Analisis Produksi Teks Berita Film Innocence of Muslim di Liputan6.com

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

i

Dian Nurdeti

Analisis Produksi Teks Berita Film Innocence of Muslim di Liputan6.com.

Media online setelah kemunculannya menjadi salah satu media yang cukup diminati oleh masyarakat informasi. Berita adalah sumber informasi yang dibutuhkan

oleh semua orang. Pemberitaan film Innocence of Muslim menjadi hot news

menjelang akhir tahun 2012 karena protes yang terjadi dalam trilernya. Seiring

dengan berita film Innocence of Muslim yang diberitakan Liputan6.com, peneliti

mendapatkan inspirasi untuk meneliti lebih jauh mengenai proses produksi teks berita film Innocence of Muslim di Liputan6.com. Melalui wawancara dengan tim redaksi

serta pengamatan langsung ke Liputan6.com.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Analisis produksi teks

berita film Innocence of Muslim di Liputan6.com? Serta mengetahui bagaimana

pra-produksi, produksi dan pasca produksi teks berita film Innocence of Muslim di

Liputan6.com?

Branston dan Stafford (2004) menjelaskan bahwa dalam kegiatan suatu organisasi produksi bisa dilakukan dengan beberapa tahap umum, yaitu: Pembangunan atau negosiasi singkat berupa arahan-arahan apa yang diperlukan untuk membangun suatu ide kepada tim produksi, pra-produksi, produksi, pasca produksi, distribusi, dan publikasi..

Metodologi penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan melalui penelitian penelitian perpustakaan: yaitu teknik pengumpulan data melalui sumber tertulis. Penelitian lapangan; yaitu teknik pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara dengan tim redaksi untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut

tentang proses produksi pemberitaan film Innocence of Muslim di Liputan6.com.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Analisis proses produksi teks film Innocence of Muslim di Liputan6.com merupakan sebuah kegiatan organisasi produksi yang memiliki tiga kategori produksi berita teks yaitu, sindikasi berita, jurnalisme

warga, dan wartawan. Pra produksi teks berita film Innocence of Muslim disini

mencakup negosiasi, penelitian/riset, penetapan tujuan, sasaran dan anggaran. Produksinya meliputi unit dan peran produksi, tahap pengumpulan bahan berita, tahap

penulisan naskah berita, hak cipta, kendala, serta sarana produksi. Serta pasca

produksinya melalui tahap menulis ulang atau mengedit, jadwal serta target, uji pemasaran dan peninjauan, dan finishing.

Keyword: Liputan6.com, Pra produksi, Produksi, Pasca Produksi, film Innocence of Muslim.


(6)

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat dan Hidayahnya, yang senantiasa selalu mengalir terus menerus tiada henti-hentinya. Sehingga kita semua senantiasa dalam lindungan dan maghfirah-Nya. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan Nabi agung kita Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman modern seperti yang kita rasakan sekarang ini.

Alhamdulillah, skripsi dengan judul “Analisis Produksi Teks Berita Film

Innocence of Muslim di Liputan6.com” telah sesuai disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya peneliti menyadari sepenuhnya skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan, baik kekurangan secara teoritis, metodologis maupun teknik penulisan. Hanya saran dan kritik untuk penyempurnaan tulisan ini. Dengan rasa hormat dan syukur, peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Pudek I Drs. Wahidin Saputra, M.A, Pudek II Drs. H. Mahmud Jalal, MA, Pudek III Drs. Study Rizal LK, MA.

2. Drs. Jumroni, M.Si dan Umi Musyarofah, MA, selaku Ketua Jurusan dan


(7)

selalu pembimbing akademik, kami haturkan terima kasih karena telah banyak memotivasi dalam penulisan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Andi Faisal Bhakti. selaku dosen pembimbing skripsi. Kerena

dengan bimbingan, saran, dan kritik beliau skripsi ini dapat diselesaikan dengan sangat baik.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, khususnya

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah memberikan wawasan keilmuaan, mendidik, dan mengarahkan peneliti selama peneliti berada pada masa kuliah.

5. Teman-teman dan para staf Liputan6.com yang telah bersedia memberikan

informasi dan data dalam penulisan skripsi ini, terutama Bpk. Immanuel

selaku Chief Operating Officer Perusahaan.

6. Mamah dan Papah tersayang yang senantiasa memberikan dukungan moril

dan materil serta selalu mengingatkan dan memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.

7. Adik tersayang Dessy dan Aditya, yang telah memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis.

8. Keluarga besar penulis yang selalu memberikan semangat dan dukungan

serta doa kepada penulis.

9. Teman-Teman KPI angkatan 2009 yang telah berjuang bersama-sama di


(8)

10.Teman baik penulis Lu’luatu Nayiroh dan Teri Anggraeni yang telah banyak memberikan motivasi dan saran-saran serta tidak henti-hentinya memberi semangat kepada penulis sehingga selesai penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan banyak manfaat bagi penulis khususnya, dan orang lain umumnya. Kemudian tak lupa peneliti bersedia menerima saran dan masukan atas kekurangan dan kekhilafan yang mungkin terdapat dalam skripsi ini. Selain itu, peneliti juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk masa-masa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga usaha ini menjadi amal baik dan diterima di sisi Allah SWT. Amin.

Jakarta , 31 Agustus 2013

Dian Nurdeti


(9)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Permasalahan ... 6

C. Tujuan, Manfaat, dan Pernyataan Penelitian ... 7

D. Tinjauan Pustaka ... 9

E. Bingkai Teori ... 11

F. Metodologi Penelitian ... 13

G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II KAJIAN TEORI A. Media Massa ... 18

B.. Teori Gill Branston dan Roy Stafford... 27

BAB III GAMBARAN UMUM LIPUTAN6.COM A. Sejarah Berdirinya Liputan6.com ... 49

B. Logo Liputan6.com ... 51

C. Struktur Organisasi Liputan6.com ... 52

D. Film Innocence of Muslim ... 53

BAB IV ANALISIS DATA HASIL DARI TEMUAN LAPANGAN A. Analisis Produksi Teks Film Innocence of Muslim Di Liputan6.com ... 63


(10)

b. Proses produksi teks berita film Innocence of Muslim di Liputan6.com ... 74

c. Proses pasca produksi teks berita film Innocence of

Muslim di Liputan6.com ... 79 a) Liputan6.com menyadur berita melalui produksi

Sindikasi berita film Innocence of Muslim... 81

b) Liputan6.com melalui produksi informasi wartawan untuk mengetahui dampak dari berita film Innocence of Muslim ... 83 c) Liputan6.com melalui produksi informasi Citizen six

untuk mengetahui dampak dari berita film Innocence of Muslim ... 85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 88 B. Saran-Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA


(11)

1 A. Latar Belakang

Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini menuntut manusia untuk selalu tahu berbagai informasi. Media massa sebagai sarana informasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran

informasi secara massal atau menyeluruh.1 Perkembangan teknologi yang semakin

canggih telah berhasil membawa pola pikir manusia yang menganggap media massa sudah menjadi sumber kebutuhan informasi masyarakat dewasa ini.

Karena media sangat berpengaruh bagi kehidupan, maka perlu diketahui bagaimana media massa bekerja. Beberapa di antaranya yang perlu direnungkan melalui media massa, setiap orang mengetahui hampir segala sesuatu di luar lingkungan mereka. Warga yang berpengetahuan dan aktif dapat terwujud di dalam demokrasi modern, hanya jika media massa berjalan dengan baik. Setiap orang membutuhkan media massa untuk mengekspresikan ide-ide mereka ke khalayak luar. Tanpa media massa, gagasan seseorang hanya sampai kepada

orang-orang di sekitarnya.2

Sebuah media massa dapat dikatakan baik apabila media massa tersebut

mempunyai empat fungsi, keempat fungsi tersebut yaitu, to inform (untuk

1

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, cet. ke-3 (Jakarta: Kencana Prenada, 2008), h. 72.

2

John Vivian, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 5.


(12)

informasi), to influence (untuk memegaruhi), to educate (untuk mendidik), dan to entertain (untuk menghibur).3

Buku, surat kabar, dan majalah merupakan media massa yang tersedia sejak buku Amerika pertama kali diterbitkan pada tahun 1640. Tengah pertama abad ke-20 membawa empat jenis media baru yaitu rekaman, radio, film, dan TV dalam kurun waktu kurang dari 50 tahun. Hingga akhir abad ke-20, terdapat

tambahan dalam campuran media, yaitu Internet.4 Internet disebut-sebut sebagai

new media yang sedang berkembang pesat pada masa kini. Media baru adalah

media komunikasi yang menggabungkan teknologi komunikasi digital yang

menggunakan komputer serta terhubung dalam jaringan. Bila media baru adalah Internet, maka media tradisional adalah televisi, koran, majalah, radio, dan sebagainya.

Saat ini Internet dapat menyampaikan berbagai macam media-cetak, siaran, film, dan rekaman, dengan menggunakan sistem tanpa batas. Manusia dapat menerima semua jenis media di manapun berada. Internet telah menyebabkan munculnya produk media baru dan persaingan baru dalam bisnis

media.5 Dalam masyarakat modern, media online (Internet) selalu memegang

peranan sangat penting. Gagasan-gagasan pembaharuan dan informasi terbaru dalam masyarakat modern selalu menyebar seiring dengan perkembangan media

komunikasi terbaru yakni media online (Internet).

3

Onong Uchana Efendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 54.

4

Shirley Biagi, Media Impact Pengantar Media Massa, Penerjemah Mochammad Irfan dan Wulung Wira Mahendra, Edisi 9 (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010), h. 11.

