Pengaruh Berbagai Tempo Musik Terhadap Tekanan Darah.

(1)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF MUSIC TEMPO ON BLOOD PRESSURE

Fenilia Susanti, 2008.

Tutor: Dr. Iwan Budiman, dr., MM., MS., MKes., AIF

Background: Music is a universal language and always rise in each period. Many use of music, one of them is it can influence to Blood Plessure (BP) by means of music tempo. Despite of that, need to have accuracy in choose tempo music, until get a maximal result in therapy.

Objectives: This study was to know about the influence of blood pressure when listening slow, medium and fast tempo music with the result that, can be look for how much tempo which have maximal effect.

Methods: This test done to 18 students of FK UKM. They are 19 – 22 years old. At first, those students’ blood pressure were measured with combination of palpation and auscultation methods, sitting position, and so the same thing done to them during listening to slow, medium and fast tempo music. The data analysis used paired Anova test.

Results: The increase ofBP sistol and diastole when listening slow tempo music are -6,6% atau -6,44 mmHg, dan -5,7% atau -3,67 mmHg. The increase of BP sistol and diastole when listening medium tempo music are 3,4% atau 3,22 mmHg dan 3,5% atau 2,22 mmHg. The increase of BP sistol and diastole when listening fast tempo music are 5,8% atau 5,56 mmHg dan 5,5% atau 3,56 mmHg. As result of ANOVA test is F count > T table ( p < 0,01)

Conclusions: Faster music tempo causes higher BP.


(2)

ABSTRAK

PENGARUH BERBAGAI TEMPO MUSIK TERHADAP TEKANAN DARAH

Fenilia Susanti, 2008.

Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr., MM., MS., MKes., AIF

Latar Belakang: Musik merupakan bahasa universal yang selalu mengalami perkembangan. Banyak sekali manfaat musik, salah satunya musik dapat mempengaruhi tekanan darah (TD) melalui tempo musik. Oleh karena itu, dicari tempo musik berapa yang dapat menurunkan atau menaikkan TD.

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh tempo cepat, sedang dan lambat terhadap TD, sehingga dapat dicari musik dengan tempo berapa yang memiliki efek terapi maksimal.

Metode: Pada 18 orang mahasiswa FK UKM yang berumur antara 19 – 22 tahun dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan selama mendengarkan musik dengan tempo cepat, sedang dan lambat dengan cara gabungan pada posisi duduk. Analisis data memakai uji Anova.

Hasil: Peningkatan TD sistol dan diastol saat mendengarkan tempo lambat sebesar -6,6% atau -6,44 mmHg, dan -5,7% atau -3,67 mmHg. Peningkatan TD sistol dan diastol saat mendengarkan tempo sedang sebesar 3,4% atau 3,22 mmHg dan 3,5% atau 2,22 mmHg. Peningkatan TD sistol dan diastol saat mendengarkan tempo cepat sebesar 5,8% atau 5,56 mmHg dan 5,5% atau 3,56 mmHg. Dari hasil uji ANAVA didapatkan F hitung > F tabel (p < 0,01).

Kesimpulan: Semakin tinggi tempo musik, maka TD semakin tinggi pula.


(3)

viii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN……….. ii

SURAT PERNYATAAN……….. iii

ABSTRAK………. iv

ABSTRACT……….… v

KATA PENGANTAR……… vi

DAFTAR ISI……….. viii

DAFTAR TABEL……….. x

DAFTAR DIAGRAM……… xi

DAFTAR GAMBAR………. xii

DAFTAR LAMPIRAN……….. xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Identifikasi Masalah………. 2

