Usulan Meminimasi Cacat Berulang Untuk Menekan Tingkat Retur Baju Anak ( Studi Kasus Di CV. Mutiara, Bandung).

(1)

ABSTRAK

CV Mutiara bergerak di bidang garmen baju anak. CV Mutiara berlokasi di Jl.Djunjunan Dalam II no. 31. Permasalahan yang dihadapi CV Mutiara yaitu pro-duk cacat sebesar 8.19%. Identifikasi masalah yaitu (1) Cara pemeriksaan propro-duk jadi yang dilakukan saat ini masih tidak efektif, (2) Penyebab produk cacat tidak dicari dan diatasi hingga cacat yang sama terus menerus berulang tanpa ada penanggulangan, (3) Ada pemilik toko yang “Nakal”, dimana barang tidak laku dibuat cacat kemudian diretur, (4) Pemeriksaan produk akhir hanya mengandalkan pemeriksaan visual yang sangat bergantung pada operator. Pembatasan yang dilakukan yaitu pengamatan diprioritaskan pada karateristik baju anak yang paling sering dipesan yaitu baju anak bermotif “Ikan Mermaid“. Selain itu, penelitian ini juga tidak membahas masalah biaya dan permasalahan yang terjadi diluar CV Mutiara Tujuan yang ingin dicapai yaitu (1) Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya cacat berulang pada produk, (2) Menentukan prioritas penanganan faktor-faktor penyebab cacat berulang pada produk, (3) Memberikan usulan bagi pimpinan CV Mutiara agar tingkat produk cacat dapat ditekan.

Untuk mencapai tujuan penelitian di atas, penulis melakukan studi pustaka mengenai pengertian kualitas. Metode yang penulis pilih adalah diagram pareto, control plan, process flowchart, fault tree analysis, failure mode effect mode, dan poka-yoke.

Metodologi yang digunakan ialah metode penelitian survei dengan meng-gunakan teknik pengumpulan data observasi terhadap process inspection, data se-verity, occurrence, dan detection baik untuk FMEA sistem maupun FMEA pro-ses, serta wawancara dengan Manager Produksi CV Mutiara mengenai spesifikasi produk, control plan, process flowchart, fault tree analysis (FTA), dan failure mode effect analysis (FMEA).

Data yang dikumpulkan penulis adalah data umum perusahaan, spesifikasi produk, jenis cacat, jumlah produk cacat, proses inspeksi saat ini, penyebab kecacatan, serta keparahan, kekerapan, dan metode detektabilitas penyebab cacat.

Analisis yang dilakukan ialah analisis rencana pengendalian kualitas (control plan), analisis diagram alir operasi (process flowchart), analisis pohon kesalahan (fault tree analysis), analisis efek mode kegagalan sistem dan proses (failure mode effect analysis), serta analisis pemilihan mode kegagalan yang mendapat prioritas penanganan berdasarkan Diagram Pareto. Hasil analisis me-nunjukkan bahwa prosedur pengendalian di CV Mutiara kurang memadai, serta penyebab mode kegagalan potensial tidak diketahui dan ditangani. Usulan untuk memecahkan penyebab masalah adalah penambahan alat bantu rol dan pipa gorden (metode poka-yoke), perubahan sistem perupahan, penerapan metode PPIC, prosedur inspeksi kancing, pengadaan mesin cadangan, memberi penutup kain yang telah dipotong memakai plastik tebal atau karung plastik, dan usulan rencana pengendalian kualitas.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii

SURAT KETERANGAN... iv

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan …..………... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah .……… 1-2 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi ………... 1-2 1.4 Perumusan Masalah ……….……….……… 1-3 1.5 Tujuan Penelitian ………... 1-3 1.6 Sistematika Penulisan ………... 1-3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kualitas Secara Umum... 2 -1 2.1.1 Pengertian Kualitas ………... 2 -1 2.1.2 Pentingnya Kualitas ………... 2 -1 2.1.3 Definisi Kualitas... 2 -1 2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas... 2 -2 2.1.5 Dimensi Kualitas………... ... 2 -4 2.1.6 Kendali Mutu... 2 -6


(3)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

Halaman

2.1.7 Pengertian Pengendalian Kualitas... 2-6 2.1.8 Tujuan Pengendalian Kualitas ……… 2-7 2.1.9 Tahapan Pengendalian Kualitas...…… 2-8 2.2 Metode Pemeriksaaan 100%…...……… 2-9 2.3 Diagram Pareto... 2-10 2.4 Failure Mode Effect Analysis (FMEA)... 2-11

