Analisis praktik manajemen keuangan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat pada masjid al-Akbar Surabaya.

ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Analisis Praktik Manajemen Keuangan dalam Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat pada Masjid Al-Akbar” adalah hasil penelitian lapangan dengan tujuan
menjawab pertanyaan bagaimana praktik manajemen keuangan Masjid Al-Akbar dan
Bagaimana analisis praktik manajemen keuangan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat
pada masjid Al-Akbar.
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Jenis
penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dilapangan secara
langsung untuk menggali informasi yang berkaitan dengan manajemen keuangan Masjid AlAkbar Surabaya. Untuk pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara dengan pengurus
Lembaga Amil Zakat Masjid Al-Akbar Surabaya.
Adapun hasil yang diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah Praktik
Manajemen Keuangan pada LAZ Masjid Al-Akbar Surabaya telah berjalan dengan baik
sesuai dengan teori Manajemen keuangan oleh Terry Lewis yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pergerakan (actuating), dan pengawasan (controlling). Dalam
pemberdayaan ekonomi masyarakat, LAZ Masjid Al-Akbar dibawah naungan Masjid AlAkbar melalui devisi pemberdayaan umat menyalurkan pendistribusian ZIS kepada umat
muslim yang kurang mampu dengan cara memberikan dana zakat maal tidak hanya zakat
maal konsumtif tetapi juga zakat maal produktif dengan harapan para mustahik ini suatu
saat bisa menjadi muzakki dan pemerataan ekonomi di Indonesia melalu masjid bisa
terwujud.
Kesimpulan yang diperoleh peneliti yaitu manajemen keuangan masjid Al-Akbar telah
menjalankan praktik manajemen dengan baik dan juga telah menjalankan pemberdayaan

ekonomi masyarakat melalui Lembaga Amil Zakat Masjid Al-Akbar

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM..................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ iii
PENGESAHAN ........................................................................................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi
DAFTAR TRANSLITERASI ................................................................................. xii
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A.
B.

C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
Identifikasi dan Batasan Masalah ........................................................ 7
Rumusan Masalah ................................................................................ 8
Kajian Pustaka ..................................................................................... 8
Tujuan Penelitian ............................................................................... 10
Kegunaan Hasil Penelitian ................................................................ 10
Definisi Operasional .......................................................................... 11
Metode Penelitian .............................................................................. 13
Sistematika Pembahasan .................................................................... 15

BAB II : MANAJEMEN KEUANGAN DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI
UMAT ..................................................................................................... 17

A. Manajemen Keuangan ........................................................................ 17
B. Pemberdayaan Ekonomi Umat .......................................................... 36
C. Sistem Pemberdayaan Ekonomi Umat .............................................. 44
BAB III : GAMBARAN UMUM HASIL PENELITIAN MANAJEMEN
KEUANGAN
DALAM
PEMBERDAYAAN
EKONOMI
MASYARAKAT PADA MASJID AL-AKBAR ................................. 52
A. Profil Masjid .................................................................................... 52

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Praktik Manajemen Keuangan Masjid Al-Akbar ............................ 62
C. Praktik Manajemen Keuangan dalam pemberdayaan ekonomi
Masyarakat pada Masjid Al-Akbar .................................................. 71
BAB IV : ANALISIS PRAKTIK MANAJEMEN KEUANGAN DALAM
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT.......................... 78
A. Analisis Praktik Manajemen Keuangan Masjid Al-Akbar .............. 78
B. Analisis Praktik Manajemen Keuangan dalam pemberdayaan

ekonomi Masyarakat pada Masjid Al-Akbar ................................... 81
BAB V : PENUTUP .............................................................................................. 86
A. KESIMPULAN ............................................................................... 86
B. SARAN ........................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 88
LAMPIRAN............................................................................................................. 91

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar
di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam (muslim) di Indonesia berdasarkan
sensus penduduk yang dilakukan BPS pada tahun 2010 adalah 207.176.162
jiwa dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 237.641.326 jiwa.1
Sebanyak 87,18 persen penduduk Indonesia memeluk agama Islam.
Disamping jumlah penduduk muslim yang besar, Indonesia juga mempunyai
banyak masjid. Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla,
menyebutkan saat ini jumlah masjid di Indonesia kurang lebih mencapai

290.000 bangunan.2 Jumlah masjid di Indonesia yang banyak ini bisa
dimanfaatkan untuk kepentingan jemaah dan masyarakat Indonesia.
Masjid mempunyai beragam fungsi diantaranya sebagai tempat ibadah,
tempat melakukan kegiatan pendidikan keagamaan, tempat bermusyawarah
kaum muslimin, tempat konsultasi kaum muslimin, tempat kegiatan remaja
Islam, tempat penyelenggaraan pernikahan serta tempat pengelolaan
sedekah, infak, dan zakat.3 Bahkan pada zaman Rasulullah masjid
mempunyai fungsi lain seperti tempat konsultasi dan komunikasi (masalah
ekonomi, sosial, budaya), tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya,
1