1.3 Maksud dan Tujuan……….. 2

1.4 Manfaat Penelitian……… 2

1.5 Kerangka Penelitian dan Hipotesis………... 3

1.6 Metode Penelitian………. 4

1.7 Lokasi dan Waktu………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Darah……….………. 5

2.1.1 Definisi dan Harga Normal…….………... 5

2.1.2 Faktor - Faktor Utama yang Mempengaruhi Tekanan Darah………... 6

2.1.3 Faktor – Faktor Tambahan yang Mempengaruhi Tekanan Darah……….. 10

2.1.4 Pengaruh Sistem Saraf Otonom…….………... 12

2.1.5 Cara – Cara Pengukuran Tekanan Darah.………. 12

2.1.6 Kelainan – Kelainan Tekanan Darah…….……… 15

2.2 Otak Manusia……….... 17

2.2.1 Sistem Neurohormonal Pada Otak Manusia………….. 17

2.2.2 Gelombang – Gelombang otak……….. 18

2.2.3 Mekanisme Pendengaran Sentral………... 21

2.3 Terapi Musik……….……… 21

2.3.1 Mekanisme Terapi Musik………... 22

2.3.2 Jenis- Jenis Musik yang Dapat Dipakai Untuk Berbagai Terapi………. 25

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian……….. 27


(4)

3.3 Metode Penelitian... 27

3.3.1 Desain Penelitian... 27

3.3.2 Penentuan Jumlah dan Kriteria Sampel... 28

3.3.3 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon Penelitian... 28

3.3.4 Prosedur Penelitian... 29

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan... 33

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 39

5.2 Saran... 39

DAFTAR PUSTAKA... 40

LAMPIRAN... 42


(5)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Tekanan Darah Normal pada Laki – Laki dan Wanita…………. 5 Tabel 2.2 Tekanan Darah Normal Menurut WHO……… 6 Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah Usia 18 Tahun keatas

Berdasarkan JNC 7……… 16

Tabel 4.1 TD Sistol sebelum dan saat mendengarkan

lagu tempo musik 50……… 33

Tabel 4.2 TD Diastol sebelum dan saat mendengarkan

lagu tempo musik 105………..……… 34

Tabel 4.3 TD Diastol sebelum dan saat mendengarkan

lagu tempo musik 150……….. 35

Tabel 4.4 Hasil uji Anova TD sistol dan diastol ………. 36 Tabel 4.5 Multiple Comparisons TD Sistol saat Mendengarkan

Lagu dengan Tempo Musik 50, 105, 150 (LSD)……….. 36 Tabel 4.6 Multiple Comparisons TD diastol saat mendengarkan


(6)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 2.1 Mekanisme Pendengaran Sentral……… 21 Diagram 2.2 Sintesis Serotonin dari Triptofan……… 23


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Gelombang Otak dan EEG……….. 18


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Hasil Statistik... 42

Surat Persetujuan……….. 44

Data Hasil Penelitian……… 45


(9)

Lampiran 1 42

HASIL STATISTIK

Descriptives SISTOLP

95% Confidence Interval for Mean N Mean

Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper

Bound Minimum Maximum Tempo

50 18 6.5148 3.08636 .72746 4.9800 8.0496 2.00 14.58 Tempo

105 18

-3.3720 2.19217 .51670 -4.4621 -2.2819 -6.82 .00 Tempo

150 18

-5.7961 3.99476 .94157 -7.7826 -3.8095 -10.42 8.00 Total 54 -.8844 6.21323 .84551 -2.5803 .8115 -10.42 14.58

Test of Homogeneity of Variances SISTOLP

Levene

Statistic df1 df2 Sig. .362 2 51 .698

ANOVA SISTOLP

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1531.106 2 765.553 75.824 .000 Within Groups 514.918 51 10.096

Total 2046.024 53

Multiple Comparisons Dependent Variable: SISTOLP

LSD

95% Confidence Interval

(I) TEMPO (J) TEMPO

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound Tempo 105 9.8868(*) 1.05916 .000 7.7605 12.0132 Tempo 50

Tempo 150 12.3109(*) 1.05916 .000 10.1846 14.4373 Tempo 105 Tempo 50 -9.8868(*) 1.05916 .000 -12.0132 -7.7605 Tempo 150 2.4241(*) 1.05916 .026 .2977 4.5504 Tempo 150 Tempo 50 -12.3109(*) 1.05916 .000 -14.4373 -10.1846 Tempo 105 -2.4241(*) 1.05916 .026 -4.5504 -.2977 * The mean difference is significant at the .05 level.


