Materi 10 9 Pendi MD
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar:
Mengetahui kontribusi Muhammadiyah
dalam pengembangan Pendidikan Islam
Indikator:
Dapat menjelaskan sejarah berdirinya
Muhammadiyah, visi dan misinya
Dapat menjelaskan asal munculnya sistem
pendidikan Muhamammadiyah
Dapat menjelaskan kontribusi
Muhammadiyah di bidang pendidikan
Pembagian Pendidikan Belanda
(Siregeg)
1. Sekolah Eropa
Untuk anak Hindia Belanda
2. Sekolah Barat
Anak berwarga Asing
3. Sekolah Vernakuler
Sekolah Belanda dengan bahasa orang
Pribumi
4. Sekolah Pribumi
Sekolah yang dikelola oleh lembaga pribumi
Ciri-ciri sistem Pendidikan Belanda
(Sumardjan)
1.
2.
3.
4.
5.
Netral Agama
Materialisme
Klasifikasi berdasarkan etnis masyarakat
(Pribumi dan Penjajah Belanda)
Memperuncing jembatan Kelas Sosial
Masyarakat Jawa
Diarahkan untuk membentuk kelompok
elit yang mendukung politik Belanda
Perbedaan Sekolah Belanda dan Sekolah
Pribumi
Belanda
Pendidikan
bersistem
Liberal - duniawiyah
Hanya Untuk Kelompok
Elite
Metode Klasikal
Penekanan Pengetahuan
Umum tanpa pengetahuan
Agama
Menjadi Pelajar kering
Iman
Pribumi (Islam Tradisional)
Bersifat Akhirat
keagamaan
Siapa saja yg Beragama
Islam
Weton dan Sorogan
Menekankan Pengetahuan
Agama tanpa
pengetahuan umum
Menjadi Santri tak bersains
Latar Belakang Pendidikan
Muhammadiyah
Penjajah
Belanda tidak Memperhatikan
Bidang Pendidikan Jajahannya (Indonesia)
Hanya anak para priyayi yang boleh
bersekolah untuk dijadikan tukang kebun dan
juru tulis
Tidak ada materi agama (Netral)
Adanya Jurang Pemisah antara Pribumi dan
Penjajah
Latar Belakang Pendidikan
Muhammadiyah II
Kemunduran
Umat Islam yang berpusat di
Pondok Pesantren karena terisolasi dari Ilmu
dan Masyarakat modern
Timbulnya Sekolah Kolonial-Sekuler (tanpa
memperhatikan Agama
Oleh sebab tersebut, harus didirikan
sekolah yang unggul dalam Ilmu
Pengetahuan Umum dan Kokoh dalam
Keakhiratan
Pendidikan Muhammadiyah dalam
Sejarah:
1912, mendirikan MI Diniyah Islamiyah di
rumahnya
1918, Al-Qismul Arqa, Belum adal pelajaran Umum
1923, Berdiri 4 Sekolah dasar Muhammadiyah,
disusul HIS (Hollandsch Inlandsche School)
1926, HIS met de Qur’an, HIK (Hollandsch
Inlandsche Kweek School), Schakel School
Muhammadiyah, dan beberapa sekolah
keguruan Khusus: Kursus Mubaligh, Wustho
Mu’alimin, Zu’ama dan Zaimat
Perkembangan Pendidikan
Muhammadiyah
Pembagiannya
lebih kongkrit
Yang bersifat keagamaan dibawah Depag
RI: MI, MTs, MA, Mu’alimin dan Mu;alimat,
akademi dan Fakultas Agama
Yang bersifat umum dibawah Diknas RI:
SD, SMP, SMU/K, dan Fakultas Umum
Tujuan Pendidikan Muhammadiyah
Mambentuk
manusia muslim, berakhlak
mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri
dan berguna bagi masyarakat (Sidang
Tanwir 1955: Pekajangan)
Ahmad Dahlan:
PembaharuanTeknik Pengajaran
Mencoba
mengadopsi aspek positif sistem
pendidikan barat, walaupun sosio kultural
masyarakat belum siap.
Dualisme sistem pendidikan terutama
dalam materi.
