PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP MUTU LAYANAN SARANA DAN PRASARANA DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG.

(1)

No. Daftar: 266/AP/S/2013

PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP MUTU LAYANAN SARANA DAN PRASARANA DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh :

GILANG GUMILANG DAWOUS 0906427

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN

PRASARANA TERHADAP MUTU

LAYANAN SARANA DAN PRASARANA

DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI

BANDUNG

Oleh:

GILANG GUMILANG DAWOUS 0906427

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Administrasi Pendidikan

© Gilang Gumilang Dawous 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat)

Geologi Bandung Gilang Gumilang Dawous

0906427

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung”. Penelitian ini didasarkan pada permasalahan tentang layanan sarana dan prasarana kepada peserta. Ada beberapa permasalahan yang membuat para peserta mengeluh tentang layanan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh pihak manajemen. Misalnya beberapa alat PKL yang tidak bisa dipakai secara optimal, beberapa sarana dan prasarana yang tidak bisa dipakai dan beberapa alat perlengkapan yang tidak tepat waktu diberikan kepada peserta diklat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara jelas mengenai gambaran pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusdiklat Geologi.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah para peserta diklat yang sedang mengikuti beberapa diklat pada bulan Oktober Tahun 203 yaitu Diklat Mengoperasikan GPS Geodetik Untuk Penentuan Batas Wilayah, Diklat Penyusunan Database Airtanah dan Diklat Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Pengumpulan data yang dilakukan berupa angket berdasarkan jumlah sample yaitu sebanyak 41 orang dengan pengolahan data melalui: Weighted Means Score (WMS), uji normalitas, analisis korelasi, uji signifikansi, dan analisis regresi.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil manajemen sarana dan prasarana dirasakan sudah baik oleh para peserta diklat dengan memiliki nilai kecenderungan sebesar 3,80. Sementara mutu layanan sarana dan prasarana diklat dapat dikategorikan sangat baik dengan memiliki nilai sebesar 4,22. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi, menunjukan nilai sebesar 0,575 yang berarti variable X berkorelasi terhadap variable Y cukup kuat. Adapun tingkat hubungan antara manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat sebesar 33,06% sisanya 66,94% dipengaruhi oleh faktor lain. Pihak lembaga diharapkan mampu meningkatkan pelayanan sarana dan prasarananya dengan meningkatkan proses manajemennya sehingga mampu meningkatkan efektifitas penyelenggaraan diklat secara konsisten.


(5)

Abstract

The Effect of Infrastructure Management towards The Service Quality of Training and Education Infrastructure at Bandung Geology of Training and

Education Center

Gilang Gumilang Dawous 0906427

The study is titled " The Effect of Infrastructure Management towards The Service Quality of Training and Education Infrastructure at Bandung Geology of Training and Education Center". The study was based on the issue of infrastructure services to the participants. There are several issues that make the participants complained about the infrastructure service are carried out by the management. For instance, some equipment for training that can not be used optimally, some facilities that can not be used and some of the equipment that is not timely provided to the participants of the training . The purpose of this study is to obtain the data clearly and concerning the effect of the infrastructure management to services quality of training infrasructure in Bandung Geology of Training and Education Center .This research was conducted using descriptive methods with quantitative approach. As for the sample in this study is the participants of the training that were joining some training in October, which is the Training of Geodetic GPS Operation For Determining Boundaries, Groundwater Database Development Training and Technical Training Writing Scientific Writing . Data collection is conducted in the form of questionnaires based on the number of samples as many as 41 persons with the processing of data through: Weighted Means Score ( WMS ) , normality test , correlation analysis, significance testing, and regression analysis .The results obtained in this study is the infrastructure management has been well perceived by the participants of the training with the trend value of 3.8. While the quality of infrastructure services can be categorized as very good training to have a value of 4.22 . From the calculation of the correlation coefficient, indicates a value of 0.575, which means variable X to variable Y correlates quite strongly. The relationship between the level of infrastructure management to infrastructure

education and training service quality of 33.06% while the remaining 66.94 % influenced by other factors. The organization is expected to improve service infrastructure to improve the management process so as to improve the effectiveness of education and training consistently.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined. A. Konsep Manajemen Sarana Dan PrasaranaError! Bookmark not defined.

B. Konsep Mutu Layanan ... Error! Bookmark not defined. C. Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined. D. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

A. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian .. Error! Bookmark not defined. B. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. E. Instrument Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Proses Pengembangan Instrumen ... Error! Bookmark not defined. G. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. H. Analisi Data ... Error! Bookmark not defined.


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI . Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN...117


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hak setiap warga negara indonesia yang berhak memperoleh layanan pendidikan yang bermutu sesuai dengan kemampuan dan minat tanpa memandang segala perbedaan yang dimiliki seseorang. Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, dijelaskan arti pendidikan sebagai berikut :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan hakekatnya adalah seumur hidup, tidak dibatasi oleh apapun baik itu usia, harta, derajat dan hal lainnya. Maka dari itu pendidikan yang terencana dan dikelola dengan baik akan menciptakan manusia yang seutuhnya dan memiliki kepribadian yang unggul guna keberlangsungan hidupnya di masa yang akan datang .Pendidikan bukan hanya sekedar sekolah bagi para anak-anak atau remaja. Pendidikan berbeda dengan pelatihan. Pendidikan lebih bersifat teoritis dan Pelatihan merupakan praktik yang segera dilakukan secara spesifik. Pendidikan dan pelatihan (diklat) berperan sebagai penyelenggara pendidikan bagi para peserta didik yang sudah ahli dan memiliki profesi yang tetap. Pusat Pendidikan dan Pelatihan atau Badan Diklat berperan sebagai penyedia layanan pembelajaran bagi para peserta didik yang akan meningkatkan kemampuannya sesuai dengan keahlian, kemampuan, dan profesi yang sedang dijalaninya. Diklat berupaya menyediakan layanan pendidikan yang mewujudkan sumber daya manusia professional dan berdaya saing melalui lembaga pendidikan dan pelatihan terpadu yang unggul.


(9)

Lembaga diklat sebagai penyedia layanan jasa pendidikan dan pelatihan bagi para peserta diklat harus dapat memberikan mutu layanan yang berkualitas. Seperti halnya, Pusdiklat Geologi Bandung yang sudah menerapkan sistem manajemen mutu yang telah terakreditasi ISO 9000:2008. Pusdiklat Geologi Bandung berupaya untuk mampu memberikan layanan yang berkualitas untuk para peserta yang sedang mengikuti diklat. Layanan tersebut salah satu nya adalah sarana dan prasarana nya.

Standar sarana dan prasarana yang diberikan kepada peserta diklat tersedia dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Diklat Pusdiklat Geologi Bandung menunjang proses pembelajaran dan pelayanan diklat, tetapi dalam beberapa penyelenggaraan diklat masih adanya keluhan-keluhan dari para peserta diklat tentang fasilitas sehingga mengganggu proses pelayanan penyelenggaraan diklat tersebut. Seperti misalnya :

1. Pengadaan ATK yang tidak tepat waktu, misalnya pada diklat Pengenalan Geologi Dan Sumber Daya Mineral dan diklat Analisis Kestabilan Lereng Untuk Pencegahan Gerakan Tanah Angkatan I tanggal 19 Maret 2013,

2. Tempat belajar yang tidak ada koneksi internet/koneksi yang kurang cepat sehingga para peserta sulit untuk mengakses sumber belajar,

3. Pada diklat Aplikasi Seismik Multi Channel Bulan Maret 2013, peralatan praktikum PKL di luar ruangan tidak berjalan dengan baik sehingga peserta tidak dapat memberikan hasil analisis nya dengan baik,

4. Tanggung jawab tim pelaksana penyelenggaraan diklat terhadap layanan fasilitas peserta diklat yang tidak terencana, sering tergesa-gesa dan terkadang setelah penyelenggaraan diklat ada beberapa barang yang hilang.

