Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam

(Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Slamet Setiawan

  

NIM 111 11 063

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

  

Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam

(Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Slamet Setiawan

  

NIM 111 11 063

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

  

MOTTO

  “Hidup ini adalah Film Terbaik, Kita adalah Sutradara sekaligus Pemeran Utama, Bukan sekedar Piguran!!!”

  

~Rocket Rockers~

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini ku persembahkankan untuk: 1.

  Bapakku, Suratin, dan ibuku Alm. Jumiyatun, yang telah melahirkan dan senatiasa membimbingku untuk menjadi lebih baik.

  2. Adik-adikku yang selalu memberi semangat dan inspirasi.

  3. Kepada semua guru-guruku dari TK sampai Perguruan Tinggi.

  4. Kekasihku, Rif‟ah Munawaroh, semoga Allah memudahkan jalan kita untuk bersatu.

  5. Sahabat-sahabatku di Desa Tingkit Tengah Salatiga, terutama Fadli, Lukman, dan Rizki.

  Maaf, hanya terima kasih yang dapat aku lantunkan, semoga amal baik kalian semua Dibalas oleh Allah SWT, amin.

  ABSTRAK

  Setiawan, Slamet.2015. Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi

  Analisis Deskriptif Pada Film Peekay ). Skripsi. Jurusan Pendidikan

  Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd Kata Kunci: Realitas Sosial, Nilai-Nilai, Pendidikan Islam, dan Film Peekay.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan wawasan nilai- nilai keislaman yang terdapat dalam sebuah karya sastra yang berbentuk Film. Yang mana Realitas Sosial dan nilai-nilai Islam yang terdapat dalam Film yang berjudul Peekay karya Sutradara Rajkumar Hirani. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana Karakteristik tokoh-tokoh Film Peekay karya Sutradara Rajkumar Hirani?, (2) Apa sajakah Realitas Sosial yang terjadi pada Film Peekay karya Sutradara Rajkumar Hirani?, (3) Apa sajakah Nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung pada film Peekay?.

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi. Selanjutnya penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu penulis berusaha menggambarkan secara faktual dan cermat tentang data yang ada pada film Peekay.

  Hasil temuan penelitian dari film Peekay ini menunjukkan bahwa: (1) Karakteristik tokoh dalam film Peekay yaitu Peekay yang berkarakter pantang menyerah, penuh semangat, kerja keras, dan sabar, Jaggu memiliki karakter energik, periang, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan, serta Sarfaraz Yusuf yang berkarakter lemah lembut. (2) Realitas sosial yang digambarkan dalam film Peekay antara lain menunjukkan adanya hubungan yang kurang harmonis antara umat Hindu dan umat Islam di India; (3) Nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung pada film Peekay antara lain, yaitu istiqamah, jujur, tolong menolong, dan ikhlas. Mengacu dari beberapa temuan tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu mengarahkan penikmat karya sastra terutama film untuk dapat mengambil pelajaran dari sebuah karya sastra contohnya pada film Peekay. Lebih lanjut dari penelitian ini diharapkan, untuk kedepannya bisa dijadikan inovasi pemanfaatan media pengajaran ataupun dakwah yang baru bagi pendidik dalam sebuah pembelajaran, seperti pembelajaran Agama Islam di tingkat formal maupun non formal.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL……………………………………………………………..........…........i LEMBAR BERLOGO………………………………………………….................ii JUDUL………………………………………………………………....................iii NOTA PEMBIMBING……………………………….......................................... iv PENGESAHAN……………………………………...............................................v PERNYATAAN KEASLIAN …………..…….................................................... .vi MOTTO …………………………………………................................................vii PER

  SEMBAHAN……………………………………………………………….viii KATA PENGANTAR………………………………………................................ix ABSTRAK…………………………………………….......................................... x DAFTAR ISI………………………………………...............................................xi BAB

  I ……………………………………………………………………………..1 PENDAHULUAN………………………………………………………………. .1 A.

  Latar Belakang Masalah…………………………..………………………1 B. Fokus Penelitian………………………………………………………......7 C. Tujuan Penelitian……………………………………………………….....7 D.