(10)

Lampiran 1 43

Descriptives

DIASTOLP

95% Confidence Interval for Mean N Mean

Std. Deviation

Std.

Error Bound Lower Bound Upper Minimum Maximum Tempo

50 18 5.6702 2.92839 .69023 4.2140 7.1265 2.78 12.12 Tempo

105 18

-3.5312 4.24280 1.00004 -5.6411 -1.4213 -8.57 11.76 Tempo

150 18

-5.5134 4.49018 1.05835 -7.7463 -3.2805 -13.33 8.00 Total

54

-1.1248 6.25943 .85180 -2.8333 .5837 -13.33 12.12

Test of Homogeneity of Variances DIASTOLP

Levene

Statistic df1 df2 Sig. .522 2 51 .596

ANOVA DIASTOLP

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1282.010 2 641.005 41.144 .000 Within Groups 794.555 51 15.580

Total 2076.565 53

Multiple Comparisons Dependent Variable: DIASTOLP

LSD

95% Confidence Interval

(I) TEMPO (J) TEMPO

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound Tempo 105 9.2014(*) 1.31570 .000 6.5600 11.8428 Tempo 50

Tempo 150 11.1836(*) 1.31570 .000 8.5422 13.8250 Tempo 105 Tempo 50 -9.2014(*) 1.31570 .000 -11.8428 -6.5600 Tempo 150 1.9822 1.31570 .138 -.6592 4.6236 Tempo 150 Tempo 50 -11.1836(*) 1.31570 .000 -13.8250 -8.5422 Tempo 105 -1.9822 1.31570 .138 -4.6236 .6592 * The mean difference is significant at the .05 level.


(11)

Lampiran 2 44

SURAT PERSETUJUAN Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama lengkap : Tanggal lahir :

NRP :

Alamat :

Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan menjadi naracoba dalam penelitian yang dilakukan oleh Fenilia Susanti, NRP: 0510131 dengan judul Pengaruh Berbagai Tempo Musik Terhadap Tekanan Darah, yang bertempat di Universitas Kristen Maranatha. Surat persetujuan ini saya buat dengan kesadaran saya sendiri, tanpa tekanan atau paksaan dari manapun.

Bandung, Ttd

SURAT PERSETUJUAN Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama lengkap : Tanggal lahir :

NRP :

Alamat :

Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan menjadi naracoba dalam penelitian yang dilakukan oleh Fenilia Susanti, NRP: 0510131 dengan judul Pengaruh Berbagai Tempo Musik Terhadap Tekanan Darah, yang bertempat di Universitas Kristen Maranatha. Surat persetujuan ini saya buat dengan kesadaran saya sendiri, tanpa tekanan atau paksaan dari manapun.

Bandung, ttd


(12)

Lampiran 3 45

DATA HASIL PENELITIAN

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Berat badan : Tinggi badan :

Tabel hasil pengukuran 1 Waktu pengukuran:

Tekanan darah Musik

Awal 3’ 6’ 9’ 12’ 15’

Indian Native Flute by Odell Brog

(Tempo 50)

Tabel hasil pengukuran 2 Waktu pengukuran:

Tekanan darah Musik

awal 3’ 6’ 9’ 12’ 15’

My Heart Will Go On by Kenny G

(tempo 90)

Tabel pengukuran 3 Waktu pengukuran:

Tekanan darah Musik

Awal 3’ 6’ 9’ 12’ 15’

Spring by Antonio Vivaldi


(13)

Lampiran 4 46


(14)

47

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama : Fenilia Susanti

Tempat dan tanggal lahir : Karawang, 19 Juni 1987

Alamat : Jl. Prof. drg. Suria Sumantri, MPH No. 92 Bandung – 40164

Riwayat Pendidikan:

1993 lulus, TK Sukaseuri, Cikampek 1999 lulus, SD Pelita Bethel, Cikampek 2002 lulus, SMP Yos Sudarso, Karawang 2005 lulus, SMA Yos Sudarso, Karawang