5


(13)

Dennis McQuail mengatakan, bahwa Internet pada dasarnya merupakan sebuah jaringan antarkomputer yang saling berkaitan. Jaringan ini tersedia secara

terus menerus sebagai pesan-pesan elektronik, termasuk email, transmisi file, dan

komunikasi dua arah antarindividu atau komputer.6 Dengan kehadirannya, setiap

data yang masuk dalam jaringan tidak lagi dapat dikontrol oleh penerimanya. Sejarah Internet di Indonesia dimulai pada awal tahun 1990-an. Saat itu

jaringan Internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, di mana

semangat kerjasama, kekeluargaan, dan gotong royong sangat hangat dan terasa di

antara para pelakunya.7

Liputan6.com merupakan salah satu portal berita dan entertaintment ternama di Indonesia yang menyajikan berbagai jenis informasi terangkum dalam

kanal “News,” “Sport,” “Bola,” “Gaya Hidup,” “Kesehatan,” “Tekno,”

“Otomotif,” “Buser,” “Musik,” “Showbiz,” serta “Citizen journalism,” lengkap

dalam bentuk NewsTexts, Liputan Foto, dan Liputan Video.8 Situs ini diluncurkan

sejak tanggal 24 Agustus 2000 (bertepatan dengan ulang tahun SCTV ke-10).

Situs ini menyajikan berita-berita dengan "Aktual, Tajam, dan Terpercaya.”9 Situs

Liputan6.com mempunyai nama server web page dengan web browsernya adalah www.liputan6.com.

News” adalah istilah Inggris untuk maksud “berita,” berasal dari “new” (baru) dengan konotasi perihal kepada hal-hal yang baru. Dalam hal ini, segala

6

Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Edisi Ke II (Jakarta: Erlangga, 1987), h. 6.

7

Riswandi, Dasar-Dasar Penyiaran (Graha Ilmu; 2009), h. 10.

8

Aryajaya Formasi, Kanal Liputan.com,” Artikel diakses pada 06 Maret 2013 dari

http://whatchtv-musik-com.qarchive.org/software.html.

9


(14)

yang baru merupakan bahan informasi bagi semua orang yang memerlukannya. Dengan kata lain, semua hal yang baru merupakan bahan informasi yang dapat

disampaikan kepada orang lain dalam bentuk berita (news).10

Menurut Ade Armando, media massa adalah perpanjangan mata-telinga manusia, dan berita adalah perpanjangan mata-telinga media massa. Manusia membutuhkan media massa pada saat ia sadar bahwa ia membutuhkan lebih banyak informasi daripada sekedar apa yang dapat ia alami, lihat, atau dengar secara langsung dari orang lain. Media massa membantunya mengenali apa yang terjadi di berbagai wilayah yang berjarak jauh dari tempat tinggalnya sendiri. Demikian pula sebenarnya peran kantor berita, ia membantu menyediakan informasi, karena berbagai alasan teknis misalnya tak bisa diperoleh atau

dikumpulkan sendiri oleh media massa.11

Film Innocence of Muslim merupakan salah satu berita internasional yang

menjadi salah satu hot news menjelang akhir tahun 2012. Film tersebut menuai

protes dalam trailer-nya di berbagai negara termasuk negara Indonesia. Film

Innocence of Muslim merupakan sebuah film anti-Islam dan dinilai menghina

Nabi Muhammad SAW. Dilihat dari website berita Liputan6.com, yang

mengangkat berita tentang protes film Innocence of Muslim di mulai dari 12

September 2012 sekitar 42 pemberitaan sampai dengan 24 Desember 2012 dari

data yang telah diperoleh, maka berita tentang protes film Innocence of Muslim

10

Onong Uchana Efendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 66-67.

11

Ade Armando, Komunikasi Internasional, cet. 7 (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 53.


(15)

juga dikategorikan menjadi salah satu kategori Kaleidoskop, karena ia merupakan

berita terheboh versi Liputan6.com di tahun 2012.

Setiap media memiliki apa yang disebut kriteria kelayakan berita, dan

kebijakan redaksional (editorial policy). Kriteria kelayakan berita itu bersifat

umum (universal), dan tak jauh berbeda antara satu media dengan media lain.

Sedangkan kriteria kebijakan redaksional, setiap media bisa berbeda, tergantung

visi dan misi atau ideologi yang dianutnya.12

Liputan6.com sebagai media sosial umum yang dalam perjalanan karirnya di industri dunia maya semakin terlihat meningkat menjelang akhir tahun 2012. Liputan6.com pada awal kemunculannya hanya mengadopsi berita TV atau mirroring dari Liputan6 TV. Sesuai dengan motto: tajam, aktual dan terpercaya, Liputan6.com semakin menunjukkan intelegensinya sebagai media sosial umum

yang sudah patut diperhitungkan dalam dunia media online. Dilihat dari

Liputan6.com dalam mengangkat pemberitaan internasional tentang protes film Innocence of Muslim, yang diawali dari proses pra-produksi, proses produksi, dan proses pasca produksi, tentu memiliki tahapan panjang dalam menyajikan berita

tentang protes film Innocence of Muslim sesuai dengan kaidah jurnalistik dan

institusi media yang menaunginya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan diberi judul “Analisis Produksi Teks Berita Internasional

Tentang Protes Film Innocence of Muslim di Liputan6.com.

12

Haris Sumandira, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h. 21.


(16)

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas, maka dapat ditarik

beberapa permasalahan yang timbul dari produksi teks berita film Innocence of

Muslim di Liputan6.com, di antaranya :

1. Film Innocence of Muslim merupakan sebuah film kontroversial yang

telah melecehkan umat Islam. Akibatnya Duta Besar AS untuk Libya bersama tiga staf AS lainnya tewas beberapa hari setelah penayangan film Innocence of Muslim pada 8 September 2012. Cuplikan sepanjang dua

menit dari film ini ditayangkan di Al-Nas TV, sebuah stasiun televisi

Islami di Mesir.

2. Liputan6.com sebagai media sosial umum memproduksi berita tentang

protes film Innocence of Muslim sebanyak 42 kali dari 12 September 2012

sampai dengan 24 Desember 2012, dan pemberitaan tentang protes film Innocence of Muslim dikategorikan sebagai salah satu Kaleidoskop di

antara 6 peristiwa terheboh dunia tahun 2012 versi Liputan6.com.

3. Dalam produksi teks berita film Innocence of Muslim di Liputan6.com,

memiliki organisasi produksi dimana di dalamnya ada berbagai proses pra-produksi, pra-produksi, dan juga pasca produksi. Serta mempunyai komponen-komponen penting yang harus di penuhi hingga teks berita sampai kepada

timredaksi untuk di editing. Setelah menjadi sebuah berita yang mendidik,

tidak berdampak negatif dari berbagai pihak dan sesuai dengan kaidah jurnalistik, berita akan siap dinaikkan untuk di akses oleh pembaca di


(17)

a. Batasan Masalah

Fokus masalah yang diambil adalah pada teks yang membahas tentang

film Innocence of Muslim di Liputan6.com dari 12 September 2012 sampai

dengan 24 Desember 2012, dengan kategori sindikasi berita, wartawan dan Citizen six.

b. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan utama sebagai berikut:

a. Bagaimana analisis produksi teks berita film Innocence of Muslim di

Liputan6.com?

Adapun pertanyaan turunannya sebagai berikut:

a) Bagaimana proses pra-produksi teks berita film Innocence of Muslim di

Liputan6.com?

b) Dalam tahap produksi teks berita film Innocence of Muslim di

Liputan6.com, proses apa saja yang dilakukan?

c) Pada level pasca produksi teks berita film Innocence of Muslim di

Liputan6.com, hal-hal apa saja yang disiapkan?

C. Tujuan, Manfaat dan Pernyataan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Oleh karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Liputan6.com mengangkat pemberitaan tentang film Innocence of Muslim dari 12


(18)

September 2012 sampai 24 Desember 2012, maka peneliti bermaksud untuk menyingkap hal berikut;

a. Untuk mengetahui bagaimana proses pra-produksi teks berita film

Innocence of Muslim di Liputan6.com.

b. Untuk mengetahui dalam tahap produksi teks film Innocence of

Muslim di Liputan6.com, proses apa saja yang dilakukan.

c. Untuk mengetahui Pada level pasca produksi teks berita film

Innocence of Muslim di Liputan6.com, hal-hal apa saja yang disiapkan.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan dokumentasi ilmiah untuk perkembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang produksi teks berita.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan khususnya untuk peneliti dan umumnya bagi para pembaca. Serta memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait yang memiliki perhatian terhadap pra-produksi, produksi, dan pasca produksi teks berita.

3. Pernyataan Penelitian

Peneliti ingin meneliti seputar apa yang menyebabkan film Innocence of

Muslim mendapat protes dari umat muslim di seluruh dunia. Kemudian sebagai


(19)

Liputan6.com dalam mengangkat pemberitaan tentang protes film Innocence of Muslim. Juga bagaimana Liputan6.com memproduksi berita film Innocence of Muslim dalam proses produksi berita. Tentu saja Liputan6.com melalui sistem

sadur dalam memperoleh berita internasional film Innocence of Muslim dari

berbagai web berita internasional yang mempunyai angle berbeda. Serta tahapan

apa saja yang menjadi faktor penting dalam pra-produksi, produksi, dan pasca

produksi berita film Innocence of Muslim di Liputan6.com.

D. Tinjauan Pustaka

Langkah awal sebelum melakukan penelitian suatu karya ilmiah adalah proses penelaahan peneliti terlebih dahulu, memeriksa skripsi dan penelitian sebelumnya yang mempunyai judul atau objek dan subjek penelitian yang sama atau hampir sama dengan yang di teliti. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui apa yang diteliti sebelumnya, sehingga penelitian karya ilmiah ini tidak sama dengan penelitian skripsi terdahulu.

