PENDAHULUAN IMPLEMENTASI WHOLE LANGUAGE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS MENULIS PENGALAMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KINGKANG TAHUN 2010/2011.

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa utama dalam keterampilan
berbahasa, baik di dalam maupun di luar sekolah. Oleh karena itu
keterampilan berbahasa pada siswa Sekolah Dasar (SD) harus diupayakan
sebaik-baiknya. Di dalam KTSP kelas V SD tertulis enam tujuan program
pengajaran bahasa Indonesia, satu diantaranya siswa mampu menulis karangan
berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan
ejaan. Hal ini berarti bahwa pelajaran menulis terutama mengarang
mendapatkan perhatian khusus dalam hal pilihan kata dan penggunaan ejaan.
Pelajaran menulis (mengarang) di SD harus berdasarkan tema atau topik yang
sudah ditentukan dalam kurikulum. Tema-tema tersebut tidak semuanya telah
dikenal atau diketahui oleh siswa, akibatnya siswa merasa kesulitan untuk
menulis. Tugas gurulah yang harus mengkonkretkan tema-tema yang masih
dianggap

abstrak


oleh

siswa

melalui

penggunaan

media

sehingga

memudahkan pemahaman siswa akan maksud tema tersebut.
Kemampuan berbahasa aspek menulis difokuskan agar siswa mampu
mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan
dalam menyusun karangan, menulis surat pribadi, meringkas buku
bacaan, membuat poster, dan menulis catatan dalam buku harian.
Sedangkan pada kemampuan bersastra, standar kompetensi aspek
Menulis dijadikan satu dengan aspek keterampilan lainnya, yakni siswa
mengapresiasi ragam sastra anak melalui mendengarkan dan

menanggapi cerita pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama
anak tanpa teks, dan menulis puisi bebas (Depdiknas, 2006:16).

1

2
Berdasarkan dialog dan observasi kreativitas anak dalam menulis
terbilang masih rendah, para siswa cenderung malas dan belum bisa
menuangkan gagasan dan pemikiran dalam bentuk tulisan. Kelemahan
tersebut diperkuat oleh faktor pendidik yang terbiasa menekankan teori
daripada praktik. Membiasakan siswa menuangkan gagasan dalam tulisan
merupakan langkah awal yang tepat sebagai proses penanaman budaya
menulis kreatif. Untuk menghidupkan kemauan dan membiasakan siswa
melatih keterampilan menulis, perlu formula dalam mengontruksi hal itu.
Kreativitas adalah jantung dari inovasi. Tanpa kreativitas tidak akan ada
inovasi. Sebaliknya, semakin tinggi kreativitas, jalan ke arah inovasi
semakin lebar pula. Dalam kreativitas, dikenal dua pola berpikir.
Pertama adalah pola pikir produktif yang artinya jika dihadapkan pada
suatu masalah, seseorang akan berusaha menemukan cara berpikir
berbeda, cara pandang baru (sekalipun tidak selalu orisinil), sikap dan

perilaku berbeda, merespon dengan cara-cara non konvensional, bahkan
unik. Pola semacam inilah yang membuka jalan dan selalu merangsang
kreativitas seseorang. Kedua, adalah pola pikir reproduktif yang artinya
jika dihadapkan pada masalah, seseorang akan cenderung merespon
dengan cara yang sama, mengulang pola pikir atau cara pemecahan lama
yang sudah terbukti berhasil. Itu sebabnya pola pikir reproduktif menjadi
salah satu penyebab utama kekakuan berpikir, dan dengan demikian
menjadi arah kreativitas. Seringkali, pola pikir reproduktif berlangsung
secara mekanikal atau nyaris otomatis, dan ini terkondisikan oleh hasil
pendidikan model skolastik atau lingkungan yang menuntut cara-cara
berpikir praktis dan sangat terstruktur. Sampai pada saat kita terakhir
dalam upaya pencarian variasi solusi, di titik itulah baru kita sadari
keterbatasan pola pikir reproduktif (Bunaiya, 2005 diakses 17 April
2010 dari www.mail-archive.com).
Kreativitas perlu dimiliki oleh siswa SD guna menunjang kemampuan
siswa dalam membuat karangan atau menulis sehingga siswa dalam
mengarang tidak monoton. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa,
baik dalam isi karangan yang bersifat monoton ataupun ketidakmampuan
dalam memberikan tanda baca pada kalimat merupakan masalah penting yang