Badan Pusat Statistik, dikutip dari http://www.bps.go.id/, diakses pada 5 Oktober 2016.
Jerry Aulia Assadul, dalam http://www.lontar.ui.ac.id/naskahringkas/2016-04/S52988Jerry%20Aulia%20Assadul%20Haq, diakses pada 5 Oktober 2016.
3
ICMI Orsat Cempaka Putih, Pedoman Manajemen Masjid, (Jakarta: 2004).
2

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


2

tempat pengobatan para korban perang, tempat perdamaian dan pengalihan
sengketa, tempat aula dan tempat menerima tamu, tempat tawanan perang,
serta sebagai pusat penerangan/informasi atau pembelaan agama.4
Beragam fungsi masjid menunjukkan bahwa masjid mempunyai peranan
besar dalam masyarakat. Tidak hanya sebagai lambang kebesaran umat Islam
namun juga sebagai pusat kegiatan umat Islam, baik kegiatan sosial,
pendidikan, budaya, dakwah maupun kegiatan ekonomi. Optimalnya fungsi
masjid yang beragam di dalam masyarakat tidak terlepas dari peran

stakeholder masjid dan manajemen keuangan masjid yang kuat.
Salah satunya adalah masjid Al-akbar Surabaya, yang dimana dalam
menjalankan fungsinya masjid Al-Akbar memperoleh dana dari berbagai
macam sumber. Sumber dana masjid Al-Akbar secara umum berasal dari
zakat, wakaf, infak, sedekah, sumbangan, bantuan, dan sebagainya.
Banyaknya sumber pendanaan yang membiayai aktivitas masjid berkaitan
erat dengan besarnya dana yang dikelola oleh masjid. Jumlah dana yang
besar yang disumbangkan ke masjid Al-Akbar memerlukan manajemen
keuangan yang baik dan sehat. Salah satu ciri manajemen keuangan yang

baik adalah adanya transparansi dan akuntabilitas di dalam pengelolaan
keuangan. Hal ini seiring dengan dimulainya era demokrasi dimana tuntutan
masyarakat akan akuntabilitas dan transparansi keuangan organisasi sektor
publik dan nirlaba semakin besar.5 Masjid sebagai salah satu jenis organisasi
nirlaba yang mengelola uang dari masyarakat dituntut untuk memiliki
4
5

M. Qurais Shihab, Wawasan Al-Qur’an, cetakan XI, 2000
Bastian, I., Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 2005), 10.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

pengelolaan uang yang sistematis, transparan, dan akuntabel. Prinsip
transparansi dan akuntanbilitas dalam pengelolaan dana yang diserap oleh
masjid tercermin dari keberadaan laporan keuangan masjid yang transparan
dan akuntabel. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an Surat
Al-Baqarah ayat 282 :

            
             
                
              
            
            
            
    
            
               
               


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Artinya:
Hai
orang-orang

yang
beriman,
apabila
kamu
bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang
akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang
itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri
tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan
dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang
lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang
lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya
jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksisaksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan
lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)

keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu
perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa
bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika
kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu;
dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.6
Masjid memiliki peran sentral dalam sejarah peradaban Islam. Masjid
tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah saja, tetapi juga digunakan
sebagai pusat aktivitas umat Islam dalam berbagai bidang. Sebagaimana
sejarah mengatakan pada masa Rasulullah SAW, masjid merupakan pusat
peradaban dan pusat aktivitas baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdah.7
Semakin kompleks dan pelik permasalahan masyarakat, menuntut
masjid sebagai pusat peradaban dapat mengakomodir kebutuhan sosial. Dari
itu dibutuhkannya manajemen dan pengelolaan yang baik. Pengelolaan
6

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya : Edisi yang Disempurnakan, (Jakarta : Widya
Cahya, 2011).
7

Supardi dan Teuku Amiruddin, Konsep Manajemen Masjid: Optimalisasi Peran Masjid,
(Yogyakarta: UII Press, 2001), 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

masjid secara profesional dan berpandangan ke depan adalah salah satu cara
untuk merebut kembali kejayaan Islam yang sempat dirampas oleh negara
barat. Tanpa ditangani secara profesional, maka masjid hanya merupakan
monumen dan kerangka bangunan mati yang tidak dapat memancarkan
perjuangan syiar dan penegakan risalah kerasulan.8
Masjid Al-Akbar Surabaya memiliki beberapa u, fungsi dan peran dari
LAZ meliputi pengumpulan, dan pendistribusian. Dengan besarnya dana
zakat, infaq, dan sodaqoh yang dimiliki oleh masjid Al-Akbar Surabaya ini
lah maka dalam hal pendistribusian harus sesuai dengan syariat Islam dan
berdasarkan skala prioritas dengan prinsip pemerataan dan keadilan. MAS
terus meningkatkan layanan sosialnya, salah satunya dengan menggelar
acara sosialsiasi Zakat Maal Produktif kepada dhuafa yang kesulitan dalam
modal usaha. Acara tersebut merupakan program LAZ MAS yang secara

continue membantu perekonomian masyarakat Surabaya pada khususnya dan
Jawa Timur pada umumnya.
LAZ MAS divawah payung Masjid Al-Akbar Surabaya memberi nilai
lebih tentang zakat, infaq, shadaqah. Selain jangkauan layanan LAZ MAS
lebih luas, juga manfaat multiplier effect yang salah satunya adalah
memakmurkan masjid.
Aktifitas LAZ dalam pendistribusian dana ZIS ini tidak hanya
digunakan untuk konsumtif tetapi juga digunakan sebagai dana prodktif
yang dikelola oleh LAZ disalurkan kepada devisi-devisi yang mampu
8

Sofyan Harahap, Manajemen Masjid (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1993), 6.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

memberdayakan

ekonomi

masyarakat.

