Peranan Auditor Internal dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan (Studi Kasus pada PT. Berlian Makmur Yamaha).

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

THE ROLE OF INTERNAL AUDITOR IN SUSTAINING THE

EFFECTIVENESS OF INTERNAL SALES CONTROL

There are many activities run in a company. One of them is purchasing which plays important role in a company’s live. In running purchasing, cannot be denied that there are many obstacles to face, whether various kinds of checking and control for sales or even a company which hasn’t used computerized system thoroughly. The complexity of purchasing in company urges a good internal control, especially in running purchasing so it can run effectively. Therefore, to handle the obstacles which may distort purchasing needs an internal control. A proper internal auditor’s role could sustain internal sales control in a company.

The aforementioned explanation becomes foundation for writer’s study which investigated internal sales control applied by a company and the role of internal auditor in sustaining the effectiveness of internal sales control. The study is conducted in PT Kencana Berlian Makmur Yamaha, located in Bandung Jawa Barat, which runs in automotive industry and produces vehicle.

Research method that applied in this study is descriptive analysis, that is: the writer gathered all the data from many sources and finally described the data. Study case approach applied since the research was only conducted at PT Kencana Berlian Makmur Yamaha which runs at automotive industry.

Based on the research, the hypothesis that has been proposed is accepted. From the questioner answers result obtained: rs= 0.9176, KD = 84.2 % and t = 7.2997. It can be concluded from the result that internal auditor plays important role in sales control. But there are some weaknesses in the company: there is no flow chart in sales process and there are no job desks in the company. To handle the problems, flowchart system in sales procedure might be applied by the company and Brand Manager is not supposed to work as an internal auditor as well. To be more effective, internal auditor position should be given to independent and competent people.


(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Peranan Auditor Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan

Perusahaan melakukan berbagai kegiatan didalam perusahaan, salah satunya merupakan kegiatan penjualan yang berperan sangat besar bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pelaksanaan penjualan tidak dapat dipungkiri kita menghadapi kendala- kendala baik berupa banyaknya jenis pemeriksaan dan pengendalian untuk penjualan lebih-lebih perusahan belum menggunakan sistem komputerisasi secara penuh. Kompleksnya penjualan suatu perusahaan memerlukan pengendalian internal yang baik khususnya dalam melakukan aktivitas penjualan agar proses penjualan berjalan dengan efektif. Untuk itu pengendalian internal diperlukan perusahaan untuk mengatasi kendala- kendala yang dapat menyebabkan kegiatan penjualan tergangu. Peranan audit internal yang memadai dapat menunjang pengendalian internal penjualan.

Uraian diatas dijadikan landasan bagi penulis yang menginvestigasi tentang pengendalian internal penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan serta peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan. Penelitian dilakukan di PT Kencana Berlian Makmur Yamaha bergerak di dalam bidang industri otomotif memproduksi kendaraan bermotor, berlokasi di Bandung, Jawa Barat.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis, yaitu mengumpulkan data untuk disajikan kembali. Pendekatan studi kasus dilakukan karena studi ini dilakukan hanya di PT Kencana Berlian Makmur yang bergerak di dalam bidang industri otomotif.

Berdasarkan hasil penelitian maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan skor jawaban kuesioner didapat

s

r =0,9176, KD = 84,2% serta uji- t sebesar 7,2997 yang menunjukkan bahwa audit internal sangat berperan terhadap pengendalian internal telah efektif. Namun masih ada kelemahan- kelemahan di perusahaan yaitu tidak adanya flowchart pada proses penjualan dan pemisahan tugas yang baik. Untuk mengatasi masalah tersebut sistem flowchart pada prosedur penjualan harap dilakukan oleh perusahaan dan Sebaiknya Branch Manager tidak merangkap tugas sebagai Internal Auditor. Tugas internal Auditor sebaiknya diberikan kepada orang yang independen dan berkompeten agar lebih efektif.