2.4.1 Definisi FMEA……… 2-11

2.4.2 Konsep FMEA……… 2-12

2.4.3 Peran FMEA... 2-12 2.4.4 Manfaaat Memakai FMEA... 2-12 2.4.5 Saat Mengawali dan Mengakhiri FMEA... 2-13 2.4.6 4 Jenis Tipe FMEA………... 2-13 2.4.7 Persiapan Penerapan FMEA ……... 2-15

2.5 Fault Tree Analysis……... 2-15 2.6 Rencana Pengendalian (Control Plan)……... 2-17

2.7 Process Flowchart……... 2-17 2.8 Pokayoke……... 2-19

2.9 Sampling Penerimaan Atribut (MIL-STD-105D)……… 2-20

2.10Definisi Sistem………. 2-21

2.11Sifat-Sifat Sistem………. 2-22

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pemilihan Metode Analisis...……… 3-4 3.2 Pengumpulan Data...……… 3-4 3.3 Pengolahan Data dan Analisis...………. 3-5 3.3.1 Control Plan...……… 3-5 3.3.2 Process Flowchart...……… 3-6


(4)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

Halaman

3.3.3 Faults Tree Analysis (FTA)...……… 3-6 3.3.4 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)...……… 3-6 3.3.5 Diagram Pareto untuk RPN...………...……… 3-6 3.4 Pengembangan Usulan…………. ……… 3-6 3.5 Kesimpulan dan Saran ……… 3-6

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Data Umum Perusahaan ……… 4-1 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ………..…… 4-1 4.1.2 Tenaga Kerja Dan Jam Kerja ……… 4-2 4.1.3 Bagan dan Struktur Organisasi……… 4-4 4.1.4 Proses Produksi ……….…… 4-9 4.1.5 Rencana Pengendalian Saat Ini ……… 4-9 4.1.6 Sarana Produksi……….. 4-18 4.2 Spesifikasi Produk... 4-19 4.3 Jenis Cacat dan Persentase Retur dan Produk Cacat... 4-21 4.5.1 Jenis Cacat... ... 4-20 4.5.2 Persentase Retur dan Cacat Produk... 4-23 4.4 Process Inspection saat ini... 4-24

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Pengolahan Data dan Analisis... 5-1 5.1.1 Control Plan Aktual... 5-1 5.1.2 System Fault Tree Analysis... 5-8 5.1.4 System Failure Mode Effect Analysis... 5-13


(5)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

Halaman

5.1.4 Process Fault Tree Analysis... 5-22 5.1.5 Process Failure Mode Effect Analysis... 5-32 5.1.6 Analisis Prioritas Peningkatan Kualitas... 5-45 5.1.6.1 Prioritas Perbaikan Sistem ... 5-45 5.1.6.2 Prioritas Perbaikan Proses... 5-46 5.2 Pengembangan Usulan... 5-46 5.2.1 Penambahan Alat Bantu... 5-46 5.2.2 Perubahan Sistem Perupahan... 5-53 5.2.3 Penerapan Metode PPIC... 5-54 5.2.4 Prosedur Inspeksi Kancing... 5-54 5.2.5 Pengadaan Mesin Cadangan... 5-56 5.2.6 Usulan Lain-Lain ... 5-56 5.3 Usulan Rencana Pengendalian Kualitas ... 5-57

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 6-1 6.2.1 Saran Untuk Perusahaan... 6-2 6.2.2 Saran Untuk Penelitian Lebih Lanjut...6-3

Daftar Pustaka xvii

Lampiran

Lampiran 1 Peta Proses Operasi L1-1

Lampiran 2 Tabel FMEA Sistem & Desain L2-1 Lampiran 3 Tabel FMEA Proses & Service L3-1

Lampiran 4 Tabel Mil STD L4-1

Komentar Dosen Penguji xviii


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Simbol Pohon Kesalahan 2-16

2.2 Simbol Process Flowchart 2-17

3.1 Metodologi Penelitian 3-1

4.1 Struktur Organisasi 4-5

4.2 Baju Anak “Ikan Mermaid” 4-20 4.3 Baju Anak “Ikan Mermaid” Cacat Kotor 1 4-20 4.4 Baju Anak “Ikan Mermaid” Cacat Kotor 2 4-21 4.5 Baju Anak “Ikan Mermaid” Cacat Border 1 4-21 4.6 Baju Anak “Ikan Mermaid” Cacat Border 2 4-22 4.7 Baju Anak “Ikan Mermaid” Cacat Kancing Lepas 4-22 4.8 Baju Anak “Ikan Mermaid” Cacat Lubang 4-23

