ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG.
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN
SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Oleh
LIA SHAFIRA ARLIANTY 1006704
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
LEMBAR HAK CIPTA
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN
SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Oleh Lia Shafira Arlianty
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Lia Shafira Arlianty 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(3)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
(4)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN
SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG Lia Shafira Arlianty1, Melly Sri Sulastri Rifa’i2, Yoyoh Jubaedah3
Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, FPTK UPI Jl. Dr. Setiabudhi No.207 Bandung 40154
liashafiraarlianty17@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini menggali bagaimana relevansi program dan pelaksanaan pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang relevansi program dan pelaksanaan pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung yang meliputi: Program pelayanan lansia, pelaksanaan program pelayanan lansia, relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia, serta tingkat relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi, wawancara dan angket. Sampel dalam penelitian ini adalah program pelayanan lansia dan lansia yang berjumlah 45 orang serta satu orang pekerja sosial. Hasil penelitian meliputi program pelayanan lansia yang ada di Balai dikelompokkan menjadi enam bagian yaitu pemenuhan kebutuhan pokok, pemenuhan kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana, pemenuhan kebutuhan kesehatan, pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual, program pemberdayaan dan program perlindungan. Pelaksanaan program pelayanan lansia untuk pemenuhan kebutuhan pokok sebagian besar telah dilaksanakan. Pemenuhan kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana, pemenuhan kebutuhan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual lebih dari setengahnya sudah dilaksanakan. Pemenuhan program pemberdayaan sebagian kecil telah dilaksanakan dan untuk program perlindungan telah dilaksanakan seluruhnya. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia berada pada tingkat sangat relevan berada pada kategori tinggi sekali. Rekomendasi ditujukan kepada pengelola Balai, yaitu pada program pemenuhan kebutuhan kesehatan dalam pemberian vitamin dan suplemen makanan seharusnya dilakukan secara rutin kepada lansia oleh perawat sehingga kesehatan lansia terjaga, program pemberdayaan yang meliputi kesenian dan keterampilan yang ditawarkan kepada lansia harus sudah melalui analisis kebutuhan dari para lansia, program kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana meliputi penambahan jumlah alat bantu jalan sesuai dengan jumlah lansia yang membutuhkan.
Kata Kunci: Analisis, Relevansi, Program, Pelaksanaan, Pelayanan Lansia. 1 Lia Shafira Arlianty : Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga 2010 FPTK UPI
(5)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3 Yoyoh Jubaedah : Dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK UPI
ABSTRACT
AN ANAYSIS OF THE RELEVANT PROGRAM AND IMPLEMENTATION OF ELDERLY SERVICES IN BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA
WERDHA CIPARAY BANDUNG
Lia Shafira Arlianty 1006704
This study investigated how relevant the program and implementation of elderly services in Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung. It was aimed to get some information about the relevant program and implementation of elderly services in Balai Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung, included: Elderly services program, implementation of elderly services program, the relevancy between program and implementation elderly services and the level of relevancy between program and implementation of elderly services. This research used descriptive method. There are three techniques of data collection such as documentation study, interview and questionnaire. 45 elderly and 1 tutor were taken as the sample of this research in elderly services program. The result of this research included elderly services program in Balai Sosial which was divided into six groups; the fulfillment of basic needs, the fulfillment of the tool and infrastructure, the needs of health, physic, social, mental and spiritual, empowerment program and the last was the protection program. The implementation of elderly services program to compliance some basic needs have mainly implemented. The fulfillment of the tools and infrastructure, the needs of health, physic, social, mental and spiritual have been implemented more. The fulfillments of empowerment program have been implemented in a small-scale and for the protection program have completely. The relevancy between program and implementation of elderly services program was very relevant and very high category. The recommendation of this study was in the fulfillment of some basic needs of healthy which means that the elderly were given the vitamin and supplement regularly by the tutor in order to keep their healthy, for the empowerment program, it should have need analysis from the elderly, and for the tools and infrastructure program, the elderly need a tool to help them walk based on the total of the elderly.