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Musik merupakan bahasa universal yang selalu mengalami perkembangan di setiap zamannya, terutama di era sekarang ini. Dengan adanya perkembangan itu, maka jenis-jenis musik semakin beraneka ragam. Setiap jenis musik itu memiliki karakteristiknya masing-masing, baik itu dalam mode, tempo, harmonisasi, melodi, ritme, dan pitch levelnya. (Patrik Juslin and John Slobada, 2001)

Dalam dunia kesehatan, musik dapat dijadikan salah satu terapi alternatif dalam penyembuhan, yang dikenal sebagai terapi musik. Terapi musik ini memiliki spektrum yang luas, antara lain meliputi: fisiologikal, developmental, suportif, psikodinamik, humanistik, dan transpersonal. (Leslie Bunt and Sarah Hoskyns, 2002). Salah satu musik yang sangat dikenal berefek terapi adalah musik klasik yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan mental dan emosi. (Don Campbell, 2001)

Musik klasik dipakai sebagai terapi musik, karena memiliki perubahan tempo dan struktur yang cukup dinamik, sehingga dapat mempengaruhi emosi seseorang. Dapat diambil contoh musik klasik dengan tempo cepat dapat mengekspresikan kesenangan/ kebahagiaan/ kesukaan, dan eksitasi,. Sebaliknya, musik klasik dengan tempo lambat menggambarkan ketenangan, keanggunan, atau kesedihan. (Patrik Juslin and John Slobada, 2001)

Perubahan tempo tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung turut ambil bagian dalam perubahan emosi dan keefektivan dalam terapi, salah satunya terhadap TD. Namun, musik klasik sekarang ini semakin kurang peminatnya dibanding musik lain. Oleh karena itu, perlu dicari musik jenis musik lain yang memiliki tempo tertentu sebagai alternatif lain dalam terapi musik untuk menurunkan TD.


(16)

2

1.2Identifikasi Masalah

1. Apakah peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD dengan lagu tempo sedang. 2. Apakah peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat

lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD dengan lagu tempo lambat. 3. Apakah peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo sedang

lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD dengan lagu tempo lambat.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah:

1. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD dengan lagu tempo sedang.

2. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD dengan lagu tempo lambat.

3. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo sedang lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD dengan lagu tempo lambat.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Memberikan informasi tentang pengaruh tempo musik kepada seluruh civitas akademik di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

1.4.2 Manfaat Praktis

Masyarakat dapat lebih selektif dalam memilih musik untuk dipakai sebagai musik terapi, misalnya dengan musik bertempo lambat yang dapat menenangkan dan merelakskan tubuh sehingga dapat menurunkan TD. Sebaliknya, bagi penderita hipertensi dapat menghindari musik-musik bertempo cepat karena akan merangsang aktivitas simpatis dan akan memperburuk keadaan hipertensinya.


(17)

3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Hingga saat ini ada jenis musik dengan tempo tertentu yang diyakini dapat menurunkan TD. Musik dengan tempo pelan (antara 60 beat/menit) dapat menggeser kesadaran dari gelombang beta (frekuensi 14-20 Hz) menjadi gelombang alfa (frekuensi 8-12 Hz), sehingga didapatkan kondisi yang relaks, santai, tenang, dan istirahat pikiran. (Campus Health Centre, 2004)

Gelombang alfa akan merangsang pelepasan dari dua hormon endogen, yaitu serotonin dan beta−Endorphin. Hormon serotonin melalui reseptor 5-HT1 menyebabkan vasodilatasi pada arteriol dengan cara melepaskan Endothelium Derived Relaxing Factor (EDRF) dan prostaglandin dari sel endotel sehingga mengakibatkan timbulnya relaksasi otot polos pembuluh darah sehingga mengakibatkan penurunan Total Peripheral Resistance (TPR) yang akan diikuti dengan penurunan Cardiac Out Put (COP) dan TD. Selain itu, 5 hidroksitriptamin (5-HT) juga akan menghambat pelepasan norepinefrin, yang juga akan menurunkan tonus vaskular. 5-HT tidak menimbulkan perubahan permeabilitas kapiler. (Sulistia Ganiswarna ed., 2003)

