ANASTESI LOKAL DAN ANASTESI UMUM | Karya Tulis Ilmiah

ANASTESI LOKAL DAN ANASTESI UMUM
A. Definisi
Anastesi adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa
sakit dengan penggunaan obat dalam prosedur pembedahan telah dilakukan sejak jaman kuno,
termasuk dengan pemberian ethanol dan opium (opiate) secara oral.Pembuktian ilmiah pertama
dari penggunaan obat anestesi untuk pembedahan dilakukan oleh William Morton di Boston pada
tahun 1846 dengan menggunakan diethyl eter.Sedangkan istilah anestesi dikemukakan pertama
kali oleh O.W. Holmes yang artinya tidak ada rasa sakit.Anestesi yang dilakukan dahulu oleh
orang Mesir menggunakan narkotik, orang Cina menggunakan cannabis Indica, dan pemukulan
kepala dengan tongkat kayu untuk menghilangkan kesadaran.
Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu : (1) anestesi umum dan (2) anestesi lokal.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai anestesi umum dan anestesi lokal.
1. Anastesi Umum
Anestesi umum adalah hilang rasa sakit disertai hilangnya kesadaran. Anestesi digunakan pada
pembedahan dengan maksud mencapai keadaan pingsan , merintangi rangsangan nyeri
(analgesia), memblokir reaksi refleks terhadap manipulasi pembedahan serta menimbulkan
pelemasan otot (relaksasi). Anestesi umum yang kini tersedia tidak dapat memenuhi tujuan ini
secara keseluruhan, maka pada anestesi untuk pembedahan umumnya digunakan kombinasi
hipnotika, analgetika, dan relaksansia otot.
2. Anastesi Lokal
Menurut istilah, anestesi local (anestesi regional) adalah hilangnya rasa sakit pada bagian

tubuh tertentu tanpa disertai dengan hilangnya kesadaran.Anestesi local merupakan aplikasi
atau injeksi obat anestesi pada daerah spesifik tubuh, kebalikan dari anestesi umum yang
meliputi seluruh tubuh dan otak.Local anestesi memblok secara reversible pada system
konduksi saraf pada daerah tertentu sehingga terjadi kehilangan sensasi dan aktivitas motorik.
Anestetik lokal ialah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal
pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Obat ini bekerja pada tiap bagian susunan
saraf.Sebagai contoh, bila anestetik lokal dikenakan pada korteks motoris, impuls yang
dialirkan dari daerah tersebut terhenti, dan bila disuntikkan ke dalam kulit maka transmisi
impuls sensorik dihambat.Pemberian anestetik lokal pada batang saraf menyebabkan paralisis
sensorik dan motorik di daerah yang dipersarafinya.Banyak macam zat yang dapat
mempengaruhi hantaran saraf, tetapi umumnya tidak dapat dipakai karena menyebabkan
kerusakan permanen pada sel saraf.Paralisis saraf oleh anestetik lokal bersifat reversible, tanpa
merusak serabut atau sel saraf.
B. Administrasi Obat
Klasifikasi Anastesi Umum :

a. Anestesi Inhalasi
 Onset llambat
 Tidak menyenangkanuntuk pasien
 Menggunakan sungkup(masker)

 Gas : nitros oksida (N2O)

 Cair: dietileter, halotan,
 enfluran, iisofluran &
 metoksiifluran

 Metabolisme di hati
 Eksresi di paru-paru
 Potensi anestesi inhalasi MAC 50%; semakinkecil MAC, semakin poten
 MAC lebih tinggi pada orang dewasa : bayi
 MAC menurun jika diberikan bersama obatdepresan napas
 ES : muntah, depresi pusat napas (hati-hatipemberian bersama analgetik opioid)
 Menurunkan kontraksi jantung (efek palingringan nitros oksida, paling berathalotan)
 Gangguan fungsi hati (tu halotan)
 Toksik ke ginjal (metoksifluran > enfluran)
 Hipertermi maligna (halotan tu dengankombinasi suksinilkolin) terapipendinginan +
dantrolen
 Anemia megaloblastik (nitros oksida)
b. Anestesi Intravena
 Onset llebih cepat