4.9 Baju Anak “Ikan Mermaid” Cacat Jahitan Tidak

Rapih 4-23

4.10 Process Inspection saat ini 4-25

5.1 System Flowchart 5-9

5.2 Analisis Potensial Failure Mode Sistem 5-9 5.3 FTA Sistem Hasil Analisa Identifikasi Penyebab

Cacat 5-13

5.4 Subsistem Penerimaan Bahan 5-22 5.5 Analisis Potensial Failure Mode Subsistem Peneri-

maan bahan 5-23

5.6 Subsistem Pemotongan Bahan Baju & Rompi 5-23 5.7 Subsistem Pemotongan Bahan Rib 5-24

5.8 Cacat di Subsistem Makloon 5-25 5.9 Analisis Potensial Failure Mode Subsistem Makloon5-26

5.10 FTA Proses Cacat di Saat Pengiriman 5-26


(7)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

Gambar Judul Halaman

5.12 Analisis Potensial Failure Mode Subsistem Gudang 5-26 5.13 FTA Proses Hasil Analisa Identifikasi Penyebab

Cacat Saat di Gudang 5-27

5.14 Cacat di Subsystem Assembly 5-28 5.15 Analisis Potensial Failure Mode Subsistem di

Assembly 5-29

5.16 FTA Sistem Hasil Analisa Identifikasi Penyebab

Cacat Kancing Patah di Assembly 5-29 5.17 FTA Sistem Hasil Analisa Identifikasi Penyebab

Cacat Alur Jahitan Depan Miring dan inspeksi

tidak dilakukan 5-30

5.18 Cacat di Subsistem Finishing 5-31 5.19 Analisis Potensial Failure Mode di Subsistem

Finishing 5-31

5.20 FTA Sistem Hasil Analisa Identifikasi Penyebab Cacat Subsistem di Finishing 5-32 5.21 Alat Bantu Rol Untuk Memotong Bahan Kain 5-47

5.22 Alat Bantu Berupa Rol 5-48

5.23 Alat Bantu Berupa Pamflet 5-48

5.24 Alat Bantu Berupa Alat Potong Kain 5-49 5.25 Ilustrasi Alat Bantu Untuk Memotong Bahan Kain 5-49 5.26 Sketsa Baju Anak “Ikan Mermaid” 5-51 5.27 Sketsa baju anak “Ikan Mermaid” Dengan Alat

Bantu Pipa Gorden 5-52


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Persentase Retur dan Produk Cacat selama 1-1

3 Bulan

2.1 Rencana Pengendalian 2-18

4.1 Perincian Tenaga Kerja Langsung 4-2 4.2 Perincian Tenaga Kerja Tidak Langsung 4-2

4.3 Jadwal Waktu Kerja 4-3

4.4 Persentase Retur dan Produk Cacat selama 3 Bulan 4-24

5.1 Control Plan 5-2

5.2 FMEA sistem 5-15

5.3 FMEA Proses 5-43

5.4 Diagram Pareto FMEA Sistem 5-45 5.5 Diagram Pareto FMEA Proses 5-46 5.6 Hasil Sampling Mil STD 5-55 5.7 Usulan Rencana Pengendalian Kualitas 5-58


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Peta Proses Operasi L1-1

2 Tabel FMEA Sistem & Desain L2-1 3 Tabel FMEA Proses & Service L3-1


(10)

DAFTAR SINGKATAN

BDP : Barang Dalam Proses

Op. : Operator QC : Quality Control


(11)

(12)