Setelah mengadakan suatu telaah kepustakaan skripsi yang memiliki judul hampir sama dengan yang akan diteliti, judul skripsi tersebut adalah:

1. Anne Chrisnasari Syahman, mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam

angkatan 2006 berjudul, Analisis Produksi Program Forum Kerukunan

Umat Beragama di TVRI”. Skripsi ini membahas tentang analisis produksi

program televisi. Sedangkan penelitian saya membahas mengenai analisis

produksi teks berita, khususnya tentang protes film Innocence of Muslim


(20)

2. Admiral Helmiwan Irsyad, mahasiswa Jurnalistik angkatan 2012 berjudul,

Analisis Proses Produksi Pemberitaan Kasus Wisma Atlet di

www.okezone.com.” Skripsi ini membahas tentang pemberitaan kasus

Wisma Atlet di www.okezone.com. Sedangkan penelitian saya membahas

mengenai analisis produksi teks berita, khususnya tentang protes film Innocence of Muslim di Liputan6.com.

Perbedan penelitian saya dengan penelitian di atas adalah penelitian

Admiral Helmiwan Irsyad mempunyai subjek kajian mengenai okezone.com,

sedangkan subjek kajian penelitian ini yaitu Liputan6.com. Dan penelitian Anne

Chrisnasari Syahman objek kajiannya adalah proses produksi program forum kerukunan umat beragama, sedangkan penelitian ini objek kajiannya ialah proses


(21)

E. Bingkai Teori

Ganbar 1.1

(Proses Produksi Teks Berita)

SCTV adalah tulang punggung yang mengawali terbentuknya media

online Liputan6.com pada bulan Juli 2009. Namun, pada November 2012 PT.

Kreatif Media Karya yang menaungi SCTV sebagai media TV, membuat

PT. KREATIF MEDIA KARYA

PROTES FILM

INNOCENCE OF MUSLIM

- PRA-PRODUKSI (Branston and Stafford) - PRODUKSI (Branston and Stafford)

- PASCA PRODUKSI (Branston and Stafford)

Media Online

LIPUTAN6.COM

TEORI GILL

BRANSTON DAN ROY

STAFFORD


(22)

Liputan6.com menjadi perusahaan sendiri dengan nama KMK online sebagai

nama perusahaan media online. Liputan6.com terbilang sukses menembus angka

alexa sebesar 41 terhitung di mulai dari September 2012 sampai dengan Juli 2013,

di lihat dari sebelumnya dengan alexa 106. Sebagai media online, Liputan6.com

memiliki organisasi produksi dalam perusahaan yang berfokus pada berita-berita teraktual sebagai informasi untuk para pembaca media online. Dalam produksi

berita online di Liputan6.com, peneliti menggunakan teori dari Gill Branston dan

Roy Stafford. Gill Branston dan Roy Stafford menjelaskan, ada tiga langkah penting dalam sebuah organisasi produksi, yaitu: pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Di dalam proses pra produksi, Branston dan Stafford mengelompokan ada empat point yang harus di penuhi sebagai langkah awal dalam sebuah produksi, diantaranya: Negosiasi singkat (Organisasi pelaksana poduksi), Penelitian/ Riset Penetapan (Materi produksi), Penetapan, Tujuan dan Sasaran, serta Anggaran atau pendanaan (Sarana produksi). Setelah proses pra produksi terpenuhi, sampailah kepada proses produksi. Branston dan Stafford menjabarkan ada enam point yang kemudian harus di penuhi dalam proses produksi, yaitu: Unit produksi dan peran produksi, Tahap pengumpulan bahan

berita, Tahap penulisan naskah berita, Hak cipta dan perizinan, Gaya/angle, serta

Kendala-kendala dan kreativitas dalam produksi. Ketika semua unsur pra produksi dan proses berjalannya produksi telah berjalan dengan baik, Branston dan Stafford juga menyertakan point-point yang harus di penuhi dalam pasca produksi sebagai tahap penyempurnaan akhir. Tahap penyempurnaan itu diantaranya: Menulis


(23)

yang terakhir adalah finishing. Dalam sebuah organisasi produksi teks berita sebagai wadah dari perusahaan yang bergerak di bidang media online, dibutuhkan pula pengetahuan informasi berita yang tidak hanya berfokus pada berita nasional untuk dijadikan suatu topik pemberitaan. Oleh karena itu peneliti memilih berita

film Innocence of Muslim di Liputan6.com sebagai Objek penelitian. Banyaknya

aksi pemberontakan dan protes-protes yang terjadi di dalam dan luar negeri cukup

menghebohkan dunia atas pembuatan film Innocence of Muslim. Umat muslim

yang tentunya menjadi penolak keras film Innocence of Muslim banyak

melakukan aksi protes terhadap film tersebut. Alur cerita film yang terlalu menghujat Nabi Muhammad SAW menjadi salah satu alasan terjadinya penolakan

film Innocence of Muslim. Tercatat di Liputan6.com, kejadian yang

menghebohkan dunia adalah ketika terbunuhnya Duta Besar AS untuk Libya bersama tiga staf AS lainnya tewas beberapa hari setelah penayangan film Innocence of Muslim pada 8 September 2012. peneliti tertarik untuk melakukan

analisis pada produksi teks berita film Innocence of Muslim di Liputan6.com

dengan menggunakan teori Gill Branston dan Roy Stafford.

F. Metodologi penelitian a. Metode Penelitian

Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, karena ini dapat menghasilkan data yang deskriptif dan lebih mendalam, baik berupa kata-kata tertulis (data teks), atau secara lisan (wawancara). Sedangkan teknik penulisan menggunakan teknik deskriptif analisis, yaitu memberikan gambaran terhadap subjek dan objek penelitian.


(24)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian lapangan (Field Researech) di mana penulis melakukan penelitian langsung ke lapangan guna

mendapatkan data yang dibutuhkan. Dalam penelitian lapangan (Field Researech)

peneliti menggunakan metode deskriptif (menggunakan data kualitatif), yaitu peneliti berusaha menjelaskan proses pra-produksi, produksi, dan pasca produksi

teks berita internasional tentang protes film Innocence of Muslim di Liputan6.com.

b. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di Gedung Mitra (SCTV) Jl. Gatot Soebroto Kav 21, Jakarta Selatan, 12930 Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Pada tanggal 16 Februari 2013 sampai dengan 16 Maret 2013.

c. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini ialah teks berita film Innocence of Muslim.

Sedangkan yang menjadi objek dari penelitian ini ialah proses produksi teks berita film Innocence of Muslim di Liputan6.com.

d. Teknik Pengumpulan Data

Untuk megumpulkan data dan informasi sesuai dengan permasalahan penelitian ini, peneliti mengadakan komunikasi secara langsung dan tidak

langsung, dengan menggunakan alat (instrument) pengumpulan data sebagai

berikut:

1) Wawancara (interview)

Wawancara adalah teknik untuk mencari data tentang film Innocence of

Muslim dengan menanyakan pertanyaan kepada sumber, yaitu tim


(25)

memberikan informasi seputar permasalahan tentang film Innocence of Muslim. Lebih lanjut bahwa wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang langsung secara lisan, di mana dua atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan

tentang dampak dari adanya film Innocence of Muslim.13 Sedangkan

teknik wawancara yang digunakan adalah campuran antara wawancara

terstruktur dan tidak terstruktur.14 Hal ini bertujuan untuk memberikan

kebebasan pada narasumber dalam menjawab pertanyaan yang diberikan namun tetap terarah pada masalah tentang dampak dari adanya film Innocence of Muslim.

Dalam penelitian karya ilmiah ini, peneliti melakukan wawancara sebanyak enam kali dari beberapa sumber yang bersangkutan dalam

produksi teks berita tentang protes film Innocence of Muslim, diantaranya

dengan Iwan Triono sebagai Wakil pemimpin redaksi Liputan6.com,

Shinta NM Sinaga, Rizki Gunawan, Elin Yunita Kristanti, dan Tanti

Yulianingsih sebagai team redaksi newsLiputan6.com.

2) Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara

sistematis dari fenomena berita tentang film Innocence of Muslim.15

3) Dokumentasi

13

Chalid Narbuko dan Abu Ahmad, Metodologi Penelitian, cet. ke-I (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1997), h. 83.

14

Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Lanarka, 2007), h. 58.

15

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Sebuah Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 117.


(26)

Dokumentasi adalah pengumpulan dan pengambilan data yang diperoleh

melalui pengumpulan dokumen-dokumen untuk memperkuat informasi.16

Dalam hal ini peneliti melakukan penelusuran data dengan menelaah buku,

majalah, surat kabar, Internet tentang film Innocence of Muslim di

Liputan6.com, dan yang berkaitan. Metode ini digunakan untuk mencari

data tentang film Innocence of Muslim yang sifatnya paten.

4) Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Dalam buku Andi Prastowo, Whitney mengemukakan tentang analisis

deskriptif yakni pencarian fakta tentang film Innocence of Muslim dengan

interpretasi yang tepat.17 Dengan melakukan sistem kategorisasi analisis

data yang didapat, kategorisasi data berdasarkan bentuk data yang diperoleh selama penelitian lalu mendeskripsikan hasil data tentang film Innocence of Muslim sesuai dengan kategori-kategori yang sudah dipisahkan.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman terhadap keseluruhan skripsi ini, maka peneliti membuat sistematika penulisan pada skripsi sebagai berikut:

Peneliti memulai dengan bab I yaitu pendahuluan yang berisikan; latar belakang masalah, identifikasi masalah, fokus dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pernyataan penelitian, bingkai teori, metodologi penelitian,

16

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Sebuah Pendekatan Praktik, h. 110.

17

Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2011), h. 201.


(27)

dan sistematika penulisan yang merupakan gambaran umum dalam penulisan skripsi.

Selanjutnya, kajian teoritis peneliti tempatkan pada bab II, yang meliputi: penjelasan teori yang relevan digunakan untuk menganalisis dan merancang sistem yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku referensi maupun

Internet yang menjadi landasan penulisan skripsi ini di antaranya tentang media

massa, dan teori produksi teks berita.