 Lebih menyenangkanuntuk pasien
 Diberikan intravena
 Golongan barbiturate (tiopental), ketamin,fentanil, etomidat,propofol & benzodiazepine
(diazepam, midazolam).
 Onset ditentukan oleh perfusi


Propofol & etomidat detik



Benzodiazepin  menit



Durasi ditentukan kecepatan redistribusi



Tidak memiliki efek relaksasi otot &analgetik (kecuali ketamin)




ES :


Ketamin _ mimpi buruk (dikurangi diberikan bersama

benzodiazepin dosis rendah), amnesia, analgetik,


Tiopental _ depresi napas, menurunkan ambang nyeri



Diazepam _ depresi napas (KI: PPOM)



Midazolam _ depresi KV, amnesia




Etomidat _ nyeri lokal daerah injeksi, mual, muntah, HT,

laringospasme, aritmia





Propofol _ depresi napas & KV (KI: obstetri _ keamanan janin?)



Opioid _ depresi napas, mual, muntah, hipotensi pada pemberian

cepat, kekakuan otot napas (diperlukan pelemas otot sebelum

 pembedahan)

c. Anastesi Gas
1. Potensi ringan
2. Sukar larut dalam darah
3. N2O
 Gas tdk berwarna, tdk berbau, lbh brt dp udara, dikombinasi dg O2
 Potensi anestetik lemah, induksi cepat
 efek analgesik baik (N2O 20%)
 penggunaan lama : mual, muntah, lambat bangun.
 Yang termasuk dalam golongan ini adalh siklopropan.
 Anestesi gas yang kuat, berbau spesifik, tidak berwarna
 Lebih berat daripada udara dan disimpan dalam bentuk cairan bertekanan tinggi.
 Mudah terbakar dan meledak oleh karena itu, anestesi gas hanya digunakan pada closed
methode.
Cara Pemberian Anestesi Umum
 Anestesi inhalasi: halotan, enfluran, isofluran, sevofluran, desflurane, dan methoxyflurane
merupakan cairan yang mudah menguap. Obat-obat ini diberikan sebagai uap melalui saluran
napas.
Cara pemberian anestesi inhalasi:
Open drop method: zat anestesi diteteskan pada kapas yang diletakkan di depan hidung
penderita sehingga kadar zat anestesi yang dihisap tidak diketahui dan pemakaiannya boros

karena zat anestesi menguap ke udara terbuka.
Semiopen drop method: cara ini hampir sama dengan open drop, hanya untuk mengurangi
terbuangnya zat anestesi maka digunakan masker.
Semiclosed method: udara yang dihisap diberikan bersamaan oksigen yang dapat ditentukan
kadarnya. Keuntungan cara ini adalah dalamnya anestesi dapat diatur dengan memberikan zat
anestesi dalam kadar tertentu dan hipoksia dapat dihindari dengan pemberian O2.

Closed method: hamper sama seperti semiclosed, hanya udara ekspirasi dialirkan melalui NaOH
yang dapat mengikat CO2, sehingga udara yang mengandung anestesi dapat digunakan lagi.
Cara ini lebih hemat, aman, dan lebih mudah, tetapi harga alatnya cukup mahal.
Jenis-jenis anestesi inhalasi generasi pertama seperti ether, cyclopropane, dan chloroform sudah
tidak digunakan lagi di negara-negara maju karena sifatnya yang mudah terbakar (misalnya
ether dan cyclopropane) dan toksisitasnya terhadap organ (chloroform).
2. Anestesi Intravena. Beberapa obat digunakan secara intravena ( baik sendiri atau
dikombinasikan dengan obat lain) untuk menimbulkan anestesi, atau sebagai komponen
anestesi berimbang (balanced anesthesia), atau untuk menenangkan pasien di unit rawat darurat
yang memerlukan bantuan napas buatan untuk jangka panjang. Untuk anestesi intravena total
biasanya menggunakan propofol.
Klasifikasi Anastesi Lokal :
a. Anestesi infiltrasi

