KORELASI REAKSI START DENGAN HASIL SPRINT 100 METERATLET PORDA JAWA BARAT XII(Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 meter PORDA Jawa Barat XII).

(1)

KORELASI REAKSI START DENGAN HASIL SPRINT 100

METERATLET PORDA JAWA BARAT XII

(

Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 meter PORDA Jawa Barat XII)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh:

WENY PUSPITASARI 1001992

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100

Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII

(Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII)

Oleh Weny Puspitasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Weny Puspitasari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

WENY PUSPITASARI

KORELASI REAKSI START DENGAN HASIL LARI SPRINT 100 METER ATLET PORDA JAWA BARAT X11

(Studi Desktiptif Pada Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd NIP. 196812211994021001

Pembimbing II

Drs. Dudung Hasanudin Ch. NIP. 196003151987031002

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan

Dr. R. BoykeMulyana, M.Pd NIP. 196210231989031001


(4)

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

KORELASI REAKSI START DENGAN HASIL TERHADAP HASIL SPRINT 100 METER ATLET PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Atlet

Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Pembimbing: 1. Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd.

2. Drs. Dudung Hasanudin Ch Weny Puspitasari*

2015

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa aspek kondisi fisik yang mendominasi lari sprint 100 meter adalah kecepatan. Kecepatan ini terbagi menjadi dua yaitu kecepatan gerak dan kecepatan reaksi, kecepatan reaksi merupakan respon pertama kali diberikan dengan gerak pertama saat pelari meninggalkan startblock. Sedangkan hasil atau waktu tempuh adalah catatan angka yang menunjukkan seorang pelari berhasil melewati garis finish dan menyelesaikan jarak tempuh larinya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang aspek korelasi waktu reaksi start dengan waktu tempuh pada atlet sprint dan seberapa besar dukungannya. Tujuan dari penelitian yang penulis ajukan adalah untuk mengetahui korelasi antara waktu reaksi start terhadap waktu tempuh atlet sprint 100 meter pada cabang olahraga atletik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan variabel bebas (X) adalah waktu reaksi dan variabel terikat (Y) adalah hasil atau waktu tempuh. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet sprint PORDA Jawa Barat XII sebanyak 25 orang atlet putra dan 21 orang atlet putri. Instrumen penelitian adalah video kamera yang kemudian diuraikan menggunakan software kinovea. Setelah penelitian dilakukan ditemukan hasil berupa data yang menunjukan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara waktu reaksi saat start dengan hasil atau waktu tempuh sebesar 0,629 untuk atlet putra dan 0.665 untuk atlet putri. Seorang pelari sprinter yang baik adalah pelari yang memiliki kemampuan kecepatan reaksi saat melakukan start atau bunyi pistol yang kemudian meninggalkan startblock, sehingga mendapatkan hasil atau waktu tempuh yang baik. Dan diperoleh nilai sebesar 39,56% untuk atlet putra dan 42,90% untuk atlet putri sebagai kontribusi dari waktu reaksi terhadap waktu tempuh. Adapun sisa persentasenya terdapat dari variable lain yang mempengaruhi terhadap hasil atau waktu tempuh. Dengan demikian komponen aspek kondisi fisik kecepatan merupakan bagian penentu dengan hasil prestasi lari sprint, oleh karena dalam melakukan kecepatan reaksi dalam lari sprint merupakan salah satu kunci dalam pencapaian prestasi hasil atau waktu tempuhnya.


(5)

v

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2010

ABSTRACK

CORRELATION REACTION TO START WITH THE RESULT OF SPRINT 100 METER ATHLETE PORDA WEST JAVA XII (Descriptive Study In Sprint

Athlete PORDA West Java XII) Pembimbing: 1. Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd.

2. Drs. Dudung Hasanudin Ch Weny Puspitasari*

2015

This study was motivated by the idea that the physical condition of the dominating aspect of 100 meter sprint is speed. This speed is divided into two, namely the speed of movement and the speed of reaction, the reaction rate is first given a response to the first motion while runners left the startblock. Whereas the results or travel time is the record number that indicates a successful runner crossing the finish line and completed the mileage run. The problem in this research is the aspect of correlation aspect of reaction time start with the travel time on the sprint athletes and how much support. The aim of the research that the authors propose is to determine the correlation between reaction time of the start of the travel time of 100 meter sprint athletes in athletics. This study used a descriptive method, with the independent variable (X) is the reaction time and the dependent variable (Y) is the result or travel time. The sample used in this study is a sprint athlete PORDA West Java XII of 25 athlete of male and 21 female athlete. The research instrument was a video camera which is then described using software kinovea. After research conduted found the results in the form of data showing that there is a significant correlation between reaction time at the start with the results or travel time for athletes of 0,629 men and 0,665 for women athletes. A good sprinters are runners who have the ability to start the reaction rate when the sound of a gun or who later left startblock, so getting the results or a good travel time. And obtained a value of 39.56% for men and 42.90% of athletes for female athletes as the contribution of reaction time. As for the rest there is a percentage of other variables that affect the outcome or travel time. Thus the component aspects of the physical condition of a part determining the speed with achievement outcomes sprint, because in doing sprint speed in the reaction is one of the key in the achievement of results or latency.


