PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE BERVARIASI PADA SISWA KELAS I SDN 12 BETUMONGA ARTIKEL

BERVARIASI PADA SISWA KELAS I SDN 12 BETUMONGA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE

BERVARIASI PADA SISWA KELAS I SDN 12 BETUMONGA Yusmaneti¹, Yetty Morelent¹, Agustina²

¹Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta ²Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang

ABSTRACT

The problem faced by the first graders of 12 Betumonga Elementary School (SDN 12 Betumonga), Mentawai Archipelago residenciy is the low level of preliminary writing in learning Indonesia Language. The reason is because teachers do not use various methods in teaching, so that the students are not motivated to write. To solve the problem, the teachers / researchers conduct a study on class action to improve teachers’ performance and the students’ learning process to upgrade the study result grade on preliminary writing. The researchers conducted the study in two cyles using Hopkins Model (Sanjaya, 2013:53), the first cycle was conducted in three meetings on November 2,5, and 9, 2015 respectively; the second cycle was conducted in two meetings on Desember 7 and 10, 2015 respectively. According to Hopkins, class action study is conducted spirally starting from detecting the problem, planning and conducting observation and reflection, replanning; executing the action and so on. Class action study conducted by the researchers use various methods, namely : talk, question- answer and exercise. On the first meeting, the researchers used 2 methods like talk and question – answer, so that the student’ grade points on cycle I are 68,80,68, 72, 72, 72, 76, 68, 52, 56, 56, 68, 64,

56, 64, with the total of 992 and the mean of 66.13; grade point 80 is

Keywords : Poor writing skills

ABSTRAK

Permasalahan yang dihadapi siswa kelas I SDN 12 Betumonga Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam Pembelajaran bahasa Indonesia adalah rendahnya keterampilan menulis permulaan siswa kelas I dalam Pembelajaran bahasa Indonesia. Penyebab antara lain karena guru tidak menggunakan metode bervariasi dalam mengajar, sehingga siswa tidak termotivasi untuk menulis siswa hanya diam mendengar. Untuk memecahkan masalah ini guru melakukan penelitian tindakan kelas, tujuannya untuk meningkatkan kinerja guru dan meningkatkan proses belajar siswa sehingga nilai hasil belajar keterampilan menulis siswa dapat di tingkatkan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas model Hopkins yang dilakukan melalui dua siklus, dengan menggunakan metode bervariasi. Pada siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan mulai dari tanggal 2 November, tanggal 5 November, dan tanggal 9 November 2015 dari berbagai tindakan yang dilakukan guru dengan menggunakan metode bervariasi, dilanjutkan ke siklus II yang dilaksanakan dua kali pertemuan pada 7 Desember dan 10 Desember 2015, dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab ditambah dengan metode latihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan guru dengan berbagai tindakan dalam proses belajar-mengajar dengan menggunakan metode bervariasi dapat diterapkan di SDN 12 Betumonga. Hal ini dibuktikan dengan nilai hasil belajar siswa pada siklus I rata-rata 66,13, sehingga pada siklus II meningkat menjadi 74. Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode bervariasi dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa,karena siswa belajar dengan rajin, termotivasi, disiplin, dan bersemangat.

Kata kunci: Rendahnya keterampilan menulis

Pendahuluan

keterampilan menulis permulaan siswa kelas I di sekolah Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup

Nilai

tersebut masih rendah. Penyebabnya empat keterampilan berbahasa, yakni:

antara lain adalah faktor lingkungan, mendengar, berbicara, membaca, dan

faktor ekonomi, tidak adanya dukungan menulis. Salah satu keterampilan bahasa

dari orang tua, kurangnya latihan menulis, yang cukup kompleks adalah menulis.

kurang mengerti bahasa Indonesia. Siswa Menulis merupakan salah satu jenis

tidak mengerti bagaimana cara menulis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai

yang benar, menulis dilakukan karena siswa untuk mengungkapkan pikiran dan

terpaksa, sarana dan prasarana di sekolah mengkomunikasikan ide-ide kepada orang

mendukung, siswa tidak lain.

tidak

menggunakan waktu yang tersedia dengan Dalam komunikasi tulis terdapat

baik, siswa sering keluar masuk saat empat unsur yang terlibat: penulis sebagai

proses belajar mengajar berlangsung, penyampai pesan (penulis), pesan atau isi

kurang tepatnya guru dalam menggunakan tulisan , saluran atau media berupa tulisan,

metode dan tidak menggunakan media dan pembaca sebagai penerima pesan.

pembelajaran.

Keterampilan menulis sudah diajarkan di Maka sebagai upaya untuk sekolah-sekolah mulai dari taman kanak-

meningkatkan keterampilan menulis siswa, kanak sampai pada tingkat perguruan tinggi,

perlu ditingkatkan penggunaan metode Majunya suatu bangsa ditandai dengan

bervariasi. Untuk mengatasi masalah yang masyarakatnya yang rajin menulis dan

di hadapi oleh siswa kelas I SDN 12 menganggap menulis sebagai suatu

Betumonga dan meningkatkan hasil kebutuhan yang sangat penting dalam

belajar siswa, guru harus melakukan kehidupan, baik dalam bidang pendidikan

(PTK) penelitian tindakan kelas yang maupun dalam bidang perdagangan.

dilakukan di dalam kelas. Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tujuan untuk meningkatkan kinerja terdiri dari Kecamatan Sipora Utara dan

guru dan hasil belajar siswa. Penelitian Kecamatan Sipora Selatan, pada kecamatan

tindakan kelas yang dilakukan peneliti di Sipora Utara bagian pantai Barat berdirilah

SDN 12 Betumonga ini, menggunakan sebuah sekolah bernama SDN 12 analisis data kualitatif dan data kuantitatif.

Betumonga. Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar Betumonga. Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar

dapat memberikan manfaat terhadap kuantitatif digunakan untuk menentukan

perbaikan kualitas pendidikan dan peningkatan hasil belajar siswa sebagai

pembelajaran.

pengaruh dari setiap tindakan yang

1. Manfaat Teoretis

dilakukan guru. Secara teoritis penelitian tindakan Dalam penelitian ini peneliti

diharapkan dapat mengkaitkan

kelas

ini

mengembangkan metode bervariasi pada pembelajaran, yakni perkembangan skill-

proses peningkatan keterampilan menulis skil otot untuk bisa membuat pergerakan

dalam pembelajaran bahasa Indonesia dalam menulis (psikomotor), pertumbuhan

pada siswa kelas I SDN 12 Betumonga. prilaku atau nilai (afektif), dan pemerolehan

2.Manfaat Praktis

ilmu pengetahuan dan skill intelektual

a. bagi siswa, diharapkan hasil (kognitif). Serta menggunakan media

penelitian ini dapat meningkatkan gambar karena media sangat berperan

menulis dalam penting dalam proses belajar mengajar.