(3)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Indentifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 6


(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.3 Auditor Internal ... 13

2.3.1 Pengertian Auditor Internal ... 14

2.3.2 Tujuan dan dan Ruang Lingkup Audit Internal ... 17

2.3.3 Wewenang dan Tanggung Jawab Audit Internal ... 18

2.3.4 Kualifikasi Audit Internal yang Memadai ... 20

2.3.5 Program Audit Internal ... 23

2.3.6 Pelaksanaan Proram Audit Internal ... 25

2.3.7 Laporan Hasil Audit ... 29

2.3.8 Tindak Lanjut Audit Internal...30

2.4 Efektivitas ... 31

2.4.1 Pengertian Efektivitas ... 31

2.4.2 Efektivitas Penjualan ... 32

2.5 Penjualan ... 34

2.5.1 Pengertian Penjualan ... 34

2.5.2 Tujuan Penjualan ... 35

2.5.3 Klasifikasi Penjualan ... 36

2.5.4 Prosedur Penjualan ... 38

2.5.5 Penjualan dapat Ditingkatkan dengan pengendalian internal ... 41

2.5.6 Tujuan Pengendalian Internal penjualan...42

2.5.7 Syarat- syarat Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan...45

2.6 Auditor Internal Penjualan ... 46


(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 50

3.2 Metodologi Penelitian ... 50

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 52

3.2.3 Indikator dan Skala Pengukuran ... 52

3.2.4 Teknik Pengembangan Instrumen ... 55

3.2.5 Uji Validitas dan Reabilitas ... 59

3.2.6 Analisis Korelasi Rank Spearman ... 61

3.2.7 Pengujian Hipotesis ... 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 65

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 65

4.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 67

4.1.3 Aktivitas Perusahaan ... 69

4.1.4 Pelaksanaan Penjualan pada PT. Kencana Berlian Makmur ... 70

4.1.5 Penjualan Tunai ... 70

4.1.6 Penjualan Kredit ... 71

4.1.7 Application For Invoice ... 72

4.1.8 Faktur Yamaha Motor ... 73


(6)

x Universitas Kristen Maranatha

4.1.10 Faktur Jual ... 74

4.1.11 Prosedur Pengiriman Kendaraan ... 74

4.2 Pelaksanaan Audit Internal Penjualan pada PT Kencana Berlian ... 75

4.2.1 Program Audit Internal ... 77

4.2.2 Pelaksanaan Audit internal Penjualan ... 77

4.2.3 Laporan Hasil Audit Internal ... 78

4.2.4 Pemantauan Tindak Lanjut ... 79

4.3 Pelaksanaan Pengendalian Internal Penjualan PT Kencana Berlian ... 80

4.3.1 Lingkungan Pengendalian ... 80

4.3.2 Penaksiran Resiko ... 84

4.3.3 Informasi dan Komunikasi ... 85

4.3.4 Aktivitas Pengendalian ... 86

4.3.5 Pemantauan Tindak Lanjut ... 87

4.4 Tujuan Pengendalian Internal Penjualan PT Kencana Berlian ... 88

4.5 Pembahasan ... 90

4.5.1 Hasil Pengujian Kualitas Data ... 90

4.5.2 Pengujian Validitas ... 91

4.5.3 Pengujian Reabilitas ... 96

4.6 Pengujian Hipotesis ... 102

4.7 Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan PT Kencana Berlian ... 108

4.8 Peranan Audit Internal dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian internal penjualan ... 111


(7)

xi Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 114 5.2 Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Riwayat Hidup Penulis Lampiran 2 : Berita Bimbingan Acara

Lampiran 3 : Struktur Organisasi PT. Kencana Berlian Makmur Yamaha Lampiran 4 : Surat Pemesanan Kendaraan

Lampiran 5 : Surat Permohonan Mengadakan Penelitian Lampiran 6 : Penelitian Untuk Penyusunan Skripsi


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sejalan dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia, berkembang pula dunia usaha baik pada sektor industri, keuangan, perdagangan maupun jasa. Hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat. Ada pun perusahaan otomotif yang mana merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan, perawatan, dan perbaikkan. Yang memiliki persaingan penjualan yang sangat ketat, setiap kelas produk memiliki persaingan pasar sendiri. Setiap perusahaan mencoba mengusai suatu kelas produk tertentu guna menanamkan rasa kepuasan kepada konsumen, dan diharapkan konsumen membeli produk kelas lain dari perusahaan tersebut. Strategi ini diterapkan oleh beberapa perusahaan otomotif guna memperluas pasar serta mencapai laba maksimal melalui aktivitas penjualaan. Namun, tujuan perusahaan untuk mendapatkan laba dapat menghambat karena ketidak efisienan. Untuk mengatasi masalah tersebut, pimpinan perusahaan memerlukan alat bantu yang berfungsi untuk mengendalikan segala aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan dengan efektif dan efisien sesuai dengan kebijakkan yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan. Alat bantu yang berfungsi sebagai pengendalian ini disebut sebagai pengendalian internal.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

