Strategi Dakwah Melalui Media Film

Strategi Dakwah
Melalui Media Film
Hikmah Nur Malihah
4715126910

Film Negeri 5 Menara
 Film Negeri 5 Menara merupakan sebuah film garapan
Kompas Gramedia production bersama Million Pictures
yang merupakan adaptasi dari novel karya Ahmad Fuadi
berjudul Negeri 5 Menara. Skenario film ini ditulis oleh
Salman Aristo yang juga penulis naskah film Ayat-Ayat
Cinta, Laskar Pelangi, dll. Film berdurasi 100 menit ini,
disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman. Film ini
mengambil lokasi syuting di Pondok Modern
Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur, Sumatera
Barat, Bandung, hingga London.
 Film ini dirilis pada 1 Maret 2012.

Sinopsis Film Negeri 5 Menara
Pertengahan tahun 1988 Alif akan lulus SMP. Bersama sahabatnya, Randai, mereka berharap
bisa masuk SMA terkenal di Bukit Tinggi, lalu melanjutkan kuliah di ITB. Namun Amaknya

menginginkan Alif untuk masuk ke Pondok Madani, sebuah pesantren di sudut Ponorogo, Jawa
Timur. Alif memberontak tapi akhirnya memenuhi pinta orangtuanya walau setengah hati.
Ketika tiba di Pondok Madani, dilihatnya tempat itu 'kampungan' dan mirip penjara karena
peraturan yang ketat dan keharusan ikut kelas adaptasi setahun. Alif sering menyendiri. Seiring
berjalannya waktu, Alif mulai bersahabat dengan teman-teman satu kamarnya, yaitu Baso dari Gowa,
Atang dari Bandung, Raja dari Medan, Said dari Surabaya, dan Dulmajid dari Madura. Mereka
berenam selalu berkumpul di menara masjid dan menamakan diri mereka Sahibul Menara alias para
pemilik menara.
Suasana kian menghangat di kelas pertama, saat Alif disentak oleh teriakan penuh semangat
dari sang Ustadz: Man Jadda Wajada! Arti kata itu adalah: Siapa yang bersungguh-sungguh pasti
akan berhasil. "Mantra" ini lah yang menambah motivasi keenam anak itu bermimpi. Namun, mantra
Man Jadda wa Jada saja tidak cukup sakti dalam memenangkan hidup. Alif teringat “mantra” kedua
yang diajarkan di Pondok madani, yaitu Man Shabara Zhafira. Siapa yang bersabar pasti akan
beruntung. Berbekal kedua “mantra” tersebut, mereka songsong badai hidup satu persatu untuk
memenangkan semua impiannya.

Strategi Dakwah dalam Film Negeri 5
Menara
 Bagi sebagian orang, pesantren dianggap pendidikan kelas dua. Pesantren dianggap
sebagai sekolah bagi anak-anak yang bermasalah. Pesantren dianggap sebagai bengkel

akhlak atau budi pekerti. Stigma negatif inilah yang ingin dirubah Ahmad Fuadi melalui
novel dan filmnya. Pesantren pada masa kini, bisa bersaing dan disejajarkan dengan
sekolah-sekolah unggul lainnya. Pesantren kini berubah menjadi pesantren modern
yang tak selalu mengajarkan kitab kuning, hadits, hafalan, dsb. Lab IPA, lab komputer,
lab Bahasa sudah jamak ditemukan di pesantren-pesantren modern. Lulusan pesantren
tidak hanya menjadi seorang kiai atau ustadz, lulusan pesantren juga bisa menjadi
seorang penulis, pengusaha dan bahkan sudah banyak lulusan pesantren yang menjadi
tokoh nasional di Indonesia.

 Dalam film ini, penulis mempopulerkan kata-kata mutiara (mahfuzhot),
yaitu “Man Jadda Wajada” dan “Man Shabara Zhafira.” Mantra yang
menjadi motivasi besar Alif dan sahabtnya dalam meraih kesuksesan.
“Man Jadda Wajada” dan “Man Shabara Zhafira” adalah kalimat yang
kerap kali diajarkan di pesantren. Man Jadda Wajada yang memiliki arti
Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil dan Man Shabara
Zhafira memiliki arti Siapa yang bersabar pasti akan beruntung.
Melalui film ini, ingin menyampaikan pesan kepada para penonton bahwa
semua orang hakikatnya bisa meraih kesuksesan dengan syarat selalu
bersungguh-sungguh, dan bersabar


 Film Negeri 5 Menara ini sendiri merupakan kisah perjuangan menggapai
mimpi di balik persahabatan dan persaudaraan (dalam konsep Islam
disebut “Ukhuwwah”). Pada adegan-adegan dalam film ini, konsep
ukhuwah berupa ta’aruf (saling mengenali), tafahum (saling memahami),
ta’awun (saling menolong), dan takaful (saling memikul beban) sungguh
terlihat secara visual.



. Film Negeri 5 Menara memiliki hikmah dan inspirasi tentang tekad,
kerja keras, dan persaudaraan. Dimana jika kita bersungguh-sungguh
dan bertekad besar dalam meraih impian kita, niscaya kita dapat
meraihnya. Walaupun akan ada banyak tantangan dan hambatan di
setiap langkah kita.