Vol.16 No.1 Januari 2015

ISSN: 1412-968X
Volume 16, Nomor 1, Januari 2015

JOURNAL OF

Economic
Management
& Business
Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Proitabilitas Bank Tabungan Negara
Anwar Puteh

1

Analisis Hubungan Antara Tingkat Pengangguran, Kemiskinan dan
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Utara Periode 2008 - 2011
Cut Putri Mellita Sari

11

The Study Of Parents’ Income Toward Students’ Ability In Learning English
A Case Study Of First Semester At Economic Faculty, Malikussaleh University

Hanif

21

Pengaruh LDR, CAR dan EPS terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Husaini

29

Analisis Ketidakpastian Pendapatan Nelayan Aceh
Jamilah

37

Pengaruh Faktor Internal terhadap Pertumbuhan Proitabilitas
Bank Tabungan Negara (BTN)
Nurul Mawaddah

47


Analisis Kelayakan Pengembangan Agribisnis Hortikultura Sistem Kemitraan
Tinjauan dari Aspek Teknis, Manajemen dan Finansial
Romano

59

Strategi Nafkah Rumah Tangga Miskin pada Masyarakat Nelayan
di Wilayah Pesisir Aceh
Suadi, Eva Ayuzar dan Romano

69

Analisis Strategi Keberhasilan Rumah Makan Ayam Penyet Pak Ulis - Lhokseumawe
Pendekatan Matriks IFE dan EFE
Teuku Zulkarnaen
79
Analisis Hubungan Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan pada
Bursa Efek Indonesia
Studi Kasus Perusahaan Manufaktur

Teuku Zulkarnain

FAKULTAS EKONOMI
Unversitas Malikussaleh

97

ISSN: 1412-968X
Volume 16, Nomor 1, Januari 2015

JOURNAL OF

Economic
Management
& Business
Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Proitabilitas Bank Tabungan Negara
Anwar Puteh

1


Analisis Hubungan Antara Tingkat Pengangguran, Kemiskinan dan
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Utara Periode 2008 - 2011
Cut Putri Mellita Sari

11

The Study Of Parents’ Income Toward Students’ Ability In Learning English
A Case Study Of First Semester At Economic Faculty, Malikussaleh University
Hanif

21

Pengaruh LDR, CAR dan EPS terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Husaini

29

Analisis Ketidakpastian Pendapatan Nelayan Aceh
Jamilah


37

Pengaruh Faktor Internal terhadap Pertumbuhan Proitabilitas
Bank Tabungan Negara (BTN)
Nurul Mawaddah

47

Analisis Kelayakan Pengembangan Agribisnis Hortikultura Sistem Kemitraan
Tinjauan dari Aspek Teknis, Manajemen dan Finansial
Romano

59

Strategi Nafkah Rumah Tangga Miskin pada Masyarakat Nelayan
di Wilayah Pesisir Aceh
Suadi, Eva Ayuzar dan Romano

69


Analisis Strategi Keberhasilan Rumah Makan Ayam Penyet Pak Ulis - Lhokseumawe
Pendekatan Matriks IFE dan EFE
Teuku Zulkarnaen
79
Analisis Hubungan Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan pada
Bursa Efek Indonesia
Studi Kasus Perusahaan Manufaktur
Teuku Zulkarnain

FAKULTAS EKONOMI
Unversitas Malikussaleh

97

E-MABIS

JOURNAL OF

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH


Economic
Management
& Business
ISSN : 1412 – 968X

Diterbitkan Oleh :
Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Dewan Penasehat/Advisory Board
Rektor Universitas Malikussaleh
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Ketua Penyunting/ Chief Editor
Wahyuddin
Pengelola Penyunting/Managing Editor
Khairil Anwar (Chief)
Iswadi, Anwar Puteh, Ichsan, Ghazali Syamni,
Damanhur, Naufal Bachri, Husaini, Yulbahri
Penasehat Editorial dan Dewan Redaksi/
Editorial Advisory and Review Board
Prof. A. Hadi Ariin (Unimal), Jullimursyida, Ph.D (Unimal),

Adi Aif Zakaria, Ph.D (UI), Zafri Ananto Husodo, Ph.D (UI),
Fachruzzaman (UNIB), Erlina, Ph.D (USU), Muhammad Nasir, Ph.D (USK),
Sofyan Syahnur, Ph.D (USK), Tafdil Husni, Ph.D (UNAND),
Jeliteng Pribadi, MA (USK),
Sirkulasi & Secretary :
Kusnandar Zainuddin, Fuadi, Karmila, Ismail
Kantor Penyunting/Editorial Ofice
Kampus Bukit Indah P.O. Box. 141 Lhokseumawe Telp. (0645) 7014461 Fax. (0645) 56941
E-mail : emabis@fe-unimal.org - Hompage: www.fe-unimal.org/jurnal/emabis
Jurnal E-Mabis Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh diterbitkan sejak tahun 2000 sesuai dengan
Surat Keputusan Rektor Universitas Malikussaleh nomor SK. No.34/UM.H/KP/2000
Jurnal E-Mabis diterbitkan oleh FE Unimal bekerjasama dengan ISEI Lhokseumawe
Dekan : Wahyuddin, Pembantu Dekan I : Khairil Anwar, Pembantu Dekan II: Iswadi,
Pembantu Dekan III : Anwar Puteh, Pembantu Dekan IV : Ichsan
Jurnal E-Mabis terbit 4 kali setahun pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober.
ISSN : 1412-968X. keputusan terbit 4 kali setahun mulai Edisi Vol.13 Nomor: 1, Januari 2012

Daftar Isi
Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Proitabilitas Bank Tabungan Negara
Anwar Puteh


1

Analisis Hubungan Antara Tingkat Pengangguran, Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Aceh Utara Periode 2008 - 2011
Cut Putri Mellita Sari
11
The Study Of Parents’ Income Toward Students’ Ability In Learning English
A Case Study Of First Semester At Economic Faculty, Malikussaleh University
Hanif

21

Pengaruh LDR, CAR dan EPS terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Husaini
29
Analisis Ketidakpastian Pendapatan Nelayan Aceh
Jamilah


