Studi Deskriptif Mengenai Status Identitas Bidang Pendidikan Pada Siswa Kelas XI di SMA 'A' Bandung.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

i

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI di SMA ‘A’ Bandung.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik survei. Variabel penelitiannya adalah status identitas bidang pendidikan. Pengambilan data dilakukan di SMA ‘A’ Bandung, dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA ‘A’ Bandung.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling hingga diperoleh jumlah sampel 50 orang. Teknik analisa untuk menganalisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi dan diolah dalam program SPSS 14.0 for Ms. Windows.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dimensi eksplorasi dan komitmen adalah modifikasi kuesioner mengenai status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI di SMA ‘A’ Bandung.

Berdasarkan hasil pengolahan data statistik diperoleh bahwa sebanyak 80% siswa kelas XI SMA ’A’ memiliki status identitas Achievement. Kesesuaian antara jurusan yang dipilih saat ini dengan bidang setelah lulus SMA menunjukkan hanya 55% saja dari siswa Achievement. Sementara 82,5% siswa Achievement menunjukkan belum memiliki keyakinan pada kemampuan akademik. Pembentukan status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI SMA ‘A’ paling kuat dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu minat akademik.

Berdasarkan gambaran tersebut maka saran yang dianjurkan untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian mengenai pengaruh harapan sosial terhadap status identitas Moratorium, untuk memperkuat teori mengenai pengaruh faktor harapan sosial. Perlu diadakan penelitian dengan kajian minat akademik pada pemilihan jurusan di SMA, untuk memperoleh gambaran lebih jauh kaitan antara minat akademik dengan status identitas. Bagi SMA ‘A’ Bandung diharapkan memberikan pengetahuan berupa pentingnya peningkatan status identitas bidang pendidikan di SMA sebagai upaya pencapaian fakultas perguruan tinggi yang sesuai. Bagi siswa kelas XI yang belum memiliki pilihan fakultas di perguruan tinggi, agar berusaha mengenal kelebihan dan kekurangannya dalam bidang pendidikan, serta hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai, sehingga dapat mulai menentukan satu bidang pendidikan yang relatif paling sesuai dan menetap hingga jangka waktu sekurangnya 1 tahun yang akan datang.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

v

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalah... 1

1.2 . Identifikasi Masalah ... 9

1.3 . Maksud, Tujuan, dan Kegunaan Penelitian... 9

1.4 . Kerangka Pemikiran... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 . Teori Status Identitas ... 26

2.1.1. Konsep Ego Identitas ... 26

2.1.2. Tiga Aspek Perkembangan Identitas... 27

2.1.3. Arah Perkembangan Identitas ... 28

2.1.4. Identitas Masa Remaja ... 30

2.1.5. Proses Dasar Identitas ... 31

2.1.6. Status Identitas Pada Masa Remaja Tengah... 32

2.1.7. Kriteria Eksplorasi Dan Komitmen... 35

2.1.8. Domain Pilihan Identitas... 37


(3)

Universitas Kristen Maranatha

vi

2.2.2. Batasan-Batasan Masa Remaja ... 39

2.2.3. Perubahan Mendasar Dari Masa Remaja ... 40

2.2.4. Empat Konteks Utama Masa Remaja ... 41

2.2.5. Area Perkembangan Psikososial Remaja ... 43

2.2.6. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja ... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ... 45

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 45

3.2.1. Variabel Penelitian ... 45

3.2.2. Definisi Operasional... 46

3.3. Alat Ukur... 48

3.2.1. Alat Ukur Status Identitas ... 48

3.2.2. Validitas Alat Ukur ... 52

3.3.3. Reliabilitas Alat Ukur ... 53

3.3.4. Data Penunjang ... 55

3.4. Populasi Sasaran dan Teknik Sampling ... 55

3.4.1. Populasi Sasaran ... 55

3.4.2. Karakteristik Populasi ... 56

3.4.3. Teknik Sampling ... 56


(4)

Universitas Kristen Maranatha

vii

4.1.1.Gambaran Responden ... 57

4.1.2. Hasil Pengolahan Data ... 58

4.2. Pembahasan... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 71

5.2. Saran... 72

5.2.1.Saran Pengembangan Ilmu... 72


(5)

Universitas Kristen Maranatha

viii

Tabel 4.2.1 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Usia

Tabel 4.2.2 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Jenis Kelamin

Tabel 4.2.3 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Keinginan Mencapai Arah dan Tujuan Akademik

Tabel 4.2.4 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Keyakinan pada Kemampuan Akademik

Tabel 4.2.5 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Kemampuan Akademik

Tabel 4.2.6 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Minat Akademik Tabel 4.2.7 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Perlakuan Orang Tua

berkaitan dengan Jurusan

Tabel 4.2.8 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Orang yang Dipandang Berhasil dan Menjadi Contoh


(6)

Universitas Kristen Maranatha

ix

Lampiran 1 : Hasil Olah Data Try Out Dimensi Eksplorasi dan Komitmen Lampiran 2 : Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Dimensi Eksplorasi Lampiran 3 : Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Dimensi Komitmen Lampiran 4 : Hasil Pengolahan Data Dimensi Eksplorasi

Lampiran 5 : Hasil Pengolahan Data Dimensi Komitmen

Lampiran 6 : Hasil Pengolahan Akhir Data Variabel Status Identitas Lampiran 7 : Data Penunjang dan Alat Ukur


(7)

Universitas Kristen Maranatha

x

Luyckx, Koen., 2005. Identity Statuses Based Upon Four Rather Than Two Identity Dimensions : Extending and Refining Marcia’s Paradigm. Journal of Youth and Adolescence, 43, 605 – 618.

Marcia, J. E., 1993. Ego Identity : A Handbook for Psychosocial Research. Springer-Verlag : New York Inc.


(8)

Universitas Kristen Maranatha

xi

Hurlock, Elizabeth B., 1997. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.Penerbit Erlangga : Jakarta

Komputer, Wahana., 2006. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 14. Salemba Infotek : Jakarta.

Sukemi, Nurbani Y., 2000. Peranan Gaya Pengasuhan Orang Tua dan Guru Pembimbing dalam Sistem Among terhadap Pembentukan Status Identitas Vokasional pada Remaja Tengah (SMU Taman Siswa Yogyakarta).Program Magister UNPAD : Bandung.


(9)

Universitas Kristen Maranatha


(10)

Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.2.1

Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Usia

Usia No Status Identitas

16 17 18

1 Achievement 45.5% 78.4% 100.0%

2 Moratorium 54.5% 8.1% 0

3 Foreclosure 0 2.7% 0

4 Diffusion 0 10.8% 0

Total 100% 100% 100%

Tabel 4.2.2

Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

No Status Identitas

Laki-laki Perempuan

1 Achievement 76.9% 81.1%

2 Moratorium 0 13.5%

3 Foreclosure 7.7% 0

4 Diffusion 15.4% 5.4%


(11)

Universitas Kristen Maranatha

Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Keinginan mencapai Arah dan Tujuan Akademik Keinginan mencapai arah dan tujuan akademik

No Status Identitas Bid setelah lulus yg diinginkan sesuai dengan jur di SMA

Bid setelah lulus yg diinginkan tidak sesuai dengan jur di SMA



1 Achievement 55% 45% 100%

2 Moratorium 0 100% 100%

3 Foreclosure 100% 0 100%

4 Diffusion 75% 25% 100%

Tabel 4.2.4

Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Keyakinan pada Kemampuan Akademik Keyakinan pada kemampuan akademik

No Status Identitas Yakin dengan kemampuan diri

dalam belajar

Ragu dengan kemampuan diri

dalam belajar 

1 Achievement 17.5% 82.5% 100%

2 Moratorium 20% 80% 100%

3 Foreclosure 0 100% 100%

4 Diffusion 25% 75% 100%

Tabel 4.2.5

Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Kemampuan Akademik Kemampuan akademik No Status Identitas

Nilai baik mudah diraih Nilai baik sulit diraih 

1 Achievement 32.5% 67.5% 100%

2 Moratorium 40% 60% 100%

3 Foreclosure 0 100% 100%

4 Diffusion 0 100% 100%

Tabel 4.2.6

Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Minat Akademik Minat akademik No Status Identitas

Tertuju pada jurusan tertentu Tidak ada 

1 Achievement 87.5% 12.5% 100%

2 Moratorium 80% 20% 100%

3 Foreclosure 100% 0 100%


(12)

Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.2.7

Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Perlakuan Orang Tua Berkaitan dengan Jurusan

Perlakuan orang tua berkaitan dengan jurusan 

No Status

Identitas harus dipatuhi membebaskan sesuai kebutuhan

1 Achievement 20% 57.5% 22.5% 100%

2 Moratorium 0 60% 40% 100%

3 Foreclosure 0 0 100% 100%

4 Diffusion 0 75% 25% 100%

Tabel 4.2.8

Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Orang Tua yang Dipandang Berhasil dan Menjadi Contoh Orang yang dipandang berhasil dan menjadi contoh

No Status

Identitas orang tua teman tokoh tidak ada 

1 Achievement 32.5% 0 0 67.5% 100%

2 Moratorium 20% 0 0 80% 100%

3 Foreclosure 0 100% 0 0 100%

4 Diffusion 25% 0 0 75% 100%

Tabel 4.2.9

Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Harapan Sosial Harapan sosial

