BPM BLOK 1.4 TA 2016 2017

(1)

BLOK 1.4

BLOK BASIC SCIENCES OF CONTROL SYSTEMS

BUKU PANDUAN MAHASISWA (BPM)

TIM BLOK 1.4

JURUSAN KEDOKTERAN UMUM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO


(2)

DESKRIPSI BLOK

Blok Basic Science of Control System merupakan blok keempat dalam semester pertama. Pada blok ini mahasiswa belajar mengenai struktur dan fungsi sistem kontrol tubuh manusia yang meliputi sistem syaraf, sistem indra, dan sistem endokrin. Blok ini memiliki beban 4 SKS.

KARAKTERISTIK MAHASISWA

Mahasiswa yang mengikuti Blok Basic Science of Control System adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran semester 1.

KONTRIBUTOR Kontributor Blok Basic Science of Control System adalah bagian:

o Anatomi

o Biokimia

o Fisiologi

o Histologi

TUJUAN UMUM Pada akhir blok ini, mahasiswa diharapkan mampu :

a) Memahami konsep struktur dan fungsi sistem kontrol tubuh manusia yang meliputi sistem syaraf, sistem indra, serta sistem endokrin

b) Menggali informasi dan pemeriksaan fisik terkait sistem kontrol tubuh manusia TUJUAN KHUSUS

Pada akhir blok, mahasiswa diharapkan mampu :

- Menjelaskan struktur dan fungsi sistem kontrol tubuh manusia secara rinci mulai dari tingkat seluler hingga manusia

- Menjelaskan prinsip-prinsip dasar aktivitas homeostasis fungsi kontrol tubuh

- Menggali informasi dengan menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup mengenai struktur dan fungsi sistem kontrol manusia

- Melakukan pemeriksaan fisik sistem kontrol tubuh manusia meliputi pemeriksaan saraf dan organ endokrin

ORGANISASI PENGELOLA BLOK 1. PIC 1 : dr. Mustofa, M.Sc.


(3)

2. PIC 2 : dr. Ika Murti Harini, M.Sc

3. Administrasi, Sekretaris, Pengajuan Anggaran : Alvikarini, S.E.

4. Caraka : Eka Putra

BAGIAN KONTRIBUTOR

BAGIAN KULIAH PBL PRAKTIKUM

X 50 menit X 100 menit X 100 menit

Anatomi 14 PBL 1, 2, 3 7

Histologi 9 PBL 1, 2, 3 4

Biokimia 1 PBL 1, 2, 3

-Fisiologi 28 PBL 1, 2, 3

-Total 52 6 11

JADWAL GLOBAL PROSES PEMBELAJARAN DAN TANGGAL PENTING

WAKTU (TGL X S.D TGL Y) PELAKSANAAN METODE

PEMBELAJARAN 7 November - 29 November 2016

ASSESSMENT 21 November 2016,

30 November-2 Desember 2016

REMEDIAL 5-6 Desember 2016

METODE PEMBELAJARAN 1. Perkuliahan


(4)

Kuliah adalah kegiatan tatap muka yang berlangsung sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tujuan dari kuliah meliputi :

a. Memberikan informasi kepada mahasiswa dalam jumlah besar dalam waktu yang bersamaan

b. Informasi yang diberikan berupa konsep atau prinsip dasar maupun ilmu terbaru. 2. Praktikum

Praktikum adalah kegiatan pengajaran dan pembelajaran dengan mengutamakan ketrampilan yang menunjang pemahaman terhadap suatu materi atau informasi.Ketrampilan tersebut dapat dilakukan di dalam ruang kuliah,laboratorium,atau di luar ruangan baik di dalam lingkungan maupun di luar kampus.Jenis pelaksanaannya dapat terbagi dua yaitu praktikum basah dan praktikum kering. Praktikum basah dilaksanakan di laboratorium menggunakan alat dan bahan habis pakai serta orang/hewan coba (bila diperlukan). Praktikum kering dapat dilakukan di dalam atau di luar laboratorium tanpa menggunakan bahan habis pakai. Contoh dari praktikum kering adalah demonstrasi gambar-gambar patologi jaringan, dan penyusunan resep obat berdasarkan kasus yang disediakan. Tujuan kegiatan praktikum adalah untuk membantu mahasiswa memahami dan menguasai materi yang diberikan.