Masalah-masalah tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kualitas layanan. Maka dari itu perlunya memperhatikan kualitas pelayanan yang


(10)

baik dan dikelola dengan baik juga. Untuk meningkatkan kualitas perlu memperhatikan beberapa aspek penting dalam kualitas pelayanan itu sendiri. Didalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 mengemukakakan bahwa prinsip-prinsip kualitas pelayanan meliputi “kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan , tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan dan keramahan serta kenyamanan”. Proses pelayanan diklat bisa diterapkan sesuai dengan prinsip-prinsip kualitas pelayanan yang telah disebutkan diatas.

Dalam penyelenggaraan diklat, proses pembelajaran membutuhkan berbagai sumber daya. Misalnya, program pembelajaran, metode pembelajaran, dana, sarana prasarana, pemasaran dan manusia itu sendiri. Layanan proses belajar mengajar membutuhkan sumber daya lainnya agar proses belajar mengajar lebih efektif. Salah satunya adalah layanan sarana prasarana itu sendiri. Dalam prinsip-prinsip kualitas pelayanan yang ada dalam keputusan MENPAN diatas, menyebutkan salah satunya adanya kelengkapan sarana prasarana. Layanan sarana prasarana merupakan sumber daya yang dibutuhkan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Dengan adanya sarana dan prasarana, maka akan meningkatkan efektifitas mutu layanan diklat kepada peserta. Layanan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada para peserta bertujuan agar dapat membantu mengefektifkan mutu layanan proses belajar mengajar sehingga mereka merasa puas selama berada di tempat dan dapat mengambil pengalaman yang berharga guna mengoptimalkan kemampuan mereka di tempat mereka bekerja setelah mengikuti proses diklat.

Bila melihat sekolah efektif, menurut Komariah & Triatna (2006:28), sekolah efektif sebagai sekolah yang menetapkan keberhasilan pada input, proses, output dan outcome yang ditandai dengan berkualitasnya komponen-komponen sistem tersebut. Selanjutnya, sekolah efektif menurut definisi Taylor (Suparlan, 2008:14) yaitu sekolah yang mengorganisasikan dan memanfaatkan semua sumberdaya yang dimiliki


(11)

untuk menjamin semua siswa tanpa memandang ras, jenis kelamin maupun status sosial ekonomi. Berdasarkan pengertian diatas, sebuah sekolah yang efektif adalah sekolah yang mampu memanfaatkan sumber daya yang tersedia, seperti, tenaga pendidik dan kependidikan, kurikulum, dana, sarana dan prasarana, serta kurikulumnya. Komariah dan Triatna (2006:28) bahwa sekolah efektif dalam proses pembelajarannya itu menjamin lingkungan fisik yang mendukung dan nyaman serta iklim yang nyaman dan tertib bagi berlangsungnya pengajaran dan pembelajaran. Dalam proses penyelenggaraan pendidikan, manajemen mutu terpadu sangat penting dalam meningkatkan layanan pendidikan. Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan adalah menyelenggarakan pendidikan dengan mengadakan perbaikan berkelanjutan, baik produk lulusannya, penyelenggaraan atau layanannya, sumber daya manusia (SDM) yang memberikan layanan, proses layanan pembelajarannya dan lingkungannya (Sobahi. Hanafiah, Suhana; 2010:153)

Kualitas pelayanan sarana dan prasarana diklat salah satunya didukung dengan adanya manajemen sarana dan prasarana. Dengan adanya manajemen sarana dan prasarana, maka kualitas layanan sarana dan prasarana pun akan berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam proses pembelajaran pun akan berjalan dengan baik dengan didukung adanya pengelolaan layanan sarana dan prasarana sehingga mutu layanan sarana dan prasarana pun akan memuaskan dikarenakan adanya fasilitas yang menunjang mutu layanan diklat. Layanan jasa yang kurang baik disebabkan karena manajemen yang tidak dikelola dengan baik.

Ratminto & Winarsih (2010:4) memberikan pengertian manajemen pelayanan dapat diartikan sebagai “suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana, mengimplementasi-kan rencana, menggoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan”. Fandy Tjiptono (2012:153) mengemukakan bahwa “kualitas, apabila dikelola dengan tepat, berkontribusi positif terwujudnya kepuasan dan loyalitas pelanggan”. Dari


(12)

pengertian tersebut, bahwa kualitas harus dapat dikelola dengan baik yang akan berdampak pada hasil output terwujudnya kepuasan pelanggan. Layanan akan berdampak langsung kepada pelanggan, maka dari itu layanan terseut harus dikelola agar dapat bermutu dan menciptakan loyalitas pelanggan terhadap produk yang dibuat. Dengan didukung dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas maka kualitas pun akan dapat disempurnakan secara terus-menerus serta dengan menyediakan alat-alat yang mendukung manajemen tersebut. Maka dari itu perlunya manajemen sangat penting bagi kesempurnaan kualitas itu sendiri termasuk kualitas pelayanan.

Mengutip pendapat Zeithaml, Parasuraman dan Berry dari buku yang ditulis Fandy Tjiptono: Zeithaml, Parasuraman dan Berry (Fandy Tjiptono, 2012:201-205) menjelaskan adanya lima kensenjangan yang dapat menimbulkan kegagalan penyampaian jasa dalam konteks manajemen, yaitu:

(1) Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Manajemen tidak selalu memahami benar apa yang menjadi keinginan pelanggan. (2) Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa. Manajemen mungkin memahami secara tepat keinginan pelanggan tetapi tidak menetapkan suatu kumpulan standar kinerja tertentu. (3) Kesenjangan antara spesifikasi mutu jasa dan penjampaian jasa. Para petugas mungkin kurang terlatih, tidak mampu atau tidak mau memenuhi standar. (4) Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan konsumen di pengaruhi oleh pernyataan yang dibuat para petugas perusahaan dan Manajemen perusahaan. (5) Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan.kesenjangan itu terjadi bila pelanggan memiliki persepsi yang keliru tentang mutu jasa tersebut.

Hal diatas berkaitan dengan kesinambungan antara tim manajemen lembaga diklat dengan peserta diklat dalam spesifikasi kualitas layanan yang akan menciptakan kepuasan terhadap layanan, khususnya dalam konteks manajemen sarana dan prasarana diklat. Apabila upaya manajemen sarana dan prasarana dikelola dengan baik dan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, maka kualitas pelayanan sarana dan


(13)

prasarana pun akan berdampak signifikan dan berkualitas baik. Pelayanan sarana dan prasarana diklat yang berkualitas akan menciptakan kepuasan pelanggan terhadap produk layanan yang lembaga diklat berikan.

