PENGARUH SARANA PRASARANA PENDIDIKAN TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 11 BANDUNG.

(1)

EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 11BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh:

APRIA FITRIYANSYAH

0906296

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH SARANA PRASARANA

PENDIDIKAN TERHADAP EFEKTIVITAS

PROSES PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 11

BANDUNG

Oleh Apria Fitriyansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Apria Fitriyansyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Sarana Prasarana Pendidikan terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung”. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang seberapa besar pengaruh sarana prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh sarana prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung.

Untuk menjawab permasalahan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup, dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMK Negeri 11 Bandung sebanyak 1747, dengan mengambil sampel penelitian menurut perhitungan rumus dari Taro Yamane adalah sebanyak 95 siswa-siswa. Pengolahan data dalam penelitian menggunakan metode statistik dengan dibantu program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for Windows.

Berdasarkan hasil perhitungan kecenderungan umum dengan menggunakan WMS (Weighted Mean Scored), menunjukkan bahwa variabel X (sarana prasarana pendidikan) memperoleh skor rata-rata 4,00 dengan kategori baik dan untuk variabel Y (efektivitas proses pembelajaran) memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,83 yang termasuk dalam kategori baik. Analisis data dalam penelitian menggunakan statistik parametrik dikarenakan hasil uji normalitas menunjukkan data variabel X dan Y berdistribusi normal, dan selanjutnya perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan rumus Pearson diperoleh angka 0,641 yang menunjukkan bahwa variabel X (sarana prasarana pendidikan) dan variabel Y (efektivitas proses pembelajaran) memiliki hubungan yang kuat dengan koefisien determinasi sebesar 41,08% sedangkan sisanya 58,92% dipengaruhi oleh faktor lain. Kemudian dengan hasil uji signifikansi diperoleh 8,055 ≥ 1,986. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara sarana prasarana pendidikan dengan efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara sarana prasarana pendidikan dan efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung hal tersebut telah dibuktikan dengan cara perhitungan statistik. Saran dari penelitian ini diharapkan perhatian pihak sekolah untuk melakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaan sarana prasarana pendidikan khususnya dalam pengadaan LCD projector untuk setiap kelas, karena hal ini dapat membantu dan mempermudah dalam efektivitas proses pembelajaran di dalam kelas.


(5)

ABSTRACT

The title of this study is “The Effect of Education Infrastructure on The Effective

Learning Process in SMK Negeri 11 Bandung”. The problem which discuss in this

study is how the effect of education infrastructure on the effective learning process. This study aims to examine the influence of education infrastructure on the effective learning process in SMK Negeri 11 Bandung.

The method used in this research is descriptive method with quantitative approach. Closed questioner used as a tool for data collection, and population in this research is all students of SMK Negeri 11 Bandung as much as 1747, with sample was collected using Taro Yamane formula as much as 95 students. This research using statistical method are assisted by Microsoft excel 2007 programmed and software SPSS version 16.0 for windows.

Based on calculation using WMS (weight mean scored), majority showed that independent variables (infrastructure education) have score equally 4,00 with good category and for dependent variables (effective on learning process) have score equally 3,83 and including good category.

Data analysis in this study using parametric statistical, it because the normality test showed data variables X and variables Y has normal distribution. Statistical test was done using correlation analysis with pearson formula have score 0,641, that show X variables and Y variables has strong relationship with coefficient determination as much as 41,08% than 58,92% have impact another factors. Significant test have score 8,055 ≥ 1,986, the result show this study have positive effect and significant between education infrastructure on the effective learning process in SMK Negeri 11 Bandung.

The result show this study has positive impact and significant between education infrastructure and effective learning process in SMK Negeri 11 Bandung, that was proof with statistical test. This study suggest that every school trying to supply LCD projector in each class which help on learning process in the class.


(6)

DAFTAR ISI

PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah ... 7

1. Batasan Masalah ... 7

2. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, dan HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Teori Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 11

1. Konsep Sarana Prasarana Pendidikan ... 11

2. Sarana dan Prasarana di SMK Negeri 11 Bandung ... 18


(7)

B. Tinjauan Teori Efektivitas Proses Pembelajaran ... 24

1. Konsep Efektivitas ... 24

2. Konsep Pembelajaran... 25

3. Komponen-komponen Dalam Proses Pembelajaran ... 27

4. Proses Belajar Mengajar yang Efektif ... 30

C. Hasil Penelitian Terdahulu ... 31

D. Kerangka Pemikiran ... 32

E. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

1. Lokasi ... 35

2. Populasi ... 35

3. Sampel Penelitian ... 36

B. Desain Penelitian ... 38

C. Metode Penelitian ... 39

D. Definisi Operasional ... 40

E. Instrumen Penelitian ... 42

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 43

1. Uji Validitas ... 45

2. Uji Reliabilitas ... 48

G. Teknik Pengolahan Data ... 51

1. Seleksi Angket ... 51

2. Pengolahan Data ... 52

a. WMS (Weighted Means Score) ... 52

b. Uji Normalitas Distribusi Data ... 53


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 59

1. Seleksi Data ... 59

2. Klasifikasi Data ... 60

3. Hasil Pengolahan Data ... 61

a. WMS (Weighted Means Score) ... 61

b. Hasil Uji Normalitas Distribusi Variabel Penelitian ... 68

c. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 72

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

1. Gambaran Sarana Prasarana Pendidikan di SMK Negeri 11 Bandung ... 75

2. Gambaran Efektivitas Proses Pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung ... 77

3. Pengaruh Sarana Prasarana Pendidikan terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86 LAMPIRAN


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses belajar mengajar merupakan hal yang paling utama dari proses pendidikan secara keseluruhan, proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif karena nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini, guru sebagai peran utama dalam proses belajar mengajar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pencapaian tujuan dalam pengajarannya. Moch Uzer Usman (1995:4) menyatakan bahwa:

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran adalah proses transformasi ilmu pengetahuan, dalam prosesnya terjadi interaksi yang intensif dengan melibatkan seluruh aspek fisik maupun psikis guru, siswa, dan lingkungannya. Keterlibat aspek-aspek tersebut akan memudahkan siswa dalam memperoleh ilmu dan pengetahuan serta memudahkan guru dalam mentransfernya. Efektivitas proses transformasi yang dilakukan sangat bergantung kepada beberapa hal yang harus dikuasai oleh guru, strategi pembelajaran adalah hal penting yang harus dikuasai.