3. Problem Based Learning (PBL) a. Pengertian

PBL adalah metode pembelajaran dengan menggunakan masalah sebagai stimulus. Masalah tersebut akan diselesaikan dalam diskusi kelompok kecil mahasiswa di bawah pengawasan tutor. Mahasiswa hanya mendapatkan informasi pertama dari masing-masing kasus dalam bentuk essay maupun film. Tutor tidak berperan sebagai pemberi informasi, membenarkan atau menyalahkan pendapat mahasiswa. Peran tutor adalah memfasilitasi mahasiswa untuk mencapai tujuan diskusi.

b. Tujuan

 Mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dari skenario masalah yang berisi patient problem.

 Melatih kemampuan generic learning skills, dan memahami serta menghubungkan


(5)

 Meningkatkan penguasaan soft skills yang meliputi kepemimpinan, profesionalisme, ketrampilan komunikasi, kemampuan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim, ketrampilan untuk berpikir secara kritis, serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (Cline,2005).

 Melatih karakter student centred learning,self directed learning dan adult learning.

PANDUAN PBL

PBL (Problem-based Learning) merupakan metode pembelajaran berbasis masalah yang berpusat pada mahasiswa (student centered) dengan pendampingan tutor. PBL akan


(6)

meningkatkan interaksi antar individu kelompok serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membuat dan menjawab pertanyaan, mengungkapkan alasan, dan menyikapi perbedaan pendapat. PBL terdiri dari kelompok diskusi kecil dengan jumlah anggota sekitar 8-12 orang. Satu kelompok diskusi berisi 1 orang tutor, 1 orang ketua/moderator, 1 orang pencatat, dan anggota kelompok diskusi. Tugas ketua kelompok adalah memastikan diskusi berjalan dengan lancar dan baik. Berikut adalah langkah-langkah melakukan 7 jumps :

DISKUSI PERTAMA

1. Klarifikasi istilah dan konsep

Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi konsep yang kurang jelas pada ilustrasi kasus, sehingga didapatkan persepsi yang sama pada anggota kelompok terhadap kasus tersebut. Pada tahap ini, istilah-istilah yang tidak dimengerti dari ilustrasi kasus akan dibahas bersama.

2. Menentukan permasalahan

Langkah ini dilakukan dengan menentukan permasalahan-permasalahan terkait dengan ilustrasi kasus. Permasalahan tersebut dianjurkan disampaikan dalam bentuk pertanyaan oleh masing-masing anggota kelompok. Setelah itu, dilakukan formulasi permasalahan dalam diskusi kelompok sehingga permasalahan tersebut menjadi konkrit dan jelas.

3. Analisis permasalahan/brainstorming

Langkah ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman pada masing-masing anggota kelompok yang telah ada, serta memacu pemahaman anggota lainnya. Anggota kelompok akan mencoba menganalisis permasalahan pada langkah 2 berdasarkan pengetahuan yang dimiliki ataupun dengan berbagai alternatif/hipotesis jawaban yang dipikirkan. Pada langkah ini, anggota kelompok dapat menyampaikan permasalahan tambahan yang lebih detail dan meminta informasi tambahan atau penjelasan dari anggota kelompok lain.

4. Klasifikasi permasalahan/mind mapping

Langkah ini bertujuan untuk melakukan pemetaan terhadap permasalahan terkait ilustrasi kasus. Dengan pemetaan permasalahan, diharapkan kelompok diskusi mendapatkan


(7)

pola pikir yang terarah terhadap kasus. Pemetaan ini juga diharapkan akan memberikan gambaran pada anggota kelompok terhadap pengetahuan yang telah dimiliki saat ini dan permasalahan yang perlu untuk dibahas pada diskusi berikutnya. Kelompok diskusi diharapkan dapat menggambarkan mind mapping pada papan tulis atau media lainnya. 5. Menentukan tujuan pembelajaran/learning objective (LO)

Langkah ini bertujuan untuk menentukan permasalahan utama sesuai dengan hasil diskusi. Daftar permasalahan akan menjadi acuan pada langkah selanjutnya (belajar mandiri dan diskusi hasil belajar). Tujuan pembelajaran diformulasikan dalam bentuk yang jelas, tidak ambigu, konkrit, dan dapat dipahami dengan baik.

BELAJAR MANDIRI 6. Belajar mandiri

Langkah ini dilakukan oleh masing-masing individu kelompok untuk menjawab tujuan pembelajaran (learning objective) yang telah dirumuskan pada langkah sebelumnya. Diharapkan anggota kelompok belajar dari referensi yang sesuai, terpercaya, dan termutakhir, seperti jurnal kedokteran dan buku kedokteran.

