Vol.14 No.1 Januari 2013

ISSN: 1412-968X
Volume 14, Nomor 1, Januari 2013

JouRNal oF

Economic
management
& Business
Pengaruh Pergerakan Rasio Proitabilitas Terhadap Harga Saham
Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
Muammar Khaddai

1

Analisis Kelayakan Investasi Terhadap Modal Kerja Pada Perusahaan
Bursa Efek Indonesia
Kasus Pada Perusahaan LQ45
Ristati dan Masyithah

23


Pembagian Kerja Dalam Upaya Efektivitas Kerja Karyawan
Mohd. Heikal

37

Pengaruh Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka Terhadap Jumlah Kredit
yang Diberikan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk.
Nurlela

45

Exploring Corporate Social Responsibility Practices In Tourism Industry
After Tsunami Disaster In Aceh
Agustinawati

57

Analisis Kesenjangan Produktivitas Kakao Perkebunan Rakyat
di Provinsi Aceh
Mawardati


65

Pengaruh Cash Conversion Cycle, Firm Size, Fixed Financial Assets Ratio,
dan Financial Debt Ratio Terhadap Return On Invesment Pada
Perusahaan Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia
Iswadi dan Masniar

71

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Pupuk
Urea Nonsubsidi pada PT. Pupuk Iskandar Muda Provinsi Aceh
Faisal Matriadi, T. Edyansyah dan Saifuddin

83

Penerapan Analisis Cluster Dalam Pengelompokan Kabupaten/Kota
di Provinsi Aceh Berdasarkan Indikator Kesejahteraan Rakyat
Nurhasanah


99

Pengaruh Faktor Intrinsik Dan Ektrinsik Terhadap Minat Berwirausaha
Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Syamsul Bahri

FakultaS EkoNomI
universitas malikussaleh

109

ISSN: 1412-968X
Volume 14, Nomor 1, Januari 2013

JouRNal oF

Economic
management
& Business
Pengaruh Pergerakan Rasio Proitabilitas Terhadap Harga Saham

Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
Muammar Khaddai

1

Analisis Kelayakan Investasi Terhadap Modal Kerja Pada Perusahaan
Bursa Efek Indonesia
Kasus Pada Perusahaan LQ45
Ristati dan Masyithah

23

Pembagian Kerja Dalam Upaya Efektivitas Kerja Karyawan
Mohd. Heikal

37

Pengaruh Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka Terhadap Jumlah Kredit
yang Diberikan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk.
Nurlela


45

Exploring Corporate Social Responsibility Practices In Tourism Industry
After Tsunami Disaster In Aceh
Agustinawati

57

Analisis Kesenjangan Produktivitas Kakao Perkebunan Rakyat
di Provinsi Aceh
Mawardati

65

Pengaruh Cash Conversion Cycle, Firm Size, Fixed Financial Assets Ratio,
dan Financial Debt Ratio Terhadap Return On Invesment Pada
Perusahaan Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia
Iswadi dan Masniar


71

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Pupuk
Urea Nonsubsidi pada PT. Pupuk Iskandar Muda Provinsi Aceh
Faisal Matriadi, T. Edyansyah dan Saifuddin

83

Penerapan Analisis Cluster Dalam Pengelompokan Kabupaten/Kota
di Provinsi Aceh Berdasarkan Indikator Kesejahteraan Rakyat
Nurhasanah

99

Pengaruh Faktor Intrinsik Dan Ektrinsik Terhadap Minat Berwirausaha
Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Syamsul Bahri

FakultaS EkoNomI
universitas malikussaleh


109

E-MABIS

JOURNAL OF
Economic
Management
& Business

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

ISSN : 1412 – 968X

Diterbitkan Oleh :
Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Dewan Penasehat/Advisory Board
Rektor Universitas Malikussaleh
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Ketua Penyunting/ Chief Editor

Wahyuddin (Chief)
Pengelola Penyunting/Managing Editor
Khairil Anwar (Chief)
Iswadi, Anwar Puteh, Ichsan, Ghazali Syamni,
Damanhur, Naufal Bachri, Husaini, Yulbahri
Penasehat Editorial dan Dewan Redaksi/
Editorial Advisory and Review Board
Prof. A. Hadi Ariin (Unimal), Jullimursyida, Ph.D (Unimal),
Adi Aif Zakaria, Ph.D (UI), Zafri Ananto Husodo, Ph.D (UI),
Fachruzzaman (UNIB), Erlina, Ph.D (USU), Muhammad Nasir, Ph.D (USK),
Sofyan Syahnur, Ph.D (USK), Tafdil Husni, Ph.D (UNAND),
Jeliteng Pribadi, MA (USK),
Sirkulasi & Secretary :
Kusnandar Zainuddin, Fuadi, Karmila, Ismail
Kantor Penyunting/Editorial Ofice
Kampus Bukit Indah P.O. Box. 141 Lhokseumawe Telp. (0645) 7014461 Fax. (0645) 56941
E-mail : emabis@fe-unimal.org - Hompage: www.fe-unimal.org/jurnal/emabis
Jurnal E-Mabis Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh diterbitkan sejak tahun 2000 sesuai dengan
Surat Keputusan Rektor Universitas Malikussaleh nomor SK. No.34/UM.H/KP/2000
Jurnal E-Mabis diterbitkan oleh FE Unimal bekerjasama dengan ISEI Lhokseumawe

Dekan : Wahyuddin, Pembantu Dekan I : Khairil Anwar, Pembantu Dekan II: Iswadi,
Pembantu Dekan III : Anwar Puteh, Pembantu Dekan IV : Ichsan
Jurnal E-Mabis terbit 4 kali setahun pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober.
ISSN : 1412-968X. keputusan terbit 4 kali setahun mulai Edisi Vol.13 Nomor: 1, Januari 2012

Daftar Isi
Pengaruh Pergerakan Rasio Proitabilitas Terhadap Harga Saham
Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
Muammar Khaddai

1

Analisis Kelayakan Investasi Terhadap Modal Kerja Pada Perusahaan
Bursa Efek Indonesia
Kasus Pada Perusahaan LQ45
Ristati dan Masyithah

23

Pembagian Kerja Dalam Upaya Efektivitas Kerja Karyawan

Mohd. Heikal

37

Pengaruh Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka Terhadap Jumlah Kredit
yang Diberikan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk.
Nurlela