(6)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
C.Rumusan Masalah Penelitian ... 4
D.Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 7
A.Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha ... 7
B. Program Pelayanan Lansia Sebagai Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar ... 8
C.Lanjut Usia ... 23
D.Kerangka Pemikiran ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
A.Lokasi, Sampel, dan Populasi Penelitian ... 40
B. Metode Penelitian ... 40
C.Definisi Operasional ... 41
D.Instrumen Penelitian ... 42
E. Proses Pengembangan Instrumen ... 43
F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 46
G.Teknik Pengolahan Data Penelitian ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Hasil Penelitian ... 50
B. Pembahasan ... 73
C. Rangkuman Hasil Pembahasan Penelitian ... 87
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Implikasi ... 94
(7)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA ... 94
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1. Menu Makan Lansia dalam Satu Hari ... 13
3.1. Hasil Uji Validitas tentang Pelaksanaan Program Pelaksanaan Program Menurut Lansia Penghuni Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung ... 45
4.1. Usia Responden ... 51
4.2. Pendidikan Terakhir Responden ... 52
4.3. Alasan Responden Tinggal di Balai ... 52
4.4. Lama Tinggal Responden di Balai ... 53
4.5. Program Pelayanan Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung ... 54
4.6. Data hasil pelaksanaan program pelayanan lansia berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pokok ... 57
4.7. Data hasil pelaksanaan program pelayanan lansia berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana ... 58
4.8. Data hasil pelaksanaan program pelayanan lansia berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan kesehatan ... 59
4.9. Data hasil pelaksanaan program pelayanan lansia berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual ... 60
4.10. Data hasil pelaksanaan program pelayanan lansia berkaitan dengan pemberdayaan ... 63
4.11. Data hasil pelaksanaan program pelayanan lansia berkaitan dengan perlindungan ... 64
(8)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK
Bagan dan Grafik Halaman
2.1. Bagan Kerangka Pemikiran Relevansi Program dan Pelaksanaan Pelayanan Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha
Ciparay Bandung ... 39 4.1. Grafik Pelaksanaan Program Pelayanan Lansia ... 65
(9)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Lansia Makan ... 15
2.2. Fasilitas Kamar Tidur ... 15
2.3. Fasilitas Ruang tamu, Ruang TV dan Ruang Makan ... 16
2.4. Ruang Kesehatan ... 16
2.5. Kegiatan Opsih Lansia ... 18
2.6. Lansia Memainkan Angklung ... 19
(10)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran I
Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 99 Lampiran II
Instrumen Penelitian Angket ... 101 Lampiran III
Instrumen Penelitian Pedoman Wawancara ... 106 Lampiran IV
Kartu Bimbingan Skripsi ... 111 Lampiran V
Validitas dan Reliabilitas ... 117 Lampiran VI
Surat-surat ... 118 Lampiran VII
(11)
1
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Penduduk Lanjut Usia (Lansia) merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Peningkatan populasi lansia ini membuat pemerintah perlu merumuskan kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk lansia, sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi masyarakat.
Data proyeksi WHO tahun 1995, dimana pada tahun 2050 dibandingkan dengan tahun 1990 bahwa pertumbuhan penduduk lansia di Indonesia mengalami pertumbuhan terbesar di Asia, yaitu sebesar 414%, Thailand 337%, India 242%, dan China 220%. Jumlah lansia di Indonesia, menurut sumber BPS bahwa pada tahun 2004 sebesar 16.522.311, tahun 2006 sebesar 17.478.282, dan pada tahun 2008 sebesar 19.502.355 (8, 55% dari total penduduk sebesar 228.018.900), sedangkan pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia sekitar 28 juta jiwa (Oktavia, 2012: 2).
Peningkatan angka harapan hidup dan bertambah jumlah lansia disatu sisi merupakan salah satu keberhasilan dalam pembangunan sosial dan ekonomi, namun keberhasilan tersebut mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk memberikan perhatian lebih serius, karena dengan bertambahnya usia, kondisi dan kemampuan lansia untuk beraktivitas semakin menurun.
Penurunan kemampuan lansia dapat dicermati dari beberapa aspek; 1) aspek sosial, yakni intensitas hubungan atau interaksi sosial lansia dengan orang lain semakin berkurang, dan semakin terbatasnya kesempatan lansia untuk mengaktualisasikan diri; 2) dari aspek ekonomi adalah hilangnya pekerjaan dan atau menurunnya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan secara memadai; 3) secara fisik, semakin berkurangnya kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari; dan 4) aspek mental, penurunan kemampuan daya ingat, proses berfikir, emosi atau mudah tersinggung dan menurunnya rasa
(12)
2
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
percaya diri. Di samping itu fenomena lainnya adalah, perhatian keluarga untuk melayani lansia semakin berkurang, seiring dengan meningkatnya aktivitas keluarga dan adanya pergeseran pola kerja dari suami istri yang bekerja akibat dari meningkatnya tuntutan kebutuhan hidup.
Program Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lansia Terlantar dilaksanakan dengan tujuan untuk memenuhi hak-hak lansia sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Sosial Lansia yaitu setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Lansia juga memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup lansia meliputi kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan kondisi rumah yang tentram dan aman, kebutuhan-kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga mereka mempunyai banyak teman yang dapat diajak berkomunikasi, membagi pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik, kebutuhan tersebut diperlukan oleh lansia agar dapat mandiri.
Sistem nilai budaya bangsa Indonesia masih memegang teguh semangat kekeluargaan yang menempatkan orang tua atau lansia pada posisi yang terhormat, dimana lingkungan keluarga merupakan wahana terbaik bagi lansia untuk memperhatikan dan merawat orang tua. Dewasa ini, banyak faktor yang membuat keluarga tidak bisa secara utuh merawat orang tua mereka. Kesibukan dalam rutinitas sehari-hari, kondisi ekonomi dan faktor-faktor lain menjadi alasan dimana keluarga tidak mampu untuk merawat orang tua mereka.
Kondisi di atas membuat pemerintah mengupayakan suatu wadah atau sarana untuk menampung lansia dalam suatu institusi. Di dalam wadah yang dibangun ini, para lansia diberikan pelayanan dan pembinaan yang dapat membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebuah lembaga atau institusi mempunyai program-program untuk menangani lansia yang terlantar salah satunya yaitu Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung yang sudah mempunyai program seperti
(13)
3
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pemenuhan kebutuhan pokok, pemenuhan kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana, pemenuhan kebutuhan kesehatan, pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental, dan spiritual, pemberdayaan, perlindungan, sosialisasi dan koordinasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan terdapat program yang sudah baik, tetapi masih ada beberapa program yang belum optimal dilaksanakan oleh Balai Perlindungan karena keragaman kondisi kesehatan fisik lansia.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dari beberapa program yang ada di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung sudah terlaksana, namun masih ada beberapa program yang dirasa belum terlaksana dengan baik oleh lansia yaitu pada program pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual serta program pemberdayaan yang belum maksimal dilaksanakan.