Pusdiklat geologi sebagai lembaga yang memberikan layanan pendidikan dan pelatihan bagi para peserta diklat harus mampu mengelola sarana prasarana lebih baik lagi. Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000:2008 pun harus mampu diaplikasikan dengan baik dalam segi pelayanan fasilitas sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar. Sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas akan berpengaruh terhadap mutu yang dihasilkan dari pelayanan dari panitia penyelenggaraan diklat itu sendiri. Sarana dan prasarana yang tersedia tidak hanya lengkap, tetapi bisa dikelola dari segi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventaris hingga penghapusan.

Dengan demikian, pengelolaan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan diklat. Mengingat kebutuhan peserta terhadap diklat sangat ditunjang oleh sarana dan prasarana itu sendiri, maka mutu pelayanan diklat pun harus ditunjang oleh mutu pengelolaan sarana prasarana yang baik. Karena hasil manajemen sarana prasarana akan dirasakan oleh para peserta diklat dan akan meningkatkan kualitas pelayanan sarana dan prasarana itu sendiri. Melihat keadaan dilapangan, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung”.

B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah

Identifikasi dan perumusan masalah merupakan gambaran secara umum mengenai ruang lingkup penelitian, pembatasan bidang penelitian dan penelaahan variable penelitian.


(14)

1. Identifikasi Masalah

Didalam Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 mengemukakakan bahwa prinsip-prinsip kualitas pelayanan meliputi kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan , tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan dan keramahan serta kenyamanan. Mengutip Pendapat Zeithhalm, Berry, dan Parasuraman dari buku yang ditulis Ratminto & Winarsih: Zeithhalm, Berry, dan Parasuraman (Ratminto & Winarsih, 2006:175) mengidentifikasikan lima dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas pelayanan:

a. Bukti langsung (tangibles) yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

b. Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera, akurat dan memuaskan serta sesuai dengan telah yang dijanjikan.

c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

d. Jaminan (assurance), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan.

e. Empati (empathy), yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

Dengan kata lain, jika lembaga diklat memberikan pelayanan dan pelayanan tersebut harus berkualitas maka kualitas pelayanan dipengaruhi adanya sarana prasarana. Maka dari itu, perlunya proses manajemen sarana prasarana dalam meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sangatlah penting bagi kualitas pelayanan lembaga diklat. Ibrahim Bafadal (2008:7) menyebutkan proses manajemen sarana prasarana yang disimpulkan meliputi:


(15)

1. Perencanaan

Perencanaan sarana prasarana merupakan suatu proses memikirkan dan menetapkan pengadaan fasilitas lembaga diklat, yang digunakan di masa yang akan datang untuk tujuan tertentu.

2. Pengadaan

Pengadaan sarana prasarana pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk menyediakan keperluan barang ataupun benda dalam pemenuhan tugas berdasarkan kebutuhan yang telah direncanakan.

3. Pendistribusian

Pendistribusian sarana prasarana pendidikan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab dari seseorang kepada orang lain yang membutuhkan barang tersebut.

4. Penggunaan

Penggunaan sarana prasarana pendidikan merupakan suatu kegiatan pemakaian dan pemanfaatan barang yang tersedia dalam rangka pemenuhan kebutuhan untuk kepentingan tujuan tertentu.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan sarana prasarana pendidikan merupakan suatu bentuk kegiatan dalam rangka mengusahakan agar barang yang tersedia tetap dalam keadaan baik dan berfungsi sebagai mestinya.

6. Inventaris

Inventaris sarana prasarana pendidikan merupakan kegiatan pencatatan atau pendataan barang – barang yang ada secara


(16)

tertib dan teratur sesuai dengan keperluan dan kebutuhan berdasarkan ketentuan–ketentuan yang berlaku di lembaga diklat.

7. Penghapusan

Penghapusan sarana prasarana merupakan suatu kegiatan meniadakan barang – barang yang sudah tidak layak pakai, tidak berfungsi dengan baik serta tidak bisa dimanfaatkan kembali dalam menunjang kebutuhan proses pembelajaran. Penilaian mutu layanan dapat diukur sejauh mana lembaga memberikan pelayanan dan sejauh mana hasil proses manajemen sarana dan prasarana yang dilaksanakan. Dapat ditemukan bahwa yang menjadi penyebab dari mutu layanan sarana dan prasarana diklat yaitu hasil dari proses manajemen sarana dan prasarananya.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil manajemen sarana dan prasarana yang dirasakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi?

2. Bagaimana mutu layanan sarana dan prasarana diklat yang dirasakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi? 3. Seberapa besar pengaruh manajemen sarana dan prasarana

terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperjelas arah dan tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, tujuan penelitian dirumuskan ke dalam dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Secara Umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas pengaruh manajemen sarana dan prasarana


(17)

terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk memperoleh informasi mengenai hasil manajemen sarana dan prasarana yang dirasakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung.

b. Untuk memperoleh informasi mengenai gambaran mutu layanan sarana dan prasarana diklat yang dirasakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung.

c. Untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat yang dilakukan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dirumuskan ke dalam dua bagian, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan menggambarkan mengenai bagaimana pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung.

2. Manfaat Operasional a. Bagi Peneliti

Diharapkan dengan melakukan penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan khususnya dalam pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat.


(18)

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, bisa menjadi masukan bagi pihak lembaga dalam bidang manajemen sarana prasarana untuk meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana diklat. c. Bagi Pendidikan

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini, bisa menjadi sumber rujukan tambahan dalam bidang manajemen sarana prasarana diklat untuk meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana diklat.

E. Struktur Organisasi

1. Bab I, menjelaskan tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

2. Bab II, menjelaskan kajian pustaka yang mencakup konsep manajemen sarana dan prasarana, konsep mutu layanan, kemudian menjelaskan tentang kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

3. Bab III, menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan untuk memecahkan permasalahan penelitian, yang didalamnya teridiri dari: Pertama, lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian. Kedua, desain penelitian dan justifikasi dari pemilihan desain itu. Ketiga, metode penilitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut. Keempat, definisi operasional dirumuskan untuk setiap variable yang harus melahirkan indikatornya yang kemudian dijabarkan dalam instrumen penelitian. Kelima, instrumen penelitian misalnya tes, lembar observasi dan angket. Keenam, proses pengembangan instrumen melalui pengujian validitas, reabilitas, dan karakteristik lainnya teknik pengumpulan data melalui tes tulis/lisan, angket, wawancara dan observasi, dan analisis data dengan menggunakan statistik dan prosedur statistik.

4. Bab IV, menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua hal utama, yaitu pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan


(19)

temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penilitian, hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan dari lapangan.

5. Bab V, menjelaskan tentang kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian di lapangan.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi yang merupakan bagian dari Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Adapun Pusdiklat Geologi beralamatkan di Jalan Cisitu Lama No. 37 Bandung. Pemilihan lokasi dilatarbelakangi oleh konten penelitian yang memanfaatkan penelitian dari kajian ilmu administrasi pendidikan dan manfaat bagi jurusan administrasi pendidikan UPI serta jarak dan biaya dengan maksud agar lebih efektif dan efisien.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:117). Populasi dalam penelitian ini adalah para peserta yang mengikuti penyelenggaraan diklat di Bandung (Kampus Pusdiklat Geologi) dalam 1 periode/ Tahun 2013, yaitu sebanyak 600 orang. Jadwal diklat Pusdiklat Geologi Tahun 2013 (terlampir).

