ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN MASJID AL-FALAH SURABAYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT.

ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN MASJID
AL-FALAH SURABAYA TERHADAP PEMBERDAYAAN
EKONOMI MASYARAKAT

SKRIPSI

OLEH:
FAIZAH FAJRINA FIRDAUS
NIM : C74212120

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
2016

ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN MASJID
AL-FALAH SURABAYA TERHADAP PEMBERDAYAAN
EKONOMI MASYARAKAT

SKRIPSI

Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ekonomi Syariah

Oleh :
FAIZAH FAJRINA FIRDAUS
NIM : C74212120

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah
Surabaya
2016

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Analisis Strategi Pengelolaan Keuangan Masjid AlFalah Surabaya terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat” Penelitian ini
bertujuan untuk menjawab rumusan masalah mengenai analisis strategi

pengelolaan keuangan masjid Al-Falah Surabaya, serta menganalisis pengelolaan
keuangan tersebut terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat. Untuk
mengetahui strategi tersebut maka dilakukan penelitian di Masjid Al-Falah
sebagai subyek penelitian, dan fokus penelitian ditujukan kepada pengelola
keuangan masjid Al-Falah Surabaya serta pengelola lembaga-lembaga di bawah
naungan Masjid Al-Falah Surabaya yang kegiatannya berkaitan dengan
pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagai informan yang memahami betul
mengenai pengelolaan keuangan serta program pemberdayaan di masjid Al-Falah.
Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan
teknik pengumpulan data berupa wawancara, studi dokumentasi, serta observasi
lapangan. Dalam menganalisis data melalui teknik pengumpulan data, menyajikan
data yang terpilih secara keseluruhan, kemudian menarik kesimpulan dari hasil
analisis data yang diperoleh.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah, bahwa strategi pengelolaan keuangan
masjid Al-Falah ditangani oleh pengelola keuangan yang bertugas mencatat,
mengumpulkan, dan menyalurkan uang yang tersimpan di kas Masjid Al-Falah,
sedangkan proses perencanaan dan pelaksanaan keuangan dilakukan oleh masingmasing lembaga yang berada di Masjid Al-Falah Surabaya. Kemudian dalam
proses pelaporan keuangan dicatat dengan baik sesuai dengan PSAK No.45 dalam
Laporan Keuangan Masjid dan Laporan Pertanggungjawaban kegiatan untuk
memudahkan proses pengawasan keuangan. Berbagai kegiatan pengelolaan

keuangan tersebut telah mencakup tahapan-tahapan dalam strategi yaitu formulasi
strategi, implementasi strategi, serta evaluasi strategi. Dalam pelaksanaan
keuangan tersebut terdapat kegiatan-kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat
yang dilaksanakan berdasarkan tiga model pendekatan pemberdayaan ekonomi
serta beberapa kegiatan tersebut memenuhi indikator pemberdayaan ekonomi
masyarakat yaitu Authority, Confidence and Competence, Trust, Opportunity,
Responsible, Support, Benevolence, Recognition, dan Independence.
Dari hasil penelitian di atas, diharapkan untuk ke depannya strategi
pengelolaan keuangan masjid Al-Falah Surabaya terhadap pemberdayaan ekonomi
masyarakat dapat dirasakan dampak positifnya bagi seluruh masyarakat yang
menjadi target pemberdayaan ekonomi, serta memiliki indikator pemberdayaan
ekonomi yang terukur agar dapat mengetahui sejauh mana sebuah kegiatan yang
dijalankan mencapai target atau tidak. Serta dibutuhkan juga partisipasi
masyarakat dalam memakmurkan masjid.

vii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman


SAMPUL DALAM ...……………………………………………….......

i

PERNYATAAN KEASLIAN ………………………...……………......

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………….……......

iii

PENGESAHAN ……………….…………………………….....……....

iv

MOTTO...................................................................................................

v


PERSEMBAHAN....................................................................................

vi

ABSTRAK ……………………..……………………………………....

vii

KATA PENGANTAR …………..…………………………….……......

viii

DAFTAR ISI …………………..…………………..……….………......

x

DAFTAR TABEL ……………..…………………..………….……......

xii


DAFTAR GAMBAR… ……………......……………………..…….......

xiii

DAFTAR TRANSLITERASI ……………………..………….……......

xiv

BAB

BAB

I :

II :

PENDAHULUAN.....……………..........……………......

1


A. Latar Belakang Masalah ..………………...……….....

1

B. Identifikasi dan batasan Masalah............………….....

6

C. Rumusan Masalah ………….…….…..……………...

7

D. Kajian Pustaka ………………………........……….....

7

E. Tujuan Penelitian ……….….……………..………....

10


F. Kegunaan Hasil Penelitian …….…………………….

10

G. Definisi Operasional …...…………….......….…….....

11

H. Metode Penelitian ………….……………..……........

13

I. Sistematika Pembahasan ……………........……….....

15

STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAN
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT..…....


17

A. Strategi..............………...…...................….……….....

17

B. Pengelolaan Keuangan Masjid………………..............

19

C. Konsep Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat…..…....

27

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III


GAMBARAN
UMUM
MASJID
AL-FALAH
SURABAYA .....................................................................

34

A. Profil Masjid Al-Falah Surabaya...............……...……

34

B. Unit-unit Usaha Sosial di Masjid Al-Falah Surabaya..

37

C. Strategi Pengelolaan Keuangan Masjid Al-Falah

BAB IV


Surabaya......................................................................

45

ANALISIS
STRATEGI
PENGELOLAAN
KEUANGAN MASJID AL-FALAH TERHADAP
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT..........

56

A. Analisis Stratetegi Pengelolaan Keuangan Masjid Al-

Falah Surabaya.............................................................

56

B. Analisis Pelaksanaan Keuangan masjid Al-Falah

Surabaya
terhadap
Pemberdayaan
Ekonomi
Masyarakat..................................................................

59

PENUTUP ……………………………………………....

70

A. Kesimpulan ….….. …..………...…….……………....

70

B. Saran ………………………..….…….……………....

72

DAFTAR PUSTAKA ………...…………………..……......……….....

75

LAMPIRAN …………………...………………….........……………....