Hasil penelitian Siahaan (2013: 1) mengenai evaluasi pelaksanaan program pelayanan lansia di unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematangsiantar diperoleh temuan bahwa:
Program pelayanan lansia dalam pelaksanaannya sudah terlaksana dengan baik dilihat dari para responden terhadap pelaksanaan program pelayanan lansia itu sendiri mulai dari pelayanan kesehatan, pelayanan rohani, dan pelayanan sosial sudah menunjukkan hasil yang baik dan program ini dapat dikatakan sangat bermanfaat bagi para lansia.
Berbeda halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2013: 749) di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri di Kota Samarinda ditemukan bahwa:
Pelayanan yang diberikan kepada para lansia yang terlantar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya telah dilaksanakan berdasarkan jumlah SDM, sarana dan prasarana, serta anggaran yang tersedia, hal ini dapat dilihat bahwa upaya pemerintah dalam mengatasi jumlah lansia terlantar yang belum mendapatkan kesejahteraan dirasakan masih kurang.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Relevansi Program dan Pelaksanaan Pelayanan Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung. Permasalahan tersebut sangat erat kaitannya
(14)
4
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dengan bidang keahlian yang ditempuh penulis selama ini di Jurusan PKK FPTK UPI yaitu bidang keahlian bimbingan perawatan anak dan lansia.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Lansia membutuhkan pendamping dalam melakukan aktivitas.
2. Rancangan dan implementasi program pelayanan lansia harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan lanjut usia.
3. Program pelayanan lansia belum optimal dilaksanakan oleh Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung karena keragaman kondisi kesehatan fisik lansia.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Relevansi
Program dan Pelaksanaan Pelayanan Lansia di Balai Perlindungan Sosial
Tresna Werdha Ciparay Bandung?.”
Masalah yang telah dirumuskan di atas, dibatasi dalam rumusan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana program pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung?
2. Bagaimana pelaksanaan program pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung?
3. Bagaimana relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung?
4. Berapakah tingkat relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung?
(15)
5
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis Relevansi Program dan Pelaksanaan Pelayanan Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain untuk memperoleh data tentang:
a. Program pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
b. Pelaksanaan program pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
c. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
d. Tingkat relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini diantaranya: 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur keilmuan dalam bidang pendidikan kesejahteraan keluarga, khususnya pengetahuan tentang pengembangan program dan pelaksanaan program pelayanan lansia. Selain itu, dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi bagi peneliti selanjutnya dan sebagai acuan dalam pengembangan penelitian di masa mendatang.
2. Manfaat Praktis
a. Pihak Pendamping
Menambah wawasan bagi petugas pendamping lansia dalam pembuatan program dan pelaksanaan program pelayanan lansia.
(16)
6
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
b. Peneliti Selanjutnya
Memberikan wawasan dan pengetahuan sebagai dasar gambaran mengenai program dan pelaksanaan program pelayanan lansia.
F. Struktur Organisasi
Skripsi ini disusun ke dalam V Bab yang di dalamnya berisi mengenai:
BAB I Pendahuluan
Bab ini peneliti menjelaskan latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.
BAB II Landasan Teori
Bab ini peneliti menjelaskan tentang kajian pustaka yang menyangkut teori serta kerangka pemikiran.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian secara sistematis yang berisi tentang lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan pengolahan data penelitian, serta analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini peneliti membahas mengenai hasil penelitian menampilkan tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi
Bab ini berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.
(17)
40
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung dan Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan. Jalan Ciparay No. 168 Ciparay Bandung.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 117).
Populasi pada penelitian ini adalah program pelayanan lansia dan seluruh lansia yang berjumlah 150 orang serta pekerja sosial yang berjumlah 5 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 118).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Sampling
Purposive dimana teknik ini digunakan untuk menentukan sampel dengan
pertimbangan tertentu yang bisa memberikan informasi yang akurat yang peneliti butuhkan. Kriteria pemilihan sampel berdasarkan karakteristik sampel dalam penelitian ini yaitu program pelayanan lansia yang ada di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha dan lansia yang berjumlah 45 orang yaitu lansia yang masih aktif atau potensial yang masih bisa menulis dan membaca, serta dipilih satu orang pekerja sosial yang lebih memahami permasalahan dan sudah paling lama bekerja di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, karena pada penelitian ini memusatkan perhatian pada masalah aktual yang terjadi pada saat berlangsungnya penelitian. Tujuan penelitian deskriptif yaitu
(18)
41
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
membuat gambaran secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fenomenal atau hubungan antara fenomenal yang diteliti yang terjadi pada masa sekarang. Metode penelitian deskriptif dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai analisis program dan pelaksanaan pelayanan kepada lansia.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kesalah pahaman penafsiran, antara pembaca dan penulis mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam rumusan judul penelitian. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan meliputi:
1. Analisis menurut Wiradi (2009: 20) adalah serangkaian perbuatan meneliti, mengurai, membedakan, menafsirkan sesuatu untuk digolongkan serta dikelompokkan berdasarkan keterkaitan serta penafsiran makna dari setiap kriteria.