2 Universitas Kristen Maranatha

Perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang efektif agar dapat mengembangkan usahanya kearah yang lebih maju. Pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi sampai seminimal mungkin segala bentuk tindakan yang dapat merugikan perusahaan seperti adanya kekeliruan dan penyelewengan yang dapat terjadi dalam suatu operasi perusahaan. Namun seiring berkembangnya perusahaan kearah yang lebih maju pengendalian internal menjadi kurang efektif seperti hal dibawah ini:

1. Kurang memperhatikan mekanisme saling uji yang seharusnya suatu bagian organisasi dengan bagian lainnya mampu mengawasi secara otomatis namun pada kenyataannya tidak.

2. Selain itu fungsi pemisahan tugas dan wewenang yang kurang memadai.

3. Dan yang terakhir pada proses pencatatan transaksi kurang rapih atau sembarangan, serta tidak didukung oleh bukti- bukti yang otentik. Sehingga mampu memberi peluang yang amat besar akan terjadinya manipulasi.

Perkembangan perusahaan ke arah yang lebih maju mengakibatkan perusahaan tidak mungkin mengawasi secara langsung jalannya pengendalian internal dari seluruh aktivitas perusahaan. Aktivitas penjualaan merupakan salah satu aktivitas perusahaan yang perlu memiliki pengendalian. Sebab dari aktivitas ini terdiri dari penjualaan barang dagang, penjualaan spare part kendaraan, service motor, dan aktivitas lain yang berhubungan dengan penjualaan. Hal ini membuat penjualaan merupakan titik kritis yang menentukan perusahaan itu dapat berjalan terus. Dikarenakan aktivitas penjualaan yang beragam sehingga membutuh pengendalian yang efektif dan efisien. Penjualaan


(11)

BAB I PENDAHULUAN

3 Universitas Kristen Maranatha

yang berhasil dapat menjadi pendorong kuat tercapainya tujuan perusahaan. Dan penjualaan yang lumpuh atau lemah sedikit demi sedikit akan dapat mengikis sumber daya organisasi sebelum akhirnya melenyapkan sama sekali. Untuk itu, pimpinan perusahaan perlu mendelegasikan wewenang kepada pihak lain di dalam perusahaan, yaitu pihak audit internal.

Audit internal merupakan suatu jenis pemeriksaan yang sangat penting, yag dilaksanakan dengan pemeriksaan yang sistematis atas catatan- catatan, prosedur- prosedur, dan operasi- operasi perusahaan. Tidak hanya itu audit internal juga membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar- komentar penting mengenai kegiatan mereka. Sebagai bagian dari pengendalian internal, audit internal merupakan penghasil informasi sebagai dasar pengambil keputusan manajemen yang objektif, penilaian serta saran- saran yang obyektif serta independen agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Selain itu auditor internal wajib memberikan laporan hasil dari pengawasan ini kepada manajer dalam menunjang keefektifan operasi perusahaan khususnya operasi penjualaan. Akan tetapi, timbul indikasi bahwa internal auditing atas penjualaan belum efektif. Hal ini dibuktikan dengan berbagai faktor seperti berikut ini

1. Ketidakmampuan dalam menilai kegiatan penjualaan

2. Lambat dalam menyadari kelemahan dalam kegiatan penjualaan sehingga menghambat kegiatan penjualaan


(12)

BAB I PENDAHULUAN

4 Universitas Kristen Maranatha

3. Terlambat dalam memberikan solusi untuk meningkatkan penjualaan sehingga tingkat penjualaan tidak meningkat namun malah turun.

Setelah mengetahui betapa pentingnya fungsi audit internal bagi kepentingan perusahaan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang : “ Peranan Audit Internal dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Internal Penjualaan pada PT X di Bandung”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang, penelitian ini akan membahas permasalahan berupa memadainya audit internal dan hubungannya dengan pengendalian internal yang dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah pelaksanaan audit internal telah dilaksanakan secara memadai?