No Status

Identitas teman guru/sekolah keluarga tidak ada 

1 Achievement 2.5% 7.5% 5% 85% 100%

2 Moratorium 0 0 20% 80% 100%

3 Foreclosure 0 0 0 100% 100%


(13)

Lampiran1

Hasil olah data try out dimensi eksplorasi

S I-1 I-2 I-3 I-4 I-5 I-6 I-7 I-8 I-9 I-10 I-11 I-12 I-13 I-14 I-15 I-16 Σ

1 4 2 4 4 1 4 4 2 2 3 1 3 2 3 2 3 44

2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 38

3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 41

4 3 2 3 3 1 4 4 1 1 4 2 4 1 4 1 3 41

5 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 39

6 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 41

7 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 1 3 1 4 1 37

8 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 39

9 1 4 1 1 4 1 1 4 4 1 3 2 3 2 3 2 37

10 1 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 37

Hasil olah data try out dimensi komitmen

S I-1 I-2 I-3 I-4 I-5 I-6 I-7 I-8 I-9 I-10 I-11 I-12 I-13 I-14 I-15 I-16 Σ

1 3 1 4 1 4 4 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 43

2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 38

3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 40

4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 38

5 4 2 4 1 4 4 4 2 2 3 1 3 2 3 3 2 44

6 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 39

7 3 1 4 1 4 4 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 43

8 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 41

9 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 1 2 4 39


(14)

Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Dimensi Eksplorasi

Item-Total Statistics

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

eksp1 .797 .957

eksp2 .794 .958

eksp3 .822 .957

eksp4 .897 .955

eksp5 .910 .955

eksp6 .961 .954

eksp7 .910 .955

eksp8 .896 .955

eksp9 .840 .956

eksp10 .926 .955

eksp11 .712 .959

eksp12 .646 .960

eksp13 .759 .958

eksp14 .673 .959

eksp15 .700 .959

eksp16 -.433 .970

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(15)

Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Dimensi Komitmen

Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

eksp1 .862 .973

eksp2 .843 .973

eksp3 .990 .971

eksp4 .954 .972

eksp5 .954 .972

eksp6 .954 .972

eksp7 .954 .972

eksp8 .886 .974

eksp9 .710 .976

eksp10 .710 .976

eksp11 .847 .973

eksp12 .864 .974

eksp13 .864 .974

eksp14 .841 .973

eksp15 .689 .976

eksp16 .661 .976

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(16)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15   RESPONDEN

1 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 54 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 55 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44 4 3 1 3 3 2 4 3 1 2 4 1 3 1 4 2 37 5 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 50 6 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 37 7 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 45 8 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 52 9 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 42 10 3 3 4 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 40 11 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 44 12 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 54 13 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 47 14 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 48 15 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 49 16 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 52 17 4 2 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 45 18 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44 19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 20 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 48 21 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 49 22 4 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 51 23 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 54 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 44 27 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 43 28 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 44 29 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 45 30 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 44 31 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 37 32 4 4 2 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 48 33 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46 34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 35 3 2 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 47 36 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 40 37 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 36 38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 39 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 51 40 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 50 41 3 3 1 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 47 42 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 41 43 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 4 3 4 47 44 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 50 45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 46 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 40 47 4 4 3 2 2 3 2 3 1 4 2 2 2 2 1 37 48 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 42 49 4 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 45 50 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 49


(17)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

RESPONDEN

1 3 4 3 3 3 1 1 3 3 3 2 3 2 2 3 2 41

2 4 4 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 49

3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 39

4 2 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 3 3 4 3 2 39

5 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 4 3 3 3 3 45

6 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 39

7 2 2 1 4 3 3 2 2 3 3 1 2 2 3 2 2 37

8 3 3 4 3 3 3 3 1 4 4 2 3 1 3 3 2 45

9 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 40

10 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 43

11 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 42

12 3 4 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 1 4 2 1 39

13 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 3 3 3 42

14 2 3 4 4 3 3 1 2 3 4 4 4 3 4 4 4 52

15 3 2 4 4 3 2 1 2 3 4 4 2 1 4 3 4 46

16 3 3 4 4 3 3 1 4 4 3 2 3 1 4 4 2 48

17 3 3 4 4 3 3 1 4 4 3 2 3 1 4 4 2 48

18 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 44

19 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 42

20 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 39

21 3 3 3 3 2 1 1 4 2 3 3 4 2 3 3 3 43

22 2 3 3 4 3 1 2 2 3 3 3 4 4 3 3 2 45

23 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 2 2 50

24 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 44

25 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 45

26 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 45

27 2 2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 4 1 3 2 2 41

28 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 42

29 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 44

30 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 44

31 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 4 45

32 4 3 3 4 4 1 1 2 3 4 2 4 1 3 3 3 45

33 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 44

34 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 44

35 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 43

36 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 40

37 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 39

38 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 45

39 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 1 52

40 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 4 1 3 2 2 45

41 4 3 4 4 2 1 1 4 2 2 4 4 4 3 1 2 45

42 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 1 4 4 3 50

43 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 3 2 3 3 2 40

44 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 2 4 4 3 54

45 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 43

46 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 4 39

47 4 3 4 4 3 2 3 1 1 2 2 1 1 4 2 2 39

48 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3 2 4 2 4 3 3 45

49 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 42

50 3 3 4 4 3 3 4 1 4 3 2 4 2 4 3 3 50


(18)

SUBYEK EKSPLORASI KOMITMEN STATUS IDENTITAS

1 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

2 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

3 TINGGI RENDAH MORATORIUM

4 RENDAH RENDAH DIFFUSION

5 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

6 RENDAH RENDAH DIFFUSION

7 TINGGI RENDAH MORATORIUM

8 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

9 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

10 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

11 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

12 TINGGI RENDAH MORATORIUM

13 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

14 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

15 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

16 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

17 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

18 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

19 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

20 TINGGI RENDAH MORATORIUM

21 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

22 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

23 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

24 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

25 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

26 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

27 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

28 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

29 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

30 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

31 RENDAH TINGGI FORECLOSURE

32 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

33 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

34 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

35 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

36 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

37 RENDAH RENDAH DIFFUSION

38 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

39 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

40 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

41 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

42 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

43 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

44 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

45 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

46 TINGGI RENDAH MORATORIUM

47 RENDAH RENDAH DIFFUSION

48 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

49 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT

50 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT


(19)

Lampiran7

KATA PENGANTAR

Saya mahasiswi tingkat akhir fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha yang sedang menyusun tugas akhir dengan judul studi deskriptif mengenaistatus identitas bidang pendidikan pada remaja SMA kelas XI.

Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan dan bantuan Saudara untuk mengisi kuesioner yang telah tersedia untuk memperoleh data yang dapat menunjang penelitian saya. Saya menjamin kerahasiaan jawaban yang Saudara berikan, saya harap Saudara dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan kondisi dan apa yang Saudara rasakan. Tidak ada jawaban yang salah karena semua jawaban mencerminkan apa yang Saudara rasakan.

Untuk bantuan dan kesediaan Saudara, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Hormat saya,


(20)

DATA PENUNJANG

Petunjuk Pengisian

Saudara diminta untuk mengisi data dibawah ini dengan jelas. Saya sangat mengharapkan dan sangat menghargai kejujuran Saudara dalam mengisi angket ini. Saya menjamin kerahasiaan jawaban, mohon dijawab sesuai dengan situasi yang sebenarnya. Saya ucapkan terima kasih untuk kesediaan dan kerjasamanya.

 Jenis kelamin : ( L / P )

 Usia : …… thn

Pada pertanyaan berikut, berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang tersedia dibawahnya, dan isilah dengan singkat pada tanda titik-titik ( … )

1. Setelah lulus SMA, Saudara lebih mungkin melanjutkan ke : ( ) perguruan tinggi yang sesuai dengan jurusan di SMA ( ) perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan jurusan di SMA 2. Kemampuan dalam belajar yang Saudara miliki :

( ) mendukung cita-cita setelah lulus SMA

( ) kurang mendukung cita-cita setelah lulus SMA

3. Nilai mata pelajaran yang mendukung pilihan jurusan di kelas XI :

( ) mudah diraih ( ) sulit diraih

4. Jurusan yang paling bermakna bagi Saudara :

( ) fisika ( ) biologi ( ) sosial ( ) bahasa ( ) tidak ada

6. Menurut Saudara, perlakuan yang diberikan ayah dan ibu dalam pemilihan jurusan di kelas XI pada Saudara pada dasarnya :

( ) harus dipatuhi

( ) serba membebaskan tanpa bimbingan ( ) membebaskan sesuai kebutuhan

7. Orang yang dipandang berhasil dalam hidup Saudara ingin mencontohnya : ( ) orang tua ( ) tokoh ( ) teman ( ) tidak ada

8. Menurut Saudara, keputusan penting dalam hidup perlu mempertimbangkan pendapat: ( ) teman ( ) guru/pihak sekolah ( ) keluarga


(21)

KUESIONER DIMENSI EKSPLORASI DAN KOMITMEN STATUS IDENTITAS BIDANG PENDIDIKAN

Petunjuk

Berilah tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Saudara. Alternatif jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :

S = Sesuai

CS = Cukup Sesuai

KS = Kurang Sesuai

TS = Tidak Sesuai

Contoh :

No. Pernyataan S CS KS TS

1. Setiap hari saya mencari informasi tentang jurusan di kelas XI melalui surat kabar


(22)