DISKUSI KEDUA

7. Diskusi hasil belajar

Langkah ini mendiskusikan hasil belajar mandiri masing-masing anggota dalam diskusi kelompok. Diharapkan seluruh tujuan pembelajaran dapat tercapai pada tahap ini. Lebih baik lagi jika kelompok dapat mendiskusikan informasi tambahan yang relevan terhadap ilustrasi kasus seperti hasil penelitian atau teori terbaru. Diharapkan tiap individu dapat berdiskusi dengan menyatakan sumber yang dimiliki sehingga dapat diketahui tingkat kepercayaan terhadap sumber tersebut.

Catatan Penting

1. Langkah 1-5 dilakukan pada saat diskusi pertama, langkah 6 belajar mandiri, dan langkah 7 adalah diskusi kedua.


(8)

2. Mahasiswa diwajibkan membuat log book sebelum diskusi dimulai dan dikumpulkan kepada tutor setelah diskusi pertama dan diskusi kedua selesai.

JADWAL DISKUSI KASUS/PBL

NO PBL KE- HARI/TANGGAL WAKTU

1 1.1 Selasa, 8 November 2016 08.00-09.50 2 1.2 Kamis, 10 November 2016 08.00-09.50 3 2.1 Selasa, 15 November 2016 08.00-09.50 4 2.2 Kamis, 17 November 2016 08.00-09.50 5 3.1 Selasa, 22 November 2016 08.00-09.50 6 3.2 Kamis, 24 November 2016 08.00-09.50

DAFTAR TUTOR PBL

KELOMPOK NAMA TUTOR

1 dr. Catharina Widiartini, M.Med.Ed. 2 dr. Fajar Wahyu Pribadi, MSc. 3 dr. Galuh Yulieta Nitihapsari

4 dr. Hidayat Sulistyo, SpPA, MSi.Med 5 Dr. dr. Lantip Rujito, MSi.Med. 6 dr. Lieza Dwianasari S., M.Kes 7 dr. Madya Ardi Wicaksono, M.Si 8 dr. Massita Dwi Yuliani, SpKFR 9 dr. Miko Ferine, M.Med.Ed.

10 Dr. dr. Nendyah Roestijawati, MKK 11 dr. Nur Signa Aini Gumilas, M.Biomed. 12 dr. Retno Widiastuti, MS

TUTOR CADANGAN dr. Mohamad Fakih, MM dr. Susiana Candrawati, SpKO

dr. Thianti Sylviningrum, MPd.Ked., MSc., SpKK

DISKUSI KASUS KE-1 Skenario kasus

ADA APA DENGAN ARIEL?

Ariel, seorang mahasiswa kedokteran datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala setelah terjatuh dari sepeda motor. Ariel datang ke IGD dalam kondisi sadar penuh, memorinya juga baik


(9)

serta tidak mengeluhkan gejala yang lainnya. Dokter tidak menemukan adanya tanda-tanda kelainan saat pemeriksaan fisik, fungsi motorik dan sensoriknya dalam keadaan baik. Namun Ariel tetap merasa khawatir jika terdapat gangguan pada bagian kepalanya. Dia menginginkan dilakukan pemeriksaan CT SCAN agar memastikan kondisinya baik-baik saja. Pada pemeriksaan CT SCAN tidak ditemukan adanya kelainan baik pada scalp, tulang tengkorak, hemisfer serebri, dan sistem ventrikel otak serta tidak ditemukan perdarahan pada otak. Akhirnya Ariel merasa lega setelah mengetahui hasil CT scannya normal.

DISKUSI KELOMPOK KE-2 Skenario kasus

Bara Ingin Menjadi Tentara

Bara sejak kecil mempunyai cita-cita menjadi seorang anggota TNI atau tentara. Setelah lulus SMA, Bara segara mendaftar ujian masuk TNI. Salah satu ujian masuknya adalah tes kesehatan, di antaranya pemeriksaan mata. Bara diperiksa oleh dokter mata dengan sangat rinci mulai dari pemeriksaan visus, segmen anterior maupun segmen posterior bola mata. Selain itu Bara juga dites buta warna. Hasil pemeriksaan mata menunjukkan bahwa tajam penglihatan dan lapang penglihatan Bara dalam keadaan normal serta tidak buta warna. Bara merasa senang dan sangat terharu sampai meneteskan air mata karena cita-citanya menjadi tentara akan segera terwujud. Selama ini, Bara selalu menjaga kesehatan matanya dengan sangat baik antara lain dengan sering mengkonsumsi wortel dan bayam.