keterampilan

pembelajaran bahasa Indonesia Untuk meningkatkan kinerja guru

dengan menggunakan metode dan

bervariasi pada siswa kelas I SDN keterampilan menulis permulaan, peneliti

hasil belajar siswa

dalam

12 Betumonga Kabupaten menggunakan metode bervariasi seperti:

Kepulauan Mentawai. metode ceramah, metode tanya jawab,

b. bagi guru, diharapkan hasil dan metode latihan, karena peranan

penelitian ini dapat meningkatkan metode sangatlah penting dalam proses

kemampuan guru dalam merancang belajar mengajar. .

pembelajaran untuk Rumusan masalah dari penelitian

metode

peningkatan keterampilan menulis ini adalah: adakah pengaruh metode

siswa kelas I SDN 12 Betumonga. bervariasi terhadap hasil belajar siswa kelas

c.bagi sekolah, diharapkan hasil

I SDN 12 Betumonga, dan bagaimanakah penelitian tindakan kelas ini dapat proses peningkatan keterampilan menulis

memberikan masukan positif dan permulaan setelah di terapkan metode

alternatif model pembelajaran

menjadi

pembelajaran Pendidikan Bahasa pembelajaran bahasa Indonesia pada

bervariasi

dalam

sehingga mampu siswa kelas I SDN 12 Betumonga

Indonesia

meningkatkan kualitas sekolah Kabupaten Kepulauan Mentawai? meningkatkan kualitas sekolah Kabupaten Kepulauan Mentawai?

layaknya pembelajaran membaca yakni, Keterampilan menulis diajarkan kepada

menulis permulaan dan menulis lanjut siswa dengan tujuan agar siswa mampu

(pendalaman). Menulis permulaan diawali menuangkan

dari melatih siswa memegang alat tulis pengalaman, dan pendapatnya dengan benar.

dengan benar, menarik garis, menulis Sitanggang, (2010:1),” menciptakan iklim

huruf, suku kata, kata, dan kalimat budaya menulis akan mendorong seseorang

biasanya diawali atau menjadi lebih aktif, lebih kreatif, dan lebih

sederhana

bersamaan dengan pembelajaran membaca cerdas. Oleh karena itu, untuk dapat menulis

permulaan. Menulis lanjut mulai dari dengan benar diperlukan pembiasaan diri

menulis kalimat sesuai gambar, menulis dengan cara belajar serta berlatih secara

paragraf sederhana, menulis karangan terus menerus dan berberkesinambungan.

pendek dengan bantuan berbagai media Menulis

dengan ejaan yang benar. keterampilan yang membutuhkan keaktifan

merupakan

bentuk

Santosa (2007:14),” dan kreativitas pikiran dalam menuangkan

Menurut

menulis dianggap sebagai proses ataupun ide atau gagasan dalam bentuk tulisan.

suatu hasil, menulis merupakan kegiatan Sedangkan menurut Tarigan (Sitanggang,

seseorang untuk 2010:3),” dalam menulis dituntut kemahiran

yang

dilakukan

menghasilkan sebuah tulisan. Dilihat dari memakai ejaan, komposisi yang baik dalam

prosesnya, menulis mulai dari suatu yang bentuk pengembangan paragraf secara tepat,

tidak tampak, sebab apa yang hendak kita dan keterampilan menulis tidak akan datang

tulis masih berbentuk pikiran dan bersifat secara otomatis, tetapi harus melalui

sangat pribadi.

pelatihan dan

Dalman (2014:93),” terdapat satu bersikenambungan.

praktik

secara

jenis tulisan deskripsi adalah bentuk Sumardjo (Asura, 2005:2),” menulis adalah

tulisan bertujuan memperluas pengetahuan mengungkapkan buah pikiran memerlukan

dan pengalaman pembaca dengan jalan keseriusan, bagaimana menyusun kalimat

melukiskan hakikat objek yangsebenarnya. secara baik, dengan isi yang tersaji secara

Dalman(2014:105),”menjelaskan lagi jenis sistematis, menarik dengan tema yang

tulisan kedua narasi adalah suatu bentuk mengandung greget, dan yang tidak kalah

tulisan yang berusaha menciptakan, penting adalah popular.

mengisahkan, dan merangkaikan tindak Pembelajaran menulis di SD baik

tanduk perbuatan manusia dalam sebuah dalam GBPP SD 1994, maupun dalam KBK

peristiwa

secara

kronologis dan kronologis dan

didiktekan guru Dalman (2014:119),” menambahkan jenis

kalimat

yang

menggunakan huruf sambung dan tulisan ketiga eksposisi adalah untuk

menuliskannya dengan benar. (7) menulis memberikan informasi sesuatu hal yang

rapi kalimat dengan huruf sambung. memperluas pandangan, wawasan atau

(2008:9.25) membagi pengetahuan pembaca. Dalman (2014:137)

Solchan

menulis permulaan menjadi dua tahap, jenis tulisan keempat Argumentasi adalah

yaitu (a) tahap prapenulisan, dan (b) tahap karangan bersifat meyakinkan pembaca agar

penulisan. Tahap prapenulisan bertujuan apa yang ditulis itu benar adanya, tetapi

melatih siswa untuk membiasakan diri tidak untuk mempengaruhi sipembaca.

bersikap baik dan tepat dalam menulis, Dalman (2014:145),” mengemukakan jenis

misal sikap duduk yang benar, pengaturan tulisan kelima persuasi adalah salah satu

jarak mata dan tangan yang tepat pada jenis karangan yang berisi ajakan atau

waktu menulis.

paparan data yang bersifat meyakinkan Tahap penulisan bertujuan melatih sekaligus memengaruhi atau membujuk

siswa untuk dapat menulis dengan sipembaca untuk mengikuti keinginan

sesungguhnya. Kegiatan ini dapat penulis.

dilakukan dengan teknik yang merupakan Tujuan pengajaran menulis terpadu

alternatif model pembelajaran menulis adalah agar siswa dapat berkomunikasi

sebagai berikut: (1) menjiplak (a) dalam bahasa tulis sesuai dengan konteks

menjiplak huruf, (b) menjiplak kalimat, (c) pemakaian bahasa yang wajar (Solchan,

menjiplak wacana sederhana. (2) menyalin 2008:9.5). Solchan (2008:9.6),” menjelaskan

kata, kalimat, dan wacana yang tujuan pembelajaran menulis yang ingin

menggunakan huruf lepas ke huruf latin. dicapai di kelas I SD adalah: (1) bersikap

(3) menatap, dilakukan dengan cara dengan benar dalam menulis garis putus-

(4) menyusun, putus, garis lurus, garis lengkung, lingkaran,

mengamati

objek.

menyusun huruf menjadi kata, menyusun garis pembentuk huruf. (2) menjiplak dan

kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi menebalkan (gambar, lingkaran, bentuk

wacana. (5) melengkapi, melengkapi lurus. (3) menyalin (huruf, kata, kalimat,

kalimat sebagian katanya di hilangkan. (6) angka arab, kalimat atau beberapa kalimat).

menulis halus, membiasakan menulis (4) menulis huruf, kata dan kalimat

dikte, dengan sederhana dengan huruf lepas. (5) menulis

mendengarkan kata, kalimat atau wacana beberapa kalimat sederhana (terdiri atas 3-5

sederhana kepada siswa agar mereka kata) dengan huruf sambung. (6) menulis

menuliskan apa yang di dengar. (8) menuliskan apa yang di dengar. (8)

atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu. gambar.

