau layanan pelanggan 24 jam).
5 People Pemberian layanan yang terbaik (customer service atau layanan pelanggan 24 jam).
Tabel 2.2 Perbedaan Marketing Mix Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional
Media cetak, internet, dan lain-lain.
4 Promotion Media cetak, internet, dan lain-lain.
Provinsi, perkotaan, dan kabupaten.
3 Place Provinsi, perkotaan, dan kabupaten.
Bunga dan fee.
Wadi‟ah, mudharabah, margin, bagi hasil, dan fee.
2 Price
Penghimpunan, penyaluran, dan layanan atau jasa.
1 Product Penghimpunan, penyaluran, dan layanan atau jasa.
Syariah Konvensional
No Bauran Pemasaran
15
16
berbagai jenis produk sesuai dengan keinginan nasabah (Dendawijaya, 2009: 66).
Sama halnya dengan perbankan konvensional, produk yang dihasilkan dalam perbankan syariah bukan berupa barang, melainkan berupa jasa. Jasa yang dihasilkan haruslah mengacu kepada nilai-nilai syariat atau yang diperbolehkan dalam Al-Quran. Namun, agar bisa lebih menarik minat konsumen terhadap jasa perbankan yang dihasilkan, produk tersebut harus tetap melakukan strategi differensiasi atau diversifikasi agar para konsumen mau beralih dan mulai menggunakan jasa perbankan syariah (Danupranata, 2013: 40).
b.
Price (Harga) Harga merupakan salah satu elemen yang membedakan antara produk berupa jasa yang ditawarkan dalam perbankan syariah merupakan salah satu faktor terpenting untuk menarik minat nasabah.
Menerjemahkan pengertian harga dalam perbankan syariah bisa dianalogikan dengan melihat seberapa besar pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan sebuah manfaat dalam bentuk jasa yang setimpal atas pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh konsumen tersebut. Ketika jasa yang dihasilkan oleh perbankan syariah mampu memberikan sebuah keuntungan lebih besar dari pada
17
berhasil mengungguli perbankan konvensional (Danupranata, 2013: 41).
c.
Place (Tempat atau Saluran Distribusi) Pada saat melakukan penetrasi pasar, perbankan syariah yang baik tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh tempat atau saluran distribusi yang baik dalam menjual jasa yang ditawarkan kepada nasabah. Menyebarkan unit pelayanan perbankan syariah hingga ke pelosok daerah adalah sebuah keharusan jika ingin melakukan penetrasi pasar dengan baik. Modal yang dibutuhkan memanglah tidak sedikit apabila harus dilakukan secara bersamaan. Setidaknya, dibutuhkan waktu dan dilakukan secara bertahap atau bisa juga dengan melakukan sistem kerja sama dengan unit-unit pelayanan yang sejenis agar jasa menyebar hingga ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia. Jika pelayanan perbankan syariah bisa dilakukan di mana saja di seluruh Indonesia maka bisa dipastikan penetrasi pasar perbankan syariah akan lebih cepat berhasil (Danupranata, 2013: 41).
d.
Promotion (Promosi) Pada elemen pemasaran, efektivitas sebuah iklan sering kali digunakan untuk menanamkan citra merk agar lebih dikenal keberadaannya. Ketika konsep citra merk sudah tertanam di benak
18
sosialisasi atau promosi yang dilakukan oleh perbankan syariah bisa menjadi salah satu penyebab lambannya perkembangan perbankan syariah di Indonesia saat ini (Danupranata, 2013: 41).
e.
People (SDM) Orang sebagai subyek, dipahami sebagai semua partisipan yang memainkan sebagai penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa berlangsung dalam riil jasa, yang bisa mempengaruhi persepsi pembeli (Sucipto, 2011: 70). Hal ini bisa diinterprestasikan sebagai sumber daya manusia dari perbankan syariah itu sendiri, baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan berhubungan dengan nasabah. SDM ini pun akan sangat berkorelasi dengan tingkat kepuasan para pelanggan perbankan syariah. Menempatkan SDM pada tempat manajemen SDM yang cukup baik. Sebab, jika strategi yang diimplementasikan keliru maka akan berakibat fatal terhadap tingkat kepuasan jangka panjang pelanggan (Danupranata, 2013: 42).
f.
Process (Proses) Proses merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi jasa, terutama dalam bauran pemasaran jasa, hal ini dikarenakan banyak pelanggan yang sering kali menentukan keputusan pemilihannya terletak dari mudahnya proses selama, akan, sedang ataupun setelah
19
penawaran produk hingga proses menangani keluhan pelanggan perbankan syariah yang efektif dan efisien perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Proses ini akan menjadi salah satu bagian yang sangat penting bagi perkembangan perbankan syariah agar dapat menghasilkan produk berupa jasa yang prosesnya bisa berjalan efektif dan efisien. Selain itu, proses tersebut tentunya juga bisa diterima dengan baik oleh nasabah perbankan syariah (Danupranata, 2013: 42).
g.
Physical Evidence (Bukti Fisik) Menurut Sucipto, bukti fisik adalah lingkungan fisik di mana jasa tersebut disampaikan dan di mana perusahaan dan konsumen berinteraksi, dan setiap komponen tangible memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut (Sucipto, 2011: 70). Produk berupa berwujud atau tidak dapat diukur secara pasti seperti halnya pada sebuah produk yang berbentuk barang. Jasa perbankan syariah lebih mengarah kepada rasa atau semacam testimoni positif kepada masyarakat umum guna mendukung percepatan perkembangan perbankan syariah menuju arah yang lebih baik lagi dari saat ini (Danupranata, 2013: 42).