(6)

v

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(7)

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Hakikat Atletik ... 9

2. Hakikat Lari 100 Meter ... 12

a. Tahapan Dalam Lari 100 Meter ... 13

b. Kebutuhan dan Tuntutan Lari 100 Meter ... 15

3. Hakikat Start ... 21

4. Hakekat Waktu Reaksi ... 26

5. Kerangka Berfikir ... 28


(8)

vii Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitia ... 30

B. Metode Penelitian ... 30

C. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian ... 31

D. Definisi Operasional ... 32

E. Instrument Penelitian ... 33

F. Prosedur Penelitian ... 34

G. Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan dan Analisis DataLatar Belakang ... 38

a. Data Hasil Penelitian ... 38

b. Uji Normalitas ... 39

c. Uji Homogenitas ... 39

d. Uji Hipotesis ... 40

B. Pembahasan Penelitian ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN ... 47


(9)

viii Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tahap sikap sprint 100 meter ... 14

Gambar 2.2. Komponen kondisi fisik pada lari sprint ... 18

Gambar 3.1. Posisi aba-aba bersedia ... 24

Gambar 3.2. Posisi aba-aba siap ... 24

Gambar 3.3. Posisi aba-aba ya ... 25

Gambar 3.4. Rangkaian gerak teknik start jongkok ... 26

Gambar 4.1. Desain penelitian One-Case Shot Study ... 30


(10)

ix Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kebutuhan Berbagai Kualitas Yang Berbeda Pada Setiap Even ... 16

Tabel 3.1. Penempatan Kaki Pada Start ... 22

Tabel 3.2. Perbandingan Variasi Start ... 22

Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku ... 38

Tabel 4.2. Hasil Uji Kolmogorov Putra dan Putri ... 39

Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Putra dan Putri ... 39


(11)

x Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Parameter ... 48

Lampiran 2. Data Hasil Penelitian ... 49

Lampiran 3. Hasil Uji Statistika ... 55

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian ... 56

Lampiran 5. Tabel Distribusi Z ... 60

Lampiran 6. Tabel Distribusi t ... 61

Lampiran 7. Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors ... 62

Lampiran 8. Daftar Mahasiswa Dan Dosen Pembimbing ... 63

Lampiran 9. Surat Izin Penelitian ... 67


(12)

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga pada masa sekarang merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam olahraga maupun berolahraga terdapat berbagai tujuan yang dapat dicapai, akan tetapi tergantung dari kebutuhan dari masing-masing individu. Salah satu cabang olahraga yang diminati adalah cabang olahraga atletik, karena olahraga ini sangat mudah dan murah untuk melakukannya.

Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat (http://id.wikipedia.org/wiki/Atletik). Istilah atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu athlon atau athlum yang berarti pertandingan, perlombaan, pergulatan, dan perjuangan. Atletik dikenal juga sebagai induk dari semua cabang olahraga, hal ini dapat dibuktikan dengan mengamati gerakan-gerakan yang terdapat dalam olahraga atletik, seperti jalan, lari, lempar, dan lompat. Gerakan-gerakan tersebut merupakan aktivitas jasmani alami yang biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya dan dapat dikatakan sebagai cabang olahraga yang paling tua usianya

yang biasa disebut sebagai “Mother of Sport”, seperti yang dijelaskan Ballesteros

dalam Bugi (2009, hlm 1) sebagai berikut :

Atletik adalah induk dari semua cabang olahraga, berisikan latihan fisik yang lengkap menyeluruh dan mampu memberikan kepada manusia atas terpenuhinya dorongan nalurinya untuk bergerak, namun tetap mematuhi suatu dispin atau aturan main.

Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pertama kali pada ajang olimpiade tahun 766 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia). Pada cabang olahraga atletik terdapat dua event, yaitu event lintasan dan event lapangan. Even


(13)

2 Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lintasan terdiri dari nomor lari (lari jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh) dan jalan cepat, sedangkan event lapangan terdiri dari nomor lempar dan lompat. Terdapat pula nomor gabungan seperti sapta lomba dan dasa lomba. Sapta lomba merupakan tujuh macam lomba yang terdiri dari nomor lintasan dan lapangan menjadi satu, sedangkan dasa lomba terdiri dari sepuluh macam lomba.

Nomor lari merupakan salah satu nomor yang diperlombakan dalam cabang olahraga atletik. Dalam nomor lari terdapat nomor lari jarak pendek, lari jarak menengah dan lari jarak jauh, kemudian nomor lari jarak pendek merupakan salah satu ajang yang paling bergengsi dan paling dinanti. Nomor-nomor lari jarak pendek terdiri dari jarak lari 60 meter sampai 400 meter dan ditambah dengan lari gawang. Saat seorang berlari kita dapat melihat beberapa tahapan berlarinya seorang pelari, yaitu tahapn reaksi dan dorong (reaction dan drive), tahap percepatan (acceleration), tahap transisi / perubahan (transition), tahap kecepatan maksimum (speed maximum), tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed), dan finish.