2. Relevan adalah bersangkut paut, berguna secara langsung (Kamus Bahasa Indonesia). Relevansi berarti kaitan, hubungan (Kamus Bahasa Indonesia). Menurut Green (1995: 16), relevansi ialah sesuatu sifat yang terdapat pada dokumen yang dapat membantu pengarang dalam memecahkan kebutuhan akan informasi.
3. Program menurut Arikunto, S (2004: 02) di dalam Kemensos (2012: 16) program dapat dipahami dalam dua pengertian yaitu secara umum dan khusus. Secara umum, program dapat diartikan dengan rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan oleh seseorang dikemudian hari. Sedangkan pengertian khusus dari program biasanya jika dikaitkan dengan evaluasi yang bermakna suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses berkesinambungan dan terjadi dalam satu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
4. Pelayanan lansia menurut Nugroho (2008: 13) merupakan suatu rangkaian kegiatan proses pelayanan perawatan yang ditujukan kepada lansia,
(19)
42
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
meliputi kegiatan memperhatikan kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual, menganalisis masalah dan merumuskan diagnosis perawatan membuat peningkatan, pencegahan, mempertahankan semangat hidup lansia.
5. Lanjut usia menurut Agustina (2013: 7) Lanjut usia aktif adalah lansia yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhan sehari-harinya dapat dilaksanakan sendiri tetapi masih membutuhkan dampingan dari caretaker. Lanjut usia pasif adalah lansia yang keadaan fisiknya memerlukan banyak pertolongan orang lain
caretaker, karena sakit, lumpuh ataupun kemunduran kondisi fisik akibat
proses penuaan, sehingga kebutuhan sehari-harinya tidak dapat dilaksanakan sendiri dan harus selalu dibantu oleh caretaker.
Definisi operasional dari analisis relevansi program dan pelaksanaan pelayanan lansia, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengacu pada pengertian yang telah dijelaskan di atas, yaitu: Menafsirkan serangkaian penelitian hubungan keserasian dan keselarasan antara program dan pelaksanaan kegiatan pelayanan lansia yang masih aktif dan rangkaian kegiatan proses pelayanan kepada lansia sesuai dengan kebutuhan yang dilaksanakan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam bentuk
checklist dengan skala Guttman dan pedoman wawancara tidak terstruktur.
Pengisian instrumen dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia. Daftar checklist dalam penelitian ini berisikan sejumlah pernyataan
dengan menggunakan skala Guttman.
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas,
yaitu”ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; positif-negatif” dan lain-lain. Dimana ketentuan tersebut didasarkan pada ketentuan Sugiyono (2013:139).
(20)
43
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
E. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen penelitian pada dasarnya merupakan proses untuk mengembangkan instrumen yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang teruji sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yang diharapkan data tersebut valid.
Proses pengembangan instrumen penelitian ini dilakukan dengan uji kualitas instrumen berupa uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. 1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2012).
Rumus yang digunakan untuk uji validitas
Sumber: Arikunto, 2013
Keterangan:
r
xy=
Koefisien korelasi antar variabelX = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X
ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y
ΣX2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
ΣY2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N = Jumlah responden
Selanjutnya hasil dari koefisien korelasi didistribusikan pada rumus-rumus uji –t, yaitu:
t =
� √�−(21)
44
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
t = Nilat t hitung
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden uji coba
Kemudian jika thitungpositif dan thitung >ttabel maka koefisien item soal
tersebut valid dan jika thitung negatif dan thitung< ttabel maka koefisien item
soal tersebut tidak valid dan tidak dipakai, ttabel diperoleh taraf kepercayaan
95% (a = 0,05) dengan derajat kebebasan (dk) = n-2.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas pada penelitian ini adalah suatu alat ukur yang digunakan secara konstan memberikan hasil yang sama, sehingga datanya dapat digunakan sebagai instrumen pengumpul data. Pengujian reliabilitas tes dapat dihitung menggunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson), dengan langkah perhitungan sebagai berikut:
�
=
��−
��−∑ ��
Sumber: Sugiono, 2010
Keterangan:
r
11 = Reliabilitas instrumenn = Banyaknya soal
Vt = Varian total soal
P = Proporsi subyek yang menjawab benar pada item tersebut
q = 1-p
(22)
45
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
�
=
∑�2− ∑� 2�
�
Sumber: Arikunto, 2010 Keterangan:
∑y = Jumlah skor total
N = Jumlah responden
Nilai (�11) dalam hal ini di artikan sebagai koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut:
r
11 < 0,199 : Reliabilitas sangat rendah 0,20 – 0,399 : Reliabilitas rendah0,40 – 0,599 : Reliabilitas sedang 0,60 – 0,799 : Reliabilitas tinggi 0,80 – 1,00 : Reliabilitas sangat tinggi
Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika �ℎ� �� > � �� dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk = n-2, maka tes tersebut dikatakan reliabel dan apabila r11 < � �� tes tersebut dikatakan tidak reliabel.
3. Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen penelitiaan yang telah diuji cobakan kepada sepuluh lansia yang bukan merupakan sampel penelitian. Hasil uji coba instrumen dianalisis menggunakan program Microsoft Excel 2010, untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Hasil Uji Validitas tentang Pelaksanaan Program Menurut Lansia Penghuni Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
Kategori Validitas
Jumlah Soal Nomor Soal
Valid 43 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,
(23)
46
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,41, 43,44,45
Tidak Valid 2 40,42
Hasil dari tabel di atas yaitu dari 45 butir soal yang dianalisis terdapat dua butir soal yang tidak valid, yaitu butir soal nomor 40 dan 42 sehingga item nomor 40 dan 42 diganti soal agar bisa terpakai dalam proses pengumpulan data lebih lanjut.