2. Apakah pengendalian internal penjualaan pada perusahaan telah dilaksanakan secara efektif?

3. Apakah audit internal berperan dalam menunjang pengendalian internal penjualaan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


(13)

BAB I PENDAHULUAN

5 Universitas Kristen Maranatha

1. Untuk mengetahui dan menilai penerapan audit internal yang diterapkan dalam perusahaan.

2. Untuk mengetahui dan menilai efektivitas pengendalian internal penjualaan yang dilaksanakan perusahaan.

3. Untuk mengetahui dan menilai peranan audit internal dalam meningkatkan efektivitas pengendalian internal penjualaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Setelah mengetahui masalah- masalah dari uraian sebelumnya maka kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dai hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa saran- saran untuk memperbaiki dan mengembangkan yang sudah ada, khususnya pengendalian internal penjualaan serta sebagai acuan yang bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan yaitu untuk memberikan gambaran mengenai peranan audit internal dalam meningkatkan efekifitas pengendalian internal penjualaan.

2. Bagi pihak lain yang membutuhkan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dan data penelitian selanjutnya.

3. Bagi penulis sendiri :

• Menambah wawasan praktek mengenai peranan audit internal dalam meningkatkan efektifitas pengendalian internal penjualaan.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

6 Universitas Kristen Maranatha

• Memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas kristen Maranatha.


(15)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

114 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Bab IV dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan audit internal telah menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan yang dilaksanakan oleh Kencana Berlian Makmur Yamaha Sales Operation Cabang Pasteur. Hal ini didukung dengan data statistik menggunakan rumus

Rank Spearman dan Product Moment, hasil menunjukkan bahwa r = 0,9176 dan KD = s

84,2% serta uji t dimana t- hitung sebesar 7,2997 > dari t- tabel yang sebesar 1,782 yang berarti hipotesis yang penulis ajukan yakni:

Ho : Audit internal pada PT. Kencana Berlian Makmur. Yamaha Sales Operation Cabang Pasteur diterapkan secara memadai tidak dapat menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan.

Ha : Audit internal pada PT. Kencana Berlian Makmur. Yamaha Sales Operation Cabang Pasteur diterapkan secara memadai dapat menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan.

Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hipotesis yang penulis ajukan jika pemeriksaan Audit Internal dilakukan dengan baik maka akan menunjang efektivitas pengendalian internal dapat diterima.

Peranan audit internal dalam perusahaan sudah memadai hal ini dapat dilihat sebagai berikut :


(16)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

115 Universitas Kristen Maranatha

1. Kualifikasi Audit Internal terdapat beberapa bagian pokok dalam penjabarannya seperti:

• Independensi Audit Internal Dilihat dari struktur organisasi, bagian audit internal, diberi keleluasaan untuk menyelesaikan tanggung jawab pelaksanaan audit sehingga dapat dihasilkan laporan yang dapat membantu manajemen kearah yang lebih baik.

• Kompetensi Audit internal, audit internal adalah orang- orang yang berpengetahuan dan mempunyai kemampuan dalam bidang audit dan bertanggung jawab langsung kepada Branch manager, sehingga tugas- tugas dilakukan secara objektif dan independen.

2. Audit internal yang memadai dapat dilihat dari program audit yang dilaksanakan dengan lebih terarah, menyeluruh, terpadu, rencana audit yang lengkap, dan pelaksanaanya lebih efektif dan efesien sehingga tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat tercapai.

3. Pelaksanaan audit internal yang sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab dari audit internal, yang berfungsi membantu manajemen dalam mengawasi operasional perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

4. Tiap laporan pemeriksaan telah memuat ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan, disusun dengan baik, menyajikan informasi yang layak serta pernyataan bahwa pemeriksaan telah sesuai dengan norma pemeriksaan SPI.


(17)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

116 Universitas Kristen Maranatha

5. Pemantauan tindak lanjut secara terus menerus dan dilakukan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan bahwa temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan dengan tepat.

Sedangkan pelaksanaan Pengendalian internal dalam perusahaan pun sudah memadai hal ini dapat dilihat dari aktivitas pengendalian internal perusahaan yang berjalan baik yang ditunjukan dengan hal sebagai berikut:

1. Penetapan lingkungan pengendalian PT. Kencana Berlian Makmur Yamaha cabang Pasteur dapat dijelaskan berdasarkan faktor- faktor berikut ini:

• Integritas dan Nilai Etika.

