DAKWAH VIRTUAL : STUDY TENTANG PROSES PRODUKSI FILM ANTI QUR’AN PADA “FILM MAKER MUSLIM”.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

OctaviaDewi Irma Rochmana Budijanto B31209011

Dosen Pembimbing:

Drs.Muhtarom, Med.Grad Dip Tesol

196512201992031005

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

iv

Octavia Dewi Irma R.B., NIM. B31209011 . Dakwah Virtual (Study tentang proses produksi film Anti Qur’an pada “FILM MAKER MUSLIM”).

Kata Kunci: Dakwah melalui media Dakwah, Proses produksi film, dakwah melalui film virtual

Fokus Penelitian ini, Bagaimanakah proses produksi film Anti Qur’an pada “Film Maker Muslim”?

Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis teks media dalam mengungkapkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti akan mendeskripsikan secara terperinci yang dalam hal ini mengenai proses produksi film Anti Qur’an oleh Film Maker Muslim. Alasan peneliti memilih penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan analisis teks media adalah untuk memahami proses produksi film Anti Qur’an Film Maker Muslim yang hanya ditayangkan melalui media virtual youtube.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa Film Maker Muslim membuat film Anti Qur’an melalui beberapa proses, yakni melalui ide, kemudian disepakati, pra produksi, casting talent, sett lokasi, sewa alat, shooting, ditonton bersama semua tim, kemudian dipasarkan. Dan untuk memasarkannya hanyalah melalui sosial media dan youtube. Sehingga tidak terlalu banyak biaya, selain itu melalui media virtual sudah mudah dijangkau dan luas jaringannya. Film Maker Muslim tidak membutuhkan tehnik khusus untuk membuat film Anti Qur’an ini. Film Maker Muslim juga sudah memiliki banyak event hingga diluar kota karena kesuksesannya dalam memproduksi film tersebut.


(7)

vii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………..i

MOTTO………..ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ……….iii

ABSTRAK ………..iv

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI ………v

KATA PENGANTAR ………vi

DAFTAR ISI ………vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..1

B. Rumusan Masalah ……….3

C. Tujuan Penelitian ………..3

D. Manfaat Penelitian ………3

E Definisi Konsep ……….4

F. Sistematika Pembahasan………..5

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. KERANGKA TEORITIK ………...7

1. Dakwah a. Pengertian ………7

b. Fungsi dan Tujuan Dakwah ……….9

2. Pesan Dakwah………

3. Karakteristik Dakwah………. 4. Pengertian Media……… 5. Virtual……… 6. Dakwah Virtual……….

7. Kelebihan Internet Sebagai Media Dakwah………

i ii iii iv v vi vii 1 3 3 3 4 5 7 7 9 19 20 21 26 27 28


(8)

viii

10. Dakwah Virtual juga bisa disebut Cyber Dakwah ……….

11. Bagaimana Cara Dakwah melalui Media Virtual ………..

12. Macam-macam Media Virtual ………

13. Pengaruh Perkembangan Teknologi Terhadap Media Sosial ………..

14. Peranan Media Sosial Dalam Pengembangan Dakwah ……….

B. PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN ………21

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ……….51

B. Subjek Penelitian ………51

C. Jenis dan Sumber Data ………52

D. Tahap-Tahap Penelitian………..54

E. Teknik Analisis Data………..56

BAB IV PENYAJIAN DAN TEMUAN PENELITIAN A. Penyajian Data ………58

B. Analisa Data ……..……….58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………..62

B. Saran ……….64

DAFTAR PUSTAKA……….………65

34 40 40 43 49 52 54 54 55 57 59 61 67 69 69 70


(9)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini teknologi semakin canggih dikarenakan tuntutan kebutuhan yang serba instan sehingga para ilmuwan berpikir keras untuk menemukan hal-hal yang baru. Seperti contohnya, Al-Qur’an yang dulu hanya berupa media cetak, sekarang sudah berupa AL -Qur’an digital yang bisa didapatkan melalui handphone, internet, video streaming yang mengajarkan cara membaca alqur’an dengan benar makhroj dan tajwidnya.Teknologi juga diibaratkan sebuah lidah, ia tergantung pemiliknya, jika digunakan untuk berkata dengan jujur dengan landasan amar ma`ruf maka ia akan berguna, namun apabila lidah tersebut di gunakan untuk menghujat, menghasut atau berkata nahi munkar maka lidah tersebut pasti menjadi malapetaka bagi si pemilik. Begitu juga dengan teknologi, jika kita bisa menggunakannya ke dalam hal-hal yang bermanfaat maka begitu besar kegunaan dan keuntungan menguasai teknologi, akan tetapi jika kita sudah terpesona dengan kesenangan-kesenangan yang di berikan teknologi maka dapat di pastikan masa depan kita akan hancur jika kita belum bertaubat.

Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi yang berdasarkan agama bisa dikategorikan juga teknologi yang didasari oleh aturan agama atau disebut juga The Rules Technology sama juga lidah yang beraturan agama.

Media Elektronik pada saat ini mempunyai suatu peran yang besar dan jangkauan yang cukup luas sebagai suatu alat pesan yang bisa menyampaikan informasi ataupun bisa


(10)

sendiri, media elektronika sangat dibutuhkan terkadang menjadi suatu kebutuhan pokok, semisal Televisi, Internet, Radio, Handphone kini sudah tersebar hampir ke segala penjuru Indonesia.

Maka dari itu, dibutuhkan lembaga untuk mengawasi penyiaran media elektronik yang biasa disebut lembaga sensor. Agar setiap siaran terkelompok dan tepat sasaran usia dan nilai positifnya sehingga tidak sampai merusak akhlak manusia di dalam Negara itu.

Dakwah tidak sekedar menyampaikan sesuatu kepada orang lain, tapi sesungguhnya dakwah itu mempunyai metode dan tatacara tersendiri yang harus di ketahui dan di mengerti oleh setiap orang, agar dakwah itu sendiri bisa tertata dengan rapi dan apik, sehingga apa yang disampaikan oleh dai dapat dimengerti dan di pahami oleh orang lain, dan untuk selanjutnya agar dakwah itu sendiri bisa berhasil secara maksimal.

Dakwah bisa dikatakan suatu proses mengubah atau menyeru dari satu keadaan pindah ke tempat keadaan yang lebih baik sesuai ajaran agama islam, atau bisa juga suatu proses mengajak manusia ke jalan Allah yang tersusun sistematis dan logis. Sistematis artinya urut – urutan tersusun dari tingkat yang paling bawah hingga tingkatan paling atas, sebaliknya logis yaitu suatu yang dapat difikirkan dengan jalan pikiran manusia ahli pikir1. Da’i adalah setiap orang yang hendak menyampaikan, mengajak orang ke jalan Allah2. Dan seorang da`i haruslah efektif dan efesiensi dalam mengorganisir unsur dakwah secara baik dan salah satu komponennya adalah media dakwah3.

1Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta ;Logos, 1997). h. 31. 2 SyukirDasar-dasar Strategi Dakwah Islam(Surabaya ; Al-Ikhlas 1983). h. 34.


(11)

da’I akan menguasai teknologi sehingga dakwah akan menyebar dengan cepat dan pesat. Film Maker Muslim adalah salah satu ph yang memproduksi film pendek yang hanya dipublikasikan di media virtual yakni youtube. Dan lebih menariknya ph ini memberikan nilai-nilai islami didalamnya yang begitu menyentuh dan menginspirasi penontonnya. Sehingga penulis tertarik untuk menganalisisnya secara mendalam melalui analisis teks media. Dilihat dari segi berdakwahnya melalui film pendek di media virtual yang sedikit langka ini, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana proses produksi Film Anti Qur’an, serta melihat sejauh mana peluang dakwah melalui media virtual, sehingga cara ini bisa dijadikan sarana berdakwah yang lebih modern di media virtual.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

 Bagaimanakah proses produksi film Anti Qur’an pada “Film Maker Muslim”?

C. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui proses produksi film Anti Qur’an pada Film Maker Muslim

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan berdaya guna sebagai berikut: a. Secara teoritis


(12)

b. Secara praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu informasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam penyampaian pesan dakwah melalui media virtual

2) Untuk membantu masyarakat demi menghindari kesalahpahaman persepsi dari sebuah pesan yang disampaikankomunikanmelalui media virtual.

E. Definisi Konsep

Konsep pada hakikatnya merupakan istilah, yaitu satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu.4Untuk memperoleh pemahaman mengenai Penelitian yang akan diteliti, maka penulis perlu menjelaskan definisi konsep sesuai dengan judul. Hal itu dikarenakan untuk menghindari kesalah fahaman dalam penelitian ini.

1. Dakwah Virtual

Dakwah virtual adalah kegiatan dakwah yang dilakukan melalui media digital atau media teknologi. Informasi berupa tv, radio, internet dan film. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dakwah virtual berupa film yang di upload di youtube.

2. Film


(13)

sinema. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. Film menghasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi,dan figure palsu) dengan kamera, dan atau oleh animasi.

Film mempunyai banyak jenis genre, seperti Horor, Action, Drama, Thriller, Komedi, Animasi, Fantasi, dan Romansa.5

3. Produksi Film (pembuatan film)

Pembuatan film (dalam konteks akademis sering disebut produksi film) adalah proses pembuatan suatu film, mulai dari cerita, ide, atau komisi awal, melalui penulisan naskah, perekaman, penyutingan, pengarahan dan pemutaran produk akhir di hadapan penonton yang akan menghasilkan sebuah program televisi. Pembuatan film terjadi di seluruh dunia dalam berbagai konteks ekonomi, sosial, dan politik, dan menggunakan berbagai teknologi dan teknik sinema. Biasanya pembuatan film melibatkan sejumlah besar orang, dan memakan waktu mulai dari beberapa bulan hingga beberapa tahun untuk menyelesaikannya, meski bisa lebih lama lagi jika muncul masalah produksi. Produksi film besar terlama terjadi pada The Thief and The Cobbler selama 28 tahun.6

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berpikir dalam penulisan skripsi, untuk lebih mudah memahami penulisan skripsi ini, maka disusunlah sistematika pembahasan, antara lain:

5https://id.wikipedia.org/wiki/Film


(14)

Pada bab pendahuluan ini, penelitian berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual dan sistematika pembahasan.

BAB II : KERANGKA TEORITIK

Pada bab ini penelitian berisikan tentang kajian kepustakaan konseptual yang meliputi pengertian dakwah virtual, film islami dan ruang lingkup penelitian terdahulu

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini penelitian berisikan tentang metode penelitian yang menjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian yang dipakai, objek penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik validitas data.

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang nantinya akan memuat kesimpulan serta saran.