Terdapat perbedaan antara lari jarak pendek, lari jarak menengah dan lari jarak jauh yang terletak pada kecepatan lari yang dilakukan oleh para pelari. Dapat kita amati pada perlombaan lari jarak pendek pada ajang tingkat Daerah yaitu PORDA (Pekan Olahraga Daerah) seorang pelari akan mengerahkan seluruh kemampuannya dengan maksimal yaitu dengan berusaha berlari secepat-cepatnya ke garis finish. Lari jarak pendek atau sprint adalah semua jenis lari yang sejak start hingga fnish dilakukan dengan kecepatan maksimal (Wibowo, 2012, hlm 14).

Dalam lari jarak pendek, seorang pelari selain membutuhkan kondisi fisik yang bagus dia juga membutuhkan teknik yang baik. Apabila seorang atlet sprint tidak dapat mengatur teknik atau unsur-unsur dalam berlari maka akan mengurangi hasil catatan waktu yang dicapai. Untuk meningkatkan kondisi fisik dan teknik yang baik harus melakukan latihan yang rutin, seperti yang dijelaskan pengertian latihan menurut Harsono (1998, hlm 101) bahwa : “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara


(14)

3 Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Latihan merupakan penunjang perkembangan maupun peningkatan kondisi fisik dari kemampuan fungsional maupun sistem tubuh. Kondisi fisik memiliki beberapa komponen yang sangat penting diantaranya daya tahan, kekuatan, kelentukan dan kecepatan. Harsono (1998, hlm 100) menjelaskan bahwa :

Beberapa komponen kondisi fisik yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan adalah : daya tahan cardiovascular, daya tahan kekuatan, (strength), keletukan (flesibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power.

Setiap komponen kondisi fisik yang satu dengan yang lain saling berhubungan dan mempengaruhi. Dalam cabang olahraga atletik, khususnya pada event lari jarak pendek kecepatan merupakan kunci dari pencapaian prestasi atlet spint. Kecepatan merupakan komponen kondisi fisik yang paling nyata dikarenakan semakin tinggi kecepatannya maka pencapaian waktu tempuh atlet sprint juga semakin baik. Hal ini juga diungkapkan Sidik (2010, hlm 2) bahwa :

“… yang dibutuhkan untuk semua nomor lari sprint dan gawang adalah kecepatan

(speed), sesuai dengan pengertian bahwa “sprint” yang berarti lari dengan tolakan secepat-cepatnya.” Pakar olahraga lain seperti Bompa (1999, hlm 368)

menerangkan bahwa : “Speed is a determinant ability in many sports such as

sprinting events….” Artinya kecepatan adalah kemampuan yang menentukan dalam banyak olahraga seperti event lari. Sedangkan menurut Harsono (1988, hlm

216) bahwa : “Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan

yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.” Dengan demikian dapat disimpulkan dari penjelasan menurut beberapa pakar olahraga bahwa kecepatan merupakan kemampuan kondisi fisik yang dibutuhkan dan kunci untuk nomor lari sprint. Dalam meningkatkan kecepatan merupakan suatu hal yang sangat sulit dan dalam peningkatan untuk mendapatkan hasil latihan yang ekslusif hanya akan mendapat peningkatan 10%, artinya untuk dapat meningkatkan catatan waktu terbaik lari 100 meter yang ditempuh 10 detik lebih menjadi dibawah 10 detik itu dibutuhkan latihan yang keras.


(15)

4 Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jarak yang dapat ditempuh dengan singkat merupakan hasil kecepatan gerak dari kontraksi otot yang kuat dan cepat. Komposisi otot pun turut menentukan kecepatan pada kontraksi otot. Sidik (2009, hlm 1) menjelaskan komposisi otot yang ideal serta kontribusinya dalam lari jarak pendek adalah sebagai berikut:

Kecepatan pada kontraksi otot tergantung pada komposisi otot. Proporsi dari serabut otot cepat (fast twitch fiber/FT) sangat erat kaitannya dengan gerakan kecepatan maksimal (maximum speed of movement). Pelari sprint yang baik secara normal memiliki persentase yang lebih tinggi pada serabut otot cepat (FT) dari pada pelari jarak jauh, yang lebih banyak proporsinya pada serabut otot lambat (slow twitch fiber/ST).

Konsep yang dijelaskan diatasa bahwa serabut otot putih mendukung terciptanya gerakan kecepatan maksimal yang sangat dibutuhkan oleh pelari jarak pendek. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus lancar dan efisien, sehingga sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi. Seorang pelari jarak pendek yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot persentase serabut otot cepat (Fast Twitch = FT) lebih besar atau tinggi dengan kemampuan sampai 40 kali perdertik dalam vitro disbanding dengan serabut otot lambat (Slow Twitch = ST) dengan kemampuan 10 kali perdetik dalam vitro.