DISKUSI KELOMPOK KE-3 SKENARIO KASUS DK 3


(10)

LUNA YANG MALANG

Luna, usia 37 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan adanya benjolan di leher depan sebesar telur ayam yang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Benjolan tersebut dirasakan semakin bertambah besar dan tidak nyeri. Dokter kemudian melakukan anamnesis dan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik secara lengkap. Dokter memeriksa benjolan di leher Luna dan meminta Luna untuk menelan ludah. Benjolan itu ikut bergerak ketika sedang menelan. Dokter mengatakan bahwa Luna kemungkinan mengalami pembesaran pada kelenjar gondok dan terjadi gangguan pada hormon yang diproduksi oleh kelenjar gondok tersebut. Luna diminta untuk melakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut, di antaranya pemeriksaan TSH, T3 dan T4.

REFERENSI UTAMA Biokimia


(11)

Murray, R.K., Bender, D.A., Botham, K.M., et al. 2012. Harper’s Illustrated Biochemistry 29th Edition. New York: McGraw-Hill.

Nelson, D.L., Cox, M.M. 2012. Lehninger Principles of Biochemistry. W.H. Freeman. Panini, S.R. 2013. Medical Biochemistry – An Illustrated Review. Thieme.

Anatomi

Moore, K.L., Agur, A.M.R., et al. 2013. Clinical Oriented Anatomy 7th Edition. Lippincott Williams & Wilkins.

Drake, R.L., Vogi, A.W., Mitchell, A.W.M. 2009. Gray’s Anatomy for Students: with Student Consult Online. Churchill Livingstone.

Standring, S., Gray’s Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical Practice 40th Edition. Churchill Livingstone.

Martini, F.H., Nath, J.L., Bartholomew, E.F. 2014. Fundamentals of Anatomy & Physiology 10th Edition. Pearson.

Tortora GJ, Derrickson B. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

Fisiologi

Hall, J.E. 2010. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. Saunders.

Barret, K.E., Barman, S.M., Botano, S., Brooks, H. 2012. Ganong’s Review of Medical Physiology 24th Edition. New York: McGraw-Hill.

Saladin, K. 2011. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function. New York: McGraw-Hill.

Sherwood, L. 2012. Human Physiology: From Cells to Systems. Cengage Learning. Histologi

Mescher, A. Junquiera’s Basic Histology: Text and Atlas Thirteenth Edition. New York: McGraw-Hill.

Eroschenko, V.P. 2012. diFiore’s Atlas of Histology: with Functional Correlation. Lippincott Williams & Wilkins.

Ross, M.H., Pawlina, W. 2010. Histology: A Text and Atlas. Lippincott Williams & Wilkins. Gartner, LP & Hiatt, JL. Color Textbook of Histology, 2nd Edition. WB. Saunders Company Bloom & Fawcett. A textbook of Histology.Chapman & Hall.

Bergman, RA; Afifi, AK; Heidger, PM. Histology. WB Saunders Company. Young, B & Heath JW. Wheather’s Functional Histology: a text and colour atlas.


(12)

1. Ketentuan Kehadiran Mahasiswa

a. Kehadiran untuk proses pembelajaran dengan metode perkuliahan atau yang setara dengannya adalah minimal 75%

b. Kehadiran untuk proses pembelajaran dengan metode praktikum dan praktik kerja atau yang setara adalah 100%

c. Ketidakhadiran mahasiswa harus diberitahukan kepada penanggung jawab kegiatan maksimal satu hari sebelumnya untuk sesuatu yang direncanakan atau maksimal hari kedua ketidakhadiran untuk sesuatu yang tidak direncanakan

d. Ketidakhadiran harus disertai dengan alasan yang dapat diterima e. Alasan ketidakhadiran yang dapat diterima adalah :

1) Sakit yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter, dengan ketentuan: a) Untuk rawat jalan, surat keterangan sakit dari dokter pemeriksa berlaku

maksimal selama 3 hari

b) Untuk rawat inap, surat keterangan sakit dari dokter yang merawat berlaku maksimal selama 5 hari

c) Apabila masa berlaku surat keterangan sakit telah habis dan mahasiswa masih sakit, maka harus memberikan surat keterangan sakit yang baru

d) Surat keterangan sakit merupakan surat keterangan resmi yang mencantumkan nama, nomor SIP dan alamat dokter/tempat rawat inap

2) Kematian keluarga inti, yang dilampiri dengan surat keterangan dari desa/kelurahan