(15)

7

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. KERANGKA TEORITIK

1. Dakwah a. Pengertian

Ditinjau dari segi etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari Bahasa Arab, yaitu da’a-yad’u-da’watan, yang artinya mengajak, menyeru, memanggil.1 Sedangkan dakwah ditinjau dari segi terminologi mengandung beberapa arti yang berbeda. Banyak ahli ilmu dakwah dalam memberikan pengertian atau definisi terhadap istilah dakwah memiliki pendapat yang berbeda. Hal ini tergantung pada sudut pandang mereka didalam memberikan pengertian kepada istilah tersebut.


(16)

Kata dakwah dalam bahasa Arab disebut bentu kata mashdar. Sedang bentuk kata kerja atau fi’il-nya adalah اعدةوعد -وعدي - yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak.2

Menurut Hamzah Yaqub dalam bukunya publistik islam memberikan pengertian dakwah dalam islam ialah “mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya”.3

Dakwah identik dengan mengajar atau khutbah dalam arti sempit dan dalam etimologi berasal dari Bahasa Arab yang berarti ajakan sesuai dengan Alqur`an surat Yunus ayat 25. Secara luas dakwah Islam

merupakan usaha manusia beriman untuk mempengaruhi dan mengajak manusia dengan cara bijak agar mengikuti ajaran Islam dalam semua segi kehidupan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhrat.4

Secara sederhana pengertian dakwah dapat dirumuskan sebagai proses penyampaian ajaran Islam kepada para umat manusia. Dari pengertian ini, paling tidak ada empat komponen yang terlibat dalam aktifitas dakwah, yaitu pesan yang disampaiakan (ajaran), penyampai ajaran (juru dakwah),

2Abd. Rasyid Shaleh; Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), cet. ke-3,

3 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hlm 19

4


(17)

penerima pesan dakwah (umat manusia), dan media yang dipakai untuk melakukan dakwah Islam.

Al-Quran menyebutkan bahwa dakwah diartikan sebagai perintah menyeru menusia ke jalan Tuhan dengan cara hikmah dan pelajaran yang baik dengan berbagai metode dan pendekatan, seperti ditegaskan Allah dalam Al-Quran yang artinya:

“Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan jalan yang baik pula.

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetauhi orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An Nahl:125)

Ayat di atas memiliki makna, untuk mengajak manusia kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, sehingga mereka meninggalkan thaghut dan beriman kepada Allah.

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Surat Ali Imran :104)

Dari pengertian dakwah dalam Al-Quran tersebut, secara singkat dapat dirumuskan bahwa tujuan akhir dakwah adalah tercapainya kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, sebagaimana firman Allah:


(18)

“Wahai Tuhan kami datangkanlah kepada kami kebahagiaan di dunia dan di akhirat serta peliharalah kami dari siksa api neraka.”(Al

Baqarah:201)

Proses untuk mengajak seseorang ataupun segolongan manusia menuju arahan perilaku yang lebih baik dan menjauhi keburukan tentu saja tidak semudah membalik telapak tangan. Semuanya harus melalui proses yang terencana dan terkonsep dengan baik. Untuk dapat mencapai aktifitas dakwah tersebut, maka dalam dakwah dikenal konsep strategi dakwah. Pada dasarnya kata strategi dan dakwah merupakan dua kata yang berbeda. Strategi menurut Djoko Luknanto strategi adalah:“The

science and art” untuk memanfaatkan faktor-faktor lingkungan eksternal

secara terpadu dengan faktor-faktor lingkungan internal untuk mencapai tujuan lembaga.5

b. Fungsi dan Tujuan Dakwah

Tujuan atau dalam bahasa Inggris dapat dipilah dengan isltilah target, objective, purpose, aim, dan goal (intermediate goal dan ultimate goal). Adalah sesuatu yang hendak dicapai dalam sebuah kegiatan. Begitu pula dengan kegiatan dakwah, yang memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai.

5


(19)

Dari prespektif Sosiologi, tujuan dakwah yaitu membawa masyarakat pada keadaan yang lebih baik dan lebih maju daripada keadaan sebelumnya. Menurut para ahli sosiologi, teori tentang kemajuan selalu menyangkut dua lokus perkembangan. Pertama, perkembangan dalam struktur atas atau kesadaran manusia tentang diri sendiri dan alam sekelilingnya. Kedua, perkembangan struktur bawah atau kondisi social dan material dalam kehidupan manusia. Pemikir pertama pada zaman modern yang berbicara mengenai kesadaran atau cara berpikir manusia adalah August Comte. Dengan adanya dakwah yang dilakukan dengan terencana dan rapih serta dilakukan terus-menerus, maka mad’u (umat) akan masuk ke dalam suatu keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelum mereka menerima dakwah.

Kondisi penduduk Makkah dan Madinah sebelum datangnya islam sungguh gelap, terjadi perampokan di mana-mana, perjudian, perzinaan, pembunuhan, kecurangan dalam perdagangan. Namun setelah islam datang, secara perlahan tapi pasti keadaan tersebut berbalik seratus delapan puluh derajat, bahkan seluruh penduduk di jazirah Arab menjadi model masyarakat terbaik yang pernah ada di muka bumi. Terciptanya khairul bariyyah dan khairul ummah adalah tujuan dilakukannya dakwah islam yang utama. Karena pembinaan individu harus bersamaan dengan pembinaan masyarakat, maka


(20)

keduanya saling menunjang. Pribadi-pribadi tersebut menunjang terjadinya masyarakat dan masyarakat pun mewarnai pribadi-pribadi dengan warna yang dimilikinya.

Menurut Syukriadi Sambas, tujuan dakwah islam yang merujuk pada Al-Qur’an sebagai kitab dakwah, dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Merupakan upaya mengeluarkan manusia dari kegelapan hidup (zhulumat) pada cahaya kehidupan yang terang (nur). (QS. Al-Baqarah, 2: 257)

2. Menegakkan sibghah Allah (celupan hidup dari Allah) dalam kehidupan makhluk Allah. (QS. Al-Baqarah, 2: 138)

3. Menegakkan fitrah insaniah. (QS. Ar-Rum, 30: 30)

4. Memproporsikan tugas ibadah manusia sebagai hamba Allah. (QS. Al-Baqarah, 2: 21), (QS. An-Nisa, 4: 36), (QS. At-Taubah, 9: 31), dan (QS. Adz-Dzariat, 51: 56).

5. Mengestafetkan tugas kenabian dan kerasulan. (QS. Al-Hasyr, 59: 7) 6. Menegakkan aktualisasi pemeliharaan agama, jiwa, akal, generasi, dan

sarana hidup. (QS. Asyuura, 42: 13), (QS. Ash-Shaaf, 61: 14)

7. Perjuangan memenangkan agama Allah atas agama lain,dengan pengamalan individu, keluarga, kelompok, dan komunitas manusia. (QS. Al-Anfal, 8: 39), (QS. Ash-Shaaf, 61: 9)


(21)

Al-Qur’an menjelaskan islam sebagai pesan dakwah memiliki karakteristik unik dan selalu masa kini, yaitu :

1. Islam sebagai agama fitrah. (QS. Ar-Rum, 30: 30)

2. Islam sebagai agama rasional dan pemikiran. (QS. Al-Baqarah, 2: 164) 3. Islam sebagai agama ilmiah, hikmah, dan fiqhiyah. (QS. Al-Baqarah,

2: 269)

4. Islam sebagai agama argumentative (hujjah) dan demonstrative (burhan). (QS. An-Nisa, 4: 172), (QS. Al-An’am, 6: 83)

5. Islam sebagai agama hati (qalb), kesadaran (wijdan), dan nurani (dhamir). (QS. Qaaf, 50: 37), (QS. Asy-Syu’ara, 26: 88-89), (QS. Ar-Ra’d, 13: 70)

6. Islam sebagai agama kebebasan (huriyah) dan kemerdekaan (istiqlal). (QS. Al-Baqarah, 2: 170, 256), (QS. Al-Maidah, 5: 107)

7. Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin.(QS. Al-Anbiya, 21: 107) (QS. Luqman, 31: 3)

Islam merupakan ajaran Allah yang paling sempurna dan diturunkan untuk mengatur kehidupan individu dan masyarakat.6

Kebahagiaan di dunia ataupun di akhirat merupakan titik tertinggi tujuan hidup manusia. Sebab bahagia di dunia dan di akhirat tidaklah


(22)

semudah diucapkan dan diinginkan, tidak cukup dengan berdo’a, tetapi perlu disertai dengan usaha. Karena, manusia memiliki akal dan nafsu, akal senantiasa mengajak manusia ke arah jalan kebahagiaan sedangkan nafsu justru sebaliknya yaitu ke arah yang menyesatkan. Namun, disinilah dakwah berfungsi memberikan peringatan kepadanya, melalui amar

ma’ruf nahi munkar demi mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia

maupun di akhirat.7

Pada dasarnya, dakwah sebagai merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk memberikan pedoman dalam proses kegiatan dakwah. Sebab, tanpa tujuan yang jelas, seluruh kegiatan dakwah akan sia-sia. Menurut M. Natsir dalam bukunya Fiqhud Da’wah yang dikutip oleh H. Toto Tasmara dalam bukunya Komunikasi Dakwah menyebutkan bahwa tujuan dakwah dibagi menjadi tiga yaitu :8

1) Menyempurnakan hubungan manusia dengan khaliq-Nya (hablum minallah atau mua’malah ma’al Khaliq).

2) Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesama manusia (hablum minannas atau mua’malah ma’al khalqi).

7 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Amzah, 2009), hlm 61


(23)

3) Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu, dan mengaktifkan kedua-duanya sejalan dan berjalin.

a. Metode Dakwah

Secara etimologi, metode berasal dari bahasa Yunani metodos yang artinya cara atau jalan. Jadi metode dakwah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektifitas dan efisien. Filosofi dakwah bisa juga disebut usaha perubahan ke arah yang baik. Semua upaya itu memiliki kaitan dengan metode pengembangan dakwah, sekaligus sebagai pengembangan metode dakwah untuk mewujudkan kegiatan yang antisipatif, kreatif, dinamis, dan relevan.9 Dalam proses penyampaian pesan dakwah hendaklah menggunakan metode yang tepat sesuai dengan kondisi mad’u sebagai penerima pesan-pesan dakwah.

Dari berbagai pendekatan dakwah baik dakwah bi al-lisan (dakwah

lisan), dakwah bi al-qalam (dakwah melalui tulisan, media cetak), dakwah

bi ahlal (dakwah melalui amal nyata, keteladanan).

Dari ketiga pendekatan dakwah tersebut maka metode dakwah dapat di klarifikasikan sebagai berikut.10

9 Asep Muhyiddin dan agus Rahmad Safei, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung : Pustaka Setia,

2002), hlm 71


(24)

1) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian, dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan menggunakan lisan.