3
menunjukkan kreativitas siswa rendah. Oleh sebab itu, perlu perhatian dan
segera dilakukan pembenahan sehingga siswa dapat mengarang dengan
menggunakan kosa kata yang kreatif dan menggunakan tanda baca yang
benar, serta mampu mengeluarkan gagasan-gagasan dalam bentuk tulisan.
Faktor kurangnya keberhasilan pendidikan di SD antara lain, masih
banyak guru kelas yang masih menggunakan pendekatan komunikatif
sehingga metode yang digunakan dalam pembelajaran bersifat monoton yaitu
menggunakan metode ceramah dan tugas. Akibat pemilihan pendekatan yang
digunakan guru tidak mengalami perubahan, maka hasil pembelajaran bahasa
belum dapat meningkat secara maksimal. Guru perlu melakukan perubahan
dalam pemilihan pendekatan pembelajaran.
Permasalahan di atas diperkuat dengan pendapat Samawi (dalam Kus
Eddy Sartono, 2009: 42) yang menyatakan bahwa banyak faktor yang
menyebabkan keberhasilan atau kegagalan pendidikan, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain: motivasi belajar,
intelegensia, kebiasaan dan percaya diri. Sedangkan faktor eksternal
yang terdapat di luar siswa.
Keadaan di atas tidak jauh berbeda dengan keadaan siswa V di SD
Negeri 2 Kingkang, Klaten. Siswa SD Negeri 2 Kingkang belum mampu

mengembangkan kreativitas yang berupa ide-ide atau gagasan yang ada dalam
diri siswa. Hal ini dapat dilihat dari tugas mengarang dari guru kelas kepada
siswa mempunyai tema yang sama dan bahasa yang bersifat monoton.
Kenyataan ini membuktikan bahwa siswa SD kurang memiliki kekayaan
dalam kosa kata sehingga kata-kata yang disusun dalam kalimat bersifat
monoton. Di sisi lain, penguasaan tanda baca dalam menulis kurang dikuasai
oleh siswa. Hasil karangan siswa banyak kesalahan dalam menempatkan tanda
baca atau penggunaan huruf awal yang seharusnya besar ditulis kecil. Banyak

4
siswa yang belum mampu menempatkan tanda baca dalam kalimat. Siswa
belum dapat menggunakan tanda baca pada kalimat tanya, tanda titik pada
kalimat informasi, dan tanda seru untuk kalimat perintah atau permohonan.
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa, baik dalam isi karangan
yang bersifat monoton ataupun ketidakmampuan dalam memberikan tanda
baca pada kalimat merupakan masalah penting yang perlu perhatian dan
segera dilakukan pembenahan sehingga siswa dapat mengarang dengan
menggunakan tanda baca yang benar dan mampu mengeluarkan gagasangagasan dalam bentuk tulisan. Keterampilan menulis dengan baik dan benar
dapat dilakukan siswa dengan belajar.
Dari berbagai permasalahan yang dipaparkan di atas, perlu dicari

pemecahan permasalahan yaitu dengan menerapkan strategi baru dalam
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Tidak sekedar ceramah yang
selama ini di lakukan dalam pembelajaran. Salah satunya yaitu guru dapat
menerapkan suatu pendekatan di dalam suatu pembelajaran, salah satu
pendekatan ini guru dapat menerapkan pendekatan whole language dalam
proses belajar mengajar.
Pendekatan whole language dalam pembelajaran bahasa Indonesia
sebagai sebuah keterampilan, antara lain pengintegrasian antara bentuk dan
makna, penekanan pada kemampuan berbahasa praktis, dan interaksi yang
produktif antara guru dengan siswa. Prinsip pertama menyarankan agar
pengetahuan dan keterampilan berbahasa yang diperoleh, berguna dalam
komunikasi sehari-hari. Dengan kata lain, agar dihindari penyajian materi
(khususnya kebahasaan) yang tidak bermanfaat dalam komunikasi sehari-hari,
misalnya, pengetahuan tata bahasa Indonesia yang sangat linguistis.