77

BAB

V

xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masjid merupakan tumpuan umat Islam dalam segala aktivitasnya.
Lebih dari fungsinya sebagai tempat Ibadah dan pusat berdakwah, dengan
berbagai potensinya masjid dapat menjadi salah satu tempat bersatunya
keberagaman dalam kehidupan sosial dan budaya, upaya untuk memajukan
ekonomi, sebagai sentra pendidikan agama, dan fungsi–fungsi sederhana
lainnya sangat membantu manusia di berbagai kegiatannya seperti pengingat
waktu misalnya, atau seperti tempat peristirahatan sejenak sepanjang
perjalanan. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan masjid sangat penting
dalam kehidupan seluruh umat, terlebih mengingat jumlah umat Islam yang
mayoritas di Indonesia ini.
Masjid pada zaman Rasulullah merupakan pusat kegiatan kaum
muslimin. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam masjid seperti
menuntut ilmu, membahas berbagai persoalan kehidupan, meningkatkan
solidaritas dan silaturrahim serta berbagai kegiatan positif lainnya.1 Masjid
Nabawi merupakan masjid yang pertama kali dibina setelah Rasululllah
hijrah ke Madinah.2 Dari kemakmuran masjid Nabawi tersebut, Rasulullah
berhasil menciptakan masyarakat majemuk yang di dalamnya terdapat suku
Aus, suku Khazraj, bani Nadhir, bani Quraidzah, bani Qainuqa’ dan suku–
Asadullah Al–Faruq, Mengelola dan Memakmurkan Masjid, (Solo: Pustaka Arafah,
2010),16.
2
Ahmad Sarwono, Masjid Jantung Masyarakat, (Yogyakarta: ‘Izzan Pustaka, 2003) ,73.
1

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

suku lainnya yang diayomi oleh umat Islam.3 Dari salah satu dampak dalam
memakmurkan masjid, berhasil menumbuhkan jiwa tauhid kaum muslimin,
maka dapat dibayangkan dampak postif lainnya dari memakmurkan masjid
dalam kehidupan sosial, ekonomi, serta peningkatan sumber daya insani.
Perintah Allah dalam Qur’an Surat At Taubah ayat 18:
ۡ َ
َۡ ََۡ ََٰ َ َ َ َ ََٰ َ َ َََ
َ
َ َ ََ ‫َ َش إ‬
ٰ َ ‫إ ِ َن َ ا َي ۡع ُ ُ َم‬
‫خ ِ وأقام ٱلص ة وءاَ ٱل ك ة ول‬
ِ ٓ‫ج َد ٱَِ َم ۡ َء َام َ بِٱَِ َوٱَۡ ۡمِٱ‬
َۖ‫ٱ‬
ِ
ِ ‫س‬
َ َ َ ُ َ ََ
ۡ
ْ ُ ُ
ٓ ‫فع‬
٨ َ ‫َ أ ْو ٓلئِك أن يَك ن ا ِم َ ٱل ُ ۡ َتدِي‬
Artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap)
melaksanakan shalat, menunaikan zakat, tidak takut (kepada apa pun)
kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang
yang mendapat petunjuk”4
Begitu jelasnya perintah dari Allah tentang memakmurkan masjid,
serta mengingat dampak–dampak positifnya terhadap masyarakat luas, maka
untuk memakmurkan masjid itu sendiri diperlukan usaha yang ekstra bagi
takmir masjid untuk manajemen yang baik agar tercapai tujuan demi
kemaslahatan umat.
Manajemen masjid merupakan keterampilan pengelolaan yang dapat
membantu takmir masjid untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
potensi masjid secara efektif dan produktif.5 Salah satu hal yang terpenting
dalam manajemen masjid adalah pengelolaan keuangan yang baik. Di mana

3

Ibid.,74.

4Kementrian

Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya:Edisi
(Jakarta:Widya Cahaya, 2011).
5
Asadullah Al–Faruq, Mengelola dan Memakmurkan....65.

yang Disempurnakan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

keuangan masjid berpengaruh terhadap keberhasilan program–program
masjid. Jika keuangan masjid dikelola dengan baik dan penuh tanggung
jawab, dapat meningkatkan rasa percaya jamaah yang mengamanahkan
uangnya kepada masjid. Karena sebagian besar sumber dana masjid berasal
dari amanah para jamaah masjid.
Masjid Al-Falah Surabaya merupakan salah satu masjid besar di
Surabaya. Terletak di Jl. Raya Darmo no. 137 A, lokasinya berada di pinggir
jalan utama raya Darmo, mudah diakses, berdiri di lingkungan ruko dan
perkantoran, dan berada di seberang Kebun Binatang Surabaya, bisa
dikatakan berada di lokasi yang cukup strategis sehingga mudah dijangkau
oleh jamaah.
Fasilitas yang disediakan oleh masjid pun sangat memadai sebagai
salah satu usaha takmir masjid untuk memakmurkan masjid Al-Falah
Surabaya, ruang sholat yang luas dan bersih, terdapat lembaga kursus
membaca Al-Qur’an, Poliklinik, Biro Konsultasi Keluarga Sakinah, serta
bimbingan gratis untuk para Muallaf. Fasilitas–fasilitas kecil lainnya yang
sangat menarik minat jamaah untuk melaksanakan ibadahnya di Masjid AlFalah seperti tersedianya air minum sekaligus hadis yang berada di sekitar
air minum sebagai peringatan agar makan dan minum tidak sambil berdiri,
serta tersedianya minyak wangi bagi jamaah pria.
Melihat fasilitas yang terjaga dengan baik, tidak heran jika jamaah
masjid Al-Falah Surabaya tidak pernah terlihat sedikit. Masyarakat
berlomba–lomba meramaikan masjid baik untuk melaksanakan Sholat 5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