Tabel Pengaruh Buruk Kegagalan Untuk Sistem FMEA

Efek Peringkat Kriteria

No 1 Tidak ada efek

Pelanggan tidak terganggu. Very slight mempunyai efek Very slight 2

terhadap produk dan performansi sistem

Pelanggan sedikit terganggu. Slight mempunyai efek. Slight 3

terhadap produk dan performansi sistem

Pelanggan mengalami ngangguan kecil. Slight mempunyai efek Minor 4

terhadap produk dan performansi sistem

Pelanggan mengalami sedikit tidak puas. Moderate mempunyai Moderate 5

efek terhadap produk dan performansi sistem

Pelanggan mengalami kegelisahan. Performansi produk menurun Significant 6

tetapi dapat diperbaiki dan aman

Pelanggan tidak puas. Perfomansi produk sangat memepengaruhi Major 7

tetapi masih berfungsi dan aman, sistem lemah

Pelanggan sangat tidak puas. Produk tidak dapat dioperasikan Extreme 8

tetapi aman, sistem tidak dapat dioperasikan

Berpontesial penuh resiko. Menstop produk tanpa kecelakaan kegagalan tergantung waktu. Memenuhi peraturan pemerintahan Serious 9

beresiko

Penuh resiko.Berhubungan dengan keselamatan, kegagalan mendadak,Gagal memenuhi sesuatu dengan peraturan Hazardous 10

pemerintahan


(13)

Tabel Kemungkinan Terjadi Kegagalan Untuk Sistem FMEA

CNF/

Deteksi Peringkat Kriteria

1000

Almost never 1 Tidak pernah gagal <0.00058

remote 2 Kegagalan jarang 0.0068

very slight 3 Sangat sedikit kegagalan 0.0063

slight 4 Sedikit kegagalan 0.46

low 5 Mungkin terjadi kegagalan sekali-kali 2.7

medium 6 Tingkat kegagalan sedang 12.4

moderately high 7 Tingkat kegagalan cukup tinggi 46

High 8 Tingkat kegagalan tinggi 134

Very high 9 Tingkat kegagalan sangat tinggi 316

Kegagalan sering sekali. Sejarah kegagalan ada dari disain yang Almost certain 10

sekarang atau sebelumnya >316


(14)

Tabel Kemampuan Deteksi Untuk Sistem FMEA

Deteksi Peringkat Kriteria

Almost Certain 1 Tahap pendeteksian terbukti andal ditahap perancangan Analisis komputer yang andal sudah tersedia ditahap awal

Very high 2

perancangan

High 3 Ujicoba sudah dilakukan ditahap perancangan produk Pengujian sudah dilakukan pada tahap awal barang dalam Moderately high 4

proses

Pengujian sudah dilakukan pada barang dalam proses sebelum Medium 5

produksi

Low 6 Pengujian dilakukan pada barang dalam proses yang sejenis Pengujian pada produk menggunakan contoh yang sudah di Slight 7

rakit

Perhitungan daya tahan produk setelah sebuah komponen Very slight 8

dirakit

Remote 9 Hanya tersedia teknik yang belum terbukti atau tidak andal Almost imposible 10 Tidak diketahui teknik pengujian yang tersedia


(15)

Pendahuluan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

CV Mutiara adalah perusahaan Garmen yang menghasilkan baju anak, berdiri sejak 7 Februari 1996. Baju anak yang dihasilkan difokuskan pada masyarakat dengan golongan berpenghasilan menengah ke bawah. Pemasaran produk CV Mutiara mencakup dalam negeri (DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Barat, Kalimantan Timur) dan ekspor ke Negara Timur Tengah (Mesir, Kuwait, dll.) serta Afrika (Kongo, Kenya, dll). Pada saat ini, masalah yang dihadapi CV Mutiara ialah tingkat retur produk cacat dari toko mencapai rata-rata 1.11%. Tingkat retur ini disebabkan oleh jumlah produk cacat yang dihasilkan mencapai rata-rata 8.19% dari jumlah produk yang dihasilkan (Tabel 1.1)

Tabel 1.1

Persentase Retur dan Produk Cacat selama 3 Bulan

Jumlah Jumlah Produk Jumlah Retur Persentase Persentase Bulan

Produksi/unit Cacat Produk Cacat Retur

Juni 2006 28411 2324 340 8.18% 1.20%

Juli 2006 28548 2369 312 8.30% 1.09%

Agustus 2006 28281 2290 295 8.10% 1.04%

Rata-rata 28413.33 2327.67 315.67 8.19% 1.11% Sumber: Wawancara dengan Manager Produksi CV Mutiara, 2006

Pimpinan CV Mutiara khawatir jika tingkat produk cacat tidak dapat ditekan, maka perusahaan akan mengalami kerugian material sebesar Rp.11.840.000,00 pertriwulan maupun non material. Produk cacat biasanya tidak diperbaiki, menumpuk di gudang atau dijual dengan potongan harga yang besar.