Lebih jauh, gambaran umum Liputan6.com yang meliputi; sejarah

berdirinya Liputan6.com peneliti tempatkan pada bab III. Selain itu dalam bab ini

menyertakan logo Liputan6.com, struktur organisasi, khususnya Liputan6.com,

dan sejarah terbuatnya film Innocence of Muslim.

Sebagai inti skripsi, analisis dan hasil temuan dari keseluruhan skripsi ini ada pada bab IV yang membahas hasil dari analisis data dan hasil temuan yakni berbagai bentuk yang berkaitan dengan objek penelitian; deskripsi objek

penelitian yaitu bagaimana proses produksi teks berita film Innocence of Muslim

di Liputan6.com. unit analisis yang digunakan adalah: pra-produksi, produksi, dan

pasca produksi model Branston dan Stafford18 dalam hal teks berita film

Innocence of Muslim di Liputan6.com.

Akhirnya bab V adalah penutup, di mana peneliti memberikan kesimpulan terhadap apa yang diteliti oleh peneliti, serta memberikan saran-saran dan juga beberapa lampiran yang didapat oleh peneliti.

18

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Edition III (London: Routledge, 2003), h. 280.


(28)

BAB II KAJIAN TEORI A. Media Massa

Manusia memanfaatkan segala sesuatu yang ada dan dapat digunakan untuk mencapai setiap tujuannya. Segala sesuatu tersebut disebut sebagai alat atau media yang dapat menjembatani antara keinginan dengan keberhasilan. Media dapat berperan sebagai penghubung antara pihak pertama dengan pihak kedua yang saling membutuhkan.

Sama halnya dalam komunikasi, ada kalanya melakukan komunikasi membutuhkan media sebagai sarana penghubung yang dapat menyukseskan jalannya komunikasi. Kapan dan apa media yang digunakan tergantung dari komunikasi yang dilakukan. Media merupakan alat atau sarana yang digunakan

untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.19

Karakteristik media massa menurut Hafied Cangara; bersifat melembaga, bersifat satu arah, meluas dan serempak, memakai peralatan teknis atau mekanis,

dan bersifat terbuka.20

Media massa merupakan media komunikasi masyarakat yang mampu menimbulkan keserempakan dalam arti khalayak dalam jumlah yang relatif sangat banyak secara bersama-sama, pada saat yang sama pula memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut, misalnya majalah, surat kabar,

19

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 119.

20


(29)

radio, televisi, film dan testrikal yang ditayangkan bioskop.21 Sebagai perantara, media berfungsi memperlancar proses komunikasi massa sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.

a. Sejarah Internet sebagai media online

Internet merupakan sebuah kumpulan global (mendunia) ribuan jaringan komputer dan jutaan komputer pribadi yang dikelola secara bebas. Internet telah

memungkinkan komunikasi antar komputer dengan menggunakan Transmision

Control Protocol atau Internet Protocol (TCP/IP) yang didukung media

komunikasi, seperti satelit dan paket radio. Jadi, jarak jangkaunya tidak terbatas.22

Internet merupakan kata yang sudah tidak asing bagi masyarakat modern seperti saat ini.

Internet (dengan huruf “I” besar) merupakan gabungan jaringan komputer di seluruh dunia (lima benua), sedangkan istilah internet (dengan huruf “i” kecil)

merujuk kepada gabungan beberapa jaringan komputer (tidak harus meliputi seluruh dunia). Secara fisik, Internet dibentuk oleh jaringan komputer di seluruh dunia yang saling terhubung. Setiap jaringan mungkin menghubungkan ratusan, bahkan ribuan komputer yang memungkinkan berbagai informasi dan sumber

daya sehingga membentuk sistem informasi global.23

Di dalam bukunya Budi sutedjo dan Esther Wibowo, ”Pengantar Teknologi Internet Konsep dan Aplikasi” dikatakan bahwa Internet semakin kaya

21

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 16.

22

Budi sutedjo dan Esther Wibowo, Pengantar Teknologi Internet Konsep dan Aplikasi

(Yogyakarta: Andi Offset, 2007), h. 23.

23


(30)

dengan aneka layanan, antara lain: electronic mail (e-mail), mailing list,

USENET, newsgroup, File Transfer Protocol (FTP), telnet, Bulletin, Board

Service (BBS), WWW, Internet Telephony, dan Internet Fax. Beranekanya

layanan akan membuat para pengakses semakin menyukai Internet.24

Internet sebagai sebuah jaringan pada Departemen Pertahan dan Komunikasi Ilmiah sudah ada kira-kira selama 20 tahun, dengan penemuan Mosaic pada tahun 1993, sebuah browser untuk World Wide Web (www) yang

telah membuat sumber-sumber Internet yang lebih banyak diakses. Mosaic

membiarkan para pengguna membuka materi Internet dengan hanya menunjuk

dengan sebuah tanda panah dan mengklik sebuah tetikus (mouse), dan hal itu

mempermudah untuk melihat grafik online.25

Sementara www merupakan sebutan bagi sekelompok halaman web (web

page), yang umumnya merupakan bagian dari suatu domain (domain name) atau

subdomain di wwwdi Internet. WWW terdiri atas seluruh situs web yang tersedia

kepada publik. Halaman-halaman sebuah situs web diakses dari sebuah URL yang

menjadi “akar” (root), yang disebut homepage (halaman induk; sering

diterjemahkan ke dalam Bahassa Indonesiamenjadi “beranda,” “halaman,” “halaman muka),” dan biasanya disimpan dalam server yang sama.26

Khoe Yao Tung (1997) menyebutkan, muncul jaringan pendukung Internet di seluruh dunia. Amerika didorong oleh NFS-ANSNET dan CO+RE

24

Budi Sutedjo dan Esther Wibowo, Pengantar Teknologi Internet Konsep dan Aplikasi

(Yogyakarta: Andi Offset, 2007), h. 24.

25

Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Edisi ke II (Jakarta: Erlangga, 1987), h. 4.

26

Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Online (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 23.


(31)

(jaringan non profit terbatas) yang bekerjasama dengan Commercial Internet Exchange (CIX) serta Sprint (perusahaan telekomunikasi umum) tahun 1990.

Kemudian muncul di negara-negara Eropa, lalu Asia.27

Sejarah Internet Indonesia dimulai pada awal tahun 1990. Saat itu jaringan

Internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, di mana semangat

kerjasama, kekeluargaan, dan gotong royong sangat hangat dan terasa di antara para pelakunya. Di sekitar tahun 1994, mulai beroperasi Indonet yang dipimpin

oleh Sanjaya, dengan situs www.indonet.net.id.28

Budaya web dimulai dengan gagasan bahwa konten di web gratis sehingga

akan mengambil waktu lama bagi para konsumen untuk mengambil waktu lama bagi para konsumen untuk menerima ide bahwa mereka harus membayar konten

media di web.29 Faktor percepatan dari Internet membawa beberapa perubahan

pada bisnis berita. Berita menjadi lebih personal dan Internet mulai menggantikan siaran berita karena lebih cepat. Karena adanya berbagai akses dari media baru

yakni media online.

Menurut Shirley Biagi, Media Online (Digital) merupakan semua media

komunikasi yang muncul dengan mengkombinasikan teks, grafik, suara, dan

video menggunakan teknologi komputer.30

27

Syopiansyah Jaya Putra, Sejarah Internet (Jakarta: PT Andika, 1997), h. 29.

28

Riswandi, Dasar-dasar Penyiaran (Graha Ilmu; 2009), h. 10.

29

Shirley Biagi, Media Impact Pengantar Media Massa, Penerjemah Mochammad Irfan dan Wulung Wira Mahendra, Edisi 9 (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010), h. 245.

30


(32)

Rafaeli dan New hagen mengidentifikasi lima perbedaan utama yang di

antara media online dan media massa tradisional: 1) kemampuan Internet untuk

mengombinasikan sejumlah media, 2) kurangnya tirani penulis atas pembaca, 3) tidak seorang pun dapat mengendalikan perhatian khalayak, 4) Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung dan 5) interaktif web tambahan untuk ini semua, karakteristik yang paling luar biasa dari media baru ini

adalah kecepatannya secara keseluruhan, yang menarik sekaligus menakutkan.31

b. Komunikasi Massa

Proses merupakan suatu peristiwa yang berlangsung secara berangsur, tidak tahu kapan dimulai dan kapan berakhirnya. Komunikasi merupakan sebuah

proses yang memerlukan berbagai komponen. Schramm mengatakan bahwa

kegiatan komunikasi memerlukan tiga komponen yaitu, source, message, dan

destination atau komunikator, pesan, komunikan. Jika salah satu komponen tidak

ada, maka komunikasi tidak dapat berlangsung. Harold D. Lasswell, seorang ahli

politik Amerika Serikat mempunyai formula dalam menentukan scientific study

dari suatu proses komunikasi massa. Mengikuti formula Lasswell dalam proses

komunikasi massa terdapat lima unsur dalam proses komunikasi. Diantaranya:32

1. Who (siapa): komunikator, orang yang menyampaikan pesan dalam

proses komunikas massa.

31

Weir. D, Web Journalism Crosses Many Traditional Lines (Nieman Reports, 2000), h. 35.

32 Ega Aliffian Dahnil, “Komunikasi Massa”,

artikel diakses pada 10 September 2013 dari http://egaaliffian.blogspot.com/2009/06/komunikasi-massa.html.


(33)

2. Says What (apa yang dikatakan),pernyataan umum dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan dan sikap.

3. In which channel (melalui saluran apa), media komunikasi atau saluran yang digunakan.

4. To whom (kepada siapa), komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi.

5. With what effect (dengan efek apa), hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju.

c. Jurnalisme Online

Pengertian jurnalisme online atau jurnalistik menurut AS Haris Sumandira

dalam Jurnalistik Indonesia adalah kegiatan menyiapkan, mencari

mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita secara berkala

melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.33

Seiring maraknya penggunaan teknologi komunikasi di Indonesia, keberadaan berbagai portal/situs berita kini menjadi sumber utama masyarakat Indonesia dalam dalam mengakses informasi selain televisi. Inilah yang diklaim sebagai era

journalisme online.