(2013:97) penerapan Pujiono (2013:5),”mengemukakan

Sumiati

metode pembelajaran meliputi empat tiga fase menulis seperti: (1) Pramenulis

kegiatan utama, yaitu (1) kegiatan awal adalah tahap persiapan untuk menulis. (2)

yang bersifat orientasi. (2) kegiatan inti Penulisan,pe nulis mulai melakukan

dalam proses pembelajaran. (3)penguatan kegiatan menulis. (3) Pascapenulis, tahap

dan umpan balik. (4) penilaian. Sedangkan penghalusan dan penyempurnaan tulisan

menurut Anita (2008:5.4) metode kasar.

mengajar merupakan salah satu komponen Manusia merupakan makhluk yang

yang harus digunakan untuk mencapai perlu berinteraksi dengan manusia lain,

tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membutuhkan alat, sarana atau media yaitu

membentuk kemampuan siswa diperlukan bahasa, bahasa dalam bahasa Inggris-nya

adanya suatu metode atau cara mengajar disebut language berasal dari bahasa latin

yang efektif.

yang berarti lidah, lidah merupakan alat Menurut Sudjana (1989:76) metode ucap. Secara universal, bahasa ialah suatu

mengajar ialah cara yang dipergunakan bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya

guru mengadakan hubungan dengan siswa ujaran, ujaran inilah yang membedakan

pasa saat berlangsung pengajaran, peranan manusia dari makhluk lainnya. Bahasa

metode sebagai alat untuk menciptakan merupakan alat komunikasi antara anggota

proses mengajar dan belajar, dengan kata masyarakat berupa lambang bunyi ujaran

lain terciptanya interaksi edukatif, guru yang dihasilkan oleh alat ucap manusia,

berperan sebagai penggerak sedangkan bahasa mengandung beberapa sifat yakni,

siswa berperan sebagai penerima. sistematik, mana suka, ujar, manusiawi dan

Sriyono, (1992:99) komunikatif.

Menurut

metode ceramah adalah penuturan atau Untuk

penjelasan guru secara lisan, dalam pembelajaran perlu dipikirkan metode

melaksanakan

proses

pelaksanaannya guru dapat menggunakan pembelajaran yang

alat bantu mengajar untuk memperjelas penggunaan

tepat,

ketepatan

uraian yang disampaikan kepada murid- tergantung pada kesesuaian metode

pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu Surakhmad, (1982:98) metode tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,

ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara

sederhana.

interaksi dalam penataran, misalnya, Donald Kauchak, (2009:215)” penceramah (penatar) dapat menggunakan

ceramah mempunyai tiga keuntungan. alat-alat pembantu untuk menjelaskan

Pertama, ketika periode perencanan uraiannya. Tetapi alat utama perhubungan

terbatas untuk menyusun konten, ceramah dengan kelompok pendengar (petatar)

justru sangat menghemat waktu dan adalah bahasa lisan.

tenaga. Kedua, fleksibel ceramah bisa Menurut Sudjana, (1989:77( metode

digunakan untuk hampir semua semua ceramah adalah penuturan bahan pelajaran

bidang konten. Ketiga, relatif sederhana secara lisan, metode ini tidak senantiasa

jika dibandingkan dengan strategi-strategi jelek bila penggunaannya betul-betul

pengajaran yang lain.

disiapkan dengan baik, didukung dengan

Suryosubroto alat dan media, serta memperhatikan batas-

Sedangkan

(2009:156) mengemukakan kelebihan batas kemungkinan penggunaanya.

metode ceramah seperti: (1) guru dapat Menurut

menguasai seluruh arah kelas, dan (2) keuntungan metode ceramah, (1) efesiensi

Sriyono, (1992:100)

organisasi kelas sederhana. Dengan waktu dan tenaga, (2) mudah dilaksanakan

berceramah persiapan satu-satu yang dan pengaturan kelas tidak sulit, (3) guru

diperlukan guru ialah buku catatan/bahan dapat menyampaikan pengalaman dan

pelajaran. Pembicaraan sambil duduk atau pengetahuan secara maksimal tanpa

berdiri. Murid mendengarkan secara diam melupakan tujuan utama, (4) dapat

dan mudah dimengerti, jalan ini paling mencakup jumlah murid yang besar dengan

sederhana untuk mengatur kelas dari pada materi yang luas, (5) guru dapat menguasai

penggunaan metode lain. kelas dengan mudah, (6) meningkatkan

Menurut Sriyono, (1992:100) status guru kalau kalau ia dapat memberikan

kerugian metode ceramah antara lain, (1) pandangan yang luas, (7) Metode ini dapat

menahan pelajar dalam keadaan pasif, (2) memacu semangat siswa, (8) melatih murid

tidak memperlancar pelajar memecahkan memusatkan perhatiannya.

tidak memberikan Surakhmad,

masalah,

kemungkinan bagi guru untuk memeriksa menggunakan metoda ceramah seseorang

dengan

kemajuan belajar anak, (4) sangat akan mengguntungkan, (1) penceramah

memerlukan kemampuan berceramah, (5) dapat menguasai seluruh seluruh arah

cendrung proses satu arah, (6) sulit pembicaraan

mengukur belajar anak.

Surakhmad, (1982:99) kelemahan Perlu memahami bahan peajaran dari segi metoda ceramah ini adalah, (1) penceramah

sequence dan scope (urutan dan luasnya tidak mudah dapat mengetahui sampai

isi). Yang memungkinkan siswa dapat dimana setiap anmggota kelompok telah

tertarik pada pelajaran, memberikan mengerti

contoh-contoh yang kongkrik, sehingga dibicarakan, (2) pada anggota kelompok

siswa dapat memahami apa yang di dapat berbentuk konsep yang berbeda-beda

jelaskan Rostiyah dalam Istarani (2014:7). dari yang dimaksudkan oleh penceramah

1.Tahap persiapan

tersebut.

a. Merumuskan tujuan yang ingin di Donald

Kauchak,

capai, merumuskan tujuan yang ceramah di samping memiliki kelebihan jelas merupakan langkah awal ceramah juga memiliki kekurangan. yang harus dipersiapkan guru, apa Pertama, tidak efektif untuk menarik dan yang dikuasai siswa setelah proses mempertahankan perhatian siswa. Kita pembelajaran berakhir. semua duduk mendengarkan ceramah yang

b. Menentukan pokok materi yang hanya membuat otak pening dengan tujuan akan diceramahkan, keberhasilan untuk melewati waktu agar cepat berlalu. ceramah tergantung penguasaan Kedua, ceramah tidak memungkinkan guru guru tentang materi. untuk memeriksa persepsi dan pemahaman

c. M siswa yang tengah berkembang. Ketiga, empersiapkan alat bantu sehingga ceramah memaksakan sebuah muatan tidak salah persepsi dari siswa, kognitif yang berat pada siswa, sehingga

misal media.

informasi sering di abaikan sebelum siswa

2.Tahap Pelaksanaan

mampu men-encoding dalam ingatan jangka panjang mereka. Keempat, ceramah

Ada tiga langkah yang harus menempatkan siswa pada peran yang pasif.

dilakukan.