No. Pernyataan S CS KS TS 1. Saya mencari informasi untuk memperdalam pengetahuan tentang

jurusan di kelas XI yang saya jalani

2. Saya belum berusaha meningkatkan pengetahuan sesuai tuntutan tugas-tugas di kelas

3. Saya berusaha menambah wawasan dengan bertanya kepada orang yang mengerti tentang jurusan di kelas XI ini

4. Saya membaca dari berbagai sumber untuk memperoleh informasi tentang jurusan yang sudah saya pilih

5. Saya tidak merasa perlu bertanya kepada orang yang mengetahui informasi mengenaijurusan kelas XI yang saya jalani saat ini

6. Saya ingin memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang jurusan di kelas XI yang sedang saya jalani

7. Saya ingin mencari informasi tentang jurusan di kelas XI melalui media apapun

8. Saya tidak berminat membaca hal-hal yang mengenai jurusan di kelas XI yang sedang saya jalani

9. Setelah memperoleh informasi mengenai kelebihan dan kekurangan jurusan di kelas XI yang saya jalani, selanjutnya saya tidak

mendiskusikan dengan orang tua

10. Saya merasa perlu mempertimbangkan lagi jurusan yang saya jalani saat ini berkaitan dengan bidang akademis setelah lulus SMA nanti

11. Saya tidak merasa perlu mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari segi gengsi dalam memilih jurusan di kelas XI

12. Saya mempertimbangkan sungguh-sungguh jurusan di perguruan tinggi yang akan saya tekuni, agar dalam memilih nantinya tidak salah

13. Tentang pemilihan jurusan di kelas XI ini, bagi saya tidak perlu banyak pertimbangan, sehingga dijalani saja seadanya

14. Saya berniat untuk lebih awal menentukan sendiri bidang setelah saya lulus SMA nanti sesuai dengan jurusan yang saya jalani saat ini

15. Saya tidak menghiraukan sesuai atau tidaknya bidang setelah lulus SMA nanti denganJurusan yang saat ini saya jalani

16. Jurusan di kelas XI yang saya jalani ini sudah sesuai dengan keinginan saya


(23)

No. Pernyataan S CS KS TS 1. Saya memilih jurusan di kelas XI ini atas dasar informasi yang cukup

2. Saya tak dapat memberi penjelasan pada orang lain mengenai alasan saya memilih jurusan di kelas XI

3. Saya berusaha tekun belajar agar pengetahuan saya di jurusan kelas XI ini semakin mantap

4. Saya enggan belajar untuk memperoleh nilai lebih tinggi untuk memantapkan jurusan yang telah say pilih di kelas XI ini

5. Saya memiliki keinginan kuat untuk menjalani jurusan di kelas XI ini agar berhasil seperti orang yang saya idolakan

6. Dalam hal akademis, saya berusaha bertingkah laku seperti orang yang saya anggap berhasil, di jurusan kelas XI yang saya jalani saat ini 7. Saya memilih jurusandi kelas XI ini setelah menilai orang yang saya

idolakan sukses dalam bidang yang serupa

8. Saya tidak memiliki keinginan untuk memilih bidang pendidikan yang serupa dengan tokoh idola saya

9. Tak ada yang dapat saya contoh dari orang yang sudah menjalani bidang pendidikan yang serupa dengan jurusan di kelas XI yang saya jalani saat ini

10. Saya yakin jurusan yang saya jalani sekarang akan banyak menawarkan keuntungan bagi diri saya nanti

11. Saya belum memiliki gambaran yang jelas dengan pilihan jurusan di kelas XI sekarang ini akan berhasil nantinya

12. Saya berusaha mengatasi berbagai hambatan dalam belajar

13. Saya rasa dengan bertahan pada pendirian untuk meneruskan jurusan di kelas XI yang telah saya pilih justru akan menyulitkan diri saya sendiri 14. Keinginan dan harapan orang tua tidak mempengaruhi pilihan jurusan

yang saya jalani saat ini

15. Meskipun banyak hambatan dalam mencapai cita-cita yang sesuai dengan jurusan di kelas XI yang sudah saya pilih, saya tetap tak akan mengubahnya sedikit pun

16. Bagi saya yang penting masuk jurusan apapun di kelas XI, seperti yang saya jalani saat ini, meskipun prospeknya tidak sesuai dengan harapan saya


(24)

1

Universitas Kristen Maranatha 1. 1. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia terus mengalami perkembangan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan menuju suatu kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Setiap warga negara Indonesia harus berperan serta secara positif untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu cara agar dapat berperan positif adalah dengan mengenali kemampuan diri dalam menangani perjalanan hidup yang dianggap penting. Hal ini memungkinkan terbentuknya sumber daya manusia yang mampu menjalankan fungsi dan kewajibannya sesuai dengan tujuan hidupnya.

Bekerja merupakan salah satu tujuan hidup yang membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan seperti yang digambarkan diatas. Pembinaannya dilakukan melalui proses pendidikan.

Remaja sebagai generasi penerus, diharapkan untuk terus meningkatkan kualitasnya melalui pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang remaja, diasumsikan semakin tinggi pula peran yang dapat dimainkan dalam masyarakat (Tempo, 2 Mei 2004). Misalnya, seorang lulusan sarjana Sastra Inggris akan lebih memenuhi persyaratan bekerja sebagai staf imigrasi atau manajer panggung, dibanding seorang lulusan SMA dengan pengalaman non-formal di bidang bahasa Inggris.


(25)

Universitas Kristen Maranatha

Di Indonesia, umumnya remaja telah dibina dalam jenjang pendidikan formal di sekolah sejak anak-anak. Pendidikan sekolah dari sekolah dasar ke sekolah menengah, mengarahkan proses belajar. Proses ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai secara bertahap. Proses inilah yang diharapkan akan menunjang pengenalan kemampuan diri dalam menangani pengalaman hidup dalam bidang pendidikan.

SMA adalah jenjang pendidikan dimana remaja harus mulai memilih jurusan. Jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan minat remaja berkaitan dengan pengenalan diri. Karenanya segala hal yang berkaitan dengan pemahaman diri, pemahaman lingkungan, dan perencanaan masa depan, memiliki implikasi yang nyata bagi remaja (Lorentina, S.Pd, Pikiran Rakyat20 Februari 2006).

Pendidikan menjadi penting bagi remaja SMA. Menurut Archer (1990), melalui pendidikan, keterampilan untuk bekerja diperoleh dan terus menerus dinilai. Misalnya, kemampuan dasar memahami mata pelajaran tertentu, cara belajar, tanggung jawab terhadap tugas, usaha dan ketekunan, akan mengembangkan kemampuan akademisnya.

Melalui pendidikan, remaja juga mengembangkan kesadaran mengenai juga hal-hal yang disukainya (Archer, 1990). Hal-hal yang diminati dalam bidang akademik mendukung kemampuan akademis agar bisa berprestasi dan menentukan jurusannya. Misalnya, remaja SMA yang senang membantu orang lain, kurang suka banyak berhubungan dengan orang lain, dan gemar memikirkan sesuatu. Remaja ini menunjukkan minat pada bidang eksakta.


(26)

Universitas Kristen Maranatha

Remaja yang telah mampu menilai kemampuan dan minatnya, mampu menilai peluang yang dapat mereka raih, serta mampu mengambil keputusan yang relatif menetap terhadap pilihan pendidikan, dikatakan sebagai remaja yang telah mencapai identitas diri dalam bidang pendidikan (Marcia, 1993). Hasil perkembangan identitas bidang pendidikan pada remaja SMA, nampak dalam pemilihan jurusan di kelas XI. Hal ini menunjukkan keputusan pilihan pendidikan yang dibuat lebih awal. Dalam proses belajar di jurusan yang dijalani di kelas XI, remaja perlu tahu hal-hal apa saja yang dipelajarinya di jurusan di kelas XI, mengetahui kelebihan dan kelemahannya dalam belajar, mengenal hal-hal yang diminatinya, keinginan untuk mendapat nilai baik dalam belajar, mempertimbangkan kemungkinan untuk berhasil dalam pelajaran dan tekad yang kuat untuk berprestasi di jurusan yang sedang dijalani.

Pemilihan segera jalur kurikulum SMA merupakan bentuk yang spesifik dari perwujudan identitas bidang pendidikan (Archer,1990). Kenyataan banyaknya lulusan SMA yang menjadi penganggur, menunjukkan pentingnya dasar cita-cita siswa dalam bidang akademis sejak memilih jurusan di SMA (Pikiran Rakyat, 7 Januari 2006). Namun masih banyak juga lulusan SMA yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi pun tidak tahu ke jurusan mana mereka akan memilih.

Menurut Indri Savitri (Lembaga Psikologi Terapan UI, 2006) hal ini adalah khas remaja Indonesia karena tidak terdidik untuk mengambil keputusan sendiri. Informasi yang kurang lengkap membuat mereka makin bingung, tanpa menelaah kemampuannya, mereka bisa terombang-ambing, bahkan salah masuk


(27)

Universitas Kristen Maranatha

jurusan. Kemudian baru menyadari kalau tidak suka belajar di jurusan tersebut, kehilangan semangat, merasa terpaksa, merasa tertekan, dan akibatnya prestasi pun mengecewakan. Hal tersebut tidak perlu terjadi bila remaja sejak duduk di bangku kelas XI telah mencapai identitas bidang pendidikan. Bagaimana remaja SMA kelas XI menilai kemampuan dan minatnya, mampu menilai peluang yang dapat mereka raih, serta mampu mengambil keputusan yang relatif menetap terhadap pilihan pendidikan disebut status identitas remaja SMA kelas XI dalam bidang pendidikan.