3. Sample

Sugiyono (2011:118) berpendapat bahwa “sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka penelitian dapat menggunakan sample yang di ambil dari populasi itu. Karena populasi dalam penelitian ini bersifat homogen maka teknik yang diambil dalam penelitian ini adalah Probability


(21)

Sampling melalui Simple Random Sampling. Teknik ini memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sample dan dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Roscoe dalam Buku “Research Methods For Business” (Sugiyono, 2011:131) memberikan saran-saran tentang ukuran sample untuk penelitian sebagai berikut ini:

1. Ukuran sample yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.

2. Bila sample dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sample setiap kategori minimal 30.

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sample minimal 10 kali dari jumlah variable yang diteliti. Misalnya variable penelitiannya ada 5 (independen+dependen), maka jumlah anggota sample = 10 x 5 = 50.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sample masing-masing antara 10 s/d 20. Adapun penentuan jumlah sample dalam penelitian ini adalah 3 penyelenggaraan diklat pada bulan oktober 2013 yaitu Diklat Mengoperasikan GPS Geodetik Untuk Penentuan Batas Wilayah, Diklat Penyusunan Database Airtanah dan Diklat Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

B. Desain Penelitian

Menurut Nasution (2009:23) menyatakan bahwa “desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data


(22)

agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu. Selanjutnya ia mengemukakan kegunaan dari desain penelitian yaitu:

(1) Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya; (2) Desain itu juga menentukan batas-atas penelitian yag bertalian dengan tujuan penelitian; (3) Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk desain survey. “Desain ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu” (Nasution, 2009:25). Desain survey ini dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data seperti angket, wawancara, dan observasi.

Penelitian ini memandang realitas/gejala/fenomena yang dapat diklasifikasikan, diamati, diukur dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Proses penelitian ini bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrument penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif sehingga dapat disi yang diambil secarampulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sample yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sample tersebut diambil.

C. Metode Penelitian

Sugiyono (2011:3) mengemukakan secara umum bahwa “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Terdapat kata kunci yang perlu diperhatikan dalam metode penilitian ini, yaitu cara ilmiah, data, tujuan


(23)

dan kegunaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif, mengadakan deskripsi untuk memberi gambaran yang jelas tentang situasi-situasi sosial. “Penelitian deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan hubungan antara berbagai variable” (Nasution, 2003:24). “Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu” (Sumadi, 2010:75).

Selanjutnya, pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, memungkinkan dilakukannya pencatatan angka-angka dan penganalisisan perhitungan menggunakan statistik. Sugiyono (2011:14) menjelaskan mengenai metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah,

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Studi kepustakaan merupakan salah satu cara untuk memperoleh informasi atau keterangan mengenai segala sesuatu yang sesuai dengan masalah yang diteliti yang bersumber dari buku, artikel, jurnal maupun internet. Metode ini dimaksudkan agar peneliti dapat menambah keterangan dengan berbagai sumber, baik media cetak maupun elektronik. D. Definisi Operasional

Dengan merujuk pada teori yang ada, peneliti merumuskan definisi operasional untuk menghindari timbulnya salah pengertian, penafsiran maupun persepsi dari pembaca, dan agar maksud penelitian ini lebih dipahami maka perlu dijelaskan definisi operasonal dalam penelitian ini, yaitu:


(24)

1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:747) dikemukakan bahwa: “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang membentuk watak kepercayaan atau perbuatab-perbuatan”.

2. Manajemen Sarana dan Prasarana

Menurut Ibrahim Bafadal (2008:2) dikemukan bahwa: “Manajemen sarana dan prasarana sebagai suatu proses kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi, penghapusan”.

Dari pengertian diatas, maksud manajemen sarana dan prasarana dalam penelitian ini adalah hasil dari proses manajemen, yang berarti disini adalah bagaimana manajemen sarana dan prasarana tersebut berdampak kepada para peserta diklat dan bagaimana hasil usaha maupun cara yang dilakukan oleh Pusdiklat Geologi dalam mengelola sumber daya sarana dan prasarana dalam upaya memberikan mutu layanan dan efektifitas pembelajaran yang baik, melalui proses perencanaan pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi, penghapusan sarana dan prasarana diklat.

3. Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat

(Fandy Tjiptono, 1996:59) mengartikan kualitas jasa atau layanan sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Ini berarti jika harapan dan kenyataan itu sesuai, maka mutu pelayanan yang dirasakan pelanggan dapat dikatakan baik atau positif, jika harapan dan kenyataan tidak sesuai maka mutu pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan dapat dikatakan kurang baik atau negatif.


(25)

Jika dikaitkan dengan sarana dan prasarana diklat, maka mutu layanan sarana dan prasarana diklat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah usaha atau proses yang dilakukan oleh Pusdiklat Geologi dalam rangka memberikan layanan diklat sehingga mendapatkan kepuasaan. Mengutip Pendapat Zeithhalm, Berry, dan Parasuraman dari buku yang ditulis Ratminto & Winarsih: Zeithhalm, Berry, dan Parasuraman (Ratminto & Winarsih, 2006:175) mengemukakan kualitas pelayanan dalam hal bukti langsung atau fisik sarana prasarana diklat, kehandalan (kemampuan dalam memberikan layanan sarana dan prasarana diklat dengan segera dan memuaskan sesuai kebutuhan), daya tanggap (para karyawan dapat membantu para peserta diklat dan memberikan pelayanan sarana dan prasarana dengan tanggap), jaminan (kemampuan, kesopanan dan dapat dipercya yang dimiliki staf dalam memberikan layanan sarana dan prasarana diklat tanpa resiko dan keragu-raguan), dan empati (kemudahan dalam melakukan komnikasi kepada peserta diklat dalam memberikan layanan sarana dan prasarana dengan perhatian yang tulus terhadap kebutuhan pelanggan).

E. Instrument Penelitian

Sugiyono (2011:148) mengemukakan bahwa “alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian”. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variable penelitian. Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang akan dibuat, yaitu instrumen untuk mengukur manajemen sarana prasarana dan instrumen untuk mengukur mutu layanan sarana dan prasarana diklat. “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2011:199). Jenis angket yang


(26)

digunakan adalah angket bersruktur atau tertutup. Akdon (2008: 132), mendefinisikan “Angket berstruktur (angket tertutup) adalah angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√)”. Secara sederhana angket digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden berkaitan dengan variable yang diteliti, maka dari itu variable dan sumber datanya harus jelas.

1. Variable dan sumber data penelitian

Terdapat dua variable dalam penelitian ini yaitu variable X (manajemen sarana dan prasarana) dan variable Y (mutu layanan sarana dan prasarana diklat). Sumber penelitian ini dan para peserta diklat yang sedang mengikuti diklat pada periode waktu 2013.

2. Teknik Pengukuran Variable

Dalam penelitian ini teknik pengukuran kedua variable diukur dengan menggunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2011:134), “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dengan skala likert, maka variable yang akan diukur menjadi indikator variable, kemudian dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa penyataan atau pertanyaan. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah lima gradasi atau skala yang masing-masing memiliki skor untuk kepentingan analisis kuantitatif. Analisis jawaban yang digunakan dalam Skala Likert, tertera dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1. Tabel Skala Likert

Analisis Jawaban Skor Analisis Jawaban Sangat Memadai (SM) 5 Selalu (SL)


(27)

Memadai (M) 4 Sering (SR)

Cukup Memadai (CM) 3 Kadang-kadang (KD) Kurang Memadai (KM) 2 Hampir Tidak Pernah (HTP) Tidak Memadai (TM) 1 Tidak pernah (TP)

3. Kisi-Kisi Penelitian

Kisi-kisi sangat diperlukan untuk mempermudah penyusunan instrumen penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua format kisi-kisi


(28)

Gilang Gumilang Dawaous, 2013

Pengaruh Manajemen Sarana Dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana Dan Prasarana Diklat instrument, yaitu kisi-kisi instrumen variable X dan kisi-kisi instrumen variable Y, yang terdapat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.2.