Metode ceramah merupakan suatu teknik dakwah yang banyak di warnai oleh karakteristik cara bicara seorang da’i pada suatu aktivitas dakwah. Metode ceramah ini, sebagai dakwah bi al-lisan, dan dapat berkembang menjadi metode-metode lain.

2) Metode Diskusi

Diskusi sering dimaksudkan sebagai pertukaran pikiran antara sejumlah orang secara lisan yang membahas masalah tertentu guna memperoleh kebenaran. Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat memberi peluang bagi peserta lain untuk dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap masalah-masalah yang terdapat dalam materi dakwah. Melalui metode diskusi ini da’i dapat mengembangkan kualitas mental dan pengetahuan agama para peserta dan memperluas pandangan tentang materi dakwah yang didiskusikan.


(25)

Metode Propaganda adalah suatu upaya untuk menyiarkan Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara masal, persuasif, dan bersifat otoritatif (paksaan). Dalam proses pelaksanaan dakwah metode propaganda dapat digunakan melalui berbagai macam media, baik audio, visual, maupun audio visual.

Dari keterangan diatas dalam dijelaskan, bahwa metode propaganda ini dapat disalurkan melalui pengajian akbar maupun melalui berbagai macam media dakwah.

4) Metode Keteladanan

Dakwah dengan menggunakan metode keteladanan atau demontrasi, berarti suatu cara penyampaian pesan dakwah dengan cara memberikan contoh langsung sehingga mad’u tertarik dan mau mengikuti kepada apa yang dicontohkan oleh seorang da’i.

Metode dakwah keteladanan ini sangat berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan akhlak, cara bergaul, cara beribadah, dan segala aspek yang terdapat kehidupan manusia. Jadi dalam penyampaiannya seorang da’i dalam kehidupannya harus menjadi teladan bagi masyarakat di sekitarnya.


(26)

Dakwah dengan menggunakan metode drama adalah cara penyampaian materi dakwah dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad’u agar pesan dakwah yang disampaikan sesuai dengan yang ditargetkan.

Dakwah dengan menggunakan metode drama ini dapat disampaikan dengan menggambarkan kehidupan sosial menurut ajaran Islam dengan suatu tontonan yang bersifat hiburan. Metode ini dapat disampaikan media film, iklan, radio, televisi, teater dan lain-lain.

6) Metode Silaturrahim (home visit)

Dakwah dengan menggunakan metode home visit atau silaturrahim, yaitu dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan langsung dengan obyek tertentu dalam rangka menyampaikan isi pesan dakwah kepada mad’u.

Metode silaturahim dimaksudkan agar da’i dapat langsung memahami dan membantu meringankan beban moral yang menekan jiwa mad’u. Dengan menggunakan metode ini, da’i akan dapat mengetahui secara


(27)

dekat dengan kondisi mad’u-nya dan dapat pula membantu langsung untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi mad’u.

Metode ini mempunyai banyak manfaat, disamping untuk mempererat tali persaudaraan dan persahabatan jugadapat dipergunakan oleh da’i itu sendiri untuk mengetahui secara langsung kondisi masyarakat di daerah yang dia kunjungi.

b. Media Dakwah

Istilah media bila dilihat dari asal katanya, berasal dari bahasa latin yaitu “Median” yang berarti alat perantara sedangkan kata media jamak dari pada kata median tersebut. Namun pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung di artikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Gerakan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah adalah gerakan yang penuh berkah (ash-shahwah al-mubarakah); gerakan yang penuh moderat (shahwah mu’tadilah), terpada, terkendali, berkesinambunang dan jauh dari unsur ekstrimisme (at-tatharruf).Setiap melaksanakan dakwah, setiap da’i harus selalu mengikuti prinsip gerakan dakwah Rasulullah saw, tersebut, karena telah terbukti keberhasilannya dan


(28)

merupakan bentuk kecintaan kita sebagai pewaris para Nabi kepada beliau saw,.

Membicarakan media dakwah tidak lepas dari metode yang dilakukan dalam melakukan dakwah. Pengembangan metode dakwah tabligh sangat berkaitan media yang harus menyertainya. Seorang da’i harus mampu memilih media dakwah yang relevan dengan kondisi mad’u yang telah dipelajari secara komprehensif dan berkesinambungan. Kegiatan dakwah yang dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi mad’u akan lebih memberikan dampak, karena kemudian dakwah dilakukan dengan media dan metode yang sesuai.

Seorang da’i hendaklah memilih metode dan media yang dari masa ke masa terus berkembang, seperti mimbar, panggung, media cetak, atau elektronik (radio, internet, televisi, komputer). Kemudian dengan mengembangkan media atau metode kultural dan struktural, yakni pranata sosial, seni, karya budaya, dan wisata alam. Juga dengan mengembangkan dan mengakomodasikan metode dan media seni budaya masyarakat setempat yang relevan, seperti wayang, drama, musik, lukisan, dan sebagainya.

Dengan penjelasan di atas, maka media dakwah terdiri dari :

Media Fisik : Mimbar Panggung Media cetak (Majalah, Buletin, Surat

Kabar, dll)


(29)

Struktural : Pranata social Seni (Wayang, Drama, Musik, Lukisan, cerita/dongeng, dll)Karya budayaWisata alam.

Dalam media dakwah ada beberapa definisi-definisi tentang media dakwah, antara lain :

1. Mira Fauziyah, media dakwah adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk berdakwah dengan tujuan supaya memudahkan penyampaian pesan dakwah kepada mad’u.

2. Asmuni Syukir, media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.

3. M. Munir dan Wahyu Ilaihi, wasilah (media) dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u (penerima dakwah).

Dari beberapa definisi tersebut peneliti memiliki kesimpulan jika media dakwah adalah suatu alat yang menjadi perantara penyampaian pesan dakwah kepada mitra dakwah.

Seorang pendakwah ingin pesan dakwahnya diterima oleh semua pendengar di seluruh Indonesia, maka ia berdakwah dengan metode ceramah dan dengan menggunakan media radio. Jika ceramahnya ingin didengar, teks ayat-ayat al-Qur’an yang dikutip bisa dibaca serta ekspresi wajahnya bisa dilihat oleh


(30)

semua pemirsa di Indonesia bahkan sedunia, maka ia menggunakan media televisi. Jika ingin pesan dakwahnya dibaca orang, maka pendakwah menggunakan media cetak. Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima macam, yaitu lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak :

1. Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara.

2. Tulisan, bisa berupa buku, majalah, surat kabar, surat menyurat (korespondensi), spanduk, flash-card, dan sebagainya.

3. Lukisan, gambar, karikatur dan sebagainya.

4. Audio visual, yaitu alat dakwah yang merangsang indra pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, seperti televisi, film, slide, ohap, internet, dan sebagainya.

5. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam dapat di nikmati serta didengarkan oleh mad’u.

2. Pesan Dakwah

Pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh pengirim (komunikator) Kepada penerima (komunikan). Pesan merupakan isyarat atau simbol yang disampaikan oleh seseorang untuk saluran tertentu dengan harapan bahwa pesan itu akan mengutarakan atau menimbulkan suatu makna tertentu dalam diri orang lain yang hendak diajak komunikasi.


(31)

Dakwah adalah segala bentuk aktifitas penyampaian ajaran islam kepada orang lain, dengan cara bijaksana untuk terciptanya individu dan masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran islam dalam segala lapangan kehidupan. Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa pesan dakwah adalah segala bentuk komunikasi verbal maupun non verbal kepada khalayak (mad’u).

Dakwah merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan untuk memberikan pemahaman ajaran (agama Islam), sehingga pemeluknya dapat mengaktualisasikan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat. Esensi dakwah adalah bagaimana pesan yang disampaikan bukan hanya diterima, namun dipahami dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Karakteristik dakwah

Dakwah merupakan sebuah amal ibadah yang menjadi warisan panjang dan turun temurun. Ulama dan orang-orang sahleh dewasa ini merupakan generasi pewaris dakwah Islam. Dakwah memiliki beberapa karakter khas yang perlu dipahami dan diketahui oleh orang-orang yang akan menjalani dakwahtersebut.

Hal ini agar menjadi pedoman bagi orang-orang yang akan melibatkan dirinya dengan aktivitas mulia ini. Ketidaktahuan seseorang terhadap


(32)

karakteristik sebuah jalan dakwah mengakibatkan banyaknya orang-orang yang akan berjatuhan saat melalui jalan dakwah tersebut. Oleh sebab itu pengertian dakwah Islam dan karakteristiknya perlu diketahui dan dipahami. Dakwah bukanlah pekerjaan sehari dua hari yang bakal selesai untuk dikerjakan. Perjalanan dakwah adalah perjalanan yang telah dirintis oleh Rasulullah, dan hingga hari ini akan terus berjalan sampai pada masa yang telah Allah janjikan. Dakwah berorientasi pada tertegaknya hukum-hukum

Allah dan izzah ummat Islam di muka bumi.

Oleh sebab itu jangan pernah lelah mengarungi jalan dakwah, sebab jalan dakwah memanglah perjalanan jauh para pejuang Islam yang siap mengorbankan segala macam hal yang menjadi milik diri, baik harta, waktu, keluarga mapun jiwa diri sendiri. Demikianlah pengertian dakwah Islam itu dimaknai, tidak hanya sekedar definisi, namun juga karakteristik nyata dari dakwah itu sendiri.

Jalan dakwah adalah jalan yang penuh rintangan. Sudah menjadi sunnatullah, dakwah dipenuhi dengan berbagai macam hambatan dan rintangan. Seseorang yang telah mengikrarkan dirinya siap untuk bergabung bersama barisan dakwah adalah mereka yang sudah siap untuk mendapatkan berbagai bentuk ujian di jalan dakwah tersebut. Ujian-ujian di jalan dakwah yang diberikan tak lain bertujuan untuk memuliakan orang-orang yang berdakwah.Jika seseorang tersebut sanggup melaluinya, maka akan


(33)

bertambahlah kemuliaan diri seseorang tersebut. Sebaliknya jika ia gagal atau justru menyebabkan ia berputus asa dari jalan dakwah, maka Allah telah mempersiapkan orang-orang yang akan menggantikan posisinya dengan kualitas keimanan yang lebih baik lagi.

Berani berdakwah berarti berani mendapatkan aneka ujian, intimidasi dan segala macam bentuk tribulasi atau hambatan lainnya. Bersabar dengan segala macam hambatan tersebut akan menambah kualitas kemuliaan seseorang. Ujian dan rintangan tersebut dapat datang dari diri sendiri maupun orang lain.Jumlah orang yang mau berdakwah itu sedikit. Dakwah ibarat jamu yang terasa pahit untuk dirasakan secara fisik, namun akan menyehatkan tubuh di masa yang akan datang. Banyak orang yang tidak suka jamu lantaran disebabkan alasan pahit yang ia rasakan disaat awal mencicipinya. Seperti itu pulalah dakwah.Banyak orang yang tak mau ikut berdakwah karena justru mengetahui kesulitan yang akan ia hadapi saat ikut berdakwah. Orang-orang akan enggan dengan konsekwensi yang harus ia laksanakan sebagai akibat bergabungnya ia ke dalam barisan dakwah.

4. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. namun penegertian media dalam proses pemebelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau


(34)

elektronis untuk menagkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Media Dakwah dan PengelolaannyaIslam memandang dan memposisikan media massa sebagai salah satu sarana pemercepat kebangkitan gerakan Islam itu sendiri. Media merupakan ruang luas yang memiliki beragam potensi. Media banyak ditempatkan sebagai alat untuk mencapai aneka macam tujuan orang-orang yang menggunakannya. Di samping sebagai fungsi media sebagai alat kontrol sosial kehidupan bermasyarakat dan bernegara, meda juga memiliki aneka fungsi sesuaikan tujuan yang ingin dicapai orang-orang yang terlibat di dalamnya. Misalnya untuk kepentingan bisnis, kepentingan politik, kepentingan ekonomi, kepentingan sosial dan sebagainya.

Sementara Islam menempatkan media sebagai kepentingan dakwah dari nilai-nilai Islam itu sendiri. Dengan demikian terbentuklah apa yang disebut dengan media dakwah Islam, dimana media di sini berfungsi semata-mata untuk kepentingan dakwah Islam.Ada banyak macam-macam media dakwah Islam. Sama halnya dengan media pada umumnya, bedanya hanya terletak pada ideologi yang mendasarinya. Ada media dakwah Islam cetak dan ada pula yang bersifat online. Media-media tersebut meskipun disampaikan dengan aneka cara yang berbeda, namun pada hakikatnya memiliki tujuan yang sama yakni untuk kebangkitan dan


(35)

tersebarnya nilai-nilai Islam.Mengelola sebuah media dakwah Islam bukanlah perkara yang mudah. Terlebih untuk media-media yang berbentuk cetak. Membutuhkan banyak perjuangan dan energi untuk menjaga konsistensinya. Ada beberapa hambatan klasikal yang terus membayang-bayangi pengelolaan sebuah media massa Islam. Yang pertama dan paling utama adalah soal dana finansial. Rata-rata media cetak sulit bertahan dengan mulai suramnya kondisi bisnis media cetak. Media Islam senantiasa konsisten untuk menjaga sumber dana halal pengelolaan media tersebut. Biasanya pihak pengelola tidak akan menerima iklan-iklan yang bertentangan dengan visi misi sebuah media dakwah Islam. Alhasil kondisi ini menuntut keberanian yang besar para pengelolanya untuk dapat bertahan dengan kondisi keminiman dana. Masalah kedua biasanya soal kualitas SDM pengelola. Meskipun hal ini tak seberapa berpengaruh, namun bagi media-media amatiran dalam skala kecil misalnya di kampus, hal ini sangat-sangat menjadi faktor kegagalan pengelolaan sebuah media dakwah.11

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl;125)


(36)

Dalam dakwah, ada dua segi dakwah yang tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat dibedakan, yaitu menyangkut isi dan bentuk, subtansi dan forma, pesan dan cara penyampaiannya, esensi dan metode. Dakwah menyangkut kedua-duanya sekaligus dan tidak terpisahkan. Hanya saja, perlu disadari bahwa isi, substansi, pesan, dan esensi senantiasa mempunyai dimensi universal, yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Dalam hal ini subtansi dakwah adalah pesan keagamaan itu sendiri, itulah sisi pertama dalam dakwah. Sisi kedua meskipun tidak kurang pentingnya dalam dakwah, yakni sisi bentuk, forma, cara penyampaian dan metode, disebutkan dalam Alqur’an sebagai minhaj yang dapat berbeda-beda menurut tuntutan ruang dan waktu.

Berdasarkan paparan singkat di atas, dakwah dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Apa (what), adalah ajaran islam dengan berbagai dimensi dan substansinya. Bisa dikutip dari sumbernya, yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Dikenal juga dengan materi atau pesan dakwah

2. Siapa pertama (who), yakni yang menyeru atau yang menyampaikan disebut da’i. Sering juga disebut juga mubaligh, juru dakwah,

penceramah, dan lain sebagainya.

3. Siapa kedua (whom), yaitu sasaran dakwah atau mad’u. Ia adalah peserta dakwah, baik perseorangan atau kolektif atau kelompok, laki-laki atau perempuan, anak-anak ataupun dewasa, demikian seterusnya.


(37)

4.Cara (how), menunjukkan metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah. Juga dapat disamakan sebagai alat dakwah yang menjadi

kelengkapan dari metode.

5.Saluran (channel), merupakan media yang digunakan dalam berdakwah. Ia dapat berupa tatap muka langsung (face to face). Juga dapat berupa saluran dalam jarak jauh seperti telepon, radio, internet dan televisi.

6.Untuk (why), menunjukkan tujuan dakwah. Tujuan dapat dipilah dengan isltilah target, objective, purpose, aim, dan goal (intermediate goal dan ultimate goal).

Dari segi intelektualitas, mad’u dapat dibedakan menjadi : a.Kaum cendekiawan, yaitu golongan yang dapat menerima penjelasan ilmu, amal, dan penjelasan aqidah dengan pengajaran,

b.Kaum yang mengakui, dan menerima kebenaran, tetapi sering lalai dan mengikuti hawa nafsu, maka dakwah dilakukan dengan memberi nasihat yang baik (berupa motivasi dan ancaman),

c.Kaum yang keras hati (penentang), kepada mereka kita gunakan cara mujadalah yang baik dalam berdakwah,

d.Kaum penentang dan zhalim, maka dakwah yang dilakukan adalah dengan mujadalah yang baik, namun dapat pula dengan menggunakan

kekuatan sebagai cara pamungkas.


(38)

Beberapa fungsi dan peran utama sebuah media dakwah Islam dapat dirumuskan ke dalam poin-poin sebagai berikut;

1. Sebagai media alternatif rujukan yang akurat

Simpang siurnya arus informasi tentang identitas Islam di tengah-tengah media barat dan musuh-musuh Islam memberikan tuntutan kepada Islam untuk dapat menghadirkan media alternatif sebagai pelurus informasi dan rujukan yang benar terhadap tuduhan pihak-pihak yang tidak menyukai Islam.

Media Islam adalah media rujukan yang shahih bagi ummat Islam itu sendiri. Dengan adanya media dakwah Islam diharapkan kepada ummat Islam itu sendiri untuk dapat menjadikan media Islam sebagai media rujukan dalam mendapatkan informasi yang benar. Tidak sembaranga mempercayai media-media yang memburuk-burukkan Islam. 2. Membantu percepatan gerak dakwah Islam

Media Islam juga berfungsi sebagai katalisator atau pemercepat gerakan dakwah Islam. Kehadiran media dakwah Islam ikut membantu penyiaran dakwah yang dilakukan secara lisan. Media mewadahi sarana dakwah tulisan kepada para pendakwah. Media merupakan sebuah ruang luas yang dapat menyebarkan informasi secara efektif dan berpengaruh bagi kehidupan sosial.


(39)

Demikian pula jika nuansa dakwah mampu dikemas secara menarik melalui media. Nilainya akan dapat dirasakan lebih efektif dan mengena. Hal ini merupakan bagian dari karakteristik dakwah bil qolam itu sendiri. 3. Senjata melawan ghazwul fikri

Ghazwul fikri atau perang pemikiran yang dilancarkan musuh-musuh Islam salah satunya dilakukan melalui senjata media. Media dakwah Islam harus bangkit dan melawan arus serangan musuh ini.12

5. Virtual

Virtual adalah yang tidak nyata atau maya atau komunikasi (proses penyampaian dan penerimaan pesan) menggunakan (melalui) cyberspace / ruang maya yang bersifat interaktif. Komunikasi virtual tidak dapat lepas dari sebuah media internet yang menggunakannya sebagai alat komunikasi disini terlihat adanya peralihan gaya atau kebiasaan manusia dalam berkomunikasi menyampaikan informasi dengan sesamanya. Dikatakan begitu karena saat ini manusia tidak perlu lagi berkomunikasi pada waktu, tempat yang sama. Nampaknya melalui komunikasi virtual saat ini, hambatan-hambatan yang ada terdahulu seperti jarak, waktu, biaya sera kesulitan lainnya dapat teratasi. Hal ini dikarenakan internet sebagai media komunikasi virtual tidak terbatas ruangnya sehingga masyarakat luas dapat menyampaikan informasi kemanasaja dan ke siapa saja. Dalam


(40)

komunikasi virtual, memungkinkan seseorang berinteraksi tetapi sebenarnya mereka tidak berada secara wujud di tempat itu.

Virtual sebenarnya adjective atau kaya sifat yang maknanya bahwa sesuatu yang diiringinya ini memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu fungsi yang nyata, tanpa mempunyai sesuatu bentuk yang nyata/dapat dilihat.

Kalau simpelnya ada pengertian yang menyebutkan virtual itu suatu bentuk bayangan dari sesuatu yang nyata yang diaplikasikan dalam bentuk teknologi.13

Internet adalah jaringan computer luas yang menghubungkan pemakai computer satu computer dengan computer lainnya dan dapat berhubungan dengan computer dari suatu Negara ke Negara di seluruh dunia , dimana kita dapat melakukan browsing, surfing chatting dan lain – lain.14

6. Dakwah Virtual

Perkembangan tatanan kehidupan masyarakat yang semakin komplek dan pertumbuhan semakin pesat sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informatika menuntut adanya perimbangan pembinaan keagamaan sebagai pondasi kehidupan melalui media elektronik berupa siaran keagamaan yang lebih bermutu dan profesional sesuai dengan tuntutan era globalisasi.