(16)

1-2

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan wawancara dengan Manager Produksi, masalah tingginya tingkat produk cacat ini dapat diidentifikasi disebabkan oleh: a. Cara pemeriksaan produk jadi yang dilakukan saat ini masih tidak

efektif. CV Mutiara memiliki tiga departemen yaitu departemen po-tong, assembly, dan finishing. Cacat mungkin terjadi di seluruh depar-temen. Produk cacat masih bisa terkirim karena pemeriksaan produk hanya dilakukan dengan cara pemisahaan produk cacat di departemen finishing sebelum produk dikemas. Dengan cara pemeriksaan demi-kian, pengiriman produk cacat masih dimungkinkan karena tidak ada pemisahan barang dalam proses yang cacat saat diproses melewati beberapa proses mesin dan vendor (CV Abadi).

b. Penyebab produk cacat tidak dicari dan diatasi hingga cacat yang sama terus menerus berulang tanpa ada penanggulangan. Kriteria retur dari toko selalu berulang yaitu akibat cacat border tidak rapih, jahitan kurang rapih, kancing lepas, baju kotor, baju terdapat lubang.

c. Ada pemilik toko yang “Nakal”, dimana barang tidak laku dibuat cacat kemudian diretur.

d. Pemeriksaan produk akhir hanya mengandalkan pemeriksaan visual yang sangat bergantung pada operator. Jika mata operator letih atau operator terburu-buru maka besar kemungkinan produk cacat akan lolos pemeriksaan.

1. 3 Pembatasan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan di tingginya tingkat cacat di CV Mutiara, maka penulis membatasi kajian pada upaya untuk mencari dan mengatasi cacat berulang di CV Mutiara. Mengacu pada pembatasan masalah ini, maka penelitian ini dapat diberi judul “Usulan Minimasi Ca-cat Berulang untuk Menekan Tingkat Produk CaCa-cat Baju Anak (Studi Ka-sus di CV Mutiara, Bandung).” Mengingat keterbatasan waktu penelitian dan jenis produk yang dihasilkan CV Mutiara, maka pengamatan


(17)

1-3

taskan pada karateristik baju anak yang paling sering dipesan yaitu baju anak bermotif “Ikan Mermaid“. Selain itu, penelitian ini juga tidak mem-bahas masalah biaya dan permasalahan yang terjadi diluar CV Mutiara.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang di atas, maka permasalahan di dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya cacat berulang pada produk?

2. Bagaimana prioritas penanganan faktor-faktor penyebab cacat ber-ulang pada produk?

3. Apa saja yang harus dilakukan CV Mutiara agar tingkat produk cacat dapat ditekan?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya cacat berulang pada produk.

2. Menentukan prioritas penanganan faktor-faktor penyebab cacat berulang pada produk.

3. Memberikan usulan bagi pimpinan CV Mutiara agar tingkat produk cacat dapat ditekan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dibagi ke dalam bab-bab berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah di CV Mutiara, identifikasi masalah, pembatasan masalah yang akan dibahas, perumusan masalah, tujuan penelitian, serta sistematika penulisan.


(18)

1-4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori–teori/konsep yang diperlukan untuk melaku-kan pengolahan data. Teori-teori ini menjadi dasar pemikiran untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi kerangka pemikiran dan langkah-langkah siste-matis dalam penelitian ini, yang digambarkan dalam bentuk flowchart urutan kegiatan penelitian dari awal pelaksanaan sampai selesai serta pembahasannya secara rinci.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi data yang diperoleh dari observasi dan wawancara dengan Manager Produksi CV Mutiara yang digunakan sebagai bahan pengolahan data lebih lanjut.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisi uraian hasil pengolahan data sebagai dasar analisis untuk memecahkan masalah serta usulan-usulan yang dikem-bangkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan hasil analisis yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya, kesimpulan usulan yang dikembangkan bagi perusahaan, serta saran untuk penelitian selanjutnya.


(19)

Kesimpulan dan Saran

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya cacat berulang pada produk.

o Penyebab di sistem :

1. Tidak ada prosedur retur kain.

2. Tidak ada prosedur pemisahan potongan kain yang cacat. 3. Cacat dari makloon.

4. Tidak ada prosedur inspeksi dari makloon. 5. Inspeksi tidak dilakukan oleh operator assembly. 6. Cacat oleh operator assembly.