Kisi-Kisi Instrumen Variable X (Manajemen Sarana dan Prasarana)

Variable Sub Variable Indikator Item

Variable X (Manajemen

Sarana dan Prasarana)

Perencanaan

Analisis kebutuhan yang

diperlukan 1-4

Skala prioritas yang lebih

diutamakan 5-7

Pengadaan

Prosedur dan tahap-tahap

pengadaan yang dilakukan 8-10 Hasil dari pegadaan sarana

dan prasarana 11-17 Pendistribusian Ketetapan & ketepatan

pendistribusian 18-20

Penggunaan

Pengaturan jadwal dalam menggunakan sarana

prasarana

21

Pemanfaatan sarana dan

prasarana 22-28

Kompetensi personel dalam menggunakan sarana dan

prasarana

29-31

Pemeliharaan

Metode pemeliharaan yang digunakan berdasarkan sifat

dan waktu perbaikan

32-36

Usaha yang dilakukan untuk

mencegah kerusakan 37

Pengnventarisan

Proses Pencatatan 38-41 Proses penyimpanan arsip 42-43 Pengelompokan sarana dan


(29)

Tabel 3.3.

Kisi-Kisi Instrumen Variable Y Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat

Variable Sub Variable Indikator Item

Variable Y (Mutu Layanan Sarana

dan Prasarana Diklat)

Bukti Langsung (Tangibles)

Penampilan 1-2

Kondisi fisik bangunan 3-7

Kelengkapan sarana dan prasarana 8-19

Kehandalan (Reliability)

Konsistensi kerja pegawai sapras dalam

memberikan pelayanan sapras 20-23 Memiliki sifat dapat dipercaya dalam

memberikan pelayanan sapras 24-25

Daya Tanggap (Responsiveness)

Metode pegawai dalam memberikan

pelayanan sapras 26-29

Pegawai sapras peka terhadap peserta

dalam memberikan layanannya 30-31

Jaminan (Assurance)

Pegawai memiliki kompetensi dalam

memberikan pelayanan sapras 32-34 Pegawai bersikap sopan dalam

memberikan pelayanan sapras 35-37 Pegawai adil dalam pelayanan sapras

kepada seluruh peserta 38

Empati (Emphaty)

Pegawai memberikan pelayanan khusus


(30)

Pegawai sapras menjalin hubungan baik

dengan peserta 40-41

F. Proses Pengembangan Instrumen

Angket sebagai alat ukur dalam penelitian harus dilakukan tahap uji coba. Sering terjadi beberapa kesalahan dalam indikator ataupun tata bahasa yang terkandung dalam setiap variable. Maka dari itu instrumen harus melewati uji validitas dan uji realibitas agar data yang diperoleh dapat dipercaya.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah instrumen benar-benar dapat mengukur suatu atribut yang dikehendaki. Dengan demikian validitas instrumen akan menunjukan apakah instrumen yang dimaksdu dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian atau tidak. Suharsimi Arikunto (2006: 168), mengemukakan bahwa :

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Kisi-kisi instrumen yang dibuat harus disusun berdasarkan teori yang relevan dengan desain penelitian yang telah ditetapkan. Uji validitas dilakukan dengan analisis item yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan skor total. Sedangkan interpretasi terhadap korelasi penelitian menurut Sugiyono (2011:178) adalah,

Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas, maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa intrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang kuat.


(31)

Selain itu, Sugiyono menambahkan, bahwa : “Bila harga korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang”.

Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini adalah Pearson Product Moment (Akdon, 2008: 144) sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi

= jumlah responden

= jumlah perkalian X dan Y

= jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item)

= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan dalam angket. Hasil koofisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: t = Nilai

r = Koefisien korelasi hasil n = Jumlah responden

�ℎ� �� = −

− ²} − ²}

�ℎ� �� = � �− − �


(32)

Hasil dari nilai dikonsultasikan dengan distribusi (tabel t) untuk = 0,05 dan dk = 10 – 2 = 8, dengan uji satu pihak, maka diperoleh = 1,860.

Kaidah keputusan: Jika > berarti valid dan <

berarti tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan ditunjukkan dalam tabel 3.4 dibawah ini yaitu untuk variabel X terdapat 46 item pertanyaan, tabel 3.5 untuk variabel Y terdapat 41 item pertanyaan.

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas

Variabel X (Manajemen Sarana dan Prasarana) No

Item

Koefisien Korelasi r hitung

Harga thitung

Harga

ttabel Keterangan

1 0,70 2,792 1,860 Valid

2 0,75 3,197 1,860 Valid

3 0,71 2,881 1,860 Valid

4 0,76 3,308 1,860 Valid

5 0,78 3,554 1,860 Valid

6 0,68 2,656 1,860 Valid

7 0,76 3,358 1,860 Valid

8 0,45 1,443 1,860 Tidak Valid

9 0,65 2,396 1,860 Valid

10 0,74 3,116 1,860 Valid

11 0,70 2,790 1,860 Valid

12 0,80 3,787 1,860 Valid

13 0,70 2,770 1,860 Valid

14 0,74 3,116 1,860 Valid

15 0,71 2,827 1,860 Valid

16 0,69 2,664 1,860 Valid

17 0,72 2,924 1,860 Valid

18 0,74 3,156 1,860 Valid

19 0,60 2,100 1,860 Valid

20 0,77 3,411 1,860 Valid

21 0,66 2,452 1,860 Valid

22 0,63 2,293 1,860 Valid


(33)

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 46 item yang diujikan, 43 memiliki validitas kontruksi yang baik dan 3 item yang tidak valid.

Tabel 3.5.

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat )

24 0,69 2,672 1,860 Valid

25 0,68 2,610 1,860 Valid

26 0,68 2,610 1,860 Valid

27 0,59 2,061 1,860 Valid

28 0,70 2,790 1,860 Valid

29 0,64 2,341 1,860 Valid

30 0,72 2,943 1,860 Valid

31 0,61 2,202 1,860 Valid

32 0,66 2,507 1,860 Valid

33 0,60 2,140 1,860 Valid

34 0,77 3,411 1,860 Valid

35 0,72 2,966 1,860 Valid

36 0,68 2,656 1,860 Valid

37 0,66 2,484 1,860 Valid

38 0,60 2,102 1,860 Valid

39 0,77 3,431 1,860 Valid

40 0,40 1,252 1,860 Tidak Valid

41 0,64 2,341 1,860 Valid

42 0,60 2,098 1,860 Valid

43 0,53 1,786 1,860 Tidak Valid

44 0,59 2,072 1,860 Valid

45 0,60 2,145 1,860 Valid


(34)