13 https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110331063123AAyApT0 14http://id.shvoong.com/books/1901179-pengertian-internet


(41)

Keunggulan teknologi industri telah mencapai efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga mampu menghasilkan alat-alat informasi, komunikasi dan transportasi sedemikian murahnya dan dalam

waktu yang singkat. Tak mengherankan kalau

dunia entertaiment berkembang dengan pesat, memberikan hiburan secara live atau recorded, cetak atau elektronik. Oleh karena itu, tugas kita semakin berat, bukan saja siaran itu dapat membimbing umat Islam dalam pengamalan agama, tetapi juga memberikan motivasi kepada umat dan berupaya menggerakkannya agar meningkatkan partisipasinya secara maksimal dalam mensukseskan program-program pembinaan keagamaan.15

Dakwah virtual adalah kegiatan dakwah yang dilakukan melalui media digital atau media teknologi informasi berupa tv, radio, internet dan lainnya. Manfaatnya adalah para da’I akan menguasai teknologi sehingga dakwah akan menyebar dengan cepat dan pesat.16

Dakwah virtual adalah dakwah lewat multimedia seperti internet maupun yang lainnya, dengan asumsi bagaimana menggunakan multimedia sebagai sarana dakwah kepada masyarakat. Manfaat yang bisa di ambil dari dakwah virtual ini adalah sangat banyak sekali. Lewat blog misalnya, kita bisa menyampaikan pesan dakwah dari satu tempat namun

15Zulkiple Abd. Ghani; islam, komunikasi dan tekhnologi maklumat, Jakarta halaman 34-35 16https://imronkpi.blogspot.co.id/2010/12/4-apa-yang-dimaksud-dakwah-virtual-apa.html?m=1


(42)

bisa di baca oleh seluruh mad'u di manapun berada. Blog juga menjadikan nuansa dakwah akan sedikit berfariasi dan menghindari kejenuhan mad'u mengingat dalam aplikasinya tampilan blog bisa di rubah-rubah sesuai dengan selera penggunanya. Begitu pula kalau menyampaikan misi dakwah lewat facebook, mad'u biasanya tanpa terasa telah memetik banyak pelajaran padahal sebenarnya mad'u hanya ingin berbagi dengan teman maupun keluarganya lewat akun facebook.17

7. Kelebihan Internet Sebagai Media Dakwah

Dibandingkan media dakwah yang lain, Internet memiliki dua keunggulan :

 Karena sifatnya yang never turn-off (tidak pernah dimatikan) dan unlimited access (dapat diakses tanpa batas). Internet memberi keleluasaan kepada penggunanya untuk mengakses dalam kondisi dan situasi apapun.

 Internet merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang ingin berdiskusi tentang pengalaman spiritual yang mungkin tidak rasional dan bila dibawa pada forum yang biasa akan mengurangi keterbukaannya.

Sebagian orang yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi sering kali mendapat kesulitan guna mengatasi dahaga


(43)

spiritual mereka. Padahal mereka ingin sekali berdiskusi dan mendapat bimbingan dari para ulama. Sementara itu ada sebagian orang yang ingin bertanya atau siap berdebat dengan para ulama untuk mencari kebenaran namun kondisi sering tidak memungkinkan. Internet hadir sebagai kawan (atau lawan) diskusi sekaligus pembimbing setia. Para ulama seharusnya dapat menggunakan internet sebagai media efektif untuk mencapai tujuan dakwahnya.18

Perlu diingat bahwa keefektifan media ini juga sangat tergantung pada umat Islam itu sendiri. Artinya kecakapan dan keikhlasan mereka dalam berdakwah via internet, serta kesungguhan mereka dalam meredam segala bentuk perpecahan dan perselisihan intern dalam ummat Islam sangat berpengaruh dalam sukses tidaknya misi suci ini. Untuk itulah diantara kewajiban para pemimpin aliran-aliran dalam Islam agar berusaha semaksimal mungkin untuk dapat merukunkan dan meminimalisisir titik perbedaan dan berusaha mengedepankan titik persamaan. jika di dalamnya terdapatnya unsur ajakan kepada yang hak dan memperingatkan akan yang bathil.

Ada dua komponen penerapan dakwah lewat internet bisa digunakan, yakni lewat mailing list atau email dan penyaluran informasi melalui web-site. Namun saat ini yang paling optimal adalah melalui email. Karena kita tahu, email tidak terlalu membutuhkan teknologi tinggi. Dan dari segi statistik pun, populasi pengguna email


(44)

sudah sangat banyak. Sedangkan bila kita menggunakan web-site atau situs-situs, kebalikannya dengan email, yakni membutuhkan prosesyang lebih panjang dan rumit kendati dari segi tampilan mungkin menarik. Di samping itu, harus pula ada provider dan koneksivitas lebih dulu.19

8. Pemanfaatan Internet Untuk Berdakwah

Internet adalah media dan sumber informasi yang paling canggih saat ini sebab teknologi ini menawarkan berbagai kemudahan, kecepatan, ketepatan akses dan kemampuan menyediakan berbagai kebutuhan informasi setiap orang, kapan saja, dimana saja dan pada tingkat apa saja. Berbagai informasi yang dapat diperoleh melalui Internet antara lain lapangan pekerjaan, olahraga, seni, belanja, perjalanan, kesehatan, permainan, berita, komunikasi lewat email, mailing list, dan chating, bahkan artikel-artikel ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu, dan lain sebagainya. Hampir semua bidang tugas manusia, apapun jenisnya, dapat dicari melalui Internet. Internet sebagai sumber informasi memungkinkan semua orang untuk terus belajar seumur hidup, kapan dan dimanapun serta untuk keperluan apapun. Dan untuk kebutuhan belajar bagi setiap individu, Internet tidak hanya menyediakan fasilitas penelusuran informasi tetapi juga komunikasi.

Berdakwah merupakan kewajiban setiap manusia, setiap orang dalam berbagai profesi bisa melaksanakan da’wah. Sebab berda’wah dapat dilakukan dalam multidemiensi kehidupan. Sebagaimana telah diketahui bahwa dakwah Islam tidak hanya bi al-lisan (dengan ungkapan/kata-kata), melainkan juga bi al-kitab (sengan


(45)

tulis-menulis), bi at-tadbir (manajemen/pengorganisasian) dan bi al-hal (aksi sosial). Seorang dai atau muballigh yang baik tidak hanya menguasai materi dakwah, melainkan juga harus memahami budaya masyarakat yang menjadi sasaran dakwahnya. Hal itu akan mempermudah dai dalam memilih kata dan menemukan metode apa yang harus digunakan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Berbicaralah kepada manusia menurut kadar kecerdasan mereka.” (HR. Muslim).

Matthew DeBell dari The Education Statistics Services Institute (ESSI) mengatakan bahwa penggunaan komputer dan Internet dapat meningkatkan kualitas hidup orang setiap hari dan meningkatkan prospek pasar kerja mereka. Tingkat penggunaan komputer dan Internet dapat dianggap sebagai indikator standar hidup. Diantara berbagai tujuan orang memanfaatkan Internet antara lain: Berbagi data penelitian dan pekerjaan diantara rekan sejawat dan individu-individu dalam profesi yang sama. Berkomunikasi dengan orang lain dan mengirim file melalui e-mail. Meminta dan memberikan bantuan dengan mengajukan permasalahan dan pertanyaan. Memasarkan dan mempublikasikan produk dan jasa. Mengumpulkan umpan balik dan saran-saran dari para pelanggan dan rekan bisnis.

Menurut Buxbaum memahami informasi berkaitan dengan keahlian teknologi informasi, tetapi memberikan pengaruh yang lebih luas kepada individu, sistem pendidikan, dan masyarakat. Keahlian teknologi informasi membuat seseorang dapat menggunakan komputer, aplikasi perangkat lunak, database, dan teknologi lain untuk mencapai berbagai tujuan akademis, pribadi, dan tujuan yang berkaitan dengan


(46)

pekerjaan. Individu yang memiliki kemampuan memahami informasi perlu mengembangkan beberapa keahlian teknologi.

Secara survey, sejauh ini memang belum ada penelitian mengenai efektivitas pemanfaatan internet bagi kepentingan dakwah Islam. Tapi yang pasti, di kalangan akademisi telah memanfaatkan sarana internet secara optimal bagi pengembangan syiar agama. Hal tersebut misalnya ditandai dengan banyak bermunculan situs baru bernuansakan Islam. Sebab itu, bisa dikatakan dakwah melalui internet ini sangat efektif karena didukung oleh sifat internet yang tidak terbatas ruang dan waktu. Materi keislaman dan dakwah bisa disebarkan dengan cepat dan efisien. Dari segi biaya pun menjadi sangat murah. Informasi yang disebarkan lewat internet, dapat menjangkau siapapun dan di manapun asalkan yang bersangkutan mengakses internet. Umat Islam bisa memanfaatkan teknologi itu untuk kepentingan bisnis islami, silaturahmi dan lain-lain.

Dengan adanya globalisasi kompetisi akan semakin berat, sehingga kita perlu berlomba lomba menguasai teknologi informasi serta mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, oleh karenanya penguasaan teknologi informasi mutlak diperlukan oleh umat Islam,karena hal itu merupakan salah satu cara paling efektif guna menyampaikan informasi yang sebenarnya mengenai.20

9. Strategi Berdakwah Melalui Internet

Strategi dakwah adalah merupakan metode, siasat, taktik atau manuver yang dipergunakan dalam aktivitas atau kegiatan dakwah, yang


(47)

peranannya sangat menentukan sekali dalam proses pencapaian tujuan dakwah. Seiring dengan berkembangnya zaman, globalisasi sebagai fenomena terbuka luasnya ruang dan waktu bukan hanya sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditampik, melainkan juga menguntungkan bagi interaksi peradaban seluruh umat manusia. Kemunculannya dengan kemajuan peradaban manusia menjadikan globalisasi sebagai sebuah ideologi bagi masyarakat masa kini yang juga disebut sebagai masyarakat informasi.

Untuk dapat mencapai tujuan yang tepat dan mendapatkan kebehasilan, maka seorang da’i harus pandai dalam memilih media dakwah. Masyarakat masa kini adalah masyarakat plural yang berkembang dengan berbagai kebutuhan yang praktis, sehingga kecanggihan teknologi mau tidak mau akan menghadapi dan menjadi idaman dalam kehidupan masyarakat. Kecanggihan teknologi telah membuka sekat dan menghilangkan batas ruang dan waktu, sehingga memilih dan menggunakan media dakwah yang tepat sudah merupakan keharusan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, media dakwah merupakan wasilah bagi keberhasilan dakwah yang dilakukan. Pendakwah di zaman ini tidak lagi mapan dengan hanya kebolehan berpidato atau berceramah. Tetapi pendakwah zaman ini adalah penyelidik dan penggerak kepada penyelesaian masalah semasa secara praktis. Artinya dalam posisi ini mempunyai kesadaran dan telah menempatkan


(48)

pada posisi startegis dengan menghadirkan dan mengikutsertakan teknologi informasi sebagai mitranya dalam dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

Keberadaan internet sebagai media dakwah sudah bukan lagi pada tataran wacana lagi. Seharusnya para ulama, da’i, dan para pemimpin -pemimpin Islam sudah menyadari dan segera melakukan langkah-langkah strategis untuk menjaga dan mentarbiyah generasi-generasi muda kita agar siap dan matang dalam menghadapi serangan-serangan negatif dari media internet.