Strategi pembelajaran adalah sebuah proses kegiatan pembelajaran yang dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Dalam strategi pembelajaran didalamnya


(10)

terkandung hal-hal yang harus di siapkan oleh guru, hal pertama bagaimana pemahaman tentang gaya-gaya belajar siswa, penyiapan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan, dan penggunaan metode serta pemanfaatan fasilitas belajar. Strategi pembelajaran dibuat untuk mencapai tujuan tertentu, artinya bahwa semua langkah yang disusun, penyiapan siswa, fasilitas, diarahkan kepada pencapaian tujuan yang sudah dirumuskan dengan baik dan jelas.

Berbicara tentang pencapaian tujuan pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, perlu adanya dukungan sumber daya manusia, dana, manajemen, dan sarana prasarana pendidikan yang memadai sehingga diharapkan proses penyelenggaraan penddidikan bisa berjalan dengan efektif guna mencapai tujuan pendidikan secara umum dan tujuan lembaga yaitu sekolah secara khususnya. Perbaikan kualitas pendidikan dilakukan dalam seluruh unsur pendidikan yang meliputi; unsur masukan/input (kurikulum, keuangan, tenaga pendidik, sarana prasarana dll), unsur proses (proses pembelajaran/proses belajar mengajar), dan unsur keluaran/output(lulusan). Ketiga unsur pendidikan ini bersinergi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Lembaga pendidikan yaitu sekolah dituntut untuk memiliki kompetensi dan profesionalisme dalam melakukan penyelenggaraan pendidikannya. Sekolah itu sendiri merupakan institusi yang memiliki tugas dan fungsi memberikan layanan pendidikan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika. Sekolah sebagai institusi pendidikan diharapkan mampu mendidik siswa agar menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi yang diperlukan dalam menjalankan kehidupannya kelak. Agar Sekolah dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan yang diharapkan, maka dituntut hadirnya Sekolah yang efektif dan efisien dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan kebutuhan, serta memiliki standar minimal dan kelayakan yang memadai.


(11)

Dengan memperhatikan hal tersebut penetapan standar sarana-prasarana suatu sekolah mengacu pada dasar hukum, yakni suatu peraturan yang mendasari dilaksanakannya program yang bersikap mengikat. Dasar tersebut mengacu pada peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengenai ketentuan umum (bab I) pasal 1 ayat 8, yang menyatakan bahwa, standar sarana prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan pengelolaan sumber daya yang baik dari pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang SISDIKNAS No 20 tahun 2003 yang terdapat dalam pasal 1 ayat 23 yang menyebutkan bahwa:

“Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam

penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat,

dana, serta sarana dan prasarana”. Menurut Bafadal, I (2008: 2) bahwa “Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses di sekolah”. Sedangkan

prasarana pendidikan menjelaskan bahwa “prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang

pelaksanaan proses pendidikan di sekolah”.

Sarana dan prasarana pendidikan sangat memegang peranan penting dalam proses belajar siswa dalam memperjelas informasi dan konsep yang dipelajari. Setiap sekolah harus memiliki standar fasilitas pembelajaran, antara lain ruang kelas dan laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan yang cukup untuk melaksanakan kurikulum, termasuk bahan dan teknologi informasi yang memadai.


(12)

Serta pemenuhan sumber belajar (Learning Resources) sangat penting dilakukan sekolah dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran untuk mencapai tujuan akhir sekolah yaitu kualitas lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja. Sumber belajar mencakup buku teks, brosur, majalah, jurnal ilmiah, poster, lembar informasi, internet, dll. Sumber belajar harus terseleksi dan sinkron dengan tujuan pembelajaran.

Sesuai dengan tujuan dan fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan yang harus menciptakan kualitas lulusan yang baik, maka sekolah perlu memperhatikan kelengkapan dan ketersediaan sarana dan prasarana baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut merupakan prasyarat yang harus dimiliki oleh sekolah di masa sekarang ini. Ketersediaan sarana prasarana secara linier ini berhubungan dengan kualitas lulusan yang merupakan hasil pendidikan yang merupakan produk akhir sekolah.

Sarana dan prasarana pendidikan dalam proses pembelajaran adalah salah satu faktor yang penting. Sarana dan prasarana pendidikan mampu memeperjelas kebutuhan siswa dalam pencapaian tujuan pendidikan. Kegiatan balajar akan berjalan dalam proses yang terarah dan mencapai tujuannya, jika dalam proses belajar mengajar itu tersedia sarana dan prasarana memadai yang diperlukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajarnya.

Pendidikan kejuruan yang dikembangkan di Indonesia diantaranya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam Undang-Undang SISDIKNAS No 20 tahun 2003 Pasal 18 ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di bidang kejuruan.


(13)

Seperti yang sudah dijelaskan, sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah khususnya di SMK, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Berkaitan dengan efektivitas proses belajar mengajar di SMK, sarana dan prasarana mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap proses belajar mengajar yang kondusif dan nyaman khususnya dalam pelaksanaan praktek.

SMK negeri 11 Bandung merupakan sekolah yang terfokus kepada bidang keahlian bisnis dan manajemen serta teknologi informasi dan komunikasi yang lulusannya dipersiapkan agar dapat langsung diberdayakan di dunia kerja atau berwirausaha. SMK negeri 11 Bandung mempunyai 5 program keahlian, yaitu: Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Multimedia (MM). Untuk menunjang proses kegiatan belajar dan mengajar, SMK negeri 11 Bandung mempunyai fasilitas yang cukup lengkap seperti ruang workshop, laboratorium praktikum, dan studio multimedia dalam upaya meningkatkan mutu sekolahnya.