Larutan anestesi didepositkan di dekat serabut terminal dari saraf dan akan terifiltrasi di
sepanjang jaringan untuk mencapai serabut saraf dan menimbulkan efek anestesi dari daerah
terlokalisir yang disuplai oleh saraf tersebut.
b. Anestesi regional (Fisher)
Larutan anestesi yang didepositkan di dekat batang saraf akan melalui pemblokiran semua
impuls, menimbulkan anestesi pada daerah yang disuplai oleh saraf tersebut. Anestesi ini
dikenal sebagai ‘anestesi regional’ ‘atau anestesi blok’.
Mekanisme Kerja (Anastesi Lokal)
Bekerja langsung pada sel saraf & menghambatkemampuan sel saraf mentransmisikan
impulsmelalui aksonnya.Target anestetika lokal adalah saluran Na+ yangada pada semua
neuron. Saluran Na+bertanggung jawab menimbulkan potensial aksisepanjang akson dan
membawa pesan daribadan sel ke terminal saraf .Anestetika lokal berikatan secara selektif
padasel. Na+, sehingga mencegah terbukanya sel.
C. Farmakokinetik dan Farmakodinamik
Farmakokinetik Anastesi Umum
Dalamnya anestesi ditentukan oleh konsentrasi anestesi di dalam susunan saraf pusat.Kecepatan
pada konsentrasi otak yang efektif (kecepatan induksi anestesi) bergantung pada banyaknya
farmakokinetik yang mempengaruhi ambilan dan penyebaran anestesi. Faktor tersebut menentukan
perbedaan kecepatan transfer anestesi inhalasi dari paru ke dalam darah serta dari darah ke otak


dan jaringan lainnya. Faktor-faktor tersebut juga turut mempengaruhi masa pemulihan anestesi
setelah anestesi dihentikan.
Dipengaruhi / tek parsial zat anestetik dlm otak. Faktor penentu tekanan parsial :
1. Tekanan parsial anestetik gas yang diinspirasi
Untuk mempercepat induksi : kadar gas yang diinspirasi harus lebih tinggi daripada tekanan parsial
yang diharapkan di jaringan
Setelah tercapai, diturunkan untuk pertahankan anestesi
2. Ventilasi paru
Hiperventilasi dapat percepat masuknya gas anestetik ke sirkulasi & jaringan.
Zat larut dalam darah : halothan
3. Pemindahan gas anestetik dr alveoli ke aliran drh
Membran alveoli mudah dilewati gas anestetik secara difusi dari alveoli ke aliran darah
4. Pemindahan gas anestetik dari aliran dareh ke sel jaringan tubuh
Jaringan yang mempunyai aliran darah cepat, keseimbangan tekanan parsial lebih mudah tercapai
sehingga anestetik gas lebih mudah berpindah.
Farmakodinamik Anastesi Umum
Anestesi inhalasi bekerja secara spontan menekan dan membangkitkan aktivitas neuron berbagai area
di dalam otak.Untuk mendapatkan reaksi yangsecepat-cepatnya, obat ini pada permulaan harus
diberikan dalam dosis tinggi.
Senyawa intravena ini umumnya digunakan untuk induksi anestesi.Kecepatan pemulihan pada

sebagian besar senyawa intravena juga sangat cepat.

