Pengelolaan Produksi 2017 2 Rd Produksi

Kelola Produksi

Berdasarkan Hasil Evaluasi Potensi sumberdaya hutan KPH Randublatung tahun
2011-2016, kondisi luas Kelas Hutan.
Pembagian Kawasan Menurut Kelas Hutan

No
1
I
1.1.

II

Kelas Hutan
2
Untuk Penghasilan
Kayu Jati
Untuk Perusahaan
Tebang Habis
Jml Menghasilkan
(Produktif)

Jml Tidak
Menghasilkan
Jml Baik Utk
Perusahaan Teb. Habis
Tak Baik Untuk
Perusahaan Teb. Habis
Jml Untuk Penghasilan
Kayu Jati (I)
Bukan Untuk
Penghasilan Kayu Jati
Jml Tak Baik Utk Jati
(2.1.)
Jml Bukan Utk
Produksi Ky Jati (II)
Jml Untuk
Menghasilkan (A)
Bukan Untuk
Penghasilan
Jml Bukan Untuk
Penghasilan (B)

Jumlah (A + B)

Sat

RPKH

3

2003
4

HASIL AUDIT
Th.2011

Th.2012

Th.2013

Th. 2014


Th.2015

Th.2016

5

6

7

8

9

10

Ha

22.179,0


24.821,8

23.570,5

22.886,6

22.748,6

22.718,3

22.957,7

Ha

8.204,8

2.806,6

3.700,4


4.081,2

4.845,6

4.951,9

4.973,7

Ha

30.383,8

27.628,4

27.270,9

27.358,4

27.644,2


27.670,2

27.931,4

Ha

205,4

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0


Ha

30.589,2

27.628,4

27.270,9

27.358,4

27.644,2

27.670,2

27.931,4

Ha

9,5


9,5

205,7

390,1

202,3

201,3

201,3

Ha

733,9

454,4

553,2


589,6

101,5

77,0

77,0

Ha

28.084,4

28.082,8

28.029,8

27.948,0

27.948,0


27.918,5

27.948,4

Ha
Ha

4.379,7
32.464,1

4.355,9
32.464,1

4.408,9
32.438,7

4.490,7
32.438,7

4.490,7

32.438,7

4.490,2
32.432,7

4.490,2
32.438,7

Berdasakan Kelas Hutan tersebut diatas ditetapkan Etat ( tebangan tahunan menurut luas dan volume yang
diperkenankan ) guna mendukung kelestarian hasil/hutan, sebagai tabel 3 berikut :
Etat Jangka 2013-2022
No

BH

Umur Rata-rata

Umur Teb
Rata-rata

1

2

3

4

1
2
3
4
5
6

Doplang
13
Bekutuk
20
Ngliron
26
Randublatung
27
Banyuurip
32
Banglean
18
KPH Randublatung
Sumber : RPKH 2013-2022

RINGKASAN PUBLIK KPH RANDUBLATUNG TAHUN 2016

43
50
56
59
62
48

Etat Luas
( Ha )

Etat Massa
( M3 )

5

6

61,23
55,35
79,14
64,30
68,28
53,14
381,44

4.219
4.729
8.020
5.877
8.279
3.908
35.032

1

Cara perhitungan etat :
• Inventaris hutan untuk memperoleh susunan kelas hutan sehingga menghasilkan kelas hutan produktif (KUIKUVII, MR, MT), data bonita, dan Kbd rata-rata per kelas Umur. Data diperoleh dengan membuat PU (Petak
Ukur dengan ukuran luas 0,02; 0,04; 0,10 Ha berbentuk lingkaran) dengan Intensitas Sampling ½ - 2 ½ %.
Penentuan PU menggunakan sampling sistimatik dengan penentuan awal secara acak.

Berdasarkan Kelas Hutan produktif dihitung umur rata-rata dari tanaman, untukmenentukan umur tebang
rata-rata (UTR) = URT + ½ x Daur.

Berdasarkan hasil UTR dipergunakan untuk menghitung volume akhir per Kelas Umur.

Etat luas per tahun dihitung dari jumlah luas hutan produktif (KU I-KUVII, MR, MT) dibagi daur.