Tingkat reliabilitas instrumen tentang pelaksanaan program menurut lansia penghuni Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung diperoleh dengan menggunakan rumus �11, dengan hasil koefisien reliabilitas 0,98.
F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam suatu penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Sebagai teknik pengumpulan data penelitian ini digunakan studi dokumentasi, wawancara dan angket.
1. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menelusuri dokumen yang ada di tempat penelitian selama proses kegiatan pelayanan pelaksanaan program berlangsung. Penggunaan metode ini adalah untuk memperoleh data tertulis yang meliputi Program, Pelaksanaan Pelayanan lansia yang ada di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pekerja sosial yang dijadikan sampel, tujuan wawancara yang dilakukan untuk memperoleh data tentang program dan pelaksanaan pelayanan lansia yang sudah ada di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
(24)
47
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada lansia tentang pelaksanaan program yang telah dirasakan oleh lansia untuk dijawab.
G. Teknik Pengolahan Data Penelitian
Pengolahan data yang digunakan adalah menjabarkan hasil perhitungan jawaban setiap item sesuai jawaban yang terkumpul. Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan persentase dari setiap jawaban pernyataan yang telah diisi oleh responden dengan langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:
1. Verifikasi data
Daftar checklist yang terkumpul selanjutnya diperiksa tentang kelengkapan jawaban responden pada setiap item sesuai dengan pedoman. 2. Tabulasi data
Tabulasi data merupakan langkah memasukan data berdasarkan hasil penggalian data di lapangan. Bertujuan untuk memprediksi jawaban mengenai frekuensi tiap item option dalam item, sehingga terlihat jelas frekuensi jawaban responden. Responden hanya dapat memilih salah satu jawaban, sehingga jumlah frekuensi jawaban sama dengan jumlah responden (n).
3. Persentase Data
Pengolahan data penelitian ini yaitu menghitung hasil persentase pengamatan pada responden dengan tujuan untuk melihat perbandingan besar kecilnya frekuensi yang diberikan pengamatan pada responden karena jumlah jawaban pengamatan pada responden untuk setiap item berbeda. Rumusan statistik sederhana dengan menggunakan persentase yang digunakan mengacu pada pendapat Ali Mohammad (2002:184).
Keterangan:
100% f
p n
(25)
48
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
P = Persentase (jumlah persentase yang dicari)
n = Jumlah responden
f = Frekuensi jawaban responden
100 % = Bilangan mutlak
4. Penafsiran data
Penafsiran data dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap jawaban pertanyaan yang diajukan. Kriteria penafsiran data penelitian ini berpedoman pada batasan yang dikemukakan oleh Ali Mohammad (1985:184), yaitu sebagai berikut:
100% = Seluruhnya
76% - 99% = Sebagian besar
51% - 75% = Lebih dari setengahnya
50% = Setengahnya
26% - 49% = Kurang dari setengahnya
1% - 25% = Sebagian kecil
0% = Tidak seorang pun
Data yang telah dianalisis selanjutnya ditafsirkan dengan
menggunakan batasan-batasan menurut Ridwan (2012:220) yaitu:
81% - 100% = Sangat sesuai
61% - 80% = Sesuai
41% - 61% = Cukup sesuai
21% - 40% = Kurang sesuai
0% - 20% = Tidak sesuai
Untuk kepentingan penafsiran hasil pengolahan data tentang Analisis Relevansi Program dan Pelaksanaan Pelayanan Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung mengacu pada batasan kriteria dari Ridwan (2002:220) yang dikonversi sebagai berikut:
81% - 100% = Sangat relevan
61% - 80% = Relevan
41% - 61% = Cukup relevan
21% - 40% = Kurang relevan
(26)
49
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Kriteria untuk menunjukkan tingkat relevansi berdasarkan pada kriteria dari Arikunto (2008:35) yaitu:
Tinggi sekali = jika mencapai 81% - 100%
Tinggi = jika mencapai 61% - 80%
Cukup = jika mencapai 41% - 60%
Rendah = jika mencapai 21% - 40 %
(27)
92
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi akan diuraikan pada bab ini, yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang “Analisis Relevansi Program dan Pelaksanaan Pelayanan Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.”
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian dan pembahasannya. Kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Program pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
a. Pemenuhan kebutuhan pokok;
b. Pemenuhan kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana;
c. Pemenuhan kebutuhan kesehatan;
d. Pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental, dan spiritual;
e. Pemberdayaan;
f. Perlindungan.
2. Pelaksanaan program pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
a. Pemenuhan kebutuhan pokok sebagian besar telah dilaksanakan
mencakup pemberian makan, pakaian dan perlengkapan ibadah. b. Pemenuhan kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana lebih dari
setengahnya sudah dilaksanakan seperti penyediaan tempat tidur, lemari pakaian, televisi, kursi tamu, kursi dan meja makan, relling di kamar mandi dan selasar, penyediaan alat kesehatan, alat bantu jalan serta pemberian baju dan sepatu untuk olahraga;
(28)
93
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
c. Pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual lebih dari setengahnya sudah dilaksanakan meliputi pelayanan fisik seperti senam dan jalan santai, bimbingan sosial serta spiritual dan mental; pemenuhan kebutuhan kesehatan lebih dari setengahnya sudah dilaksanakan meliputi pemeriksaan oleh dokter, pemberian vitamin atau suplemen makanan setiap dua minggu sekali, membawa lansia yang sakit ke rumah sakit dan konsultasi tentang gangguan kesehatan secara rutin.
d. Pemenuhan program pemberdayaan sebagian kecil telah dilaksanakan seperti bimbingan keterampilan untuk mengisi waktu luang serta kegiatan pemberdayaan sesuai minat dan bakat; dan untuk program perlindungan telah dilaksanakan seluruhnya.
3. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
a. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia pada tahapan pelaksanaan pelayanan pemenuhan kebutuhan pokok, berada pada tingkat capaian tertinggi berarti sangat relevan.
b. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia pada tahapan pelaksanaan pelayanan pemenuhan kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana, berada pada tingkat capaian tertinggi berarti sangat relevan.
c. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia pada tahapan pelaksanaan pelayanan pemenuhan kebutuhan kesehatan, berada pada tingkat capaian tertinggi berarti sangat relevan.
d. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia pada tahapan pelaksanaan pelayanan pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual, berada pada tingkat capaian tertinggi berarti sangat relevan.
(29)
94
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
e. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia pada tahapan pelaksanaan pelayanan pemberdayaan, berada pada tingkat capaian tertinggi berarti relevan.
f. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia pada tahapan pelaksanaan pelayanan perlindungan, berada pada tingkat capaian tertinggi berarti sangat relevan.
4. Tingkat relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung. Secara keseluruhan tingkat relevansi antara program dan pelaksanaan program pelayanan lansia yang berkaitan dengan program pemenuhan kebutuhan pokok, pemenuhan kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana, pemenuhan kebutuhan kesehatan, pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual, program pemberdayaan, dan perlindungan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung berada pada capaian tingkat relevansi tinggi sekali.
B. Implikasi
Simpulan penelitian tentang relevansi antara program pelayanan lansia dan pelaksanaannya berada pada kategori tingkat capaian relevansi tinggi sekali. Tingkat capaian ini memiliki implikasi teoritis maupun praktis dalam program dan pelaksanaan pelayanan lansia.
1. Secara teoritis program penyusunan pelayanan lansia dan pelaksanaannya perlu disusun dan dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan lansia, karena lansia memiliki:
a. Karakteristik adanya penurunan fisik, mental dan perubahan spiritual. b. Tipe berbeda-beda diantaranya tipe lansia bermusuhan, pemarah,
frustasi, mandiri, tipe bijaksana dan optimis.
2. Praktek atau pelaksanaan pelayanan lansia oleh berbagai pihak yang berkepentingan pada pelayanan lansia tersebut di samping memiliki kompetensi pemahaman tentang lansia dalam melaksanakan program
(30)
95
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pelayanan lansia secara efektif, harus melihat dan mempelajari pengalaman-pengalaman orang yang telah melaksanakan pelayanan kepada lansia.
C. Rekomendasi
Penulis mengajukan rekomendasi berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian. Rekomendasi yang penulis ajukan diharapkan memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan, diantaranya:
1. Departemen Sosial
Departemen sosial seyogyanya tidak hanya menyiapkan Balai di tingkat Provinsi saja, tetapi harus menyentuh sampai ke tingkat bawah yaitu Kota dan Kabupaten.
2. Lembaga Pelayanan Lansia
Lembaga pelayanan lansia sudah sewajarnya memperhatikan kebutuhan lansia berdasarkan karakteristik dan tipe lansia, khususnya di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat relevansi antara program dengan pelaksanaan masih kurang relevan bahkan tidak relevan, perlu adanya pengembangan untuk meningkatkan tingkat relevansi tersebut. Secara khusus rekomendasi diajukan yaitu:
a. Pemberian vitamin dan suplemen makanan dilakukan secara rutin kepada lansia oleh perawat sehingga kesehatan lansia terjaga.
b. Program kesenian dan keterampilan yang ditawarkan kepada lansia harus sudah melalui analisis kebutuhan dari para lansia.
c. Penambahan jumlah alat bantu jalan sesuai dengan jumlah lansia yang membutuhkan.
3. Pekerja Sosial Khusus didalam Bidang Pelayanan Lansia
Pekerja sosial seyogyanya harus memahami latar belakang kehidupan lansia dan keadaan psikologis lansia, serta mampu melakukan kerjasama dengan para pendamping lansia dan dengan lansia itu sendiri. Pekerja sosial harus faham tentang tata organisasi lembaga pelayanan lansia,
(31)
96
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
penyusunan programnya dan mampu menjalin kerjasama di dalam pelaksanaan pelayanan yang relevan dengan program pelayanan tersebut.
4. Pendamping Lansia
Pendamping lansia yang mempunyai peran dan fungsi melaksanakan pelayanan perawatan lansia seyogyanya benar-benar memahami tentang program pelayanan lansia dan kehidupan lansia, bekerja dengan sabar dan ikhlas dalam tatanan beribadah kepada Allah SWT., serta mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada lansia.
5. Peneliti Selanjutnya
Kajian penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai: Dampak penyusunan dan pelaksanaan program pelayanan terhadap kemandirian lansia. Manfaat program dan pelaksanaan program pelayanan yang dirasakan oleh lansia. Harapan lansia tentang program keterampilan dalam program pemberdayaan lansia. Selanjutnya dapat dilakukan penelitian tentang profil pendamping lansia dan kelembagaan pelayanan untuk lansia yang selaras dengan budaya dan agama khususnya pelayanan lansia yang islami.