Sebuah langkah yang baik telah banyak dilakukan oleh ulama-ulama di timur tengah dan para cendekiawan Islam di Eropa dan Amerika yang menyambut media internet sebagai senjata dakwah. Langkah-langkah untuk berdakwah melalui internet dapat dilakukan dengan membuat jaringan-jaringan tentang Islam, diantaranya: cybermuslim atau cyberdakwah, Situs Dakwah Islam, YoutubeIslam atau IslamTube, Website, Blog dan Jaringan sosial seperti: Facebook dan twitter. Masing-masing cyber tersebut menyajikan dan menawarkan informasi Islam dengan berbagai fasilitas dan metode yang beragam variasinya.21

10.Dakwah virtual juga bisa disebut cyber dakwah


(49)

Dakwah bukan hanya sekadar menginformasikan ajaran agama (Islam), namun juga bagaimana pemaknaan itu tercipta bagi objeksasaran dakwah.

Bila dilihat dari studi komunikasi, maka realitas tersebut dapat pula disandarkan pada pemikiran John Fiske, di mana komunikasi dilihat sebagai produksi dan pertukaran makna yang berkenaan dengan bagaimana pesan atau teks itu berinteraksi dengan orang-orang dalam rangka menghasilkan makna, dan ini berkenaan dengan peran teks dalam kebudayaan kita, yang disebut sebagai mazhab semiotika.22Dengan demikian dakwah dapat dipahami bukan hanya sebatas mentransfer informasi (pesan), namun juga pemaknaan akan pesan yang disampaikan dalam dakwah, sehingga aktualisasi yang dihasilkan adalah bentuk implikasi dari pemaknaan tersebut.

Beralihnya masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern23, menumbuhkan wacana-wacana modernitas dalam setiap lini kehidupan. Semua aspek berlomba-lomba untuk menjadi modern sebagai bentuk apresiasi “melek” teknologi, sehingga bisa menjadi seseorang atau kelompok adaptif dengan peradaban modern.

22John Fiske membagi studi komunikasi dalam dua mazhab, yaitu: pertama, apa yang disebutnya sebagai

mazhab proses, yang melihat komunikasi sebagai transmisi pesan, yang cenderung memusatkan kajiannya pada tindakan komunikasi, dan yang kedua apa yang disebutnya sebagai mazhab semiotika, yang melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna, dan cenderung memusatkan kajiannya pada karya komunikasi. Lihat John Fiske, Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif, terj. Yosal Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), 8-10.

23Peralihannya ditandai dengan peningkatan teknologi dan informasi, serta pemanfaatannya dalam berbagai


(50)

Demikian pula dalam gerakan dakwah, seolah tergugah untuk turut memanfaatkan (bila tidak mau disebut dengan “demam”) media atau teknologi modern seperti internet sebagai salah satu media dakwah. Bila penggunaan internet sebagai ruang imajinasi atau dunia maya dikenal dengan istilah cyberspace,24yang kemudian setelah merambah dalam wilayah ekonomi, sosial politik dan budaya dikenal istilah cyberculture, maka pemanfaatan internet dalam gerakan dakwah dapat pula disebut sebagai cyberdakwah.

Penggunaan istilah cyberdakwah memang tergolong dalam istilah baru dalam dunia dakwah. Bagi sebagian yang lain, cyberdakwah diistilahkan dengan dakwah digital, dakwah virtual, dakwah cyber, atau istilah sejenis lainnya. Apapun istilah yang dipergunakan, pada hakikatnya memiliki esensi yang sama, yaitu memanfaatkan internet sebagai ruang untuk berkreasi, menuliskan imajinasi, gagasan, informasi, atau gerakan dakwah. Kehadiran cyberdakwah dalam ruang virtual tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah semangat untuk membangun dinamika dakwah. Bila dahulu kajian keislaman didapat dari ceramah-ceramah, atau even-even yang terbatas, maka melalui internet kajian keislaman dapat diakses dengan mudah kapanpun dan di manapun sepanjang tersedia akses internet.

24Istilah cyberspace dikenalkan oleh William Gibson pada tahun 1984 dalam buku (novel)nya

Neuromancer. Sebagaimana dikutip Antariksa, Gibson mengungkapkan bahwa cyberspace adalah

“pemandangan yang dihasilkan oleh komputer-komputeryang ditancapkan langsung ke dalam soket-soket

yang ditanamkan di otak”. Lihat KUNCI, No. 2 (September, 1999). Lihat juga http://kunci.or.id/esai/nws/02/ cyberculture.htm; Mark Slouka, Ruang yang Hilang: Pandangan Humanis tentang Budaya Cyberspace yang Merisaukan, terj. Zulfahmi Andri (Bandung: Mizan, 1999), 14.


(51)

Dakwah tidak hanya sekadar bersifat ceramah di masjid, namun disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kesibukan masyarakat. Bentuk dan model dakwahpun terus berkembang mulai dari ceramah, diskusi, dialog, hingga dakwah yang bersifat hiburan seperti musik, sinetron, dan film. Dalam hal ini, muatan dan materi dakwah menjadi sangat plural, dan bersifat memenuhi kebutuhan masyarakat. Artinya, materi dakwah sangat ditentukan oleh realitas dan kondisi masyarakat yang sedang berlangsung. Isu populer yang sedang berkembang dalam masyarakat, akan menjadi pilihan menarik dalam menentukan materi dakwah, ketimbang berisi antara surga dan neraka saja. masyarakat. Bentuk dan model dakwahpun terus berkembang mulai dari ceramah, diskusi, dialog, hingga dakwah yang bersifat hiburan seperti musik, sinetron, dan film. Dalam hal ini, muatan dan materi dakwah menjadi sangat plural, dan bersifat memenuhi kebutuhan masyarakat. Artinya, materi dakwah sangat ditentukan oleh realitas dan kondisi masyarakat yang sedang berlangsung. Isu populer yang sedang berkembang dalam masyarakat, akan menjadi pilihan menarik dalam menentukan materi dakwah, ketimbang berisi antara surga dan neraka saja.

Dari pemaparan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dakwah pada hakikatnya merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan baik individu maupun kelompok agar terjadi perubahan yang lebih baik yang dilandasi atas dasar nilai-nilai agama (Islam). Perubahan tersebut menyangkut sikap hidup dan perilaku seseorang serta tatanan kehidupan masyarakat dalam semua aspek kehidupan. Media, model,


(52)

dan pendekatan yang digunakan dapat sangat beragam dan terus berkembang sesuai dengan taraf kemajuan umat manusia.25

Dakwah sebagai kegiatan komunikasi mencakup faktor-faktor tertentu, seperti isi, panyampai (komunikator), saluran, audience, dan tujuan-tujuan tertentu. Dalam konteks teknologi di atas, memungkinkan dakwah dipandang sebagai aktualisasi diri umat Islam dan sekaligus sebagai rivalitas terhadap ketersediaan informasi mengenai Islam dalam berbagai perspektif dan kepentingan-kepentingan.

Dengan demikian, penggunaan internet sebagai aktivitas komunikasi/dakwah dapat ditujukan antara lain: Pertama, mensosialisasikan ajaran Islam itu sendiri,

Kedua, menyediakan kebutuhan informasi bagi umat Islam dan Ketiga, sebagai

counter (penyeimbang) terhadap informasi yang bersifat tendensius, stereotipe dan menyudutkan Islam.

Peran ini dikembangkan oleh para mujahid dakwah kontemporer, agar syiar dan muatan suci ajaran Islam tetap dapat diterima dan diaplikasikan oleh masyarakat muslim. Dengan perkembangan teknologi informasi yang dewasa ini, menyebabkan sejumlah informasi yang tidak hanya bersifat positif dan pemberdayaan umat, tetapi juga dapat menjadikan umat Islam bergeser dari pedoman hidup yang selama ini dipegangnya. Arus informasi yang dibawa oleh dinamika perkembangan teknologi tidak saja membawa pesan yang sifatnya informatif, tetapi juga dapat bersifat

25 ISLAMICA,Volume 7, Nomor 1, September 2012 “cyber dakwah sebagai media alternative


(53)

disiinformatif –menyesatkan- bahkan mungkin hanya sekedar menjadi junk information (informasi sampah). Akses dan pemahaman terhadap sumbersumber teknologi yang ada perlu menjadi perhatian para da’i. Para komunikator Islam tidak hanya perlu menguasai ilmu agama, dan ilmu umum untuk mengkompilasi muatan Islam yang akan disampaikan, tetapi juga media yang merupakan sarana efektif dalam menunaikan tugas mulia dakwah. Salah satu teknologi yang menjadi trend masyarakat dewasa ini adalah internet. Sebagai media terkini, internet telah memiliki masyarakat sendiri yang semakin hari semakin meningkat populasinya.

Masyarakat pengguna internet telah menghabiskan sebagian besar waktu mereka di dunia maya (virtual). Berbagai informasi memenuhi ruang virtual yang mana informasi yang tersedia, tidak hanya informasi yang memberi kemaslahatan (kemanfaataan), tetapi juga mengarah pada kondisi information overload (banjir informasi) dan menyajikan junk informasi atau informasi yang kurang memberi manfaat kepada publik hingga menyebabkan kemudharatan (kondisi yang tidak diinginkan). Dalam dunia dakwah, internet digunakan untuk mengembangkan, memberi alternatif bahkan sampai pada perang informasi terhadap ideologi-ideologi yang berbeda. Teknologi informasi dan komunikasi memunculkan situasi dunia baru yang disebut sebagai masyarakat informasi (Information society) yang menempati sebuahtertentu.


(54)

Al qur’an secara jelas menyebut dakwah sebagai ahsan al qaula

(Fushshilat:33) yang berarti ucapan yang baik. Posisi umat Islam di antara umat-umat lain sebagai khair al ummah apabila aktif dalam menjalankan misi dakwah (Al Imran:110). Pertolongan Allah terhadap umat Islam dikaitkan kepada mereka yang menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (al Hajj: 40-41). Sebaliknya, azab akan ditimpakan kepada orang-orang yang melalaikan kegiatan dakwah ini (al Maaidah:79). Bahkan dalam salah satu hadits Rasulullah Saw menyatakan bahwa doa umat Islam tidak akan dikabulkan bila tidak menghiraukan kegiatan dakwah ini (H.R. Imam Muslim). Dengan teknologi, para da’i (sender) tidak lagi disibukkan menghadapi mad’u (receiver) dakwah yang riil, tetapi selaiknya siap melayani dan membentengi umat melalui penggunaan teknologi internet. Problematika dakwah pun kemudian semakin kompleks dan komplit terkait dengan penguasaan teknologi dan strategi dakwah yang membutuhkan tingkat penguasaan teknologi, pemeliharaan dan pengelolaan yang khusus yang berbeda dengan media-media lama yang ada. Internet memberikan kesempatan bagi editor, pemimpin redaksi, jurnalis menciptakan artikel yang secara substansial melalui pencarian sumber yang disediakan oleh internet. Ia juga mengalami integrasi dengan teknologi komunikasi yang lain. Seperti Delphi Internet Service, Inc., diintegrasikan dengan NewsCorps yang dimiliki oleh Murdock (Pavlik, 1996: 150), America Online (AOL) juga memberikan pelayanan versi online untuk Time, Disney Adnvetures, Chicago Tribune. Washington Post juga menggunakan layanan online dan kemudian diambil alih oleh AT&T. Layanan real time juga diberikan melalui internet seperti Bloomberg Bussiness News. Ini