45

Exploring Corporate Social Responsibility Practices In Tourism Industry
After Tsunami Disaster In Aceh
Agustinawati

57

Analisis Kesenjangan Produktivitas Kakao Perkebunan Rakyat
di Provinsi Aceh
Mawardati


65

Pengaruh Cash Conversion Cycle, Firm Size, Fixed Financial Assets Ratio,
dan Financial Debt Ratio Terhadap Return On Invesment Pada
Perusahaan Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia
Iswadi dan Masniar

71

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Pupuk
Urea Nonsubsidi pada PT. Pupuk Iskandar Muda Provinsi Aceh
Faisal Matriadi, T. Edyansyah dan Saifuddin

83

Penerapan Analisis Cluster Dalam Pengelompokan Kabupaten/Kota
di Provinsi Aceh Berdasarkan Indikator Kesejahteraan Rakyat
Nurhasanah

99

Pengaruh Faktor Intrinsik Dan Ektrinsik Terhadap Minat Berwirausaha
Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Syamsul Bahri

109

Journal
Of Economic
Management
& Business - Volume
14, Nomor 1, Januari 2013
Journal
of Economic
managEmEnt
& BusinEss
Volume 14, Nomor 1, Januari 2013
ISSN: 2301-4717
Hal. 1-22

PEngaruH PErgEraKan rasio
ProfitaBilitas tErHaDaP Harga saHam
Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

muammar KHaDDafi
Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

This study describes the effect of movement proitability ratio as measured by
ROA, ROE, GPM, OPM, NPM, and EPS which are independent variables with the
stock price as the dependent variable. This study aimed to examine whether the
inancial ratios affect stock returns. This study aims to demonstrate empirically the
effect of proitability ratios consisting of ROA, ROE, GPM, OPM, NPM, and EPS
partially or simultaneously on stock prices of manufacturing companies in Indonesia
Stock Exchange as well as to determine the ratio of the dominant inluence of
manufacturing company stock price on the Indonesia Stock Exchange. The approach
used in this study is a quantitative approach that serves to test the hypotheses
proposed in the study and to answer the problem in this study. Samples taken as
many as 33 companies listed on the Stock Exchange and its shares diperdagnagkan
active and have a positive proitability during the year 2002-2006. to obtain the
required information was data collection through the documentation process.
Analytical tool used is multiple linear regression analysis. The analysis showed that
proitability is composed of ROA, ROE, GPM, OPM, NPM, and EPS simultaneously
affect the stock price companies listed in Indonesia Stock Exchange. Financial ratios
partial effect on stock prices companies listed in Indonesia Stock Exchange is the
ratio of ROE, EPS GPM and thus directly affect the price ratio of the dominant stock
companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
Keywords: proitability ratios, stock price, manufacturing





MuAMMAR KHAddAFI

PEnDaHuluan
Perkembangan pasar modal sebagai
lembaga piranti investasi memiliki fungsi
ekonomi dan keuangan yang semakin di
perlukan oleh masyarakat sebagai media
alternatif dan penghimpun dana (Suad
Husnan, 2005 :4). dalam fungsi ekonominya
pasar modal menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari lender (pihak yang
mempunyai kelebihan dana) ke borrower
(pihak yang memerlukan dana) dengan
menginvestasikan dana yang mereka miliki,
lender mengharapkan memperoleh imbalan
dari penyerahan dana tersebut dari sisi
borrower, tersedianya dana dari pihak luar
lender memungkinkan mereka melakukan
investasi tanpa harus menunggu tersedinya
dana hasil operasi perusahaan. dalam
fungsi keuangannya dilakukan dengan
menyediakan dana tanpa harus terlibat
langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang
diperlukan untuk investasi tersebut (Suad
Husnan, 2005 : 4).
Investor harus melakukan penilaian
terhadap prospek kinerja emiten untuk
melakukan investasi, karena pada umumnya
hampir semua investasi (khususnya saham)
mengandung unsur ketidakpastian. Investor
harus melakukan evaluasi dan analisis
terhadap fak-tor yang dapat mempengaruhi
kondisi perusahaan emiten di masa yang
akan datang, sehingga investor dapat
memperkecil
kerugian
yang
timbul
seminimal mungkin dari adanya luktuasi
pertumbuhan dan perkembangan emiten
yang bersangkutan. Pengambilan keputusan
untuk investasi tergantung dari berbagai
faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi
adalah dari kondisi keuangan emiten yang
digambarkan dalam rasio keuntungan abilitas
(proitabilitas). Dengan melakukan analisis
rasio keuntungan abilitas (proitabilitas)
investor dapat memproyeksikan dan
menilai kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan bagi calon
investor atau investor.
Pengambilan
keputusan
investasi

dalam saham memerlukan pertimbanganpertimbangan, perhitungan-perhitungan,
dari analisis yang mendalam untuk menjamin
keamanan dana yang diinvestasikan serta
keuntungan yang diharapkan oleh investor.
Calon investor harus mengetahui keadaan
serta prospek perusahaan yang menjual surat
berharganya. Hal ini dapat diperoleh dengan
mempelajari dan menganalisis informasi
yang relevan. Suatu informasi dikatakan
relevan bagi investor jika informasi tersebut
mampu mempengaruhi keputusan investor
untuk melakukan transaksi di pasar modal
yang tercermin pada perubahan harga.
Pergerakan harga saham di bursa efek
umumnya diramalkan pemodal dan pialang
dengan analisis teknikal dan fundamental.
Analisis teknikal adalah sebuah metode
peramalan gerak harga saham, indeks
atau instrumen keuangan lainnya dengan
menggunakan graik berdasarkan data
historis (Fakhruddin, Firmansyah dan
Hadianto, 2001: 21). Sedangkan analisis
fundamental adalah suatu metode peramalan
harga saham dengan mempelajari kinerja
perusahaan (Ghozali dan Sugianto, 2002).
Analisis fundamental menganggap bahwa
harga saham merupakan releksi dari nilai
perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena
itu, dalam melakukan penelitian suatu
saham melalui pendekatan fundamental
dapat digunakan informasi akuntansi
dengan teknik analisis rasio keuangan yang
merupakan hasil perhitungan lebih lanjut
dari laporan keuangan (Subekti, 1999: 34).
dari berbagai rasio keuangan terdapat
beberapa rasio dan informasi keuangan
perusahaan yang dapat digunakan untuk
memprediksi return saham. Robbert Ang
(1979) menyatakan bahwa rasio keuangan
dikelompokan dalam lima jenis yaitu : (1)
rasio likuiditas; (2) rasio aktivitas; (3) rasio
proitabilitas; (4) rasio solvabilitas (leverage);
dan (5) rasio pasar.
Rasio proitabilitas terdiri dari enam
rasio yaitu :
1. Gross Proit Margin (GPM)
2. Operating Proit Margin (OPM)