Status identitas remaja kelas XI dalam bidang pendidikan ini ditentukan berdasarkan dua dimensi yaitu dimensi yang menunjukkan adanya periode aktif pengujian mempertanyakan pilihan-pilihan pendidikan dengan tujuan segera mencapai keputusan yang relatif menetap ke masa depan mengenai tujuan-tujuan, nilai-nilai dan keyakinan, dalam pemilihan jurusan di kelas XI. Serta dimensi yang menunjukkan perwujudan pilihan yang relatif menetap dan terbukti melalui aktivitas yang mendukung pada pelaksanaan pemilihan jurusan di kelas XI.

Gambaran permasalahan di SMA ‘A’ di Bandung yang dapat dikaitkan dengan dimensi status identitasnya dalam bidang pendidikan tergambar melalui wawancara peneliti dengan 2 orang guru kelas XI. Guru pertama menyampaikan bahwa 6 orang siswanya mengungkapkan tidak pernah melakukan usaha yang serius untuk mencapai pilihan jurusannya di kelas XI. Guru tersebut juga menyampaikan bahwa 4 orang siswanya mengungkapkan aktivitas yang dilakukannya dan mengarah pada pelaksanaan pilihan jurusan di kelas XI, sudah diyakini sebelum dan selama masih di SMP.


(28)

Universitas Kristen Maranatha

Guru kedua menyatakan bahwa ada 5 orang siswanya yang menyerah berusaha menemukan komitmen yang sesuai dengan keyakinannya dalam pemilihan jurusan di kelas XI. Guru kedua tersebut juga menyatakan bahwa ada 5 siswanya yang kehilangan keyakinannya pada pilihan jurusan di kelas XI dan tidak ada yang membuat mereka berusaha mencapai pilihan jurusannya di kelas XI.

Menurut kedua guru tersebut, nilai yang kurang baik, penghargaan orang tua dan guru yang kurang terhadap prestasi, serta perasaan tidak mampu dalam belajar juga seringkali menjadi hambatan bagi siswa SMA ‘A’ kelas XI dalam mengekspresikan kemampuan mereka berkaitan dengan tugas-tugas sekolah.

Berdasarkan angket yang diberikan pada 25 siswa kelas XI SMA ‘A’ tersebut. Diperoleh gambaran 56% dari kelompok siswa tersebut mengungkapkan rasa bingung menentukan jurusan di kelas XI yang paling sesuai dengan diri mereka, dan tidak ingin menguasai lebih jauh mata pelajaran yang telah diperoleh di kelas XI. Mereka juga menyampaikan tidak bersemangat dalam belajar karena merasa terpaksa belajar di jurusan yang dipilih. Kelompok siswa ini menunjukkan tidak memiliki pemahaman mengenai kemungkinan alternatif pilihan jurusan di kelas XI, tidak mengumpulkan informasi untuk mempertimbangkan alternatif pilihan jurusan di kelas XI, tidak mempertimbangkan kelebihan dan kekurangn dari alternatif pilihan jurusan di kelas XI, tidak memiliki keinginan segera mengambil keputusan utnuk menentukan pilihan jurusan di kelas XI yang paling sesuai. Disamping itu juga, menunjukkan tidak memiliki pemahaman mengenai jurusan di kelas XI yang telah dijalaninya, tidak melakukan aktivitas belajar yang


(29)

Universitas Kristen Maranatha

mendukung keberhasilan di jurusan kelas XI yang dijalaninya, tidak memiliki figur signifikan sebagai sumber informasi yang dapat dijadikan panutan dalam mencapai keberhasilan di jurusan kelas XI yang dijalaninya, tidak memiliki keteguhan terhadap pilihan jurusan di kelas XI yang telah dijalani. Kelompok siswa ini dikatakan berada pada status identitasDiffusionbidang pendidikan.

Gejala lain diperoleh yaitu sebesar 8 % dari 25 siswa tersebut menunjukkan keputusan yang relatif stabil pada jurusan di kelas XI ini tanpa mempertimbangkan secara serius informasi tentang jurusan lain yang mungkin lebih sesuai dengan kemampuan mereka dan dapat dipilih kelak setelah lulus SMA. Sebagian mengungkapkan bahwa pilihan jurusan ini sudah lama diinginkan sejak masih duduk di bangku SMP. Kelompok siswa ini menunjukkan tidak memiliki pemahaman mengenai kemungkinan alternatif pilihan jurusan di kelas XI, tidak mengumpulkan informasi untuk mempertimbangkan alternatif pilihan jurusan di kelas XI, tidak mempertimbangkan kelebihan dan kekurangn dari alternatif pilihan jurusan di kelas XI, tidak memiliki keinginan segera mengambil keputusan utnuk menentukan pilihan jurusan di kelas XI yang paling sesuai. Disamping itu, telah menunjukkan memiliki pemahaman mengenai jurusan di kelas XI yang telah dijalaninya, melakukan aktivitas belajar yang mendukung keberhasilan di jurusan kelas XI yang dijalaninya, memiliki figur signifikan sebagai sumber informasi yang dapat dijadikan panutan dalam mencapai keberhasilan di jurusan kelas XI yang dijalaninya, memiliki keteguhan terhadap pilihan jurusan di kelas XI yang telah dijalani. Kelompok siswa ini dikatakan berada pada status identitasForeclosurebidang pendidikan.


(30)

Universitas Kristen Maranatha

Gambaran lain yang diperoleh yaitu sebesar 20 % dari siswa tersebut menyampaikan pernah mencoba untuk memilih satu yang paling sesuai diantara jurusan fisika, biologi, bahasa dan sosial. Namun saat ini mereka belum bisa memutuskan mana jurusan yang menurut mereka sesuai bagi mereka sendiri. Mereka selalu membandingkan informasi yang mereka peroleh mengenai jurusan di kelas XI. Sebagian dari mereka mengungkapkan seringkali bertanya pada orang tua, guru atau teman mengenai jurusan-jurusan yang ada di kelas XI. Sebagian lagi menyampaikan sering membaca dan bertanya pada orang tua, guru atau teman mengenai jurusan di kelas XI. Kelompok siswa ini menunjukkan telah memiliki pemahaman mengenai kemungkinan alternatif pilihan jurusan di kelas XI, mengumpulkan informasi untuk mempertimbangkan alternatif pilihan jurusan di kelas XI, mempertimbangkan kelebihan dan kekurangn dari alternatif pilihan jurusan di kelas XI, memiliki keinginan segera mengambil keputusan utnuk menentukan pilihan jurusan di kelas XI yang paling sesuai. Disamping itu, mereka menunjukkan tidak memiliki pemahaman mengenai jurusan di kelas XI yang telah dijalaninya, tidak melakukan aktivitas belajar yang mendukung keberhasilan di jurusan kelas XI yang dijalaninya, tidak memiliki figur signifikan sebagai sumber informasi yang dapat dijadikan panutan dalam mencapai keberhasilan di jurusan kelas XI yang dijalaninya, tidak memiliki keteguhan terhadap pilihan jurusan di kelas XI yang telah dijalani. Siswa-siswa ini dikatakan berada pada status identitasMoratoriumbidang pendidikan.

Gejala lain yang diperoleh, sekitar 16 % dari kelompok 25 siswa SMA kelas X ini, menunjukkan keputusan yang relatif stabil dan yakin pada jurusan


(31)

Universitas Kristen Maranatha

tertentu di kelas XI. Pilihan ini menurut mereka adalah yang paling sesuai bagi mereka. Kebanyakan dari mereka menyampaikan bahwa mereka mungkin saja merubah pilihan jurusan tersebut bila menemukan kemungkinan jurusan lain yang ternyata lebih baik menurut mereka. Disamping itu aktivitas untuk mengumpulkan informasi lebih banyak mengenai jurusan yang dipilih saat ini seringkali dilakukan dengan bertanya pada orang tua, guru, teman dan kerabat, juga melalui hobi dan bacaan yang relevan. Kelompok siswa ini menunjukkan telah memiliki pemahaman mengenai kemungkinan alternatif pilihan jurusan di kelas XI, mengumpulkan informasi untuk mempertimbangkan alternatif pilihan jurusan di kelas XI, mempertimbangkan kelebihan dan kekurangn dari alternatif pilihan jurusan di kelas XI, memiliki keinginan segera mengambil keputusan utnuk menentukan pilihan jurusan di kelas XI yang paling sesuai. Disamping itu juga telah menunjukkan memiliki pemahaman mengenai jurusan di kelas XI yang telah dijalaninya, melakukan aktivitas belajar yang mendukung keberhasilan di jurusan kelas XI yang dijalaninya, memiliki figur signifikan sebagai sumber informasi yang dapat dijadikan panutan dalam mencapai keberhasilan di jurusan kelas XI yang dijalaninya, memiliki keteguhan terhadap pilihan jurusan di kelas XI yang telah dijalani. Kelompok siswa ini dikatakan berada pada status identitas Achievementbidang pendidikan.