  Manfaat Penelitian………………………………………………….……..7 E. Metode Penelitian………………………………………………………....8 1.

  Jenis Penelitian…………………………………………………..........8 2. Metode Pengumpulan Data……………………………...……………9 3. Teknik Analisis Data……………………………..…………………...9 F. Penegasan Istilah………………………………………………………...10 G.

  Sistematika Penulisan Skripsi…………………………………………....11

  BAB I I……………………………………………………………………...……13 KAJI AN PUSTAKA……………………………………………………….…. ..13 A. Pengertian Realitas Sosial……………………………………...………. 13 B. Pengertian Nilai………………………………………..…………....….. 14

  C.

  Pengertian Pendidikan Islam……………………………….…..………. 16 D.

  Nilai-nilai Pendidikan Islam……………………………….………...…. 19 E. Film………………..………………………..…………………………... 35 1.

  Pengertian Film………………..…………………………………......35 2. Fungsi Film………………………………………………………......35 3. Unsur Film…………………………..………………….…………....36 4. Kriteria Film Bermutu…….…………………...……………….……40 5. Jenis-Jenis Film…………………………..…………………….…….43

  BAB III……………………………………………………………………..…....43 Gambaran Umum Film Peekay……………………………………………..….........................................43 A. Riwayat Hidup Sutradara………………………..…………………..…..43 B. Riwayat Pendidikan Sutradara………………………………………......44 C. Hasil Karya Sutradara…………………………………………….……..44 D. Tentang Film Peekay……………………………………………….…………..…........45 1. Tema/Genre………………………………………………………….45 2. Plot/Alur Film…………………………..……………………….…..46 3. Latar/Setting………………………………………………………....47 4. Penokohan………………………………………………………...…47 5. Sinopsis…………………….………………………………………..52 6. Amanat……………………………………………..………………..55 BAB IV………………………………………………………………………….56 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DAT A……………………………………………………………………………57 A. Realitas Sosial dalam Film Peekay……………………………….….….58 B. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Film Peekay……………………....65 C. Nilai-Nilai Ibadah Dalam Film Peekay………………………………….92 BAB V…………………………………………………………………..……….95 PENUTUP…………………………………………..………………………….. 95 A. KESIMPULAN………………………………………………………… 95 B. SARAN……………………………………………..………………….. 98 C. PENUTUP……………………………………………………………… 98 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 99

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah cermin manusia berekspresi, dengan seni orang bisa

  menumpahkan ide maupun gagasannya agar diterima dan dipahami orang lain, baik itu pandangan seseorang terhadap lingkungan, politik, gaya hidup, dan juga kritik sosial. Sedangkan menurut pakar seni yang juga mantan dosen Fakultas seni UI Achdiat Karta Mihardja Seni adalah kegiatan rohani yang merefleksikan realitas dalam suatu karya. Bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohani penerimanya. Salah satu bagian dari Seni yaitu Karya Satra yang dapat diwujudkan dalam sebuah Novel, Fiksi, Puisi, Teater, dan juga Film. Karya sastra merupakan suatu karya imajinatif dari seorang yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreatifitas sebagai karya seni. Karya sastra juga banyak memberikan gambaran kehidupan sebagaimana yang diinginkan oleh pengarangnya sekaligus menunjukkan sosok manusia sebagai insan seni yang berunsur estetis dominan. Setiap Individu pasti memiliki jiwa seni dalam dirinya, tinggal potensi seni itu di asah dan di kembangkan atau tidak. Apabila bakat seni itu dikembangkan maka kita kan menjadi seniman aktif, tetapi apabila tidak dikembangkan kita akan menjadi seniman pasif. Jika agama membuat hidup manusia menjadi terarah, maka seni akan menjadikan hidup manusia menjadi lebih indah.

  Manusia sebagai makhluk Allah Swt yang paling sempurna seperti ter maktub dalam Surat At-Tiin 4:    

    

  4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .

  Selain harus produktif dan dinamis dalam menghasilkan sebuah karya, tentu juga dituntut untuk mengambil peranan menjadi pedakwah sekaligus pendidik sebagai representasi dari Khalifatullah Fil Ardh. Dalam menjalankan misi dakwahnya, tentu manusia memiliki metode-metode maupun media yang digunakan agar pesan yang hendak disampaikan dapat diterima dengan baik dan dipahami oleh orang lain.