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 1, Januari 2013

3. Net Proit Margin (NPM)
4. Return On Asset (ROA) atau sering disebut Return On Investment (ROI)
5. Return On Equity (ROE)
6. Operating Ratio (OPR)
Rasio proitabilitas yang digunakan
sebagai variabel independent adalah Return
On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),
Net Proit Margin (NPM), dan Earning Per
Share (EPS) terhadap harga saham.
tinJauan tEoritis
Pasar modal
Pasar modal merupakan pertemuan
antara pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara memperjualbelikan sekuritas
yang umumnya memiliki umur lebih dari
satu tahun, seperti saham dan obligasi.
dengan demikian, pasar modal dapat
juga diartikan sebagai sarana perusahaan
untuk meningkatkan kebutuhan dana
jangka panjang dengan menjual saham atau
mengeluarkan obligasi. Menurut Sitompul
(2000:3), pengertian pasar modal yang
dalam bahasa inggris disebut dengan stock
exchange atau stock market, adalah “an
organized market or exchange where shares
(stocks) are traded”, yaitu suatu pasar yang
terorganisir di mana berbagai jenis efek-efek
diperdagangkan.
Tandelilin (2001:13) mendeinisikan
pengertian pasar modal sebagai “pasar
untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,
baik dalam bentuk hutang maupun
modal sendiri”, yang berarti pasar modal
merupakan suatu tempat di mana berbagai
instrumen keuangan jangka panjang
diperdagangkan.
Sundjaja dan Barlian (2003:424), membagi
pengertian pasar modal dalam arti sempit
dan dalam arti luas :
1. Pengertian dalam arti sempit
Pasar modal merupakan kegiatan yang
mempertemukan penjual dan pembeli



dana jangka panjang.
2. Pengertian dalam arti luas
a. Pasar modal adalah keseluruhan
sistem keuangan yang terorganisasi
termasuk bank-bank komersil dan
semua perantara di bidang keuangan
serta surat-surat berharga jangka panjang dan pendek.
b. Pasar modal adalah semua pasar yang
terorganisir dan lembaga-lembaga
yang memperdagangkan warkatwarkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham, obligasi, hipotek, dan
tabungan serta deposito berjangka.
Berdasarkan pengertian pasar modal
dalam arti sempit yang dikemukakan
di atas, berarti bahwa pasar modal
merupakan wahana tempat bertemunya
para penawar dana jangka panjang (disebut
juga dengan kreditor) atau calon investor
yang mempunyai kelebihan dana dengan
pihak yang membutuhkan dana (disebut
juga dengan debitor) yaitu, perusahaan
emiten yang terdaftar di pasar modal
tersebut, sedangkan pengertian pasar modal
dalam arti luas berarti bahwa pasar modal
merupakan sebuah institusi keuangan
tempat
berlangsungnya
perdagangan
berbagai jenis instrument pasar modal
seperti saham, obligasi, hipotek, tabungan
dan lain sebagainya.
Peranan Pasar modal
Pasar modal memiliki peran besar bagi
perekonomian suatu negara karena pasar
modal menjalankan dua fungsi sekaligus,
fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi
ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas
atau wahana yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu pihak yang memiliki
kelebihan dana (investor) dan pihak yang
memerlukan dana (issuer). dengan adanya
pasar modal maka pihak yang memiliki
kelebihan dana dapat menginvestasikan
dana tersebut dengan harapan memperoleh



imbalan
(return)
sedangkan
pihak
issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat
memanfaatkan dana tersebut untuk
kepentingan investasi tanpa harus menunggu
tersedianya dana dari operasi perusahaan.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi
keuangan, karena pasar modal memberikan
kemungkinan dan kesempatan memperoleh
imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai
dengan karakteristik investasi yang dipilih.
dengan adanya pasar modal diharapkan
aktivitas perekonomian menjadi meningkat
karena pasar modal merupakan alternatif
pendanaan bagi perusahaan-perusahaan
sehingga perusahaan dapat beroperasi
dengan skala yang lebih besar dan pada
gilirannya akan meningkatkan pendapatan
perusahaan dan kemakmuran masyarakat
luas.
tujuan Pasar modal
Sebagai
sebuah
pasar
tempat
berlangsungnya perdagangan berbagai jenis
efek jangka panjang, pasar modal memiliki
beberapa tujuan. Sundjaja dan Barlian
(2003:425) mengatakan bahwa “tujuan pasar
modal Indonesia adalah untuk mempercepat
proses
perluasan
pengikutsertaan
masyarakat dalam pemilikan saham
perusahaan dan memeratakan pendapatan
masyarakat melalui pemerataan pemilikan
saham”. dengan adanya pasar modal,
diharapkan agar masyarakat dapat ikut serta
menanamkan dananya disuatu perusahaan
sehingga masyarakat juga mempunyai hak
atas perusahaan tersebut, sesuai dengan
porsi kepemilikan sahamnya masingmasing, sehingga hal ini akan menciptakan
pemerataan
pendapatan
masyarakat
karena pemilikan saham perusahaan tidak
hanya dikuasai oleh pihak-pihak tertentu
saja, yang berarti setiap masyarakat yang
ikut serta berinvestasi dapat memperoleh
kesempatan untuk menikmati keuntungan
yang dapat berasal dari capital gain (selisih
lebih harga jual saham dengan harga
saat belinya) maupun yang berasal dari
pembagian dividen. Selain itu, pasar modal