• Komitmen terhadap kompetensi

• Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab

• Falsafah manajer dan gaya operasi

• Struktur organisasi

• Kebijakan dan Prosedur kepegawaian

2. Penetapan penaksiran resiko manajeman yang dilakukan oleh PT. Kencana Berlian Makmur. Yamaha Sales Operation Cabang Pasteur didasarkan kepada:

• Teknologi dimanfaatkan agar karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien.

• Perusahaan berupaya meminimalkan resiko yang mungkin terjadi dengan penyeleksian karyawan pada posisi yang tepat.


(18)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

117 Universitas Kristen Maranatha

• Perkembangan yang cepat dalam suatu perusahaan biasanya diikuti dengan risiko yang tinggi.

3. Informasi dan Komunikasi

Informasi yang tersedia sangat membantu dalam memonitor setiap aktivitas perusahaan serta Komunikasi dalam perusahaan sangat baik. Hal ini dapat terlihat melalui penjualan yang sangat baik, sehingga jarang terjadi kesalahpahaman dalam mengelola pesanan penjualan dari costumer.

4. Aktivitas pengendalian yang berupa hal- hal sebagai berikut:

• Pemisahan tugas yang memadai

• Dokumen dan catatan yang memadai

• Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan

• Pengecekan secara independen

• Otorisasi atas transaksi dan aktivitas

6. Pemantauan tindak lanjut terhadap perusahaan dilakukan dengan pengawasan yang berkesinambungan terhadap kegiatan operasional penjualan

Tujuan pengendalian internal dilaksanakan dengan efektif dengan adanya unsur- unsur tujuan umum dan khusus pengendalian internal. Tujuan umum dari pengendalian internal itu antara lain:

• Keandalan laporan keuangan

• Efektivitas dan efisiensi operasi


(19)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

118 Universitas Kristen Maranatha

Tidak hanya itu ada tujuan khusus yang telah ditetapkan yakni sebagai berikut:

• Penjualan yang tidak dicatat adalah konsumen yang tidak fiktif (keabsaan)

• Transaksi penjualan telah dicatat keseluruhanya (kelengkapan)

• Penjualan yang dicatat telah dinilai dengan jumlah yang benar (penilaian)

• Transaksi penjualan telah diklasifikasikan dengan tepat (klasifikasi)

• Transaksi penjualan telah dicatat pada waktu yang tepat (tepat waktu)

• Penjualan telah diposting dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran)

Dari tujuan pengendalian internal yang telah ditetapkan oleh perusahaan maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah cukup memadai dalam penerapan pengendalian internal

Meskipun pengendalian internal sudah memadai dan efektif namun masih ada kekurangan dalam pelaksanaan pengendalian internal terhadap penjualan pada PT. Kencana Berlian Makmur. Yamaha Sales Operation Cabang Pasteur. Berikut kelemahan yang terdeteksi oleh peneliti:

1. Masih adanya perangkapan jabatan oleh orang yang sama yaitu, Branch Manager juga merangkap tugas sebagai auditor internal.

2. Sistem flowchart pada prosedur penjualan tidak ada.

3. Laporan hasil audit seharusnya ditandatangi juga oleh Branch Manager namun tidak dilakukan.


(20)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

119 Universitas Kristen Maranatha

4. Proses pengendalian fisik (stock opname) hanya dilakukan oleh auditor tidak mengikut sertakan Branch Manager.

5.2 Saran

Saran yang diberikan penulis kepada perusahaan untuk mengatasi kelemahan adalah sebagai berikut:

1. Terus melakukan peningkatan pengendalian internal dengan cara secara terus menerus melakukan pengembangan dan perbaikan, khususnya pengendalian internal penjualan.

2. Melakukan pelatihan terhadap karyawan guna meningkatkan kompetensi sehingga prosedur pengendalian internal tetap terjaga.

3. Melakukan survei kepada konsumen untuk mengevaluasi kinerja dan kepuasan pelanggan dalam perusahaan.

4. Melakukan pemisahan fungsi pemisahan tugas guna menghindarkan terjadinya penyalahan gunaan wewenang.

5. Sistem flowchart pada prosedur penjualan harap dilakukan oleh perusahaan.

6. Sebaiknya Branch Manager tidak merangkap tugas sebagai Internal Auditor. Tugas internal Auditor sebaiknya diberikan kepada orang yang independen dan berkompeten agar lebih efektif.