7. Cacat di finishing. 8. Cacat saat pengiriman. 9. Cacat dari gudang.

10.Pembicaraan awal dengan sales hanya menyangkut model, warna, harga, dan metode pembayaran. Tidak ada pembicaraan tentang spesifikasi kualitas.

o Penyebab di proses :

1. Sistem Upah & Bonus.

2. Tidak ada prosedur Inspeksi kancing. 3. Belum Ada PPIC .

4. Tidak ada mesin cadangan.

5. Tidak ada program preventive maintenance. 6. Lokasi pabrik dekat selokan.

7. Lantai mobil boks kotor.


(20)

6-2

2. Prioritas penanganan faktor-faktor penyebab cacat berulang pada produk.

Penyebab di sistem

1. Tidak ada prosedur retur kain.

2. Tidak ada prosedur pemisahan potongan kain yang cacat. 3. Cacat dari makloon.

4. Tidak ada prosedur inspeksi dari makloon. 5. Inspeksi tidak dilakukan oleh operator assembly. 6. Cacat oleh operator assembly.

7. Cacat di finishing.

8. Operator QC finishing meloloskan produk cacat.

Penyebab di proses 1. Sistem Upah & Bonus

2. Tidak ada prosedur Inspeksi kancing 3. Belum Ada PPIC

4. Tidak ada mesin cadangan

3. Penanganan yang harus dilakukan CV Mutiara agar tingkat produk ca-cat dapat ditekan yaitu penambahan alat bantu rol dan pipa gorden, perubahan sistem perupahan, penerapan metode PPIC, prosedur inspeksi kancing, pengadaan mesin cadangan, memberi penutup kain yang telah dipotong memakai plastik tebal atau karung plastik, dan usulan rencana pengendalian kualitas.

6.2 Saran

Sebagaimana telah dibahas di subbab 5.2 maka usulan-usulan dapat dirangkum ke dalam 2 bagian yaitu

6.2.1 Saran Bagi Perusahaan

1. Penambahan alat bantu rol dan pipa gorden

Alat bantu rol dan pipa gorden digunakan untuk mencegah kesalahan yang dilakukan operator. Pemeriksaan dilakukan secara 100% sehingga cacat tidak terlewat


(21)

6-3

2. Penerapan metode PPIC

Manager produksi dan staf gudang CV Mutiara perlu mempunyai pengetahuan penjadwalan bahan baku yang terintergrasi dengan produksi (MRP)

3. Prosedur inspeksi kancing

Untuk mengetahui kualitas kancing sebelum diproses. 4. Pengadaan mesin cadangan

Agar proses produksi tidak terganggu apabila ada mesin yang rusak. 5. Perubahan Sistem Perupahan

Agar operator memperhatikan kualitas produk, bukan hanya target produksi

6. Memberi penutup kain yang telah dipotong memakai plastik tebal atau karung plastik

Agar barang dalam proses tidak kotor dan berlubang sehingga tidak menggangu proses produksi akibat cacat kotor dan berlubang.

7. Usulan rencana pengendalian kualitas.

Informasi bagi CV Mutiara bagian mana yang perlu diperbaiki dengan usulan yang telah diberikan penulis.

6.2.2 Saran Penelitian Lebih Lanjut

Penulis mengusulkan saran penelitian lebih lanjut, yaitu penelitian di bidang sistem perupahan, dan metode Perencanaan Eksperimen guna mencari suhu yang paling tepat untuk berbagai jenis bahan.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

1. Feigenbaum, Vallin, Armand.;“Kendali Mutu Terpadu“, Erlangga, Jakarta,1992. 2. Feigenbaum, Vallin, Armand.; “Total Quality Control”, Third Edition, MC Graw –

Hill Book Company., New York, 1986.

3. Grant, Eugene, L. Richard, S. Leavenworth,;”Pengendalian mutu Statistis”, Jilid 1, Erlangga, 1998.

4. Grant, Eugene, L. and Richard S. Leawenwort.; “Statistical Quality Qontrol”, Fifth Editon, Third Edition, MC Graw Hill Book Company., New York, 1986.