(32)
97
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, M. (2013). Analisis kompetensi caretaker berdasarkan SKKNI pada
program pelatihan perawat lanjut usia. Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Badan Pendidikan dan Penelitian. (2004). Standarisasi panti sosial. Jakarta: Badiklit Kesos, Kemensos RI.
Departemen Sosial RI. (2002). Profil pembangunan kesejahteraan sosial. Jakarta: Pusdatin.
Departemen Sosial RI. (2005). Standardisasi panti sosial, badan pendidikan dan penelitian kesejahteraan sosial.
Departemen Sosial RI. (2007). Pedoman pelayanan sosial lanjut usia. Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia.
Depkes RI. (2012). Menuju tua sehat, mandiri dan produktif. Jakarta.
Depkes dan Kesos RI. (2001). Pedoman kemitraan lintas sektor dalam pembinaan
lanjut usia. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Green, Lawrence. (1995). Health program planing an educational and ecological
approach. Marshall W. Kreuter: Rollins School of Public Health of Memory
University.
Hardywinoto dan Setiabudhi. (1999). Panduan gerontologi, tinjauan dari
berbagai aspek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Muhammad, Najamudin. (2010). Tanya jawab kesehatan harian untuk lansia.
Jogjakarta: Tunas Pulishing.
Moenir, H.A.S. (2008). Manajemen pelayanan umum di indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mohammad, Ali. (2002). Penelitian pendidikan. Prosedur dan strategi mengajar. Bandung: Angkasa.
Nawawi, Hadari. (2003). Perencanaan SDM untuk organisasi profit yang
(33)
98
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan masyarakat ilmu & seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, Wahjudi. (2008). Keperawatan gerontik & geriatrik. Jakarta: EGC. Oktavia, I. (2012). Efektivitas pelaksanaan program day care services.
Setyo, S. dkk. (2011). Evaluasi program jaminan sosial lanjut usia (JLSU). Jakarta: P3KS Press.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Yanti, R. (2013). Studi tentang pelayanan lanjut usia pada unit pelaksanaan teknis daerah (UPTD) panti sosial tresna werdha nirwana puri di kota
Samarinda. eJournal Administrasi Negara, 1(2), hlm. 750-751.
… . (2003). Pedoman pelayanan harian lanjut usia. Jakarta: DBPSLU.
(1)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
c. Pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual lebih dari setengahnya sudah dilaksanakan meliputi pelayanan fisik seperti senam dan jalan santai, bimbingan sosial serta spiritual dan mental; pemenuhan kebutuhan kesehatan lebih dari setengahnya sudah dilaksanakan meliputi pemeriksaan oleh dokter, pemberian vitamin atau suplemen makanan setiap dua minggu sekali, membawa lansia yang sakit ke rumah sakit dan konsultasi tentang gangguan kesehatan secara rutin.
d. Pemenuhan program pemberdayaan sebagian kecil telah dilaksanakan seperti bimbingan keterampilan untuk mengisi waktu luang serta kegiatan pemberdayaan sesuai minat dan bakat; dan untuk program perlindungan telah dilaksanakan seluruhnya.
3. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung
a. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia pada tahapan pelaksanaan pelayanan pemenuhan kebutuhan pokok, berada pada tingkat capaian tertinggi berarti sangat relevan.
b. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia pada tahapan pelaksanaan pelayanan pemenuhan kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana, berada pada tingkat capaian tertinggi berarti sangat relevan.
c. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia pada tahapan pelaksanaan pelayanan pemenuhan kebutuhan kesehatan, berada pada tingkat capaian tertinggi berarti sangat relevan.
d. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia pada tahapan pelaksanaan pelayanan pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual, berada pada tingkat capaian tertinggi berarti sangat relevan.
(2)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
e. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia pada tahapan pelaksanaan pelayanan pemberdayaan, berada pada tingkat capaian tertinggi berarti relevan.
f. Relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia pada tahapan pelaksanaan pelayanan perlindungan, berada pada tingkat capaian tertinggi berarti sangat relevan.
4. Tingkat relevansi antara program dan pelaksanaan pelayanan lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung. Secara keseluruhan tingkat relevansi antara program dan pelaksanaan program pelayanan lansia yang berkaitan dengan program pemenuhan kebutuhan pokok, pemenuhan kebutuhan aksesbilitas sarana dan prasarana, pemenuhan kebutuhan kesehatan, pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan spiritual, program pemberdayaan, dan perlindungan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung berada pada capaian tingkat relevansi tinggi sekali.
B. Implikasi
Simpulan penelitian tentang relevansi antara program pelayanan lansia dan pelaksanaannya berada pada kategori tingkat capaian relevansi tinggi sekali. Tingkat capaian ini memiliki implikasi teoritis maupun praktis dalam program dan pelaksanaan pelayanan lansia.
1. Secara teoritis program penyusunan pelayanan lansia dan pelaksanaannya perlu disusun dan dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan lansia, karena lansia memiliki:
a. Karakteristik adanya penurunan fisik, mental dan perubahan spiritual. b. Tipe berbeda-beda diantaranya tipe lansia bermusuhan, pemarah,
frustasi, mandiri, tipe bijaksana dan optimis.