Hasil pengamatan peneliti yang diperoleh pada saat Program Pengalaman Lapangan (PPL) ada beberapa masalah yaitu penyebaran sarana dan prasarana yang belum merata atau kurang dalam pengelolaannya. Seperti, kurangnya pengelolaan ruang kelas, kurangnya lcd proyektor dalam proses pembelajaran dan lainnya. Selain itu, sarana dan prasarana penunjang pendidikan banyak yang mengalami kerusakan. Hal ini dapat diakibatkan karena perawatan dan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan belum maksimal dilakukan. Hal tersebut akan menghambat proses pembelajaran, dimana dalam penjelasan sebelumnya sarana dan prasarana pendidikan sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Jika semua hal itu tidak memadai, khususnya hal-hal yang secara langsung berpengaruh dalam proses pembelajaran di sekolah, maka proses pencapaian tujuan sekolah akan sulit tercapai.


(14)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merasa tertarik

untuk meneliti tentang: “PENGARUH SARANA PRASARANA

PENDIDIKAN TERHADAP EFEKTIVITAS PEROSES PEMBELAJARAN


(15)

B. BATASAN MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH 1. Batasan Masalah

Masalah-masalah yang mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran di sekolah dapat di identifikasikan meliputi hal-hal berikut, seperti Fasilitas yang memadai, baik jumlah, keadaan, maupun kelengkapannya. Sikap guru yang merupakan tenaga kependidikan dalam proses pembelajaran antara siap atau tidak. Kesiapan siswa yang menjadi peserta didik dalam proses pembelajaran. Penggunaan fasilitas belajar oleh guru dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan fasilitas belajar dan sumber belajar oleh siswa dalam proses pembelajaran.

Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Selanjutnya masalah yang menjadi objek penelitian dibatasi hanya pada analisis pengaruh sarana dan prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini digunakan untuk merumuskan permasalahan ke dalam suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2011: 35). Rumusan masalah dalam penelitian ini mengacu pada batasan masalah yang telah disebutkan. Rumusan permasalahan tersebut selanjutnya dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan di SMK Negeri 11 Bandung ?

2. Bagaimana efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung ?

3. Seberapa besar pengaruh sarana dan prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung ?


(16)

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian merupakan pegangan atau pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (2006:

57) menjelaskan bahwa: “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”.

Dalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu alat kontrol yang dapat dijadikan petunjuk supaya penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan yang di inginkan.

1. Tujuan umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi mengenai pengaruh sarana dan prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung

2. Tujuan khusus

Secara khusus penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh informasi yang jelas tentang keadaan, pemanfaatan, serta pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMK Negeri 11 Bandung.

b. Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai efektivitas proses pembelajaran dilihat dari pemanfaatan sarana dan prasarana di SMK Negeri 11 Bandung.

c. Untuk memperoleh informasi besaran pengaruh sarana dan prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses belajar mengajar di SMK Negeri 11 Bandung.


(17)

D. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, diharapkan melalui penelitian ini dapat memperoleh banyak manfaat. Beberapa manfaat yang dapat penulis kemukakan dalam penelitian diantaranya:

1. Segi Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, wawasan dan informasi yang berguna bagi ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya dalam kajian bidang Sarana dan Prasarana Pendidikan mengenai Pengaruh Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung.

2. Segi Kontekstual

a. Lembaga yang diteliti yaitu SMK Negeri 11 Bandung: hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi yang bermanfaat bagi pengembangan dan kemajuan lembaga.

b. Peneliti: hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti khususnya mengenai Pengaruh Sarana Prasarana Pendidikan Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung.


(18)

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan rangkaian pembahasan secara sistematis sehingga terlihat jelas kerangka skripsi yang akan diajukan. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan konsep pembahasan sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II menguraikan kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Bab ini memuat kajian pustaka berisi teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variable penelitian. Dan hipotesis menrupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.

Bab III berisi penjabaran metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini. Pada bab ini akan diuraikan tentang lokasi dan subyek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, dan analisis data yang digunakan dalam penelitian.

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti akan menguraikan hasil perhitungan yang diperoleh melalui pengumpulan data/angket terhadap indikator-indikator variable X (sarana dan prasarana pendidikan) dan variabel Y (efektivitas proses pembelajaran) yang sesuai dengan rumus dan prosedur yang telah ditetapkan. Adapun isi yang tercakup dalam bab ini meliputi analisis data, penyajian hasil pengolahan data, pengujian hipotesis penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari penelitian yang menyajikan penafsiran terhadap hasil analisis temuan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Sarana dan Prasarana Pendidikan


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 11 Bandung yang berlokasi dijalan Budi Cilember, kelurahan Sukaraja, kecamatan Cicendo.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generaslisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 11 Bandung pada tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 1747 orang, dengan rincian tabel berikut.

Table 3.1

Jumlah Populasi Siswa Tahun Ajaran 2013/2014

No Kelas Jumlah

1 Kelas X 564

2 Kelas XI 630

3 Kelas XII 553


(20)

3. Sampel Penelitian

Sugiyono (2011:81) berpendapat bahwa sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Penentuan jumlah sampel tidak ada ketentuan mutlak ini sesuai dengan yang dikemukakan Arifin (2011: 224), bahwa dalam pengambilan dan penentuan jumlah sampel, sebenarnya tidak ada ketentuan yang mutlak, tetapi sekedar gambaran dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut:

1. Jika jumlah anggota populasi sampai dengan 50, sebaiknya dijadikan sampel semua atau sering disebut dengan sampel total, artinya seluruh anggota populasi dijadikan objek penelitian.

2. Jika jumlah anggota populasi berada antara 51 sampai dengan 100, maka sampel dapat diambil 50 – 60% atau dapat juga menggunakan sampel total.