  Rasulullah Saw adalah sebaik-baiknya teladan dan Al- Qur‟an merupakan sumber dari segala rujukan, termasuk dalam cara untuk mendidik/berdakwah. Allah Swt berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 125:

  

       

         

           

    125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

  Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk. [845] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

  Dalam ayat di atas sudah sangat jelas bahwa salah satu metode untuk berdakwah adalah dengan menyampaikan hikmah dan memberi pelajaran yang baik, seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan di bidang teknologi, cara menyampaikan hikmah dan ibrah bisa melalui film. Dahulu, masyarakat menganggap film hanya sebagai hiburan yang terkadang menonjolkan sisi erotisme, akan tetapi sekarang film bisa digunakan sebagai alat komunikasi massa atau media untuk mengirimkan pesan edukatif dan inspiratif bagi penontonya.

  Saat ini sudah banyak merebak film-film dengan berbagai genre yang bukan hanya kualitas alur ceritanya bagus, tetapi juga sarat akan pesan moral didalamnya. Baik itu film produksi Indonesia seperti Laskar Pelangi, Ayat- ayat Cinta, GIE, dan lain sebagainya. Ada juga juga fim dari India yakni 3 idiot, Taare Zaamen Paar, dan juga Peekay.

  Film yang terakhir disebut diatas sangat menarik untuk dibahas dan mendorong penulis untuk menelitinya karena film tersebut memuat pesan moral, nilai-nilai Islami, konflik RAS dan gejala sosial umat beragama. Peekay adalah film drama komedi satir India tahun 2014. Film ini disutradarai oleh Rajkumar Hirani, diproduksi oleh Hirani dan Vidhu Vinod Chopra Production, dan Skenario film ditulis oleh Hirani dan Abhijat Joshi. Film ini dibintangi Aamir Khan dan Anushka Sharma, serta Sushant Singh Rajput, Boman Irani, Saurabh Shukla, Sanjay Dutt dalam mendukung peran. Film ini bercerita tentang alien yang datang ke bumi pada misi penelitian. Dia berteman dengan seorang wartawan televisi dan bertanya tentang persoalan dogma agama dan takhayul (id.wikipedia.org/wiki/PK_(film)). Dan lebih sensasional lagi meskipun film ini release tahun 2014, tetapi berhasil menduduki rating atas dalam situs film Internasional (IMDB). Seperti yang kita ketahui bahwa rata-rata film yang berada di jajaran papan atas IMDB adalah film-film yang sudah diproduksi puluhan tahun lalu.

  Secara garis besar film ini mengingatkan kita akan kisah Nabi Ibrahim as tentang bagaimana proses seseorang mencari Tuhan, jika dia (sutradara) memulainya dari nol, Sutradara film ini yang juga merupakan sutradara film 3 idiot, mengambil sudut pandang yang unik untuk menjelaskan proses pencarian Tuhan. Sang sutradara tidak mengambil sampel dari golongan manusia yang berada di bumi ini, mungkin salah satunya untuk meredam konflik. Karena film ini sedikit agak menyentil agama tertentu. Itulah konsekuensinya jika berbicara tentang Tuhan, otomatis berbicara tentang agama, namun tetap memiliki unsur-unsur Islam di dalamnya.

  Perjuangan mencari Tuhan atau kebenaran Haqiqi yang ditunjukkan pemeran utama dalam film ini juga perlu di apresiasi. Karena melawan keterbatasan yang ia miliki sebagai pendatang di bumi harus beradaptasi dengan suasana dan lingkungan yang serba baru, ditambah kondisi sosial masyarakat india yang cukup majemuk dan faktor demografis India yang sarat akan aliran-aliran agama, pun berbagai macam sekte yang berasal dari lokal India sangat menyulitkannya dalam mencari Tuhan.