Dalam lari sprint, kecepatan larinya ditentukan oleh gerakan berturut-turut dari kaki yang dilakukan secara cepat. Kecepatan tergantung dari beberapa factor yang mempengaruhi, yaitu kekuatan (strength), waktu reaksi (reaction time), dan fleksibilitas (Wilmore dalam Harsono 1988, hlm 216). Kecepatan waktu reaksi mempunyai pengaruh yang diperlukan perlari untuk merespon sinyal mulai dan bereaksi meninggalkan blockstart. Kebijakan IAAF dalam Pahalawidi (2012, hlm 14) menganggap bahwa :

Ada batas untuk seberapa cepat manusia dapat bereaksi terhadap sinyal mulai. Setelah suara telah sampai ketelinga atlet, otaknya telah


(16)

5 Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memerintahkan untuk merespon.Konduksi kecepatan sinyal di dalam otak adalah sekitar 100 m/detik, dan dalam sistem saraf pusat turun menjadi sekitar 70 m/detik. Hanya mendapatkan sinyal dari otak ke kaki bisa mengambil 0,026 detik.

Fakta suatu ketepatan maximal dari waktu reaksi adalah Juara Olimpiade 1972 ‘Borzov’ yang mencatat waktu .120 detik dalam babak penyisihan, semi-final dan semi-final. Sedangkan fakta dilapangan pada Olimpiade 2009 telah membuktikan bahwa dengan waktu reaksi yang cepat, Usain Bolt memiliki waktu reaksi gerakan start yang baik, yaitu 0.163 detik tepat saat pistol start tanda pertandingan mulai dibunyikan (http://www.gilasport.com). Dengan waktu reaksi 0.163 detik membawa Usain Bolt memecahkan rekor baru lari 100 meter 9.58 detik tahun 2009 di Berlin, Jerman. Catatan waktu tersebut menjadi rekor kecepatan lari sprint 100 meter tercepat hingga saat ini (Pradana, 2012, hlm 2).

Kecepatan waktu reaksi adalah hal yang penting dalam lari sprint 100 meter, karena sebagian besar kemampuan atlet yang berprestasi dan unggulan hampir sama, karena waktu reaksi merupakan salah satu yang menentukan kecepatan bergeraknya dalam melakukan start. Pengertian waktu reaksi menurut Oxendine dalam Harsono (1988, hlm 217), yaitu bahwa “Waktu reaksi adalah waktu antara pemberian rangsang (stimulus) dengan gerak pertama. Kecepatan gerak atau movement speed adalah waktu antara permulaan dan akhir suatu

gerakan. “The period from the beginning of the respons to the completion of a

specified movement.” Tujuan start pada lari sprint adalah meninggalkan start block dengan secepat mungkin. Karena jarak lari sprint dan sepanjang jarak lari menggunakan kecepatan maksimum, maka teknik start menjadi salah satu kunci keberhasilan seorang pelari. Pernyataan ini juga diperkuat IAAF (2001, hlm 32) “Menurut penelitian dalam berbagai perlombaan besar telah menunjukkan bahwa kecepatan waktu reaksi pada saat start perlombaan merupakan suatu faktor

penyumbang terhadap prestasi keseluruhan”. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa selain atlet harus bisa mencapai teknik start yang baik maka komponen kondisi fisik perlu dilatih untuk menunjang terhadap teknik start yaitu akselerasi, serta waktu reaksi yang baik saat keluar dari startblock.


(17)

6 Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pendapat di atas bisa disimpulkan salah satu komponen kondisi fisik khususnya kecepatan yang didalamnya terdapat waktu reaksi, waktu reaksi start adalah salah satu faktor yang terdapat pada kecepatan untuk merespon sinyal mulai dan bereaksi meninggalkan blockstart. Untuk itulah hal-hal yang ditelah dikemukakan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui korelasi reaksi start dengan hasil lari sprint 100 meter atlet PORDA Jawab Barat ke- XII.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasikan masalah yaitu sebagai berikut.

1. Penelitian ini hanya mengetahui korelasi reaksi start dengan hasil lari sprint 100 meter atlet PORDA pada cabang olahraga atletik.

2. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi, dalam hal ini saat atlet melakukan start.

3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil sprint 100 meter.

4. Alat ukur yang digunakan untuk reaksi saat start adalah kamera dan software kinovea.

5. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet sprint 100 meter putra dan putri PORDA Jawa Barat.

6. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada kemampuan waktu reaksi.

C. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dijabarkan diatas, penulis merumuskan masalah pada penelitian ini dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut “Adakah korelasi reaksi start yang signifikan terhadap hasil sprint 100 meter atlet PORDA Jawa Barat XII?”.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini adalah “untuk mengetahui korelasi reaksi start dengan hasil sprint 100 meter atlet PORDA Jawa Barat XII?”.


(18)

7 Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan penulis melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat maupun kegunaaan sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian dapat membuktikan secara ilmiah tentang korelasi antara reaksi start dengan hasil sprint 100 meter pada atlet PORDA Jawa Barat XII.

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan masukkan bagi para pelatih maupun pembina dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet dalam cabang olahraga lari sprint 100 meter.