Berdasarkan hasil angket diatas diperoleh gambaran bahwa ada berbagai gejala tingkatan periode aktif mempertanyakan pilihan-pilihan pendidikan dalam pemilihan jurusan di kelas XI, serta perwujudan pilihan melalui aktivitas yang mengarah pada pelaksanaan pemilihan jurusan di kelas XI. Permasalahan yang


(32)

Universitas Kristen Maranatha

muncul menggambarkan banyaknya siswa kelas XI yang berada pada status identitasDiffusion bidang pendidikan. Jika kurangnya informasi dan tidak adanya keputusan mengenai pilihan jurusan yang dipilih tidak segera diatasi, hal tersebut akan membuat siswa kehilangan arah pendidikannya. Selanjutnya peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan status identitas bidang pendidikan, pada siswa kelas XI di SMA ‘A’ Bandung.

1. 2. Identifikasi Masalah

Ingin mengetahui bagaimana status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI di SMA “A” Bandung

1. 3. Maksud, Tujuan dan Kegunaan Penelitian Maksud Penelitian

Untuk memperoleh data tentang dimensi eksplorasi dan komitmen bidang pendidikan pada remaja kelas XI SMA “A” di Bandung.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran tentang status identitas bidang pendidikan pada remaja kelas XI SMA “A” di Bandung.


(33)

Universitas Kristen Maranatha Kegunaan Penelitian

Kegunaan Teoretis

 Memberikan tambahan informasi untuk psikologi perkembangan tentang status identitas bidang pendidikan pada remaja kelas XI SMA “A” di Bandung.

 Memberikan informasi kepada mahasiswa yang membutuhkan bahan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai status identitas bidang pendidikan pada remaja kelas XI SMA “A” di Bandung.

Kegunaan Praktis

 Bagi remaja SMA “A” di Bandung, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi tentang status identitas pendidikan agar remaja yang duduk di kelas XI mulai mempertimbangkan pentingnya mencari informasi mengenai jurusan di kelas XI dan mengambil keputusan mengenai pilihan jurusan di kelas XI berkaitan dengan jurusan di perguruan tinggi atau bidang pekerjaan setelah lulus SMA.

 Bagi orang tua, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan panduan tentang remaja serta status identitas pendidikan agar dapat lebih memahami remaja yang berada pada status identitas tertentu.

 Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberi informasi tentang status identitas pendidikan agar dapat membantu memberikan banyak informasi mengenai jurusan di kelas XI dan peluangnya di masa depan, baik melalui bimbingan konseling maupun penyuluhan kepada remaja.


(34)

Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kerangka Pemikiran

Menurut Steinberg (1993) individu yang berusia mulai 15 tahun sampai dengan 18 tahun berada pada tahap perkembangan yang disebut dengan masa remaja tengah (middle adolescence). Pada tahap perkembangan remaja, tugas pembentukan identitas pertama kali menjadi sangat penting. Meski menurut

Erikson (1968) perkembangan identitas terjadi pada semua tahap perkembangan, namun penekanannya pada masa remaja karena merupakan masa awal dimana remaja harus menyadari dan berinteraksi dengan lingkungan sosial. Identitas, menurutMarcia(1993), adalah ketika individu telah mampu menilai kemampuan dan minatnya, mampu menilai peluang yang dapat diraih serta mampu mengambil keputusan yang relatif menetap terhadap pilihan bidang kehidupan tertentu.

Salah satu tugas perkembangan yang harus dilalui oleh individu yang berada pada tahap perkembangan remaja tengah adalah menentukan status identitas bidang pendidikan. Bagi remaja, pertanyaan mendasar terbesar mengarah pada pendidikan. Bila menyangkut kelanjutan pendidikan biasanya remaja menentukan jurusan di SMA dan di perguruan tinggi (Gunarsa Singgih, 2000). Ketika individu mampu memilih bidang pendidikan tertentu yang sesuai dengan dirinya, ia akan mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan sosialnya dan memahami diri serta dunia pendidikannya secara akurat. Sebaliknya, bila tak mampu memilih bidang pendidikan yang sesuai dengan dirinya, akan mengalami kebingungan dalam kehidupan di masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan.


(35)

Universitas Kristen Maranatha

Status identitas bidang pendidikan merupakan gambaran pola identitas masa dewasa dan identitas pendidikan masa anak-anak yang mendahuluinya (Marcia, 1966). Penghayatan individu terhadap dirinya di masa depan akan selalu melibatkan penghayatan terhadap dirinya di masa lalu dan di masa sekarang. Status identitas dalam bidang pendidikan adalah penghayatan siswa kelas XI dalam menilai kemampuan dan minatnya, kemampuan menilai peluang yang dapat mereka raih, serta kemampuan mengambil keputusan yang relatif menetap terhadap pilihan pendidikan (Marcia, 1966). Pembentukan status identitas pendidikan remaja ditandai oleh ada atau tidaknya usaha eksplorasi menyangkut berbagai alternatif pendidikan yang dilakukan, dan dikukuhkannya komitmen yang mantap terhadap suatu pilihan pendidikan berlandaskan pertimbangan yang matang.

Ada empat kategori status identitas bidang pendidikan, keempat status identitas ini didapatkan melalui kombinasi aktivitas eksplorasi dan komitmen seseorang dalam bidang pendidikan. yaitu status identitas diffusion (eksplorasi rendah dan komitmen rendah dalam bidang pendidikan), status identitas foreclosure (eksplorasi rendah dan komitmen tinggi dalam bidang pendidikan), status identitasmoratorium(eksplorasi tinggi dan komitmen rendah dalam bidang pendidikan) dan status identitas achievement (eksplorasi tinggi dan komitmen tinggi dalam bidang pendidikan).

Menurut Archer (dalam Marcia dkk, 1993) dimensi eksplorasi dalam bidang pendidikan adalah dimensi yang menunjukkan adanya penghayatan atas pengujian pilihan-pilihan pendidikan dengan tujuan segera mencapai bidang


(36)

Universitas Kristen Maranatha

pendidikan yang relatif menetap ke masa depan. Berlangsungnya eksplorasi dalam pembentukan identitas pendidikan diketahui melalui (1) knowledgeability, (2) activity directed toward gathering information, (3) considering alternative potential identity elements, dan (4) desire to make an early decision. Individu yang bereksplorasi dalam pendidikannya memiliki bobot informasi yang berakumulasi dan dipahami, mengenai kemungkinan-kemungkinan alternatif pendidikan (knowledgeability). Individu ini juga harus menunjukkan aktivitas yang cukup untuk mengumpulkan informasi yang memberi pengetahuan yang diperlukan untuk sampai pada keputusan diantara alternatif-alternatif pendidikan yang terus ada (activity directed toward gathering of information). Individu harus sudah menguji alternatif-alternatif beberapa kali dan terikat pada pola yang berurutan, sekali suatu alternatif dipilih maka pilihan lain yang muncul akan dipertimbangkan, sehingga pilihan lain dihapus untuk pilihan yang lebih ekspresif secara pribadi (considering alternative potential identity elements). Individu ini juga harus memiliki keinginan untuk mengambil keputusan sesegera mungkin agar dapat bertindak terarah dan ekspresif secara pribadi. Sebelum mencapai suatu keputusan biasanya individu merasa tak nyaman, hingga sampai pada suatu keputusan (desire to make an early decision).

Dimensi komitmen dalam bidang pendidikan menurut Archer (dalam Marcia dkk, 1993) adalah dimensi yang menunjukkan penghayatan yang stabil dalam tujuan, nilai dan keyakinan seseorang yang terbukti melalui aktivitas yang mendukung tentang pelaksanaan pemilihan pendidikannya. Ada atau tidaknya komitmen dalam pembentukan identitas pendidikan diketahui melalui (1)


(37)

Universitas Kristen Maranatha

knowledgeability, (2) activity directed toward implementing the chosen identity element, (3) identification with significant other, (4) projecting one’s personal future, dan (5) resistance to being swayed. Individu yang telah berkomitmen dalam pendidikannya akan memiliki pengetahuan mendalam dan akurat tentang pilihan pendidikannya (knowledgeability). Individu ini akan menunjukkan aktivitas yang nyata sebagai perwujudan dari pengetahuan tentang pilihan pendidikannya (activity directed toward implementing chosen identity element). Individu yang berkomitmen biasanya juga akan memiliki figur tertentu yang signifikan sebagai sumber informasi yang memberi alternatif-alternatif ke arah imitation secara langsung (identification with significant others). Individu yang telah berkomitmen juga mampu memproyeksikan rencana-rencana mereka yang dapat menuntunnya dalam keputusan-keputusan di masa mendatang (projection of one’s personal future). Individu yang berkomitmen juga akan memiliki keteguhan terhadap pilihan yang telah dibuat dan tidak mudah dipengaruhi untuk berubah dari pilihannya tersebut (resistance to being swayed). Pendidikan dalam hal ini harus menjadi hal yang penting bagi diri individu sehari-hari, karena komitmen yang hanya diucapkan tapi tidak terwujud dalam perbuatan adalah komitmen yang diragukan.

Penghayatan individu terhadap kedua dimensi inilah yang akan membentuk status identitas mereka. Mereka yang menghayati eksplorasi yang rendah dan komitmen yang rendah akan membentuk status identitas Diffusion. Mereka yang menghayati eksplorasi yang rendah dan komitmen yang tinggi akan membentuk status identitas Foreclosure. Mereka yang menghayati eksplorasi


(38)

Universitas Kristen Maranatha

yang tinggi dan komitmen yang rendah akan membentuk status identitas Moratorium dan mereka yang menghayati eksplorasi yang tinggi dan komitmen yang tinggi akan membentuk status identitasAchievement.