37

Pengaruh Faktor Internal terhadap Pertumbuhan Proitabilitas Bank Tabungan Negara (BTN)
Nurul Mawaddah
47
Analisis Kelayakan Pengembangan Agribisnis Hortikultura Sistem Kemitraan
Tinjauan dari Aspek Teknis, Manajemen dan Finansial
Romano

59

Strategi Nafkah Rumah Tangga Miskin pada Masyarakat Nelayan di Wilayah Pesisir Aceh
Suadi, Eva Ayuzar dan Romano
69
Analisis Strategi Keberhasilan Rumah Makan Ayam Penyet Pak Ulis - Lhokseumawe
Pendekatan Matriks IFE dan EFE
Teuku Zulkarnaen

79


Analisis Hubungan Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan pada Bursa Efek
Indonesia
Studi Kasus Perusahaan Manufaktur
Teuku Zulkarnain

97

Journal
Of Economic
Management
& Business - Vol. 16,
1, Januari 2015
JOURNAL
OF ECONOMIC
MANAGEMENT
& No.
BUSINESS

Volume 16, Nomor 1, Januari 2015
ISSN: 1412 – 968X
Hal. 1-10

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP
PROFITABILITAS BANK TABUNGAN NEGARA

ANWAR PUTEH
Dosen pada Fakultas Ekonomi, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe

This study aim to determine the effect of external factors; BI rate (SBI) and exchange rate to proitability of state bank (BTN), measured by return on assets (ROA)
for the last 10 years. The data used of reseach is the data time series of monthly
inancial reports of state bank (BTN) and BI rate (SBI) and exchange rate of data
published by the Bank of Indonesia since 2004 to 2013. The method of data analysis
used is Ordinary Least Square (OLS). Data analysis begins with descriptive statistics
of variables, the classic assumption test, and test hypotheses. The results showed that
SBI (BI Rate) showed that positive inluence to proitability. The results showed
that SBI has positive inluence to proitability of state bank. Exchange rate showed
that negative a signiicant inluence to proitability. Result showed together (simultan) internal factors as well as affecting to proitability (ROA).
Keywords: Financial performance, ROA, inlation, SBI

1

ANWAR PUTEH

2

LATAR BELAKANG
Kinerja suatu perusahaan dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang secara umum dapat dibagi
dalam dua kelompok, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal perusahaan (Fabozzi, 1999:98).
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berada dalam kendali pihak manajemen perusahaan,
sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berada di luar kendali manajemen perusahaan seperti kondisi perekonomian dan kondisi
perindustrian .
Kinerja perbankan dapat diukur menggunakan rasio perbankan. Salah satu rasio yang dapat
mengukur kinerja perbankan adalah rasio profitabilitas. Faktor eksternal dapat mempengaruhi
proitabilitas bank. Faktor eksternal merupakan
variabel-variabel yang memiliki hubungan tidak
langsung dengan manajemen bank, tetapi secara
tidak langsung memberikan efek bagi perekonomian yang akan berdampak pada kinerja lembaga
keuangan. Beberapa faktor eksternal tersebut adalah kurs dan suku bunga
Perkembangan tingkat suku bungan yang
ditetapkan bank dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal bank. Suku bunga SBI tentu saja berpengaruh pada alokasi dana bank, karena dari laba
yang diperoleh bank dana-dana tersebut mengalir
ke pos-pos yang dapat terus meningkatkan laba
bank seperti penyaluran dana untuk kredit pada
pihak-pihak yang membutuhkan dana (lack of
money) atau dana tersebut dialirkan untuk SBI
karena lebih aman dan menguntungkan, sehingga
diperlukan suatu analisis yang dapat menjelaskan
bagaimana pengaruh tingkat suku bunga SBI yang
disimulasi.
Disamping itu, Inlasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena
masyarakat akanmempergunakan hartanya untukmencukupi biaya pengeluaran akibatnaiknya harga-harga
barang,sehingga akan mempengaruhiproitabilitas
bank (Sukirno, 2006).
BUMN karena faktor tersebut bersifat tetap
untuk masing-masing bank, namun dapat dilakukan pada salah satu bank dengan runtun waktu
panjang atau dikenal dengan times series. Adapun
pertimbangan dalam memilih objek penelitian
pada bank BTN, dikarenakan BTN memiliki nilai

ROA yang jauh lebih kecil dari bank BUMN lainnya dan juga berluktuasi. Ini merupakan suatu
fenomena yang dapat dijadikan sebuah penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Perbankan
Kinerja keuangan bank merupakan gambaran
kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana
maupun penyaluran dana yang biasa diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan
proitabilitas bank (Jumingan, 2008:239). Salah
satu faktor penilaian kinerja bank seperti yang
diatur dalam PBI No.6/10/PBI/2004 adalah faktor
inansial yang digunakan sebagai penilaian kesehatan bank untuk menilai baik buruknya suatu
kondisi bank yang terdiri dari faktor permodalan,
kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, dan sesitivitas terhadap risiko pasar. Faktor-faktor ini dikenal
dengan rasio CAMELS (Capital, Asset Quality,
Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to
market risk).
Proitabilitas (ROA)
Proitabilitas merupakan gambaran kinerja
fundamental perusahaan yang ditinjau dari tingkat efesiensi dan efektiitas operasi perusahaan
dalam memperoleh laba (Horngren, 1993:369).
Tingkat efesiensi sebuah perusahaan dapat diketahui jika proit yang dihasilkan pada setiap akhir
periode dibandingkan dengan kekayaan atau
modal yang digunakan untuk menghasilkan proit
tersebut. ROA adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur proitabilitas bank, karena
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang digunakan
perusahaan secara keseluruhan. ROA adalah tingkat kemampuan perusahaan yang mencerminkan
sejauh mana total investasi perusahaan mampu
menghasilkan laba bersih perusahaan (Harmono,
2009:235).
Faktor Eksternal
Inlasi
Menurut Case dan Fair (2004: 58), inlasi
adalah kenaikan tingkat harga keseluruhan. Pada
umumnya inlasi menyebabkan barang yang ada