MuAMMAR KHAddAFI

juga memiliki tujuan untuk menggairahkan
partisipasi masyarakat dalam pengerahan
dan penghimpunan dana untuk digunakan
secara produktif. Ini berarti bahwa dengan
adanya pasar modal diharapkan agar
masyarakat bersemangat untuk aktif
menginvestasikan kelebihan dananya ke
dalam pasar modal, sehingga dana tersebut
dapat digunakan secara produktif oleh
pihak yang membutuhkan dana. dengan
begitu kelebihan dana bagi masyarakat calon
investor tidak menjadi idle cash dan dapat
digunakan untuk diinvestasikan kembali.
dan bagi perusahaan yang membutuhkan
dana (emiten) juga dapat menggunakan
dana tersebut untuk perluasan usahanya
tanpa harus menunggu tersedianya dana
dari hasil operasi perusahaan.
manfaat Pasar modal
darmadji dan Fakhruddin (2001:2)
mengatakan bahwa keberadaan pasar modal
memiliki beberapa manfaat, yaitu sebagai
berikut :
1. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus
memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya
diversiikasi.
3. Menyediakan leading indicator bagi tren
ekonomi negara.
4. Penyebaran kepemilikan keterbukaan
dan profesionalisme, menciptakan iklim
berusaha yang sehat.
5. menciptakan lapangan kerja/profesi
yang menarik.
6. memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek.
7. Alternatif investasi yang memberikan
potensi keuntungan dengan risiko yang
bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversiikasi investasi.
8. Membina iklim keterbukaan bagi dunia
usaha, memberikan akses kontrol sosial.
9. Pengelolaan perusahaan dengan iklim

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 1, Januari 2013

keterbukaan, mendorong pemanfaatan
manajemen profesional.
10. Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten.
dengan adanya pasar modal, diharapkan
bahwa perekonomian di suatu negara akan
berjalan lancar dan dapat berkembang
sejalan dengan era globalisasi. Hal itu
dapat tercapai karena dengan adanya pasar
modal akan memberikan banyak manfaat
bagi banyak pihak, seperti perusahaan
(emiten) yang listing di bursa, masyarakat
pemodal, masyarakat pada umumnya,
pemerintah negara itu sendiri, maupun
masyarakat dan pemerintah negara lain
yang turut melakukan kegiatan investasinya
di pasar modal negara yang bersangkutan.
Perusahaan (emiten) yang listing di pasar
modal mendapatkan manfaat karena dapat
memperoleh dana dalam jumlah besar yang
dapat digunakan untuk perluasan usaha atau
untuk tujuan lain, tanpa harus menunggu
tersedianya dana yang berasal dari hasil
operasi perusahaan. Masyarakat pemodal
mendapatkan manfaat karena mempunyai
wadah investasi alternatif selain bank yang
bisa memberikan peluang keuntungan
atau return. Masyarakat pada umumnya
mendapatkan manfaat karena dengan
adanya pasar modal yang dapat menjadi
alternatif pembiayaan bagi perusahaanperusahaan yang listing di pasar modal,
maka seyogyanya perusahaan-perusahaan
tersebut akan dapat beroperasi dengan
efektif dan eisien dan dapat memperluas
usahanya, yang berarti akan menambah
jumlah lapangan kerja yang tersedia. Bagi
pemerintah akan mendapatkan manfaat
karena dengan adanya pasar modal,
perekonomian negara akan bisa berjalan
dengan baik, dan bagi masyarakat dan negara
lain yang ikut serta menanamkan dananya
di pasar modal negara bersangkutan, akan
mendapatkan manfaat karena mempunyai
alternatif investasi lain selain di negara
sendiri, yang mungkin akan memberikan
peluang keuntungan yang lebih baik.



Jenis Pasar modal
Pada dasarnya, pasar modal dapat dibagi
atas 2 jenis, yaitu :
1. Pasar Perdana
2. Pasar Sekunder
Pasar perdana merupakan tempat untuk
pertama kalinya saham perusahaan dijual
kepada masyarakat umum melalui pejamin
emisi. Besarnya harga saham di pasar
perdana ditetapkan atas dasar kesepakatan
antara emiten dan underwriter di bawah
pengawasan Bapepam. Pasar sekunder
merupakan pasar sesungguhnya, dimana
para pialang bisa menjual atau membeli
saham perusahaan yang terdaftar di bursa.
Harga saham di pasar sekunder ditentukan
oleh mekanisme pasar dengan pengawasan
dari Bapepem.
instrumen Pasar modal
a. Saham Biasa (Common Stocks)
dari berbagai jenis surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal, saham
biasa (common stocks) adalah yang paling
dikenal masyarakat dan paling banyak
ditransaksikan. Secara sederhana, saham
dapat dideinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan. Wujudnya adalah berupa selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan kertas tersebut.
b. Saham Preferen (Preferred Stocks)
Saham preferen merupakan saham yang
memiliki karakteristik gabungan antara
saham biasa dan obligasi, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap (seperti
bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak
mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen disebut memiliki kesamaan dengan saham
biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas, diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham
tersebut, dan membayar dividen. Saham
preferen disebut memiliki kesamaan dengan obligasi karena saham preferen me-



c.

d.

e.

f.

g.

MuAMMAR KHAddAFI

miliki klaim atas dan aktiva sebelumnya,
dividennya tetap selama masa berlaku
saham, memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham
biasa.
Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertiikat yang berisi kontrak antara pemberi
pinjaman (dalam hal ini pemilik modal)
dengan yang diberi pinjaman (emiten).
Obligasi Konversi
Sekilas obligasi konversi tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya
memberikan pendapatan bunga yang
tetap, memiliki tanggal jatuh tempo dan
memiliki nilai pari, namun obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu bisa ditukar dengan saham biasa.
Reksa dana
Reksa dana (mutual fund) adalah sertiikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya
menitipkan uang kepada pengelola reksa
dana (disebut juga dengan manajer investasi), untuk digunakan sebagai modal
dalam berinvestasi di pasar uang atau
pasar modal.
Right Issue
Right issue merupakan hak bagi pemilik
modal yang membeli saham baru yang
dikeluarkan emiten Karena merupakan
hak, maka investor tidak terikat harus
membelinya. Right issue berbeda dengan
saham bonus dan dividen saham yang
secara otomatis diterima oleh pemegang
saham.
Waran
Waran merupakan hak untuk membeli
saham biasa pada waktu dan harga yang
sudah ditentukan. Biasanya waran diterbitkan pada saat yang bersamaan dengan
saham biasa dan obligasi. Waran ditebitkan dengan tujuan agar pemodal tertarik untuk membeli obligasi atau saham
yang diterbitkan emiten. Apabila emiten
menerbitkan obligasi dengan suku bunga
yang lebih rendah dari pada suku bunga
bank, tentu pemodal akan lebih tertarik
untuk menginvestasikan dananya ke