Menurut Waterman dan Archer (dalam Marcia, 1993) saat individu masuk ke masa remaja, arah pendidikan yang dimiliki akan dibentuk oleh pandangan pendidikan yang telah berkembang sejak masa anak-anak. Dengan demikian pembentukan identitas ini menurut Marcia (1993) dipengaruhi oleh faktor internal yaitu diri remaja itu sendiri, yaitu (1) keinginan untuk mencapai tujuan dan arah akademik, (2) keyakinan pada kemampuan akademik, dan (3) kemampuan serta minat akademik. Selain faktor internal, terdapat faktor eksternal yang ikut mempengaruhi pembentukan identitas, yaitu (1) gaya pengasuhan orang tua, (2) adanya figur model yang dipandang berhasil, serta (3) harapan sosial mengenai pilihan identitas pendidikan yang muncul dari keluarga, sekolah dan kelompok teman sebaya.

Berdasarkan survei awal peneliti, siswa SMA ‘A’ kelas XI yang berada di status identitas Diffusion memiliki eksplorasi dan komitmen yang rendah dalam pemilihan jurusan di kelas XI. Mereka yang berada pada status identitas Diffusion, baik di jurusan fisika, biologi, sosial maupun bahasa, nampak kurang tertarik atau memperlihatkan pandangan yang relatif dangkal tentang arah pendidikannya (Waterman dan Archer, dalam Marcia, 1993). Perasaan pentingnya pilihan jurusan di kelas XI kurang sehingga aktivitas yang mengarah pada tugas yang berkaitan dengan jurusan di kelas XI pun minim. Dengan demikian mereka belum atau kurang dalam bertanya tentang hal-hal yang


(39)

Universitas Kristen Maranatha

berkaitan dengan jurusan yang dipilihnya di kelas XI (eksplorasi rendah) dan mereka juga belum membuat atau memiliki keputusan tentang jurusan yang mereka tekuni di kelas XI (komitmen rendah). Mereka bisa mempertimbangkan jurusannya di kelas XI, namun pertimbangan tersebut belum sungguh-sungguh bermakna bagi mereka. Mereka memilih jurusan di kelas XI seringkali karena hal itu suatu keharusan atau karena ikut-ikutan teman dan bukan karena hal itu benar-benar penting bagi mereka. Untuk beberapa siswa, tidak ada jurusan manapun di kelas XI yang perlu dipertimbangkan, mereka hanya menjalani saja jurusan yang sudah dipilih. Untuk sebagian lagi, hambatan yang dihadapi meliputi kegagalan dalam mata pelajaran yang relevan dengan jurusan yang dijalaninya, tidak diterima di jurusan yang diinginkan, dan keterbatasan fisik atau kurangnya dorongan dari keluarga, sekolah, dan teman sebaya. Daripada berusaha di jurusan yang sudah dijalani, atau mengeksplorasi seluruh kemungkinan untuk mengembangkan kemampuan dan minatnya, siswaDiffusion lebih memilih untuk mundur dari seluruh aktivitas eksplorasi, setidaknya untuk sementara. Siswa yang tidak berusaha mencapai jurusan yang diinginkan sebelumnya akan memiliki pengetahuan atas jurusan yang diinginkannya tersebut namun tidak memiliki harapan dan antusiasme.

Siswa kelas XI dengan status identitas Diffusion tidak memiliki arah dan tujuan di masa depan, dan tidak menyadari kemampuan akademisnya, serta tidak mengetahui kemampuan dan minatnya sendiri sehingga tidak terdorong untuk melakukan eksplorasi serta belum memiliki komitmen. Orang tua yang terbiasa membebaskan siswa tanpa terlibat mengarahkan dalam hal yang berhubungan


(40)

Universitas Kristen Maranatha

dengan pemiliha jurusan di kelas XI, membentuk siswa yang Diffusion dalam identitas pendidikan. Orang tua dihayati siswa sebagai sosok yang kurang perduli, tidak aktif, tidak memahami, sehingga mereka mengidentifikasi sikap kurang perduli dan kurang aktif dalam bereksplorasi dan kurang memahami pentingnya membuat komitmen.

Siswa kelas XI yang berada pada status identitas Diffusion dapat berkembang hingga berada pada status identitas Moratoriumdengan mulai secara serius melakukan eksplorasi terhadap keanekaragaman kemungkinan pilihan-pilihan pendidikan yang sesuai dengan jurusan yang dipilihnya saat ini. Atau mungkin saja dapat berkembang hingga berada pada status identitas Foreclosure dengan mulai menentukan kemungkinan yang paling nyata dari arah pendidikan yang sesuai dengan jurusan di kelas XI, tanpa pernah mengevaluasi arah tindakan-tindakan yang lain. Atau juga mungkin tetap berada pada status identitasDiffusion bila tidak pernah melakukan usaha yang serius untuk melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan pencapaian arah pendidikan yang sesuai dengan jurusannya saat ini.

SiswaForeclosuredi kelas XI menunjukkan komitmen sejati pada jurusan yang sedang dijalani tanpa pernah secara serius mempertimbangkan arah pendidikan lain yang mungkin dipilihnya. Sehingga siswa minim dalam bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan jurusan yang dipilihnya di kelas XI (eksplorasi rendah) atau belum mengalami krisis berkaitan dengan pemilihan jurusan. Rasa kagum yang kuat pada figur tertentu dapat membuat mereka memutuskan untuk mengambil jurusan di kelas XI (komitmen tinggi). Mereka


(41)

Universitas Kristen Maranatha

“dengan setia” menjalani pendidikan sesuai harapan orang tua atau figur penting lain, dengan demikian peran orang tua atau figur signifikan amat penting dalam pendidikan mereka (Waterman dan Archer, dalam Marcia, 1993). Mereka cenderung membatasi aktivitas dan pengetahuan mereka pada pilihan jurusannya saat ini dan pilihan ini seringkali dibuat di usia yang lebih muda, seperti di sekolah dasar atau sekolah menengah pertama, sehingga mereka disebut memiliki komitmen yang prematur. Ekspresi mereka dalam pendidikan dapat sungguh-sungguh namun identitas mereka menurut Waterman (dalam Marcia, 1993) belumlah berkembang seperti mereka yang memiliki status identitasachievement, sehingga mereka yang berada di status ini seringkali tidak mengetahui alasan mereka sendiri memilih jurusan tersebut. Remaja Foreclosure akan memperkuat jurusannya di kelas XI dengan memperdalam buku-buku dan program televisi yang relevan, diiringi dengan fantasi dan pernyataan tegas. Melalui kurangnya eksplorasi mereka kehilangan kesempatan untuk mengeksplorasi pendidikan yang memiliki potensial ekspresif secara pribadi. Umumnya, figur model yang signifikan dapat diidentifikasi, seperti orang tua, guru atau tokoh media.

Siswa dengan status identitas Foreclosure tidak memiliki arah dan tujuan di masa depan, tapi menyadari kemampuan akademisnya dan mengenal kemampuan serta minat akademisnya, sehingga mereka tidak terdorong untuk melakukan eksplorasi, namun memiliki komitmen pada jurusan yang dijalaninya. Orang tua yang terbiasa menentukan apa saja yang harus dilakukan siswa dan mengambil keputusan bagi siswa sehubungan dengan pemilihan jurusan di kelas XI akan membentuk remaja beridentitas Foreclosure dalam pendidikan karena


(42)

Universitas Kristen Maranatha

terbiasa mengikuti harapan orang tua saja. Orang tua dihayati sebagai sosok yang dekat, menyayangi dan berpusat pada remaja dengan dukungan yang sesuai dengan nilai keluarga, sehingga remaja pun mengidentifikasi arahan orang tuanya sebagai hal yang baik untuk dijalani tanpa merasa perlu memahami keuntungan dan kerugian dari jurusan yang dijalaninya saat ini.

Siswa kelas XI yang berada pada status identitas Foreclosure dapat berkembang hingga berada pada status identitas Moratorium jika komitmen awal mereka ditantang dengan cara yang membutuhkan pertimbangan kemungkinan-kemungkinan pilihan arah pendidikan yang sesuai dengan jurusannya saat ini. Atau tetap berada pada status identitas Foreclosurehingga terbawa ke komitmen setelah lulus SMA dengan tujuan dan nilai-nilai yang telah berkembang sebelum dan selama belajar di kelas XI. Atau mungkin saja berkembang hingga berada pada status identitas Diffusion jika komitmen awal berangsur-angsur berubah menjadi tak bermakna tanpa ada usaha untuk memperbaiki atau menentukan komitmen baru pada arah pendidikan.

Siswa Moratorium secara simultan dan berurutan memilih diantara beberapa pilihan jurusan di kelas XI. Saat ini, tidak ada komitmen, namun ada satu arah pendidikan yang sesuai dengan jurusan di kelas XI untuk diantisipasi di masa depan. Individu mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari beberapa arah pendidikan setelah lulus SMA secara simultan. Untuk setiap pola pengambilan keputusan, pengetahuan dan aktivitas mengenai jurusan di kelas XI terus dibandingkan. Siswa Moratorium seharusnya dapat menilai keterampilan mereka dalam konteks kebutuhan akan pendidikan di jurusan kelas XI tersebut.