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 16, No. 1, Januari 2015

dipasaran sedikit, sehingga masyarakat cenderung
menyimpan uang dalam bentuk barang dibandingkan simpanan di bank. Ada beberapa cara untuk
mengukur inlasi, salah satunya adalah dengan
Indeks Harga Konsumen. Bank Indonesia untuk
mengukur tingkat inlasi biasanya menggunakan
indikator IHK.
SBI (Suku Bunga Bank Indonesia)
SBI adalah suku bunga yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia yang menjadi acuan suka bunga
dipasar uang dan juga dapat dijadikan sebagai
pengawasan terhadap bank-bank yang lain, dikeluarkan oleh Bank Indonesia sesuai Rapat Dewan
Gubernur (www.bi.go.id).
Nilai Tukar Rupiah (Kurs)
Kurs (nilai tukar) adalah nilai pada tingkat dimana dua mata uang yang berbeda diperdagangkan satu sama lain. Menurut Sukirno (2006: 397)
kurs adalah perbandingan nilai mata uang suatu
negara dengan mata uang negara lainnya. Tingkat
kurs mata uang merupakan harga dari mata uang
sebuah negara dilihat dari segi mata uang negara
lain, rasio dimana dua mata uang saling dipertukarkan (Case dan Fair, 2004:376).
Pengaruh SBI (BI Rate) terhadap ROA
Bank Indonesia menggunakan tingkat suku
bunga SBI sebagai salah satu instrumen untuk
mengendalikan inlasi. Apabila inlasi dirasakan
cukup tinggi maka Bank Indonesia akan menaikkan tingkat suku bunga SBI untuk meredam
kenaikan inlasi. Perubahan tingkat suku bunga
SBI akan memberikan pengaruh bagi pasar modal
dan pasar keuangan, dan tentunya mempengaruhi
proitabilitas bank. Ketika suku bunga BI naik,
maka suku bunga deposito juga ikut naik dan akan
berdampak langsung pada penurunan dana pihak
ketiga (DPK), dikarenakan dana tersebut dipindahkan ketempat lainnya yang dapat menghasilkan imbalan bunga yang lebih tinggi. Jadi dapat
dikatakan SBI berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank.
Hasil penelitian Oktavia (2009) yang menunjukkan bahwa suku bunga SBI berpengaruh
positif terhadap ROA, hal ini disebabkan suku
bunga merupakan salah satu instrumen konven-

3

sional untuk mengendalikan laju pertumbuhan
tingkat inlasi. Kemudian Alper dan Anbar (2011),
menyatakan tingkat bunga riil mempengaruhi kinerja bank secara positif
Pengaruh Kurs Rupiah terhadap ROA
Hubungan risiko nilai tukar dengan kinerja
perbankan adalah ketika nilai tukar berluktuasi
maka akan mempengaruhi likuiditas sebuah bank
dan kegiatan ekonomi melalui perubahan perilaku
perbankan dalam pemberian kredit kepada nasabah. Hal ini dapat dilihat ketika nilai tukar dolar
terhadap rupiah melemah atau menurun (kurs
rupiah menguat), bank mengalami risiko nilai tukar karena ada pihak peminjam dana menikmati
penurunan harga dolar. Pihak tersebut membayar pinjaman kepada bank lebih sedikit karena
dolar bisa didapat dengan uang rupiah yang lebih
sedikit ketika dikonversi, sedangkan bank mengalami risiko nilai tukar karena harus membayar
rupiah yang lebih banyak kepada deposan ketika
bank mengkonversi dolar yang dibayarkan oleh
kreditur. Berdasarkan argumen ini maka dapat disimpulkan bahwa pada saat kurs rupiah menguat,
maka pendapatan bank menurun, sebaliknya pada
saat kurs rupiah melemah, pendapatan bank naik
karena pihak peminjan dana membayar lebih banyak kepada bank pada saat rupiah melemah. Jadi
kurs berpengaruh negatif terhadap proitabilitas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat Hipotesis test yang dilakukan pada Bank BTN dengan runtun waktu selama
10 tahun.. Populasi dalam penelitian ini berupa
pengamatan selama 21 tahun yaitu sejak PT. Bank
Tabungan Negara didirikan dan disahkan sebagai
persero pada tahun 1992. Adapun pengamatannya berupa laporan keuangan bulanan Bank BTN,
inlasi, suku bunga BI (SBI atau BI rate), dan
kurs rupiah terhadap dollar AS. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan metode purposive
sampling. Adapun kriteria observasinya (laporan
keuangan) sebagai sampel adalah:
1. Data tersedia lengkap (laporan keuangan bulanan bank BTN selama periode pengamatan Januari 1992 - Desember 2013 dan telah
dipublikasikan oleh Bank Indonesia.

ANWAR PUTEH

4

2. Laporan laba rugi mengalami laba bersih selama periode pengamatan.
Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah data
yang lengkap dan dipubilasikan oleh BI adalah
terhitung dari tahun 2004 sampai 2013 (10 tahun),
untuk tahun 2002 dan 2003 tersedia data tidak
lengkap dan dibawah tahun 2002 data tidak tersedia. Jadi jumlah sampel yang terbentuk dalam
penelitian ini adalah 120 observasi atau n = 120.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder (archival) yaitu laporan
keuangan bulanan bank BTN dan data inlasi,
suku bunga SBI dan kurs yang diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id). Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah metode
dokumentasi.
Operasionalisasi Variabel
1. Proitabilitas (ROA) adalah gambaran kinerja
fundamental perusahaan yang ditinjau dari
tingkat efesiensi dan efektiitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba (Horngren,
1993:369).
Perhitungan rasio ROA berdasarkan SE BI
No. 6/23/ DPNP/ tanggal 31 Mei 2004:

ROA =

Laba Sebelum Pajak
Rata-rata Aktiva

Untuk perhitungan laba sebelum pajak (EBIT)
disetahunkan kemudian dibagi dengan bulan
yang bersangkutan. Dalam hal ini, data berupa
laporan keuangan bulanan, maka untuk EBIT
bulan 1 disetahunkan dibagi 1, bulan 2 dibagi
2 dan seterusnya. Baru kemudian dibagi dengan rata-rata aktiva bulan tersebut.
2. Inlasi adalah kenaikan tingkat harga keseluruhan (Case dan Fair, 2004:58). Inlasi diukur
dengan Indeks Harga Konsumen (IHK).
3. SBI adalah Tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sesuai Rapat Dewan
Gubernur. (www.bi.go.id)
4. Kurs adalah perbandingan nilai mata uang
suatu negara dengan mata uang negara lainnya
(Sukirno, 2006: 397). Perhitungan kurs menggunakan kurs tengah BI:
Kurs Tengah =