  Isu lain dalam film tersebut ialah tentang kebebasan beragama, memeluk suatu agama merupakan fitrah dan naluri insani yang tidak bisa dipungkiri. Oleh karenanya, agama wajib dipelihara oleh setiap orang baik akidah, ibadah, maupun muamalah. Sehingga sangatlah tepat ketika pemeliharaan agama (hifz ad-din) menempati urutan pertama dalam tingkatan

  

al-maslahah ad-daruriyah (Hidayati, 2008:11). Hal ini sesuai dengan firman

  Allah Swt dalam QS Al-Baqarah ayat 256:                        

      256. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

  [162] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.

  Berdasar ayat di atas, perspektif Islam sangat tegas menjunjung tinggi kebebasan beragama dan tidak ada unsur paksaan dalam menjalankannya.

  Menurut Baidhawy, Fitrah bertuhan adalah doktrin utama dalam Islam dan diakui oleh semua Muslim di manapun. Namun satu hal yang urgen dalam konteks ini ialah bahwa pembicaraan tentang hak-hak asasi memfokuskan diri pada persoalan eksistensi manusia setelah dilahirkan ke bumi, berkembang menjadi dewasa dengan akal pikiran yang dipandang cukup untuk menentukan pilihan atas tindakannya.

  Dengan cara ini keputusan-keputusan yang dibuat dan tindakan- tindakan yang dipilih merupakan hasil pemikiran dan pertimbangan akal sehat untuk menentukan jalan hidup, termasuk apakah ia menjadi manusia bertuhan, atau tidak bertuhan, menganut suatu agama,atau tidak memiliki agama apapun (Baidhawy, 2011:18).

  Meskipun secara garis besar demikian, film ini juga menyoroti sisi lain dari Negara India yang sebelumnya jarang terekspos oleh media. Seperti perang saudara Pakistan dan India. Dua negara yang penduduknya satu ras ini, seperti Indonesia dan Malaysia, dengan hampir semua aspek kehidupannya sama namun terpisahkan oleh satu hal yaitu Agama. Pakistan dengan Islamnya yang 'fanatik' dan India dengan Hindunya yang juga sama. Maka tidak jarang kita mendengar atau menyaksikan pemberitaan tentang konflik Hindu-Islam di dua negara tetangga itu. Di film ini, konflik itu mencoba diredam dengan penuturan yang natural. Tidak sama sekali memaksakan atau memenangkan salah satu pihak.

  Berangkat dari latar belakang tersebut diatas, penulis sangat antusias untuk meneliti lebih jauh tentang film fenomenal ini dalam sebuah skrispsi yang berjudul “Realitas Sosial Dan Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay).

B. FOKUS PENELITIAN

  Berdasar uraian tentang latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis menitik beratkan masalah pada:

1. Bagaimana karakteristik tokoh-tokoh pada Film Peekay?

2. Realitas sosial apa saja yang terjadi pada Film Peekay? 3.

  Apa saja Nilai-Nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Film Peekay?.

C. TUJUAN PENELITIAN

  Tujuan dari Penelitian ini yakni: 1.

  Mendeskripsikan karakter tokoh-tokoh dalam film Peekay.

  2. Mengatahui realitas sosial apa yang terjadi dalam Film Peekay.

  3. Mengetahui nilai-nilai Pendidikan Islam apa saja yang terkandung dalam Film Peekay.

D. MANFAAT PENELITIAN

  Adapun manfaat yang bisa dipetik dari penelitian ini antara lain: 1.

  Manfaat Teoritis a.

  Mengembangkan keilmuan yang positif sekaligus sebagai bahan rujukan bagi jurusan Tarbiyah dalam hal pemanfaatan media Film.

  b.

  Sebagai kontribusi masukan/kritik bagi dunia perfilman agar dapat menghasilkan karya-karya yang edukatif dan inspiratif bagi masyarakat.

2. Manfaat Praktis a.

  Menambah wawasan penulis mengenai Nilai Pendidikan Islam, untuk selanjutnya di jadikan acuan dalam bersikap dan berperilaku.

  b.

  Menambah wawasan bagi pembaca sehingga dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang Film.

E. METODE PENELITIAN 1.

  Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskritpif, yaitu berusaha untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat (Rahmat, 2004:22). Sumber data bisa diperoleh dari buku ataupun artikel-artikel terkait, sedangkan menurut Moeleong (2005:29) deskripsi analisis ini mengenai bibiliografis yaitu pencarian berupa fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif (qualitatife method). Sukmadinata (2008:60) menyampaikan bahwa metode kualitatif yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.