2. Praktek atau pelaksanaan pelayanan lansia oleh berbagai pihak yang berkepentingan pada pelayanan lansia tersebut di samping memiliki kompetensi pemahaman tentang lansia dalam melaksanakan program
(3)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pelayanan lansia secara efektif, harus melihat dan mempelajari pengalaman-pengalaman orang yang telah melaksanakan pelayanan kepada lansia.
C. Rekomendasi
Penulis mengajukan rekomendasi berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian. Rekomendasi yang penulis ajukan diharapkan memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan, diantaranya:
1. Departemen Sosial
Departemen sosial seyogyanya tidak hanya menyiapkan Balai di tingkat Provinsi saja, tetapi harus menyentuh sampai ke tingkat bawah yaitu Kota dan Kabupaten.
2. Lembaga Pelayanan Lansia
Lembaga pelayanan lansia sudah sewajarnya memperhatikan kebutuhan lansia berdasarkan karakteristik dan tipe lansia, khususnya di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat relevansi antara program dengan pelaksanaan masih kurang relevan bahkan tidak relevan, perlu adanya pengembangan untuk meningkatkan tingkat relevansi tersebut. Secara khusus rekomendasi diajukan yaitu:
a. Pemberian vitamin dan suplemen makanan dilakukan secara rutin kepada lansia oleh perawat sehingga kesehatan lansia terjaga.
b. Program kesenian dan keterampilan yang ditawarkan kepada lansia harus sudah melalui analisis kebutuhan dari para lansia.
c. Penambahan jumlah alat bantu jalan sesuai dengan jumlah lansia yang membutuhkan.
3. Pekerja Sosial Khusus didalam Bidang Pelayanan Lansia
Pekerja sosial seyogyanya harus memahami latar belakang kehidupan lansia dan keadaan psikologis lansia, serta mampu melakukan kerjasama dengan para pendamping lansia dan dengan lansia itu sendiri. Pekerja sosial harus faham tentang tata organisasi lembaga pelayanan lansia,
(4)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
penyusunan programnya dan mampu menjalin kerjasama di dalam pelaksanaan pelayanan yang relevan dengan program pelayanan tersebut. 4. Pendamping Lansia
Pendamping lansia yang mempunyai peran dan fungsi melaksanakan pelayanan perawatan lansia seyogyanya benar-benar memahami tentang program pelayanan lansia dan kehidupan lansia, bekerja dengan sabar dan ikhlas dalam tatanan beribadah kepada Allah SWT., serta mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada lansia.
5. Peneliti Selanjutnya
Kajian penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai: Dampak penyusunan dan pelaksanaan program pelayanan terhadap kemandirian lansia. Manfaat program dan pelaksanaan program pelayanan yang dirasakan oleh lansia. Harapan lansia tentang program keterampilan dalam program pemberdayaan lansia. Selanjutnya dapat dilakukan penelitian tentang profil pendamping lansia dan kelembagaan pelayanan untuk lansia yang selaras dengan budaya dan agama khususnya pelayanan lansia yang islami.
(5)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, M. (2013). Analisis kompetensi caretaker berdasarkan SKKNI pada program pelatihan perawat lanjut usia. Universitas Pendidikan Indonesia. Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Badan Pendidikan dan Penelitian. (2004). Standarisasi panti sosial. Jakarta: Badiklit Kesos, Kemensos RI.
Departemen Sosial RI. (2002). Profil pembangunan kesejahteraan sosial. Jakarta: Pusdatin.
Departemen Sosial RI. (2005). Standardisasi panti sosial, badan pendidikan dan penelitian kesejahteraan sosial.
Departemen Sosial RI. (2007). Pedoman pelayanan sosial lanjut usia. Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia.
Depkes RI. (2012). Menuju tua sehat, mandiri dan produktif. Jakarta.
Depkes dan Kesos RI. (2001). Pedoman kemitraan lintas sektor dalam pembinaan lanjut usia. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Green, Lawrence. (1995). Health program planing an educational and ecological approach. Marshall W. Kreuter: Rollins School of Public Health of Memory University.
Hardywinoto dan Setiabudhi. (1999). Panduan gerontologi, tinjauan dari berbagai aspek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Muhammad, Najamudin. (2010). Tanya jawab kesehatan harian untuk lansia. Jogjakarta: Tunas Pulishing.
Moenir, H.A.S. (2008). Manajemen pelayanan umum di indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mohammad, Ali. (2002). Penelitian pendidikan. Prosedur dan strategi mengajar. Bandung: Angkasa.
Nawawi, Hadari. (2003). Perencanaan SDM untuk organisasi profit yang kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
(6)
Lia Shafira Arlianty, 2014.
ANALISIS RELEVANSI PROGRAM DAN PELAKSANAAN PELAYANAN LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan masyarakat ilmu & seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, Wahjudi. (2008). Keperawatan gerontik & geriatrik. Jakarta: EGC.
Oktavia, I. (2012). Efektivitas pelaksanaan program day care services.
Setyo, S. dkk. (2011). Evaluasi program jaminan sosial lanjut usia (JLSU). Jakarta: P3KS Press.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Yanti, R. (2013). Studi tentang pelayanan lanjut usia pada unit pelaksanaan teknis daerah (UPTD) panti sosial tresna werdha nirwana puri di kota Samarinda. eJournal Administrasi Negara, 1(2), hlm. 750-751.
… . (2003). Pedoman pelayanan harian lanjut usia. Jakarta: DBPSLU. … . (2004). Lanjut usia dalam data dan informasi. Jakarta: DBPSLU.