Metode Analisis
Analisis data diawali dengan statistik deskriptif
variabel, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Untuk menguji kekuatan variabel-variabel penentu
CAR,BOPO, LDR, Inlasi, SBI dan kurs terhadap
ROA, maka dalam penelitian ini digunakan Ordinary Least Square (OLS) guna mengetahui arah,
pengaruh, dan kekuatan hubungan dari variabel
independen terhadap variabel dependen., dengan
formulasi ekonometrika (Widarjono, 2007: 156),
(Lind, et al 2008: 254),
Y = a + b1IFL + b2SBI + b3KURS + et

Dimana:
IFL
: Inlasi
SBI
: Suku Bunga Bank Indonesia
KURS : Nilai Tukar Rupiah tehadap Dollar AS
a
: Konstanta
b1, b2, b3 : Koeisien regresi
et
: error term
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa nilai
standar deviasi (σ) dari semua variabel lebih kecil
dari nilai rata-rata (mean). Artinya semua variabel tersebut memiliki sebaran data yang cukup
baik, sehingga tidak terjadi outlier data yang mengakibatkan tidak normalnya distribusi data.
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Berdasarkan Gambar 1 uji normalitas data
ditunjukkan pada tampilan nilai statistik JarqueBera sebesar 70,48261 dengan nilai probabilitas
0,00000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai
aplha 5% (0,00 < 0,05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model terbebas dari masalah
normalitas data.
Uji Autokorelasi
Tabel 2 menunjukkan hasil uji autokorelasi
dengan menggunakan pendekatan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test.

Kurs Jual + Kurs Beli
2

Nilai uji Obs*R-squared sebesar 20,341den-

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 16, No. 1, Januari 2015

5

Tabel 1
Statistik Deskriptif Variabel Tahun 2004 - 2013
Variabel

Minimum

ROA
SBI
Kurs

Maximum

0,710
5,750
8.395

Mean

3,260
12,750
12.087

Std. Deviation

1,795
7,880
9,155

N

0,369
1,874
0,075

120
120
120

Sumber: BI, diolah (2014)
16

Series: Residuals
Sample 2004M01 2013M12
Observations 120

14
12

Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis

10
8
6
4

Jarque-Bera
Probability

2

4.14e-16
-0.061218
1.259175
-0.696028
0.318747
1.294175
5.719737
70.48261
0.000000

0
-0.6

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

Gambar 1
Sumber: Data sekunder diolah dengan Eviews 7(2014)
Tabel 2
Uji Autokorelasi
Keterangan
Obs*R-squared
Probabilitas
Durbin-Watson stat

Nilai
20,341
0,140
2,022

Sumber: data sekunder diolah dengan Eviews 7(2014)
Tabel 3
Uji Multikolinieritas
Variabel
SBI
KURS

SBI
-0.03888

Tabel 4
Uji Heteroskedastisitas
Keterangan
Nilai
Probabilitas

F-statistic
0,423472
0,6558

Obs*R-squared
0,862417
0,6497

Sumber: data sekunder diolah dengan Eviews 7(2014)
Tabel 5
Hasil Regresi
Variable
SBI
KURS
C
R-squared
Adj. squared

Coeficient
0,0173
-0,2399
3,9333
0,2525
0,2398

Std. Error
0,0157
0,0390
0,3961
F-statistic
Prob(F-statistic)

Sumber: data sekunder diolah dengan Eviews 7(2014)

t-Statistic
1,0997
-6,1428
9,9288

Prob.
0,2737
0,0000
0,0000
19,7646
0,0000

ANWAR PUTEH

6

gan nilai p-value statistik adalah 0,140 lebih
tinggi dari nilai aplha 5%. Dengan kata lain dapat
dinyatakan bahwa data ini terbebas dari masalah
autokorelasi. Perolehan hasil dari autokorelasi
dengan menggunakan pendekatan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test didukung oleh
hasil pengujian pendekatan Durbin-Watson statistik yaitu sebesar 2,022 yang berada pada daerah
penerimaan hipotesis null (1,780 0,05). Artinya SBI berpengaruh tetapi tidak signiikan terhadap proitabilitas
(ROA).
Pada umumnya perkembangan tingkat suku
bunga yang ditetapkan oleh bank dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi struktur
aktiva produktif bank yang sebagian returnnya
sangat dipengaruhi oleh luktuasi suku bunga BI.
Adapun faktor eksternal ini terlihat dari kenaikan
suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia mendorong terjadinya kenaikan tingkat
suku bunga kredit, sehingga menyebabkan beban bunga pinjaman ikut naik dan pendapatan
bunga bank yang diterima dari pinjaman akan
ikut naik. Pendapatan bunga bank naik maka akan
meningkatkan laba atau keuntungan bank yang
bersangkutan. Disisi lain kebijakan suku bunga
tinggi dapat menahan laju inlasi dan menarik
dana masyarakat yang beredar kembali kesektor
perbankan. Dan dana tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh bank untuk dinvestasikan
sehingga dapat menambah aktiva produktif dan
kesempatan bank untuk meningkatkan proitnya
semakin berpeluang besar. Hal ini berdampak
pada pendapatan bank yang terus meningkat, disamping pendapatan bunga kredit dari pinjaman.
Berdasararkan argumen tersebut, maka kenaikan SBI meningkatkan proitabilitas bukan menurunkan proitabilitas. Namun hasil penelitian
berkebalikan, dimana semakin naik SBI maka semakin naik proitabilitas. Hal ini bisa saja terjadi,
pada saat BI menaikkan suku bunga BI, pihak
bank sangat cepat merespon untuk menaikkan
suku bunga kredit. Namun pada saat SBI turun,
suku bunga bank tidak turun-turun. Jadi suku bunga Bank Indonesia turun belum tentu suku bunga
kredit ikut turun. Dengan kata lain bank tidak ikut
menurunkan suku bunga, otomatis pendapatan
bank tetap atau bisa saja naik. Jadi penurunan
SBI belum menjamin akan diikuti dengan penurunan suku bunga kredit. Kebijakan yang diambil
perbankan tidak berbanding lurus dengan otoritas
moneter. Saat BI Rate turun, kebanyakan bank
justru menahan suku bunga kreditnya atau turun
sedikit dengan tetap menjaga rentang spread suku
bunganya (selisih suku bunga kredit dengan suku