3) Kepentingan pribadi atau keluarga inti, yang dilengkapi dengan permohonan ijin dari wali mahasiswa maksimal selama 3 hari. Kepentingan pribadi atau keluarga yang dimaksud adalah:

a) Pernikahan

b) Perlombaan minat/bakat

4) Kegiatan kemahasiswaan, yang harus dilampiri dengan surat keterangan dari fakultas/universitas

f. Ketidakhadiran dengan alasan yang dapat diterima pada praktikum dan praktik kerja atau yang setara dengannya harus diganti dengan menghubungi penanggungjawab (dosen pengampu praktikum/dosen pembimbing lapangan/trainer) untuk mendapatkan kesempatan mengulang proses pembelajaran baik dengan bimbingan atau secara mandiri

g. Ketidakhadiran dengan alasan yang tidak dapat diterima tidak dapat ditolerir


(13)

a. Kemajuan belajar dan pencapaian kompetensi mahasiswa dapat dinilai secara berkala baik secara formatif maupun sumatif

b. Penilaian formatif merupakan suatu sistem penilaian yang dilakukan untuk meningkatkan atau membangun kemampuan mahasiswa dengan memberikan umpan balik berkelanjutan mengenai kesuksesan dan kegagalan yang terjadi selama proses belajar

c. Penilaian formatif diberikan secara deskriptif baik secara lisan maupun tertulis dan tidak menentukan nilai akhir blok

d. Penilaian sumatif merupakan suatu sistem penilaian yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar atau pencapaian kompetensi mahasiswa pada akhir proses pembelajaran e. Penilaian sumatif diberikan secara kuantitatif dan menentukan nilai akhir blok f. Penilaian sumatif dapat dilakukan dalam berbagai metode, yaitu:

1) Ujian tulis, yaitu ujian yang dilakukan secara tertulis (Paper Based Test) maupun dengan komputer (Computer Based Test)

2) Ujian lisan, yaitu ujian yang dilakukan secara lisan, dapat berupa Structured Oral Case Analysis maupun Structured Debate

3) Ujian praktikum, yaitu ujian yang dilakukan secara aktif di laboratorium maupun di skill lab (Objective Structured Clinical Examination) serta ujian identifikasi

4) Penilaian tugas terstruktur, yaitu penilaian dari tugas-tugas yang dilakukan mahasiswa baik secara individu maupun berkelompok berupa karya ilmiah, karya seni atau karya nyata/magang

g. Pada setiap blok yang mempunyai komponen praktikum di laboratorium, berlaku penilaian formatif dan sumatif.

h. Mahasiswa akan memperoleh sertifikat “puas” atau “tidak puas” yang diterbitkan oleh masing-masing laboratorium sebagai kesimpulan atas penilaian performa mahasiswa selama melaksanakan seluruh kegiatan dan tugas praktikum

i. Kriteria mahasiswa yang memperoleh sertifikat “puas” atau “tidak puas” dari masing-masing laboratorium adalah sebagai berikut:

1) Kehadiran praktikum 100% 2) Nilai pretest dan/atau posttest ≥ 56

3) Mengumpulkan seluruh tugas praktikum tepat waktu 4) Tidak melanggar peraturan laboratorium

j. Ketentuan teknis metode penilaian ditentukan oleh fakultas di dalam buku pedoman metode penilaian

k. Metode penilaian hasil belajar harus memenuhi asas validitas, reliabilitas, kelayakan dan mendorong proses belajar mahasiswa


(14)

a. Ujian blok dapat dilakukan di akhir blok atau di pertengahan dan di akhir blok b. Waktu maksimal untuk masing-masing ujian adalah 200 menit

c. Syarat untuk mengikuti ujian blok adalah:

1) Telah mengumpulkan semua tugas blok

2) Memenuhi syarat kehadiran mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran

3) Tidak melakukan pelanggaran akademik dan non akademik

Pelanggaran akademik yang dimaksud berdasarkan Keputusan Ketua Program pendidikan Dokter Universitas Jenderal Soedirman Nomor: Kept.026 A/J23.PPD/PP/XII/2001 tentang Tata Tertib Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Universitas Jenderal Soedirman sebagai berikut .

Perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran akademik antara lain: A) Penyontekan

Adalah suatu tindakan yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja, menggunakan atau mencoba menggunakan bahan-bahan informasi atau alat bantu studi lainnya dalam kegiatan akademik.

B) Pemalsuan

Adalah suatu tindakan yang dengan sengaja ataupun tidak, mengubah/memalsukan nilai transkrip akademik, ijazah, Kartu Tanda Mahasiswa, tugas-tugas, praktikum, keterangan, laporan atau tanda tangan dalam lingkup kegiatan akademik

C) Penyertaan

Adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dengan sengaja atau bekerjasama atau ikut serta melakukan atau menyuruh lakukan perbuatan-perbuatan dilarang kegiatan akademik.

D) Plagiat

Adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dengan sengaja tanpa prosedur yang benar menggunakan kalimat baik untuk ataupun keseluruhan karya orang lain sebagai kalimat atau karya sendiri dalam suatu kegiatan akademik.