Diantaranya

meliputi

devisi

pendidikan dan pengembangan SDM yang melayani sarana prasarana
pendidikan dan beasiswa terhadap murid dan pemberdayaan para guru.
Selain itu terdapat devisi bantuan sosial kemanusiaan, devisi hibah dan
wakaf, dan devisi pemberdayaan umat. Dimana dari devisi-devisi yang
dibentuk oleh LAZ ini mampu memberikan manfaat bahkan mampu
meningkatkan

ekonomi

masyarakat.

Salah

satunya

pada

devisi

pemberdayaan umat, dimana pihak devisi ini memiliki program yaitu
melayani pemberdayaan ekonomi umat dengan cara memberikan zakat maal
produktif berupa modal usaha kepada jamaah yang rajin sholat berjamaah di
Masjid Al-Akbar dan kurang mampu. Sehingga dapat dikatakan bahwa
setiap devisi yang ada di masjid Al-Akbar Surabaya merupakan instrumen
pelayanan masyarakat dan instrumen dalam meningkatkan ekonomi
masarakat melalui potensi dari dana zakat, infaq, dan sodaqoh yang
dihasilkan.
Zakat produktif sendiri disalurkan kepada masyarakat yang telah terdata
sebagai penerima dana zakat untuk usaha. Setelah menerima dana zakat
tersebut, pihak LAZ memantau perkembangan dari usaha yang telah
dijalankan meliputi perdagangan maupun barang dan jasa. Apabila usaha
tersebut semakin berkembang dan sukses maka ukuran pencapaian dana
zakat produktif bisa dibilang tepat sasaran dan sukses. Pihak penerima zakat
tersebut memberikan timbal balik sebagai pemberi zakat untuk kesempatan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

berikutnya, sehingga saling bekerja sama dalam hal pemberdayaan ekonomi
masyarakat khususnya di lingkungan masjid Al-Akbar Surabaya.
Sehingga diharapkan melalui dana ZIS yang diperoleh dari jamaah
masjid Al-Akbar Surabaya inilah mampu di distribusikan sebagai instrumen
dalam pemberdayaan ekonomi msyarakat. Berdasarkan pemaparan latar
belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul ‚ANALISIS PRAKTIK MANAJEMEN KEUANGAN DALAM
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PADA MASJID ALAKBAR‛.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya
tentunya membutuhkan pembahasan yang cukup panjang mengenai
pengelolaan keuangan Masjid. Dalam hal ini identifikasi masalah yang
muncul adalah:
a. Menganalisis praktik manajemen pada laporan keuangan masjid AlAkbar, Pagesangan-Surabaya.
b. Menganalisis praktik manajemen keuangan dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat di masjid Al-Akbar, Pagesangan-Surabaya.
2. Batasan Masalah
Sehingga batasan permasalahan yang diteliti adalah seputar:
‚Laporan keuangan Masjid Al-Akbar selama periode 2016-2017.‛

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uarian pada latar belakang, identifikasi dan batasan
masalah, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana praktik manajemen keuangan di masjid Al-Akbar Surabaya?
2. Bagaimana analisis praktik manajemen keuangan dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat pada Masjid Al Akbar Surabaya ?
D. Kajian Pustaka
No Penelitian
1.

Judul Tesis :
Strategi
pengelolaan
keuangan masjid
Al-Falah
terhadap
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat.9
Penulis
FF.Firdaus

2.

Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang
pertama membahas teknik
pengelolaan
keuangan
dari masjid Al-Falah yang
berasal dari ZIS dikelola
untuk
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat
melalui program-program
seperti penyaluran zakat
produktif,
bantuan
pendidikan
: operasional
dll. Isi dari penelitian ini
menekankan pada peranan
dana tersebut.

Strategi Masjid
dalam
Pemberdayaan
Ekonomi Umat
(studi
pada
Masjid
Raya
Pondok
Indah

Persamaan
dan
perbedaan
Persamaan : samasama
membahas
praktik
manajemen
keuangan masjid.

Perbedaan : penelitian
terdahulu
berfokus
pada program yang
dijalankan
dan
sedangkan penelitian
sekarang membahas
tentang
praktik
manajemen keuangan
dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat.
Dari hasil penelitian, Persamaan : samakedua masjid tersebut sama
melakukan
memiliki SDM yang penelitian di masjid.
berkualitas, perbedaannya
masjid Raya Pondok Perbedaan : perbedaan
Indah telah mendirikan tempat yang diteliti.
BMT, sedangkan masid

9

FF Firdaus, ‚Strategi Pengelolaan Masjid Al-Falah Terhadap Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat‛, (Skripsi-UIN Sunan Ampel Surabaya,2016).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

3.