No item

Koefisien

Korelasi rhitung Harga thitung

Harga

ttabel Keterangan

1 0,56 1,931 1,860 Valid

2 0,60 2,113 1,860 Valid

3 0,76 3,291 1,860 Valid

4 0,61 2,166 1,860 Valid

5 0,88 5,131 1,860 Valid

6 0,67 2,577 1,860 Valid

7 0,64 2,351 1,860 Valid

8 0,65 2,444 1,860 Valid

9 0,78 3,469 1,860 Valid

10 0,66 2,513 1,860 Valid

11 0,68 2,603 1,860 Valid

12 0,68 2,624 1,860 Valid

13 0,70 2,755 1,860 Valid

14 0,63 2,323 1,860 Valid

15 0,66 2,480 1,860 Valid

16 0,62 2,255 1,860 Valid

17 0,62 2,252 1,860 Valid

18 0,57 1,951 1,860 Valid

19 0,69 2,727 1,860 Valid

20 0,70 2,779 1,860 Valid

21 0,72 2,958 1,860 Valid

22 0,63 2,315 1,860 Valid

23 0,63 2,315 1,860 Valid

24 0,77 3,395 1,860 Valid

25 0,79 3,648 1,860 Valid

26 0,60 2,112 1,860 Valid

27 0,62 2,242 1,860 Valid

28 0,72 2,958 1,860 Valid

29 0,65 2,431 1,860 Valid

30 0,69 2,733 1,860 Valid

31 0,63 2,322 1,860 Valid

32 0,67 2,566 1,860 Valid

33 0,67 2,566 1,860 Valid

34 0,70 2,804 1,860 Valid

35 0,70 2,800 1,860 Valid

36 0,76 3,326 1,860 Valid

37 0,60 2,102 1,860 Valid


(35)

39 0,63 2,315 1,860 Valid

40 0,64 2,335 1,860 Valid

41 0,61 2,160 1,860 Valid

Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan untuk hasil uji validitas variabel Y menyatakan bahwa dari 41 item yang diujikan, semuanya memiliki validitas kontruksi yang baik.

2. Uji Reabilitas

Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat tersebut menunjukkan hasil penelitian yang sama walaupun dalam pengukurannya dilakukan dalam waktu yang berlainan. Nasution (2009:77) menyatakan bahwa, alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Uji reliabilitas diperlukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam pengukuran variabel ketika sebelum dan sesudah penelitian. Uji realibilitas juga dilakukan sebagai syarat bagi validitas test. Dengan kata lain tingkat kepercayaan suatu alat ukur akan berkaitan dengan keshahihan suatu data.Test yang tidak reliabel dengan sendirinya tidak valid. Ketika suatu test tidak reliabel hasil yang ditunjukkan akan berbeda-beda sehingga akan disangsikan pua validitasnya.

Metode yang digunakan dalam pengujian realibilitas instrument dapat dilakukan dengan berbagai cara, khusus dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Alpha, yaitu “... dengan menganalisis realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran” (Akdon, 2008:161).

Rumus yang digunakannya adalah sebagai berikut: r11=

Keterangan :

r11 : Koefisien realibilitas internal seluruh item Σsi : Jumlah varian skor tiap-tiap item


(36)

St : Varian total k : Jumlah item

Langkah-langkah mencari nilai realibilitas dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :

a. Menghitung Varian Skor tiap-tiap dengan rumus : Si =

Keterangan :

Si : Varians skor tiap-tiap item ΣXi2

: Jumlah kuadrat item (ΣXi)2

: Jumlah item Xi dikuadratkan N : Jumlah responden

b. Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus :

∑ =

c. Menghitung varians total dengan rumus :

= −

d. Masukan nilai Alpha dengan rumus :

( )

Langkah selanjutnya adalah mencar i rtabel. Jika diketahui signifikasi untuk α= 0,05 dan dk= 10-1 =9, dengan uji satu pihak maka diperoleh rtabel = 0,666 kemudian memutuskan keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel, dimana kaidahnya keputusannya adalah sebagai berikut

Jika r11 > r tabel berarti reliabel, sedangkan Jika r11< r tabel Berarti Tidak reliabel

Hasil Perhitungan uji realibilitas kedua variable adalah sebagai berikut:


(37)

Hasil Uji Realibilitas

Variabel r11 rtabel Kesimpulan

Variabel X

(Manajemen Sarana dan Prasarana)

0,970 0,666 Reliabel r11 > rtabel Variabel Y

(Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat)

0,961 0,666 Reliabel r11 > rtabel

G. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2011, 193), mengemukakan bahwa, ”...instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya”. Maka dari itu, dalam proses pengumpulan data harus dilakukan dengan tepat, hal ini membutuhkan instrumen sebagai alat pengumpul data. Teknik pengumpula data yang digunakan dalam penelitian berupa, angket/kuesioner, wawancara maupun studi dokumentasi.

Sugiyono (2011:199) menjelaskan bahwa “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertayaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket digunakan untuk mendapatkan keterangan dari responden yang berjumalah cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas. Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√). Studi dokumentasi merupakan teknik mendapatkan data dengan cara mempelajari seperti buku, laporan, peraturan yang relevan dengan penelitian. Seperti yang dikemukanan oleh Arikunto (2006:231) menjelaskan bahwa, “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai


(38)

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”. Selanjutnya Akdon (2008: 137) yang menyatakan bahwa “dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian”.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam mencari informasi secara langsung. Dengan teknik ini peneliti berhadapan langsung kepada responden guna mencari informasi seakurat mungkin. Dalam penelitian ini, dilakukan wawancara secara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistemats dan lengkap untuk pengumpulan datanya”.

H. Analisi Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2011:207) mengemukakan bahwa:

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jeni reponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyaikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Dalam penelitian ini, teknik analisis data menggunakan perhitungan statistik. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data secara lebih rinci akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Seleksi Data

Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan adalah memeriksa dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden. Hal ini penting dilakukan untuk menyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut.


(39)

2. Klasifikasi Data

Setelah melakukan tahap penyeleksian data langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data berdasarkan variabel X dan Y sesuai dengan sampel penelitian. Kemudian dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentuka sebelumnya yaitu skala likert. Jumlah skor yang diperoleh dari data responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi sebagai sumber pengolahan data.

3. Pengolahan Data

a. Perhitungan Kecendrungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score) Adapun rumus dari Weight Means Score (WMS) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

̅ = Rata-rata skor responden

= Jumlah Skor dari jawaban responden = Jumlah Responden

Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS ini adalah sebagai berikut: 1. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan

menggunkan skala Likert.

2. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang dipilih.

3. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri. 4. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada

masing-masing kolom. � = �


(40)

5. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS di bawah ini:

Tabel 3.7. D a f t a r K o n

sultasi Hasil Perhitungan WMS

b. Uji Normalitas

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data parametrik atau non parametrik. Dalam penelitian ini pengujian menggunakan bantuan program SPSS 18.0. for Windows. Dasar pengambilan keputusan teknik pengujian normalitas yang Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variable X Variable Y

4,01 – 5,00 3,01 – 4,00 2,01 – 3,00 1,01 – 2,00 0,01 – 1,00

Sangat Baik Baik Cukup Rendah Sangat Rendah Sangat Memadai Memadai Cukup Memadai Kurang Memadai Tidak Memadai Selalu Sering Kadang-Kadang Hampir Tidak Pernah


(41)

dicontohkan adalah teknik Liliefors (Wijaya, 2000:42) dengan hipotesis pengujian sebagai berikut:

Ho : Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal. Ha : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:

(1) Tetapkan tarap signifikansi uji misalnya α = 0.05 (2) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh (3) Jika signifikansi yang diperoleh > α , maka sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal

(4) Jika signifikansi yang diperoleh < a , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal

4. Teknik Hipotesis Penelitian

Setelah selesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis untuk menganalis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Berikut ini hal-hal yang akan di analisis berdasarkan hubungan antara variabel yaitu sebagai berikut :

a. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik parametrik, yaitu teknik korelasi Product Moment. Hal ini didasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian yang normal. Dalam pengujian koefisien korelasi ini menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 18,0. Dengan ketentuan sebagai berikut :

(1) Mengajukan hipotesis, yaitu

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat.