2. Teknik Pengumpulan Data

  Adapun dalam teknik pengumpulam data, penulis menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi adalah pekerjaan mengumpulkan, menyusun dan mengelola dokumen-dokumen literatur yang mencatat semua aktifitas manusia dan yang dianggap berguna untuk dijadikan bahan keterangan dan penerangan tentang berbagai soal (Basuki,2001:11). Sedangkan menurut (Arikunto, 2002:206). Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data menghenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda, dan sebagainya. Dalam hal ini adalah terjemahan kutipan-kutipan naskah dan dialog-dialog pada film Peekay.

3. Teknik Analisis

  Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu penulis menggambarkan dan menganalisis data primer menjadi hal hal yang dapat berkaitan dengan tujuan penelitian, baik itu analisis konten yang tersurat maupun tersirat. Menurut Lofland (1984:11) yang dikutip oleh Moeloeng, Sumber Data Utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. berdasarkan pendapat dari Lofland tersebut, maka penulis membagi sumber data menjadi dua: a.

  Primer Data Primer merupakan data langsung yang berkaitan dengan obyek penelitian, yaitu Film Peekay.

  b.

  Sekunder Data Sekunder adalah data yang berhubungan dengan obyek penelitian secara tidak langsung seperti dokumentasi, majalah, foto-foto artikel, internet, dsb.

  4. Adapun tahapan-tahapan yang peneliti gunakan dalam pengolahan isi adalah: a.

  Tahapan Deskripsi, yakni tahapan dimana penulis berusaha menggambarkan secara menyeluruh tentang isi Film Peekay.

  b.

  Tahapan Interpretasi, yakni penulis berusaha menafsirkan atau menangkap maksud dari Film Peekay.

  c.

  Tahapan Analisis, yakni penulis mencoba menganalisis dan mencocokkan data atau peristiwa yang tersaji dalam Film Peekay.

  d.

  Tahapan Kesimpulan, yakni penulis berusaha menarik kesimpulan dari beberapa analisis yang diambil dari Film Peekay.

F. PENEGASAN ISTILAH

  Untuk memperjelas dan menghindari adanya kesalahan penafsiran tentang judul “Realitas Sosial Dan Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay), maka penulis menganggap perlu adanya penegasan, penjelasan, dan pembatasan mengenai istilah-istilah dari karya ini kurang lebih sebagai berikut: 1.

  Realitas adalah bentuk kenyataan dari suatu pengalaman yang ditemukan oleh manusia, sehingga menjadi pedoman bagi manusia (Kamus Sosiologi, 1992:346).

  2. Sosial adalah hubungan seseorang individu dengan lainnya dari jenis yang sama (kamus sosiologi, 1992:382).

  3. Nilai adalah kadar, mutu, sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Purwadarminta, 1991: 677).

  4. Pendidikan Islam adalah pendidikan menurut islam, yaitu suatu pendidikan yang bersumber dari islam yaitu Al- Qura‟an dan Al-Hadist.

  Dalam hal ini, pendidikan islam dapat diwujudkan pemikiran dan teori pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangaun dan dikembangakan dari sumber-sumber dasar tersebut atau bertolak dari spirit islam (Muhaimin, 2003: 23).

  5. Pendidikan dalam arti bahasa dapat diartikan sebagai perbuatan (hal, cara, dan sebagainya) mendidik; dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin, dan sebagainya (Poerwadarminta, 1991: 916).

G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

  Skripsi ini akan ditulis dengan menggunakan sistematika yang terdiri dari 5 bab, antara lain: BAB I yakni Pendahuluan. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II berisi tentang Kajian Pustaka. Bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum Film, dan beberapa jenis Film. Selanjutnya, pada bab ini akan menjelaskan tentang realitas sosial, nilai-nilai pendidikan Islam, yang mencakup: pengertian, landasan, jenis, dan tujuan dari nilai nilai pendidikan Islam.