4.

dan Masjid Jami Jami Bintaro Jaya belum
Bintaro Jaya)10
memiliki BMT tetapi
membuat
program
Penulis : Abdul Pinjaman Mikro Masjid
(PMM). Program ini
Fikri Abshari
diberikan kepada para
pedagang yang berada
disekitar masjid.
Praktik
Ada 40 masjid yang
Manajemen
dijadikan sampel dalam
Keuangan
penelitian
ini,
hasil
Masjid Berbasis pengujian secara umum
Pemberdayaan
terhadap
variabel
Umat di Kota perencanaan, pengelolaan
Purwokerto11
dan pengendalian internal
menunjukkan bahwa dari
Penulis
: tiga variabel, pengelolaan
Sochimin, Lc., mempunyai
pengaruh
secara signifikan terhadap
M.Si.
pemberdayaan ekonomi
umat berbasis masjid.
Praktik
Penelitian ini membahas
Manajemen
tentang
manajemen
Keuangan
keuangan dan potensi
Masjid
& dana masjid tersebut
Potensi
dana dalam
pengembangan
12
masjid.
usaha maupun dalam
meningkatkan kehidupan
Penulis:
Jerry masyarakat. Potensi dana
Aulia Assadul yang dimiliki masjid
Haq & Miranti menjadi kekuatan penting
untuk mendorong umat
Kartika Dewi
ilam dalam meningkatkan
kesejahteraan
hidup
mereka. Faktor kseriusan
dan niat penerima dana
ZIS tersebut juga sangat

Persamaan : samasama
melakukan
penelitian di Masjid
berbasis
pemberdayaan
ekonomi umat.
Perbedaan : jenis
penelitian terdahulu
yaitu
melakukan
penelitian kuantitatif,
sedangkan
peneliti
sekarang dengan jenis
penelitian kualitatif.
Persamaan : samasama
membahas
manajemen keuangan
masjid.
Perbedaan : penelitian
sekarang menganalisis
manajemen keuangan
untuk pemberdayaan
ekonomi umat.

10

Abdul Fikri Abshari ‚Strategi Masjid dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat (Studi pada Masjid
Raya Pondok Indah dan Masjid Jami Bintaro Jaya‛ (Skripsi—UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2011).
11
Sochimin, Lc., M.Si., ‚Praktik Manajemen Keuanga Masjid Berbasis Pemberdayaan Ekonomi
Umat di Kota Purwokerto‛ (Laporan Penelitian : IAIN Purwokerto, 2015).
12
Jerry Aulia Assadul Haq & Miranti Kartika Dewi, (Jurnal‚Praktik Manajemen Keuangan
Masjid & Potensi Dana Masjid, 2014).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

mempengaruhi
dalam
kegiatan
usaha
meningkatkan
kesejahteraan tersebut.
5.

\\
Masjid Sebagai Penelitian
tersebut
Sentral
membahas
tentang
Pemberdayaan
potensi yang sangat besar
Ekonomi
yang dimiliki masjid
13
Umat.
untuk
keuntungan
masyarakat
sekitarnya.
Penulis
: Melalui dana ZIS yang
Carolina Imran
diperoleh
masjid
mendistribusikannya
kepada masyarakat untuk
memulai usaha sehingga
mampu menaikkan taraf
hidup
dan
ekonomi
masyarakat tersebut.

Persamaan : samasama
menganalisis
program
pemberdayaan
ekonomi masyarakat.
Perbedaan : penelitian
terdahulu
menggunakan
RIS
PNPM
sedangkan
penelitian
sekarang
tidak.

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui bagaimana praktik manajemen keuangan masjid AlAkbar Surabaya.

2.

Untuk menganalisis praktik manajemen keuangan dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat di masjid Al-Akbar Surabaya.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak,
diantaranya :
13

Carolina Imran, ‚Masjid Sebagai Sentral Pemberdayaan Ekonomi Umat‛ (Skripsi : UIN Syarif
Hidayatulloh Jakarta, 2015).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

1. Manfaat secara teoritis :
a. Bagi Penulis, adalah dapat menambah pengetahuan khususnya
mengenai praktik manajemen keuangan yang ada pada laporan
keuangan masjid dan terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat di
masjid Al-Akbar Surabaya.
b. Bagi Universitas Negeri Islam Sunan Ampel Surabaya, dapat dipakai
sebagai penambah kelengkapan perpustakaan dan dapat dijadikan tolok
ukur terhadap mahasiswa yang akan mengambil skripsi di masa
mendatang.
2. Manfaat secara praktis :
Bagi Masjid Al-Akbar, penulis berharap agar penelitian ini dapat
memberikan sebuah wawasan baru tentang bagaimana pola manajemen
masjid, lebih khusus pengelolaan keuangan masjid agar menjadi lebih
optimal dan produktif. Selain itu itu, penelitian ini diharapkan menjadi
referensi pola pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis masjid.

G. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pemahaman dalam memahami skripsi ini, penulis
perlu memaparkan definisi dari variabel yang terdapat dalam judul ini, antara
lain :
1. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah usaha atau kegiatan pimpinan dalam
memproses urusan keuangan, menggunakan fungsi-fungsi manajemen,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

menggerakkan para pejabat petugas keuangan. Siklus manajemen
keuangan seperti halnya dengan manajemen lainnya, secara garis besar
terdiri dari tahap: perencanaan, pelaksanaan, penilaian, evaluasi,
pengawasan, dan perencanaan berikutnya. Hal yang diurus dalam tahap
ini adalah anggaran, makapengurusan keuangan disebut juga pengurusan
anggaran.14
2. Pemberdayaan Ekonomi Umat
Pemberdayaan merupakan suatu upaya memberikan kontribusi pada
aktualisasi

potensi

tertinggi

kehidupan

manusia.

Pemberdayaan

selayaknya ditujukan untuk mencapai sebuah standar kehidupan ekonomi
yang menjamin pemenuhan kebutuhan manusia. Pemberdayaan ekonomi,
sejatinya, telah dipraktekan oleh Rasulullah dan para khalifah pada
masanya dengan tujuan untuk mencapai falah yaitu kesejahteraan yang
tidak hanya terpenuhinya kebutuhan jasmani manusia melainkan juga
kebutuhan rohani. Dalam usaha mencapai falah menuntut adanya suatu
strategi sebagai suatu instrumen untuk mewujudkannya. Strategi
pemberdayaan ekonomi merupakan suatu instrumen untuk meningkatkan
ekonomi umat.

14

Ghulam Farid Malik, Manajemen keuangan Madrasah, Forum Kajian Budaya dan Agama
(FKBA), (Yogyakarta bekerja sama dengan BasicEducation Project (BEP) Departemen Agama
R.I: ADB Loan, 2001), 127.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

memberikan

gambaran

dan

menganalisis praktik pengelolaan keuangan serta potensi dana idle yang
dikelola oleh masjid. Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
strategi studi kasus. Penggunaan studi kasus dalam penelitian ini
dikarenakan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara
mendalam dan kontekstual terhadap permasalahan yang dihadapi
organisasi (masjid) dimana sifat dan definisi masalah yang terjadi serupa
dengan masalah yang muncul saat ini (Sekarang & Bougie, 2010).
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif
yaitu penelitian yang memberikan deskripsi tentang situasi yang
kompleks.15 Serta memberikan penjabaran yang detail mengenai
manajemen keuangan masjid dan pemberdayaan ekonomi umat agar
mengetahui secara mendalam tentang hasil dari penelitian ini.
2. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengambilan data, yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder.16 Sebagaimana penjelasan
jenis data diatas data penelitian ini diperoleh dari sumber datanya,
penelitian ini membutuhkan dua jenis sumber data data :
a. Sumber data primer
15

Ariesto Hadi Sutopo & Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitattif dengan Nvivo,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 2.
16
Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2000), 130.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Yaitu sumber data primer diperoleh dari laporan keuangan Masjid,
dan wawancara terhadap devisi sosial dn LAZ masjid Al-Akbar
Surabaya.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang berasal dari buku
analisis laporan keuangan dan telaah pustaka yang dilakukan oleh
peneliti. Serta literatur lain yang berkaitan dengan pembahasan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode
sesuai dengan data yang diperlukan, teknik yang dimaksud adalah:
a. Studi Pustaka
Studi ini dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti, dasar-dasar teoritis ini
diperoleh dari literatur-literatur, majalah-majalah ilmiah maupun
tulisan-tulisan lainnya yang berhubungan dengan manajemen keuangan
Masjid dan sejarah Masjid Al-Akbar.
b. Laporan Keuangan Masjid
Pengumpulan data yang diperlukan penulis dengan melihat dan
mencatat data yang bersumber dari Laporan keuangan Masjid tahun
2016-2017.
4. Teknik Analisis Data
Teknik yang akan digunakan oleh penulis dalam menganalisis data
yang

pertama

adalah

teknik

pengumpulan

data,

dengan

cara

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

mengumpulkan

semua

data,

kemudian

memilih,

memilah,

dan

mengelompokkan data yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang
diangkat. Kemudian setelah data terkumpul menggunakan teknik
penyajian data, yaitu menyajikan data yang telah terpilih baik berupa
teks. Dan yang terakhir adalah teknik penarikan kesimpulan, yaitu
menyimpulkan hasil analisis dari penelitian.
Tujuan analisis data menggunakan teknik pengumpulan data,
penyajian data, pengolahan dan menganalisis data yang terkumpul, hingga
menarik kesimpulan ialah agar penulis mendapat makna hubungan
variabel-variabel sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan dalam penelitian.17
I.

Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini dibagi menjadi beberapa bab, yang setiap
babnya memiliki sub bab pembahasan sehingga memudahkan pembaca
dalam membaca hasil penelitian.
Bab pertama merupakan pendahuluan yang akan menguraikan tentang
latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah,
kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi
operasional untuk membatasi istilah-istilah dalam judul penelitian yang
bermakna umum atau luas, metode penelitian serta sistematika pembahasan.