5. Ishikawa, Kaoru. ; “Pengendalian Mutu Terpadu”, Remaja Rosdakarya, 1992.

6. Ishikawa, Kaoru,; “ Teknik Penuntun Pengendalian Mutu”, Mediyatama Sarana Perkasa, Jakrata, 1992.

7. Juran, J.M. & Gryna, Frank M.; “Quality Planning and Analysis” , 3 th, M.C.Graw Hill, 1993.

8 Nasution, M. N.; “ Manajemen Mutu Terpadu”, Ghalia Indonesia, 2001.

9. Pande, Peter S.;Robert P.Neuman, dan Roland R.Cavanagh;”The Six Sigma Way”, Andi, Yogyakarta, 2002.

10.Pzydek, Thomas T .;”The Six Sigma Hand Book Panduan Lengkap Untuk Greenbelts, Balckbelts & Managers Pada Semua Tingkat ”, Salemba Empat, Jakarta,2002.

11.Stamatis, D.H.;”Failure Mode Effect Analysis”, 2nd, ASQC Quality Press, 2003. 12.Wahyu, Dorethea, Ariani.; “Manajemen Kualitas”,Edisi Pertama, Universitas Atma

Jaya, Yogyakarta,1999.

13.Wawulomaja, Rudy & Muis, Rudijanto.;” Rekayasa Kualitas”, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2004.


(1)

taskan pada karateristik baju anak yang paling sering dipesan yaitu baju anak bermotif “Ikan Mermaid“. Selain itu, penelitian ini juga tidak mem-bahas masalah biaya dan permasalahan yang terjadi diluar CV Mutiara.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang di atas, maka permasalahan di dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya cacat berulang pada produk?

2. Bagaimana prioritas penanganan faktor-faktor penyebab cacat ber-ulang pada produk?

3. Apa saja yang harus dilakukan CV Mutiara agar tingkat produk cacat dapat ditekan?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya cacat berulang pada produk.

2. Menentukan prioritas penanganan faktor-faktor penyebab cacat berulang pada produk.

3. Memberikan usulan bagi pimpinan CV Mutiara agar tingkat produk cacat dapat ditekan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dibagi ke dalam bab-bab berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah di CV Mutiara, identifikasi masalah, pembatasan masalah yang akan dibahas, perumusan masalah, tujuan penelitian, serta sistematika penulisan.


(2)

1-4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori–teori/konsep yang diperlukan untuk melaku-kan pengolahan data. Teori-teori ini menjadi dasar pemikiran untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi kerangka pemikiran dan langkah-langkah siste-matis dalam penelitian ini, yang digambarkan dalam bentuk flowchart urutan kegiatan penelitian dari awal pelaksanaan sampai selesai serta pembahasannya secara rinci.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi data yang diperoleh dari observasi dan wawancara dengan Manager Produksi CV Mutiara yang digunakan sebagai bahan pengolahan data lebih lanjut.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisi uraian hasil pengolahan data sebagai dasar analisis untuk memecahkan masalah serta usulan-usulan yang dikem-bangkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan hasil analisis yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya, kesimpulan usulan yang dikembangkan bagi perusahaan, serta saran untuk penelitian selanjutnya.


(3)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya cacat berulang pada produk.

o Penyebab di sistem :

1. Tidak ada prosedur retur kain.

2. Tidak ada prosedur pemisahan potongan kain yang cacat. 3. Cacat dari makloon.

4. Tidak ada prosedur inspeksi dari makloon. 5. Inspeksi tidak dilakukan oleh operator assembly. 6. Cacat oleh operator assembly.

7. Cacat di finishing. 8. Cacat saat pengiriman. 9. Cacat dari gudang.

10. Pembicaraan awal dengan sales hanya menyangkut model, warna, harga, dan metode pembayaran. Tidak ada pembicaraan tentang spesifikasi kualitas.

o Penyebab di proses :

1. Sistem Upah & Bonus.

2. Tidak ada prosedur Inspeksi kancing. 3. Belum Ada PPIC .

4. Tidak ada mesin cadangan.

5. Tidak ada program preventive maintenance. 6. Lokasi pabrik dekat selokan.

7. Lantai mobil boks kotor.


(4)

6-2

2. Prioritas penanganan faktor-faktor penyebab cacat berulang pada produk.

Penyebab di sistem

1. Tidak ada prosedur retur kain.

2. Tidak ada prosedur pemisahan potongan kain yang cacat. 3. Cacat dari makloon.

4. Tidak ada prosedur inspeksi dari makloon. 5. Inspeksi tidak dilakukan oleh operator assembly. 6. Cacat oleh operator assembly.