7

bunga deposito).
Dalam kasus ini, industri perbankan tidak
bisa disalahkan juga. Aspek kehati-hatian merupakan faktor utama yang perlu dipertimbangkan.
Tentunya tanpa mengurangi tingkat proitabilitas
yang ingin didapatkan. Hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan hasil penelitian Oktavia (2009),
Alper dan Anbar (2011), yang menunjukkan bahwa suku bunga SBI berpengaruh positif, terhadap
ROA.
Pengaruh Kurs terhadap ROA
Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 1.5 nilai
koefesien untuk variabel Kurs sebesar 0,239872
bertanda negatif. Ini membuktikan bahwa Kurs
berpengaruh negatif terhadap proitabilitas (ROA).
Jika variabel Kurs berubah atau mengalami penurunan 1 (satu) persen, maka akan mengakibatkan
kenaikan proitabilitas sebesar 0,239872. Artinya
Kurs turun maka proitabilitas (ROA) bank tertambah. Sedangkan nilai signiikansi untuk variabel Kurs sebesar 0,0000. Nilai tersebut lebih kecil dari alpha 0,05 (0,0000 < 0,05). Artinya Kurs
berpengaruh terhadap proitabilitas (ROA).
Pada perbankan, nilai tukar ini besar pengaruhnya dari sisi perubahan perilaku perbankan
dalam pemberian kredit kepada nasabah. Ketika
nilai tukar dolar terhadap rupiah menurun (kurs
rupiah menguat), bank mengalami risiko nilai tukar karena ada pihak peminjam dana menikmati
penurunan harga dolar. Pihak tersebut membayar
pinjaman kepada bank lebih sedikit karena dolar
bisa didapat dengan uang rupiah yang lebih sedikit ketika dikonversi, sedangkan bank mengalami
risiko nilai tukar karena harus membayar rupiah
yang lebih banyak kepada deposan ketika bank
mengkonversi dollar yang dibayarkan oleh kreditur, artinya bank tidak dapat menambah pendapatannya. Berdasarkan argumen di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pada saat kurs rupiah menguat, maka pendapatan bank menurun, sebaliknya
pada saat kurs rupiah melemah, pendapatan bank
naik karena pihak peminjan dana membayar lebih
banyak rupiah kepada bank.
Selain itu, menurunnya nilai tukar juga mendorong meningkatnya suku bunga, sehingga mendorong lingkungan investasi di dalam negeri. Oleh
karena itu kurs turun dapat mendongkrak proit-

ANWAR PUTEH

8

abilitas, karena bank juga memiliki pendapatan
dari penjualan jasa. Hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian Oktavia (2009) dan
Winarni (2011) yang menunjukkan bahwa kurs
tidak berpengaruh terhadap proitabilitas.
KESIMPULAN
1. Suku Bunga Bank Indonesia berpengaruh
positif terhadap proitabilitas perbankan.
2. Kurs berpengaruh negatif terhadap proitabilitas perbankan.
KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini jauh memiliki keterbatasan antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian hanya menggunakan sebagian faktor internal dan eksternal sehingga masih memungkinkan timbulnya pertanyaan tentang
keterkaitan faktor internal dan eksternal lain
yang tidak diuji dalam penelitian ini.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu objek
penelitian yakni bank BTN, jadi penelitian ini
terlalu sempit.
3. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan pertimbangan data
yang tersedia lengkap. Metode ini merupakan
non probability sampling, kemungkinan besar
menghasilkan sampel tidak representatif, sehingga sampel bias dan hasilnya tidak seperti
yang diharapkan.

SARAN
1. Penelitian selanjutnya hendaknya memasukkan faktor internal dan eksternal lainnya
sehingga memiliki cakupan luas bagi pihakpihak lainnya. Selain itu juga dapat dimasukkan variabel interveting atau moderating untuk
melihat pengaruh langsung dan tidak langsung
sehingga menghindari asumsi-asumsi tertentu
dan terjadinya multikolinearitas.
2. Karena penelitian ini bersifat time series,
maka sebaiknya dilakukan dalam rentan waktu
yang jauh lebih panjang lagi dan menggunakan lebih dari satu objek penelitian sehingga
dapat diperbandingkan.
3. Untuk menghasilkan Return On Assets (ROA)
yang besar, maka bank perlu meningkatkan
juga aktiva produktif. Untuk menambah aktiva produktif BTN harus dapat menghimpun
sumber dana sebanyak mungkin baik dengan
menambah modal sendiri, pinjaman ke pihak
lain atau menarik minat masyarakat atau nasabah untuk menyimpan dananya di Bank
BTN, yang dapat menghasilkan pendapatan
opersional bank dan laba yang besar lagi.