waktu, kursus mengaji, berobat, konsultasi, bahkan remaja yang setelah
sholat kemudian mengerjakan tugasnya dengan memanfaatkan fasilitas Wi
Fi yang disediakan oleh pihak masjid. Terlebih lagi ketika hari Jum’at.
Dalam pelaksanaan sholat Jum’at di Masjid Al-Falah Surabaya, jamaah bisa
mencapai seribu orang. Seluruh ruangan yang tersedia selain ruang utama di
Masjid Al-Falah Surabaya juga digunakan jamaah untuk melaksanakan
Sholat Jum’at, sehingga seluruh ruangan penuh kecuali ruangan–ruangan
yang tidak bisa digunakan untuk Sholat. Hingga kurang lebih sekitar 40
kotak infaq yang tersebar untuk para jamaah yang hendak menginfaqkan
sebagian hartanya. Sebegitu bersemangatnya para jamaah untuk meramaikan
Masjid Al-Falah Surabaya karena pengelolaan fasilitas yang baik oleh takmir
Masjid.
Melihat betapa ramainya Masjid Al-Falah Surabaya, infaq yang
terkumpul setiap minggunya pun tidak sedikit jumlahnya, untuk infaq dari
pelaksanaan sholat Jum’at sendiri jumlahnya bisa mencapai Rp. 60.000.000,. Jika dijumlahkan dengan infaq hari–hari lainnya maka infaq yang
terkumpul lebih dari jumlah tersebut setiap minggunya.
Masjid Al-Falah membawahi beberapa lembaga, yaitu lembaga
Pendidikan, lembaga Dakwah, lembaga Dana, serta lembaga Sosial.
Lembaga Dana selain bertugas untuk mengelola keuangan masjid berkaitan
dengan kinerja lembaga Pendidikan, lembaga Dakwah, serta lembaga Sosial,
juga terdapat BAZ sebagai salah satu lembaga pengelola zakat, baik zakat
maal maupun zakat fitrah. Penerimaan yang diterima oleh Masjid kemudian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

dibelanjakan untuk kebutuhan Masjid serta disalurkan kepada Mustahiq.
Disamping itu penerimaan Masjid Al-Falah juga digunakan untuk berbagai
program sosial seperti Poliklinik, pemberian pinjaman modal usaha bagi
kaum dhuafa, pinjaman kepada Koperasi Lembaga Kursus Al-Falah, untuk
program kerja Remaja Islam Masjid Al-Falah berupa badan usaha serta
pelatihan kewirausahaan kepada para remaja, dan juga disalurkan berupa
sumbangan sosial untuk kejadian–kejadian insidentil.
Hal ini menggelitik rasa ingin tahu penulis tentang bagaimana
pengelolaan keuangan di Masjid Al-Falah Surabaya tersebut, bagaimanakah
proses pengelolaannya dari perencanaan hingga pelaksanaan keuangannya
karena berkaitan dengan amanah yang jamaah berikan terhadap masjid.
Selain itu, peran masjid yang seharusnya begitu besar terhadap kemajuan
umat6 dalam distribusi keuangan masjid dan dengan pemasukan yang cukup
besar diterima disetiap minggunya, maka seharusnya dapat memberikan
kontribusi yang besar bagi perekonomian masyarakat, baik dari pelaksanaan,
pembelanjaan, maupun penyaluran keuangannya.
Dari berbagai uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih
dalam mengenai strategi pengelolaan keuangan di Masjid Al-Falah Surabaya
terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat. Sehingga penulis mengangkat
judul: “Analisis Strategi Pengelolaan Keuangan Masjid Al-Falah Surabaya

terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat”.

6

Ibid,.17.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya
tentunya membutuhkan pembahasan yang cukup panjang mengenai
pengelolaan keuangan Masjid. Dalam hal ini identifikasi masalah
yang muncul adalah:
1. Strategi yang digunakan Masjid Al-Falah Surabaya dalam pengumpulan
dana serta perencanaan pendapatan anggaran dan belanjanya.
2. Strategi yang digunakan Masjid Al-Falah dalam penggunaan keuangan,
baik pelaksanaan, pembelanjaan, serta penyalurannya.
3. Strategi dalam pelaporan dan pengawasan keuangan masjid Al-Falah
sebagai bentuk tanggung jawab terhadap amanah yang diberikan oleh
masyarakat.
4. Strategi pengelolaan keuangan dari segi pelaksanaan, pembelanjaan, dan
penyaluran

keuangan

masjid

Al-Falah

yang

berkaitan

dengan

pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Sehingga batasan permasalahan yang akan diteliti adalah seputar:
1. Strategi pengelolaan keuangan, berupa proses pengumpulan dana,
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pengawasan.
2. Strategi pengelolaan keuangan Masjid Al-Falah Surabaya terhadap
pemberdayaan ekonomi masyarakat.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat dirumuskan permasalahan berikut ini:
1. Bagaimana analisis strategi pengelolaan keuangan Masjid Al-Falah
Surabaya?
2. Bagaimana analisis strategi pengelolaan keuangan Masjid Al-Falah
Surabaya terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat?
D. Kajian Pustaka
Sebelum melanjutkan penelitian diperlukan kajian lebih mendalam
terhadap penelitian–penelitian terdahulu sebagai rujukan serta referensi
tambahan untuk menemukan perbedaan pembahasan untuk menghindari
duplikasi penelitian serta sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan
pola pikir.
Nur Ma’rufah pada tahun 2009 pernah melakukan penelitian berjudul
Sistem Pengelolaan Dana Yayasan Panti Asuhan Taman Thoyyibah Sedati
Gede Sidoarjo. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Panti
Asuhan Taman Thoyyibah menjalankan proses pengelolaan keuangan
berdasarkan perencanaan, di mana setiap divisi dari yayasan tersebut
menganggarkan kebutuhan dari program–program yang telah direncanakan
dengan baik untuk kedepannya. Pengorganisasian, yaitu dalam pembelanjaan
keuangannya maka ditentukan seorang koordinator di setiap divisinya, dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

