SILABUS KURIKULUM BERBASIS KKNI 2016 Fikih Perempuan

SILABUS MATA KULIAH
A. Informasi Umum
Mata Kuliah

: Fikih Perempuan

Bobot SKS/Semester

: 2 SKS

Fak/Jur/Prodi

: Syari’ah/IIS/ Perbandingan Mazhab (PMA)

A. Deskripsi Mata Kuliah
Fikih Perempuan merupakan bidang ilmu yang paling banyak mendapat perhatian dari
umat Islam, terutama sejak wacana gender ramai diperbincangkan tahun 1990-an. Fikih
baik in books maupun in actions termasuk bidang kaji yang tidak luput dari bias gender,
oleh karenanya Fikih Perempuan (Berperspektif Gender) sangat penting untuk diketahui
supaya pedoman hukum praktis dan spesifik itu bisa membawa kemaslahatan bagi
perempuan dan laki-laki sebagaimana tujuan diturunkannya hukum itu sendiri. Mata

kuliah Fikih Perempuan (Berperspektif Gender) penting diberikan kepada mahasiswa/i
IAIN Purwokerto sebagai bekal dan pedoman dalam kehidupan hukum yang adil dan
setara antara laki-laki dan perempuan.
B. Tolak Ukur Indikator Kompetensi (Target Hasil Belajar)
1. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang ketentuan-ketentuan fiqh perempuan
berperspektif gender dalam bidang ibadah, muamalah (perekonomian), munakahat
(pernikahan), mawaris (hukum waris) dan jinayat (hukum pidana Islam) serta siasah
(ketatanegaraan dalam Islam) dengan pendekatan komparatif antar-mazhab, baik
tradisional maupun modern (gender).
2. Mahasiswa memiliki sensitifitas gender serta memiliki sikap toleran dalam menghadapi
ragam pandangan hukum yang terkait dengan fiqh perempuan.
3. Mahasiswa memiliki kemampuan menjawab problematika hukum fiqh perempuan
kontemporer.
C. Topik Inti Materi Pembelajaran
1. Pengantar

a. Pengertian dan obyek kajian fikih perempuan berperspektif gender.
b. Tujuan dan kegunaan mempelajari fikih perempuan berperspektif gender.
2. Hukum Islam dan keadilan gender
a. Hukum Islam dan isu-isu keperempuan

b. Gender dan isu-isu ketidak adilan sosial
c. Gender sebagai analisis sosial
3. Isu Gender dalam Fikih Ibadah
a. Thoharoh
-

Haid dalam perspektif gender.

-

Status hukum air seni anak laki-laki dan perempuan

-

Konsep khitan

b. Sholat
-

Kedudukan Imam Perempuan


-

Formasi Shaf perempuan

-

Adzan perempuan

c. Puasa
-

Izin Istri melaksanakan puasa sunah

d. Haji
-

Obat penunda haid

-


Mahram

4. Fiqh Munakahat
a. Hak Ijbar
b. Kafaah
c. Perwalian dan saksi
5. Fiqh Muamalat, Mawaris dan Siyasah
a. Pembagian harta warisan laki-laki dan perempuan
b. Kepemimpinan perempuan

c. Saksi perempuan dalam hukum perdata dan pidana
d. Hakim perempuan
D. Buku/sumber/bahan rujukan
1.

Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah

2.


Ibnu Rusyd, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid

3.

Abd. Rahman al-Jaziri, al-Fiqh ‘ala Mazahib al-‘Arba’ah

4.

Muhammad ‘Ali as-Shabuni, Rawa’i’ al-Bayan fi Tafsir Ayat al-Ahkam.

5.

T.M. Hasbi ash-Shiddiqie, Hukum Fiqh Islam

6.

Imam Taqiy al-Din, Kifayat al-Akhyar

7.


Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islam Wa Adillatuhu

8.

Hamim Ilyas, dkk., Wanita Tertindas: Kajian atas Hadis-Hadis Misoginis.

9.

Masdar Farid Mas’udi, Hak-Hak Reproduksi Dalam Islam.

10. Husein Muhammad, Fiqh perempuan: refleksi kiai atas wacana agama dan gender.
11. Abdul Muqsit dkk, Tubuh, Seksualitas dan Kedaulatan Perempuan, Yogyakarta: LkiS,
2002.
12. Abdullah, Irwan, et al. Sangkan Paran Gender, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.
13. Arif Budiman, Pembagian Kerja Secara Seksual; Sebuah Pembahasan secara
Sosiologis tentang Peran Wanita di dalam Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1981.
14. Mansoer Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Jogyakarta: Pustaka Pelajar.
1996.
15. Hamim Ilyas DKK, Perempuan Tertidas? Kajian hadis-hadis” Misoginis”, Yogyakarta:
PSW UIN Yog ya, 2003.

16. Trisakti Handayani, dan Sugiarti, Konsep Dan Teknik Penelitian Gender, Malang: UMM
Press, 2008.
17. Sulistyiwati Irianto, Perempuan & Hukum Menuju Hukum Yang Berperspektif
Kesetaraan dan Keadilan, Jakarta: Yayasan Obor, 2006.
18. Khoiruddin Nasution, Islam Tentang Relasi Suami-isteri (Hukum Perkawinan),
Yogyakarta: ACAdeMICA dan TAZZAFFA, 2004.
19.

Fatimah Mernissi, Women and Islam: An Historical and Theological Enquiry, Oxford:
Basil Blackwell Ltd, 1991.

20.

M Atho Mudzhar, Wanita dalam Masyarakat Indonesia Akses,Pemberdayaan dan
Kesempatan, Yogyakarta : Sunan Kalijaga Press, 2001.

21.

Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, Malang : UIN Malang
Press, 2008.


22.

Siti Musdah Mulia, Muslimah Reformis, Bandung: Mizan, 2004.

23.

Durotun Nafisah, Hak dan Kewajiban Suami Istri Dalam Perspektif Figh (Telaah
atas Kitab ‘Uqud al-Lujjain Fi Bayan Huquq az-Zaujain. Skripsi Fakultas Syari’ah
IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1998.

24.

F. Ivan Nye, Role Structure and Analysis of the Family, vol. 4, London: Sage
Publications, 1976.

25.

Ridwan, Kekerasan Berbasis Gender, Purwokerto : PSG STAIN Purwokerto, 2006.


26.

Munawir Sadzali, Peradilan Agama dan Kompilasi Hukum Islam, dalam Muttaqien,
Dadan, dkk. (ed.), Jogjakarta: UII Press, 1999.

27.

Nasaruddin Umar,
Paramadina, 2001.

Argumen Kesetaraan Jender Persepektif al-Qur’an Jakarta:

E. Metode Pembelajaran
1. Pada pertemuan pertama menggunakan dynamic lecturing untuk melaksanakan kontrak
belajar yang berisi kesepakatan antara dosen dan mahasasiswa/i tentang apa yang harus
disepakati selama perkuliahan, termasuk system evaluasi pembelajaran.
2. Pertemuan berikutnya adalah menyampaikan topic inti pembelajaran sesuai dengan time
line dengan menggunakan metode dan strategi active learning yang relevan.
3. Untuk pendalaman materi dilakukan dengan beberapa alternative strategi seperti active
debate, every one is a teacher here, information search.

4. Untuk mengembangkan dan mengaplikasikan teori-teori dilakukan dengan mengajak
mahasisiwa/i untuk melakukan kajian dan analisis terhadap kasus-kasus hukum yang
terjadi dalam masyarakat baik yang berkaitan dengan masalah agama, social, budaya
maupun politik.
F. Media Pembelajaran
1. Papan tulis. 2. LCD.3. Poto copy materi kuliah.4. Ruang kelas.5. Perpustakaan.
G. Sistem Evaluasi Pembelajaran
1. Sistem evaluasi atau penilaian disampaikan kepada mahasiswa/i agar dosen dalam
memberikan nilai kepada mahasiswa/i bisa lebih transparan, jujur dan obyektif. Proses

pembelajaran dilakukan dengan penilaian terhadap kehadiran dan keaktifan mahasiswa/i
selama proses perkuliahan(skor 10%).
2. Untuk menilai produk pembelajaran dilakukan dengan dengan berbagai cara, masingmasing dengan skort maksimal. Tes yaitu ujian tengah semester (skor 30%), dan ujian
akhir semester (skor 35%). Tugas kelompok yaitu membuat makalah (skor 5%),
presentasi makalah (skor 5%) dan tugas individual yaitu mereview seluruh materi kuliah
(skor 10%). Supaya lebih komprehensif keaktifan di dalam kelas dan presentasi dinilai
(skor 5%).
Dosen Pengampu Matakuliah

Durotun Nafisah, S.Ag., M.S.I.

NIP. 19730909 200312 2002