7. Proses pengendalian fisik (stock opname) Branch Manager ikut serta melakukan ditemani oleh orang ketiga yang independent.


(21)

 

Universitas Kristen Maranatha 

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N, Vijay Govindarajan 2003 Management Control System Edisi 11. Singapore McGraw – Hill, Co

Arens, Alvin A, Elder, Randal J and Beasley , Mark 8 2006 Auditing and Assurance Service an Integreted Apporach, 11 Edition, New Jersey Pearson Education Inc Upper th Saddle River

Ikatan Akuntansi Indonesia 2001 Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta Salemba Empat

Komarudin, 1994, Ensiklopedia Manajemen Edisi Kedua Jakarta Bumi Aksara

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal 2004 Standar Profesi Audit Internal , Jakarta.

Swastha, Basu Manajemen Penjualan Yogyakarta BPPG, 2001.

Tugiman, Hiro 1997, Standar Profesional Audit Internal Edisi Kedua Yogyakarta Kansius


(1)

115 Universitas Kristen Maranatha 1. Kualifikasi Audit Internal terdapat beberapa bagian pokok dalam penjabarannya

seperti:

• Independensi Audit Internal Dilihat dari struktur organisasi, bagian audit internal, diberi keleluasaan untuk menyelesaikan tanggung jawab pelaksanaan audit sehingga dapat dihasilkan laporan yang dapat membantu manajemen kearah yang lebih baik.

• Kompetensi Audit internal, audit internal adalah orang- orang yang berpengetahuan dan mempunyai kemampuan dalam bidang audit dan bertanggung jawab langsung kepada Branch manager, sehingga tugas- tugas dilakukan secara objektif dan independen.

2. Audit internal yang memadai dapat dilihat dari program audit yang dilaksanakan dengan lebih terarah, menyeluruh, terpadu, rencana audit yang lengkap, dan pelaksanaanya lebih efektif dan efesien sehingga tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat tercapai.

3. Pelaksanaan audit internal yang sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab dari audit internal, yang berfungsi membantu manajemen dalam mengawasi operasional perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

4. Tiap laporan pemeriksaan telah memuat ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan, disusun dengan baik, menyajikan informasi yang layak serta pernyataan bahwa pemeriksaan telah sesuai dengan norma pemeriksaan SPI.


(2)

116 Universitas Kristen Maranatha 5. Pemantauan tindak lanjut secara terus menerus dan dilakukan tindak lanjut (follow

up) untuk memastikan bahwa temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan dengan tepat.

Sedangkan pelaksanaan Pengendalian internal dalam perusahaan pun sudah memadai hal ini dapat dilihat dari aktivitas pengendalian internal perusahaan yang berjalan baik yang ditunjukan dengan hal sebagai berikut:

1. Penetapan lingkungan pengendalian PT. Kencana Berlian Makmur Yamaha cabang Pasteur dapat dijelaskan berdasarkan faktor- faktor berikut ini:

• Integritas dan Nilai Etika. • Komitmen terhadap kompetensi

• Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab • Falsafah manajer dan gaya operasi

• Struktur organisasi

• Kebijakan dan Prosedur kepegawaian

2. Penetapan penaksiran resiko manajeman yang dilakukan oleh PT. Kencana Berlian Makmur. Yamaha Sales Operation Cabang Pasteur didasarkan kepada:

• Teknologi dimanfaatkan agar karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien.

• Perusahaan berupaya meminimalkan resiko yang mungkin terjadi dengan penyeleksian karyawan pada posisi yang tepat.


(3)

117 Universitas Kristen Maranatha • Perkembangan yang cepat dalam suatu perusahaan biasanya diikuti dengan

risiko yang tinggi. 3. Informasi dan Komunikasi

Informasi yang tersedia sangat membantu dalam memonitor setiap aktivitas perusahaan serta Komunikasi dalam perusahaan sangat baik. Hal ini dapat terlihat melalui penjualan yang sangat baik, sehingga jarang terjadi kesalahpahaman dalam mengelola pesanan penjualan dari costumer.