yang terakhir pengawasan di mana ketua yayasan turun secara langsung
dalam memonitor proses pengelolaan keuangan tersebut7.
Abdul Fikri Abshari pada tahun 2011 pernah melakukan penelitian
berjudul Strategi Masjid dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat (Studi Pada
Masjid Raya Pondok Indah dan Masjid Jami Bintaro Jaya). Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa masing–masing masjid memiliki strategi yang
berbeda dalam memberdayakan ekonomi umat. Masjid Raya Pondok Indah
memiliki BMT untuk menjalankan program pemberdayaan ekonomi umat,
sedangkan Masjid Jami Bintaro Jaya memiliki program PMM (Pinjaman
Mikro Masjid) sebagai strategi pemberdayaan ekonomi umat8.
Suwarto pada tahun 2012 pernah melakukan penelitian berjudul
Peranan Masjid dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Masjid Riyad
Surakarta (Tinjauan Sosiologi Agama). Hasil dari penelitian tersebut yaitu di
mana Masjid Riyad Surakarta memiliki pertokoan sebagai upaya
pengembangan ekonomi masyarakat, dan terdapat bagi hasil yang diberikan
pertokoan sebagai salah satu masukan bagi Masjid Riyad9.
Nurul Fajri Khoiriyah pada tahun 2013 pernah melakukan penelitian
berjudul Evaluasi Praktik Manajemen Keuangan Pada Masjid (Studi Kasus
pada Masjid Jogokariyan Yogyakarta). Hasil dari penelitian tersebut

Nur Ma’rufah, "Sistem Pengelolaan Dana Yayasan Panti Asuhan Taman Thoyyibah
Sedati Gede Sidoarjo" (Skripsi—IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2009), vii.
8
Abdul Fikri Abshari, “Strategi Masjid dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat (Studi Pada
Masjid Raya Pondok Indah dan Masjid Jami Bintaro Jaya)” (Skripsi—UIN Syarif
Hidayatullah, Surabaya, 2011), i.
9
Suwarto, “Peranan Masjid dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Masjid Riyad
Surakarta (Tinjauan Sosiologi Agama)”, (Skripsi Naskah Publikasi—Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2012),15.

7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

menunjukkan bahwa manajemen keuangan pada Masjid Jogokariyan
Yogyakarta bersifat terbuka terhadap Jama’ah dan dinilai baik10.
Sastrawati pada tahun 2014 lalu pernah melakukan penelitian
berjudul Sistem Penggalian dan Pengalokasian Dana Masjid Mu’ayyad
Wonocolo Surabaya. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Masjid Mu’ayyad mengelola keuangan melalui tahapan manajemen yaitu

planning, organizing, actuating, dan controlling. Sumber dana masjid
tersebut selain berasal dari amal jariyah masyarakat juga berasal dari
menyewakan alat masjid. Sedangkan pengalokasinnya digunakan untuk
pembangunan masjid serta biaya operasional masjid11.
Dari kelima penelitian tersebut, terdapat persamaan dan perbedaan
dari yang akan diteliti oleh penulis. Persamaannya sama–sama meneliti
mengenai strategi pengelolaan keuangan pada yayasan sosial (yayasan
Masjid)

serta

ingin

mengetahui

bagaimana

upaya

masjid

dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Perbedaannya pada penelitian terdahulu mengulas secara terpisah
antara pengelolaan keuangan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat,
sedangkan dalam penelitian yang akan penulis lakukan yaitu ingin
mengetahui pemberdayaan ekonomi masyarakat dari strategi pengelolaan
keuangan masjid. Adakah dari penyaluran, penggunaan, dan pembelanjaan

10

Nurul Fajri Khoiriyah, "Evaluasi Praktik Manajemen Keuangan pada Masjid ( Studi
Kasus pada Masjid Jogokaroyan Yogyakarta)" (Skripsi—Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, 2013), x.
11
Sastrawati, “Sistem Penggalian dan Pengalokasian Dana Masjid Mu’ayyad Wonocolo
Surabaya” (Skripsi—UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014), 98.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

keuangan masjid kemudian memberdayakan perekonomian masyarakat
berdasarkan indikator pemberdayaan ekonomi masyarakat.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi pengelolaan keuangan Masjid Al-Falah
Surabaya.
2. Untuk mengetahui analisis strategi pengelolaan keuangan Masjid AlFalah Surabaya terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak–pihak,
diantaranya:
1. Manfaat secara teoritis:
a. Bagi Penulis
Dapat memberikan ilmu pengetahuan, wawasan, serta pengalaman
baru bagi penulis di bidang pengelolaan keuangan kemudian
manajemen masjid juga mendalami tentang pemberdayaan ekonomi
masyarakat.
b. Bagi Jurusan / Fakultas
Penelitian ini diharapkan sebagai tambahan referensi literatur untuk
penelitian selanjutnya khususnya bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Islam Program Studi Ekonomi Syariah tentang pengelolaan keuangan
pada lembaga sosial serta pemberdayaan ekonomi masyarakat.

2. Manfaat secara praktis:
a. Bagi Masjid Al-Falah Surabaya
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam strategi pengelolaan
keuangan serta memperhatikan potensi dalam pengelolaan keuangan
dalam hal pemberdayaan ekonomi masyarakat.
b. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan pengetahuan terhadap masyarakat luas tentang
pengelolaan keuangan masjid Al-Falah Surabaya dan memahami
pelaksanaannya dalam memberdayakan perekonomian masyarakat.
Sehingga masyarakat semakin bersemangat dalam memakmurkan
masjid baik masjid Al-Falah Surabaya maupun masjid–masjid lainnya
dan bersemangat dalam berinfaq dan bersodaqoh di masjid.

G. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini, penulis perlu
memaparkan definisi dari variabel yang terdapat dalam judul ini.
Diantaranya sebagai berikut:

1. Pengelolaan Keuangan Masjid
Pengelolaan keuangan masjid berarti proses perencanaan dan
pelaksanaan keuangan masjid sebagai upaya menjaga kelangsungan hidup

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

dan mewujudkan kemakmuran masjid12. Manajemen keuangan masjid
meliputi penggalian sumber dana, penganggaran keuangan, sirkulasi
keuangan, pelaporan keuangan dan pengawasan keuangan. Dana–dana
yang diperlukan masjid sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatan
peribadatan, keagamaan, pengadaan sarana dan prasarana, pelayanan
umat, serta pengembangan masjid, sehingga takmir harus memikirkan,
mencari, dan mengumpulkan dana untuk kepentingan memakmurkan
masjid13. Dalam penelitian ini pengelolaan keuangan akan berfokus pada
perencanaan, pelaksanaan keuangan masjid yang berkaitan dengan
pemberdayaan

ekonomi

masyarakat,

pelaporan

keuangan,

serta

pengawasan keuangan masjid Al-Falah.

2. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Pemberdayaan ekonomi masyarakat berarti upaya membangkitkan
potensi masyarakat ke arah yang lebih baik, khususnya di bidang
perekonomian. Potensi untuk keluar dari kesulitan situasi ekonomi,
terlebih masalah kemiskinan menjadi identik dengan masyarakat Islam di
Indonesia14. Masyarakat yang dituju dalam penelitian ini merupakan
masyarakat yang berkaitan dengan Masjid Al-Falah Surabaya, sebagai
sasaran individual, komunal, atau institusional dalam penyaluran,
penggunaan, maupun pembelanjaan keuangan masjid Al-Falah Surabaya.
12
13

Asadullah Al – Faruq, Mengelola dan Memakmurkan..., 227.

Ibid., 227 – 228.

Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam,(
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001),45.
14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Sehingga masyarakat tersebut merasa berkurang bebannya dalam hal
perekonomian, bahkan terlepas dari himpitan ekonomi.

H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif
yaitu penelitian yang memberikan deskripsi tentang situasi yang
kompleks15 serta memberikan penjabaran yang detail mengenai strategi
pengelolaan keuangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat agar
dapat mengetahui secara mendalam tentang hasil dari penelitian ini.

2. Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan oleh penulis untuk menjawab rumusan
masalah adalah:
a. Data primer yang dikumpulkan adalah laporan keuangan masjid AlFalah Surabaya yang mencatat pemasukan dan pengeluaran dari
masjid Al-Falah Surabaya per 31 Desember 2014 dan 2013. Serta
hasil wawancara mengenai pengelolaan keuangan masjid Al-Falah
dan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
b. Data sekunder yang dikumpulkan adalah profil masjid Al-Falah
Surabaya dan laporan kegiatan yayasan Masjid Al-Falah Surabaya
tahun 2014.

Ariesto Hadi Sutopo & Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan
Nvivo, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),2.

15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
yaitu:
a. Sumber primer dari penelitian ini yaitu pengelola keuangan masjid
dan pengelola lembaga-lembaga yang berada di bawah naungan
masjid Al-Falah Surabaya.
b. Sumber sekunder dari penelitian ini yaitu bagian administrasi dan
umum masjid Al-Falah Surabaya.

4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan penulis

dalam

mengumpulkan data

diantaranya adalah:
a. Teknik interview/wawancara, berarti melakukan pertemuan dua
hingga tiga orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu (Sugiyono, 2009:72)
b. Teknik dokumentasi berarti mengumpulkan dokumen–dokumen yang
dibutuhkan sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
c. Teknik observasi yaitu melakukan pengamatan untuk memperoleh
data, dengan mendengarkan, memberikan perhatian secara hati–hati
dan terperinci.16

16

Ibid., 7.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

5. Teknik Analisis Data
Teknik yang akan digunakan oleh penulis dalam menganalisis data
yang

pertama

adalah

teknik

mengumpulkan

semua

data,

pengumpulan
kemudian

data,

memilih,

dengan

cara

memilah,

dan

mengelompokkan data yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan
yang diangkat. Kemudian setelah data terkumpul, menggunakan teknik
penyajian data, yaitu menyajikan data yang telah terpilih baik berupa
teks. Dan yang terakhir adalah teknik penarikan kesimpulan, yaitu
menyimpulkan hasil analisis dari penelitian.
Tujuan analisis data menggunakan teknik pengumpulan data,
penyajian data, pengolahan dan menganalisis data yang terkumpul,
hingga menarik kesimpulan ialah agar penulis mendapat makna
hubungan variabel-variabel sehingga dapat menjawab rumusan masalah
yang dirumuskan dalam penelitian.17

I. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa
bab, yang setiap babnya memliki sub bab pembahasan sehingga
memudahkan pembaca dalam membaca hasil penelitian.
Bab pertama berisikan tentang latar belakang masalah, identifikasi
dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian,

17

Ibid., 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penilitian serta
sistematika pembahasan.
Bab kedua berisikan tentang kerangka teori yang digunakan sebagai
landasan dalam penelitian ini. Terdapat teori pengelolaan keuangan masjid
serta konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat. Yakni masyarakat yang
berkaitan dengan penyaluran, penggunaan, dan pembelanjaan dari keuangan
masjid Al-Falah Surabaya.
Bab ketiga berisikan gambaran umum mengenai subjek yang akan
diteliti yaitu mengenai masjid Al-Falah Surabaya, baik sejarah masjid
maupun gambaran mengenai pengelolaan keuangan seperti sumber dana
masjid, unit-unit usaha sosial masjid, dan pengeluaran keuangan masjid AlFalah.
Bab keempat menganalisis hasil dari penelitian, yaitu mengenai
analisis strategi pengelolaan keuangan di masjid Al-Falah terhadap
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dalam bab keempat dianalisis secara
detail mengenai strategi pengumpulan dana masjid, strategi perencanaan
keuangan masjid, strategi pelaksanaan keuangan masjid, pelaporan, serta
pengawasan keuangan masjid. Juga menganalisis keuangan masjid terhadap
pemberdayaan ekonomi masyarakat
Bab kelima sebagai penutup berisi kesimpulan dan saran dari
penelitian bagi masjid Al-Falah dan masyarakat terkait dengan permasalahan
yang diteliti. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan
dalam pengelolaan keuangan masjid serta untuk kemaslahatan bersama.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBERDAYAAN
EKONOMI MASYARAKAT
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Istilah Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu Strategos yang
berarti komandan militer. Konteks awalnya digunakan dalam dunia
militer, yaitu membuat rencana dalam menaklukkan musuh. Saat ini
berbagai macam definisi strategi dapat ditinjau dari segi politik,
ekonomi, perusahaan, dan organisasi.18 Sedangkan menurut Alfred
Chandler merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang suatu
perusahaan atau organisasi dan alokasi sumber daya untuk mencapai
tujuan.19 Strategi diartikan juga sebagai suatu rencana kegiatan yang
menyeluruh yang disusun secara sistematis dan bersifat umum,
digunakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, harus
dirahasiakan dan tidak semua orang dapat mengetahuinya.20
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan, strategi dalam
lingkup organisasi merupakan sebuah proses perencanaan, penetapan
tujuan, serta penentuan sasaran kegiatan dalam jangka waktu yang juga
ditentukan untuk mencapai segala sesuatu yang diharapkan oleh
organisasi.
Senja Nilasari, Manajemen Strategi itu Gampang, (Jakarta:Dunia Cerdas, 2014), 2.
Ismail Solihin, Manajemen Strategik, (Bandung:Penerbit Erlangga, 2012), 25.
20
Ilham Sofyan, Teknink Penyusunan Manajemen Strategi Pemerintah dan Usaha,
(Yogyakarta:Graha Ilmu, 2015), 3.
18

