Pedoman Pelaksanaan Program Kegiatan Pengelolaan Produksi Aneka Kacang Dan Umbi 2017

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komoditi aneka kacang dan umbi seperti kedelai , kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubi jalar merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk ditumbuh kembangkan. Hal tersebut dapat terlihat dengan semakin meningkatnya kebutuhan baik sebagai bahan pangan, pakan dan bahan baku industri maupun bahan bakar nabati (bioethanol).

Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) merupakan salah satu upaya dari unit kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam rangka memenuhi kebutuhan komoditas aneka kacang dan umbi. Kegiatan tersebut difokuskan pada beberapa komoditi antara lain kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu,ubi jalar dan aneka kacang dan umbi lainnya, dengan prioritas pada pendampingan/pengawalan penerapan budidaya yang tepat dan berkelanjutan.

Pengelolaan Aneka kacang dan umbi (Akabi) pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan untuk memfasilitasi tumbuh dan kembangnya usaha budidaya aneka kacang dan umbi sehingga mampu berproduksi sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Pengelolaan aneka kacang dan umbi juga memiliki orientasi untuk meningkatkan produktivitas dan produksi, efisiensi, nilai tambah dan daya saing sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani maupun masyarakat sekitarnya.


(7)

2

Program pengelolaan komoditas aneka kacang dan umbi difokuskan pada penerapan pengelolaan budidaya yang tepat dan efisien yang diprioritaskan pada :

1. Komoditas utama dan unggulan nasional yaitu kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar.

2. Komoditas Akabi lainnya unggulan daerah (lokal) seperti talas, garut, gembili, kacang koro pedang dan lain-lain. Komoditas ini berperan sebagai substitusi maupun komplemen.

Sesuai dengan arahan dari Presiden Republik Indonesia bahwa swasembada (padi, jagung, kedelai, gula dan daging) harus tercapai pada tahun 2017. Oleh karenanya kebijakan alokasi anggaran pemerintah pusat tahun anggaran 2017 diarahkan terutama untuk mendukung tercapainya program swasembada tersebut.

Semula pengelolaan aneka kacang dan umbi (Akabi) tahun 2017 fokus pada komoditi kedelai, namun karena ada kewajiban untuk merintis dalam penyediaan bahan baku nabati (inpres no 1/2006) maka pengelolaan produksi ubikayu difasilitasi secara terbatas sedangkan untuk komoditi non kedelai lainnya (kacang tanah, kacang hijau dan ubi jalar) bersifat pendampingan, pembinaan dan koordinasi/kerjasama baik dengan pemerintah daerah maupun pihak swasta.


(8)

3

B. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan Program Kegiatan Pengelolaan Produksi Aneka Kacang Dan Umbi Tahun 2017 sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);

3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Perubahan Presiden Nomor 54 Tahun 2010;

4. Peraturan Presiden Nomor 172 tahun 2014, tentang Perubahan ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

5. Peraturan Presiden No.4 tahun 2015, Perubahan keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

C. Tujuan

Pedoman pelaksanaan program kegiatan peningkatan produksi tanaman aneka kacang dan umbi TA 2017 bertujuan untuk:

1. Memberikan acuan bagi pelaksana dalam pengelolaan produksi komoditi aneka kacang dan umbi khususnya kedelai sebagai


(9)

4

upaya pencapaian sasaran tanam mendukung produksi nasional tahun 2017;

2. Meningkatkan dan membangun mekanisme koordinasi untuk keterpaduan pelaksanaan peningkatan produksi komoditi aneka kacang dan umbi khususnya kedelai melalui kegiatan penerapan teknologi PTT spesifikasi lokasi dan teknologi budidaya jenuh air (BJA) serta peningkatan produksi ubikayu, ubijalar, kacang tanah dan kacang hijau melalui swadaya petani, pembinaan, pendampingan, pengawalan dan monitoring serta evaluasi baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota;

3. Mendukung percepatan penerapan komponen adopsi teknologi spesifik lokasi ditingkat petani sehingga dapat meningkatkan produksi nasional sesuai yang diharapkan;

4. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam usaha pengembangan komoditas aneka kacang dan umbi dari hulu hingga hilir;

5. Meningkatkan produktivitas dan produksi dalam upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

D. Sasaran

Sasaran disusunnya pedoman pelaksanaan pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi tahun anggaran 2017 antara lain :

1. Tersedianya bahan acuan bagi para pelaksana dalam melakukan kegiatan pengelolaan produksi aneka kacang dan


(10)

5

umbi sebagai upaya meningkatkan produksi kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubi jalar tahun 2017;

2. Terjadinya koordinasi dan terpadunya pelaksanaan kegiatan pengelolaan peningkatan produksi komiditi aneka kacang dan umbi khususnya kedelai melalui kegiatan penerapan teknologi PTT spesifikasi lokasi PTT kedelai, dan teknologi budidaya jenuh air (BJA) serta pengembangan swadaya ubikayu, ubijalar, kacang tanah dan kacang hijau melalui pendampingan, pengawalan, pembinaan dan monitoring dan evaluasi di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota;

3. Teradopsinya penerapan teknologi spesifik lokasi aneka kacang dan umbi ditingkat petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung peningkatan produksi nasional;

4. Berkembangnya agribisnis aneka kacang dan umbi dari hulu hingga hilir sehingga dapat memantapkan ketahanan pangan Nasional; dan

5. Tercapainya sasaran produksi tahun 2017 untuk kedelai sebesar 1,2 juta ton, kacang tanah 0,69 juta ton, kacang hijau 0,27 juta ton, ubi kayu 24,61 juta ton dan ubi jalar 2,54 juta ton.

E. Istilah dan Pengertian

1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi

kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga


(11)

6

3. Bantuan Pemerintah Program Pengelolaan Produksi

Kedelai adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria

bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada kelompok tani/Gabungan Kelompok tani (Gapoktan).

4. Bentuk Bantuan Pemerintah meliputi Pemberian

penghargaan; Beasiswa; Tunjangan profesi guru dan tunjangan lainnya; Bantuan Operasional; Bantuan Sarana

Prasarana; bantuan rehabilitasi/pembangunan

gedung/bangunan; dan bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh pengguna Anggaran (PA).

5. Bantuan Pemerintah Bentuk Bantuan Sarana Prasarana

diberikan kepada kelompok masyarakat, Lembaga Swadaya

Masyarakat, Lembaga pendidikan, Lembaga keagamaan, dan lembaga kesehatan.

6. Bentuk Bantuan Pemerintah Program Pengelolaan

Produksi Kedelai adalah bantuan Sarana/Prasarana.

7. Bantuan Sarana/Prasarana Program Pengelolaan Produksi

Kedelai adalah bantuan berupa paket sarana produksi

meliputi benih kedelai, rhizhobium, bahan organik atau kapur pertanian spesifikasi lokasi, yang diberikan kepada kelompok

tani/Gapoktan, dalam rangka pelaksanaan program

pengelolaan produksi kedelai, untuk mendukung percepatan pencapaian sasaran produksi kedelai.

8. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun

yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya, kesamaan komoditas dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota.


(12)

7

9. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan

beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.

10. Usaha Tani adalah usaha dibidang pertanian, peternakan dan

perkebunan.

11. Usaha Tani Kedelai adalah usaha dibidang komoditi kedelai;

12. Pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan dan peternakan) adalah seluruh kegiatan yang

meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja dan manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.

13. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta

keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang.

14. Kelompok tani/Gapoktan dalam program pengelolaan

produksi kedelai meliputi kelompok tani/gabungan

kelompok tani yang berusaha tani pada lahan tanaman pangan dan atau petani perkebunan yang berusaha tani tanaman pangan pada lahan perkebunan dan/atau Lembaga Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang berusaha tani tanaman pangan pada lahan Perhutani atau lahan kehutanan dan/atau lembaga masyarakat lainnya yang berusaha tani kedelai pada lahan tidur/lahan bera.


(13)

8

15. Kelompok tani/Gapoktan penerima Bantuan Pemerintah

Program Pengelolaan Produksi kedelai adalah kelompok

tani/gabungan kelompok tani yang berusaha tani pada lahan tanaman pangan dan atau petani perkebunan yang berusaha tani tanaman pangan pada lahan perkebunan dan/atau Lembaga Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang berusaha tani tanaman pangan pada lahan Perhutani atau lahan kehutanan dan /atau lembaga masyarakat lainnya yang berusaha tani kedelai pada lahan tidur/lahan bera.

16. Intensifikasi Pertanian adalah pola penerapan teknologi

usahatani budidaya komoditas, yang dititikberatkan pada peningkatan kualitas dan kuantitas serta produktivitas per hektar, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas sumberdaya alam per satuan luas melalui penerapan teknologi tepat guna, peningkatan pemanfaatan semua sarana dan prasarana seperti air, benih unggul, bahan organik .

17. Pengelolaan Produksi Kedelai adalah upaya pola

penerapan teknologi usahatani kedelai, yang dititik beratkan pada peningkatan kualitas serta produktivitas per hektar, melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan teknologi Budidaya Jenuh Air (BJA) kedelai serta perluasan areal tanam.

18. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah pendekatan

dalam pengelolaan lahan, air, tanaman kedelai, pengendalian organisme pengganggu tanaman dan iklim secara terpadu dan berkelanjutan dalam upaya peningkatan produktivitas, dan kelestarian lingkungan.

19. Budidaya Jenuh Air (BJA) kedelai adalah penanaman

kedelai dengan memberikan irigasi terus menerus sejak tanam sampai panen dan membuat tinggi permukaan air tetap,


(14)

9

sehingga lapisan di bawah perakaran jenuh air di lahan pasang surut.

20. Varietas unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh

Pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-sifat lainnya.

21. Benih varietas unggul bersertifikat adalah benih bina yang

telah disertifikasi.

22. Bahan organik adalah bahan-bahan yang dapat diperbaharui,

didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Merupakan semua bahan yang berasal dari jaringan tanaman dan hewan, baik yang masih hidup atau yang telah mati, pada berbagai tahapan dekomposisi (Miiler, 1955)

23. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah

Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

24. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA

adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

25. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK

adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.


(15)

10

BAB II

SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Sasaran

Sasaran utama Direktorat Aneka Kacang dan Umbi (Akabi)

tahun 2017 yaitu 1) mewujudkan pencapaian swasembada

kedelai dan tercapainya sasaran produksi aneka kacang

dan umbi, 2) mewujudkan peningkatan diversifikasi pangan,

3) mewujudkan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan

ekspor, serta 4) mewujudkan peningkatan kesejahteraan

petani.

Pencapaian keempat sasaran (target) utama diharapkan

dapat memberikan dampak kinerja yang signifikan bagi

pemenuhan kebutuhan pangan terutama ketahanan

pangan nasional. Selain itu, dampak dari kinerja tersebut

juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani

dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kesejahteraan

yang memadai.

B. Strategi

Strategi pencapaian produksi Aneka Kacang dan Umbi

tahun 2017 dilakukan melalui:


(16)

11

Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui

gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu

(GP-PTT) yaitu : a) perakitan, diseminasi dan penerapan paket

teknologi tepat guna spesifik lokasi, b) penerapan dan

pengembangan

teknologi,c)

disertai

pengawalan,

sosialisasi, pemantauan, pendampingan dan koordinasi.

2. Perluasan Areal Tanam

Perluasan areal tanam dilakukan dengan Optimasi

Perluasan Areal Tanam (PAT) melalui Peningkatan Indeks

Pertanaman (PIP) dilaksanakan pada : a) lahan sawah

maupun lahan Kering; b) pembukaan lahan baru; c)

kerjasama pemanfaatan lahan perhutani, hutan rakyat,

perkebunan, lahan transmigrasi; d) di lahan komoditi lain

yang dapat dilaksanakan dengan tumpangsari, e)

investasi pihak swasta serta f) kemitraan.

3. Pengamanan Produksi

Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi

dampak

perubahan

iklim

seperti

kebanjiran

dan

kekeringan serta pengendalian organisme penganggu

tumbuhan (OPT) dan pengamanan kualitas produksi dari

residu pestisida serta mengurangi kehilangan hasil pada

saat penanganan panen dan pasca panen yang masih

cukup besar.

4. Peningkatan Manajemen.

Strategi ini dilakukan melalui antara lain koordinasi

dengan seluruh pemangku kepentingan dalam kegiatan


(17)

12

antara lain a) perbaikan sistem perbenihan; b) peraturan

penetapan harga pembelian kedelai dan ubikayu

petani; c) peraturan jaminan pasar kedelai petani; d)

peraturan pengendalian impor kedelai; e) peraturan

penerapan

tarif bea masuk impor kedelai dan ubikayu

;

f) perbaikan sistem pembiayaan kedelai; g) perbaikan

pengelolaan mekanisasi pertanian; h) penguatan sistem

data, i) penumbuhan investasi bidang budidaya kedelai

skala

luas;

j)

penguatan petugas

lapangan;

k)

pembangunan sistem informasi agribisnis secara terpadu

dari hulu

on-farm dan hilir dalam meningkatkan

pengawasan dan pelayanan pada masyarakat; l)

pengembangan teknologi agribisnis kedelai; m) kegiatan

pendukung lainnya yang dapat mendorong pencapaian

sasaran produksi aneka kacang dan umbi.

C. Kebijakan

Kebijakan Kementerian Pertanian

dalam pemenuhan

kebutuhan komoditas aneka kacang dan umbi khusus

untuk kedelai dalam negeri adalah dengan melakukan

percepatan

peningkatan

produksi

sebagai

upaya

pencapaian swasembada kedelai paling lambat tahun 2020.

Pencapaian swasembada kedelai tersebut ditempuh secara

terpadu dari mulai

sub-sistem hulu

pengelolaan sumber

daya dan sarana produksi,

on-farm

pengelolaan budidaya

dan

sub sistem hilir

pengelolaan pasca panen,

pengolahan serta pemasaran hasil. Berkaitan dengan

kegiatan kedelai di on-farm, Kementerian Pertanian


(18)

13

mengambil kebijakan bahwa Bantuan Pemerintah untuk

pengembangan kedelai tahun 2017

diutamakan

untuk

Perluasan Areal Tanam (PAT) namun apabila kondisi di

lapangan tidak memungkinkan maka dapat dilaksanakan

pada lahan eksisting. Sedangkan untuk komoditas selain

kedelai dapat dilakukan dengan optimalisasi pembinaan

dan pendampingan untuk melakukan kemitraan dengan

stake holders serta fasilitasi sumber permodalan dengan

bunga rendah yang mudah diakses petani seperti KUR dan

lainnya serta adanya dukungan dari APBD.


(19)

14

BAB III

PROGRAM DAN KEGIATAN

ANEKA KACANG DAN UMBI TA.2017

A. Sasaran Strategis dan indikator Kinerja Hasil (Outcome) Program

Dalam mewujudkan sasaran utama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, program yang ditetapkan tahun 2017 adalah program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan.

Indikator keberhasilan kinerja program tersebut di atas adalah perluasan penerapan teknologi budidaya tanaman pangan yang tepat dengan didukung oleh system penanganan pascapanen dan penyediaan benih serta pengamanan produksi yang efisien untuk mewujudkan produksi tanaman pangan yang cukup dan berkelanjutan, sehingga dapat tercapai swasembada pangan dan swasembada pangan berkelanjutan.

Dalam upaya pencapaian program dan kegiatan pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi tahun 2017, telah ditetapkan berbagai kegiatan baik Pusat maupun di Daerah. Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi meliputi :

1. Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas, dan produksi bulanan dan tahunan;

2. Penyusunan kegiatan untuk pencapaian sasaran produksi; 3. Penyusunan skenario pencapaian sasaran produksi;


(20)

15

4. Penyusunan kebutuhan sarana prasarana faktor produksi; 5. Monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran luas tanam, luas

panen, produktivitas dan produksi bulanan, triwulan dan tahunan;

6. Koordinasi dan monitoring.

Tabel 1 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target Program Direktorat Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017

Indikator Kinerja

Target

(Outcome)

(Ton)

Mewujudkan pencapaian produksi secara Jumlah Produksi :

berkelanjutan dalam rangka penyediaan - Kedelai

1,200,000

kebutuhan pangan nasional

- Kc. Tanah

692,000

- Kc.hijau

274,000

- Ubikayu

24,617,000

- Ubijalar

2,541,000

Sasaran strategis

Untuk mewujudkan pencapaian sasaran produksi tersebut, diperlukan sasaran luas pertanaman/luas panen dengan capaian produktivitas tertentu. Adapun sasaran lebih lengkap per komoditas aneka kacang dan umbi sebagai berikut :


(21)

16

Tabel 2 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang Dan Umbi Tahun 2017

No

Uraian

Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau

Ubikayu

Ubijalar

1 Luas Tanam (Ha)

768,226

510,300

233,100

1,055,014

149,178

2 Luas Panen (Ha)

729,814

486,000

222,000

1,004,776

142,074

3 Produktivitas (Ku/Ha)

16.44

14.24

12.34

245.00

178.85

4 Produksi (Ton)

1,200,000

692,000

274,000

24,617,000

2,541,000

Untuk mewujudkan pencapaian produksi kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubijalar maka ditetapkan skenario pencapaian produksi sebagai berikut:

Tabel 3 Skenario Pencapaian Produksi Kedelai Tahun 2017

Kegiatan Luas Tanam

(Ha)

Luas Panen (Ha)

Produktivitas Ku/Ha

Produksi (Ton) PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI

1. Penerapan Teknologi PTT Kedelai 200,000 190,000 17.50 332,493 2. Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai Jenuh Air (BJA) 10,000 9,500 23.00 21,850 3. Pembinaan Swadaya Petani 558,226 530,315 15.95 845,657

JUMLAH 768,226 729,815 16.44 1,200,000

Dalam mewujudkan pencapaian kinerja program tersebut, peningkatan produktivitas kedelai nasional menjadi faktor penentu utama disamping program lainnya. Oleh karena itu, keberhasilan pencapaian produksi kedelai memerlukan integrasi dari berbagai unit kerja lingkup Kementerian Pertanian dan instansi lain. Program dan kegiatan yang melekat pada Direktorat Aneka Kacang dan Umbi salah satunya adalah Pengelolaan Produksi Tanaman Kedelai. Indikator output kinerja Kegiatan Pengelolaan Produksi kedelai adalah tercapainya peningkatan


(22)

17

produktivitas, penambahan luas areal tanam kedelai dan peningkatan produksi.

Dalam upaya peningkatan produksi kedelai, berdasarkan alokasi dukungan anggaran APBN Tahun Anggaran 2017 ditetapkan sasaran produksi kedelai tahun 2017 sebesar 1.200.000 ton. Untuk mencapai sasaran produksi tersebut ditempuh melalui

upaya Peningkatan Produktivitas dengan kegiatan

peningkatan produksi pola tanam terpadu spesifik lokasi (PTT) dan melalui penerapan teknologi budidaya jenuh air

(BJA) pada areal tanam yang selama ini telah terbiasa

melakukan budidaya kedelai dan Optimasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) pada lahan sawah maupun lahan kering termasuk pemanfaatan lahan terlantar (bera), lahan bukaan baru, kerjasama

pemanfaatan lahan perhutani, hutan tanaman rakyat,

perkebunan, lahan transmigrasi, dan lahan potensial lainnya dengan sistem monokultur maupun tumpangsari.

Skenario peningkatan produksi kedelai tahun 2017 dapat terealisasi apabila seluruh faktor kunci dan pendukung peningkatan produksi berikut ini dapat dipenuhi:

a. Fasilitasi pemerintah dalam penyediaan bantuan sarana produksi;

b. Penetapan kebijakan harga beli kedelai petani dan jaminan Pasar;

c. Pengaturan importasi kedelai dan penerapan tarif bea masuk impor kedelai;


(23)

18

e. Dukungan nyata pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan.

Skenario pencapaian produksi kacang tanah dan kacang hijau pada tahun 2017 dilaksanakan melalui diseminasi dan penerapan teknologi budidaya yang mengacu pada paket rakitan teknologi budidaya kacang tanah dan kacang hijau yang dikeluarkan oleh Balitkabi pada pertanaman di tingkat petani, selain itu juga ada upaya untuk mendorong pemanfaatan lahan terlantar/lahan marginal dan mendorong peningkatan IP (indeks pertanaman) serta promosi investasi.

Secara rinci pendekatan pencapaian Sasaran produksi tersebut dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5 berikut :

Tabel 4 Skenario Pencapaian Produksi Kacang Tanah Tahun 2017

LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)

1

331,965 316,582 14.43 456,978

-

Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya pada

pertanaman ditingkat petani 331,965 316,582 14.43 456,978

2

178,335 169,418 13.87 235,022

-

Promosi Investasi 11,130 10,574 15.65 16,548

-

Mendorong pemanfaatan lahan terlantar 47,387 45,017 11.47 51,635

-

Mendorong peningkatan IP 119,818 113,827 14.66 166,839

JUMLAH 1 + 2 510,300 486,000 14.24 692,000

NO. URAIAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS


(24)

19

Tabel 5 Skenario Pencapaian Produksi Kacang Hijau Tahun 2017

LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITA S

PRODUKSI (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)

1

142,951 135,944 13.33 181,250

-

Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya pada pertanaman ditingkat petani 142,951 135,944 13.33 181,250

2

90,149 86,056 10.78 92,750

-

Mendorong pemanfaatan lahan terlantar 75,685 72,281 10.63 76,799

-

Mendorong peningkatan IP 14,464 13,775 11.58 15,951

JUMLAH 1 + 2 233,100 222,000 12.34 274,000

NO. URAIAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

PERLUASAN AREAL TANAM

Dalam mengoptimalkan usaha pencapaian sasaran tersebut, diperlukan kerjasama dan koordinasi dari berbagai pihak mulai dari peneliti, penyuluh, pengambilan kebijakan, pelaku usaha dan petani itu sendiri.

Tabel 6 Skenario Pencapaian Produksi Ubikayu Tahun 2017 L. TANAM L. PANEN PROVITAS PRODUKSI

(Ha) (Ha) Ku/Ha Ton

1 Peningkatan Produktivitas 1,045,014 995,276 247.40 24,386,530 - Swadaya 1,045,014 995,276 247.40 24,386,530 2 Perluasan Areal Tanam (PAT) 10,000 9,500 242.60 230,470

- Kemitraan dan atau Pemanfaatan Lahan

(Perkebunan, kehutanan, dll) 10,000 9,500 242.60 230,470 JUMLAH 1,055,014 1,004,776 245.00 24,617,000

NO. URAIAN

Skenario pencapaian produksi ubikayu tahun 2017 dapat terealisasi apabila seluruh factor kunci dan pendukung peningkatan produksi ini dipenuhi antara lain :


(25)

20

1. Fasilitas pemerintah dalam penyaluran bantuan pinjaman bunga ringan kepada kelompoktani ubikayu

2. Penerapan kebijakan bahan bakar nabati yang konsisten 3. Dukungan Pemerintahan Daerah dan seluruh pemangku

kepentingan

Skenario pencapaian produksi ubijalar tahun 2017 sebesar 2,46 juta ton dapat dicapai melalui peningkatan produktivitas dengan memanfaatkan teknologi yang sudah dikembangkan oleh Balitkabi Kementerian Pertanian antara lain pemanfaatan varietas unggul nasional dan pengunaan pupuk berimbang serta pengendalian OPT tepat guna maupun penerapan teknologi tepat guna lainnya.

Sementara itu perluasan areal tanam dengan kontribusi produksi 11,67 % dilakukan melalui promosi investasi kepada pelaku usaha maupun bantuan APBD di beberapa daerah yang sudah memiliki industry rumah tangga ataupun usaha kecil dan menengah. Sedangkan pemanfaatan lahan (perkebunan, kehutanan, tegal/kebun ataupun ladang/huma) dilakukan dengan

pemanfaatan pola tanam tumpangsari yang saling

menguntungkan dengan tanaman induknya.

Tabel 7 Skenario Pencapaian Produksi UbiJalar Tahun 2017 L. TANAM L. PANEN PROVITAS PRODUKSI

(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)

1 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 144,178 137,319 183.01 2,537,334

- Pembinaan Swadaya Masyarakat 144,178 137,319 183.01 2,537,334

2 PERLUASAN AREAL TANAM 5,000 4,755 129.72 3,666

- Promosi Investasi 5,000 4,755 129.72 3,666

JUMLAH 1 + 2 149,178 142,074 178.85 2,541,000


(26)

21

B. Sasaran Strategis dan Indikator Keluaran (Output) Kegiatan

Pada tahun anggaran 2017, kinerja program peningkatan produksi aneka kacang dan umbi mempunyai sasaran strategis yaitu produksi kedelai 1.200.000 ton; kacang tanah 692.000 ton, kacang hijau 274.000 ton, ubikayu 24.617.000 ton dan ubijalar 2.541.000 ton.

Khusus pencapaian sasaran produksi kedelai difasilitasi oleh bantuan pemerintah (banper) dalam bentuk bantuan sarana produksi (benih, pupuk, herbisida, pestisida, rhizobium), pertemuan dan pengawalan/pendampingan baik dari petugas maupun unsur TNI AD. Selain itu juga, melalui bantuan benih kedelai bersubsidi.

Namun untuk komoditi non kedelai (kacang tanah, kacang hijau,ubikayu dan ubi jalar) tidak mendapat fasilitasi banper, akan tetapi hanya dalam bentuk pembinaan/pengawalan baik di tingkat provinsi/kabupaten. Oleh karena itu dukungan pendanaan APBD provinsi/kabupaten dan swadaya masyarakat sangat membantu dalam upaya pencapaian sasaran produksi yang telah ditetapkan.

Dalam rangka pencapaian sasaran produksi aneka kacang dan umbi tahun anggaran 2017, dilaksanakan berbagai kegiatan sebagai berikut :

1. Pengelolaan Produksi Melalui Teknologi Spesifik Lokasi (PTT) Kedelai

Sasaran pelaksanaan pengelolaan produksi spesifikasi lokasi kedelai tahun 2017 seluas 200.000 ha (18 provinsi, 127 kabupaten).

Luas satu unit PTT kedelai minimal sebesar 10


(27)

22

ha.

Untuk memfasilitasi pelaksanaan PTT kedelai, pemerintah memberikan bantuan berupa sarana produksi, pendampingan Petugas penyuluh/ Mantri tani maupun pendamping lainnya. Sarana produksi yang diberikan yaitu pupuk an organik NPK dan SP-36 bersubsidi yang pembeliannya melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sesuai peraturan yang berlaku, pupuk organik, pupuk hayati (Rhizobium), pestisida organik/anorganik. Jenis dan dosis bantuan sarana produksi disesuaikan dengan rekomendasi setempat (spesifikasi lokasi). Bantuan sarana produksi kegiatan pengelolaan produksi kedelai melalui teknologi spesifikasi lokasi , diberikan langsung kepada kelompok tani pelaksana dalam bentuk transfer uang, dengan nilai uang sebesar Rp. 1.550.000,- per hektar untuk pembelian sarana produksi sesuai dengan rencana usaha kelompok (RUK).

Komponen sarana produksi yang diberikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dimasing masing daerah berdasarkan rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi). Apabila salah satu komponen dalam paket berlebih, dapat digunakan untuk komponen lain yang lebih dibutuhkan, dan apabila dana saprodi tidak tercukupi dapat dipenuhi melalui APBD atau sumber-sumber lainnya.


(28)

23

Tabel 8 Pagu Satuan Biaya Penerapan Teknologi Spesifikasi

No

Uraian

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1 Benih

50

Kg

17,000

850,000

2 Pupuk Organik/ Anorganik/Pestisida/Herbisida/Rhizobium

1

Pkt

700,000

700,000

Total Biaya per Hektar

1,550,000

Volume

2. Pengelolaan Produksi Melalui Teknologi Budidaya Jenuh Air (BJA) Kedelai

Sasaran pelaksanaan pengelolaan produksi spesifikasi lokasi kedelai tahun 2017 seluas 10.000 ha tersebar di 7 Provinsi, 14 Kabupaten. Untuk memfasilitasi pelaksanaan penerapan teknologi BJA kedelai, pemerintah memberikan bantuan berupa sarana produksi, dan pendampingan Petugas penyuluh/ Mantri tani maupun pendamping lainnya(Tim Pendamping khusus dari IPB). Adapun satuan biaya per hektar penerapan teknologi budidaya jenuh air terlihat pada table dibawah berikut:

Tabel 9 Pagu Satuan Biaya Penerapan Teknologi BJA Kedelai No Uraian Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 Benih 50 Kg 17,000 850,000

2 Pupuk Anorganik 200 Kg 2,025 405,000

3 Rhizobium 1 Pkt 150,000 150,000

4 Pestisida/Herbisida 5 Ltr 125,000 625,000

5 Kapur Pertanian 1 Pkt 1,240,000 1,240,000

6 Pengelolaan Saluran 1 Pkt 1,000,000 1,000,000

4,270,000 Volume

Total Biaya per Hektar

Komponen sarana produksi yang diberikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dimasing masing daerah berdasarkan


(29)

24

rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi). Apabila salah satu komponen dalam paket berlebih, dapat digunakan untuk komponen lain yang lebih dibutuhkan, dan apabila dana saprodi tidak tercukupi dapat dipenuhi melalui APBD atau sumber-sumber lainnya. Untuk komponen pengelolaan saluran dapat dipergunakan untuk perbaikan pintu air yang terhubung langsung dengan saluran BJA.

3. Pembinaan Peningkatan Produktivitas Areal Tanam Kedelai Swadaya

Hamparan lahan yang biasa ditanami kedelai saat ini (eksisting) namun tidak mendapat bantuan penerapan teknologi spesifikasi lokasi dan teknologi BJA diharapkan dapat dikelola secara swadaya. Dalam areal swadaya ini dilakukan pengawalan dan pendampingan oleh petugas lapangan (PPL/POPT/Petugas

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota). Luas areal tanam

pengembangan kedelai secara swadaya yang direncanakan dilakukan pengawalan dan pendampingan seluas 558.226 ha. Dukungan pemerintah yang dapat diakses oleh petani berupa benih dan pupuk bersubsidi seluas 300.000 ha dan selebihnya seluas 258.226 ha dapat mengakses dukungan pembiayaan kredit dan sumber permodalan lainnya.

4. Penyiapan Kebijakan dan Regulasi, Penyusunan Pedoman, Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis, Sosialisasi, Pengelolaan Data dan Informasi.

Kegiatan penyiapan kebijakan yang mendorong peningkatan produksi kedelai, dilaksanakan melalui pertemuan dan


(30)

25

koordinasi dengan instansi terkait, penyusunan pedoman meliputi pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis yang disiapkan oleh Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang dijadikan acuan dalam pelansanaan kegiatan baik ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

5. Pendampingan, Pengawalan, Pembinaan serta Monitoring dan Evaluasi

Dalam upaya pencapaian sasaran produksi tahun anggaran 2017 untuk komoditas kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar dilakukan kegiatan pembinaan, bimbingan dan monitoring peningkatan produksi terhadap kelompok tani yang melaksanakan budidaya komoditas AKABI (kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubijalar) baik yang menerima bantuan pemerintah maupun secara swadaya. Sasaran pembinaan, bimbingan dan monitoring adalah agar program dan kegiatan dapat dilaksanakan sesuai rencana, dan tercapainya sasaran produksi yang ditetapkan.

Pembinaan, bimbingan dan Monitoring, dilaksanakan secara berjenjang oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Kantor Cabang Dinas Pertanian Kecamatan, Penyuluh Pertanian Lapangan dan pemangku kepentingan lainnya.

6. Sarana Penunjang Kelancaran Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengadaan sarana penunjang kelancaran tugas kantor berupa peralatan, bahan maupun honor yang di alokasikan dipusat maupun di daerah, agar dilaksanakan


(31)

26

secara efisien, efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk mencapai sasaran produksi kedelai tahun 2017 perlu dilaksanakan program dan kegiatan secara terpadu melibatkan Instansi dan pemangku kepentingan terkait, meliputi :

a. Perbenihan

Penyediaan benih berkoordinasi dengan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, Balitkabi, BPSB, BBI, BUMN, BUMD dan Penangkar benih. Benih yang digunakan untuk pelaksanaan program (pengelolaan produksi kedelai dan swadaya) dapat menggunakan benih kelas sampai BR4. Untuk menghadapi kesulitan benih besertifikat, masing-masing daerah dapat

menyediakan kebutuhan benihnya melalui

penangkar-penangkar setempat dengan meprogramkan seluruh bantuan pemerintah yang PAT untuk dijadikan sebagai penangkaran benih.

Apabila di lokasi pelaksana program tidak tersedia benih bersertifikat, maka petani diperkenankan menggunakan benih unggul swadaya petani hasil JABAL. Ketentuan ini dapat dilakukan dengan persetujuan Kepala Dinas Pertanian Provinsi atas usulan Kepala Dinas Kabupaten/Kota. Untuk kegiatan

pengembangan kedelai secara swadaya Pemerintah

menyediakan benih kedelai bersubsidi.

b. Infrastruktur, Prasarana dan Sarana Pertanian

Dukungan infrastruktur, prasarana dan sarana pertanian, berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dalam pengalokasian pupuk bersubsidi dan bantuan alat mesin pertanian berupa traktor, pompa air dan


(32)

27

sprayer serta bantuan peralatan pasca panen, dengan Direktorat PPHTP Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, serta Instansi terkait lainnya.

c. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk mendukung peningkatan SDM pertanian, berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) Provinsi dan Kabupaten serta Instansi terkait lainnya dalam: a). pengawalan dan pendampingan kegiatan pengelolaan produksi kedelai, b). peningkatan kompetensi melalui pelatihan aparatur dan non aparatur pertanian serta c). pemberian materi bagi penyuluh pertanian yang dimaksudkan sebagai bahan dan alat bantu penyuluhan dalam rangka pelaksanaan penyuluhan pertanian.

d. Pembiayaan

Dalam mendukung kegiatan pengembangan kedelai secara swadaya Pemerintah telah menyediakan pembiayaan dalam bentuk skim Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dikoordinir oleh Direktorat Pembiayaan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta Instansi terkait lainnya. Selain itu perlu juga kerjasama dengan Swasta/Investor/sumber lainnya dalam bantuan modal.

e. Teknologi

Dalam penerapan teknologi (penggunaan varietas unggul, inovasi teknologi budidaya, sosialisasi penggunaan kalender tanam terpadu) di lapangan berkoordinasi dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) setempat dan Instansi terkait lainnya.


(33)

28

f. Penanggulangan Hama Dan Penyakit

Untuk menanggulangi adanya serangan OPT dapat

berkoordinasi dengan brigade proteksi tanaman yang berada di Kantor Dinas Pertanian masing masing Kabupaten dan Provinsi.

g. Industri Hilir

Guna mendukung mutu hasil dan fasilitasi pengolahan kedelai diperlukan pelatihan dan pendampingan pengelolaan pasca panen, berkoordinasi dengan Direktorat PPHTP, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan instansi terkait lainnya.

h. Regulasi Pendukung

Regulasi sistem perbenihan kedelai tanaman pangan,

berkoordinasi dengan Direktorat Perbenihan Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan. Regulasi Tata Niaga kedelai dan ubikayu meliputi harga acuan pembelian di tingkat petani, pengaturan importasi, tarif bea masuk dan jaminan pasar, berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Perekonomian,

Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan,

Kementerian Perindustrian, Kementerian Kooperasi,

Kementerian BUMN, BULOG, Gakoptindo, Kopti dan

pemangku kepentingan lainnya. Alokasi Anggaran Direktorat Aneka Kacang dan Umbi.

Pada tahun 2017, alokasi anggaran yang dikelola Direktorat

Aneka Kacang dan Umbi melalui APBN sebesar


(34)

29

1. Anggaran Kegiatan Ditingkat Pusat

Pada Tahun Anggaran 2017 yang dialokasikan untuk kegiatan di tingkat pusat (Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi) sebesar Rp 15.668.183.000,- yang dialokasikan untuk kegiatan: pembinaan, sosialisasi, koordinasi, monitoring, evaluasi dan pembelian peralatan kantor dalam menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan.

2. Anggaran Kegiatan Ditingkat Provinsi (Dekonsentrasi)

Anggaran dekonsentrasi kegiatan pengelolaan budidaya aneka kacang dan umbi tahun 2017 di tingkat provinsi dialokasikan sebesar Rp. 16.981.177.000,-. Anggaran tersebut digunakan untuk memfasilitasi kegiatan aneka kacang dan umbi yang bersifat non fisik dan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi sebasar Rp. 7.550.000.000,-.. Fokus kegiatan adalah pembinaan diareal pertanaman Penerapan teknologi spesifikasi lokasi dan BJA kedelai serta komoditas aneka kacang dan umbi serta kegiatan teknis lainnya. Selain untuk pembinaan, monitoring dan evaluasi, dana dekonsentrasi juga dialokasikan untuk kegiatan tunda bayar kegiatan akabi Tahun Anggaran 2016 yang sudah dilaksanakan ditingkat lapangan namun karena terkena penghematan anggaran, maka akan dibayarkan di tahun anggaran 2017 setelah dilakukan verifikasi oleh inspektorat jenderal kementerian pertanian (Itjen) dan BPKP setempat. Adapun total anggaran untuk tunda bayar kegiatan aneka kacang dan umbi sebesar Rp. 9.431.177.000,-.

3. Anggaran Kegiatan Ditingkat Kabupaten (Tugas


(1)

129

Okt Nov Des Jan Feb Mart Aprl Mei Juni Juli Agus Sept

17

Bali 192 320 424 421 427 566 393 885 441 395 400 345 5.210 1

Jembrana - - - - - 2

Tabanan - - - - 4 - 4 - 2 4 9 - 22 3

Badung 28 30 70 30 61 108 69 39 86 63 83 34 701 4

Gianyar 6 13 13 17 13 28 19 19 18 21 11 19 197 5

Klungkung 2 23 26 2 - 5 16 5 13 - 13 22 127 6

Bangli 9 36 83 96 129 178 193 200 97 108 125 171 1.425 7

Karang Asem 147 219 232 276 220 246 89 621 225 194 159 100 2.728 8

Buleleng - - - - 4 - - 5 - - 9 9

Denpasar - - - - -

18

Nusa Tenggara Barat 13 17 50 89 12 9 26 51 112 113 220 124 835 1

Lombok Barat - - 5 - - - 3 1 2 - 28 32 71 2

Lombok Tengah - - - 2 - - - 17 17 14 135 22 206 3

Lombok Timur 13 16 16 73 12 8 14 25 33 38 40 13 299 4

Sumbawa - - 2 1 - 1 1 1 36 3 4 4 52 5

Dompu - - 1 1 - - - 5 6 11 6 53 82 6

Bima - - 25 - - - 8 1 1 39 9 - 82 7

Sumbawa Barat - - - - 1 - - - - 1 8

Lombok Utara - 1 2 13 - - - - 17 9 - - 41 9

Mataram - - - - - 10

Bima - - - - -

19

Nusa Tenggara Timur 661 754 3.683 3.421 679 263 97 124 212 150 16 66 10.127 1

Sumba Barat 1 57 43 12 7 4 4 3 - 4 - 11 146 2

Sumba Timur 1 1 378 533 65 11 - - 8 - 7 9 1.014 3

Kupang - 5 397 20 61 61 - - - 544 4

Timor Tengah Selatan 1 - 208 690 58 13 3 9 24 3 1 1 1.012 5

Timor Tengah Utara - - 178 51 - - - - 3 - - - 232 6

Belu - - 47 53 88 - - - - - 3 - 190 7

Alor - 20 46 77 13 - - - 157 8

Lembata - - 88 157 23 - - - 267 9

Flores Timur - - 72 23 3 - - - 97 10

Sikka - - 924 698 69 45 1 - 0 3 1 - 1.741 11

Ende - 11 105 100 7 3 - 8 5 1 4 20 265 12

Ngada 547 24 - 15 - 20 - - 167 4 - 8 785 13

Manggarai 3 175 157 7 - - - - - 135 - - 476 14

Rote Ndao - 1 80 97 11 - - - 189 15

Manggarai Barat 108 212 4 3 - - - 67 - - - - 394 16

Sumba Tengah - 22 111 43 135 - - - - 1 312 17

Sumba Barat Daya - 81 11 135 30 88 - - - 344 18

Nagekeo - 88 117 281 18 4 - - - 507 19

Manggarai Timur - 57 439 256 67 7 - 36 4 - - 15 881 20

Sabu Raijua - - 202 16 1 3 - - - 223 21

Malaka - - 77 155 24 5 89 - - - 351 22

Kupang - - - -Total 2017


(2)

130

Okt Nov Des Jan Feb Mart Aprl Mei Juni Juli Agus Sept

20

Kalimantan Barat 121 96 76 108 85 90 87 161 123 66 87 153 1.253 1

Sambas 8 5 4 15 3 22 12 6 16 6 8 11 115 2

Bengkayang 23 6 13 13 13 13 22 18 5 9 5 8 146 3

Landak 1 4 - 7 3 1 - 9 1 1 2 4 33 4

Pontianak 7 8 11 10 15 12 11 8 9 8 8 8 113 5

Sanggau 8 10 3 11 - 5 9 6 6 7 18 10 92 6

Ketapang 12 18 14 8 13 17 16 10 15 14 12 18 166 7

Sintang 15 9 11 8 14 8 3 17 6 11 7 15 122 8

Kapuas Hulu 5 7 4 4 7 - 5 8 3 4 8 11 65 9

Sekadau 2 - - - - - 1 - - - - 1 4 10

Melawi 8 1 3 - 1 - - 2 - - - 10 25 11

Kayong Utara 3 5 4 3 4 - 2 1 1 2 1 1 28 12

Kubu Raya 22 16 4 24 13 5 2 73 57 1 17 53 286 13

Pontianak 1 - - 2 - - - 1 - 1 - 1 6 14

Singkawang 8 8 6 4 - 7 5 3 5 3 2 3 53

21

Kalimantan Tengah 119 153 121 122 117 103 135 72 99 92 46 76 1.255 1

Kotawaringin Barat 24 17 7 14 8 6 6 6 13 20 4 21 146 2

Kotawaringin Timur 8 8 13 7 4 6 4 3 8 7 6 6 80 3

Kapuas 3 10 17 4 6 10 8 11 15 11 10 6 111 4

Barito Selatan 3 14 7 14 4 8 4 8 8 10 7 8 97 5

Barito Utara 3 11 7 4 1 1 3 - 1 1 3 1 38 6

Sukamara 7 10 1 - 3 7 8 8 3 7 - 3 58 7

Lamandau 42 56 44 52 76 48 62 11 11 6 6 10 423 8

Seruyan 1 1 3 - 1 3 3 6 1 17 - - 37 9

Katingan 3 13 1 6 1 - 7 3 3 - 1 1 39 10

Pulang Pisau 21 10 15 15 10 13 24 15 31 11 4 18 188 11

Gunung Mas - 1 - 1 - 1 - - 1 - - 1 7 12

Barito Timur - - 4 4 - - 1 - - 1 1 - 13 13

Murung Raya 4 1 1 - - - 4 - 1 - 4 - 17 14

Palangka Raya - - - - 1 - - - 1

22

Kalimantan Selatan 3 415 152 132 90 52 158 310 115 317 359 70 2.172 1

Tanah Laut - 24 67 62 33 30 71 17 9 3 2 5 323 2

Kota Baru - 279 11 3 21 - 49 - 23 17 12 3 418 3

Banjar - 91 11 5 - 6 - 33 2 - 3 - 150 4

Barito Kuala - - 2 11 2 - - - 21 3 - 3 41 5

Tapin - - 20 - - - - 2 - 21 6

Hulu Sungai Selatan - 5 9 5 6 5 6 172 3 112 220 - 542 7

Hulu Sungai Tengah 2 9 9 3 9 6 8 61 27 35 58 8 234 8

Hulu Sungai Utara - - 3 2 - - - 6 18 88 15 - 131 9

Tabalong - - - - 3 - - - 2 5 10

Tanah Bumbu - 5 18 35 17 5 18 11 9 6 6 9 138 11

Balangan - - 2 - 2 - 6 6 3 52 43 38 150 12

Banjarmasin - - - -13

Banjarbaru 2 2 2 8 - - - 2 - 2 - 3 18

No Provinsi & Kabupaten/Kota

Sasaran Luas Tanam (Ha)

2016 2017


(3)

131

Okt Nov Des Jan Feb Mart Aprl Mei Juni Juli Agus Sept 23

Kalimantan Timur 128 184 108 201 105 155 267 236 165 217 191 203 2.160 1

Pasir - 9 9 11 - 6 6 3 6 3 6 11 68 2

Kutai Barat 28 20 9 17 11 23 74 23 6 26 17 23 275 3

Kutai Kartanegara 71 79 45 91 54 62 94 74 99 145 125 108 1.047 4

Kutai Timur - 11 9 37 3 26 31 54 9 9 9 6 201 5

Berau 26 37 17 9 23 17 20 45 17 20 14 14 258 6

Penajam Paser Utara - 20 17 20 6 16 23 31 21 1 15 30 199 7

Mahakam Hulu - - - -8

Balikpapan - 6 - 3 6 6 9 3 6 3 6 - 45 9

Samarinda - 3 - 11 - - 11 - 3 11 - 6 45 10

Bontang 3 - 3 3 3 - - 3 - - - 6 20

24

Kalimantan Utara 85 42 23 68 39 36 33 107 29 39 33 72 605 1

Malinau 33 - - 10 7 - - - - 3 - 29 81 2

Bulongan 10 - - 29 - 13 10 29 3 3 20 - 117 3

Tana Tidung 7 3 - 3 - - - 3 - 3 - - 20 4

Nunukan 26 26 16 26 26 16 16 72 23 20 13 29 309 5

Tarakan 10 13 7 - 7 7 7 3 3 10 - 13 78 25

Sulawesi Utara 156 443 320 491 441 345 394 420 251 334 281 289 4.164 1

Bolaang Mongondow - 64 26 107 182 140 81 112 48 90 68 66 984 2

Minahasa 4 86 59 68 66 53 42 50 24 29 18 46 544 3

Kepulauan Sangihe 66 83 72 72 68 38 41 43 38 16 20 26 584 4

Kepulauan Talaud 59 90 46 61 59 48 75 92 59 79 70 53 791 5

Minahasa Selatan - 4 18 2 2 2 24 26 18 26 66 39 228 6

Minahasa Utara - 18 18 24 4 22 26 20 7 18 11 18 184 7

Bolaang Mongondow Utara 2 11 15 - - - 2 - 2 2 35 8

Siau Tagulandang Biaro - - - -9

Minahasa Tenggara 7 13 13 31 20 20 13 20 37 13 4 11 202 10

Bolaang Mongondow Selatan 2 - 4 24 2 4 - 2 - - - 2 42 11

Bolaang Mongondow Timur 9 9 13 9 13 11 9 9 13 13 2 7 116 12

Manado 7 22 22 22 - - - 9 - - - - 81 13

Bitung - - 2 26 4 4 24 11 - 2 - 11 86 14

Tomohon - 44 11 44 20 2 57 26 - 48 20 9 281 15

Kotamobagu - - - 2 - 4 - - - 7 26

Sulawesi Tengah 169 208 262 266 160 201 234 193 244 195 169 203 2.505 1

Banggai Kepulauan 9 26 54 22 7 13 24 11 9 4 4 9 191 2

Banggai 37 17 28 93 22 50 59 52 102 52 37 35 583 3

Morowali 28 11 26 15 20 - 9 11 2 4 2 7 134 4

Poso 26 33 41 17 11 20 20 15 9 15 24 18 247 5

Donggala 9 15 11 11 17 15 9 11 15 15 15 17 160 6

Toli-toli 4 20 20 13 7 15 20 15 21 24 15 20 193 7

Buol 2 9 - 2 - - - 2 4 7 - - 26 8

Parigi Moutong 33 43 41 50 30 39 43 35 26 35 43 34 452 9

Tojo Una-una 2 7 11 9 13 15 15 15 20 17 7 33 163 10

Sigi 17 22 17 34 15 32 21 21 24 13 13 26 257 11

Banggai Laut - - 9 - 2 - 2 - 4 4 4 2 28 12

Morowali Utara 2 7 2 - 17 2 11 4 9 4 2 2 63 13

Palu - - 2 - - - 2 - - - 2 2 9 Total 2017


(4)

132

Okt Nov Des Jan Feb Mart Aprl Mei Juni Juli Agus Sept 27

Sulawesi Selatan 165 258 1.008 545 134 132 236 328 513 375 371 366 4.431 1

Kepulauan Selayar - - 60 32 7 - - 3 5 - - 2 109 2

Bulukumba 5 - 3 15 11 4 4 3 1 1 3 39 90 3

Bantaeng - - 23 - - 4 22 27 - - - 1 78 4

Jeneponto - - 115 66 - 30 3 7 138 - 3 43 405 5

Takalar 105 12 18 83 1 1 1 65 3 30 55 23 398 6

Gowa 3 22 56 33 19 18 37 29 50 36 70 25 399 7

Sinjai 5 - 9 1 2 2 1 2 21 3 11 19 77 8

Maros 3 71 40 9 - 12 71 41 6 136 37 41 467 9

Pangkajene Dan Kepulauan - 3 2 - 4 - 4 6 32 6 - - 57 10

Barru - - - - 10 - 2 25 64 60 - - 160 11

Bone 19 55 517 186 10 - 34 36 48 10 50 123 1.087 12

Soppeng - - - 1 - - - 2 - - 1 - 4 13

Wajo 3 5 25 49 8 2 9 4 3 19 5 7 140 14

Sidenreng Rappang - 1 - - - 1 15

Pinrang - 3 3 1 2 3 3 2 3 8 60 2 90 16

Enrekang 6 29 40 11 6 13 21 40 58 21 18 16 281 17

Luwu 3 7 5 9 5 8 2 7 2 8 5 3 65 18

Tana Toraja 2 6 45 9 16 5 3 1 46 13 9 3 158 19

Luwu Utara 3 13 3 4 10 1 2 3 16 5 12 4 76 20

Luwu Timur 4 6 7 6 4 7 5 7 3 5 4 6 65 21

Toraja Utara 3 24 33 27 17 20 10 15 15 14 28 8 217 22

Makassar - - 2 1 - - - 2 - - - 1 6 23

Parepare - - - -24

Palopo - - - 28

Sulawesi Tenggara 48 32 353 538 342 209 198 205 175 159 151 155 2.565 1

Buton - - 21 57 131 54 47 18 23 4 - 7 362 2

Muna - - 126 113 13 - 1 35 25 13 - 14 340 3

Konawe 3 7 17 48 27 14 21 11 18 23 19 27 234 4

Kolaka - - 11 7 6 10 7 10 16 3 4 7 81 5

Konawe Selatan 4 6 34 37 47 42 32 31 21 42 17 42 355 6

Bombana 6 10 28 40 10 14 21 6 7 3 - - 144 7

Wakatobi - - - 1 - - 1 - - 3 8

Kolaka Utara 10 7 8 8 4 4 1 8 6 5 2 1 66 9

Buton Utara - - 3 147 55 28 7 6 3 - 8 - 257 10

Konawe Utara 20 - 76 41 27 27 40 45 34 45 34 41 429 11

Kolaka Timur 6 1 3 17 13 7 18 20 14 11 55 16 181 12

Konawe Kepulauan - - - 3 3 3 - 3 4 6 6 - 27 13

Kendari - - 3 4 4 6 - 6 3 3 4 1 34 14

Baubau - 1 23 17 3 - - 6 1 - 1 - 52 29

Gorontalo - 41 34 20 27 7 14 55 20 14 34 48 314 1

Boalemo - 14 14 7 - 7 14 34 - 7 7 34 136 2

Gorontalo - - - -3

Pohuwato - - - - 14 - - 7 7 7 14 14 61 4

Bone Bolango - 14 7 14 14 - - - 14 - 61 5

Gorontalo Utara - 14 14 - - - - 14 14 - - - 55 6

Gorontalo - - - -No Provinsi & Kabupaten/Kota

Sasaran Luas Tanam (Ha)

2016 2017


(5)

133

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mart

Aprl

Mei

Juni

Juli

Agus Sept

30

Sulawesi Barat

94

101

75

96

156

80

71

36

48

142

36

160

1.095

1

Majene

11

20

9

14

12

12

21

9

7

9

11

4

139

2

Polewali Mandar

18

18

5

11

16

7

4

11

11

21

14

16

151

3

Mamasa

-

-

2

-

-

2

5

-

-

-

4

-

12

4

Mamuju

59

32

41

55

116

36

37

16

4

91

-

123

608

5

Mamuju Utara

-

-

4

5

4

9

-

-

14

2

-

16

53

6

Mamuju Tengah

7

32

14

11

9

14

4

-

12

20

7

2

132

31

Maluku

82

149

145

398

348

90

93

242

211

137

115

96

2.105

1

Maluku Tenggara Barat

-

-

36

74

198

-

-

-

2

-

-

-

310

2

Maluku Tenggara

-

13

14

101

10

9

17

13

27

2

14

4

223

3

Maluku Tengah

38

60

24

25

26

40

35

38

41

50

47

46

470

4

Buru

-

-

7

76

5

4

1

4

81

10

25

3

217

5

Kepulauan Aru

9

11

11

3

9

5

3

6

9

3

3

9

84

6

Seram Bagian Barat

12

39

9

78

66

7

1

125

16

14

4

9

379

7

Seram Bagian Timur

16

19

32

13

14

10

22

35

26

50

10

11

259

8

Maluku Barat Daya

-

-

3

20

7

5

3

12

-

2

-

10

62

9

Buru Selatan

6

5

4

8

8

9

9

5

9

4

9

3

78

10

Ambon

-

1

-

-

-

-

-

-

0

-

0

0

2

11

Kota Tual

-

1

5

1

6

1

2

3

-

2

3

-

23

32

Maluku Utara

185

255

170

265

192

161

229

306

246

238

279

138

2.665

1

Halmahera Barat

7

8

5

-

3

3

-

22

3

2

3

-

58

2

Halmahera Tengah

3

10

7

15

8

12

8

8

5

3

12

-

93

3

Kepulauan Sula

31

-

-

2

-

3

5

68

32

32

25

-

199

4

Halmahera Selatan

83

53

61

48

107

90

92

87

90

85

129

-

925

5

Halmahera Utara

-

63

53

54

54

44

65

78

49

83

88

93

726

6

Halmahera Timur

5

65

41

61

8

5

25

22

24

14

12

-

282

7

Pulau Morotai

51

51

-

80

8

-

34

20

42

19

8

44

359

8

Pulau Taliabu

3

2

3

2

-

-

-

-

-

-

-

-

10

9

Ternate

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-10

Tidore Kepulauan

2

3

-

3

2

3

-

-

-

-

-

-

14

No

Provinsi & Kabupaten/Kota

2016

2017


(6)

134

Okt Nov Des Jan Feb Mart Aprl Mei Juni Juli Agus Sept 33

Papua Barat 49 75 40 49 37 14 29 93 80 88 81 69 702 1

Fak-fak - 9 4 - - - - - 13 2

Kaimana 2 2 1 4 3 - 7 9 14 8 3 1 54 3

Teluk Wondama - - - 7 3 - 3 1 - 8 10 3 35 4

Teluk Bintuni - 7 3 4 3 2 1 3 1 3 2 - 29 5

Manokwari 1 1 - 6 9 5 - 8 18 5 18 2 75 6

Sorong Selatan - - - 1 - - - 1 - - - - 1 7

Sorong 3 2 3 12 6 4 12 5 5 16 28 36 133 8

Raja Ampat 14 15 14 - - - - 14 21 23 10 26 138 9

Tambrauw - - - 7 5 - 6 - - 5 6 - 29 10

Maybrat 9 16 - - - - - - 25 11

Manokwari Selatan 8 1 2 6 6 2 - 2 3 5 1 - 35 12

Pegunungan Arfak 9 18 11 - - - - 47 15 14 - - 115 13

Sorong 3 3 - 2 2 1 1 1 1 1 3 1 19

34

Papua 4.165 1.336 1.344 644 978 2.485 1.871 3.092 3.207 1.643 2.741 4.130 27.637 1

Merauke - 21 6 66 77 163 - 31 6 48 62 8 488 2

Jayawijaya 7 30 70 91 113 163 371 555 506 420 371 329 3.028 3

Jayapura 10 20 10 4 13 6 23 8 6 7 8 17 131 4

Nabire 58 27 38 58 43 53 45 45 46 52 55 28 548 5

Yapen Waropen 62 - - 53 - - 54 9 26 47 - 9 261 6

Biak Numfor - - - 83 35 17 35 44 37 45 30 153 478 7

Paniai 3.867 773 1.055 - 422 1.688 1.125 773 773 281 1.547 2.869 15.174 8

Puncak Jaya - - - - - - - - 997 - - - 997 9

Mimika 41 39 10 13 39 65 51 68 91 86 89 66 657 10

Boven Digoel - - - - - - - 23 24 38 73 37 194 11

Mappi 8 4 - - 18 4 4 14 24 7 13 6 103 12

Asmat 35 37 31 - - - - - - 47 - - 150 13

Yahukimo 7 6 21 35 28 28 8 25 10 8 10 11 198 14

Pegunungan Bintang - - 48 198 120 271 115 550 498 522 468 561 3.351 15

Tolikara - 309 8 - - - - 911 - - - - 1.229 16

Sarmi 14 3 - 1 20 - 25 10 10 6 4 - 93 17

Keerom 15 31 7 11 20 6 11 11 4 23 4 10 153 18

Waropen 14 11 4 10 8 - 1 14 1 4 4 4 77 19

Supiori - - - 1 - - - - - 1 2 5 9 20

Mamberamo Raya - - - - - - - - -21

Nduga - - - - - - - - -22

Lanny Jaya - - - - - - - - -23

Mamberamo Tengah - - - - - - - - -24

Yalimo - - - - - - - - -25

Puncak - - - - - - - - 144 - - - 144 26

Dogiyai - - - - - - - - -27

Intan Jaya - - - - - - - - -28

Deiyai - - - - - - - - -29

Jayapura 27 25 37 18 23 21 1 - 4 - 1 17 174 Jumlah Nasional 10.760 13.498 17.696 13.987 8.928 11.863 10.844 13.154 11.797 11.063 12.514 13.074 149.178 No Provinsi & Kabupaten/Kota

Sasaran Luas Tanam (Ha)

2016 2017