Farmakokinetik Anastesi Lokal
Struktur

obat

anestetika

lokal

mempunyai

efeklangsung

pada

efek

terapeutiknya.Semuanyamempunyai gugus hidrofobik (gugus aromatik)yang berhubungan melalui

rantai alkil ke gugusyang relatif hidrofilik (amina tertier).
Kecepatan onset anestetika lokal ditentukan oleh:
- kadar obat dan potensinya

- jumlah pengikatan obat oleh protein danpengikatan obat ke jaringan lokal
- kecepatan metabolisme
- perfusi jaringan tempat penyuntikan obat.
Pemberian vasokonstriktor (epinefrin) +
anestetika

lokal

dapat

menurunkan

alirandarah

lokal

dan

mengurangi

absorpsi

sistemik.Vasokonstriktor tidak boleh digunakan padadaerah dengan sirkulasi kolateral yang sedikitdan
pada jari tangan atau kaki dan penis.Golongan ester (prokain, tetrakain) dihidrolisiscepat menjadi
produk yang tidak aktif olehkolinesterase plasma dan esterase hati.Bupivakain terikat secara ekstensif
pada proteinplasma.
Farmakodinamik Anastesi Lokal
Onset, intensitas, dan durasi blokade sarafditentukan oleh ukuran dan lokasi anatomissaraf.Saluran
Na+ penting pada sel otot yang bias dieksitasi seperti jantung. Efeknya terhadapsaluran Na+ jantung
adalah dasar terap anestetika lokal dalam terapi aritmia tertentu (biasanya yang dipakai
lidokain).Anestetika lokal umumnya kurang efektif padajaringan yang terinfeksi dibanding
jaringannormal, karena biasanya infeksimengakibatkan asidosis metabolik lokal, danmenurunkan
pH.
D. Toksisitas
Reaksi alergi lebih sering terjadi pada anestetik local golongan ester, sedangkan pada
golongan amida jarang.
Efek toksik yang paling penting dari anestetik local tampak pada SSP. Efek toksik ini dapat
berupa peningkatan suasana perasaan yang diinduki oleh kokain, dan suatu efek perangsangan SSP
yang bervariasi mulai dari yang ringan (pusing dan gelisah) sampai berat (nitagmus dan kejang
tonikklonik) yang diinduksi oleh kebanyakan anastetik local. Kejang berat dapat disertai koma
dengan depresi pernapasan dan kardiovaskuler dapat mengalami blikade jantung dan gangguan lain
dari fungsi elektrisitas jantung pada kadar anastetik local plasma yang yang tinggi.
Bupivacain telah dilaporkan mempunyai toksisitas yang lebih besar pada kardiovaskuler
daripada anestetik local kerja-singkat jika tanpa disengaja diberikan secara intravena.
Metabolism

prilokain

menghasilkan

suatu

senyawa

yang

dapat

menyebabkan

methemoglobinemia.Metabolisme anestetik local golongan ester menyebabkan pembentukan
antibody pada beberapa pasien.Alergi terhadap obat-obat ini dapat dihindari dengan menggunakan
obat anestetik local golongan maida yang jarang menyebabkan alergi.Toksisitas berat dapat diobati
dengan baik dengan terapi simtomatis.Kejang lebih sering diobati dengan sedative hipnotik kerja