  BAB III menjelasakan tentang Gambaran Film Peekay secara menyeluruh. Pada bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum film yang mencakup: tema, penulisan alur cerita, penokohan dan latar dalam Film Peekay.

  BAB IV menjelaskan tentang Analisis Dan Pembahasan. Pada bab ini penulis akan memberikan analisis tentang nilai nilai pendidikan agama islam dan kritik sosial yang terdapat dalam Film Peekay.

  BAB V adalah Penutup. Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran, dan penutup. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Realitas Sosial Realitas sosial terdiri dari dua kata yakni Reality dan social. Dalam Kamus Sosiologi, Realitas atau realita memiliki makna bentuk dari suatu

  pengalaman yang ditemukan oleh manusia, sehingga menjadi pedoman bagi nya (Hartini dan Karta Sapoetra, 1992:346). Berdasar definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa realitas adalah suatu pengalaman empirik yang dialami oleh manusia yang mana dengan pengalaman tersebut manusia bisa belajar, memahami, dan menghayati sekaligus menganalisis data/fakta terjadi, sehingga bisa dijadikan patokan untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

  Sedangkan sosial dapat diartikan suatu referensi pada hubungan seorang individu dengan yang lainnya dari jenis yang sama (Hartini dan Kartasapoetra 1992: 382), dan dalam konteks ini adalah Manusia, sebagai makhluk sempurna (yang dianugerahi akal dan alat indera) yang hidup ditengah-tengah masyarakat tentunya manusia memiliki suatu pola hubungan yang sudah tertata dalam norma-norma hidup bermasyarakat maupun norma- norma agama yang tujuanya membentuk masyarakat madani (civil society).

  Secara garis besar Realitas Sosial adalah pengalaman empirik yang dialami oleh manusia yang hidup ditengah-tengah masyarakat, sehingga dengan pengalam tersebut manusia bisa mengambil hikmah untuk dirinya sendiri maupun orang lain demi terbentuknya masyarakat madani (Civil

  Society ). Apabila dikaitkan dengan kehidupan beragama menurut pandangan

  Muhammad Fauzi (2007:77), agama terbentuk sebagai institusi yang menyusun pola-pola kelakuan, peranan-peranan, dan relasi-relasi yang terarah.

  Perilaku keagamaan sebagai realitas sosial ditandai dengan tiga corak pengungkapan yang universal: pengungkapan teoritik berwujud sistem kepercayaan (belief system), pengungkapan praktiknya sebagai sitem persembahan (belief of workship), serta pengungkapan sosiologiknya sebagai suatu sistem hubungan masyarakat (system of social relation).

B. Pengertian Nilai

  Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi manusia (KBBI 2005:677). Dalam Ensiklopedia Indonesia menjelaskan bahwa nilai merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam arti, sebuah rasa yang menuntut pada pemenuhan dan pemuasan dalam berbagai hal yang menjadi bernilai bagi manusia. Nilai merupakan sesuatu yang dianggap berharga dan menjadi yang hendak dicapai (Van Hoeve 1980:2930).

  Muhaimin dan Abdul Mujib dalam bukunya (1998:110) menjabarkan tentang pengertian nilai menurut beberapa ahli yaitu:

1. Menurut Green, memandang nilai sebagai kesadaran secara kolektif berlangsung dengan didasari emosi terhadap objek, ide dan perseorangan.

  2. Woods, mengatakan bahwa nilai merupakan petunjuk-petunjuk yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Sedangkan menurut Young, nilai diartikan sebagai asumsi-asumsi yang abstrak yang sering didasari hal-hal yang penting.

  4. Dalam pengertian lain, nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak dalam diri manusia atau masarakat, mengenai hal-hal yang dianggap baik dan benar serta hal-hal yang dianggap buruk dan salah.

  Menurut Sidi Gazalba yang dikutip Chabib Thoha (1996:61), mengartikan nilai sebagai berikut Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta tidak hanya perasaan benar dan salah yang menuntuk pembuktian empirik, melainkan penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki.

  Sedangkan pendapat lain dari Chabib Thoha (1996:60), menjelaskan bahwasanya nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu (sistem kepercayaan) yang telah berhubungan dengan obyek yang memberi arti (manusia yang meyakini).