Selain itu, penurunan TD karena pengaruh beta-Endorphin terjadi karena peptida ini mampu berikatan dengan kuat pada reseptor opioid µ1 dan reseptor opioid δ serta berikatan lemah dengan reseptor opioid κ1 Ikatan dengan reseptor opioid µ1akan menghambat pelepasan neurotransmiter γ−amino butirat acid (GABA) dan dopamin, sehingga menyebabkan penurunan tonus simpatis dan didapatkan efek kronotropik dan inotropik negatif. Hal ini mengakibatkan turunnya Heart Rate (HR) dan Stroke Volume (SV), yang diikuti dengan penurunan COP dan penurunan TD. (Anonim1, 2008)

Sebaliknya, musik tempo cepat bekerja meningkatkan TD, respirasi dan denyut jantung karena merangsang aktivitas simpatis, namun sedikit berefek terhadap konsentrasi CO2. (Charles Vega, 2005) Aktivitas simpatis ini menyebabkan efek kronotropik positif sehingga eksitabilitas, konduktivitas dan kontraktilitas dari otot jantung meningkat, disebut efek accelelator atau pecepatan jantung. (Bernado A. Houssay, 1955) Percepatan jantung ini menyebabkan pengisian ventrikel oleh darah mengalami peningkatan, sehingga meningkatkan COP secara progresif


(18)

kira-4

kira dua kali normal, paling sedikit untuk waktu yang singkat hingga terjadi efek kompensasi. Dan pada akhirnya peningkatan COP akan meningkatkan TD. (Guyton & Hall, 1997)

Perubahan tempo musik, mulai dari tempo lambat hingga cepat dapat mempengaruhi TD, baik itu menurunkan ataupun menaikkan TD.

Hipotesis Penelitian:

1. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan TD dengan lagu tempo sedang.

2. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan TD dengan lagu tempo lambat.

3. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo sedang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan TD dengan lagu tempo lambat.

1.6Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan bersifat komparatif menggunakan rancangan percobaan acak lengkap (RAL) dengan rancangan pra tes dan post tes.

Data yang diukur adalah TD sistol dan diastol dalam mmHg. Analisis data memakai uji ANAVA.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian:

- Ruang Skillabs no.17 lantai 4 gedung Kedokteran

- Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Waktu Penelitian: bulan Febuari sampai dengan Juli 2008.


(19)

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat pada 18 orang mahasiswa lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD saat mendengarkan lagu tempo sedang.

2. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat pada 18 orang mahasiswa lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD saat mendengarkan lagu tempo lambat.

3. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo musik sedang pada 18 orang mahasiswa lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD saat mendengarkan lagu tempo lambat.

5.2 Saran

- Musik tempo lambat dapat digunakan sebagai salah satu alat terapi musik. - Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh musik tempo lambat dan

cepat terhadap penderita hipertensi.

- Musik tempo lambat dapat diperdengarkan di tempat umum, seperti rumah sakit atau ruang-ruang tunggu karena dapat memberikan ketenangan dan kenyaman bagi pasien, yang dapat mempengaruhi dalam proses penyembuhan penyakitnya.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2008. Endorphin. http://www.wikipedia.org/wiki/Endorphin. June3th. 2008.

Anonim2. 2008. Blood Pressure. http://en.wikipedia.org/wiki/bloodpressure.com.

May 19th. 2008.

Anonim3. 2008. Hypertension. http://www.hypertension-Wikipedia.mht. June 2nd. 2008

Anonim4. 2008. Hipotension. http://www.medicine.ukm.my/wiki/index.php/

Hipotensi. June 2nd. 2008

Aram V, dkk. 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.

http://www.jama.ama-assn.org. May 23. 2008

Bernado A. Houssay. 1955. Human Physiology. 2nd. New York: McGraw Hill Book Company. P.82, 159 – 161, 182 – 184.