bank dari pada membeli obligasi tersebut. Namun apabila emiten menerbitkan
obligasi dengan tingkat suku bunga yang
tinggi tentu memberatkan emiten. Jadi
untuk menarik minat pemodal, emiten
akan menerbitkan obligasi yang memiliki waran.
Keuntungan dan Kerugian investasi di
Pasar modal
Investasi di pasar modal bisa memberikan
keuntungan kepada calon investor, namun
bisa juga memberikan kerugian bagi calon
investor. Keuntungan investasi di pasar
modal yaitu mendapatkan :
1. Laba Kapital, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara
nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli
sahamnya.
2. dividen, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
3. Peningkatan nilai saham, sejalan dengan
waktu dan perkembangan kinerja perusahaan, seperti juga tanah atau aktiva
berharga sejenis. Investor jangka panjang
mengandalkan kenaikan nilai saham ini
untuk meraih keuntungan dari investasi
saham. Investor seperti ini membeli saham dan penyimpanannya untuk jangka
waktu lama (tahunan) dan selama masa
itu mereka memperoleh manfaat dari
dividen yang dibayarkan perusahaan setiap periode tertentu.
4. Saham juga dapat dijaminkan ke bank
untuk memperoleh kredit, sebagai agunan tambahan dari agunan pokok.
Seperti telah dinyatakan sebelumnya,
investasi di pasar modal bukan investasi
tanpa risiko. Kerugian investasi di pasar
modal antara lain :
1. Rugi Kapital, yaitu kerugian dari hasil
jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah dari nilai beli
saham.
2. Rugi Kesempatan, yaitu kerugian berupa
selisih suku bunga deposito yang di-

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 1, Januari 2013

kurangi total hasil yang diperoleh dari
total investasi.
3. Likuidasi, yaitu kerugian karena perusahaan dilikuidasi di mana nilai likuidasinya lebih rendah dari harga beli saham.
saham
Salah satu efek yang paling populer
diperdagangkan di pasar modal adalah
saham. Menurut Basir dan Fakhruddin
(2005:11), yang dimaksud dengan saham
(stock) adalah “surat berharga yang
menunjukkan kepemilikan seorang investor
di dalam suatu perusahaan”. Artinya, jika
seseorang membeli saham suatu perusahaan,
berarti dia telah menyertakan modal ke
dalam perusahaan tersebut sebanyak
jumlah saham yang dibeli. dalam kegiatan
perdagangan di bursa efek, saham yang
diperjualbelikan di pasar modal ini berbeda
jenis tingkatannya, perbedaan ini tersusun
berdasarkan nilai jaminan yang diberikan
oleh saham tersebut.
Menurut darmadji dan Fakhruddin
(2001:5), yang dimaksud dengan saham
adalah “tanda penyertaan perseroan
terbatas”. Wujud saham adalah selembar
kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa
besar penyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut.
Tandelilin (2001:18) mengatakan bahwa
saham merupakan surat bukti kepemilikan
atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan
saham. dengan memiliki saham suatu
perusahaan, maka investor akan mempunyai
hak terhadap pendapatan dan kekayaan
perusahaan.
Jenis-jenis saham
Menurut Tandelilin (2001:18), saham
dapat dibedakan atas :
1. Saham Biasa, yaitu sekuritas yang menunjukkan bahwa pemgang saham biasa
tersebut mempunyai hak kepemilikan
atas aset-aset perusahaan. Oleh karena



itu, pemegang saham mempunyai hak
suara (voting rights) untuk memilih direktur ataupun manajemen perusahaan
dan ikut berperan dalam pengambilan
keputusan penting perusahaan dalam
rapat umum pemegang saham (RuPS).
2. Saham preferen, yaitu saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan dari obligasi dan saham biasa, karena
saham preferen memberikan pendapatan
yang tetap seperti halnya obligasi, dan
juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa.
di antara saham biasa dan saham preferen,
yang lebih menarik minat investor biasanya
adalah saham preferen, karena saham
preferen memiliki beberapa keistimewaan
dibandingkan dengan saham biasa, yaitu
bahwa pemegang saham preferen akan
mendapatkan hak terhadap pendapatan
dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi
dengan pembayaran kewajiban pemegang
obligasi dan uang (sebelum pemegang
saham biasa mendapatkan haknya). Namun
dibalik keistimewaannya tersebut, saham
preferen juga memiliki kelemahan bila
dibandingkan dengan saham biasa, yaitu
bahwa saham preferen tidak memberikan
hak suara kepada pemegangnya untuk
memilih direksi ataupun manajemen
perusahaan, seperti layaknya saham biasa.
Sitompul (2000:4) mengatakan bahwa
menurut tingkatan dalam perdagangan
saham tersebut, saham-saham dapat
dibedakan atas :
1. Saham utilitas (Utility Stock)
Saham ini merupakan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang
sarana dan prasarana umum, misalnya
telekomunikasi, listrik, energi, dan yang
berkaitan dengan kepentingan umum
lainnya.
2. Saham Blue Chip (Blue Chip Stock)
Saham yang dikategorikan dalam jenis
ini adalah saham-saham dari perusahaan-perusahaan besar yang sudah san-



gat mapan misalnya perusahaan-perusahaan multinasional seperti IBM, General
Electrics dan sebagainya, di Indonesia
misalnya Astra.
3. Saham Perusahaan Berkembang (Establish Growth Stock), yaitu saham dari
perusahaan yang sedang berkembang
dengan pesat. Saham perusahaan seperti
ini menjanjikan keuntungan yang besar
dimasa depan. Perusahaan tersebut biasanya memiliki pertumbuhan yang baik
namun kekuatan inansialnya kurang sehingga memerlukan investasi yang relatif besar untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya. Menanamkan modal pada
perusahaan ini penuh risiko namun bila
pertumbuhan berhasil baik maka para
pemodal akan mendapat keuntungan
besar yang sesuai dengan risiko yang dihadapi. Saham perusahaan ini biasanya
dijual dengan harga yang relatif rendah
pada penawaran umum perdana.
4. Saham Perusahaan Tumbuh (Earning
Growth Stock), yaitu saham dari perusahaan yang baru mulai berkembang
dan baru memasuki pasar untuk jenis
produksi atau jasa yang dihasilkannya.
Penghasilan yang didapat perusahaan ini
sebagian besar digunakan untuk mendukung pemasaran produksi atau jasanya.
5. Saham Perusahaan Penny (Penny Stock)
Saham jenis ini merupakan saham yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang baru
memulai usahanya dan tentunya memerlukan dana yang besar untuk menjalankan bisnisnya.
Saham utilitas (utility stock) banyak
diminati oleh para pemodal sebab sampai
sekarang kebanyakan dari perusahaan
tersebut
memegang
monopoli
dari
pemerintah, dengan demikian berisiko
kecil meskipun tidak dapat dikatakan tidak
mempunyai risiko. demikian juga dengan
saham blue chip (blue chip stock), walaupun
merupakan saham dari perusahaanperusahaan besar yang sudah sangat mapan,
tidak menjamin bahwa menanamkan modal