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 16, No. 1, Januari 2015

9

REFERENSI
Alper, Deger dan Adem Anbar. 2011. Bank Speciic and Macroeconomic Determinants of Commercial
Bank Proitability: Empirical Evidence from Turkey. Business and Economics Research Journal.
Vol. 2, No 2 : 139-152.
Case, Karl E dan Ray C.Fair. 2004. Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro.Edisi Kelima.Terjemahan Benyamin Molan. Jakarta: Indeks.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Fabozzi, Frank. J. 1999. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. 4th Edition. International Edition. McGraw Hill.
Hariyani, Iswi. 2010. Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard. Pendekatan Teori, Kasus, dan
Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.
Horngren, T Charles. 1993. Pengantar Akuntansi Manajemen. Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Margaretha, Farah. 2007. Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa. Jakarta: Grasindo
Oktavia, Linda Dwi. 2009. Pengaruh Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah, Dan Inlasi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Privatisasi (Studi Kasus pada PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk). Jurnal Online. Depok: Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma.http://www.
gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2009/Artikel_20205729.pdf
Peraturan Bank Indonesia. 2004. PBI No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.
Peraturan Bank Indonesia. 2010. PBI No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro wajib Minimum Bank Umum
pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta Asing. Jakarta: Bank Indonesia.
Ponco, Budi. 2008. Analisis Pengaruh Car, NPl, BOPO, NIM Dan LDR Terhadap ROA (Studi Kasus
Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007). Tesis.
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Prayudi, Arditya. 2010. Pengaruh CAR, NPL, BOPO, ROA, dan NIM terhadap LDR. papers.gunadarma.ac.id/index.php/mmanagement/article/.../14225
Puspitasari, Diana. 2009. Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan Suku Bunga SBI
Terhadap ROA (Studi pada Bank Devisa di Indonesia perioda 2003-2007). Tesis. Program Magister
Manajemen.Universitas Diponegoro Semarang.
Sukarno, Kartika Wahyu dan Muhammad Syaichu. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Bank umum di Indonesia. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi. Vol. 3 No. 2:46.

10

ANWAR PUTEH

Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: RajaGraindo Persada.
Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan. Transaksi dalam Valuta Rupiah. Yogyakara: YKPN
Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua.
Depok: EKONISIA
Winarni. 2011. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Biaya Operasional
Pendapatan Operasional, Loan to Deposit Ratio, SBI dan Kurs terhadap return on asset (Studi Komparasi antara Bank Umum Swasta Nasional Devisa Dan Bank Asing). Jurnal Online. http://eprints.
undip.ac.id/36901/2/jurnal_mm_B_winarni_34_pagi.pdf
Yuliani, 2007.Hubungan Eisiensi Operasional dengan Kinerja Proitabilitas Pada Sektor Perbankan
Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol. 5. No 10:
15-43.

Journal
Of Economic
Management
& Business - Vol. 16,
1, Januari 2015
JOURNAL
OF ECONOMIC
MANAGEMENT
& No.
BUSINESS

Volume 16, Nomor 1, Januari 2015
ISSN: 1412 – 968X
Hal. 11-19

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT
PENGANGGURAN, KEMISKINAN DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
KABUPATEN ACEH UTARA PERIODE 2008 - 2011
CUT PUTRI MELLITA SARI
Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe

The purpose of this reseach is to examine the correlation of unemployment, poverty on economic growth; to examine directly the effect of unemployment on economic growth; and to examine indirectly the effect of unemployment on economic
growth and poverty as intervening variabel. The results show that unemploymment
have negative efffect on economic growth in north aceh district. This reseach also
carry out the directly and indirectly effect of unemployment on economic growth.
The model is estimated by using path analysis. The result study show that coefecient
of indirect correlation is greather than direct correlation. This means that unemployment have indirectly effect on the economic growth in which poverty as intervening
variables.
Keywords: Unemployment, poverty, economic growth, indirectly effect, directly
effect

11

CUT PUTRI MELLITA SARI

12

LATAR BELAKANG
Pembangunan ekonomi secara menyeluruh
merupakan komponen penting dalam pembangunan yang bertujuan meningkatkan taraf hidup
masyarakat dan mengusahakan agar hasil-hasil
pembangunan dapat dinikmati oleh masyarakat
secara adil dan merata. Untuk mencapai tujuan
pembangunan digunakan berbagai peralatan, diantaranya pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang dialami oleh banyak negara. Begitu
seriusnya masalah ini sehingga dalam setiap rencana-rencana pembangunan ekonomi masyarakat
dikatakan dengan tujuan untuk menurunkan angka
pengangguran.
Kemiskinan merupakan fenomena yang terjadi hampir di semua negara sedang berkembang.
Kemiskinan muncul karena ketidakmampuan
sebagian masyarakat untuk menyelenggarakan
hidupnya sampai taraf yang dianggap manusiawi.
Kondisi ini menyebabkan menurunnya kualitas
sumberdaya manusia sehingga produktivitas dan
pendapatan yang diperolehnya rendah.
Secara teori apabila tingkat pengangguran dan
kemiskinan meningkat maka pertumbuhan ekonomi akan rendah. Fenomena yang terjadi bahwa
tingkat pengangguran cenderung naik dan turun,
kemiskinan meningkat dan pertumbuhan ekonomi meningkat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1
dibawah.
Terlihat bahwa tingkat pengangguran pada
tahun 2008, 2009 dan 2011 berkurang, begitu
juga tingkat kemiskinan pada tahun 2008, 2009
dan 2010. Terlihat juga dengan jelas bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan
dari tahun 2008 sampai dengan 2010 dan tahun

2011 kembali meningkat. Pertanyaannya adalah
mengapa tingkat pengangguran dan kemiskinan
berkurang justru pertumbuhan ekonominya turun?
Apakah pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh
tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan?
Serta Apakah pertumbuhan ekonomi dipengaruhi
oleh tingkat pengangguran mempengaruhi secara
langsung pertumbuhan ekonomi atau secara tidak
langsung melalui variabel kemiskinan sebagai
variabel mediasi?.
Melihat fenomena tersebut penulis tertarik untuk meneliti “Analisis Hubungan Antara Tingkat
Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2008 - 2011
Masalah Penelitian
Berdasarkan Latar Belakang Penelitian, dapat
ditarik suatu permasalahan dalam penelitian ini
serta perlu dilakukan suatu pendekatan ekonometris :
1. Bagaimanakah hubungan antara pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi
2. Apakah hubungan pengangguran ke pertumbuhan ekonomi di mediasi oleh variabel
kemiskinan?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian dan permasalahan penelitian, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan
antara pengangguran terhadap pertumbuhan
ekonomi.
2. Untuk Mengetahui Apakah hubungan pengangguran ke pertumbuhan ekonomi di mediasi oleh variabel kemiskinan.