Bunt, Leslie and Sarah Hoskyns. 2002. The Handbook of Music Therapy. New York: Taylor and Francis Group. P. 44 – 45, 323 – 324.

Campbell, D. 2001. Efek Mozart. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 26.

Campus Health Centre. 2004. Keep the Music Pumping.

http://www.mcmaster.ca/health/hwc/newsletters/sept04/keep_music_pump

ing.htm. May 19th. 2008

Cozzolino, Domenico, dkk. 2005. Acute Pressor and Hormonal Effects of ß-Endorphin at High Doses in Healthy and Hypertensive Subjects: Role of Opioid Receptor Agonism. http://www.jcem.endojournal.org. Mei 19

th . 2008

Crossroads Institute. 2008. Brainwaves and EEG. http://www.crossroads

institute.org/eeg.html#anchor7290251. Mei 19th. 2008

Cuthbert, Alan W. 2007. Serotonin. http://www.answers.com/topic/serotonin. Mei 20th. 2008

Daly, D. D. and T. A. Pedley. 1990. Current Practise of Clinical Electroencephalography. 2nd ed. New York: Raven Press, Ltd. P.149–150.


(21)

41

Duus, Peter. 1996. Diagnosis Topik Neurologi: Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hal 221 – 223.

Farmasi Anis. 2008. Tekanan Darah. http://www.anispharmacy.com/blood%20

pressure%20high.htm. Juli 5th. 2008

Franciscus D. Suyatna dan Udin Sjamsudin. 2003. Serotonin dan

Antiserotonin. Dalam: Sulitia G. Ganiswara (editor): Farmakologi dan

Terapi. edisi 4 ( dengan perbaikan ). Jakarta: Gaya Baru. Hal. 262 – 263. Gabrielsson, Alf and Erik Lindstorm. 2001. The Influence of Musical Structure

On Emotional Expression. In: Patrik N. Juslin and John A. Slobada editor:

Music and Emotion. 3rd ed. New York: Oxford University Press. P. 225, 230, 235 – 237.

Ganong, F. William. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. Hal.547 – 548, 563 – 565, 583, 615 – 616.

Guyton, A. C. and J. E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. Hal. 210,212, 217, 219, 223, 282, 293, 299, 311 – 312, 319, 835, 931 – 933, 949 – 950, 968 – 969.

Heibloem, P. H. 1990. Alpha Mind Power Training. Nambour: PH & CF Heibloem. P. 12 – 32, 51 – 78.

Ibnu Masud. 1989. Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler. Jakarta: EGC. Hal. 8, 14 – 15, 113, 131 – 134.

Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar-Dasar Statistik. Jakarta: PT Jaya Grafindo Persada. h. 257-262.

McElwain, Juanita. 2004. The Power of Music. http:// www.historic@stepstolife.

org . May 22th. 2008

Vega, Charles. 2005. Music May Be an Alternative Relaxation Technique With Cardiovascular Benefit CME. http://www.medscape.com. September 30th. 2005


(1)

2

1.2Identifikasi Masalah

1. Apakah peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD dengan lagu tempo sedang. 2. Apakah peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat

lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD dengan lagu tempo lambat. 3. Apakah peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo sedang

lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD dengan lagu tempo lambat.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah:

1. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD dengan lagu tempo sedang.

2. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD dengan lagu tempo lambat.

3. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo sedang lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD dengan lagu tempo lambat.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Memberikan informasi tentang pengaruh tempo musik kepada seluruh civitas akademik di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

1.4.2 Manfaat Praktis

Masyarakat dapat lebih selektif dalam memilih musik untuk dipakai sebagai musik terapi, misalnya dengan musik bertempo lambat yang dapat menenangkan dan merelakskan tubuh sehingga dapat menurunkan TD. Sebaliknya, bagi penderita hipertensi dapat menghindari musik-musik bertempo cepat karena akan merangsang aktivitas simpatis dan akan memperburuk keadaan hipertensinya.