3. Jika jumlah anggota populasi berada antara 101 sampai dengan 500, maka sampel dapat diambil 30 – 40%.

4. Jika jumlah anggota berada antara 501 sampai dengan 1000, maka sampel dapat diambil 20 – 25%.

5. Jika jumlah anggota populasi diatas 1000, maka sampel dapat diambil 10 – 15%.

Adapun rumus yang dapat digunakan untuk mengambil sampel sesuai dengan teknik sampling yang dipakai (proportionate stratified random sampling) dengan menggunakan rumus dibawah ini:


(21)

Keterangan :

n : Jumlah sampel N : Jumlah Populasi d2 : Presisi yang ditetapkan

Berdasarkan teknik proportionet stratified random sampling di atas dengan strata proposional berupa tabel dengan tingkat kepercayaan 90%, pada tingkat kesalahan sebesar 10%, maka diperoleh sampel sebagai berikut:

Karena populasinya berstrata maka sampelnya dirubah menjadi berstrata. Artinya masing-masing sampel berdasarkan kelas harus proposional sesuai dengan jumlah poluasi. Pengambilan sampel proposional random sampling memakai rumus alokasi proportional dari Akdon (2008:108) yaitu :

(Akdon, 2008:108)

Keterangan :

ni : jumlah sampel menurut stratum

n : jumlah sampel seluruhnya

Ni : jumlah populasi menurut stratum


(22)

Untuk Kelas X:

Untuk Kelas XI:

Untuk Kelas XII :

Jumlah Total = 95 siswa B. Desain Penelitian

Setiap penelitian harus direncanakan. Untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Menurut Nasution (2009: 23) menyatakan bahwa “desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta dengan tujuan penelitian ini”.

Desain penelitian gunanya untuk:

1. Memberi pegangan tentang cara pelaksanaan penelitian 2. Menentukan batas-batas penelitian

3. Memberikan gambaran tentang apa yang akan dilakukan serta kesulitan yang akan dihadapi.

Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan langkah yang harus dilakukan peneliti dalam penelitian agar pelaksanaan dapat secara ekonomis.

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Efektivitas Proses Pembelajaran

( Variabel Y ) Indikator :

1. Tujuan

2. Penggunaan Metode dan Media Pembelajaran 3. Dampak

Sarana Prasarana Pendidikan

( Variabel X ) Indikator :

1. Sumber belajar 2. Fasilitas belajar


(23)

C. Metode Penelitian

Sugiyono (2011:2) menjelaskan “ Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

1. Metode Deskriptif

Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. (Sukmadinata,2011:54)

Pendapat lainnya menurut Sukardi (Sari, 2012:58) menyatakan bahwa metode deskriptif ialah:

Penelitian diaman pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian, atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan atau kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

Metode penelitian deskriptif pada umunya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak dilakukan oleh para peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode


(24)

deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.

2. Pendekatan kuantitatif

Sugiyono (2011:14) mengemukakan mengenai pengertian metode penelitian kuantitatif yaitu:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan kuantitatif ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X (sarana prasarana pendidikan) terhadap variabel Y (efektivitas proses pembelajaran) dengan mengukur indikator dari masing-masing variabel tersebut sehingga diperoleh deskripsi mengenai variabel-variabel tersebut.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional yang merupakan uraian mengenai konsep variabel secara teknis, menjadi penghubung antara konsep suatu variabel dengan langkah penyusunan instrumen. Dengan merujuk pada teori yang ada, peneliti merumuskan definisi operasional untuk mengantisipasi terjadinya salah pengertian dan penafsiran mengenai maksud penelitian, khususnya masalah yang akan di teliti, peneliti akan mengemukakan definisi istilah sebagai berikut:

1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1045) dikemukakan bahwa: “pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan seseorang”


(25)

Berdasarkan pengertian di atas, pengaruh yang dimaksud dalam proposal penelitian ini adalah hubungan yang dimiliki variabel X yaitu sarana prasarana pendidikan terhadap variabel Y yaitu efektivitas proses pembelajaran.

2. Sarana Prasarana Pendidikan

Menurut Bafadal, I (2008: 2) bahwa “Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara lansung digunakan dalam proses di sekolah”. Sedangkan prasarana pendidikan menjelaskan bahwa “prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah”.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti membuat definisi operasional pada variabel sarana dan prasarana yaitu sumber belajar dan fasilitas belajar. Dimana sumber belajar secara langsung menunjang proses pembelajaran dan fasilitas belajar secara tidak langsung menunjang proses pembelajaran.

3. Efektivitas Proses Pembelajaran

The liang Gie (Bachri, 2011: 85) mengemukakan pengertian efektivitas sebagai berikut:

Kata efektif berarti terjadinya efek atau akibat yang dikehendaki dalam suatu perbuatan. Setiap pekerjaan yang efektif dan efisien, dilihat dari tujuan atau akibat yang dikehendaki dengan perbuatan ini telah mencapai bahkan secara maksimal (mutu atau jumlahnya).

Menurut Nana Sudjana (Sari, 2012: 34) menyatakan bahwa belajar mengajar sebagai suatu proses sudah barang tentu harus dapat mengembangkan dan menjawab beberapa peersoalan mendasar yaitu mengenai:

a. Kemana proses tersebut akan diarahkan? b. Apa yang harus dibahas dalam proses tersebut? c. Bagaimana cara melakukannya?


(26)

Persoalan pertama yang berhubungan dengan tujuan proses belajar mengajar, persoalan kedua berbicara tentang materi atau bahan pelajaran, persoalan ketiga berhubungan dengan metode dan alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar, persoalan keempat berkenaan dengan penilaian dalam proses belajar mengajar.

Maka dari kedua pendapat tersebut, peneliti mendefinisikan efektifitas proses belajar mengajar yaitu suatu target yang hendak dicapai oleh guru sebagai pemegang peran utama dalam proses pembelajaran yang dilihat dari tujuan, penggunaan metode dan media pembelajaran sehingga menimbulkan dampak atau hasil pada siswa yang sesuai dengan harapan.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2011:137) menyatakan bahwa “Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Jumlah instrumen yang digunakan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Apabila variabel penelitinya ada tiga, maka jumlah instrumen yang akan digunakan juga tiga. Instrumen penelitian ada yang dibuat oleh peneliti dan ada juga yang sudah dibakukan oleh para ahli, karena instrumen penelitian ini akan digunakan untuk melakukan pengukuran yang bertujuan untuk menghasilkan data kuantitatif yang tepat dan akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala yang jelas.