4. Aktivitas pengendalian yang berupa hal- hal sebagai berikut: • Pemisahan tugas yang memadai

• Dokumen dan catatan yang memadai • Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan • Pengecekan secara independen

• Otorisasi atas transaksi dan aktivitas

6. Pemantauan tindak lanjut terhadap perusahaan dilakukan dengan pengawasan yang berkesinambungan terhadap kegiatan operasional penjualan

Tujuan pengendalian internal dilaksanakan dengan efektif dengan adanya unsur- unsur tujuan umum dan khusus pengendalian internal. Tujuan umum dari pengendalian internal itu antara lain:

• Keandalan laporan keuangan • Efektivitas dan efisiensi operasi


(4)

118 Universitas Kristen Maranatha Tidak hanya itu ada tujuan khusus yang telah ditetapkan yakni sebagai berikut:

• Penjualan yang tidak dicatat adalah konsumen yang tidak fiktif (keabsaan) • Transaksi penjualan telah dicatat keseluruhanya (kelengkapan)

• Penjualan yang dicatat telah dinilai dengan jumlah yang benar (penilaian) • Transaksi penjualan telah diklasifikasikan dengan tepat (klasifikasi) • Transaksi penjualan telah dicatat pada waktu yang tepat (tepat waktu)

• Penjualan telah diposting dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran)

Dari tujuan pengendalian internal yang telah ditetapkan oleh perusahaan maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah cukup memadai dalam penerapan pengendalian internal

Meskipun pengendalian internal sudah memadai dan efektif namun masih ada kekurangan dalam pelaksanaan pengendalian internal terhadap penjualan pada PT. Kencana Berlian Makmur. Yamaha Sales Operation Cabang Pasteur. Berikut kelemahan yang terdeteksi oleh peneliti:

1. Masih adanya perangkapan jabatan oleh orang yang sama yaitu, Branch Manager juga merangkap tugas sebagai auditor internal.

2. Sistem flowchart pada prosedur penjualan tidak ada.

3. Laporan hasil audit seharusnya ditandatangi juga oleh Branch Manager namun tidak dilakukan.


(5)

119 Universitas Kristen Maranatha 4. Proses pengendalian fisik (stock opname) hanya dilakukan oleh auditor tidak

mengikut sertakan Branch Manager.

5.2 Saran

Saran yang diberikan penulis kepada perusahaan untuk mengatasi kelemahan adalah sebagai berikut:

1. Terus melakukan peningkatan pengendalian internal dengan cara secara terus menerus melakukan pengembangan dan perbaikan, khususnya pengendalian internal penjualan.

2. Melakukan pelatihan terhadap karyawan guna meningkatkan kompetensi sehingga prosedur pengendalian internal tetap terjaga.

3. Melakukan survei kepada konsumen untuk mengevaluasi kinerja dan kepuasan pelanggan dalam perusahaan.

4. Melakukan pemisahan fungsi pemisahan tugas guna menghindarkan terjadinya penyalahan gunaan wewenang.

5. Sistem flowchart pada prosedur penjualan harap dilakukan oleh perusahaan.

6. Sebaiknya Branch Manager tidak merangkap tugas sebagai Internal Auditor. Tugas internal Auditor sebaiknya diberikan kepada orang yang independen dan berkompeten agar lebih efektif.

7. Proses pengendalian fisik (stock opname) Branch Manager ikut serta melakukan ditemani oleh orang ketiga yang independent.


(6)

Universitas Kristen Maranatha 

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N, Vijay Govindarajan 2003 Management Control System Edisi 11. Singapore McGraw – Hill, Co

Arens, Alvin A, Elder, Randal J and Beasley , Mark 8 2006 Auditing and Assurance Service an Integreted Apporach, 11 Edition, New Jersey Pearson Education Inc Upper th Saddle River

Ikatan Akuntansi Indonesia 2001 Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta Salemba Empat

Komarudin, 1994, Ensiklopedia Manajemen Edisi Kedua Jakarta Bumi Aksara

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal 2004 Standar Profesi Audit Internal , Jakarta.

Swastha, Basu Manajemen Penjualan Yogyakarta BPPG, 2001.

Tugiman, Hiro 1997, Standar Profesional Audit Internal Edisi Kedua Yogyakarta Kansius