(55)

digunakan untuk memprediksikan pergerakan saham-saham dunia dan pergerakan mata uang dunia. Lycos Eropa dalam perkembangannya melakukan joint venture

dengan Bertelsmaan dan Viacom dua dari lima besar perusahaan media dunia selain

Time Warner, Disney dan Murdoch dengan News Corps. (Mc Chesney, 2002; Bagdikian, 2004). Jadi, teridentifikasi bahwa keberadaan internet telah menjadi kepedulian semua pihak yang digunakan untuk berbagai kepentingan. John S. Makulowich (1993:28) mengatakan bahwa teknologi internet menjadikan kita dapat menggunakan sumber lebih baik, dan menggunakan lebih banyak sumber-sumber serta menggunakan waktu seseorang lebih sedikit untuk menghasilkan sebuah karya tertentu.Ini berarti keberadaan teknologi komunikasi internet tersebut memberi peluang dan kesempatan secara lebih baik dalam memberikan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan. Pavlik (1996:141) merinci kemanfaatan ini dalam tiga keunggulan pokok, yaitu: faster, better and cheaper. Pertanyaannya kemudian, bagaimana hal ini terjadi di Indonesia, bagi dunia Islam secara keseluruhan, dan aplikasinya bagi umat Islam di Indonesia? Di Indonesia terdapat website yang khusus menyajikan berita seperti Detikcom, Republika.com, Tempointeraktif.com, Kompas. com dan sejumlah situs lainnya. Biasanya situs ini terkait dengan surat kabar yang terbit secara konvensional (kecuali Detikcom). Situs mereka lebih dapat disebut sebagai koran on-line. Sedangkan yang terkait dengan umat Islam atau hal-hal yang berkaitan dengan keIslaman telah ada berbagai situs seperti eramuslim.com, Islamlib.com, swaramuslim. com, MyQuran.com, Ukhuwah.or.id, Isnet.com,


(56)

pesantrenvirtual.com, Islam. or.id, hizbut-tahrir. or.id, dan sebagainya.26


(57)

11.Bagaimana cara Dakwah melalui media virtual

Pertama yang harus dilakukan oleh dai adalah membuat pesan dakwah yang ingin disampaikan. Kedua, setelah pesan dakwah selesai kemudian menyampaikan pesan dakwah melalui sebuah media yang pada kesempatan kali ini menggunakan internet. Ketiga, pesan dakwah tersebut akan diterima oleh mad’u (objek dakwah). Sehingga nantinya pesan dakwah tersebut akan diterima oleh mad’u yang bermacam-macam jenisnya, yang kemudian akan dipahami tanpa terikat ruang dan waktu.

Bandingkan saja efektifitas berdakwah secara langsung dengan berdakwah melalui media virtual (internet). Ketika seorang da’I berdakwah secara langsung, hanya orang-orang yang datang saja yang bisa menerima pesan dakwah yang disampaikan, namun ketika da’’i virtual memposting pesan dakwahnya melalui website di internet berapa banyak yang bisa mengakses, membuka, membaca sampai mengunduh pesan dakwah yang disampaikan, banyak orang yang bisa menikmati serta belajar dari pesan dakwah yang disampaikan itu. Luar biasa.27

12.Macam-macam Media virtual

Media Virtual bermacam-macam yaitu radio, tv, internet dan semacamnya. Dakwah yang digunakan oleh Film Maker Muslim adalah melalui video online atau film yang ada di internet.


(58)

Perkembangan teknologi pada media massa merupakan salah satu pokok bahasan yang saling berkaitan. Membahas mengenai media massa Light, Keller dan Clahoun, mengemukakan bahwa media massa - yang terdiri atas media cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik (radio, televisi, film, dan internet) - merupakan bentuk komunikasi yang menjangkau sejumlah besar orang. Media massa diindentifikasikan sebagai suatu agen sosialisasi yang berpengaruh pula terhadap prilaku khalayaknya. Peningkatan teknologi yang memungkinkan peningkatan kulitas pesan serta peningkatan frekuensi penerpaan masyarakat pun memberi peluang bagi media massa untuk berpesan sebagai agen sosialisasi yang semakin penting.28Pendapat di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Folkerts dan Lacy dalam bukunya, The Media in Your Life, bahwa televisi tidak pernah menjadi media yang statis.29 Televisi mengubah kehidupan orang, walaupun hanya mengarah pada penataan rumah mereka. Seperti yang dikemukakan oleh Lynn Spigel yang memberikan contoh dalam sebuah majalah wanita tahun 1950 di Amerika membahas cara menata kembali perabotan rumah untuk menyimpan televisi sebagai pengganti perapian dan piano tradisional. Majalah ini juga mencatat bahwa televisi dapat memberikan sebuah pengaruh yang menyatukan kehidupan keluarga. Pada periode selanjutnya televisi sering ditempatkan di mana mereka dapat menontonnya sambil makan. Sekarang beberapa rumah tangga mempunyai lebih dari satu pesawat televisi,

28Kumanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2004) h.

26

29Atwar Bajari dan Shala Tua Saragih, Komunikasi Kontekstual Teori dan Praktik Komunikasi


(59)

dan anggota keluarga mereka dapat menonton sendiri-sendiri. Perubahan televisi tidak hanya seputar rumah, tetapi juga berita, politik dan informasi. Beberapa kalangan mengatakan bahwa televisi mengubah seluruh masyarakat.30

Berbicara dampak televisi ada baiknya kita melihat penelitian yang dilakukan George Gerbnet beserta para koleganya di Annenberg School of Communication di University of Pennsylvania. George Gerbnet beserta para koleganya memulai dengan argumentasi bahwa televisi telah menjadi tangan budaya utama masyarakat Amerika. “televisi telah menjadi anggota keluarga yang penting, anggota yang bercerita paling banyak dan paling sering”.31Terlalu seringnya menonton televisi akan menghasilkan dampak tertentu yang disebutnya dengan teori kulivasi. Teori ini membicarakan bagaimana seseorang melihat informasi dalam televisi merupakan sesuatu yang nyata. Dalam hal ini Gerbnet membaginya menjadi dua jenis atau variabel; Pertama, kepercayaan tingkat pertama (first-order belief) mengacu pada keyakinan yang berkenaan dengan beragam kenyataan dunia nyata, seperti persentase orang yang menjadi korban kejahatan brutal dalam satu tahun. Kedua, kepercayaan tingkat kedua (second-order belief) mengacu pada ekstrapolasi dari kenyataan-kenyataan ini pada harapan umum atau orientasi, seperti kepercayaan bahwa dunia ini adalah tempat aman atau berbahaya.32

30Atwar Bajari dan Shala Tua Saragih, Komunikasi Kontekstual Teori dan Praktik Komunikasi

Kontemporer, (Bandung: Rosda, 2011) h. 483 31

Werner J. Severin – James W. Tankard, Teori Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007) h. 321-324


(60)

Dibanding dengan media massa yang lain, televisi memang mempunyai kelebihan utama dalam sifatnya yang audio-visual, berarti dua indra kita, yakni mata dan telinga terangsang secara bersamaan, sehingga menonton tidak perlu berimajinasi seperti dalam mendengarkan radio. Televisi dapat menghadirkan dunia nyata ke hadapan kita. Televisi juga dapat membawa kita ke tempat-tempat dimana kita belum pernah mengunjunginya, atau kita dapat melihat pertandingan olah raga tanpa kita harus datang ke tempat pertandingan. Melalui televisi kita dapat melihat tata surya tanpa harus menggunkan teleskop.

Pandangan di atas didukung oleh gagasan McLuhan bahwa “The medium is

the message” Medium sudah menjadi pesan. Media menurutnya merupakan

perluasan dari alat indra manusia, telepon merupakan perpanjangan telinga dan televisi adalah perpanjangan mata.33 Dengan televisi kita bisa melihat apa belum pernah kita lihat dalam dunia nyata. Kita tidak perlu menuju papua untuk melihat betapa indahnya daerah di Raja Ampat, kita tidak perlu ke Mesir untuk melat indahnya bangunan kuno seperti Piramida keran semua itu sudah kita bisa lihat dalam layar kotak yang disebut televisi. Inilah yang menurut McLuchan kita sekarang ini sedang hidup dalam “desa global”.34 Gagasan McLuchan ini membuka pengertian bahwa teknologi informasi merupakan pesan yang dapat membwa kita pada era yang lebih maju, juga menjadi cikal bakal perkembangan teknologi informasi.

33Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Rosda, 2008) h. 220 34Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 458-459


(61)

13.Pengaruh Perkembangan Teknologi terhadap Media Sosial

Kepintaran manusia membuat teknologi seperti internet dapat kita rasakan tidak hanya hanya dalam komputer. Teknologi baru seperti

Handphone (Telephon Seluler), ternyata juga dapat mengakses internet dengan menggunakan media baru seperti Yahoo Messanger, Blackberry Messanger dan lain sebagainya seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain. Informasi menjadi sangat dekat dengan kita. Fenomena ini mejadikan masyarakat “ketergantungan” terhadap teknologi informasi. Faktanya di Indonesia (terutama di perkotaan) hampir setiap orang menggunakan Handphone, mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

Kemajuan ini tentunya bisa berdampak positif dan negatif. Terlalu mudahnya masyarakat mengakses informasi membuat kejahatan semakin berkembang pula. Modus kasus “minta transfer” marak terjadi di lingkungan kita, yaitu dimulai ketika pelanggan atau penguna HP menerima SMS yang berisi permintaan untuk mentransfer sejumlah uang ke sebuah rekening. Salah satu SMS “minta transfer” adalah sebagai berikut: "Tolong uangnya di transfer sekarang aja ke bank BNI:022-741-3***. A/n FRISKA ANANDA dan sms reply saja kalau sudah di transfer, trims". Sebagian besar penerima SMS “minta transfer” ini akan langsung

menghapusnya karena tahu SMS itu penipuan. Namun, ada saja yang tertipu dengan langsung mentransfer uang ke rekening yang disebutkan.


(62)

Mereka ini beranggapan, yang mengirimkan SMS memang orang yang dikenalnya atau kebetulan mereka memang sedang menunggu SMS informasi rekening dari keluarga atau temannya.

Penipuan juga terjadi dalam media sosial seperti jejaring

Facebook, dengan metode keylogger dan teknik hacking oknum penipu, caranya dengan membajak akun facebook. Setelah mereka berhasil membajak akun facebook salah satu korban, mereka lalu menggunakan akun tersebut untuk berjualan dengan meng-share photo-photo produk palsu mereka ke sembarang orang yang ada dalam daftar pertemanan akun yang dibajak. Metode seperti ini biasanya lebih banyak memakan korban para pengguna facebook baru yang online melalui warnet dan komputer umum.