  Elmubarok (2009:7) menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “membumikan pendidikan nilai mengumpulkan yang terserak menyambung

  yang terputus dan menyetukan yang tercerai

  ” bahwa nilai dibagi menjadi dua yang pertama yaitu nilai-nilai nurani (values of being) dan nilai-nilai memberi (values of giving).

  Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada dalam diri manusia kemudian berkembang menjadi perilaku diiringi dengan cara kita memperlakukan orang lain. Yang termasuk nilai-nilai nurani adalah kejujuran, keberanian, cinta damai, kerendahan diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian, dan kesesuaian, nilai-nilai memberi adalah nilai yang perlu dipraktikkan atau diberikan yang kemudian akan diterima sebanyak apa yang diberikan. Yang termasuk kedalam kelompok nilai-nilai memberi adalah setia, dapat dipercaya, ramah, murah hati, dan adil. Menurut beberapa pendapat di atas dapat diartikan bahwasanya nilai adalah suatu yang bermanfaat bagi siapapun, nilai bukanlah hal konkret yang dapat dibendakan. Nilai merupakan sebuah acuan tingkah laku manusia, yang benar dan yang salah, yang seharusnya maupun yang tidak seharusnya.

C. PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM

  Di tengah derasnya gempuran arus globalisasi dan modernisasi yang mengakibatkan generasi- generasi kita mengalami “krisis moral”, sebagai seorang pendidik tentu harus memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih untuk menjaga generasi-generasi kita agar tidak semakin terjerembab ke dalam lingkungan yang negatif. Salah satu hal yang sangat urgen dan memiliki pengaruh besar terhadap kondisi yang dihadapi saat ini adalah masalah pendidikan. Terkait pembahasan tentang hal ini, Soerganda Poerbakawatja (1981:257) memberikan pandangan bahwasanya pendidikan adalah suatu perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani.

  Adapun definisi pendidikan menurut Muhaimin (2004:21-22) pendidikan dari perspektif perkembangan manusia adalah Manusia merupakan makhluk yang termulia di antara makhluk-makhluk yang lain, Allah menjadikannya dalam sebaik-baik bentuk dan kejadian, baik fisik maupun psikisnya, serta dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi-potensi dasar (fitrah) yang dapat dikembangkan dan dapat diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses pendidikan.

  Melengkapi pendapat di atas, penulis mencoba mengambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk sebuah proses transfer ilmu, dengan indikator keberhasilan adanya perubahan yang nyata dan positif, baik dari aspek pengetahuan, kepribadian, dan spiritual pada anak/peserta didik. Serta mengembangkan segala potensi yang dimilikinya agar tercipta generasi yang unggul dan berakhlak mulia.

  Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 9:               

   9. dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.

  Dalam kutipan ayat tersebut telah menjelaskan betapa pentingnya peran orang tua dalam proses pendidikan anak, orang tua terutama soerang ibu adalah guru sekaligus pendidikan pertama bagi anak, maka sudah sepatutnya orang tua membantu dan bersifat pro-aktif dalam proses pendidikan anak dengan cara menambah ilmu atau wawasan tentang parenting dan senantiasa menjaga kebersihan diri dengan cara mendekatkan diri pada Allah SWT demi tumbuh-kembang serta masa depan yang lebih baik bagi anaknya.

  Sedangkan pendidikan Islam secara etimologi berasal dari lafal at-

  

tarbiyah yang artinya bertambah dan tumbuh. Menurut Supardi (1992:7)

  pendidikan Islam ialah pendidikan yang mendasarkan ajaran Islam atau tuntunan agama Islam dalam usaha pembinaan dan membentuk pribadi muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, cinta kasih kepada orang tua semasa hidupnya, juga kepada tanah airnya sebagai karunia yang diberikan kepada Allah SWT. Hal ini sejalan dengan pendapat Achmadi (1992:20) yang mendefinisikan pendidikan agama Islam adalah segala usaha untuk mengembangakan dan memelihara fitrah manusia serta sumber daya insani yang berada pada subjek didik menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam atau dengan istilah lain yaitu terbentuknya kepribadian muslim.