17

Ibid, 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Bab kedua berisikan kerangka teori yang digunakan sebagai landasan
dalam penelitian ini. Terdapat teori manajemen keuangan dan pemberdayaan
ekonomi umat yang dipakai sebagai argumen teoritis penelitian ini.
Bab ketiga berisikan Gambaran dan sejarah Masjid Al-Akbar serta datadata praktik manajemen keuangan Masjid Al-Akbar Surabaya.
Bab keempat yaitu menganalisis hasil dari penelitian, yaitu analisis
praktik manajemen kuangan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di
masjid Al-Akbar Surabaya.
Bab kelima sebagai penutup berisi kesimpulan dan saran dari penelitian
bagi masjid Al-Akbar dengan permasalahan yang diteliti. Sebagai informasi
pengendalian

dan

pengambilan

keputusan

keuangan

masjid

demi

kemaslahatan umat.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TEORI MANAJEMEN KEUANGAN DAN
PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT
A. Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen dilihat sebagai sistem yang setiap komponennya
menampilkan sesuatu memenuhi kebutuhan. Istilah manajemen bukan hal
yang baru dalam kaitannya dengan suatu kegiatan, bahkan dapat
dikatakan istilah manajemen tersebut telah membaur keseluruhan sektor
kehidupan manusia.
Kata Manajemen berasal dari kata ‚to manage‛ yang berasal dari
bahasa itali ‚mannagio‛ dari kata ‚mannagiare‛ yang diambil dari bahasa
latin ‚mannos‛ yang berarti tangan (hand), kata manage dalam kamus
berarti1:
a.

To direct and control (membimbing dan mengawasi).

b.

To treat with care (memperlakukan dengan sesama).

c.

To carry of bisiness or affair (mengurusi perniagaan atau urusanurusan/persoalan-persoalan).

d.

To archieve one’s purpose (mencapai tujuan).
Pengertian-pengertian manajemen dalam kamus tersebut diatas,

memberikan gambaran bahwa manajemen adalah suatu kemampuan atau
ketrampilan membimbing, mengawasi dan memperlakukan sesuatu
1

St. Syamsudduha, Manajemen Pesantren (Teori dan Praktek), (Yogyakarta: Graha Guru, 2004),
15.

17
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

dengan seksama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sebagaimana pendapat James A. F. Stoner dalam buku T.
Hani Handoko, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.2
Manajemen keuangan adalah usaha atau kegiatan pimpinan dalam
memproses urusan keuangan, menggunakan fungsi-fungsi manajemen,
menggerakkan para pejabat petugas keuangan. Siklus manajemen
keuangan seperti halnya dengan manajemen lainnya, secara garis besar
terdiri dari tahap: perencanaan, pelaksanaan, penilaian, evaluasi,
pengawasan, dan perencanaan berikutnya. Hal yang diurus dalam tahap
ini adalah anggaran, makapengurusan keuangan disebut juga pengurusan
anggaran.3
2. Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi manajemen pada hakikatnya merupakan tugas pokok yang
harus dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun. Dikatakan pakar
manajemen

terdapat

perbedaan

pendapat

mengenai

fungsi-fungsi

manajemen, tetapi perbedaannya tidak prinsipil, melainkan hanya
menyangkut penggunaan istilah dan klasifikasi dari fungsi tersebut:

2

T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2. (Yogyakarta: BPFE, 1995), 8.
Ghulam Farid Malik, Manajemen keuangan Madrasah, Forum Kajian Budaya dan Agama
(FKBA), (Yogyakarta bekerja sama dengan BasicEducation Project (BEP) Departemen Agama
R.I: ADB Loan, 2001), 127.
3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

a. Henry Fayol berpendapat bahwa fungsi manajemen terdiri dari

planning, organizing, commanding, coordinating, dan controlling.4
b. Menurut Terry sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan
manajemen sebagai suatu proses yang terdiri dari planning, organizing,

actuating, dan controlling, dimana masing-masing bidang digunakan
baik ilmu pengetahuan maupun keahlian yang diikuti secara berurutan
dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan.5
Dengan pengertian tersebut, maka dalam me-manage kearah
pencapaian tujuan khususnya mengembangkan kegiatan-kegiatan serta
program-programnya. Supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
tetapi justru akan dapat memudahkan dan mengefektifkan dalam
pelaksanaan kegiatan yang pada akhirnya masyarakat mau menerima,
menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam.
Dalam pembahasan ini penulis akan menjelaskan masing-masing
fungsi manajemen sebagai berikut:
a.

Planning (Perencanaan)
Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan serta
merumuskan dan mengatur pendayagunaan sumber daya manusia,
informasi financial, metode dan waktu untuk memaksimalkan
efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan.6

4

Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Gunung Agung, 1995), 103.
George R. Terry, Azas-Azas Manajemen, Terj. Winardi, (Bandung: Alumni 1982), 28.
6
Ulbert Silalahi, Pemahaman Praktis Asas Manajemen, (Bandung: Mandar Maju 1996), 135.

5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Perencanaan

meliputi

tindakan-tindakan

memilih

dan

menghubungkan fakta-fakta serta menggunakan asumsi-asumsi
mengenai masa yang akan datang dalam hal menvisualisasikan
aktifitas-aktifitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk mencapai
hasil-hasil yang diinginkan. Sedangkan yang dimaksud dengan
perencanaan adalah proses pemikiran dan pengambilan keputusan
yang matang dan sistematis mengenai tindakan-tindakan yang akan
dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mengetahui
manajemen keuangan masjid.
b.

Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah mengelompokkan dan menentukan
berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.7 Organizing mencakup8: 1)
membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok, 2) membagi tugas
kepada seorang manajer untuk mengadakan pengelompokan tersebut,
dan 3) menetapkan wewenang di antara kelompok atau unit-unit
organisasi.
Dalam mengorganisasikan kegiatan Masjid, seorang pemimpin
harus melakukan pembagian tugas dan penerahan tanggung jawab
dan pelaksanaannya pada beberapa anggotanya agar dapat mencegah
timbulnya akumulasi pekerjaan hanya pada diri seorang saja. Dengan

7
8

George R. Terry dan L. W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), 9.
George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), 17.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

pembagian tugas akan mempermudah pendistribusian pada masingmasing pelaksana serta akan memperlancar kegiatan yang ada di
Masjid oleh orang yang sesuai dengan bidangnya.
c.

Actuating (Pergerakan)
Actuating (Pergerakan) dapat didefinisikan sebagai upaya
merangsang para tenaga pelaksana keuangan Masjid untuk mencari
dan mengelola keuangan Masjid dengan penuh semangat, dengan
melalui

tindakan-tindakan

tertentu,

sehingga

mereka

dapat

mempunyai aktivitas dan kreativitas dalam mencapai tujuan yang
telah direncanakan dan diputuskan.9
Pergerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara,
teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar
mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efektif, efisien, dan ekonomis.10
Bagi kegiatan Masjid, pergerakan mempunyai arti dan peranan
yang

sangat

penting,

karena

pergerakan

merupakan

fungsi

manajemen yang secara langsung berhubungan dengan manusia
(pelaksana). Dengan fungsi pergerakan inilah, ketiga fungsi
manajemen yang lain akan efektif.

9

Onong U, Effendi, Sistem Informasi Manajemen, (Bandung: Alumni, 1981), 16.
Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 28.

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

d.

Controlling (pengawasan)
Pengawasan adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang
sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana.11
Agar kegiatan pengawasan membuahkan hasil yang diharapkan,
perhatian serius perlu diberikan terhadap berbagai dasar pemikiran
yang

sifatnya

fundamental,

diantaranya

adalah:12

Efisiensi,

Efektivitas, Produktivitas, Pengawasan, Tanggung jawab dan
Evaluasi.
Langkah-langkah pengawasan dalam keuangan Masjid adalah
menetapkan standar (alat pengukur), mengadakan pemeriksaan dan
penelitia terhadap pelaksanaan tugas pengelolaan dana dan pencarian
dana Masjid yang telah ditetapkan, membandingkan pelaksanaan
tugas dengan standar dan mengadakan perbaikan atau pembetulan.13
Maksud dengan standar (alat ukur) disini yaitu standar untuk
menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Standar ini diperoleh
dari perencanaan yang telah dijabarkan dalam target yang dapat
diukur, baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Setelah
ditetapkan standar, selanjutnya memeriksa dan meneliti pelaksanaan
tugas-tugas dalam organisasi. Pemeriksaan dan penelitian ini dapat

11
12
13

Ibid, 134.
Ibid, 171-173.
A. Rosyad Shaleh, OP. Cit., 153.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

diketahui dengan cara observasi langsung, laporan-laporan, baik
secara tertulis maupun secara lisan.
Langkah berikutnya yaitu membandingkan pemeriksaan dan
penelitian dengan standar yang ditetapkan. Dari sini akan diketahui
tentang adanya penyimpangan yang telah terjadi, serta diketahui
faktor pendukung dan penghambat pencapaian tujuan manajemen
keuangan.
Sebagai langkah akhir, dilakukan pembetulan dan perbaikan yang
disesuaikan dengan sebab terjadinya penyimpangan yang ada,
sehingga kebijakan atau tindakan yang diambil tepat mencapai
sasaran yang dimaksud.
3. Tinjauan tentang Manajemen Cash flow
a.

Pengertian Manajemen Cash Flow
Manajemen Cash flow (aliran kas) merupakan ‚sejumlah uang
kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas
perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran
masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar serta berapa saldonya
setiap periode.14
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam
mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/ uang

14

Manajemen Cash Flow dalam
‚http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/05/24/manajemen_keuangancash_flow/ , Op.Cit.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

yang dimiliki, disimpan atau diinvestasikan. Secara sederhana fungsi
itu terbagi menjadi tiga, yaitu15:
1) Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat
relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
2) Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko
penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan
dengan relatif cepat.
3) Capital

growth,

dana

yang

diperuntukkan

untuk

penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif
panjang.
Disamping itu cash flow memuat tiga bagian utama, yang terdiri
dari16:
1) Cash in flow, pada bagian ini mengidentifikasi sumber-sumber
dana yang akan diterima, jumlah dananya dan waktu dalam
periode tersebut, yang akan dihasilkan berupa penjualan tunai,
penjualan kredit yang akan menjadi piutang, hasil penjualan
aktiva tetap dan penerimaan lainnya. Perincian kas ini terdiri
dari dua sifat, yaitu continue dan intermitan.
2) Cash out flow, pada bagian ini berhubungan dengan
pengidentifikasian semua kas yang sudah diantisipasi, antara
lain pembelian barang dagang baku, pembayaran hutang,
15
16