Langkah-langkah Metode Ceramah, (1)

a. Langkah pembukaan Guru harus secara trampil merumuskan

Yakinkan siswa memahami tujuan dankongkrit betul-betul dapat tercapai bila

tujuan intruksional,

sangat

khusus

yang akan dicapai, guru terlebih dahulu pelajaran telah berlangsung, (2) Perlu

harus mengarahkan segala aktifitas siswa, mempertimbangkan dari banyak segi,

sehingga siswa termotivasi mengikuti apakah pilihan sudah tepat sehingga dapat

proses pembelajaran melalui metode mencapai tujuan yang telah di rumuskan, (3)

ceramah. Lakukan langkah persepsi, ceramah. Lakukan langkah persepsi,

bertanya siswa menjawab, atau siswa disampaikan.

bertanya

menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan

guru

b. Langkah Penyajian

timbal balik secara langsung antara guru Merupakan tahap penyampaian

dengan siswa.

materi pelajaran dengan bertutur, guru harus Djamarah, (2010:241) metode menjaga perhatian siswa agar tetap terarah tanya jawab adalah suatu cara penyajian pada materi pembelajaran yang sedang bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan disampaikan. Untuk menjaga perhatian yang perlu dijawab oleh anak didik, hal-hal yang harus dilakukan : dengan metode tanya jawab dapat di

a. Menjaga kontak mata secara terus kembangkan keterampilan mengamati, menerus dengan siswa

menginterpretasi,

mengklasifikasikan,

b. Gunakan bahasa yang mudah membuat kesimpulan, menerapkan, dan dicernah siswa. mengkomunikasikan. Penggunaan metode

c. Sajikan materi pelajaran secara tanya jawab bermaksud memotivasi anak sistimatis tidak melompat-lompat.

didik untuk bertanya selama proses belajar mengajar, atau guru yang bertanya

d. Jaga agar kelas tetap konduksif dan (mengajukan pertanyaan) dan anak didik menggairahkan untuk belaj

menjawabnya.

Solchan (2008:3.18) tujuan untuk

c. Langkah

mengakhiri

atau

mengecek pemahaman siswa terhadap

menutup ceramah

ceramah yang baru diberikan atau

a. Membimbing siswa untuk menarik pertanyaan yang diajukan guru untuk

kesimpulan atau merangkum materi mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran yang bari disampaikan. bacaan yang telah dibaca. Jika teknik tanya

b. Merangsang siswa untuk mengetahui jawab kita laksanakan pada waktu

kemampuan siswa menguasai materi membuka pelajaran, secara tidak langsung

pembelajaran yang baru saja kita sudah melaksanakan prites, yaitu disampaikan. untuk menjajaki sampai di mana

Menurut Sudjana, (1989:78) metode penguasaan siswa terhadap bahan yang

tanya jawab adalah metode mengajar yang

akan kita berikan.

memungkinkan terjadinya

komunikasi

Menurut Djamarah, (2010:241) langsung, sebab pada saat yang sama terjadi

Kelebihan metode tanya jawab, (1) lebih Kelebihan metode tanya jawab, (1) lebih

nilai salah.

cepat mengerti, karena memberi kesempatan Menurut Djamarah, (2010:242) kepada anak didik untuk menanyakan hal-

metode latihan disebut juga metode hal yang belum jelas atau belum mengerti

training, yaitu suatu cara mengajar untuk sehingga guru dapat menjelaskan kembali,

kebiasaan-kebiasaan (3) mengetahui perbedaan pendapat antara

menanamkan

tertentu. Juga, sebagai sarana untuk anak didik dan guru, dan akan membawa

memelihara kebiasaan-kebiasaan yang kearah suatu diskusi, (4) pertanyaan dapat

baik, metode latihan dapat juga digunakan menarik dan memusatkan perhatian anak

untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, didik. Menurut Sriyono, (1992:104) manfaat

kesempatan, dan keterampilan. metode tanya jawab, (1) mendorong siswa

Menurut Sriyono, (1992:112) Drill aktif berpikir, (2) memberi kesempatan

adalah latihan dengan pratek yang kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang

berulang kali untuk belum dimengerti kepada guru, (3)

dilakukan

keterampilan dan perbedaan pendapat antara siswa dapat

mendapatkan

ketangkasan praktis tentang pengetahuan dikompromikan atau di arahkan pada suatu

yang dipelajari. Suyanto dan Jihad diskusi.

(2013:131) metode drill merupakan Djamarah,

metode mengajar dengan memberikan mengemukakan kekurangan metode tanya

latihan-latihan kepada siswa untuk jawab, (1) mudah menyimpang dari pokok

memperoleh suatu keterampilan. Metode persoalan, (2) dapat menimbulkan beberapa

latihan disebut juga metode training, masalah baru, (3) anak didik terkadang

merupakan kebiasaan yang baik untuk merasa takut memberikan jawaban atas

menanamkan kebiasaan tertentu. Metode pertanyaan yang diajukan kepadanya, (4)

ini juga dapat digunakan untuk sukar membuat pertanyaan yang sesuai

memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, dengan tingkat berpikir dan pemahaman

kesempatan dan keterampilan. anak didik.

Menurut Sriyono, (1992:113) Menurut

keuntungan metode Drill, (1) bahan yang kelemahan metode tanya jawab antara lain,

Sriyono,

diberikan secara teratur, tidak loncat- (1) akan menimbulkan penyimpangan

loncat akan elekat pada diri anak, (2) pembicaraan, (2) dapat menghambat cara

adanya pengawasan bimbingan dan berpikir anak bila tidak/kurang pandai

koreksi yang segra diberikan oleh guru dan membawakannya untuk menjawab persis

murid segera melakukan perbaikan murid segera melakukan perbaikan

baik dan benar sesuai dengan konsep dan pengetahuan atau keterampilan siap yang

aturan tertentu, bagaimana penulisan kata telah terbentuk sewaktu-waktu dapat

atau kalimat.

dipergunakan dalam keperluan sehari-hari, (3) Jika belajar dilakukan secara kelompok (3) pengetahuan atau keterampilan siap yang

atau klasikal, guru dapat meminta salah telah terbentuk sewaktu-waktu dapat

seorang siswa untuk menirukan apa yang dipergunakan dalam keperluan sehari-hari.