(27)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penelitian

Variabel Indikator Sub-Indikator Item

Variabel X Sarana Prasarana Pendidikan

Sumber belajar di SMK Negeri 11 Bandung

a. Buku 1,2,3,4

b. Internet 5,6

c. Majalah, Koran, TV, Radio, dll. 7,8

d. Orang 9,10

Fasilitas belajar di SMK Negeri 11 Bandung

a. Meja, kursi, white board, dll 11-14

b. Ruang kelas 15,16

c. Perpustakaan 17,18

d. LCD projector 19,20

e. Bengkel/Workshop 21-24

Variable Y Efektivitas

Proses Pembelajaran

Tujuan

a. Kognitif 25,26

b. Afektif 27,28

c. Psikomotor 29

Penggunaan Metode dan Media Pembelajaran

a. Metode pembelajaran 30-33

b. Media pembelajaran 34-36

Dampak a. Pengetahuan 37

b. Keterampilan 38-40

c. Sikap 41-45

F. Proses Pengembangan Instrumen

Prosedur penelitian yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data untuk diteliti antara lain :


(28)

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan pembuatan rancangan penelitian dengan memilih masalah kemudian melakukan studi pendahuluan dengan mencari apakah sudah ada yang meneliti tentang sarana prasarana pendidikan dengan efektivitas proses pembelajaran khususnya di SMK Negeri 11 Bandung. Kemudian mengajukan judul penelitian kepada dosen pembimbing.

b. Persiapan penelitian yang meliputi langkah-langkah dalam hal pengurusan surat izin penelitian dan pengadministrasian:

1) Meminta surat pengantar izin penelitian dari Kantor Jurusan Administrasi Pendidikan dengan menyerahkan salinan proposal penelitian dan meminta surat pengangkatan dosen pembimbing skripsi, yakni dengan mengajukan dua nama dosen yang akan menjadi calon pembimbing skripsi.

2) Meneruskan surat pengantar izin penelitian dan pengajuan pembuatan SK Pembimbing dari Jurusan Administrasi Pendidikan kepada dekan FIP UPI melalui staf administrasi bidang akademik FIP UPI.

3) Meneruskan surat pengantar izin penelitian dari dekan FIP UPI kepada pihak Rektorat UPI bidang kemahasiswaan melalui staf administrasi di BAAK.

4) Meneruskan surat pengantar izin penelitian dari Rektorat UPI kepada pihak Kesatuan Bangsa pemerintahan kota Bandung

5) Setelah mendapat surat izin penelitian dari Kesatuan Bangsa pemerintahan kota Bandung untuk melakukan penelitian di SMK Negeri 11 Bandung, maka peneliti menyerahkan surat izin tersebut ke SMK Negeri 11 Bandung.


(29)

2. Tahap Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan dari angket yang telah disusun. Tujuan dari uji coba angket ini adalah untuk mengetahui kelayakan (tingkat validitas; dapat mengukur apa yang hendak diukur/ketepatan, dan reliabitas; bila digunakan berkali-kali menghasilkan data yang sama/konsisten) angket yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Faisal (Setiawan, 2011: 46) bahwa:

Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk menggunakan yang sesungguhnya (tidak langsung dipakai untuk penggunaan yang sesungguhnya dan pengumpulan data yang sesungguhnya), sebelum pemakaian sesungguhnya sangat mutlak adanya uji terlebih dahulu terhadap isi maupun bahan redaksi dari angket yang telah disusun.

Tahap uji coba angket ini, peneliti melakukan terhadap 20 orang siswa-siswi SMK Negeri 11 Bandung. Setelah data uji coba angket terkumpul, kemudian dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas sebagai syarat utama keabsahan dan keajegan instrumen atau alat pengumpulan data tersebut.

a. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah instrumen benar-benar dapat mengukur suatu atribut yang dikehendaki. Dengan demikian validitas instrumen akan menunjukkan apakah instrumen yang dimaksud dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian atau tidak. Menurut Sugiyono (2011: 121) bahwa:

Jika instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.


(30)

�ℎ� �� � �− 2

−�

Dalam pengujian validitas instrumen peneliti melakukan pengujian tiap butir-butir pertanyaan (item) yang ada dalam angket dengan dibantu aplikasi

Software Microsoft Office Excel 2007 dan menggunakan rumus Product Moment dari Person. Langkah-langkah pengujian validitas dalam penelitian ini adalah:

1) Menghitung koefesien korelasi Product Moment (rhitung) yang dikemukana

oleh:

(Akdon, 2008:144) Keterangan :

r hitung : Koefisien korelasi

∑Xi : Jumlah skor item

∑Yi : Jumlah skor total (seluruh item)

n : Jumlah responden

2) Langkah selanjutnya adalah menghitung Uji-t dengan rumus

Keterangan: t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi hasil r hitung n = jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk= n – 2) jika diketahui taraf signifikansi 5% dengan n = 20, maka diperoleh sebesar 1,734. Kemudian membuat keputusan dengan membandingkan

ℎ dengan dimana kaidah keputusannya sebagai berikut:

�ℎ� �� � −


(31)

Jika thitung > t tabel berarti valid sebaliknya

thitung < t tabel berarti tidak valid

Berdasarkan perhitungan tersebut, validitas instrumen untuk masing-masing variabel yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3

Rekapitulasi Perhitungan Validitas Butir Soal Variabel X (Sarana Prasarana Pendidikan)

Nomor soal Koef. Korelasi

t

hitung

t

tabel Keterangan

1 0.585 3.059 1.734 Valid 2 0.334 1.503 1.734 Tidak Valid 3 0.423 1.980 1.734 Valid 4 0.569 2.934 1.734 Valid 5 0.610 3.266 1.734 Valid 6 0.644 3.572 1.734 Valid 7 0.393 1.813 1.734 Valid 8 0.612 3.282 1.734 Valid 9 0.442 2.089 1.734 Valid 10 0.462 2.210 1.734 Valid 11 0.534 2.682 1.734 Valid 12 0.190 0.822 1.734 Tidak Valid 13 0.399 1.846 1.734 Valid 14 0.462 2.208 1.734 Valid 15 0.557 2.848 1.734 Valid 16 0.451 2.141 1.734 Valid 17 0.646 3.593 1.734 Valid 18 0.514 2.540 1.734 Valid 19 0.531 2.660 1.734 Valid 20 0.451 2.141 1.734 Valid 21 0.505 2.480 1.734 Valid 22 0.533 2.673 1.734 Valid 23 0.439 2.070 1.734 Valid 24 0.669 3.822 1.734 Valid