Etat volume (massa) per tahun dihitung dengan cara penjumlahan volume per kelas umur dibagi daur.
a. Kawasan Perlindungan Pada Hutan Produksi
Kawasan perlindungan adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya
bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan perlindungan KPH Randublatung
ditetapkan sebesar 3.318,30 Ha atau 10,23 % dari total luas pengelolaan (32.438,72 Ha).
Pembagian kawasan perlindungan
No
1
I

Uraian
2
Kawasan Perlindungan Setempat (KPS)
A. KPS
B. HAS
C. KPKn
D. T B P
JUMLAH TOTAL :

Luas (ha)
3

%
4

1.250,5
1.993,0
3,8
134,4
3.381,7

3,85
6,14
0,01
0,41
10,42

Realisasi Kelola Produksi 2015
Pengelolaan kawasan hutan KPH Randublatung sebagai penghasil kayu jati merupakan kegiatan jangka panjang
yang mengelola/mengatur segala sumber daya yang ada untuk mendapatkan hasil secara lestari. Sehingga
perencanaan yang mantap terhadap keadaan struktur hutan yang normal pada jangka waktu daur tebang akan
mempengaruhi kelangsungan pengelolaan perusahaan.
Rencana pengelolaan aspek produksi adalah meliputi kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan dengan
pengelolaan hutan sebagai komunitas tegakan kayu jati dan rimba antara lain terdiri dari tanaman (penanaman),
pemeliharaan, dan pemanenan. Untuk meminimalkan dampak negatif kegiatan penebangan terhadap lingkungan,
dilakukan upaya-upaya :
1. Lokasi penebangan tidak terkonsentrasi pada 1 (satu) hamparan yang luas, Pengalokasian penebangan
pada lokasi yang berbeda dan jarak antar lokasi berjauhan.
2. Pemeriksaan kondisi lapangan (berkaitan dengan aspek lingkungan) sebelum pelaksanaan tebangan.
3. Melatih tenaga penebangan, agar mampu melaksanakan penebangan yang ramah lingkungan.
4. Tidak membuang limbah (oli bekas, bahan bakar) pada lokasi tebangan.
5. Penyaradan kayu tidak menggunakan alat berat (traktor/skider), melainkan dengan sapi.
6. Penyaradan dilakukan pada lokasi berkemiringan < 8%, sedang pada lokasi berkemiringan > 8% dengan
memikul.
7. Pemeriksaan kondisi lapangan (berkaitan dengan aspek lingkungan) setelah pelaksanaan tebangan dan
merencanakan perbaikan dampak negatif yang timbul akibat penebangan.
8. Perlindungan ketenaga kerjaan berupa Jamsostek dan K3 diberikan kepada karyawan dan pekerja yang
bekerja pada bidang pekerjaan beresiko tinggi.
Peralatan tebangan yang digunakan, adalah :

Chain saw, Bow saw atau gergaji tangan. Gegaji tangan pada umumnya digunakan untuk memotong /
menebang kayu / pohon yang berukuran kecil, Baji, Palu, Meteran/meet band
Untuk melindungi pekerja, diberlakukan penerapan Sistem Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Tindakan yang dilakukan dalam penerapan SMK3, antara lain :

Penggunaan tenaga tebang yang terampil, Melatih tenaga kerja hingga menjadi terampil, Melengkapi
pekerja dengan alat pelindung diri / APD (sarung tangan, helm, kaca mata, sepatu safety / sepatu boot,
sirine), Menyediakan P3K, Mengadakan pengarahan sebelum pekerjaan tebangan dimulai
RINGKASAN PUBLIK KPH RANDUBLATUNG TAHUN 2016

2

Realisasi kegiatan kelola produksi KPH Randublatung tahun 2016 sebagaimana tersaji pada berikut :
Realisasi Kelola Produksi Tahun 2016
No.
1
1

2

3

4

5
6
7
8

9
10

Kegiatan
2
Persemaian
a. Jati
b. Rimba
Tanaman Tahun I (2016)
a. Tanaman Rutin
b. Tanaman Pembangunan
c.Tanaman pengkayaan
d.Tanaman Opslag Culture
Pemeliharaan Tan. Th. Ke II ( 2015)
a.Tanaman Rutin
b.Tanaman Pembangunan
-Asal dari Teb.BI
-Pengkayaan LDTI lindung/KPS
Pemeliharaan Tan. Th. Ke III (2014)
a. Tanaman Rutin
b. Tanaman Pembangunan
-Asal dari Teb.BI
-Pengkayaan/KPS
Pemeliharaan Tan. Th. Ke IV ( 2013)
Pemeliharaan Tan. Th. Ke V (2012)
Pemeliharaan (Penjarangan)
Hama-Penyakit Tanaman /HPT
a.Monitoring HPT
b.Pemberantasan HPT (Benalu)
Teresan
Tebangan
A
A.2 Jati (Tebang Habis)

B

B (Jati)

c.