telah dilakukan guru, sementara siswa lain Menurut

memperhatikan. (4) Latihan perseorangan kelemahan metode drill adalah, (1) dapat

Sriyono,

dapat dilakukan melalui bimbingan dari membentuik

guru sehingga dicapai hasil belajar. menimbulkan adaptasi mekanis terhadap

konseptual dalam lingkungannya,

Kerangka

penelitian ini terdiri dari masalah, verbalisme, (4) latihan yang terlampau berat

menimbulkan

pemecahan masalah, dan deskripsi hasil akan menimbulkan perasaan benci, baik

penelitian. Masalah penelitian ini adalah kepada mata pelajaran maupun kepada guru,

keterampilan menulis (5) latihan yang dilakukan dengan

rendahnya

permulaan siswa kelas I SDN 12 pengawasan yang keta dalam suasana yang

Kabupaten Kepulauan serius mudah menimbulkan kebosanan dan

Betumonga

Mentawai. Masalah tersebut dipecahkan Kejengkelan akhir anak malas belajar.

dengan menggunakan metode ceramah, Menurut Djamarah, (2010:242)

metode tanya jawab, dan metode latihan. kekurangan metode latihan, (2) menghambat

Penelitian ini merupakan penelitian bakat dan inisiatif anak didik karena anak

(Classroom Action didik lebih banyak dibawah kepada

tindakan

kelas

Research ) Sanjaya, (2013:33) menyebutkan penyesuaian dan arahkan kepada jauh

bahwa tugas utama dalam PTK adalah pengertian, (2) menimbulkan penyesuaian

pengembangan keterampilan guru yang secara statis kepada lingkungan, (3) dapat

berangkat dari adanya kebutuhan untuk menimbulkan verbalisme.

menanggulangi berbagai permasalahan Sumiati (2014:105) langkah-langkah

pembelajaran yang bersifat aktual di dalam dalam melaksanakan latihan. (1) Guru

kelasnya atau di sekolahnya sendiri dengan memberikan penjelasan singkat tentang

atau tanpa adanya program latihan secara konsep, prinsip atau aturan yang menjadi

khusus. Pendapat di atas mengisyaratkan dasar dalam pelaksanaan pekerjaan yang

bahwa PTK tumbuh dari keinginan guru, akan dilatihkan. (2) Guru mempertunjukkan

bukan karena paksaan atau tugas dari bagaimana melakukan pekerjaan itu dengan

atasanya, yaitu untuk menyelesaikan atasanya, yaitu untuk menyelesaikan

dipahami oleh guru.

pada SDN 12 Betumonga keterampilan Penelitian ini dilaksanakan di SDN menulis permulaan siswa rendah, peneliti

12 Betumonga, pada siswa kelas I semester sebagai guru berupaya untuk mencari jalan

satu tahun pelajaran 2015/2016 yaitu bulan keluar dengan melakukan penelitian

Oktober sampai bulan Desember 2015. tindakan kelas (PTK).

Jumlah siswa 15 orang yang terdiri dari 6 Penelitian tindakan kelas ini

orang laki-laki dan 9 orang perempuan. menggunakan Model Hopkins. Sanjaya,

Menurut Hopkins (dalam Sanjaya, (2013:53) pelaksanaan penelitian tindakan

2013:53) pelaksanan penelitian tindakan dilakukan membentuk spiral yang dimulai

dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah menyusun

dari merasakan adanya masalah menyusun perencanaan,

melaksanakan tindakan melakukan observasi, mengadakan refleksi,

melakukan observasi mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan

melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan dan seterusnya. Sanjaya, (2013:24)

tindakan, dan seterusnya. PTK terdiri dari penelitian tindakan adalah intervensi dalam

dua siklus melalui empat tahap, yaitu (1) dunia nyata serta pemeriksaan terhadap

perencanaan (planning), (2) tindakan pengaruh yang di timbulkan dari intervensi

(acting), (3) pengamatan (observing ), (4) tersebut.

Model Hopkins Alasan

refleksi(reflecting).

memuat empat tahap (1) mengembangkan melaksanakan PTK: (1) Hubungan dengan

rencana tindakan yang dilakukan untuk tugas propesional guru. Guru profesional

memperbaiki situasi yang terjadi, (2) tidak akan pernah puas dengan hasil yang

melakukan tindakan untuk menjelaskan telah di capainya. Guru propesional secara

rencana, (3) mengamati dampak dari terus menerus menambah dan meningkatkan

situasi yang disampaikan tersebut dalam kemampuan sesuai dengan tugas dan

konteks kejadian, (4) merefleksi dampak tanggung jawabnya mengajar. (2) Berkaitan

tersebut sebagai dasar

dengan otonomi guru dalam pengelolaan perencanaan dan seterusnya hingga kelas arti guru memiliki tanggung jawab

terbentuk siklus.

yang penuh

Studi awal pada penelitian ini pembelajaran siswa. (3) Berkenaan dengan

untuk

keberhasilan

adalah dengan melakukan observasi awal pemanfaatan hasil penelitian, penelitian

dan tes keterampilan menulis permulaan siswa kelas I SDN 12 Betumonga.

Tujuannya untuk mengetahui permasalahan tes keterampilan menulis siswa dijadikan yang dihadapi guru dan siswa yang

dasar bagi peneliti untuk menyusun berkaitan dengan pembelajaran keterampilan

rencana dan memulai tindakan. menulis permulaan. Hasil pengamatan dan

Perencanaan I

Mempersiapkan RPP. menyiapkan

Tindakan I

Siklus I

sumber belajar, media, menyusun

Menulis permulaan dengan

rubrik penilaian, menyusun tes awal

menggunakan model Hopkins menggunakan metode bervariasi

dan unjuk kerja,menentukan jadwal

yaitu: metode ceramah, tanya jawab.

penelitian, menyusun format siswa, catatan lapangan, aktivitas .guru, aktivitas siswa,

Terjadi peningkatan

Refpleksi I

Observasi I

keterampilan menulis

Melihat kekurangan dan kelebihan

Aktivitas guru, siswa, catatan lapangan,

peneliti setelah melakukan tindakan

angket respon siswa, dan tes unjuk kerja

Perencanaan II

Menyusun RPP, menyiapkan sumber belajar,media,

Tindakan II

Siklus II

metode, menyusun rubrik penilaian,menyusun tes

Menulis permulaan dengan model

awal; dan unjuk kerja, menentukan jadwal penelitian,

hopkins menggunakan metode

menyusun format siswa, catatan lapangan, aktivitas

bervariasi yaitu: metodeceramah,

guru, dan aktivitas siswa.

tanya jawab, ditambah dengan metode latihan.

Observasi II

Terjadi peningkata n,

Aktivitas guru, aktivitas keterampilan menulis.

Refleksi II

melihat kekurangan dan

siswa,catatan lapangan,

kelebihansetelah melakukan tindakan.

angket respon siswa dan tes unjuk kerja.