2. Secara Praktis

a. Dapat dijadikan acuan bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga lari sprint 100 meter khususnya, untuk membina atlet melalui program latihan yang baik dan terarah untuk meningkatkan prestasi atletnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan perbandingan bagi peneltian di masa yang akan datang. Agar dalam masa yang akan datang olahraga atletik di Indonesia semakin maju dan berkembang dan mendapatkan prestasi yang memuaskan.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi. Bab I menjelaskan tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan struktur organisasi skripsi. BAB II menjelaskan tentang kajian teoritis dan juga memuat bahasan tentang kerangka pemikiran serta hipotesis. BAB III menjelaskan mengenai metode penelitian skripsi yang substansinya adalah lokasi penelitian, populasi, sampel, langkah-langkah penelitian, desain penelitian, instrument penelitian, prosedur pengambilan data, serta prosedur pengolahan dan analisis


(19)

8 Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data. BAB IV menjelaskan tentang pengolahan, analisis data, dan diskusi penemuan. BAB V berisi kesimpulan dan saran.


(20)

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang biasanya dilakukan pada sekelompok manusia, objek, idea atau pemikiran, kondisi, atau suatu peristiwa, dengan tujuan penelitiannya adalah menghasilkan suatu peristiwa dengan tujuann penelitiannya dengan menghasilkan suatu deskriptif, hubungan antar fenomena atau perlakuan yang diteliti. Desain penelitian merupakan pengumpulan dan analisa data saja. Fokus penelitian ini yang dikaji adalah pengaruh start terhadap hasil reaksi atlet lari sprint 100 meter. Dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Desain Penelitian One-Case Shot Study (Sumber : Sugiyono, 2006, hlm 83)

Keterangan: 1. X : Reaksi start

2. Y : Hasil lari sprint 100 meter

B. Metode Penelitian

Dalam suatu proses penelitian perlu dilakukan langkah-langkah yang terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah maupun jawaban-jawaban tertentu terhadap masalah penelitian. Metode merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengungkapkan dan mengumpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara yang sesuai dengan prosedur penelitian.


(21)

31

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ada beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan orang untuk mengadakan penelitian, seperti metode historis, deskriptif dan eksperimen. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang penulis telah ajukan, maka penulis melakukan penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2006, hlm 3) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelediki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”. Sedangkan pengertian teknik korelasi menurut Fraenkel dan Wallen (2008, hlm 331) menjelaskan bahwa, “Penelitian korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variable atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variable tersebut sehingga tidak dapat manipulasi variable”.

C. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian 1. Lokasi

Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah Stadion Wibawa Mukti Jababeka yang beralamatkan Komplek GOR Kabupaten Bekasi Kelurahan Sertajaya Kec. Cikarang Timur.

2. Populasi

Menurut Sugiyono (2013, hlm 80) “Polpulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi merupakan sumber data yang penting, karena tanpa kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin terlaksana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet sprint 100 meter, yaitu 25 orang atlet putra dan 21 orang atlet putri.


(22)

32

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Sample

Sample dalam penelitian ini menggunakan sample 25 orang atlet sprint putra dan 21 orang atlet sprint putri. Secara umum, sample merupakan bagian dari populasi. Menurut Sugiyono (2006, hlm 90) mengatakan bahwa “Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam suatu penelitian menentukan sample harus berdasarkan teknik yang sesuai, karena terdapat berbagai macam teknik pengambilan sample yang sering disebut dengan teknik sampling. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik sampling purposive. Sampling purposive merupakan teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu. Misalnya dalam penelitian ini tentang start jongkok, maka sumber untuk pengambilan data samplenya adalah orang yang mampu melakukan start jongkok.

D. Definisi Operasional

a. Start jongkok. Menurut IAAF (2001, hlm 6) start jongkok adalah start yang digunakan untuk perlombaan lari jarak pendek. Pada saat aba-aba “bersedia” atlet bergerak kedepan dengan mengambil posisi dengan kedua tangan ditempatkan disamping garis start, kedua kaki menempel pada saat startblock, dan lutut kaki belakang menempel ditanah. Pada saat aba-aba “siap”, atlet mengangkat lutut kaki belakang meninggalkan tanah karena panggul terangkat dan memindahkan titik berat badan kebelakang. Sedangkan pada saat bunyi letusan pistol atau “ya”, atlet mengangkat kedua tangannya dari tanah dan menganyunkan lengan dengan kuat (kedepan, kebelakang), serta dengan kekuatan penuh meluruskan kedua kaki sehingga menggerakan tubuh bagian belakang untuk meninggalkan startblock dan sampai pada langkah lari pertama.


(23)

33

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Waktu reaksi. Menurut Harsono (1988, hlm 217) waktu reaksi adalah waktu antara pemberian rangsangan (stimulus) dengan gerak pertama. Waktu reaksi yang penulis maksud disini adalah waktu yang terletak diantara tembakan pistol start dengan gerakan yang pertama. Kemudian dilanjutkan dengan gerak reaksi diantara gerakan yang pertama dengan pada saat tungaki meninggalkan startblock.

c. Lari sprint 100 meter. Menurut Tamsir (1985, hlm 7) lari sprint adalah lari yang dilakukan dengan kecepatan maksimal dengan menempuh jarak yang telah ditentukan. Adapun sample lari sprint 100 meter dalam penelitian ini adalah seluruh atlet PORDA Jawa Barat XII yang berjumlah 25 orang putra dan 21 orang putri.