Jurnalisme online bisa dikatakan memperketat deadline (tenggang waktu)

penulis berita. Kalau media cetak harian misalnya deadline jam 12 malam,

jurnalisme online setiap saat bisa menjadi deadline. Sebab, begitu berita

didapatkan, berita harus segera ditulis atau dilaporkan via telepon ke kantor

33

AS Haris Sumandira, Jurnalistik Indonesia (Bandung, Remaja Rosda Karya: 2006), h. 2.


(34)

pusatnya.34 Sayangnya, dalam menjawab kebutuahan aktualitas informasi ini, para pekerja media online lebih banyak memenuhi tuntutan pola kerja yang cepat dan selalu mengejar aktualitas daripada mematuhi prinsip-prinsip jurnalistik. Nilai berita yang mendasar sepertisignificance, prominance, dan magnitude, serta kaidah-kaidah jurnalisme seperti akurasi, keseimbangan, proporsionalitas, dan netralitas cenderung dinomorduakan. Berita online kerap hadir terpotong-potong, disusun tanpa proses matang dalam mekanisme rapat redaksi.

Perkembangan digitalisasi produksi berita dan kemampuan menyebarkan secara cepat akan menjadi tantangan bagi jurnalisme tradisional. Bahkan sekarang

muncul istilah citizen journalism (jurnalisme warga negara) yang memungkinkan

setiap orang bisa menulis berita di website-nya sendiri, blog, dan situs gratisan

lain. Tidak hanya berita yang disajikan tetapi juga ada gambar, foto, musik, dan pengguna bisa mengakses bebas termasuk memberikan komentar tanpa sensor

dari editor.35

Yayan Sopyan, seorang peneliti muda dari majalah Pantau Jakarta, dalam

sebuah workshop media online pernah melihat karakteristik jurnalisme online

sebagai berikut:

1. Kemudahan bagi penerbit atau pengakses untuk mengalihkan waktu

pengakses. Artinya penerbit media online misalnya bisa menentukan bahwa akses medianya bisa dimulai jam berapa pun.

34

Nurudin, Jurnalisme Masa Kini (Malang: Rajawali Pers, PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 17.

35


(35)

2. Real time. Langsung bisa disajikan. Penulis bisa menulis setiap saat.

3. Unsur multimedia. Bentuk dan publikasi yang lebih kaya.

4. Interaktif. Hyperlink memungkinkan user terhubung dengan link-link

lain.36

d. Pedoman Dewan Pers tentang Pemberitaan Media Online

Panduan Dewan Pers tentang pemberitaan media siber bisa dijadikan sebagai langkah awal untuk membenahi jurnalisme online di Indonesia. Berikut ini Pedoman Dewan Pers tentang Pemberitaan Media Siber yang diambil dari website Dewan Pers:

Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Keberadaan media siber di Indonesia juga merupakan bagian dari kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers. Media siber memiliki karakter khusus sehingga memerlukan pedoman agar pengelolaannya dapat dilaksanakan secara

profesional, memenuhi fungsi, hak, dan kewajibannya sesuai “Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik.” Untuk itu Dewan

Pers bersama organisasi pers, pengelola media siber, dan masyarakat menyusun

Pedoman Pemberitaan Media Siber sebagai berikut:37

36

Nurudin, Jurnalisme Masa Kini (Malang: Rajawali Pers, PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 18.

37 Iwan Awaluddin Yusuf, “Bincang Media”,

Artikel diakses pada 24 September 2013


(36)

a. Ruang Lingkup. Media Siber adalah segala bentuk media yang menggunakan wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan

Pers yang ditetapkan Dewan Pers. 38

b. Verifikasi dan keberimbangan berita. Pada prinsipnya setiap berita harus

melalui verifikasi. Berita yang dapat merugikan pihak lain memerlukan verifikasi pada berita yang sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan.

c. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content). Media siber wajib

mencantumkan syarat dan ketentuan mengenai Isi Buatan Pengguna yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, yang ditempatkan secara terang dan jelas.

d. Pencabutan Berita. Berita yang sudah dipublikasikan tidak dapat dicabut

karena alasan penyensoran dari pihak luar redaksi, kecuali terkait masalah SARA, kesusilaan, masa depan anak, pengalaman traumatik korban atau berdasarkan pertimbangan khusus lain yang ditetapkan Dewan Pers.

e. Iklan. Media siber wajib membedakan dengan tegas antara produk berita

dan iklan. Setiap berita/artikel/isi yang merupakan iklan dan atau isi

berbayar wajib mencantumkan keterangan ”advertorial,” ”iklan,” ”ads,”

”sponsored,” atau kata lain yang menjelaskan bahwa berita/artikel/isi tersebut adalah iklan.

38 Iwan Awaluddin Yusuf, “Bincang Media”,

Artikel diakses pada 24 September 2013


(37)

f. Hak Cipta. Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Pencantuman Pedoman. Media siber wajib mencantumkan Pedoman

Pemberitaan Media Siber ini di medianya secara terang dan jelas.

h. Sengketa. Penilaian akhir atas sengketa mengenai pelaksanaan Pedoman

Pemberitaan Media Siber ini diselesaikan oleh Dewan Pers.39

B. Teori Gill Branston dan Roy Stafford (Organization Production)

Peneliti akan menggunakan teori Gill Branston dan Roy Stafford (Organization Production). Di sesuaikan dengan penelitian peneliti yang bertemakan suatu proses produksi di sebuah media online, peneliti memilih teori organisasi produksi milik Branston dan Stafford untuk di tinjau lebih jauh.

Branston dan Stafford menjelaskan konsep proses produksi dengan orang yang ahli bekerja di media yang berbeda (misalnya penerbitan majalah, televisi dan lain-lain), itu akan memungkinkan terjadi perbedaan penekanan kekhususan dalam praktek kerja mereka. Branston dan Stafford menguraikan suatu proses produksi ke dalam beberapa tahap produksi secara garis besar, yaitu:

Pra-produksi, Pra-produksi, dan pasca produksi.40 Branston dan Stafford menjadikan

sebuah produksi film sebagai contoh kasus dalam pembahasan teori organisasi

produksi di bukunya “The Media Student‟s Book”

39Iwan Awaluddin Yusuf, “Bincang Media”,

Artikel diakses pada 24 September 2013

http://bincangmedia.wordpress.com/2012/02/29/reserved-2nd-post-for-29-february/.

40

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 280.


(38)

Branston dan Stafford menjelaskan, bahwa dalam kegiatan suatu organisasi produksi bisa dilakukan dengan beberapa tahap umum tahap, yaitu: Pra-produksi, produksi, dan pasca produksi. Tahap-tahap ini menunjukan proses produksi yang jelas. Ada sebuah pendapat bahwa produk media tidak perlu melibatkan negosiasi yang tak berujung, dan pra-produksi (meskipun masuknya beberapa materi itu masih perlu dinegosiasikan). Tetapi ketika produk pertama

kali merancang suatu tim produksi itu akan melalui tahap-tahap ini.41 Sebuah

televisi atau radio mempunyai tugas pada tim tertentu yang juga dikatakan sebagai sebuah produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Maka sama halnya dengan media online yang menghasilkan produk berupa teks berita online.

1. Pra-Produksi

Sebagai seorang tim produksi dalam mengawali proses pra-produksi, Branston dan Stafford menyebutkan beberapa unsur-unsur penting yang harus di

sadari untuk masalah kesehatan dan keamanan yang kurang jelas:42

a) Stres adalah bahaya potensi bagi tim produksi yang sering

tertekanan untuk membuat keputusan atau mengoperasikan peralatan dengan cepat dan efisien.

b) Pertanggung jawaban publik yang mengharuskan reporter untuk

berhati-hati ketika keluar pada lokasi di mana seorang sumber berita mungkin terganggu oleh kamera, kabel, lampu dan sebagainya.

41

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 280.

42


(39)

c) Efek khusus dan akrobatik dapat menambahkan transaksi yang baik untuk produksi video, tetapi ada resiko dalam menciptakan sebuah efek yang menggemparkan, seperti dalam mengemudi atau percobaan yang gagal dan sebagainya.

d) Mengangkat dan bergerak: seorang reporter berkewajiban

mengurusi peralatan yang dibutuhkan sehingga dalam keadaan hiruk pikuk pun bagaimana cara seorang reporter ingin peralatan tersebut teratur, itu semua harus dilakukan dengan mengangkat dan bergerak (dan kadang-kadang terjadi kerusakan pada peralatan yang mahal). Maka diperlukan dalam mempelajari cara untuk menangani peralatan dengan benar, kru dan waktu untuk

memindahkannya dengan baik.43

Gill Branston dan Roy Stafford telah menggolongkan empat komponen

penting dalam proses pra-produksi,44 yaitu;

a. Negosiasi singkat (Organisasi pelaksana produksi)

Ketika sebuah tim produksi memiliki ide tetapi tidak ada pembicaraan yang spesifik, maka sebuah negosiasi singkat akan diperlukan. Sebuah negosiasi singkat dapat dijalankan dengan berbagai cara, melalui pembicaraan langsung

maupun melalui sebuah proposal.45 Adanya proses negosiasi akan mengarahkan

ke titik dimana tim produksi akan tawar-menawar kesepakatan dengan segala

43

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 286.

44

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, h. 286.