(42)

Ha :Terdapat pengaruh antara Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat.

(2) Pengambilan Keputusan

Sugiyono & Eri (2002:183) menyatakan bahwa “Apabila signifikasi dibawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.”. Maka, jika nilai signifikasi ≥ 0,05 maka Ho diterima artinya terdapat pengaruh antara manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat, dan jika nilai signifikasi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya tidak terdapat pengaruh antara manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat.

(3) Langkah selanjutnya adalah menafsirkan besaran koefisien korelasi yang didapat dengan tabel kriteria harga koefisien korelasi dari Akdon (2008:188)

Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

1) Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi pearson product moment.

2) Mencari dengan cara memasukkan angka statistik dari tabel penolong sesuai rumus.

3) Menafsirkan besarnya koefisien korelasi dengan klasifikasi yang diperoleh dari Akdon (2008: 188) sebagai berikut:

Tabel 3.8.

Kriteria Harga Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah


(43)

0,00 – 0,199 Sangat rendah

b. Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X dan variabel Y. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) berikut:

Keterangan :

= Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi = Jumlah Sampel

Membandingkan dengan untuk α = 0,05, uji satu pihak, dan derajat kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian sebagai berikut:

Jika , maka Ho ditolak artinya signifikan, dan Jika , maka Ho diterima artinya tidak signifikan. c. Uji Koefisien Determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y untuk mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) sebagai berikut:

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Diterminan r2 =Nilai Koefisien Korelasi

KP = x %

�ℎ� �� = � �− − �


(44)

d. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana merupakan analisis yang melakukan prediksi seberapa tinggi nilai dependen (variable Y) jika variable independen (variable X) diubah. Perhitungan analisis regresi menggunakan bantuan komputer yaitu SPSS 18,0. for Windows. Setelah dipereoleh harga a dan b akan dihasilkan suatu persamaan berdasarkan rumus regresi sederhana Y atas X.


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa gambaran hasil manajemen yang dilakukan oleh pihak manajemen dapat dirasakan baik oleh para peserta diklat. Mulai dari perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, penginventarisan dan penghapusan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Begitu juga dengan gambaran mutu layanan sarana dan prasarana diklat yang dirasakan peserta diklat di Pusdikat Geologi sudah sangat baik. Bukti fisik layanan, kehandalan pegawai dan sarana prasarananya, daya tanggap pegawai dalam memberikan layanannya, jaminan pelayanan sarana dan prasarna dan empati pegawai kepada peserta diklat dalam memberikan layanan sarana dan prasarananya. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil perhitungan Weighted Means Score yang telah dikonsultasikan ke dalam tabel konsultasi WMS.

Dari hasil penelitian ini, menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusdiklat Geologi. Hal ini ditunjukan dengan hasil harga koefisien korelasi, yang menginterpretasi-kan bahwa keterkaitan antara manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat termasuk dalam kategori cukup kuat. Mutu layanan sarana dan prasarana diklat juga dipengaruhi oleh manajemen sarana dan prasarana sebesar 33,06%. Hal tersebut merupakan bahwa manajemen sarana mampu memberikan dampak kepada layanan itu sendiri. Maka dari itu, pada akhirnya bahwa layanan prasarana dibutuhkan manajemen agar dapat memberikan kepuasan peserta diklat, sehingga para peserta diklat puas dan akan memberikan outcome yang baik kepada lembaga.


(46)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka dalam bagian akhir bab ini akan dikemukan rekomendasi oleh peneliti yang bisa berguna sebagai informasi maupun data bagi pihak-pihak lapangan.

1. Rekomendasi untuk pihak manajemen Pusdiklat Geologi, dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, hasil dari proses manajemen sarana dan prasarana sudah cukup baik dimata peserta diklat. Hal tersebut sudah sesuai dengan harapan peserta diklat. Oleh karena itu, perlunya peningkatan kualitas manajemen sarana dan prasarana oleh pihak manajemen sebagai upaya meningkatkan mutu layanannya. Konsistensi setiap diklat perlu diperhatikan Konsisten juga perlu didukung dengan adanya kedisplinan yang baik dalam mengelola manajemen sarana dan prasarana. Hal tersebut berguna agar dalam setiap penyelenggaraan diklat pihak lembaga mampu memberikan layanan yang berkualitas dalam pelayanan diklat khususnya pelayanan sarana dan prasarana. Karena pada dasarnya, layanan sarana prasarana perlu didukung oleh manajemen yang berkualitas sehingga mampu meningkatkan efektivitas diklat.

2. Selanjutnya rekomendasi untuk peneliti yang berminat meneliti tentang sarana dan prasarana maupun mutu layanan yaitu, berdasarkan hasil penilitian, masih perlu mempelajari lebih dalam hal-hal yang menunjang mutu layanan dan manajemen sarana dan prasarana itu sendiri. Karena besarkan tingkat koefisien korelasi membutuhkan berbagai variable lainnya. Banyak hal yang menunjang proses diklat. Tidak hanya layanan sarana dan prasarana saja, tetapi berbagai macam hal lainnya. Seperti pendanaan, kurikulum, proses pembelajarannya, kompetensi widyaiswara, motivasi kerja dan lain sebagainya yang mendukung efektifitas diklat. Adapaun variable yang dapat diteliti selanjutnya, seperti tentang mutu layanan akademik, efektifitas mutu pelayanan, efektifitas penggunaan sarana dan prasarana, efektifitas layanan sarana dan prasarana dan lain sebagainya.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen (cetakan kedua). Bandung : Dewa Ruchi.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Rosedur Penelitian. Jakarta : PT. Sdi Mahasatya. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Citra.

Atmodiwiro, Subagio. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: PT Ardadizya Jaya. Bafadal, Ibrahim (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah:Teori dan

Aplikasinya (Cetakan Ketiga). Jakarta: PT Bumi Aksara. Company Profil Pusdiklat Geologi. (2013)

E.Mulyasa. (2012). Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah (Cetakan Kedua). Jakarta: PT Bumi Aksara.

Gintings,Abdorrakhman. (2011). Esensi Praktis Manajemen Diklat. Bandung: Humaniora

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) http://kbbi.web.id/

Komariah, Aan dan Triatna Cepi. (2006). Visionary Leadership. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2003). Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63, Jakarta.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2004). Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63, Jakarta.

Nasution, S. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara. Rahmayanty, Nina. (2012). Manajemen Pelayanan Prima (Cetakan Kedua).

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ratminto & Septi Winarsih, Atik. (2010). Manajemen Pelayanan (Cetakan VII). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20.

Republik Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan.


(48)

Rohiat. (2010). Manajemen Sekolah (Cetakan Ketiga). Bandung: PT Refika Aditama.