7. Cacat di finishing.

8. Operator QC finishing meloloskan produk cacat.

Penyebab di proses 1. Sistem Upah & Bonus

2. Tidak ada prosedur Inspeksi kancing 3. Belum Ada PPIC

4. Tidak ada mesin cadangan

3. Penanganan yang harus dilakukan CV Mutiara agar tingkat produk ca-cat dapat ditekan yaitu penambahan alat bantu rol dan pipa gorden, perubahan sistem perupahan, penerapan metode PPIC, prosedur inspeksi kancing, pengadaan mesin cadangan, memberi penutup kain yang telah dipotong memakai plastik tebal atau karung plastik, dan usulan rencana pengendalian kualitas.

6.2 Saran

Sebagaimana telah dibahas di subbab 5.2 maka usulan-usulan dapat dirangkum ke dalam 2 bagian yaitu

6.2.1 Saran Bagi Perusahaan

1. Penambahan alat bantu rol dan pipa gorden

Alat bantu rol dan pipa gorden digunakan untuk mencegah kesalahan yang dilakukan operator. Pemeriksaan dilakukan secara 100% sehingga cacat tidak terlewat


(5)

2. Penerapan metode PPIC

Manager produksi dan staf gudang CV Mutiara perlu mempunyai pengetahuan penjadwalan bahan baku yang terintergrasi dengan produksi (MRP)

3. Prosedur inspeksi kancing

Untuk mengetahui kualitas kancing sebelum diproses. 4. Pengadaan mesin cadangan

Agar proses produksi tidak terganggu apabila ada mesin yang rusak. 5. Perubahan Sistem Perupahan

Agar operator memperhatikan kualitas produk, bukan hanya target produksi

6. Memberi penutup kain yang telah dipotong memakai plastik tebal atau karung plastik

Agar barang dalam proses tidak kotor dan berlubang sehingga tidak menggangu proses produksi akibat cacat kotor dan berlubang.

7. Usulan rencana pengendalian kualitas.

Informasi bagi CV Mutiara bagian mana yang perlu diperbaiki dengan usulan yang telah diberikan penulis.

6.2.2 Saran Penelitian Lebih Lanjut

Penulis mengusulkan saran penelitian lebih lanjut, yaitu penelitian di bidang sistem perupahan, dan metode Perencanaan Eksperimen guna mencari suhu yang paling tepat untuk berbagai jenis bahan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Feigenbaum, Vallin, Armand.;“Kendali Mutu Terpadu“, Erlangga, Jakarta,1992. 2. Feigenbaum, Vallin, Armand.; “Total Quality Control”, Third Edition, MC Graw –

Hill Book Company., New York, 1986.

3. Grant, Eugene, L. Richard, S. Leavenworth,;”Pengendalian mutu Statistis”, Jilid 1, Erlangga, 1998.

4. Grant, Eugene, L. and Richard S. Leawenwort.; “Statistical Quality Qontrol”, Fifth Editon, Third Edition, MC Graw Hill Book Company., New York, 1986.

5. Ishikawa, Kaoru. ; “Pengendalian Mutu Terpadu”, Remaja Rosdakarya, 1992.

6. Ishikawa, Kaoru,; “ Teknik Penuntun Pengendalian Mutu”, Mediyatama Sarana Perkasa, Jakrata, 1992.

7. Juran, J.M. & Gryna, Frank M.; “Quality Planning and Analysis” , 3 th, M.C.Graw Hill, 1993.

8 Nasution, M. N.; “ Manajemen Mutu Terpadu”, Ghalia Indonesia, 2001.

9. Pande, Peter S.;Robert P.Neuman, dan Roland R.Cavanagh;”The Six Sigma Way”, Andi, Yogyakarta, 2002.

10. Pzydek, Thomas T .;”The Six Sigma Hand Book Panduan Lengkap Untuk

Greenbelts, Balckbelts & Managers Pada Semua Tingkat ”, Salemba Empat,

Jakarta,2002.

11. Stamatis, D.H.;”Failure Mode Effect Analysis”, 2nd, ASQC Quality Press, 2003. 12. Wahyu, Dorethea, Ariani.; “Manajemen Kualitas”,Edisi Pertama, Universitas Atma

Jaya, Yogyakarta,1999.

13. Wawulomaja, Rudy & Muis, Rudijanto.;” Rekayasa Kualitas”, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2004.