45


(40)

kondisi, materi, biaya, maupun jadwal.46 Didalam media online dalam melakukan suatu produksi, negosiasi yang dilakukan bisa berupa arahan-arahan dari redaktur kepada tim produksi. Bisa juga terjadi pada tim produksi bernegosiasi kepada redaktur dalam membangun sebuah ide yang akan diangkat menjadi sebuah materi produksi.

b. Penelitian/ Riset (Materi produksi)

Terkadang sebuah produk muncul dari penelitian yang mungkin mempunyai tujuan lain. Dalam hal ini, penelitian datang sebelum kejelasannya disepakati. Biasanya, penelitian merupakan komponen utama dari pra-produksi. Karena penelitian merupakan bagian penting dari pekerjaan media akademik, juga

sebagai produksi.47

Persiapan yang baik sangat penting untuk produksi media yang efektif, dan sebelum audio atau video atau karya fotografi berlangsung pada lokasi sebuah perusahaan produksi akan melakukan serangkaian 'riset' (pengecekan). Anggota

penting dari team produksi adalah perancang seni atau pengarah seni. Mereka

bertanggung jawab untuk seni yang jelas dan elemen desain dalam produk, tata letak halaman yang dramatis, dan penggunaan ilustrasi. Selain itu, mereka juga berkontribusi terhadap konsep yang lebih luas dari sebuah desain. Mereka

dirancang untuk mengumumkan dan melengkapi fitur lain dari produk tersebut.48

Desain yang baik berarti sebuah produk bekerja dengan baik pula dengan

46

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 287.

47

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, h. 288.

48


(41)

penggunanya, dan itu harus menjadi prioritas pertama untuk media produksi. Di media online sendiri dikenal dengan seni menulis teks berita yang akan disajikan untuk para pembaca.

Masalah desain perlu ditangani pada tahap persiapan pra-produksi. Desain perlu menginformasikan aspek lain dari produksi yang berkembang dari ide awal tentang produk. Fred Wibowo menyatakan, bahwa: menemukan ide harus dimulai ketika pemimpin redaksi menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. Selanjutnya, perencanaan yang meliputi penetapan

jangka waktu kerja (time schedhule), penyempurnaan naskah, pemilihan berita,

peliputan berita, dan wartawan. Serta Persiapan yang meliputi semua hal pemberesan dalam perencanaan juga menjadi aspek penting dalam berjalannya

pra-produksi.49

c. Penetapan, Tujuan dan Sasaran

Dimanapun tugas produksi, ada beberapa pertanyaan penting yang perlu

ditanyakan di luar.50 Di dalam suatu produksi media apapun, diperlukan tahap

penetapan sebagai materi apa yang akan dijadikan sebuah ide untuk di produksi. Setelah dilakukannya penetapan, mulai kepada Tujuan, mengapa tim produksi ingin memproduksi materi tersebut? Kemungkinan besar itu untuk mendidik, menginformasikan atau untuk menghibur. Jika itu bukan termasuk

49

Fred Wibowo, Teknik Produksi program Televisi, cet. 1 (Yogyakarta: Pinus Book Publisrer, 2007), h. 39.

50

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 281.


(42)

salah satu dari ini semua, maka mungkin dimaksudkan untuk membujuk.51 Dengan adanya tujuan, produksi sebuah tim produksi akan dinilai sesuai dengan sejauh mana hal itu dapat sesuai dengan tujuannya.

Setelah dilakukannya sebuah penetapan dan tujuan dari sebuah produksi, branston dan staffed mengatakan bahwa sasaran menjadi faktor yang perlu

dilakukan. “Makna yang dihasilkan oleh suatu produksi itu akan tergantung pada

sebagian besar niat peminat. Profil konsumen itu termasuk standar usia, jenis kelamin, dan informasi kelas yang sama baiknya seperti banyaknya perbedaan kultural, termasuk agama, orientasi seksual, status perkawinan atau keluarga, dan

faktor lingkungan seperti lokasi geografis.52

d. Anggaran atau Pendanaan (Sarana Produksi)

Ketika membahas mengenai Anggaran dan pendaanaan, Branston dan

Stafford menganggap “setiap produksi media membutuhkan sejumlah uang yang

besar dalam banyaknya kasus.”53

Dimana hal itu berasal? Mereka

menjabarkannya sebagai berikut: “Penjualan secara langsung, ada sejumlah

pilihan yang tersedia: meminjam uang dari bank akan terkena pembayaran bunga yang tinggi, atau menjual minat dalam produksi ke pendukung lain, pra-penjualan

51

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 281.

52

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, h. 281.

53


(43)

yang bersifat produksi berkelanjutan, hak jual distributor, menjual ide, sponsor

atau iklan, bantuan dana berupa track record.”54

Pada dasarnya gangguan pada penyandang dana sebuah produksi merupakan masalah yang besar. Di sisi lain ada beberapa penyandang dana yang dapat membantu dalam penganggaran namun semua butuh potensi dan keseriusan dalam memilih langkah untuk membangun sebuah keputusan.

2. Produksi

Sesudah perencanaan dan persiapan selesai, maka pelaksanaan produksi dimulai. Pimpinan produksi dan tim produksi lainya mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam ide apa yang akan dijadikan suatu materi produksi apa yang akan di buat.. Ini adalah tahap ketika pekerjaan utama diselesaikan pada sebuah konsep yang akan muncul dalam produk jadi. Hal ini berguna pada saat akan dibahas siapa yang melakukan, apa dan bagaimana perannya didefinisikan dan diintegrasikan sebagai bagian dari suatu produksi.

Jika Eiji Ogawa menyebutkan “setelah melakukan penyelesaian semua

aktivitas pra produksi dan tiba di dalam proses produksi selanjutnya dengan

produksi secara penuh. Diantaranya seperti riset produk, alokasi budget, dan

manufakturing produk-produk baru.”55

Disamping itu, Gill Branston dan Roy Stafford menyatakan tujuh aspek penting dalam pendukung terjadinya proses produksi, di antaranya;

54

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 282.

55

Eiji Ogawa, Modern Production Manajemen Jepang, Penerjemah J. Ravianto, SE (Japan: Nihon Keiza Shimbun 1982), h. 58.


(44)

a. Unit produksi dan peran produksi

Berbagai unit yang di bentuk untuk melakukan tugas produksi dalam pendidikan atau pelatihan tidak begitu berbeda dari jenis-jenis industri yang ada. Bahkan di perusahaan-perusahaan media yang sangat besar. Maka branston dan

Stafford mengatakan, “Dalam setiap kasus bisa di identifikasi bahwa tim produksi

yang akrab akan bekerja sama selama periode waktu.”56

Dan peran tim produksi itu lah yang menjadi unit dalam produksi yang berperan besar dalam suatu produksi.

Jumlah tim produksi dapat ditambah pada tahap tertentu dalam produksi dengan kelompok yang lebih besar dari orang-orang yang melakukan tugas yang relatif rutin dalam suatu proses industri. Peran bagi seorang pemimpin produksi harus mengambil alih produksi sebagai pengelola sumber daya dan pengendali keuangan. Peran ini juga biasanya membutuhkan gambaran dari tujuan produksi

dan kreativitas57 Dalam media online, peran yang sama digunakan bersama oleh

pemimpin redaksi produksi dengan tim editor produksi.

Selain itu branston dan Stafford juga menyebutkan “Beberapa penelitian

sebagai unit produksi. Kebanyakan penelitian ini adalah latar belakang, pengecekan informasi atau kompilasi informasi, dan ide-ide tentang topik tertentu. Maka beberapa penelitian produksi memerlukan keahlian khusus dan pengetahuan, pertama dalam kemampuan akademik umum dari penggunaan dan pengecekan sumber daya manusia, kedua dalam kaitannya dengan subjek spesialis

56

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 290.

57


(45)

(seperti sejarah militer).”58 Bisa disimpulkan bahwa peran produksi sangat penting jika mengingatt banyaknya unit-unit produksi yang terdapat dalam suatu produksi, semua unit tersebut memiliki arti sebagai pendukung terhadap berjalannya suatu produksi.

Peran produksi dalam pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk menyematkan apa yang harus di ambil dari deskripsi peran ini dalam hal pendidikan dan pelatihan sendiri. Branston and Stafford, mendeskripsikannya dalam beberapa point. Pertama, pengalaman yang luas dalam konteks produksi yang berbeda akan membantu untuk mengembangkan pemahaman teoritis, dan

persiapan untuk pelatihan post-entry dalam peran produksi tertentu. Kedua,

cobalah sebanyak mungkin peran.59

b. Tahap pengumpulan bahan berita

Arsip khusus, Film, gambar atau suara yang ditemukan oleh tim produksi dapat lihat sebagai peran khusus dalam pengumpulan bahan, mungkin dilakukan

oleh freelance atau perusahaan riset kecil.60 Dalam media online, agar

memudahkan pemilihan materi yang akan dijadikan objek pemberitaan, para editor bisa melakukan langkah-langkah penelaahan informasi berita yang sedang

menjadi topik hot. Di mana media online bisa dilakukan dengan penelusuran dari

web nasional dan internasional untuk dijadikan tolak ukur dan bahan pertimbangan dalam mengawali tahap pra produksi suatu teks berita.

58

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 291.

59

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, h. 295.

60


(46)

Pengumpulan bahan berita tidak hanya dari satu sumber, melainkan dari berbagai web berita. Terjadinya perbedaan pendapat bisa dijadikan sebuah telaah bagi editor untuk menengahi pendapat dari satu pemberitaan tersebut.

c. Tahap penulisan naskah berita

Media siber memiliki karakter khusus sehingga memerlukan pedoman agar pengelolaan dalam penulisan naskah beritanya dapat dilaksanakan secara profesional, memenuhi fungsi, hak, dan kewajibannya. Ketika di mulai tahap penulisan naskah berita, tim produksi mulai memilih kata-kata yang akan di

tuliskan di dalam beritanya sesuai “Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999

tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik”.61

d. Hak cipta dan perizinan

Produk media sering referensial atau intertekstual, memanfaatkan bahan yang direkam sebelumnya. Dalam industri yang sangat komersial hampir apa pun yang dimiliki segala jenis komersial yang potensial, bisa digunakan dalam publikasi lain akan dimiliki dalam hal hak untuk reproduksi. Industri ini telah mengembangkan dokumen khusus untuk produsen media, ini juga digunakan untuk izin. Permintaan produsen, biasanya tidak membeli seluruh lagu tapi hanya beberapa detik. Salah satu solusi bagi produsen kecil adalah dengan menggunakan musik perpustakaan, khusus ditulis dan direkam untuk produksi audiovisual dan

katalog pada CSS sesuai dengan tema.62

61HOP Itjen Dep. Kimpraswil, “UU 40/1999: PERS,” artikel diakses pada 10 September

2013 dari http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_40_99.htm 62

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 295.