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsip penelitian penulis melakukan pengukuran terhadap fenomena alam maupun social, maka harus ada alat ukur. Alat ukur dalam penelitian biasanya disebut instrument penelitian. Instrumen penelitian ini adalah :

1. Video Camera

Kamera digunakan untuk merekam perjalanan pelari melakukan start jongkok sejauh 10 meter. Pada penelitian ini menggunakan satu buah kamera. Adapun spesifikasi kamera yang digunakan adalah :

Image sensor : CMOS APS-C (23.5x15.6 mm) Resolusi : 20 Mega Pixel

Frame rate : AVCHD, H.264 2. Software Kinovea

Kinovea merupakan software yang menyediakan sistem tracking lintasan objek baik secara otomatis maupun manual.Kinovea dapat diguakan untuk menganalisis variasi gerak secara 2 (dua) atau 3(tiga) dimensi. Fitur yang dimiliki oleh Kinovea adalah sebagai berikut:


(24)

34

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Fleksibel : Kinovea dapat digunakan untuk situasi indoor dan outdoor. Proses kalibrasi dapat dilakukan pada beberapa titik untuk analisis 2D atau 3D. Auto tracking dapat dilakukan dengan reflective marker. Sedangkan manual tracking dapat diaplikasikan pada situasi sulit yang tidak memungkinkan menggunakan marker. Kamera yang digunakan pun bisa bervariasi mulai dari kecepatan normal hingga tinggi.

b. Portable: Kinovea dapat menghasilkan data dari eksperimen dan situasi praktik. Video yang direkam di lapangan kemudian dapat dianalisis 2D membutuhkan minimal satu kamera, sedangkan analisis 3D membutuhkan minimal sedikitnya 2 kamera.

c. Andal: Kemampuan software sangat baik untuk mendigitalisasi data video melalui servis auto/manual tracking, interval digitizing, interpolation dan reverse playback. Selanjutnya variable kinematika pun dapat ditentukan dengan mengacu pada koordinat marker. Output dari software ini berupa file teks dalam tabel yang berisi data koordinat.

d. Murah: Software kinovea dapat mengolah data video avi. Video tersebut dapat diambil hanya dengan menggunakan satu atau dua kamera, tergantung tipe analisis yang dipilih.

e. Educational: Penggunaan software kinovea sangat mendukung pada penelitian di bidang akademisi. Percobaan yang berulang akan menambah akurasi data. Siswa pun dapat belajar mengenai teknik biomekanika seperti metode DLT. Untuk menganalisis dengan program dengan metode statistik secara mandiri. Maka data koordinat dapat dieksport menjadi data table koordinat.

Selain instrument penelitian diatas, adapun alat yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini yaitu: (1) satu buah tripod, (2) seperankat laptop dan (3) marker (cone).


(25)

35

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang terstruktur yang dilakukan dalam penelitian. Pada penelitian ini, langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :

1. Menetukan sample dari populasi yang ada dengan menggunakan teknik random purposive sampling.

2. Atlet melakukan gerakan yang akan terjadi pada saat perlombaan dilaksanakan. 3. Video hasil rekaman gerakan start jongkok di analisis menggunakan software

kinovea.

4. Data yang dihasilkan dari software kinovea diolah kembali menggunakan rumus-rumus biomekanika.

5. Mengolah data hasil perhitungan rumus biomekanika tersebut dengan menggunaan SPSS.

6. Menyimpulkan hasil analisis data.

Gambar 5.1 Desain Pengumpulan Data SOFTWARE KINOVEA

OUTPUT VIDEO SAMPEL

START LARI SPRINT 100 METER

INPUT VIDEO

ANALISIS DATA POPULASI


(26)

36

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pemaparan diatas mengenai prosedur penelitian. Pada langkah ketiga diatas dijelaskan bahwa sample melalukan start, dan setelah itu peneliti menganalisis gerakan hasil tolakan dengan menggunakan software kinovea. Analisis yang dimaksud adalah menganalisis hasil tolakan saat sample melakukan start jongkok.

G. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data yang telah terkumpul. Data-data tersebut diolah dan dianalisis untuk memperoleh informasi dalam rangka menguji hipotesis dan disimpulkan hasil penelitian. Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data dan menganalisis data-data tersebut yang mengandung arti. Untuk mengolah dan menganalisis data-data tersebut diperlukan pendekatan statistic, sehingga dapat diketahui pengaruh start terhadap hasil reaksi atlet sprint PORDA Jawa Barat XII.Pada penelitian ini analisis data menggunakan Uji T-Test dengan tingkat kesalahan 0,05 yang akan diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Passage for Social Science) versi 16. Berikut langkah-langkah rumus perhitungan statistika yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data adalah sebagai berikut :

1. Data yang telah terkumpul di hitung rata-rata, simpangan baku dan varian. 2. Menentukan Normalitas

Uji normalitas atau uji lilliefors dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam program SPSS uji normalitas dapat diolah dengan menggunakan Kolmogorov smirnov karena kelompok sampel termasuk kecil atau ≤ 30.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Menu Analyze Descriptive statistics Explore


(27)

37

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji korelasi untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang terdapat hubungan (korelasi) antara waktu reaksi dengan waktu tempuh. Dalam program SPSS uji korelasi dapat diolah dengan menggunakan Kolerasi Bovariant karena terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Menu Analyze Correlation Bivariante Explore

4. Menentukan Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variable x dan o bersifat homogen atau tidak.Uji homogentitas dapat menggunakan levene test. Hipotesis:

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari korelasi waktu reaksi dengan hasil lari sprint 100 meter.