E) Penyuapan

Adalah suatu tindakan atau perbuatan untuk mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan cara membujuk atau menjanjikan sesuatu dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik.

F) Perjokian

Adalah suatu perbuatan menggantikan kedudukan orang lain dalam kegiatan akademik untuk kepentingan orang lain atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri dalam kegiatan akademik.

G) Perbantuan atau Percobaan Perbantuan

Adalah suatu tindakan atau perbuatan membantu atau mencoba membantu menyediakan sarana atau prasarana yang dapat menyebabkan terjadinya hal yang tidak diperbolehkan atau dilarang dalam kegiatan akademik


(15)

Perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran non akademik antara lain:

a) Perkelahian/pemukiman/penganiayaan b) Pencurian

c) Perusakan sarana dan prasarana kampus d) Pelanggaran asusila

e) Pelanggaran etika pergaulan, penghinaan f) Pelanggaran penggunaan fasilitas

g) Pencemaran nama baik Unsoed

d. Mahasiswa tidak boleh mengikuti ujian jika terlambat lebih dari 30 menit

e. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti ujian dengan alasan yang dapat diterima mempunyai kesempatan untuk mengikuti ujian susulan

f. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti ujian dengan alasan yang tidak dapat diterima tidak diberi kesempatan untuk mengikuti ujian susulan maupun ujian perbaikan

g. Mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan mengikuti ujian sumatif di atas dinyatakan TIDAK LULUS BLOK dan harus mengulang blok.

4. Ketentuan Ujian Susulan dan Perbaikan

a. Ujian susulan dilaksanakan pada minggu terakhir blok

b. Syarat untuk mengikuti ujian susulan sama dengan ujian akhir blok c. Ketentuan penilaian ujian susulan sama dengan ujian akhir blok d. Ujian perbaikan dilaksanakan pada minggu terakhir blok

e. Ujian perbaikan wajib diikuti oleh mahasiswa yang memperoleh nilai kurang dari 66 pada ujian blok atau ujian susulan

f. Nilai ujian perbaikan yang diambil adalah nilai terbaik, dengan nilai maksimal yang dapat diperoleh adalah 66 (B)


(1)

LUNA YANG MALANG

Luna, usia 37 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan adanya benjolan di leher depan sebesar telur ayam yang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Benjolan tersebut dirasakan semakin bertambah besar dan tidak nyeri. Dokter kemudian melakukan anamnesis dan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik secara lengkap. Dokter memeriksa benjolan di leher Luna dan meminta Luna untuk menelan ludah. Benjolan itu ikut bergerak ketika sedang menelan. Dokter mengatakan bahwa Luna kemungkinan mengalami pembesaran pada kelenjar gondok dan terjadi gangguan pada hormon yang diproduksi oleh kelenjar gondok tersebut. Luna diminta untuk melakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut, di antaranya pemeriksaan TSH, T3 dan T4.

REFERENSI UTAMA Biokimia


(2)

Murray, R.K., Bender, D.A., Botham, K.M., et al. 2012. Harper’s Illustrated Biochemistry 29th Edition. New York: McGraw-Hill.

Nelson, D.L., Cox, M.M. 2012. Lehninger Principles of Biochemistry. W.H. Freeman. Panini, S.R. 2013. Medical Biochemistry – An Illustrated Review. Thieme.

Anatomi

Moore, K.L., Agur, A.M.R., et al. 2013. Clinical Oriented Anatomy 7th Edition. Lippincott Williams & Wilkins.

Drake, R.L., Vogi, A.W., Mitchell, A.W.M. 2009. Gray’s Anatomy for Students: with Student Consult Online. Churchill Livingstone.

Standring, S., Gray’s Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical Practice 40th Edition. Churchill Livingstone.

Martini, F.H., Nath, J.L., Bartholomew, E.F. 2014. Fundamentals of Anatomy & Physiology 10th Edition. Pearson.

Tortora GJ, Derrickson B. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

Fisiologi

Hall, J.E. 2010. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. Saunders.

Barret, K.E., Barman, S.M., Botano, S., Brooks, H. 2012. Ganong’s Review of Medical Physiology 24th Edition. New York: McGraw-Hill.

Saladin, K. 2011. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function. New York: McGraw-Hill.

Sherwood, L. 2012. Human Physiology: From Cells to Systems. Cengage Learning. Histologi

Mescher, A. Junquiera’s Basic Histology: Text and Atlas Thirteenth Edition. New York: McGraw-Hill.

Eroschenko, V.P. 2012. diFiore’s Atlas of Histology: with Functional Correlation. Lippincott Williams & Wilkins.