Tabel 1
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Tingkat Kemiskinan dan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2008 – 2011 (Persentase)
No
1
2
3
4

Tahun
2008
2009
2010
2011

TPT
-2,97
-9,55
13,86
-26,57

Tingkat kemiskinan
-16,85
-6,71
-1,74
0,24

Sumber :- Statistik Daerah Kabupaten Aceh Utara, 2011
- Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Aceh Utara, 2012
- Aceh Utara Dalam Angka, 2012

Pertumbuhan Ekonomi
-13,05
-10,68
-5,45
2,46

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 16, No. 1, Januari 2015

Kegunaan Penelitian
Adapun penelitian ini dapat berguna untuk :
1. Memberikan informasi kepada para pengambil keputusan untuk semakin memperhatikan
Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan di Kabupaten Aceh Utara
2. Memberikan kontribusi bagi pengembangan
ilmu terutama mengenai Hubungan Antara
Tingkat Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2008 - 2011
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana
terjadi kenaikan Produk Nasional Bruto riil atau
pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan berkembang atau tumbuh bila terjadi pertumbuhan output riil.
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang
ekonomi kepada penduduknya, Simon Kuznets
(Jhingan,2000:57).
Menurut Sukirno (2006:8), pertumbuhan
ekonomi merupakan perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan. barang
dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah.
Menurut Tambunan (2008:21) mengartikan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondiisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah
penduduk bertambah setiap tahun, yang dengan
sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga
bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun. Sedangkan menurut Budiono (1981 :1), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang. Dalam melihat pertumbuhan ekonomi
perlu diperhatikan aspek output total, jumlah penduduk dan waktu jangka panjang.
Pengangguran
Menurut BPS (2012:3) pengangguran adalah
penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang men-

13

cari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu
usaha baru atau pendudk yang tidak mencari
pekerjaan karena putus asa/merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja/
mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Menurut Mankiw (2006:330) seseorang dikatakan bekerja apabila ia menghabiskan sebagian
besar waktunya untuk mendapatkan upah. Seseorang dikatakan tidak bekerja apabila ia tidak bekerja untuk sementara waktu atau sedang mencari
pekerjaan.
Menurut Sukirno (2010:330-331) berdasarkan kepada ciri pengangguran yang berlaku salah
satunya digolongkan sebagai pengangguran terbuka. Pengangguran ini tercipta sebagai akibat
pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih
rendah dari penambahan tenaga kerja. Sebagai
akibatnya dalam perekonomian semakin banyak
jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini di dalam
suatu jangka masa yang cukup panjang mereka
tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi mereka
menganggur secara nyata dan sepenuh waktu dan
oleh karena itu dinamakan pengangguran terbuka.
Pengangguran terbuka dapat pula wujud sebagai
akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan
tenaga kerja atau sebagai akibat dari kemunduran
perkembangan sesuatu industri.
Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu kondisi yang dialami seseorang atau kelompok yang tidak mampu
menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf
yang dianggap manusiawi (BAPPENAS dalam
BPS, 2002:8). Sedangkan menurut BPS (2010:6),
kemiskinan dideinisikan sebagai ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar. Dengan
kata lain kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan makanan yang bersifat mendasar.
Esmara (1986:287) mengatakan apabila tingkat pendapatan tidak dapat mencapai kebutuhan
minimum, maka orang atau keluarga tersebut dapat dikatakan miskin. Dengan demikian tingkat
pendapatan minimum merupakan pembatas antara
keadaan miskin atau biasa disebut garis kemiski-

CUT PUTRI MELLITA SARI

14

nan. Konsep ini dikenal dengan kemiskinan mutlak (absolute). Walaupun tingkat pendapatan sudah mencapai tingkat kebutuhan dasar minimum
tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan
dengan keadaan masyarakat sekelilingnya, maka
orang atau keluarga masih berada dalam keadaan
miskin. Konsep ini dikenal dengan kemiskinan
relative.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar (basic need approach). Dengan pendekatan
ini kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makan dan non makanan yang diukur dari
sisi pengeluaran, BPS (2008:29-30)
Pengaruh Tingkat Kemiskinan Dan Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Penelitian Sebelumnya
Maryanti (2009), yang meneliti di Provinsi
Riau dengan judul Analisa Pertumbuahan Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan di Propinsi Riau. Metode analisis data yang digunakan adalah Growth
Theory dan Proverty Gap Index – PI. Hasil dari
penelitian pertumbuhan ekonomi meningkat namun kontribusi sektor pertanian menurun digantikan sektor manufaktur dan sektor jasa semakin
tinggi. Tingkat kemiskinan paling banyak adalah
dari sektor pertanian (67,49%) kemudian sektor jasa (21,40%) dan sektor manufaktur hanya
(4,11%).
Octaviani (2001): Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kenaikan angka pengangguran
mengakibatkan peningkatan atas angka kemiskinan, sebaliknya semakin kecil angka pengangguran akan menyebabkan semakin rendahnya tingkat kemiskinan di Indonesia.
Laili (2011) : Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi tidak
berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Jawa
Timur, sedangkan kepadatan penduduk berpengaruh negatif dan signiikan terhadap tingkat
kemiskinan. Kemudian pertumbuhan ekonomi
dan kepadatan penduduk secara bersama-sama
berpengaruh secara signiikan terhadap tingkat
kemiskinan di Jawa Timur tahun 2005 -2009.
Coki (2005) : Hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa kenaikan GDP tidak

mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Hal ini
disebabkan kontribusi yang yang paling besar
dalam pertumbuhan ekonomi adalah sektor industri manufaktur di mana sektor tersebut merupakan
pertumbuhan yang terjadi pada beberapa industri
padat modal bukan padat karya.
Kerangka Pemikiran
Pengangguran dan kemiskinan merupakan
permasalahan pokok makroekonomi. Peningkatan pengangguran akan menyebabkan pendapatan
turun dan tingkat produktivitas juga akan rendah,
ini juga berarti investasi juga akan rendah yang
selanjutnya akan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi.
Pengangguran yang tinggi akan menyebabkan
pendapatan turun dan tingkat kemiskinan tinggi
akibatnya permintaan terhadap barang/jasa akan
rendah yang pada akhirnya akan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi.
Gambar 2.1 berikut akan menggambarkan
kerangka pemikiran dalam penelitian ini yakni:

Tingkat
Kemiskinan

p2

p3

Pertumbuhan
Ekonomi

p1

Tingkat
Pengangguran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Hipotesis
Hipotesis yang dapat di buat untuk permasalahan yang diajukan pada adalah :
H1 : Tingkat Pengangguran mempunyai dampak
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi
H2 : Hubungan Pengangguran terhadap Pertumbuhan Ekonomi di mediasi oleh variabel
Kemiskinan
METODE PENELITIAN
Sampel dan Data
Sampel dalam penelitian ini adalah Kabupaten Aceh Utara. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data Tingkat Pengangguran,

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 16, No. 1, Januari 2015

Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi periode
2008 -2011.
Alat Analisis
Analisis ini menggunakan alat-alat analisis
deskriptif seperti rata-rata, nilai minimum, maksimum, standar deviasi. Analisis ini ditujukan untuk memberikan gambaran tingkat pengangguran,
kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi. Adapun
pertumbuhan ekonomi (dalam konteks daerah)
maupun pendapatan per kapita dihitung dengan
formulasi berikut ini (kuncoro 2004) :

Pertumbuhan Ekonomi =

PDRBt - PDRBt-1
PDRBt-1

x 100%

Dimana :
PDRBt = Produk Domestik Regional Bruto pada
tahun t
PDRBt-1 = Produk Domestik Regional Bruto satu
tahun sebelum tahun t
Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dengan Analisis Jalur (Path
Analysis) dimungkinkan pengujian pengaruh
simultan (efek langsung dan tidak langsung) sebuah variabel terhadap variabel lain. Pengujian
asumsi klasik diperlukan sebelum dilakukan analisis lebih lanjut. Adapun uji asumsi yang digunakan adalah autokorelasi dan multikolinearitas
(Ferdinand, 2002; Ghozali dan Fuad, 2005).
Batasan Variabel
1. Tingkat Pengangguran yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah Seserorang yang tergolong
dalam angkatan kerja dan ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Variabel ini di ukur melalui Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan dalam satuan persen.
2. Pertumbuhan Ekonomi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kenaikan output riil yang
diukur dengan PDRB dan dalam satuan persen.
3. Tingkat Kemiskinan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah ketidakmampuan dalam
memenuhi kebutuhan dasar yang diukur dari
pengeluaran kebutuhan minimum makanan
yang setara dengan 2.100 kilo kalori perkapita

15

per hari dan kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Kabupaten Aceh Utara
Kabupaten Aceh Utara sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
(NAD) yang terletak di bagian pantai pesisir utara pada 96.52.00o - 97.31.00o Bujur Timur dan
04.46.00o - 05.00.40o Lintang Utara. Kabupaten
ini memiliki wilayah seluas 3.296,86 Km2 dengan
batas-batas sebagai berikut :Sebelah Utara dengan
Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka; Sebelah
Selatan dengan Kabupaten Bener Meriah; Sebelah
Timur dengan Kabupaten Aceh Timur; dan Sebelah Barat dengan Kabupaten Bireuen. Kabupaten
Aceh Utara terbagi ke dalam 22 wilayah kecamatan. Diantara kecamatan yang ada,Kecamatan
Paya Bakong, Kecamatan Sawang dan Kecamatan
Syamtalira Bayu adalah wilayah terluas. Selain
itu kecamatan-kecamatan lain yang tergolong luas
wilayahnya adalah kecamatan Nisam, Lhoksukon,
Meurah Mulia, Cot Girek, Tanah Jambo aye, Kuta
makmur, Langkahan, Matang Kuli dan kecamatan
Seunuddon. Sedangkan delapan kecamatan lainnya hanya memiliki luas kurang dari 100 km2 dan
rata-rata di bawah 50 km2.
Aceh Utara hingga tahun 2006 memiliki 850
desa dan 2 kelurahan, yang terbagi ke dalam 56
buah mukim. Sebanyak 780 buah desa berada di
kawasan dataran dan 72 desa di kawasan berbukit.
Desa yang terletak di daerah berbukit dijumpai di
12 kecamatan. Yang paling banyak desanya di kawasan perbukitan adalah di Kecamatan Sawang,
Syamtalira Bayu, Nisam, Kuta Makmur, dan
Muara Batu. Di samping itu, terdapat 40 buah
desa yang berada di kawasan pesisir.
Kondisi Ekonomi
Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran di Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2009 mengalami penurunan tingkat pengangguran dari tahun sebelumnya yaitu
dari -2,97 menjadi -9,55 persen. Pada tahun 2010
tingkat pengangguran kembali bertambah yaitu
sebesar 13,86 persen dan pada tahun 2011 tingkat
penggangguran turun hingga -26,57 persen. Penu-

CUT PUTRI MELLITA SARI

16

runan tingkat pengangguran dari tahun 2008-2011
rata-rata -25,23 persen.

(Ghozali: 2001). Dalam hal ini dua persamaan
yang bisa dibuat yaitu:

Tingkat Kemiskinan
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Utara
mengalami penurunan yang signiikan dari tahun
2008-2011. Pada tahun 2008 tingkat kemiskinan
di Kabupaten Aceh Utara masih tergolong tinggi,
walaupun angka ini menunjukkan suatu penurunan angka kemiskinan, yaitu mencapai -16,85.
Tingkat Kemiskinan pada tahun 2009 – 2011 terus
mengalami penurunan. Pada tahun 2011 tingkat
kemiskinan menunjukkan angka positif yang berarti kemiskinan meningkat menjadi 0,24 persen.
Rata-rata penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Utara dari tahun 2008-2011 adalah
-6,27 persen per tahun.

Kemiskinan = α + P2 Pengangguran + e1

Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Utara
dapat dilihat dari sisi lapangan usaha berdasarkan
minyak dan gas bumi (migas) dan tanpa migas.
Masing-masing lapangan usaha tersebut berpengaruh terhadap capaian pertumbuhan ekonomi
daerah. Pertumbuhan ekonomi Aceh Utara berdasarkan lapangan usaha migas terlihat mengalami penurunan yang sangat signiikan selama tahun
2008-2011, yaitu rata-rata -6,68 persen per tahun.
Menurunnya pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh berkurangnya kontribusi nilai tambah
dari beberapa industri besar di daerah ini yang sebelumnya sangat dominan peranannya, baik yang
beroperasi dalam lapangan usaha pertambangan,
seperti PT Arun dan Exxon Mobil, maupun industri pupuk (PT. AAF dan PT