Perbedaan pendidikan Muhammadiyah
dan Pondik Pesantren Tradisional
Pontren Tradisional
Sorogan
dan Weton
Bahan Pelajaran Hanya
Agama Semata
Belum mempunyai
kurikulum yang terencana
dan integral
Para pengajar hanya
berpengetahuan agama
saja
Guru otoriter kepada murid
Pendidikan Muhammadiyah
Klasikal
Pelajaran Agama
dan
Umum
Sudah ada kurikulum
sehingga lebih efisien dan
terencana
Para pengajar adalah guru
agama dan guru
pengetahuan umum
Suasana lebih akrab guru
dan murid
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar:
Mengetahui kontribusi Muhammadiyah
dalam pengembangan Pendidikan Islam
Indikator:
Dapat menjelaskan sejarah berdirinya
Muhammadiyah, visi dan misinya
Dapat menjelaskan asal munculnya sistem
pendidikan Muhamammadiyah
Dapat menjelaskan kontribusi
Muhammadiyah di bidang pendidikan
Pembagian Pendidikan Belanda
(Siregeg)
1. Sekolah Eropa
Untuk anak Hindia Belanda
2. Sekolah Barat
Anak berwarga Asing
3. Sekolah Vernakuler
Sekolah Belanda dengan bahasa orang
Pribumi
4. Sekolah Pribumi
Sekolah yang dikelola oleh lembaga pribumi
Ciri-ciri sistem Pendidikan Belanda
(Sumardjan)
1.
2.
3.
4.
5.
Netral Agama
Materialisme
Klasifikasi berdasarkan etnis masyarakat
(Pribumi dan Penjajah Belanda)
Memperuncing jembatan Kelas Sosial
Masyarakat Jawa
Diarahkan untuk membentuk kelompok
elit yang mendukung politik Belanda
Perbedaan Sekolah Belanda dan Sekolah
Pribumi
Belanda
Pendidikan
bersistem
Liberal - duniawiyah
Hanya Untuk Kelompok
Elite
Metode Klasikal
Penekanan Pengetahuan
Umum tanpa pengetahuan
Agama
Menjadi Pelajar kering
Iman
Pribumi (Islam Tradisional)
Bersifat Akhirat
keagamaan
Siapa saja yg Beragama
Islam
Weton dan Sorogan
Menekankan Pengetahuan
Agama tanpa
pengetahuan umum
Menjadi Santri tak bersains
Latar Belakang Pendidikan
Muhammadiyah
Penjajah
Belanda tidak Memperhatikan
Bidang Pendidikan Jajahannya (Indonesia)
Hanya anak para priyayi yang boleh
bersekolah untuk dijadikan tukang kebun dan
juru tulis
Tidak ada materi agama (Netral)
Adanya Jurang Pemisah antara Pribumi dan
Penjajah
Latar Belakang Pendidikan
Muhammadiyah II
Kemunduran
Umat Islam yang berpusat di
Pondok Pesantren karena terisolasi dari Ilmu
dan Masyarakat modern
Timbulnya Sekolah Kolonial-Sekuler (tanpa
memperhatikan Agama
Oleh sebab tersebut, harus didirikan
sekolah yang unggul dalam Ilmu
Pengetahuan Umum dan Kokoh dalam
Keakhiratan
Pendidikan Muhammadiyah dalam
Sejarah:
1912, mendirikan MI Diniyah Islamiyah di
rumahnya
1918, Al-Qismul Arqa, Belum adal pelajaran Umum
1923, Berdiri 4 Sekolah dasar Muhammadiyah,
disusul HIS (Hollandsch Inlandsche School)
1926, HIS met de Qur’an, HIK (Hollandsch
Inlandsche Kweek School), Schakel School
Muhammadiyah, dan beberapa sekolah
keguruan Khusus: Kursus Mubaligh, Wustho
Mu’alimin, Zu’ama dan Zaimat
Perkembangan Pendidikan
Muhammadiyah
Pembagiannya
lebih kongkrit
Yang bersifat keagamaan dibawah Depag
RI: MI, MTs, MA, Mu’alimin dan Mu;alimat,
akademi dan Fakultas Agama
Yang bersifat umum dibawah Diknas RI:
SD, SMP, SMU/K, dan Fakultas Umum
Tujuan Pendidikan Muhammadiyah
Mambentuk
manusia muslim, berakhlak
mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri
dan berguna bagi masyarakat (Sidang
Tanwir 1955: Pekajangan)
Ahmad Dahlan:
PembaharuanTeknik Pengajaran
Mencoba
mengadopsi aspek positif sistem
pendidikan barat, walaupun sosio kultural
masyarakat belum siap.
Dualisme sistem pendidikan terutama
dalam materi.
Perbedaan pendidikan Muhammadiyah
dan Pondik Pesantren Tradisional
Pontren Tradisional
Sorogan
dan Weton
Bahan Pelajaran Hanya
Agama Semata
Belum mempunyai
kurikulum yang terencana
dan integral
Para pengajar hanya
berpengetahuan agama
saja
Guru otoriter kepada murid
Pendidikan Muhammadiyah
Klasikal
Pelajaran Agama
dan
Umum
Sudah ada kurikulum
sehingga lebih efisien dan
terencana
Para pengajar adalah guru
agama dan guru
pengetahuan umum
Suasana lebih akrab guru
dan murid