(32)

Tabel 3.4

Rekapitulasi Perhitungan Validitas Butir Soal Variabel Y (Efektivitas Proses Pembelajaran)

Nomor soal Koef. Korelasi

t

hitung

t

tabel Keterangan 25 0.456 2.171 1.734 Valid 26 0.488 2.373 1.734 Valid 27 0.596 3.150 1.734 Valid 28 0.459 2.193 1.734 Valid 29 0.512 2.527 1.734 Valid 30 0.421 1.972 1.734 Valid 31 0.479 2.314 1.734 Valid 32 0.449 2.133 1.734 Valid 33 0.521 2.586 1.734 Valid 34 0.416 1.940 1.734 Valid 35 0.709 4.264 1.734 Valid 36 0.555 2.830 1.734 Valid 37 0.623 3.376 1.734 Valid 38 0.609 3.258 1.734 Valid 39 0.534 2.682 1.734 Valid 40 0.425 1.990 1.734 Valid 41 0.414 1.927 1.734 Valid 42 0.454 2.159 1.734 Valid 43 0.437 2.062 1.734 Valid 44 0.404 1.872 1.734 Valid 45 0.554 2.820 1.734 Valid

Untuk item yang tidak valid, peneliti melakukan penghapusan dengan membuang item tersebut dengan tidak mengurangi kebutuhan pada kisi-kisi angket.

b. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data tersebut menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tersebut


(33)

dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda. “Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik” (Arikunto. 2006: 178). Pada penelitian ini pengujian uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Rumus yang digunakan sebagaimana dikemukakan Akdon (2008: 161) sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai Reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

= Jumlah item

Dalam implementasinya penulis melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Hasil dari nilai reliabilitas ( ) dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment dengan dk = N – 1 = 20 – 1 = 19, signifikansi 5% maka diperoleh = 0,433. Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas tidaknya instrumen didasarkan pada ujicoba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika > berarti Reliabel dan 2) Jika < berarti Tidak Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007, maka dapat diperoleh hasil dari masing-masing variabel sebagai berikut:


(34)

1) Hasil uji reliabilitas variabel X (Sarana Prasarana Pendidikan)

[] [ − ]

[22 − 22 ] [ − 2 2 ]

0,810

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X diperoleh rhitung =

0,810 sedangkan rtabel = 0,433. Karena rhitung > rtabel maka semua data

yang dianalisis dengan menggunakan metode Alpha adalah Reliabel.

2) Hasil uji reliabilitas variabel Y (Efektivitas Proses Pembelajaran) k [

] [ − ]

2 − −2

0,493

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X diperoleh rhitung = 0,493

sedangkan rtabel = 0,433. Karena rhitung > rtabel maka semua data yang

dianalisis dengan menggunakan metode Alpha adalah Reliabel. 3. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pelaksanaan Pengumpulan data dilaksanakan tanggal 13 Januari – 20 Januari 2014. Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan menggunakan angket dalam bentuk biasa pada umumnya. Angket diberikan disaat dalam pelajaran berlangsung yang dibantu oleh guru yang sedang mengajar didalam kelas.


(35)

G. Teknik Pengolahan Data 1. Seleksi Angket

Tahap penyeleksian ini dilakukan dengan mengecek semua data yang terkumpul dari responden untuk mengetahui kelengkapan kesempurnaan, dan kejelasan data. Setelah itu, dilakukan penyeleksian data.

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011:142) bahwa : “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberiseperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Angket dibedakan menjadi dua jenis, yaitu angket terbuka dan angket tertutup.

a. Angket terbuka (angket tidak terstruktur) ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.

b. Angket tertutup (angket terstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√)

Angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan skala (1-5). Dalam kuesioner tertutup jawaban sudah disediakan sedemikian rupa sehingga responden hanya diminta untuk memilih salah satu jawabannya yang sesuai dengan karaketeristik atau pandangannya sendiri dengan cara member tanda checklist (√).


(36)

Tabel 3.5 Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot

SL (Selalu) 5

SR (Sering) 4

KD (Kadang-Kadang)

3

JR (Jarang) 2

TP (Tidak Pernah) 1

Sumber : Sugiyono (2011: 135)

1. Pengolahan Data

a. Menghitung Weighted Means Score (WMS)

Menghitung Weighted Means Score (WMS) ini bertujuan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Adapun rumusnya yaitu:

Keterangan:

̅ = Rata-rata skor responden

X = Jumlah skor jawaban responden n = Jumlah responden

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan dengan teknik WMS sebagai berikut:

1) Pemberian bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban.


(37)

2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih

3) Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap pertanyaan yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan bobot alternatif itu sendiri.

4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.

5) Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi.

Tabel 3.6

Daftar Konsultasi WMS Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01-5,00 Sangat Baik SL (Selalu) SL (Selalu)

3,01-4,00 Baik S (Sering) S (Sering)

2,01-3,00 Cukup KD (Kadang-kadang) KD (Kadang-kadang)

1,01-2,00 Rendah JR (Jarang) JR (Jarang)

0,01-1,00 Sangat Rendah TP (Tidak Pernah) TP (Tidak Pernah)

b. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis data parametrik atau non parametrik. Dalam penelitian ini untuk perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows dengan uji Kolmogrov-Smirnov. Adapun dasar pengambilan keputusan teknik pengujian normalitas yang dicontohkan adalah teknik Liliefors (Wijaya, 2000:42) dengan hipotesis pengujian sebagai berikut: Ho: Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.