Kesimpulan

Dengan menerapkan model pembelajaran Hopkins kemampuan menulis permulaan siswa kelas I SDN 12 Betumonga meningkat.

mener

Siklus Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (sumber Wina Sanjaya, 2013:53) Gambar 2

Perencanaan (Planning)

dengan menggunakan metode ceramah, langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

tanya jawab, dan metode latihan. (2) tahap perencanaan yaitu sebagai berikut.(1)

Menyiapkan sumber belajar atau bahan Menentukan

pembelajaran. (3) Menyiapkan rubrik menyiapkan skenario pembelajaran menulis

pembelajaran menulis pembelajaran menulis

dilaksanakan yang

Pengamatan

sepanjang proses pembelajaran menulis Mempersiapkan gambar dan kartu huruf. 6)

telah disusun

sekolah. (5)

permulaan berlangsung. Pengamatan Membuat panduan pengamatan proses

peneliti oleh teman sejawat sebagai pembelajaran tentang aktivitas siswa.

observer dengan menggunakan lembar Panduan ini digunakan untuk mendapatkan

pengamatan yang telah disiapkan. informasi tentang proses pembelajaran dan

dilaksanakan terhadap mengukur aktivitas siswa.

Pengamatan

perilaku peneliti dan siswa selama proses pembelajaran. Data yang dikumpulkan

Pelaksanaan Tindakan (Action)

selama pengamatan berupa data kuantitatif Pelaksanaan tindakan dilakukan

dan data kualitatif.

berdasarkan langkah-langkah

model

Hopkins yang telah dirancang melalui

Refleksi

skenario pembelajaran. dengan prosedur. Refleksi dilaksanakan pada setiap (1)

Guru menyampaikan tujuan akhir siklus. Pada tahap ini peneliti bersama pembelajaran yang akan dicapai sesuai

mengkaji dan dengan kompetensi dasar (2) Guru

kolaborator

melihat,

mempertimbangkan hasil atau dampak dari memberikan informasi tentang topik

tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi pembelajaran. (3) Siswa mempersiapkan alat

digunakan untuk mengetahui apakah tulis untuk menulis. (4) Siswa secara

penggunaan metode bervariasi dapat bergantian berlatih menulis di udara. (6)

keterampilan menulis Guru memperagakan kepada siswa cara

meningkatkan

permulaan siswa. Dan juga dari hasil memegang pensil yang benar. (7) Siswa

refleksi, peneliti merencanakan perbaikan mulai berlatih membuat garis dengan posisi

penyempurnaan pelaksanaan duduk yang benar. (8) Guru membagikan

dan

pembelajaran pada siklus berikutnya. media gambar kepada siswa, (9)siswa

Diharapkan dari penelitian ini terjadi belajar menjiplak gambar yang di bagikan

perubahan yang signifikan terhadap guru. (10) Guru memberikan penghargaan

peningkatan keterampilan menulis terhadap hasil kerja siswa. (11) Setelah

permulaan. Siklus ini akan berlanjut sampai presentasi hasil kerja siswa selesai, guru

siswa mencapai penguasaan menulis bersama dengan siswa merefleksi dan

permulaan mencapai KKM 60. menyimpulkan hasil pembelajaran.

Data dalam penelitian ini berupa data verbal dan data nonverbal. Data Data dalam penelitian ini berupa data verbal dan data nonverbal. Data

mencerminkan juga cara pelaksanaannya pembelajaran keterampilan menulis melalui

yang disebut juga teknik penelitian. metode ceramah. tanya jawab, dan latihan

1.Lembar Observasi

pada setiap tahap. Data verbal berupa

2.Catatan Lapangan

cacatan hasil pengamatan (observasi),

3.Angket

catatan lapangan, hasil angket, dan hasil tes

4.Tes Unjuk Kerja

menulis permulaan. Data nonverbal adalah

A. Teknik Analisis Data

data berupa foto-foto, gambar, dan Teknik analisis data dalam sebagainya. Data penelitian terdiri atas data

penelitian ini disesuaikan dengan teknik kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif

analisis data dalam penelitian tindakan mencakup keterampilan, motivasi, sikap dan

kelas. Dalam pelaksanaan penelitian perilaku siswa selama proses pembelajaran

tindakan kelas ini, ada dua jenis data yang berlangsung. Data kuantitatif berupa nilai-

dapat dikumpulkan peneliti, yaitu data nilai dari hasil menulis permulaan siswa

kualitatif dan kuantitatif. Hopkins kelas I.

(Sanjaya, 2013:106) analisis data kualitatif Sumber data dalam penelitian ini dibedakan

digunakan untuk menentukan peningkatan menjadi dua, yaitu data dari guru dan data

proses belajar khususnya berbagai dari siswa. Data dari guru diperlukan untuk

tindakan yang dilakukan guru serta melihat tingkat keberhasilan implementasi

perilaku siswa dalam proses belajar pembelajaran

menggunakan metode mengajar (PBM) yang diteliti dengan ceramah, tanya jawab, dan metode latihan

lembaran observasi dalam menulis permulaan dan hasil belajar

menggunakan

(pengamatan) yang berhubungan dengan serta aktivitas siswa dalam proses

kualitas tertentu seperti, baik, sedang, dan pembelajaran. Data dari siswa, dalam bentuk

analisis data aspek yang diamati yaitu kedisiplinan siswa

kurang. Sedangkan

kuantitatif digunakan untuk menentukan dalam mengikuti proses pembelajaran,

peningkatan hasil belajar siswa sebagai tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan

pengaruh dari setiap tindakan yang tugas-tugas yang diberikan oleh guru,

dilakukan guru. Analisis data dilakukan inisiatif siswa, dan keseriusan siswa selama

melalui tiga tahap sebagai berikut: mengikuti proses pembelajaran.

a. Reduksi Data

E.Instrumen Penelitian

Reduksi data dilakukan dengan Instrumen penelitian adalah alat yang

cara menyeleksi data sesuai dengan dapat digunakan untuk mengumpulkan data cara menyeleksi data sesuai dengan dapat digunakan untuk mengumpulkan data

diagram batang, pengolahan data untuk memudahkan penajian dan penimpulan.

melihat aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru

dianalisis dengan menghitung

b. Mendeskripsikan Data

persentase aktivitas dengan menggunakan Mendeskripsikan data dilakukan

rumus :

dalam bentuk naratif, membuat grafik atau

B. Teknik Penguji Keabsahan Data

menyusun dalam bentuk tabel.