Ross, M.H., Pawlina, W. 2010. Histology: A Text and Atlas. Lippincott Williams & Wilkins. Gartner, LP & Hiatt, JL. Color Textbook of Histology, 2nd Edition. WB. Saunders Company Bloom & Fawcett. A textbook of Histology.Chapman & Hall.

Bergman, RA; Afifi, AK; Heidger, PM. Histology. WB Saunders Company. Young, B & Heath JW. Wheather’s Functional Histology: a text and colour atlas.


(3)

1. Ketentuan Kehadiran Mahasiswa

a. Kehadiran untuk proses pembelajaran dengan metode perkuliahan atau yang setara dengannya adalah minimal 75%

b. Kehadiran untuk proses pembelajaran dengan metode praktikum dan praktik kerja atau yang setara adalah 100%

c. Ketidakhadiran mahasiswa harus diberitahukan kepada penanggung jawab kegiatan maksimal satu hari sebelumnya untuk sesuatu yang direncanakan atau maksimal hari kedua ketidakhadiran untuk sesuatu yang tidak direncanakan

d. Ketidakhadiran harus disertai dengan alasan yang dapat diterima e. Alasan ketidakhadiran yang dapat diterima adalah :

1) Sakit yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter, dengan ketentuan: a) Untuk rawat jalan, surat keterangan sakit dari dokter pemeriksa berlaku

maksimal selama 3 hari

b) Untuk rawat inap, surat keterangan sakit dari dokter yang merawat berlaku maksimal selama 5 hari

c) Apabila masa berlaku surat keterangan sakit telah habis dan mahasiswa masih sakit, maka harus memberikan surat keterangan sakit yang baru

d) Surat keterangan sakit merupakan surat keterangan resmi yang mencantumkan nama, nomor SIP dan alamat dokter/tempat rawat inap

2) Kematian keluarga inti, yang dilampiri dengan surat keterangan dari desa/kelurahan

3) Kepentingan pribadi atau keluarga inti, yang dilengkapi dengan permohonan ijin dari wali mahasiswa maksimal selama 3 hari. Kepentingan pribadi atau keluarga yang dimaksud adalah:

a) Pernikahan

b) Perlombaan minat/bakat

4) Kegiatan kemahasiswaan, yang harus dilampiri dengan surat keterangan dari fakultas/universitas

f. Ketidakhadiran dengan alasan yang dapat diterima pada praktikum dan praktik kerja atau yang setara dengannya harus diganti dengan menghubungi penanggungjawab (dosen pengampu praktikum/dosen pembimbing lapangan/trainer) untuk mendapatkan kesempatan mengulang proses pembelajaran baik dengan bimbingan atau secara mandiri

g. Ketidakhadiran dengan alasan yang tidak dapat diterima tidak dapat ditolerir


(4)

a. Kemajuan belajar dan pencapaian kompetensi mahasiswa dapat dinilai secara berkala baik secara formatif maupun sumatif

b. Penilaian formatif merupakan suatu sistem penilaian yang dilakukan untuk meningkatkan atau membangun kemampuan mahasiswa dengan memberikan umpan balik berkelanjutan mengenai kesuksesan dan kegagalan yang terjadi selama proses belajar

c. Penilaian formatif diberikan secara deskriptif baik secara lisan maupun tertulis dan tidak menentukan nilai akhir blok

d. Penilaian sumatif merupakan suatu sistem penilaian yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar atau pencapaian kompetensi mahasiswa pada akhir proses pembelajaran e. Penilaian sumatif diberikan secara kuantitatif dan menentukan nilai akhir blok f. Penilaian sumatif dapat dilakukan dalam berbagai metode, yaitu:

1) Ujian tulis, yaitu ujian yang dilakukan secara tertulis (Paper Based Test) maupun dengan komputer (Computer Based Test)

2) Ujian lisan, yaitu ujian yang dilakukan secara lisan, dapat berupa Structured Oral

Case Analysis maupun Structured Debate

3) Ujian praktikum, yaitu ujian yang dilakukan secara aktif di laboratorium maupun di skill lab (Objective Structured Clinical Examination) serta ujian identifikasi

4) Penilaian tugas terstruktur, yaitu penilaian dari tugas-tugas yang dilakukan mahasiswa baik secara individu maupun berkelompok berupa karya ilmiah, karya seni atau karya nyata/magang

g. Pada setiap blok yang mempunyai komponen praktikum di laboratorium, berlaku penilaian formatif dan sumatif.