(38)

Ha: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.). Untuk menetapkan kenormalan,kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:

1) Tetapkan taraf signifikansi uji misalnya α = 0.05; 2) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh; 3) Jika signifikansi yang diperoleh >α , maka sampel berasal dari

populasi yangberdistribusi normal;

4) Jika signifikansi yang diperoleh <a , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Adapun langkah-langkah untuk mencari uji normalitas dengan bantuan

SPSS 16.0 for Windows dengan uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

1) Buka program SPSS;

2) Masukan data mentah variabel X dan variabel Y; 3) Pilih analyze;

4) Pilih Descriptive Statistics;

5) Pindahkan kedua veriabel ke kolam Dependent List;

6) Pilih Plots;

7) Pilih (Checklist)Normality Plots with Test, lalu Continue;


(39)

c. Uji Hipotesis Penelitian 1. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara variabel X dan variabel Y.

a) Koefisien korelasi

Adapun untuk mencari koefesien korelasi antara variabel X dan Y dengan rumus rxy Product Moment (Akdon,2008: 188)

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Berdasarkan hasil uji normalitas data, bahwa menghasilkan data variabel X dan variabel Y berdistribusi normal sehingga ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik parametrik dengan teknik Korelasi Product Moment/Pearson dan dalam pengujian koefisien korelasi ini menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Adapun ketentuannya sebagai berikut:

1) Mengajukan hipotesis yaitu:

Ho : Tidak ada pengaruh yang postif dan signifikan antara sarana

prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran.

Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sarana

prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran.

� � −


(40)

Untuk mendapatkan hasil analisis korelasi, di bawah ini diuraikan langkah-langkahnya, sebagai berikut:

a) Buka file data SPSS;

b) Pada halaman Data View ketikan nilai-nilai variabel X dan Y;

c) Pada kolom Name ketikan simbol dari variabel X dan Y, pada kolom Label ketikan nama variabel X dan Y;

d) Kemudian klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan pilih Bivariate;

e) Sorot dan pilih variabel X dan Y lalu pindahkan ke kotak variabel;

f) Pilih (Checklist) pada kotak pearson;

g) Klik Option dan tandai pilihan pada kotak Mean and Standart Deviation. Klik Continue;

h) Klik Ok, maka hasilnya akan muncul.

Hasil koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan mengacu pada pedoman interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 3.7

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN

0,80 – 1, 000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat

Rendah Sangat Rendah Sumber :(Akdon, 2008:188)


(41)

Pengambilan keputusan menurut Sugiyono (2011:183) menyatakan “Apabila signifikasi di bawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.”. Maka, jika nilai signifikasi ≥

0,05 maka Ho diterima artinya terdapat pengaruh antara sarana

prasarana pendidikan terhadap efektifitas proses pembelajaran, dan jika nilai signifikasi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya

tidak terdapat pengaruh antara sarana prasarana pendidikan terhadap efektifitas proses pembelajaran.

b) Uji Signifikansi

Menguji tingkat signifikansi korelasi antara variabel X dan variabel Y yaitu dengan digunakan rumus yang dikemukakan Akdon (2008:188) sebagai berikut:

Keterangan: t = Nilai

= Nilai koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

Kriteria pengujian terhadap uji satu pihak dengan derajat kebebasan (dk = n-2) pada tingkat signifikansi tertentu. Kaidah pengujian adalah jika hasil konsultasi harga thitung ≥ ttabel, maka Ho

ditolak dan Ha diterima, dapat dikatakan bahwa keofisien korelasi antara variabel X dan Y adalah signifikan. Tetapi jika thitung ≤ ttabel,

maka Ho diterima dan Ha ditolak, dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak signifikan.


(42)

c) Uji Koefisien Determinasi

Menentukan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut:

Akdon (2008: 188) Keterangan:

KP = Koefisien determinasi yang dicari r2 = Koefisien korelasi


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan yang dapat diambil dan saran yang didasarkan pada temuan hasil penelitian. Secara umum penulis menyimpulkan bahwa sarana prasarana pendidikan berpengaruh kuat terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung sudah baik, Ho yaitu : “tidak adanya pengaruh yang positif

dan signifikan dari sarana prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung”, tidak terbukti. Jadi kesimpulan Ha : “Adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari sarana prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung”. Secara lebih khusus penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sarana prasarana pendidikan di SMK Negeri 11 Bandung yang dirasakan oleh responden (siswa-siswi SMK Negeri 11 Bandung) menunjukkan kualifikasi baik dengan nilai 4,00. Hal ini dilihat dari aspek-sapeknya yaitu Sumber belajar di SMK Negeri 11 Bandung, dan Fasilitas belajar di SMK Negeri 11 Bandung.

2. Efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung menunjukkan kualifikasi yang baik dengan nilai 3,83 hal ini berdasarkan pada jawaban responden (siswa-siswi SMK Negeri 11 Bandung) dilihat dari aspek-aspeknya yaitu tujuan, penggunaan metode dan media pembelajaran, dan juga dampak.


(44)

3. Sarana prasarana pendidikan memiliki pengaruh yang kuat terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung dengan perolehan nilai sebesar 0,641.

B. Saran

Berdasarkan dari pengkajian hasil penelitian di lapangan maka penulis bermaksud memberikan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi lembaga maupun bagi peneliti yang selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Lembaga

Seperti yang sudah dijelaskan, sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah khususnya di SMK, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Hasil penelitian terkait sarana prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran secara umum sudah menunjukkan kondisi yang baik. Namun secara khusus perlu adanya peningkatan yang lebih baik lagi, diantaranya berdasarkan hasil temuan peneliti terkait sarana prasarana pendidikan di SMK Negeri 11 Bandung, hal yang memiliki kecenderungan paling rendah adalah tentang LCD projector. Dalam hal ini diharapkan perhatian pihak sekolah dalam pengadaan LCD projector

untuk setiap kelas hal ini dapat membantu mempermudah dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Adapun beberapa saran yang perlu diperhatikan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti tentang sarana prasarana pendidikan dan efektivitas proses pembelajaran adalah:


(45)

a. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi yang terkait dengan sarana prasarana pendidikan maupun efektivitas proses pembelajaran agar hasil penelitiannya dapat lebih baik dan lebih lengkap lagi.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam proses pengambilan dan pengumpulan dan segala sesuatunya sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Peneliti selanjutnya diharapkan ditunjang pula dengan wawancara dengan sumber yang kompeten dalam kajian sarana prasarana pendidikan dan efektivitas proses pembelajran.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi Pendidikan & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bachri, A.S (2011). Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap Efektivitas Proses Belajar Mengajar di SMK Negeri 1 Majalengka. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Bafadal. Ibrahim, (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan Aplikasinya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Himpunan Perundang-undangan Republik Indonesia. (2005). Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Nuansa Aulia.

