PENDAHULUAN Analisis Kinerja Rentabilitas Modal Sendiri Pada Perusahaan Chrisna Batik Di Surakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua melalui
pembangunan lima tahun keenam yang merupakan awal dari kebangkitan
nasional kedua dan proses tinggal landas dititikberatkan pada bidang ekonomi
seperti yang tercantum dalam GBHN 1993 (Tap MPR RI No.II/MPRI1993)
yaitu:
Diletakkan pada bidang ekonomi, yang merupakan penggerak utama
pembangunan, seiring dengan kualitas sumberdaya manusia dan didorong
secara saling memperkuat, saling terkait dan terpadu, dengan pembangunan
bidang bidang lainnya yang dilaksanakan seirama, selaras dan serasi dengan
keberhasilan pembangunan bidang ekonomi dalam rangka tercapai tujuan dan
sasaran pembangunan nasional.
Sebagai arah untuk meningkatkan, kualitas sumberdaya manusia dan
pemerataan

pembangunan,

strategi


kebijaksanaan

PJPT

II

memiliki

keterkaitan dengan prioritas Pelita VI vaitu pembangunan di bidang ekanomi
tidak teriepas dari mated, arah, dan kebijakan ehonomi yang dijelaskan dalam
GBHN 1993 (Tap MPR RI No. II/MPR/1993) yaitu:
Dalam pelita VI kebijaksanaan sektor industri antara lain rneliputi arah dan
iujuan pembangunan industri dengan nilai tambah yang tinggi dan jangkauan
strategi, makin memperdalam struktur industri secara efsien dan mampu
bersaing, pembinaan dan pengembangan industri rancang bangun, rekayasa
clan jasa konstruksi serta pembinaan industri kecil dan menengah.
Berdasarkan penjelasan dari GBHN 1993 di atas terlihat bahwa sektor
industri sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pembangunan
industri yang tersebar, di seluruh wilayah Indonesia perlu ditingkatkan dan

1

2

diarahkan sehingga sektor industri menjadi penggerak utama ekonomi yang
efisien, berdaya saing tinggi, mempunyai struktur yang makin kukuh dengan
pola produksi yang berkembang yang ditunjang dengan tenaga kerja yang
produktif dan sumber daya alam yang melimpah. Dengan penataan
pembangunan industri yang terarah dapat tercipta pemerataan pembangunan
nasional. (MPR RI, 199, GBHN, Ketetapan MPR RI No. II MPR/1993,
cetakan kedua, penerbit Pustaka Pelajar Yogyakarta).
Daerah

sektor

industri

yang

mendukung


berkembangnya

perekonomian daerah adalah sektor industri batik. Kemajuan di sektor ini
tidak hanya memberikan masukan bagi daerah, tetapi juga mendorong
berkembangnya industri lain yang terkait.
Bagi perusahaan pada umumnya, masalah rentabilitas adalah lebih
penting daripada masalah laba keuntungan, karena laba adalah bukan
merupakan salah satu ukuran bahwa perusahaan tersebut telah bekerja secara
efisien. Rentabilitas merupakan salah satu alat ukur yang sangat membantu
bagi para manajer untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dari keseluruhan aktivitas perusahaan dengan
menggunakan modal yang tersedia, sehingga rentabilitas terus dipertinggi oleh
perusahaan.

Dengan

demikian

tingkat


efisiensi

perusahaan

dalam

menghasilkan keuntungan selama periode tertentu dapat dilihat dari tingkat
rentabilitasnya.

Jadi

rentabilitas

adalah

perbandingan

antara


jumlah

keuntungan dengan jumlah modal yang digunakan untuk menghasilkan laba
yang dinyatakan dalam presentase. Oleh karena itu jika tingkat rentabilitas