MuAMMAR KHAddAFI

di perusahaan tersebut tidak memiliki
risiko, karena dengan besarnya perusahaan
maka biasanya dividen yang diterima para
pemodal akan kecil jumlah per sahamnya
sehingga bagi pemodal-pemodal kecil tidak
begitu menguntungkan.
Bagi pemodal yang menginginkan
investasi jangka panjang akan sangat
menguntungkan bila membeli saham dari
perusahaan berkembang (establish growth
stock) karena sejalan dengan perkembangan
perusahaan maka akan terjadi kenaikan
harga sahamnya.
Risiko pemodal yang menanamkan
dananya di perusahaan dengan jenis
saham perusahaan tumbuh (emerging
growth stock) lebih besar karena dapat saja
dalam prakteknya perusahaan seperti ini
tidak mampu mengembangkan diri dan
mengalami kematian, sedangkan pemodal
yang memiliki saham perusahaan penny
(penny stock) harus siap menerima risiko
kehilangan seluruh investasinya.
Menurut darmadji dan Fakhruddin
(2001:6), ada beberapa sudut pandang untuk
membedakan saham yaitu :
1. ditinjau dari segi kemampuan dalam hak
tagih atau klaim, maka saham terbagi
atas :
a. Saham Biasa (Common Stocks), yaitu
saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
b. Saham Preferen (Preferred Stocks),
yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga
obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
2. ditinjau dari segi cara peralihannya,
maka saham dapat dibedakan atas :
a. Saham Atas unjuk (Bearer Stocks), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dip-

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 1, Januari 2013

indahtangankan dari satu investor ke
investor lainnya.
b. Saham Atas Nama (Registered Stocks),
merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui
prosedur tertentu.
3. ditinjau dari segi kinerja perdagangannya, maka saham dapat dibedakan atas :
a. Blue-Chip Stocks, yaitu saham biasa
dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagi leader di
industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam
membayar dividen.
b. Income Stocks, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan
membayar dividen lebih tinggi dari
rata-rata dividen yang dibayarkan
pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan
secara teratur membagikan dividen
tunai. Emiten ini tidak suka menekan
laba dan tidak mementingkan potensi
pertumbuhan harga saham.
c. Growth Stocks (well-known), yaitu
saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang
tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
Selain itu terdapat juga growth stock
(lesser-known),yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam
industri namun memiliki cirri growth
stock. umumnya saham ini berasal
dari daerah dan kurang populer di
kalangan emiten.
d. Speculative Stocks, yaitu saham suatu
perusahaan yang tidak bisa secara
konsisten memperoleh penghasilan
dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan
yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.
e. Counter Cyclical Stocks, yaitu saham
yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi



bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap
tinggi, di mana emitennya mampu
memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten
dalam memperoleh penghasilan yang
tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk
yang sangat dan selalu dibutuhkan
masyarakat seperti rikok dan consumer goods.
Perbedaan pembagian jenis-jenis saham
antara Sitompul (2000:4) dan darmadji dan
Fakhruddin (2001:6) berbeda sebab yang
digunakan untuk mengklasiikasikan saham
berbeda. Sitompul hanya membagi jenisjenis saham berdasarkan tingkatan dalam
perdagangan saham, sedangkan darmadji
dan Fakhruddin membagi saham-saham
berdasarkan beberapa sudut pandang, yaitu
dari segi kemampuan dalam hak tagih, dari
segi kemampuan dalam hak tagih, dari segi
cara peralihannya, dan dari segi kinerja
perdagangannya.
Keuntungan Pembelian saham
Sitompul
(2000:18)
mengatakan
bahwa ada beberapa keuntungan yang
diharapkan dari pembelian saham oleh
para pemodal yaitu mendapatkan dividen
dan capital gain. dividen merupakan
bagian keuntungan yang akan dibagikan
oleh perusahaan kepada pemegang saham
apabila bisnis yang dijalankan perusahaan
baik dan menghasilkan keuntungan. Capital
gain merupakan selisih lebih antara harga
saham pada saat dijual dengan saat belinya.
Misalnya, pemodal yang membeli saham
perusahaan pada pasar perdana dengan
harga 2500 rupiah per saham dan bila pada
pasar sekunder harganya naik menjadi 3000
rupiah per saham maka pemegang saham
akan mendapatkan keuntungan sebesar
selisihnya yaitu 500 rupiah per lembar
saham. dalam hal ini perusahaan tidak
lagi mendapat keuntungan apapun dari
saham yang telah beredar tersebut. Selain

0

dividen dan capital gain, keuntungan lain
dari pembelian saham adalah dalam hal
keringanan perpajakan, hal ini hanya terjadi
bila peraturan perpajakan memberikan
kemudahan atau keringanan pajak (tax
beneit) bagi penerimaan dividen yang
diberikan oleh perusahaan tersebut.
Karakteristik Yuridis Kepemilikan saham
darmadji dan Fakhruddin (2001:5)
mengatakan
bahwa
ada
beberapa
karakteristik yuridis kepemilikan saham
suatu perusahaan, yaitu mengandung limited
risk, ultimate control, dan residual claim.
Limited risk berarti bahwa pemegang saham
hanya bertanggung jawab sampai jumlah
yang disetorkan ke dalam perusahaan.
ultimate control berarti bahwa pemegang
saham (secara kolektif) akan menentukan
arah dan tujuan perusahaan,sedangkan
residual claim artinya pemegang saham
merupakan pihak terakhir yang mendapat
pembagian hasil usaha perusahaan (dalam
bentuk dividen) dan sisa aset dalam proses
lilkuidasi perusahaan. Pemegang saham
posisi yunior dibanding pemegang obligasi
atau kreditor.
Karakteristik saham Biasa dan saham
Preferen
darmadji dan Fakhruddin (2001:5)
menyebutkan bahwa saham biasa memiliki
beberapa karakteristik yaitu :
1. dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
2. Memiliki hak suara dalam rapat umum
pemegang saham (one share one vote).
3. Memiliki hak terakhir (yunior) dalam
hal pembagian kekayaan perusahaan
jika plerusahaan tersebut dilikuidasi
(dibubarkan) setelah semua kewajiban
perusahaan dilunasi.
4. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi
sahamnya.
5. Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya.