19

17
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

2. Tahapan–Tahapan dalam Strategi
a. Formulasi Strategi
Formulasi strategi merupakan dasar awal bagi sebuah
organisasi dalam menentukan langkah–langkah ke depannya. Tidak
hanya menentukan langkah–langkah organisasi namun juga sebagai
upaya pencegahan terhadap masalah yang kemungkinan akan
terjadi.21 Karena formulasi strategi dibuat dengan menganalisis
faktor

internal

dan

eksternal

perusahaan.

Tahapan

dalam

merumuskan strategi adalah menentukan visi, misi, dan tujuan
perusahaan.
Visi merupakan pandangan serta cita–cita mengenai lingkup,
skala, dan ukuran yang ingin dicapai oleh organisasi di masa
mendatang.22 Sedangkan misi merupakan pelaksanaan dari sebuah
visi23, berupa cara–cara apa saja yang perlu dilakukan untuk
mewujudkan visi organisasi. Dan yang terakhir yaitu menentukan
tujuan berarti menentukan sasaran akhir yang ingin dicapai melalui
berbagai aktivitas operasional.24
b. Implementasi Strategi
Implementasi Strategi merupakan kegiatan pelaksanaan dari
sebuah perencanaan, dilakukan secara teroganisir dengan memiliki
struktur organisasi serta tersedianya sumber daya manusia dan
Ibid., 33.
Kusawandi, Manajemen Strategi, (Surabaya:Unesa University Press, 2013), 21.
23
Senja Nilasari, Manajemen Strategi itu ..., 40.
24
Ilham Sofyan, Teknink Penyusunan Manajemen ...,36
21

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Pengarahan,

bimbingan,

komunikasi

merupakan

bagian

dari

implementasi strategi dan tentunya dengan koordinasi yang baik.25
Formulasi

strategi

dan

implementasi

strategi

saling

berkaitan. Formulasi yang baik tanpa proses implementasi yang baik
akan berakibat buruk bagi organisasi dan sulitnya mencapai tujuan.
Formulasi yang buruk jika diimplementasikan dengan baik tetap saja
memiliki hasil yang buruk. Jika formulasi yang baik dan
implementasi yang baik pula akan menghasilkan dampak yang
positif bagi organisasi. Jadi, proses formulasi strategi dan
implementasi strategi saling berkaitan26.
c. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi digunakan untuk mengetahui keberhasilan
sebuah strategi. Setelah implementasi dijalankan maka kemudian
dipelajari kembali di mana letak keberhasilannya serta di mana letak
kesalahannya dari sebuah formulasi strategi. Kemudian evaluasi
strategi juga diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan formulasi strategi diperiode berikutnya27.

B. Pengelolaan Keuangan Masjid
1. Pengertian Pengelolaan Keuangan

Kusawandi, Manajemen Strategi...,131.
Ilham Sofyan, Teknink Penyusunan Manajemen ..., 26.
27
Senja Nilasari, Manajemen Strategi itu ...,153.
25

26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengelolaan merupakan
proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan
organisasi, serta proses yang memberikan pengawasan pada semua hal
yang terlibat di pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.28
Pengertian ini serupa dengan pengertian manajemen yakni proses
tertentu yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan
tertentu yang sudah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan
sumber–sumber lainnya.29 Secara konseptual, manajemen merupakan
sebuah ilmu, seni, profesi, proses, dan sistem yang mengubah berbagai
sumber daya (manusia, material, mesin, metode, uang, waktu, informasi,
pasar, dan moral) dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu
secara rasional, efektif, dan efisien.30
Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengatur uang yang
mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi.31 Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia keuangan merupakan segala sesuatu
yang bertalian dengan uang, juga menjelaskan mengenai kondisi uang.32
Pengelolaan keuangan berarti proses tertentu baik perencanaan,
pelaksanaan, pelaporan, maupun pengawasan keuangan, dapat dilakukan
baik oleh individu, perusahaan, maupun pemerintah agar dapat mencapai
Kamus Besar Bahasa Indonesia : Edisi IV ( Jakarta : Pusat bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2008 )
29
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Pengawasan Manajemen dalam Perspektif Islam,
(Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta, 1992), 121.
30
Kusawandi, Manajemen Strategi..., 2.
31
Sundjaja Ridwan S. & Barlian Inge, Manajemen Keuangan edisi ke Lima,
(Jakarta:Literata Lintas Media, 2003)
32
Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia:Edisi IV
(Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008) 1767.
28

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

tujuan yang diinginkan. Semakin baik sebuah pengelolaan keuangan
semakin tercapai tujuan yang diinginkan.
Masjid merupakan tempat melaksanakan Ibadah Shalat bagi umat
Islam. Lebih dari itu, masjid adalah tempat mulia yang di dalamnya juga
patut dikerjakan pekerjaan–pekerjaan mulia, seperti menuntut ilmu,
meningkatkan solidaritas dan silaturrahim.33 Berbeda dengan tempat–
tempat ibadah lain, masjid dan kehidupan manusia sudah tidak dapat
dipisahkan lagi. Masjid sebagai sarana mewujudkan kemajuan
peradaban, kemasyarakatan, dan keruhanian umat.34
Untuk mewujudkan setiap kegiatan masjid dan mencapai tujuan
masjid, diperlukan ketersediaan dana yang mencukupi serta pengelolaan
keuangan masjid yang baik dan profesional. Allah sangat mencintai
perbuatan-perbuatan yang termanaj dengan baik35, sebagaimana firmanNya dalam Al-Qur’an surah ash-Shaff ayat 4:
‫َ ح‬
ٞ ‫ن م ۡر حص‬ٞ ٰ‫ِين يح َقٰت ح َن ِ َسبي ِۦ َص مف َك َأن ح حب ۡ َي‬
٤‫ص‬
‫إِن‬
ِ ِ ِ
ِ َ َ‫ٱَ ُِ ٱ‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang

berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka
seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh”36
Manajemen keuangan yang matang, kemudian terlaksana sesuai
dengan kebutuhan akan membentuk pengelolaan keuangan yang