(47)

e. Gaya/angle

Gaya atau jenis apa yang tim produksi lakukan pasti akan membuat referensi untuk konvensi media. Jika seorang tim produksi tidak membuat referensi ini, maka para pembaca mungkin memiliki kesulitan dalam memahami produk. Peringatan untuk tidak meniru kerja orang yang profesional juga sering terjadi, tapi setidaknya ketika seorang tim produksi pertama kali memulai suatu tugas, pasti sulit untuk tidak mengambil pekerjaan yang disukainya. Saran terbaik untuk membuat perhatian terbuka untuk bekerja itu terletak pada gaya tim produksi untuk mulai mencoba memahami semua jenis konvensi atau gaya

tertentu.63

f. Kendala kendala dan kreativitas dalam produksi

Waktu dan uang keduanya adalah kendala, tetapi ada juga kendala-kendala selain itu. Ketersediaan teknologi yang sesuai merupakan kendala yang jelas dan begitu pula ketersediaan bakat (aktor atau presenter dalam sebuah produksi audio-visual) atau orang-orang yang kreatif pada tim produksi. Mungkin ada kendala terhadap adanya sumber penghasilan yang mati, baik itu pada lokasi, alat peraga, atau bahan arsip, kurang jelas, tetapi yang terpenting adalah kendala perizinan, hak untuk menggunakan sebuah musik, foto, puisi, dan pembatasan diciptakan

oleh hukum: fitnah, pencemaran nama baik, cabul, rahasia resmi tindakan dll.64

Kemampuan seorang tim produksi untuk mengembangkan suatu produksi yang berkaitan dengan kendala merupakan faktor utama dalam menunjukkan kreativitas dalam konteks kejuruan. Pemecahan masalah atau Pengerjaan suatu

63

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 282.

64


(48)

kendala merupakan penegasan terhadap efektifnya produser media. Terkadang

pengerjaan suatu kendala menghasilkan pekerjaan yang paling menarik.65

3. Pasca produksi

Pasca produksi dimaksud sebagai tahap penyelesaian akhir atau

penyempurnaan dari produksi. Tahap penyelesaian meliputi pelaksanakan editing

baik video maupun audio, pengisian narasi, pembuatan efek khusus, melakukan evaluasi hasil akhir dari produksi. Setelah bahan utama telah diproduksi, atau ditemukan dan disusun, maka harus dibentuk menjadi produk akhir. Ini melibatkan beberapa kegiatan yang berbeda.

Dikutip dari Branston dan Stafford, langkah akhir dalam pasca produksi, yaitu:

a. Menulis ulang dan mengedit

Menulis ulang tidak harus dilihat hanya sebagai proses bercak kesalahan dan mengoreksi. Hal ini juga harus proses kreatif bentuk material selama produksi. Penulis asli dan editor akan terlibat dalam mencoba untuk bekerja pada

naskah. Perlu mengingatkan diri sendiri di sini bahwa editing adalah proses

konstruktif, bukan hanya memotong dari bit buruk. Dalam produksi digital

menggunakan antarmuka komputer, berarti perbedaan tersebut menghilang, dan

segala bentuk editing sekarang melibatkan penataan teks dan memilih bahan yang

paling tepat untuk disandingkan. 66

65

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 284.

66


(49)

Efek khusus dan grafis dipersiapkan untuk ditambahkan ke program pada

tahap editing. Dalam produksi cetak, penyusun mencoba untuk menggabungkan

teks dan grafis sesuai dengan meletakan jaringan desain.67

b. Jadwal

Untung menentukan berapa lama tim produksi harus menyelesaikan proses produksi, tergantung pada perencanaan dan persiapan sebagai suksesnya suatu produksi, bahkan rencana yang terbaik pun akan sia-sia jika keseluruhan tugas itu tidak bisa dilakukan. Menghitung waktu pada setiap bagian dari proses itu akan memakan waktu untuk memastikan bahwa tim produksi tahu segalanya tentang

jadwal dari awal.68 Di dalam produksi media, jadwal menjadi faktor penting untuk

mencapai seluruh target yang telah ditentukan maupun belum ditentukan.

c. Uji pemasaran atau peninjauan

Jika tim produksi tidak yakin tentang produk yang di buat dalam beberapa hal (mungkin fitur desain yang kurang tepat atau ide besar yang tidak tersampaikan), maka itu dimungkinkan untuk menguji sebuah versi draft produk terhadap sebuah penyeleksian kecil pada sekelompok pembaca, dan untuk melihat respon apa yang akan di dapatkan. Beberapa orang mungkin berpendapat juga bahwa keraguan takut membuat kesalahan dan bahwa kebijakan peninjauan itu

mengarah ke produk yang sangat hambar.69

67

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h h. 297.

68

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, h. 283.

69


(50)

d. Finishing

Paling sukses suatu produksi media itu menawarkan konsumen dengan kesenangan khusus yang berasal dari hasil kualitas produk. Ini berarti bahwa produksi itu baik, karena dapat berada dalam keterbatasan dari format dan media. Judul yang akurat dan hati-hati itu dirancang untuk melengkapi teks berita. Ini harus menjadi tahap akhir suatu produksi sebelum produk didistribusikan untuk

masyarakat banyak.70

Dalam memproduksi sebuah berita, keakuratan beritan menjadi faktor

terpenting dalam proses produksi. Seperti dikutip dari J.B. Wahyudi, “Proses

produksi karya jurnalistik mengutamakan kecepatan, baik dalam kegiatan produksinya maupun dalam penyajian hasil karyanya kepada khalayak. Informasi (isi pesan) yang diproduksi harus benar-benar terjadi, dan mengandung nilai

kebenaran.”71

70

Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition (London: Routledge, 2003), h. 298.

71

J.B. Wahyudi, Teknologi Informasi Dan Produksi Citra Bergerak (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 121.


(51)

Gambar 1.3

(Proses Penyampaian Berita kepada Khalayak)72

Sumber: Keith Lockyer, dkk., Manajemen Produksi dan Organisasi (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1994), h. 4.

Setiap organisasi dapat digambarkan dengan sebuah hierarki diagram

masukan/keluaran (input/output diagrams). Pada dasarnya hierarki terdapat

sebuah diagram sederhana yang menunjukkan bahwa, kebutuhan konsumen mengalir ke dalam organisasi yang kemudian mentranformasikannya ke dalam

sesuatu yang memuaskan konsumen (Gambar 1.3). 73

Dalam suatu proses produksi sebuah pengendalian harus diutamakan untuk mengontrol proses berjalannya produksi. Hal ini didukung oleh Keith Lockyer

dan Alan Muhlemann dalam bukunya Manajemen Produksi dan Organisasi yaitu;

“Suatu organisasi harus mempunyai sistem pengendalian yang dibangun sebagai

72

Keith Lockyer, dkk., Manajemen Produksi dan Organisasi (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1994), h. 4.

73


(52)

bagian daripadanya dan bahwa pengendalian di dalam batas-batas yang ditetapkan oleh badan yang mengarahkan harus datang dari dalam fungsi organisasi itu sendiri. Tujuan sebuah sistem pengendalian adalah untu membantu dalam

penetapan dan pencapaian sasaran.”74 Analisis Produksi

Analisis sepadan dengan kata analisys, yaitu “membuat atau menganalisis

perancangan alur, sehingga menjadi mudah dan gamblang untuk dibuat maupun

dibaca, dapat berarti juga analisis, pemisahan, pemeriksaan yang teliti.”75

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, “analisis

adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya.”76

Analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di lapangan untuk memeriksa beberapa pengaruh kegiatan itu dilakukan.

Proses berasal dari bahasa Latin processus yang berarti geraknya,

jalannya, kemajuan, berhasil, perkara: berasal dari procession (bahasa inggris)

yang artinya gerakan, maju, prosesi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

“proses adalah rangkaian, pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan suatu

produk. Sedangkan produksi adalah barang yang dihasilkan atau kegiatan yang

74

Keith Lockyer, dkk., Manajemen Produksi dan Organisasi (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1994), h. 31.

75

John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia, 1990), h.28.

76

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga


(53)

menghasilkan suatu barang atau jasa.”77 Pada umumnya media massa pasti memiliki program atau pesan-pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat luas. Begitu juga dengan media online yang memiliki beragam program untuk disajikan ke khalayak media. Proses dibuatnya program di media online disebut dengan proses produksi.

Fred Wibowo mengatakan, untuk memahami proses produksi dan mendekati suatu produksi dalam merencanakan sebuah produksi, seorang produser akan dihadapkan pada lima pemikiran mendalam sebelum sampai kepada tahap pelaksanaan, yaitu materi produksi, sarana produksi, biaya produksi, organisasi pelaksana produksi hingga sampai pada tahap pelaksanaan produksi yang terbagi menjadi tiga, yaitu tahap pra-produksi, tahap produksi dan tahap

pasca-produksi.78 Begitu juga dalam proses produksi berita pada media online.

Teks Berita

Sebuah kenikmatan dalam pembacaan sebuah teks adalah kesenangan kala menyusuri halaman demi halaman objek yang dibaca. Sebentuk keasyikan tercipta yang hanya dirasakan oleh si pembaca sendiri. Kenikmatan pembaca itu bersifat individual. Kenikmatan individual itu seakan-akan membangun sebuah dunia pembaca itu sendiri. Dia secara bebas mengimajinasikan suatu daya yang muncul

dari dalam diri manusia, yang antara lain, memiliki ciri personal.79

77

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1998), h. 701-703.