3

tinggi, maka hal tersebut merupakan pencerminan kemampuan yang tinggi
dari perusahaan dengan modal yang tersedia dalam menghasilkan keuntungan.
Apabila perusahaan ingin mengetahui efisiensi pengguanan total
modal, baik modal dari dalam maupun dari luar perusahaan, maka perlu
dihitung rentabiiitas ekonominya. Tetapi apabila perusahaan ini mengetahui
efisiensi penggunaan modal sendiri, maka perlu dihitung rentabilitas modal
sendirinya. Semakin tinggi rentabilitas ekonomi atau rentabilitas modal sendiri
yang dicapai berarti perusahaan tersebut semakin efisien.
Jika rentabilitas modal sendiri yang idcapai tinggi, maka dampaknya :
1. Dengan tingkat rentabilitas modal sendiri yang tinggil, berarti laba bersih
yang diperoleh juga rendah merupakan salah satu indikator bahwa tujuan
perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan tercapai.
2. Pemerintah akan mendapatkan pemasukan yang besar dari pajak

perusahaan.
3. Menarik calon investor baru untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan.
4. Pihak perbankan dengan senang hati memberikan pinjaman.
5. Terjaminnya masyarakat yang menginginkan produk dari perusahaan
tersebut.
6. Dapat membantu masyarakat di sekitar perusahaan (dalam hal
menciptakan lapangan kerja atau tenaga kerja baru).

4

Jika rentabilitas modal sendiri yang dicapai rendah, maka dampaknya :
1. Dengan tingkat rentabilitas modal sendiri yang rendah berarti laba setelah
pajak yang diperoleh juga rendah, merupakan salah satu indikator bahwa
tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahan tidak tercapai.
2. Pemerintah tidak mendapatkan pemasukan yang besar dari pajak
perusahaan.
3. Tidak menarik bagi investor baru untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut.
4. Pihak perbankan kecil kemungkinannya memberikan pinjaman.

5. Tidak terjaminnya masyarakat yang menginginkan produk dari perusahaan
tersebut.
6. Tidak dapat membantu masyarakat di sekitar perusahaan.
Dengan alasan-alasan yang dikemukakan di atas, dan rentabilitas
modal sendiri yang dicapai perusahaan tidak selatu tinggi, maka perlu
dianalisis kinerja rentabilitas modal sendirinya. Sehingga dalam penelitian ini
diambil judul : “Analisis Kinerja Rentabilitas Modal Sendiri Pada Perusahaan
Chrisna Batik di Surakarta".

5

B. Rumusan Masalah

Untuk mencegah kekaburan arti dan pemahaman obyek penelitian,
suatu masalah perlu dirumuskan guna mempermudah langkah-langah yang
ditempuh.
Dalam penelitian ini, penulis akan mengemukakan rumusan masalah
sebagai berikut:
“Bagaimanakah kinerja keuangan pada Perusahaan Chrisna Batik di
Surakarta mulai tahun 2001 – tahun 2003 dilihat dari perkembangan

rentabiitas modal sendirinya?”

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan pada perusahaan Chrisna Batik di
Surakarta adalah :

1. Untuk mengetahui kinerja keuangan pada perusahaan Chrisna Batik
Surakarta dari tahun 2001 – tahun 2003 dilihat dari perkembangan
rentabilitas modal sendiri.
2. Untuk menentukan kebijaksanaan perusahaan yang diambil sehubungan
dengan modal sendiri.

6

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Memberikan masukan kepada perusahaan tentang :
Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari perkembangan rentabilitas modal
sendirinya, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan

pimpinan perusahaan dalam pengembalian keputusan.
2. Memberikan masukan kepada peneliti:
Sebagai bahan referensi bagi ilmu manajemen di bidang manajemen
keuangan, khususnya masalah yang berkenaan dengan rentabilitas modal
sendiri.

7

E. Sistematika Skripsi
Dalam penyusunan skripsi ini terjadi dari beberapa bab dan tiap bab
mempunyai korelasi yang sistematik.
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan ini penulis akan membahas secara singkat latar
belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sekaligus
sistematika penelitian.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis akan mengemukakan suatu kerangka teoritis
yang dipakai sebagai landasan atau pedoman pembahasan pada babbab berikutnya, teori-teori yang dikemukakan antara lain arti
pentingnya laporan keuangan, Rentabilitas secara umum, Rentabilitas
modal sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas modal

sendiri beserta pengaruhnya terhadap rentabilitas modal sendiri, efek
penambahan modal asing terhadap rentabilitas modal sendiri,
pembelanjaan dari luar perusahaan.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam metodologi penelitian berisi tentang beberapa hal antara lain :
Kerangka pemikiran, hipotesa, objek penelitian dan sumber data,
metode pengumpulan data dan analisa data.
BAB IV : HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam bab ini tentang gambaran secara umum perusahaan diskripsi
data yang diperoleh, analisa data dan hasil pembahasan analisa data.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran.
F. Daftar Pustaka