E (Pemeliharaan/Penjarangan)

Satuan

Rencana
Th 2016

Realisasi
Th 2016

3

4

5

Plc
Plc

700.858
467.618

816.385
495.752

Ha
Ha
Ha
Ha

270.6
587.3
97
-

279.6
-

Ha

251.4

251.4

Ha
Ha

426.3
-

426.3
-

Ha

247.5

247.5

Ha
Ha
Ha
Ha
Ha

612.5
1.211,4
1.007,8
140,5

612.5
751,8
448,6
140,5

Petak
Ha
Ha

254.1

254.1

Ha
Pohon
M3
Ha
Pohon
M3
Ha
Pohon
M3

279,6
20.611
28.073,0
388,6
2.300
7.287
4.224,6
4.478
4.458

257,5
20.611
25.005,6
41,1
2.316
462
100,0
4.478
419,1

Sumber : Laporan Definitif tahun 2016
Kegiatan persemaian terealisasi 100%, sedangkan untuk jenis rimba sebanyak 20 jenis yaitu (jambu klampok,
salam, kepoh, weru, kluwih, duwet, nangka, ringin, mekudu, waru, trembesi, johar, jati londo, asem, ploso,
rengas, jambu mete, kersen). Pembuatan persemaian yang terdiri dari berbagai jenis, adalah untuk menghindari
terbentuknya tanaman/tegakan hutan monokultur, melainkan untuk mendukung terwujudnya kondisi hutan yang
memiliki keanekaragaman jenis vegetasi yang mampu mempertahankan kestabilan ekosistem.
1. Kegiatan Tanaman Tahun I terealisasi 29% khusus tanaman rutin Jati, hal ini dikarenakan adanya kebijakan
efisiensi dari Direksi.
2. Kegiatan pemeliharaan tanaman tahun ke- II (2015) terealisasi 100 %, pada tanaman rutin seluas 251,4 ha
berupa pemeliharaan dangir, pemupukan. Pada tanaman pembangunan seluas 426,3 ha terealisasi 100%
kegiatan pemeliharaan babat, dangir dan sulaman tanaman pokok.
3. Kegiatan pemeliharaan tanaman tahun ke-IV (2013) terealisasi 62%, pemeliharaan tanaman tahun ke V
(2012) terealisasi 44,5% hal ini dikarenakan adanya kebijakan efisiensi oleh Direksi.
4. Pencapaian target volume produksi tebangan KPH Randublatung untuk tebangan A.2 terealisasi 89 % tidak
mencapai target karena ada beberapa pohon yang growong, sedangkan tebangan B1 terealisasi 100,69%
sedangkan untuk tebangan E telah tercapai 9,4% hal ini dikarenakan ada kebijakan Nakap.

RINGKASAN PUBLIK KPH RANDUBLATUNG TAHUN 2016

3

Rencana Kelola Produksi 2017
Rencana kelola Produksi tahun 2017 tersaji sebagaimana Tabel berikut ini :
Rencana Kelola Produksi Tahun 2017
No.

Kegiatan

1
1

2

2

3

4

5
6
7
8
9
10

Persemaian
a.
Jati
b.
Rimba
Tanaman Tahun I (Tahun 2017)
a.
Tanaman Rutin
b.
Tanaman Pembangunan
Pemeliharaan Tan. Th. Ke II (Tan. 2016)
a.
Tanaman Rutin
b.
Tanaman Pembangunan
Pemeliharaan Tan. Th. Ke III (Tan. 2015)
a.
Tanaman Rutin
b.
Tanaman Pembangunan
Pemeliharaan Tan. Th. Ke IV (Tan. 2014)
Pemeliharaan Tan. Th. Ke V (Tan. 2013)
Pemeliharaan (Penjarangan)
Monitoring Hama-Penyakit
Teresan
Tebangan
a.
Tebangan A2 ( Jati & Mahoni )

b.

Tebangan B ( Jati, Mahoni & Mindi )

c.

Tebangan E (Pemel - Penjarangan )

RINGKASAN PUBLIK KPH RANDUBLATUNG TAHUN 2016

Rencana
Satuan
3

Volume
4

Plc
Plc

973.996
480.812

Ha
Ha

281,50
645,40

Ha
Ha

279.6
684,3

Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Petak
Ha

251,4
974,2
778,7
342,4
5.274,4
253,1

Ha
Pohon
M3
Ha
Pohon

255,4
29.047,00
645,4
-

M3
Ha
Pohon
M3

9.104,00
10.124,90
11.913,00

4