MuAMMAR KHAddAFI

darmadji dan Fakhruddin (2001:5)
menyebutkan bahwa saham preferen juga
memiliki beberapa karakteristik yaitu :
1. Memiliki hak lebih dahulu memperoleh
dividen.
2. dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus perusahaan.
3. Memiliki hak pembayaran maksimum
sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi (dibubarkan).
4. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan
di samping penghasilan yang diterima
secara tetap.
5. dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hal memperoleh pembagian kekayaan perusahaan di atas pemegang saham
biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
dari kutipan di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa saham biasa dan saham
preferen memiliki beberapa perbedaan
karakteristik.
Perbedaan
karakteristik
tersebut terletak pada urutan pembagian
dividen, urutan pembagian kekayaan
apabila perusahaan dilikuidasi, tanggung
jawab terhadap klaim pihak lain, hak suara
dalam rapat umum pemegang saham, dan
hak pengalihan kepemilikan saham.
Kelebihan dan Kelemahan saham
Preferen
Saham preferen memiliki beberapa
kelebihan dan kelemahan (darmadji dan
Fakhruddin, 2001:8) yaitu :
1. Lebih aman daripada saham biasa karena
memiliki hak klaim terhadap kekayaan
perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu.
2. dibandingkan dengan investasi dalam
bentuk pinjaman/utang, saham preferen
kurang aman karena dividen secara hokum bukan kewajiban.
3. Pembayaran dividen secara tetap sulit dinaikkan.

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 1, Januari 2013

4. Tidak memiliki waktu jatuh tempo.
5. Sulit diperjualbelikan dibandingkan dengan saham biasa karena biasanya jumlah
saham preferen yang beredar jauh lebih
sedikit.
6. Pada saat perusahaan dilikuidasi yang
dibayarkan hanyalah nilai nominalnya.
Saham dikenal dengan karakteristik high
risk-high return. Artinya saham merupakan
surat berharga yang memberikan peluang
keuntungan tinggi namun juga berpotensi
risiko tinggi. Saham memungkinkan
pemodal untuk mendapatkan return atau
keuntungan dalam bentuk capital gain
dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
Namun, seiring dengan berluktuasinya
harga saham, maka saham juga dapat
membuat pemodal mengalami kerugian
besar dalam waktu singkat.
risiko Kepemilikan saham
Menurut darmadji dan Fakhruddin
(2001:10), ada beberapa risiko yang dihadapi
pemodal dengan kepemilikan sahamnya,
yaitu tidak mendapatkan dividen dan
mengalami capital loss.
Perusahaan akan membagikan dividen
jika operasi perusahaan menghasilkan
keuntungan, dengan demikian perusahaan
tidak dapat membagikan dividen jika
perusahaan tersebut mengalami kerugian.
Jadi, potensi keuntungan pemodal untuk
mendapatkan dividen ditentukan oleh
kinerja perusahaan tersebut.
dalam aktivitas perdagangan saham,
pemodal tidak selalu mendapatkan capital
gain alias keuntungan atas saham yang
dijualnya. Adakalanya pemodal harus
menjual saham dengan harga jual lebih
rendah dari harga beli. Apabila pemodal
menjual sahamnya dengan harga yang lebih
rendah dari harga pada saat membeli, maka
pemodal tersebut mengalami capital loss.
disamping risiko di atas, seorang
pemegang saham juga masih dihadapkan
dengan potensi risiko lainnya, yaitu :
1. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi.



Jika suatu perusahaan bangkrut, maka
tentu saja akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan
saham di bursa efek, maka jika suatu
perusahaan bangkrut atau dilikuidasi,
maka secara otomatis saham perusahaan
tersebut akan dikeluarkan dari bursa
atau di-delist. dalam kondisi perusahaan
dilikuidasi, maka pemegang saham akan
menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi
dalam pelunasan kewajiban perusahaan.
Artinya, setelah semua aset perusahaan
tersebut dijual, terlebih dahulu akan
dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat
sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
2. Saham di-delist dari bursa.
Risiko lain yang dihadapi oleh para
pemodal adalah jika saham perusahaan
dikeluarkan dari pencatatan di bursa efek
alias di-delist. Suatu saham perusahaan
di-delist dari bursa umumnya adalah
karena kinerja yang buruk misalnya
dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan
dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan
efek di bursa.
3. Saham di-suspend
disamping dua risiko di atas, risiko
lain yang dihadapi pemodal adalah jika
suatu saham di-suspend alias dihentikan
perdagangannya oleh otoritas bursa efek.
dengan demikian, pemodal tidak dapat
menjual sahamnya hingga suspend dicabut. Suspend biasanya berlangsung
dalam waktu singkat, misalnya satu sesi
perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari-perdagangan.
Hal tersebut dilakukan otoritas bursa
misalnya jika suatu saham mengalami
lonjakan harga yang luar biasa, suatu