Data

Keabsahan data dilakukan dengan kualitataif disajikan secara kolektif dari

mencermati hasil pengamatan proses dan hasil pengamatan. Data kuantitatif disajikan

hasil tes. Keabsahan data dilakukan oleh secara statistik berupa angka-angka dari skor

peneliti bersama pengamat atau teman hasil tes unjuk kerja sehingga data yang

sejawat. Menurut AR dan Damaianti telah diorganisir jadi bermakna.

untuk

menguji drajat

c. Membuat kesimpulan berdasarkan

kebenaran penelitian tindakan kelas

deskripsi data

langkah-langkah Menganalisis dan menginterpretasi

dengan

melakukan

berikut. (1) Melakukan memberi check, data merupakan langkah yang sangat

yakni memeriksa kembali keterangan atau penting, sebab data yang sudah terkumpul

informasi data yang diperoleh selama tidak berarti apa-apa tanpa di analisis

pengamatan. (2) Melakukan triangulasi melalui interpretasi data. Proses analisis data

yakni memeriksa kebenaran analisis dalam PTK diarahkan untuk mengumpulkan

dengan membandingkan dengan orang informasi untuk menjawab rumusan

lain, seperti observer dan siswa. (3) masalah dan pertanyaan penelitian.

Melakukan validasi dengan saturasi, yaitu Simpulan dibuat secara bertahap, mula- pada waktu yang telah jenuh tidak ada lagi mula penyimpulan didasarkan atas data yang data lain yang berhasil dikumpulkan. Bila telah tersaji dalam tiap-tiap siklus. Simpulan uji yang di observasi tidak menghasilkan dari setiap siklus merupakan pedoman untuk penolakkan atau sanggahan maka saturasi membuat simpulan akhir penelitian. Agar telah terjadi. (4) Mengadakan audit trail, pengolahan data menghasilkan kesimpulan

memeriksa kesalahan-kesalahan yang yang akurat maka informasi yang didapat juga

dilakukan peneliti dalam mengambil harus akurat, maka dapat dilakukan beberapa

keputusan. (5) Mencari expert opinion atau hal, seperti peninjauan kembali catatan

nasihat dari pakar atau validator lapangan, bertukar pikir dengan teman sejawat

dan berdiskusi dengan siswa. Analisis hasil

Sebelum melakukan siklus I, peneliti siswa masih rendah. Siswa yang tuntas terlebih

untuk tahap prasiklus adalah 5 orang, prasiklus.Tahap prasiklus dilaksanakan pada

dahulu

melaksanakan

sementara nilai rata-rata yang di peroleh tanggal 15 Oktober 2015. Data yang

56. yaitu sekitar 33,33%. nilai yang diperoleh dari kemampuan awal siswa

diperoleh siswa belum mencapai KKM menunjukkan bahwa keterampilan menulis

yang ditetapkan sekolah 60.

Tabel 6 Persentase Hasil Tes Keterampilan Menulis Siswa Tahap Prasiklus pada Tiap Indikator

No Indikator Menulis Permulaan

maksimal ketercapaian

1 Menuliskan materi yang terlihat pada 40 75 53 gambar

2 Menuliskan jumlah jari tangan kanan 39 75 52 3 Menuliskan bagian-bagian tubuh

43 75 57 4 Menuliskan kegunaan bagian tubuh

41 75 55 5 Menuliskan banyak benda yang terlihat

46 75 61 pada gambar

Jumlah 278 Rata-rata

Berdasarkan Tabel di atas, terlihat manuliskan jumlah jari tangan kanan 52%, bahwa persen ketuntasan siswa secara

menuliskan bagian-bagian tubuh 57%, klasikal dengan menggunakan rumus:

menuliskan kegunaan bagian tubuh 55% dan menuliskan banyak benda 61%. nilai

Nilai =

x 100

rata-rata yang diperoleh siswa dalam keterampilan menulis permulaan pada

Bila dipersentasekan dengan rumus tahap prasiklus adalah 56. dapat

jumlah skor ketercapaian 278 di bagi dengan disimpulkan keterampilan menulis siswa

5 indikator maka didapat rata-rata siswa kelas I SDN 12 Betumonga Kabupaten

yang telah memahami keterampilan menulis Kepulauan Mentawai cukup. Agar lebih

56%. Akhirnya diperoleh nilai menuliskan jelas hasil tes pada tahap prasiklus dapat

materi yang terlihat pada gambar 53%, dilihat pada grafik di bawah ini.

Tabel 9

Hasil Tes Unjuk Kerja Menulis Permulaan pada Siklus I

NO Kode L/ Skor yang jlh Rata Ketuntasan

Siswa P

Jumlah skor 5 5 5 4 4 992 11 4

Jumlah skor

Hasil tes unjuk kerja menulis permulaan siklus I diketahui 11 orang siswa telah

Jumlah rata-rata siswa 992 dibagi dengan mencapai kriteria minimal dan 4 orang siswa

jumlah siswa 15 maka rata-rata menulis belum mencapai kriteria minimal. Nilai rata-

permulaan siswa kelas I adalah 66,13 rata siswa didapat dari rumus

dengan kriteria lebih dari cukup. Jika dibandingkan dengan hasil tes pada

M = ∑ x 100 atau rata-rata = prasiklus, terlihat ada peningkatan jumlah

siswa yang mampu menulis. Hal ini bisa

x 100

di asumsikan metode ceramah, tanya jawab

dapat meningkatkan nilai sedangkan rata-rata kelas siswa kelas I

keterampilan menulis siswa. menulis permulaan dengan menggunakan

rumus.

x 100 atau rata-rata Rata-rata

M =∑

kelas

x 100

Jadi, skor perolehan 55 dibagi skor ideal ketercapaian 68, skor 47 dibagi skor ideal 75 75 diperoleh skor kecapaian 73, skor 50 dibagi

di perolehskor ketercapaian 63, skor skor ideal 75 di peroleh skor ketercapaian 67,

perolehan 49 dibagi skor ideal 75 diperoleh skor 51 dibagi skor ideal 75 diperoleh skor

skor ketercapaian 65.

Tabel 13

Hasil Tes Unjuk Kerja Menulis Permulaan pada Siklus II

NO Kode

Ketuntasan Siswa

L/P Skor yang diperoleh

4 4 4 3 5 20 80 √ Jumlah skor

15 Jumlah skor

maksimal % skor ketercapaian

Hasil tes unjuk kerja menulis permulaan

siklus II diketahui 15 siswa yang mengikuti tes unjuk kerja telah memenuhi kriteria

sedangkan rata-rata kelas menulis ketuntasan, hasil tes menulis permulaan

permulaan digunakan rumus rata-rata, siswa pada siklus II telah memenuhi KKM. Nilai rata-rata hasil menulis permulaan siswa kelas I adalah 74. Nilai yang diperoleh

kelas =

telah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Nilai KKM. Nilai rata-rata siswa didapat

Jumlah nilai rata-rata siswa 1116 dari rumus.

dengan jumlah siswa 15 maka nilai rata- ∑ =X x

100 atau rata-rata

rata menulis permulaan 74 dengan kateria lebih dari cukup. Bila dibandingkan

= dengan nilai hasil tes unjuk kerja siklus I, = dengan nilai hasil tes unjuk kerja siklus I,

jawab, dan latihan.

jawab, dan latihan dapat meningkatkan nilai Penelitian tindakan kelas yang keterampilan menulis siswa kelas I.