(43)

Universitas Kristen Maranatha

Eksplorasi yang tepat mungkin melibatkan diskusi dengan orang tua, guru, penasehat dan teman sebaya, mengunjungi sekolah (kampus), bacaan relevan, atau partisipasi aktif melalui kerja paruh waktu. Krisis remaja dalam pemilihan jurusan sering dipicu oleh hambatan penting dalam belajar seperti nilai yang kurang baik, penghargaan orang tua dan guru yang kurang, atau perasaan tak mampu dalam belajar (Waterman dan Archer , dalam Marcia, 1993). Hambatan-hambatan yang dihadapi siswa Moratorium dapat membuat mereka bereksplorasi atau bertanya tentang pilihan-pilihan jurusan yang ada (eksplorasi tinggi) dan belum yakin tentang jurusan yang telah dipilihnya (komitmen rendah).

Remaja dengan status identitas Moratorium memiliki arah dan tujuan di masa depan, tapi kurang menyadari kemampuan akademisnya dan kurang mengenal kemampuan serta minat akademisnya. Mereka terdorong untuk melakukan eksplorasi, namun belum memiliki komitmen pada jurusan yang dijalaninya. Orang tua dihayati remaja Moratorium tanpa kejelasan, dan biasanya hubungan dengan keluarga digambarkan dalam konflik, karena remaja ini menginginkan kebebasan. Sehingga remaja mengidentifikasi hubungan dengan orang tuanya dalam perilaku mencari kebebasan dengan aktivitas eksplorasi yang tinggi, dan hubungan yang tidak jelas diidentifikasi dalam bentuk komitmen yang rendah, tanpa arah dan tujuan.

Siswa yang berada di status identitas Moratorium dapat juga berasal dari status Achievement namun karena pemecahan masalah yang sebelumnya tidak memuaskan, mereka kembali bereksplorasi guna memperkuat komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Dalam keadaan demikian individu ini menurutStephen,


(44)

Universitas Kristen Maranatha Fraser dan Marcia (1992) mengalami siklus MAMA (Moratorium-Achievement-Moratorium-Achievement). Atau mungkin juga dapat berkembang regresif hingga berada pada status identitas Diffusionbila menyerah dalam usaha menemukan hal yang berguna untuk bisa memiliki komitmen dalam arah pendidikan yang sesuai dengan jurusan yang dijalaninya saat ini.

Siswa Achievement telah melalui Moratorium secara sukses dan saat ini berkomitmen pada alternatif pendidikan yang dirasa paling ekspresif secara pribadi. Mereka memperlihatkan aktivitas pendidikan yang utuh yang mempengaruhi hidup sehari-hari. Mereka pernah bertanya atau telah mengalami krisis berkenaan dengan pemilihan jurusan (eksplorasi tinggi) dan juga telah memutuskan tentang jurusan tertentu sebagai pilihan (komitmen tinggi). (Waterman dan Archer, dalam Marcia, 1993). Pilihan yang lebih baik biasanya ditolak, meski pernyataan yang fleksibel biasa muncul mewakili keinginan untuk merubahnya jika pilihan yang lebih baik datang kemudian. Siswa Achievement akan dapat menghubungkan alternatif-alternatif pendidikannya dengan kemampuan, kesukaan dan ketidaksukaan mereka. Mereka yang berada pada status identitas ini menurut Waterman (dalam Marcia, 1993) adalah yang memiliki identitas paling berkembang. Hal ini terjadi karena mereka pada suatu waktu pernah mempertanyakan pilihan jurusan mereka di kelas XI dan mungkin telah mempertimbangkan beberapa alternatif jurusan di kelas XI sehingga memiliki pengenalan terhadap jurusan-jurusan yang ada, setelah itu baru memilih satu jurusan. Pengenalan diri remaja sangat mempengaruhi pembentukan identitas remaja.


(45)

Universitas Kristen Maranatha

Siswa dengan status identitas Achievement memiliki arah dan tujuan di masa depan, serta menyadari kemampuan akademisnya, dan mengetahui kemampuan serta minat akademisnya. Pengenalan diri ini mengarahkan siswa bereksplorasi untuk mendapatkan sendiri nilai dan tujuannya sendiri. Orang tua yang demokratis, biasa melibatkan siswa dalam proses pengambilan keputusan dan mengijinkan mereka membuat keputusan sendiri sehingga membuat siswa memiliki identitas yang achieved. Dengan demikian remaja dapat bereksplorasi dalam pemilihan jurusan di kelas XI dengan bebas disertai bimbingan orang tua sebelum kemudian memutuskan pilihan jurusannya.

Siswa yang berada pada status identitas ini akan terus memiliki Identity Achiever dengan memelihara komitmennya terhadap tujuan dan nilai-nilai yang berhasil selama melakukan eksplorasi. Atau karena pemecahan masalah yang sebelumnya tidak memuaskan, mereka kembali bereksplorasi guna memperkuat komitmen yang telah dibuat sebelumnya, hingga mengalami siklus MAMA (Stephen, Fraser dan Marcia, 1992). Atau mungkin juga berkembang hingga memiliki Identity Diffusion jika komitmen yang telah dikembangkan hingga menjalani jurusan di kelas XI ini berlahan kehilangan vitalitasnya tanpa memicu eksplorasi arah pendidikan yang baru.

Dalam hal pengaruh lingkungan sekolah terhadap perkembangan identitas pendidikan, nampak ketika seseorang mulai memasuki masa remaja. Di masa ini, di luar keluarga, komunitas tempat individu tinggal mempengaruhi fase-fase awal pembentukan identitas pendidikan. Jika siswa kelas XI hidup di lingkungan dengan budaya yang homogen, sangat besar kemungkinan mereka


(46)

Universitas Kristen Maranatha

mengembangkan status identitas Foreclosure. Ketika teman dan kerabat berasal dari latar belakang serupa dan mengarah ke arah yang serupa, mudah untuk menerima sesuatu memang sudah seharusnya terjadi seperti yang biasanya terjadi. Ketika harapan komunitas yang ada diperkuat sistem sekolah, kemungkinan komitmen awal dari remaja Foreclosure akan meningkat. Namun bila komitmen ini dihalangi, akan menjadi pengaruh bagi siswa untuk terus melakukan eksplorasi mengenai jurusannya di kelas XI. Hingga memungkinkan remaja berkembang menjadiMoratoriumatauAchievement.

Pengaruh kelompok teman sebaya terhadap perkembangan identitas pendidikan, nampak ketika siswa kelas XI mulai memasuki masa remaja. Di masa ini mereka mulai membentuk identitasnya sendiri dan melepaskan diri dari pengaruh orang tua. Mereka mulai tidak bergantung pada orang tuanya. Teman sepergaulan mulai terlibat dalam memberikan pengaruhnya dalam perkembangan identitas siswa. Siswa SMA yang memiliki pergaulan lebih luas dari lingkungan sekolahnya misalnya, memungkinkannya memiliki banyak teman dengan banyak hobi sehingga mulai mengenal aktivitas yang berkaitan dengan jurusan pendidikan yang berbeda dengan yang dikenalnya.

Siswa Diffusion dalam bidang pendidikan dapat dipengaruhi lingkungan pergaulan yang terbiasa mengabaikan pentingnya alternatif informasi mengenai jurusan di kelas XI dan terbiasa menunda keputusan segera mengenai pemilihan jurusan tertentu. Siswa Foreclosure dalam bidang pendidikan dapat dipengaruhi lingkungan pergaulan yang terbiasa mengikuti pilihan orang tua atau hanya ikut-ikutan kelompok teman sebaya agar dianggap setia kawan. Siswa Moratorium


(47)

Universitas Kristen Maranatha

dalam bidang pendidikan dapat dipengaruhi lingkungan pergaulan yang terbiasa mencari hal-hal baru sehingga banyaknya pilihan jurusan di kelas XI memungkinkan siswa memikirkan pilihan jurusan lain disamping jurusan yang dijalaninya saat ini. Siswa Achievement dalam bidang pendidikan dapat dipengaruhi lingkungan pergaulan yang terbiasa mencari informasi sebanyak mungkin untuk merasa yakin dengan pilihan jurusan yang dijalaninya saat ini.

Untuk memperjelas uraian diatas digambarkan bagan kerangka pikir berikut ini :

Dari kerangka pemikiran di atas maka dapat ditarik asumsi sebagai berikut :  Masa remaja merupakan masa penemuan identitas bidang pendidikan. Untuk

mengetahui status identitas bidang pendidikan remaja siswa kelas XI SMA ‘A’ Faktor-faktor yang mempengaruhi:

 Jenis kelamin

 Usia Faktor Internal :

 Keinginan mencapai tujuan dan arah akademik

 Keyakinan pada kemampuan akademik

 Kemampuan dan minat akademik

Faktor Eksternal :

 Gaya pengasuhan orang tua

 Adanya figur yang dipandang berhasil

 Harapan sosial (keluarga, sekolah, teman sebaya)

Siswa kelas XI SMA ‘A’ Bandung Eksplorasi dan Komitmen bid. Pendidikan Identity Achievement Moratorium Foreclosure Identity Diffusion Status Identitas Bidang Pendidikan


(48)

Universitas Kristen Maranatha

Bandung, perlu diketahui penghayatan siswa terhadap tingkah laku eksplorasi dan komitmen dalam bidang pendidikan

 Siswa kelas XI SMA ‘A’ Bandung telah melalui pemilihan jurusan di kelas XI untuk dapat mulai menentukan sendiri arah hidupnya di bidang pendidikan  Siswa kelas XI SMA ‘A’ Bandung telah menunjukkan berkembangnya tingkah

laku eksplorasi dan komitmen bidang pendidikan sebagai dimensi status identitas bidang pendidikan

 Pembentukan status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI SMA ‘A’ Bandung berkaitan dengan faktor internal (keinginan mencapai tujuan dan arah akademik, keyakinan pada kemampuan akademik, serta kemampuan dan minat akademik), dan faktor eksternal (gaya pengasuhan orang tua, adanya figur yang dipandang berhasil, serta harapan sosial dari keluarga, sekolah atau pergaulan)  Kombinasi antara tingkah laku eksplorasi dan tingkah laku komitmen bidang

pendidikan menunjukkan status identitas bidang pendidikan siswa kelas XI SMA ‘A’ Bandung


(49)

71

Universitas Kristen Maranatha 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : - Sebanyak 80% siswa kelas XI SMA ’A’ memiliki status identitasAchievement. - Keinginan untuk mencapai arah dan tujuan akademik pada siswa kelas XI SMA

’A’ ternyata menunjukkan hanya 55% saja dari yang Achievement, hal ini menggambarkan bahwa sekolah tersebut masih kurang mengarahkan siswa untuk mempertimbangkan kesesuaian jurusan di SMA dengan bidang jurusan yang diinginkan setelah lulus SMA.