Hi : Terdapat perbedaan yang signifikan dari korelasi waktu reaksi dengan hasil lari sprint 100 meter.

5. Menentukan Uji Hipotesis

Sebelum menentukan uji hipotesis, harus ditentukan terlebih dahulu H0 (Null

Hypothesis) dan Hi (Alternative Hypothesis).

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari reaksi start dengan hasil lari

sprint 100 meter.

Hi : Terdapat perbedaan yang signifikan dari reaksi start dengan hasil lari

sprint 100 meter.

6. Pengambilan Keputusan

Setelah pengujian statistik dilakukan maka dilakukan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas: Jika probabilitas>0,05 maka H0 ditolak


(28)

38

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(29)

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis data, maka penulis dapat merumuskan kesimpulan penelitian bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara waktu reaksi dengan waktu tempuh.

B. Saran

Dari data hasil penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran dalam rangka meningkatkan prestasi lari sprint 100 meter di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

a. Untuk para atlet dan pembina cabang olahraga atletik, khususnya nomor lari sprint 100 meter agar lebih memperhatikan komponen kondisi fisik yang menunjang terhadap prestasi atlet lari sprint 100 meter, seperti waktu reaksi. b. Bagi para peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat mengkaji faktor-faktor lain

yang berhubungan dengan lari sprint 100 meter. Hal ini ditunjukkan agar didapat sarana perbaikan dan peningakatan prestasi atlet lari sprint 100 meter.


(30)

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aniska Fauziah, Erma. (2014). Perbedaan Hasil Tolakan Parallelfeet Placement Dan Staggered Feet Placement Pada Start Bawah Renang Gaya Punggung. Skripsi, IKOR, Universitas Pendidikan Indonesia

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Bompa, T. O (1999). Periodization Training for Sport. York University : Human Kinetics.

Bompa, T. O. (1999). Theory and Methodology of Training, Fourth Edition. York University : Human Kinetics.

Dwi S., Iseu. (2007). Prestasi Lari Sprint 100 Meter Ditinjau Dari Waktu Reaksi Dan Power Tungkai. Skripsi, PKO, Universitas Pendidikan Indonesia.

Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Hendrayana. (2007). Bermain Atletik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. International Amateur Athletic Federation. (2001:20). Sprint and Hurdles Events

Textbook. IAAF.

Pradana, A. A. (2013). Kontribusi tinggi badan, berat badan, dan panjang tungkai terhadap kecepatan lari cepat (sprint) 100 meter putra (studi pada mahasiswa IKOR angkatan 2010 Universitas Negeri Surabaya). Artikel I-journal kesehatan olahraga, hlm. 1-5.

Pradipta, Reza. (2014). Hubungan Waktu Reaksi, Power Tungkai, Dan Daya Tahan Kecepatan Dengan Kecepatan Lari Sprinr 100 Meter. Skripsi, IKOR, Universitas Pendidikan Indonesia.

Permana, Bugi. (2009). Kontribusi Fleksibilitas Sendi Panggul Dan Daya Tahan Umum (Cardiovascular) Terhadap Pretasi Jalan Cepat. Skripsi, PJKR, Universitas Islam 45.


(31)

46

Sugiyono (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Ulfa Hilman, N. (2014). Hubungan Kemampuan Lari Kecepatan Maksimal Dengan Kemampuan Cadence Pada Atlet Sprint. Skripsi Sarjana pada program studi PKO UPI Bandung : tidak di terbitkan.

Yuherdi dkk. (2013). Korelasi waktu reaksi dan akselerasi terhadap prestasi lari 100 meter mahasiswa putra semester II program studi PENJASKESREK FKIP Universitas Riau. Jurnal primary program studi pendidikan guru sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas riau, 2 (2), hlm. 34-41.

Zafar Sidik, D. (2010). Mengajar Dan Melatih Atletik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya


(1)

36 Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pemaparan diatas mengenai prosedur penelitian. Pada langkah ketiga diatas dijelaskan bahwa sample melalukan start, dan setelah itu peneliti menganalisis gerakan hasil tolakan dengan menggunakan software kinovea. Analisis yang dimaksud adalah menganalisis hasil tolakan saat sample melakukan start jongkok.

G. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data yang telah terkumpul. Data-data tersebut diolah dan dianalisis untuk memperoleh informasi dalam rangka menguji hipotesis dan disimpulkan hasil penelitian. Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data dan menganalisis data-data tersebut yang mengandung arti. Untuk mengolah dan menganalisis data-data tersebut diperlukan pendekatan statistic, sehingga dapat diketahui pengaruh start terhadap hasil reaksi atlet sprint PORDA Jawa Barat XII.Pada penelitian ini analisis data menggunakan Uji T-Test dengan tingkat kesalahan 0,05 yang akan diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Passage for Social Science) versi 16. Berikut langkah-langkah rumus perhitungan statistika yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data adalah sebagai berikut :

1. Data yang telah terkumpul di hitung rata-rata, simpangan baku dan varian.

2. Menentukan Normalitas

Uji normalitas atau uji lilliefors dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam program SPSS uji normalitas dapat diolah dengan menggunakan Kolmogorov smirnov karena kelompok sampel termasuk kecil atau ≤ 30.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Menu Analyze Descriptive statistics Explore


(2)

37 Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji korelasi untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang terdapat hubungan (korelasi) antara waktu reaksi dengan waktu tempuh. Dalam program SPSS uji korelasi dapat diolah dengan menggunakan Kolerasi Bovariant karena terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Menu Analyze Correlation Bivariante Explore

4. Menentukan Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variable x dan o bersifat homogen atau tidak.Uji homogentitas dapat menggunakan levene test. Hipotesis:

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari korelasi waktu reaksi dengan hasil lari sprint 100 meter.

Hi : Terdapat perbedaan yang signifikan dari korelasi waktu reaksi dengan hasil lari sprint 100 meter.

5. Menentukan Uji Hipotesis

Sebelum menentukan uji hipotesis, harus ditentukan terlebih dahulu H0 (Null Hypothesis) dan Hi (Alternative Hypothesis).

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari reaksi start dengan hasil lari sprint 100 meter.

Hi : Terdapat perbedaan yang signifikan dari reaksi start dengan hasil lari sprint 100 meter.

6. Pengambilan Keputusan

Setelah pengujian statistik dilakukan maka dilakukan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas: Jika probabilitas>0,05 maka H0 ditolak


(3)

38 Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jika probabilitas<0,05 maka H0 diterima.


(4)

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis data, maka penulis dapat merumuskan kesimpulan penelitian bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara waktu reaksi dengan waktu tempuh.

B. Saran

Dari data hasil penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran dalam rangka meningkatkan prestasi lari sprint 100 meter di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

a. Untuk para atlet dan pembina cabang olahraga atletik, khususnya nomor lari sprint 100 meter agar lebih memperhatikan komponen kondisi fisik yang menunjang terhadap prestasi atlet lari sprint 100 meter, seperti waktu reaksi. b. Bagi para peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat mengkaji faktor-faktor lain

yang berhubungan dengan lari sprint 100 meter. Hal ini ditunjukkan agar didapat sarana perbaikan dan peningakatan prestasi atlet lari sprint 100 meter.


(5)

Weny Puspitasari, 2014

Kolerasi Reaksi Start Dengan Hasil Sprint 100 Meter Atlet PORDA Jawa Barat XII (Studi Deskriptif Pada Seluruh Atlet Sprint 100 Meter PORDA Jawa Barat XII)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Aniska Fauziah, Erma. (2014). Perbedaan Hasil Tolakan Parallelfeet Placement Dan Staggered Feet Placement Pada Start Bawah Renang Gaya Punggung. Skripsi, IKOR, Universitas Pendidikan Indonesia

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Bompa, T. O (1999). Periodization Training for Sport. York University : Human Kinetics.

Bompa, T. O. (1999). Theory and Methodology of Training, Fourth Edition. York University : Human Kinetics.

Dwi S., Iseu. (2007). Prestasi Lari Sprint 100 Meter Ditinjau Dari Waktu Reaksi Dan Power Tungkai. Skripsi, PKO, Universitas Pendidikan Indonesia.

Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Hendrayana. (2007). Bermain Atletik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. International Amateur Athletic Federation. (2001:20). Sprint and Hurdles Events

Textbook. IAAF.

Pradana, A. A. (2013). Kontribusi tinggi badan, berat badan, dan panjang tungkai terhadap kecepatan lari cepat (sprint) 100 meter putra (studi pada mahasiswa IKOR angkatan 2010 Universitas Negeri Surabaya). Artikel I-journal kesehatan olahraga, hlm. 1-5.

Pradipta, Reza. (2014). Hubungan Waktu Reaksi, Power Tungkai, Dan Daya Tahan Kecepatan Dengan Kecepatan Lari Sprinr 100 Meter. Skripsi, IKOR, Universitas Pendidikan Indonesia.

Permana, Bugi. (2009). Kontribusi Fleksibilitas Sendi Panggul Dan Daya Tahan Umum (Cardiovascular) Terhadap Pretasi Jalan Cepat. Skripsi, PJKR, Universitas Islam 45.


(6)

46 Sugiyono (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

ALFABETA.

Ulfa Hilman, N. (2014). Hubungan Kemampuan Lari Kecepatan Maksimal Dengan Kemampuan Cadence Pada Atlet Sprint. Skripsi Sarjana pada program studi PKO UPI Bandung : tidak di terbitkan.

Yuherdi dkk. (2013). Korelasi waktu reaksi dan akselerasi terhadap prestasi lari 100 meter mahasiswa putra semester II program studi PENJASKESREK FKIP Universitas Riau. Jurnal primary program studi pendidikan guru sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas riau, 2 (2), hlm. 34-41.

Zafar Sidik, D. (2010). Mengajar Dan Melatih Atletik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya