Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari Kabupaten Semarang Tahun 1962 T1 152010024 BAB II
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan
Menurut Muhammad Rifai (2011:8) pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk aktif mengembangkan potensi dirinya dan masyarakat
kemudian bisa mentransformasikan pengetahuan tersebut kepada generasi
selanjutnya, berkaitan dengan aspek spiritual, tata nilai, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan. Dalam Uyoh (2007:58)
tujuan yang dilakukan dalam pendidikan menurut Humel dikatakan bahwa
tujuan pendidikan merupan gambaran dari falsafah atau pandangan hidup
manusia, baik secara perseorangan maupun kelompok. Membicarakan
tujuan pendidikan akan menyangkut sistem nilai dan norma dalam konteks
kebudayaan, baik dalam mitos, kepercayaan religi, filsafat, ideologi dan
sebagainya
Dalam dunia pendidikan sebagai suatu teori yang berisikan konsepkonsep maka dapat dilakukan pendekatan-pendekatan untuk menyusun
teori pendidikan salah satu dari pendekatan-pendekatan yang ada adalah
pendekatan religi. Pendekatan religi terhadap pendidikan, berarti bahwa
suatu ajaran religi yang dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori
atau konsep-konsep pendidikan yang dapat dijadikan landasan untuk
melaksanakan pendidikan. Ajaran religi berisikan kepercayaan dan nilai-
5
nilai dalam kehidupan, ajaran agama yang berlaku umum dijadikan
sebagai pangkal untuk memikirkan prinsip-prinsip pendidikan yang
khusus dalam Drs. Uyoh Sadulloh (2007: 9-10). Pendidikan berdasarkan
fungsi sebagai transformasi budaya diartikan sebagai kegiatan pewarisan
budaya dari satu generasi ke generasi yang lain, pewarisan budaya ini
meliputi kebiasaan-kebiasaan tertentu, larangan-larangan, anjuran dan
ajakan supaya generasi penerus dapat bersikap sesuai dengan nilai-nilai
yang dikehendaki masyarakat Umar Tirtahardja dan S.L La Sulo (2005:
33-36)
Pendidikan yang terjadi dalam lembaga-lembaga pendidikan
terutama sekolah memiliki suatu sistem pendidikan. Sistem adalah jumlah
keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bekerja sama mencapai hasil
yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan, maka
proses pendidikan merupakan sebuah sistem yakni sistem pendidikan
Hasbullah (2005:123)
Dari hal tersebut pendidikan selalu memberikan berbagai hal yang
baru yang akan mempengaruhi tingkah laku seseorang serta memiliki
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam lembaga-lembaga pendidikan baik
dari pemerintah ataupun swasta yang tujuan tersebut tak jauh dari
mencerdaskan masyarakat yang ada dengan pendekatan-pendekatan
pendidikan masing-masing.
6
2. Sistem Pendidikan
Dalam suatu pendidikan terdapat sistem yang diterapkan,
pendidikan berkaitan dengan suatu proses belajar mengajar yang tentulah
terdapat orang yang dididik (peserta didik) dan ada pula orang mendidik
(pengajar). Dua aspek tersebut tentu saling berkaitan dan berhubungan
sehingga menimbulkan suatu transfer yang terjadi antara pengajar yang
mentransfer ilmu-ilmu pengetahuan yang di ajarkan kepada para peserta
didik sehingga menimbulkan perubahan antara input (dalam hal ini yang
dimaksud adalah peserta didik atau yang dididik) menjadi out put sesuai
yang diinginkan. Ini adalah salah satu ciri sistem pendidikan, yaitu adanya
masukan (input) kemudian diolah dalam suatu proses sehingga
menghasilkan keluaran (out put) dalam Madyo Ekosusilo (1990:34).
Beberapa komponen
sistem
pendidikan terdiri
diantaranya
ialah
(Hasbulah, 2009:123-124) :
a. Tujuan, setiap pendidikan memiliki tujuan dan yang dimaksud dengan
tujuan itu ialah cita-cita pendidikan yang berfungsi untuk memberikan
arah terhadap semua kegiatan dalam proses pendidikan
b. Peserta didik, dalam pendidikan tentulah ada murid dan guru atau
peserta didik dan pengajar, maka peserta didik disini diartikan sebagai
objek yang sekaligus sebagai subjek pendidikan. Sebagai objek,
peserta didik menerima perlakuan-perlakuan tertentu dalam proses
pendidikan. Akan tetapi, dalam pandangan pendidikan modern, peserta
didik ditempatkan sebagai subjek atau pelaksanaan pendidikan.
7
c. Pendidik, ada peserta didik ada pula pendidik, pendidik dimaksudkan
sebagai pembimbing yang memberikan pengaruh untuk menumbuhkan
aktivitas peserta didik dan sekaligus sebagai pemegang tanggung
jawab terhadap pelaksanaan pendidikan.
d. Alat pendidikan, alat pendidikan yang dibutuhkan dalam pendidikan
yakni segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang berfungsi untuk mempermudah atau mempercepat
tercapainya tujuan pendidikan.
e. Lingkungan, yang dimaksud dengan lingkungan yang termaksud dalam
komponen sistem pendidikan adalah lingkungan sekitar yang
dipergunakan sebagai alat dalam proses pendidikan. Lingkungan
berfungsi sebagai tempat terlaksananya proses pendidikan
Dapat dilihat dalam komponen-komponen yang telah disebutkan diatas
terdapat alat pendidikan yang mampu digolongkan menjadi dua macam
yakni alat pendidikan yang material dan alat pendidikan nonmaterial.
Yang dimaksud material disini adalah berbagai alat pendidikan yang
berwujud kebendaan atau benda-benda nyata seperti gedung, bangku,
meja, papan tulis, buku-buku, alat tulis, dan sebagainya. Sedangkan alat
pendidikan yang nonmaterial adalah keadaan atau kondisi yang diciptakan
dalam mencapai melaksanakan proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai, seperti nasehat, petunjuk, bimbingan, ajakan,
larangan, hukuman dan lain sebagainya.
8
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini dikemukakan sumber yang relevan dengan penilitian ini:
Putu Rony Nova Hermawan dalam jurnal Jurusan Pendidikan Sejarah(Vol 1
No 1 2013 Candra Sangkala) tentang Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
4 Singaraja Periode 1989-2011 (Sejarah dan Sistem Pendidikannya). Dalam
penelitian yang dilakaukan Putu Rony Nova Hermawan ini menjelaskan
tentang Sejarah berdirinya SMA Negeri 4 Singaraja dilatarbelakangi oleh
faktor politik. Dengan adanya Kep. Mendikbud RI No.0342/U/1989 dan
adanya Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Bali Nomor 44/I/19/Kep/I/1991 tanggal 30 April.
Rizky Andriani (Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan
ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana), dalam skripsinya tahun
2013 yang berjudul “Sejarah Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur
Salatiga 1949-1975” dijelaskan perkembangan yang terjadi di Sekolah
Menengah Pertama Pangudi Luhur Salatiga, serta kurikulum yang diterapkan
oleh sekolah dalam proses belajar mengajar. Dalam penelitian tersebut juga
disampaikan perubahan yang berkaitan dengan peserta didik yang awalnya
hanya menampung laki-laki hingga akhirnya (sekarang) sudah dibuka untuk
umum baik itu untuk siswa laki-laki maupun siswi perempuan. Ada pula
mengenai pengajar yang bertugas di SMP Pangudi Luhur tersebut yang
awalnya berasal dari Bruder-bruder FIC dari Belanda dengan berjalannya
waktu pengajar juga didisi oleh orang-orang pribumi atau orang-orang Jawa.
9
C. Kerangka berpikir
Politik Etis
Pendidikan
Negeri
Swasta
Yayasan Kanisius
Sekolah Rakyat
Kanisius Harjosari
Sekolah Rakyat
Kanisius Harjosari
sebelum 1962
Sekolah Rakyat
Kanisius Harjosari
setelah 1962
10
KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan
Menurut Muhammad Rifai (2011:8) pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk aktif mengembangkan potensi dirinya dan masyarakat
kemudian bisa mentransformasikan pengetahuan tersebut kepada generasi
selanjutnya, berkaitan dengan aspek spiritual, tata nilai, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan. Dalam Uyoh (2007:58)
tujuan yang dilakukan dalam pendidikan menurut Humel dikatakan bahwa
tujuan pendidikan merupan gambaran dari falsafah atau pandangan hidup
manusia, baik secara perseorangan maupun kelompok. Membicarakan
tujuan pendidikan akan menyangkut sistem nilai dan norma dalam konteks
kebudayaan, baik dalam mitos, kepercayaan religi, filsafat, ideologi dan
sebagainya
Dalam dunia pendidikan sebagai suatu teori yang berisikan konsepkonsep maka dapat dilakukan pendekatan-pendekatan untuk menyusun
teori pendidikan salah satu dari pendekatan-pendekatan yang ada adalah
pendekatan religi. Pendekatan religi terhadap pendidikan, berarti bahwa
suatu ajaran religi yang dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori
atau konsep-konsep pendidikan yang dapat dijadikan landasan untuk
melaksanakan pendidikan. Ajaran religi berisikan kepercayaan dan nilai-
5
nilai dalam kehidupan, ajaran agama yang berlaku umum dijadikan
sebagai pangkal untuk memikirkan prinsip-prinsip pendidikan yang
khusus dalam Drs. Uyoh Sadulloh (2007: 9-10). Pendidikan berdasarkan
fungsi sebagai transformasi budaya diartikan sebagai kegiatan pewarisan
budaya dari satu generasi ke generasi yang lain, pewarisan budaya ini
meliputi kebiasaan-kebiasaan tertentu, larangan-larangan, anjuran dan
ajakan supaya generasi penerus dapat bersikap sesuai dengan nilai-nilai
yang dikehendaki masyarakat Umar Tirtahardja dan S.L La Sulo (2005:
33-36)
Pendidikan yang terjadi dalam lembaga-lembaga pendidikan
terutama sekolah memiliki suatu sistem pendidikan. Sistem adalah jumlah
keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bekerja sama mencapai hasil
yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan, maka
proses pendidikan merupakan sebuah sistem yakni sistem pendidikan
Hasbullah (2005:123)
Dari hal tersebut pendidikan selalu memberikan berbagai hal yang
baru yang akan mempengaruhi tingkah laku seseorang serta memiliki
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam lembaga-lembaga pendidikan baik
dari pemerintah ataupun swasta yang tujuan tersebut tak jauh dari
mencerdaskan masyarakat yang ada dengan pendekatan-pendekatan
pendidikan masing-masing.
6
2. Sistem Pendidikan
Dalam suatu pendidikan terdapat sistem yang diterapkan,
pendidikan berkaitan dengan suatu proses belajar mengajar yang tentulah
terdapat orang yang dididik (peserta didik) dan ada pula orang mendidik
(pengajar). Dua aspek tersebut tentu saling berkaitan dan berhubungan
sehingga menimbulkan suatu transfer yang terjadi antara pengajar yang
mentransfer ilmu-ilmu pengetahuan yang di ajarkan kepada para peserta
didik sehingga menimbulkan perubahan antara input (dalam hal ini yang
dimaksud adalah peserta didik atau yang dididik) menjadi out put sesuai
yang diinginkan. Ini adalah salah satu ciri sistem pendidikan, yaitu adanya
masukan (input) kemudian diolah dalam suatu proses sehingga
menghasilkan keluaran (out put) dalam Madyo Ekosusilo (1990:34).
Beberapa komponen
sistem
pendidikan terdiri
diantaranya
ialah
(Hasbulah, 2009:123-124) :
a. Tujuan, setiap pendidikan memiliki tujuan dan yang dimaksud dengan
tujuan itu ialah cita-cita pendidikan yang berfungsi untuk memberikan
arah terhadap semua kegiatan dalam proses pendidikan
b. Peserta didik, dalam pendidikan tentulah ada murid dan guru atau
peserta didik dan pengajar, maka peserta didik disini diartikan sebagai
objek yang sekaligus sebagai subjek pendidikan. Sebagai objek,
peserta didik menerima perlakuan-perlakuan tertentu dalam proses
pendidikan. Akan tetapi, dalam pandangan pendidikan modern, peserta
didik ditempatkan sebagai subjek atau pelaksanaan pendidikan.
7
c. Pendidik, ada peserta didik ada pula pendidik, pendidik dimaksudkan
sebagai pembimbing yang memberikan pengaruh untuk menumbuhkan
aktivitas peserta didik dan sekaligus sebagai pemegang tanggung
jawab terhadap pelaksanaan pendidikan.
d. Alat pendidikan, alat pendidikan yang dibutuhkan dalam pendidikan
yakni segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang berfungsi untuk mempermudah atau mempercepat
tercapainya tujuan pendidikan.
e. Lingkungan, yang dimaksud dengan lingkungan yang termaksud dalam
komponen sistem pendidikan adalah lingkungan sekitar yang
dipergunakan sebagai alat dalam proses pendidikan. Lingkungan
berfungsi sebagai tempat terlaksananya proses pendidikan
Dapat dilihat dalam komponen-komponen yang telah disebutkan diatas
terdapat alat pendidikan yang mampu digolongkan menjadi dua macam
yakni alat pendidikan yang material dan alat pendidikan nonmaterial.
Yang dimaksud material disini adalah berbagai alat pendidikan yang
berwujud kebendaan atau benda-benda nyata seperti gedung, bangku,
meja, papan tulis, buku-buku, alat tulis, dan sebagainya. Sedangkan alat
pendidikan yang nonmaterial adalah keadaan atau kondisi yang diciptakan
dalam mencapai melaksanakan proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai, seperti nasehat, petunjuk, bimbingan, ajakan,
larangan, hukuman dan lain sebagainya.
8
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini dikemukakan sumber yang relevan dengan penilitian ini:
Putu Rony Nova Hermawan dalam jurnal Jurusan Pendidikan Sejarah(Vol 1
No 1 2013 Candra Sangkala) tentang Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
4 Singaraja Periode 1989-2011 (Sejarah dan Sistem Pendidikannya). Dalam
penelitian yang dilakaukan Putu Rony Nova Hermawan ini menjelaskan
tentang Sejarah berdirinya SMA Negeri 4 Singaraja dilatarbelakangi oleh
faktor politik. Dengan adanya Kep. Mendikbud RI No.0342/U/1989 dan
adanya Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Bali Nomor 44/I/19/Kep/I/1991 tanggal 30 April.
Rizky Andriani (Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan
ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana), dalam skripsinya tahun
2013 yang berjudul “Sejarah Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur
Salatiga 1949-1975” dijelaskan perkembangan yang terjadi di Sekolah
Menengah Pertama Pangudi Luhur Salatiga, serta kurikulum yang diterapkan
oleh sekolah dalam proses belajar mengajar. Dalam penelitian tersebut juga
disampaikan perubahan yang berkaitan dengan peserta didik yang awalnya
hanya menampung laki-laki hingga akhirnya (sekarang) sudah dibuka untuk
umum baik itu untuk siswa laki-laki maupun siswi perempuan. Ada pula
mengenai pengajar yang bertugas di SMP Pangudi Luhur tersebut yang
awalnya berasal dari Bruder-bruder FIC dari Belanda dengan berjalannya
waktu pengajar juga didisi oleh orang-orang pribumi atau orang-orang Jawa.
9
C. Kerangka berpikir
Politik Etis
Pendidikan
Negeri
Swasta
Yayasan Kanisius
Sekolah Rakyat
Kanisius Harjosari
Sekolah Rakyat
Kanisius Harjosari
sebelum 1962
Sekolah Rakyat
Kanisius Harjosari
setelah 1962
10