(2)

3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Hingga saat ini ada jenis musik dengan tempo tertentu yang diyakini dapat menurunkan TD. Musik dengan tempo pelan (antara 60 beat/menit) dapat menggeser kesadaran dari gelombang beta (frekuensi 14-20 Hz) menjadi gelombang alfa (frekuensi 8-12 Hz), sehingga didapatkan kondisi yang relaks, santai, tenang, dan istirahat pikiran. (Campus Health Centre, 2004)

Gelombang alfa akan merangsang pelepasan dari dua hormon endogen, yaitu serotonin dan beta−Endorphin. Hormon serotonin melalui reseptor 5-HT1 menyebabkan vasodilatasi pada arteriol dengan cara melepaskan Endothelium Derived Relaxing Factor (EDRF) dan prostaglandin dari sel endotel sehingga mengakibatkan timbulnya relaksasi otot polos pembuluh darah sehingga mengakibatkan penurunan Total Peripheral Resistance (TPR) yang akan diikuti dengan penurunan Cardiac Out Put (COP) dan TD. Selain itu, 5 hidroksitriptamin (5-HT) juga akan menghambat pelepasan norepinefrin, yang juga akan menurunkan tonus vaskular. 5-HT tidak menimbulkan perubahan permeabilitas kapiler. (Sulistia Ganiswarna ed., 2003)

Selain itu, penurunan TD karena pengaruh beta-Endorphin terjadi karena peptida ini mampu berikatan dengan kuat pada reseptor opioid µ1 dan reseptor opioid δ serta berikatan lemah dengan reseptor opioid κ1 Ikatan dengan reseptor opioid µ1 akan menghambat pelepasan neurotransmiter γ−amino butirat acid (GABA) dan dopamin, sehingga menyebabkan penurunan tonus simpatis dan didapatkan efek kronotropik dan inotropik negatif. Hal ini mengakibatkan turunnya Heart Rate (HR) dan Stroke Volume (SV), yang diikuti dengan penurunan COP dan penurunan TD. (Anonim1, 2008)

Sebaliknya, musik tempo cepat bekerja meningkatkan TD, respirasi dan denyut jantung karena merangsang aktivitas simpatis, namun sedikit berefek terhadap konsentrasi CO2. (Charles Vega, 2005) Aktivitas simpatis ini menyebabkan efek kronotropik positif sehingga eksitabilitas, konduktivitas dan kontraktilitas dari otot jantung meningkat, disebut efek accelelator atau pecepatan jantung. (Bernado A. Houssay, 1955) Percepatan jantung ini menyebabkan pengisian ventrikel oleh darah mengalami peningkatan, sehingga meningkatkan COP secara progresif


(3)

kira-4

kira dua kali normal, paling sedikit untuk waktu yang singkat hingga terjadi efek kompensasi. Dan pada akhirnya peningkatan COP akan meningkatkan TD. (Guyton & Hall, 1997)

Perubahan tempo musik, mulai dari tempo lambat hingga cepat dapat mempengaruhi TD, baik itu menurunkan ataupun menaikkan TD.

Hipotesis Penelitian:

1. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan TD dengan lagu tempo sedang.

2. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan TD dengan lagu tempo lambat.

3. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo sedang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan TD dengan lagu tempo lambat.

1.6Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan bersifat komparatif menggunakan rancangan percobaan acak lengkap (RAL) dengan rancangan pra tes dan post tes.

Data yang diukur adalah TD sistol dan diastol dalam mmHg. Analisis data memakai uji ANAVA.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian:

- Ruang Skillabs no.17 lantai 4 gedung Kedokteran

- Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Waktu Penelitian: bulan Febuari sampai dengan Juli 2008.


(4)

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat pada 18 orang mahasiswa lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD saat mendengarkan lagu tempo sedang.

2. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo cepat pada 18 orang mahasiswa lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD saat mendengarkan lagu tempo lambat.

3. Peningkatan TD saat mendengarkan lagu dengan tempo musik sedang pada 18

orang mahasiswa lebih tinggi dibandingkan peningkatan TD saat mendengarkan lagu tempo lambat.

5.2 Saran

- Musik tempo lambat dapat digunakan sebagai salah satu alat terapi musik. - Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh musik tempo lambat dan

cepat terhadap penderita hipertensi.