Asadullah Al–Faruq, Mengelola dan Memakmurkan.,16.
Ahmad Sarwono, Masjid Jantung Masyarakat....,9.
35
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik,
(Jakarta:Gema Insani Press, 2003) 3.
36
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya:Edisi yang Disempurnakan,
(Jakarta:Widya Cahaya, 2011)
33

34

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

profesional sehingga masjid dapat memenuhi kebutuhan operasional
pengelolaan masjid maupun operasional kegiatan. Kegiatan manajemen
keuangan masjid diantaranya:
2. Pengumpulan Dana Masjid
Sumber dana masjid umumnya dibagi menjadi 4 kategori 37, yaitu
sumber dana tetap, sumber dana tidak tetap, sumber dana insidental, dan
sumber dana usaha masjid.
a. Sumber Dana Tetap
Sumber dana tetap merupakan pegangan utama bagi masjid
dalam menjalankan aktivitasnya. Sumber dana ini bersifat periodik,
yang berarti pemasukan secara rutin dan teratur mengisi kas masjid,
baik harian, mingguan, atau bulanan tergantung dengan kebijakan
takmir.
Sumber dana tetap berasal dari pengurus takmir, donatur tetap,
juga dari jamaah masjid yang secara teratur memberikan sumbangan
pada masjid. Dari takmir masjid misalnya dapat berupa infak
bulanan pengurus, dari donatur tetap berasal dari pihak luar selain
pengurus dan jamaah yang secara rutin memberikan sumbangan,
dari jamaah sholat berupa infak harian misalnya ketika bulan
Ramadhan yang infaknya didapat dari ketika berbuka puasa dan
sholat Tarawih atau infak mingguan yang didapat dari sholat
Jum’at.
37

Pedoman Manajemen Masjid, (Jakarta:Yayasan Kado Anak Musli, 2014), 153.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Meski jumlah pemasukan yang diterima tidak selalu sama
namun sumber dana tetap diterima secara teratur. Sumber dana
tetap lainnya dapat berasal dari pengelolaan zakat, infak, dan
shodaqah
b. Sumber Dana Tidak Tetap
Sumber dana tidak tetap merupakan pemasukan yang bersifat
tidak rutin dan tidak terprediksi jumlahnya juga waktu diterimanya.
Jadi sumber dana ini sewaktu–waktu dapat diterima oleh masjid
berupa sumbangan baik dari pihak pengurus, jamaah, maupun pihak
lain di luar masjid.
c. Sumber Dana Insidental
Sumber dana insidental didapatkan oleh masjid dari insiatif
takmir masjid dalam menggalang dana. Takmir masjid membuat
proposal pengajuan dana kepada pihak lain seperti instansi
pemerintahan, instansi swasta, lembaga sosial, yayasan, dan lain
lain. Hal ini lazim dilakukan oleh takmir masjid ketika masjid
hendak menyelenggarakan kegiatan akbar atau hendak melakukan
renovasi masjid atau kegiatan besar masjid lainnya.
d. Sumber Dana Usaha Masjid
Pengumpulan dana secara lebih kreatif dapat dilakukan dengan
beberapa pilihan38, seperti sumber dana yang berasal dari usaha
masjid merupakan salah satu sumber dana yang berasal dari upaya
Muhammad E. Ayub, Manajemen Masjid : Petunjuk Praktis bagi para Pengurus,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1996), 58.
38

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

masjid dalam penggalian dana. Kegiatan ini berupa aktivitas
ekonomi yaitu membentuk unit usaha yang hasilnya dapat
menambah pemasukan masjid, selain itu berbagai aktivitas ekonomi
tersebut dapat menjadi strategi lain dalam memakmurkan masjid.
Unit usaha dapat bergerak di bidang jasa, perdagangan, juga
produksi. Di bidang jasa misalnya, sebegai event organizer islami,
membuka poliklinik, jasa fotocopy, travel syariah, dan lain
sebagainya. Usaha di bidang perdagangan misalnya membuka toko
alat tulis dan buku–buku Islami, menjual obat–obatan herbal, alat
perlengkapan sholat, dan lain sebagainya. Namun usaha dalam
bidang perdagangan tetap tidak dapat dilakukan dalam masjid.
Usaha perdagangan tetap dapat dilakukan di tempat yang terpisah
dengan masjid karena sesuai dengan hadis:

‫’’ إ ا أيتم من ي يع أوي تاع في ا‬:‫سول ّ صل اّ عليه وسلم قال‬

‫ أ‬، ‫عن أبي هرير‬

.،،‫ َ هااّ عليك‬: ‫ وإ ا أيتم من ي ش ضا لة فقولوا‬،‫ َا بح اّ ت ا تك‬: ‫فقولوا‬، ‫ل سج‬
.‫ ح يثحسن‬: ‫وقال‬

‫وا الترم‬

Artinya: “Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah
bersabda: “Jika kalian melihat seseorang menjual atau membeli di
dalam masjid, maka katakanlah: “Semoga Allah tidak memberi
keuntungan pada daganganmu!” Dan jika kalian melihat orang yang
mencari barangnya yang hilang maka ucapkanlah: “Semoga Allah
tidak mengembalikannya kepadamu!” (HR. Turmudzi dan ia

berkata: “Hadis hasan”)39

39

Imam Nawawi, Terjemah Riyadhus Shalihin/Imam Nawawi, (Surabaya:Duta Ilmu,

2006),.673.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

3. Perencanaan Anggaran Masjid
Dalam merencanakan keuangan masjid agar kegiatan masjid dapat
berjalan, maka perlu dilakukan beberapa upaya perencanaan yang
terukur dan terencana. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan keuangan masjid adalah:40
a. Menentukan kegiatan sesuai dengan ketersediaan dana. Agar tidak
mengalami kesulitan ketika mengadakan kegiatan. Kemudian dibuat
skala

prioritas,

apa

saja

kegiatan

yang

mendesak

untuk

dilaksanakan.
b. Menentukan

pos-pos

pemasukan

dan

pengeluaran.