5
Prinsip kedua menekankan bahwa melalui pengajaran bahasa Indonesia,
siswa diharapkan mampu menangkap ide yang diungkapkan dalam bahasa
Indonesia, baik lisan maupun tertulis, serta mampu mengungkapkan gagasan
dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. Penilaian hanya

sebagai sarana pembelajaran bahasa, bukan sebagai tujuan.
Adapun prinsip ketiga mengharapkan agar di kelas bahasa tercipta siswa
pemakai bahasa Indonesia yang produktif. Tidak ada peran guru yang
dominan. Guru diharapkan sebagai ‘pemicu’ kegiatan berbahasa lisan dan
tulis. Peran guru sebagai orang yang tahu atau pemberi informasi pengetahuan
bahasa Indonesia agar dihindari. Bahasa, di sekolah, sebagai alat untuk
mengajar dan belajar. Melalui penggunaan bahasa, guru mengkomunikasikan
apa yang diajarkan dan siswa mengekspresikan apa yang siswa pelajari.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penlitian ini dipilih judul yaitu
”Implementasi Whole Language Sebagai Upaya Peningkatan Kreativitas
Menulis Pengalaman dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa
Kelas V SD Negeri 2 Kingkang Tahun 2010/2011”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan di
atas, agar permasalahan dapat dibahas secara optimal, maka penulis
merumuskan permasalahan, sebagai berikut: Apakah implementasi pendekatan
whole language dapat meningkatkan kreativitas menulis pengalaman pada
pembelajaran bahasa Indonesia kelas V SD Negeri 2 Kingkang Tahun
2010/2011?


6
C. Tujuan penelitian
Sesuai dengan urutan tentang berbagai masalah yang telah di rumuskan,
maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
implementasi pendekatan whole language dalam meningkatkan kreativitas
menulis pengalaman pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kingkang Tahun
2010/2011.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam konteks
kehidupan manusia. Adapun manfaat itu dapat penulis rumuskan sebagai
berikut:
1. Manfaat teoritis
Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Diharapkan hasil dari penelitian ini dijadikan sebagai masukan untuk
pembelajaran menulis pengalaman.
b. Memperkaya kajian pelaksanaan tindakan kelas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru

1) Memberikan masukan positif terhadap pembelajaran keterampilan
menulis.
2) Memberikan solusi pada kesulitan pelaksanaan pembelajaran
menulis.
3) Meningkatkan kinerja sehingga kualitas pembelajaran menulis di
kelas semakin meningkat dan bermakna bagi siswa.

7
b. Bagi siswa
1) Menambah motivasi menulis siswa.
2) Membantu

mengatasi

kesulitan

siswa

dalam


mengikuti

pembelajaran menulis.
c. Bagi sekolah
Dengan hasil penelitian ini sekolah dapat mengembangkan dan
memperbaiki iklim pembelajaran bahasa Indonesia dalam rangka
meningkatkan kompetensi berbahasa Indonesia siswa.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN TEKNIK MIND MAPPING PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PAHOMAN

0 14 20

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT UNDANGAN MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TANGKIT SERDANG PUGUNG TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 23 120

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 12 61

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA POKOK BAHASAN MENULIS SURAT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BUMIARUM KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS PROSA NONFIKSI MELALUI PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS V SD NEGERI 4 ADIPURO TRIMURJO

0 11 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN 2 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 20

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI STRATEGI INKUIRI PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BANDAR SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 0 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE BERVARIASI PADA SISWA KELAS I SDN 12 BETUMONGA ARTIKEL

0 2 23

PENGARUH PENGGUNAAN VCT TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI ANAK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD

0 0 10

PENGUATAN KARAKTER TOLERAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS WHOLE LANGUAGE DI MADRASAH IBTIDAIYAH

0 0 24