Kejahatan dalam media sosial justru lebih kejam dibanding realitas sosial pada umum-nya. Pencemaran nama baik, penipuan, pemalsuan identitas, semuanya mudah terjadi dalam media sosial seperti internet.

Walaupun begitu masih banyak nilai positif yang dapat kita rasakan. Seperti apa yang diaktakan McLuhan menurutnya teknologi akan mengembalikan kita menjadi satu suku lagi. Kita akan berpindah dari Negara Bangsa yang terpisah-pisah dan menjadi sebuah “


(63)

global-village”.35 Artinya pada era modern kita semakin dekat dengan negara-negara lain, layaknya sebuah desa. Diibaratkan kita tidak perlu menuju Paris untuk melihat “Menara Eiffel” karena hanya dengan menekan tombol “enter” pada komputer, kita sudah bisa melihatnya. Bahkan kita

bisa lebih tahu informasi mengenai Menara Eiffel tersebut karena banyaknya arcive di dalam internet.36

Selain itu kita juga mengenal istilah “ruang publik” yang dikenalkan Habermass. Ranah publik tidak terlepas dari kemajuan teknologi informasi. Mengutip dari Rulli Nasrullah dalam bukunya

Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber” menyatakan;

“Kemajuan teknologi internet, ditambah dengan karakteristik

media baru (new media), menyebabkan fenomena kebebasan bersuara atau ruang publik virtual (virtual sphere) berkembang semakin pesat. Misalnya melalui fenomena citizen journalism atau jurnalisme warga. Fenomena ini tidak hanya dimanfaatkan oleh warga untuk memproduksikan sekaligus mengonsumsi (produsage) informasi, melainkan juga mendapat perhatian media tradisional. Meminjam

perspektif yang digunakan oleh Deuze dalam artikelnya “the future of citizen journalism” bahwa maraknya fenomena citizen journalism bisa

35Werner J. Severin James W. Tankard, Teori Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007) h. 336

36


(1)

7. Faisal Azhar Harahap sebagai Suara Qori’ 4. Sinopsis

Suatu hari seorang pemuda bernama Addin bermain ke kost temannya yang bernama Nanda yang penggila membaca buku. Termasuk Novel dan Komik paling terbaru. Addin meminjam Al-Qur’an pada Nanda, saat dicarikan lagi ternyata Al

-Qur’an Nanda tersimpan di bawah kolong tempat tidur. Dan tersimpan di bawah kolong

4 tahun lamanya. Kamar Nanda begitu berantakan, banyak buku berserakan. Kemudian pada suatu hari Nanda makan ditempat Uda masakan padang, Uda dan Nanda mendengarkan berita di radio mengenai dunia fana ini yang makin banyak kejahatan dan lainnya. Lalu Uda memberi tau bahwasanya banyak manusia di dunia ini yang tidak mengerti cara hidup yang sudah dijelaskan semuanya dalam Al-Qur’an. Akhirnya hati Nanda tergerak untuk membaca Al-Qur’an yang dipinjem oleh Addin. Kemudian Nanda membaca Al-Qur’an disetiap waktunya. Dan saat dia selesai membaca, dia menyuruh Addin kekostnya untuk memberitahu tentang Al-Qur’an tersebut.

Ketika Addin dikost Nanda, Addin terkejut karena kamar Nanda yang begitu berantakan menjadi sangat bersih dan rapi. Nanda menjelaskan betapa Luar biasanya

Al-Qur’an. Dan betapa bodohnya manusia yang mengabaikan Al-Qur’an begitu saja.

Al-Qur’an selain memberikan informasi dan pedoman hidup, Al-Qur’an juga

memberikan dampak positif dan tenang hati ini. Kemudian Addin mendaftarkan diri untuk di suatu yayasan pondok pesantren untuk menghafal Al-Qur’an.


(2)

Data yang dihasilkan dari penelitian kualitatif ini dimaksudkan untuk

menunjukkan data-data yang sifatnya deskriptifyang berkenaan dengan dakwah virtual (study tentangproses produksi film Anti Qur’an pada Film Maker Muslim). Dalam penelitian ini perlu dititik beratkan bagaimana proses produksi film Anti Qur’anyang diproduksi oleh produksi film bernama Film Maker Muslim.

Selain diungkapkannya data-data tentang dakwah virtual (study tentangproses

produksi film Anti Qur’an pada Film Maker Muslim), juga perlu dipandang untuk

mengetahui media virtual adalah media yang mudah dijangkau dan bisa dijadikan untuk berdakwah.

Selain itu yang membuat film maker muslim memilih film untuk dijadikan media berdakwah, karena film mempunyai dampak yang besar pada setiap penontonnya. Film adalah suatu hiburan yang biasa dilihat oleh semua penikmatnya. Film bisa memberikan dampak baik juga bisa sebaliknya.

Seperti halnya media virtual terkadang yang menjadi bagian dari hidup, manusia mulai mengenterpretasikan jati dirinya dalam situs-situs jejaring sosial tersebut. Bahkan, bagi seseorang yang tidak begitu pandai mengekspresikan emosinya di kehidupan nyata, ia bisa dengan mudah mencantumkannya di statusnya pada situs-situs itu. Ketergantungan manusia dengan situs-situs itu hendaknya dimanfaatkan untuk kebaikan.

Luasnya jaringan yang terbentuk di dalam situs-situs tersebut membuat sebuah informasi menyebar dengan cepat. Begitu pula informasi yang memuat dakwah. Situs-situs ini menjadi media dakwah yang efisien, karena tidak ada halangan apapun yang dapat menghambat proses dakwah ini. Kitatidak perlu berada di tempat yang sama, kita juga


(3)

tidak perlu menentukan tentu tertentu untuk berdakwah, bahkan kita juga tidak perlu mempersiapkan tempat khusus untuk hal ini.

1. Proses Produksi Film Anti Qur’an

Awal mula proses produksi film ini yakni Ide. Ide ini ada karena dari pengalaman pribadi para crew Film Maker Muslim yang dulunya jauh dengan Al-Qur’an. Dan yang mendapat ide film ini adalah saudara M. Amrul Umami. Setelah ide itu muncul, ide itu disetujui langsung oleh tim. Kemudian sebelum film itu dibuat, yang dilakukan adalah pra produksi hingga syuting. Yang terlibat dalam pembuatan film ini ada7 orang, yakni 4 orang kru 3 orang talent.

Persiapan yang dilakukan saat film dibuat yakni casting talent, set lokasi dan sewa alat. Dan untuk pembiayaan dibantu oleh Daarul Qur’an. Biaya digunakan untuk akomodasi talent dan sewa alat. Yang bertanggung jawab untuk biaya yakni saudara Andre M. Addin, Manajer produksi Daqu Movie. Dan Lokasi syuting ada di Jakarta, Bekasi, dan Tanggerang. Saat film itu selesai dan siap, film tersebut ditonton bersama oleh tim kemudian di upload diyoutube dan dipasarkan/disebar informasinya melalui sosial media Daqu Movie. Yang memasarkan film tersebut adalah Daqu Movie melalui Sosial Medianya beserta media youtube. Dan film ini dibuat untuk penikmat film positif khususnya remaja di Indonesia.4


(4)

69 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses Produksi film Anti Qur’an yang diproduksi oleh Film Maker Muslim yakni melalui tahapan : (1) Ide, (2) Pra produksi, (3) Pembiayaan, (4)Casting talent, (5) Setting Lokasi, (6) Sewa Alat, (7) Shooting, (8) Ditonton bersama, (9) Di upload informasinya di social media, (10) Di upload di youtube,(11) Dipasarkan

B. Saran

Bagi Film Maker Muslim dalam memproduksi film lebih banyak lagi memberikan nilai-nilai agamanya karena film yang bertemakan keagamaan juga sama halnya menyiarkan dakwah. Bagi mahasiswa KPI khususnya Rtv agar bisa juga membuat dan memproduksi film yang lebih memberikan nilai-nilai islami yang lebih banyak dan mudah dipahami.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Moh. Ali,Ilmu Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2004) Amin Samsul Munir, ilmu dakwah, (Jakarta : Amzah, 2009) Ahmad Amar, “Dinamika Komunikasi Islami di Media Online”,

Bachtiar Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta ;Logos, 1997). https://id.wikipedia.org/wiki/Film

https://id.wikipedia.org/wiki/Pembuatan_film

https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110331063123AAyApT0

https://imronkpi.blogspot.co.id/2010/12/4-apa-yang-dimaksud-dakwah-virtual-apa.html?m=1 http://saifudin-galih.blogspot.co.id/2011/03/dakwah-melalui-media-virtual.html?m=1

Zulkiple Abd. Ghani; islam, komunikasi dan tekhnologi maklumat, Jakarta halaman 34-35 http://id.shvoong.com/books/1901179-pengertian-internet

http://www.kamisama86.co.cc/2009/11/metode-dakwah-melalui-internet.html http://latfrahmanto.blogspot.co.id/2011/03/dakwah-dengan-media-elektronik.html http://latfrahmanto.blogspot.co.id/2011/03/dakwah-dengan-media-elektronik.html http://fajardawn.blogspot.com/2009/05/media-dakwah-madu-tujuan-dakwah.html https://zamrishabib.wordpress.com/2011/02/15/dakwah-melalui-dunia-maya/Website http://mafazaif.wordpress.com/2010/01/09/pemanfaatan-ti-untuk-kemajuan-dakwah/ http://www.kamisama86.co.cc/2009/11/metode-dakwah-melalui-internet.html http//www.masjidkotabogor.com/index.php/news/view/107

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet

http://ilpi.multiply.com/journal/item/7 http//www.dhani.singcat.com//internet/modul.php?page/ http://stikom-pti2007-kelompok9.blogspot.com/2007/09/pengertian-internet.html


(6)

http://icus2ays.blogspot.com/2008/04/internet-media-dakwah-alternatif.html

http://mafazaif.wordpress.com/2010/01/09/pemanfaatan-ti-untuk-kemajuan-dakwah/ http://cahbagoes-masalif.blogspot.co.id/2010/12/dakwah-virtual.html

Kumanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2004)h. 26

ISLAMICA, Volume 7, Nomor 1, September 2012 “cyber dakwah sebagai media alternative dakwah

Moleong Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009). Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: Referensi, 2013)

Muhyiddin Asep dan Safei Agus Rahmad, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung : Pustaka Setia, 2002).

Nurdin Ali, Bahan Kuliah Metode Kom,

Nasution S, Metode Research (jakarta : Bumi Aksara, 1996)

AsmuniSyukir,Dasar – dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya ; Al-Ikhlas, 1983). Soeharto Irawan, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002). Tasmara Toto, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1997)