  Berangkat dari dua definisi tentang pendidikan tersebut, inti dari Pendidikan Islam yaitu usaha untuk mengembangkan potensi dan memelihara fitrah manusia demi terbentuknya insan kamil yang berdasarkan pada ajaran/tuntunan Agama Islam. Menurut Abdurrahman Al-Bani yang dikutip oleh Nahlawi (1996:32) menyimpukan bahwa pendidikan terdiri atas empat unsur : 1.

  Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang baligh

  2. Mengembangkan potensi dan kesiapan yang bermacam-macam.

  3. Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi ini menuju kepada kebaikan dan kesempurnaan yang layak baginya.

  4. Proses ini dilaksanakan secara bertahap.

  Di era sekarang, banyak budaya-budaya barat yang telah merasuki mindset generasi kita yang termanifestasi dalam gaya kehidupan sehari-hari.

  Seolah terbawa arus, para orang tua lebih memilih menitipkan anaknya di sekolah umum yang cenderung berorientasi pada kehidupan duniawi, maka dari itu perlu adanya upaya yang konkret untuk mengedukasi orang tua akan betapa pentingnya Pendidikan Islam, karena segala sesuatu yang ada pada Pendidikan Islam bersumber pada Allah SWT, yang tidak hanya memberi pedoman bagi kita untuk kehidupan di dunia saja (duniawi), tetapi juga menuntun kita agar selamat di kehidupan akhirat (ukhrowi).

D. NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

  Adapun yang termasuk dalam Nilai-Nilai Pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

1. Aqidah Islam

  Aqidah Islam adalah bentuk seorang hamba yang percaya penuh kepada Tuhannya, ditunjukkan dengan kepatuhan untuk senantiasa melaksanakan perintah serta berkomitmen untuk menjauhi larangan-Nya. Dengan kata lain, orang beraqidah adalah orang yang beriman. Muhaimin (2003:148) berpendapat bahwa, iman juga bisa diartikan sebagai sebuah potensi rohani atau fitrah manusia, yang harus diaktualisasikan, dikembangkan, dan ditingkatkan secara terus menerus dengan cara melakukan amal saleh, sehingga dapat dicapai prestasi rohani (iman) dalam bentuk taqwa.

  Percaya kepada aqidah adalah bingkai terbesar manusia dalam mengembangkan makna aqidah itu sendiri dengan makna Islam. Barang siapa yang mengaku bahwa dirinya seorang yang beriman, maka tentunya ia harus meyakini pokok-pokok keimanan, yang diantaranya adalah: beriman kepada Allah swt, beriman kepada Malaikat-malaikat Allah, beriman kepada Kitab-kitab Allah, beriman kepada Rasul-rasul Allah, beriman kepada Qadla dan Qodarnya Allah, dan beriman kepada hari akhirnya Allah. (Labib, 1993:7).

  a.

  Iman Kepada Allah Iman kepada Allah Adalah suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk mempercayai segala hal tentang Allah SWT dan meyakini semua yang ada di bumi berasal dari Allah yang diikrarkan dalam kalimat syahadat “aku bersaksi tiada tuhan selain Allah”.

  Kata “aku bersaksi tiada tuhan selain Allah” dalam Islam kita kenal dengan istilah Tauhid yang secara etimologi berarti pengakuan keesaan Allah (Ensiklopedia Islam, 1992:933). Secara teologi pengakuan tersebut mengandung kesempurnaan kepercayaan kepada- Nya dari dua aspek: pertama, tauhid rububiyyah ialah pengakuan keesaan Allah sebagai zat yang Maha Pencipta, Pemelihara, dan memiliki semua sifat kesempurnaan. Kedua, tauhid uluhiyyah ialah komitmen manusia kepada Allah sebagai satu-satunya zat yang dipuja dan disembah, yang mendedikasikan seluruh amal perbuatan bahkan hidupnya hanya semata-mata untuk Allah SWT. Iman kepada Allah dapat di wujudkan dengan sikap: 1)

  Berserah Diri Kepada Allah Berserah diri atau tawakal adalah salah satu cermin manusia yang percaya kepada Allah yang didalamnya ada nilai-nilai ibadah.