Dalam

merencanakan keuangan tidak hanya memperkirakan pengeluaran
namun juga membahas dari mana saja dana akan didapatkan untuk
memenuhi pengeluaran yang direncanakan tersebut.
c. Dalam menganggarkan keuangan masjid, angka masing-masing
bidang kerja disebutkan untuk mengetahui alokasi dana bagi
kegiatan yang direncanakan. Sehingga dapat mempergunakan
keuangan tersebut lebih cermat dan amanah.
d. Bila memungkinkan, setiap bidang kerja diberikan toleransi
anggaran antara 5-15 persen sebagai faktor safety.
4. Pelaksanaan Keuangan Masjid
Dalam

pelaksanaan

keuangan

masjid,

dana

yang

telah

dikumpulkan disimpan oleh bendahara ke dalam kas keuangan masjid
40

Asadullah Al–Faruq, Mengelola dan Memakmurkan...,238.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

dan dengan sepengetahuan Ketua Umum. Jika disimpan di dalam bank,
harus

menggunakan

jasa

perbankan

syariah.

Kemudian

setiap

pengeluaran harus sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan untuk
setiap

bidang.41

Penggunaaan

dipertanggungjawabkan

dengan

keuangan

juga

melampirkan

harus
laporan

pertanggungjawaban kinerja masing–masing bidang. Setiap pemasukan
maupun pengeluaran juga harus disertai bukti tertulis dan segera dicatat
dalam pembukuan keuangan masjid. Hal ini memudahkan proses
pengelolaan keuangan masjid dan lebih membuat pengelolaan lebih
terstruktur serta dapat dipahami oleh semua pihak.
5. Pengawasan Keuangan Masjid
Dana yang diperoleh masjid sebagian besar merupakan dana yang
diamanahkan oleh jamaah agar dapat dikelola dengan baik dan
bermanfaat bagi umat. Maka sudah sewajarnya dilakukan pengawasan,
bukan sebagai bentuk kecurigaan, namun hanya sebagai controlling dari
kinerja bendahara atau pengurus dana dari penggunaan dana sesuai atau
tidaknya dengan rencana anggaran yang telah ditentukan.42
6. Pelaporan Keuangan Masjid
Laporan keuangan masjid diperlukan sebagai informasi kondisi
keuangan masjid dari berbagai transaksi dan merupakan hasil akhir dari
proses akuntansi keuangan. Pencatatannya harus sesuai dengan
41

Asadullah Al–Faruq, Mengelola dan Memakmurkan.,240.

42

Ibid.,250.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

ketentuan–ketentuan akuntansi yang umum digunakan oleh institusiinstitusi. Masjid mengikuti ketentuan akuntansi yang biasa digunakan
institusi nirlaba. Tentunya, akuntansi keuangan yang sesuai dengan
organisasi

keagamaan

adalah

akuntansi

untuk

entitas

nirlaba

sebagaimana diatur dalam PSAK No. 45 tentang Standar Akuntansi
untuk Entitas Nirlaba.43 Hal ini akan mempermudah ketika memahami
informasi keuangan yang disampaikan dalam laporan keuangan tersebut.

C. Konsep Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Secara

leksikal,

pemberdayaan

berarti

‘penguatan‘,

istilah

pemberdayaan dapat diserupakan dengan pengembangan, yang berarti
masyarakat dapat memilih dan melihat sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya.44 Sedangkan menurut Imang Mansur Burhan pemberdayaan
masyarakat berarti salah satu cara dalam upaya membangkitkan potensi
umat menjadi lebih baik lagi, dalam lingkungan sosial, politik, dan
ekonomi.45
Ekonomi menurut Samuelson dan Nordhaus merupakan studi
mengenai bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya yang
langka

untuk

menghasilkan

barang

yang

bernilai,

kemudian

43

accounting-media.blogspot.co.id/2014/07/akuntansi-untuk-entitas-tempatibadah.html?m=1
44
Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam : Dari
ideologi Strategi, sampai Tradisi, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2001), 41.
45
Imang Mansur Burhan, Pokok–Pokok Pikiran Tentang Zakat Dalam Pemberdayaan
Umat, (Bandung:Pusat Pengkajian Islam dan Pranata IAIN Sunan Gunung Djati, 1998),
121.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

mendistribusikannya

terhadap

kelompok

masyarakat

lainnya.46

Sedangkan menurut Abdurrahman, ekonomi merupakan ilmu dan
pembelajaran tentang usaha manusia dalam memperoleh alat–alat materi
untuk memenuhi kebutuhan.47 Dari pengertian-pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
usaha manusia (produksi dan distribusi) dalam mendapatkan keuntungan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Definisi masyarakat menurut Hassan Shadily adalah:
“Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari
beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian
secara golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain.”48
Sedangkan masyarakat menurut Selo Soemardjan adalah Orang–orang
yang hidup bersama di mana menghasilkan atau membentuk sebuah
kebudayaan.49 Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang
berkumpul dan hidup dalam sebuah lingkungan dan saling berinteraksi
satu sama lain.
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat berarti upaya membangkitkan
kemampuan,

memberikan

kebebasan,

serta

kesempatan

kepada

masyarakat yang berada dalam kesulitan ekonomi untuk memenuhi

Paul A Samuelson & William D Nordhaus, Economics International Edition, (Singapore
Tien Wah Press, 1989), 5.
47
Abdurrachaman, Ensiklopedi Ekonomi, Keuangan, dan Perdagangan, (Jakarta:PT.
Pradnya Pramita, 1991), 371–372.
48
Hassan Shadily, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, (Jakarta:P