Komariah,A dan Elin R. (2007). Bahan Ajar Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran. Bandung: tidak diterbitkan

Mamusung, Y. (1991). Penataan-Lahan-Bangunan-Perabot-Perlengkapan Sekolah. Bandung: CV Mitratama.


(47)

Nasution. S, (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sari, Cucu Nurlaela. (2012). Pengaruh Sarana Prasarana Pendidikan terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran. Skripsi sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.

Setiawan, Iwan. (2012). Kontribusi Penjamin Mutu Akademik Terhadap Mutu Lulusan Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung; tidak diterbitkan.

SMKN 11 Bandung. (2013). Profil SMK Negeri 11 Bandung. Bandung: tidak diterbitkan.

Sudjana, Nana. (1987). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV. Bandung : Alfabeta

Sukmadinata, Nana S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryana, A. (2012). Pedoman Sarana Prasarana. FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia, (2013). Pedoman Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Uzer Usman, Moh. (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdaya Karya.

Wijaya. (2000). Analisis Statistik dengan Program SPSS. Bandung: Rajawali Pers.


(1)

58

c) Uji Koefisien Determinasi

Menentukan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut:

Akdon (2008: 188) Keterangan:

KP = Koefisien determinasi yang dicari r2 = Koefisien korelasi


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan yang dapat diambil dan saran yang didasarkan pada temuan hasil penelitian. Secara umum penulis menyimpulkan bahwa sarana prasarana pendidikan berpengaruh kuat terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung sudah baik, Ho yaitu : “tidak adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari sarana prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung”, tidak terbukti. Jadi kesimpulan Ha :

“Adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari sarana prasarana pendidikan

terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung”. Secara lebih khusus penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sarana prasarana pendidikan di SMK Negeri 11 Bandung yang dirasakan oleh responden (siswa-siswi SMK Negeri 11 Bandung) menunjukkan kualifikasi baik dengan nilai 4,00. Hal ini dilihat dari aspek-sapeknya yaitu Sumber belajar di SMK Negeri 11 Bandung, dan Fasilitas belajar di SMK Negeri 11 Bandung.

2. Efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung menunjukkan kualifikasi yang baik dengan nilai 3,83 hal ini berdasarkan pada jawaban responden (siswa-siswi SMK Negeri 11 Bandung) dilihat dari aspek-aspeknya yaitu tujuan, penggunaan metode dan media pembelajaran, dan juga dampak.


(3)

84

3. Sarana prasarana pendidikan memiliki pengaruh yang kuat terhadap efektivitas proses pembelajaran di SMK Negeri 11 Bandung dengan perolehan nilai sebesar 0,641.

B. Saran

Berdasarkan dari pengkajian hasil penelitian di lapangan maka penulis bermaksud memberikan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi lembaga maupun bagi peneliti yang selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Lembaga

Seperti yang sudah dijelaskan, sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah khususnya di SMK, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Hasil penelitian terkait sarana prasarana pendidikan terhadap efektivitas proses pembelajaran secara umum sudah menunjukkan kondisi yang baik. Namun secara khusus perlu adanya peningkatan yang lebih baik lagi, diantaranya berdasarkan hasil temuan peneliti terkait sarana prasarana pendidikan di SMK Negeri 11 Bandung, hal yang memiliki kecenderungan paling rendah adalah tentang LCD projector. Dalam hal ini diharapkan perhatian pihak sekolah dalam pengadaan LCD projector untuk setiap kelas hal ini dapat membantu mempermudah dalam proses pembelajaran di dalam kelas.


(4)

85

a. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi yang terkait dengan sarana prasarana pendidikan maupun efektivitas proses pembelajaran agar hasil penelitiannya dapat lebih baik dan lebih lengkap lagi.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam proses pengambilan dan pengumpulan dan segala sesuatunya sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Peneliti selanjutnya diharapkan ditunjang pula dengan wawancara dengan sumber yang kompeten dalam kajian sarana prasarana pendidikan dan efektivitas proses pembelajran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi Pendidikan & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bachri, A.S (2011). Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap Efektivitas Proses Belajar Mengajar di SMK Negeri 1 Majalengka. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Bafadal. Ibrahim, (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan Aplikasinya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Himpunan Perundang-undangan Republik Indonesia. (2005). Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Nuansa Aulia.

Komariah,A dan Elin R. (2007). Bahan Ajar Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran. Bandung: tidak diterbitkan


(6)

87

Nasution. S, (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan

Sari, Cucu Nurlaela. (2012). Pengaruh Sarana Prasarana Pendidikan terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran. Skripsi sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.

Setiawan, Iwan. (2012). Kontribusi Penjamin Mutu Akademik Terhadap Mutu Lulusan Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI. Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung; tidak diterbitkan.

SMKN 11 Bandung. (2013). Profil SMK Negeri 11 Bandung. Bandung: tidak diterbitkan.

Sudjana, Nana. (1987). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV. Bandung : Alfabeta

Sukmadinata, Nana S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryana, A. (2012). Pedoman Sarana Prasarana. FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia, (2013). Pedoman Karya Ilmiah. Bandung: UPI. Uzer Usman, Moh. (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja

Rosdaya Karya.

Wijaya. (2000). Analisis Statistik dengan Program SPSS. Bandung: Rajawali Pers.