singkat, seperti thiopental atau diazepam.Kadang-kadang oleh penghambat neuromuscular dapat
diindikasikan untuk mengontrol aktivitas kejang.
E. Aplikasi di bidang Kedokteran Gigi
Penggunaan Klinik
Lidokain memiliki indeks terapi yang luas dari penggunaan klinik sebagai anestesi lokal ; ini
digunakan pada sebahagian besar aplikasi ketika diperlukan anestesi lokal dari durasi tingkat
menengah. Lidocain sering digunakan sebagai agen antiarrhytmia.
Anestesi Lokal di Kedokteran Gigi
1.Ester
2. Amida
3. Hidroksi
berikut ini aplikasi dari teknik infiltrasi anastesi local :
1. Suntikan submukosa
Istilah ini diterapkan bila larutan didepositkan tepat di balik membrane mukosa. Walaupun cenderung
tidak menimbulkan anestesi pada pulpa gigi, suntikan ini sering digunakan baik untuk menganestesi
saraf bukal panjang sebelum pencabutan molar bawah atau operasi jaringan lunak.
2. Suntikan supraperiosteal
Dengan cara ini, anestesi pulpa gigi dapat diperoleh dengan penyuntikan di sepanjang apeks gigi.
Suntikan ini merupakan suntikan yang paling sering digunakan dan sering disebut sebagai suntikan
infiltrasi.
3. Suntikan subperiosteal
Tekhnik ini, larutan anestesi didepositkan antara periosteum dan bidang kortikal. Tekhnik ini
digunakan apabila tidak ada alternative lain karena akan terasa sangat sakit. Tekhnik ini biasa
digunakan pada palatum dan bermanfaat bila suntikan supraperiosteal gagal untuk memberikan efek
anestesi walaupun biasanya pada situasi ini lebih sering digunakan suntikan intraligamen.
4. Suntikan intraoseous
Suntikan ini larutan didepositkan pada tulang medularis. Setelah suntikan supraperiosteal diberikan
dengan cara biasa, dibuat insisi kecil melalui mukoperiosteum pada daerah suntikan yang sudah
ditentukan untuk mendapat jalan masuk bur dan reamer kecil pada perawatan endodontic. Dewasa ini,
tekhnik suntikan ini sudah sangat jarang digunakan.
5. Suntikan intraseptal
Merupakan modifikasi dari tekhnik intraoseous yang kadang-kadang digunakan bila anestesi yang
menyeluruh sulit diperoleh atau bila dipasang gigi geligi tiruan imediat serta bila tekhnik
supraperiosteal tidak mungkin digunakan. Tekhnik ini hanya dapat digunakan setelah diperoleh

anestesi superficial.
6. Suntikan intraligamen atau ligament periodontal
Jarum diinsersikan pada sulkus gingival dengen bevel mengarah menjauhi gigi. Jarum kemudian
didorong ke membrane periodontal bersudut 30° terhadap sumbu panjang gigi.Jarum ditahan dengan
jari untuk mencegah pembengkokan dan didorong ke penetrasi maksimal sehingga terletak antara
akar-akar gigi dan tulang interkrestal.
Anestesi regional (Fisher) :Walaupun tekhnik ini dapat digunakan pada rahang atas, tekhnik tersebut
mempunyai manfaat khusus dalam kedokteran gigi yaitu untuk menganestesi mandibula. Penggunaan
tekhnik infiltrasi pada mandibula umumnya tidak dapat dipertanggungjawabkan karena densitas
bidang kortikal luar dari tulang. Dengan mendepositkan larutan anestesi di ruang pterigomandibular di
dekat foramen mandibula anestesi regional pada seluruh distribusi saraf gigi inferior pada sisi tersebut
akan dapat diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Ebong.Makalah

Anestesi

Lokal

Maksila.

6

Mei

2009.http://www.myspace.com/restiebongschizoprenz/blog/487522508. (24 Maret 2011).
Sunaryo. Kokain dan Anestetik Lokal Sintetik.Dalam : ed. Ganiswarna SG. Farmakologi dan Terapi.
Jakarta: Gaya Baru, 1995: 234-47.
Gunawan, Sulistia Gan. 2009. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
Staf pengajar departemen farmakologi fakultas kedokteran universitas sriwijaya.2009.Kumpulan
Kuliah Farmakologi edisi 2.Jakarta : EGC
http://www.doktergigionline.com/2011/05/lidokain.html
http://yukiicettea.blogspot.com/2009/09/introduction-local-anaesthesia-in.html
http://email-dentin.blogspot.com/2011/02/anestesi-lokal-dalam-kedokteran-gigi.html
http://farmakologi.files.wordpress.com/2009/09/anestesi-lokal.pdf diakses pukul 23.11 pada 29 April
2012 melalui Mozila firefox
http://www.scribd.com/doc/83931191/Anestesi-Umum-Materi-Obat-Neuromuskulardiakses
21.34 pada 28 April 2012 melalui mozila firefox.

pukul