Ibid
Ibid

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

upah, administrasi, dan pengeluaran lainya. Cash out flow
juga punya dua sifat yang sama yaitu continue dan intermitan.
3) Financing (pembiayaan), pada bagian ini menunjukkan
besarnya net cash flow dan besarnya kebutuhan jika terjadi

defict.
Manajemen cash flow merupakan bagian dari manajemen
keuangan yaitu segala aktivitas berhubungan dengan perolehan,
pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan
menyeluruh.17 Manajemen keuangan bukan hanya berkutat seputar
pencatatan akuntansi, namun juga merupakan bagian penting dari
manajemen program dan tidak boleh dipandang sebagai suatu
aktivitas tersendiri yang menjadi bagian pekerjaan orang keuangan.
Manajemen keuangan pada NGO lebih merupakan pemeliharaan
suatu kendaraan. Apabila tidak memberinya bahan bakar dan oli yang
bagus serta service teratur, maka kendaraan tersebut tidak akan
berfungsi secara baik dan efisien. Lebih parah lagi, kendaraan
tersebut dapat rusak ditengan jalan dan gagal untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan.
Dalam prakteknya, manajemen keuangan adalah tindakan yang
diambil dalam rangka menjaga kesehatan keuangan organisasi. Untuk
itu, dalam membangun sistem manajemen keuangan yang baik perlu
diidentifikan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik. Ada 7
17

James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Op. Cit., 2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

prinsip dari manajemen keuangan yang harus diperhatikan, yaitu:
konsistensi,

akuntabilitas,

transparansi,

kelangsungan

hidup,

integritas, pengelolaan, dan standar akuntansi.18 Dengan demikian,
manajemen keuangan yang efisien membutuhkan adanya tujuan dan
sasaran, yang digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian
keefisiensi keputusan keuangan.
4. Manajemen Keuangan Masjid
Manajemen Keuangan masjid secara umum termasuk dalam aktivitas

idharah. Manajemen keuangan masjid menurut Orsat Cempaka Putih
(2004) dan Ayub, Muhsin, & Mardjoned (1996) terbagi menjadi tiga
bagian utama yaitu anggaran masjid, sumber dana masjid, dan laporan
keuangan masjid. Hal ini tidak jauh berbeda dengan manajemen keuangan
perusahaan secara umum terdiri dari tiga bagian utama yaitu capital

budgeting (penganggaran, capital structure (sumber dana dalam
menjalankan operasi perusahaan), dan working capital management
(pengelolaan/pemanfaatan sumber daya perusahaan dalam menjalankan
operasi perusahaan untuk mencapai tujuannya).19
Organisasi masjid merupakan organisasi nirlaba yang berarti suatu
organisasi atau kumpulan beberapa individu yang memiliki tujuan
tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut, dalam
pelaksanaannya kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada

18

Universitas Garut, ‚Iman, Ilmu, Amal‛, dalam http://Uniga.ac.id, diakses senin 27Maret 2017.
Ross, Stephen A. Westerfield, Radolp W. Brandford, Jordan, Pengantar Keuangan Perusahaan
(Corporate Finance Fundamentals), (Jakarta: Salemba Empat, 2008), 14.

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

pemupukan laba atau kekayaan semata. Kategori organisasi nirlaba adalah
lembaga

keagamaan,

organisasi

kesejahteraan

sosial,

organisasi

kemasyarakatan, dan lembaga swadaya masyarakat.20 Maka, manajemen
keuangan

yang

digunakan

adalah

manajemen

keuangan

lembaga/organisasi nirlaba.
Akuntabilitas publik dibutuhkan dalam manajemen keuangan yang
berkaitan dengan masyarakat banyak (umat). Akuntabilitas public
merupakan kewajiban penerima tanggungjawab untuk mengelola sumber
daya, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan
yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya publik kepada pihak
pemberi mandat (principal). Akuntabilitas berbeda dengan konsep
resposibilitas.21 Akuntabilitas dapat dilihat sebagai salah satu elemen
dalam responsibiltas. Akuntabilitas juga berarti kewajiban untuk
rnempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan atau tidak dilakukan
oleh seseorang. Sedangkan responsibilitas merupakan akuntabilitas yang
berkaitan dengan kewajiban menjelaskan kepada orang/pihak lain yang
memiliki kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban dan memberi
penilaian. Namun demikian, tuntutan akuntabilitas harus diikuti dengan
pemberian kapasitas untuk melakukan keleluasaan dan kewenangan.
Akuntanbilitas publik terdiri dari akuntabilitas vertikal dan akuntabilitas
horisontal. Akuntabilitas vertikal merupakan akuntabilitas kepada

20

Pahala Nainggolan, Manajemen Keuangan Nirlaba, (Yogyakarta: Amadeus, 2005), 3.
Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi I, (Yogyakarta: Penerbit Buku UPP AMP
YKPN, 2005), 9.

21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

otoritas yang lebih tinggi, sedangkan akuntabilitas horizontal adalah
akuntabilitas kepada publik secara luas atau terhadap sesama lembaga
lannya yang tidak memiliki