MuAMMAR KHAddAFI

perusahaan dipailitkan oleh kreditornya,
atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan
sementara perdagangan saham tesebut
untuk kemudian dimintakan konirmasi
kepada perusahaan tersebut atau kejelasan informasi lainnya, sedemikian hingga informasi yang belum jelas tersebut
tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah
didapatkan suatu informasi yang jelas,
maka suspend atas saham tersebut dapat
dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan lagi seperti semula.
laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan daftardaftar yang memberikan gambaran tentang
keadaan keuangan perusahaan dan juga
merupakan hasil akhir dari proses akuntansi
dalam suatu operasi perusahaan. Laporan
keuangan menunjukkan kondisi keuangan
serta prestasi kegiatan yang dicapai
perusahaan yang bersangkutan dalam suatu
periode tertentu. Laporan keuangan dibuat
secara periodik untuk mengetahui posisi
aktiva, kewajiban dan pemilikan modal pada
suatu saat, keuntungan atau kerugian yang
dicapai dan arus dana dalam perusahaan.
Menurut Harahap (2003 hal. 201)
menyebutkan bahwa : Laporan keuangan
merupakan output dari hasil akhir dari
proses akuntansi. Laporan keuangan inilah
yang menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya sebagai salah satu bahan dalam
proses pengambilan keputusan. disamping
sebagai informasi, laporan keuangan
juga sebagai pertanggungjawaban atau
accountability. dan juga menggambarkan
indikator kesuksesan suatu perusahaan
mencapai tujuannya.
Sedangkan IAI (2004 hal. 2 par.7)
menyebutkan bahwa :Laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan.Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputu neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan
(yang dapat disajikan dalam berbagai cara
misalnya, sebagai laporan arus kas, atau

laporan arus dana), catatan dan laporan lain
serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan.
disamping itu juga termasuk skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan
laporan tersebut, misalnya informasi
keuangan segmen industri dan goeograis
serta pengungkapan pengaruh perubahan
harga.
Berdasarkan beberapa defenisi diatas
dapat diketahui bahwa laporan keuangan
pada dasarnya adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antar data keuangan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan
data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
posisi keuangan maupun perkembangan
suatu perusahaan adalah para pemilik
perusahaan, manajemen perusahaan yang
bersangkutan, para kreditur, bankers, para
investor, pemerintah dimana perusahaan
tersebut berdomisili, buruh serta pihakpihak lain.
1. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan yang
disusun oleh perusahaan berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan
arus kas, catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan. Laporan
keuangan merupakan sumber informasi
keuangan bagi para pemakainya. Pemakai
laporan keuangan, terdiri dari:
a. Investor
Penanam modal berkepentingan dengan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi
untuk membantu dalam menentukan
apakah harus membeli, menahan, atau
menjual investasi tersebut. Pemegang
saham juga tertarik pada informasi yang

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 1, Januari 2013

b.

c.

d.

e.

f.

g.

memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.
Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang
mewakili mereka tertarik pada informasi
keuangan yang memungkinkan mereka
menilai kemampuan perusahaan dalam
memberikan balas jasa, manfaat pensiun
dan kesempatan kerja.
Kreditur
Kreditur tertarik pada informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar oleh perusahaan
pada saat jatuh tempo.
Pemasok
Pemasok tertarik pada informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah jumlah terutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo.
Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan
informasi mengenai kelangsungan hidup
perusahaan, terutama kalau mereka terlibat di dalam perjanjian jangka panjang.
Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang
berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya
dan karena itu berkepentingan dengan
aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur
aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional.
Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota
masyarakat dalam berbagai cara, misalnya perusahaan dapat memberikan
kontribusi berarti pada perekonomian
nasional, termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi mengenai perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan
serta rangkaian aktivitasnya.



Informasi yang disajikan pada laporan
keuangan bersifat umum. dengan demikian
tidak
sepenuhnya
dapat
memenuhi
kebutuhan informasi setiap pemakai.
Berhubung para investor merupakan
penanam modal yang berisiko kepada
perusahaan maka ketentuan laporan
keuangan yang memenuhi kebutuhan
mereka juga akan memenuhi kebutuhan
pemakai lain. Tujuan dari laporan keuangan
menurut SAK (2002; 05), adalah:
1. Memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian
besar pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan juga menunjukkan
pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercaya kepada mereka.
laba
Laba atau proit merupakan indikasi
kesuksesan suatu badan usaha dengan
mengukur
efektivitas
dan
eisiensi.
Walaupun
tidak
semua
perusahaan
menjadikan proit sebagai tujuan utamanya
tetapi dalam mempertahankan usahanya
memerlukan laba.
Laba merupakan bagian dari ikhtisar
keuangan yang memiliki banyak kegunaan
dalam berbagai konteks, laba pada
umumnya dipandang sebagai suatu dasar
bagi perpajakan, penentuan kebijakan
pembayaran deviden, pedoman investasi,
dan pengambilan keputusan.
Pengertian laba menurut Syahrul, dan
kawan-kawan (2000; 666), adalah sebagai
berikut:
1. Laba adalah perbedaan positif sebagai
hasil penjualan produk-produk dan jasajasa dengan harga yang lebih tinggi dari
pada biaya untuk menghasilkannya.
2. Laba adalah perbedaan antara harga jual
dan harga beli dari suatu komoditi atau
surat berharga apabila harga jual lebih
tinggi.



dari pengertiaan di atas penulis
menyimpulkan bahwa pada dasarnya
pengertian
laba
adalah
hasil
dari
pengurangan antara pendapatan dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
memperoleh pendapatan tersebut.
Pengukuran laba
Pengukuran laba didasarkan pada
tiga jenis pendekatan (approach), yaitu:
konsep laba pada tingkat struktural,
tingkat interpretatif, dan tingkat perilaku.
Hendriksen, (2000; 332) sebagai berikut:
1. Konsep pengukuran laba pada tingkat
struktural adalah konsep pengukuran laba yang didasari atas konsep laba
akuntansi. FASB Statement of Accounting
Concepts No.1 menganggap bahwa laba
akuntansi merupakan pengukuran yang
baik atas prestasi perusahaan dan bahwa
laba akuntansi dapat digunakan dalam
prediksi arus kas yang akan datang.
2. Konsep pengukuran laba pada tingkat interpretatif menyandarkan pemikiran atas
keterkaitan laba dengan modal pemilik
(ekuitas). dalam hal ini laba diakui sebagai suatu kenaikan bersih dalam kekayaan perusahaan atau kekayaan pemilik,
sehingga laba juga sekaligus dipandang
sebagai pemelihara kekayaan.
3. Konsep pengukuran laba menurut
perilaku (behavior) menghubungkan laba
dengan proses keputusan para investor
dan kreditor, reaksi harga surat berharga di pasar yang terorganisasi terhadap
pelaporan laba, keputusan pengeluaran modal dari manajemen, dan reaksi
umpan balik (feedback) manajemen dan
para akuntan. dalam konsep ini, laba
ditekanka