- Siswa kelas XI SMA ’A’ yang Achievement seharusnya telah memiliki keyakinan pada kemampuan akademik, ternyata sebesar 82,5% dari yang Achievementbelum memiliki keyakinan pada kemampuan akademik.

- Status identitas Achievement pada siswa kelas XI SMA ’A’ tidak dipengaruhi oleh faktor identifikasi terhadap figur yang dipandang berhasil dan menjadi contoh dalam bidang pendidikan.


(50)

Universitas Kristen Maranatha

- Status identitas Achievement pada siswa kelas XI SMA ‘A’ tidak dipengaruhi oleh faktor harapan sosial dalam pemilihan jurusan di kelas XI, dan sebesar 85% dalam pemilihan jurusannya di kelas XI tidak dipengaruhi oleh siapapun. - Pembentukan status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI SMA ‘A’

paling kuat dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu minat akademik. Diantara siswa yang berada pada status identitas Achievement sebesar 87,5% menunjukkan telah memiliki minat akademik, yaitu minat di fakultas perguruan tinggi setelah lulus SMA yang sesuai dengan minat jurusan di kelas XI.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Pengembangan Ilmu

- Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai pengaruh harapan sosial terhadap status identitasMoratorium, untuk memperkuat teori mengenai pengaruh faktor harapan sosial.

- Perlu diadakan penelitian dengan kajian minat akademik pada pemilihan jurusan di SMA, untuk memperoleh gambaran lebih jauh kaitan antara minat akademik di SMA dengan status identitas.


(51)

Universitas Kristen Maranatha 5.2.2 Saran Praktis

- Bagi sekolah, untuk memberikan pengetahuan berupa pentingnya peningkatan status identitas bidang pendidikan di SMA sebagai upaya pencapaian fakultas perguruan tinggi yang sesuai.

- Bagi guru BP, agar memberikan pelatihan berupa soal-soal situasi yang menunjukkan pemilihan fakultas di perguruan tinggi untuk melatih kepekaan siswa menilai kemampuan, minat, dan peluang yang mungkin diraihnya dari jurusan fisika, biologi, sosial, dan bahasa.

- Bagi siswa yang belum memiliki pilihan fakultas di perguruan tinggi, untuk berusaha mengenal kelebihan dan kekurangannya dalam bidang pendidikan, serta hal-hal yang disukai dan yang tidak disukainya, sehingga dapat mulai menentukan satu bidang pendidikan yang relatif paling sesuai dan menetap hingga jangka waktu sekurangnya 1 tahun yang akan datang.


(52)

Universitas Kristen Maranatha Luyckx, Koen., 2005. Identity Statuses Based Upon Four Rather Than Two Identity

Dimensions : Extending and Refining Marcia’s Paradigm. Journal of Youth and Adolescence, 43, 605 – 618.

Marcia, J. E., 1993. Ego Identity : A Handbook for Psychosocial Research. Springer-Verlag : New York Inc.


(53)

Universitas Kristen Maranatha Hurlock, Elizabeth B., 1997. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan.Penerbit Erlangga : Jakarta

Komputer, Wahana., 2006. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 14. Salemba Infotek : Jakarta.

Sukemi, Nurbani Y., 2000. Peranan Gaya Pengasuhan Orang Tua dan Guru Pembimbing dalam Sistem Among terhadap Pembentukan Status Identitas Vokasional pada Remaja Tengah (SMU Taman Siswa Yogyakarta). Program Magister UNPAD : Bandung.


(1)

Bandung, perlu diketahui penghayatan siswa terhadap tingkah laku eksplorasi

dan komitmen dalam bidang pendidikan

 Siswa kelas XI SMA ‘A’ Bandung telah melalui pemilihan jurusan di kelas XI untuk dapat mulai menentukan sendiri arah hidupnya di bidang pendidikan  Siswa kelas XI SMA ‘A’ Bandung telah menunjukkan berkembangnya tingkah

laku eksplorasi dan komitmen bidang pendidikan sebagai dimensi status

identitas bidang pendidikan

 Pembentukan status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI SMA ‘A’ Bandung berkaitan dengan faktor internal (keinginan mencapai tujuan dan arah

akademik, keyakinan pada kemampuan akademik, serta kemampuan dan minat

akademik), dan faktor eksternal (gaya pengasuhan orang tua, adanya figur yang

dipandang berhasil, serta harapan sosial dari keluarga, sekolah atau pergaulan)  Kombinasi antara tingkah laku eksplorasi dan tingkah laku komitmen bidang

pendidikan menunjukkan status identitas bidang pendidikan siswa kelas XI


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

- Sebanyak 80% siswa kelas XI SMA ’A’ memiliki status identitasAchievement.

- Keinginan untuk mencapai arah dan tujuan akademik pada siswa kelas XI SMA

’A’ ternyata menunjukkan hanya 55% saja dari yang Achievement, hal ini

menggambarkan bahwa sekolah tersebut masih kurang mengarahkan siswa

untuk mempertimbangkan kesesuaian jurusan di SMA dengan bidang jurusan

yang diinginkan setelah lulus SMA.

- Siswa kelas XI SMA ’A’ yang Achievement seharusnya telah memiliki

keyakinan pada kemampuan akademik, ternyata sebesar 82,5% dari yang

Achievementbelum memiliki keyakinan pada kemampuan akademik.

- Status identitas Achievement pada siswa kelas XI SMA ’A’ tidak dipengaruhi


(3)

- Status identitas Achievement pada siswa kelas XI SMA ‘A’ tidak dipengaruhi

oleh faktor harapan sosial dalam pemilihan jurusan di kelas XI, dan sebesar

85% dalam pemilihan jurusannya di kelas XI tidak dipengaruhi oleh siapapun.

- Pembentukan status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI SMA ‘A’

paling kuat dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu minat akademik. Diantara

siswa yang berada pada status identitas Achievement sebesar 87,5%

menunjukkan telah memiliki minat akademik, yaitu minat di fakultas perguruan

tinggi setelah lulus SMA yang sesuai dengan minat jurusan di kelas XI.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Pengembangan Ilmu

- Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai pengaruh harapan sosial terhadap

status identitasMoratorium, untuk memperkuat teori mengenai pengaruh faktor

harapan sosial.

- Perlu diadakan penelitian dengan kajian minat akademik pada pemilihan

jurusan di SMA, untuk memperoleh gambaran lebih jauh kaitan antara minat


(4)

73

5.2.2 Saran Praktis

- Bagi sekolah, untuk memberikan pengetahuan berupa pentingnya

peningkatan status identitas bidang pendidikan di SMA sebagai upaya

pencapaian fakultas perguruan tinggi yang sesuai.

- Bagi guru BP, agar memberikan pelatihan berupa soal-soal situasi yang

menunjukkan pemilihan fakultas di perguruan tinggi untuk melatih kepekaan

siswa menilai kemampuan, minat, dan peluang yang mungkin diraihnya dari

jurusan fisika, biologi, sosial, dan bahasa.

- Bagi siswa yang belum memiliki pilihan fakultas di perguruan tinggi, untuk

berusaha mengenal kelebihan dan kekurangannya dalam bidang pendidikan,

serta hal-hal yang disukai dan yang tidak disukainya, sehingga dapat mulai

menentukan satu bidang pendidikan yang relatif paling sesuai dan menetap


(5)

Luyckx, Koen., 2005. Identity Statuses Based Upon Four Rather Than Two Identity Dimensions : Extending and Refining Marcia’s Paradigm. Journal of Youth and Adolescence, 43, 605 – 618.

Marcia, J. E., 1993. Ego Identity : A Handbook for Psychosocial Research. Springer-Verlag : New York Inc.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B., 1997. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.Penerbit Erlangga : Jakarta

Komputer, Wahana., 2006. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 14. Salemba Infotek : Jakarta.

Sukemi, Nurbani Y., 2000. Peranan Gaya Pengasuhan Orang Tua dan Guru Pembimbing dalam Sistem Among terhadap Pembentukan Status Identitas Vokasional pada Remaja Tengah (SMU Taman Siswa Yogyakarta). Program Magister UNPAD : Bandung.