Sobahi, Hanafiah dan Suhana. (2010). Manajemen Pendidikan. Bandung: CV Cakra.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pndekatan Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sutopo dan Suryanto Adi. (2006). Pelayanan Prima. Lembaga Administrasi Negara.

Tjiptono, Fandy. (1996). Manajemen Jasa. Yogyakarta; Andi Offset. (1997). Total Quality Service. Yogjakarta: Andi Offset. (2012). Service Management. Yogjakarta: Andi Offset.

Usman, Husaini. (2008). Manajemen. Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta: PT Bumi Aksara.

Website Resmi Pusdiklat Geologi [online] Tersedia: http://pusdiklat-geologi.esdm.go.id [04 Juni 2013]

Y. Mamusung. (1991). Penataan Lahan-Bangunan-Perabot-Perlengkapan Sekolah. Bandung: CV Mitratama.


(1)

0,00 – 0,199 Sangat rendah

b. Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X dan variabel Y. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) berikut:

Keterangan : = Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi = Jumlah Sampel

Membandingkan dengan untuk α = 0,05, uji satu pihak, dan derajat kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian sebagai berikut:

Jika ≥ , maka Ho ditolak artinya signifikan, dan Jika ≤ , maka Ho diterima artinya tidak signifikan.

c. Uji Koefisien Determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y untuk mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) sebagai berikut:

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Diterminan r2 =Nilai Koefisien Korelasi

KP = x %

�ℎ� �� = � �−


(2)

81

d. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana merupakan analisis yang melakukan

prediksi seberapa tinggi nilai dependen (variable Y) jika variable independen (variable X) diubah. Perhitungan analisis regresi menggunakan bantuan komputer yaitu SPSS 18,0. for Windows. Setelah dipereoleh harga a dan b akan dihasilkan suatu persamaan berdasarkan rumus regresi sederhana Y atas X.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa gambaran hasil manajemen yang dilakukan oleh pihak manajemen dapat dirasakan baik oleh para peserta diklat. Mulai dari perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, penginventarisan dan penghapusan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Begitu juga dengan gambaran mutu layanan sarana dan prasarana diklat yang dirasakan peserta diklat di Pusdikat Geologi sudah sangat baik. Bukti fisik layanan, kehandalan pegawai dan sarana prasarananya, daya tanggap pegawai dalam memberikan layanannya, jaminan pelayanan sarana dan prasarna dan empati pegawai kepada peserta diklat dalam memberikan layanan sarana dan prasarananya. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil perhitungan Weighted Means Score yang telah dikonsultasikan ke dalam tabel konsultasi WMS.

Dari hasil penelitian ini, menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusdiklat Geologi. Hal ini ditunjukan dengan hasil harga koefisien korelasi, yang menginterpretasi-kan bahwa keterkaitan antara manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat termasuk dalam kategori cukup kuat. Mutu layanan sarana dan prasarana diklat juga dipengaruhi oleh manajemen sarana dan prasarana sebesar 33,06%. Hal tersebut merupakan bahwa manajemen sarana mampu memberikan dampak kepada layanan itu sendiri. Maka dari itu, pada akhirnya bahwa layanan prasarana dibutuhkan manajemen agar dapat memberikan kepuasan peserta diklat, sehingga para peserta diklat puas dan akan memberikan outcome yang baik kepada lembaga.


(4)

114

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka dalam bagian akhir bab ini akan dikemukan rekomendasi oleh peneliti yang bisa berguna sebagai informasi maupun data bagi pihak-pihak lapangan.

1. Rekomendasi untuk pihak manajemen Pusdiklat Geologi, dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, hasil dari proses manajemen sarana dan prasarana sudah cukup baik dimata peserta diklat. Hal tersebut sudah sesuai dengan harapan peserta diklat. Oleh karena itu, perlunya peningkatan kualitas manajemen sarana dan prasarana oleh pihak manajemen sebagai upaya meningkatkan mutu layanannya. Konsistensi setiap diklat perlu diperhatikan Konsisten juga perlu didukung dengan adanya kedisplinan yang baik dalam mengelola manajemen sarana dan prasarana. Hal tersebut berguna agar dalam setiap penyelenggaraan diklat pihak lembaga mampu memberikan layanan yang berkualitas dalam pelayanan diklat khususnya pelayanan sarana dan prasarana. Karena pada dasarnya, layanan sarana prasarana perlu didukung oleh manajemen yang berkualitas sehingga mampu meningkatkan efektivitas diklat.

2. Selanjutnya rekomendasi untuk peneliti yang berminat meneliti tentang sarana dan prasarana maupun mutu layanan yaitu, berdasarkan hasil penilitian, masih perlu mempelajari lebih dalam hal-hal yang menunjang mutu layanan dan manajemen sarana dan prasarana itu sendiri. Karena besarkan tingkat koefisien korelasi membutuhkan berbagai variable lainnya. Banyak hal yang menunjang proses diklat. Tidak hanya layanan sarana dan prasarana saja, tetapi berbagai macam hal lainnya. Seperti pendanaan, kurikulum, proses pembelajarannya, kompetensi widyaiswara, motivasi kerja dan lain sebagainya yang mendukung efektifitas diklat. Adapaun variable yang dapat diteliti selanjutnya, seperti tentang mutu layanan akademik, efektifitas mutu pelayanan, efektifitas penggunaan sarana dan prasarana, efektifitas layanan sarana dan prasarana dan lain sebagainya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen (cetakan kedua). Bandung : Dewa Ruchi.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Rosedur Penelitian. Jakarta : PT. Sdi Mahasatya. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Citra.

Atmodiwiro, Subagio. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: PT Ardadizya Jaya. Bafadal, Ibrahim (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah:Teori dan

Aplikasinya (Cetakan Ketiga). Jakarta: PT Bumi Aksara. Company Profil Pusdiklat Geologi. (2013)

E.Mulyasa. (2012). Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah (Cetakan Kedua). Jakarta: PT Bumi Aksara.

Gintings,Abdorrakhman. (2011). Esensi Praktis Manajemen Diklat. Bandung: Humaniora

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) http://kbbi.web.id/

Komariah, Aan dan Triatna Cepi. (2006). Visionary Leadership. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2003). Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63, Jakarta.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2004). Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63, Jakarta.

Nasution, S. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara. Rahmayanty, Nina. (2012). Manajemen Pelayanan Prima (Cetakan Kedua).

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ratminto & Septi Winarsih, Atik. (2010). Manajemen Pelayanan (Cetakan VII). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20.

Republik Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan.


(6)

116

Rohiat. (2010). Manajemen Sekolah (Cetakan Ketiga). Bandung: PT Refika Aditama.

Sobahi, Hanafiah dan Suhana. (2010). Manajemen Pendidikan. Bandung: CV Cakra.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pndekatan Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sutopo dan Suryanto Adi. (2006). Pelayanan Prima. Lembaga Administrasi Negara.

Tjiptono, Fandy. (1996). Manajemen Jasa. Yogyakarta; Andi Offset. (1997). Total Quality Service. Yogjakarta: Andi Offset. (2012). Service Management. Yogjakarta: Andi Offset.

Usman, Husaini. (2008). Manajemen. Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta: PT Bumi Aksara.

Website Resmi Pusdiklat Geologi [online] Tersedia: http://pusdiklat-geologi.esdm.go.id [04 Juni 2013]

Y. Mamusung. (1991). Penataan Lahan-Bangunan-Perabot-Perlengkapan Sekolah. Bandung: CV Mitratama.