- Musik tempo lambat dapat diperdengarkan di tempat umum, seperti rumah sakit atau ruang-ruang tunggu karena dapat memberikan ketenangan dan kenyaman bagi pasien, yang dapat mempengaruhi dalam proses penyembuhan penyakitnya.


(5)

40

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2008. Endorphin. http://www.wikipedia.org/wiki/Endorphin. June3th. 2008.

Anonim2. 2008. Blood Pressure. http://en.wikipedia.org/wiki/bloodpressure.com. May 19th. 2008.

Anonim3. 2008. Hypertension. http://www.hypertension-Wikipedia.mht. June 2nd. 2008

Anonim4. 2008. Hipotension. http://www.medicine.ukm.my/wiki/index.php/ Hipotensi. June 2nd. 2008

Aram V, dkk. 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.

http://www.jama.ama-assn.org. May 23. 2008

Bernado A. Houssay. 1955. Human Physiology. 2nd. New York: McGraw Hill Book Company. P.82, 159 – 161, 182 – 184.

Bunt, Leslie and Sarah Hoskyns. 2002. The Handbook of Music Therapy. New York: Taylor and Francis Group. P. 44 – 45, 323 – 324.

Campbell, D. 2001. Efek Mozart. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 26.

Campus Health Centre. 2004. Keep the Music Pumping.

http://www.mcmaster.ca/health/hwc/newsletters/sept04/keep_music_pump ing.htm. May 19th. 2008

Cozzolino, Domenico, dkk. 2005. Acute Pressor and Hormonal Effects of ß-Endorphin at High Doses in Healthy and Hypertensive Subjects: Role of Opioid Receptor Agonism. http://www.jcem.endojournal.org. Mei 19

th

. 2008

Crossroads Institute. 2008. Brainwaves and EEG. http://www.crossroads institute.org/eeg.html#anchor7290251. Mei 19th. 2008

Cuthbert, Alan W. 2007. Serotonin. http://www.answers.com/topic/serotonin. Mei 20th. 2008

Daly, D. D. and T. A. Pedley. 1990. Current Practise of Clinical Electroencephalography. 2nd ed. New York: Raven Press, Ltd. P.149–150.


(6)

41

Duus, Peter. 1996. Diagnosis Topik Neurologi: Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hal 221 – 223.

Farmasi Anis. 2008. Tekanan Darah. http://www.anispharmacy.com/blood%20 pressure%20high.htm. Juli 5th. 2008

Franciscus D. Suyatna dan Udin Sjamsudin. 2003. Serotonin dan Antiserotonin. Dalam: Sulitia G. Ganiswara (editor): Farmakologi dan Terapi. edisi 4 ( dengan perbaikan ). Jakarta: Gaya Baru. Hal. 262 – 263. Gabrielsson, Alf and Erik Lindstorm. 2001. The Influence of Musical Structure

On Emotional Expression. In: Patrik N. Juslin and John A. Slobada editor:

Music and Emotion. 3rd ed. New York: Oxford University Press. P. 225, 230, 235 – 237.

Ganong, F. William. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. Hal.547 – 548, 563 – 565, 583, 615 – 616.

Guyton, A. C. and J. E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. Hal. 210,212, 217, 219, 223, 282, 293, 299, 311 – 312, 319, 835, 931 – 933, 949 – 950, 968 – 969.

Heibloem, P. H. 1990. Alpha Mind Power Training. Nambour: PH & CF Heibloem. P. 12 – 32, 51 – 78.

Ibnu Masud. 1989. Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler. Jakarta: EGC. Hal. 8, 14 – 15, 113, 131 – 134.

Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar-Dasar Statistik. Jakarta: PT Jaya Grafindo Persada. h. 257-262.

McElwain, Juanita. 2004. The Power of Music. http:// www.historic@stepstolife. org . May 22th. 2008

Vega, Charles. 2005. Music May Be an Alternative Relaxation Technique With Cardiovascular Benefit CME. http://www.medscape.com. September 30th. 2005