h. Mahasiswa akan memperoleh sertifikat “puas” atau “tidak puas” yang diterbitkan oleh masing-masing laboratorium sebagai kesimpulan atas penilaian performa mahasiswa selama melaksanakan seluruh kegiatan dan tugas praktikum

i. Kriteria mahasiswa yang memperoleh sertifikat “puas” atau “tidak puas” dari masing-masing laboratorium adalah sebagai berikut:

1) Kehadiran praktikum 100% 2) Nilai pretest dan/atau posttest ≥ 56

3) Mengumpulkan seluruh tugas praktikum tepat waktu 4) Tidak melanggar peraturan laboratorium

j. Ketentuan teknis metode penilaian ditentukan oleh fakultas di dalam buku pedoman metode penilaian

k. Metode penilaian hasil belajar harus memenuhi asas validitas, reliabilitas, kelayakan dan mendorong proses belajar mahasiswa


(5)

a. Ujian blok dapat dilakukan di akhir blok atau di pertengahan dan di akhir blok b. Waktu maksimal untuk masing-masing ujian adalah 200 menit

c. Syarat untuk mengikuti ujian blok adalah:

1) Telah mengumpulkan semua tugas blok

2) Memenuhi syarat kehadiran mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran

3) Tidak melakukan pelanggaran akademik dan non akademik

Pelanggaran akademik yang dimaksud berdasarkan Keputusan Ketua Program pendidikan Dokter Universitas Jenderal Soedirman Nomor: Kept.026 A/J23.PPD/PP/XII/2001 tentang Tata Tertib Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Universitas Jenderal Soedirman sebagai berikut .

Perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran akademik antara lain: A) Penyontekan

Adalah suatu tindakan yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja, menggunakan atau mencoba menggunakan bahan-bahan informasi atau alat bantu studi lainnya dalam kegiatan akademik.

B) Pemalsuan

Adalah suatu tindakan yang dengan sengaja ataupun tidak, mengubah/memalsukan nilai transkrip akademik, ijazah, Kartu Tanda Mahasiswa, tugas-tugas, praktikum, keterangan, laporan atau tanda tangan dalam lingkup kegiatan akademik

C) Penyertaan

Adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dengan sengaja atau bekerjasama atau ikut serta melakukan atau menyuruh lakukan perbuatan-perbuatan dilarang kegiatan akademik.

D) Plagiat

Adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dengan sengaja tanpa prosedur yang benar menggunakan kalimat baik untuk ataupun keseluruhan karya orang lain sebagai kalimat atau karya sendiri dalam suatu kegiatan akademik.

E) Penyuapan

Adalah suatu tindakan atau perbuatan untuk mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan cara membujuk atau menjanjikan sesuatu dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik.

F) Perjokian

Adalah suatu perbuatan menggantikan kedudukan orang lain dalam kegiatan akademik untuk kepentingan orang lain atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri dalam kegiatan akademik.

G) Perbantuan atau Percobaan Perbantuan

Adalah suatu tindakan atau perbuatan membantu atau mencoba membantu menyediakan sarana atau prasarana yang dapat menyebabkan terjadinya hal yang tidak diperbolehkan atau dilarang dalam kegiatan akademik


(6)

Perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran non akademik antara lain:

a) Perkelahian/pemukiman/penganiayaan b) Pencurian

c) Perusakan sarana dan prasarana kampus d) Pelanggaran asusila

e) Pelanggaran etika pergaulan, penghinaan f) Pelanggaran penggunaan fasilitas

g) Pencemaran nama baik Unsoed

d. Mahasiswa tidak boleh mengikuti ujian jika terlambat lebih dari 30 menit

e. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti ujian dengan alasan yang dapat diterima mempunyai kesempatan untuk mengikuti ujian susulan

f. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti ujian dengan alasan yang tidak dapat diterima tidak diberi kesempatan untuk mengikuti ujian susulan maupun ujian perbaikan

g. Mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan mengikuti ujian sumatif di atas dinyatakan TIDAK LULUS BLOK dan harus mengulang blok.

4. Ketentuan Ujian Susulan dan Perbaikan

a. Ujian susulan dilaksanakan pada minggu terakhir blok

b. Syarat untuk mengikuti ujian susulan sama dengan ujian akhir blok c. Ketentuan penilaian ujian susulan sama dengan ujian akhir blok d. Ujian perbaikan dilaksanakan pada minggu terakhir blok

e. Ujian perbaikan wajib diikuti oleh mahasiswa yang memperoleh nilai kurang dari 66 pada ujian blok atau ujian susulan

f. Nilai ujian perbaikan yang diambil adalah nilai terbaik, dengan nilai maksimal yang dapat diperoleh adalah 66 (B)