5. Product Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang
20
dari produk itu saja, tetapi membeli benefit dan value dari produk itu yang
disebut the offer. Terutama pada produk jasa yang kita kenal menimbulkan
kepemilikan fisik bagi pelanggan (Ratnasari, 2011: 37).Produk utama perbankan dari bank sebagai perusahaan jasa adalah penghimpunan dana, penyaluran dana, dan layanan atau jasa perbankan a.
Produk penghimpun dana Sumber dana bank syariah terdiri atas titipan ( wadi‟ah) dan investasi (mudharabah). i.
Mudharabah. Menurut PSAK No. 105 mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana atau Shahibul maal) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana atau Mudharib) bertindak selaku kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana. ii.
Wadi‟ah. Menurut PSAK No. 59 wadi‟ah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank bertanggung jawab atas pengembalian titipan.
b.
Produk penyaluran dana Penyaluran dana bank syariah terdiri atas jual beli ( Ba‟i al-
21
i. murabahah adalah akad jual Murabahah. Menurut PSAK No. 102
beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli.
ii. adalah akad jual beli barang Salam. Menurut PSAK No. 103 salam
pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
iii.
Musyarakah. Menurut PSAK No. 106 musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan c.
Jasa perbankan Jasa perbankan syariah meliputi transfer, kliring, inkaso, titipan letter of credit , dan lain-lain. Bank syariah mendapatkan fee dari layanan atau jasa tersebut.
Produk yang dijual oleh bank mempunyai berbagai ragam bentuk atau
jenisnya. Bank dapat menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan
masyarakat atau pasar. Adapun produk yang dijual bank antara lain: a.Kredit perdagangan besar, menengah dan kecil.
22
c.
Kredit untuk industri, pertanian, perkapalan, dan sektor lainnya.
d.
Kredit Usaha Kecil (KUK), kredit profesi, dan lain-lain.
e.
L/C dalam dan luar negeri.
f.
Perdagangan surat-surat berharga atau efek-efek.
Di samping itu, bank juga menjual beberapa produk yang bersifat jasa atau servis. Produk bank yang bersifat jasa atau servis antara lain: a.
Kiriman uang atau transfer dalam dan luar negeri.
b.
Inkaso atau penagihan piutang atau collection.
c.
Safe deposit box atau loket penyimpanan barang berharga.
d.
Automated Teller Machine (ATM) (Dendawijaya, 2009: 67).
Produk bank dapat dibedakan atas dasar penggolongan sebagai berikut: a. Penggolongan produk berdasarkan pelayanan.
Penggolongan produk berdasarkan jenis konsumen, seperti pedagang
besar, pedagang kecil, eksportir, lembaga pemerintah, lembaga keuangan dan bank lain, perorangan, dan lain-lain.c.
Penggolongan produk berdasarkan pola pembelian, misalnya dalam
pelayanan simpanan giro, cara pengambilan bisa secara tunai, cek, ataupun giro bilyet (Dendawijaya, 2009: 68). Sedangkan untuk mengembangkan produk jasa baru, Christopher Lovelock mengajukan 6 kategori inovasi jasa, yaitu sebagai berikut: a.
Inovasi utama, pengembangan produk yang ditujukan untuk pasar
23
b.
Bisnis start up, cara baru dan inovasi untuk mengetahui kebutuhan
terkini pelanggan dan membuat produk yang tidak terjangkau menjadi terjangkau sebagai pilihan yang tersedia.c.
Produk baru untuk pasar yang sedang dilayani, teknologi baru dapat
menciptakan pasar untuk jasa baru yang belum pernah terpikir oleh pelanggan yang akan berguna baginya. Misalnya, perusahaan research marketing menawarkan jasa konsultasi manajemen atas temuan research -nya.d.
Product line extension, menawarkan jasa pada pelanggan dengan
variasi lebih luas dari pilihan dalam lini jasa yang sudah ada. Ini merupakan inovasi perusahaan yang sudah mencapai fase matang,yang sudah mempunyai segmen pasar inti yang ingin dipertahankan.
Perbaikan produk (product improvement), memperbaiki feature produk
yang sudah ada.f.
Perubahan gaya (style), pengembangan elemen tangible dari produk
jasa. Misalnya image baru perusahaan, seragam baru, dan lainnya (Ratnasari, 2011: 54). Dalam mengembangkan produk diperlukan pengetahuan bagiperusahaan mengenai tingkatan produk. Tingkatan tersebut adalah sebagai
berikut: a.
Pada tingkat dasar adalah manfaat inti di mana layanan atau manfaat
24
b.
Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar.
c.
Pada tingkatan ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan, sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini.
d.
Pada tingkatan keempat, pemasar menyiapkan tingkatan tambahan yang melebihi harapan pelanggan.
e.
Tingkatan terakhir adalah produk potensial, yang mencakup semua kemungkinan tambahan dan transformasi yang mungkin dialami
sebuah produk atau penawaran di masa depan (Kotler, 2009: 4).
6. Price Produk bank bisa dibedakan menjadi: Produk pada sisi pasiva dari neraca bank, seperti giro, tabungan, deposito atau simpanan masyarakat.
b.
Produk dari sisi aktiva dari neraca, seperti kredit.
Dengan perbedaan yang demikian, penetapan harga dari masing- masing produk tersebut sangat bertolak belakang. Harga produk bank pada sisi pasiva (simpanan masyarakat sebagai nasabah) diusahakan serendah- rendahnya atau murah, sedangkan pada sisi aktiva (kredit yang diberikan kepada debitur kredit) diusahakan tinggi agar terhindar terjadinya negative spread .
25
a.
Cost of loanable funds yang diperhitungkan serendah mungkin.