peneliti lakukan di SDN 12 Betumonga Nilai rata-rata siswa didapat dari

merupakan penelitian yang pertama kali rumus

mata pelajaran bahasa Indonesia dilakukan, dari hasil penelitian yang sudah yaitu 74. Siswa yang mendapat nilai 80

dilakukan ternyata penggunaan metode sebanyak 3 orang , nilai 76 sebanyak 6

bervariasi sangat berperan penting dalam orang, nilai 72 sebanyak 3 orang, nilai 68

meningkatkan keaktifan siswa dalam sebanyak 2 orang, nilai 64 sebanyak 1

belajar, siswa tidak merasa bosan dan orang. Pada siklus II ini yang mendapat

termotivasi dalam belajar sehingga hasul nilai di atas rata-rata sebanyak 15 orang

belajar siswa meningkat. (100%). Jadi hasil pembelajaran menulis

dengan permulaan pada siklus II rata-rata kelas

1. Pembelajaran

menggunakan metode ceramah, tanya secara individual sudah meningkat yaitu 74,

jawab, dan latihan dapat meningkatkan dan secara klasikal sudah mencapai 100%

proses pembelajaran keterampilan menulis jika dibandingkan dengan hasil tes pada

permulaan siswa kelas I SDN 12 siklus I. Hal ini diasumsikan bahwa

Kabupaten Kepulauan penggunaan metode ceramah, tanya jawab,

Betumonga

Mentawai. Hal ini terlihat dari kedisiplinan dan

mengikuti proses keterampilan menulis permulaan siswa.

latihan dapat

pembelajaran, tanggung jawab siswa Pembahasan penelitian tindakan

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kelas yang peneliti lakukan di SDN 12

guru, inisiatif dan keaktifan siswa dalam Betumonga

belajar, keseriusan siswa dalam mengikuti Mentawai didasarkan pada data kualitatif

Kabupaten

Kepulauan

proses kegiatan pembelajaran, sehingga dan data kuantitataif pada siklus I dan siklus

hasil belajar siswa selalu meningkat dari

II, data kualitatif untuk mengetahui siklus I ke siklus II. Pada siklus I rata-rata peningkatan proses belajar siswa dan data

aktivitas siswa 66,3%, berada pada kuantitatif digunakan untuk mengetahui

kriteria cukup dan pada siklus II naik peningkatan hasil belajar siswa, tujuan

menjadi 74% berada pada kriteria baik. penelitian yang dilakukan di SDN 12

Penggunaan metode bervariasi telah Betumonga

memacu siswa untuk belajar lebih giat, keterampilan menulis siswa kelas I dengan

untuk

meningkatkan

menyenangkan, tidak membuat siswa menyenangkan, tidak membuat siswa

Didik dalam Interaksi hangat karena siswa aktif dan kreatif. Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Anak

2. Penggunaan metode ceramah, tanya Djaelani dan Haryono. 2008. Matematika.

jawab, dan latihan dapat meningkatkan hasil

Pusat Perbukuan belajar siswa pada pembelajaran menulis

Jakarta:

Departemen

Pendidikan Nasional. permulaan, dengan indikator mencocokkan

gambar dengan informasi, menghitung Hamiyah, Nur. 2014. Strategi Belajar- Mengajar di Kelas . Jakarta:

banyak benda, menuliskan bagian anggota Prestasi Pustakaraya.

tubuh, kegunaan anggota tubuh, dan menulis Kunandar. 2008. Guru Profesional.

banyak benda. Peningkatan ini terlihat dari Jakarta: Raja Grafindo Persada.

siklus ke siklus. Pada prasiklus rata-rata Kusmayadi, Ismail. Pamungkas,Nandang

nilai siswa 55 berada pada klasifikasi cukup, R. Supena, Ahmad. 2008. Belajar

pada siklus I Bahasa Indonesia itu Menyenangkan . Jakarta: Pusat

Rata-rata nilai siswa 6,6 berada pada Perbukuan Departemen

klasifikasi cukup dan pada siklus II nilai Pendidikan Nasional. rata-rata siswa meningkat menjadi 74,

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menuli. berada pada klasifikasi baik.

Jakarta: Erlangga. Kauchak, Donald. 2009. Methods For

Teaching Metode-Metode

DAFTAR PUSTAKA

Pengajaran

Meningkatkan Belajar Siswa TK – Asura, Enang Rokajat. 2005. Panduan

SMA.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Praktis Menulis Skenario .

Yogyakarta: Andi Offset. Mulyati, Yeti. 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:

Basriati. 2009. Peningkatan Kemampuan Universitas Terbuka. Menulis dengan Menggunakan

Metode Latihan Siswa Kelas I SDN Marupil. 2008. Peningkatan Kemampuan 060 Tanjung Rambutan Kecamatan

Menulis Permulaan Siswa Kelas I Kampar Kabupaten Kampar.

Menggunakan Metode Latihan (online). Skripsi Diakses tanggal 5

SDN 006 Kecamatan Tebing Mei 2016.

Karimun. (online) skripsi. Diakses tanggal 5 Mei 2016.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MUTU PADA PROYEK PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN MERANGIN Ahmad Kausari

0 1 10

ANALISIS EFEKTIVITAS PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PEMBANGUNAN SARANA AIR MINUM PROGRAM PAMSIMAS DI KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL

0 0 19

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT RESIKO PERBANKAN DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PROYEK INFRASTRUKTUR DI SUMATERA BARAT Wulan Febrina

0 0 11

REKAYASA TATAGUNA LAHAN UNTUK MEMPERKECIL EROSI DENGAN METODE USLE DI SUB DAS SUMPUR DALAM RANGKA MENJAMIN KESINAMBUNGAN SUMBER DAYA AIR DANAU SINGKARAK

0 0 13

KAJIAN TATAGUNA LAHAN UNTUK MEMPERKECIL EROSI DI SUB DAS PANINGGAHAN MENGGUNAKAN METODE USLE DAN KAITANNYA DENGAN KEBERLANGSUNGAN SUMBER DAYA AIR DANAU SINGKARAK

0 0 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KONTRAKTOR TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN PADA PEKERJAAN BIDANG KEAIRAN DI KOTA BUKITTINGGI

0 0 8

MODIFIKASI TATA GUNA LAHAN DAS SUMANI UNTUK MEMPERKECIL EROSI BERDASARKAN METODE USLE DALAM RANGKA MENJAMIN SUMBERDAYA AIR DANAU SINGKARAK YANG BERKELANJUTAN

0 0 11

FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM KEBERHASILAN PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PADA KONTRAKTOR KECIL DI PASAMAN BARAT

0 0 12

PERANAN SMK KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM MENINGKATKAN SUMBERDAYA MANUSIA KAITANNYA DENGAN KETAHANAN KELUARGA (STUDI KASUS SMKN 10 PADANG)

0 1 12

KAJIAN INTERTEKS NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDUL MUIS, WARISAN KARYA CHAIRUL HARUN, DAN RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI ARTIKEL

0 0 18