78

Fred Wibowo, Teknik Produsi Program Televisi, cet. 1 (Yogyakarta: Pinus Book Publisrer, 2007), h. 23.

79


(54)

Mitchel V. Charnley menyebutkan: Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta dan opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau

kedua-duanya bagi masyarakat luas.80 Menurut Ina Ratna, dalam buku Teknik Mencari

dan Menulis Berita pada perinsipnya ada unsur penting yang harus diperhatikan pada definisi berita, yaitu berupa unsur: laporan, kejadian/ periswtiwa/ pendapat

yang menarik dan penting, dan disajikan secepat mungkin (terkait oleh waktu). 81

Dan terdapat pula unsur yang ada dalam definisi berita menurut Ina Ratna, yaitu

sebagai berikut: 82

1) Informasi, sebuah berita mengandung hal baru, issue yang hangat atau

keterangan yang sebenarnya tidak diketahui khalayak.

2) Peristiwa (kejadian), berita adalah laporan tentang kejadian. Karenanya tak

ada berita tanpa kejadian.

3) Dibatasi oleh waktu, setiap laporan kejadian harus sampai sesegera

mungkin kepada khalayak.

4) Faktual/Fakta, berita adalah kenyataan, kejadian sebenarnya.

5) Merupakan pernyataan, berita bukan kejadian sebenarnya, melainkan

laporan atas kejadian.

6) Disampaikan oleh manusia, sebuah kejadian disebuah daerah terpencil/

terisolasi, namun tidak ada seorang pun yang menyampaikan/ melaporkan, tetap tidak bisa menjadi berita.

80

Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h.2.

81

Ina Ratna, Teknik Mencari dan Menulis Berita, cet. ke 3 (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h.32.

82


(55)

7) Sumbernya jelas, Gosip atau rumor bukanlah sebuah berita. Berita untuk media massa harus ketahuan sumbernya.

8) Mengandung kebenaran, berita bisa saja berasal dari sumber yang jelas,

tetapi bukan tak mungkin itu hanya bualan atau rekaan semata-mata dari narasumber.

Lalu terdapat juga berbagai jenis berita di dalam buku Ina Ratna Teknik

Mencari dan Menulis Berita, diantaranya yaitu:

1) Straight News yaitu laporan kejadian-kejadian yang terbaru yang mengandung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung

pendapat-pendapat penulis berita straight news harus ringkas, singkat dalam

pelaporannya, namun tetap tak mengabaikan kelengkapan data dan objektivitas.

2) Feature (dalam bahasa Indonesia sering disebut karangan khas atau

karangan tuturan). Feature tidak terlalu terkait waktu dan tidak sesegera

mungkin penyajiannya (dibanding straight news), tujuannya lebih banyak

untuk menghibur atau melengkapi pengetahuan pembaca tentang suatu hal

secara mendalam. 83

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa berita adalah jalannya sebuah peristiwa. Ini berarti setidaknya mengandung dua hal, yaitu peristiwa dan jalan ceritanya. Hal ini menunjukkan bahwa jalan cerita tanpa peristiwa atau peristiwa tanpa jalan cerita tidak akan dapat menjadi sebuah berita.

83

Ina Ratna, Teknik Mencari dan Menulis Berita, Cet. Ke 3 (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h.45.


(56)

Dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak peristiwa, tetapi peristiwa yang diberikan tergantung dari beberapa hal antara lain: aktual, jarak (dekat jauhnya) peristiwa dari khalayak (pembaca), mudah mencari berita yang sudah lampau, dan

beritanya selalu up-to-date. 84

Sumber berita

Sumber berita adalah asal mula terjadinya berita, yaitu peristiwa dan pendapat (manusia). Peristiwa dan pendapat ini baru pantas diangkat menjadi berita bila memiliki nilai berita. Nilai berita ditentukan oleh: nilai penting dan menarik bagi khalayak luas, nilai aktualitas atau masih hangat, nilai konflik dalam segala bentuk (fisik, perbedaan pendapat, pertentangan, dan sebagainya), nilai

kemajuan dan malapetaka, dan akibat dari suatu peristiwa.85

Sistem berita internasional yang melebar luas merupakan bentuk berkembangan media berita Barat, khususnya yang terdapat di Inggris, Amerika, dan Prancis. Sistem berita muncul karena masyarakat di negara Barat yang demokratis membutuhkan berita dunia, sehingga agen-agen berita dan agen-agen surat kabar besar, serta organisasi penyiaran saling bekerjasama, sekaligus

bersaing untuk memuaskan kebutuhan orang banyak.86

84

Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 55.

85

J.B. Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 129.

86

Mohammad Shoelhi, Komunikasi Internasional Perspektif Jurnalistik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 144.


(57)

Bagi media cetak, yang mendominasi adalah tiga kantor berita dari tiga

negara maju, yaitu: Associated Press (lebih dikenal sebagai AP dari Amerika

Serikat) Reuters (Inggris), dan Agence France Press (AFP, dari Perancis).87

Ada berbagai alasan yang menyebabkannya, yang pertama: mereka diandalkan karena dianggap berita-berita yang ditawarkannya memiliki tingkat kredibilitas tinggi dan sesuai dengan kebutuhan. Kedua, adalah lebih mudah untuk berlangganan pada sejumlah kecil kantor berita yang dapat menyediakan berita-berita dari berbagai penjuru dunia, daripada berlangganan pada berbagai kantor berita kecil di masing-masing negara. Dan yang ketiga adalah harga yang mereka tawarkan tentu saja bisa mereka tekan menjadi sangat murah. Tetapi untuk

sementara, bisa disebutkan dua hal: kredibilitas dan ekonomi.88

Dengan skala operasi yang mereka miliki, ke empat kantor berita yang

telah disebut tadi dapat di pandang sebagai kantor berita ”dunia”, terlepas dari

afiliasi nasional mereka masing-masing. Perlu dicatat, bahwa penyebaran berita melalui kantor berita nasional bisa terjadi karena sejumlah alasan:

a. Karena diwajibkan oleh pemerintah negara bersangkutan, misalnya agar

pemerintah negara bersangkutan tetap memiliki kendali atas arus informasi yang masuk ke wilayah kedaulatannya, misalnya seperti di banyak negara Afrika dan Asia.

b. Karena media di negara tersebut lebih menyukai sistem distribusi seperti

ini, agar biaya yang harus ditanggung per media dapat ditekan.

87

Ade Armando, Komunikasi Internasional (Jakarta: UT, 2007), h. 5.3.

88


(58)

c. Karena kantor berita negara sendiri memilih sistem seperti ini, karena tak ingin menanggung biaya penerjemahan dan distribusi langsung, sementara pasar di negara tersebut tidak cukup besar.

d. Atau semata-mata karena kantor berita nasional mampu membayar lebih

besar dibandingkan klien-klien individual. 89

89


(59)

BAB III

GAMBARAN UMUM A. Sejarah Berdirinya Liputan6.com

Liputan6.com merupakan portal berita online yang berdasarkan program

berita SCTV, Liputan 6 situs ini diluncurkan sejak tanggal 24 Agustus 2000

(bertepatan dengan ulang tahun SCTV ke-10) dan dikelola oleh SCTV

Multimedia dan Liputan6 Website Team, anak perusahaan PT Surya Citra

Media,Tbk. yang juga memiliki SCTV. Situs ini menyajikan berita-berita dengan

"Aktual, Tajam, dan Terpercaya.”90

Seiring dengan adanya perubahan struktur pihak CMR selaku holding Liputan6.com yang ingin menyeriusi Liputan6.com (pemberitaan melalui media

online). Menjelang tahun 2013 maka dibuatlah keputusan, bahwa Liputan6.com

akan memiliki perusahaan sendiri, dibawah naungan PT. Kreatif Media Karya

dengan versi media online. PT. KMK juga menaungi Indosiar, SCTV, khususnya

liputan6.com.91

Informasi yang terdapat dalam website Liputan6.com adalah untuk tujuan

umum saja. Informasi ini disediakan oleh Liputan6.com dan kami senantiasa

berusaha untuk menjaga informasi yang aktual dan benar. Kami tidak membuat pernyataan atau jaminan apapun, tersurat maupun tersirat, tentang akurasi

kelengkapan, kesesuaian, atau ketersediaan ke situs web atau informasi, produk,

90

Tim Redaksi Liputan6.com, Artikel diakses pada 03 Januari 2013 dari

http://www.liputan6.com.

91


(60)

jasa, atau gambar terkait yang terdapat pada website ini untuk tujuan apapun. Setiap ketergantungan yang anda tempatkan pada informasi tersebut adalah risiko anda sendiri.

Melalui website ini anda dapat me-link ke situs-situs lain yang tidak di

bawah kendali Liputan6.com. Kami tidak memiliki kontrol atas isi, sifat dan

ketersediaan situs-situs tersebut. Setiap upaya dilakukan untuk menjaga situs web

dan berjalan lancar. Namun, Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas website

yang sementara tidak tersedia karena masalah teknis di luar kendali kami.92

Visi & Misi Liputan6.com: Memberikan informasi yang terbaik yang bisa

mencerdaskan masyarakat, menyajikan berita teraktual, tajam dan terpercaya.93

Gambar 1.5

(Konten-konten yang tersedia dalam situs liputan6.com) Gambar diakses pada 23 Januari 2013 dari http://www.liputan6.com.

Home News Bisnis Bola Showbiz Tekno Health Video

Politik Peristiwa Internasional Citizen6 Ekonomi Bank Energi&Tambang Saham Liga Inggris Liga Italia Liga Spanyol Liga Jerman Liga Belanda Liga Perancis Liga Eropa liga Nasional Klasemen Wawancara Prediksi Corner Lainnya Celeb Musik Movie K-Pop Gadget Internet Game Telko Seks Info Fit Diet 92

Tim Redaksi Liputan6.com, Artikel diakses pada 03 Januari 2013 dari

http://www.liputan6.com

93


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)